BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem menurut...
Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem menurut...
7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Sistem Informasi
2.1.1 Pengertian Sistem
Pengertian Sistem menurut Mathiassen serta James A O’Brien: Menurut
Mathiassen (2000, p9), sistem adalah sekumpulan komponen yang
mengimplementasikan kebutuhan pemodelan fungsi dan antar muka.
Menurut O’Brien (2005, p29) sistem merupakan sekelompok komponen
yang saling berhubungan, bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan
menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang
teratur.
Jadi pada kesimpulannya Sistem merupakaan merupakan komponen-
komponen yang saling berinteraksi dan berhubungan yang dibuat untuk
mengimplemntasikan kebutuhan seseorang akan pemodelan antar muka dengan
proses transformasi secara berkala dalam proses penerimaan input serta
pengeluaran output.
2.1.2 Pengertian Data dan Informasi
Pengertian Data Informasi menurut O’Brien dan Gordon B. Davis: Menurut
O’brien (2005, p38) data adalah fakta atau observasi mentah yangbiasanya banyak
data yang menjelaskan kegiatan tersebut. Sedangkan informasi merupakan data
yang telah diubah menjadi konteks yang berarti dan berguna bagi pemakai akhir
tertentu.Dari pengertian diatas bahwa informasi merupakan data yang dapat
dimengerti oleh pengguna dan memiliki arti.
Menurut Gordon B. Davis, informasi adalah data yang telah diolah menjadi
suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai yang nyata yang
dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang sekarang atau keputusan-
keputusan yang akan datang.
Kesimpulannya Data adalah catatan atas kumpulan fakta. Data merupakan
bentuk jamak dari datum, berasal dari bahasa Latin yang berarti "sesuatu yang
diberikan". Dalam penggunaan sehari-hari data berarti suatu pernyataan yang
diterima secara apa adanya. Pernyataan ini adalah hasil pengukuran atau
pengamatan suatu variabel yang bentuknya dapat berupa angka, kata-kata, atau
citra.
8 Sedangkan Informasi adalah data yang telah diproses menjadi bentuk yang
memiliki arti bagi menerima dan dapat berupa fakta, suatu nilai yang bermanfaat.
Jadi ada suatu proses transformasi data menjadi suatu informasi (input - proses –
output).
2.1.3 Pengertian Sistem Informasi
Pengertian Sistem Informasi (SI) Menurut O’brien serta Henry C. Lucas:
Menurut O’brien (2005, p5) Sistem informasi merupakan kombinasi teratur
apapun dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi dan sumber
daya data yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan sistem informasi
dalam sebuah organisasi.
Menurut Henry C. Lucas Sistem informasi adalah kegiatan dari suatu
prosedur-prosedur yang diorganisasikan bilamana dieksekusi akan menyediakan
informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan pengendalian di dalam
organisasi.
Jadi kesimpulannya Sistem informasi (SI) - atau lanskap aplikasi - adalah
kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas orang yang menggunakan
teknologi itu untuk mendukung operasi dan manajemen. Dalam arti yang sangat
luas, istilah sistem informasi yang sering digunakan merujuk kepada interaksi
antara orang, proses algoritmik, data, dan teknologi. Dalam pengertian ini, istilah
ini digunakan untuk merujuk tidak hanya pada penggunaan organisasi teknologi
informasi dan komunikasi (TIK), tetapi juga untuk cara di mana orang berinteraksi
dengan teknologi ini dalam mendukung proses bisnis.
2.2 Teori-Teori Khusus
2.2.1 Pengertian Perancangan Sistem
Menurut McLeod (2001, p192), perancangan sistem informasi adalah
penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru. Perancangan sistem
informasi memiliki dua tujuan utama, yaitu :
• Memenuhi kebutuhan pemakai.
• Memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap dari
pihak-pihak yang terlibat di dalamnya.
Menurut Mulyadi (1997, p51), perancangan sistem informasi merupakan
proses penerjemahan kebutuhan pemakai informasi ke dalam suatu alternatif
rancangan sistem informasi yang diajukan kepada para pemakai informasi untuk
9 dipertimbangkan.
