BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 …

13
BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Kerangka Teori dan Literatur 2.1.1. Grand Theory Grand Theory adalah percobaan setiap teori dari penjelasan keseluruhan kehidupan social, pengalaman manusia atau sejarah. Ini berlawanan dengan positivisme, empirisme atau pandangan bahwa pengertian hanya dilakukan dengan mempelajari fakta-fakta, masyarakat dan fenomena. (Skinner, 1990). Grand Theory yang melandasi penelitian ini adalah Signaling Theory. Signaling Theory adalah suatu tindakan manajemen dalam pemberian petunjuk terhadap investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. (Brighanm, 2006:185). Perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan dengan cara-cara lain, termasuk penggunaan hutang. Signaling Theory mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain. Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk mengurangi asimetri informasi. Manajer memberikan informasi melalui laporan keuangan bahwa mereka menerapkan kebijakan akuntansi konservatisme yang menghasilkan laba yang lebih berkualitas karena prinsip ini mencegah perusahaan melakukan tindakan membesar besarkan laba dan membantu pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva yang berkualitas. 2.1.2. Laporan Keuangan Hasil akhir dari sebuah proses akuntansi yang dapat digunakan oleh pihak internal atau pihak eksternal adalah laporan keuangan. Laporan

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 …

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 …

BAB 2

LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 Kerangka Teori dan Literatur

2.1.1. Grand Theory

Grand Theory adalah percobaan setiap teori dari penjelasan

keseluruhan kehidupan social, pengalaman manusia atau sejarah. Ini

berlawanan dengan positivisme, empirisme atau pandangan bahwa

pengertian hanya dilakukan dengan mempelajari fakta-fakta, masyarakat

dan fenomena. (Skinner, 1990).

Grand Theory yang melandasi penelitian ini adalah Signaling

Theory. Signaling Theory adalah suatu tindakan manajemen dalam

pemberian petunjuk terhadap investor tentang bagaimana manajemen

memandang prospek perusahaan. (Brighanm, 2006:185). Perusahaan

dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari

penjualan saham dan mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan

dengan cara-cara lain, termasuk penggunaan hutang. Signaling Theory

mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan

memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa

informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk

merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau

informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik

daripada perusahaan lain. Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian

sinyal dilakukan oleh manajer untuk mengurangi asimetri informasi.

Manajer memberikan informasi melalui laporan keuangan bahwa mereka

menerapkan kebijakan akuntansi konservatisme yang menghasilkan laba

yang lebih berkualitas karena prinsip ini mencegah perusahaan

melakukan tindakan membesar besarkan laba dan membantu pengguna

laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva yang berkualitas.

2.1.2. Laporan Keuangan

Hasil akhir dari sebuah proses akuntansi yang dapat digunakan oleh

pihak internal atau pihak eksternal adalah laporan keuangan. Laporan

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 …

yang menunjukkan kondisi keuangan suatu perusahaan dalam suatu

periode adalah laporan keuangan. (Kasmir, 2013 : 7)

Ikatan Akuntansi Indonesia menjelaskan dalam Standar Akuntansi

Keuangan 2015, laporan keuangan yang utama terdiri dari :

a. Daftar neraca yang menggambarkan posisi keuangan suatu

perusahaan pada periode/tanggal tertentu.

b. Perhitungan laba/rugi yang menggambarkan jumlah hasil, biaya dan

laba/rugi perusahaan pada periode tertentu.

c. Laporan sumber dan pengunaan dana.

2.1.3. Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan menurut Kasmir (2013 : 10), adalah :

1. Memberikan informasi mengenai jenis dan jumlah harta yang dimiliki

suatu perusahaan.

2. Memberikan informasi mengenai jenis dan jumlah kewajiban dan

modal yang dimiliki suatu perusahaan.

3. Memberikan informasi mengenai jenis dan jumlah pendapatan suatu

perusahaan dalam suatu periode.

4. Memberikan informasi mengenai dan jenis biaya yang dikeluarkan

oleh perusahaan pada suatu periode.

5. Memberikan informasi mengenai perubahan-perubahan yang terjadi

pada aktiva, pasiva, dan modal suatu perusahaan.

6. Memberikan informasi mengenai kinerja manajemen perusahaan

dalam suatu periode.

