askep anak pra sekolah
-
Upload
eurosia-ita-bria -
Category
Documents
-
view
94 -
download
2
description
Transcript of askep anak pra sekolah
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan
aturan dan emosional serta individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan
bagian dari keluarga (Friedman: 1998). Keluarga sebagai pranata social terkecil dalam
masyarakat dan Negara selalu mencuri perhatian baik kalangan pimpinan atau tokoh informasi
maupun pemerintah. Banyak kejadian merisaukan sekarang ini, seperti kenakalan remaja,
kasus gizi kurang, selalu dikaitkan dengan makin kurang berfungsinya pranata keluarga,
antara lain dalam memfasilitsi tumbuh kembang anak dan menanamkan nilai-nilai luhur
seperti saling menghormati, cinta kasih, toleransi, dan empati.
Anak merupakan bagian dari keluarga, sering dikatakan sebagai potret atau gambaran
dari orang tuanya saat masih kecil. Namun tidaklah demikian karena anak merupakan individu
tersendiri yang tumbuh dan berkembang secara unik dan tidak dapat diulang setelah usia
bertambah.
Pada anak usia prasekolah, anak mengalami lompatan kemajuan yang menakjubkan.
Tidak hanya kemajuan fisik tetapi juga secara sosial dan emosional. Anak usia prasekolah ini
sedang dalamproses awal pencarian jati dirinya. Beberapa prilaku yang tidak ada, sekarang
muncul. Secara fisik dan psikis usia ini adalah usia yag rentan berbagai penyakitbdan
menimbulkan masalah yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak jika kondisi
kesehatan anak tidak ditangani secara baik oleh praktisi kesehatan dan juga usaha-usaha
pencegahan adalah yang tetap paling baik dilakukan.
Keperawatan keluarga berkaitan erat dengan upaya keluarga mempunyai kemampuan
dalam menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan. Perawat dapat menbantu keluarga
dalam memecahkan masalah kesehatannya sehingga mencapai keadaan keluarga yang
optimal.
Suatu peran penting keluarga terkait dengan perawatan anak adalah peran pengasuhan
(parenting role), yang sama dalam menjalankan peran ini keluarga sangat dipengaruhi oleh
faktor usia orang tua, keterlibatan ayah atau suami dala pengasuhan anak, latar belakang
pendidikan orang tua, pengalaman sebelumnya dalam mengasuh anak, stress yang dialami
orang tua, dan hubungan suami istri. Berkaitan dengan perawatan anak di rumah sakit,
keluarga punya tugas adaptif, yaitu meneriama kondisi anak, mengelola kondisi anak,
memnuhi kebutuhan perkembangan anak, memenuhi kebutuhan perkembangan keluarga,
menghadapi stressor dengan positif, membatu keluarga untuk mengelola perasaanyang
ada,mendidik anggota keluarga yang lain tentang kondisi anak yang sedang sakit, dan
mengembangkan sisitem dukungan social keluarga dengan anak prasekolah.
B. TUJUAN
1. Tujuan Intruksional Umum :
Mahasiswa mampu menerapkan konsep asuhan keperawatan keluarga dengan anak
prasekolah.
2. Tujuan Instruksional Khusus :
a. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi keluarga.
b. Mahasiswa mampu menjelaskan tahap tumbuh kembang anak usia prasekolah.
c. Mahasiswa mampu menjelaskan tugas perkembangan keluarga dengan anak
prasekolah.
d. Mahasiswa mampu menjelaskan masalah-masalah pada anka usia prasekolah.
e. Mahasiswa mampu menjelaskan bimbingan selam fase prasekolah.
f. Mahasiswa mampu menjelaskan asuhan keperawatan keluarga dengan anak
prasekolah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi keluarga
1. Friedman (1998)
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan
aturan dan emosional serta individual memepunyai peran masing-masing yang
merupakan bagian dari keluarga.
2. Sayekti (1994)
Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang
dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang
perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau
adopsi, dan tinggal dalamsebuah rumah tangga.
3. Kamus webster (1993)
a. A social unit consisting of parent and the children they rear.
b. A group of people related by ancestry of marriage.
4. Sumardjan (1993)
Keluarga adalah sekelompok manusia yang para warganya ter ikat dengan jalur
keturunan.