Menurut Cushing (1992, p384), perancangan sistem informasi adalah proses
penyiapan spesifikasi yang terperinci untuk pengembangan suatu sistem yang
baru.
Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem adalah
solusi atau implementasi berbasis komputer untuk memenuhi kebutuhan bisnis.
Tujuan dari perancangan sistem adalah menentukan bagaimana membangun atau
menyusun sistem informasi yang baik sesuai kebutuhan yang tekah
didokumentasikan.
2.2.2 Pengertian Internet
Menurut Williams and Stacey (2005, p6), Internet adalah jaringan computer
seluruh dunia yang menghubungkan ratusan dari jutaan jaringan yang lebih kecil.
Jaringan ini menghubungkan entitas edukasional, komersil, nonprofit, militer dan
juga perorangan.
2.2.3 Pengertian E-Business
Menurut Kalakota dan Robinson (2001, p7) adalah proses melakukan
berbagai macam kegiatan bisnis secara elektronik dengan menggunakan teknologi
yang berbasis internet.
Menurut Turban (2006, p4), e-business merupakan konsep yang lebih luas
dari e-commerce yang mencakup tidak hanya kegiatan pembelian dan penjualan
dari barang dan jasa tetapi juga termasuk bagaimana pelayanan terhadap
pelanggan, bekerja sama dengan partner bisnis dan melakukan kegiatan transaksi
elektronik dalam organisasi.
Menurut O’brien (2005, p314), e-business adalah pengunaan internet
jaringan dan teknologi informasi lainnya untuk mendukung kegiatan e-commerce,
komunikasi dan kerja sama bagi perusahaan , dan mendukung berbagai proses
yang dijalankan melalui website, baik dalam jaringan perusahaan maupun dengan
para pelanggan serta mitra bisnis lainnya.
2.2.4 Pengertian Procurement
Menurut Kalakota dan Robinson (2001, p314), “Procurement didefinisikan
sebagai semua aktifitas perusahaan yang melibatkan proses mendapatkan barang
dari pemasok; hal ini meliputi pembelian dan kegiatan logistik seperti
10 transportasi, penerimaan dan penyimpanan barang di gudang sebelum barang
tersebut digunakan”.
Jadi Procurement merupakan kegiatan atau proses pengadaan barang oleh
perusahaan dari permintaan penawaran kepada pemasok hingga pembayaran,
termasuk didalamnya proses penerimaan barang, penyimpanan barng dan retur.
2.2.5 Pengertian E-Procurement
Menurut Kalakota, Ravi dan Robinson (2001), E-Procurement merupakan
proses pengadaan barang atau lelang dengan memanfaatkan teknologi informasi
dalam bentuk website.
Menurut Kalakota, Ravi dan Robinson (2001, p315) manfaat E-Procurement
dibagi menjadi 2 kategori yaitu, efisien dan efektif.
Efisiensi E-Procurement mencakup biaya yang rendah, mempercepat waktu
dalam proses Procurement, mengendalikan proses pembelian dengan lebih baik,
menyajikan laporan informasi, dan pengintegrasian fungsi-fungsi Procurement
sebagai kunci pada sistem back-office. Sedangkan efektivitas E-Procurement yaitu
meningkatkan control pada rantai nilai, pengelolaan data penting yang baik, dan
meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dalam proses pembelian dan
organisasi.
E-Procurement umumnya didefinisikan sebagai penggunaan ICT untuk
mengotomatiskan dan membuat pembelian menjadi lebih responsif dan dinamis
(Coulthard & Castleman, 2001; Bof & Previtali, 2007; Andersen et al., 2009).
