ASFIKSIA RINGAN DORLINA
-
Upload
dorlina-nababan -
Category
Documents
-
view
513 -
download
12
Transcript of ASFIKSIA RINGAN DORLINA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asfiksia neonatus akan terjadi apabila saat lahir mengalami gangguan pertukaran
gas dan transport O2 sehingga penderita kekurangan persediaan O2 dan
kesulitan pengeluran CO2. Pada keadaan ini biasanya bayi tidak dapat bernapas
secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Sampai sekarang asfiksia masih
merupakan salah satu penyebab pentiong morbilitas dan mortalitas perinatal.
Banyak kelainan pada masa neonatus mempunyai kaitan dengan faktor asfiksia
ini.
Aspirasi melonium, infeksi dan kejang merupakan penyakit, yang sering terjadi
pasca asfiksia. Pada penderita asfiksia dapat pula ditemukan penyakit lain yaitu
gangguan fungsi jantung, renjatan neonatus, gangguan fungsi ginjal, atau
kelainan gastrointestinal. Kemajuan ilmu dan teknologi kedokteran telah benyak
berperan dalam menurunkan angka kematian dan kesakitan neonatus.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar mehasiswa dapat memberikan asuhan kebidanan pada bayi dengan
gangguan sistem pernapasan asfiksia.
2. Tujuan Khusus
a. Agar mahasiswa dapat memahami pengertian tentang asfiksia ringan.
b. Agar mahasiswa dapat memahami tanda dan gejala asfiksia ringan.
c. Agar mahasiswa dapat melakukan pengkajian terhadap pasien
dengan asfiksia ringan.
d. Agar mahasiswa dapat menetapkan diagnosa keperawatan pada
pasien dengan asfiksia ringan.
e. Agar Mahasiswa dapat membuat rencana keperawatan pada pasien
dengan asfiksia ringan.
f. Agar mahasiswa mampu melakukan pendokumentasian pada apsien
dengan asfiksia ringan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Asfiksia neonatorum adalah keadaan bayi baru lahir yang tidak dapat bernapas
secara spontan dan teratur dalam 1 menit setelah lahir
Asfiksia neonatorum adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang tidak segera
bernafas secara spontan dan teratur setelah dilahirkan.
Asfiksia neonatorum adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernafas spontan
dan teratur, sehingga dapat meurunkan O2 dan makin meningkatkan CO2 yang
menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut.
Asfiksia neonatorum adalah keadaan bayi baru lahir yang tidak dapat bernafas
secara spontan dan teratur dalam satu menit setelah lahir
Asfiksia berarti hipoksia yang progresif, penimbunan CO2 dan asidosis, bila
proses ini berlangsung terlalu jauh dapat mengakibatkan kerusakan otak atau
kematian. Asfiksia juga dapat mempengaruhi fungsi organ vital lainnya.
Asfiksia lahir ditandai dengan hipoksemia (penurunan PaO2), hiperkarbia
(peningkatan PaCO2), dan asidosis (penurunan PH).
Asfiksia neonatorum adalah bayi baru lahir tidak dapat bernafas secara spontan
dan teratur segera setelah lahir. Keadaan ini biasanya disertai dengan keadaan
Hipoksia serta sering berakhir dengan asidosis. Asfiksia akan bertambah buruk
apabila penanganan bayi tak dilakukan secara sempurna sehingga tindakan
perawatan dilaksanakan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan
mengatasi gejala lanjut yang mungkin timbul. (Wiknjosastro, 1999).
