BAB 2

32
7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Low Back Pain 2.1.1 Anatomi Tulang belakang manusia dibentuk oleh 24 tulang spinal yang disebut vertebrae atau vertebra. Vertebra bertumpuk-tumpuk satu sama lain membentuk spinal column. Tulang belakang dibentuk oleh 3 bagian tulang. Di bagian leher dibentuk oleh tulang cervical atau servikal yang melengkung ke dalam, bagian tengah dibentuk oleh tulang thoracic atau thorakal yang melengkung keluar. Bagian tulang belakang bagian bawah disebut lumbar atau lumbal yang sedikit melengkung ke dalam (Sechrest, 2004). Tulang lumbal dibentuk oleh tulang vertebra atau disingkat L1 sampai L5. L5 yang merupakan tulang terbawah berhubungan dengan tulang sakrum, sebuah tulang berbentuk segitiga yang berada diantara dua tulang pelvis. Tiap vertebra dibentuk oleh sebuah tulang berbentuk bulat yang disebut vertebral body. Badan lumbal dibentuk lebih tinggi dan lebih besar dibandingkan dengan tulang lainnya dikarenakan lumbal merupakan bagian bawah vertebra yang harus menahan berat tubuh dan akktivitas tubuh seperti mengangkat benda, membawa benda dan memutar badan, Selain itu, otot-otot yang berada di sekitar lumbal mempunyai tekanan yang lebih besar. Universitas Indonesia

description

bab 2

Transcript of BAB 2

BAB 2TINJAUAN TEORI

2.1Low Back Pain 2.1.1AnatomiTulang belakang manusia dibentuk oleh 24 tulang spinal yang disebut vertebrae atau vertebra. Vertebra bertumpuk-tumpuk satu sama lain membentuk spinal column. Tulang belakang dibentuk oleh 3 bagian tulang. Di bagian leher dibentuk oleh tulang cervical atau servikal yang melengkung ke dalam, bagian tengah dibentuk oleh tulang thoracic atau thorakal yang melengkung keluar. Bagian tulang belakang bagian bawah disebut lumbar atau lumbal yang sedikit melengkung ke dalam (Sechrest, 2004). Tulang lumbal dibentuk oleh tulang vertebra atau disingkat L1 sampai L5. L5 yang merupakan tulang terbawah berhubungan dengan tulang sakrum, sebuah tulang berbentuk segitiga yang berada diantara dua tulang pelvis. Tiap vertebra dibentuk oleh sebuah tulang berbentuk bulat yang disebut vertebral body. Badan lumbal dibentuk lebih tinggi dan lebih besar dibandingkan dengan tulang lainnya dikarenakan lumbal merupakan bagian bawah vertebra yang harus menahan berat tubuh dan akktivitas tubuh seperti mengangkat benda, membawa benda dan memutar badan, Selain itu, otot-otot yang berada di sekitar lumbal mempunyai tekanan yang lebih besar.

7Bony ring menempel pada masing-masing vertebral body. Bony ring akan tampak seperti tumpukan pipa jika dilihat dari atas atau yang disebut bony tube. Bony tube ini mengelilingi medula spinalis yang melintasi sepanjang vertebra. Medula spinalis menjulur dari otak kebawah melalui vertebra yang mengedarkan syaraf-syaraf ke masing-masing sisi vertebra yang disebut nerve roots. Nerve roots saling bergabung membentuk syaraf-syaraf lainnya sepanjang tubuh dan membentuk sistem elektik tubuh. Nerve roots yang keluar dari lumbal membentuk peryarafan menuju tungkai dan pelvik, nerve roots yang keluar dari tulang thorakal membentuk persyarafan menuju abdomen dan dada, nerve roots yang keluar dari tulang servikal membentuk persyarafan menuju leher, bahu, lengan dan tangan. Dua tulang vertebra dipisahkan oleh sebuah intervertebral disk. Intervertebral disk normalnya bekerja seperti peredam kejut atau goncangan, yang melindungi vertebra melawan tarikan gravitasi. Intervertebral disk juga melindungi vertebra selama aktivitas yang membutuhkan dorongan kuat seperti melompat, berlari dan mengangkat benda. Intervertebral disk terdiri dari dua bagian, bagian tengah disebut nucleus berkonsistensi seperti jeli yang memberikan kemampuan disk untuk meredam kejut dan goncangan. Nucleus dikelilingi oleh annulus sebuah cincin ligament yang kuat. Ligamen tersebut merupakan jaringan penghubung yang kuat yang menghubungkan tulang ke tulang.

