Asuhan Kebidanan Bayi Dan Balita Di Komunitas

24
BAB 1 PENDAHULUAN BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Standar Pelayanan Minimal Alat dan Tempat pada Bayi dan Balita 2.1.1 Standar tempat pelayanan 2.1.1.1 Mempunyai lokasi tersendiri yang telah disetujui oleh pemerintah daerah setempat (tata kota), tidak berbaur dengan kegiatan umum lainnya seperti pusat perbelanjaan, tempat hiburan, sejenisnya. 2.1.1.2 Tidak berdekatan dengan lokasi bentuk pelayanan sejenisnya dan juga agar sesuai dengan fungsi sosialnya yang salah satu fungsinya adalah mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. 2.1.2 Standar Tata Ruang 2.1.2.1 Setiap ruang periksa mempunyai luas 2x3 meter 2.1.2.2 Setiap bangunan pelayanan, minimal mempunyai ruang periksa, ruang administrasi/kegiatan lain sesuai kebutuhan, ruang tunggu dan kamar mandi/ WC, masing-masing 1 buah.

description

Mata Kuliah Asuhan Kebidanan

Transcript of Asuhan Kebidanan Bayi Dan Balita Di Komunitas

Page 1: Asuhan Kebidanan Bayi Dan Balita Di Komunitas

BAB 1

PENDAHULUAN

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Standar Pelayanan Minimal Alat dan Tempat pada Bayi dan Balita

2.1.1 Standar tempat pelayanan

2.1.1.1 Mempunyai lokasi tersendiri yang telah disetujui oleh pemerintah daerah

setempat (tata kota), tidak berbaur dengan kegiatan umum lainnya seperti

pusat perbelanjaan, tempat hiburan, sejenisnya.

2.1.1.2 Tidak berdekatan dengan lokasi bentuk pelayanan sejenisnya dan juga agar

sesuai dengan fungsi sosialnya yang salah satu fungsinya adalah mendekatkan

pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

2.1.2 Standar Tata Ruang

2.1.2.1 Setiap ruang periksa mempunyai luas 2x3 meter

2.1.2.2 Setiap bangunan pelayanan, minimal mempunyai ruang periksa, ruang

administrasi/kegiatan lain sesuai kebutuhan, ruang tunggu dan kamar mandi/

WC, masing-masing 1 buah.

2.1.2.3 Semua ruangan mempunyai ventilasi dan penerangan.

2.1.2.4 Lebih bagus jika ada ruangan khusus rooming in / rawat gabung, dan ruang

laktasi.

Page 2: Asuhan Kebidanan Bayi Dan Balita Di Komunitas

2.1.3 Standar Peralatan

2.1.3.1 Peralatan Tidak Steril

No Jenis Alat Jumlah

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

Stetoskop

Timbangan bayi

Pengukur panjang bayi

Termometer

Oksigen dalam regulator

Penghisap lendir

Ambubag (bayi)

Lampu sorot

Penghitung Nadi

Sterilisator

Bak Instrumen dan tutup

Metlin (lila)

Sarung tangan

Celemek

Masker

Sarung kaki plastic (penolong)

Pengaman mata

Tempat kain kotor

Tempat sampah

Tempat plasenta

Gunting (biasa,perban)

Suction

Handuk

Page 3: Asuhan Kebidanan Bayi Dan Balita Di Komunitas

2.1.3.2 Peralatan steril

No Jenis Alat Jumlah

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

Klem

½ Kocher

Korentang

Penghisap lendir

Handscon

Gunting tali pusat

Gunting benang

Benang dan jarum

Duk steril

Pinset (anatomis,ciruge)

Pengikat tali pusat

Kapas

Kain kasa

Plester

2.2 Proses Pelayanan pada bayi dan balita menurut program pemerintah

2.2.1 Pelayanan Pada Bayi

1) Pengertian Bayi

Menurut Soetjiningsih (2004), bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun, dengan

pembagian masa neonatal, yaitu usia 0 – 28 hari. Masa neonatal dini yaitu usia 0 – 7

hari Masa neonatal lanjut, yaitu usia 8 – 28 hari. Masa pasca neonatal yaitu usia 29

hari – 1 tahun. Bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 1 tahun, namun

tidak ada batasan yang pasti. Pada masa ini manusia sangat lucu dan menggemaskan

Page 4: Asuhan Kebidanan Bayi Dan Balita Di Komunitas

tetapi juga rentan terhadap kematian. Kematian bayi dibagi menjadi dua, kematian

neonatal (kematian di 27 hari pertama hidup), dan post-natal (setelah 27 hari).