2.2.6 Keuntungan E-Procurement
Keuntungan menggunakan E-Procurement adalah sebagai berikut :
a) Menyederhanakan proses Procurement
b) Meningkatkan komunikasi
c) Mempererat hubungan dengan pihak supplier
d) Mengurangi biaya transaksi karena mengurangi penggunaan teleponatau fax
atau dokumen dokumen yang menggunakan kertas
e) Mengurangi waktu pemesanan barang
f) Menyediakan laporan untuk evaluasi
g) Meningkatkan kepuasan user
11 Menurut Kodar Udoyono (2012,p129) E-Procurement dapat menjadi
instrument untuk mengurangi tindakan KKN karena melalui E-Procurement
lelang menjadi terbuka sehingga akan muncul tawaran-tawaran yang lebih
rasional.
Menurut Butler dan Fitzgerald (1999), faktor penentu keberhasilan adalah
fungsi atau daerah mana yang harus berjalan dengan seharusnya untuk
memastikan kinerja yang kompetitif bagi perusahaan.
2.2.7 Teori Klasifikasi Masalah
Teori klasifikasi masalah merupakan teori yang diperuntukan untuk
mengklasifikasi atau membagi masalah yang dihadapi oleh perusahaan sehingga
mudah untuk dianalisa lebih lanjut. James Wetherbe mengembangkan sebuah
framework yang bernama PIECES Framework yang berisi katagori-katagori
untuk mengklasifikasikan masalah dan membuat pemecahan masalah tersebut,
terdapat 6 katagori dalam framework ini diantaranya :
P : Performance, keharusan untuk memperbaiki dan meningkatkan
performa/performance.
I : Information, keharusan untuk memperbaiki dan meningkatkan Informasi
dan Data.
E : Economics, keharusan untuk memperbaiki dan meningkatkan Economics,
mengontrol biaya pengeluaran atau keuntungan yang masuk.
C : Control, keharusan untuk memperbaiki dan meningkatkan control atau
keamanan.
E : Efficiency, keharusan untuk memperbaiki dan meningkatkan effisiensi dari
manusia serta prosessnya.
S : Service keharusan untuk memperbaiki dan meningkatkan servis kepada
kostumer, supplier, partner serta yang lainnya.
12
Gambar 2.1 PIECES Framework
(Sumber :Jeffrey L. Whitten, Lonnie D. Bentley, Kevin Dittman, 2004, p87)
2.2.8 Pengertian Object Oriented and Analysis Design OOAD
Object Oriented and Analysis Design (OOAD) adalah kegiatan perancangan
sistem informasi yang berbasis objek.
Lars Mathiassen (2000, p4), menjelaskan bahwa dalam Object Oriented and
Analysis Design (OOAD), blok-blok pembangun yang paling besar adalah objek.
Selama analisis, objek digunakan untuk mengorganisasikan pengertian terhadap
konteks sistem ( system context ), sedangkan dalam perancangan, objek digunakan
untuk mengerti dan mendeskripsikan sistem itu sendiri.
13
Problem-domain analysis
Application-domain analysis
Component-design
Architectural-design
Menurut Mathiassen (2000,p14), Object Oriented and Analysis Design
(OOAD) terbagi dalam empat aktivitas utama. Keempat aktivitas tersebut adalah
analisis problem domain, analisis application domain, perancangan komponen,
dan perancangan arsitektur.
Gambar 2.2 Empat aktivitas utama dalam OOAD
1. Problem Domain Analysis
Merupakan kegiatan menganalisis proses bisnis yang diadministrasi,
diawali dan dikontrol oleh sistem. Tujuannya untuk mengidentifikasikan dan
membuat model dari suatu problem domain. Hasil dari kegiatan ini adalah
model yang berhubungan dari sebuah problem domain :
i. Classes
Cara menggambarkan suatu problem domain adalah dengan
pemilihan classes dan events. Pengertian class dan event menurut
Mathiassen (2000, p.53-54) antara lain :
a. Class adalah deskripsi dari kumpulan objects yang memiliki
structure, behavioural pattern, dan attributes yang sama.
b. Event adalah suatu peristiwa yang menyertakan satu atau lebih
objects.
