Ayat Tentang Etika Menuntut Ilmu Mujadalah 13 Kahfi 71 an'Anam 47

26
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tafsir memiliki arti yang sangat luas dan telah didefinisikan oleh banyak kalangan dengan pendapat mereka masing-masing, tetapi pada kesempatan ini penulis hanya akan menjelaskan sedikit tentang tafsir yang mudah dipahami dan dimengerti oleh semuanya. Tafsir berbeda dengan terjemah, jika terjemah maka Al-qur’an atau buku-buku lain hanya diubah kedalam bahasa lain, secara singkat penulis katakan terjemah hanya merubah kata atau bahasa kebahasa yang lain, sedangkan tafsir tidak begitu, tafsir menurut penulis sendiri adalah menjelaaskan atau menerangkan kandungan suatu kalimat atau kata secara luas dan terperinci. Kebanyakan orang berpendapat bahwa tafsir itu khusus untuk menjelaskan dan menerangkan kata atau kalimat yang ada di dalam Al-qur’an saja, tetapi sebenarnya tafsir bukan hanya terbatas untuk Al-qur’an saja karena tafsir juga diterapkan untuk menerangkan 1

Transcript of Ayat Tentang Etika Menuntut Ilmu Mujadalah 13 Kahfi 71 an'Anam 47

Page 1: Ayat Tentang Etika Menuntut Ilmu Mujadalah 13 Kahfi 71 an'Anam 47

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tafsir memiliki arti yang sangat luas dan telah didefinisikan oleh banyak

kalangan dengan pendapat mereka masing-masing, tetapi pada kesempatan ini

penulis hanya akan menjelaskan sedikit tentang tafsir yang mudah dipahami dan

dimengerti oleh semuanya.

Tafsir berbeda dengan terjemah, jika terjemah maka Al-qur’an atau buku-

buku lain hanya diubah kedalam bahasa lain, secara singkat penulis katakan

terjemah hanya merubah kata atau bahasa kebahasa yang lain, sedangkan tafsir

tidak begitu, tafsir menurut penulis sendiri adalah menjelaaskan atau

menerangkan kandungan suatu kalimat atau kata secara luas dan terperinci.

Kebanyakan orang berpendapat bahwa tafsir itu khusus untuk menjelaskan

dan menerangkan kata atau kalimat yang ada di dalam Al-qur’an saja, tetapi

sebenarnya tafsir bukan hanya terbatas untuk Al-qur’an saja karena tafsir juga

diterapkan untuk menerangkan dan menjelaskan kata atau kalimat di dalam

bacaan yang lainnya juga selain Al-qur’an.

Tujuan dan fungsi tafsir sendiri antara lain adalah untuk memudahkan

bagi umat manusia di dalam memahami kandungan dan isi yang terkandung

dalam kitab Al-qur’an yang seyogyanya merupakan kitab yang menjadi pedoman

hidup manusia dalam menempuh kehidupan demi mencapai kebahagiaan dan

keselamatan di dunia dan akhirat nantinya.

Pada kesempatan ini penulis tidak akan banyak membicarakan tentang

tafsir, karena pada kesempatan ini penulis akan mencoba menyajikan tentang

etika dan kualifikasi seorang da’i dengan berpedoman pada penjelasan dan

kandungan dari beberapa ayat yang telah termaktub di dalam Al-qur’an.

1

Page 2: Ayat Tentang Etika Menuntut Ilmu Mujadalah 13 Kahfi 71 an'Anam 47

B. Rumusan Masalah

Bagaimana tafsir ayat tentang etika menuntut ilmu

1. Bagaimana tafsir dan kandungan ayat Al mujadila 13 ?

2. Bagaimana tafsir dan kandungan ayat al Kahfi 71 ?

3. Bagaimana tafsir dan kandungan ayat Al an’am 47 ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui Bagaimana tafsir dan kandungan ayat Al mujadila 13