2) Pengertian Pelayanan Pada Bayi

Pengertian pelayanan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, pelayanan adalah

menolong menyediakan segala apa yang diperlukan orang lain seperti tamu atau

pembeli.

Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standart yang di

berikan oleh tenaga kesehatan kepada bayi sedikitnya 4 kali, selama periode 29 hari

sampai dengan 12 bulan setelah bayi lahir.

3) Jadwal Kunjungan Bayi

Pelaksanaan kunjungan neonatus dan bayi baru lahir:

a) Kunjungan I

Dilakukan pada 6 jam pertama setelah persalinan.

1. Menjaga agar bayi tetap hangat dan kering.

2. Menilai penampilan bayi secara umum yaitu bagaimana penampakan bayi

secara keseluruhan dan bagaimana ia bersuara yang dapat menggambarkan

keadaan kesehatannya.

3. Tanda-tanda pernapasan, denyut jantung dan suhu badan penting untuk diawasi

selama 6 jam pertama.

4. Memeriksa adanya cairan atau bau busuk pada tali pusat, menjaga tali pusat

agar tetap bersih dan kering.

5. Pemberian ASI awal.

b) Kunjungan II

Pada hari ke-3 setelah persalinan.

1. Menanyakan pada ibu mengenai keadaan bayi

2. Menanyakan bagaimana bayi menyusui.

3. Memeriksa apakah bayi terlihat kuning (ikterus)

Page 5: Asuhan Kebidanan Bayi Dan Balita Di Komunitas

4. Memeriksa apakah ada nanah pada pusat bayi dan apakah baunya

busuk

c) Kunjungan III

Pada minggu ke-2 setelah persalinan.

1. Tali pusat biasanya sudah lepas pada kunjungan 2 minggu pasca salin

2. Memastikan apakah bayi mendapatkan ASI yang cukup

3. Bayi harus mendapatkan imunisasi BCG untuk mencegah tuberculosis, vaksin

polio I secara oral, vaksin hepatitis B

d) Kunjungan IV

Pada 6 minggu setelah kelahiran.

1. Memastikan bahwa laktasi berjalan baik dan berat badan bayi meningkat

2. Melihat hubungan antara ibu dan bayi.

3. Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya ke posyandu untuk

penimbangan dan imunisasi

4. Tujuan Kunjungan Bayi

a) Untuk meningkatkan akses bayi terhadap pelayanan kesehatan dasar.

b) Mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan pada bayi sehingga cepat

mendapat pertolongan

c) Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit melalui pemantauan

pertumbuhan,imunisasi,serta peningkatan kualitas hidup bayi dengan stimulasi

tumbuh kembang.

Tujuan Bidan Memberikan Kunjungan:

a) Mengidentifikasi gejala penyakit.

b) Menawarkan tindakan skrining metabolik.

c) Memberikan KIE kepada orang tua.

Page 6: Asuhan Kebidanan Bayi Dan Balita Di Komunitas

d) Mengkaji riwayat atau masalah pada pemenuhan nutrisi bayi, perhatian, usaha

menangis, BAB, BAK dll.

e) Melakukan pemriksaan fisik, memberikan penyuluhan dan anticipatory

guidance pada orang tua.

f) Membuat kunjungan dalam 6-8 minggu untuk imunisasi dan check-up serta

harus melakukan pengkajian fisik kembali jika ditemukan kondisi emergency

yang memerluakan perawatan dari dokter spesialis anak

3 Pelayanan Pada Balita

5. Pengertian Balita

Balita merupakan salah satu periode usia manusia setelah bayi dengan rentang

usia dimulai dari dua sampai dengan lima tahun, atau biasa digunakan perhitungan

bulan yaitu usia 24-60 bulan. Periode usia ini disebut juga sebagai usia prasekolah.

Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak

prasekolah (3-5 tahun). Saat usia batita, anak masih tergantung penuh kepada orang

tua untuk melakukan kegiatan penting, seperti mandi, buang air dan makan.

Perkembangan berbicara dan berjalan sudah bertambah baik. Namun kemampuan lain

masih terbatas. Masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh

kembang manusia. Perkembangan dan pertumbuhan di masa itu menjadi penentu

keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa

tumbuh kembang di usia ini merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak akan

pernah terulang, karena itu sering disebut golden age atau masa keemasan.

