Asam Amino Fix

36
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOKIMIA Uji Asam Amino DISUSUN OLEH : NAMA : SUCI FERALIA RATIKASESHA NIM : 06101010021 PRODI : PENDIDIKAN KIMIA DOSEN PENGASUH : Drs. Made Sukaryawan & Desi, S.Pd., M.T LABORATORIUM PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNVERSITAS SRIWIJAYA

Transcript of Asam Amino Fix

Page 1: Asam Amino Fix

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOKIMIAUji Asam Amino

DISUSUN OLEH :

NAMA : SUCI FERALIA RATIKASESHA

NIM : 06101010021

PRODI : PENDIDIKAN KIMIA

DOSEN PENGASUH : Drs. Made Sukaryawan & Desi, S.Pd., M.T

LABORATORIUM PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNVERSITAS SRIWIJAYA

2013

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM BIOKIMIA

I. No Percobaan : 1

Page 2: Asam Amino Fix

II. Nama Percobaan : Reaksi Uji Terhadap Asam Amino

III. Tujuan Percobaan : Untuk menguji dan mengidentifikasi suatu gugus fungsi

yang terdapat dalam suatu asam amino dengan cara

mereaksikannya dengan reagen – reagen tersebut.

IV. Dasar Teori

Protein adalah makromolekul yang berlimpah di dalam sel hidup dan merupakan 50

persen atau lebih berat kering sel. Protein ditemukan di dalam semua sel dan semua bagian

sel. Protein juga amat bervariasi; ratusan jenis yang berbeda dapat ditemukan dalam satu

sel. Protein juga meiliki sifat yang sensitif terhadap lingkungannya misalnya: suhu,

tekanan, dll.

Dalam hubungannya dengan asam amino, protein merupakan polimer dari sekitar

asam amino yang berlainan disambungkan dengan ikatan peptida, yaitu rantai pendek.

Karena keragaman rantai samping yang terbentuk jika asam-asam amino tersebut

disambung-sambungkan, protein yang berbeda dapat mempunyai sifat kimia yang berbeda

dan struktur sekunder dan tersier yang sangat berbeda. Rantai samping itu dapat bersifat

polar atau nonpolar. Kandungan bagian asam amino polar yang tinggi dalam protein

meningkatkan kelarutannya dalam air. Rantai samping yang paling polar ialah rantai

samping amino basa dan asam amino asam. Asam-asam amino ini terdapat dalam albumin

dan globulin yang larut dalam air dengan aras yang tinggi.

Susunan Asam Amino

Asam amino dapat pula terdapat dalam protein. Semua asam amino (20) yang

ditemukan pada protein mempunyai ciri yang sama, gugus karboksil dan gugus amino

diikat pada atom karbon yang sama. Masing-masing berbeda satu dengan yang lainnya

pada rantai sampingnya, atau gugus R, yang bervariasi dalam struktur, ukuran muatan

listrik dan kelarutan di dalam air. Ke-20 asam amino pada protein seringkali dipandang

sebagai asam amino baku, utama, atau normal, untuk membedakan molekul-molekul ini

dari jenis-jenis asam amino lain yang ada pada organisme hidup, tetapi tidak terdapat di

dalam protein. Asam amino baku dapat dinyatakan dengan singkatan tiga huruf atau

lambang satu huruf yang digunakan secara ringkas untuk menunjukkan komposisi dan

urutan asam amino di dalam rantai polipeptida.

Page 3: Asam Amino Fix

Struktur asam amino yang terdapat dalam protein ditemukan dalam bentuk ionik.

Warna hitam menunjukkan bagian yang umum pada semua asam α -amino pada protein

(kecuali prolin).

Asam amino satu dengan yang lainnya akan bersambung membenrtuk struktur

primer protein oleh ikatan peptida. Susunan asam amino menentukan sifat struktur

sekunder dan tersier. Hal ini akan mempengaruhi secara bermakna sifat-sifat fungsiu

protein makanan dan perilakuknya selama pemrosesan. Dari 20 asam amino, hanya 8 asam

amino yang merupakan asam amino esensial yang terdapat dalam protein dan

ketersediaannya menentukan kualitas gizi protein. Pada umumnya, kualitas protein hewan

lebih tinggi daripada kualitas protein tumbuhan. Protein tumbuhan dapat ditingkatkan mutu

gizinya dengan pencampuran secara bijaksana atau dengan modifikasi genetik melalui

persilangan.

Hampir semua asam amino baku, keculai satu mempunyai atom karbon asimetrik,

α karbon, yang mengikat empat gugus substituen yang berbeda, yakni, gugus karboksil,

gugus amino, gugus R, dan atom Hidrogen. Atom α karbon asimetrik karenanya,

merupakan pusat khiral. Seperti yang telah diketahui, senyawa dengan pusat khiral

terdapat dua bentuk isomer yang berbeda, yang bersifat identik dalam semua sifat kimia

dan fisiknya, kecuali satu, yakni arah perputaran sinar terpolarisasi didalam polarimeter.

