BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Juduleprints.ums.ac.id/54488/2/BAB 1.pdf · 1.1 Pengertian Judul...
Transcript of BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Juduleprints.ums.ac.id/54488/2/BAB 1.pdf · 1.1 Pengertian Judul...
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Pengertian Judul
Judul Laporan Studio Konsep Perancangan Arsitektur yang diangkat
adalah “Genengadal Community Center sebagai Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat dengan Pendekatan Desain Arsitektur Vernakular”. tersebut
merupakan suatu bangunan yang mewadahi beberapa kelompok kegiatan
masyarakat desa dalam mengembangkan kreativitas produk mereka.
Bangunan tersebut di desain dengan pendekatan arsitektur vernakular
sehingga sesuai dengan kondisi lingkungan masyarakat di Desa Genengadal.
1. Community Center
Community dalam bahasa Indonesia berarti masyarakat, komunitas,
persamaan, atau himpunan. Komunitas adalah sebuah kelompok sosial
dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki
ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam komunitas manusia,
individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan,
sumber daya, preferensi, kebutuhan, resiko, kegemaran dan sejumlah
kondisi lain yang serupa. Komunitas berasal dari bahasa latin
communitas yang berarti kesamaan. Sementara kata ‘Center’ dalam
bahasa Indonesia berarti pusat.
2. Pusat
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) kata “pusat” berarti
pokok pangkal atau yang menjadi pumpunan (berbagai urusan, hal,
dan sebagainya).
3. Kegiatan
Menurut KBBI kata “kegiatan” berarti aktivitas, usaha, pekerjaan.
4. Belajar
Menurut KBBI kata “belajar” berarti berusaha memperoleh kepandaian
atau ilmu, berlatih, dan berubah tingkah laku atau tanggapan yang
disebabkan oleh pengalaman.
2
5. Masyarakat
Menurut KBBI kata “masyarakat” berarti sejumlah manusia dalam arti
seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap
sama.
6. Desa Genengadal
Desa Genengadal terdiri dari 6 dusun, yaitu: Dusun Beru (Beru,
Kandoh), Dusun Gandok (Gandok, Gagan, Sempu, Mbutak), Dusun
Geneng, Dusun Kurukan, Dusun Kedung, dan Dusun Piyak. Dusun
Kedung merupakan pusat perekonomian, pemerintahan, dan
pendidikan.
Mayoritas penduduk Genengadal bekerja sebagai petani, meskipun ada
beberapa yang menjadi PNS, pedagang, pekerja swasta, pengusaha,
dan pekerja tambang. Perekonomian di desa ini disokong dari sektor
pertanian, dimana desa ini dialiri irigasi, sehingga membuat para
petani di desa bisa bercocok tanam 3 kali dalam setahun. Hasil
pertanian Desa Genengadal sangat beragam mulai dari padi, jagung,
melon, tembakau, dan sayuran, dimana padi dan jagung mendominasi
hasil pertanian di desa ini. Fasilitas publik yang terdapat di desa ini
cukup lengkap mulai dari pasar rakyat, puskesmas, dan tempat ibadah.
7. Arsitektur Vernakular
Arsitektur vernakular adalah desain arsitektur yang menyesuaikan
iklim lokal, menggunakan teknik dan material lokal, dipengaruhi aspek
sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat setempat. (journal of
Architecture, vol.1, no.2, Agustus 2012, Hal 68-82)
Jadi pengertian dari “Genengadal Community Center sebagai Pusat
Kegiatan Belajar Masyarakat dengan Pendekatan Desain Arsitektur
Vernakular” adalah suatu wadah yang berada di tengah-tengah masyarakat
untuk berkumpul dan melakukan kegiatan bersama dalam rangka
mengembangkan potensi masyarakat, mengelola, dan mengimplementasikan
konsep belajar sepanjang hayat. Bangunan didesain dengan pendekatan
3
tipologi arsitektur bangunan lokal / vernakular agar sesuai dengan sosial
budaya masyarakat di Desa tersebut.
1.2 Latar Belakang Permasalahan.
Urbanisasi besar-besaran saat ini masih menjadi masalah di Negara
Indonesia. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah
kurangnya fasilitas umum di desa-desa. Selain perumanahan, penduduk
memerlukan juga fasilitas-fasilitas perlengkapan lainnya dimana mereka dapat
melakukan aktivitas-aktivitas sosialnya, bersekolah, beribadah, berekreasi,
mengadakan pertemuan-pertemuan, memelihara kesehatan dan lain-lain
(Joedono pribadi.1983). Selain masalah kurangnya beberapa sarana,
permasalahan di Desa juga sering dikaitkan dengan kurangnya lapangan
pekerjaan.
