Artikel Ilmiah SYUKRON G1A008023

15
HUBUNGAN KELENGKAPAN PROSEDUR PEMBERIAN INFORMED CONSENT DENGAN KEPUASAN PASIEN PADA INSTALASI RAWAT INAP BANGSAL BEDAH RSU BANYUMAS Diny Rachma Putri Handini Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman ABSTRAK Informed consent is an agreement from the patient resulted from a process of communication between the doctor and the patient unforcedly and rationally based on patient voluntering after receiving informations from the doctor. Information in form of informed consent is necessary to be delivered by a doctor to the patients because the information included in it are patient’s right. Result of previous research stated that 35 - 45 % of patients expressed their dissatisfaction in communication with the doctor, and the influencing factor of the dissatisfaction was quantity and kind of the information they received. This suggests informations delivery from the doctor to the patient will influence the quality of services and treatment for the patients. To meet the above, RSU Banyumas is a government’s hospital in Banyumas Regency which has already applied a Total Quality Management since 1992 as an effort to increase services satisfaction to the patients. The purpose of the research has to determine the correlation between the completeness of informed consent giving procedure with the patient satisfaction in surgery hospitalize installation of RSU Banyumas, and to find out whether there was a correlation between patient’s demographic factor with the patient satisfaction. The metod used in this research was

description

sdghahy

Transcript of Artikel Ilmiah SYUKRON G1A008023

Page 1: Artikel Ilmiah SYUKRON G1A008023

HUBUNGAN KELENGKAPAN PROSEDUR PEMBERIAN INFORMED CONSENT DENGAN KEPUASAN PASIEN PADA INSTALASI RAWAT

INAP BANGSAL BEDAH RSU BANYUMAS

Diny Rachma Putri Handini

Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman

ABSTRAK

Informed consent is an agreement from the patient resulted from a process of communication between the doctor and the patient unforcedly and rationally based on patient voluntering after receiving informations from the doctor. Information in form of informed consent is necessary to be delivered by a doctor to the patients because the information included in it are patient’s right. Result of previous research stated that 35 - 45 % of patients expressed their dissatisfaction in communication with the doctor, and the influencing factor of the dissatisfaction was quantity and kind of the information they received. This suggests informations delivery from the doctor to the patient will influence the quality of services and treatment for the patients. To meet the above, RSU Banyumas is a government’s hospital in Banyumas Regency which has already applied a Total Quality Management since 1992 as an effort to increase services satisfaction to the patients.

The purpose of the research has to determine the correlation between the completeness of informed consent giving procedure with the patient satisfaction in surgery hospitalize installation of RSU Banyumas, and to find out whether there was a correlation between patient’s demographic factor with the patient satisfaction. The metod used in this research was observational analytic with cross sectional approach. Sampling method used in this research was simple random sampling to patients in surgery hospitalize instalation of RSU Banyumas 97 patients with quwstionnaire. Analysys result by using Spearman non parametric tes showed that there was a correlation between the completeness of informed consent giving procedure with the patient satisfaction in surgery hospitalize instalation of RSU Banyumas with p value amounting of 0, 014. Analysis with logistic regression showed that the patient’s demographic factor that influencing the satisfaction was patient’s education level. It is suggested that communication skill between the doctor and the patient on health service center is needs to improve.

Keywords : information, informed consent communication, patient satisfaction.

Page 2: Artikel Ilmiah SYUKRON G1A008023

PENDAHULUAN

Informasi mengenai penyakit pasien merupakan hal yang sangat penting

karena informasi akan berpengaruh terhadap semua keputusan yang akan diambil

oleh pasien. Informasi dalam bentuk informed consent penting untuk disampaikan

oleh dokter kepada pasien karena informasi yang tercantum di dalamnya adalah hak

dari pasien (Jonsen et al., 2002). Informed consent merupakan sebuah persetujuan

dari pasien yang diperoleh melalui proses komunikasi antara dokter dan pasien.

Atau dengan kata lain suatu izin atau pernyataan dari pasien yang diberikan dengan

bebas dan rasional sesudah terlebih dahulu mendapat informasi dari dokter dan

sudah dimengerti oleh pasien. Jadi pada dasarnya dokter tidak boleh memberikan

tindakan apapun terhadap pasien sebelum dokter menyampaikan informasi

mengenai tindakan yang akan dilakukan dan disetujui oleh pasien (Guwandi, 2004).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyampaian informasi yang

dilakukan oleh dokter kepada pasien mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan

dan pelaksanaan pengobatan yang dijalani oleh pasien (Komalawati, 2002). Dalam

sebuah laporan Brown et al. Pada tahun 1999 menyatakan bahwa kepuasan pasien

terhadap komunikasi dokter dan pelayanan kesehatan memberikan pengaruh yang

penting terhadap perawatan dan menurunkan risiko terjadinya kesalahan dalam

proses pengobatan.

