Artikel Tina Yuniati

download Artikel Tina Yuniati

of 13

Transcript of Artikel Tina Yuniati

  • 1

    Disusun Oleh : TINA YUNIATI

    Npm : 09310096

    Pembimbing I : dr. Resti Arania, Sp.PA

    Pembimbing II: Octa Reni Setiawati, S.Psi., M.Psi., Psikolog

    ABSTRAK

    Latar Belakang : Penderita gagal ginjal

    kronik tahap terminal bisa mempertahankan

    kehidupannya dengan terapi hemodialisis,

    namun penambahan berat badan diantara

    dua waktu hemodialisis (interdialysis weight

    gain = IDWG) melebihi standar 1,5 kg dapat

    berdampak terhadap kualitas hidup pasien

    yang menjalani terapi hemodialisis. Efek

    negatif terhadap keadaan pasien, diantaranya

    hipotensi, kram otot, hipertensi, sesak nafas,

    mual, muntah, edema perifer, ascites. Tujuan

    dari penelitian ini mengetahui hubungan

    antara penambahan berat badan di antara

    dua waktu hemodialisis (interdialysis weight

    gain = IDWG) dan kualitas hidup pasien

    yang menjalani terapi hemodialisis di ruang

    hemodialisa Rumah Sakit Umum Ahmad

    Yani Kota Metro Lampung Tahun 2013.

    Metode : Desain penelitian Analitik dengan

    pendekatan Cross Sectional. Uji statistik

    dengan menggunakan uji Chi Square.

    Populasi dalam penelitian ini seluruh pasien

    rutin yang menjalani hemodialisa dalam

    kurun waktu > 3 bulan dengan jadwal

    hemodialisa 2x seminggu dan bukan pasien

    traveling dialisis di ruang hemodialisa

    Rumah Sakit Umum Ahmad Yani Kota

    Metro Lampung Tahun 2013.

    Hasil : Ada hubungan antara penambahan

    berat badan di antara dua waktu

    hemodialisis (interdialysis weight gain =

    IDWG) terhadap kualitas hidup pasien yang

    menjalani terapi hemodialisis di Rumah

    Sakit Umum Ahmad Yani Kota Metro,

    Lampung (p-value = 0.001).

    Kata Kunci : IDWG, Hemodialisis,

    Kualitas Hidup

    ABSTRACT

    Background : Patients with terminal stage

    of chronic kidney disease (CKD) can sustain

    life with hemodialysis therapy, but the

    interdialysis weight gain (IDWG) exceeds

    the standar 1,5 kg can adversely affect the

    quality of life of patients undergoing

    hemodialysis therapy. The negative effect of

    IDWG on patient conditions, are

    hypotension, muscle cramps, hypertension,

    shortness of breath, nausea, vomiting,

    peripheral edema, ascites. The objectives of

    this study is to ascertain the relationship

    between IDWG and patients quality of life

    (QoL) undergoing hemodialysis therapy in

    Ahmad Yani General Hospital Metro

    Lampung Province 2013.

    Method : Analytic study design with Cross

    Sectional approach. Statistical test using the

    Chi Square test. Population in this study

    were all patients undergoing routine

    hemodialysis over a periode of more than 3

    months to 2 times weekly hemodialysis

    schedule and not traveling dialysis patients

    in Ahmad Yani General Hospital Metro

    Lampung Province 2013.

    HUBUNGAN ANTARA PENAMBAHAN BERAT BADAN DI ANTARA

    DUA WAKTU HEMODIALISIS (INTERDIALYSIS WEIGHT GAIN =

    IDWG) TERHADAP KUALITAS HIDUP PASIEN YANG MENJALANI

    TERAPI HEMODIALISIS DI RUMAH SAKIT UMUM AHMAD YANI

    KOTA METRO LAMPUNG TAHUN 2013

  • 2

    Result : there is a relationship between

    IDWG with patients quality of life (QoL)

    undergoing hemodialysis therapy in Ahmad

    Yani General Hospital Metro Lampung

    Province 2013 (p-value = 0.001).

