Asuhan Kebidanan Bayi Dan Balita Di Komunitas
description
Transcript of Asuhan Kebidanan Bayi Dan Balita Di Komunitas
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Standar Pelayanan Minimal Alat dan Tempat pada Bayi dan Balita
2.1.1 Standar tempat pelayanan
2.1.1.1 Mempunyai lokasi tersendiri yang telah disetujui oleh pemerintah daerah
setempat (tata kota), tidak berbaur dengan kegiatan umum lainnya seperti
pusat perbelanjaan, tempat hiburan, sejenisnya.
2.1.1.2 Tidak berdekatan dengan lokasi bentuk pelayanan sejenisnya dan juga agar
sesuai dengan fungsi sosialnya yang salah satu fungsinya adalah mendekatkan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
2.1.2 Standar Tata Ruang
2.1.2.1 Setiap ruang periksa mempunyai luas 2x3 meter
2.1.2.2 Setiap bangunan pelayanan, minimal mempunyai ruang periksa, ruang
administrasi/kegiatan lain sesuai kebutuhan, ruang tunggu dan kamar mandi/
WC, masing-masing 1 buah.
2.1.2.3 Semua ruangan mempunyai ventilasi dan penerangan.
2.1.2.4 Lebih bagus jika ada ruangan khusus rooming in / rawat gabung, dan ruang
laktasi.
2.1.3 Standar Peralatan
2.1.3.1 Peralatan Tidak Steril
No Jenis Alat Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Stetoskop
Timbangan bayi
Pengukur panjang bayi
Termometer
Oksigen dalam regulator
Penghisap lendir
Ambubag (bayi)
Lampu sorot
Penghitung Nadi
Sterilisator
Bak Instrumen dan tutup
Metlin (lila)
Sarung tangan
Celemek
Masker
Sarung kaki plastic (penolong)
Pengaman mata
Tempat kain kotor
Tempat sampah
Tempat plasenta
Gunting (biasa,perban)
Suction
Handuk
2.1.3.2 Peralatan steril
No Jenis Alat Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Klem
½ Kocher
Korentang
Penghisap lendir
Handscon
Gunting tali pusat
Gunting benang
Benang dan jarum
Duk steril
Pinset (anatomis,ciruge)
Pengikat tali pusat
Kapas
Kain kasa
Plester
2.2 Proses Pelayanan pada bayi dan balita menurut program pemerintah
2.2.1 Pelayanan Pada Bayi
1) Pengertian Bayi
Menurut Soetjiningsih (2004), bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun, dengan
pembagian masa neonatal, yaitu usia 0 – 28 hari. Masa neonatal dini yaitu usia 0 – 7
hari Masa neonatal lanjut, yaitu usia 8 – 28 hari. Masa pasca neonatal yaitu usia 29
hari – 1 tahun. Bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 1 tahun, namun
tidak ada batasan yang pasti. Pada masa ini manusia sangat lucu dan menggemaskan
tetapi juga rentan terhadap kematian. Kematian bayi dibagi menjadi dua, kematian
neonatal (kematian di 27 hari pertama hidup), dan post-natal (setelah 27 hari).
2) Pengertian Pelayanan Pada Bayi
Pengertian pelayanan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, pelayanan adalah
menolong menyediakan segala apa yang diperlukan orang lain seperti tamu atau
pembeli.
Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standart yang di
berikan oleh tenaga kesehatan kepada bayi sedikitnya 4 kali, selama periode 29 hari
sampai dengan 12 bulan setelah bayi lahir.
3) Jadwal Kunjungan Bayi
Pelaksanaan kunjungan neonatus dan bayi baru lahir:
a) Kunjungan I
Dilakukan pada 6 jam pertama setelah persalinan.
1. Menjaga agar bayi tetap hangat dan kering.
2. Menilai penampilan bayi secara umum yaitu bagaimana penampakan bayi
secara keseluruhan dan bagaimana ia bersuara yang dapat menggambarkan
keadaan kesehatannya.