5. Peraturan Pemerintah no.21 tahun 1994 tentang penyelenggaraan pembangunan keluarga
sejahtera
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami-istri, atau suami,
istri dan anaknya, suami dan anaknya, atau istri dengan anaknya.
6. Burgess dan Locke (1992)
Keluarga adalah unit sosial terkecil dari individu-individu yang diikat oleh perkawinan
(suami-istri), darah atau adopsi (orang tua-anak), dan dalam kasus keluarga luas terlihat
adanya nenek atau kakek dengan cucu.
B. Tahap tumbuh kembang anak usia prasekolah
Definisi tumbuh kembang pada anak
1. Pertumbuhan (Growth)
Berkembangan dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel,
organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat (kg/gr) atau ukuran
panjang (meter/centimeter)(Soetjiningsih : 1998).
2. Perkembangan (Development)
Menurut Whaley dan Wong, perkembangan manitik beratkan pada perubahan yang terjadi
secara bertahap dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi dan
kompleks melalui proses maturasi dan pembelajaran ( Supartini, Yupi: 2004).
3. Pertumbuhan dan perkembangan anak prasekolah
a. Pertumbuhan
Beberapa aspek pertumbuhan fisik terus menjadi stabil dalam tahun prasekolah.
Waktu rata-rata denyut jantung dan pernapasan menurun hanya sedikit mendekati
90x/menit dan pernapasan 22-24x/menit. TD meningkat sedikit ke nilai rata-rata
95/58mmH. Berat badan anak meningkat kira-kira 2,5 kg per tahun, berat rata-rata
pada usia 5 tahun adalah kira-kira 21 kg, hampir 6 kali berat badan lahir. Prasekolah
bertumbuh 2-3 inci per tahun, panjang mereka menjadi dua kali lipat panjang lahir
pada usia 4 tahun,dan berada pada tinggi rata-rata 43 inci pada ulang tahun kelima
mereka. Perpanjangan tungkai kaki menghasilkan penampilan yang lebih kurus.
Kepala sudah mencapai 90% dari ukuran orang dewasa pada ulang tahun ke enam.
Perbedaan kecil terjadi antara jenis kelamin, walaupun anak laki-laki sedikit lebih
besar dengan lebih banyak otot dan kurang jaringan lemak. Kekurangan nutrisi
umunya terjadi pada anak-anak berusia dibawah 6 tahun adalah kekurangan vitamin
A dan C serta zat besi. Konsumsi karbohidrat dan lemak dalam jumlah yang sangat
besar dari makanan yang berlemak bisa menimbulkan kegemukan dan menjadikan
anak prasekolah dalm kondisi sangat lapar. Orang tua dan penberi pelayanan perlu
membuat asaha secara sadar untuk membantu anak prasekolah mengembangkan
kebiasaan makan yang sehat dan mencegah defisiensi dan kelebihan.
b. Perkembangan
1) Rasa keingintahuan tentang hal-hal yang berada dilingkungan semakin besar dan
dapat mengembangkan pola sosialisasinya.
2) Anak sudah mulai mandiri dalam merawat diri sendiri, seperti mandi, makan,
minum, menggosok gigi, BAK, dan BAB.
3) Mulai memahami waktu.
4) Penggunaan tangan primer terbentuk.
Perkembangan psikoseksual ( Sigmund Freud )
Fase berkembangan psikoseksual untuk anak usia sekolah masuk pada fase falik.
Selama fase ini, genitalia menjadi area yang menarik dan area tubuh yang sensitif.
Anak mulai mengetahui perbedaan jenis kelamin dengan mengetahui adanya
perbedaan jenis kelamin.
Perkembangan psikososial ( Eric Ericson )
Fase perkembangan psikososial pada anak usia prasekolah adalah inisiatf vs rasa
bersalah. Perkembangan ini diperoleh dengan cara mengkaji lingkungan melalui
kemampuan bereksplorasi terhadap lingkungannya. Anak belajar mengendalikan diri
dan memanipulasi lingkungan. Inisiatif berkembang dengan teman sekelilingnya.
Kemampuan anak berbahasa meningkat. Anak mulai menuntut untuk melakukan
tugas. Hasil akhir yang diperoleh adalah menghasilkan suatu prestasinya. Perasaan
bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu berpretasi. Rasa bersalah
dapat menyebabkan anak kurang bersosialisasi, lebih marah, mengalami regresi,
yaitu kembali ke perkembangan sebelumnya, misalnya mengompol dan menghisap
jempol.