    Key Words : IDWG, hemodialysis, quality

    of life

    PENGANTAR

    Penyakit kronis adalah kondisi medis

    atau masalah kesehatan yang berkaitan

    dengan gejala-gejala atau kecacatan yang

    membutuhkan penatalaksanaan medis dan

    keperawatan dalam waktu jangka panjang.

    Salah satu penyakit yang dikategorikan

    sebagai penyakit kronis adalah penyakit

    ginjal kronis. Chronic Kidney Disease

    (CKD) atau penyakit ginjal kronis adalah

    suatu sindrom klinis disebabkan penurunan

    fungsi ginjal yang bersifat menahun,

    berlangsung progresif dan cukup lanjut,

    serta bersifat persisten dan irreversibel.

    CKD makin banyak menarik perhatian dan

    makin banyak dipelajari, karena pasien yang

    mengalami tahap gagal ginjal terminal,

    masih mampu bertahan dan menjalani

    aktivitas hidup dengan cukup baik.1,2,3

    Penatalaksanaan pasien CKD yang

    sudah berada pada stadium akhir adalah

    dengan terapi pengganti ginjal yaitu dialisis

    atau dengan melakukan pencangkokan organ

    ginjal, namun yang banyak dilakukan adalah

    dengan hemodialisis. Masalah yang sering

    terjadi pada pasien hemodialisis adalah

    penambahan berat badan di antara dua

    waktu hemodialisis (Interdialytic weight

    gain = IDWG) yang disebabkan oleh

    ketidakmampuan fungsi ekskresi ginjal,

    sehingga berapapun jumlah cairan yang

    diasup pasien, penambahan berat badan akan

    selalu ada. Dengan kata lain penambahan

    berat badan sebanyak nol ml tidak mungkin

    terjadi. Penambahan nilai IDWG yang

    terlalu tinggi akan dapat menimbulkan efek

    negatif terhadap keadaan pasien, diantaranya

    hipotensi, kram otot, hipertensi, sesak nafas,

    mual dan muntah, edema perifer dan ascites,

    gangguan kardiovaskular yang dapat

    mempengaruhi aktifitas sehari-hari pasien

    dan kualitas hidup pasien pun akan menurun

    bahkan dapat mengalami kematian dini. 5,6,7,8,9,10

    Kualitas hidup didefinisikan sebagai

    persepsi individu sebagai laki-laki ataupun

    perempuan dalam hidup, ditinjau dari

    konteks budaya dan sistem nilai tempat

    mereka tinggal, dan hubungan dengan

    standar hidup, harapan, kesenangan, dan

    perhatian mereka. Hal ini terangkum secara

    kompleks mencakup kesehatan fisik, status

    psikologis, tingkat kebebasan, hubungan

    sosial, dan hubungan kepada karakteristik

    lingkungan mereka 16.

    Timbulnya efek

    negatif dari penambahan berat badan di

    antara waktu dialisis akan mempengaruhi

    kualitas hidup pasien CKD, hingga

    timbulnya kematian. 15

    Jenis Penelitian

    Penelitian ini merupakan jenis penelitian

    analitik kuantitatif

    Rancangan Penelitian

    Rancangan penelitian adalah analitik dengan

    menggunakan pendekatan cross sectional

    Variabel penelitian

    1. Variabel Dependen / Terikat Variabel Dependen / Terikat pada

    penelitian ini adalah kualitas hidup.

    2. Variabel Independen / Bebas Variabel Independen / Bebas pada

    penelitian ini adalah penambahan

    berat badan di antara dua waktu

    hemodialisis (Interdialysis weight

    gain =IDWG).

  • 3

    Subyek Penelitian

    Populasi

    Populasi penelitian adalah seluruh

    pasien rutin yang menjalani hemodialisa

    dalam kurun waktu > 3 bulan dengan jadwal

    hemodialisa 2x seminggu dan bukan pasien

    travelling dialisis di ruang hemodialisa

    Rumah Sakit Umum Ahmad Yani Kota

    Metro Lampung sampai dengan bulan

    Oktober 2013 sebanyak 54 pasien. Menurut

    Kidney Disease Quality of Life Short Form

    (KDQOL) pengukuran kualitas hidup

    dilakukan dalam rentang 4 minggu terakhir.