3. Tanda-tanda pernapasan, denyut jantung dan suhu badan penting untuk diawasi
selama 6 jam pertama.
4. Memeriksa adanya cairan atau bau busuk pada tali pusat, menjaga tali pusat
agar tetap bersih dan kering.
5. Pemberian ASI awal.
b) Kunjungan II
Pada hari ke-3 setelah persalinan.
1. Menanyakan pada ibu mengenai keadaan bayi
2. Menanyakan bagaimana bayi menyusui.
3. Memeriksa apakah bayi terlihat kuning (ikterus)
4. Memeriksa apakah ada nanah pada pusat bayi dan apakah baunya
busuk
c) Kunjungan III
Pada minggu ke-2 setelah persalinan.
1. Tali pusat biasanya sudah lepas pada kunjungan 2 minggu pasca salin
2. Memastikan apakah bayi mendapatkan ASI yang cukup
3. Bayi harus mendapatkan imunisasi BCG untuk mencegah tuberculosis, vaksin
polio I secara oral, vaksin hepatitis B
d) Kunjungan IV
Pada 6 minggu setelah kelahiran.
1. Memastikan bahwa laktasi berjalan baik dan berat badan bayi meningkat
2. Melihat hubungan antara ibu dan bayi.
3. Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya ke posyandu untuk
penimbangan dan imunisasi
4. Tujuan Kunjungan Bayi
a) Untuk meningkatkan akses bayi terhadap pelayanan kesehatan dasar.
b) Mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan pada bayi sehingga cepat
mendapat pertolongan
c) Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit melalui pemantauan
pertumbuhan,imunisasi,serta peningkatan kualitas hidup bayi dengan stimulasi
tumbuh kembang.
Tujuan Bidan Memberikan Kunjungan:
a) Mengidentifikasi gejala penyakit.
b) Menawarkan tindakan skrining metabolik.
c) Memberikan KIE kepada orang tua.
d) Mengkaji riwayat atau masalah pada pemenuhan nutrisi bayi, perhatian, usaha
menangis, BAB, BAK dll.
e) Melakukan pemriksaan fisik, memberikan penyuluhan dan anticipatory
guidance pada orang tua.
f) Membuat kunjungan dalam 6-8 minggu untuk imunisasi dan check-up serta
harus melakukan pengkajian fisik kembali jika ditemukan kondisi emergency
yang memerluakan perawatan dari dokter spesialis anak
3 Pelayanan Pada Balita
5. Pengertian Balita
Balita merupakan salah satu periode usia manusia setelah bayi dengan rentang
usia dimulai dari dua sampai dengan lima tahun, atau biasa digunakan perhitungan
bulan yaitu usia 24-60 bulan. Periode usia ini disebut juga sebagai usia prasekolah.
Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak
prasekolah (3-5 tahun). Saat usia batita, anak masih tergantung penuh kepada orang
tua untuk melakukan kegiatan penting, seperti mandi, buang air dan makan.
Perkembangan berbicara dan berjalan sudah bertambah baik. Namun kemampuan lain
masih terbatas. Masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh
kembang manusia. Perkembangan dan pertumbuhan di masa itu menjadi penentu
keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa
tumbuh kembang di usia ini merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak akan
pernah terulang, karena itu sering disebut golden age atau masa keemasan.
6. Pengertian pelayanan pada Balita
Pelayanan pada balita adalah pelayanan yang diberikan pada balita sehat dan
sakit yang sesuai diberikan oleh tenaga kesehatan sesuai dengan standar.