Perkembangan kognitif ( Jean Piaget )
Fase berkembangan kognitif anak usia prasekolah adalah fase praoperasional.
Karakteristik utama perkembangan intelektual tahap ini didasari sifat egosentris.
Pemikiran di dominasi oleh apa yang dilihat, dirasakan dan dengan pengalaman
lainnya.
Fase ini dibagi menjadi 2 yaitu:
a) Prokonseptual ( 2- 4 tahun )
Anak mengembangkan kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan
bermasyarakat. Anak mulai mengembangkan sebab-akibat, trial dan error dan
menginterpretasikan benda/kejadian. Anak mulai menggunakan sinbulkata-kata,
mengingat masa lalu, sekarang dan yang akan datang.
b) Intuitive thuoght ( 4-7 tahun )
Anak mampu bermasyarakat namun masih belum mampu berpikir timbal balik.
Anak biasanya banyak meniru perilaku orangdewasa tetapi sudah bisa memberi
alasan pada tindakan yang dilakukan.
c) Perkembangan Moral ( Kahlberg )
Fase perkembangan moral pada anak usia prasekolah memasuki fase
prekonvensional. Anak belajar baik dan buruk, benar dan salah melalui budaya
sebagai dasra peletakan nilai moral.
Fase ini terdiri dari 3 tahapan yaitu:
1. Didasari adanya rasa egosentris pada anak, yaitu kebaikan
2. Orientasi hukuman dan ketaatan
Baik dan buruk sebagai konsekuensi dari tindakan. Jika anka berbuat salah,
orang tua memberikan hukuman dan jika anak berbuat benar maka orang tua
memberikan hukuman
C. Tugas perkembangan anak usia prasekolah
1. Personal / sosial
a. Upaya untuk menciptakan diri sendiri seperti orang tuanya, tetapi mandiri
b. Menggali lingkungan atas hasil prakarsanya
c. Membanggakan, mempunyai perasaan yang tidak dapat dirusak
d. Keluarga merupakan kelompok utama
e. Kelompok meningkat kepentingannya
f. Menerima peran sesuai jenis kelaminnya
g. agresif
h. Motorik
1) Meningkatnya kemampuan bergerak dan koordinasi jadi lebih mudah
2) Mengendarai sepeda dengan dua atau tiga
3) Melempar bola, tetapi silit uintuk menangkapnya
i. Bahasa dan kognitif
1) Egosentrik
2) Ketrampilan bahsa makin baik
3) Mengajukan banyak pertanyaan; bagaimana, apa, dan mengapa?
4) Pemecahan masalah sedarhana; menggunakan fantasi untuk memahami,
mengatasi masalah.
j. Ketakutan
1) Pengrusakan diri
2) Dikebiri
3) Gelap
4) Ketidaktahuan
5) Objek bayangan, tak dikenal.
D. Tugas perkembangan keluarga dengan anak usia prasekolah
1. Membantu anak untuk bersosialisasi
2. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara kebutuhan anak yang lain (tua) juga
harus dipenuhi.
3. Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam atau luar keluarga (keluarga lain
dan lingkungan sekitar)
4. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak
5. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
6. Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan
anak.
E. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang
Pola pertumbuhan dan perkembangan secara normal antara anak yang satu dengan yang
lainnya pada akhirnya tidak selalu sama, karena dipengaruhi oleh interaksi banyak faktor.
Menurut Soetjiningsih (2002), faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang, yaitu:
Faktor dalam (internal):
1. Genetika
a. Perbedaan ras, etnis, atau bangsa
Tinggi badan orang Eropa akan berbeda dengan orang Indonesiaatau bangsa lainnya,
dengan demikian postur tubuh tiap bangsa berlainan.
b. Keluarga
Ada keluarga yang cenderung mempunyai tubuh gemuk atau perawakan pendek
2. Umur
Masa prenatal, masa bayi, dan masa remaja merupakan tahap yang mengalami
pertumbuhan cepat dibandingkan dengan masa lainnya.
