« La Gestion Centralisée de la Trésorerie au sein du Groupe Arius »
repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/191/1/EPS150530 Arius... · Untuk mendapatkan...
Transcript of repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/191/1/EPS150530 Arius... · Untuk mendapatkan...
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam UU No. 14 Tahun 1967 maupun UU Perbankan (UU No, 7 Tahun 1992
maupun UU No. 10 Tahun 1998) pengertian bank pada pokoknya sama, hanya
bedanya dalam UU Perbankan yang sekarang menghilangkan kedudukannya sebagai
lembaga keuangan dan diganti istilahnya dengan badan usaha. Dengan penggantian
istilah tersebut, arahnya menjadi lebih jelas daripada pengertian yang dirumuskan.
Adapun pengertian bank sebagaimana Pasal 1 angka 2 UU Perbankan adalah :
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Perubahan istilah lembaga keuangan menjadi badan usaha, lebih menunjukkan
bahwa bank kedudukannya sebagai perusahan yang bertujuan mencari keuntungan.
Sedangkan istilah lembaga keuangan bukan merupakan perusahaan yang non profit
oriented dan lebih tampak sebagai lembaga pemegang kas dan bersifat sosial.
Meskipun bank mencari keuntungan dari usahanya mengelola dana dari
masyarakat, namun di sisi lain bank mempunyai kewajiban untuk meningkatkan taraf
hidup masyarakat. Dengan memberikan fasilitas kredit pada masyarakat diharapkan
usahanya dapat meningkat. Meningkatnya usaha masyarakat menunjukkan adanya
2
peningkatan kemakmuran masyarakat di sekitarnya, dengan peningkatan tersebut juga
ikut mendorong ke arah perkembangan ekonomi nasional.1
Awal lahirnya Bank Syariah di latar belakangi oleh beberapa hal, yaitu
masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam, dalam ajaran Islam tidak
menghendaki riba, bekerja dengan sistem bagi hasil juga sudah dikenal sejak zaman
dulu, dan adanya keinginan masyarakat untuk melakukan transaksi utang piutang
dengan prinsip syariah Islam.
Dengan latar belakang tersebut menjadi bahan pemikiran bahwa untuk
mendirikan lembaga perbankan syariah perlu diatur tersendiri secara khusus. Hal ini
tampak dalam konsideran UU No. 21 Tahun 2008 yang menyebutkan bahwa
pengaturan mengenai perbankan syariah dalam UU No. 7 Tahun 1992 tentang
perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998 belum spesifik
sehingga perlu diatur secara khusus dalam undang-undang tersendiri.2
Bank Syariah merupakan lembaga perbankan yang dijalankan dengan prinsip
syariah. Dalam setiap aktivitas usahanya, bank syariah selalu menggunakan hukum-
hukum Islam yang tercantum di dalam Al-Qur’an dan Hadist. Berbeda dengan bank
konvensional yang mengandalkan sistem bunga, bank syariah lebih mengutamakan
sistem bagi hasil, sistem sewa, dan sistem jual beli yang tidak menggunakan sistem
riba sama sekali.3
1 Supramono Gatot, Status dan Tugas Bank Indonesia, serta Masalah Sanksi Pidananya
(Jakarta : PT Asdi Mahasatya, 2009) 2 Supramono Gatot, Mengenal Bank Syariah (Jakarta : PT Asdi Mahasatya, 2009) 3 https://pengertiandefinisi.com/pengertian-bank-syariah-beserta-fungsinya.
3
Adapun upaya untuk pemenuhan jasa pelayanan akan kebutuhan masyarakat,
pihak bank syariah memberikan pembiayaan yang mana pembiayaan dibagi menjadi
dua bagian besar, yaitu pembiayaan konsumtif dan pembiayaan produktif.
Pembiayaan Konsumtif adalah pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan
tersebut, contohnya barang (perhiasan), tempat tinggal (rumah), dan kendaraan
(motor & mobil).4
Pembiayaan Produktif adalah pembiayaan yang ditunjukkan untuk memenuhi
kebutuhan produksi dalam arti luas yaitu untuk meningkatkan usaha, baik usaha
produksi, perdagangan ataupun investasi.5
Untuk mendapatkan pembiayaan, bank syariah mempunyai prosedur-prosedur
tertentu yang telah ditetapkan oleh bank tersebut. Adapun pengertian Prosedur
adalah serangkaian dari tahapan-tahapan atau urut-urutan dari langkah-langkah
yang saling terkait dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Untuk mengendalikan
pelaksanaan kerja agar efisiensi perusahaan tercapai dengan baik dibutuhkan
sebuah petunjuk tentang prosedur kerja.6
Pembiayaan yang sering digunakan oleh bank syariah yaitu pembiayaan
murabahah dengan prinsip jual beli barang pada harga semula dengan tambahan
keuntungan yang disepakati. Dalam istilah teknis perbankan syariah murabahah ini
diartikan sebagai suatu perjanjian yang disepakati antara bank syariah dengan
nasabah, dimana bank menyediakan pembiayaan untuk pembelian bahan baku atau
4 Ibid., h. 244. 5 BANK ISLAM: Analisis Fiqh dan Keuangan 6 Muhammad, Sisten dan Prosedur Operasional Bank Syariah (Jakarta: UII Press, 2004)
4
modal kerja lainnya yang dibutuhkan nasabah, yang akan dibayar kembali oleh
nasabah pada waktu yang ditetapkan.7
Fatwa DSN No 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang murabahah, bahwa masyarakat
banyak memerlukan bantuan penyaluran dana dari bank berdasarkan pada prinsip jual
beli. Dalam rangka membantu masyarakat guna melangsungkan dan meningkatkan
kesejahteraan dan berbagai kegiatan, bank syariah perlu memiliki fasilitas murabahah
bagi yang memerlukannya, yaitu menjual suatu barang dengan menegaskan harga
belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai
laba.
Firman Allah QS. An-Nisa' (4): 29:
عن تجارة تكون أن إلا بالباطل بينكم أموالكم لاتأكلوا آمنوا الذين أيها يآ
...منكم تراض “Hai orang yang beriman! Janganlah kalian saling memakan (mengambil) harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan
sukarela di antaramu…”8
Ayat ini menerangkan hukum transaksi secara umum, lebih khusus kepada
transaksi perdagangan, bisnis jual beli. Dalam ayat ini Allah mengharamkan orang
beriman untuk memakan, memanfaatkan, menggunakan, (dan segala bentuk transaksi
lainnya) harta orang lain dengan jalan yang batil, yaitu yang tidak dibenarkan oleh
syari’at. Kita boleh melakukan transaksi terhadap harta orang lain dengan jalan
perdagangan dengan asas saling ridha, saling ikhlas. Dan dalam ayat ini Allah juga
7 Saeed, Abdullah, Menyoal Bank Syariah, Kritik Interpretasi Bunga Bank Kaum Neo-revivalis,
terj. Arif Maftuhin (Jakarta: Paramadina, 2004), h. 120. 8 https://quran.com/4/29
5
melarang untuk bunuh diri, baik membunuh diri sendiri maupun saling membunuh,
dan Allah menerangkan semua ini, sebgai wujud dari kasih sayang-Nya, karena Allah
itu Maha Kasih Sayang kepada kita.
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (nasabah) yang ingin memiliki
kendaraan baru Bank Syariah Mandiri Kantor Area Jambi menawarkan produk
pembiayaan kepemilikan kendaraan (BSM Oto) merupakan pembiayaan dengan
sisitem murabahah atau jual beli dengan pembayaran yang dicicil.
Adapun data nasabah yang dikeluarkan oleh bank syariah mandiri kantor area
jambi dari bulan januari-juni yang mengunakan produk BSM Oto sebagai berikut:
No Nama produk
Bulan Januari-Juni
Total
Januari Februari Maret April Mei Juni
1 Toyota 3 3 2 1 2 1
2 Daihatsu 1 2 2 2 3 -
3 Honda 2 3 3 4 3 4
4 Mitsubishi 2 - 1 1 - 3
Jumlah 8 8 8 8 8 8 48
Sumber : PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Area Jambi 2018
Hadirnya pembiayaan BSM Oto merupakan hal yang perlu disambut positif,
sebab dengan fasilitas tersebut diharapkan dapat membantu masyarakat untuk
mendapatkan kendaraan dengan cepat dan mudah, mengingat banyak manfaat yang
diperoleh dalam menggunakan pembiayaan BSM Oto tersebut.
6
Untuk mengetahui bagaimana Mekanisme Pembiayaan Kendaraan (BSM
Oto) Pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Area Jambi.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka dapat dirumuskan
masalah yang ingin diketahui oleh penulis adalah:
1. Bagaimana prosedur pembiayaan BSM Oto pada PT. Bank Syariah Mandiri
Kantor Area Jambi ?
2. Bagaimana implementasi pembiayaan BSM Oto menggunakan akad
murabahah pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Area Jambi ?