2. Untuk mengetahui Bagaimana tafsir dan kandungan ayat al Kahfi 71

3. Untuk mengetahui Bagaimana tafsir dan kandungan ayat Al an’am 47

2

Page 3: Ayat Tentang Etika Menuntut Ilmu Mujadalah 13 Kahfi 71 an'Anam 47

BAB II

PEMBAHASAN

A. Tafsir Surah Al Mujadalah 13

1. Ayat Al Qur’an dan terjemahan

Artinya : Adakah kamu takut (akan kemiskinan) kerana kerap kali kamu

memberi sedekah sebelum kamu mengadap? Kalau kamu tidak melakukan

(perintah) itu, dan Allah pun memaafkan kamu (kerana kamu tidak mampu),

maka dirikanlah sembahyang dan berikanlah zakat (sebagaimana yang

sewajibnya), serta taatlah kamu kepada Allah dan RasulNya. Dan (ingatlah),

Allah Maha Mendalam PengetahuanNya akan segala amalan yang kamu

lakukan.

2. Mufrodat

�م� ف�ق�ت ش�� �أ أ = kamu takut

�ه� الل �اب� و�ت = allah memberi ampun

�ه� ول س� و�ر� �ه� الل ط�يع�وا� taat lah kepada allah dan Rasulnya = و�أ

�ون� �ع�م�ل ت �م�ا ب ��ير ب خ� �ه� Allah Maha Mendalam PengetahuanNya akan segala = و�الل

amalan yang kamu lakukan

3. Asbabun nuzul

Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Abu Thalhah yang

bersumber dari Ibnu ‘Abbas bahwa kaum Muslimin terlalu banyak

3

Page 4: Ayat Tentang Etika Menuntut Ilmu Mujadalah 13 Kahfi 71 an'Anam 47

bertanya kepada Rasulullah saw. sehingga membebani beliau. Untuk

meringankan beban Rasulullah, Allah menurunkan ayat ini (al-Mujadalah:

12) sebagai perintah bersedakah kepada fakir miskin sebelum bertanya.

Setelah turun ayat ini (al-Mujadalah: 12) kebanyakan orang menahan diri

untuk bertanya. Maka turunlah ayat berikutnya (al-Mujadalah: 13) sebagai

teguran kepada orang-orang yang tidak mau bertanya karena takut

mengeluarkan sedekah.

Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi –menurutnya, hadits ini hasan- dll,

yang bersumber dari ‘Ali bahwa setelah turun ayat yaa ayyuhal-ladziina

aamanuu idzaa najaitumur rosuul…(hai orang –orang yang beriman,

apabila kamu mengadakan pembicaraan khusus dengan rasul…) (al-

Mujadalah: 12) Nabi saw bersabda kepada ‘Ali bin Abi Thalib:

“Bagaimana pendapatmu kalau sedakah satu dinar?” ‘Ali menjawab:

“Mereka tidak akan mampu.” Beliau bersabda: “Setengah dinar?” ‘Ali

menjawab: “Mereka tidak akan mampu.” Beliau bertanya: “Kalau begitu

berapa ?” ‘Ali menjawab: “Satu butir sya’ir (gandum).” Rasulullah

menjawab: “Engkau terlalu sederhana.” Maka turunlah ayat ini (al-

Mujadalah: 13) sebagai teguran kepada orang-orang yang ingin bertanya

kepada Rasulullah tapi takut miskin karena harus membayar sedekah

terlebih dahulu.

4. Munasabah Ayat

Surat Al-Mujadilah memiliki korelasi dengan surat sebelumnya,

yaitu surat Al-Hadid dalam beberapa aspek antara lain :

1. Pada permulaan surat Al-Hadid disebutkan tentang sifat-sifat Allah

yang Agung seprti Adz-Dzahir, Al-Bathin, Al-Alim (ayat 3), juga

bahwa Allah SWT sangat mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi

dan apa yang keluar darinya, apa yang turun dari langit dan apa yang

keluar darinya, dan Allah bersama kita dimanapun kita berada (ayat 4).