7. Jadwal kunjungan pada balita
1) Anak berumur sampai 5 bulan diperiksa setiap bulan
2) pemeriksaan dilakukan setiap 2 bulan sampai anak berumur 12 bulan
3) Pemeriksaan dilakukan setiap 6 bulan sampai anak berumur 24 bulan
4) Permeriksaan dilakukan satu kali dalam satu tahun
8. Kegiatan yang dilakukan pada kunjungan balita
1) Pemeriksaan fisik anak dilakukan termasuk penimbangan berat badan
2) Penyuluhan atau nasihat pada ibu tentang pemeliharaan kesehatan anak dan
perbaikan gizi serta hubungan psikososial antar anak, ibu, dan keluarga. Ibu
diminte memperhatikan tumbuh kembang anak, pola makan, dan tidur serta
perkembangan perilaku sosial anak
3) Penjelasan tentang keluarga berencana untuk mengatur jarak kehamilan
9. Jenis-jenis pelayanan pada Balita
1) Buku KIA/KMS
Pemantauan pertumbuhan balita dengan KMS minimal 8 kali KMS (kartu
menuju sehatr) untuk balita adalah alat yang sederhana dan murah, yang dapat
digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak. Oleh karenanya KMS
harus disimpan oleh ibu balita di rumah, dan harus selalu dibawa setiap kali
mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan dan
dokter. Manfaat KMS adalah :
a) Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita secara
lengkap, meliputi : pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan imunisasi,
penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan
pemberian ASI eksklusif, dan makanan pendamping ASI.
b) Sebagai media edukasi bagi orang tua belita tentang kesehatan anak
c) Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk
menentukan penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi.
2) Vitamin A 2 Kali Setahun
Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat
diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata (agar dapat melihat dengan
baik) dan untuk kesehatan tubuh yaitu meningkatkan daya tahan tubuh,jaringan
epitel, untuk melawan penyakit misalnya campak, diare dan infeksi lain. Pemberian
vitamin A termasuk dalam program Bina Gizi yang dilaksanakan oleh departemen
kesehatansetiap 6 bulan yaitu bulan februari dan agustus, anak-anak balita diberikan
vitamin A secara gratis dengan target pemberian 80% dari seluruh balita.
Kapsul vitamin A biru (100.000 IU) diberikan pada bayi berusia 6-11 bulan
satu kali dalam satu tahun. Kapsul vitamin A merah (200.000) diberikan kepada
balita kekurangan vitamin A disebut juga dengan xeroftalmia (mata kering).halini
dapat terjadi karena sarapan vitamin A pada mata mengalami pengurangan sehingga
terjadi kekeringan pada selaput lendir atau konjungtiva dan selaput bening (kornea
mata).balita akan terlindungi dari kekurangan vitamin A terutama bagi balita dari
keluarga menengah bawah.
3) Pelayanan MTBS
MTBS adalah suatu pendekatan yang terintegrasi atau terpatu dalam tatalaksana
balita sakit dengan fokus kepada kesehatan anak usia 0-59 bulan (balita) secara
menyeluruh.MTBS bukan merupakan suatu program kesehatan tetapi suatu
pendekatan/cara menatalaksana balita sakit. Kegiatan MTBS merupakan upaya
pelayanan kesehatan yang ditunjukan untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian sekaligus meningkatkan pelayanan kesehatan di unit rawat jalan kesehatan
dasar (puskesmas dan jaringan termasuk pustu, polindes, poskesdes, dll)
Bila dilaksanakan dengan baik, pendekatan MTBS tergolong lengkap untuk
mengantisipasi penyakit-penyakit yang sering menyebabkan kematian bayi dan balita
di indonesia. Dikatakan lengkap karena meliputi upaya preventif (pencegahan
penyakit), perbaikan gizi, upaya promotif (berupa konseling) dan upaya kuratif
(pengobatan) terhadap penyakit-penyakit dan masalah yang sering terjadi pada balita.
Badan kesehatan dunia WHO telah mengakui bahwa pendekatan MTBS sangat cocok
diterapkan negara-negara berkembang dalam upaya menurunkan angka kematian,
kesakitan, dan kecacatan pada bayi dan balita.
