Bab 2 kapuas survei

30
II- BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 2.1. Profil Singkat Propinsi Kalimantan Tengah 2.1.1. Sejarah Provinsi Kalimantan Tengah dibentuk berdasarkan Undang-undang Darurat Nomor 10 Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah Swatantra Provinsi Kalimantan Tengah dan perubahan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Swatantra Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur junto Undang-undang Nomor 21 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-undang Darurat Nomor 10 Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Tengah dan Perubahan Undang-undang Nomor: 25 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur (Lembaran Negara Tahun 1957 Nomor 35) sebagai Undang-undang. Berdasarkan Undang-undang Darurat Nomor 10 Tahun 1957 Ibukota Provinsi Daerah Tingkat I Kalimantan Tengah adalah Pahandut, kemudian dengan Undang- undang Nomor 21 Tahun 1958 Ibukota Provinsi Daerah Tingkat I Kalimantan Tengah diubah menjadi Palangkaraya. Selanjutnya dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri tanggal 22 Desember 1959 Nomor Des.52/12/2-206 kedudukan Pemerintah Daerah Propinsi Tingkat I Kalimantan Selatan, yang semula berkedudukan di Banjarmasin, pindah ke Palangkaraya. Laporan Fakta dan Analisa I Penyusunan Master Plan Rumah Sakit Jiwa “Kalawa Atei” Palangkaraya

description

data survei

Transcript of Bab 2 kapuas survei

Page 1: Bab 2 kapuas survei

II-

BAB II

GAMBARAN UMUM WILAYAH

2.1. Profil Singkat Propinsi Kalimantan Tengah

2.1.1. Sejarah

Provinsi Kalimantan Tengah dibentuk berdasarkan Undang-undang

Darurat Nomor 10 Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah Swatantra Provinsi

Kalimantan Tengah dan perubahan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1956

tentang Pembentukan Daerah Swatantra Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan

Selatan, dan Kalimantan Timur junto Undang-undang Nomor 21 Tahun 1958

tentang Penetapan Undang-undang Darurat Nomor 10 Tahun 1957 tentang

Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Tengah dan Perubahan

Undang-undang Nomor: 25 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah

Swatantra Tingkat I Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur

(Lembaran Negara Tahun 1957 Nomor 35) sebagai Undang-undang.

Berdasarkan Undang-undang Darurat Nomor 10 Tahun 1957 Ibukota Provinsi

Daerah Tingkat I Kalimantan Tengah adalah Pahandut, kemudian dengan

Undang-undang Nomor 21 Tahun 1958 Ibukota Provinsi Daerah Tingkat I

Kalimantan Tengah diubah menjadi Palangkaraya.

Selanjutnya dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri tanggal 22 Desember

1959 Nomor Des.52/12/2-206 kedudukan Pemerintah Daerah Propinsi Tingkat I

Kalimantan Selatan, yang semula berkedudukan di Banjarmasin, pindah ke

Palangkaraya.

Setelah berlakunya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang

Pemerintahan Daerah, Provinsi Kalimantan Tengah dimekarkan menjadi 1 Kota

dan 13 Kabupaten yaitu :

a. Kabupaten Barito Utara dengan Ibukota Muara Teweh;

b. Kabupaten Murung Raya dengan Ibukota Puruk Cahu;

c. Kabupaten Barito Selatan dengan lbukota Buntok;

d. Kabupaten Barito Timur dengan lbukota Tamiang Layang; 

e. Kabupaten Kotawaringin Barat dengan Ibukota Pangkalan Bun; 

Laporan Fakta dan Analisa I Penyusunan Master Plan Rumah Sakit Jiwa “Kalawa Atei” Palangkaraya

Page 2: Bab 2 kapuas survei

II-

f. Kabupaten Sukamara dengan lbukota Sukamara; 

g. Kabupaten Lamandau dengan Ibukota Nanga Bulik; 

h. Kabupaten Kotawaringin Timur dengan Ibukota Sampit; 

i. Kabupaten Seruyan dengan lbukota Kuala Pembuang; 

j. Kabupaten Katingan dengan Ibukota Kasongan; 

k. Kabupaten Kapuas dengan Ibukota Kuala Kapuas; 

l. Kabupaten Gunung Mas dengan Ibukota Kuala Kurun; 

m. Kabupaten Pulang Pisau dengan Ibukota Pulang Pisau;

2.1.2. Batas Wilayah

Propinsi Kalimantan Tengah merupakan salah satu propinsi dengan luas wilayah

yang besar di Indonesia yaitu : 157.983 km² dan tahun 2010 berpenduduk sekitar

2.220.800 jiwa. Propinsi Kalimantan Tengah berbatasan langsung dengan :

a. Arah Timur ; berbatasan dengan Propinsi Kalimantan Timur dan Propinsi

Kalimantan Selatan

b. Arah Barat ; berbatasan dengan Propinsi Kalimantan Barat

c. Arah Utara ; berbatasan dengan Propinsi Kalimantan Barat dan Propinsi

Kalimantan Timur

d. Arash Selatan ; berbatasan dengan Laut Jawa

2.1.3. Pemerintahan

Provinsi Kalimantan Tengah sampai dengan Desember 2013 membawahi 13

kabupaten dan 1 kota, terdiri atas 136 kecamatan dan 1.569 desa/kelurahan

termasuk Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT). Dari total 1.569 desa/kelurahan

tersebut, 1.512 desa/kelurahan memiliki Badan Pemusyawaratan Desa/Lembaga

Musyawarah Kelurahan, sisanya belum memiliki. Selama periode Desember

2012 sampai dengan Desember 2013 terjadi penambahan 10 desa/kelurahan di

Provinsi Kalimantan Tengah.

Laporan Fakta dan Analisa I Penyusunan Master Plan Rumah Sakit Jiwa “Kalawa Atei” Palangkaraya

Page 3: Bab 2 kapuas survei

II-

2.2. Kebijakan Pemerintah Provinsi

Komitmen Pemerintah Provinsi untuk membangun Provinsi Kalimantan Tengah sangat

jelas yang meliputi semua sektor pembangunan. Pembangunan Kesehatan mendapat

tempat yang tinggi yaitu di nomor urut 3, yaitu setelah pembangunan infrastruktur dan

pembangunan pendidikan yang berada di atasnya.