Sedangkan dalam permulaan surat Al-Mujadilah, digambarkan hal

4

Page 5: Ayat Tentang Etika Menuntut Ilmu Mujadalah 13 Kahfi 71 an'Anam 47

serupa yaitu bahwa Allah SWT Maha Mengetahui perkataan seorang

wanita yang mengajukan gugatan kepada Nabi SAW dan mengadu

kepada Allah SWT. Sementara Aisyah ra berkata, ‘Maha Suci Allah

yang meluaskan pendengaran-Nya terhadap semua suara.

Sesungguhnya aku di satu sisi rumah tidak bisa mendengar apa yang

disampaikan wanita tersebut.’

2. Dalam surat Al-Mujadilah disebutkan pada ayat yang ke 7 bahwa

Allah SWT Maha Mengetahui atas segala hal; apa yang dilangit, di

bumi dan apa saja yang diperbincangkan secara rahasia :

�ون� �ك ي م�ا ر�ض�� �أل ا ف�ي و�م�ا م�او�ات� الس� ف�ي م�ا �م� �ع�ل ي �ه� الل ن�

� أ �ر� ت �م� ل� أ

� و�ال ه�م� اد�س� س� ه�و� � �ال إ ة/ خ�م�س� � و�ال �ع�ه�م� اب ر� ه�و� � �ال إ �ة/ �ث �ال ث �ج�و�ى ن م�ن

ء/ ي� ش� �ل8 �ك ب �ه� الل �ن� إ �ام�ة� �ق�ي ال �و�م� ي �وا ع�م�ل �م�ا ب �ه�م 8ئ �ب �ن ي �م� ث �وا �ان ك م�ا �ن� ي� أ م�ع�ه�م� ه�و� � �ال إ �ر� �ث ك

� أ � و�ال �ك� ذ�ل م�ن �ى د�ن� أ

��يم ٧﴿ع�ل ﴾Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui

apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi? Tiada pembicaraan

rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah yang keempatnya. Dan tiada

(pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah yang keenamnya.

Dan tiada (pula) pembicaraan antara (jumlah) yang kurang dari itu atau

lebih banyak, melainkan Dia ada bersama mereka di manapun mereka

berada. Kemudian Dia akan memberitakan kepada mereka pada hari

kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha

Mengetahui segala sesuatu.

Ayat ini merupakan rincian (tafsil) dari ijmal (globalnya) firman

Allah SWT dalam surat Al-Hadid, dimana Allah SWT berfirman :

��ص�ير �ون�ب �ع�م�ل �م�ات ب �ه� و�الل �م� �نت م�اك �ن� ي� �م�أ ٤﴿و�ه�و�م�ع�ك ﴾

5

Page 6: Ayat Tentang Etika Menuntut Ilmu Mujadalah 13 Kahfi 71 an'Anam 47

Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa

yang kamu kerjakan. (QS. Al-Hadid : 4)

5. Tafsir surah

Menurut riwayat Ibnu Abi Hatim dari Talhah dari Ibnu Abbas:

Setelah turun ayat ke 12 di atas, maka kebanyakan orang menahan dirinya

bertanya kepada Rasulullah karena keharusan membayar sedekah itu. Karena

itu turunlah ayat ini sebagai teguran kepada orang-orang yang tidak mau

bertanya kepada Rasulullah karena keharusan membayar sedekah itu.

Menurut riwayat yang lain yang diriwayatkan At Tirmizi dan imam-

imam yang lain dari Ali bin Abi Talib bahwa setelah turun ayat ke 12 di atas,

Nabi Muhammad SAW. bertanya kepada Ali bin Abi Talib:

"Bagaimana pendapatmu kalau sedekah itu satu dinar?" Ali

menjawab, "Mereka tidak akan mampu". Rasulullah bertanya, "Kalau

setengah dinar?". Ali menjawab: "Mereka tidak sanggup". Nabi SAW.

bertanya lagi, "Kalau demikian, berapa? Ali menjawab: "satu butir sya'ir?"

