ASKEP hiperparatiroid
-
Upload
trinoval-yanto-nugroho-skep -
Category
Documents
-
view
2.166 -
download
12
description
Transcript of ASKEP hiperparatiroid
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN
HIPERPARATIROID
I. Pengkajian
Tidak tedapat manifestasi yang jelas tentang hiperparatiroid. Diperlukan
riwayat kesehatan yang lengkap dari klien untuk mencari apakah terdapat
factor resiko.
Beberapa riwayat kesehatan yang dapat diperoleh dari pasien antara lain:
1. Data Subyektif
Data subyektif berikut diperoleh dari pasien :
Adanya ketidaknyamanan ( nyeri tulang ), lemah atau
parestesia.
Pola eliminasi ( konstipasi, poliuria )
Penggunaan obat
Riwayat diet
Pengetahuan mengenai kondisi
2. Data oyektif
Data obyektif meliputi hal- hal berikut :
Status mental ( tanda- tanda perubahan perilaku )
Asupan dan keluaran setiap 8 jam
Berat badan tiap hari
Kelemahan otot –otot
Kadar elektrolit ( kalsium, fosfor )
Keadaan kulit, rambut, dan kuku
Klien mungkin menunjukkan perubahan psikologis seperti letargi,
mengantuk, penurunan memory, dan labilitas emosional, semua manifestasi
yang tampak pada hiperkalsemia.
Pengkajian keperawatan yang rinci mencakup :
1. Riwayat kesehatan klien
2. Riwayat penyakit dalam keluarga
3. Keluhan utama antara lain :
Gangguan pencernaan seperti mual, muntah, anoreksia,
obstipasi, dan nyeri lambung yang akan disertai penurunan
BB
Depresi
Nyeri tulang dan sendi
4. Riwayat trauma atau fraktur tulang
5. Riwayat radiasi daerah leher dan kepala
6. Pemeriksaan fisik yang mencakup
Obsevasi dan palpasi adanya deformitas tulang
Amati warna kulit apakah tampak pucat
Perubahan tingkat kesadaran
7. Bila kadar kalsium tetap tinggi, maka akan tampak tanda psikosis
organic seperti bingung bahkan koma dan bila tidak ditangani dapat
menyebabkan kematian
8. Pemeriksaan Diagnostik
Karena keseimbangan metabolisme kalsium dan fosfor melibatkan
berbagai system di samping paratiriod ( skeletal, gastrointestinal, dan
system urinarius ). Pada saat dilakukan pemeriksaan fungsi paratiroid,
maka pasien perlu menjalani diagnostik untuk sistem- sistem tersebut. Hal
ini perlu untuk menentukan apakah masalah metabolisme kalsium dan
fosfor disebabkan karena gangguan pada metabolisme paratiroid atau
karena keadaan penyakit lain. Selain itu, EEG dan EKG serta pemeriksaan
konduksi syaraf juga dilakukan untuk mendeteksi hipotonitas atau
iritabilitas neuromuskuler.
Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk menentukan kadar kalsium
dalam plasma yang merupakan pemeriksaan terpenting dalam
menegakkan kondisi hiperparatiroid. Hasil pemeriksaan pada
hiperparatiroid primer akan ditemukan peningkatan kadar kalsium serum;
penurunan kadar serum anorganik, sedangkan kadar kalsium dan fosfat
urine akan mengalami peningkatan.
Pada pemeriksaan radiology, akan tampak penipisan tulang dan berbentuk
kista dan trabekula pada tulang.
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang mungkin dijumpai pada kasus hiperparatiroid
antara lain:
1. Nyeri berhubungan dengan agen cedera fisik ( penyakit kista tulang )
2. Intoleransi asktivitas berhubungan dengan kelemahan otot
3. Ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan muntah
4. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebuthan tubuh
berhubungan dengan
anoreksia
5. Kebingungan akut berhubungan dengan usia lebih dari 60 tahun
III. INTERVENSI
Dx I. Nyeri berhubungan dengan agen cedera fisik ( penyakit kista
tulang )
Tujuan : Setalah dilakukan tindakan keperawatan selama proses
keperawatan diharapkan nyeri dapat berkurang / hilang
NOC : Kontrol Nyeri
Kriteria Hasil:
- Mampu mengontrol nyeri ( tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan
tekhnik non farmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan )
- Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan manajemen nyeri
- Mampu mengenal nyeri ( skala , intensitas , frekuensi dan tanda nyeri )
- Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
NIC: Pain management
- Kaji secara komprehensif tentang nyeri, meliputi : lokasi, karakteristik,
dan onset, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas / beratnya nyeri, dan
factor- factor predisposisi.
- Observasi isyarat –isyarat non verbal dari ketidaknyamanan , khususnya
dalam ketidakmampuan untuk berkomunikasi secara efektif.
- Gunakan komunikasi terapeutik agar pasien dapat mengekspresikan
nyeri
- Anjurkan penggunaan tekhnik non farmakologi (ex: relaksasi, guided
imagery, terapi musik, distraksi,aplikasi panas-dingin, masase, dll)
- Berikan anelgetik untuk mengurangi nyeri
Keterangan Skala
1. Tidak melakukan
2. Jarang melakukan
3. Kadang melakukan
4. Sering melakukan
5. Selalu melakukan
Dx II: Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan otot
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses
keperawatan diharapkan pasien dapat melakukan aktivitas dengan normal.