C. Tujuan dan manfaat Laporan
1. Tujuan Laporan
Berdasarkan latar belakang dan masalah pokok yang telah dikemukakan,
maka yang menjadi tujuan penulisan laporan ini adalah
a. Untuk mengetahui pembiayaan kendaraan (BSM Oto) secara syariah dan
kelebihannya yang ada di PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Area Jambi.
b. Mengetahui proses pelaksanaan yang dilakukan oleh PT. Bank Syariah
Mandiri Kantor Area Jambi pada Produk BSM Oto.
2. Manfaat Laporan
a. Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya
menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi
penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu
pengetahuan, terutama setelah penyelesaian.
7
b. Laporan Magang yang ditulis ini diharapkan menjadi wahana transformasi
pengetahuan bagi mahasiswa ataupun orang-orang berminat membacanya.
c. Sebagai salah satu syarat untuk memperolah Gelar Ahli Madya pada
Program Diploma III Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha Jambi.
D. Metode Laporan
1. Jenis Data
Dalam usaha melakukan pengumpulan data yang diperoleh dalam penulisan
ini jenis data yang diambil dengan cara sebagai berikut :
a. Data Primer
Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh penulis dari sumber
pertamanya. Dalam penulisan ini sumber data yang diperoleh ialah dari hasil
wawancara yang dilakukan kepada pihak Bank Syariah Mandiri Kantor Area
Jambi, yaitu pegawai (marketing) di unit pembiayaan consumer, Untuk
mengetahui bagaimana proses pelaksanaan produk pembiayaan BSM Oto.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang biasanya telah tersusun dalam bentuk
dokumen-dokumen. Sumber yang didapat dari referensi buku, internet, dan
hasil penulisan yang telah disusun menjadi dokumen. Dalam penelitian ini
sekunder berupa arsip dan dokumentasi yang dimiliki oleh Bank Syariah
Mandiri Kantor Area Jambi atau buku-buku yang berkaitan dengan masalah
penulisan.
8
2. Metode Pengumpulan Data
Sesuai dengan permasalahan yang diangakat, penulis menggunakan penulisan
sebagai berikut :
a. Observasi
Metode dengan mendatangi/mengamati dilapangan langsung guna
mendapatkan data yang valid bagi penulisan, dan penulisan ini observasinya
dilakukan secara langsung di Bank Syariah Mandiri Kantor Area Jambi.
b. Wawancara
Metode dengan tanya jawab langsung kepada pihak yang terlibat dalam
penulisan ini.
c. Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia dalam
bentuk dokumen, dokumen yang diperoleh di Bank Syariah Mandiri Kantor
Area Jambi.
E. Waktu dan Lokasi Magang
Lokasi magang dalam penyusunan laporan akhir ini dilaksanakan di PT. Bank
Syariah Mandiri Kantor Area Jambi jalan Gatot Subroto No. 126 AB, dimana
pelaksanaanya dimulai pada tanggal 1 Februari sampai 2 April Tahun 2018.
F. Sistematik Laporan
Sistematik yang digunakan penulis akan memuat uraian secara garis besar dari
isi laporan dalam tiap-tiap Bab, yatiu sebagai berikut :
9
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini uraian tentang pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat laporan, metode laporan,
waktu dan lokasi magang, dan sistematika laporan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisikan teori yang mencakupi pengertian dan definisi yang
diambil dari kutipan buku yang berkaitan dengan penyusunan Laporan
Magang, yang berisikan tentang definisi Bank, pembiayaan, prosedur, akad
murabahah, dan wakalah.
BAB III GAMBARAN UMUM
Bab ini berisikan gambaran dan sejarah singkat Perbankan Syariah,
struktur organisasi, visi serta misi dari Bank Syariah Mandiri, dan produk
Bank Syariah Mandiri.
BAB IV KEGIATAN MAGANG
Bab ini menjelaskan tentang mekanisme dari produk BSM Oto,
keunggulan, serta ketentuan dalam melakukan permohonan untuk melakukan
pembiayaan produk BSM Oto.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan analisa dan
optimalisasi sistem berdasarkan yang telah diuraikan pada bab-bab
sebelumnya.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Defenisi-defenisi
1. Bank
Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya
didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang,
meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai
banknote.9
Lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana
dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat
serta memberikan jasa bank lainnya.
Defenisi bank menurut Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang
perbankan sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang No 10
Tahun 1998, “bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarkat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.10
Sedangkan pengertian lembaga keuangan adalah:
Setiap perusahaan yang bergerak di bidang keuangan di mana
kegiatannya baik hanya menghimpun dana, atau hanya menyalurkan dana
atau kedua-duanya menghimpun dan menyalurkan dana.
9 memahami audit intern Bank, pengertian Bank, jenis Bank, Dan aspek kelembagaan Bank
10 Slamat, dahlan, 2001. Manajemen lembaga keuangan, Lembaga penerbit FE-UI, Jakarta
11
Selanjutnya pengertian dari perbankan adalah segala sesuatu yang
menyangkut tentang bank mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta
cara proses dalam melaksana kegiatan. Kemudian pengertian bank menurut
Undang-Undang RI Nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998
Tentang Perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkat taraf hidup rakyat banyak.
Dengan demikian bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak
dalam bidang keuangan, artinya usaha perbankan selalu berkaitan masalah
bidang keuangan. Jadi dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi
tiga kegiatan utama yaitu:
1. Menghimpun dana
2. Menyalurkan dana dan
3. Memberikan jasa bank lainnya
Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan
pokok perbankan. Sedangkan kegiatan memberikan jasa-jasa bank lainnya
hanyalah merupakan pendukung dari kedua kegiatan dia atas.
Pengertian penghimpunan dana maksudnya adalah mengumpulkan
atau mencari dana (uang) dengan cara membeli dari masyarakat luas dalam
bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito. Pembelian dana dari
masyarakat ini dilakukan oleh bank dengan cara memasang berbagai
strategi agar masyarakat mau menanamkan dananya. Jenis simpanan giro,
12
tabungan, sertifikat deposito berjangka di mana masing-masing jenis
simpanan yang ada memiliki kelebihan dan keuntungan tersendiri, kegitan
penghimpunan dana ini sering disebut dengan istilah funding.
2. Bank syariah
Bank syariah sebagaimana dikemukakan oleh Karnaen
Perwataatanmaja dan Muhammad Syafi’i Antonio adalah bank yang
beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariat Islam. Dalam redaksi lain.
Bank syariah adalah bank yang tata cara beroperasinya mengacu pada
ketentuan-ketentuan al-qur’an dan hadist.11
Menurut M. Amin Aziz defenisi bank syariah adalah lembaga
perbankan yang menggunakan sistem dan operasinya berdasarkan syariat
islam. Ini berarti operasi perbanakan syariah mengikuti tata cara berusaha
dan perjanjian berusaha berdasarkan al-qur’an dan sunnah rasulullah.
Dari defenisi tersebut dapat dipahami bahwa bank syariah adalah
lembaga perbankan sebagaimana yang diatur dalam perundang-undangan,
tetapi dalam kegiatan operasinya disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariat
Islam. Prinsip tersebut yang paling mendasar antara lain dalam cara
bermuamalah dijauhi praktik-praktik yang dikhawatirkan mengandung
unsur-unsur riba dan diganti dengan kegiatan investasi atas dasar bagi hasil
dan pembiayaan perdagangan.
11 Karnaen perwataatmaja dan syafi’I Antonio, apa dan bagaimana bank islam, penerbit dana
bhakti wakaf, Yogyakarta, 1992, hlm. 1.
13
a. Ciri-Ciri Bank Islam
Bank islam memiliki ciri-ciri khusus yang berbeda dengan bank
konvensional, ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut.12
1) Keuntungan (mislanya pada kredit murabahah dan bai’bitsamanin
ajil) dan beban biaya (misalnya pada pinjaman al-qardh al-hasan)
yang disepakati tidak kaku dan ditentukan berdasarkan kelayakan
tanggungan risiko dan pengorbanan masing-masing.
2) Beban biaya tersebut hanya dikenakan sampai batas waktu kontrak,
sisa utang selepas kontrak dilakukan dengan membuat kontrak baru.
3) Penggunaan persentase untuk perhitungan keuntungan dan biaya
administrasi selalu dihindari, karena persentase mengandung
potensi melipat gandakan.
4) Pada bank Islam tidak dikenal keuntungan pasti (fixed return).
Kepastian keuntungan ditentukan setelah keuntungan tersebut
diperoleh, bukan sebelumnya.
