Bab 2 kapuas survei
description
Transcript of Bab 2 kapuas survei
II-
BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH
2.1. Profil Singkat Propinsi Kalimantan Tengah
2.1.1. Sejarah
Provinsi Kalimantan Tengah dibentuk berdasarkan Undang-undang
Darurat Nomor 10 Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah Swatantra Provinsi
Kalimantan Tengah dan perubahan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1956
tentang Pembentukan Daerah Swatantra Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan
Selatan, dan Kalimantan Timur junto Undang-undang Nomor 21 Tahun 1958
tentang Penetapan Undang-undang Darurat Nomor 10 Tahun 1957 tentang
Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Tengah dan Perubahan
Undang-undang Nomor: 25 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah
Swatantra Tingkat I Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur
(Lembaran Negara Tahun 1957 Nomor 35) sebagai Undang-undang.
Berdasarkan Undang-undang Darurat Nomor 10 Tahun 1957 Ibukota Provinsi
Daerah Tingkat I Kalimantan Tengah adalah Pahandut, kemudian dengan
Undang-undang Nomor 21 Tahun 1958 Ibukota Provinsi Daerah Tingkat I
Kalimantan Tengah diubah menjadi Palangkaraya.
Selanjutnya dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri tanggal 22 Desember
1959 Nomor Des.52/12/2-206 kedudukan Pemerintah Daerah Propinsi Tingkat I
Kalimantan Selatan, yang semula berkedudukan di Banjarmasin, pindah ke
Palangkaraya.
Setelah berlakunya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah, Provinsi Kalimantan Tengah dimekarkan menjadi 1 Kota
dan 13 Kabupaten yaitu :
a. Kabupaten Barito Utara dengan Ibukota Muara Teweh;
b. Kabupaten Murung Raya dengan Ibukota Puruk Cahu;
c. Kabupaten Barito Selatan dengan lbukota Buntok;
d. Kabupaten Barito Timur dengan lbukota Tamiang Layang;
e. Kabupaten Kotawaringin Barat dengan Ibukota Pangkalan Bun;
Laporan Fakta dan Analisa I Penyusunan Master Plan Rumah Sakit Jiwa “Kalawa Atei” Palangkaraya
II-
f. Kabupaten Sukamara dengan lbukota Sukamara;
g. Kabupaten Lamandau dengan Ibukota Nanga Bulik;
h. Kabupaten Kotawaringin Timur dengan Ibukota Sampit;
i. Kabupaten Seruyan dengan lbukota Kuala Pembuang;
j. Kabupaten Katingan dengan Ibukota Kasongan;
k. Kabupaten Kapuas dengan Ibukota Kuala Kapuas;
l. Kabupaten Gunung Mas dengan Ibukota Kuala Kurun;
m. Kabupaten Pulang Pisau dengan Ibukota Pulang Pisau;
2.1.2. Batas Wilayah
Propinsi Kalimantan Tengah merupakan salah satu propinsi dengan luas wilayah
yang besar di Indonesia yaitu : 157.983 km² dan tahun 2010 berpenduduk sekitar
2.220.800 jiwa. Propinsi Kalimantan Tengah berbatasan langsung dengan :
a. Arah Timur ; berbatasan dengan Propinsi Kalimantan Timur dan Propinsi
Kalimantan Selatan
b. Arah Barat ; berbatasan dengan Propinsi Kalimantan Barat
c. Arah Utara ; berbatasan dengan Propinsi Kalimantan Barat dan Propinsi
Kalimantan Timur
d. Arash Selatan ; berbatasan dengan Laut Jawa
2.1.3. Pemerintahan
Provinsi Kalimantan Tengah sampai dengan Desember 2013 membawahi 13
kabupaten dan 1 kota, terdiri atas 136 kecamatan dan 1.569 desa/kelurahan
termasuk Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT). Dari total 1.569 desa/kelurahan
tersebut, 1.512 desa/kelurahan memiliki Badan Pemusyawaratan Desa/Lembaga
Musyawarah Kelurahan, sisanya belum memiliki. Selama periode Desember
2012 sampai dengan Desember 2013 terjadi penambahan 10 desa/kelurahan di
Provinsi Kalimantan Tengah.
Laporan Fakta dan Analisa I Penyusunan Master Plan Rumah Sakit Jiwa “Kalawa Atei” Palangkaraya
II-
2.2. Kebijakan Pemerintah Provinsi
Komitmen Pemerintah Provinsi untuk membangun Provinsi Kalimantan Tengah sangat
jelas yang meliputi semua sektor pembangunan. Pembangunan Kesehatan mendapat
tempat yang tinggi yaitu di nomor urut 3, yaitu setelah pembangunan infrastruktur dan
pembangunan pendidikan yang berada di atasnya.
2.3 Geografi dan Perhubungan
2.3.1. Kondisi Geografis
Provinsi Kalimantan Tengah terletak antara 0°45’ Lintang Utara - 3°30’ Lintang
Selatan dan 110°45 Bujur Timur - 115°51 Bujur Timur. Terletak diantara tiga
Provinsi tetangga yaitu Provinsi Kalimantan Barat, Provinsi Kalimantan Timur
dan Provinsi Kalimantan Selatan. Luas wilayah Kalimantan Tengah sebesar
153.564 km² atau 8,04 persen dari total luas daratan Indonesia.
Dengan 11 sungai besar dan tidak kurang dari 33 sungai kecil/anak sungai,
keberadaannya menjadi salah satu ciri khas Provinsi Kalimantan Tengah.
Sungai Barito dengan panjang mencapai 900 km dengan rata-rata kedalaman 8
m merupakan sungai terpanjang dan dapat dilayari hingga 700 km.