Diantara vertebra pada masing-masing segmen terdapat sendi facet atau facet joints. Sebuah facet joint dibuat dari tulang yang menonjol atau bony knob yang kecil yang berbaris pada sepanjang vertebra. Knob saling bertemu membentuk sendi yang menghubungkan dua vertebra. Jajaran facet joint pada daerah lumbal membantu membebaskan pergerakan ketika menekuk ke depan dan ke belakang.

2.1.2Definisi LBPLow back pain (LBP) merupakan gangguan kedua tersering yang menjadi alasan seseorang mencari pusat pelayanan kesehatan setelah masalah pernafasan (Black & Jane, 2009). LBP menurut Frank (1993) merupakan gejala nyeri yang bertempat di tulang lumbal atau sampai mengarah ke kaki. Sedangkan menurut Waheed (2013) LBP merupakan nyeri yang dirasakan dibawah tulang iga ke-12 dan diatas bantalan gluteal atau disebut juga nyeri lumbosacral.

2.1.3KlasifikasiMenurut Lewis, et al (2007) LBP dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu:2.1.3.1 LBP AkutLBP akut dirasakan kurang dari 4 minggu. LBP akut berhubungan dengan beberapa aktivitas yang menyebabkan stres atau tekanan yang tidak semestinya seperti sering hiperekstensi pada jaringan tulang belakang. Gejala yang tampak akan berkembang seiring dengan meningkatnya spasme otot paravertebral sedikit demi sedikit. Salah satu tes diagnostik definitif yang dapat dilakukan yaitu tes straight-leg raise. Jika hasilnya positif maka diindikasikan adanya disk herniation. 2.1.3.2 LBP KronisLBP kronis terjadi jika nyeri dirasakan lebih dari 3 bulan atau adanya episode nyeri yang berulang. Penyebabnya meliputi penyakit degenerative disk, kurangnya aktifitas fisik, riwayat cedera, obesitas, abnormalitas postur dan struktur, dan penyakit sistemik. Rasa tidak nyaman bertambah ketika tidak ada aktivitas, ketika bangun tidur atau setelah duduk dalam jangka waktu yang lama.

2.1.4 Etiologi Menurut Cohen (2009) ada beberapa faktor penyebab yang dapat mengakibatkan LBP, diantaranya: faktor mekanik, neurogenik, kondisi non-mekanik dan faktor lain.2.1.4.1 Faktor Mekanika. Penyebab yang tidak diketahuiBiasanya berhubungan dengan ketegangan otot atau cedera ligamentum.b. Degenerative disk Seiring dengan bertambahnya usia, disk intevertebral mulai menyusut dan terjadinya proses wear and tear. Pada beberapa kasus dapat terjadi kolaps dan menyebabkan masalah pada sendi di tulang belakang yang bergesekan satu sama lain sehingga menimbulkan nyeri dan kekakuan (AAOS, 2013)

Gambar 2.1 Collapsed intervetebral diskSumber: AAOS. (2013). Low back pain. orthoinfo.aaos.org/topic.cfm?topic=a00311#top

c. Fraktur vertebraFraktur kompresi merupakan jenis fraktur yang sering terjadi pada tulang belakang (Sechrest, 2004). Fraktur kompresi dapat terjadi dari osteoporosis. Di Amerika Serikat terjadi 700.000 kasus fraktur kompresi dikarenakan osteoporosis tiap tahunnya (Sechrest, 2004). Tulang belakang yang rapuh menjadi tidak mampu menahan tekanan normal, akibatnya jika terjadi batuk, memutar badan atau mengangkat benda dapat menyebabkan fraktur. Penyebabnya diantaranya jatuh dari ketinggian yang tinggi dengan posisi pantat. Selain itu dapat disebabkan oleh kanker dari organ lain yang menyebar ke tulang belakang. Kanker membuat tulang-tulang belakang rapuh sehingga beresiko terjadinya fraktur.d. Deformitas kongenital1) SkoliosisKondisi yang abnormal pada tulang belakang yang dapat berkembang semenjak kecil. Dapat juga berkembang pada orang yang lebih tua yang mempunyai arthritis. Bentuk tulang belakang pada skoliosis yaitu bengkok ke arah samping. Kelainan bentuk tulang belakang ini dapat menyebabkan nyeri tulang belakang dan memungkinkan menyebar ke kaki jika ada tekanan ke syaraf-syaraf (AAOS, 2013).