Ketersediaan sarana kesehatan dalam hal ini adalah tersedianya rumah sakit

di tiap – tiap kabupaten di Indonesia yang diharapkan mampu meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat hingga ke pedesaan dengan berbagai jenis pelayanan

kesehatan yang tersedia. Pada tahun 1924, di Kabupaten Banyumas didirikan

sebuah rumah sakit umum milik Pemerintah Daerah Kabupaten Banyumas yang

kemudian dikenal dengan nama Rumah Sakit Umum (RSU) Banyumas. Unit

pelayanan tindakan medis di RSU Banyumas meliputi pelayanan bedah, bersalin,

kesehatan jiwa, konsultasi psikologi, gawat darurat, dan lain sebagainya. RSU

Banyumas telah menerapkan Total Quality Management dalam bentuk Gugus

Kendali Mutu sejak tahun 1992 guna memberikan kepuasan pelayanan kepada

Page 3: Artikel Ilmiah SYUKRON G1A008023

pasien. Upaya tersebut bertujuan untuk membangun aspek empati dan komunikasi

antara dokter dan pasien (Anonim, 2009).

Laporan penelitian yang ditulis oleh Dickson et al dalam Smet (1994)

menunjukkan bahwa rata- rata 35 – 45 % pasien menyatakan tidak puas dalam hal

komunikasi dengan dokter mereka. Sedangkan yang memberikan tingkat kenaikan

paling besar dalam hal ketidakpuasan adalah jumlah informasi yang diterima

pasien. Mengingat pentingnya komunikasi dalam bidang medis, khususnya

informed consent (yang meliputi kelengkapan prosedurnya) maka penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kelengkapan prosedur pemberian

informed consent dengan kepuasan pasien pada instalasi rawat inap bangsal bedah

RSU Banyumas. Serta untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara faktor –

faktor demografi pasien dengan tingkat kepuasan pasien.

Page 4: Artikel Ilmiah SYUKRON G1A008023

METODE

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian analitik observasional

dengan pendekatan cross sectional. Populasi targetnya adalah pasien di instalasi

rawat inap RSU Banyumas, sedangkan populasi terjangkaunya adalah pasien pada

instalasi rawat inap bangsal bedah RSU Banyumas di RSU Banyumas periode 1

November sampai 30 November 2009. Untuk sampel adalah populasi terjangkau

yang telah memenuhi kriteria inklusi yang ditentukan. Kriteria inklusinya antara

lain adalah pasien rawat inap pada bangsal bedah di RSU Banyumas, pasien

Jamkesmas di RSU Banyumas, pasien dengan usia lebih dari 20 tahun dan atau

sudah menikah, dapat berkomunikasi dengan baik (dapat berbahasa Indonesia), dan

pasien yang mengisi kuesioner dengan lengkap. Adapun kriteria ekslusinya adalah

pasien dengan kesadaran menurun. Berdasarkan penghitungan rumus yang

dikembangkan oleh Snedecor dan Cochran, didapatkan jumlah besar sampel yang

diperlukan adalah 97 orang. Dan pengambilan sampel dilakukan dengan

menggunakan metode simple random sampling.

Variabel bebas penelitian berupa kelengkapan prosedur pemberian informed

consent yang diberikan oleh dokter dan atau pemberi pelayanan kesehatan lainnya.

Kemudian pasien memberikan izinnya mengenai tindakan yang akan dilakukan

oleh dokter yang mencakup tujuan, manfaat, risiko, serta alternatif dari tindakan

bila hal tersebut ada dan pasien mengerti tentang informasi tersebut. Variabel

tergantung penelitian berupa tingkat kepuasan pasien pad ainstalasi rawat inap RSU

Banyumas. Kepuasan pasien merupakan nilai subyektif terhadap kualitas

pelayanan yang meliputi kondisi sarana fisik rumah sakit, kecepatan dan ketepatan

pelayanan, kesediaan staf rumah sakit untuk meberikan pelayanan, serta

pengetahuan dan sikap kesopanan dari staf rumah sakit, dan komunikasi yang

dijalin antara staf rumah sakit dengan pasien. Adapun variabel perancu yang dapat

mempengaruhi hasil penelitian adalah jenis kelamin, umur, dan pendidikan dari

responden.