5) Uang dari jenis yang sama tidak bisa diperjual-belikan/disewakan
atau dianggap barnag dagangan. Oleh karena itu, pada dasarnya
bank islam tidak memberikan pinjaman berupa uang tunai, tetapi
berupa pembiayaan atau talangan dana untuk pengadaan barang dan
jasa.
b. Produk dan jasa perbankan syariah
12 Jalaluddin As-Sayuthi, Al-Ja,I’ Ash –Shaghir, juz 1. Dar Al-Fikr, t,t., hlm. 61.
14
Pada dasarnya, produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah dapat
dibagi menjadi tiga bagian besar, yaitu:
1) Penyaluran dana (Financing)
Dalam menyalurkan dananya nasabah, secara garis besar produk
pembiayaan syariah terbagi ke dalam empat kategori yang dibedakan
berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu:
- Pembiayaan dengan prinsip jual-beli
- Pembiayaan dengan prinsip sewa
- Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil
Pembiayaan dengan prinsip jual-beli ditujukan untuk memiliki
barang, sedangkan yang menggunkan prinsip sewa ditujukan untuk
mendapatkan jasa. Prinsip bagi hasil digunakan untuk usaha kerja sama
yang ditujukan guna mendapatkan barang dan jasa sekaligus, dalam hal
penyaluran dana ini dibagi kedalam tiga kategori:
Dalam kategori pertama dan kedua, tingkat keuntungan bank
ditentukan didepan dan menjadi bagian harga atas barang atau jasa yang
dijual. Produk yang termasuk dalam kelompok ini adalah produk yang
menggunakan prinsip jual-beli seperti murabahah, salam, dan istishna
serta produk yang menggunakan prinsip sewa, yaitu ijarah.
Dalam kategori ketiga, tingkat keuntungan bank ditentukan oleh
nisbah bagi hasil yang disepakati di muka. Produk perbankan yang
termasuk dalam kelompok ini adalah musyarakah dan mudharabah.
2) Produk penghimpunan dana ( Funding)
15
Produk penghimpunan dana adalah suatu kegiatan usaha yang
dilakukan bank untuk mencari dana pihak deposan yang nantinya
akan dislaurkan kepada pihak kreditur dalam rangka menjalankan
fungsinya sebagai intermediasi antara pihak deposan dengan pihak
kreditur.13
3) Produk jasa (Service)
Bank syariah dapat melakukan berbagai pelayanan jasa
perbankan kepada nasabah dengan mendapat imbalan berupa sewa
atau keuntungan.
B. Pembiayaan
Menurut prof. Dr. H. Veithzal Rivai, M.B.A pembiayaan adalah I belive, I Trust,
‘saya percaya’ atau ‘saya menaruh kepercayaan’, perkataan pembiayaan yang artinya
kepercayaan (Trust), berarti lembaga pembiayaan selaku shahibul mal menaruh
kepercayaan kepada seseorang untuk melaksanakan amanah yang diberikan. Dana
tersebut harus digunakan dengan benar, adil, dan harus disertai dengan ikatan dan
syarat-syarat yang jelas, dan saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.14
Pembiayaan pada dasarnya diberikan atas dasar kepercayaan, dengan demikian
pemberian pembiayaan adalah pemberian kepercayaan. Hal ini berarti prestasi yang
diberikan benar-benar harus diyakini dapat dikembalikan oleh penerima pembiayaan
13 Muhammad, Op. Cit., hal 85-99, lihat pula Amin Azis, Mengembangkan Bank Islam di
Indonesia, Buku 2, Penerbit Bangkit, Jakarta, 2013, hal. 18. 14 Arifin Arviyan, Islamic Bangking, sebuah teori, konsep, dan aplikasi ( Jakarta : Bumi Aksara
2010)
16
sesuai dengan waktu dan syarat-syarat yang telah disepakati bersama. Berdasarkan
hal di atas unsur-unsur dalam pembiayaan tersebut adalah;
1. Unsur Pembiayaan15
a. Adanya dua pihak, yaitu pemberi pembiayaan (shahibul mal) dan
penerima pembiayaan (mudharib).
b. Adanya kepercayaan shahibul mal kepada mudharib yang didasarkan
atas prestasi dan potensi mudharib.
c. Adanya persetujuan berupa kesepakatan pihak shahibul mal dengan
pihak lainnya yang berjanji membayar dari mudharib kepada
shahibul mal.
2. Jenis pembiayaan dilihat dari tujuan
a. Pembiayaan konsumtif16
Pembiayaan konsuntmtif bertujuan untuk memperoleh barang-barang
atau kebutuhan-kebutuhan lainnya guna memenuhi keputusan dalam
konsumsi.
b. Pembiayaan produktif17
Pembiayaan produktif bertujuan untuk memungkinkan penerima
pembiayaan dapat mencapai tujuannya yang apabila tanpa pembiayaan
tersebut tidak mungkin dapat diwujudkan. Pembiayaan produktif adalah
bentuk pembiayaan yang bertujuan untuk memperlancar jalannya proses
15 Zainuddin Ali. 2008. Hukum Perbankan Syariah. Jakarta : Sinar Grafika. 16 Muhamad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: Unit Penerbit dan
Percetakan AMP YKPN, 2005) hal.17 17 Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktek, (Jakarta: Gema Insani
Press, 2001) hal. 168
17
produksi, mulai saat pengumpulan bahan mentah, pengolahan, dan
sampai kepada proses penjualan barang-barang yang sudah jadi.
C. Prosedur
Prosedur berasal dari bahasa inggris ‘procedure’ yang bisa diartikan
sebagai cara atau tata cara. Akan tetapi kata procedure lazim digunakan dalam
kosakata bahasa Indonesia yang dikenal dengan kata prosedur. Dalam kamus
manajemen, prosedur berarti tata cara melakukan pekerjaan yang telah
dirumuskan dan diwajibkan, biasanya prosedur meliputi bagaimana , bila
mana dan oleh siapa, tugas harus diselesaikan.
Menurut “Ida Nuraida” prosedur adalah urutan langkah-langkah (atau
pelaksaan-pelaksaan pekerjaan), di mana pekerjaan tersebut dilakukan,
berhubungan dengan pekerjaan tersebut dilakukan, bagaimana melakukannya,
bilamana melakukannya, dan siapa yang melakukannya, dan siapa yang
melakukannya, dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa prosedur itu adlah
sebuah langkah-langkah dalam melakukan sebuah pekerjaan.
Adapun prosedur bank untuk menentukan kelayakan suatu dokumen atau
syarat-syarat yang diajukan oleh nasabah (Alur proses pembiayaan SOP)
Adalah:
a. Area/Branch Financing Risk Assessment unit melakukan detail data
entry, verifikasi dokumen, verifikasi income dan verifikasi kesesuaian
RAC
b. Area/Branch Financing Risk Assessment melakukan otorisasi dan
melakukan setting limit pembiayaan
18
c. Area/Branch membuat SP3 (surat penawaran pemberian pembiayaan),
dan pemenuhan dokumen persyaratan akad
d. Nasabah menyetujui kondisi dan persyaratan yang diberikan, nasabah
membayar uang muka dan biaya lainnya yang timbul
D. Akad Murabahah
Akad Murabahah adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan
harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan
pembeli. Karakteristiknya adalah penjual harus memberitahu harga produk
yang ia beli dalam Islam sedikitnya harus memenuhi syarat bahwa ada penjual
(ba’i), pembeli (musytari), barang yang diperjual belikan, harga (saman) dan
ijab qobul atau biasa juga disebut dengan akad jual-beli.18
Skema murabahah Bank Syariah Mandiri19
1. Negosiasi &
persyaratan
2. Akad jual beli
5. Bayar
3. Beli barang 4. Kirim
18 Tim pengembangan perbankan syariah, konsep produk implementasi operasional (
jakarta, djambatan 2003 19 Wawancara dengan septra armideon (Marketing BSM Kantor Area Jambi), pada hari kamis
09 maret 2018, pada jam 16.27 WIB
SUPLIER
DEALER
BANK NASABAH
19
a. Landasan hukum Pembiayaan Murabahah
Pembiayaan murabahah mendapatkan pengaturan dalam pasal 1 angka 13
undang-undang nomor 10 tahun 1998 tentang perubahan atas undang-undang
no 7 tahun 1992 tentang perbankan. Disamping itu, pembiayaan murabahah
juga telah diatur dalam Fatwa DSN No. 04/DSN-MUI/IV/2000 intinya
menyatakan bahwa dalam rangka membantu masyarakat guna melangsungkan
dan meningkatkan kesejahteraan dan berbagai kegiatan, bank syariah perlu
memiliki fasilitas murabahah bagi yang memerlukannya, yaitu menjual suatu
barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembayarannya dengan
harga yang lebih sebagai laba.20
1. Ketentuan umum murabahah :
a. Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba
b. Barang yang diperjualkan tidak diharamkan oleh syariat islam
c. Bank membiayai sebagaian atau seluruh harga pembelian barang
yang telah disepakati kualifikasinya
d. Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank
sendiri dan pembelian ini harus sah dan bebas riba
e. Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan
pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara utang
20 Wahyu Wiryono, 2006, akad pembiayaan murabahah, di sampaikan pada pelatihan
Nasional pembuatan kontrak dalam praktik perbankan syariah tanggal 20 mei 2006, BASYARNAS, Yogyakarta, hlm. 3
20
f. Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan)
dengan harga jual senilai harga beli plus keuntungannya. Dalam
kaitan ini bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang
kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan
g. Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut pada
jangka waktu tertentu yang telah disepakati
h. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad
tersebut, pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus dengan
nasabah
i. Jika bank hendak mewakilkan kepada naasabah untuk membeli
barang dari pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan
setelah barang, secara prinsip menjadi milik bank
2. Ketentuan murabahah kepada nasabah :
a. Nasabah mengajukan permohonan tersebut, ia harus membeli terlebih
dahulu asset kepada bank
b. Jika bank menerima permohonan tersebut, ia harus membeli terlebih
dahulu asset yang dipesannya secara sah dengan pedagang
c. Bank kemudian menawarkan asset tersebut kepada nasbah dan
nasabah harus menerima (membelinya) sesuai dengan perjanjian
yang telah disepakatinya, karena secara hukum perjanjian tersebut
mengikat, kemudian kedua belah pihak harus membuat kontrak jual
beli
21
d. Dalam jual beli ini bank diperolehkan meminta nasabah untuk
membayar uang muka saat menandatangani kesepakatan awal
pemesanan
e. Jika nasabah kemudian menolak membeli barang tersebut, biaya riil
bank harus dibayar dari uang muka tersebut
f. Jika nilai uang muka kurang dari kerugian yang harus ditanggung
oleh bank, bank dapat meminta kembali sisa kerugiannya kepada
nasabah
g. Jaminan dalam murabahah diperolehkan, agar nasabah serius dengan
pesanannya. Di sisi lain bank meminta nasabah untuk menyediakan
jaminan yang dapat dipegang
3. Aplikasi akad murabahah dalam segmen produk pembiayaan
a. Consumer, berbasis barang/asset
b. Modal kerja yang berbasis barnag, antara lain: raw material,
inventori, dan factor produksi lain
c. Investasi, berbasis berbasis barang/asset
b. Uang muka
Dewan syariah nasional setelah menimbang :
1. Bahwa untuk menunjukkan kesungguhan nasabah dalam permintaan
pembiayaan murabahah dari lembaga keuangan syariah (LKS), LKS
dapat meminta uang muka.