B. Etiologi
Pengembangan Paru BBL pada menit-menit pertama kelahiran dan kemudian
disusul dengan pernafasan teratur. Bila terdapat pertukaran gas atau
pengangkutan oksigen dari ibu ke janin, maka akan terjadi asfiksia janin atau
neonatus. Towel (1996) mengajukan Penggolongan Penyebab Kegagalan
Pernapasan Pada bayi yang terdiri dari :
1. Faktor Ibu
a. Hipoksia Ibu, hal ini akan menimbulkan hipoksia janin, hipoksia ibu
dapat terjadi karena hipoventilasi akibat pemberian obat analgetik
atau anastesi dalam
b. Gangguan aliran darah uterus
Mengurangnya aliran darah pada uterus akan menyebabkan
berkurangnya penga,liran O2 ke plasenta dan kejanin. Hal ini sering
ditemukan pada kasus-kasus.
c. Gangguan kontrasi uterus, misalnya : Hipertensi, Hipotoni / uterus
akibat penyakit atau obat
Hipotensi mendadak pada ibu karena perdarahan
Hipertensi pada penyakit eklamsia.
2. Faktor Plasenta
Solusi plasenta. Perdarahan plasenta, dan lain-lain
3. Fator Fetus
Tali pusat menumbung lilitan tali pusat, kompresi tali pusat antara janin
dan jalan lahir
4. Faktor Neonatus
a. Pemakaian obat anastesi / analgetika yang berlebihan pada itu secara
langsung dapat menimbulkan depresi pusat pernapasan janin.
b. Trauma yang terjadi pada persalinan. Misalnya : Perdarahan Intra
Cranial
c. Kelainan Kongenital. Misalnya : Hernia diafragmatika atresia saluran
pernapasan hipoplasia paru dan lain-lain. (Wiknjosastro, 1999).
C. Perubahan Patofisiologi Dan Gangguan Klinis
Pernapasan Spontan BBL tergantung kepada kondisi janin pada masa kehamilan
dan persalinan. Bila terdapat gangguan Pertukaran gas atau pengangkutan O2
selama kehamilan / persalinan akan terjadi asfiksia yang lebih berat. Keadaan ini
akan mempengaruhi fungsi sel tubuh dan bila tidak teratasi akan menyebabkan
kematian asfiksia yang terjadi dimulai dengan suatu periode opnu (Primary
Apnoe) disertai dengan penurunan frekuensi diikuti oleh pernapasan teratur.
Pada penerita asfiksia berat. Usaha bernafas tidak tampak dan bayi selanjutnya
berada dalam periode apnue kedua. Pada tingkat ini terjadi bradikardi dan
penurunan TD.
Pada asfiksia terjadi pula gangguan metabolisme dan perubahan keseimbangan
asam-asam pada tubuh bayi. Pada tingkat pertama hanya menimbulkan asidosis
respiraktonik. Bila gangguan berlanjut dalam tubuh bayi akan terjadi proses
metabolisme an acrobic yang berupa glikolisis gukogen tubuh. Sehingga glikogen
tubuh terutama pada jantung dan hati akan berkurang. Pada tingkat selanjutnya
akan terjadi perubahan kardio vaskuler yang disebabakan oleh beberapa
keadaan diantarannya :
1. Hilangnya Sumber Glukogen dalam jantung akan mempengaruhi fungsi
jantung
2. Terjadi asidosis metabolis akan menimbulkan kelemahan otot jantung
3. Pengisian udara alucolus yang kurang adekuat akan mengakibatkan tetap
tingginya Resistensi Pembuluh darah Paru sehingga sirkulasi darah ke
paru dan demikian pula kesistem sirkulasi tubuh lain akan mengalami
gangguan. (Rustam, 1998)
Pada keadaan asfiksia yang perlu mendapat perhatian sebaiknya :
1. Menurunnya tekanan O2 darah (Pa O2)
2. Meningginya tekanan O2 darah (Pa O2)
3. Menurunya PH (akibat osidosis respirantorik dan metabolik)
4. Dipakainya sumber glukogen tubuh untuk metabolisme an-aerobic
5. Terjadinya perubahan sistem kardiovaskuler
Untuk menentukan tingkat asfiksia neonatorum digunakan kriteria penilaian yaitu
yang disebut dengan skor APGAR. Skor APGAR biasanya dinilai 1 menit setelah
bayi lahir lengkap pada skor APGAR menit 1 ini menunjukan beratnya ASFIKSIA
yang diderita dan untuk menentukan pedoman resusitasi dan perlu juga dinilai
setelah 5 menit bayi lahir karena hal ini mempunyai koralasi yang erat dengan
morbiditas dan mertilitas neonatal.