    Sampel

    Kriteria inklusi

    a. Semua pasien Chronic Kidney Disease (CKD) yang menjalani

    hemodialisis minimal 2 kali /

    minggu di unit hemodialisa.

    b. Pasien sadar dan dapat berkomunikasi baik.

    c. Pasien bersedia menjadi responden.

    Definisi Operasional

    Tabel 3.1.

    Definisi Operasional Penelitian

    Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

    Ukur

    Variabel Independent

    Penambaha

    n berat

    badan di

    antara dua

    Waktu

    dialisis

    (interdialysi

    s

    weight gain

    = IDWG)

    Selisih jumlah berat

    badan setelah dialisis

    yang lalu hingga

    sebelum dialisis

    berikutnya

    Timbangan

    badan yang

    Terdapat di Unit

    Hemodialisis

    RSUAY Metro

    Mengukur

    berat badan

    setelah

    dialisis 1

    (BB1) dan

    sebelum

    dialisis

    selanjut-

    nya (BB2)

    kemudian di-

    hitung

    prosentasi

    penambahann

    ya

    Kategori

    Penambahan BB

    0= Berat :

    IDWG > 6%

    1= Sedang :

    IDWG 4 - 6 %

    2=Ringan :

    IDWG < 4%

    Ordinal

    Variabel Dependent

  • 4

    Kualitas

    hidup

    Kondisi dimana pasien

    kendati penyakit yang

    dideritanya dapat tetap

    merasa nyaman secara

    fisik, psikologis,

    sosial, maupun

    spiritual serta secara

    optimal

    memanfaatkan

    hidupnya untuk

    kebahagiaan dirinya

    maupun orang lain

    KDQOL-SF Kuesioner 0 : Rendah

    (total skor

    40 tahun (84 %).

  • 5

    b. Jenis Kelamin

    Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin di Ruang

    Hemodialisa RSU A Yani Kota Metro Tahun 2013

    Jenis Kelamin Kasus

    Frekuensi Persentasi (%)

    Laki-laki 26 52

    Perempuan 24 48

    Total 50 100.0

    Berdasarkan tabel 4.2 terlihat

    bahwa sebagian besar responden

    di Ruang Hemodialisa RSU A

    Yani Kota Metro Tahun 2013

    berjenis kelamin Laki-laki (52

    %)

    c. Pekerjaan

    Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pekerjaan di Ruang Hemodialisa

    RSU A Yani Kota Metro Tahun 2013

    Pekerjaan Kasus

    Frekuensi Persentasi (%)

    PNS 16 32

    Wiraswasta 5 10

    Tidak Bekerja 29 58

    Total 50 100.0

    Berdasarkan tabel 4.3 terlihat

    bahwa sebagian besar responden

    di Ruang hemodialisa RSU A

    Yani Kota Metro Tahun 2013

    adalah tidak bekerja (58%).

    2. Analisa Univariat a. Penambahan berat badan diantara dua waktu hemodialisis (interdialysis weight gain

    = IDWG)

    Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Penambahan berat badan

    diantara dua waktu hemodialisis (interdialysis weight gain = IDWG) di Ruang

    Hemodialisa RSU A Yani Kota Metro Tahun 2013

    IDWG Kasus

    Frekuensi Persentasi (%)

    Ringan 6% 17 34

    Total 100.0

  • 6

    Berdasarkan tabel 4.4 terlihat

    bahwa sebagian besar responden

    di Ruang Hemodialisa RSU A

    Yani Kota Metro Tahun 2013

    mempunyai penambahan berat

    badan diantara dua waktu

    hemodialisis (interdialysis weight

    gain = IDWG) yang ringan

  • 7

    Berdasarkan tabel 4.6 diketahui

    bahwa tidak ada responden yang memiliki

    IDWG ringan dengan kualitas hidup rendah

    (0%), sedangkan responden yang memiliki

    IDWG ringan dengan kualitas hidup sedang

    sebanyak 6 orang (12%), dan responden

    yang memiliki IDWG ringan dengan

    kualitas hidup tinggi sebanyak 12 orang

    (24%). Responden yang memiliki IDWG

    sedang dengan kualitas hidup rendah

    sebanyak 2 orang (4%), responden yang

    memiliki IDWG sedang dengan kualitas

    hidup sedang sebanyak 7 orang (14%),

    Responden yang memiliki IDWG sedang

    dengan kualitas hidup tinggi sebanyak 6

    orang (12%). Sedangkan responden yang

    memiliki IDWG berat dengan kualitas hidup

    rendah sebanyak 5 orang (10%), responden

    yang memiliki IDWG berat dengan kualitas

    hidup sedang sebanyak 12 (24%), dan tidak

    ada responden yang memiliki IDWG berat

    dengan kualitas hidup tinggi (0%).

