Asfiksi neonatum

18
Asfiksi Neonatum

Transcript of Asfiksi neonatum

Page 1: Asfiksi neonatum

Asfiksi Neonatum

Page 2: Asfiksi neonatum

Asfiksia neonatorum adalah keadaan bayi baru lahir yang gagal bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Suatu kondisi akibat kekurangan oksigen (hipoksia) dan atau gangguan pada berbagai organ yang cukup penting. Jika disertai dengan hipoventilasi dapat menyebabkan hiperkapnia. Hipoksia yang terdapat pada penderita asfiksia ini merupakan factor yang terpenting yang dapat menghambat adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan ekstra uterus.

definisi

Page 3: Asfiksi neonatum

a. Asphyksia Ringan ( vigorus baby)

b. Asphyksia sedang ( mild moderate asphyksia)

c. Asphyksia Berat

klasifikasi

Page 4: Asfiksi neonatum

Faktor ibu Faktor Plasenta Faktor Fetus Faktor neonatus FAKTOR PREDISPOSISI dibagi menjadi : Ante Partum Intrapartum

etiologi

Page 5: Asfiksi neonatum

Perubahan spontan bayi baru lahir tergantung pada kondisi

janin pada kehamilan dan persalinan. Proses kelahiran sendiri selalu menimbulkan asfiksia ringan yang bersifat sementara pada bayi (asfiksia transient). Proses ini dianggap sangat perlu untuk merangsang kemeroseptor. Pusat pernafasan agar terjadi primary gasping yang kemudian akan berlanjut dengan pernafasan teratur. Sifat asfiksia ini tidak mempunyai pengaruh buruk karena reaksi adaptasi bayi dapat mengatasinya.

Bila terdapat gangguan pertukaran gas atau pengangkutan oksigen selama kehamilan/persalinan akan terjadi asfiksia yang lebih berat. Keadaan ini akan mempengaruhi fungsi sel tubuh dan bila tidak teratasi akan menyebabkan kematian. Kerusakan dan gangguan fungsi ini dapat reversible atau tidak tergantung kepada berat dan lamanya asfiksia.

patofisiologi

Page 6: Asfiksi neonatum

(1) menghitung frekuensi jantung, (2) melihat usaha bernafas,(3) menilai tonus otot;(4) menilai refleks rangsangan,(5) memperhatikan warna kulit

Manifestasi klinis

Page 7: Asfiksi neonatum

Tanda 0 1 2 Jumlah Nilai

Frekuensi

jantung

Tidak ada Kurang dari

100/menit

Lebih dari

100/menit

Pernafasan Tidak ada Tidak teratur Baik

Tonus otot Lemah Sedang Baik

Peka rangsang Tidak ada Meringis Menangis

Warna Biru/pucat Tubuh

kemerahan,

ekstremias biru

Tubuh dan

ekstremitas

merah jambu

Skor apgar

Page 8: Asfiksi neonatum

1. Vigorous baby, skor apgar 7-10. dalam hal ini bayi dianggap

sehat dan tidak memerlukan tindakan istimewa 2. Mild-moderate asphyxia (asfiksia sedang). Skor Apgar 4-6. pada

pemeriksaan fisis akan terlhat frekuensi jantung lebih dari 100/menit, tonus otot kurag baik atau baik, sianosis, refleks iritabiitas tidak ada

3. (a) Asfiksia berat. Skor apgar 0-3. pada pemeriksaan fisis ditemukan frekuensi jantung kurang dari 100/menit, tons otot buruk, sianosis berat dan kadang-kadang pucat, refleks iritabilitas tidak ada. (b) asfiksia berat dengan henti jantung. Dimaksudkan dengan henti jantung ialah keadaan (1) bunyi jantung fetus menghilang tidak lebih dari 10 menit sebelum lahir lengkap, (2) bunyi jantung bayi menghilang post partum. Dalam hal ini pemeriksaan fisis lainnya sesuai dengan yang ditemukan pada penderita asfiksia berat.

Atas dasar pengalaman klinis di atas, asfiksia neonatorum dapat

dibagi dalam :

Page 9: Asfiksi neonatum

Komplikasi ini meliputi beberapa organ: Otak: hipokstik iskemik ensefalopati, edeme

serebri, palsi selebralis Jantung dan paru: hipertensi pulmonal

persisten pada neonatorum, pendarahan paru, edema paru.

Gastrointestinal: enterokolitis nekotrikans Ginjal : tubular nekrosis akut Hematologi

KOMPLIKASI ASFIKSIA NEONATORUM

Page 10: Asfiksi neonatum

Pengkajian1) Pengkajian Umum :a. Identitas klien / bayi dan keluargab. Riwayat kehamilan ibu dan persalinan ibuc. Pengukuran hasil nilai apgar score

Asuhan keperawatan

Page 11: Asfiksi neonatum

Klasifikasi klinik nilai APGAR :

• Asfiksia berat ( nilai APGAR 0-3)Memerlukan resusitasi segera secara aktif, dan pemberian oksigen terkendali. Karena selalu disertai asidosis, maka perlu diberikan natrikus bikarbonat 7,5% dengan dosis 2,4 ml per kg berat badan, dan cairan glucose 40%1-2 ml/kg berat badan, diberikan via vena umbilikalis.• Asfiksia sedang (nilai APGAR 4-6).Memerlukan resusitasi dan pemberian oksigen sampai bayi dapat bernafas kembali.• Bayi normal atau asfiksia ringan ( nilai APGAR 7-9).• Bayi normal dengan nilai APGAR 10Asfiksia berat dengan henti jantung, dengan keadaan bunyi jantung menghilang setelah lahir, pemeriksaan fisik yang lain sama dengan asfiksia berat.