Sebagai daerah yang beriklim tropis, wilayah Provinsi Kalimantan Tengah rata-
rata mendapat penyinaran matahari sekitar 56,8 persen per tahun. Udaranya
relatif panas yaitu siang hari mencapai 32,8°C dan malam hari 22,5°C
sedangkan rata-rata banyaknya curah hujan pertahunnya relatif tinggi yaitu
mencapai 260,28 mm.
2.3.2. Perhubungan
Angkutan Laut
a. Lalu Lintas Barang
Jumlah barang yang dibongkar pada tahun 2013 mencapai 4.512.174
ton, naik 3,20 persen dari tahun 2012 yang mencapai 4.661.331 ton.
Sementara barang yang dimuat pada tahun 2012 mencapai 29.905.751
ton, mengalami kenaikan yang signifikan yaitu sebesar 244,97 persen
Laporan Fakta dan Analisa I Penyusunan Master Plan Rumah Sakit Jiwa “Kalawa Atei” Palangkaraya
II-
dibanding tahun 2012 yang mencapai 8.669.131 ton. Jumlah barang yang
dibongkar terbanyak terjadi pada bulan Oktober sebanyak 1.011.473 ton
dan paling sedikit pada bulan Agustus sebanyak 238.900 ton. Untuk
jumlah barang yang dimuat terbanyak sebesar 3.656.882 ton pada bulan
Desember dan paling sedikit bulan Januari sebesar 1.135.789 ton.
b. Lalu Lintas Penumpang
Jumlah penumpang yang datang melalui empat pelabuhan penumpang
di Kalimantan Tengah yaitu Pelabuhan Sampit, Pelabuhan Kumai,
Pelabuhan Sukamara dan Pelabuhan Kuala Pembuang pada tahun 2013
mencapai 291.699 orang, turun 13,07 persen dibanding tahun 2012 yang
mencapai 335.545 orang. Sedangkan jumlah penumpang yang berangkat
tahun 2013 mencapai 249.801 orang, naik 4,79 persen dibanding tahun
2012 yang mencapai 238.383 orang.
Kedatangan penumpang terbanyak terjadi pada bulan Agustus sebanyak
70.172 orang dan keberangkatan penumpang terkecil terjadi pada bulan
Juli sebanyak 14.964 orang
AngkutanUdara. Jumlah keberangkatan pesawat di bandara-bandara di
Kalimantan Tengah selama tahun 2013 mencapai 12.496 kali, naik 19,90
persen dibanding tahun 2012 yang mencapai 10.422 kali, sedangkan
kedatangan mencapai 12.507 kali naik 20,05 persen dibanding tahun
2012 yang mencapai 10.418 kali. Sejalan dengan peningkatan jumlah
penerbangan, jumlah penumpang baik yang datang maupun berangkat
pun mengalami kenaikan dibanding tahun 2012. Jumlah penumpang
yang datang pada tahun 2013 mencapai 664.567 orang naik 8,87 persen
dibanding tahun 2012 yang mencapai 610.421 orang. Sedangkan jumlah
penumpang yang berangkat pada tahun 2013 mencapai 629.568 orang,
naik 5,95 persen dibanding tahun 2012 yang mencapai 594.214 orang.
Laporan Fakta dan Analisa I Penyusunan Master Plan Rumah Sakit Jiwa “Kalawa Atei” Palangkaraya
II-
2.4 Demografi
2.4.1. Kependudukan
Rata-rata laju pertumbuhan penduduk untuk periode tahun 2000-2013 berada
pada kisaran 2 persen. Hal ini menunjukkan keberhasilan pemerintah dalam
menekan angka kelahiran melalui program Keluarga Berencana (KB).
Penyebaran penduduk Kalimantan Tengah masih belum merata khususnya di
daerah pedesaan karena masih kurangnya sarana jalan darat, sehingga daerah
sepanjang aliran sungai menjadi daerah pemukiman penduduk. Dengan luas
wilayah sekitar 153.564 Km², tingkat kepadatan penduduk pada tahun 2013
mencapai 15 orang per km².
Penduduk laki-laki Provinsi Kalimantan Tengah lebih banyak
dibandingkan jumlah penduduk perempuan. Hal ini dapat ditunjukkan oleh sex
ratio yang nilainya lebih besar dari 100. Pada tahun 2013, untuk setiap 100
penduduk perempuan terdapat 109 penduduk laki-laki.
Seiring dengan kemajuan pembangunan di Provinsi Kalimantan Tengah diikuti
juga dengan peningkatan jumah penduduk dari tahun ke tahun. Pada tahun 2010
penduduk Provinsi Kalimantan Tengah adalah sebanyak 2.220.800 jiwa,
meningkat di tahun 2012 menjadi 2.329.800 jiwa. Selengkapnya proyeksi
peningkatan penduduk di Provinsi Kalimantan Tengah dari tahun 2010 sd 2020
dapat dilihat di dalam tabel berikut.