2) LordosisLordosis merupakan kondisi melengkung kebelakang yang berlebihan pada daerah lumbar. Hal ini berbunungan dengan bahu yang turun, sudut pelvik yang terlalu besar (Black & Jane, 2009). Lordosis yang berlebihan dapat menyebabkan punggung yang melengkung dan kifosis. Kondisi ini dapat memicu nyeri (Black & Jane, 2009).e. SpondilolisisSpondilolisis merupakan kerusakan struktur yang berulang sehingga menyebabkan vertebral arch bergeser ke depan (Black & Jane, 2009). Spondilolisis terjadi dikarenakan strain yang berulang sehingga menyebabkan kerusakan tulang belakang bagian bawah. Strain yang berulang pada akhirnya dapat menimbulkan cedera pada bagian pars interarticularis. Lokasi yang paling umum terjadi pada lumbal ke-5, tulang vertebra yang menghubungkan tulang belakang dan pelvik. Namun nyeri dapat dirasakan pada tulang lumbal lainnya (Sechrest, 2014). Tulang belakang merespon strain yang abnormal dengan membuat sel tulang baru disekitar area yang cedera, namun jika cedera-cedera terjadi lebih cepat dari proses perbaikan, sebuah retakan dapat terbentuk pada tulang yang lemah. Kondisi ini disebut stress fracture, retakan dapat menyerang satu atau kedua sisi bony ring. Selanjutnya vertebra bebas tergelincir kedepan, kondisi ini disebut spondilotesis.

Gambar 2.2 SpondilolisisSumber: Sechrest. (2002). Lumbar spyondylolysis: A patients guide to lumbar spondylolysis. Retrieved from http://www.eorthopod.com/lumbar-spondylolysis/topic/123

Gambar 2.3 Stress fractureSumber: Sechrest. (2002). Lumbar spyondylolysis: A patients guide to lumbar spondylolysis. Retrieved from http://www.eorthopod.com/lumbar-spondylolysis/topic/123

Gambar 2.4 SpondilotesisSumber: Sechrest. (2002). Lumbar spyondylolysis: A patients guide to lumbar spondylolysis. Retrieved from http://www.eorthopod.com/lumbar-spondylolysis/topic/123

2.1.4.2 Faktor Neurogenika. Disk HerniationHerniasi cakram atau disk herniation terjadi ketika jeli yang berada di tengah (nucleus) menekan lapisan luarnya (annulus). Tonjolan yang terjadi menekan syaraf-syaraf spinalis pada kanal spinal sehingga menyebabkan nyeri (AAOS, 2013). Disk herniation menyumbang 5-15 % sebagai penyebab LBP (Cohen, 2009). Faktor resiko disk herniation menurut Zeller (2006):1) Proses penuaan: hilangnya kandungan air dan protein dari dalam disk2) Faktor genetik3) Obesitas: berat badan yang berlebihan mengakibatkan stres pada tulang belakang4) Aktivitas: duduk dalam jangka waktu lama, mengangkat atau mendorong benda yang berat, sering menekuk atau memutar badan, pergerakan yang berulang-ulang dan terpapar getaran secara terus-menerus dapat memicu terjadinya LBP5) Merokok: Mengurangi aliran darah dan nutrisiyang dibutuhkan untuk perbaikan disk6) Riwayat cedera tulang belakang, disk herniation sebelumnya,atau operasi tulang belakang sebelumnya

Gambar 2.5 Disk herniationSumber: Zeller, J.L. (2006). Herniated lumbar disk. The Journal of American Medical Association, 296(20). doi:10.1001/jama.296.20.2512

b. Spinal stenosisSpinal stenosis terjadi ketika ruang medula spinalis menyempit dan menimbulkan tekanan pada syaraf-syaraf spinal (AAOS, 2013). Kanal spinal normalnya sekitar 17-18 mm, jika kanal spinal ukurannya menyusut hingga 12 mm bahkan kurang maka disebut spinal stenosis (Sechrest, 2004). Ketika ukurannya turun lebih dari 10 mm, gejala yang parah dapat terjadi. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa spinal stenosis menyumbang 30% penyebab LBP, tekanan yang ditimbulkan dalam jangka waktu lama pada akar-akar syaraf tulang belakang (nerve root) dapat memicu nyeri (whyiexercise, 2010).