2.3 Geografi dan Perhubungan

2.3.1. Kondisi Geografis

Provinsi Kalimantan Tengah terletak antara 0°45’ Lintang Utara - 3°30’  Lintang

Selatan dan 110°45 Bujur Timur - 115°51 Bujur Timur. Terletak diantara tiga

Provinsi tetangga yaitu Provinsi Kalimantan Barat, Provinsi Kalimantan Timur

dan Provinsi Kalimantan Selatan. Luas wilayah Kalimantan Tengah sebesar

153.564 km² atau 8,04 persen dari total luas daratan Indonesia.

Dengan 11 sungai besar dan tidak kurang dari 33 sungai kecil/anak sungai,

keberadaannya menjadi  salah satu ciri khas Provinsi Kalimantan Tengah.

Sungai Barito dengan panjang mencapai 900 km dengan rata-rata kedalaman 8

m merupakan sungai terpanjang dan dapat dilayari hingga 700 km.

Sebagai daerah yang beriklim tropis, wilayah Provinsi Kalimantan Tengah rata-

rata mendapat penyinaran matahari sekitar 56,8 persen per tahun. Udaranya

relatif panas yaitu siang hari mencapai 32,8°C dan malam hari 22,5°C

sedangkan rata-rata banyaknya curah hujan pertahunnya relatif tinggi yaitu

mencapai 260,28 mm.

2.3.2. Perhubungan

Angkutan Laut

a.     Lalu Lintas Barang

Jumlah barang yang dibongkar pada tahun 2013 mencapai 4.512.174

ton, naik 3,20 persen dari tahun 2012 yang mencapai 4.661.331 ton.

Sementara barang yang dimuat pada tahun 2012 mencapai 29.905.751

ton, mengalami kenaikan yang signifikan yaitu sebesar 244,97 persen

Laporan Fakta dan Analisa I Penyusunan Master Plan Rumah Sakit Jiwa “Kalawa Atei” Palangkaraya

Page 4: Bab 2 kapuas survei

II-

dibanding tahun 2012 yang mencapai 8.669.131 ton. Jumlah barang yang

dibongkar terbanyak terjadi pada bulan Oktober sebanyak 1.011.473 ton

dan paling sedikit pada bulan Agustus sebanyak 238.900 ton. Untuk

jumlah barang yang dimuat terbanyak sebesar 3.656.882 ton pada bulan

Desember dan paling sedikit bulan Januari sebesar 1.135.789 ton.

b.  Lalu Lintas Penumpang

Jumlah penumpang yang datang melalui empat pelabuhan penumpang

di  Kalimantan Tengah yaitu Pelabuhan Sampit, Pelabuhan Kumai,

Pelabuhan Sukamara dan Pelabuhan Kuala Pembuang pada tahun 2013

mencapai 291.699 orang, turun 13,07 persen dibanding tahun 2012 yang

mencapai 335.545 orang. Sedangkan jumlah penumpang yang berangkat

tahun 2013 mencapai 249.801 orang, naik 4,79 persen dibanding tahun

2012 yang mencapai 238.383 orang.

 

Kedatangan penumpang terbanyak terjadi pada bulan Agustus  sebanyak

70.172 orang dan  keberangkatan penumpang terkecil terjadi pada bulan

Juli sebanyak 14.964 orang

AngkutanUdara. Jumlah keberangkatan pesawat di bandara-bandara di

Kalimantan Tengah  selama tahun 2013 mencapai 12.496 kali, naik 19,90

persen dibanding tahun 2012 yang mencapai 10.422 kali, sedangkan

kedatangan mencapai 12.507 kali naik 20,05 persen dibanding tahun

2012 yang mencapai 10.418 kali. Sejalan dengan peningkatan jumlah

penerbangan, jumlah penumpang baik yang datang maupun  berangkat

pun mengalami kenaikan dibanding tahun 2012. Jumlah penumpang

yang datang pada tahun 2013 mencapai 664.567 orang naik 8,87 persen

dibanding tahun 2012 yang mencapai 610.421 orang. Sedangkan jumlah

penumpang yang berangkat pada tahun 2013 mencapai 629.568 orang,

naik 5,95 persen dibanding tahun 2012 yang mencapai 594.214 orang.

Laporan Fakta dan Analisa I Penyusunan Master Plan Rumah Sakit Jiwa “Kalawa Atei” Palangkaraya

Page 5: Bab 2 kapuas survei

II-

2.4 Demografi

2.4.1. Kependudukan

Rata-rata laju pertumbuhan penduduk untuk periode tahun 2000-2013 berada

pada kisaran 2 persen. Hal ini menunjukkan keberhasilan pemerintah dalam

menekan angka kelahiran melalui program Keluarga Berencana (KB).

Penyebaran penduduk Kalimantan Tengah masih belum merata khususnya di

daerah pedesaan karena masih kurangnya sarana jalan darat, sehingga daerah

sepanjang aliran sungai menjadi daerah pemukiman penduduk. Dengan luas

wilayah sekitar 153.564 Km², tingkat kepadatan penduduk pada tahun 2013

mencapai 15 orang per km².

Penduduk laki-laki Provinsi Kalimantan Tengah lebih banyak

dibandingkan  jumlah penduduk perempuan. Hal ini dapat ditunjukkan oleh sex

ratio yang nilainya lebih besar dari 100. Pada tahun 2013, untuk setiap 100

penduduk perempuan terdapat 109 penduduk laki-laki.

Seiring dengan kemajuan pembangunan di Provinsi Kalimantan Tengah diikuti

juga dengan peningkatan jumah penduduk dari tahun ke tahun. Pada tahun 2010

penduduk Provinsi Kalimantan Tengah adalah sebanyak 2.220.800 jiwa,

meningkat di tahun 2012 menjadi 2.329.800 jiwa. Selengkapnya proyeksi

peningkatan penduduk di Provinsi Kalimantan Tengah dari tahun 2010 sd 2020

dapat dilihat di dalam tabel berikut.