Data yang digunakan adalah data primer yang diambil dengan cara

wawancara langsung dan pengisian kuesioner yang diuji melalui pengukuran

Page 5: Artikel Ilmiah SYUKRON G1A008023

validitas dan reliabilitas. Pengukuran validitas menggunakan rumus korelasi

produk moment (Singarimbun, 1995), penghitungan dilakukan dengan

komputerisasi menggunakan prgram SPSS for Windows Release 15,00. Jika nilai

p–value < α maka item pertanyaan tersebut tidak valid. Pengukuran raliabilitas

kuesioner dilakukan dengan menggunakan terknik internal contingensi. Variabel

dinyatakan reliabel apabila memiliki nilai crnobach alpha > 0,6.

Setelah data terkumpul akan dilakukan analisis yang terdiri dari univariat,

bivariat, dan multivariat. Analisis univariat digunakan untuk menjelaskan

hubungan antara kelengkapan prosedur pemberian informed consent dengan

kepuasan pasien. Analisis bivariat menggunakan uji korelasi Pearson bila uji

normalitas terpenuhi, tetapi apabila uji normalitas tidak terpenuhi maka uji yang

digunakan adalah Spearman. Terakhir, analisis multivariat menggunakan uji

regresi logistik.

Page 6: Artikel Ilmiah SYUKRON G1A008023

HASIL

Karakteristik serta pendapat responden mengenai informasi dan pelayanan

yang diberikan oleh RSU Banyumas, khususnya pada isntalasi rawat inap bangsal

bedah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebanyak 97 responden. Semua

responden dapat mengisi kuesioner secara lengkap.

Variabel Frekuensi Presentase (%)

Usia ≥ 40 tahun 64 66

≤ 40 tahun 33 34

Jenis Kelamin Pria 38 39,2

Wanita 59 60,8

Pendidikan SD 20 41,2

SMP 26 26,8

SMU 26 26,8

Perguruan Tinggi 5 5,2

Jumlah 97 100

Tabel 4.1 Distribusi data karakteristik reponden berdasarkan usia, jenis kelamin,

dan pendidikan (Skala : numerik).

Pada Tabel 4.1 dipaparkan data pasien yang bersedia untuk menjadi

responden pasien berjenis kelamin wanita sebanyak 59 orang (60,8 %). Responden

terbanyak berasal dari golongan tingkat pendidikan formal SMP dan SMU yaitu

masing-masing sebanyak 26 orang (26,8 %) dan sebanyak 64 orang responden (66

%) berusia lebih dari sama dengan 40 tahun.

Variabel X SD Min Max

Kelengkapan prosedur

informed consent

9 1,46 4 11

Kepuasan 17 2,51 12 24

Page 7: Artikel Ilmiah SYUKRON G1A008023

Tabel 4.2 Hasil analisis deskriptif variabel kelengkapan prosedur pemberian

informed consent (variabel bebas) dan kepuasan pasien (variabel

tergantung).

Uji statistik terhadap dua variabel dilakukan setelah uji normalitas selesai.

Dan didapatkan hasil bahwa distribusi data tidak normal sehingga uji statistik data

yang digunakan adalah uji non parametrik Spearman. Dari hasil analisis tersebut

didapatkan data pada Tabel 4.3

Kepuasan

Kelengkapan prosedur informed

consent

r = 0.249

p = 0.014

Tabel 4.3 Hasil analisis Bivariat (Spearman) antara kelengkapan prosedur

pemberian informed consent (variabel bebas) dengan kepuasan pasien

(variabel tergantung).

Berdasarkan tabel 4.3 pengujian menggunakan uji non parametrik

Spearman didapatkan hubungan yang bermakna secara statistik antar variabel bebas

dengan variabel tergantung. Hasil perhitungan didapatkan nilai p sebesar 0,014

dengan kekuatan hubungan lemah (r = 0,249) pada kedua variabel.

Penelitian ini juga melakukan analisis multivariat dengan menggunakan

analisis regresi logistik yang hasilnya terdapat pada Tabel 4.4.