Gambar 2.6 Spinal stenosis Sumber: Fogel, G.R. (2011). Spinal stenosis overview. Retrieved from http://www.spinepainbegone.com/spinal-stenosis.aspx

2.1.4.3 Kondisi-kondisi spinal non-mekanika. NeoplasmaLBP dapat disebabkan oleh tumor baik itu jinak maupun ganas yang berasal dari pelvis atau medula spinalis (tumor primer) atau berasal dari tempat lain yang menyebar ke area ini (metastase). Gejalanya mulai dari nyeri lokal sampai nyeri parah yang menyebar dan kehilangan fungsi otot dan persyarafan. b. Infeksi 1) OsteomielitisOsteomielitis merupakan infeksi pada tulang-tulang yang menyebabkan nyeri dan kekakuan (NINDS, 2013). Infeksi dari satu organ tubuh menyebar melalui peredaran darah ke dalam tulang, melalui luka terbuka akibat fraktur atau pembedahan. 2) DiscitisDiscitis merupakan kondisi yang jarang terjadi dan sulit didiagnosa. Discitis merupakan infeksi atau peradangan pada ruang intervertebral disk atau pada vertebral endplate (Brown, et al, 2001). Gejala pada penderita discitis berupa nyeri tulang belakang, perubahan postur tubuh, demam, kekakuan dan tidak nyaman pada punggung dan masalah pergerakan.3) AbsesAbses pada medulla spinalis beresiko menyebabkan kerusakan permanen. Abses disebabkan karena infeksi akibat adanya cedera jaringan. Tekanan yang diakibatkan oleh abses menimbulkan masalah neurologis seperti paralisis tubuh bagian bawah dan hilangnya sensasi di area di bawah abses berada (Krause, 2014) c. Inflamasi1) ArtritisArtritis merupakan kondisi peradangan yang menyerang sendi berupa nyeri, kekakuan, bengkak dan kemerahan. Lumbal merupakan bagian yang dapat terkena arthritis, beberapa bentuk artritis diantaranya:a) Ankylosing spondylitisAnkylosing spondylitis merupakan inflamasi kronik yang mempengaruhi tulang belakang, terutama pada sendi sakroiliaka di dekat pelvik dan sendi panggul.b) Reactive arthritisReactive arthritis merupakan bentuk arthritis yang sering diikuti infeksi sistem genital, pencernaan dan perkemihan. reactive arthritis dikenal sebagai Reithers syndrome yaitu bentuk inflamasi dari arthritis yang terjadi sebagai reaksi dari sebuah infeksi di bagian organ lain. Gejala biasanya tejadi dalam 3-12 bulan.2) SpondilitisSpondilitis mengarah kepada LBP kronik dan kekakuan yang disebabkan oleh infeksi yang parah atau inflamasi pada sendi spinal (NINDS, 2013) 2.1.4.4 Gangguan lainnyaFibromialgiaFibriomialgia merupakan gangguan kronis yang ditandai dengan nyeri muskuloskeletal yang menyebar, keletihan, dan multipel tender points, terutama di leher, tulang belakang, bahu, dan panggul. gejala lainnya meliputi gangguan tidur, kekakuan di pagi hari dan kecemasan (NINDS, 2013)