    Berdasarkan hasil uji statistik

    diperoleh p-value = 0,001 yang berarti p < = 0,05 ( Ho ditolak dan Ha diterima ), maka

    dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

    yang signifikan antara penambahan berat

    badan diantara dua waktu hemodialisis

    (interdialysis weight gain = IDWG) dengan

    kualitas hidup pasien yang menjalani terapi

    hemodialisis di Rumah Sakit Umum Ahmad

    Yani Kota Metro, Lampung tahun 2013.

    B. Pembahasan Pembahasan penelitian ini

    menggunakan analisa univariat dan

    bivariat, analisa ini dipergunakan untuk

    melihat gambaran variabel independen

    dan dependen, serta hubungan antara

    variabel independen dan dependen

    dengan menggunakan uji statistik Chi

    Square Test.

    1. Analisa Univariat a. Penambahan berat badan diantara dua

    waktu hemodialisis (interdialysis weight

    gain = IDWG)

    Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa

    sebagian besar responden di Ruang

    Hemodialisa RSU A Yani Kota Metro

    Tahun 2013 mengalami penambahan berat

    badan diantara dua waktu hemodialisis yang

    ringan < 4% sebanyak 18 orang (36%).

    Namun perbedaan antara kategori

    penambahan berat badan diantara dua waktu

    hemodialisis yang sedang dan berat pun

    tidak terlalu besar, yaitu 3 orang responden

    atau 6 % terhadap kategori yang sedang, dan

    1 orang responden atau 2 % terhadap

    kategori yang berat. Dengan demikian

    kategori penambahan berat badan diantara

    dua waktu hemodialisis yang sedang dan

    berat pun perlu di perhatikan karena berada

    dalam nilai yang hampir sama dengan yang

    rendah. Hal ini terjadi kemungkinan

    disebabkan lama tindakan pelaksanaan

    hemodialisis yang kurang dari waktu ideal

    yang disarankan oleh National Kidney

    Foundation, disamping faktor kepatuhan

    pasien dalam pembatasan makanan dan

    minuman.

    Penambahan berat badan diantara dua

    waktu hemodialisis (interdialysis weight

    gain) juga disebabkan berbagai faktor antara

    lain :

    1. Ketidakmampuan ginjal untuk mengeluarkan air dan zat terlarut seperti

    natrium, kalium, hidrogen, sehingga

    menyebebkan kecenderungan terjadinya

    akumulasi cairan dan elektrolit dalam

    tubuh. Hal ini menyebabkan peninggian

    voluma cairan di luar sel.

    2. Malnutrisi karena masukan protein dan kalori yang rendah dan peningkatan

    katabolisme protein akibat asidosis

    sehingga terjadi penurunan berat badan

    di mana terjadi penurunan lemak dan

    otot tubuh disertai peninggian volume

    cairan di luar sel.

    3. Keadaan anemia yang menyebabkan pembengkakan dan penebalan jantung

    serta gagal jantung yang mengakibatkan

    terjadinya penurunan aliran ginjal yang

  • 8

    menyebabkan penahanan garam dan

    cairan.