D. Tindakan Pada Asfiksia Neonatorum
Tindakan yang dikerjakan pada lazim disebut resusitasi BBL sebelum resusitasi
dikerjakan perlu diperhatikan bahwa :
1. Faktor waktu sangat penting
2. Kerusakan yang timbul pada bayi akibat anoksia / hipoksia antenatal tidak
dapat diperbaiki tetapi kerusakan yang akan terjadi karena anoksia /
hipoksia pascanatal harus dicegah dan diatasi.
3. Riwayat kehamilan dan partus akan memberikan keterangan yang jelas
tentang fakta penyebab terjadinya depresi pernapasan pada BBL
4. Penilaian BBL perlu dikenal baik, agar resusitasi yang dilakukan dapat
dipilih dan ditentukan secara adekuat (Prawiroharjo, 2002).
E. Prinsip dasar resusitasi yang perlu diingat ialah :
1. Memberi lingkungan yang baik pada bayi dan mengusahakan saluran
pernapasan tetes bebas serta merangsang timbulnya pernapasan
2. Memberi bantuan pernapasan secara efektif pada bayi yang menunjukan
usaha pernapasan lemah
3. Melakukan koraksi terhadap asidosis yang terjadi
4. Menjaga agar sirkulasi tetap baik (Wiknjosastro, 1999)
F. Cara Resusitasi
1. Letakkan bayi dilingkungan yang hangat keudian keringkan tubuh bayi
dan selimuti tubuh bayi untuk mengurangi evaporasi
2. Sisihkan kain yang basah kemudian tidurkan bayi terlentang pada alas
yang datar
3. Ganjal bahu dengan kain setinggi 1 cm (sniffing positor)
4. Hisap lendir dengan menghisap lendir dec dari mulut apabila sudah
bersih kemudian lanjutkan kehidung
5. Lakukan rangsangan taktil dengan cara menyentil telapak kaki bayi dan
mengusap-usap punggung bayi.
6. Nilai Pernapasan
a. Jika nafas spontan lakukan penilaian denyut jantung selama 6 detik,
hasil kalikan 10, denyut jantung > 100 x /menit. Nilai warna kulit jika
merah / sianosis perifer lakukan observasi. Apabila baru diberikan O2.
denyut jantung < 100% / menit lakukan ventilasi tekanan positif.
b. Jika pernapasan megap-megap lakukan ventilasi tekanan positif
7. Ventilasi tekanan Positif /PPV dengan memberikan O2 100% melalui
anbubag atau masker.
Masker harus menutupi hidung dan mulut tidak menutupi mata. jika tidak
ada ambubag beri bantuan nafas mulut kemulut. Kecepatan PPV 40-60
x/menit.
