Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Respiratory Distress Sindrom
-
Upload
rudyalfiyansah -
Category
Documents
-
view
247 -
download
4
Transcript of Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Respiratory Distress Sindrom
Halaman
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA BAYI DENGAN RESPIRATORY DISTRESS SINDROM
Proses asuhan keperawatan RDS dilakukan sama seperti asuhan
keperawatan secara umum, yakni dimulai dari pengkajian, analisa data, diagnosa
dan rancangan pelaksanaan asuhan atau intervensi.
3.1 PENGKAJIAN
Penkajian dilakukan dengan melakukan anmnesa dan pemeriksaan fisik.
Adapun anamnesa yang dilakukan adalah mengenai :
a. Biodata
Biodata terdiri dari nama, usia, alamat, diagnosa medis, tanggal dikaji dan
penanggung jawab pasien. Khusus pada BBL yang mengalami RDS
biodata dikaitkan dengan biodata orang tua, karena bayi masih berada di
rumah sakit, kecuali jika RDS ini terjadi pada anak.
b. Keluhan utama
Menanyakan kepada keluarga mengenai alasan keluarga membawa bayi
ketempat pelayanan kesehatan
Adapun yang menjadi keluhan keluarga biasanya yaitu; bayi / anak sulit
bernafas, nafas cepat, pucat, suhu tubuh menurun dan bayi terlihat lelah.
c. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan pasien / keluarga di jabarkan dalam bentuk PQRST. Penilaian ini
disesuaikan dengan kondisi pasien. Pada bayi dengan RDS kemungkina
hanya dapat dikaji mengenai provokatif-paliatif, region, dan skala yang
berhubungan dengan sianosis dan time / waktu terjadinya RDS. Adapun
pengkajian tersebut:
P = Provokatif atau paliatif (apa yang meperberat dan meringankan
terjadinya penyakit atau gejala penyakit)
Halaman 11
11
Halaman
Gejala RDS mungkin terjadi pada saat bayi atau anak mengalami
hipotermi (kedinginan) yang ekstrem, dimana pembuluh darah
perifer vasokontriksi sehingga semakin mengurangi perfusi
oksigen jaringan, yang selanjutnya memperberat gejala RDS
karena bayi melakukan kompensasi dengan berusaha
meningkatkan pernafasan.
Bayi lahir dengan praterm dan asfiksia, merupakan bayi resiko
tinggi terjadinya RDS, karena pembentukan organ paru abyi
yangbelum sempurna.
R = Region / radiasi (penyebaran )
Pada RDS radiasi mungkin dihubungkan dengan tingkat sianosis
atau kepucatan tubuh. Apakah tubuh bayi mengalami sianosis
keseluruhan atau sebagian. Ini merupakan salah satu hal yang
mengindikasikan tingkat keparahan penyakit yang dialami bayi.
T = Time (waktu)
Kemungkinan terjadi pada pagi atau malam hari (berkaitan dengan
penurunan suhu tubuh)
Riwayat kesehatan masa lalu
Dalam riwayat kesehatan masa lalu, dapat dikaji dengan menanyakan
kemungkinan adanya penyakit genetik yang diturunkan, misalnya ibu
mengalami DM, Hipertensi atau hipotensi atau mungkin mengalami
gangguan pernafasan seperti asma. Kemudian disusun genogram dari 3
generasi. Selain itu perlu juga dikaji mengenai riwayat kehamilan dan
persalinan. Apakah bayi lahir preterm atau premature, bagaimana proses
kelahiran apakah normal atau SC, dan adakah perdarahan antepartum.
Halaman 12
12
Halaman
d. Pemeriksaan fisik
Penampilan umum bayi
Inspeksi keadaan umum, bayi terlihat lemah, kulit pucat, bayi mengalaim
kesulitan bernafas (nafas dangkal dan tampak terjadi pernafasan cuping
hidung). Tampak terlihat retraksi dinding dada, bayi tampak merintih dan
bayi mengalami penurunan suhu tubuh.
