Att 1430016704350 Mid Test Interna

8
MID TEST INTERNA SOAL 1. Bagaiamana diagnosa IMA dan cara perawatannya? 2. Apa yang disebut STATUS ASTHMATICUS dan bagaimana cara perawatannya? 3. Sebutkan 10 indikasi untuk HEMODIALISIS? 4. Bagaimana cara diagnosis SINDROMA NEFROTIK dan bagaimana perawatannya? 5. Bagaimana penanganan COMA HEPATICUM? 6. Hitung berapa kalori diet pada penderita DM + CKD grade V dengan TB 160cm dan BB 62kg? 7. Bagaimana merawat pasien HEMATEMESIS dengan SHOCK? 8. Sebutkan 10 perbedaan leukemia akut dan kronis? SOAL SENIOR yg LAIN A. 10 penyebab gagal jantung kanan B. Marker hepatitis B C. Klasifikasi dan tanda-tanda AKI D. Indikasi insulin pada penderita diabetes E. Komplikasi demam typhoid F. Diagnosis dan tatalaksana koma uremicum G. Komplikasi DM pada mata

description

dswad

Transcript of Att 1430016704350 Mid Test Interna

MID TEST INTERNA

SOAL1. Bagaiamana diagnosa IMA dan cara perawatannya?2. Apa yang disebut STATUS ASTHMATICUS dan bagaimana cara perawatannya?3. Sebutkan 10 indikasi untuk HEMODIALISIS?4. Bagaimana cara diagnosis SINDROMA NEFROTIK dan bagaimana perawatannya?5. Bagaimana penanganan COMA HEPATICUM?6. Hitung berapa kalori diet pada penderita DM + CKD grade V dengan TB 160cm dan BB 62kg?7. Bagaimana merawat pasien HEMATEMESIS dengan SHOCK?8. Sebutkan 10 perbedaan leukemia akut dan kronis?

SOAL SENIOR yg LAINA. 10 penyebab gagal jantung kanan B. Marker hepatitis BC. Klasifikasi dan tanda-tanda AKID. Indikasi insulin pada penderita diabetes E. Komplikasi demam typhoid F. Diagnosis dan tatalaksana koma uremicum G. Komplikasi DM pada mata

JAWABAN1. Diagnosa IMA dan cara perawatannyaa. Dasar diagnosis Anamnesis: nyeri dada tipikal atau angina, riwayat infark sebelumnya, memiliki faktor resiko (seperti hipertensi, diabetes, dislipidemia, merokok, stress), faktor pencetus (seperti aktifitas fisik berat, stress, emosi) EKG: elevasi ST 2 mm minimal pad 2 sadapan prekordial yang berdampingan atau 1 mm pada 2 sadapan extremitas Lab: troponin T meningkat, CKMB meningkatb. Perawatan Prahospital: pengenalan gejala oleh pasien dan segera mencari pertolongan medis, segera memanggil tim medis emergency yg dpt melakukan tindakan resusitasi, transportasi pasien ke RS yg punya fasilitas ICCU/ ICU serta staff medis dan dokter yang terlatih, melakukan reperfusi Transportasi: dapat diberikan fibrinolitik Ruang emergency: oksigen, nitrogliserine sublingual, mengurangi nyeri dengan morfin atau aspirin atau beta blocker dan terapi reperfusi meliputi fibrinolitik, masuk ruang ICCU

2. Yang disebut STATUS ASTHMATICUS dan bagaimana cara perawatannyaa. Definisi Adalah serangan asma akut yang sangat parah, berkepanjangan, dan tidak merespon terapi biasa secara memadai. Hal ini disebabkan oleh penyempitan saluran napas akibat bronkospasme yang sedang berlangsung, edema, dan penyumbatan lendir. Kondisi ini bisa diikutihipoksia, sianosis, dan sinkop yang bisa berakhir fatal.b. Perawatan Oksigen 2-4 lpm Bronkodilator inhalasi seperti salbutamol/ terbutaline Aminofiline IV 5-6 mg/kgBB dalam 5-10 menit

Kortikosteroid 200 mg hidrokortison 3-4 mg/kg IV diulang 2-4 jam Diikuti 30-60 mg prednisone atau 1-2 mg/kgBB/hari ICU bila perlu

3. 10 indikasi untuk HEMODIALISISa. Hiperkalemia (K > 6 mEq/l) yg tidak terkendali dengan medikamentosa b. Asidosisc. Osteodistrofi darah progresifd. Neuropati perifer progresife. Ensefalopati uremikf. Kadar ureum/ kreatinin tinggi dalam darahg. Sindrom overload/ kelebihan cairanh. Perikarditis/ pleuritis i. Infeksi mengancam jiwaj. Kondisi sosial