6. Pengertian pelayanan pada Balita

Pelayanan pada balita adalah pelayanan yang diberikan pada balita sehat dan

sakit yang sesuai diberikan oleh tenaga kesehatan sesuai dengan standar.

7. Jadwal kunjungan pada balita

1) Anak berumur sampai 5 bulan diperiksa setiap bulan

2) pemeriksaan dilakukan setiap 2 bulan sampai anak berumur 12 bulan

Page 7: Asuhan Kebidanan Bayi Dan Balita Di Komunitas

3) Pemeriksaan dilakukan setiap 6 bulan sampai anak berumur 24 bulan

4) Permeriksaan dilakukan satu kali dalam satu tahun

8. Kegiatan yang dilakukan pada kunjungan balita

1) Pemeriksaan fisik anak dilakukan termasuk penimbangan berat badan

2) Penyuluhan atau nasihat pada ibu tentang pemeliharaan kesehatan anak dan

perbaikan gizi serta hubungan psikososial antar anak, ibu, dan keluarga. Ibu

diminte memperhatikan tumbuh kembang anak, pola makan, dan tidur serta

perkembangan perilaku sosial anak

3) Penjelasan tentang keluarga berencana untuk mengatur jarak kehamilan

9. Jenis-jenis pelayanan pada Balita

1) Buku KIA/KMS

Pemantauan pertumbuhan balita dengan KMS minimal 8 kali KMS (kartu

menuju sehatr) untuk balita adalah alat yang sederhana dan murah, yang dapat

digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak. Oleh karenanya KMS

harus disimpan oleh ibu balita di rumah, dan harus selalu dibawa setiap kali

mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan dan

dokter. Manfaat KMS adalah :

a) Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita secara

lengkap, meliputi : pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan imunisasi,

penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan

pemberian ASI eksklusif, dan makanan pendamping ASI.

b) Sebagai media edukasi bagi orang tua belita tentang kesehatan anak

c) Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk

menentukan penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi.

2) Vitamin A 2 Kali Setahun

Page 8: Asuhan Kebidanan Bayi Dan Balita Di Komunitas

Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat

diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata (agar dapat melihat dengan

baik) dan untuk kesehatan tubuh yaitu meningkatkan daya tahan tubuh,jaringan

epitel, untuk melawan penyakit misalnya campak, diare dan infeksi lain. Pemberian

vitamin A termasuk dalam program Bina Gizi yang dilaksanakan oleh departemen

kesehatansetiap 6 bulan yaitu bulan februari dan agustus, anak-anak balita diberikan

vitamin A secara gratis dengan target pemberian 80% dari seluruh balita.

Kapsul vitamin A biru (100.000 IU) diberikan pada bayi berusia 6-11 bulan

satu kali dalam satu tahun. Kapsul vitamin A merah (200.000) diberikan kepada

balita kekurangan vitamin A disebut juga dengan xeroftalmia (mata kering).halini

dapat terjadi karena sarapan vitamin A pada mata mengalami pengurangan sehingga

terjadi kekeringan pada selaput lendir atau konjungtiva dan selaput bening (kornea

mata).balita akan terlindungi dari kekurangan vitamin A terutama bagi balita dari

keluarga menengah bawah.

3) Pelayanan MTBS

MTBS adalah suatu pendekatan yang terintegrasi atau terpatu dalam tatalaksana

balita sakit dengan fokus kepada kesehatan anak usia 0-59 bulan (balita) secara

menyeluruh.MTBS bukan merupakan suatu program kesehatan tetapi suatu

pendekatan/cara menatalaksana balita sakit. Kegiatan MTBS merupakan upaya

pelayanan kesehatan yang ditunjukan untuk menurunkan angka kesakitan dan

kematian sekaligus meningkatkan pelayanan kesehatan di unit rawat jalan kesehatan

dasar (puskesmas dan jaringan termasuk pustu, polindes, poskesdes, dll)

Bila dilaksanakan dengan baik, pendekatan MTBS tergolong lengkap untuk

mengantisipasi penyakit-penyakit yang sering menyebabkan kematian bayi dan balita

di indonesia. Dikatakan lengkap karena meliputi upaya preventif (pencegahan

penyakit), perbaikan gizi, upaya promotif (berupa konseling) dan upaya kuratif

(pengobatan) terhadap penyakit-penyakit dan masalah yang sering terjadi pada balita.