2.1.5 Manifestasi KlinisNyeri yang dirasakan pada penderita LBP yaitu nyeri seperti ditusuk benda tajam atau seperti ditikam, selain itu nyeri dapat semakin parah saat mengangkat, menekuk, berdiri dan berjalan. Hal itu bisa dirasakan seperti spasme otot charley horse. Jenis nyeri yang dirasakan tergantung pada penyebab utamanya. Menurut AAOS (2013) penderita LBP akan mengalami pengalaman sebagai berikut:a. Nyeri punggung bawah yang memburuk saat mengangkat benda, duduk, berdiri, berjalan dan menekuk badan.b. Nyeri dapat menjalar dari bagian punggung ke pantat atau pinggul luar.c. Sciatica, keluhan yang terjadi pada disk herniation. Nyeri yang dirasakan meliputi pantat, kaki, bahkan sampai mati rasa, tingling atau lemas.Tanda dan gejala dari LBP menurut Black & Jacob (2005) yaitu nyeri pada daerah sepanjang tulang belakang tanpa atau dengan penjalaran atau nyeri yang menjalar ke lutut, tungkai, kaki, ataupun adanya rasa baal di daerah nyeri, nyeri saat bergerak. Nyeri yang dirasakan dapat berkelanjutan atau jika berada pada posisi tertentu. Nyeri dapat menjadi lebih buruk saat batuk, bersin, menekuk dan memutar badan, atau saat mengejan. Nyeri dapat dirasakan di satu tempat atau menyebar ke daerah lain, umumnya pantat dan bagian belakang paha (Cooper, 2003). Tingling dan mati rasa pada betis atau kaki dapat mengindikasikan adanya disk herniation atau syaraf yang terjepit (Cooper 2003). Pernyataan yang hampir sama menurut Lemone & Karen (2000), manifestasi klinis yan dapat terjadi diantaranya:a. Perubahan dalam gaya berjalan dan fleksi seperti, berjalan menjadi kaku, tidak mampu menekuk pinggang, berjalan timpang, mengindikasikan adanya gangguan pada syaraf sciatic. b. Neurologis seperti kehilangan control perkemihan dan defekasi karena berhubungan dengan syaraf sacral, ketika diuji dengan sentuhan yang ringan dan dalam menggunakan cotton ball penderita akan merasakan sensasi pada kedua tungkai namun akan terasa lebih terasa pada sisi yang tidak dipengaruhi.c. Nyeri, seperti nyeri dirasakan pada kaki saat berjalan diatas heels atau ujung jari, nyeri yang terus menerus seperti ditusuk pisau pada otot-otot didekat disk yang terkena, nyeri menyebar ke bagian belakang bawah kaki, nyeri seperti terbakar di bagian pelakang paha atau betis, nyeri di daerah pantat, nyeri yang parah ketika melakukan manuver mengangkat kaki secara tiba-tiba.

2.1.6 Faktor resikoFaktor resiko LBP menurut Ehrlich (2003) meliputi: a. Obesitas yang mengakibatkan tekanan yang berat pada daerah lumbalb. Kehamilan trimester akhirc. Aktivitas seperti berlari atau jogging di jalanan bersemen daripada lintasan berbahan cinder, duduk dalam waktu yang lama, mengangkat barang yang beratd. Psikologis Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Cilliers & Soraya (2013), faktor yang menyebabkan LBP diantaranya:a. Faktor fisik atau ekstrinsik terdiri dari berdiri dalam jangka waktu lama, postur tubuh yang salah, membungkuk, mengangkat benda, memindahkan benda atau tempat tidur, memposisikan pasien di tempat tidur.b. Faktor intinsik yang terdiri dari obesitas, usia, merokok, pendidikan yang rendahc. Faktor psikologis yang terdiri dari kecemasan, distress emosional, depresid. Faktor lingkungan kerja yang terdiri dari beban kerja, tekanan kerja, lingkungan kerja yang rendah, kepuasan kerja

2.1.7 Pemeriksaan diagnostikBeberapa pemeriksaan dalam menentukan diagnosa LBP, diantaranya:2.1.7.1 X-rayMeskipun hanya menampilkan gambaran tulang-tulang, X-ray dapat membantu menentukan diagnosa jika mempunyai tanda-tanda yang jelas. X-ray akan menampilkan tulang yang patah, perubahan karena penuaan, lengkungan atau deformitas. X-ray tidak menampilkan, otot atau syaraf-syaraf.2.1.7.2 MRI (Magnetic resonance imaging) Pemeriksaan ini dapat menghasilkan gambaran jaringan lunak yang lebih baik seperti otot, syaraf-syaraf dan disk. Kondisi seperti disk herniaton atau infeksi dapat lebih terlihat dengan pemeriksaan MRI.