3. Jenis kelamin
Wanita akan mengalami pubertas lebih dahulu dibandingkan laki-laki
4. Kelainan kromosom
F. Masalah-masalah pada anak usia prasekolah
1. Masalah kesehatan
Masalah kesehatan yang sering muncul pada anak prasekolah seperti; diare, cacar air,
difteri, dan campak.
No Masalah/ PenyakitManajemen Teraupetik Dan
Komplikasi
Pertimbangan
Keperawatan
1. Diare (Gastroenterologi)
Agen pembuka: bakteri
dan virus.
Sumber: makanan basi,
beracun, alergi terhadap
makanan.
Masa inkubasi: BAB > 3
x 24 jam
MK: anak menangis,
gelisah, suhu tubuh
meninggi, BAB cair
kadang disertai darah dan
lendir
Komplikasi:
Dehidrasi
Renjatan hipovolemik
Hypocalanta
Intoleransi laktosa
sekunder
Kejang
Malnutrisi energi
protein
Obat:
Anti sekresi
Anti spasmolitik
Pengeras tinjs
Antibiotik
ó Memberikan
cairan
ó Diatetik
(pemberian makanan)
2. Varicela (cacar air)
Agen pembawa:
Kekhususan: biasanya tidak
ada agen anti viral (ecyclovir)
untuk resiko tinggi anak
ó Lakukan isolasi
ketat di RS
Variacell Zooster
Sumber: sekresi primer
saluran pernafasan dan
organ terinfeksi, pada
tingkatan lesi kulit yang
lebih rendah
Transmisi:
terkontaminasi oleh objek
penularan.
Masa inkubasi: 2-3
minggu/ 13-17 hari
Masa penularan:
biasanya 1 hari setelah
erupsi lesi (masa awal)
sampai 5 hari setelah
banyak muncul vesikel
ketika kerak kulit
terbentuk.
MK:
Tahap awal: demam
ringan, malaise, anoreksia,
pertama kali ruam dan
gatal, muncul makula,
dengan cepat berkembang
menjadi papula dan
menjadi vesikel
terinfeksi, Varicella Zooster
imonoglobin (VZIG) setelah
pembukaan pada anak yang
beresiko tinggi.
Obat: Diphenhidramin,
hydoklorida, atau anti
histamin untuk
menghilangkan gatal
Perawatan kulit untuk
pencegahan infeksi bakteri
kedua.
Komplikasi:
Infeksi pada tahap
kedua (bisu, selulitis,
pnemoni, sepsis)
Encephalitis
Varicela pnemoni
Peredaran varicela
Kronik atau tranesien
trombositopenia
ó Isolasi anak di
rumah sampai vasikel
mengering (biasanya
1 minggu setelah
terinfeksi) dan isolasi
anak yang beresiko
tinggi infeksi
ó Beri perawatan
kulit: mandi dan
berganti pakaian
setisp hari, oleskan
lation .
ó Mengurangi gatal-
gatal
ó Hindari mengupas
kulit kerak yang
menggosok dan
membuat iritasi.
(dikelilingi oleh dasar
eritematosus menjadi
gelembung, mudah pecah
dan membentuk kerak).
Ketiga tahapan (papula,
vesikel, dan kerak kulit)
hadir dalam tingkatan
berbeda dalam waktu yang
sama.
Distribusi: sentrifetal,
menyebar ke wajah dan
tubuh, tapi jarang pada
tungkai dan lengan.
Gejala: elevasi suhu dari
limfade nopaty, iritasi dari
gatal-gatal.
3 Difhteria
Manifestasi klinis:
Bervariasi menurut lokasi
anatomi Pseudomembran
Nasal :
Menyerupai flu, nasal
mengeluarkan serosan
guineous mukous purulent
tanpa gejala-gejala pokok:
Antitoksin (biasanya
melalui intravena
diawali dengan test
kulit dan konjungtiva
untuk mengetes
sensitifitas terhadap
serum)
Antibiotik (penisillin
atau erythromycin).
Bedrest total
(pencegahan
miokarditis)
Tracheostomy untuk
ó Lakukan isolasi
ketat di rumah sakit
ó Berpartisipasi pada
test sensitifitas; beri
epineprin jika ada
ó Beri antibiotik,
amati sensitifitas
terhadap penisilin
ó Gunakan suction
jika perlu
tampak seperti epitaksis.