Badan kesehatan dunia WHO telah mengakui bahwa pendekatan MTBS sangat cocok

Page 9: Asuhan Kebidanan Bayi Dan Balita Di Komunitas

diterapkan negara-negara berkembang dalam upaya menurunkan angka kematian,

kesakitan, dan kecacatan pada bayi dan balita.

Kegitan MTBS memiliki 3komponen khas yang menguntungkan, yaitu :

a) Meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam tatalaksanan kasus balita

sakit (selain dokter, petugas kesehatan non-dokter dapat pula memeriksa dan

menangani pasien asalkan sudah terlatih)

b) Memperbaiki sistem kesehatan (perwujudan terintegrasinya banyak program

kesehatan dalam 1 kali pemeriksaan MTBS)

c) Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan di rumah dan

upaya pencarian pertolongan kasus balita sakit (meningkatkan pemberdayaan

masyarakat dalam pelayanan kesehatan)

d) Konseling pada keluarga balita tentang pemberian makanan bergizi pada bayi

dan balita, pemberian makanan bayi, mengatur makanan anak usia 1-5 tahun,

pemeriksaan rutin/berkala terhadap bayi dan balita, peningkatan kesehatan pola

tidur, bermain, peningkatan pendidikan seksual dimulai sejak balita (sejak anak

mengenal identitasnya sebagai laki-laki atau perempuan.

4) SDIDTK (Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang)

SDIDTK (Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang) adalah

pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas melalui

kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang pada

masa 5tahun pertama kehidupan . Diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara

keluarga, masyarakat dengan tenaga professional (kesehatan, pendidikan dan sosial).

Indikator keberhasilan program SDIDTK adalah 90% balita dan anak

prasekolah terjangkau oleh kegiatan SDIDTK pada tahun 2010. Tujuan agar semua

balita umur 0–5 tahun dan anak prasekolah umur 5-6 tahun tumbuh dan berkembang

secara optimal.

Page 10: Asuhan Kebidanan Bayi Dan Balita Di Komunitas

Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)

termasuk salah satu program pokok Puskesmas, kegiatan ini dilakukan menyeluruh

dan terkoordinasi diselenggarakan dalam bentuk kemitraanan tata keluarga,

masyarakat dengan tenaga professional.

Program SDIDTK merupakan program pembinaan tumbuh kembang anak

secara komprehensif dan berkualitas melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan

intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang pada masa lima tahun pertama

kehidupan, diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga (orang tua,

pengasuh anak dan anggota keluarga lainnya), masyarakat (kader, tokoh masyarakat,

organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat) dengan tenaga professional

kesehatan, pendidikan dan sosial).

Sasaran langsung SDIDTK ialah semua anak berumur 0-6 tahun yang ada di

wilayah kerja puskesmas. Rujukan diperlukan jika masalah/penyimpangan

perkembangan anak tidak dapat ditangani meskipun dilakukan tindakan intervensi.

Rujukan penyimpangan tumbuh kembang dilakukan secara berjenjang dari tingkat

keluarga dan masyarakat, puskesmas dan jaringannya, serta tingkat rumah sakit

rujukan.

5) Pelayanan posyandu

Posyandu adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari, oleh dan

untuk masyarakat yang dibimbing petugas terkait. (Departemen Kesehatan RI. 2006)

Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan

keluarga berencana.(Effendi, Nasrul. 1998: 267) Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)

merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)

yang dilaksanakan oleh, dari dan bersama masyarakat, untuk memberdayakan dan

memberikan kemudahan kepada masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan

bagi ibu, bayi dan anak balita. (Pusat Promosi Kesehatan, 2012)

Page 11: Asuhan Kebidanan Bayi Dan Balita Di Komunitas

Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumberdaya

masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan untuk, dari, dan oleh masyarakat

dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberikan kemudahan

kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk

mempercepat penurunan kematian ibu dan bayi. Dalam pelaksanaan tugasnya kader

pada posyandu selalu didampingi oleh tim dari Puskesmas, seperti pada pelaksanaan

pada meja IV, apabila kader menemui masalah kesehatan, kader harus berkonsultasi

pada petugas kesehatan yang ada, masalah tersebut dapat berupa:

a) Balita yang berat badanya tidak naik tiga kali berturut-turut.

b) Balita yang berat badanya di bawah garis merah.

c) Balita yang sakit; batuk, sukar bernafas, demam dan sakit telinga.

d) Balita yang mencret.

e) Anak yang menderita buta senja atau mata keruh.

f) Balita dengan penyimpangan tumbuh kembang atau perkembangan terlambat.