Laporan Fakta dan Analisa I Penyusunan Master Plan Rumah Sakit Jiwa “Kalawa Atei” Palangkaraya
II-
Tabel 2.4.1 Proyeksi Penduduk menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Kalimantan Tengah
Tahun 2010 sd 2020
NO KAB/KOTA
PROYEKSI PENDUDUK KALIMANTAN TENGAN TAHUN
2010 2012 2014 2016 2018 2020
1 SUKAMARA 45.193 49.082 53.190 57.504 62.014 66.712
2 LAMANDAU 63.485 67.604 71.831 76.141 80.512 84.921
3 KTW. BARAT 236.904 253.036 269.673 286.714 304.092 321.711
4 SERUYAN 140.713 153.747 167.621 182.307 197.799 214.066
5 KTW. TIMUR 375.709 395.787 416.029 436.254 456.351 476.173
6 KATINGAN 146.946 152.406 157.724 162.837 167.706 172.287
7 KOTA P. RAYA 221.998 236.831 252.105 267.720 283.612 299.691
8 PLG. PISAU 120.377 122.338 124.060 125.504 126.657 172.287
9 KAPUAS 330.608 338.056 344.918 351.073 356.472 361.045
10 GUNUNG MAS 97.379 102.410 107.467 112.501 117.487 122.384
11 BAR. SELATAN 124.505 127.660 130.609 133.304 135.726 137.845
12 BAR. TIMUR 97.816 104.057 110.455 116.965 123.557 130.193
13 BAR. UTARA 121.910 124.317 126.494 128.400 130.018 131.327
14 MURUNG RAYA 97.257 102.469 107.724 112.976 118.197 123.348
PROV. KAL. TENGAH 2.220.800 2.329.800 2.439.900 2.550.200 2.660.200 2.769.200
2.4.2. Kepadatan penduduk
Penyebaran penduduk di Provinsi Kalimantan Tengah belum merata. Hal ini
dapat dilihat dari kepadatan penduduk tiap kabupaten/kota yang tidak sama.
Kab/Kota dengan kepadatan penduduk yang paling tinggi terdapat di Kota
Palangka Raya sebesar 97 jiwa per KM2. Kepadatan terendah terdapat di Kab.
Murung Raya dengan kepadatan penduduk 4 jiwa per KM2. Jumlah penduduk
dan luas wilayah merupakan indikator penting dalam hal penyebaran penduduk.
Laporan Fakta dan Analisa I Penyusunan Master Plan Rumah Sakit Jiwa “Kalawa Atei” Palangkaraya
II-
Gambar 2.4.2.
Estimasi kepadatan Penduduk tahun 2013
Propinsi Kalimantan Tengah
2.5 Sosioekonomi dan Budaya
2.5. 1. Pendidikan
Penduduk laki-laki di Kalimantan Tengah seperti di derah lain memiliki
kemampuan baca tulis lebih tinggi di banding penduduk perempuan. Angka
partisipasi sekolah untuk usia 7-12 (jenjang SD) cenderung meningkat,
sedangkan partisipasi sekolah usia 13-15 dan 16-18 mengalami penurunan.
Peningkatan jumlah penduduk yang bersekolah selama tahun 2010-2013
menunjukkan keberhasilan dalam upaya memperluas pelayanan pendidikan.
Dari rata-rata lama sekolah terlihat bahwa pelaksanaan program wajib belajar 9
tahun yang dicanangkan pemerintah baru berjalan sekitar 8 tahun.
Pada jenjang pendidikan SD/MI di Provinsi Kalimantan Tengah untuk tahun
ajaran 2012/2013 seorang guru rata-rata mengajar 11 murid. Sama halnya untuk
jenjang pendidikan SLTP/MTs rata-rata seorang guru juga mengajar 11 murid.
Sedangkan jenjang SLTA/MA beban seorang guru mengajar adalah 10 murid.
Laporan Fakta dan Analisa I Penyusunan Master Plan Rumah Sakit Jiwa “Kalawa Atei” Palangkaraya
II-
Kemampuan daya tampung sekolah tingkat SD/MI di Kalimantan Tengah
mencapai 120 murid, SLTP/MTs 138 murid dan SLTA/MA 209 murid.
Pendidikan kesehatan di Provinsi Kalimantan Tengah berkembang pesat dari
tahun ke tahun. Jumlah Poltekes setingkat D3 Keperawatan saat ini adalah
sebanyak 8 unit, D3 Kebidanan sebanyak 12 unit, D3 Gizi sebanyak 1 unit, D3
Farmasi sebanyak 1 unit, D3 Analis Kesehatan sebanyak 1 unit. Disamping itu
ada Poltekes setingkat D4 yaitu D4 Keperawatan 1 unit, D4 Kebidanan sebanyak
1 unit, dan D4 Gizi sebanyak 1 Unit. Yang lainnya adalah S1 Keperawatan
sebanyak 1 unit dan S1 Kedokteran sebanyak 1 unit.
2.5.2 Kesehatan
Puskesmas merupakan pilihan utama masyarakat yang memiliki keluhan
kesehatan karena mudah dijangkau dan biaya berobat yang murah. Rumah sakit
yang banyak dikunjungi adalah rumah sakit milik pemerintah dibandingkan
swasta, sedangkan untuk praktek dokter dipilih karena kemudahan dan
kecepatan pertolongan kesehatan walaupun dengan harga yang lebih mahal.
Pelayanan kesehatan di tingkat Puskesmas dilaksanakan oleh petugas
kesehatan secara komprehensif yang meliputi pencegahan pengobatan,
pemulihan dan peningkatan pengetahuan. Bila Puskesmas tidak dapat
menangani kasus oleh karena batasan kewenagan dan keterbatasan peralatan
atau obat obatan maka akan melakukan pelayanan rujukan ke fasilitas
kesehatan yang kemampuannia lebih tinggi yaitu rumah sakit. Dalam hal
kasusnya adalah gangguan jiwa maka akan dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa.
Pemerintah mengupayakan agar penderita gangguan jiwa yang tergolong ringan
dapat ditolong di puskesmas, namun gangguan jiwa berat harus dirujuk ke
rumah sakit jiwa atau rumah sakit umum yang ada pelayanan kesehatan jiwa.
Pengobatan terhadap gangguan jiwa secara khusus ditujukan untuk
meningkatkan produktifitas penderita.