Tonsilar pharingeal :
Malaise, anorexia,
tenggorokan sakit, sedikit
demam, pulse meningkat
dari yang diharapkan
selama 24 jam, membran
melembut, putih atau abu-
abu; timbulnya
limfadenitis jika
penyakitnya parah timbul
toximea, septik syok, dan
meninggal dalam 6-10
hari.
Lharyngeal :
Demam : serak, batuk,
tanpa ada tanda awal,
potensial penghambatan
jalan udara, gelisah,
cyanosis, retraksi
dyspniec.
penahambatan jalan
udara.
Perawatan carrier dan
kontak terhadap orang
yang terinfeksi.
Komplikasi :
Miokarditis (minggu ke 2)
Neuritis
ó Beri perawatan
komplit untuk
memperoleh bedrest
ó Atur kelembaban
untuk pencairan
optimum sekresi.
ó Amati respirasi
untuk tanda-tanda
penghambatan
4. Rubeola (campak)
Agen pembawa :
Virus
Sumber :
Tidak ada perawatan lain
yang perlu kecuali antipiretik
untuk demam dan analgesik
untuk nyeri.
Komplikasi :
ó Yakinkan orangtua
bahwa vesikel-
vesikel adalah suatu
proses panyakit yang
alami pada anak-anak
yang terinfeksi.
Sekresi saluran nafas,
darah dan urine dari orang
yang terinfeksi.
Transisi :
Kontak langsung dengan
orang yang terinfeksi.
Masa inkubasi :
10-20 hari
Periode penularan :
Dari 4-5 hari setelah
ruam-ruam muncul tetapi
terutama selama tahapan
awal (catharal).
Manifestasi klinis :
Fase prodromal:
Tidak dijumpai pada anak-
anak, namun dijumpai
pada orang remaja dan
dewasa yang ditandai
dengan demam ringan,
sakit kepala, malaise,
anorexia, konjungtivitis
ringan, coryza, sakit
kerongkongan, batuk, dan
Jarang terjadi (arthritis,
enchepalitis, atau purpura);
penyakit-panyakit menular
yang sering dijumpai pada
masa anak-anak; bahaya
terbesar adalah efek
teratogenik pada janin.
ó Gunakan sentuhan
lembut jika
diperlukan.
ó Jauhkan anak dari
wanita hamil
limfadenofaty. Paling
sedikit 1-5 hari,
menghilang 1 hari setelah
terjadinya ruam.
Ruam :
Pertama kali muncul di
wajah dan dengan segera
menyebar ke leher, lengan
batang tubuh dan kaki.
diakhiri dari pertama
ditutupi dengan bercak-
bercak kemerahan makulo
pupalar, biasanya hilang
pada hari ketiga
Tanda dan gejala :
Demam ringan yang
muncul kadang-kadang,
sakit kepala, malaise dan
limfadenopaty.
2. Hubungan keluarga
Pada usia prasekolah biasanya anak merasa cemburu dengan kehadiran anggota keluarga
baru (adik). Anak merasa tidak diperhatikan lagi oleh orang tua sehingga anak sering
membuat olah untuk mendapatkan perhatian orang tua.
3. Bahaya fisik
a. Kecelakaan
Kecelakaan terjadi akibat keinginan anak untuk bermain yang menghasilkan
ketrampilan tertentu. Meskipun tidak meninggalkan bekas fisik namunkecelakaan
dianggap sebagai kegagalan dan anak lebih bersikap hati-hati akan berbahaya bagi
psikologisnya sehingga anak akan takut terhadap kegiatan fisik. Jika hal ini terjadi
bisa berkembang menjadi masa malu.
b. Keracunan
Pada dasarnya usia prasekolah suka mencoba segala sesuatu yang dia lihat tanpa
mengetahui apakah itu berbahaya atau tidak.
4. Bahaya Psikologis
Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu berprestasi. Rasa
bersalah dapat menyebabkan anak kurang bersosialisasi, lebih pemarah, mengalami
regresi, yaitu kembali ke perkembangan sebelumnya, misalnya mengompol dan
menghisap jempol.