7. Memberikan informasi mengenai catatan atas laporan keuangan.

8. Informasi keuangan lainnya.

Menurut penjelasan di atas, tujuan laporan keungan adalah

memberikan informasi mengenai seluruh kegiatan pada suatu perusahaan

yang selanjutnya dijadikan acuan dalam penilaian untuk kinerja

manajemen dalam suatu periode.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 …

2.1.4. Makro Ekonomi

Makroekonomi berkaitan dengan perilaku ekonomi secara

keseluruhan, total output barang dan jasa ekonomi, pertumbuhan output,

tingkat inflasi dan pengangguran, neraca pembayaran, dan nilai tukar.

Makroekonomi berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi jangka panjang

dan fluktuasi jangka pendek yang merupakan siklus bisnis.

Makroekonomi berfokus pada perilaku ekonomi dan kebijakan yang

memengaruhi konsumsi dan investasi, mata uang, dan neraca

perdagangan, penentu perubahan upah dan harga, kebijakan moneter dan

fiskal, stok uang, anggaran federal, suku bunga, dan utang nasional.

Singkatnya, makroekonomi membahas masalah dan masalah ekonomi

utama saat ini. Untuk memahami masalah ini, kita harus mengurangi

detail rumit dari ekonomi untuk hal-hal penting yang dapat dikelola. Hal-

hal penting itu terletak pada interaksi antara pasar barang, tenaga kerja,

dan aset ekonomi dan dalam interaksi di antara ekonomi nasional yang

berdagang satu sama lain. (Dornbusch, Fischer, dan Startz, 2011:3)

Mishkin (2016:445) menyatakan bahwa terdapat tiga fokus utama

dalam makroekonomi, yaitu pertumbuhan output, pengangguran, serta

inflasi dan deflasi. Kebijakan pemerintahan yang dibuat seharusnya

menghasilkan pertumbuhan output yang tinggi, angka pengangguran

yang rendah, dan angka inflasi yang rendah.

Berdasarkan dua pemaparan di atas dapat diketahui bahwa

makroekonomi berkaitan dengan masalah ekonomi secara keseluruhan.

Fokus makroekonomi berkaitan dengan total pendapatan suatu negara,

agregat-agregat konsumsi dan investasi, dan berfokus pada level harga

yang ada di pasar secara keseluruhan.

2.1.5. Suku Bunga (BI Rate)

Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan

menyatakan bahwa yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha

yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau

bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat

banyak. Berdasarkan definisi tersebut dapat diketahui bahwa bank

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 …

merupakan suatu lembaga penyelenggara simpan-pinjam di masyarakat.

Dalam menyelenggarakan kegiatan simpan-pinjam di masyarakat, suku

bunga menjadi hal yang penting dalam kegiatan perbankan. Untuk

menarik peminat produk simpanan, sebuah bank haruslah menawarkan

suku bunga simpanan yang kompetitif dan memberikan keuntungan bagi

nasabahnya. Sama hal nya dengan produk kredit yang ditawarkan.

Nasabah akan cenderung memilih produk kredit dengan bunga yang

rendah dalam memenuhi keperluannya.

Kasmir (2017:25) menyatakan bahwa keuntungan utama dari bisnis

perbankan yang berdasarkan prinsip konvensional diperoleh dari selisih

bunga simpanan yang diberikan kepada penyimpan dengan bunga

pinjaman atau kredit yang disalurkan. Keuntungan dari selisih bunga ini

di bank dikenal dengan istilah spread based.

Kasmir (2017:114) juga berpendapat bahwa bunga bank dapat

diartikan sebagai balas jasa yang diberikan bank yang berdasarkan

prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual

produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar

kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dengan yang harus dibayar

oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman). Lanjut

Kasmir (2017: 115) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi suku

bunga, diantaranya kebutuhan dana, persaingan, kebijakan pemerintah,

target laba yang diinginkan, jangka waktu, kualitas jaminan, reputasi

perusahaan, produk yang kompetitif, hubungan baik, serta jaminan pihak

ketiga.