Rasulullah berkata: "Engkau terlalu sederhana." Maka turunlah ayat ini,

sebagai teguran kepada orang-orang yang ingin bertanya kepada Rasulullah,

tetapi mereka urungkan karena takut miskin karena keharusan memberi

sedekah lebih dahulu. Kemudian Ali berkata: "Karena peristiwa itulah umat

ini diringankan bebannya".

Riwayat ini menunjukkan bahwa hukum sedekah itu adalah sunah.

Ayat ini menegur orang-orang yang menahan dirinya menemui

Rasulullah, karena adanya keharusan membayar sedekah lebih dahulu, yang

menyatakan: "Apakah kamu tidak datang menghadap Rasulullah itu karena

takut miskin lantaran keharusan membayar sedekah lebih dahulu, padahal

kamu sangat memerlukan penjelasan dan keterangan Rasulullah?"

Setelah itu Allah memberikan keringanan kepada orang-orang itu

dengan menyatakan "Seandainya kamu sekalian benar-benar tidak sanggup

melaksanakan anjuran itu, yaitu bersedekah sebelum menghadap Rasulullah,

6

Page 7: Ayat Tentang Etika Menuntut Ilmu Mujadalah 13 Kahfi 71 an'Anam 47

maka kamu sekalian boleh menghadapnya, menanyakan sesuatu yang

diperlukan penjelasannya, tanpa memberi sedekah lebih dahulu.

Laksanakanlah yang telah diterangkan ini dengan sebaik-baiknya. Kemudian

Allah SWT mengingatkan kewajiban-kewajiban kaum muslim yang harus

dilaksanakan yaitu: "Dirikanlah salat terus menerus menurut waktu yang telah

ditentukan, jangan sekali-kali meninggalkannya walau dalam keadaan

bagaimana, karena salat itu amat besar faedahnya bagi manusia, yaitu untuk

menyempurnakan penghambaan diri kepada Allah, memurnikan ketaatan dan

ketundukan hanya kepada-Nya saja, tidak kepada yang lain. Salat itu dapat

menghilangkan dan mengikis dari hati keinginan-keinginan mengerjakan

perbuatan keji dan perbuatan yang mungkar. Tunaikan pulalah zakat, jika

telah memenuhi syarat-syaratnya. Karena zakat itu menyucikan jiwa,

menghilangkan sifat-sifat kikir yang ada dalam hati dan membantu

penderitaan orang miskin. Taatilah perintah-perintah Allah dan rasul-Nya dan

hentikanlah segala yang dilarang-Nya.

Pada akhir ayat ini Allah SWT memperingatkan manusia agar mereka

selalu berhati-hati terhadap perbuatan-perbuatannya dan keinginan hatinya.

Karena Allah, mengetahui semuanya itu, tidak ada yang luput dari

pengetahuan-Nya. Berdasarkan pengetahuan-Nya itulah, Dia memberi balasan

yang setimpal kepada setiap manusia. Allah SWT berfirman.

Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya

dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan

seberat zarah pun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula.

(Q.S. Az Zalzalah: 7, 8)

Dan firman Allah SWT:

(yaitu) bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang

lain, dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang

telah diusahakannya. Dan bahwasannya usahanya itu kelak akan diperlihatkan

7

Page 8: Ayat Tentang Etika Menuntut Ilmu Mujadalah 13 Kahfi 71 an'Anam 47

(kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang

paling sempurna.

(Q.S. An Najm: 38-41)

6. Pandangan Pemakalah mengenai QS.Al Mujadilah 13

Ayat ini menegur orang-orang yang menahan dirinya menemui

Rasulullah, karena adanya keharusan membayar sedekah lebih dahulu, yang

menyatakan: "Apakah kamu tidak datang menghadap Rasulullah itu karena

takut miskin lantaran keharusan membayar sedekah lebih dahulu, padahal

kamu sangat memerlukan penjelasan dan keterangan Rasulullah?"