2. Bahwa agar dalam pelaksanaan akad murabahah dengan memakai uang
muka tidak ada pihak yang dirugikan, sesuai dengan prinsip ajaran
22
islam, DSN memandang perlu menetapkan fatwa tentang uang muka
dalam murabahah untuk menjadikan pedoman oleh LKS.
c. Diskon
Dewan syariah nasional setelah menimbang :
1. Bahwa salah satu prinsip dasar dalam murabahah adalah penjualan suatu
barang kepada pembeli dengan harga (tsaman) pembelian dan biaya
yang diperlukan ditambah keuntungan sesuai dengan kesepakatan.
2. Bahwa penjual (lembaga keuangan syariah, LKS) terkadang
memperoleh potongan harga (diskon) dari penjual pertama (supplier).
3. Bahwa dengan adanya diskon timbul permasalahan. Apakah diskon
tersebut menjadi hak penjual (LKS) sehingga harga penjualan kepada
pembeli (nasabah) menggunakan harga sebelum diskon, ataukah
merupakan hak pembeli (nasabah) sehingga harga penjualan kepada
pembeli (nasabah) menggunakan harga setelah diskon.
4. Bahwa untuk mendapat kepastian hukum, sesuai dengan prinsip syariah
Islam, tentang status diskon dalam transaksi murabahah tersebut, DSN
memandang perlu menetapkan fatwa tentang potongan harga (diskon)
dalam murabahah untuk dijadikan pedoman oleh LKS.
d. Denda
Dewan syariah nasional setelah menimbang :
1. Bahwa masyarakat banyak memerlukan pembiayaan dari lembaga
keuangan syariah (LKS) berdasarkan pada prinsip jual-beli maupun
akad lain yang pembayarannya kepada LKS dilakukan secara angsuran.
23
2. Bahwa nasabah mampu terkadang menunda-nunda kewajiban
pembayaran, baik dalam akad jual-beli maupun akad yang lain, pada
waktu yang telah ditentukan berdasarkan kesepakatan di antara kedua
belah pihak.
3. Bahwa masyarakat, dalam hal ini pihak LKS, meminta fatwa kepada
DSN tentang tindakan atau sanksi apakah yang dapat dilakukan terhadap
nasabah mampu yang menunda-nunda pembayaran tersebut menurut
syariat Islam.
4. Bahwa oleh karena itu, DSN perlu menetapkan fatwa tentang sanksi atas
nasabah mampu yang menunda-nunda pembayaran menurut prinsip
syariah Islam, untuk dijadikan pedoman oleh LKS.
e. Potongan pelunasan
Dewan syariah nasional setelah menimbang :
1. Bahwa sistem pembayaran dalam akad murabahah pada lembaga
keuangan syariah (LKS) pada umumnya dilakukan secara cicilan dalam
kurun waktu yang telah disepakati antara LKS dengan nasabah.
2. Bahwa dalam hal nasabah melakukan pelunasan pembayaran tepat
waktu atau lebih cepat dari waktu yang telah disepakati, LKS sering
meminta nasabah untuk memberikan potongan dari total kewajiban
pembayaran tersebut.
3. Bahwa untuk kepastian hukum tentang masalah tersebut menurut ajaran
Islam, DSN memandang perlu menetapkan fatwa tentang potongan
24
pelunasan dalam murabahah sebagai pedoman bagi LKS dan
masyarakat secara umum.
f. Potongan Tagihan
Dewan syariah nasional setelah menimbang :
1. Bahwa sistem pembayaran dalam akad murabahah pada lembaga
keuangan syariah (LKS) pada umumnya dilakukan secara cicilan dalam
kurun waktu yang telah disepakati antara LKS dengan nasabah.
2. Bahwa dalam hal nasabah telah melakukan pembayaran cicilan dengan
tepat waktu, maka ia dapat diberi penghargaan, sedangkan nasabah yang
mengalami penurunan kemampuan dalam pembayaran cicilan dapat
diberi keringanan.
3. Bahwa penghargaan dan keringanan yang merupakan mufaka’ah
tasyji’iyah (insentif) tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk potongan
dari total kewajiban pembayaran.
g. Penyelesaian piutang bagi nasabah tidak mampu bayar
Dewan syariah nasional setelah menimbang :
1. Bahwa sistem pembayaran dalam akad murabahah pada lembaga
keuangan syariah (LKS) pada umumnya dilakukan secara cicilan dalam
kurun waktu yang telah disepakati antara LKS dengan nasabah.
2. Bahwa dalam hal nasabah tidak mampu membayar, maka diselesaikan
sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam.
25
3. Bahwa untuk kepastian hukum tentang masalah tersebut menurut
syariah Islam, dewan syariah nasional memandang perlu menetapkan
fatwa dijadikan pedoman.
E. Wakalah
Wakalah adalah suatu akad dimana pihak pertama menyerahkan kepada pihak
kedua untuk melakukan suatu perbuatan yang bisa digantikan oleh orang lain pada
masa hidupnya dengan syarat-syarat tertentu. Dengan demikian, apabila
penyerahan tersebut harus dilakukan setelah orang yang mewakilkan meninggal
dunia, seperti wasiat, maka hal itu tidak termasuk wakalah.
1. Rukun wakalah
Menurut hanafiah, rukun wakalah hanya satu, yaitu sighat atau ijab dan
Qobul. Sedangkan jumhur ulama selain hanafiah berpendapat bahwa rukun
wakalah ada empat yaitu :
a. Mewakili atau orang yang mewakilkan.
b. Muwakkal atau wakil.
c. Muwakkal fih atau perbuatan yang mewakilkan.
d. Sighat atau ijab Qobul21
Untuk mewujudkan wakalah tidak disyaratkan shighat yang mencakup
qobul dari wakil. Akan tetapi apabila wakil menolak maka wakalah tidak
jadi dilakukan. Sebagai contoh, jika seseorang mengatakan “jualkan barang
saya ini” lalu wakil diam saja, tetapi ia menjual barang teersebut maka jual
belinya hukumnya sah. Akan tetapi, jika wakil mengatakan “saya tidak mau,
21 Ali Fikri, op, cit., Juz 2, hlm. 46.
26
“lalu ia menjual barang tersebut, maka jual belinya tidak sah, karena ia
dengan tegas menyatakan penolakannya.
2. Syarat-syarat wakalah
Orang yang mewakilkan harus orang yang dibolehkan melakukan sendiri
perbuatan yang diwakilkannya kepada orang lain. Apabila muwakkil tidak
boleh melakukan perbuatan tersebut, misalnya karean gil, atau masih di
bawah umur, maka wakalah hukumnya tidak sah. Adapun anak yang sudah
memasuki masa tamyiz, maka tasarruf-nya kepada tiga bagian, yaitu sebagai
berikut :
a. Tasarruf yang betul-betul merugikan seperti talak, hibah, wasiat.