8. Setelah 30 detik lakukan penilaian denyut jantung selama 6 detik. Hasil
kalikan 10
a. > 100 hentikan bantuan nafas, observasi nafas spontan
b. 60-100 ada peningkatan denyut jantung teruskan pemberian PPV
c. 60-100 dan tidak ada peningkatan denyut jantung, lakukan PPV
disertai kompresi jantung
d. < 10 x/ menit, lakukan PPV disertai kompresi jantung
9. Kompresi jantung
Perbandingan kompresi jangtung dengan ventilasi ada 3:1 ada 2 cara
kompresi jantung
a. Kedua ibu jari menekan stemum sedalam 1 cm dan tangan lain
mengelilingi tubuh bayi
b. Jari tengah dan telunjuk menekan stemum dan tangan lain menahan
belakang tubuh bayi
10. Lakukan penilaian denyut jantung setiap 30 detik setelah kompresi ada
11. Denyut jantung 80 x / menit kompresi jantung dihentikan lakukan PPV
sampai denyut jantung > 100 x / menit dan bayi dapat nafas spontan
12. Jika denyut jantung 0 atau < 10x/menit. Lakukan pemberian obat
epineprin
1 : 10.000 dosis 0,2 – 0,3 ml/ Kg BB IV
13. Lakukan penilaian denyut jantung janin jika > 100x/menit hentikan obat
14. Jika denyut jantung < 80 x / menit ulangi pemberian epineprin sesuai
dosis tiap 3-5 menit
15. Lakukan penilaian denyut jantung jika denyut jantung tetap / tidak respon
terhadap diatas dan tanpa ada hiporolemi beri natrikus dengan dosis 2
MEG / Kg BB secara IV selama 2 menit.(Wiknjosastro, 1999)
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS PADA BAYI BARU LAHIR
TERHADAP By. Ny. S DENGAN ASFIKSIA RINGAN
DI RUMAH SAKIT ELIZABETH BATAM
A. SUBJEKTIF
1. Identitas
a. Bayi
Nama bayi : By. Ny. S
Tanggal/ Jam lahir : 21 Desember 2010 / 14.30 WIB
Jenis kelamin : Laki-laki
b. Orang tua
Nama Ibu : Ny. S Nama Ayah : Tn. M
Umur : 25 th Umur : 30 th
Agama : Islam Agama : Islam
Suku /Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Sei. Panas Alamat :Sei Panas
2. Riwayat Persalinan
a. Persalinan ditolong oleh : Dokter
b. Jenis persalinan : Spontan pervaginam
c. Tempat Persalinan : Rumah Sakit
d. Lama Persalinan :
Kala I : 3 Jam
Kala II : 25 menit
Kala III : 10 menit
e. Masalah yang terjadi selama persalinan
Tidak ada masalah selama persalinan
f. Keadaan air ketuban : Keruh
g. Keadaan Umum BBL
Kelahiran tunggal
Usia kehamilan saat melahirkan + 38 minggu
B. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik
a. Nilai Apgar
N
o
Aspek Yang
Dinilai0 1 2
Waktu
1 5
1. Frekuensi denyut
jantung
Tidak ada Kurang dari 100 Lebih dari
100
1 2
2. Usaha Bernapas Tidak ada Lambat teratur Menangis
kuat
1 2
3. Tonus otot Lumpuh Ekstremitas fleksi Gerakan
aktif
1 2
4. Reaksi terhadap
rangsangan
Tidak ada Gerakan sedikit Menangis 2 2
5. Warna kulit Biru /
pucat
Tubuh
kemerahan
Seluruh
tubuh
1 2
ekstermitas biru kemerahan
TOTAL 6 8
2. Pemeriksaan Umum
a) Antropometri
a. Berat badan : 3200 gr
b. Panjang badan : 49 cm
c. Lingkar Kepala : 34 cm
d. Lila : 10 cm
b) Refleks
a. Moro/kaget : ada, lemah
b. Palmargraf /menggenggam : ada, lemah
c. Sucking/ menghisap : ada, lemah
d. Rooting Reflek / mencari : ada, lemah
e. swallowing / menelan : ada, lemah
c) Menangis :Menangis pada saat dirangsang
d) Tanda vital
a. Suhu : 360 C
b. Nadi : 110 x/menit
c. Pernapasan : 40 x/menit
e) Kepala
a. Simetris : Tidak ada kelainan yang dialami
b. ubun-ubun besar : Cembung