    Peningkatan berat badan yang banyak

    menunjukkan terjadinya penumpukan

    cairan. Setiap penumpukan berat badan 1 kg

    berarti terjadi penambahan 1 liter air yang

    tertahan di dalam tubuh. Mengontrol asupan

    cairan merupakan salah satu masalah utama

    bagi pasien dialisis. Karena dalam kondisi

    normal manusia tidak dapat bertahan lebih

    lama tanpa asupan cairan dibandingkan

    dengan makanan. Namun bagi pasien

    hemodialisis harus melakukan pembatasan

    asupan cairan untuk meningkatkan kualitas

    hidupnya.35

    Pengaturan diet pada penyakit gagal

    ginjal yang menjalani hemodialisis

    sedemikian kompleks. Pengaturan diet

    tersebut sangat sukar untuk dipatuhi oleh

    pasien sehingga memberikan dampak

    terhadap status gizi dan peningkatan berat

    badan serta berpengaruh terhadap kualitas

    hidup penderita. Hal ini akan berdampak

    pada tingginya angka kematian akibat

    peningkatan berat badan diantara dua waktu

    hemodialisa.

    Dari Harold Simmons Pusat Penelitian

    Penyakit Ginjal dan Epidemiologi di

    Universitas California di Los Angeles,

    menyampaikan bahwa 86% dari pasien

    memiliki berat badan interdialisis lebih dari

    1,5 kg. Pasien yang memiliki berat badan

    interdialisis 4,0 kg atau lebih memiliki 28%

    peningkatan risiko kematian. 15

    b. Kualitas hidup Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa

    sebagian besar responden di Ruang

    Hemodialisa RSU A Yani Kota Metro

    Tahun 2013 memiliki kualitas hidup yang

    sedang (50%).

    Menurut WHO kualitas hidup

    merupakan persepsi individu sebagai laki-

    laki ataupun perempuan dalam hidup,

    ditinjau dari konteks budaya dan sistem nilai

    tempat mereka tinggal, dan hubungan

    dengan standar hidup, harapan, kesenangan,

    dan perhatian mereka. Hal ini terangkum

    secara kompleks mencakup kesehatan fisik,

    status psikologis, tingkat kebebasan,

    hubungan sosial, dan hubungan kepada

    karakteristik lingkungan mereka. 16, 17

    Merkus MP mengungkapkan penelitian

    yang dilakukan di 13 pusat dialisis Belanda

    bahwa kualitas hidup pasien yang menjalani

    hemodialisis berada pada kategori rendah,

    faktor penambahan berat badan menjadi

    pemicu munculnya berbagai keluhan dan

    respon tubuh akibat akumulasi cairan dalam

    tubuhnya. Peningkatan berat badan yang

    melebihi batas yang dianjurkan yaitu 1,5 kg

    akan berdampak pada fungsi kardivaskuler

    dan sistem respirasi.19

    Penelitian yang dilakukan oleh Drennan

    & Cleary, terhadap 97 pasien CKD yang

    sedang menjalani hemodialisis,

    menunjukkan adanya penurunan kualitas

    hidup diantaranya pada keterbatasan

    vitalitas, fungsi fisik, dan peran fisik.

    Mereka juga melaporkan fungsi fisik jauh

    lebih rendah dan skor kesehatan mental yang

    kurang baik.18

    2. Analisa Bivariat a. Hubungan Penambahan Berat Badan

    Diantara Dua Waktu Hemodialisis

    (Interdialysis Weight Gain = IDWG)

    Dengan Kualitas Hidup Pasien Yang

    Menjalani Terapi Hemodialisis

    Berdasarkan tabel 4.6 diketahui

    bahwa tidak ada responden yang

    memiliki IDWG ringan dengan

    kualitas hidup rendah (0%),

    sedangkan responden yang memiliki

    IDWG ringan dengan kualitas hidup

    sedang sebanyak 6 orang (12%), dan

    responden yang memiliki IDWG

    ringan dengan kualitas hidup tinggi

    sebanyak 12 orang (24%).

    Responden yang memiliki IDWG

    sedang dengan kualitas hidup rendah

    sebanyak 2 orang (4%), responden

  • 9

    yang memiliki IDWG sedang dengan

    kualitas hidup sedang sebanyak 7

    orang (14%), Responden yang

    memiliki IDWG sedang dengan

    kualitas hidup tinggi sebanyak 6

    orang (12%). Sedangkan responden

    yang memiliki IDWG berat dengan

    kualitas hidup rendah sebanyak 5

    orang (10%), responden yang

    memiliki IDWG berat dengan

    kualitas hidup sedang sebanyak 12

    (24%), dan tidak ada responden yang

    memiliki IDWG berat dengan

    kualitas hidup tinggi (0%).