Dalam hal ini tasarruf-nya hukumnya sah sama sekali, dan boleh
karenanya tidak bisa diwakilkan kepada orang lain.
b. Tasaruruf yang betul-betul menguntungkan, seperti menerima hibah, atau
wasiat. Dalam hal ini tasarruf-nya hukumnya sah, walaupun tidak
diizinkan oleh walinya, dan oleh karenanya maka sah pula diwakilkan.
c. Tasarruf yang mungkin menguntunkan dan mungkin pula merugikan,
misalnya melakukan jual beli dan ijarah. Dalam hal ini tasarruf-nya
hukumnya sah apabila diizinkan oleh walinya, dan oleh karenanya maka
bisa diwakilkan. Akan tetapi, apabila walinya tidak mengizinkan maka
hukum tasarrufnya mauquf (ditangguhkan) sampai ada izin walinya.22
3. Berakhirnya akad wakalah
Akad wakalah berakhir karena beberapa hal berikut:
22 Ibid., Juz 2 hlm. 47
27
a. Meninggalkan salah seorang dari orang yang melakukan akad, atau gila.
Hal tersebut dikarenakan di antara syarat-syarat wakalah adalah pelaku
harus hidup dan berakal.
b. Telah selesainya pekerjaan yang dimaksudkan dengan wakalah.
c. Pemecatan oleh muwakkil terhadap wakilwalaupun ia (wakil) tidak
mengetahuinya. Ini menurut syafi’iyah dan Hanabilah. Menurut hanafiah,
wakil harus mengetahui tentang pemecatan dirinya. Dengan demikian,
tasarruf wakil sebelum tahu tentang pemecatn dirinya hukumnya sama
dengan tasarrufnya sebelum dipecat, yakni sah.
d. Wakil mengundurkan diri dari tugas wakalah. Dalam hal ini muwakkil
tidak perlu tahu tentang pengunduran dirinya itu. Akan tetapi, menurut
hanafiah, supaya jangan merugikan, disyaratkan muwakkil harus
mengetahui pengunduran diri si wakil.
e. Perkara yang diwakilkan telah keluar dari kepemilikan si muwakkil.23
Adapun skema wakalah yang terjadi pada BSM Oto
Mewakilkan kepada Bank
23 Sayid Sabiq, Fiqh As-Sunnah, Juz 3, Dar Al-Fikr, Beirut, cet, III,1981, hlm. 231.
Nasabah Bank
Dealaer
28
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Bank Syariah Mandiri Jambi
PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Area Jambi berdiri pada tahun 2003 yang
gedungnya pada saat itu berdiri di Jl. Dokter Sutomo, Kota Jambi. Lalu seiring
meningkatnya perkembangan nasabah yang melakukan transaksi pada BSM sendiri
maka, dibuka kembali cabang pada tahun 2006. Bank Syariah Mandiri pun
berkembang karena telah meningkatnya aset yang dimiliki, sehingga dilakukan
pemindahan gdung pada tahun 2016 yang bertempat di Jl. Gatot Subroto. Pelayanan
semakin tumbuh dengan baik karena dengan tampilan baru dan membuat
kenyamananyang baik terhadap nasabah. ada daerah Jambi nasabahyang melakukan
transaksi pada Bank Syariah Mandiri meningkat terus, sehingga perkembangan aset
yang dimiliki oleh Bank Syariah Mandiri Kantor Area Jambi meningkat pesat,
sehingga dilakukan kebali renovasi yang lebih luas dan nyaman kembali untuk para
nasabah. Aset Bank Syariah Mandiri Kantor Area Jambi saat ini mencapai 5,9
triliyun, penyaluran pembiayaan mencapai 4,80 triliyun dan dana pihak ketiga
mencapai 4,63 triliyun.
PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Area Jambi memiliki rank tertinggi kedua
yaitu dengan predikat platinum dalam pencapaian aset, pembiayaan, pelayanan
terbaik dari seluruh Bank Syariah Mandiri seluruh Indonesia, keunggulan yang
dicapai oleh Bank Syariah Mandiri Kantor Area Jambi mendapatkan banyak sekali
apresiasi dari berbagai direksi Bank Syariah Mandiri seluruh Indonesia. Sehingga
Kantor Area Jambi dijadikan tempat belajar dalam meraih pencapaian tertinggi.
29
B. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri
1. Visi
“Bank Syariah Mandiri”
Bank Syariah Terdepan: menjadi bank syariah yang selalu unggul di antara pelaku
industri perbankan syariah di Indonesia pada segmen consumer, micro, SME,
commercial, corporate.
Bank Syariah Modern: menjadi bank syariah dengan sistem layanan dan teknologi
mutakhir yang melampaui harapan nasabah.
2. Misi
a. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan di atas rata-rata industry
yang berkesinambungan.
b. Meningkatkan kualitas produk dan layanan berbasis teknologi yang
melampaui harapan nasabah.
c. Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran
pembiayaan pada segmen ritel.
d. Mengembangkan bisnis atas dasar nilai-nilai syariah universal.
e. Mengembangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja yang sehat.
f. Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan.
30
C. Struktur organisasi
Bank Syariah Mandiri Area Jambi
Area Manager
Area Retail Banking Manager Area Operationan & SM
Area Pawning
Area
Consumer
Financing
Area Business
Area Micro
Banking
Pawning
Officer
Admin Gadai
CBRM
Consumer
Banking Retail
Manager
Junior
MBM
Micro
Banking
CSO
Consumer
Service
office
Customer
Service
GSS
General Support
Staff
TRA Head
Teller
Teller
Security
Messenger
Driver
31
D. Produk Bank Syariah Mandiri
1. Pendanaan
a. Tabungan BSM
Tabungan dalam mata uang rupiah dengan akad mudharabah
mutlaqah yang penarikannya sesuai syarat tertentu yang disepakati.
b. Tabungan Berencana
Tabungan berjangka dengna nisbah bagi hasil berjenjang serta
kepastian bagi penabung maupun ahli waris untuk memperoleh
dananya sesuai target waktu dan dengan perlindungan asuransi gratis.
c. Tabungan simpatik
Tabungan dalam mata uang rupiah berdasarkan prinsip wadiah, yang
penarikannya dapat dilakukan setiap saat berdasarkan syarat-syarat
tertentu yang disepakati.
d. Tabungan Mabrur
Tabungna untuk membantu masyarakat untuk merencanakan ibadah
haji dan umroh.
e. Tabungan Dollar
Tabungan dalam mata uang Dollar yang penarikan dan setorannya
dapat dilakukan setiap saat atau sesuai ketentuan dengan
menggunakan slip penarikan.
32
f. Tabungan investasi cendikia (ITC)
Tabungan berjangka yang diperuntukan bagi masyarakat dalam
melakukan perencanaan keuangan, khususnya pendidikan bagi putra
atau putri.
g. Tabungan perusahaan
Tabungan yang hanya berfungsi untuk menampung kelebihan dana
rekening giro yang memiliki institusi atau peruahaan berbadan
hukum dengan menggunakan fasilitas autosave.
a. Deposito
1) Deposito BSM
Deposito BSM adalah produk investasi berjangka yang penarikannya
hanya dapat dilakukan setelah jangka waktu tertentu sesuai
kesepakatan.
Manfaat:
a) Sarana investasi terarah sesuai syariah
b) Pilihan jangka waktu : 1,2,6, dan 12 bulan
c) Aman dan terjamin
d) Dapat dijadikan jaminan pembiayaan
e) Bagi hasil kompetitif
Fasilitas :
a) Automatic Roll Over (ARO)
b) Bagi hasil dapat ditambahkan kenilai pokok deposito, transfer atau
pemindahbukuan
33
Akad :
Akad yang digunakan adalah akad mudharabah muthlaqah.
Mudharabah muthlaqah adalah akad antara pihak pemilik modal
(shohibul maal) dengan pengelola (mudharib) untuk memperoleh
keuntungan, yang disepakati. Dalam hal ini, mudharib ( bank)
diberikan kekuasaan penuh untuk mengelola modal atau
menentukan arah investasi.
2) Deposito BSM Valas
Deposito BSM Valas adalah produk investasi berjangka yang
penarikannya hanya dapat dilakukan setelah jangka waktu tertentu
sesuai kesepakatan dalam bentuk valuta asing.
Manfaat:
a) Sarana investasi terarah sesuai syariah
b) Pilihan jangka waktu 1,3,6, dan 12 bulan
c) Aman dan terjamin
d) Dapat dijadikan jaminan pembiayaan
e) Bagi hasil kompetitif
Fasilitas:
a) Automatic Roll Over (ARO)
b) Bagi hasil dapat ditambahkan ke nilai pokok deposito, transfer
atau pemindah bukuan
Akad:
34
Akad yang digunakan adalah akad mudharabah mutlaqah,
mudharabah mutlaqah adalah akad antara pihak pemilik modal
(shohibul maal) dengan pengelola (mudharib) untuk memperoleh
keuntungan, yang kemudian akan dibagikan sesuai nisbah yang
disepakati. Dalam hal ini, mudharib (bank) diberikan kekuasaan
penuh untuk mengelola modal atau menentukan arah investasi.
b. Giro BSM
Giro BSM adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap
saat dengan bayar lainya dengan prinsip wadiah yad adh-dhamanah.