Kesemua dari 20 asam amino yang diperoleh dari hidrolisa protein dengan kondisi yang

cukup ringan, bersifat optik aktif; yakni senyawa-senyawa ini dapat memutar sinar bidang

polarisasi meuju ke suatu arah atau kebalikannya. Karena susunan tetrahedral ikatan

valensi disekitar atom α karbon pada asam amino, keempat gugus substituen yang

berbeda ini dapat menempati dua susunan yang berbeda dalam ruang, yang merupakan

bayanngan cermin yang tidak saling menutupi sesamanya. Kedua bentuk ini dinamakan

isomer optik, enensiomer, atau stereoisomer.

Sifat asam amino dalam larutan, maka ia akam terionisasi dan dapat bersifat

sebagai asam atau basa. Sifat-sifat asam dan basa ini sangat penting didalam pengertian

pengetahuan mengenai sifat protein. Hal ini sangat penting diterapkan dalam seni

pemisahan, identifikasi, dan kuatifikasi asam amino yang berbeda, yaitu dalam hal

menentukan komposisi dan urutan asam amino dari molekul protein, yang didasarkan atas

tingkah laku asam basa yang khas.

Dan bila protein dilarutkan ke dalam larutan asam atau basa kuat, maka unit

pembangun asam amino dibebaskan dari ikatan kovalen yang menghubungkan molekul-

Page 4: Asam Amino Fix

molekul ini menjadi rantai. Asam amino yang bebas yang terbentuk merupakan molekul

yang relatif kecil, dan struktur masing-masing telah diketahui.

Golongan-Golongan Asam Amino

Struktur ke-20 asam amino dibagi menjadi 4 golongan, yaitu: (1) golongan dengan

gugus R nonpolar atau hidrofobik, (2) golongan dengan gugus R polar, tetapi tidak

bermuatan, (3) golongan dengan gugus R bermuatan negatif, (4) golongan dengan gugus R

bermuatan positif.

Delapan Asam Amino Mempunyai Gugus Nonpolar

Gugus R di dalam golongan ini merupakan hidrokarbon. Lima asam amino dengan

gugus R alifatik (alanin, valin, leusin, isoleusin, dan prolin), dua dengan lingkaran

aromatik (fenilalanin dan triptofan), dan satu yang mengandung sulfur (metionin).

Golongan Asam Amino Mempunyai Gugus Polar Tidak Bermuatan

Gugus R dari asam amino polar lebih larut dalam air, atau lebih hidrofilik,

dibandingkan dengan asam amino nonpolar, karena golongan ini mengandung gugus

fungsionil yang membentuk ikatan hidrogen dengan air. Golongan ini meliputi glisin,

serin, treonin, sistein, tirosin, asparagin, dan glutamin.

Golongan Asam Amino yang Mempunyai Gugus R yang Bermuatan Negatif (Asam)

Golongan asam amino ini mengandung gugus R yang bermuatan total negatif pada

pH 7,0. asam amino ini meliputi asam aspartat dan asam glutamat, yang masing-masing

memiliki tambahan gugus karboksil.

Golongan Asam Amino yang Mempunyai Gugus R Bermuatan Positif (Basa)

Golongan asam amino ini mempunyai gugus R dengan muatan total positif pada pH

7,0. asam amino ini meliputi lisin, arginin, dan histidin.

Asam Amino mempunyai reaksi kimia spesifik

seperti juga semua senyawa organic, reaksi kimia asam amino mencirikan gugus fungsionil

yang terkandung. Karena semua asam amino mengandung gugus amino dan karboksil,

senyawa ini akan memberikan reaksi kimia yang mencirikan gugus – gugus ini. Sebagai

contoh, gugus amino dapat memberikan reaksi asetilasi, dan gugus karboksil esterifikasi.

Reaksi pengujian terhadap asam amino dapat berupa :

Reaksi Xantoprotein

Page 5: Asam Amino Fix

Larutan asam nitrat pekat ditambahkan dengan hati-hati ke dalam larutan protein.

Setelah dicampur terjadi endapan putih yang dapat berubah menjadi kuning apabila

dipanaskan. Reaksi yang terjadi ialah nitrasi pada inti benzena yang terdapat pada molekul

protein. Reaksi ini positif untuk protein yang mengandung tirosin, fenilalanin dan triptofan.

Reaksi Hopkins-Cole

Larutan protein yang mengandung triptofan dapat direaksikan dengan pereaksi

Hopkins-Cole yang mengandung asam glioksilat. Pereaksi ini dibuat dari asam oksalat

dengan serbuk magnesium dalam air. Setelah dicampur dengan pereaksi Hopkins-Cole,

asam sulfat dituangkan perlahan-lahan sehingga membentuk lapisan di bawah larutan

protein. Beberapa saat kemudian akan terjadi cincin ungu pada batas antara kedua lapisan

tersebut.

