ASKEP BPH.ppt

30
ASKEP ASKEP BENIGNA PROSTAT HYPERTROFI BENIGNA PROSTAT HYPERTROFI (BPH) (BPH) Oleh : Oleh : Muhammad Yahya Muhammad Yahya

Transcript of ASKEP BPH.ppt

  • ASKEPBENIGNA PROSTAT HYPERTROFI (BPH)Oleh :Muhammad Yahya

  • PengertianBPH merupakan pembesaran kelenjar prostat yang bersifat jinak yang hanya timbul pada laki-laki yang biasanya pada usia pertengahan atau lanjut.Benigna Prostat Hiperplasi ( BPH ) adalah pembesaran jinak kelenjar prostat, disebabkan oleh karena hiperplasi beberapa atau semua komponen prostat meliputi jaringan kelenjar / jaringan fibromuskuler yang menyebabkan penyumbatan uretra pars prostatika (Lab / UPF Ilmu Bedah RSUD dr. Sutomo, 1994 : 193).

  • Hipertropi Prostat adalah hiperplasia dari kelenjar periurethral yang kemudian mendesak jaringan prostat yang asli ke perifer dan menjadi simpai bedah. (Jong, Wim de, 1998). Pada usia 40an, seorang pria mempunyai kemungkinan terkena BPH sebesar 25%. Menginjak usia 60-70 tahun, kemungkinannya menjadi 50%. Dan pada usia diatas 70 tahun, akan menjadi 90%.

  • PrevalensiBPH ~ Usia Pria berdasarkan hasil otopsi :> 60 tahun : 50 %> 80 tahun : 90 %Berdasarkan hasil pemeriksaan klinis :50 -60 tahun : 21 %> 80 tahun : 53 %Insidensi: 50% (klinis) pria 60-69 tahun, k.l. 100% pada umur 80 tahun (mikroskopik sejak umur 35 tahun)

  • EtiologiPenyebab terjadinya Benigna Prostat Hipertropi belum diketahui secara pasti. Tetapi hanya 2 faktor yang mempengaruhi terjadinya Benigne Prostat Hypertropi yaitu testis dan usia lanjut.Ada beberapa teori mengemukakan mengapa kelenjar periurethral dapat mengalami hiperplasia, yaitu :

  • Teori Sel Stem (Isaacs 1984) Berdasarkan teori ini jaringan prostat pada orang dewasa berada pada keseimbangan antara pertumbuhan sel dan sel mati, keadaan ini disebut steady state. Pada jaringan prostat terdapat sel stem yang dapat berproliferasi lebih cepat, sehingga terjadi hiperplasia kelenjar periurethral.Teori MC Neal (1978) Menurut MC. Neal, pembesaran prostat jinak dimulai dari zona transisi yang letaknya sebelah proksimal dari spincter eksterna pada kedua sisi veromontatum di zona periurethral.

  • Tanda dan GejalaHilangnya kekuatan pancaran saat miksi (bak tidak lampias)Kesulitan dalam mengosongkan kandung kemih.Rasa nyeri saat memulai miksi/Adanya urine yang bercampur darah (hematuri).

  • PatofisiologiPembesaran prostat terjadi secara perlahan-lahan pada traktus urinarius. Pada tahap awal terjadi pembesaran prostat sehingga terjadi perubahan fisiologis yang mengakibatkan resistensi uretra daerah prostat, leher vesika kemudian detrusor mengatasi dengan kontraksi lebih kuat.

  • Sebagai akibatnya serat detrusor akan menjadi lebih tebal dan penonjolan serat detrusor ke dalam mukosa buli-buli akan terlihat sebagai balok-balok yang tampai (trabekulasi). Jika dilihat dari dalam vesika dengan sitoskopi, mukosa vesika dapat menerobos keluar di antara serat detrusor sehingga terbentuk tonjolan mukosa yang apabila kecil dinamakan sakula dan apabila besar disebut diverkel. Fase penebalan detrusor adalah fase kompensasi yang apabila berlanjut detrusor akan menjadi lelah dan akhirnya akan mengalami dekompensasi dan tidak mampu lagi untuk kontraksi, sehingga terjadi retensi urin total yang berlanjut pada hidronefrosis dan disfungsi saluran kemih atas.