Kesadaran
Bayi dengan dengan RDS mungkin mengalami penurunan kesadaran
karena perfusi oksigen ke otak mengalami penurunan (letargi).
Tanda-tanda vital
Tensi : tekanan darah bayi mengalami hipotensi
Nadi : nadi bayi teraba lemah, bayi mengalami bradikardi
Respirasi : pernafasan meningkat > 60 kali / menit
Suhu : bayi biasanya mengalami hipotermia (suhu tubuh <
36,50C).
Kepala
Inspeksi
Bagaimana ukuran dan bentuk kepala proporsional atau tidak, warna
dan distribusi rambut (terutama pada pasien anak). Hal ini berguna
salah satunya untuk mengetahui status gizi anak. Pada bayi baru lahir
inspeksi adanya hematom.
Palpasi
Palapasi kulit kepala, apakah ada masa atau tidak. Setelah itu sambil
dinsfeksi keadaan atau hygiene dari kulit kepala, distribusi rambut dan
warna rambut
Mata
Ispeksi
Amati kesimetrisan kedua mata, amati konjungtiva mata (pada bayi
dengan RDS kemungkinan mengalami anemia, hal ini berhubungan
dengan hipoksia. Sehingga kemungkinan anak dengan RDS
konjungtiva matanya berwarna pucat). Insfeksi bentuk pupil bola mata
Halaman 13
13
Halaman
termasuk didalamnya tes raflek pupil, dan amati pula scelera mata
(ikterik atau tidak).
Palpasi
Palapasi kedua mata apakah ada masa atau tidak, tanyakan pada anak
apakah mengalami nyeri pada saat palpasi, dan amati reaksi anak saat
dipalpasi.
Telinga
Inspfeksi
Amati kesimetrisan kedua telinga, amti kebersihan kedua telinga.
Palpasi:
Palpasi kedua daun telinga dan tanyakan apakah anak mengalami sakit
saat dipalpasi.
Hidung
Inspeksi
Amati kedua lubang hidung, apakah septum simetris atau tidak, lihat
adanya sektret (Kebersihan) atau polip pada hidung. Pada bayi dengan
RDS terlihat adanya pernafasan cuping hidung.
Palpasi
Pada saat dipalpasi tanyakan apakah mengalami sakit atau tidak.
Sinusitis mungkin dapat menyebabkan timbulnya gejala RDS.
Mulut
Inspeksi :
Amati keadaan, lidah, mukosa mulut (biasnya mulut terluhat pucat /
sianosis sirkumoral), gigi (meliputi jumlah gigi, kebersihan gigi) dan
gusi (bagaimana kondisi gusi apakah terjadi lesi atau tidak), lihat juga
dengan kaca mulut kemungkinan adanya masa yang menutupi jalan
nafas.
Leher
Insfeksi
Amati poisi dari leher, dan juga kebersihannya.
Palpasi
Halaman 14
14
Halaman
Lakukan palpasi pada leher untuk mengidentifikasi: ada atau tidak
pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar getah, dan juga amati dan palpasi
ada atau tidaknya peningkatan JVP (Jugularis Venus Presure), pada
pasien dengan RDS kemungkinan terjadi peningkatan JVP.
Dada
Insfeksi
Amati kesimetrisan bentuk dada dan pergerakan dinding dada antara
dada kanan dengan dada kiri. Pada pasien dengan RDS kemungkinan
dada terlihat sinosis tampak retraksi dinding dada (suprasternal
epigastrium dan interkostal).
Palpasi
Bagaimana pergerakan dinding dada, kemungkinan pada pasien RDS
bisa terjadi atelektasis sehingga pergerakan dinding dada tidak
simetris.
Paru-paru
Pada saat dilakukan auskultasi terdengar snoring / suara mendengkur, dan
kemugnkinan pada satu susu paru tidak terdengar karena paru mengalami
atelektasis.
Jantung
Pada pemeriksaan jantung kemungkinan terjadi kadiomegali atau
pembesaran jantung, dan saat dilakukan auskultasi terdenganr bunyi mur-
mur.