Reaksi Millon

Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat. Apabila

pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan menghasilkan endapan putih yang

dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk

fenol-fenol, karena terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang

berwarna.

Reaksi Natriumnitroprusida

Natriumnitroprusida dalam larutan amoniak akan menghasilkan warna merah dengan

protein yang mempunyai gugus –SH bebas. Jadi protein yang mengandung sistein dapat

memberikan hasil positif.

Reaksi Ninhidrin

Reaksi ninhidrin dapat dipakai untuk penentuan kuantitatif asam amino. Dengan

memanaskan campuran asam amino dan ninhidrin, terjadilah larutan berwarna ungu yang

identitasnya dapat ditentukan dengan cara spektrometri. Semua asam amino dan peptide

yang mengandung gugus α amino bebas memberikan reaksi ninhidrin yang positif. Prolin

dan hidroksiprolin yang gugus aminonya tersubtitusi, memberikan hasil reaksi lain yang

berwarna kuning.

V. Alat dan Bahan

Page 6: Asam Amino Fix

ALAT

1. pipet tetes

2. gelas ukur

3. beker gelas

4. bunsen

5. tabung reaksi

6. rak tabung reaksi

7. penjepit tabung

BAHAN

1. Larutan protein 1% - 5% ( susu bubuk, susu cair, kuning telur, dan putih telur)

2. Larutan asam amino 1% - 5% ( Tyrosin, triptofan, alanin, prolin, glysin)

3. larutan Ninhidrin

4. Reagen millon

5. Reagen Hopkins-Cole

6. H2SO4 pekat

Page 7: Asam Amino Fix

VI. Prosedur Percobaan

1. Uji Millon

Tambahkan 5 tetes reagen millon ke dalam 3 ml larutan protein, panaskan

campuran baik – baik. Jika reagen yang digunakan terlalu banyak maka warna akan

hilang pada pemanasan. Ulangi percobaan untuk setiap asam amino.

2. Uji Hopkins-Cole

Ke dalam 2 ml larutan protein tambahkan 2 ml reagen Hopkins-cole. Tambahkan

sedikit demi sedikit kira – kira sebanyak 5 ml H2SO4 pekat melalui sisi tabung.

Amati warna yang terbentuk pada pertemuan kedua cairan. Jika perlu putar

perlahan – lahan tabung tersebut, sampai terbentuk cincin berwarna. Ulangi

percobaan untuk setiap asam amino.

3. Uji Ninhidrin

Tambahkan 0,5 ml larutan ninhidrin 0,1% ke dalam 3 ml larutan protein. Panaskan

hingga mendidih. Ulangi percobaan dengan menggunakan asam amino lain

VII.Data Hasil Pengamatan

No Uji Perlakuan Hasil Pengamatan Kesimpulan

1 Uji Millon

a.Alanin

3ml Alanin 1% + 5 tetes

Reagen Millon ;

dipanaskan ± 2menit

3ml Alanin 2% + 5 tetes

Reagen Millon ;

dipanaskan ± 2menit

3ml Alanin 3% + 5 tetes

Reagem Millon ;

dipanaskan ± 2menit

alanin 1% (tidak berwarna) + Reagen

millon (tidak berwarna) larutan tak

berwarna larutan tak berwarna

alanin 2% (tidak berwarna) + Reagen

Millon (tidak berwarna) larutan tak

berwarna larutan tak berwarna

alanin 3% (tidak berwarna) + Reagen

Millon (tidak berwarna) larutan tak

berwarna larutan tak berwarna

Alanin bereaksi

negative dengan

reagen millon

Page 8: Asam Amino Fix

b. Glysin 3ml glysin 1% + 5 tetes

Reagen Millon ;

dipanaskan ± 2 menit

3ml glysin 2% + 5 tetes

Reagen Millon ;

dipanaskan ± 2 menit

3ml glysin 3% + 5 tetes

Reagen Millon ;

dipanaskan ± 2 menit

glysin 1% (tidak berwarna) + Reagen

Millon (tidak berwarna) larutan tak

berwarna larutan tak berwarna

glysin 2% (tidak berwarna) + Reagen

Millon (tidak berwarna) larutan tak

berwarna larutan tak berwarna

glysin 3% (tidak berwarna) + Reagen

Millon (tidak berwarna) larutan tak

berwarna larutan tak berwarna

Glysin bereaksi

negative dengan

reagen millon

ditunjukkan

dengan tidak

adanya

perubahan warna

pada larutan

meskipun telah

dipanaskan

c. Prolin 3ml Prolin 1% + 5 tetes

Reagen Millon ;