Setelah itu Allah memberikan keringanan kepada orang-orang itu

dengan menyatakan "Seandainya kamu sekalian benar-benar tidak sanggup

melaksanakan anjuran itu, yaitu bersedekah sebelum menghadap Rasulullah,

maka kamu sekalian boleh menghadapnya, menanyakan sesuatu yang

diperlukan penjelasannya, tanpa memberi sedekah lebih dahulu.

Laksanakanlah yang telah diterangkan ini dengan sebaik-baiknya. Kemudian

Allah SWT mengingatkan kewajiban-kewajiban kaum muslim yang harus

dilaksanakan yaitu: "Dirikanlah salat terus menerus menurut waktu yang telah

ditentukan, jangan sekali-kali meninggalkannya walau dalam keadaan

bagaimana, karena salat itu amat besar faedahnya bagi manusia, yaitu untuk

menyempurnakan penghambaan diri kepada Allah, memurnikan ketaatan dan

ketundukan hanya kepada-Nya saja, tidak kepada yang lain. Salat itu dapat

menghilangkan dan mengikis dari hati keinginan-keinginan mengerjakan

perbuatan keji dan perbuatan yang mungkar. Tunaikan pulalah zakat, jika

telah memenuhi syarat-syaratnya. Karena zakat itu menyucikan jiwa,

menghilangkan sifat-sifat kikir yang ada dalam hati dan membantu

penderitaan orang miskin. Taatilah perintah-perintah Allah dan rasul-Nya dan

hentikanlah segala yang dilarang-Nya.

8

Page 9: Ayat Tentang Etika Menuntut Ilmu Mujadalah 13 Kahfi 71 an'Anam 47

B. Tafsir Surah Al Kahfi 71

1. Ayat dan Terjemahan

Artinya : Lalu berjalanlah keduanya sehingga apabila mereka naik ke sebuah

perahu, ia membocorkannya. Nabi Musa berkata: "Patutkah engkau

membocorkannya sedang akibat perbuatan itu menenggelamkan penumpang-

penumpangnya? Sesungguhnya engkau telah melakukan satu perkara yang

besar".

2. Mufrodat

�ق�ا �ط�ل berjalan = ف�ان

�ة� ف�ين الس� ف�ي �ا �ب ك ر� = naik ke sebuah perahu

�ه�ا ق�ت خ�ر�� أ = membocorkan

ا Hم�ر� إ Hا �ئ ي Kesalahan Besar = ش�

3. Munasabah ayat

Munasabah ayat ini dapat dilihat dari ayat sebelum ya dimana nabi khidir

memerintahkan nabi musa untuk mengikuti dan diam dengan setiap perbuatan

yang dilakukan oleh nabi khidir . jadi dapat disimpulkan bahwa surat al kahfi

71 ini berkesinambungan dengan ayat sebelumnya gar mudah untuk dipahami

munasabah dari ayat ini.

9

Page 10: Ayat Tentang Etika Menuntut Ilmu Mujadalah 13 Kahfi 71 an'Anam 47

4. Tafsir ayat

Dalam ayat ini Allah mengisahkan, bahwa keduanya (Nabi Musa

dan Al Khidir) telah berjalan di tepi pantai untuk mencari sebuah kapal, dan

kemudian mendapatkannya. Maka keduanya menaiki kapal itu dengan tidak

membayar upahnya, karena para awak kapal sudah mengenal Al Khidir dan

pembebasan upah itu sebagai penghormatan kepadanya.

Maka ketika kapal itu sedang melaju di laut dalam tiba-tiba Al

Khidir mengambil kampak lalu melubangi dan merusakkan sekeping papan

dinding. Melihat kejadian seperti itu dengan serta merta Nabi Musa berkata

kepada Al Khidir: "Mengapa kamu lubangi perahu itu? Yang akibatnya dapat

menenggelamkan seluruh penumpangnya yang tidak berdosa? Sungguh kamu

telah mendatangkan kerusakan yang dan tidak mensyukuri kebaikan hati para

awak kapal yang telah mendatangkan kerusakan yang besar dan tidak

mensyukuri kebaikan hati para awak kapal yang telah membebaskan dari

sewaan kapal." Kemudian Nabi Musa mengambil kainnya untuk menyumbat

lubang itu.