Abdomen
Gangguan perfusi jaringan juga mengganggu organ organ abdominal, pada
pasien dengan RDS kemungkinan perjadi menurunan bising usus.
Genitalia
Inspeksi apakah ada lesi atau tidak, dan bagaimana kebersihan dari
genitalia. Pencatatan urine output perlu untuk dilakukan untuk kemudian
dilakukan pemeriksaan kemungkinan adanya gangguan pada system renal.
Ekstermita
Halaman 15
15
Halaman
Pada pengkajian ekstermitas bayi tampak lemah, kekuatan otot menurun
dan ekstermitas tampak terlihat sianosis. Pada pemeriksaan CRT
didapatkan CRT > 3 detik.
Kulit
Kulit bayi tampak sianosis dan terjadi penurunan suhu tubuh (akral teraba
dingin).
e. Pemeriksaan penunjang / laboratorium
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan antara lain : Pemeriksaan darah
yakni AGD untuk menentukan kadar oksigen dalam darah, dan pada bayi
dengan RDS didapatkan kadar oksigen rendah (PaO2 < 80, dan sat O2 <
90), ini merupakan tanda hipoksia. Pemeriksaan lain yakni rontgen dan
radiografi serta pemeriksaan amnion pada bayi baru lahir.
3.2 ANALISA DATA
Setelah dilakukan pengkajian dan didapatkan data-data pasien, maka langkah
selanjutnya adalah melakukan analisis dari data yang menyimpang untuk
kemudian ditentukan masala keperawatan yang mungkin timbul, dan akan
digunakan dalam penentuan diagnosa keperawatan sebagai dasar untuk
melakukan intervensi selanjutnya. Analisa data dapat ditegakan dalam bentuk
problem (masalah) dan etiologi (penyebab) saja, atau juga ditambahkan symptom
(gejala penyakit) yang diderita. Adapun contoh analisa data dari pasien (bayi)
dengan hiperbilirubin adalah sebagi berikut:
Halaman 16
16
Halaman
NO. DATA ETIOLOGI MASALAH
1. Do :
- Berat bayi lahir rendah
/ prematur
- Bayi / anak tampak
lemah
- Bayi tampak sianosis
- Adanya pernafasan
cuping hidung
- Terlihat restraksi
dinding dada
- CRT > 3 detik.
Berat bayi lahir rendah / premature
Pembentukan surfaktan kurang /
tidak terbentuk
Ekspansi paru tidak optimum
Kompensasi tubuh memenuhi
kekurangan oksigen dalam tubuh
(PCH + dan retraksi dinding dada)
Gangguan pertukaran
gas / pemenuhan
oksigen.
NO. DATA ETIOLOGI MASALAH
2. Do :
- Tekanan darah bayi /
anak rendah
(hipotensi)
- Nadi lemah
(bradikardi)
- Pernafasan menururn
- Penggunaan ventilator
- Keluarga cemas
Surfaktan tidak terbentuk
Atelaktasis
Kondisi bayi drop (RR, TD, Nnadi
menurun)
Terapi dengan menggunakan
ventilator
Stress psikologis keluarga
Perubahan proses
keluarga
NO. DATA ETIOLOGI MASALAH
3. Do :
- Bayi / anak malas
minum / makan
Kadar oksigen dalam tubuh
berkurang / rendah
Gangguan
pemenuhan
kebutuhan nutrisi
Halaman 17
17
Pemenuhan O2 tubuh terganggu
Akumulasi karbondiok-
sidaHipoksia Perangsan
gan pusat nafas
Halaman
- Terjadi penurunan
berat badan (pada
anak).