Fasilitas pelayanan kesehatan di Provinsi Kalimantan Tengah terdiri dari Fasilitas
Kesehatan Tingkat Primer (Puskesmas Pembantu, Poskesdes, Polindes,
Poliklinik Umum Swasta, dan Puskesmas). Jumlah Puskesmas sebanyak 192
Laporan Fakta dan Analisa I Penyusunan Master Plan Rumah Sakit Jiwa “Kalawa Atei” Palangkaraya
II-
buah. Fasilitas Kesehatan Tingkat Sekunder sebanyak 18 buah meliputi Rumah
sakit Kelas B sebanyak 2 buah, Rumah Sakit Kelas C sebanyak 6 buah, dan
Kelas D sebanyak 10 buah.
2. 5. 3. Perekonomian
Perekonomian Kalimantan Tengah selama tahun 2013 meningkat dibanding
tahun 2012, ditandai dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 7,37 persen. Sektor
yang mengalami pertumbuhan tertinggi pada tahun 2013 adalah sektor
Pertambangan dan Penggalian yang tumbuh sebesar 15,35 persen, setelah
sebelumnya tumbuh melambat pada tahun 2012. Sektor lain yang
pertumbuhannya tinggi antara lain sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan sebesar 11,66 persen dan sektor Pengangkutan dan Komunikasi
sebesar 11,21 persen. Selama tiga tahun terakhir, distribusi PDRB Kalimantan
Tengah didominasi sektor Pertanian, dan pada tahun 2013 sebesar 27,11
persen. Kontributor kedua terbesar adalah sektor Perdagangan, Hotel dan
Restoran (21,49%) kemudian disusul sektor Jasa-jasa (13,69%).
Dari sisi penggunaan, pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi pada komponen
ekspor barang dan jasa sebesar 15,62 persen. Komponen konsumsi rumah
tangga mengalami pertumbuhan sebesar 4,98 persen, konsumsi Lembaga
Swasta Nirlaba tumbuh sebesar 10,47 persen, konsumsi Pemerintah tumbuh
sebesar 9,87 persen dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar
11,38 persen. Ekspor mengalami peningkatan pada tahun 2013 yang didorong
oleh ekspor bauksit, bijih besi, batubara, CPO, karet dan kayu. Antara tahun
2009 sampai dengan tahun 2013, struktur PDRB menurut penggunaan
menunjukkan adanya pergeseran. Selama kurun waktu lima tahun tersebut,
konsumsi rumah tangga mendominasi PDRB Penggunaan. Meskipun pada
tahun 2012 dan 2013, dominasi utama tersebut digantikan oleh komponen
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB). Hal ini menjadi indikasi adanya
peningkatan investasi swasta di Kalimantan Tengah. Selama tahun 2009-2013
nilai impor Kalimantan Tengah lebih besar daripada ekspor yang menempatkan
ekonomi Kalimantan Tengah sebagai net impor.
Laporan Fakta dan Analisa I Penyusunan Master Plan Rumah Sakit Jiwa “Kalawa Atei” Palangkaraya
II-
Usaha ekonomi yang ada di Provinsi Kalimantan Tengah sangat beragam
meliputi usaha dalam bidang kehutanan, pertambangan, perkebunan, pertanian
dan peternakan, perikanan, dll.
Sektor perkebunan didominasi oleh tanaman kelapa sawit dan karet yang dari
tahun ke tahun selalu meningkat, hingga pada tahun 2012 menjadi komoditi
ekspor luar negeri terbesar kedua. Pada tahun 2012, ekspor olahan TBS menjadi
CPO sebesar 273 Juta US$ dan olahan karet sebesar 201 Juta US$.
Dengan luas areal sebesar 858.433 Ha tanaman kelapa sawit menghasilkan 5
juta ton CPO, sedangkan tanaman karet dengan luas areal sebesar 456.272
hektar menghasilkan 2 juta ton karet.
2.5.4. Industri
Industri manufaktur adalah kegiatan produksi yang mengubah barang dasar
(bahan mentah) menjadi barang jadi/setengah jadi dan atau dari barang yang
kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya. Termasuk ke dalam
kategori ini adalah kegiatan jasa industri pengolahan (makloon). Perusahaan /
Usaha industri manufaktur adalah unit kegiatan ekonomi yang
melakukan/mengusahakan industri manufaktur; terletak pada suatu
bangunan/lokasi tertentu serta ada seorang atau lebih yang bertanggung jawab
atas usaha tersebut.
Provinsi Kalimantan Tengah sejauh ini masih mengandalkan sektor pertanian,
sektor perdagangan, hotel & restoran serta sektor jasa sebagai penopang
ekonomi provinsi ini. Sektor industri di Kalimantan Tengah masih dalam tahap
perkembangan yang ditandai dengan perkembangan produksi industri
manufaktur besar dan sedang yang masih fluktuatif. Pada tahun 2012, jumlah
perusahaan industri besar sedang bertambah 7 unit dibandingkan dengan dua
tahun sebelumnya, walaupun apabila dibandingkan dengan tahun 2011 terdapat
pengurangan jumlah perusahaan. Tenaga kerja yang dapat di serap pada
industri besar sedang pada tahun 2012 lebih dari empat belas ribu orang
meskipun jumlahnya menurun dibandingkan tahun sebelumnya.
Laporan Fakta dan Analisa I Penyusunan Master Plan Rumah Sakit Jiwa “Kalawa Atei” Palangkaraya
II-
Walaupun jumlah perusahaan dan jumlah tenaga kerja mengalami pasang surut,
namun nilai tambah atas dasar harga pasar terus mengalami peningkatan dalam
kurun tiga tahun terakhir. Pada tahun 2010 nilai tambah atas dasar harga pasar
sebesar Rp 8.318 milyar naik menjadi Rp 10.797 milyar pada tahun 2011 dan
kembali naik menjadi 11,335 milyar pada tahun 2012.