Laporan Fakta dan Analisa I Penyusunan Master Plan Rumah Sakit Jiwa “Kalawa Atei” Palangkaraya

Page 6: Bab 2 kapuas survei

II-

Tabel 2.4.1 Proyeksi Penduduk menurut Kabupaten/Kota

Provinsi Kalimantan Tengah

Tahun 2010 sd 2020

NO KAB/KOTA

PROYEKSI PENDUDUK KALIMANTAN TENGAN TAHUN

2010 2012 2014 2016 2018 2020

1 SUKAMARA 45.193 49.082 53.190 57.504 62.014 66.712

2 LAMANDAU 63.485 67.604 71.831 76.141 80.512 84.921

3 KTW. BARAT 236.904 253.036 269.673 286.714 304.092 321.711

4 SERUYAN 140.713 153.747 167.621 182.307 197.799 214.066

5 KTW. TIMUR 375.709 395.787 416.029 436.254 456.351 476.173

6 KATINGAN 146.946 152.406 157.724 162.837 167.706 172.287

7 KOTA P. RAYA 221.998 236.831 252.105 267.720 283.612 299.691

8 PLG. PISAU 120.377 122.338 124.060 125.504 126.657 172.287

9 KAPUAS 330.608 338.056 344.918 351.073 356.472 361.045

10 GUNUNG MAS 97.379 102.410 107.467 112.501 117.487 122.384

11 BAR. SELATAN 124.505 127.660 130.609 133.304 135.726 137.845

12 BAR. TIMUR 97.816 104.057 110.455 116.965 123.557 130.193

13 BAR. UTARA 121.910 124.317 126.494 128.400 130.018 131.327

14 MURUNG RAYA 97.257 102.469 107.724 112.976 118.197 123.348

PROV. KAL. TENGAH 2.220.800 2.329.800 2.439.900 2.550.200 2.660.200 2.769.200

2.4.2. Kepadatan penduduk

Penyebaran penduduk di Provinsi Kalimantan Tengah belum merata. Hal ini

dapat dilihat dari kepadatan penduduk tiap kabupaten/kota yang tidak sama.

Kab/Kota dengan kepadatan penduduk yang paling tinggi terdapat di Kota

Palangka Raya sebesar 97 jiwa per KM2. Kepadatan terendah terdapat di Kab.

Murung Raya dengan kepadatan penduduk 4 jiwa per KM2. Jumlah penduduk

dan luas wilayah merupakan indikator penting dalam hal penyebaran penduduk.

Laporan Fakta dan Analisa I Penyusunan Master Plan Rumah Sakit Jiwa “Kalawa Atei” Palangkaraya

Page 7: Bab 2 kapuas survei

II-

Gambar 2.4.2.

Estimasi kepadatan Penduduk tahun 2013

Propinsi Kalimantan Tengah

2.5 Sosioekonomi dan Budaya

2.5. 1. Pendidikan

Penduduk laki-laki di Kalimantan Tengah seperti di derah lain memiliki

kemampuan baca tulis lebih tinggi di banding penduduk perempuan. Angka

partisipasi sekolah untuk usia 7-12 (jenjang SD) cenderung meningkat,

sedangkan partisipasi sekolah usia 13-15 dan 16-18 mengalami penurunan.

Peningkatan jumlah penduduk yang bersekolah selama tahun 2010-2013

menunjukkan keberhasilan dalam upaya memperluas pelayanan pendidikan.

Dari rata-rata lama sekolah terlihat bahwa pelaksanaan program wajib belajar 9

tahun yang dicanangkan pemerintah baru berjalan sekitar 8 tahun.

Pada jenjang pendidikan SD/MI di Provinsi Kalimantan Tengah untuk tahun

ajaran 2012/2013 seorang guru rata-rata mengajar 11 murid. Sama halnya untuk

jenjang pendidikan SLTP/MTs rata-rata seorang guru  juga mengajar 11 murid.

Sedangkan jenjang SLTA/MA beban seorang guru mengajar adalah 10 murid.

Laporan Fakta dan Analisa I Penyusunan Master Plan Rumah Sakit Jiwa “Kalawa Atei” Palangkaraya

Page 8: Bab 2 kapuas survei

II-

Kemampuan daya tampung sekolah tingkat SD/MI di Kalimantan Tengah

mencapai 120 murid, SLTP/MTs 138 murid dan SLTA/MA 209 murid.

Pendidikan kesehatan di Provinsi Kalimantan Tengah berkembang pesat dari

tahun ke tahun. Jumlah Poltekes setingkat D3 Keperawatan saat ini adalah

sebanyak 8 unit, D3 Kebidanan sebanyak 12 unit, D3 Gizi sebanyak 1 unit, D3

Farmasi sebanyak 1 unit, D3 Analis Kesehatan sebanyak 1 unit. Disamping itu

ada Poltekes setingkat D4 yaitu D4 Keperawatan 1 unit, D4 Kebidanan sebanyak

1 unit, dan D4 Gizi sebanyak 1 Unit. Yang lainnya adalah S1 Keperawatan

sebanyak 1 unit dan S1 Kedokteran sebanyak 1 unit.

2.5.2 Kesehatan

Puskesmas merupakan pilihan utama masyarakat yang memiliki keluhan

kesehatan karena mudah dijangkau dan biaya berobat yang murah. Rumah sakit

yang banyak dikunjungi adalah rumah sakit milik pemerintah dibandingkan

swasta, sedangkan untuk praktek dokter dipilih karena kemudahan dan

kecepatan pertolongan kesehatan walaupun dengan harga yang lebih mahal.

Pelayanan kesehatan di tingkat Puskesmas dilaksanakan oleh petugas

kesehatan secara komprehensif yang meliputi pencegahan pengobatan,

pemulihan dan peningkatan pengetahuan. Bila Puskesmas tidak dapat

menangani kasus oleh karena batasan kewenagan dan keterbatasan peralatan

atau obat obatan maka akan melakukan pelayanan rujukan ke fasilitas

kesehatan yang kemampuannia lebih tinggi yaitu rumah sakit. Dalam hal

kasusnya adalah gangguan jiwa maka akan dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa.