5. Pandangan Pemakalah

Pemakalah berpandangan bahwa ayat ini mengajarkan kepada kita

agar menjadi pribadi yang lebih sabar dan selalu berorientasi kedepan, tidak

hanya mengartikan sesuatu hal yang terjadi yang hanya terlihat dengan mata

tetapi melihat maksud dan tujuan hal tersebut dilakukan . seperti contoh nabi

khidir yang menenggelamkan kapal yang bermaksud agar kapal tersebut tidak

digunakan oleh perampuk untuk berbuat kejahatan.

C. Surah Al An’am 47

1. Ayat dan terjemahan

10

Page 11: Ayat Tentang Etika Menuntut Ilmu Mujadalah 13 Kahfi 71 an'Anam 47

Artinya : Katakanlah:" Bagaimana fikiran kamu, jika datang kepada kamu

azab Allah dengan tiba-tiba, atau dengan terang-terang (setelah diperlihatkan

tanda-tanda yang menunjukkan kedatangannya), siapakah yang akan binasa,

selain dari kaum yang zalim?".

2. Mufrodat

a. katakanlah : ق�ل�

b. �م� �ك �ت ء�ي ر�� bagaimanakah pendapatmu : أ

c. �م� Iك �ى ت� datang kepadamu : أ

3. Munasabah Ayat

Terjadi antara satu surat dengan surat yang lain. Misalnya pada

pembukaan surat Al-An’am : 1 yang dimulai dengan kata “Alhamdu”. Firman

Allah SWT sebagai berikut :

Artinya :”Segala puji bagi Allah SWT yang telah menciptakan langit

dan bumi…

   Pembukaan surat Al-An’am tersebut sesuai dengan penutup surat Al-

Maidah : 118-119 yang menerangkan keputusan diantara para hamba Tuhan.

Firman Allah SWT,

Artinya :”Jika engkau menyiksa mereka, maka sesungguuhnya mereka

adalah hamba-hamba engkau, dan jika  engkau mengampuni mereka, maka

seesungghnya engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Allah

SWT berfirman :”Ini adalah suatu hari yang bermanfa’at bagi orang-orang

yang benar kebenaran mereka. Bagi mereka surga yang dibawahnya

mengalir sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; Allah

SWT ridha terhadap mereka, dan merekaapun ridha terhadap-Nya. Itulah

keberuntungan yang paling besar”

11

Page 12: Ayat Tentang Etika Menuntut Ilmu Mujadalah 13 Kahfi 71 an'Anam 47

4. Tafsir Ayat

Kepada orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan

mengingkari seruan rasul-rasul yang diutus kepada mereka, didatangkan azab

adakalanya dengan sekonyong-konyong ada kalanya dengan tanda-tanda yang

datang sebelum azab itu, ada kalanya dapat dilihat langsung dengan mata dan

ada kalanya tidak dapat dilihat langsung, ada kalanya datang di waktu siang

hari dan ada kalanya datang di malam hari.

Maka hendaklah orang-orang musyrik ingat bahwa yang ditimpa azab

itu hanyalah orang-orang zalim dan orang-orang yang mengingkari seruan

rasul, sedang orang-orang yang mengikuti seruan rasul dilindungi dan

diselamatkan Allah dari azab itu.

5. Pandangan pemakalah

Pada ayat ini pemakalah berpandangan bahwa adzab bagi sesorang itu

bisa datang secara tiba-tiba tanpa ada pemberitahuan ataupun tanda-tandan

terlebih dahulu. Adzab tersebut dapat terlihat dengan mata atau secara

langsung baik siang hari maupun di malam hari. Untuk itu selalu

diperingatkan kepada orang musyrik itu agar bersegera bertaubat dengan

sesungguhnya kepada allah agar terhindar dari adzab dari-Nya.

12

Page 13: Ayat Tentang Etika Menuntut Ilmu Mujadalah 13 Kahfi 71 an'Anam 47

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian diatas baik dari terjemahan, tafsir , asbabun nuzul , dan pandangan

dari pemakalah sendiri dapat ditarik kesimpulan bahwasanya :

1. Allah menegur orang-orang yang menahan dirinya menemui Rasulullah,

karena adanya keharusan membayar sedekah lebih dahulu, yang menyatakan:

"Apakah kamu tidak datang menghadap Rasulullah itu karena takut miskin

lantaran keharusan membayar sedekah lebih dahulu, padahal kamu sangat

memerlukan penjelasan dan keterangan Rasulullah?"

2. Kita selaku muslim harus selalu berpadangan selalu kedepan, jangan hanya

menilai sesuatu hal itu hanya dengan emosi dan nafsu belaka karena hanya

akan membawa atau menggiring seseorang ke jurang kesalahan.

3. Adzab itu akan datang secara tiba-tiba tanpa adanya suatu tanda dari Allah

dan itu dapat terjadi baik di siang maupun malam hari.

B. Saran

Setelah mengetahui betapa pentingnya peranan ukhuwah dalam islam dan

berbagai keutmaannya hendaknya kita sebagai umat islam tetap menjaga ikatan

persaudaraan seiman yang sejak dulu telah di ajarkan oleh Nabi Muhammad

SAW.

13

Page 14: Ayat Tentang Etika Menuntut Ilmu Mujadalah 13 Kahfi 71 an'Anam 47

Daftar Pustaka

Tafsir Departemen agama Republik Indonesia

http://users6.nofeehost.com/alquranonline/Alquran_Tafsir.asp?pageno

http://www.alquran-indonesia.com/web/quran/listings/details/6/40

http://www.tafsir.web.id/2013/04/tafsir-al-mujadilah-ayat-12-22.html

14

Page 15: Ayat Tentang Etika Menuntut Ilmu Mujadalah 13 Kahfi 71 an'Anam 47

MAKALAHTAFSIR TARBAWI

Ayat Tentang Etika Menuntut Ilmu

Disusun oleh: Noermala SaryEndang Saputra

Supari Wiradinata

Dosen Pembimbing :Pasmah Chandra, M.Pd.I

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

15

Page 16: Ayat Tentang Etika Menuntut Ilmu Mujadalah 13 Kahfi 71 an'Anam 47

FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRISINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

2013

DAFTAR ISI

Cover Halaman ........................................................................................ i

Kata pengantar ........................................................................................ ii

Daftar isi ........................................................................................ iii

BAB I Pendahuluan ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 1

BAB II Pembahasan .......................................................................................2

A. Tafsir surah Al Mujadilah 13 .................................................................. 2

B. Tafsir Surah Al Kahfi 71 ........................................................................ 7

C. Tafsir Surah Al An’Am 47 ...................................................................... 8

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 11

A. Kesimpulan ........................................................................................ 11

B. Saran ........................................................................................ 11

Daftar Pustaka

16

Page 17: Ayat Tentang Etika Menuntut Ilmu Mujadalah 13 Kahfi 71 an'Anam 47

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah dan shalawat serta salam selalu

kita kirimkan kepada junjungan kita nabi Muhammad Rasulullah SAW.

Selanjutnya penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT karena berkat

limpahan rahmat dan karunia Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini

yang berjudul “ ayat-ayat tentang etika menuntut ilmu”.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari banyak kekurangan dan

kekhilafan, untuk itu penulis memohon kritik dan saran kepada pembaca demi

kesempurnaan makalah kami ini.

Bengkulu,

Desember 2013

Penulis

17

ii

Page 18: Ayat Tentang Etika Menuntut Ilmu Mujadalah 13 Kahfi 71 an'Anam 47

18

ii