- Pada pemeriksaan,
kadar gula darah
turun
- Bayi atau anak tampak
lemah
- Kemungkinan terjadi
muntah saat diberikan
makanan peroral
Hipoksemia (oksigen dalam darah
rendah)
Supply darah dan nutrisi ke jaringan
berkurang (termasuk organ
pencernaa)
Motilitas organ menurun
Makanan lama didalam lambung dan
usus
Peningkatan sekresi HCL dan rasa
penuh pada organ pencernaan
Sekresi asam lambung akan
merangsang thalamus bagian distal
sebagai pusat yang menimbulkan
mual
Nafsu makan berkurang
Intake nutrisi kurang
NO. DATA ETIOLOGI MASALAH
4. Do :
- Akral teraba dingin
- Suhu tubuh < 36,5
Ventilasi paru menurun
Hipoksia
Gangguan
termoregulasi
(hipotermi)
Halaman 18
18
Halaman
- Ekstremitas pucat
- Bayi tampak lemahSupply darah jaringan menurun
Metabolisme sel menurun +
termoregulasi bayi belum sempurna
Merangsang pengiriman impuls ke
hypothalamus bagian
thermoregulator melalui duktus
thoraticicus
Hipotermia (bayi / anak mengalami
kedinginan)
3.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas yang mungkin timbul pada bayi
dengan respiratory distress sindrom berdasarkan analisa yang ada antara lain :
a. Gangguan pertukaran gas / pemenuhan oksigen berhubungan dengan
surfaktan paru yang tidak adekuat
b. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan motilitas
usus yang menurun
c. Gangguan termoregulasi (hipotermi) berhubungan dengan fungsi
termoregulasi bayi belum sempuna
d. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan krisis keluarga,
kurangnya pengetahuan keluarga mengenai kelahiran bayi preterm dan
gangguan kedekatan keluarga.
Selain diagnosa diatas yang diambil dari analisa data yang telah dibuat
sebelumnya, itu terdapat beberapa diagnosa lain yang mungkin timbul pada bayi
dengan RDS, diantaranya :
Halaman 19
19
Halaman
a. Tidak efektif bersihan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi atau
pemasangan intubasi trakhea yang kurang tepat dan adanya sekret pada
jalan nafas
b. Tidak efektif pola nafas berhubungan dengan ketidaksamaan nafas bayi
dan ventilasi tidak berfungsinya ventilator dan posisi bantuan ventilator
yang kurang tepat.
c. Resiko injury berhubungan dengan ketidakseimbangan asam-basa, 02 dan
co2 dan baro-trauma (perlukaan dinding mukosa) dari alat bantu nafas
d. Resiko tinggi cedera karena peningkatan tekanan intra kranial (TIK),
berhubungan dengan maturitas sistem saraf pusat dari respon stress
fisiologis
e. Resiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan hilangnya cairan
yang tanpa disadari (insendisibble water loss).
3.4 INTERVENSI KEPERAWATAN
Rancangan intervensi keperawatan merupakan acuan bagi perawatan dalam
melakukan pelayanan keperawatan. Rancangan ini terdiri dari diagnosa
keperawatan yang akan dilakukan intervensi, tujuan dari intervensi, rencana
intervensi, rasionalisasi dan evaluasi.
Berikut ini contoh rancangan intervensi asuhan keperawatan pada pasien
dengan respiratory distress sindrom.
Halaman 20
20
Halaman
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RESPIRATORY DISTRESS SINDROM
No. Dx Keperawatan Tujuan Intervensi Keperawatan Rasionalisasi Evaluasi
1. Gangguan
pertukaran gas
yang berhubungan
dengan surfaktan
paru tidak adekuat
Tujuan jangka panjang
Pemenuhan kebutuhan
oksigen terpenuhi
Tujuan jangka pendek
- Tidak ada kesulitan
pernafasan
- PAO2 dalam batas
normal
- Frekuensi pernafasan
dalam batas normal
- Bayi tidak sianosis
- CRT max. 3 detik
- Tidak terjadi retraksi
dinding dada
- Tentukan dasar-dasar
upaya pernafasan, pengerahan
dinding dada, warna kulit dan
selaput membran (perkirakan
tingkat dan keseimbangan
udara dalam paru dengan
auskultasi, gas darah arteri dan
keasamannya )
- Pertahankan pernafasan
dan pantau jantung, catat
setiap 30 menit, frekuensi
lebih dari 60X/.menit
mengiindikasikan bahwa bayi
dalam keadaan gawat nafas.