c. Ubun-ubun kecil : tidak ada
d. Caput succeederium : tidak ada
e. Cephal hematoma : Tidak ada
f. Sutura : Tidak Moulage
g. Luka di kepala : Tidak ada
h. Kelainan yang dijumpai : tidak ada kelainan
f) Mata
a. Posisi : Simetris mata kanan dan kiri
b. kotoran : tidak terdapat kotoran
c. Perdarahan : Tidak terdapat perdarahan
d. Bulu mata : ada
g) Hidung
a. Lubang Hidung : terdapat 2 lubang (kanan dan
kiri)
b. Cuping Hidung : ada , kanan dan kiri simetris,
gerakan antara kanan dan
kiri kembang kempis secara
bersamaan
c. Keluaran : Tidak ada
h) Mulut
a. Simetris : atas dan bawah
b. Palatum : tidak ada
c. Saliva : tidak ada hipersaliva
d. Bibir : tidak ada labio skizis
e. Gusi : merah tidak ada laserasi
f. Lidah bintik putih : tidak ada
i) Telinga
a. Simetris : Kanan dan kiri
b. Daun Telinga : ada kanan dan kiri
c. Lubang telinga : ada kanan dan kiri
d. Keluaran : tidak ada
j) Leher
a. Kelainan : tidak ada kelainan
b. Pergerakan : dapat bergerak kekanan dan
kiri
k) Dada
a. Simetris : Simetris ada kelainan
b. Pergerakan : bergerak waktu bernafas
c. Bunyi nafas : napas cepat, lembut teratur,
dangkal
d. Bunyi jantung : Lup- duk teratur
l) Perut
a. Bentuk : tidak ada kelainan
b. Bising usus : Teratur
c. Kelainan : tidak ada kelainan
m) Tali pusat
a. Pembuluh darah : 2 arteri dan 1 veria
b. Perdarahan : tidak ada perdarahan
c. Kelainan : tidak ada kelainan
n) Kulit
a. Warna : Kemerahan dan ekstremitas biru
b. Tunger : (+) ada
c. Lanugo : ada
d. Vernik caseosa : ada
e. Kelainan : tidak ada kelainan
o) Punggung
a. Bentuk : Lurus
b. Kelainan : tidak ada kelainan
p) Ekstremitas
a. Tangan : Simetris kanan dan kiri
b. Kaki : Simetris kanan dan kiri
c. Gerakan : (+) ada
d. Kuku : lengkap
e. Bentuk kaki : lurus
f. Bentuk tangan : lurus
g. Kelainan : tidak ada kelainan
q) Genetalia
Pria
a. Scrotum : ada
b. Testis : sudah turun
c. Penis : tidak ada kelainan
d. Kelainan : tidak ada
C. ASSESMENT
a. Diagnosa
Bayi baru lahir spontan pervaginam cukup bulan, letak kepala diameter
sub occipito Bregmatika lahir dengan asfiksia ringan.
Dasar :
Ds : By. Ny. S Lahir spontan pervaginam tanggal 21-12-2010 dengan
nafas cepat, dangkal, dengan ekstremitas biru dan menangis lemah
Do : Suhu tubuh 360C, APGAR 7/10, BB: 3200 gr, PB: 49 cm
DJJ : 110 x/menit, Lila : 10 cm Ekstremitas biru, RR: 40 x/menit
D. PLANNING
1. Memberitahukan ibu dan keluarga tentang kondisi bayinya
R/ agar ibu dan keluarga mengetahui kondisi bayinya
2. Mencegah bayi kehilangan panas
R/ agar bayi tidak merasa kedinginan
3. Melakukan pembebasan jalan nafas
R/ agar bayi dapat bernafas dengan lancar
4. Melakukan rangsangan taktil
R/ untuk mengetahui reaksi rangsangan pada bayi
5. Melakukan penilaian pada bayi
R/ untuk mengetahui perkembangan bayi
6. Melakukan perawatan tali pusat
R/ mencegah terjadinya infeksi pada tali pusat
7. Melakukan langkah awal resusitasi pada bayi
R/ memberikan bantuan pernafasan pada bayi
E. IMPLENTASI
1. Memberitahukan ibu dan keluarga tentang kondisi bayinya
2. Mencegah bayi kehilangan panas
a. Membungkus bayi dengan handuk kering dan bersih yang ada diatas
perut ibu bila tali pusat panjang
b. Mengeringkan tubuh dan kepala bayi dengan handuk untuk
menghilangkan air ketuban dan mencegah kehilangan suhu tubuh.