dipanaskan ± 3 menit

3ml Prolin 2% + 5 tetes

Reagen Millon ;

dipanaskan ± 3 menit

Prolin 1% (tidak berwarna) + Reagen

Millon (tidak berwarna) larutan tak

berwarna larutan tdk berwarna

Prolin 2% (tidak berwarna) + Reagen

Millon (tidak berwarna) larutan tak

berwarna larutan tak berwarna

Glysin bereaksi

negative dengan

reagen millon

ditunjukkan

dengan tidak

adanya

perubahan warna

pada larutan

meskipun telah

dipanaskan

d. Triftopan 3ml Triftopan 1% + 5

tetes Reagen Millon ;

dipanaskan ± 2 menit

3ml Triftopan 2% + 5

tetes Reagen Millon ;

dipanaskan ± 2menit

3ml Triftopan 3% + 5

tetes Reagen Millon ;

dipanaskan ± 2menit

Triftopan 1% (tidak berwarna) +

Reagen Millon (tidak berwarna)

larutan keruh terdapat endapan kuning

kecokelatan larutan keruh, ada

endapan cokelat

Triftopan 2% (tidak berwarna) +

Reagen Millon (tidak berwarna)

larutan keruh terdapat endapan kuning

kecokelatan larutan keruh, ada

endapan cokelat

Triftopan 3% (tidak berwarna) +

Reagen Millon (tidak berwarna)

larutan keruh terdapat endapan kuning

Triptofan bereaksi negative dengan reagen millon

Page 9: Asam Amino Fix

3ml Triftopan 4% + 5

tetes Reagen Millon ;

dipanaskan ± 2menit

3ml

Triftopan 5% +

R.Millon ; dipanaskan ±

2menit

kecokelatan larutan keruh, ada

endapan cokelat

Triftopan 4% (tidak berwarna) +

Reagen Millon (tidak berwarna)

larutan keruh terdapat endapan kuning

kecokelatan larutan keruh, ada

endapan cokelat

Triftopan 5% (tidak berwarna) +

R.Millon (tidak berwarna) larutan

keruh terdapat endapan kuning

kecokelatan larutan keruh, ada

endapan cokelat

e. Tyrosin 3ml Tyrosin 1% + 5

tetes Reagen Millon ;

dipanaskan ± 2menit

3ml Tyrosin 2% + 5

tetes Reagen Millon ;

dipanaskan ± 2menit

3ml Tyrosin 3% + 5

tetes Reagen Millon ;

dipanaskan ± 2menit

3ml Tyrosin 4% + 5

tetes Reagen Millon ;

dipanaskan ± 2menit

3ml Tyrosin 5% + 5

Tyrosin 1% (tidak berwarna) + Reagen

Millon (tidak berwarna) larutan tidak

berwarna larutan berwarna

merah, ada endapan merah

Tyrosin 2% (tidak berwarna) + Reagen

Millon (tidak berwarna) larutan tidak

berwarna larutan berwarna

merah, ada endapan merah

Tyrosin 3% (tidak berwarna) + Reagen

Millon (tidak berwarna) larutan tidak

berwarna larutan berwarna

merah, ada endapan merah

Tyrosin 4% (tidak berwarna) + Reagen

Millon (tidak berwarna) larutan tidak

berwarna larutan berwarna

merah, ada endapan merah

Tyrosin 5% (tidak berwarna) +

Tyrosin positif

bereaksi terhadap

uji millon, warna

dan endapan

1%< 2%< 3%<

4%< 5%

Page 10: Asam Amino Fix

tetes Reagen Millon ;

dipanaskan ± 3menit

Reagen Millon (tidak berwarna)

larutan tidak berwarna larutan

berwarna merah, ada endapan merah

f. Susu

bubuk

3ml susu bubuk 1% + 5

tetes Reagen Millon ;

dipanaskan ± 2menit

3ml susu bubuk 2% + 5

tetes Reagen Millon ;

dipanaskan ± 2menit

3ml susu bubuk 3% + 5

tetes Reagen Millon ;

dipanaskan ± 2menit

3ml susu bubuk 4% + 5

tetes Reagen Millon ;

dipanaskan ± 2menit

3ml susu bubuk 5% + 5

tetes Reagen Millon ;

dipanaskan ± 2menit

susu bubuk 1% (putih) + Reagen

Millon (tidak berwarna) larutan

putih larutan tidak berwarna,

ada endapan merah

susu bubuk 2% (putih) + Reagen

Millon (tidak berwarna) larutan

putih larutan agak keruh, ada

endapan merah

susu bubuk 3% (putih) + Reagen

Millon (tidak berwarna) larutan

putih larutan tidak berwarna,

ada endapan merah

susu bubuk 4% (putih) + Reagen

Millon (tidak berwarna) larutan

putih larutan tidak berwarna,

ada endapan merah

susu bubuk 5% (putih) + Reagen

Millon (tidak berwarna) larutan

putih larutan tidak berwarna,

ada endapan merah

Susu bubuk

bereaksi positif

dengan reagen

millon

g. Susu cair 3ml cair 1% + 5 tetes

Reagen Millon ;