- Periksa dan kalibrasi
semua alat dan pantau setiap 8
jam cocokan kosentrasi O2 21-
100%
- Alveoli bayi normal
yang tetap stabil selama
ekspirasi karena adanya
surfaktan, alveoli bayi RDS
kurang surfaktan dan kolaps
saat ekspirasi.
- Nilai yang digunakan
untuk menetukan kecukupan
oksigen PAO2 normal 50-70
mm Hg.
- Kecukupan ventilasi
normal PACO2 35-45 mm
Hg.
- Normal keseimbangan
asam basa dengan PH 7,35-
7,45.
- Atelektasis alveoli dan
shunting intrapulmonary
menyebabkan kekurangan
pertukaran gas hipoksemia,
- Respiras
i bayi 30-
50X/menit
tanpa apnea.
- PAO2
antara 50-70
mm hg
Halaman
21
21
Halaman
hiperkarbia, dan kekacauan
asam-basa.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RESPIRATORY DISTRESS SINDROM
No. Dx Keperawatan Tujuan Intervensi Keperawatan Rasionalisasi Evaluasi
Pantau :
Warna kulit : merah muda, sianosis
(sentral atau akrosianosis), prekunsi
pernafasan, pola (apnea, pernapasan
periodik), auskultasi (suara nafas setiap 1-2
jam)
Aktivitas : tidak ada aktivitas, letargi,
tidak responsif, peningkatan aktivitas, tidak
mampu menoleransi pengerahan tenaga,
menangis mengisap atau aktivitas
perawatan.
- Meningkatkan tekanan
permukaan tinggi, mencegah
atelektasis dan memungkinkan
perbaikan oksigenasi dan
peningkatan PAO2
- Observasi kondisi klinis akan
memberi perbandingan dan
perubahan yang terus menerus
- Setiap kemunduran gejala
klinis dengan kontrol oksigen
mengidentifikasi ketidakmampuan
neonatus untuk berkompensasi
terhadap hipoksia
- Akurasi arteri penting
ditentukan dalam manajemen setiap
bayi yang menerima oksigen sebab
ada tidaknya diagnosis tidak
reliable. Menangis dapat
Halaman
22
22
Halaman
menyebabkan hiperventilasi dan
dapat meningkatkan shunting dalam
darah
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RESPIRATORY DISTRESS SINDROM
No. Dx Keperawatan Tujuan Intervensi Keperawatan Rasionalisasi Evaluasi
Kembalikan konsentrasi O2 pada kadar
sebelumnya juga ada kemunduran kondisi
bayi atau kadar O2 TCM (trancutaneous
oxygen monitor), menurun dibawah yang
ditetapkan
Ulangi analisa gas darah arteri
(pertahankan paO2 50-70 mm hg ). Analisa
gas darah ini dikerjakan antara 15-20 menit
setelah
Terjadi perubahan dalam konsentrasi
O2 atau setelah perubahan tekanan inspirasi
atau ekspirasi
Pertahankan stabilitas lingkungan
sebelum mengambil sampel darah arteri
Pertahankan konsentrasi O2 konstan
paling sedikit 15-20 menit sebelumnya
- Aplikasi CPAP dan PPE
menghasilkan kekuatan yang sama
sama stabil terhadap alveoli seperti
grunting dan menghasilkan efek
yang sama yaitu perbaikan
oksigenasi dan kenaikan dalam
PAO2. penghantaran CPAP atau
PEEP hanya dapat dikerjakan
dengan menggunakan nasal prongs,
selang naso faring atau intubasi oral.
- Oksigen yang lembap
mencegah kekeringan pada mukosa
- Konsentrasi oksigen yang
stabil diperlukan untuk
mempertahankan PAO2 dalam batas
normal (50-70 mm Hg).