2.1.7.3 CAT (Computerized axial tomography) scan. Pemeriksaan ini dilakukan jika ada masalah tulang, dapat menghasilkan gambaran tiga dimensi X-ray dan fokus terhadap tulang.2.1.7.4 Scan tulangPemeriksaan ini disarankan jika diperlukan informasi tambahan untuk mengevaluasi nyeri dan membuat yakin bahwa nyerinya bukan dari masalah yang jarang seperti kanker.2.1.7.5 Tes kepadatan tulangJika osteoporosis menjadi perhatian, pemeriksaan ini akan disarankan untuk dilakukan. Osteoporosis membuat tulang menjadi rapus sehingga mudah untuk patah. Osteoporosis sendiri tidak menyebabkan nyeri, namun patahnya tulang belakang yang disebabkan osteoporosis dapat menimbulkan nyeri.

2.1.8 PenatalaksanaanSecara umum penatalaksanaan LBP dibagi menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu medikasi, terapi fisik, dan operasi (AAOS, 2013)2.1.8.1 MedikasiBeberapa medikasi yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeria. Aspirin atau asetaminofen dapat mengurangi nyeri dengan sedikit efek samping.b. NSAID (non-steroid anti inflammatory drugs) seperti ibuprofen dan naproxen mengurangi nyeri dan bengkak.c. obat narkotik seperti kodein, morfin.d. steroid, dapat oral atau injeksi kedalam tulang belakang, diberikan dalam dosis besar.2.1.8.2 Pengobatan fisika. Terapi FisikTerapi fisik meliputi terapi modalitas pasif seperti terapi panas, dingin, masase, ultrasound, dan stimulasi listrik.Terapi aktif meliputi stretching, mengangkat beban, dan latihan kardiovaskular. Latihan dilakukan untuk mengembalikan pergerakan dan kekuatan lumbar sehingga menolong dalam pengurangan nyeri.b. BracesJenis braces yang sering digunakan yaitu jenis korset yang membungkus sekeliling punggung dan abdomen. Braces tidak selalu dapat menolong, namun beberapa orang merasa nyaman dan stabil ketika memakainya.c. Chiropractic atau terapi manipulasiChiropractic diberikan dalam beberapa bentuk. beberapa pasien merasa nyerinya berkurang setelah diterapi dengan metode ini.d. TraksiTraksi sering digunakan namun belum ada keefektifitasan menurut penelitian.e. Latihan lainnyaPilates dan yoga dapat membantu mengurangi nyeri pada beberapa pasien.2.1.8.3 Tindakan OperasiTindakan operast dipilih ketika pengobatan non-operasi gagal setelah dicoba. Pengobatan non-operasi dilakukan selama 6 bulan sampai satu tahun sebelum dipilih tindakan operasi (AAOS, 2013).

a. Spinal FusionSpinal fusion merupakan sebuah proses menyatukan tulang vertebra yang sakit sehingga mereka sembuh menjadi satu kesatuan tulang yang padat. Prosedur spinal fusion yaitu menghilangkan pergerakan diantara segmen vertebra. Tindakan ini dipilih jika pergerakan merupakan sumber nyeri. Spinal fusion direkomendasikan jika mempunyai ketidakstabilan tulang belakang, scoliosis, atau degenerasi satu atau lebih disk. Hasil dari operasi spinal fusion bervariasi, pemulihan keseluruhan dijalankan lebih dari satu tahun.b. Disk replacementProsedur ini meliputi tindakan menghilangkan dan mengganti disk dengan bagian artifisial, mirip dengan replacement panggul atau lutut. Tujuan disk replacement adalah menjadikan segmen spinal menjaga kefleksibelan dan memelihara pergerakan yang lebih normal.c. MicrodiskectomyMicrodiskectomy merupakan tindakan pembedahan mikro untuk mengangkat fragmen disk herniation. Penggunaan teknologi ini menimbulkan trauma yang kecil pada area yang dioperasi daripada diskectomy yang standar. Keuntungannya yaitu retraksi syaraf minimal, memperbaiki hemostasis, pemotongan otot dan fascia yang minimal (Black & Jane, 2009).d. Dekompresi laminektomiDekompresi laminektomi merupakan operasti melepaskan posterior arch dari vertebra, dan membiarkan terbukanya medula spinalis. Tindakan ini memberikan akses terhadap spinal canal untuk membuang tumor medula spinalis dan membuang bagian dari facet. Foraminotomi terkadang dilakukan untuk memperbesar foramen intervetebral jika ada penyempitan dan proses osteofitik (tulang yang tumbuh berlebihan) yang menghalangi akar syaraf dan mengenai struktur syaraf (Black & Jane, 2009).