ii. Structure
Tujuannya adalah untuk menggambarkan hubungan struktural
antara class dengan object didalam problem domain. Hasil dari
kegiatan ini adalah membuat class diagram. Untuk meningkatkan
14 kejelasan suatu class diagram, dapat dilakukan dengan
menggolongkan dan memberi nama kumpulan dari classes yang
dinamakan dengan cluster. Jadi, cluster adalah kumpulan dari class-
class yang berhubungan. <<cluster>>
cars
Car
Engine Passenger car
Cylinder Taxi
<<cluster>>people
owner
clerk
Gambar 2.3 Structure Cluster
iii. Behaviour
Behaviour mendeskripsikan behavioural patterns yang dapat
digunakan dalam statechart diagram.
a. Sequence diekspresikan dengan membuat event yang menuju ke
state, dimana setiap state hanya mempunyai satu event yang
meninggalkannya.
b. Selection diekspresikan dengan membuat event yang mungkin
menuju keluar dari state yang sama.
c. Iteration dieskpresikan dengan membuat event kembali ke state
semula.
Gambar 2.4 Statechart Diagram
T1
Tn
• • •
T
• • •
T
T1 T2
a
a a
a
b b
b
z
z
z
c
Sequence Iteration Selection
15 2. Application Domain Analysis
Merupakan kegiatan menganalisis bagian dari organisasi yang
mengadministrasi, mengawasi dan mengontrol problem domain. Tujuannya
untuk menentukan kebutuhan pemakai sistem. Hasil dari kegiatan ini
adalah suatu daftar lengkap mengenai kebutuhan sistem. Menurut
Mathiassen (2000, p117) aktivitas dalam application domain ada tiga yaitu :
i. Usage
Usecase adalah suatu pola interaksi antara sistem dan
actor.Usecase adalah suatu peristiwa bukan suatu proses atau arus
informasi. Actor adalah suatu abstrak dari pemakai atau sistem lain
yang berinteraksi langsung dengan sistem.
payment
cash withdrawal
money transfer
account information
credit information
registration
monitoring
error corretion
<<actor>>Accountowner
<<actor>>Creditor
<<actor>>Liquiditymonitor
<<actor>>Administrator
Gambar 2.5 Use Case Diagram
ii. Functions
Tujuannya untuk menentukan kemampuan dari proses sistem
informasi. Function merupakan fasilitas untuk membuat suatu model
yang berguna bagi para actor. Menurut Mathiassen, Madsen, Nielsen,
Stage (2000,p138 ) ada empat jenis function :
16 a. Update: functions diaktifkan oleh suatu problem domain event
dan mengakibatkan suatu perubahan di dalam model state.
b. Signal: functions diaktifkan oleh suatu perubahan didalam
model state dan mengakibatkan suatu reaksi, reaksi ini
ditunjukkan kepada para actor didalam application domain, atau
suatu intervensi langsung didalam problem domain.
c. Read: functions diaktifkan oleh suatu kebutuhan untuk informasi
didalam pekerjaan actors dan mengakibatkan sistem
mempertunjukkan bagian-bagian dari model yang relevan.
d. Compute: functions diaktifkan oleh suatu kebutuhan untuk
informasi didalam pekerjaan actors dan terdiri dari suatu
perhitungan yang menyertakan informasi yang disajikan oleh
seorang actor atau model, hasilnya adalah suatu perhitungan.
iii. Interfaces
Tujuannya adalah menentukan interface dari sistem. Interface
digunakan oleh para actors untuk berhubungan dengan sistem.
Interface merupakan suatu fasilitas yang membuat suatu model sistem
dan functions yang tersedia untuk para actors. Actor manusia dan
actor sistem terkomputerisasi mempunyai behaviours secara luas yang
berbeda. Oleh karena itu dibedakan antara dua tipe interfaces yaitu :
a. User Interface merupakan suatu interface ke para pemakai.
b. System Interface merupakan suatu interface untuk sistem lain.
3. Architecture Design
Gambar 2.6 Activities inside Architectural Design
Analysis document
Criteria
Component architecture
Process architecture
Architecture specification
17 Menurut Mathiassen (2000, p176) aktivitas didalam architectural
design adalah :
1. Criterion
Tujuannya untuk menentukan prioritas dari sebuah perancangan.