5. Gangguan tidur
Mimpi buruk adalah mimpi menakutkan yang terjadi selama tidur REM (rapid
eye movement). Seorang anak yang mengalami mimpi buruk biasanya akan benar-benar
terbangun dan dapat mengingat kembalimimpinya secara terperinci. Mimpi buruk yang
terjadi sewaktu-waktu adalah hal yang normal, dan satu-satunya tindakan yang perlu
dilakukan orang tua adalah menenangkan anak. Tetapi mimpi buruk yang sering terjadi
adalah abnormal dan bisa menunjukkan masalah psikis. Pengalamam yang menakutkan
(termasuk cerita menakutkan atau film tentang kekerasan di televisi) bisa menyebabkan
terjadinya mimpi buruk. Hal ini terutama sering ditemukan pada anak-anak yang berumur
3-4 th, karena mereka belum bisa membedakan antara khayalan dan kenyataan. Teror
dimalam hari adalah suatu keadaan dimana sesaat setelah tertidur anak setengah
terbangun dengan kecemasan yang luar biasa. Anak tidak dapat mengingat kembali apa
yang atelah dialaminya.
Tidur sambil berjalan adalah suatu keadaan dimana dalam keadaan tertidur anak
bengkit dsari tempat tidurnya dan berjalan-jalan. Teror dimalam hari dan tidur sambil
berjalan biasanya berlangsung selama tidur dalam (Non REM) dan terjadi dalam 3 jam
pertama setelah anak tertidur. Tiap episode berlangsung dari beberapa detik sampai
beberapa menit. Teror dimalam hari sifatnya dramatis karena nak menjerit-jerit dan
panik, keadaan ini paling sering ditemukan pada anak yang berumur 3-8 th.
Untuk anak yang susah tidur bisa dilakukan beberapa tindakan berikut:
a. Ajak anak kembali ketempat tidurnya.
b. Berikan cerita yang pendek.
c. Tawari untuk ditemani oleh boneka atau selimut kesayangannya.
d. Gunakan lampu redup.
e. Masalah Pelatihan Buang Air (Toileting)
Pelatihan buang air besar biasanya mulai dilakukan pada saat anak berumur 2-3
tahun, sedangkan pelatihan buang air kecil dilakukan pada umur 3-4 tahun. Pada umur 5
tahun, kebanyakan anak sudah dapat melakukan buang air sendiri; melepas pakaian
dalamnya sendiri, membersihkan dan mengeringkan penis, vulva maupun anusnya sendiri
serta kembali memakai pakaian dalamnya sendiri. Tetapi sekitar 30% anak berusia 4 th
dan 10% anak berusia 6 th masih mengompol pada malam hari.
Cara terbaik untuk menghindari masalah pelatihan buang air (toilet training) adalah
dengan mengenali kesiapan anak. Adapun tanda dari kesiapan anak adalah:
a. Selama beberapa jam pakaian dalamnya masih kering.
b. Anak menginginkan pakaian dalamnya diganti jika basah.
c. Anak menunjukkan ketertarikannya untuk duduk di atas Potty Chair (pispot khusus
untuk anak-anak) atau diatas toilet (jamban, kakus).
d. Anak mampu mengikuti petunjuk atau aturan lesan yang sederhana.
Kesiapan anak biasanya terjadi pada usia 24-36 bln.
Metode toilet training yang banyak digunakan adalah metode timing. Anak yang
tampaknya sudah siap diperkenalkan kepada potty chair dan secara bertahap diminta
untuk duduk diatasnya sebentar saja dalam keadaan berpakaian lengkap. Kemudian anak
diminta untuk melepaskan pakaian dalamnya sendiri, lalu duduk di atas potty chair
selama tidak lebih dari 5-10 mnt. Hal itu dilakukan sambil ibu memberikan penjelasan
bahwa swkarang sudah saatnya anak untuk melakukan BAB/BAK ditempatnya
(maksudnya pada potty chair/kloset) buka di pakaian dalam atau popok. Jika Anak sudah
bisa melakukannya, ibu boleh memberikan pujian ataupu hadiah. Tetapi jika anak belum
bisa melakukannya, ibu sebaiknya tidak memarahi ataupun menghukum anak. Metode
timing efektif untuk anak-anak yang memiliki jadwal BAB/BAK yang teratur.