2. 5. 5 Inflasi
Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan indikator dalam menghitung besaran
inflasi setiap bulannya. IHK menggambarkan rata-rata perubahan harga antar
waktu dari suatu paket komoditas (basket commodity) barang dan jasa yang
banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Perubahan IHK dari waktu ke waktu
menggambarkan tingkat kenaikan (inflasi) atau tingkat penurunan (deflasi) dari
barang/jasa kebutuhan rumah tangga sehari-hari
Paket komoditas IHK didapatkan dari Survei Biaya Hidup (SBH). SBH terakhir
kali dilaksanakan pada tahun 2012 dan dilakukan updating setiap 5 tahun sekali.
Dari hasil SBH 2012, paket komoditas IHK yang digunakan adalah
sebanyak 349 (Palangka Raya) dan 338 (Sampit) jenis barang dan jasa yang
dikelompokan menjadi tujuh kelompok pengeluaran, yakni Kelompok Bahan
Makanan, Kelompok Makanan jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau, Kelompok
Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar, Kelompok Sandang,
Kelompok Kesehatan, Kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga, dan
Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan.
Perkembangan inflasi Kota Palangka Raya selama kurun waktu lima tahun
terakhir cukup berfluktuasi. Selama 2009-2013, inflasi tertinggi terjadi pada tahun
2010 sebesar 9,49 persen dan terendah terjadi pada tahun 2009 sebesar 1,39
persen. Sementara di Kota Sampit selama kurun waktu lima tahun, inflasi
tertinggi terjadi pada tahun 2010 sebesar 9,53 persen dan terendah terjadi pada
Tahun 2009 sebesar 2,85 persen.
Laporan Fakta dan Analisa I Penyusunan Master Plan Rumah Sakit Jiwa “Kalawa Atei” Palangkaraya
II-
2. 5. 6 Konsumsi dan Pengeluaran
Selama periode 2007-2012 tingkat kesejahteraan penduduk Kalimantan Tengah
mengalami peningkatan seperti yang ditunjukkan oleh semakin meningkatnya
tingkat pengeluaran per kapita sebagai pendekatan pendapatan (nominal/riil).
Pengeluaran per kapita penduduk tahun 2007 dari Rp 355.716 meningkat
menjadi Rp 697.961 (nominal) dan Rp 481.585 (riil dengan IHK 2007=100) pada
tahun 2012.
Semakin tinggi persentase pengeluaran non-makanan dari total pengeluaran
mengindikasikan adanya perbaikan tingkat kesejahteraan. Berdasarkan data
yang tersedia, terlihat bahwa persentase pengeluaran untuk makanan selalu
lebih besar daripada pengeluaran non-makanan yang merupakan ciri dari daerah
berkembang. Namun demikian persentasenya mengalami trend meningkat. Pada
tahun 2010 alokasi pengeluaran non-makanan mencapai 39,08 persen, menjadi
42,96 persen pada tahun 2011 dan terakhir pada tahun 2012 meningkat menjadi
43,93 persen.
Indikator kesejahteraan lain adalah tingkat kecukupan gizi yang disajikan dalam
unit kalori dan protein. Periode tahun 2011 konsumsi kalori dan protein
Kalimantan Tengah sudah berada diatas standar yang ditetapkan, yaitu di atas
2000 kkal dan 52 gram protein. Namun di tahun 2012, berada dibawah nilai
standar yang telah ditetapkan.
2. 5. 7 Kemiskinan
Jika dilihat secara persentase tingkat kemiskinan di Kalimantan Tengah
berdasarkan Kabupaten/Kota pada tahun 2012 maka Kabupaten Barito Timur
memiliki persentase tertinggi yaitu. Kabupaten Barito Timur yaitu sebesar 8,53
persen. Kabupaten Seruyan adalah kabupaten dengan persentase kemiskinan
tertinggi kedua yaitu sebesar 7,92 persen. Persentase kemiskinan tertinggi
ketiga ada di Kabupaten Barito Selatan yaitu sebesar 7,26 persen.
Tingkat kemiskinan yang terendah terjadi di Kota Palangka Raya yaitu 4,24
persen. Selain di Kota Palangka Raya, di Kabupaten Lamandau juga sama
persentase kemiskinannya terendah kedua yaitu sebesar 4,66 persen.
Kabupaten Pulang Pisau adalah Kabupaten yang memiliki persentase
Laporan Fakta dan Analisa I Penyusunan Master Plan Rumah Sakit Jiwa “Kalawa Atei” Palangkaraya
II-
kemiskinan terendah ketiga setelah Kabupaten Lamandau yaitu sebesar 5,25
persen.
2. 6 Ketenagakerjaan
Jumlah angkatan kerja pada Agustus 2013 Kalimantan Tengah mencapai 1.097.627
orang berkurang sekitar 59.516 orang dibandingkan jumlah angkatan kerja pada
Februari 2013 sebesar 1.157.143 orang atau turun 5,14 persen, oleh penurunan
angkatan kerja di sektor pertanian. Hal ini disebabkan pada bulan Februari 2013
penduduk perempuan yang umumnya bekerja di sektor pertanian, pada bulan Agustus
2013 mereka tidak bekerja lagi tetapi kembali pada status semula mengurus rumah
tangga, tercatat pada Februari 2013 sebesar 417.988 orang turun menjadi 360.718
orang pada Agustus 2013.
Dari jumlah angkatan kerja tersebut di atas, jumlah penduduk yang bekerja pada
Agustus 2013 sebesar 1.063.711 orang, dan ini berkurang sekitar 72.355 orang jika
dibandingkan dengan keadaan bulan Februari 2013, yaitu sebesar 1.136.066 orang atau
turun 6,37 persen.