dipanaskan ± 2menit

3ml cair 2% + 5 tetes

Reagen Millon ;

susu cair 1% (putih) + Reagen Millon

(tidak berwarna) larutan putih

larutan tidak berwarna, ada endapan

merah

susu cair 2% (putih) + Reagen Millon

(tidak berwarna) larutan putih

Bereaksi positif

terhadap reagen

millon

Page 11: Asam Amino Fix

dipanaskan ± 2menit

3ml cair 3% + 5 tetes

Reagen Millon ;

dipanaskan ± 2menit

3ml cair 4% + 5 tetes

Reagen Millon ;

dipanaskan ± 2menit

3ml cair 5% + 5 tetes

Reagen Millon ;

dipanaskan ± 2menit

larutan tidak berwarna, ada endapan

merah

susu cair 3% (putih) + Reagen Millon

(tidak berwarna) larutan putih

larutan tidak berwarna, ada endapan

merah

susu cair 4% (putih) + Reagen Millon

(tidak berwarna) larutan putih

larutan tidak berwarna, ada endapan

merah

susu cair 5% (putih) + Reagen Millon

(tidak berwarna) larutan putih

larutan tidak berwarna, ada endapan

merah

h. Kuning

telur

3ml kuning telur 1% + 5

tetes Reagen Millon ;

dipanaskan ± 2menit

3ml kuning telur 2% + 5

tetes Reagen Millon ;

dipanaskan ± 2menit

3ml kuning telur 3% + 5

tetes Reagen Millon ;

dipanaskan ± 2menit

3ml kuning telur 4% + 5

tetes Reagen Millon ;

dipanaskan ± 2menit

kuning telur 1% (tidak berwarna) +

Reagen Millon (tidak berwarna)

larutan tak berwarna larutan tidak

berwarna

kuning telur 2% (tidak berwarna) +

Reagen Millon (tidak berwarna)

larutan tak berwarna larutan tak

berwarna, ada endapan merah

kuning telur 3% (tidak berwarna) +

Reagen Millon (tidak berwarna)

larutan tak berwarna larutan tak

berwarna, ada endapan merah

kuning telur 4% (tidak berwarna) +

Reagen Millon (tidak berwarna)

larutan tak berwarna larutan tak

berwarna, ada endapan merah

Bereaksi positif

dengan reagen

millon

Page 12: Asam Amino Fix

3ml kuning telur 5% + 5

tetes Reagen Millon ;

dipanaskan ± 2menit

kuning telur 5% (tidak berwarna) +

Reagen Millon (tidak berwarna)

larutan tak berwarna larutan tak

berwarna, ada endapan merah

i. Putih

telur

3ml putih telur 1% + 5

tetes Reagen Millon ;

dipanaskan ± 2menit

3ml putih telur 2% + 5

tetes Reagen Millon ;

dipanaskan ± 2menit

3ml putih telur 3% + 5

tetes Reagen Millon ;

dipanaskan ± 2menit

3ml putih telur 4% + 5

tetes Reagen Millon ;

dipanaskan ± 2menit

3ml putih telur 5% + 5

tetes Reagen Millon ;

dipanaskan ± 2menit

putih telur 1% (tidak berwarna) +

Reagen Millon (tidak berwarna)

larutan tak berwarna larutan tak

berwarna, ada endapan merah

putih telur 2% (tidak berwarna) +

Reagen Millon (tidak berwarna)

larutan tak berwarna larutan tidak

berwarna, ada koagulan merah

putih telur 3% (tidak berwarna) +

Reagen Millon (tidak berwarna)

larutan tak berwarna, larutan tak

berwarna, ada endapan merah

putih telur 4% (tidak berwarna) +

Reagen Millon (tidak berwarna)

larutan tak berwarna larutan tak

berwarna, ada endapan merah

putih telur 5% (tidak berwarna) +

Reagen Millon (tidak berwarna)

larutan tak berwarna larutan tak

berwarna, ada endapan merah

Putih telur

bereaksi positif

dengan reagen

millon

2 Uji

Ninhidrin

a.Glysin 3ml glysin 1% + 0,5ml

R.Ninhidrin ;

dipanaskan ± 3menit

glysin 1% (tidak berwarna) +

R.Ninhidrin (tidak berwarna) larutan

tak berwarna larutan berwarna

ungu

Uji positif (+)

ditandai dengan

larutan berwarna

ungu

Page 13: Asam Amino Fix

3ml glysin 2% + 0,5ml

R.Ninhidrin ;