Pemerintah mengupayakan agar penderita gangguan jiwa yang tergolong ringan

dapat ditolong di puskesmas, namun gangguan jiwa berat harus dirujuk ke

rumah sakit jiwa atau rumah sakit umum yang ada pelayanan kesehatan jiwa.

Pengobatan terhadap gangguan jiwa secara khusus ditujukan untuk

meningkatkan produktifitas penderita.

Fasilitas pelayanan kesehatan di Provinsi Kalimantan Tengah terdiri dari Fasilitas

Kesehatan Tingkat Primer (Puskesmas Pembantu, Poskesdes, Polindes,

Poliklinik Umum Swasta, dan Puskesmas). Jumlah Puskesmas sebanyak 192

Laporan Fakta dan Analisa I Penyusunan Master Plan Rumah Sakit Jiwa “Kalawa Atei” Palangkaraya

Page 9: Bab 2 kapuas survei

II-

buah. Fasilitas Kesehatan Tingkat Sekunder sebanyak 18 buah meliputi Rumah

sakit Kelas B sebanyak 2 buah, Rumah Sakit Kelas C sebanyak 6 buah, dan

Kelas D sebanyak 10 buah.

2. 5. 3. Perekonomian

Perekonomian Kalimantan Tengah selama tahun 2013 meningkat dibanding

tahun 2012, ditandai dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 7,37 persen. Sektor

yang mengalami pertumbuhan tertinggi pada tahun 2013 adalah sektor

Pertambangan dan Penggalian yang tumbuh sebesar 15,35 persen, setelah

sebelumnya tumbuh melambat pada tahun 2012. Sektor lain yang

pertumbuhannya tinggi antara lain sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan sebesar 11,66 persen dan sektor Pengangkutan dan Komunikasi

sebesar 11,21 persen. Selama tiga tahun terakhir, distribusi PDRB Kalimantan

Tengah didominasi sektor Pertanian, dan pada tahun 2013 sebesar 27,11

persen. Kontributor kedua terbesar adalah sektor Perdagangan, Hotel dan

Restoran (21,49%) kemudian disusul sektor Jasa-jasa (13,69%).

Dari sisi penggunaan, pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi pada komponen

ekspor barang dan jasa sebesar 15,62 persen. Komponen konsumsi rumah

tangga mengalami pertumbuhan sebesar 4,98 persen, konsumsi Lembaga

Swasta Nirlaba tumbuh sebesar 10,47 persen, konsumsi Pemerintah tumbuh

sebesar 9,87 persen dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar

11,38 persen. Ekspor mengalami peningkatan pada tahun 2013 yang didorong

oleh ekspor bauksit, bijih besi, batubara, CPO, karet dan kayu. Antara tahun

2009 sampai dengan tahun 2013, struktur PDRB menurut penggunaan

menunjukkan adanya pergeseran. Selama kurun waktu lima tahun tersebut,

konsumsi rumah tangga mendominasi PDRB Penggunaan. Meskipun pada

tahun 2012 dan 2013, dominasi utama tersebut digantikan oleh komponen

Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB). Hal ini menjadi indikasi adanya

peningkatan investasi swasta di Kalimantan Tengah. Selama tahun 2009-2013

nilai impor Kalimantan Tengah lebih besar daripada ekspor yang menempatkan

ekonomi Kalimantan Tengah sebagai net impor.

Laporan Fakta dan Analisa I Penyusunan Master Plan Rumah Sakit Jiwa “Kalawa Atei” Palangkaraya

Page 10: Bab 2 kapuas survei

II-

Usaha ekonomi yang ada di Provinsi Kalimantan Tengah sangat beragam

meliputi usaha dalam bidang kehutanan, pertambangan, perkebunan, pertanian

dan peternakan, perikanan, dll.

Sektor perkebunan didominasi oleh tanaman kelapa sawit dan karet yang dari

tahun ke tahun selalu meningkat, hingga pada tahun 2012 menjadi komoditi

ekspor luar negeri terbesar kedua. Pada tahun 2012, ekspor olahan TBS menjadi

CPO sebesar 273 Juta US$ dan olahan karet sebesar 201 Juta US$.

Dengan luas areal sebesar 858.433 Ha tanaman kelapa sawit menghasilkan 5

juta ton CPO, sedangkan tanaman karet dengan luas areal sebesar 456.272

hektar menghasilkan 2 juta ton karet.

2.5.4. Industri

Industri manufaktur adalah kegiatan produksi yang mengubah barang dasar

(bahan mentah) menjadi barang jadi/setengah jadi dan atau dari barang yang

kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya. Termasuk ke dalam

kategori ini adalah kegiatan jasa industri pengolahan (makloon). Perusahaan /

Usaha industri manufaktur adalah unit kegiatan ekonomi yang

melakukan/mengusahakan industri manufaktur; terletak pada suatu

bangunan/lokasi tertentu serta ada seorang atau lebih yang bertanggung jawab

atas usaha tersebut.

Provinsi Kalimantan Tengah sejauh ini masih mengandalkan sektor pertanian,

sektor perdagangan, hotel & restoran serta sektor jasa sebagai penopang

ekonomi provinsi ini. Sektor industri di Kalimantan Tengah masih dalam tahap

perkembangan yang ditandai dengan perkembangan produksi industri

manufaktur besar dan sedang yang masih fluktuatif. Pada tahun 2012, jumlah

perusahaan industri besar sedang bertambah 7 unit dibandingkan dengan dua

tahun sebelumnya, walaupun apabila dibandingkan dengan tahun 2011 terdapat

pengurangan jumlah perusahaan. Tenaga kerja yang dapat di serap pada

industri besar sedang pada tahun 2012 lebih dari empat belas ribu orang

meskipun jumlahnya menurun dibandingkan tahun sebelumnya.