Variabel B Sig. Exp (B) 95 % C.I fror EXP

(B)

Lower Uper

Kelengkapan

prosedur informed

consent

1.37 0.208 3.934 0.467 33.118

Jenis Kelamin -0.019 0.97 0.981 0.362 2.661

Pendidikan (SD) 0.001

Pendidikan (SMP) 1.877 0.081 6.535 0.792 53.912

Page 8: Artikel Ilmiah SYUKRON G1A008023

Pendidikan (SMU) 0.154 0.886 1.166 0.143 9.487

Pendidikan (PT) -0.851 0.428 0.427 0.052 3.502

Usia -0.465 0.384 0.628 0.22 1.789

Constant -0,044 0.969 0.957

Tabel 4.4 Hasil analisis regresi logistik faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat

kepuasan pasien (Puas: 1; Tidak puas: 0)

Berdasarkan hasil analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik

menunjukkan bahwa karakteristik responden yang mempengaruhi kepuasan adalah

status pendidikan responden. Tingkat pendidikan rendah (SD) pada responden

memiliki p-value < 0,05 yang berarti tingkat pendidikan rendah (SD) berhubungan

dengan kepuasan secara statistik. Dari hasil analisis pada Tabel 4.4 dapat

disimpulkan bahwa responden dengan tingkat pendidikan rendah (SD) akan

cenderung untuk lebih mudah merasa puas daripada responden dengan tingkat

pendidikan lain yang lebih tinggi (SMP, SMU dan Perguruan Tinggi).

Page 9: Artikel Ilmiah SYUKRON G1A008023

PEMBAHASAN

Informasi merupakan bagian penting dalam proses pemberian persetujuan

dari pasien. Dalam penyampaian informasi tersebut perlu adanya proses

komunikasi yang baik antara dokter, pasien dan tenaga kesehatan lain sehingga

akan terjalin hubungan yang baik yang memberikan kepuasan kepada pasien

terhadap pelayanan yang diterima (Konsil Kedokteran Indonesia, 2006).

Hasil uji non parametrik Spearman menyatakan bahwa kelengkapan

prosedur pemberian informed consent memiliki hubungan yang bermakna terhadap

tingkat kepuasan pasien. Hal ini sesuai dengan yang disebutkan oleh Konsil

Kedokteran Indonesia (2006) bahwa informasi yang sangta minim atau tidak sesuai

prosedur akan memberikan pengaruh terhadap keputusan yang akan diambil oleh

pasien dan mempengaruhi kepuasan pasien. Dari analisis multivariat juga

didapatkan hasil bahwa responden dengan tingkat pendidikan rendah (SD) akan

cenderung lebih mudah puas daripada responden dengan tingkat pendidkan yang

lebih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang yang memiliki tingkat

pengetahuan yang baik akan dapat melakukan evaluasi karena mampu melakukan

penilaian terhadap suatu materi atau objek yang ditentukan (Prastanika, 2007).

Dari penelitian ini juga didapatkan hasil bahwa karakteristik pasien dan jenis

kelamin tidak memilki hubungan yang bermakna dengan kepuasan pasien.

Tetapi seperti penelitian yang lain, penelitian ini pun mempunyai

keterbatasan. Antara lain adalah adanya potensi bias pada saat pengisian kuesioner,

pengumpulan, ataupun analisis data. Tapi terlepas dari semua itu, hasil penelitian

ini juga bisa diterapkan bagi bangsal-bangsal lain di RSU Banyumas.

Page 10: Artikel Ilmiah SYUKRON G1A008023

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2005. http://www.jawatengah.go.id/dinkes/new/bab I.htm. Cakupan

Rawat Inap.

Guwandi, J. 2003. 301 Tanya Jawab : Informed Consent dan Informed Refusal ed.

III. Balai Penerbit FKUI, Jakarta 1-19.

Jonsen, A.R; Siegler, M and Winslade, W, J. 2002. Clinical Ethics 5th Ed A

Paractical Approach to Ethical Decisions in Clinical Medicine. McGraw

– Hill Companies, United States Of America. 50 – 5.

Komalawati, Veronica. 2002. Peranan Informed Consent Dalam Transaksi

Terapeutik (Persetujuan Dalam Hubungan Dokter dan Pasien) Suatu

Tinjauan Yuridis. PT Citra Aditya Bakti, Bandung. 55 – 7.

Konsil Kedokteran Indonesia. 2006. Komunikasi Efektif Dokter – Pasien, Jakarta.

Prastanika, D. 2007. Kepuasan Pasien Pada Pelayanan Kesehatan Di Tempat

Praktek Dokter Swasta Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan Indonesia.

Universitas Islam Indonesia

Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan. Grasindo. Jakarta. 241 – 4.