3. 10 indikasi untuk HEMODIALISISa. Indikasi cito Pericarditis/ efusi pericardium Ensefalopati/ neuropati azotemik Bendungan paru dan kelebihan cairan yang tidak responsif dengan diuretik Hiperkalemia (>6,5)b. Indikasi elektif Sindrom uremia Hipertensi sulit terkontrol Overload cairan Persiapan preoperasi Oliguria-anuria (3-5 hari) BUN > 120 mg% dan kreatinin > 10mg% atau CCT < 5 ml/menit

4. Diagnosis SINDROMA NEFROTIK dan perawatannyaa. Dasar diagnosisEdema anasarka, proteinuria massif 3,5 g/hari, hipoalbuminuria < 3,5 g/dl, hiperkolesterolemia dan lipiduriab. Perawatan Spesifik: penyakit dasar Nonspesifik: Mengurangi edema -> furosemide, inf. albumin, diet rendah garam 1-2 g/hari, pembtasan cairan, tirah baring Proteinuria -> ACE inhibitor, ARB Koreksi hipoproteinuria -> diet tinggi kalori cukup protein Hiperlipidemia -> statin Hiperkoagulability -> warfarin Infeksi -> AB Hipertesnsi -> anti hipertensi

5. Penanganan COMA HEPATICUM Pengobatan penyakit hepar, indentifikasi dan hialngkan faktor pencetus, upaya suportif (kalori), perhatikan keseimbangan cairan dan elektrolit serta oksigenasi jaringan.

6. Kalori diet pada penderita DM + CKD grade V dengan TB 160cm dan BB 62kg

7. Perawatan pasien HEMATEMESIS dengan SHOCK

8. 10 perbedaan leukemia akut dan kronisLeukemia AkutLeukemia Kronis

Usiasemuadewasa

Onsetakutperlahan

infark miokard, miopati jantung, defek katub, malformasi kongesti, hipertensi kronikb. Gagal jantung kanan -> gagal jantung kiri, hipertensi paru, PPOKc. Terapi: Tirah baring Oksigen Diuretic Digitalis Ace inhibitor Nitratd. 5 aspek -> penurunan beban kerja dengan diuretikum, nitrat, memperkuat kontraktiltas miokard dengan digitaslis, dopamine, dobutamin, menurunkan kelebihan cairan dan garam, menghindari faktor pencetuse. Umum -> membatasi aktivitas, tirah baringf. Menurunkan preload -> pembatasan cairan,, diuretika dengan furosemide 40-50 mg, nitrat 10-25 mg 3x perhari, istrahat 8 jam perhari dan vasodilatorg. Menurunkan afterload -> vasodilatasi dengan ACE inhibitor, hidralazin meningkatkan kontraktilitas dengan digit

B. Marker hepatitis BHBs-Ag dan IgM anti HBeC. Klasifikasi dan tanda-tanda AKI Klasifikasi AKI menurut the acute dialysis quality initiative groupCriteria Laju Filtrasi GinjalCriteria Jumlah Urine

Riskpeningkatan serum kreatinin 1.5 kali obstruksi intrarenal (deposisi kristal < urat, oxalate, sulfonamide) dan obstruksi extra renal dibagi menjadi obstruksi intrinsic (tumor, batu, nekrosis papilla) dan extrinsic (keganasan pada pelvis dan retropretoneal, fibrosis)

D. Indikasi insulin pada penderita diabetes Pasien diabetes pancreas tipe 1 (DMT1) Pasien DMT2 dapat dimulai antara lain untuk pasien dengan kegagalan terapi oral, kendali kadar glukosa darah yang buruk (A1C > 7,5 % atau kadar glukosa darah puasa >250 mg/dL) Jika kadar glukosa darah tidak terkontrol dengan baik (A1C > 6.5%) dalam jangka waktu 3 bulan dengan 2 obat oral Kendali glikemik amat buruk dan disertai kondisi katabolisme, seperti kadar glukosa darah puasa >250 mg/d L, kadar glukosa darah acak menetap >300mg/dL, A1C > 10%, atau ditemukan ketonuria Riwayat pankreatektomi, atau disfungsi pancreas Riwayat fluktuasi kadar glukosa darah yang lebar, riwayat ketoasidosis Riwayat penggunaan insulin lebih dari 5 tahun Penyandang DM lebih dari 10 tahun

E. Komplikasi demam typhoid Komplikasi intestinal -> perdarahan intestinal dan perforasi usus Komplikasi ekstraintestinal -> komplikasi hematologi (trombositopenia, hipofibrinogenemia, peningkatan protrombin time, peningkatan partial tromboplastin time, peningkatan fibrin degradaslis, dopamintion product sampai koagulasi intravascular dismeinata (KID)); hepatitis tifosa; pancreatitis tifosa; miokarditis; manoifestasi neuropsikiatrik/ tifoid toksik (delirium, koma, skizofrenia, mania akut, meningitis, sindrom guillaian barred an psikosis)

F. Diagnosis dan tatalaksana koma uremicum

G. Komplikasi DM pada mata Neuritis optika, lensa cembung sewaktu hiperglikemia (miopi reversible, katarak irreversibel), retinopati DM, glaucoma, perdarahan corpus vitreous