    Berdasarkan hasil uji statistik

    diperoleh p-value = 0,001 yang

    berarti p < = 0,05 ( Ho ditolak dan Ha diterima ), maka dapat

    disimpulkan bahwa ada hubungan

    yang signifikan antara penambahan

    berat badan diantara dua waktu

    hemodialisis (interdialysis weight

    gain = IDWG) dengan kualitas hidup

    pasien yang menjalani terapi

    hemodialisis di Rumah Sakit Umum

    Ahmad Yani Kota Metro, Lampung

    tahun 2013.

    Peningkatan berat badan

    mengidentifikasi kelebihan cairan.

    Kenaikan yang diterima adalah 0,5

    kg per tiap 24 jam diantara waktu

    dialisis. Kelebihan cairan yang

    terjadi dapat dilihat dari terjadinya

    penambahan berat badan secara

    cepat. Kelebihan cairan ini dapat

    berkembang dengan progresif, yang

    dapat menimbulkan kondisi edema

    paru ataupun kegagalan fungsi

    jantung.

    Penambahan berat badan diantara

    dua waktu hemodialisis

    menyebabkan kelebihan volume

    cairan tubuh yang akan

    mengakibatkan terjadinya gangguan

    sistem kardiovaskular, antara lain

    hipertensi, edema paru, edema

    perifer, ascites, meningkatkan resiko

    pembengkakan dan penebalan jatung

    sebelah kiri. Gejala kelebihan cairan

    yang terjadi adalah tekanan darah

    naik, peningkatan frekuensi nadi, dan

    frekuensi pernafasan, peningkatan

    tekanan vena sentral, dispnea

    (sesak), batuk, dan edema sehingga

    akan sangat mempengaruhi pola

    aktifitas sehari-hari pasien, yang

    pada akhirnya akan berdampak pada

    menurunnya kualitas hidup pasien

    Chronic Kidney Disease (CKD) yang

    menjalani terapi hemodialisis.

    Dengan demikian, dari hasil data

    yang diperoleh menunjukkan hasil

    yang sesuai bahwa semakin tinggi

    penambahan berat badan diantara

    dua hemodialisis, maka semakin

    rendah kualitas hidup pasien.

    Kesimpulan

    1. Responden di Ruang Hemodialisa RSU A Yani Kota Metro Tahun 2013

    mempunyai penambahan berat badan

    diantara dua waktu hemodialisis

    (interdialysis weight gain = IDWG)

    yang ringan (6%) sebanyak 34%.

    2. Responden di Ruang Hemodialisa RSU A Yani Kota Metro Tahun 2013

    memiliki kualitas hidup yang rendah

    sebanyak 40%, sedang sebanyak 50%,

    dan tinggi sebanyak 36%.

    3. Ada hubungan yang signifikan antara penambahan berat badan diantara dua

    waktu hemodialisis (interdialysis weight

    gain = IDWG) dengan kualitas hidup

    pasien yang menjalani terapi

    hemodialisis di Rumah Sakit Umum

    Ahmad Yani Kota Metro, Lampung

    tahun 2013 (p-value = 0,001 < = 0,05).

  • 10

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Smeltzer, S.C., Bare, B.G. Brunner And Suddarths Texbook Of Medical Surgical Nursing. Philadelphia.

    Lippincott: 2001.

    2. Mansjoer, A., Suprohaita, Wardhani, W.I., Setiowulan, W. Kapita selekta

    kedokteran. Jakarta: Media aesculapius.

    2001; 7: 531-534

    3. Lubis, A.J. Dukungan Sosial Pada Pasien Gagal Terminal Yang Melakukan

    Terapi Hemodialisa. Medan: Tesis

    Program Studi Psikologi Fakultas

    Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

    2006

    4. WHO Quality of Life-BREF. Available at: http://www.who.int/substance_

    abuse/research_tools /whoqolbref/en.