Tujuan Bank Indonesia dalam Undang-Undang RI Nomor 23

Tahun 1999 adalah untuk mencapai dan memelihara kestabilan rupiah.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia didukung oleh tiga pilar

utama yang menjadi tugasnya yaitu menetapkan dan melaksanakan

kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem

pembayaran, dan menjaga stabilitas sistem keuangan. Melalui tiga pilar

tersebut, Bank Indonesia sudah seharusnya mengatur tingkat suku bunga

agar terjadi persaingan yang sehat di dunia perbankan. Industri jasa

perbankan diwajibkan mengacu pada tingkat suku bunga Bank Indonesia

dalam memberikan bunga simpanan dan bunga kredit kepada nasabah.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 …

2.1.6. Nilai Tukar Mata Uang

Kebanyakan negara di dunia memiliki mata uangnya masing-

masing. Contohnya Indonesia memiliki rupiah, Amerika Serikat memiliki

dollar, Jepang memiliki yen, dan lainnya. Transaksi yang terjadi antar

negara menimbulkan nilai tukar atas masing-masing mata uang tersebut,

atau yang dikenal juga dengan istilah kurs.

Menurut PSAK 10, kurs adalah rasio pertukaran untuk dua mata

uang dan selisih kurs merupakan selisih yang dihasilkan dari penjabaran

sejumlah tertentu satu mata uang ke dalam mata uang lain pada kurs yang

berbeda. Kurs atau nilai tukar mata uang umumnya digunakan dalam

transaksi internasional. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi nilai

tukar mata uang, diantaranya kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan

dalam suatu sistem pemerintahan, kondisi politik ekonomi suatu negara,

angka supply and demand atas mata uang tersebut, dan lain sebagainya.

Mishkin (2016:471) menyatakan bahwa transaksi pertukaran kurs

terbagi dalam dua jenis, yaitu spot transaction dan forward transaction.

Sementara Kasmir (2017:221) menyatakan bahwa transaksi pertukaran

mata uang terbagi dalam tiga jenis, yaitu spot transaction, forward

transaction, dan swap transaction

Dalam spot transaction penyerahan valas ditetapkan dalam dua hari

kerja berikutnya. Tanggal penyerahan bisa saja terjadi di hari yang sama

dengan penetapan nilai kurs, serta bisa terjadi dalam satu sampai dua hari

kerja berikutnya. Dalam forward transaction penyerahan mata uang

dilakukan beberapa hari mendatang, baik secara mingguan maupun

bulanan. Forward transaction seringkali disebut sebagai transaksi

berjangka. Sementara swap transaction adalah transaksi barter, yaitu

kombinasi antara pembeli dan penjual untuk dua mata uang asing secara

tunai yang diikuti membeli dan menjual kembali mata uang yang sama

secara tunai dan tunggak secara simultan dengan batas waktu yang

berbeda (Kasmir, 2017:222-223)

2.1.7. Bank Size

Bank size merupakan gambaran seberapa besar perusahaan

perbankan. Beberapa cara dapat dilakukan untuk mengukur size

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 …

perusahaan perbankan. Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.

14/26/PBI/2012 tentang Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor

Berdasarkan Modal Inti Bank mengelompokkan bank ke dalam empat

BUKU (Bank Umum berdasarkan Kegiatan Usaha) yaitu:

1. BUKU 1 adalah bank dengan modal inti sampai dengan kurang dari

Rp1.000.000.000.000,00 (satu triliun Rupiah)

2. BUKU 2 adalah bank dengan modal inti paling sedikit sebesar

Rp1.000.000.000.000,00 (satu triliun Rupiah) sampai dengan kurang

dari Rp5.000.000.000.000,00 (lima triliun Rupiah)

3. BUKU 3 adalah bank dengan modal inti paling sedikit sebesar

Rp5.000.000.000.000,00 (lima triliun Rupiah) sampai dengan kurang

dari Rp30.000.000.000.000,00 (tiga puluh triliun Rupiah)

4. BUKU 4 adalah bank dengan modal inti paling sedikit sebesar

Rp30.000.000.000.000,00 (tiga puluh triliun Rupiah)

Beberapa peneliti lainnya mengukur bank size dengan melihat total

aset yang dimiliki perusahaan. Semakin besar nilai aset yang dimiliki,

maka semakin besar pula bank size perusahaan tersebut. Goddard,

Molyneux, Liu, dan Wilson (2010) dalam penelitiannya mengungkapkan

bahwa jika bank memiliki size yang lebih besar, maka bank dapat unggul

dalam persaingan dengan bank-bank lainnya sehingga akan berpengaruh

pula pada peningkatan profitabilitasnya.