Manfaat:
1) Aman dan terjamin
2) Kemudahan bertransaksi financial, cocok bagi para
pengusaha
3) Dapat dijadikan jaminan pembiayaan
Fasilitas:
1) Buku cek dan atau bilyet giro
2) Layanan standing order
3) Fasilitas ATM (khusus perorangan)
Akad:
Akad yang digunakan adalah akad wadi’ah yad adh-
dhamanah. Wadi’ah yad adh-dhamanah adalah akad
penitipan uang antara pihak yang mempunyai auang
dengan tujuan untuk menjaga keutuhan uang, dimana pihak
35
penerima titipan berhak memanfaatkan berikut tanggung
jawab atas pengemabalian kepada pihak yang menitipkan.
c. Obligasi
Obligasi Bank Syariah Mandiri (Mudharabah), surat berharga
jangka panjang berdasarkan pinsip syariah yang mewajibkan
emiten (Bank Syariah Mandiri) untuk membayar pendapat bagi
hasil atau kupon dan membayar dana obligasi syariah pada saat
jatuh tempo.
Manfaat:
1) Memperoleh nisbah yang lebih tinggi dibandingkan dengan
simpanan dana pihak ketiga lainnya
2) Pendapatan yang dibagi hasilkan hanya berdasarkan
pendapatan dari pembiayaan murabahah yang dihitung secara
propesional dengan nisbah 77,5% untuk pemegang obligasi
3) Jumlah minimal yang dapat diperjual-belikan sebesar 10 juta
4) Bukti kepemilikan Obligasi syariah
2. Pembiayaan
a. BSM Oto
BSM Oto adalah pembiayaan berdasarkan jual-beli antara bank dan
nasabah. Bank membeli barang yang dibutuhkan atau menjual kepada
nasabah sebesar harga pokok ditambah dengan keuntungan margin yang
disepakati.
36
b. Musyarakah BSM
Pembiayaan khusus untuk modal kerja. Dimana dana dari bank merupakan
bagian dari modal isaha nasabah dan keuntungan dibagi sesuai dengan
nisabah yang disepakati.
Manfaat:
1) Lebih menguntungkan karena berdasarkan prinsip bagi hasil
2) Mekanisme pengembalian yang fleksibel sesuai dengan realisasi usaha
c. Talangan Haji BSM
Talangan Haji BSM merupakan pinjaman dana talangan dari bank kepada
nasabah khusus unutk menutupi kekurangan dana untuk memperoleh kursi
atau saat haji dan pada saat pelunasan BPIH
Manfaat:
1) Dapat dipenuhinya kebutuhan dana secara mendadak untuk
menutup kekurangan dana sebagai persyaratan dalam memperoleh
porsi haji atau pelunasan BPIH
2) Proses pinjaman relative cepat dan mudah
Akad:
Akad yang digunakan adalah akad Qardh wal ijarah. Akad
Qardh wal ijarah adalah akad pemberian pinjaman dari bank untuk
nasabah yang disertai dengan penyerahan tugas agar bank menjaga
barang jaminan yang deserahkan.
37
E. BSM Oto
Perkembangan pasar kendaraan bermotor terus meningkat sesuai denga
kebutuhan masyarakat terhadap transportasi. Kondisi tersebut memacu setiap
lembaga keuangan untuk terus melakukan inovasi fitur produk. Salah satu
cara untuk meningkatkan pembiayaan konsumen kendaraan bermotor adalah
bekerja sama dengan pihak ketiga, yang memiliki leverage tinggi, yaitu
perusahaan baik lembaga keuangan maupun lembaga non keuangan
konvensional maupun syariah, sehubungan dengan hal itu, Bank Syariah
Mandiri perlu merevitaliasi manual produk BSM Oto yang mengakomodasi
kerja sama Bank Syariah Mandiri dengan pihak ketiga.
Maksud dan tujuan
1. Menyamakan persepsi dan pemahaman bagi pejabat/pegawai unit kerja
yang terlibat dalam proses serta kriteria pembiayaan BSM Oto
2. Memberikan acuan dalam melakukan pengelolaan resiko pada setiap
tahapan proses pembiayaan BSM Oto
3. Mendukung bisnis pembiayaan BSM Oto secara efektif, efisien dan
berkesinambungan
Target market
1. Nasabah Individual
Adalah calon nasabah baru maupun nasabah eksisting yang mengajukan
pembiayaan melalui Bank Syariah Mandiri atau Mitra, yang proses
pembiayaannya tidak melibatkan instansi/perusahaan tempat nasabah
bekerja sebagai penjamin kelancaran pembayaran kewajiban nasabah.
38
2. Nasabah COP/MOP adalah pegawai (golbertap) pada perusahaan
BUMN/BUMD/perusahaan swasta sesuai kriteria yang ditetapkan bank.
3. Risk acceptance criteria (RAC)
Kriteria yang wajib terpenuhi dalam penyaluran pembiayaan BSM OTO
sebagai berikut:
Kriteria perusahaan
No KRITERIA BUMN BUMD,
SWASTA KETERANGAN
A ASPEK LEGAL
1) Akta pendirian, anggaran
dasar/anggaran rumah
tangga berikut segala
perubahannya yang telah
mendapat pengesahan dari
menkumham atau instansi
lain yang berwenang
V v
2) SIUP/Ijin usaha lain
sesuai bidang usaha
- v
Khusus BUMN tidak
diwajibkan memenuhi
dokumen tersebut
3) TDP - v
4) NPWP - V
5) SKDU/SKDP/SITU - V
6) Ijin operasional di
Indonesia dari BKPM
apabila perusahaan induk
merupakan PT PMA
- v
B ASPEK MANAJEMEN
ii. Lama operasional usaha
minimal 5 tahun
V v
iii. Pengurus (direksi dan
bagian payroll/pemotong
gaji atau yang dikuasakan)
tidak termasuk dalam
V v
39
daftar hitam BI dan
blacklist PPATK negative
list Bank Syariah Mandiri
iv. BI Checking pengurus
(direksi dan bagian
payroll/pemotong gaji
atau yang dikuasakan)
menunjukan kolektibilitas
lancer 3 bulan terakhir V v
Apabila kolektibilitas
pengurus (direksi dan
bagian
payroll/pemotong gaji
atau yang dikuasakan)
tidak lancar disebabkan
kartu kredit, maka
wajib melampirkan
bukti pelunasan
v. Rating bidang usaha
nasabah minimal netral V v
Sesuai rating sector
ekonomi’bidang usaha
di Bank Syariah
Mandiri
C ASPEK KEUANGAN
1) Laporan keuangan
perusahaan; atau Financial
Highlight menunjukan
laba 2 tahun terakhir; atau
2) Peringkat cukup bagus
dari lembaga riset nasional
(antara lain info Bank,
SWA, Pefindo, dll)
V v
Sumber data; laporan
keuangan atau hasil call
report yang
ditandatangani oleh
nasabah khusus badan
hukum nirlaba
(yayasan) maka laporan
kinerja keuangan yang
harus positif
3) Gross Annual Sales
(GAS) minimal Rp150
miliar
- v Khusus BUMN tidak
ditetapkan minimal
GAS Rp150 miliar
4) Hasil BI Checking
perusahaan lancar - v
Khusus BUMN tidak
dilakukan BI Checking
perusahaan
D LAINNYA
Perusahaan yang tidak
memenuhi RAC mengenai:
- GROSS Annual Sales
(GAS) minimal Rp150
miliar
- Rating minimal netral
dapat dikecualikan apabila
pembayaran gaji
perusahaan telah melalui
V v
40
payroll di Bank Syariah
Mandiri dan memenuhi
salah satu kriteria sbb:
1) Group usaha mandiri
2) Nasabah pembiayaan
eksisting Bank Syariah
Mandiri segmen komersial
atau korporasi dengan
kolektibilitas 1 (lancar)
selama 1 tahun terakhir
3) Nasabah pembiayaan
eksisting Bank Syariah
Mandiri segmen kormersil
atau korporasi dengan
kolektibilitas 1 (lancar)
selama 1 tahun terakhir
Kriteria nasabah karyawan, professional, wiraswasta
No KRITERIA END USED WAJIB
TERPENUHI
KETERANGAN
A WNI V
B Cakap hukum V
C Karyawan (Golbertap) usia
minimal 21 tahun atau sudah
menikah dan usia maksimal
55 tahun atau belum pensiun
pada saat pembiyaan lunas
V
D Jenis profesi
1) Karyawan tetap masa keja
di perusahaan minimum 2
tahun
V
1) Termasuk masa kerja
kontrak sebelumnya
di tempat yang sama
No KRITERIA END USED
WAJIB
TERPENUHI KETERANGAN
2) Wiraswasta
Memiliki pengalaman 5
tahun
3) Professional
2) Pengalaman
wiraswasta dihitung
sejak penerbitan SIUP
41
Pengalaman dalam bidang
yang sama minimum 2
tahun
E
Kepemilikan tempat tinggal:
1) Milik sendiri
2) Milik keluarga (orang
tua/saudara
kanndung/anak), telah
ditempati minimal selama
1 tahun
3) Sewa/kontrak (nasabah
telah menempati tempat
tinggal selama min 1
tahun atau sisa kontrak
min 1 tahun).