dipanaskan ± 2menit

3ml glysin 3% + 0,5ml

R.Ninhidrin ;

dipanaskan ± 2menit

3ml glysin 4% + 0,5ml

R.Ninhidrin ;

dipanaskan ± 2menit

3ml glysin 5% + 0,5ml

R.Ninhidrin ;

dipanaskan ± 2menit

glysin 2% (tidak berwarna) +

R.Ninhidrin (tidak berwarna) larutan

tak berwarna larutan berwarna

ungu

glysin 3% (tidak berwarna) +

R.Ninhidrin (tidak berwarna) larutan

tak berwarna larutan berwarna

ungu

glysin 4% (tidak berwarna) +

R.Ninhidrin (tidak berwarna) larutan

tak berwarna larutan berwarna

ungu

glysin 5% (tidak berwarna) +

R.Ninhidrin (tidak berwarna) larutan

tak berwarna larutan berwarna

ungu

b. Triftofan 3ml Triftofan 1% +

0,5ml R.Ninhidrin ;

dipanaskan ± 2 menit

3ml Triftofan 2% +

0,5ml R.Ninhidrin ;

dipanaskan ± 2 menit

3ml Triftofan 3% +

0,5ml R.Ninhidrin ;

dipanaskan ± 2 menit

3ml Triftofan 4% +

Triftofan 1% (tidak berwarna) +

R.Ninhidrin (tidak berwarna) larutan

tidak berwarna larutan berwarna

ungu

Triftopan 2% (tidak berwarna) +

R.Ninhidrin (tidak berwarna) larutan

tidak berwarna larutan berwarna

ungu

Triftofan 3% (tidak berwarna) +

R.Ninhidrin (tidak berwarna) larutan

tidak berwarna larutan berwarna

ungu

Triftofan 4% (tidak berwarna) +

Uji positif (+)

ditandai dengan

larutan berwarna

ungu

Page 14: Asam Amino Fix

0,5ml R.Ninhidrin ;

dipanaskan ± 2 menit

3ml Triftofan 5% +

0,5ml R.Ninhidrin ;

dipanaskan ± 2 menit

R.Ninhidrin (tidak berwarna) larutan

tidak berwarna larutan berwarna

ungu

Triftofan 5% (tidak berwarna) +

R.Ninhidrin (tidak berwarna) larutan

tidak berwarna larutan berwarna

ungu

c.Putih telur 3ml putih telur 1% +

0,5ml R.Ninhidrin ;

dipanaskan ± 2 menit

3ml putih telur 2% +

0,5ml R.Ninhidrin ;

dipanaskan ± 2 menit

3ml putih telur 3% +

0,5ml R.Ninhidrin ;

dipanaskan ± 2 menit

3ml putih telur 4% +

0,5ml R.Ninhidrin ;

dipanaskan ± 2 menit

3ml putih telur 5% +

0,5ml R.Ninhidrin ;

dipanaskan ± 2 menit

putih telur 1% (tidak berwarna) +

R.Ninhidrin (tidak berwarna) larutan

tidak berwarna larutan berwarna

ungu

putih telur 2% (tidak berwarna) +

R.Ninhidrin (tidak berwarna) larutan

tidak berwarna larutan berwarna

ungu

putih telur 3% (tidak berwarna) +

R.Ninhidrin (tidak berwarna) larutan

tidak berwarna larutan berwarna

ungu

putih telur 4% (tidak berwarna) +

R.Ninhidrin (tidak berwarna) larutan

tidak berwarna larutan berwarna

ungu

putih telur 5% (tidak berwarna) +

R.Ninhidrin (tidak berwarna) larutan

tidak berwarna larutan berwarna

ungu

Uji positif (+)

ditandai dengan

larutan berwarna

ungu

d.Kuning

telur

3ml kuning telur 1% +

0,5ml R.Ninhidrin ;

dipanaskan ± 2 menit

kuning 1% (putih) + R.Ninhidrin

(tidak berwarna) larutan tak

berwarna larutan berwarna ungu

Uji positif (+)

ditandai dengan

larutan berwarna

ungu

Page 15: Asam Amino Fix

3ml kuning telur 2% +

0,5ml R.Ninhidrin ;

dipanaskan ± 5 menit

3ml kuning telur 3% +

0,5ml R.Ninhidrin ;

dipanaskan ± 5 menit

3ml putih telur 4% +

0,5ml R.Ninhidrin ;

dipanaskan ± 5 menit

3ml putih telur 5% +

0,5ml R.Ninhidrin ;

dipanaskan ± 5 menit

kuning 2% (putih) + R.Ninhidrin

(tidak berwarna) larutan tak

berwarna larutan berwarna ungu

kuning 3% (putih) + R.Ninhidrin

(tidak berwarna) larutan tak

berwarna larutan berwarna ungu

kuning 4% (putih) + R.Ninhidrin

(tidak berwarna) larutan tak

berwarna larutan berwarna ungu

kuning 5% (putih) + R.Ninhidrin

(tidak berwarna) larutan tak

berwarna larutan berwarna ungu

e. Alanin 3ml alanin 1% + 0,5ml

R.Ninhidrin ;