2.1.8. Profitabilitas

Profitabilitas yaitu hasil akhir yang dicapai manajemen dari setiap

kebijakasanaan dan keputusan. Bringham dan Houston (2006:107)

mendefinisikan profitabilitas sebagai hasil bersih dari serangkaian

kebijakan dan keputusan yang ditetapkan melalui perhitungan yang

relevan dengan berbagai tolak ukur seperti rasio keuangan. Sedangkan

Harahap (2008:219) mendefinisikan profitabilitas merupakan

kemampuan perusahaan memperoleh laba dengan seluruh kemampuan

sumber daya yang dimiliki.

Gitman dan Zutter (2015:128) menjelaskan bahwa terdapat banyak

cara untuk mengukur profitabilitas, yaitu dengan menggunakan common-

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 …

size income statements, menentukan gross profit margin, operationg

profit margin, net profit margin, earning per share, return on total

assets, dan return on equity.

2.1.9. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan salah satu alat untuk megukur

profitabilitas perusahaan. Gitman dan Zutter (2015:128-131) membagi

rasio profitabilitas menjadi sebagai berikut ini:

Tabel 2.1. Jenis-Jenis Rasio Profitabilitas

No. Rasio Rumus

a. Gross Profit Margin = Gross Profit ÷ Sales

b. Operating Profit Margin = Operating Profit ÷ Sales

c. Net Profit Margin = Earning available for common

stockholders ÷ Sales

d. Earning per Share (EPS)

= Earning available for common

stockholders ÷ Number of

Outstanding Shares

e. Return on Total Assets

(ROA)

= Earning available for common

stockholders ÷ Total Assets

f. Return on Total Equity

(ROE)

= Earning available for common

stockholders ÷ Common Stock Equity

Sumber: Gitman dan Zutter (2015:128-131)

Rasio profitabilitas mengukur pendapatan atau keberhasilan operasi

suatu perusahaan untuk periode waktu tertentu. Penghasilan, atau

kekurangannya, memengaruhi kemampuan perusahaan untuk

memperoleh utang dan pembiayaan ekuitas. Ini juga mempengaruhi

posisi likuiditas perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk tumbuh.

Baik kreditor dan investor tertarik dalam mengevaluasi kemampuan

perusahaan menghasilkan laba. Analis sering menggunakan profitabilitas

sebagai ujian akhir efektivitas operasi manajemen. (Weygandt, Kimmel,

dan Kieso, 2015:723)

Jenis-jenis rasio profitabilitas menurut Kasmir (2013 : 200-201)

sebagai berikut :

a) Net profit margin merupakan perbandingan antara laba setelah

bunga dan pajak dengan penjualan. Pendapatan bersih atas

penjualan ditunjukkan oleh rasio ini.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 …

b) Return on assets atau return on investment merupakan rasio yang

menampilkan hasil atas penggunaan jumlah aktiva dalam suatu

perusahaan. Suatu ukuran efektivitas manajemen perusahaan

dalam mengelola investasinya adalah return on investment.

c) Return on equity merupakan hasil pengembalian ekuitas yang

digunakan untuk mengukur laba bersih setelah pajak dengan modal

sendiri. Efisiensi penggunaan modal sendiri suatu perusahaan

diukur dengan return on equity. Semakin tinggi rasio ini, maka

posisi pemilik perusahaan semakin kuat dan semakin baik dalam

penggunaan modal.

Menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2015:724), rasio

profitabilitas yang banyak digunakan adalah return on equity. Hal

tersebut digunakan untuk mengukur profitabilitas dari sudut pandang

pemegang saham biasa. Rasio ini menunjukkan berapa penghasilan dari

laba bersih yang diperoleh perusahaan untuk setiap dana yang

diinvestasikan oleh pemiliknya. Semakin tinggi rasio return on equity,

maka semakin baik perusahaan dalam mengelola modal yang

diinvestasikan oleh pemegang saham.

2.2 Penelitian Terdahulu

Berikut ini merupakan beberapa hasil penelitian terdahulu yang mendukung

peneliti dalam membuat penelitian ini:

Tabel 2.2 Daftar Penelitian Terdahulu

No. Peneliti

(Tahun) Judul Hasil Penelitian

1. Amzal, C.

(2016)

The Impact of

Macroeconomics

Variables on

Indonesia Islamic

Banks Profitability

Secara parsial Gross Domestic

Product (GDP), BI Rate,

tingkat inflasi, dan Non

Performing Financing (NPF)

memiliki pengaruh terhadap

bank syariah di Indonesia.

2. Pardede, N.,

Hidayat, R.R,

Sulasmiyati, S.