Sebuah perancangan yang baik adalah yang dapat dipakai, fleksibel
dan dapat dipahami.
Tabel 2.1 Criteria
Kriteria Ukuran
Usable Kemampuan beradaptasi dengan sistem kepada
organisasi, berkaitan dengan kerja, dan secara
teknis
Secure Tindakan pencegahan terhadap akses tidak
autorisasi ke data dan fasilitas
Efficient Eksploitasi secara hemat atas fasilitas technical
platform
Correct Pemenuhan kebutuhan
Reliable Pemenuhan atas ketepatan yang diperlukan
fungsi pelaksanaan
Maintainable Biaya penempatan dan memperbaiki sistem
yang rusak
Testable Biaya dari memastikan bahwa sistem yang
menyebar melaksanakan fungsi yang diharapkan
Flexible Biaya memodifikasi sistem yang disebar
Comprehensible Usaha yang diperlukan untuk memperoleh suatu
pemahaman atas system
Reusable Kemampuan untuk menggunakan bagian sebuah
sistem ke system lain yang terhubung
Portable Biaya memindahkan sistem ke technical
platform lain
Interoperable Biaya menggabungkan sistem ke sistem lain
18 2. Components
Tujuan dari membuat component architecture adalah untuk
membuat struktur sistem yang fleksibel dan mudah
dipahami.Component architecture merupakan suatu struktur sistem
yang terdiri atas component yang saling berhubungan. Component
merupakan kumpulan program-program yang merupakan satu
kesatuan dan mempunyai tanggung jawab yang dirumuskan dengan
baik. Pola-pola yang umum digunakan dalam merancang component
architecture adalah :
a. Pola layer architecture
Layer architecture terdiri dari beberapa components,
dirancang sebagai layer.Perancangan dari setiap component
menggambarkan tanggungjawab kepada component diatas dan
dibawahnya.
<<component>>Layer i+1
<<component>>Layer i
<<component>>Layer i-1
Upwards interface
Downwards interface
Gambar 2.7 Pola Layered Architecture
b. Pola generic architecture
Generic architecture dapat digunakan untuk menguraikan
sistem basis dasar yang meliputi interface, function dan model
components.Model component berisi model dari object system,
dapat menjadi layer yang paling rendah, yang diikuti oleh suatu
layer system functions dan di layer atas adalah interface
component. Layer interface dapat sering dipisahkan ke dalam
dua bagian yang terpisah : user interface dan system interface.
19
<<component>>User interface
<<component>>System interface
<<component>>Interface
<<component>>Interface
<<component>>Interface
<<component>>Technical platform
<<component>>UIS
<<component>>UIS
<<component>>UIS
Gambar 2.8 Pola Generic Archictecture
c. Pola client-server archictecture
Client-server archictecture mula-mula dikembangkan
untuk menangani distribusi suatu sistem antar beberapa
processor.Pola ini dipandang sebagai pola umum untuk
component architecture.Components di dalam suatu client-
server archicture adalah suatu server dan beberapa client.
<<component>>Client 1
<<component>>Client 2
<<component>>Client n
<<component>>Server
• • •
Gambar 2.9 Pola client-server archictecture
20 Client Server Architecture
U U + F + M Distributed
presentation
U F + M Local presentation
U + F F + M Distributed
functionality
U + F M Centralized data
U + F + M M Distributed data
Gambar 2.10 Different form of distribution in a client-server
architecture
Dalam perancangan sistem atau subsistem, pada umumnya
memulai dengan pola Layered Archictecture yang menggunakan
interface, functions, dan model components.
i. Model
Tanggung jawab model component yang utama
adalah untuk menjaga object yang menghadirkan problem
domain.
ii. Function
Tanggung jawab yang utama dari function
component adalah untuk menyediakan fungsi model.
iii. Interface
Tanggung jawab yang utama dari interface
component adalah untuk menangani interaksi antara para
actor dan fungsi model.