4) Rumah dinas atau milik
pemberi kerja (khusus
profesi karyawan)
V
Kepemilikan tempat
tinggal sewa hanya
apabila pembiayaan
diproses melalui mitra
nasabah harus
memberikan kontrak
keluarga yang dapat
dihubungi yang telah
memiliki tempat tinggal
tetap
F
Pembiyaan melalui Bank
Syariah Mandiri:
Nasabah memiliki
kolektibilitas lancar yang
dibuktikan dengan hasil BI
Checking 3 bulan terakhir
V
Untuk kolektibilitas non
lancar yang disebabkan
kepemilikan kartu kredit,
maka calon nasabah
wajib melampirkan bukti
pelunasan
G
Nasabah tidak termasuk
dalam daftar hitam nasional
(DHN) Bank Indonesia dan
tidak terindikasi tindak
pidana (daftar news letter
PPATK)
V
F. Murabahah
Murabahah adalah akad jual-beli atas barang tertentu, dimana penjual
menyebutkan dengan jelas barang yang diperjual belikan, termasuk harga pembelian
barang kepada pembeli, kemudian ia mensyaratkan atasnya keuntungan dalam jumlah
tertentu. Defenisi lain murabahah adalah jual-beli barang pada harga asal dengan
tambahan keuntungan yang disepakati.
42
1. Rukun murabahah
a. penjual
Penjual merupakan seseorang yang menyediakan alat komoditas atau
barang yang akan dijual belikan, kepada konsumen atau nasabah
b. pembeli
pembeli merupakan, seseorang yang membutuhkan barang untuk
digunakan, dan bisa didapat ketika melakukan transaksi dengan penjual
c. objek jual-beli
adanya barnag yang akan diperjual belikan merupakan salah satu unsur
terpenting demi suksenya transaksi. Contoh, alat komoditas transportasi,
alat kebutuhan rumah tangga dan lain-lain
d. harga
harga merupakan undur terpentng dalam jual-beli karena merupakan suatu
nilai tukar dari barang yang akan sudah dijual
e. ijab Qobul
para ulama fiqih sepakat menyatkan bahwa unsur utama dari jual-beli
adalah kerelaan kedua belah pihak, kedua belah pihak dapat dilihat dari
ijab qobul yang dilangsungkan. Menurut mereka ijab dan qobul perlu
diungkapkan secara jelas dan transaksi yang bersifat mengikat kedua belah
pihak, seperti akad jual-beli, akad sewa, dan akad nikah.
43
BAB IV
KEGIATAN MAGANG
A. Mekanisme BSM Oto
Mekanisme untuk memperoleh pembiayaan BSM Oto pada Bank Syariah Mandiri
adalah :
1. Tahap permohonan
Pada tahap ini calon nasabah melengkapi data berupa identitas diri,
jika calon nasabah adalah calon pegawai maka harus melengkapi syarat yang
telah ditentukan pada prosedur pembiayaan yang tidak diketahui sebelumnya
olehcalon nasabah. setelah data tersebut dilengakapi maka pihak consumer
banking relationship manager (CBRM) membutuhkan paraf dan tanggal tanda
terima meneliti kelengkapan lampiran. Apabila telah lengkap, surat
permohonan dicatat pada buku administrasi “surat permohonan pembiayaan”
dan memarafnya pada buku administrasi tersbut. Selanjutnya pihak bank
menindaklanjuti surat permohonan pembiayaan dengan melakukan proses
investigasi, tahap ini berupa mengisi formulir untuk permohonan yang mana
sebagai contoh telah dilampirkan pada halaman berikutnya.
2. Tahap investigasi
Tahap investigasi ini dilakukan oleh CBRM bertujuan untuk meneliti
kelayakan calon nasabah, CBRM melakukan pemeriksaan kebenaran /
validasi surat permohonan pembiayaan dan lampiran (apabila telah sesuai atau
benar, CBRM membubuhkan paraf dan tanggal pemeriksaan pada tiap
dokumen tersebut, kemudian melakukan perintah informasi intern yang
44
tersedia di BSM terkait dengan performance selama menjadi nasabah BSM,
CBRM membuat kesimpulan hasil pemeriksaan informasi intern. Setelah
melakukan wawancara calon nasabah untuk menyakini kebenaran / kelayakan
data lampiran surat permohonan pembiayaan. Hasil wawancara dituangkan
diberita wawancara. Kemudian CBRM membuat memo kepada branch
financing operational (BFO) untuk melakukan BI Checking, untuk
memastikan kondisi nasabah apakah ada terkait hutang di bank lainnya atau
pernah mengalami kemacetan saat membayar angsuran. Tahap ini sangatlah
rahasia untuk melihat/menganalisa nasabah melalui BI Checking yang bisa
menentukan kelayakan bisa atau tidaknya nasabah untuk melakukan
pembiayaan tersebutnya.
3. Tahap analisa
Tahap ini masih dilakukan oleh pihak CBRM, CBRM melakukan
analisa secara detail terhadap kelayakan calon nasabah, karena pembiayaan
BSM Oto bersifat pembiayaan konsumtif maka tahapan analisa meliputi
(character, capacity, capital, condition, collateral). Menganalisa kemampuan
nasabah dalam melakukan pembayaran kembali agar terhindar dari resiko
yang tidak diinginkan serta pengunaan terhadap setiap pembiayaan yang
diberikan termasuk pengamanan dari legalitas diri pemohon, tahap ini
dilakukan oleh bagian AFO (Area Financing Operation) sebagai support
untuk bank syariah mandiri.
45
4. Tahap persetujuan
Tahap ini nasabah akan menandatangani SP3 (surat permohonan
permintaan pembiayaan) diatas materai kemudian mengembalikan SP3
kepada marketing disertai dokumen yang dipersyaratkan termasuk bukti
pemilikan jaminan utama. Setelah itu pihak CBRM menerima SP3 yang telah
ditandatangani nasabah diatas materai dan dokumen-dokumen yang
dipersyaratkan SP3. Membuat check list penerimaan dokumen untuk
membuat akad pembiayaan. Kemudian pihak pemimpin kantor area jambi
akan meriview kembali, apakah telah lengkap dan sesuai maka pimpinan
menandatangani bersama nasabah setelah itu menyerahkan akad pembiayaan
beserta surat sanggup diserahkan kembali ke nasabah untuk segera
melengkapi kembali, untuk sebagai contoh dalam tahap persetujuan ini saya
lampirkan pada halaman berikutnya.
5. Tahap pencairan
Tahap ini akan mengajukan surat permohonan pencairan pembiayaan
dan kemudian pihak CBRM menerima surat permohonan tersebut dan
melakukan pengecekan antaralain, akd pembiayaan, surat sanggup, jaminan,
biaya jaminan dan biaya pengikatan jaminan telah dibayar nasabah,
pengamanan sumber pelunasan pembiayaan telah dilakukan oleh pihak bank,
serta persyaratan lain, hasil pengecekan tersebut ditungkan dalam daftar
pengecekan realisasi pembiayaan dan diparaf oleh CBRM. Kemudian pihak
BFO menerima daftar pengecekan realisasi pembiayaan tersebut dan
meneruskan ke administrasipembiayaan untuk dilakukan pengecekan, pihak
46
administrasi akan melakukan pengecekan kelengkapan dan kebenaran
dokumen sesuai yang dipersyaratkan dalam akad pembiayaan, jika tidak
lengkap maka pihak administrasi akan membuat catatan atas ketidak
kelengkapan dokumen tersebut. Kemudian mengisi daftar pengecekan realisasi
pembiayaan lembar 3 dan membubuhkan paraf, serta menyerahkan kembali
dokumen tersebut ke BFO, setelah menerima dokumen tersebut diserahkan ke
pimpinan untuk di cek kembali dan diputuskan apakah pembiayaan dicairkan
atau di tunda, adapun sebagai contoh surat pencairannya ada pada halaman
berikutnya.
B. Mekanisme PSAK
Murabahah adalah akad jual beli barang dengan harga jual sebesar biaya
perolehan ditambah keuntungan yang disepakati dan penjual harus
mengungkapkan biaya perolehan barang tersebut kepada pembeli (PSAK 102).
Defenisi ini menunjukkan bahwa transaksi murabahah tidak harus dalam bentuk
pembayaran tangguh (kredit), melainkan dapat juga dalam bentuk tunai setelah
barang, ataupun ditangguhkan dengan membayar sekaligus di kemudian hari
(PSAK 102). UU No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah, menjelaskan
bahwa yang dimaksud dengan “akad murabahah” adalah akad pembiayaan suatu
barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli
membayarnya dengan harga yang lebih sebagai keuntungan yang disepakati dan
pihak bank wajib jujur dalam menyebutkan harga sebuah barang kepada seorang
pembeli (nasabah).