Laporan Fakta dan Analisa I Penyusunan Master Plan Rumah Sakit Jiwa “Kalawa Atei” Palangkaraya

Page 11: Bab 2 kapuas survei

II-

Walaupun jumlah perusahaan dan jumlah tenaga kerja mengalami pasang surut,

namun nilai tambah atas dasar harga pasar terus mengalami peningkatan dalam

kurun tiga tahun terakhir. Pada tahun 2010 nilai tambah atas dasar harga pasar

sebesar Rp 8.318 milyar naik menjadi Rp 10.797 milyar pada tahun 2011 dan

kembali naik menjadi 11,335 milyar pada tahun 2012.

2. 5. 5 Inflasi

Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan indikator dalam menghitung besaran

inflasi setiap bulannya. IHK menggambarkan rata-rata perubahan harga antar

waktu dari suatu paket komoditas (basket commodity) barang dan jasa yang

banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Perubahan IHK dari waktu ke waktu

menggambarkan tingkat kenaikan (inflasi) atau tingkat penurunan (deflasi) dari

barang/jasa kebutuhan rumah tangga sehari-hari

Paket komoditas IHK didapatkan dari Survei Biaya Hidup (SBH). SBH terakhir

kali dilaksanakan pada tahun 2012 dan dilakukan updating setiap 5 tahun sekali.

Dari hasil  SBH  2012, paket  komoditas   IHK   yang  digunakan   adalah 

sebanyak 349 (Palangka Raya) dan 338 (Sampit) jenis barang dan jasa yang

dikelompokan menjadi tujuh kelompok pengeluaran, yakni Kelompok Bahan

Makanan, Kelompok Makanan jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau,  Kelompok

Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar,  Kelompok   Sandang,  

Kelompok  Kesehatan, Kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga, dan

Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan.

Perkembangan inflasi Kota Palangka Raya selama kurun waktu lima tahun

terakhir cukup berfluktuasi. Selama 2009-2013, inflasi tertinggi terjadi pada tahun

2010 sebesar 9,49 persen dan terendah terjadi pada tahun 2009 sebesar 1,39

persen. Sementara di Kota Sampit selama kurun waktu lima tahun,  inflasi

tertinggi terjadi pada tahun 2010 sebesar 9,53 persen dan terendah terjadi pada

Tahun 2009 sebesar 2,85 persen.

Laporan Fakta dan Analisa I Penyusunan Master Plan Rumah Sakit Jiwa “Kalawa Atei” Palangkaraya

Page 12: Bab 2 kapuas survei

II-

2. 5. 6 Konsumsi dan Pengeluaran

Selama periode 2007-2012 tingkat kesejahteraan penduduk Kalimantan Tengah

mengalami peningkatan seperti yang ditunjukkan oleh semakin meningkatnya

tingkat pengeluaran per kapita sebagai pendekatan pendapatan (nominal/riil).

Pengeluaran per kapita penduduk tahun 2007 dari Rp 355.716 meningkat

menjadi Rp 697.961 (nominal) dan Rp 481.585 (riil dengan IHK 2007=100) pada

tahun 2012.

Semakin tinggi persentase pengeluaran non-makanan dari total pengeluaran

mengindikasikan adanya perbaikan tingkat kesejahteraan. Berdasarkan data

yang tersedia, terlihat bahwa persentase pengeluaran untuk makanan selalu

lebih besar daripada pengeluaran non-makanan yang merupakan ciri dari daerah

berkembang. Namun demikian persentasenya mengalami trend meningkat. Pada

tahun 2010 alokasi pengeluaran non-makanan mencapai 39,08 persen, menjadi

42,96 persen pada tahun 2011 dan terakhir pada tahun 2012 meningkat menjadi

43,93 persen.

Indikator kesejahteraan lain adalah tingkat kecukupan gizi yang disajikan dalam

unit kalori dan protein. Periode tahun 2011 konsumsi kalori dan protein

Kalimantan Tengah sudah berada diatas standar yang ditetapkan, yaitu di atas

2000 kkal dan 52 gram protein. Namun di tahun 2012, berada dibawah nilai

standar yang telah ditetapkan. 

2. 5. 7 Kemiskinan

Jika dilihat secara persentase tingkat kemiskinan di Kalimantan Tengah

berdasarkan Kabupaten/Kota pada tahun 2012 maka Kabupaten Barito Timur

memiliki persentase tertinggi yaitu. Kabupaten Barito Timur yaitu sebesar 8,53

persen. Kabupaten Seruyan adalah kabupaten dengan persentase kemiskinan

tertinggi kedua yaitu sebesar 7,92 persen. Persentase kemiskinan tertinggi

ketiga ada di Kabupaten Barito Selatan yaitu sebesar 7,26 persen.

Tingkat kemiskinan yang terendah terjadi di Kota Palangka Raya yaitu 4,24

persen. Selain di Kota Palangka Raya, di Kabupaten Lamandau juga sama

persentase kemiskinannya terendah kedua yaitu sebesar 4,66 persen.

Kabupaten Pulang Pisau adalah Kabupaten yang memiliki persentase

Laporan Fakta dan Analisa I Penyusunan Master Plan Rumah Sakit Jiwa “Kalawa Atei” Palangkaraya

Page 13: Bab 2 kapuas survei

II-

kemiskinan terendah ketiga setelah Kabupaten Lamandau yaitu sebesar 5,25

persen.

2. 6 Ketenagakerjaan

Jumlah angkatan kerja pada Agustus 2013 Kalimantan Tengah mencapai 1.097.627

orang berkurang sekitar 59.516 orang dibandingkan jumlah angkatan kerja pada

Februari 2013 sebesar 1.157.143 orang atau turun 5,14 persen, oleh penurunan

angkatan kerja di sektor pertanian. Hal ini disebabkan pada bulan Februari 2013

penduduk perempuan yang umumnya bekerja di sektor pertanian, pada bulan Agustus

2013 mereka tidak bekerja lagi tetapi kembali pada status semula mengurus rumah

tangga, tercatat pada Februari 2013 sebesar 417.988 orang turun menjadi 360.718

orang pada Agustus 2013.