3. Processes
Tujuan dari process archictecture adalah untuk menetapkan
struktur fisik sebuah sistem. Hasil dari aktivitas process adalah
membuat deployment diagram yang menggambarkan pembagian dan
kerjasama dari program components dan active objects pada
processors. Program components merupakan modul fisik dari sebuah
kode program. Active objects merupakan sebuah objek yang telah
21 ditempatkan dalam sebuah proses. Process archictecture merupakan
suatu struktur pelaksanaan sistem yang terdiri dari proses yang saling
bergantung sedangkan processor merupakan sebuah unit peralatan
yang dapat menjalankan program. Pola untuk bagaimana komponen
pada processor terdiri dari :
a. Centralized Pattern
Dapat dipenuhi dengan pemeliharaan semua data pada
suatu server pusat dan mempunyai penanganan terhadap client
hanya dengan user interface.
:Client
User Interface
System interface
Function
Model
User Interface
System interface
:Server
moreclients•• •
Gambar 2.11 Deployment diagram for the centralized pattern
22 b. Distribution Pattern
Pada pola ini segalanya dibagi-bagikan pada client dan
server diperlukan hanya untuk menyiarkan model memperbarui
antara client.
:Server
System interface
Function
Model
User Interface
System interface
:Client
moreclients•• •
Gambar 2.12 Deployment diagram for the distributed pattern
23 c. Decentralized Pattern
Pada pola ini, client memiliki data pada mereka sendiri,
maka hanya data yang umum ke klien berada pada server.
Function
User Interface
System interface
:Client
moreclients•• •
Function
User Interface
System interface
:Server
Model (common)
Model (local)
Gambar 2.13 Deployment diagram for the decentralized pattern
4. Component Design
Merupakan rancangan komponen-komponen yang diperlukan dalam
sistem. Tujuannya untuk menentukan kebutuhan dalam kerangka
archictecture. Hasil dari kegiatan ini adalah deskripsi dari komponen-
komponen sistem.
Menurut Mathiassen (2000,p232) ada tiga hal yang perlu dilakukan
dalam mendesain component system yaitu :
1. Membuat model component
Tujuan model component adalah untuk mengirimkan data
histories dan sekarang ke function, interfaces, dan akhirnya ke para
24 pemakai dan sistem lain. Model component merupakan bagian dari
suatu sistem yang mengimplementasi problem domain. Hasil aktivitas
model component adalah suatu revisi class diagrams dari aktivitas
analisis.
2. Function Component
Tujuan function component adalah untuk memberi interface ke
pengguna dan system components lain untuk mengakses ke model.
Function Component merupakan bagian dari suatu sistem yang
menerapkan kebutuhan fungsional.unctiondirancang dan diterapkan
menggunakan operasi dalam system class. Operation adalah suatu
gambaran dari behaviour yang dapat diaktifkan melalui suatu objects.
Menurut Lars Mathiassen (2000,p260) ada beberapa pilihan
perancangan yang dapat yang dapat membantu merealisasikan
functions sebagai pilihan perancangan yang dapat membantu
merealisasikan functions sebagai kumpulan dari operations :
a. Model- Class Placement
Pola ini berdasarkan ide bahwa penempatan operation
yang baik didalam model component class dengan attributes dan
operation yang cocok. Pola ini terutama sekali berguna ketika
sebuah operations akses hanya satu object atau aggregation
structure yang sederhana.
b. Function Class Placement
Ketika sebuah operation mengikuti beberapa object dari
model component classes yang berbeda, pola model class
placement tidak dapat digunakan. Kita menggunakan function
class placement ketika tanggung jawab dari sebuah operation
tidak dapat didefinisikan didalam model class placement.
c. Strategy
Cara lain untuk mendapatkan functions sebagai operations
adalah menggunakan pola strategy. Pola ini bermanfaat ketika
anda ingin menggambarkan satu set operations umum yang
kedua-duanya bersifat encapsulated dan interchangeable.
25 d. Active function
Signals functions dapat bersifat pasif maupun aktif. Suatu
active signal function dapat direalisasikan oleh suatu operation
yang tetap aktif dan mengevaluasi aturannya secara terus-
menerus dalam mengirim suatu signal kepada interfaces.