Halaman
23
23
Halaman
Hindari setiap gangguan pada bayi 15
menit sebelum dilakukan pemeriksaan
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RESPIRATORY DISTRESS SINDROM
No. Dx Keperawatan Tujuan Intervensi Keperawatan Rasionalisasi Evaluasi
Kaji kebutuhan terhadap bantuan tindakan
ventilasi. Kriteria untuk bantuan ventilasi :
Apnea
Hipoksia
Hiperkabnia (pao2>60mm Hg)
Asidosis respiratorik (pH 7,20)
- Lakukan perawatan ventilasi,
sediakan air hangat 31,7-33,90C dan
lembapkan oksigen 40% sampai 60%
- Pantau konsentrasi O2 setiap
jam
- Berikan oksigen dengan kap
oksigen
- Peningkatan /
penurunan konsentrasi O2 yang
mendadak dapat menghasilkan
peningkatan atau penurunan PAO2
yang tidak proporsional sehubungan
dengan vasokontriksi (respon
terhadap hipoksemia ).
- Antibiotik diberikan
untuk mencegah kemungkinan
infeksi sekunder. Vitamin e
digunakan untuk menurunkan
produksi radikal bebas, sedangkan
metilksantin untuk mengobati apnea
dan terapi pasca pemakaian
Halaman
24
24
Halaman
- Hindari kap oksigen
menyentuh wajah bayi
- Pertahankan stabilitas
konsentrasi oksigen dengan peningkatan
atau penurunan 5-10%
- Kolaborasi dengan dokter
untuk pemberian antibiotik, penobarbital,
vitamin e dan metilksantin
ventilator mekanik.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RESPIRATORY DISTRESS SINDROM
No. Dx Keperawatan Tujuan Intervensi Keperawatan Rasionalisasi Evaluasi
2. Gangguan
pemenuhan
kebutuhan nutrisi
berhubungan
dengan motilitas
usus yang menurun
Tujuan jangka panjang
Kebutuhan nutrisi bayi / anak
terpenuhi
Tujuan jangka pendek:
- Berat badan bayi /
anak ideal
- Tidak terjadi mual
- Bayi mau minum asi
- Motilitas usus normal
- Kadar glukosa tubuh
rendah
- Evaluasi abdomen
(motilitas usus)
- Jika bayi mampu minum,
tetap berikan ASI secara
bertahap
- Jika tidak pasang NGT
dan pastikan tepat di lambung
- Berikan makanan /
minuman secara bertahap
- Pantau residual makanan /
minuman sebelum epmberian
selanjutnya
- Motilitas usus yang
normal mengindikasikan siap
untuk bekerja secara optimal
- Komposisi zat dalam asi,
sangat diperlukan untuk
pemulihan kondisi bayi
- Pemberian amkanan
secara bertahap dimungkinkan
agar tidak terjadi penumpukan
makanan dalam lambung yang
akan menyebabkan mual dan
kemungkinan terjadi muntah
- Berat
badan
berangsur
meningkat
- Bayi
mampu
untuk
minum
- Motili
tas usus
normal
- Kadar
Halaman
25
25
Halaman
- Tinggikan kepala saat
makan / minum
- Tempatkan bayi pada
posisi miring kanan setelah
pemberian minum selama 1
jam
- Jika tidak bisa melalui
NGT, pasang IV kateter,
berikan nutrisis parenteral total
(NPT)
- Posisi bayi diatur untuk
mencegah terjadinya aspirasi
- NPT adalah cara
alternatif masukan gizi jika
bising usus tidak terdengar
dan bayi dalam kondisi stress
akut..
glukosa
normal
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RESPIRATORY DISTRESS SINDROM
No. Dx Keperawatan Tujuan Intervensi Keperawatan Rasionalisasi Evaluasi
- Pertahankan kecepatan
infus pada tingkat yang
dianjurkan, biasanya 65-80
ml/kg BB/ hr. catat tioe dan
jumlah cairan yang masuk,
gunakan pompa infus.