Situasi ketenagakerjaan pada bulan Agustus 2013 sangat diwarnai oleh kondisi pasca
musim panen, dimana penduduk tidak melakukan kegiatan atau menunggu musim
tanam. Kondisi ini menyebabkan penduduk yang bekerja di sektor pertanian berkurang
sebesar 8,29 persen atau 50.654 orang dari bulan Februari 2013, yaitu sebesar 611.248
orang menjadi 560.594 orang pada bulan Agustus 2013. Penurunan jumlah penduduk
yang bekerja disektor pertanian diikuti pula pergeseran pada pekerja informal di sektor
pertanian, dimana pekerja bebas sektor pertanian menurun sebesar 3.547 orang atau
20,10 persen dari bulan Februari 2013 sebesar 17.647 orang menjadi 14.100 orang
pada Agustus 2013. Begitu juga untuk pekerja bebas non pertanian mengalami
penurunan sebesar 6.159 orang atau 20,13 persen. Untuk pekerja tidak dibayar yaitu
penduduk yang bekerja sebagai pekerja keluarga mengalami penurunan sebesar 54.458
orang atau 22,69 persen.
Pada bulan Agustus 2013 angka pengangguran sebesar 3,09 persen, naik sebesar 1,27
persen dari bulan Februari 2013 yaitu 1,82 persen, dan dibandingkan dengan bulan
Agustus 2012, angka tersebut turun sebesar 0,08 persen. Untuk tingkat kabupaten/kota
Laporan Fakta dan Analisa I Penyusunan Master Plan Rumah Sakit Jiwa “Kalawa Atei” Palangkaraya
II-
se-Kalimantan Tengah pada bulan Agustus 2013, angka pengangguran tertinggi adalah
Kota Katingan sebesar 5,82 persen dan angka pengangguran terendah adalah
Kabupaten Kapuas sebesar 1,51 persen.
2.7. Profil Kesehatan di Propinsi Kalimantan Tengah
2.7.1 Fasilitas Kesehatan
Pasien pasien yang dalam kondisi berat harus dirujuk dari Fasilitas Kesehatan
Primer ke Fasilitas Kesehatan Sekunder/Rumah Sakit. Rumah Sakit ada yang
dimiliki oleh pemerintah dan ada juga yang dimiliki pihak swasta. Jumlah rumah
sakit di Provinsi Kalimantan Tengah sebanyak 19 unit. Kepemilikan rumah sakit
tersebut dapat dilihat di dalam tabel berikut;
Tabel 2.7.1. Jumlah Rumah Sakit menurut kepemilikan
Propinsi Kalimantan Tengah Tahun 2013
KATEGORI KEPEMILIKAN RS UMUM RS KHUSUS JUMLAH
PUBLIK KEMENKES 0 0 0
PEM. PROVINSI 1 1 2
PEM. KAB/KOTA 14 0 14
TNI/ POLRI 2 0 2
KEMENTERIAN LAIN 0 0 0
PRIVATE SWASTA 1 0 1
BUMN 0 0 0
18 1 19
Jumlah puskesmas di Provinsi Kalimantan Tengah secara relatif sudah dapat
menjangkau masyarakat hingga pedalaman. Estimasi jumlah penduduk Provinsi
Kalimantan Tengah tahun 2013 adalah sebanyak 2.384.700 jiwa. Jumlah
puskesmas yang telah teregistrasi 194, artinya maka 1 Puskesmas melayani
sebanyak 12.292 jiwa penduduk. Rasio puskesmas per 100.000 penduduk
tertinggi terdapat di Kab. Lamandau dan terendah terdapat di Kota Palangka
Raya.
Laporan Fakta dan Analisa I Penyusunan Master Plan Rumah Sakit Jiwa “Kalawa Atei” Palangkaraya
II-
Gambar 2.7.2.
Ratio Puskesmas per 100.000 Penduduk tahun 2013
Propinsi Kalimantan Tengah
2.7.2 Tenaga Dokter
a. Dokter
Rasio dokter umum di Indonesia tahun 2013 adalah 37,2 per 100.000 penduduk,
dengan rentang 8,9 – 151,5 per 100.000 penduduk. Berdasarkan target indikator
Indonesia Sehat rasio dokter 40 per 100.000 penduduk, secara nasional belum
mencapai target dan hanya 8 provinsi telah mencapai target.
Rasio dokter umum per 100.000 penduduk kabupaten/kota di Prov. Kalimantan
Tengah berkisar 6,3 – 69,2 dengan rasio tertinggi Kota Palangka Raya dan rasio
terendah Kab. Pulang Pisau. Berdasarkan target indikator Indonesia Sehat rasio
dokter 40 per 100.000 penduduk, tingkat provinsi dan 93 % kab/kota belum
mencapai target.
Laporan Fakta dan Analisa I Penyusunan Master Plan Rumah Sakit Jiwa “Kalawa Atei” Palangkaraya
II-
Gambar 2.7.3.
Ratio dokter umum per 100.000 penduduk tahun 2013
Propinsi Kalimantan Tengah
b. Perawat
Rasio perawat di Indonesia tahun 2013 adalah 119,2 per 100.000 penduduk,
dengan rentang 66,9 – 320,1 per 100.000 penduduk. Berdasarkan target
indikator Indonesia Sehat rasio dokter 117,5 per 100.000 penduduk, secara
nasional telah mencapai target dan hanya 8 provinsi belum mencapai target.
Rasio perawat per 100.000 penduduk kabupaten/kota di Prov. Kalimantan
Tengah berkisar 84,3 – 494,5 dengan rasio tertinggi Kab. Sukamara dan
terendah Kab. Katingan. Berdasarkan target indikator Indonesia Sehat rasio
117,5 perawat per 100.000 penduduk, tingkat provinsi dan 93 % kab/kota telah
memenuhi target.
Laporan Fakta dan Analisa I Penyusunan Master Plan Rumah Sakit Jiwa “Kalawa Atei” Palangkaraya
II-
Gambar 2.7.4.