3. Connecting Component
Tujuan dari connecting component adalah menghubungkan
system component.Dalam aktivitas ini, dibuat rancangan hubungan
antara komponen untuk memperoleh perancangan yang fleksibel dan
mudah dimengerti. Coupling dan cohesion menyediakan evaluasi dari
pengukuran ini.
Coupling merupakan suatu ukuran yang menunjukkan hubungan
yang erat antara dua class atau component. Coupling sifatnya negative
karena perubahan coupling pada satu class akan mengakibatkan
perubahan coupling pada class yang lain :
a. Outside coupling
Suatu class atau component yang menunjuk secara
langsung kepada properties yang umum dari class atau
component lain.
b. Inside coupling
Suatu operation yang menunjuk secara langsung ke
properties lain, private properties didalam class yang sama.
c. Coupling from below
Suatu class khusus yang menunjuk secara langsung ke
private properties didalam super class.
d. Sideways coupling
Suatu class yang menunjuk secara langsung ke private
properties didalam class lain.
2.3 Sistem Pembelian
Menjelaskan teori-teori khusus yang berhubungan mengenai topik Tugas Akhir
yang dibahas.
2.3.1 Pengertian Pembelian
Menurut Kenneth Lyons dan Michael Gillingham Pembelian merupakan
26 sebuah proses formal untuk mendapatkan barang atau jasa. Proses ini bisa berbeda
antar satu organisasi dengan lainnya, namun tetap mempunyai elemen-elemen
utama yang sama. Proses ini biasa diawali dengan sebuah permintaan dari sebuah
kebutuhan, bisa berbentuk fisik (inventory) atau jasa.setelah itu maka dibuatlah
sebuah request proposal dimana berisi list detail permintaan. Supplier lalu
meresponnya dengan sebuah review dimana berisi best offer (penawaran terbaik)
berdasarkan harga, ketersediaan stok dan kualitasnya. Setelah itu di buatlah
sebuah Purchase Order.
2.3.2 Pengertian Purchase Order
PO sendiri mempunyai tipe berbeda-beda, yaitu :
• Standard– satu kali pembelian
• Planned – sebuah perjanjian terhadap barang tertentu pada waktu yang
ditentukan
• Blanket – sebuah perjanjian pada kondisi dan ketentuan, waktu serta jumlah
pemesanannya tidak ditentukan.
Purchase Order biasa dilengkapi dengan sebuah Term & Condition dimana
berisi kontrak perjanjian dari transaksi. Supplier lalu memberikan barang/jasa dan
pembeli mencatatatnya. Invoice lalu dikirimkan pada pembeli untuk mengecek PO
dengan barang yang didapat. Pembayaran lalu dilakukan.
2.4 Sistem Pembelian Pengadaan Barang
Menurut Mulyadi (2001,p299), system pembelian digunakan dalam perusahaan
untuk pengadaan barang yang diperlukan oleh perusahaan. Transaksi pembelian
digolongkan menjadi dua yaitu pembelian lokal dan import. Pembelian lokal adalah
pembelian dari pemasok dalam negeri, sedangkan pembelian import adalah pembelian
dari pemasok luar negeri.
2.5 Analisa dan Perancangan Sistem Informasi
Berdasarkan dengan apa yang ditulis diatas, bisa disimpulkan analisa dan
perancangan sistem informasi merupakan sebuah proses dimana proses bisnis yang
terjadi dalam perusahaan dibuat berhubungan satu sama lainnya dengan sebuah sistem
informasi yang mencakup proses bisnis tersebut.
Saat analisa dilakukan, pembuat sistem harus sesuai dengan kriteria yang
diinginkan oleh perusahaan dan saat perancangan berlangsung pembuat sistem harus
27 memikirkan saat sistem ini dijalankan apa saja kendala yang akan terjadi serta
bagaimana pemecahaannya.