Adapun transaksi-transaksi yang terjadi pada bank syariah sebagai berikut:
47
1. calon pembeli datang ke bank, dia berkata kepada pihak bank “saya bermaksud
membeli mobil X yang dijual di dealer A dengan harga Rp90 juta”. Pihak bank
lalu menulis akad jual beli mobil tersebut dengan pemohon, dengan
mengatakan “kami jual mobil tersebut kepada anda dengan harga Rp100 juta,
dengan tempo 3 tahun.” Selanjutnya bank menyerahkan uang Rp90 juta
kepada pemohon dan berkata “silakan datang ke dealer A dan beli mobil
tersebut.” Transaksi diatas pihak penjual menjual sesuatu yang belum dia
terima.
2. Sama dengan pertama, hanya saja pihak bank menelpon showroom dan berkata
“kami membeli mobil X dari anda.” Selanjutnya pembayarannya dilakukan via
transfer, lalu pihak bank berkata kepada pemohon.” Silakan anda datang ke
showroom tersebut dan ambil mobilnya. “hukum dari transaksi di atas ini
adalah haram sebab pihak bank menjual sesuatu yang belum dia terima.
3. Sama dengan gambaran sebelumnya, hanya saja bank datang langsung ke
showroom membeli mobil tersebut dan berkata kepada pihak
showroom.”berikan mobil ini ke fulan (pemohon).” Sementara, akad jual beli
dengan tambahan keuntungan antara pihak bank dan pemohon sudah dilakukan
sebelum pihak bank berangkat ke showroom. Hukum transaksi ini pun haram,
sebab pihak bank menjual sesuatu yang tidak dia miliki. Hakikat akad ini
adalah pihak bank menjual nominal harga barang (90 juta) dibayar dengan
nominal harga jual (100 juta) dengan formalitas sebuah mobil, dan ini adalah
riba fadli.
48
4. Sama dengan yang sebelumnya, hanya saja pihak bank datang ke showroom
membeli mobil tersebut dan berkata “Biarkan mobil ini disini sebagai titipan”,
Lalu pihak bank mendatangi pemohon dan mengatakan “Pergi dan ambil mobil
tersebut di showroom. Hukum akad ini juga haram, sebab rasulullah
shallallahu’alaihi wa sallam melarang jual beli barang hingga barang tersebut
dipindahkan oleh sang pedagang ke tempat mereka sendiri. Maka transaksi
diatas termasuk menjual sesuatu yang belum diterima.
5. Seorang pemohon datang ke bank dan dia butuh sebuah barang maka pihak
bank mengatakan, “ kami akan mengusahakan barang tersebut.” Bisa jadi
sudah ada kesepakatan tentang keuntungan bagi pihak bank, mungkin pula
belum terjadi. Lalu pihak bank datang ke toko dan membeli barang selanjutnya
dibawa ke halaman bank, kemudian terjadilah transaksi antara pemohon dan
pihak bank.
Berbeda dengan teori saat praktik yang dilakukan oleh bank syariah
mandiri banyak melakukan kegiatan yang diuraikan diatas, adapun Data
wawancara sebagai berikut :
1. Apa saja produk yang disediakan oleh bank syariah mandiri ?
Jawab :
“ Produk yang disediakan bank syariah mandiri banyak, salah satu nya
produk pembiayaan (Pembiayaan konsumtif, Griya, BSM Oto, Implan,
Pensiunan), ada juga di produk pendanaan (Tabungan, Giro, Deposito).”
2. Apakah BSM Oto sudah sesuai dengan syariah yang ditentukan oleh MUI ?
Jawab:
49
“ Ia BSM Oto itu sudah sesuai dengan landasan syariah karena produk ini
mengunakan akad murabahah”
3. Apa yang membuat nasabah tertarik akan produk BSM Oto ?
Jawab :
”Adapun yang membuat nasabah tertarik produk BSM Oto karena
cicilannya murah, dan proses yang dilakukan cepat”
C. Keunggulan produk BSM Oto
Memudahkan nasabah untuk memiliki kendaraan dengan cepat, dan BSM Oto
memilki keunggulan sebagai berikut :
1. Ringan
Angsuran tetap hingga jatuh tempo pembiayaan.
2. Mudah
Proses permohonan yang mudah, cepat dan berkah sesuai syariah.
3. Fleksibel
Didukung lebih dari 3000 dealer.
4. Memiliki syarat dan ketentuan
b. Kartu identitas nasabah
c. Fotocopy NPWP
d. Akta nikah pemohon/nasabah
e. Kartu keluarga
D. Karakteristik
Berdasarkan prinsip syariah dengan menggunakan akad murabahah yaitu akad
jual-beli yang digunakan dalam rangka pembiayaan oleh bank, dimana bank akan
50
membeli barang yang diinginkan oleh nasabah dari pemilik asal dan membayar
harga beli secara tunai kepada pemilik asal, lalu menjua barang tersebut kepada
nasabah dengan harga jual sebesar harga beli dari pemilik asal ditambah margin
keuntungan bagi bank yang disepakati oleh para pihak dalam jangka waktu yang
disepakati.
51
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari penjabaran pembahasan diatas dapat di ambil kesimpulan :
1. Adapun prosedur/mekanisme pembiayaan BSM Oto di PT. Bank Syariah
Mandiri Kantor Area Jambi yaitu pengajuan berkas-berkas, mengisi formulir
yang dilampirkan dan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh pihak bank,
dokumen nasabah yang dilengkapi biasanya bersifat biodata. Kemudian pihak
Accounting Office mengevaluasi berkas yang telah di serahkan oleh nasabah.
2. Proses realisasi pembiayaan di PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Area Jambi
meliputi tahap permohonan, tahap investigasi, tahap persetujuan dan tahap
pencairan.
B. Saran
1. Bank Syariah Mandiri Kantor Area Jambi harus tetap meningkatkan pelayanan
terhadap nasabah pembiayaan BSM Oto, melakukan evaluasi bertahap
terhadap prosedur pembiayaan yang ditetapkan oleh bank yang dinilai oleh
nasabah sangat menyulitkan.
2. Bank Syariah Mandiri harus lebih meningkatkan promosi agar masyarakat
lebih mengenal produk-produk yang ada di bank tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, Al-Qur’an dan terjemahan, Karya Agung Surabaya. Surabaya. (2006)
Asiyah, Nur Binti Manajemen pembiayaan bank syariah, Kalimedia,
Yogyakarta.(2015).
Antonio, Muhammad Syafi. Bank syariah Dari Teori ke Praktik,Gema Insani,Jakarta
(2001)
Hasibuan, Melayu S.PDasar-dasar Perbankan,Bumi Aksara, Jakarta.(2001).
Kasmir, Manajemen Perbankan,PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta(2012).
Muhammad, Bank dan Lembaga Umat Kontemporer,UII Press, Yogyakarta.(2000).
Maroya, penerapan akad murabahah,Wawancara Marketing Konsumer Bank Syariah
Mandiri, Jelutung.Jambi Tanggal 14 Maret 2018 pukul 04:10 Wib (2018)
Umum,Khotibul, Perbankan Syariah Dasar-dasar dan Dinamika Perkembangannya di
Indonesia, RajaGrafindo,Jakarta. (2016).
Veithzal Rivai dkk, Bank and Financial Instituition Management convensional and
Syar’i System,PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, (2007).
Veithzal Rivai, Islamic Financial Management, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta.(2008).
http://www.syariahmandiri.co.id/category/consumer-banking/pembiayaan consumer/
syariah-mandiri- pembiayaan-konsumer/bsm-implan/.
Syariah Mandiri. Info Perusahaan, Diakses pada tanggal 28 Maret 2018 dari situs:
http://www.syariahmandiri.co.id/category/info-perusahaan/sejarah-singkat/.
Kerjasama antara Bank Syariah Mandiri dan Walikota Jambi
Kegiatan BSM area jambi olahraga setiap hari rabu
CURRICULUM VITAE
A. Identitas Diri
Nama : Arius Syaikhi
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat, Tanggal Lahir : Limbur Merangin, 18 November 1997
NIM : EPS150530
Alamat
1. Alamat Asal :Jln. Bukit Penantian Limbur Merangin Kecamatan
Pamenang Barat Kabupaten Merangin
2. Alamat Sekarang : Jln.Pelangi Perumahan Edelwies Kelurahan Kenali
Besar Alam Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi
Nama Ayah : Bustari
Nama Ibu : Eni Syaflidar
B. Riwayat Pendidikan
Pendidikan Formal
1. SD, Tahun Lulus : SD Negeri 07/Vi Limbur Merangin, 2009
2. SMP, Tahun Lulus : SMPN 14 Merangin, 2012
3. SMA, Tahun Lulus : Madrasyah Aliyah Simpang Limbur Merangin, 2015