Page 12: Asfiksi neonatum

a. Sirkulasi- Nadi apical mungkin cepat/tidak dan teratur/tidak.- Murmur jantung yang dapat didengar.b. Neurosensori- Tubuh panjang, kurus, lemas dengan perut agak buncit.- Ukuran kepala besar dalam hubungan dengan tubuh, sutura mungkin mudah digerakkan, fontanel mungkin besar.- Reflek tergantung pada usia gestasi.c. Pernapasan- Nilai apgar mungkin rendah - Pernapasan mungkin dangkal, tidak teratur- Mengorok, pernapasan cuping hidung, retrakasi suprasternal- Adanya bunyi mengi selama fase inspirasi dan ekspirasi- Warna kulitd. Keamanan- Suhu berfluktuasi dengan mudah- Menangis mungkin lemah- Menggunakan otot-otot bantu napase. Makanan / Cairan- Berat badan kurang dari 2500 gr

Pengkajian dasar data neotalus

Page 13: Asfiksi neonatum

a) Analisa gas darah ( PH kurang dari 7,20 )b) Penilaian APGAR Score meliputi (Warna kulit, frekuensi jantung, usaha nafas, tonus otot dan reflek)c) Pemeriksaan EEG dan CT-Scan jika sudah timbul komplikasid) Pengkajian spesifik

Pemeriksaan Diagnostik

Page 14: Asfiksi neonatum

a) Pola nafas tidak efektif b.d hipoventilasi/ hiperventilasib) Kerusakan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan perfusi ventilasi.c) Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan adanya hipovolemia

Diagnosa Keperawatan

Page 15: Asfiksi neonatum

a) Diagnosa : Pola nafas tidak efektif b.d hipoventilasi/ hiperventilasi• Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan diharapkan pola nafas menjadi efektif.• NOC : Status respirasi : Ventilasi• Kriteria hasil :- Pasien menunjukkan pola nafas yang efektif.- Ekspansi dada simetris.- Tidak ada bunyi nafas tambahan.- Kecepatan dan irama respirasi dalam batas normal.• Intervensi :- Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan melakukan pengisapan lender.- Pantau status pernafasan dan oksigenasi sesuai dengan kebutuhan.- Auskultasi jalan nafas untuk mengetahui adanya penurunan ventilasi.- Kolaborasi dengan dokter untuk pemeriksaan AGD dan pemakaian alat bantu nafas- Siapkan pasien untuk ventilasi mekanik bila perlu.- Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan.

Intervensi rasional

Page 16: Asfiksi neonatum

b) Diagnosa : Kerusakan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan perfusi ventilasi.• Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan diharapkan pertukaran gas teratasi.• NOC : Status respiratorius : Pertukaran gas• Kriteria hasil :- Tidak sesak nafas- Fungsi paru dalam batas normal• Intervensi: :- Kaji bunyi paru, frekuensi nafas, kedalaman nafas dan produksi sputum.- Pantau saturasi O2 dengan oksimetri- Pantau hasil Analisa Gas Darah

Intervensi rasional

Page 17: Asfiksi neonatum

c) Diagnosa : Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan adanya hipovolemia• Tujuan : Menunjukan peningkatan perfusi sesuai secara individual• Kriteria hasil:- Status mental dalam keadaan normal- Irama jantung dan nadi perifer dalam batas normal- Tidak ada sianosis sentral atau perifer- Kulit hangat - Keluaran urine dan berat jenis dalam batas normal• Intervensi:- Mempertahankan output yang normal dengan cara mempertahankan intake dan output- Kolaborasi dalam pemberian diuretik sesuai indikasi- Memonitor laboratorium urine lengkap- Memonitor pemeriksaan darah

Intervensi rasional

Page 18: Asfiksi neonatum

1) Menunjukan curah jantung dalam batas normal2) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan diharapkan jalan nafas lancar.3) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan diharapkan pola nafas menjadi efektif.4) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan diharapkan pertukaran gas teratasi.5) Menunjukan peningkatan perfusi sesuai secara individual6) Mengidentifikasi/ intervensi untuk mencegah/menurunkan resiko infeksi7) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan diharapkan risiko cidera dapat dicegah8) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan diharapkan suhu tubuh normal.9) Menunjukan atau melaporkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas yang dapat diukur dengan tidak adanya dispnea, kelemahan berlebihan, tanda vital dalam rentang normal.10) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan diharapkan koping keluarga adekuat.

evaluasi