Kegitan MTBS memiliki 3komponen khas yang menguntungkan, yaitu :
a) Meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam tatalaksanan kasus balita
sakit (selain dokter, petugas kesehatan non-dokter dapat pula memeriksa dan
menangani pasien asalkan sudah terlatih)
b) Memperbaiki sistem kesehatan (perwujudan terintegrasinya banyak program
kesehatan dalam 1 kali pemeriksaan MTBS)
c) Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan di rumah dan
upaya pencarian pertolongan kasus balita sakit (meningkatkan pemberdayaan
masyarakat dalam pelayanan kesehatan)
d) Konseling pada keluarga balita tentang pemberian makanan bergizi pada bayi
dan balita, pemberian makanan bayi, mengatur makanan anak usia 1-5 tahun,
pemeriksaan rutin/berkala terhadap bayi dan balita, peningkatan kesehatan pola
tidur, bermain, peningkatan pendidikan seksual dimulai sejak balita (sejak anak
mengenal identitasnya sebagai laki-laki atau perempuan.
4) SDIDTK (Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang)
SDIDTK (Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang) adalah
pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas melalui
kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang pada
masa 5tahun pertama kehidupan . Diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara
keluarga, masyarakat dengan tenaga professional (kesehatan, pendidikan dan sosial).
Indikator keberhasilan program SDIDTK adalah 90% balita dan anak
prasekolah terjangkau oleh kegiatan SDIDTK pada tahun 2010. Tujuan agar semua
balita umur 0–5 tahun dan anak prasekolah umur 5-6 tahun tumbuh dan berkembang
secara optimal.
Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)
termasuk salah satu program pokok Puskesmas, kegiatan ini dilakukan menyeluruh
dan terkoordinasi diselenggarakan dalam bentuk kemitraanan tata keluarga,
masyarakat dengan tenaga professional.
Program SDIDTK merupakan program pembinaan tumbuh kembang anak
secara komprehensif dan berkualitas melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan
intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang pada masa lima tahun pertama
kehidupan, diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga (orang tua,
pengasuh anak dan anggota keluarga lainnya), masyarakat (kader, tokoh masyarakat,
organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat) dengan tenaga professional
kesehatan, pendidikan dan sosial).
Sasaran langsung SDIDTK ialah semua anak berumur 0-6 tahun yang ada di
wilayah kerja puskesmas. Rujukan diperlukan jika masalah/penyimpangan
perkembangan anak tidak dapat ditangani meskipun dilakukan tindakan intervensi.
Rujukan penyimpangan tumbuh kembang dilakukan secara berjenjang dari tingkat
keluarga dan masyarakat, puskesmas dan jaringannya, serta tingkat rumah sakit
rujukan.
5) Pelayanan posyandu
Posyandu adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari, oleh dan
untuk masyarakat yang dibimbing petugas terkait. (Departemen Kesehatan RI. 2006)
Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan
keluarga berencana.(Effendi, Nasrul. 1998: 267) Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)
merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
yang dilaksanakan oleh, dari dan bersama masyarakat, untuk memberdayakan dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan
bagi ibu, bayi dan anak balita. (Pusat Promosi Kesehatan, 2012)
Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumberdaya
masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan untuk, dari, dan oleh masyarakat
dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberikan kemudahan
kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk
mempercepat penurunan kematian ibu dan bayi. Dalam pelaksanaan tugasnya kader
pada posyandu selalu didampingi oleh tim dari Puskesmas, seperti pada pelaksanaan
pada meja IV, apabila kader menemui masalah kesehatan, kader harus berkonsultasi
pada petugas kesehatan yang ada, masalah tersebut dapat berupa:
a) Balita yang berat badanya tidak naik tiga kali berturut-turut.
b) Balita yang berat badanya di bawah garis merah.
c) Balita yang sakit; batuk, sukar bernafas, demam dan sakit telinga.
d) Balita yang mencret.
e) Anak yang menderita buta senja atau mata keruh.
f) Balita dengan penyimpangan tumbuh kembang atau perkembangan terlambat.