Setelah sistem dirancang maka pembuatan sistem dilakukan dan sistem ini harus
terintegrasi satu sama lainnya misalnya dengan hardware, dengan perangkat lunak serta
networknya, dan lainnya sehingga sistem dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Lalu siklus kehidupan sistem atau sistem development life cycle (SDLC). Menurut
Raymond McLeod adalah proses pengembangan sistem yang mencakup 5 (lima)
tahapan, yaitu :
1. Tahap Perencanaan.
Dalam tahap perencanaan merupakan tahapan awal yang dilakukan dalam
proses perancangan suatu sistem. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan antara
lain adalah :
Menyadari masalah, mendefinisikan masalah, menentukan tujuan sistem,
mengidentifikasi kendala-kendala sistem, membuat studi kelayakan,
mempersiapkan usulan penelitian sistem, menyetujui atau menolak penelitian
proyek, menetapkan mekanisme pengendalian.
2. Tahap Analisis.
Pada saat perencanaan telah selesai, tahap selanjutnya beralih pada analisis
dari sistem yang telah ada. Analisis sistem adalah penelitian atas sistem yang telah
ada dengan tujuan untuk merencanakan sistem yang baru atau diperbarui. Pada
tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah :
Mengumumkan penelitian sistem, mengorganisasikan tim proyek,
mendefinisikan kebutuhan informasi, mendefinisikan kriteria kinerja sistem,
menyiapkan usulan rancangan, menyetujui atau menolak rancangan proyek.
3. Tahap Rancangan.
Dengan memahami sistem yang ada dan persyaratan-persyaratan sistem
baru, kemudian beralih pada tahap memvahas rancangan sistem baru. Rancangan
sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru. Ini
biasanya digunakan suatu alat bantu untuk menggambarkan rancangan sistem
yang akan dibuat. Alat bantu tersebut biasanya adalah Data Flow Diagram
kegiatan yang dikerjakan pada tahap ini antara lain adalah :
Menyiapkan rancangan sistem yang terinci, mengidentifikasikan berbagai
altematif konfigurasi sistem, mengevaluasi berbagai altematif konfigurasi sistem,
memilih konfigurasi yang terbaik, menyiapkan usulan penerapan, menyetujui atau
menolak penerapan sistem.
28 4. Tahap Implementasi.
Dalam tahap implementasi kegiatan memperoleh dan mengintegrasikan
sumber daya fisik dan konseptual yang menghasilkan suatu sistem yang bekerja.
Dalam kegiatan ini ada 8 (delapan) tahapan kegiatan yaitu :
Merencanakan penerapan, mengumumkan penerapan, mendapatka sumber
daya perangkat keras, mendapatkan sumber daya perangkat lunak, menyiapkan
database, menyiapkan fasilitas fisik, mendidik peserta dan pemakai, masuk ke
sistem yang baru.
5. Tahap Penggunaan.
Dalam tahapan ini mencakup 3 (tiga) kegiatan sekaligus, yaitu
menggunakan sistem melakukan audit terhadap sistem yang bersangkutan dan
melakukan perawatan terhadap sistem. Dalam menggunakan sistem, diharapkan
pemakai menggunakan sistem sesuai dengan tujuan yang telah digariskan
sebelumnya. Sedangkan pada kegiatan mengaudit sistem, dilakukan studi untuk
mengetahui sampai sejauh mana sistem yang bersangkutan dapat memenuhi
kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Kegiatan ini biasanya dilakukan
berulang-ulang dengan periode tertentu. Pada kegiatan sistem selain dilakukan
kegiatan yang berhubungan dengan perawatan sistem yang bersangkutan, juga
dilakukan modifikasi agar sistem tetap dapat mendukung penyelesaian pekerjaan
yang diperlukan. Hal tersebut dilakukan antara lain untuk :
• Menjaga agar sistem selalu ‘Up-to-date’ dan sesuai dengan pekerjaan.
• Meningkatkan kinerja karena adanya saran-saran baru yang lebih baik.
• Memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ada.
• Sistem ini harus bisa mencakup proses yang dinginkan misalnya proses
pembelian dan penjualan sehingga dalam prosesnya sistem ini dapat
membantu dengan baik serta saling berhubungan satu sama lainnya.