Metode toilet training lainnya menggunakan boneka sebagai alat bantu. Kepada
anak yang sudah siap diajarkan cara-cara toilet training dengan menggunakan boneka
sebagai model. Ibu memberikan pujian kepada boneka karena pakaian dalamnya kering
dan telah berhasil melewati setiap proses toilet training. Kemudian ibu meminta anak
untuk menirukan proses toliet training dengan bonekanya secara berulang-ulang, anak
juga diajari untuk memuji bunekanya. Selanjutnya anak menirukan apa yang telah
dilakukan oleh bonekanya dan ibu memberikan pujian kepada anak. Jika anak tetap
bertahan duduk di toilet sebaiknya diangkat dan toilet training dicoba kembali setelah
anak makan. Tetepi jika hal ini berlangsung selama beberapa hari sebaiknya tolet traing
ditunda selama beberapa minggu.
Sangat penting untuk memberika pujian kepada anak yang telah berhasil
melakukan toilet training. Setelah pola BAB/BAK stabil secara perlahan pujian mulai
dikurangi. Memaksa anak untuk BAB/BAK di toilet dengan kekerasan tidak efektif dan
bisa menyebabkan ketegangan pada hubungan ibu-anak.
G. Bimbingan selama fase prasekolah
1. Usia 3 tahun
a. Persiapkan orang tua untuk peningkatan ketertarikan anak dalam hubungan yang
lebih luas.
b. Anjurkan orang tua untuk mendaftarkan anak ke play group atau TK.
c. Tekankan tentang pentingnya pengaturan waktu.
d. Anjurkan orang tua untuk menawarkan pilihan-pilihan ketika anak sedang
ragu/bimbang.
e. Perubahan pada anak usia 3.5 th : anak akan menjadi kurang koordinasi, gelisah dan
menunjukkan perubahan tingkah laku, seperti bicara gagap.
f. Orang tua harus memberikan perhatioan yang ekstra sebagai refleksi dari kegelisahan
emosi anak dan rasa takut anak kehilangan kasih sayang orang tua.
g. Ingatkan orang tua tentang keseimbangan yang telah dicapai pada usia 3 th akan
berubah menjadi tingkah laku yang agresif pada usia 4 th.
h. antisipasi tentang adanya perubahan nafsu makan, seleksi makanan anak.
i. Tekankan tentang perlunya perlindungan dan pendidikan untuk mencegah cedera.
j. Usia 4 tahun
1) Persiapkan pada tingkah laku anak yang lebih agresif, termasuk aktifitas motorik
dan penggunaan bahasa-bahasa yang mengejutkan.
2) Eksplorasi perasaan oreng tua berkenaan dengan tingkah laku anak.
3) Masukkan anak ke TK
4) Persiapkan untuk peningkatan keingintahuan anak tentang seks
5) Tekankan tentang pentingnya menanamkan disiplin pada anak
6) Anjurkan orang tua untuk melatih anak berenang jika belum dilakukan diusia
sebelumnya
k. Usia 5 tahun
1) Masa tenang pada anak
2) Siapkan anak untuk memasuki lingkungan sekolah
3) Pastikan kelengkapan imunisasi lingkungan sekolah
H. Stimulasi bermain untuk tumbuh kembang anak
1. Definisi bermain
Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarelauntuk memperoleh
kesenangan/ kepuasan. Bermain merupakan cermin kemampuan fisik, intelektual,
emosional, dan sosial. Bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena
bermain, anak akan berkata-kata (berkomunikasi), belajar menyesuaikan diri dengan
lingkungan, melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan mengenalwaktu, jarak, serta
suara. (Wong, 2000)
2. Fungsi permainan pada anak
Fungsi utama bermain adalah menstimulasi perkembangan anak, antara lain:
a. Perkembangan sensori-motorik
b. Perkembangan intelektual
c. Perkembangan sosial
d. Perkembangan kreativitas
e. Perkembangan kreasi diri
f. Perkembangan moral
g. Bermain sebagai terapi
h. Tujuan bermain
Melalui fungsi yang terurai diatas pada prinsipnya bermain mempunyai tujuan sebagai
berikut:
a. Untuk melanjutkan tumbang yang normal pada saat sakit anak mengalami gangguan
dalam tumbang.
b. Mengekspresikan perasaan, keinginan dan fantasi serta idenya.
c. Mengembangkan kreatrifitas dan kemampuan menyelesaikan masalah. Permainan
akan menstimulasi daya pikir, imajinasi, dan fantasinya untuk menciptakan sesuatu
seperti yang ada dalam pikirannya pada saat melakukan permainan anak akan
dihadapkan pada masalah dalam konteks permainannya, semakin lama ia bermain dan
semakin tertantang untuk dapat menyelesaikannya dengan baik.
d. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat di RS. Stress
yang dialami anak di RS tidak dapat dihindarkan sebagai mana juga yang dialami
orang tuanya untuk itu yang penting adalah bagaimana menyiapkan anak dan orang
tua untuk dapat beradaptasi denga stresor yang dialaminya di RS secara efektif.