6) Imunisasi
https://srirhy.wordpress.com/2012/10/08/sdidtk-stimulasi-deteksi-intervensi-
dini-tumbuh-kembang/
Pengertian Bayi dan Balita
Bayi adalah anak berusia 0-12 bulan (husaini,2002). Suatu tahap perkembangan
manusia setelah dilahirkan (W.Ayu.P)
Balita adalah anak yang berusia 1-5 tahun yang memiliki pertumbuhan mental, dan
intelektual yang berkembang pesat.
Pengertian pelayanan kesehatan bayi dan balita
Pelayana kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan
oleh tenaga kesehatan kepada bayi sedikitnya 4 kali, selama periode 29 hari sampai
dengan 11 bulan setelah lahir.
Pelayanan Balita adalah pelayanan yang diberikan pada balita sehat dan sakit yang
diberikan oleh tenaga kesehatan sesuai dengan standar.
Pelayanan Bagi Bayi Pada Masa Nifas
Tujuan
Memberikan pelayanan kepada ibu dan bayi selama 42 hari setelah persalinan dan
memberikan penyuluhan ASI eksklusif.
Pernyataan Standar
Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas di puskesmas dan rumah sakit atau
melalui kunjungan ke rumah pada hari ke-tiga, minggu ke-dua dan minggu ke-enam
setelah persalinan, untuk membantu proses pemulihan ibu dan bayi melalui
penatalaksanaan tali pusat yang benar, penemuan dini, penatalaksanaan atau rujukan
komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta memberikan penjelasan
tentang kesehatan secara umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi, asuhan
bayi baru lahir, pemberian ASI, imunisasi dan KB.
Hasil
Komplikasi pada masa nifas segera dideteksi dan dirujuk pada saat yang tepat
Mendukung dan menganjurkan pemberian ASI eksklusif
Mendukung penggunaan cara tradisional yang berguna dan menganjurkan
untuk menghindari kebiasaan yang merugikan.
Menurunkan kejadian infeksi pada ibu dan bayi
Masyarakat semakin menyadari pentingnya keluarga berencana/penjarangan
kelahiran
Meningkatnya imunisasi pada bayi
Prasyarat
1. Sistem yang berjalan dengan baik agar ibu dan bayi mendapatkan pelayanan
pasca persalinan dari bidan terlatih sampai dengan 6 minggu setelah
persalinan, baik di rumah, atau rumah sakit
2. Bidan telah dilatih dan terampil dalam :
2.1 Perawatan nifas, termasuk pemeriksaan ibu dan bayi dengan cara yang
benar
2.2 Membantu ibu untuk memberikan ASI
2.3 Mengetahui komplikasi yang dapat terjadi pada ibu dab bayi pada masa
nifas
2.4 Penyuluhan dan pelayanan KB/penjarangan kelahiran
3. Bidan dapat memberikan pelayanan imunisasi atau bekerja sama dengan juru
imunisasi di puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat.
4. Tersedia vaksin, alat suntik, tempat penyimpanan vaksin dan tempat
pembuangan benda tajam yang memadai
5. Tersedianya tablet besi dan asam folat
6. Tersedia alat/perlengkapan, misalnya untuk membersihkan tangan yaitu,
sabun, air bersih dan handuk bersih, sarung tangan bersih/DTT
7. Tersedia kartu pencatatan, Kartu Ibu, Kartu Bayi, Buku KIA
8. Sistem rujukan untuk perawatan komplikasi kegawatdaruratana ibu dan bayi
baru lahir yang berjalan dengan baik
Proses
Bidan harus :