Ratio dokter umum per 100.000 penduduk tahun 2013
Propinsi Kalimantan Tengah
2.2.4. Kesehatan
Sejalan dengan meningkatnya akses masyarakat terhadap fasilitas pelayanan
kesehatan akan mempengaruhi umur masyarakat. Anka kematian Bayi tahun
2012 di Provinsi Kalimantan Tengah adalah 49/1000 kelahiran hidup (SDKI
2012), sementara BPS Provinsi Kalimantan Tengah menginformasikan bahwa
Umur Harapan Hidup Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2011 adalah 71,9
tahun.
Masalah Penyakit menular tetap masih menjadi masalah kesehatan utama.
Insidens DBD tahun 2011 adalah 30,4 per 100.000 penduduk, Malaria ( Annual
Parasite Incidence/ API) 4 per 1000 penduduk , Pneumonia Balita sebesar 3,5
per 100 Balita. Selain penyakit menular, penyakit tidak menular seperti
Hipertensi, Diabetes, Luka akibat Cedera Fisik sudah mulai menimbulkan
masalah yang memerlukan perhatian.
Satu hal yang sudah mendapat perhatian besar adalah gangguan jiwa. Menurut
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2013 Prevalensi Gangguan Jiwa
Laporan Fakta dan Analisa I Penyusunan Master Plan Rumah Sakit Jiwa “Kalawa Atei” Palangkaraya
II-
Berat di Indonesia adalah 1,7 permil, sementara di Provinsi Kalimantan Tengah
adalah 0,9 permil. Pasien pasien ini memerlukan rawat inap didalam
pengobatannya. Prevalensi Gangguan Mental Emosional pada Kelompok Umur
15 tahun ke atas di Indonesia adalah sebesar 6 % dan di Provinsi Kalimantan
Tengah adalah 3,2 % pasien ini memerlukan rawat jalan di dalam
pengobatannya.
Berangkat dari angka Gangguan Jiwa Berat menurut Riskesdas, dikaitkan
dengan proyeksi jumlah penduduk Provinsi Kalimantan Tengah maka setiap
tahunnya jumlah penderita gannguan jiwa berat yang memerlukan rawat inap
adalah sebagaimana di dalam tabel di bawah.
Tabel 2.7.5. Proyeksi Jumlah Penderita Gangguan Jiwa Berat
Menurut Kabupate/Kota Provinsi Kalimantan Tengah
Tahun 2010 sd 2020
NO KAB/KOTA
PROYEKSI JUMLAH GANGGUAN JIWA BERAT KALIMANTAN TENGAN TAHUN
2010 2012 2014 2016 2018 2020
1 SUKAMARA 41 44 48 52 56 60
2 LAMANDAU 57 61 65 69 72 76
3 KTW. BARAT 213 228 243 258 274 290
4 SERUYAN 127 138 151 164 178 193
5 KTW. TIMUR 338 356 374 393 411 429
6 KATINGAN 132 137 142 147 151 155
7 KOTA P. RAYA 200 218 227 241 255 270
8 PLG. PISAU 108 110 112 113 114 115
9 KAPUAS 298 304 310 316 321 325
10 GUNUNG MAS 88 92 97 101 106 110
11 BAR. SELATAN 112 115 118 120 122 124
12 BAR. TIMUR 88 94 99 105 111 117
13 BAR. UTARA 110 112 114 116 117 118
14 MURUNG RAYA 88 92 97 102 106 111
PROV. KAL. TENGAH 1.999 2.097 2.196 2.295 2.394 2.492
Jumlah ini menunjukkan bahwa masalah kesehatan jiwa di Provinsi Kalimantan
Tengah masih besar.
Laporan Fakta dan Analisa I Penyusunan Master Plan Rumah Sakit Jiwa “Kalawa Atei” Palangkaraya
II-
2. 8. Internal Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei
Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei yang diujudkan melalui Keputusan Gubernur Kalimantan
Tengah No 18 Tahun 2012 tanggal 17 September 2012, telah bergerak kedepan untuk
mememenuhi kebutuhan organisasi, menjalankan dan memperkuat manajemen, serta
meningkatkan mutu dan mengembangkan pelayanan kesehatan jiwa.
2.8.1. Sarana dan Prasarana
Di tahun 2014 beberapa jenis Fisik Bangunan dan beberapa Fundasi bangunan
sudah tersedia yaitu Ruang Administrasi, Ruang IGD, Poli Klinik Jiwa, Ruang
Pelayanan Gawat Darurat Jiwa serta ruang pelayanan Psikologi sebanyak 1
unit, Ruang Rawat Inap sebanyak 1 unit dengan kapasitas 28 Tempat Tidur,
ruang dapur sebanyak 1 unit, ruang Laundry sebanyak 1 unit, ruang visum
sebanyak 1 unit, Pos jaga sebanyak 1 unit, Tower air beserta Pompa Air
sebanyak 3 unit, dan IPAL sebanyak 1 unit. Prasarana berupa Listrik sudah
tersedia sebanyak 50 KVA.
2.8.2. Pola penyakit
Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei resmi berdiri pada tahun 2012 melalui Peraturan
Gubernur Kalimantan Tengah No 18 Tahun 2012 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis daeah Rumah Sakit Jiwa
Kalawa Atei Pada Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah pada tanggal
17 September 2012. Sejak saat itu pelayanan Rumah Sakit Jiwa kalawa Atei
mulai dibenahi baik dari ketenagaan peralatan dan pengelolaannya agar sesuai
dengan pelayanan rumah sakit jiwa. Monitoring hasil pelayanan kesehatan di
Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei sejak tahun 2013 dapat dilihat di dalam tabel
berikut.