  • Derajat Hipertrofi Prostat

  • International Prostate Symptom Score (I-PSS), (Doddy M.Soebadi, 1999) Dalam 1 bulan terakhir:Terasa sisa kencing 0 1 2 3 4 5Sering kencing 0 1 2 3 4 5Terputus-putus 0 1 2 3 4 5Tidak bisa menunda 0 1 2 3 4 5Pancaran lemah 0 1 2 3 4 5Mengejan 0 1 2 3 4 5Kencing malam 0 1 2 3 4 5Total .Total IPSS score: 0-7: ringan, 8-18 : sedang, 19-35 : berat

  • Pemeriksaan DiagnostikLaboratoriumMeliputi ureum (BUN), kreatinin, elekrolit, tes sensitivitas dan biakan urin.RadiologisIntravena pylografi, BNO, sistogram retrograd, USG, Ct Scanning, cystoscopy, foto polos abdomen. Indikasi sistogram retrograd dilakukan apabila fungsi ginjal buruk, ultrasonografi dapat dilakukan secara trans abdominal atau trans rectal (TRUS = Trans Rectal Ultra Sonografi), selain untuk mengetahui pembesaran prostat ultra sonografi dapat pula menentukan volume buli-buli, mengukur sisa urine dan keadaan patologi lain seperti difertikel, tumor dan batu (Syamsuhidayat dan Wim De Jong, 1997).

  • Prostatektomi Retro PubisPembuatan insisi pada abdomen bawah, tetapi kandung kemih tidak dibuka, hanya ditarik dan jaringan adematous prostat diangkat melalui insisi pada anterior kapsula prostat.4. Prostatektomi Perineal Yaitu pembedahan dengan kelenjar prostat dibuang melalui perineum.

  • PenatalaksanaanNon OperatifPembesaran hormon estrogen & progesteronMassase prostat, anjurkan sering masturbasiAnjurkan tidak minum banyak pada waktu yang pendekCegah minum obat antikolinergik, antihistamin & dekongestanPemasangan kateter.Operatif Indikasi : terjadi pelebaran kandung kemih dan urine sisa 750 mlTUR (Trans Uretral Resection)STP (Suprobic Transversal Prostatectomy)Retropubic Extravesical Prostatectomy)Prostatectomy Perineal

  • Pengkajian1. Data subyektif :Pasien mengeluh sakit pada luka insisi.Pasien mengatakan tidak bisa melakukan hubungan seksual.Pasien selalu menanyakan tindakan yang dilakukan.Pasien mengatakan buang air kecil tidak terasa.2. Data Obyektif :Terdapat luka insisiTakikardiGelisahTekanan darah meningkatEkspresi w ajah ketakutanTerpasang kateter

  • Diagnosa KeperawatanNyeri berhubungan dengan spasme otot spincterKurang pengetahuan : tentang TUR-P berhubungan dengan kurang informasiGangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri / efek pembedahan

  • IntervensiTujuan : Setelah dilakukan perawatan selama 3-5 hari pasien mampu mempertahankan derajat kenyamanan secara adekuat.Intervensi :Kaji nyeri, perhatikan lokasi, intensitas (skala 0 - 10)Monitor dan catat adanya rasa nyeri, lokasi, durasi dan faktor pencetus serta penghilang nyeri.Observasi tanda-tanda non verbal nyeri (gelisah, kening mengkerut, peningkatan tekanan darah dan denyut nadi)Beri ompres hangat pada abdomen terutama perut bagian bawah.Anjurkan pasien untuk menghindari stimulan (kopi, teh, merokok, abdomen tegang)Atur posisi pasien senyaman mungkin, ajarkan teknik relaksasiLakukan perawatan aseptik terapeutikLaporkan pada dokter jika nyeri meningkat.

  • Tujuan : Klien dapat menguraikan pantangan kegiatan serta kebutuhan berobat lanjutan.Intervensi :Beri penjelasan untuk mencegah aktifitas berat selama 3-4 minggu.Beri penjelasan untuk mencegah mengedan waktu BAB selama 4-6 minggu; dan memakai pelumas tinja untuk laksatif sesuai kebutuhan.Pemasukan cairan sekurangkurangnya 2500-3000 ml/hari. Kosongkan kandung kemih apabila kandung kemih sudah penuhAnjurkan untuk berobat lanjutan pada dokter.

  • Tujuan : Kebutuhan tidur dan istirahat terpenuhi Intervensi :Jelaskan pada klien dan keluarga penyebab gangguan tidur dan kemungkinan cara untuk menghindari.Ciptakan suasana yang mendukung, suasana tenang dengan mengurangi kebisingan.Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan penyebab gangguan tidur.Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat yang dapat mengurangi nyeri (analgesik).

  • EvaluasiKriteria hasil 1 :Secara verbal pasien mengungkapkan nyeri berkurang atau hilang.Pasien dapat beristirahat dengan tenang.Kriteria hasil 2 :Klien akan melakukan perubahan perilaku.Klien berpartisipasi dalam program pengobatan.Klien akan mengatakan pemahaman pada pantangan kegiatan dan kebutuhan berobat lanjutan.

  • Kriteria hasil 3 :Klien mampu beristirahat / tidur dalam waktu yang cukup.Klien mengungkapan sudah bisa tidur.Klien mampu menjelaskan faktor penghambat tidur.