dipanaskan ± 2 menit

3ml alanin 2% + 0,5ml

R.Ninhidrin ;

dipanaskan ± 2 menit

3ml alanin 3% + 0,5ml

R.Ninhidrin ;

dipanaskan ± 2 menit

3ml alanin 4% + 0,5ml

R.Ninhidrin ;

dipanaskan ± 2 menit

alanin 1% (tidak berwarna) +

R.Ninhidrin (tidak berwarna) larutan

tak berwarna larutan berwarna

ungu

alanin 2% (tidak berwarna) +

R.Ninhidrin (tidak berwarna) larutan

tak berwarna larutan berwarna

ungu

alanin 3% (tidak berwarna) +

R.Ninhidrin (tidak berwarna) larutan

tak berwarna larutan berwarna

ungu

alanin 4% (tidak berwarna) +

R.Ninhidrin (tidak berwarna)

larutan tak berwarna larutan

berwarna ungu

Uji positif (+)

ditandai dengan

larutan berwarna

ungu

Page 16: Asam Amino Fix

3ml alanin 5% + 0,5ml

R.Ninhidrin ;

dipanaskan ± 2 menit

alanin 5% (tidak berwarna) +

R.Ninhidrin (tidak berwarna) larutan

tak berwarna larutan berwarna

ungu

f. Prolin 3ml prolin 2% + 0,5ml

R.Ninhidrin ;

dipanaskan ± 2 menit

3ml prolin 3% + 0,5ml

R.Ninhidrin ;

dipanaskan ± 2 menit

prolin 2% (tidak berwarna) +

R.Ninhidrin (tidak berwarna) larutan

tak berwarna larutan berwarna

kuning

prolin 3% (tidak berwarna) +

R.Ninhidrin (tidak berwarna) larutan

tak berwarna larutan berwarna

kuning

Uji negative (-)

g.Susu

bubuk

3ml susu bubuk 1% +

0,5ml R.Ninhidrin ;

dipanaskan ± 3menit

3ml susu bubuk 2% +

0,5ml R.Ninhidrin ;

dipanaskan ± 3 menit

3ml susu bubuk 3% +

0,5ml R.Ninhidrin ;

dipanaskan ± 3 menit

3ml susu bubuk 4% +

0,5ml R.Ninhidrin ;

dipanaskan ± 3 menit

3ml susu bubuk 5% +

0,5ml R.Ninhidrin ;

dipanaskan ± 3 menit

susu bubuk 1% (putih) + R.Ninhidrin

(tidak berwarna) larutan putih

larutan berwarna ungu

susu bubuk 2% (putih) + R.Ninhidrin

(tidak berwarna) larutan putih

larutan berwarna ungu

susu bubuk 3% (putih) + R.Ninhidrin

(tidak berwarna) larutan putih

larutan berwarna ungu

susu bubuk 4% (putih) + R.Ninhidrin

(tidak berwarna) larutan putih

larutan berwarna ungu

susu bubuk 5% (putih) + R.Ninhidrin

(tidak berwarna) larutan putih

larutan berwarna ungu

Uji positif (+)

ditandai dengan

larutan berwarna

ungu

h. Susu cair 3ml susu cair 1% +

0,5ml R.Ninhidrin ;

dipanaskan ± 3 menit

susu cair 1% (putih) + R.Ninhidrin

(tidak berwarna) larutan berwarna

putih larutan berwarna ungu

Uji positif (+)

ditandai dengan

larutan berwarna

Page 17: Asam Amino Fix

3ml susu cair 2% +

0,5ml R.Ninhidrin ;

dipanaskan ± 3 menit

3ml susu cair 3% +

0,5ml R.Ninhidrin ;

dipanaskan ± 3 menit

3ml susu cair 4% +

0,5ml R.Ninhidrin ;

dipanaskan ± 3 menit

3ml susu cair 5% +

0,5ml R.Ninhidrin ;

dipanaskan ± 3 menit

susu cair 2% (putih) + R.Ninhidrin

(tidak berwarna) larutan berwarna

putih larutan berwarna ungu

susu cair 3% (putih) + R.Ninhidrin

(tidak berwarna) larutan berwarna

putih larutan berwarna ungu

susu cair 4% (putih) + R.Ninhidrin

(tidak berwarna) larutan berwarna

putih larutan berwarna ungu

susu cair 5% (putih) + R.Ninhidrin

(tidak berwarna) larutan berwarna

putih larutan berwarna ungu

ungu

Page 18: Asam Amino Fix

VIII. Reaksi Kimia

a. Uji Millon

Tyrosine (Tyr)