6) Imunisasi

Page 12: Asuhan Kebidanan Bayi Dan Balita Di Komunitas

https://srirhy.wordpress.com/2012/10/08/sdidtk-stimulasi-deteksi-intervensi-

dini-tumbuh-kembang/

Pengertian Bayi dan Balita

Bayi adalah anak berusia 0-12 bulan (husaini,2002). Suatu tahap perkembangan

manusia setelah dilahirkan (W.Ayu.P)

Balita adalah anak yang berusia 1-5 tahun yang memiliki pertumbuhan mental, dan

intelektual yang berkembang pesat.

Pengertian pelayanan kesehatan bayi dan balita

Pelayana kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan

oleh tenaga kesehatan kepada bayi sedikitnya 4 kali, selama periode 29 hari sampai

dengan 11 bulan setelah lahir.

Pelayanan Balita adalah pelayanan yang diberikan pada balita sehat dan sakit yang

diberikan oleh tenaga kesehatan sesuai dengan standar.

Pelayanan Bagi Bayi Pada Masa Nifas

Tujuan

Memberikan pelayanan kepada ibu dan bayi selama 42 hari setelah persalinan dan

memberikan penyuluhan ASI eksklusif.

Pernyataan Standar

Page 13: Asuhan Kebidanan Bayi Dan Balita Di Komunitas

Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas di puskesmas dan rumah sakit atau

melalui kunjungan ke rumah pada hari ke-tiga, minggu ke-dua dan minggu ke-enam

setelah persalinan, untuk membantu proses pemulihan ibu dan bayi melalui

penatalaksanaan tali pusat yang benar, penemuan dini, penatalaksanaan atau rujukan

komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta memberikan penjelasan

tentang kesehatan secara umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi, asuhan

bayi baru lahir, pemberian ASI, imunisasi dan KB.

Hasil

Komplikasi pada masa nifas segera dideteksi dan dirujuk pada saat yang tepat

Mendukung dan menganjurkan pemberian ASI eksklusif

Mendukung penggunaan cara tradisional yang berguna dan menganjurkan

untuk menghindari kebiasaan yang merugikan.

Menurunkan kejadian infeksi pada ibu dan bayi

Masyarakat semakin menyadari pentingnya keluarga berencana/penjarangan

kelahiran

Meningkatnya imunisasi pada bayi

Prasyarat

1. Sistem yang berjalan dengan baik agar ibu dan bayi mendapatkan pelayanan

pasca persalinan dari bidan terlatih sampai dengan 6 minggu setelah

persalinan, baik di rumah, atau rumah sakit

2. Bidan telah dilatih dan terampil dalam :

2.1 Perawatan nifas, termasuk pemeriksaan ibu dan bayi dengan cara yang

benar

2.2 Membantu ibu untuk memberikan ASI

2.3 Mengetahui komplikasi yang dapat terjadi pada ibu dab bayi pada masa

nifas

2.4 Penyuluhan dan pelayanan KB/penjarangan kelahiran

Page 14: Asuhan Kebidanan Bayi Dan Balita Di Komunitas

3. Bidan dapat memberikan pelayanan imunisasi atau bekerja sama dengan juru

imunisasi di puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat.

4. Tersedia vaksin, alat suntik, tempat penyimpanan vaksin dan tempat

pembuangan benda tajam yang memadai

5. Tersedianya tablet besi dan asam folat

6. Tersedia alat/perlengkapan, misalnya untuk membersihkan tangan yaitu,

sabun, air bersih dan handuk bersih, sarung tangan bersih/DTT

7. Tersedia kartu pencatatan, Kartu Ibu, Kartu Bayi, Buku KIA

8. Sistem rujukan untuk perawatan komplikasi kegawatdaruratana ibu dan bayi

baru lahir yang berjalan dengan baik

Proses

Bidan harus :