Laporan Fakta dan Analisa I Penyusunan Master Plan Rumah Sakit Jiwa “Kalawa Atei” Palangkaraya
II-
Tabel 2.8.1. Distribusi kunjungan menurut jenis pelayanan
Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei
Tahun 2013 dan 2014 (sd Maret)
NO JENIS PELAYANAN
JUMLAH KUNJUNGAN MENURUT TAHUN
2013 2014
1 PERAWATAN
A Kasus Baru Rawat jalan 248 45
B Rawat Inap 129 73
C Kunjungan kasus Rawat Jalan 3569 792
D Kegawat Daruratan 129 57
2 PSIKOLOGI
Pelayanan Psikologi 520 33
Data ini dapat kita lihat lebih jauh menurut kabupaten. Selengkapnya data tersebut
ditampilkan di dalam tabel berikut.
Laporan Fakta dan Analisa I Penyusunan Master Plan Rumah Sakit Jiwa “Kalawa Atei” Palangkaraya
II-
Tabel 2.8.2. Distribusi kunjungan kasus gangguan jiwa menurut kabupaten/kota
Provinsi Kalimantan Tengah
Tahun 2013 dan 2014
NO KAB/KOTA
Jumlah Kunjungan kasus
gangguan jiwa
2013 2014 (sd Maret)
1 SUKAMARA 13 1
2 LAMANDAU 5 3
3 KTW. BARAT 4 2
4 SERUYAN 3 2
5 KTW. TIMUR 67 16
6 KATINGAN 356 84
7 KOTA P. RAYA 2.576 522
8 PLG. PISAU 184 40
9 KAPUAS 76 14
10 GUNUNG MAS 335 82
11 BAR. SELATAN 37 11
12 BAR. TIMUR 21 9
13 BAR. UTARA 10 5
14 MURUNG RAYA 11 1
PROV. KAL. TENGAH 2.698 792
2.8.3. Peralatan Kesehatan
Pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan tiak lepas dari penggunaan alat
kesehatan. Peralatan Kesehatan Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei saat ini adalah
a. Instalasi Gawat Darurat : Instalasi Gawat Darurat telah memiliki Diagnostic
set sebanyak 2 unit, Bed fiksasi 2 unit, tabung oxygen 2 buah, Minor surgery
set 2 unit, Sterilisator kering 2 unit, serta UV Room Sterilisator sebanyak 2
unit. Suction pump 1 unit, Examination Lamp 1 buah, Ultrasonic Nebulizer 1
buah,
b. Instalasi Rawat Jalan : Instalasi Rawat Jalan telah memiliki alat perlengkapan
diagnostik (Stetoscop, dan Spigmomanometer) 1 unit, ECT 1 unit
Laporan Fakta dan Analisa I Penyusunan Master Plan Rumah Sakit Jiwa “Kalawa Atei” Palangkaraya
II-
c. Alat Diagnostik : Alat diagnostic telah tersedia yaitu untuk mengukur dan
menentukan tingkat Stress (dengan alat Stress Analyzer) sebanyak 1 unit
d. Peralatan Elektromedik: Peralatan Elektromedik yang sudah tersedia saat ini
adalah EKG 12 Chanel sebanyak 1 unit
e. Peralatan Instalasi Rawat Inap:
f. Peralatan Instalasi Laboratorium : Peralatan laboratorium yang sudah
tersedia adalah Mikroscop Binokuler 2 unit, Sentrifuge sebanyak 2 unit, Rak
dan tabung LED , Haemometer Cell Counter 1 buah HB meter, pipet eritrosit
dan pipet leukosit.
g. Peralatan Instalasi Rehabilitasi Mental: Peralatan yang berkaitan dengan
Rehabilitasi mental sudah tersedia , meliputi peralatan olah raga (Badminton
dan Tenis Meja), peralatan music ( keybord, guitar, tamborin) peralatan
tataboga (mesin jahit, mesin obras)
2.8.3. Ketenagaan
Tenaga kesehatan sebagai tenaga yang melayani kesehatan jiwa dan
administrasi di Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei juga mengalami semakin dipenuhi.
Saat ini jumhnya 42 orang yang terdiri dari;
a. Tenaga Medis : Saat ini jumlah dokter spesialis jiwa adalah 2 orang, dokter
umum 5 orang dan dokter gigi 1 orang.
b. Tenaga Perawat : jumlah tenaga perawat yang ada sebanyak 18 orang.
c. Tenaga Kesehatan lain : Tenaga kesehatan lain yang telah tersedia adalah
Apoteker 1 orang, Psikolog Klinis 2 orang, Pekerja Sosial 1 orang, SKM 1
orang, SMF/SAA 2 orang, Ahli Madya Elektromedik 1 orang, Sarjana
Ekonomi 1 orang, tenaga lainnya 5 orang.
2.8.3. Organisasi
Organisasi di Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei telah menetapkan Visi yaitu
Terwujudnya Kesehatan Jiwa Masyarakat dalam Upaya Peningkatan Derajat
Kesehatan Masyarakat Menuju Provinsi Kalimantan Tengah Barigas dan Bebas
Pasung. Misinya adalah : Menyelenggarakan kesehatan jiwa yang secara
menyeluruh kepada masyarakat, baik perorangan maupun kelompok.
Laporan Fakta dan Analisa I Penyusunan Master Plan Rumah Sakit Jiwa “Kalawa Atei” Palangkaraya
II-
Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan jiwa masyarakat, serta
Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan kesehatan jiwa.
2.8.4 Kinerja
Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei pada tahun 2013 mampu mencapai target bahkan
melampaui target perolehan retribusi sesuai dengan target yang ditetapkan
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah.
Laporan Fakta dan Analisa I Penyusunan Master Plan Rumah Sakit Jiwa “Kalawa Atei” Palangkaraya