Dari jumlah angkatan kerja tersebut di atas, jumlah penduduk yang bekerja pada

Agustus 2013 sebesar 1.063.711 orang, dan ini berkurang sekitar 72.355 orang jika

dibandingkan dengan keadaan bulan Februari 2013, yaitu sebesar 1.136.066 orang atau

turun 6,37 persen.

Situasi ketenagakerjaan pada bulan Agustus 2013 sangat diwarnai oleh kondisi pasca

musim panen, dimana penduduk tidak melakukan kegiatan atau menunggu musim

tanam. Kondisi ini menyebabkan penduduk yang bekerja di sektor pertanian berkurang

sebesar 8,29 persen atau 50.654 orang dari bulan Februari 2013, yaitu sebesar 611.248

orang menjadi 560.594 orang pada bulan Agustus 2013. Penurunan jumlah penduduk

yang bekerja disektor pertanian diikuti pula pergeseran pada pekerja informal di sektor

pertanian, dimana pekerja bebas sektor pertanian menurun sebesar 3.547 orang atau

20,10 persen dari bulan Februari 2013 sebesar 17.647 orang menjadi 14.100 orang

pada Agustus 2013. Begitu juga untuk pekerja bebas non pertanian mengalami

penurunan sebesar 6.159 orang atau 20,13 persen. Untuk pekerja tidak dibayar yaitu

penduduk yang bekerja sebagai pekerja keluarga mengalami penurunan sebesar 54.458

orang atau 22,69 persen.

Pada bulan Agustus 2013 angka pengangguran sebesar 3,09 persen, naik sebesar 1,27

persen dari bulan Februari 2013 yaitu 1,82 persen, dan dibandingkan dengan bulan

Agustus 2012, angka tersebut turun sebesar 0,08 persen. Untuk tingkat kabupaten/kota

Laporan Fakta dan Analisa I Penyusunan Master Plan Rumah Sakit Jiwa “Kalawa Atei” Palangkaraya

Page 14: Bab 2 kapuas survei

II-

se-Kalimantan Tengah pada bulan Agustus 2013, angka pengangguran tertinggi adalah

Kota Katingan sebesar 5,82 persen dan angka pengangguran terendah adalah

Kabupaten Kapuas sebesar 1,51 persen.

2.7. Profil Kesehatan di Propinsi Kalimantan Tengah

2.7.1 Fasilitas Kesehatan

Pasien pasien yang dalam kondisi berat harus dirujuk dari Fasilitas Kesehatan

Primer ke Fasilitas Kesehatan Sekunder/Rumah Sakit. Rumah Sakit ada yang

dimiliki oleh pemerintah dan ada juga yang dimiliki pihak swasta. Jumlah rumah

sakit di Provinsi Kalimantan Tengah sebanyak 19 unit. Kepemilikan rumah sakit

tersebut dapat dilihat di dalam tabel berikut;

Tabel 2.7.1. Jumlah Rumah Sakit menurut kepemilikan

Propinsi Kalimantan Tengah Tahun 2013

KATEGORI KEPEMILIKAN RS UMUM RS KHUSUS JUMLAH

PUBLIK KEMENKES 0 0 0

PEM. PROVINSI 1 1 2

PEM. KAB/KOTA 14 0 14

TNI/ POLRI 2 0 2

KEMENTERIAN LAIN 0 0 0

PRIVATE SWASTA 1 0 1

BUMN 0 0 0

18 1 19

Jumlah puskesmas di Provinsi Kalimantan Tengah secara relatif sudah dapat

menjangkau masyarakat hingga pedalaman. Estimasi jumlah penduduk Provinsi

Kalimantan Tengah tahun 2013 adalah sebanyak 2.384.700 jiwa. Jumlah

puskesmas yang telah teregistrasi 194, artinya maka 1 Puskesmas melayani

sebanyak 12.292 jiwa penduduk. Rasio puskesmas per 100.000 penduduk

tertinggi terdapat di Kab. Lamandau dan terendah terdapat di Kota Palangka

Raya.

Laporan Fakta dan Analisa I Penyusunan Master Plan Rumah Sakit Jiwa “Kalawa Atei” Palangkaraya

Page 15: Bab 2 kapuas survei

II-

Gambar 2.7.2.

Ratio Puskesmas per 100.000 Penduduk tahun 2013

Propinsi Kalimantan Tengah

2.7.2 Tenaga Dokter

a. Dokter

Rasio dokter umum di Indonesia tahun 2013 adalah 37,2 per 100.000 penduduk,

dengan rentang 8,9 – 151,5 per 100.000 penduduk. Berdasarkan target indikator

Indonesia Sehat rasio dokter 40 per 100.000 penduduk, secara nasional belum

mencapai target dan hanya 8 provinsi telah mencapai target.

Rasio dokter umum per 100.000 penduduk kabupaten/kota di Prov. Kalimantan

Tengah berkisar 6,3 – 69,2 dengan rasio tertinggi Kota Palangka Raya dan rasio

terendah Kab. Pulang Pisau. Berdasarkan target indikator Indonesia Sehat rasio

dokter 40 per 100.000 penduduk, tingkat provinsi dan 93 % kab/kota belum

mencapai target.

Laporan Fakta dan Analisa I Penyusunan Master Plan Rumah Sakit Jiwa “Kalawa Atei” Palangkaraya

Page 16: Bab 2 kapuas survei

II-

Gambar 2.7.3.

Ratio dokter umum per 100.000 penduduk tahun 2013

Propinsi Kalimantan Tengah

b. Perawat

Rasio perawat di Indonesia tahun 2013 adalah 119,2 per 100.000 penduduk,

dengan rentang 66,9 – 320,1 per 100.000 penduduk. Berdasarkan target

indikator Indonesia Sehat rasio dokter 117,5 per 100.000 penduduk, secara

nasional telah mencapai target dan hanya 8 provinsi belum mencapai target.

Rasio perawat per 100.000 penduduk kabupaten/kota di Prov. Kalimantan

Tengah berkisar 84,3 – 494,5 dengan rasio tertinggi Kab. Sukamara dan

terendah Kab. Katingan. Berdasarkan target indikator Indonesia Sehat rasio

117,5 perawat per 100.000 penduduk, tingkat provinsi dan 93 % kab/kota telah

memenuhi target.