- Observasi tanda vital
untuk mendeteksi infus terlalu
cepat.
- Kelabihan beban system
sirkulasi karena terlalu banyak
atau terlalu cepat pemberian
cairan dapat menyebabkan
edema paru dan jantung yang
berakibat fatal.
- Hipokalsemi dan
hipoglikemi merupakan hasil
dari keterlambatan masukan
Halaman
26
26
Halaman
- Timbang berat badan
setiap hari
- Pantau kadar kalsium dan
kadar gula darah
kalori dan stress.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RESPIRATORY DISTRESS SINDROM
No. Dx Keperawatan Tujuan Intervensi Keperawatan Rasionalisasi Evaluasi
3. Gangguan
termoregulasi
(hipotermi)
berhubungan
dengan fungsi
termoregulasi bayi
belum sempuna
Tujuan jangka panjang
Fungsi termoregulasi bayi
bekerja dengan baik
Tujaun jangka pendek:
- Suhu tubuh bayi
dalam batas normal 36,5 –
37, 20C
- Bayi tidak mengalami
hipoksia
- Lakukan pengukuran
suhu, dan dianjurkan
pengukuran dilakukan pada
area ketiak, lipatan paha atau
lutut.
- Rawat bayi dalam
incubator yang dapat
mempertahankan suhu bayi
36,5 – 37, 20C
- Pengukuran dilakukan
untuk mengakji kemungkinan
peningkatan suhu bayi yang
ekstrem.
- Incubator merupakan alat
yang efektif untuk perawatan
bayi dengan hipotermi, selain
memiliki kemampuan untuk
terapi sinar juga memiliki
Halaman
27
27
Halaman
- Akral hangat - Tingkatan suhu dengan
mengganti lampu incubator
dengan suhu yang lebih tinggi
jika masih terjadi hipotermi
- Untuk bayi yang dirawat
diluar gunakan botol atau
kantong air panas dengan suhu
kira-kiar 600C.
pengaturan suhu (humidifier)
untuk menjaga kelembaban.
- Penggunaan botol air
hangat digunakan sebagai
prinsip konduksi sehingga
terjadi perpindahan kalor dan
memungkinkan suhu menjadi
stabil.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RESPIRATORY DISTRESS SINDROM
No. Dx Keperawatan Tujuan Intervensi Keperawatan Rasionalisasi Evaluasi
4. Perubahan proses
keluarga
berhubungan
dengan krisis
keluarga,
kurangnya
pengetahuan
keluarga mengenai
kelahiran bayi
Tujuan jangka panjang
Peran dan fungsi keluarga
kembai normal
Tujuan jangka pendek :
- Kondisi bayi
membaik
- Kecemasan keluarga
menurun
- Berikan penjelasan pada
keluarga mengenai semua alat
bantu (monitor, ETT,
ventilator, dll)
- Anjurkan orangtua untuk
selalu berkunjung
- Jika tidak menggunakan
oksigen, ajarkan orangtua
untuk bercakap, menyentuh
- Adanya penignkatan
engetahuan orangtua
mengenai cara perawatan dan
keperluan penggunaan alat
bantu.
- Kunjungan, sentuhan,
belaian akan meningkatkan
proses bounding attachment
antara bayi dan orangtua, dan
- Adan
ya
perbaikan
kondisi
bayi
- Tingk
at stress
keluarga
berkurang
Halaman
28
28
Halaman
preterm dan
gangguan
kedekatan
keluarga.
bayi dan mencurahkan rasa
kasih sayang
- Ajarkan keluarga untuk
berpartisipasi dalam perawatan
- Instruksikan pada ibu
untuk tetepa memberikan ASI
dan ajarkan pada ibu cara
merangsang pengeluaran ASI.
orangtua mengetahui betul
kondisi anaknya.
- Partisipasi orangtua
diharapkan dapat menurunkan
tingkat stress psikologis
- ASI merupakan zat
makanan penting bagi bayi.
- Peran
dan fungsi
keluarga
berjalan
normal
Halaman
29
29