Alat dan jenis permainan yang cocok untuk anak usia prasekolah (>3-6 th)
Sejalan dengan tumbangnya anak prasekolah mempunyai kemampuan motorik
kasar dan halus yang lebih matang daripada anak usia toddler. Anak sudah lebih aktif,
kreatif dan imajinatif. Demikian juga kemampuan berbicara dan berhubungan sosial
dengan temannya semakin meningkat.
Oleh karena itu jenis permainan yang sesuai adalah asosiatif play, dramatik play
dan skill play. Anak melakukan permainan bersama-sama dengan temannya denga
komunikasi yang sesuai dengan kemampuan bahasanya. Anak juga sudah mampu
memainkan peran orang tertentu yang diidentifikasikannya seperti ayah, ibu dan bapak
atau ibu gurunya. Permainan yang menggunakan kemampuan motorik (skill play) banyak
dipilih anak prasekolah. Untuk itu jenis alat pewrmainan yang diberikan pada anak,
misal: sepeda, mobil-mobilan, alat olah raga, berenang dan permainan balok-balok besar,
dll.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Identitas
1. Nama pasien
Dimaksudkan agar dapat mengenali klien sehingga mengurangi kekeliruan dengan pasien
lain.
2. Umur
Mengetahui umur pasien sehingga dapat mengklarifikasi adanya faktor resiko pada
epilepsi karena faktor umur dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam penatalaksanaan
untuk epilepsi.
3. Agama dan suku bangsa
Mengetahui kepercayaan dan adat istiadat pasien dan keluarga sehingga dapat
mempermudah dalam melaksanakan tindakan sesuai dengan agama dan kepercayaan dari
pasien dan keluarganya.
4. Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan pemahaman dari anggota keluarga terutama
orang tua dalam memberi informasi perencanaan pulang bagi anak sekolah dengan
masalah kesehatan epilepsi.
5. Komposisi keluarga
Dimaksudkan untuk mengetahui silsilah dari beberapa generasi, apakah terdapat anggota
keluarga yang terkena penyakit yang serupa/penyakit turunan.
6. Tipe keluarga
Pengkajian tipe keluarga dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar perhatian dan
peraswatan yang diberikan pada anggota atau anak yang mengalami sakit.
7. Pekerjaan
Mengetahui tingkat ekonomi keluarga pasien. Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui
kesanggupan keluarga untuk memodifikasi proses penyembuhan penyakit pada anak dan
pemanfaatan sarana kesehatan bagi anak yang sakit.
8. Alamat
Untuk megetahui pasien tinggal dimana dan untuk menghindari kekeliruan bila ada dua
orang pasien dengan nama yang sama serta untuk keperluan kunjungan rumah bila
diperlukan.
9. Aktivitas rekreasi keluarga
Untuk mengetahui seberapa jauh keluarga memenfaatkan aktifitas rekreasi keluarga yang
digunakan untuk menghilangkan kepenatan dalam kehidupan sehari-harinya.
10. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.
c. Riwayat keluarga inti.
d. Riwayat keluarga sebelumnya.
11. Lingkungan
a. Karakteristik rumah.
b. Karakteristik lingkungan.
c. Mobilitas keluarga.
d. Hubungan keluarga dengan lingkungan.
e. Sistem sosisl yang mendukung.
12. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi.
b. Pengambilan keputusan.
c. Peran anggota keluarga.
d. Nilai-nilai yang berlaku di keluarga.
e. Pengkajian yang berhubungan dengan anak usia sekolah
1) Identitas anak.
2) Riwayat kehamilan sampai kelahiran.
3) Riwayat kesehatan bayi sampai saat ini.
4) Kebiasaan saat ini (pola perilaku dan kegiatan sehari-hari).
5) Tumbang saat ini (termasuk kemampuan yang dicapai).
6) Pemeriksaan fisik.