3. Melakukan pembebasan jalan nafas
a. Meletakan bayi telentang atau miring dengan leher agak ekstensi atau
tengadah dengan meletakan selimut atau handuk yang digulung
dibawah bahu sehingga bahu terangkat 2-3 cm
b. Membersihkan jalan nafas dengan menghisap cairan amnion dan
lender mulut dari hidung menggunakan slim zungier. Bila air ketuban
bercampur mekonium maka penghisapan dan trakea diperlukan untuk
mencegah aspirasi mekonium. Hisap dari mulut terlebih dahulu
kemudian hisap dari hidung.
4. Melakukan rangsangan taktil
a. Usap-usap punggung bayi kearah atas untuk melancarkan
peredaran darah
b. Menyentil telapak kaki bayi untuk memberikan rangsangan yang
dapat menimbulkan atau mempertahankan pernapasan
5. Melakukan penilaian pada bayi
a. Memperhatikan dan menilai pernafasan bayi
b. Menghitung frekuensi DJJ bayi
c. Menilai warna kulit bayi
6. Melakukan perawatan tali pusat
a. Menjepit tali pusat dengan 2 buah klem
b. Memotong tali pusat dengan gunting tali pusat
c. Membungkus tali pusat dengan kassa steril
d. Mengajarkan pada itu untuk perawatan tali pusat
F. EVALUASI
Pada tanggal 21 Desember 2010, Pukul 14.35 WIB
1. Ibu dan keluarga telah mengetahui kondisi bayinya
2. Bayi telah terhindar dari kehilangan suhu tubuhnya
3. Telah dilakukan pembebasan jalan nafas sehingga bayi dapat
bernafas lancar
4. Bayi merespons rangsangan taktil yang dilakukan
5. Kondisi baik sudah membaik
6. Tali pusat telah bersih dan terbungkus dengan kasa bersih
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal 22 Desember 2010 hari ke-II
S : 1. Ibu mengatakan bayinya dapat minum ASI dengan baik
2. Ibu mengatakan sudah melakukan yang dianjurkan
3. Ibu mengatakan anaknya BAB 3 x
4. Ibu mengatakan anaknya tampak sehat dan anak akan segera
pulang
5. Ibu mengatakan anaknya sudah dimandikan dan dibedong
O : 1. Keadaan umum baik
2. Tanda-tanda vital
RR : 30 x/mnt BB : 3200 gram
Suhu : 36,5 0C PB : 49 cm
Nadi : 110 x/mnt
Reflek :
a. Kaget : ada
b. Menghisap : ada
c. Menggenggam : ada
d. Mencari : ada
e. Menelan : ada
3. Warna kulit kemerahan
4. Tali pusat terawat baik dan masih basah
5. Perut bayi tidak kembung
6. Eliminasi :
BAB : 3x / sehari
BAK : 8 x / sehari
A : Bayi baru lahir umur 1 hari
Dasar : bayi lahir spontan, Tanggal 21 Desember 2010 Pukul
14.30 WIB
P : 1. Mandikan bayi 2 x sehari
R/ agar bayi bersih dan terlihat segar
2. Merawat tali pusat
R/ mencegah tali pusat terkena infeksi
3. Berikan Penyuluhan pada ibu dan keluarga tentang :
a. Personal Hygiene bayi
b. Pemberian ASI Eksklusif
c. Pertahankan suhu tubuh bayi
R/ agar bayi ibu mengetahui tentang personal hygiene bayi, agar
ibu mau memberikan ASI ekslusif, dapat mempertahankan suhu
tubuh bayi.