Dalam upaya pencegahan urbanisasi yang besar-besaran, maka diperlukan
adanya pembangunan perdesaan. Pembangunan perdesaan merupakan bagian
dari pembangunan sosial-ekonomi secara keseluruhan. Pembangunan
perdesaan dapat dilakukan dengam mengembangkan sumberdaya alam
maupun sumberdaya manusianya. Dengan kata lain perlu adanya
pemberdayaan masyarakat, yaitu sebuah konsep pembangunan ekonomi yang
merangkum nilai-nilai sosial yakni bersifat people-centered, participatory,
empowering and sustainable. Menurut Hiryanto (2008) pemberdayaan sangat
identik dengan pendidikan dan merupakan hakekat pendidikan itu sendiri,
karena apa yang disebut dengan pendidikan termasuk pendidikan luar sekolah
atau pendidikan nonformal adalah usaha untuk memberdayakan manusia,
memampukan manusia, mengembangkan talenta-talenta yang ada pada diri
manusia agar dengan kemampuan/potensi yang dimilikinya dapat
dikembangkan melalui pendidikan/pembelajaran.
Desa Genengadal merupakan salah satu Desa diantara 16 Desa di
Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan. Secara geografis terletak di dataran
rendah dengan luas wilayah 499.610 Ha. Desa Genengadal terdiri dari 6
4
Dusun, 8 RW, 49 RT. Jumlah penduduk 6.998 jiwa, jumlah KK 2.310, laki-
laki 3.483 jiwa dan perempuan 3.515 jiwa. Fasilitas pendidikan yang ada di
desa genengadal meliputi : 1 PAUD, 4 TK, 4 SD, 1 MI, 1 SMP, 1 MTS, dan 1
MA. Sedangkan untuk fasilitas umum lainnya meliputi: pasar tradisional,
pertokoan, dan balai Desa. Kondisi sosial masyarakat Desa Genengadal cukup
stabil dengan mayoritas penduduk adalah petani.
Dengan kondisi masyarakat yang sebagian besar adalah petani. Desa
Genengadal sebenarnya memiliki potensi besar untuk memajukan
kesejahteraan masyarakatnya. Salah satunya pemanfaatan limbah pertanian
seperti banggal jagung sebagai produk kerajinan tangan. Desa Genengadal
juga memiliki potensi lain yang bisa dikembangkan melalui pengembangan
UKM yang ada di Desa. Saat ini sudah ada beberapa UKM (Usaha Kecil
Menengah) yang ada di Desa Genengadal diantaranya: pembuatan produk
makanan ringan (seperti kripik pisang, tempe, singkong, jagung dsb),
pembuatan tahu, roti, pembuatan keranjang bambu, dsb.
5
UKM lain yang belum terlaksana dan masih dalam tahap perencanaan
adalah membuat kerajinan seperti membuat tas, pakaian, dan sebagainya.
Kegiatan-kegiatn tersebut sudah pernah dilaksanakan dalam tahap pelatihan
dan produksi kecil. Akan tetapi sekarang sudah tidak berjalan lagi. Hal ini
dikarenakan menurut masyarakat produk-produk tersebut kurang bisa
menembus pasar. Selain itu kurangya kreativitas dalam mengembangkan
produk juga membuat minat pasar relativ sedikit.
Gambar 1.1 UKM Sumber: Survei Lapangan
6
Dari uraian di atas dapat kita lihat bahwa permasalahannya adalah pada
proses pendampingan, proses kreatif, dan proses pemasaran yang masih
kurang. Sehingga masyarakat membutuhkan pelatihan tidak hanya pada
pembuatan produknya semata namun juga hingga tahap pemasaran.
Masyarakat Desa pada umumnya sudah memiliki ciri khas kehidupan dan
lingkungan hidup mereka masing-masing. Begitu juga dengan masyarakat
Desa Genengadal. Kehadiran bangunan baru dalam lingkungan mereka
haruslah dapat dikenali dan sesuai dengan kondisi sosialnya. Tipologi
bangunan yang ada di Desa ini, sebagian besar adalah rumah tradisional Jawa
yaitu Joglo. Maka dari itu penulis memiliki gagasan untuk membuat pusat
komunitas masyarakat Desa Genengadal sebagai tempat pelatihan dan
pengembangan kreativitas serta pendampingan masyarakat dalam
mengembangkan potensinya. Bangunan akan didesain dengan pendekatan
nilai-nilai arsitektur vernakular Jawa. Sehingga dalam pelaksanaan kegiatan
dalam rangka pemberdayaan masyarakat, mereka merasa ikut memiliki dan
tidak merasa asing karena sesuai dengan kondisi lingkungannya.
7
1.3 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan permasalahannya, adalah
bagaimana membuat bangunan untuk mewadahi pengembangan kreatifitas
dan pelatihan bagi masyarakat Desa Genengadal melalui:
1. Penentuan lokasi yang sesuai untuk bangunan fasilitas umum agar sesuai
dengan pola tata ruang Desa Genengadal.
2. Fasilitas yang akan diwadahi meliputi:
a. Kelompok belajar usaha.
b. Kelompok usaha pemuda produktif, dan
Gambar 1.2 tipologi bangunan desa Sumber: Survei Lapangan
8
c. Fasilitas penunjang lainnya.
3. Desain arsitektur vernakular Jawa yang disesuaikan dengan kebutuhan dan
fungsi bangunan.