(2016)

Pengaruh Harga

Minyak Mentah

Dunia, Inflasi,

Suku Bunga

(Central Bank

Terdapat pengaruh simultan

atas harga minyak mentah

dunia, inflasi, suku bunga, dan

nilai tukar terhadap indeks

harga saham sektor

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 …

No. Peneliti

(Tahun) Judul Hasil Penelitian

Rate), dan Nilai

Tukar (Kurs)

Terhadap Indeks

Harga Saham

Sektor

Pertambangan di

Asean (Studi pada

Indonesia,

Singapura, dan

Thailand Periode

Juli 2013 –

Desember 2015)

pertambangan di Indonesia dan

Singapura, namun tidak

demikian di Thailand. Namun

inflasi dan suku bunga tidak

berpengaruh secara parsial

terhadap indeks harga saham

sektor pertambangan di

Indonesia, Singapura, serta

Thailand. Nilai tukar

merupakan variabel yang

paling mempengaruhi indeks

harga saham sektor

pertambangan terutama di

Thailand.

4. Kiganda, E.O

(2014)

Effect of

Macroeconomic

Factors on

Commercial Banks

Profitability in

Kenya: Case of

Equity Bank

Limited

Hasil OLS menunjukkan

bahwa faktor-faktor ekonomi

makro memiliki pengaruh yang

tidak signifikan terhadap

profitabilitas bank di Kenya

fokus pada ekuitas bank.

Secara khusus; pertumbuhan

ekonomi (PDB riil) dan inflasi

memiliki efek positif yang

tidak signifikan sedangkan

nilai tukar memiliki efek

negatif signifikan pada level

5%. Karena itu dapat

disimpulkan bahwa faktor

internal yang pada dasarnya

dipengaruhi oleh keputusan

internal manajemen dan dewan

menentukan kinerja bank di

Kenya.

5. Haholonga, R.

(2017)

Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi

Profitabilitas

Perbankan Go

Public di Bursa

Efek Indonesia

Lending to GDP terbukti

memiliki pengaruh positif yang

signifikan terhadap

profitabilitas yang diukur

melalui ROECOC, ROE, dan

EVA. Bank credit risk dan

taxation terbukti memiliki

pengaruh negatif yang

signifikan terhadap

profitabilitas yang diukur

melalui ROECOC dan ROE,

namun tidak terbukti signifikan

terhadap profitabilitas yang

diukur dengan EVA.

Sementara stock market

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 …

No. Peneliti

(Tahun) Judul Hasil Penelitian

volatility, bank size, liquidity,

capitalization, bank cost

efficiency, nontraditional

income dan labour productivity

tidak terbukti memiliki

pengaruh yang signifikan

terhadap profitabilitas yang

diukur dengan ROECOC,

ROE, dan EVA

6. Najoan, H.

(2016)

Analisis Kinerja

Perbankan Ditinjau

dari Aspek

Profitabilitas dan

Efisiensi (Studi

Kasus pada Bank

yang Terdaftar di

Bursa Efek

Indonesia Periode

2012 – 2014)

Berdasarkan hasil pengolahan

data dan pembahasan akan

hasil penelitian yang

ditemukan, disimpukan bahwa

Non performing loan dan firm

size tidak berpengaruh

terhadap efisiensi, Capital

Adequacy Ratio (CAR)

berpengaruh negatif terhadap

efisiensi sementara risiko

berpengaruh positif terhadap

efisiensi. Selain itu corporate

governance, DER, CAR, dan

risiko tidak berpengaruh

terhadap profitabilitas.

Sementara non performing

loan berpengaruh negatif

terhadap profitabilitas dan firm

size berpengaruh positif

terhadap profitabilitas.

Sumber: Data diolah (2018)

2.3 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan landasan teori dan penelitian terdahulu, penulis memperkirakan

adanya pengaruh BI Rate terhadap profitabilitas perusahaan jasa perbankan.

Spread based atas transaksi simpan-pinjam dalam dunia perbankan akan

mencerminkan profit yang akan diraih oleh perusahaan jasa perbankan.

Sementara nilai tukar mata uang juga dirasa memiliki pengaruh terhadap

profitabilitas perusahaan jasa perbankan. Jika nilai tukar mata uang dirasa

murah, maka masyarakat akan cenderung untuk membeli mata uang asing

tersebut, entah sebagai investasi maupun keperluan di masa mendatang.