I : 1. Memandikan bayi pagi dan sore hari
2. kasa pada tali pusat diganti setiap habis mandi dan jika terkena air
kencing
3. a. Menganjurkan ibu untuk memandikan bayinya 2 x sehari,
membersihkan telinga dan hidungnya serta mengganti popoknya jika
bayi buang air kecil atau besar.
b. menganjurkan ibu untuk memberikan ASI Eklusif selama 6
bulan agar bayinya dapat memperoleh kekebalan tubuh yang baik
dan mendapat asupan nutrisi yang baik pula.
c. memberitahu ibu agar selalu menjaga bayinya dari kehilangan
panas dengan cara mendekapnya, mengganti popoknya ketika basah.
E : 1. Bayi sudah dimandikan 2 x sehari, bayi terlihat bersih dan segar
2. kain kasa selalu bersih dan kering
3. a. Bayi dimandikan 2x sehari, daun telinga dan hidungnya bersih
b. ibu bersedia memberikan ASI eklusif kepada bayinya
c. bayi didekapan ibu dan kain pembungkusnya kering dan hangat
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal 23 Desember 2010 hari ke-III
S : 1. Ibu mengatakan bayinya tidak rewel, bayi tidur + 16 jam
2. Ibu mengatakan bayinya BAK + 6-8 kali sehari BAB 2x sehari
3. Ibu mengatakan bayinya hanya minum ASI saja
O : 1. Keadaan umum bayi baik
2. Tanda-tanda vital
R : 50 x/mnt BB : 3200 gram
Suhu : 370C PB : 49 cm
Nadi : 110 x/mnt
Reflek :
a. Moro : ada
b. Menghisap : ada
c. Menggenggam : ada
d. Mencari : ada
e. Menelan : ada
3. Warna kulit kemerahan
4. Tali pusat masih basah
A : Bayi baru lahir umur 2 hari
Dasar : bayi lahir spontan, pervaginamTanggal 21
Desember 2010
P : 1. Lakukan Perawatan Bayi sehari-hari
R/ agar bayi bersih dan terli
2. Berikan ASI untuk memenuhi kebutuhan bayi
R/ agar terpenuhi kebutuhan nutrisi bayi
I : 1. Memandikan bayi 2x sehari, kain kasa diganti jika basah dan
sehabis mandi
2. Bayi diberikan ASI
E : 1. Bayi terlihat segar dan bersih, daun telinga dan hidungnya bersih,
serta kain kasa pembungkus tali pusat bersih dan kering
2. Bayi menetek pada ibunya.
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal 24 Desember 2010 hari ke-IV
S : 1. Ibu mengatakan bayinya dapat minum ASI dengan baik rewel,
2. Ibu mengatakan bayinya BAK dan BAB lancar
3. Ibu mengatakan bayinya tidur + 16 jam
O : 1. Keadaan umum bayi baik
2. Tanda-tanda vital
RR : 45 x/mnt BB : 3200 gram
Suhu : 370C PB : 49 cm
Nadi : 128 x/mnt
Reflek :
a. Kaget : ada
b. Menghisap : ada
c. Menggenggam : ada
d. Mencari : ada
e. Menelan : ada
3. Warna kulit kemerahan
4. Tali pusat mulai kering
A : Bayi baru lahir umur 3 hari
Dasar : bayi lahir spontan, pervaginamTanggal 21 Desember
2010
P : 1. Lakukan Perawatan Bayi sehari-hari
R/ agar bayi sehat dan terawat
2. Berikan ASI ekslusif
R/ agar terpenuhi kebutuhan nutrisi bayi
I : 1. Bayi dimandikan sehari 2 x, membersihkan telingan dan hidung,
serta mengganti popoknya jika basah dan kotor
2. Susui bayi setiap 2 jam
E : 1. Bayi terlihat segar dan bersih. Hidung dan daun telinganya bersih
serta kain kasanya bersih dan kering.
2. bayi bisa menetek dengan baik dan sering.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Setelah melalukan asuhan kebidanan pada by. Ny. S dengan asfiksia ringan
di Rumah Sakit Elizabeth Batam, diperoleh:
1. Subjektif : By. Ny. S lahir spontan pervaginam tanggal 21 desember 2010
jam 14.30 wib, usia kehamilan saat melahirkan 38 minggu.