2.1.9 Penanganan pengobatan alternatif tulang belakang (Cohen, 2009)PenangananDeskripsi

Spinal manipulationTerapi manual yang dirancang untuk meningkatkan pergerakan tanpa rasa sakit, mengurangi ketegangan otot, memperbaiki pergerakan sendi, dan memperbaiki masalah kesejajaran.

AkupunturMemasukan jarum-jarum kedalam kulit di beberapa lokasi tubuh untuk mengurangi nyeri atau menimbulkan efek anestesi. Jarum-jarum tersebut dapat dimanipulai secara manual atau melalui stimulasi elektrik.

Massage therapyMemanipulasi otot dan jaringan penghubung untuk meningkatkan fungsi, relaksasi dan kenyamanan.

Exercise therapyLatihan baik aktif maupun pasif yang dirancang untuk kekuatan dan keseimbangan tulang belakang dengan tujuan mengurangi nyeri, mencegah cedera dan memperbaiki postur dan mekanik tubuh.

Terapi lainnyaMeliputi terapi laser tingkat rendah, diatermi gelombang pendek, stimulasi otot listrik, transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS), yoga, USG, traksi

2.1.10 PencegahanBody mechanic merupakan pergerakan dari tubuh dalam koordinasi dan efisien sehingga keseimbangan, alignment (postur) dan pemanfaatan energi dapat terjaga, posisi body mechanic yang benar menghasilkan kekuatan yang alami untuk punggung dan mengurangi resiko LBP (Smeltzer & Brenda, 1996; Smith, 2011). Perawat yang menderita LBP adalah salah satu masalah yang ditimbulkan karena body mechanic yang tidak tepat. Terdapat sekitar 12% yang meninggalkan profesi perawat disebabkan oleh LBP (Smith, 2011). Prinsip-prinsip yang harus dipenuhi dalam penggunaan body mechanic yang tepat diantaranya (Brookside, 2007; Smith 2011): a. Pertahankan kestabilan pusat gravitasi dengan cara menjaga pusat gravitasi, menjaga punggung tetap tegak, menekuk dengan lutut dan pinggulb. Pertahankan lebar kaki penyangga dengan cara menjaga kaki berpisah, tempatkan satu kaki sedikit di depan dari yang lain, fleksikan lutut untuk menahan goyanganc. Pertahankan garis garivasi dengan cara menjaga punggung tetap lurus dan tegak, dekatkan benda ke tubuh saat mengangkat bendad. Pertahankan body aligment yang tepat dengan cara menjaga punggung tetap lurus, menjaga kepala tegak,menjaga dagu ke dalam, menarik abdomen ke dalam dan ke atas, jaga berat tubuh ke depan dan disangga oleh kedua kakie. Bagikan beban secara rata sebelum memindahkan atau memutar pasien, f. Berikan ketinggian yang nyaman saat memindahkan pasein dengan menjaga pasien sedekat mungkin dengan tubuhg. Hemat energi saat memindahkan benda dengan mendorong dan menariknyah. Gunakan otot-otot besar untuk mengangkat dan memindahkan, seperti dengan otot panggul dan bahu sebagai satu kesatuan bukan dengan otot tulang belakang bagian bawahi. Hindari sikap condong dan stretchingj. Meminta bantuan dari orang lain atau alat lain ketika berhadapan dengan pasien atau benda yang beratk. Hindari memutar tubuh secara langsung