    1994

    5. Guyton, A.C., Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta: EGC.

    2007;

    6. Pace, R.C. Fluid Management in Patient on Hemodialysis. Nephrology Nursing

    Journal. September-Oktober. 2007;

    34(5): 557

    7. Foley, H., Collins. Fluid management in patients on hemodialysis. (Issues in

    Renal Nutrition: Focus on Nutritional

    Care for Nephrology Patients), Neph

    Nurs J. 1 September 2007.

    8. Kimmel P.L. Interdialytic weight gain and survival in hemodialysis patients.

    Effects of duration of ESRD and diabetic

    mellitus. Kidney International. 2000;

    57(3): 11411151.

    9. Kaveh, Kimme. Nonadherence With Diet and Fluid Restrictions Among

    Adults Having Hemodialysis. J Nurs

    Scholar. 2005; Vol 37(1): 25-29.

    10. Abuelo, J.G. Large interdialytic weight gains: Causes, consequences, and

    corrective measures. Seminars in

    dialysis. 1998; 11(1): 25-32.

    11. Johnstone, Halshaw. Self-care management in adults undergoing

    hemodialysis. Neph Nurs J. July-August,

    2006

    12. Sharp, Wild, Gumley. Dialysis staff encouragement and fluid control

    adherence in patients on hemodialysis.

    Neph N J. May-June, 2009.

    13. Hwang, J., Wang, C.T., Chien, C.C. Effect of climatic temperature on fluid

    gain in hemodialysis patients with

    different degrees of overhydration.

    Blood Purification. 2007; 25(5-6): 473-

    479.

    14. Sarkar S. R., Kotanko P., Levin N.W. Interdialytic Weight Gain. Implications

    in Hemodialysis Patients. Seminars in

    Dialysis. September 2006; 19(5): 429433

    15. Kamyar, Kalantar Z. Interdialytic Weight Gain. Mortality Linked. Neph

    Nurs J. 2009

    16. WHO Quality of Life-BREF. (1994). Available at

    http://www.who.int/substance_

    abuse/research_tools /whoqolbref/

    17. Kinghorn, S., Gamlin, R. Palliative Nursing. Bringing Comfort and Hope.

    St. Louis: Bailliere Tindall. 2004

  • 11

    18. Drennan, Cleary. Quality of life of patients on haemodialysis for end-stage

    renal disease Journal of Advanced

    Nursing. 2005; 51(6): 577586.

    19. Anees, et al. Dialysis-related factors affecting quality of life in patients on

    hemodialysis. Iranian Journal of Kidney

    Diseases (IJKD). 2011; 5(1): 9-14.

    20. Smeltzer, S.C. Bare, B.G. Brunner And Suddarths Texbook Of Medical Surgical Nursing. Philadelphia:

    Lippincott. 2001.

    21. Black J.M., Hawks J.H. Medical-surgical nursing. Clinical management for

    positive outcomes. 7th Edition. St. Louis:

    Elsevier Saunders. 2005.

    22. Nursalam. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem

    Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika.

    2006.

    23. Baughman, C.D. Keperawatan medical bedah, Jakarta: EGC. 2000.

    24. Brown, D., Edwards, H. Lewiss medical-surgical nursing. Assessment

    and management of clinical problems.

    Australia: Elsevier. 2005.

    25. Suwitra, K. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi IV, Jilid I. Jakarta: Pusat

    Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit

    Dalam FKUI. 2006.

    26. Perhimpunan Nefrologi Indonesia. Penyakit Gagal Ginjal Kronik dan

    Glomerulopati . Patologi Ginjal

    Pengelolaan Hipertensi Saat ini. Jakarta :

    EGC. 2003.

    27. Tisher, Wilcox. Nephrology Kidney Diseases handbooks. 3rd edition.

    Baltimore: 1995.

    28. Brenner, B.M. Brenner and Rectors The Kidney. 7th Edition. Philadelphia:

    Elsevier. 2004.

    29. Lameire. N., Mehta, R.L. Complications of dialysis. New York : Informa Health

    Care. 2000.

    30. Reams, Elder, V. Dry Weight: To Be Set Or No To Be That Is A Good Question.

    Neph Nurs J. Apr 2003; 30(2): 236.

    31. Rahman A., Fu P., Sehgal A.R., Smitch M.C. Interdialytic weight gain,

    compliance with dialysis regime and age

    are independent pre-dictors of blood

    pressure in hemodialysis patients.