2. Objektif : BB. 3200 gr, PB. 49 cm, LK. 34 cm, Lila 10 cm. Suhu 360 C,
Nadi 110x/mnt, pernafasan 40x/mnt, APGAR Skor 7/10, menangis lemah,
ektremitas biru.
3. Assasment : Bayi baru lahir spontan pervaginam, cukup bulan, letak
kepala sub occipito bregmatika dengan asfiksia ringan.
4. Planning : Memberitahukan ibu dan keluarga tentang kondisi bayinya,
Mencegah bayi kehilangan panas, Melakukan pembebasan jalan nafas,
Melakukan rangsangan taktil, Melakukan penilaian pada bayi, Melakukan
perawatan tali pusat, Melakukan langkah awal resusitasi pada bayi.
5. Implentasi : Memberitahukan ibu dan keluarga tentang kondisi bayinya,
Mencegah bayi kehilangan panas dengan cara membungkus bayi dengan
handuk kering dan bersih yang ada diatas perut ibu bila tali pusat
panjang, mengeringkan tubuh dan kepala bayi dengan handuk untuk
menghilangkan air ketuban dan mencegah kehilangan suhu tubuh.
Melakukan pembebasan jalan nafas dengan meletakan bayi telentang
atau miring dengan leher agak ekstensi atau tengadah dengan meletakan
selimut atau handuk yang digulung dibawah bahu sehingga bahu
terangkat 2-3 cm, membersihkan jalan nafas dengan menghisap cairan
amnion dan lender mulut dari hidung menggunakan slim zungier. Bila air
ketuban bercampur mekonium maka penghisapan dan trakea diperlukan
untuk mencegah aspirasi mekonium. Hisap dari mulut terlebih dahulu
kemudian hisap dari hidung. Melakukan rangsangan taktil yaitu Usap-
usap punggung bayi kearah atas untuk melancarkan peredaran darah
dan Menyentil telapak kaki bayi untuk memberikan rangsangan yang
dapat menimbulkan atau mempertahankan pernapasan. Melakukan
penilaian pada bayi dengan Memperhatikan dan menilai pernafasan bayi,
Menghitung frekuensi DJJ bayi, Menilai warna kulit bayi dan Melakukan
perawatan tali pusat yaitu Menjepit tali pusat dengan 2 buah klem,
Memotong tali pusat dengan gunting tali pusat, Membungkus tali pusat
dengan kassa steril, Mengajarkan pada itu untuk perawatan tali pusat.
6. Evaluasi : Ibu dan keluarga telah mengetahui kondisi bayinya, bayi telah
terhindar dari kehilangan suhu tubuhnya, telah dilakukan pembebasan
jalan nafas sehingga bayi dapat bernafas lancar, bayi merespons
rangsangan taktil yang dilakukan, kondisi baik sudah membaik, tali pusat
telah bersih dan terbungkus dengan kasa bersih.
B. SARAN
1. Bagi Bidan
Bidan dalam fungsinya sebagai pelaksana pelayanan kebidanan harus
meningkatkan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki serta harus
memiliki kerja sama yang baik dengan petugas kesehatan yang lain
dengan klien dan keluarga.
2. Bagi Klien/Pasien
Pasien harus dapat bekerja sama dengan baik pada petugas/tenaga
kesehatan agar keberhasilan dalam asuhan kebidanan dapat tercapai
serta semua masalah pasien dapat terpecahkan.
3. Bagi Rumah Sakit
Rumah sakit harus berusaha untuk mempertahankan pelayanan yang
sudah ada dan selalu berusaha untuk memberikan pelayanan yang
terbaik untuk pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Sarwono Prawirohardjo, Prof. Dr. dr. 1992 Ilmu kebidanan. Yayasan Bina
Pustaka
:Jakarta
Mochtar Rustam, 1998. Sinopsis obstetric : Obstetric Fisiologis. Obstetric
Patologi.