NOC : Activity Tolerance
Kriteria Hasil
- Saturasi oksigen dalam batas normal
- TD dalam batas normal saat beraktivitas
- Rata- rata respirasi dalam batas normal saat beraktivitas
- Melaporkan adanya kekuatan otot
- Mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari
Keterangan Skala
1. Selalu menunjukkan
2. Sering menunjukkan
3. Kadang menunjukkan
4. Jarang menunjukkan
5. Tidak menunjukkan
NIC : Activity Teraphy
- Kolaborasikan dengan tenaga rehabilitasi medik dalam merencanakan
program terapi yang tepat
- Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
- Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai
- Bantu klien untuk membuat jadwal latihan di waktu luang
- Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dari penguatan
- Monitor respon fisik, emosi, social, dan spritual
DX III: Ketidak seimbangan cairan berhubungan dengan muntah
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses
keperawatan diharapkan kebutuhan cairan dapat terpenuhi
NOC : Fluid Balance
Kriteria Hasil
- Mempertahankan urin output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal,
HT normal.
- TD,nadi, Suhu dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik, membran
mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan
Keterangan Skala
1. Selalu menunjukkan
2. Sering menunjukkan
3. Kadang menunjukkan
4. Jarang menunjukkan
5. Tidak pernah menunjukkan
NIC : Fluid Management
- Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
- Monitor TTV
- Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori harian
- Kolaborasi pemberian cairan / makanan
- Monitor status nutrisi
- Monitor status hidrasi ( kelembaban membrane, nadi adekuat, tekanan
darah ortostatik ) jika diperlukan
DX IV : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia
NOC : Status nutrisi : Masukan nutrisi
Kriteria Hasil
- Adanya peningkatan BB sesuai dengan tujuan
- Tidak ada tanda –tanda malnutrisi
- Tidak ada penurunan BB yang berarti
Keterangan Skala
1. Tidak menunjukkan
2. Jarang menunjukkan
3. Kadang menunjukkan
4. Sering menunjukkan
5. Selalu menunjukkan
NIC : Nutrition management
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan pasien
- Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah
konstipasi
- Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi )
- Monitor jumlah nutrisi dan kandungan nutrisi
- Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
DX V: Kebingungan akut berhubungan dengan umur lebih dari 60
tahun
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan
diharapkan pasien dapat berorientasi dengan baik
NOC : Kognitif ability
Kriteria Hasil
- Dapat berkomunikasi dengan baik dan lancar
- Orientasi pasien baik
- Menunjukkan paerhatian pada topik pembicaraan
- Dapat berkonsentrasi dengan baik
Keterangan Skala
1. Selalu menunjukkan
2. Sering menunjukkan
3. Kadang mennjukkan
4. Jarang menunjukkan
5. Tidak pernah menunjukkan
NIC : Reality orientasi
- Monitor kemampuan orientasi pasien
- Gunakan gambar atau kalender untuk merangsang ingatan pasien
- Rangsang memori dengan mengingat pengalama masa lalu
- Gunakan media untuk merangsang kemampuan komunikasi verbal
pasien
- Sapa pasien dengan nama saat memulai interaksi
- Penuhi kebutuhan tidur pasien
- Informasikan pasien tentang seseorang, tempat, waktu dsb
EVALUASI
DX I : Nyeri berhubungan dengan agen cedera fisik ( penyakit
kista tulang )
Krtiteri Hasil
- Mampu mengontrol nyeri ( tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan
tekhnik non farmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan );
Skala (5 )
- Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan manajemen nyeri ; Skala
( 5 )
- Mampu mengenal nyeri ( skala , intensitas , frekuensi dan tanda
nyeri ) ;Skala (5 )
- Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang ; Skala (5 )
- TTV dalam batas normal ; Skala ( 5 )
DX II : Intoleransi asktivitas berhubungan dengan kelemahan
otot
Kriteria Hasil
- Saturasi oksigen dalam batas normal ; Skala ( 1 )
- TD dalam batas normal saat beraktivitas ; Skala ( 1 )
- Rata- rata respirasi dalam batas normal saat beraktivitas ; Skala ( 1 )
- Melaporkan adanya kekuatan otot ; Skala ( 1 )
- Mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari ; Skala ( 1 )
DX III : Ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan
muntah
Kriteri Hasil
- Mempertahankan urin output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal,
HT normal. ; Skala ( 1 )
- TD,nadi, Suhu dalam batas normal ; Skala ( 1 )
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik, membran
mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan ; Skala ( 1 )
DX IV : Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan anoreksia
Kriteria Hasil
- Adanya peningkatan BB sesuai dengan tujuan ; Skala ( 5 )
- Tidak ada tanda –tanda malnutrisi ; Skala ( 5 )
- Tidak ada penurunan BB yang berarti ; Skala ( 5 )
DX V : Kebingungan akut berhubungan dengan usia lebih dari
60 tahun
Kriteria Hasil
- Dapat berkomunikasi dengan baik dan lancar ; Skala ( 1 )
- Orientasi pasien baik ; Skala ( 1 )
- Menunjukkan paerhatian pada topik pembicaraan ; Skala ( 1 )
- Dapat berkonsentrasi dengan baik ; Skala ( 1 )