Teknik-teknik posisi body mechanic yang direkomendasikan, diantaranya (Smeltzer & Brenda, 1996; Brookside, 2007):a. BerdiriHindari berdiri dan berjalan dalam jangka waktu yang lama. Ketika berdiri di satu waktu yang lama, istirahatkan satu kaki diatas sebuah kotak atau bangku untuk mengurangi lordosis. Hindari posisi kerja fleksi kedepan.b. DudukTekanan pada punggung lebih besar ketika posisi duduk dibandingkan dengan posisi berdiri. Hindari duduk dalam jangka waktu yang lama, duduk dengan sandaran kursi yang lurus. Gunakan bangku untuk memposisikan lutut daripada panggul jika diperlukan. Selingi periode duduk dengan berjalan.c. Meraih bendaBerdiri secara dekat di depan objek. Hindari memutar badan secara tiba-tiba. Gunakan alas untuk objek yang tinggi. Sebelum memindahkan objek pastikan tidak terlalu lebar dan berat.d. Mengangkat bendaKetika mengangkat benda, jaga agar punggung tetap lurus dan pegang benda sedekat mungkin dengan tubuh. Angkat benda dengan otot kaki, bukan dengan otot punggung, gunakan otot kaki yang lebih kuat. Menekuk dan berjongkok diatas lutut dan pinggul dengan punggung tetap lurus ketika mengambil benda. Angkat benda lurus keatas dengan gerakan yang halus. Memakai korset untuk menyangga punggung dan abdomen jika diperlukan. Hindari memutar dan mengangkat benda dalam waktu yang bersamaan.e. BerputarTempatkan satu kaku didepan kaki yang lain, putar keduanya bersamaan. Pertahankan pusat gravitasi yang baik ketika membawa benda.f. Beristirahat sejenak, karena kelelahan berkontribusi terhadap spasme otot punggung. Hindari tidur dengan posisi telungkup, tidur dengan posisi miring dengan satu lutut fleksi dan diganjal dengan bantal diantara lutut.

LBP dapat dicegah dengan melakukan beberapa tindakan dibawah ini (Lewis, et al, 2007):a. Menjaga berat badan idealb. Tidak tidur dengan posisi menelungkupc. Hindari merokok dan produk tembakau lainnyad. Lakukan aktifitas fisik rutin meliputi latihan kekuatan dan daya tahane. Menggunakan body mechanic yang tepat untuk mencegah strain tulang belakang seperti ketika mengangkat benda berat, menekuk lutut, berdiri dengan perlahan, tidak memutar badan tiba-tibaf. Tidur dengan posisi miring dengan satu lutut fleksi dan diganjal dengan bantal diantara lutut

2.2 Pengetahuan 2.2.1 DefinisiPengetahuan menurut Notoatmodjo (2010) merupakan proses manusia mensintesa suatu objek melalui penginderaan sehingga memeroleh sesuatu yang baru dan menjadi tahu. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui indera pendengaran dan indera penglihatan. Proses ini dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. 2.2.2 Tingkatan PengetahuanTingkatan pengetahuan menurut Notoatmodjo (2010) dibagi dalam 6 (enam) tingkat pengetahuan, yaitu:a. Tahu (know): merupakan recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu.b. Memahami (comprehension): memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.c. Aplikasi (application): merupakan penggunaan atau pengaplikasian prinsip yang telah diketahui pada situasi yang lain.d. Analisis (analysis): merupakan kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan/ suatu memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui.e. Sintesis (synthesis): merupakan kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki.f. Evaluasi (evaluation): evaluasi berkaitan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu.

2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi PengetahuanBeberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, menurut Mubarak (2007) terdapat tujuh faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan, yaitu:a. PendidikanPendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya, jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan, informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkanb. PekerjaanLingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsungc. UmurSeiring dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek psikis dan psikologis. Pertumbuhan fisik secara garis besar ada empat kategori perubahan, yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya cirri-ciri lama dan munculnya cirri-ciri baru. Hal ini terjadi akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis dan mental taraf berpikir seseorang semakin matang dan dewasa.d. MinatDiartikan sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.e. PengalamanSuatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap objek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang membekas dalam emosi sehingga menimbulkan sikap positif.f. Kebudayaan lingkungan sekitarApabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan maka akan sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan.g. InformasiKemudahan memperoleh informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru.

2.2.4 Kriteria Tingkat Pengetahuan Tingkat pengetahuan terdiri dari 3 kriteria yaitu baik, cukup dan kurang. Dalam Arikunto (2006) mengatakan kriteria sesuatu itu baik baik jika hasil hasil presentasenya 76-100%, cukup jika mendapatkan hasil presentase 56-75% dan kurang jika presentase dibawah 56%. Peneliti mengkategorikan pengetahuan LBP perawat menurut kriteria tersebut, yaitu dikatakan baik jika jawaban benar dari pertanyaan yang diberikan 76-100%, dikatakan cukup jika jawaban benar dari pertanyaan yang diberikan 56-75%, dan kurang jika mendapat jawaban benar kurang dari 56% .

27

Universitas Indonesia2.3 Kerangka TeoriMengacu kepada konsep dasar low back pain dan konsep pengetahuan, maka dapat menggambarkan kerangka teori sebagai berikut: