Audit Bab 11b

4
Nama : Fahriz Arista Pratama No Absen : 03 NPM : 0112U087 Kelas : C Kelompok : 2 Tanda Tangan : MENGAWASI TATA KELOLA KORPORASI UNTUK MENGURANGI RISIKO KECURANGAN Untuk membantu manajemen dan dewan direksi dalam upaya memerangi kecurangan, AICPA, bersama dengan beberapa organisasi profesional, menerbitkan Program dan Pengendalian Antikecurangan: Pedoman untuk Membantu Mencegah, Menghalangi, dan Mendeteksi Kecurangan. Pedoma ini mengidentifikasi tiga unsur untuk mencegah, menghalangi, dan mendeteksi kecurangan: 1. Budaya jujur dan etika yang tinggi 2. Tanggung jawab manajemen untuk mengevaluasi risiko kecurangan 3. Pengawasan oleh komite audit Budaya Jujur dan Etika yang Tinggi Menetapkan Tone at the Top. Manajemen dan dewan direksi bertanggung jawab utnuk menetapkan “Tone at the Top” terhadap perilaku etis dalam perusahaan. Tone at the Top yang dilandasi kejujuran dan integritas akan menjadi dasar bagi perilaku yang lebih terinci, yang dapat dikembangkan untuk memberikan pedoman yang lebih khusus mengenai perilaku yang diperbolehkan dan dilarang Menciptakan Lingkungan Kerja yang Positif. Dari riset yang dilakukan terlihat bahwa pelanggaran lebih jarang terjadi bila karyawan mempunyai perasaan positif tentang atasan mereka ketimbang bila mereka merasa diperalat, diancam, atau diabaikan. Tempat kerja yang positif

description

tdh,n

Transcript of Audit Bab 11b

Page 1: Audit Bab 11b

Nama : Fahriz Arista PratamaNo Absen : 03NPM : 0112U087Kelas : CKelompok : 2Tanda Tangan :

MENGAWASI TATA KELOLA KORPORASI UNTUK MENGURANGI RISIKO KECURANGAN

Untuk membantu manajemen dan dewan direksi dalam upaya memerangi kecurangan, AICPA, bersama dengan beberapa organisasi profesional, menerbitkan Program dan Pengendalian Antikecurangan: Pedoman untuk Membantu Mencegah, Menghalangi, dan Mendeteksi Kecurangan. Pedoma ini mengidentifikasi tiga unsur untuk mencegah, menghalangi, dan mendeteksi kecurangan:

1. Budaya jujur dan etika yang tinggi2. Tanggung jawab manajemen untuk mengevaluasi risiko kecurangan 3. Pengawasan oleh komite audit

Budaya Jujur dan Etika yang Tinggi

Menetapkan Tone at the Top. Manajemen dan dewan direksi bertanggung jawab utnuk menetapkan “Tone at the Top” terhadap perilaku etis dalam perusahaan. Tone at the Top yang dilandasi kejujuran dan integritas akan menjadi dasar bagi perilaku yang lebih terinci, yang dapat dikembangkan untuk memberikan pedoman yang lebih khusus mengenai perilaku yang diperbolehkan dan dilarang

Menciptakan Lingkungan Kerja yang Positif. Dari riset yang dilakukan terlihat bahwa pelanggaran lebih jarang terjadi bila karyawan mempunyai perasaan positif tentang atasan mereka ketimbang bila mereka merasa diperalat, diancam, atau diabaikan. Tempat kerja yang positif dapat mendongkrak semangat karyawan, yang dapat mengurangi kemungkinan karyawan melakukan kecurangan terhadap perusahaan.

Memperkerjakan dan Mempromosikan Pegawai yang Tepat. Agar berhasil mencegah kecurangan, perusahana yang dikelola dengan baik mengimplementasikan kebijakan penyaringan yang efektif untuk mengurangi kemungkinan mempekerjakan dan mempromosikan orang-orang yang tingkat kejujurannya rendah, terutama yang akan menduduki jabatan yanng bertanggung jawab atau penting. Kebijakan ini mencakup pengecekan latar belakang orang-orang yang dipertimbangkan akan dipekerjakan atau dipromosikan menduduki jabatan yang bertanggung jawab atau penting.

Pelatihan. Semua pegawai harus dialtih tentang ekspektasi perusahaan menyangkut perilaku etis pegawai. Pegawai harus diberitahu tentang tugasnya untuk menyampaikan kecurangan aktual atau yang dicurigai serta cara yang tepat untuk menyampaikannya.

Page 2: Audit Bab 11b

Konfirmasi. Konfirmasi akan membantu mengokohkan kebijakan kode perilaku dan juga membantu menghalangi pegawai melakukan kecurangan atau pelanggaran etika lainnya.

Disiplin. Pegawai harus mengetahui bahwa mereka akan dimintai pertanggungjawaban jika tidak mengikuti kode perilaku perusahaan. Penekanan pada pelanggaran kode perilaku, tanpa memeperhatikan tingkat pegawai yang melakukan perbuatan itu.

Tanggung Jawab Manajemen untuk Mengevaluasi Risiko Kecurangan

Mengidentifikasi dan Mengukur Risiko Kecurangan. Pengawasan yang efektif atas kecurangan dimulai dengan pengakuan manajemen bahwa kecurangan mungkin terjadi, dan hampir semua pegawai sanggup melakukan perbuatan tidak jujur bila situasinya memnungkinkan.

Mengurangi Risiko Kecurangan. Manajemen bertanggung jawab untuk merancang dan mengimplemntasikan program serta pengendalian untuk mengurangi risiko kecurangan, dan dapat mengubah aktivitas serta proses bisnis yang rentan terhadap kecurangan utnuk mengurangi insentif dan kesempatan untuk melakukan kecurangan.

Memantau Program dan Pengendalian Pencegahan Kecurangan. Untuk bidang- bidang risiko kecurangannya tinggi, manajemen harus mengevaluasi secara periodik apakah program dan pengendalian antikecurangan yang tepat telah diimplementasikan serta berjalan efektif.

Pengawasan oleh Komite Audit

Komite audit mengemban tanggung jawab utama mengawasi pelaporan keuangan serta proses pengendalian internal organisasi. Pengawasan oleh komite audit juga berfungsi sebagai penghalang dilakukannya kecurangan oleh manajemen senior. Pengawasan mencakup:

- Pelaporan langsung temuan-temuan penting oleh audit internal kepada komite audit- Laporan periodik oleh pejabat etika tentang whistle-blowing- Laporan lain tentnag tidak adanya perilaku etis atau kecurangan yang dicurigai

Page 3: Audit Bab 11b

Tone at the top yaitu tekanan berasal dari tingkatan manajerial yang dapat menyebabkan bawahan berbuat tidak sesuai dengan aturan yang ada atau tenteng menciptakan budaya di mana setiap orang memiliki kepemilikan dan tanggungjawab untuk melakukan hal yang benar, karena itu adalah hal yang benar untuk di lakukan. Beberapa hal yang menyebabkan hal ini terjadi adalah

a) Pertumbuhan atau keuntungan abnormal yg cepat, terutama yg berkaitan dengan industri.b) Kelebihan hasil keuangan yang lebih baik daripada pesaing menunjukan tidak adanya

perbedaan operasional yang signifikan.c) Perubahan yang tak terjelaskan terkait tren atau hubungan laporan keuangan.d) Usaha yang terlrtak di negara-negara besar pajak tanpa pemikiran bisnis yang baik.e) Desentralisasi operasi di tambah dengan sistem pelaporan internal yang lemahf) Pertumbuhan laba di kombinasikan dengan kurangnya uangg) Pernyataan tentang pertumbuhan di masa depan yang terlalu optimish) Penggunaan prinsip akuntansi yang sesuai persyaratan huruf (bentuk) dari, bukan

substansi, atau yg bervariasi dari pihak industri. i) Rasio utang yang terlalu tinggi atau kesulitan dalam membayar hutang.