1. Pada kunjungan rumah, sapalah ibu dan suami/keluarganya dengan ramah.

2. Tanyakan pada ibu dan suami/keluarganya jika ada masalah atau

kekhawatiran tentang ibu atau bayinya

3. Cuci tangan sebelum dan sesudah memeriksa ibu dan bayi

4. Pakai sarung tangan DTT/bersih bila melakukan kontak dengan darah atau

cairan tubuh

5. Periksa tanda-tanda vital ibu (suhu tubuh, nadi dan tekanan darah). periksaa

payudara ibu, amati bila puting retak, dan tanda-tanda atau gejala-

gejalasaluran ASI yang tersumbat atau infeksi payudara. periksa infolusi

uterus (pengecilan uterus sekitar 2 cm/ selama 8 hari pertama) periksa lokhes,

yang pada hari ketiga sehatus ny amulai berkurang dan berwarna cokelat, an

pad hari ke 8 sampai 10 menjadi seikit dan berwarna merah muda. jika ada

kelainan segera rujuk ( lihat daftar bahaya dan tanda randa nya di akhir

standar ini) jika dicurigai sepsis puer puralis gunakan (stanar 23). untuk

penanganan perdarahan pasca persalinan standar 22).

Page 15: Asuhan Kebidanan Bayi Dan Balita Di Komunitas

6. tanyakan apakah ibu meminum tablet sesuai ketentuan (smpai 42 hari setelah

melahirkan) dan apakah persediaanya cukup.

7. bila ibu menderita anemia, semasa hamil atau mengalami perdarahan berat

selama proses persalinan periksakan Hb pada hari ke 3. nasihati ibu supaya

makan makanan yang bergisi dan berikan tablet tambah darah.

8. berikan penyuluhan kepada ibu tentang pentingnya menjaga kebersihan diri,

memakai pembalut bersih, makanan bergizi, istirahat cukup, dan cara

merawat bayi

9. cucilah tangan, lalu periksalah bayi. periksalah talipusat kepada setiap kali

kunjungan (paling sedikit pada hari ke 3, minggu kedua danminggu ke 6). tali

pusat harus tetap kering. ibu perlu diberi tahu bahaya nya membubuhkan

sesuatu pada talipusat bayi. misalnya minyak atu bahan lain. jika ada

kemerahan pada pusat,perdarahan atau tercium bau busuk, bayi segera

dirujuk.

10. perhatikan kondisi umum bayi, tanyakan kepada ibu pemberian ASI, mislnya

byi tidak mau menyusu, waktu jaga cara bayi menangis, beberapa kali buang

air kecil, danbentuk feses

11. perhatikan warna kulit bayi, apakah ada ikterus atau tidak, ikterus pada hari 3

postpartum adalah ikterus fisiologis yang tidak perlu pengobatan. namun,

bila ikterus terjadi sesudah hari ke 3/ kapan saja dan bayi malas untuk

menyusu tampak mengantuk, maka bayi harus segera rujuk ke rumah sakit.

12. bicarakan pemberian ASI dan bila mungkin perhatikan apakah bayi menyusu

dengan baik (amati apakah ada kesulitan atau masalah)

13. nasihati ibu tentang pentingnya pemberian ASI ekslusifd sedikit 4-6 bulan.

bicarakan bahaya pemberian unsur tambahan (susu formula, air/makanan

lain)

14. bicarakan tentang KB dan kapan senggama dapat dimulai. sebaiknya hal inidi

diskusikan dengan kehadiran suami.

15. catat dengan tepat semua yang ditemukan

Page 16: Asuhan Kebidanan Bayi Dan Balita Di Komunitas

16. jika ada hal yang tidak normal, segeralah merujuk ibu dan / bayi ke

puskesmas/ rumah sakit

17. jika ibu/ bayi meninggal, penyebab kemaktian harus diketahui dengan

standart kabupaten.provinssi. nasional

Hasil Penelitioan Membuktikan

memberikan makanan lain selain kolostrum atau ASI membahaya kan

bayi

ibu yang baru bersalin harus menggunakan pembalut yangbersih atau

kain yang telah dijemur. menjemur kain dibawah sinar matahari dapat

mengurangi bakteri

menggunakan minyak atau bahan bahan lain untuk itali pusat bayi

adalah berbahaya

Bahaya dan tanda-tandanya pada bayi :

1) Kegagalan menyusu yang terjadi secara berkala

2) Tidak buang air kecil beberapa kali sehari (kurang dari 6-8 kali sehari)

3) Bayi kuning

4) Muntah/Diare

5) Merah,bengkak atau keluarnya cairan dan tali pusat

6) Demam > 37,5C