b. Uji hopkin Cole

HNO3 + 2H2O + H+ + CO2

Page 19: Asam Amino Fix

c. Reaksi Ninhidrin

Reaksi Ninhidrin

Page 20: Asam Amino Fix

reaksi ninhidrin

Reaksi ninhidrin

Page 21: Asam Amino Fix

IX. Pembahasan

Percobaan kali ini mengenai uji asam amino dan protein melalui uji Millon, uji

Ninhidrin dan Uji Hopkins Cole. Protein yang di uji berupa susu cair, susu bubuk, kuning

telur dan putih telur sedangkan untuk asam amino menggunakan alanin, valin, glysin,

triptofan dan tyrosin.

Pada uji millon, uji positif ditandai dengan adanya endapan merah bata pada larutan

asam amino yang di ujikan. Uji ini menunjukan hasil positif hanya terhadap tyrosin dan

protein (susu bubuk, susu cair, kuning telur, dan putih telur). Warna merah bata yang

terbentuk ini berasal dari garam merkuri dari asam amino yang ternitrasi. Apabila reagen

millon ditambahkan pada larutan protein, akan menghasilkan endapan putih yang dapat

berubah warna menjadi merah oleh pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini bereaksi positif

untuk fenol-fenol, karena terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang

berwana. Uji ini bereaksi positif terhadap protein karena pada senyawa ini mengandung

asam amino tyrosin.

Pada uji ninhidrin akan menghasilkan warna ungu terhadap asam amino. Kompleks

warna ungu tersebut dihasilkan dari senyawa ninhidrin dengan atom nitrogen pada asam

amino. Sehingga uji ini akan menghasilkan produk berwarna ungu pada semua asam amino

yang mempunyai gugus α-amino bebas. Pada percobaan ini uji ninhidrin memberikan hasil

positif terhadap larutan protein dan semua asam amino yang di ujikan kecuali pada prolin.

Prolin bereaksi negative terhadap uji ninhidrin karena gugus α-aminonya tidak bersifat

bebas, tetapi tersubtitusi oleh sebagian gugus R-nya, menghasilkan struktur melingkar. Jika

prolin direaksi dengan uji ninhidrin maka akan menghasilkan larutan berwarna kuning.

Page 22: Asam Amino Fix

X. Kesimpulan

1. Uji Millon positif terhadap asam amino tyrosin, karena tyrosin memiliki gugus

hidroksifenil sehingga menghasilkan endapan berwarna merah bata. Selain itu

Uji millon juga bereaksi positif terhadap protein, hal ini menunjukkan terdapat

asam amino tyrosin pada protein tersebut.

2. Uji ninhidrin menunjukkan hasil positif pada protein dan asam amino yang di

ujikan kecuali pada prolin. Hal ini dikarenakan pada prolin tidak terdapat gugus

α-amino bebas yang akan bereaksi dengan ninhidrin membentuk larutan

berwarna ungu.

3. Uji Hopkins-cole bereaksi negative pada alanin, triptofan dan susu cair

dikarenakan terjadi kesalahan pada saat pembuatan pereaksi Hopkins-cole.

XI. DAFTAR PUSTAKALehninger, A. L. (1982). Dasar - Dasar Biokimia. Jakarta: Erlangga.Poedjiadi, A. (1994). Dasar - Dasar Biokimia . Jakarta: Universitas Indonesia.

Page 23: Asam Amino Fix

XII. Gambar Alat :

Tabung reaksi Beker Gelas Gelas Ukur

Pipet Tetes Rak Tabung Reaksi Pembakar spritus

Penjepit Tabung

Page 24: Asam Amino Fix

XIII. JAWABAN PERTANYAAN :

UJI MILLON

Apa yang terjadi jika garam merkuri ditambahkan ke dalam protein?

Jika garam merkuri ditambahkan ke dalam protein, maka akan terbentuk endapan

putih dan dapat berubah menjadi merah bata setelah dilakukan pemanasan

Mengapa larutan albumin terkoagulasi?

Karena larutan albumin dilakukan pemanasan yang membuat albumin ini

terdenaturasi (terjadi perubah struktur protein tanpa menyebabkan pemutusan atau

kerusakan lipatan antar asam amino)

Larutan protein yang mana yang memberikan uji negatif? Mengapa?

Alanin, Glisin, Triptofan, Prolin. Karena tidak menghasilkan endapan yang

berwarna merah yang bertanda bahwa asam amino tersebut tidak mengandung

gugus hidroksifenil.

UJI NINHIDRIN

Warna apa yang terbentuk?

Warna yang terbentuk adalah warna ungu

Gugus apa yang memberikan uji protein?

Gugus yang memberikan uji positif adalah gugus α-amino bebas yang terdapat pada

semua asam amino kecuali prolin