Laporan Fakta dan Analisa I Penyusunan Master Plan Rumah Sakit Jiwa “Kalawa Atei” Palangkaraya

Page 17: Bab 2 kapuas survei

II-

Gambar 2.7.4.

Ratio dokter umum per 100.000 penduduk tahun 2013

Propinsi Kalimantan Tengah

2.2.4. Kesehatan

Sejalan dengan meningkatnya akses masyarakat terhadap fasilitas pelayanan

kesehatan akan mempengaruhi umur masyarakat. Anka kematian Bayi tahun

2012 di Provinsi Kalimantan Tengah adalah 49/1000 kelahiran hidup (SDKI

2012), sementara BPS Provinsi Kalimantan Tengah menginformasikan bahwa

Umur Harapan Hidup Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2011 adalah 71,9

tahun.

Masalah Penyakit menular tetap masih menjadi masalah kesehatan utama.

Insidens DBD tahun 2011 adalah 30,4 per 100.000 penduduk, Malaria ( Annual

Parasite Incidence/ API) 4 per 1000 penduduk , Pneumonia Balita sebesar 3,5

per 100 Balita. Selain penyakit menular, penyakit tidak menular seperti

Hipertensi, Diabetes, Luka akibat Cedera Fisik sudah mulai menimbulkan

masalah yang memerlukan perhatian.

Satu hal yang sudah mendapat perhatian besar adalah gangguan jiwa. Menurut

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2013 Prevalensi Gangguan Jiwa

Laporan Fakta dan Analisa I Penyusunan Master Plan Rumah Sakit Jiwa “Kalawa Atei” Palangkaraya

Page 18: Bab 2 kapuas survei

II-

Berat di Indonesia adalah 1,7 permil, sementara di Provinsi Kalimantan Tengah

adalah 0,9 permil. Pasien pasien ini memerlukan rawat inap didalam

pengobatannya. Prevalensi Gangguan Mental Emosional pada Kelompok Umur

15 tahun ke atas di Indonesia adalah sebesar 6 % dan di Provinsi Kalimantan

Tengah adalah 3,2 % pasien ini memerlukan rawat jalan di dalam

pengobatannya.

Berangkat dari angka Gangguan Jiwa Berat menurut Riskesdas, dikaitkan

dengan proyeksi jumlah penduduk Provinsi Kalimantan Tengah maka setiap

tahunnya jumlah penderita gannguan jiwa berat yang memerlukan rawat inap

adalah sebagaimana di dalam tabel di bawah.

Tabel 2.7.5. Proyeksi Jumlah Penderita Gangguan Jiwa Berat

Menurut Kabupate/Kota Provinsi Kalimantan Tengah

Tahun 2010 sd 2020

NO KAB/KOTA

PROYEKSI JUMLAH GANGGUAN JIWA BERAT KALIMANTAN TENGAN TAHUN

2010 2012 2014 2016 2018 2020

1 SUKAMARA 41 44 48 52 56 60

2 LAMANDAU 57 61 65 69 72 76

3 KTW. BARAT 213 228 243 258 274 290

4 SERUYAN 127 138 151 164 178 193

5 KTW. TIMUR 338 356 374 393 411 429

6 KATINGAN 132 137 142 147 151 155

7 KOTA P. RAYA 200 218 227 241 255 270

8 PLG. PISAU 108 110 112 113 114 115

9 KAPUAS 298 304 310 316 321 325

10 GUNUNG MAS 88 92 97 101 106 110

11 BAR. SELATAN 112 115 118 120 122 124

12 BAR. TIMUR 88 94 99 105 111 117

13 BAR. UTARA 110 112 114 116 117 118

14 MURUNG RAYA 88 92 97 102 106 111

PROV. KAL. TENGAH 1.999 2.097 2.196 2.295 2.394 2.492

Jumlah ini menunjukkan bahwa masalah kesehatan jiwa di Provinsi Kalimantan

Tengah masih besar.

Laporan Fakta dan Analisa I Penyusunan Master Plan Rumah Sakit Jiwa “Kalawa Atei” Palangkaraya

Page 19: Bab 2 kapuas survei

II-

2. 8. Internal Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei

Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei yang diujudkan melalui Keputusan Gubernur Kalimantan

Tengah No 18 Tahun 2012 tanggal 17 September 2012, telah bergerak kedepan untuk

mememenuhi kebutuhan organisasi, menjalankan dan memperkuat manajemen, serta

meningkatkan mutu dan mengembangkan pelayanan kesehatan jiwa.

2.8.1. Sarana dan Prasarana

Di tahun 2014 beberapa jenis Fisik Bangunan dan beberapa Fundasi bangunan

sudah tersedia yaitu Ruang Administrasi, Ruang IGD, Poli Klinik Jiwa, Ruang

Pelayanan Gawat Darurat Jiwa serta ruang pelayanan Psikologi sebanyak 1

unit, Ruang Rawat Inap sebanyak 1 unit dengan kapasitas 28 Tempat Tidur,

ruang dapur sebanyak 1 unit, ruang Laundry sebanyak 1 unit, ruang visum

sebanyak 1 unit, Pos jaga sebanyak 1 unit, Tower air beserta Pompa Air

sebanyak 3 unit, dan IPAL sebanyak 1 unit. Prasarana berupa Listrik sudah

tersedia sebanyak 50 KVA.

2.8.2. Pola penyakit

Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei resmi berdiri pada tahun 2012 melalui Peraturan

Gubernur Kalimantan Tengah No 18 Tahun 2012 tentang Pembentukan

Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis daeah Rumah Sakit Jiwa

Kalawa Atei Pada Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah pada tanggal

17 September 2012. Sejak saat itu pelayanan Rumah Sakit Jiwa kalawa Atei

mulai dibenahi baik dari ketenagaan peralatan dan pengelolaannya agar sesuai

dengan pelayanan rumah sakit jiwa. Monitoring hasil pelayanan kesehatan di

Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei sejak tahun 2013 dapat dilihat di dalam tabel

berikut.