    American Journal of Kidney Disease.

    2000; 35: 257265.

    32. Lewis, A.L., Stabler, K.A., Welch, J.L. Perceived informational needs,

    problems, or concerns among patients

    with Stage 4 chronic kidney disease.

    Neph Nurs J. 2010; 37(2): 143-149.

    33. Yetti, K. Pengaturan Cairan Secara Mandiri Pada Pasien Yang Menjalani

    Hemodialisis. Jurnal Keperawatan

    Indonesia. September 2001; 5(2).

    34. Price, S.A., Wilson, L.M. Patofisiology. Konsep klinis proses-proses penyakit.

    Jakarta : EGC. 2005; 46-48 : 912-987.

    35. Gomez. J.M., et al. Interdialytic weight gain as a marker of blood pressure,

    nutrition, and survival in hemodialysis

    patients. Kidney International. 2005; 67:

    S63S68

  • 12

    36. Suharto. Penerapan model ph cox pada studi pasien gagal ginjal kronis. 2004;

    Available at

    http://www.adln.lib.unair.ac.id

    37. Gutch, Martha, H.S., Anna L. Corea. Hemodialysis For Nurses And Dialysis

    Personnel. 6th Edition. St.Louis: Mosby

    Inc. 1999.

    38. Mitchell. Estimated dry weight (EDW). Aiming for Accuracy. Neph Nurs J.

    2002; 29(5): 421-429.

    39. Sezer, S. The association of interdialytic weight gain with nutritional parameters

    and mortality risk in hemodialysis

    patients. 2002. Available at:

    http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11

    921697

    40. Geddes C.C., Houston M, Pediani L. Excess Interdialytic sodium intake is not

    always dietery. Neprol Dial Transflant.

    2002; 18 : 223-224.

    41. Ifudu, O. Relation Between Interdialytic Weight Gain, Body Weight And

    Nutrition In Hemodialysis. AMJ

    Nephrol. Jul/Aug 2002; 22(4): 363

    42. Rocco, M.V., Yan, G., Heyka, R.J. HEMO Study Group. Risk factor for

    hypertension in chronic hemodialysis

    patient. Baseline data from HEMO

    Study. AM J Nephrol. 2001; 21: 280-

    288.

    43. Fipper T.B., Culoough K.P., Port, P.K. Mortality Risk in hemodialysis patient

    and change in nutrisional indicator.

    DOPPS. Kidney Int. 2002; 62: 2238-

    2245.

    44. Farquahan, M. Elderly People definitions of Quality of life, Social

    Science and Medicine. 1995; 41 : 1436 1446

    45. Igbokwe, V.U., Obika, L.F.O. Thirst perception and dryness of mouth

    inhealthy young adults Nigerians.

    African Journal of Biomedical Research.

    2007; 11: available at:

    http://www.ajbrui.com/AJBR-

    111039046.pdf

    46. Tilaar. Pendidikan Kebudayaan dan Masyarakat Madani Indonesia, Bandung

    : Remaja Rosyda Karya. 1999.

    47. Everett K.D., Brantley P.J. The relation of stress and depression to interdialytic

    weight gain in hemodialysis patients.

    Behavioral Medicine, 1995; 21(1)

    48. Hulya, T. Psychiatric disorders and large interdialytic weight gain in patients on

    chronic. 2005.

    49. Ibrahim, K. Kualitas hidup pasien gagal ginjal kronis yang menjalani

    hemodialisis. Bandung: Majalah

    Kedokteran Bandung. Fakultas

    Kedokteran Universitas Padjadjaran

    Bandung. 2009. Available at:

    http://www.mkbonline.org/index.php?op

    tion=com_content&view=category&layo

    ut=blog&id=1&Itemid=55&limitstart=2

    25

    50. Notoatmojo, S. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

    2002

    51. Sugiyono. Statistik untuk penelitian. Jakarta: PT Rineke Cipta. 2005.

    52. Arikunto, A. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT Rineka

    Cipta. 2002.

  • 13

    53. Dowling, M. Homeostatis and Well Being. 2005; available at:

    http://www.economics.smu.edu.sg