Sementara sebaliknya jika nilai tukar mata uang dirasa mahal, maka masyarakat

akan cenderung menjual mata uang asing yang dimiliki untuk kemudian

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 …

memperoleh keuntungan atau menunda pembelian sampai nilai tukar mata uang

dinilai stabil. Bank size diukur dari total aset yang dimiliki perusahaan jasa

perbankan. Semakin besar aset yang dimiliki perusahaan, maka perusahaan

memiliki kesempatan lebih besar untuk mengembangkan variasi jasa keuangan

yang disediakan sehingga dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan

profitabilitas.

Sumber: Data diolah (2019)

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran

2.4 Pengembangan Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan, maka diajukan

hipotesis penelitian sebagai berikut:

H1: BI Rate berpengaruh terhadap profitabilitas (Return On Equity)

perusahaan jasa perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

tahun 2015 – 2017.

BI Rate dirasa memiliki pengaruh terhadap profitabilitas perusahaan

jasa perbankan. Jika suku bunga Bank Indonesia rendah, hal tersebut dapat

menjadi pendorong pihak-pihak yang memerlukan pendanaan untuk

mengajukan kredit kepada bank. Suku bunga yang rendah akan membuat

para peminjam dana membayarkan bunga yang sedikit sehingga mungkin

saja mendorong ketertarikan untuk mengambil pendanaan dari bank.

Sebaliknya jika suku bunga Bank Indonesia tinggi, hal tersebut akan

membuat pihak-pihak yang memerlukan pendanaan mencari alternatif

pendanaan lain diluar pinjaman bank. Hal tersebut menjadi wajar

BI Rate (X1)

Nilai Tukar Mata Uang (X2)

Profitabilitas

Return on Equity (Y)

H1

H2

H3 Bank Size (X3)

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 …

dikarenakan para debitur harus membayar kewajiban bunga lebih tinggi

pada saat tingkat suku bunga sedang tinggi. Pemaparan-pemaparan tersebut

yang membuat peneliti merasa terdapat pengaruh antara BI Rate dengan

tingkat profitabilitas perusahaan jasa perbankan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2015 – 2017.

H2: Nilai tukar mata uang berpengaruh terhadap profitabilitas (Return On

Equity) perusahaan jasa perbankan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2015 – 2017.

Fluktuasi nilai tukar mata uang akan mempengaruhi minat masyarakat

dalam membeli mata uang asing. Jika nilai tukar mata uang dirasa murah,

maka masyarakat akan cenderung untuk membeli mata uang asing tersebut,

entah sebagai investasi maupun keperluan di masa mendatang. Sementara

sebaliknya jika nilai tukar mata uang dirasa mahal, maka masyarakat akan

cenderung menjual mata uang asing yang dimiliki untuk kemudian

memperoleh keuntungan atau menunda pembelian sampai nilai tukar mata

uang dinilai stabil. Bank mendapatkan keuntungan atas transaksi jual beli

mata uang asing ini. Keuntungan diperoleh dari selisih nilai tukar mata uang

yang diterbitkan Bank Indonesia dengan nilai tukar mata uang atau kurs

yang digunakan untuk bertransaksi dengan nasabah. Maka dari itu, nilai

tukar mata uang dianggap memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

perusahaan jasa perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2015 – 2017.

H3: Bank size berpengaruh terhadap profitabilitas (Return On Equity)

perusahaan jasa perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

tahun 2015 – 2017.

Bank size dalam penelitian ini diukur dari total aset yang dimiliki

perusahaan jasa perbankan. Jika perusahaan memiliki aset yang semakin

besar, maka perusahaan dapat unggul dalam daya saing dikarenakan aset

yang dimiliki dapat dikembangkan ke dalam beberapa variasi jasa keuangan

dengan keunggulan yang mungkin tidak dapat disaingi oleh kompetitor.

Kepemilikan aset yang besar juga dapat mencerminkan jumlah pinjaman

yang besar yang dapat disalurkan oleh bank melalui akun piutang. Jika

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 …

semakin besar pinjaman yang dapat disalurkan oleh bank kepada nasabah,

maka akan semakin besar pula penghasilan dari bunga yang diperoleh oleh

perusahaan jasa perbankan. Hal-hal ini lah yang membuat bank size

memiliki pengaruh terhadap profitabilitas perusahaan jasa perbankan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015 – 2017.