Laporan Fakta dan Analisa I Penyusunan Master Plan Rumah Sakit Jiwa “Kalawa Atei” Palangkaraya

Page 20: Bab 2 kapuas survei

II-

Tabel 2.8.1. Distribusi kunjungan menurut jenis pelayanan

Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei

Tahun 2013 dan 2014 (sd Maret)

NO JENIS PELAYANAN

JUMLAH KUNJUNGAN MENURUT TAHUN

2013 2014

1 PERAWATAN

A Kasus Baru Rawat jalan 248 45

B Rawat Inap 129 73

C Kunjungan kasus Rawat Jalan 3569 792

D Kegawat Daruratan 129 57

2 PSIKOLOGI

Pelayanan Psikologi 520 33

Data ini dapat kita lihat lebih jauh menurut kabupaten. Selengkapnya data tersebut

ditampilkan di dalam tabel berikut.

Laporan Fakta dan Analisa I Penyusunan Master Plan Rumah Sakit Jiwa “Kalawa Atei” Palangkaraya

Page 21: Bab 2 kapuas survei

II-

Tabel 2.8.2. Distribusi kunjungan kasus gangguan jiwa menurut kabupaten/kota

Provinsi Kalimantan Tengah

Tahun 2013 dan 2014

NO KAB/KOTA

Jumlah Kunjungan kasus

gangguan jiwa

2013 2014 (sd Maret)

1 SUKAMARA 13 1

2 LAMANDAU 5 3

3 KTW. BARAT 4 2

4 SERUYAN 3 2

5 KTW. TIMUR 67 16

6 KATINGAN 356 84

7 KOTA P. RAYA 2.576 522

8 PLG. PISAU 184 40

9 KAPUAS 76 14

10 GUNUNG MAS 335 82

11 BAR. SELATAN 37 11

12 BAR. TIMUR 21 9

13 BAR. UTARA 10 5

14 MURUNG RAYA 11 1

PROV. KAL. TENGAH 2.698 792

2.8.3. Peralatan Kesehatan

Pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan tiak lepas dari penggunaan alat

kesehatan. Peralatan Kesehatan Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei saat ini adalah

a. Instalasi Gawat Darurat : Instalasi Gawat Darurat telah memiliki Diagnostic

set sebanyak 2 unit, Bed fiksasi 2 unit, tabung oxygen 2 buah, Minor surgery

set 2 unit, Sterilisator kering 2 unit, serta UV Room Sterilisator sebanyak 2

unit. Suction pump 1 unit, Examination Lamp 1 buah, Ultrasonic Nebulizer 1

buah,

b. Instalasi Rawat Jalan : Instalasi Rawat Jalan telah memiliki alat perlengkapan

diagnostik (Stetoscop, dan Spigmomanometer) 1 unit, ECT 1 unit

Laporan Fakta dan Analisa I Penyusunan Master Plan Rumah Sakit Jiwa “Kalawa Atei” Palangkaraya

Page 22: Bab 2 kapuas survei

II-

c. Alat Diagnostik : Alat diagnostic telah tersedia yaitu untuk mengukur dan

menentukan tingkat Stress (dengan alat Stress Analyzer) sebanyak 1 unit

d. Peralatan Elektromedik: Peralatan Elektromedik yang sudah tersedia saat ini

adalah EKG 12 Chanel sebanyak 1 unit

e. Peralatan Instalasi Rawat Inap:

f. Peralatan Instalasi Laboratorium : Peralatan laboratorium yang sudah

tersedia adalah Mikroscop Binokuler 2 unit, Sentrifuge sebanyak 2 unit, Rak

dan tabung LED , Haemometer Cell Counter 1 buah HB meter, pipet eritrosit

dan pipet leukosit.

g. Peralatan Instalasi Rehabilitasi Mental: Peralatan yang berkaitan dengan

Rehabilitasi mental sudah tersedia , meliputi peralatan olah raga (Badminton

dan Tenis Meja), peralatan music ( keybord, guitar, tamborin) peralatan

tataboga (mesin jahit, mesin obras)

2.8.3. Ketenagaan

Tenaga kesehatan sebagai tenaga yang melayani kesehatan jiwa dan

administrasi di Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei juga mengalami semakin dipenuhi.

Saat ini jumhnya 42 orang yang terdiri dari;

a. Tenaga Medis : Saat ini jumlah dokter spesialis jiwa adalah 2 orang, dokter

umum 5 orang dan dokter gigi 1 orang.

b. Tenaga Perawat : jumlah tenaga perawat yang ada sebanyak 18 orang.

c. Tenaga Kesehatan lain : Tenaga kesehatan lain yang telah tersedia adalah

Apoteker 1 orang, Psikolog Klinis 2 orang, Pekerja Sosial 1 orang, SKM 1

orang, SMF/SAA 2 orang, Ahli Madya Elektromedik 1 orang, Sarjana

Ekonomi 1 orang, tenaga lainnya 5 orang.

2.8.3. Organisasi

Organisasi di Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei telah menetapkan Visi yaitu

Terwujudnya Kesehatan Jiwa Masyarakat dalam Upaya Peningkatan Derajat

Kesehatan Masyarakat Menuju Provinsi Kalimantan Tengah Barigas dan Bebas

Pasung. Misinya adalah : Menyelenggarakan kesehatan jiwa yang secara

menyeluruh kepada masyarakat, baik perorangan maupun kelompok.

Laporan Fakta dan Analisa I Penyusunan Master Plan Rumah Sakit Jiwa “Kalawa Atei” Palangkaraya

Page 23: Bab 2 kapuas survei

II-

Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan jiwa masyarakat, serta

Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan kesehatan jiwa.

2.8.4 Kinerja

Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei pada tahun 2013 mampu mencapai target bahkan

melampaui target perolehan retribusi sesuai dengan target yang ditetapkan

Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah.

Laporan Fakta dan Analisa I Penyusunan Master Plan Rumah Sakit Jiwa “Kalawa Atei” Palangkaraya