1. Pada kunjungan rumah, sapalah ibu dan suami/keluarganya dengan ramah.
2. Tanyakan pada ibu dan suami/keluarganya jika ada masalah atau
kekhawatiran tentang ibu atau bayinya
3. Cuci tangan sebelum dan sesudah memeriksa ibu dan bayi
4. Pakai sarung tangan DTT/bersih bila melakukan kontak dengan darah atau
cairan tubuh
5. Periksa tanda-tanda vital ibu (suhu tubuh, nadi dan tekanan darah). periksaa
payudara ibu, amati bila puting retak, dan tanda-tanda atau gejala-
gejalasaluran ASI yang tersumbat atau infeksi payudara. periksa infolusi
uterus (pengecilan uterus sekitar 2 cm/ selama 8 hari pertama) periksa lokhes,
yang pada hari ketiga sehatus ny amulai berkurang dan berwarna cokelat, an
pad hari ke 8 sampai 10 menjadi seikit dan berwarna merah muda. jika ada
kelainan segera rujuk ( lihat daftar bahaya dan tanda randa nya di akhir
standar ini) jika dicurigai sepsis puer puralis gunakan (stanar 23). untuk
penanganan perdarahan pasca persalinan standar 22).
6. tanyakan apakah ibu meminum tablet sesuai ketentuan (smpai 42 hari setelah
melahirkan) dan apakah persediaanya cukup.
7. bila ibu menderita anemia, semasa hamil atau mengalami perdarahan berat
selama proses persalinan periksakan Hb pada hari ke 3. nasihati ibu supaya
makan makanan yang bergisi dan berikan tablet tambah darah.
8. berikan penyuluhan kepada ibu tentang pentingnya menjaga kebersihan diri,
memakai pembalut bersih, makanan bergizi, istirahat cukup, dan cara
merawat bayi
9. cucilah tangan, lalu periksalah bayi. periksalah talipusat kepada setiap kali
kunjungan (paling sedikit pada hari ke 3, minggu kedua danminggu ke 6). tali
pusat harus tetap kering. ibu perlu diberi tahu bahaya nya membubuhkan
sesuatu pada talipusat bayi. misalnya minyak atu bahan lain. jika ada
kemerahan pada pusat,perdarahan atau tercium bau busuk, bayi segera
dirujuk.
10. perhatikan kondisi umum bayi, tanyakan kepada ibu pemberian ASI, mislnya
byi tidak mau menyusu, waktu jaga cara bayi menangis, beberapa kali buang
air kecil, danbentuk feses
11. perhatikan warna kulit bayi, apakah ada ikterus atau tidak, ikterus pada hari 3
postpartum adalah ikterus fisiologis yang tidak perlu pengobatan. namun,
bila ikterus terjadi sesudah hari ke 3/ kapan saja dan bayi malas untuk
menyusu tampak mengantuk, maka bayi harus segera rujuk ke rumah sakit.
12. bicarakan pemberian ASI dan bila mungkin perhatikan apakah bayi menyusu
dengan baik (amati apakah ada kesulitan atau masalah)
13. nasihati ibu tentang pentingnya pemberian ASI ekslusifd sedikit 4-6 bulan.
bicarakan bahaya pemberian unsur tambahan (susu formula, air/makanan
lain)
14. bicarakan tentang KB dan kapan senggama dapat dimulai. sebaiknya hal inidi
diskusikan dengan kehadiran suami.
15. catat dengan tepat semua yang ditemukan
16. jika ada hal yang tidak normal, segeralah merujuk ibu dan / bayi ke
puskesmas/ rumah sakit
17. jika ibu/ bayi meninggal, penyebab kemaktian harus diketahui dengan
standart kabupaten.provinssi. nasional
Hasil Penelitioan Membuktikan
memberikan makanan lain selain kolostrum atau ASI membahaya kan
bayi
ibu yang baru bersalin harus menggunakan pembalut yangbersih atau
kain yang telah dijemur. menjemur kain dibawah sinar matahari dapat
mengurangi bakteri
menggunakan minyak atau bahan bahan lain untuk itali pusat bayi
adalah berbahaya
Bahaya dan tanda-tandanya pada bayi :
1) Kegagalan menyusu yang terjadi secara berkala
2) Tidak buang air kecil beberapa kali sehari (kurang dari 6-8 kali sehari)
3) Bayi kuning
4) Muntah/Diare
5) Merah,bengkak atau keluarnya cairan dan tali pusat
6) Demam > 37,5C