1.4 Batasan Masalah
Agar dalam pengerjaan tugas akhir ini dapat lebih terarah, maka pembahasan
penulisan ini dibatasi sebagai berikut:
1. Pembahasan lebih ditekankan pada permasalahan yang ada, yang
menyangkut masalah perancangan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat di
Desa Genengadal.
2. Dalam pembahasan ini lebih menitik beratkan pada kajian ilmu arsitektur,
sedangkan pembahasan di luar disiplin ilmu arsitektur tidak dibahas secara
rinci.
1.5 Tujuan, Sasaran dan Manfaat
1.5.1 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam perancangan “Genengadal Community
Center sebagai Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat dengan Pendekatan Desain
Arsitektur Vernakular” antara lain sebagai berikut:
1. Merancang bangunan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Desa
Genengadal untuk mengembangkan potensinya dalam upaya memajukan
Desa pada khususnya dan Kabupaten Grobogan pada umumnya.
2. Memberikan wadah kepada masyarakat untuk mengadakan kegiatan
belajar dan mengembangkan ekonomi lokal.
1.5.2 Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dalam perancangan “Genengadal Community
Center sebagai Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat dengan Pendekatan Desain
Arsitektur Vernakular” adalah membangun sebuah pusat komunitas bagi
masyarakat dimana mereka dapat memperoleh sarana
pembelajaran/pendidikan nonformal untuk mengembangkan potensi Desa baik
dari segi sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia.
9
1.5.3 Manfaat
Manfaat yang ingin dicapai dalam perencanaan “Genengadal Community
Center sebagai Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat dengan Pendekatan Desain
Arsitektur Vernakular” antara lain sebagai berikut:
1. Menjadikan masyarakat menjadi berdaya melalui bekal pendidikan yang
memadai.
2. Memberikan kesempatan masyarakat Desa untuk mengembangkan
potensinya.
1.6 Lingkup Perancangan
Lingkup perancangan meliputi:
1. Lingkup wilayah
Untuk mewujudkan desain yang mampu bersinergi dengan kondisi sosial
lingkungan masyarakat, pemilihan area perencanaan disesuaikan dengan
pola tata zona Desa Genengadal yang sudah.
2. Lingkup Materi
Proses pembahasan maupun perencanaan yang dilakukan dalam
perencanaan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat di Desa Genengadal
dengan Pendekatan Desain Arsitektur Vernakular dibatasi pada disiplin
ilmu Arsitektur, terutama yang berkaitan dengan perencanaan arsitektur
sebagai sarana komunikasi serta terwujudnya konsep arsitektur yang
mampu bersinergi dengan lingkungan masyarakat.
1.7 Metode Perancangan
Dalam menyusun tugas akhir ini, penulis menggunakan beberapa metodologi
dalam proses baik pengumpulan data hingga penganalisaan yang nantinya
akan digunakan sebagai acuan dalam proses perancangan Pusat Kegiatan
Belajar Masyarakat di Desa Genengadal dengan Pendekatan Arsitektur
Vernakular, adapun metode yang dipakai adalah sebagai berikut:
1. Observasi langsung
10
Pengamatan langsung terhadap kondisi Desa Genengadal digunakan untuk
mendapatkan data primer.
2. Analisis Dokumentasi
Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data sekunder yang
dikumpulkan melalui penelusuran pustaka dari berbagai instansi terkait,
seperti perguruan tinggi, pemerintah (pusat maupun daerah), instansi
pemerintah, instansi lainnya, text-book, laporan/makalah, jurnal penelitian,
website, serta sumber-suumber lain yang berhubungan dengan objek dan
fokus penelitian.
3. Wawancara.
Penulis melakukan wawancara terhadap beberapa penduduk Desa
Genengadal yang bermanfaat untuk perencanaan, dan dilakukan beberapa
kali sesuai dengan kebutuhan penelitian.
1.8 Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan penyusunan laporan Dasar Perencanaan dan
Perancangan Arsitektur (DP3A) meliputi:
BAB I Pendahuluan
Bab pendahuluan ini berisikan tentang latar belakang, rumusan masalah,
tujuan dan sasaran, batasan dan lingkup pembahasan, keluaran/output, metode
perancangan.
BAB II Tinjauan Pustaka
Bab ini berisikan tentang tinjauan literatur dan studi-studi terkait
pemberdayaan masyarakat, pusat komunitas dan arsitektur vernakular, untuk
mendukung kemudahan didalam perancangan objek.
BAB III Gambaran Umum Wilayah Perencanaan
Bab ini berisi tentang gambaran umum Desa Genengadal dan Kabupaten
Grobogan serta aspek-aspek terkait yang mempengaruhi pola perencanaan tata
11
ruang seperti aspek fisik, aspek aktivitas, aspek kependudukan, serta aspek
pengelolaan kebijakan pembangunan.
BAB IV Analisa dan Konsep Perancangan
Bab ini berisi tentang gagasan perencanaan, analisa dan konsep site, analisa
dan konsep arsitektur, analisa dan konsep utilitas, analisa dan konsep struktur,
analisa dan konsep pengkondisian ruang.