Aplikasi Motor Induksi

44
APLIKASI MOTOR INDUKSI PENERAPAN PADA LIFT / ELEVETOR 2010 Ryanto Sidiki & Fransiscus R. Tewuh POLYTEKNIK NEGERI MANADO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI LISTRIK D4 Class 2D Semester II

Transcript of Aplikasi Motor Induksi

Page 1: Aplikasi Motor Induksi

APLIKASI MOTOR INDUKSI PENERAPAN PADA LIFT / ELEVETOR

2010

Ryanto Sidiki & Fransiscus R. Tewuh

POLYTEKNIK NEGERI MANADO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI LISTRIK D4

Class 2D Semester II

Page 2: Aplikasi Motor Induksi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan limpahan rahmatnya

sehingga Tugas Hasil kelompok kami dapat terselesaikan.Terutama kepada semua pihak yang

telah membantu dalam penyelesaian Tugas ini.Secara khusus kami selaku penulis Tugas ini

mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen mata kuliah ini atas bimbingan beliau

sehingga saya bisa memperoleh informasi-informasi dalam pengembangan diri dan intelektual.

Seperti pepatah yang mengatakan “Tak ada Gading yang tak retar” begitu juga dengan

Tugas ini, tentu tidak lepas dari ketidak-sempurnaan. kami selaku penulis sangat mengharapkan

kritik dan saran guna pengembangan dalam diri kami. Akhir kata sekali lagi kami mengucapkan

banyak terima kasih atas partisipasi anda membaca tulisan ini.Terima kasih.

Manado, 18 April 2010

Penulis,

Page 3: Aplikasi Motor Induksi

DAFTAR ISI

Kata Pengatar

Daftar Isi

Bab I. Pendahuluan

Bab II. Teori Dasar

1. Elektro-mekanik

2. Elektro-magnetik

Bab III. Teori Terapan

1. Motor Induksi

Bab IV. Pembahasan

1. Lift / Elevator

Bab V. Kesimpulan

Daftar Pustaka

Page 4: Aplikasi Motor Induksi

BAB I. PENDAHULUAN

Setiap hari kita banyak melakukan aktifitas yang begitu banyak. Tahukah anda kalau 90%

pekerjaan atau aktifitas kita telah dibantu oleh sebuah motor listrik khususnya motor induksi.

Pompa air, DVD Player, Kipas angin, AC, Mesin cuci, Blendder,dan masih banyak lagi, yang

merupakan peralatan yang sering kita gunakan. Motor induksi adalah komponen utamanya. Coba

kita bayangkan tanpa adanya motor induksi, pasti kita akan sulit untuk melakukan aktifitas.

Melalui tulisan ini akan dibahas secara mendalam tentang Motor Induksi khususnya Aplikasinya

pada Lift listrik. Mesin-mesin listrik digunakan untukmengubah suatu bentuk energi keenergi

yang lain, misalnya mesin yangmengubah energi mekanis ke energy listrik disebut generator, dan

sebaliknyaenergi listrik menjadi energy mekanis disebut motor. Masing-masingmesin

mempunyai bagian yang diamdan bagian yang bergerak.Bagian yang bergerak dan diam terdiri

dari inti besi, dipisahkan oleh celahudara dan membentuk rangkaian magnetic dimana fluksi

dihasilkan oleh aliranarus melalui kumparan/belitan yangterletak didalam kedua bagian

tersebut.Pada umumnya mesin-mesin penggerakyang digunakan di Industri mempunyaidaya

keluaran lebih besar dari 1HP dan menggunakan motor InduksiTiga Fasa.

Adapun kelebihan dan kekurangan motor induksi bila dibandingkan dengan jenis motor lainnya,

adalah :

Kelebihan Motor Induksi

� Mempunyai konstruksi yang sederhana.

� Relatif lebih murah harganya bila dibandingkan dengan jenis motor yang lainnya.

� Menghasilkan putaran yang konstan.

� Mudah perawatannya.

� Untuk pengasutan tidak memerlukan motor lain sebagai penggerak mula.

� Tidak membutuhkan sikat-sikat, sehingga rugi gesekan bisa dikurangi.

Kekurangan Motor Induksi

� Putarannya sulit diatur.

� Arus asut yang cukup tinggi, berkisar antara 5 s/d 6 kali arus nominal motor

Page 5: Aplikasi Motor Induksi

BAB II. TEORI DASAR

1. ELEKTROMEKANIK

DASAR ELEKTROMEKANIK

1.1. Konversi Energi Elektromekanik

Konversi energi baik dari energi listrik menjadi energi mekanik (motor) maupun

sebaliknya dari energi mekanik menjadi energi listrik (generator) berlangsung melalui

medium medan magnet. Energi yang akan diubah dari satu system ke system lainnya,

sementara akan tersimpan pada medium medan magnet untuk kemudian dilepaskan

menjadi energi system lainnya. Dengan demikian, medan magnet di sini selain

berfungsi sebagai tempat penyimpanan energi juga sekaligus sebagai medium untuk

mengkopel perubahan energi.

Dengan mengingat hukum kekekalan energi, proses konversi energi elektromekanik

dapat dinyatakan sebagai berikut (untuk motor):

(Energi Listrik sebagai input) = (Energi Mekanik sebagai output + Energi panas) +

(Energi pada medan magnet dan rugi-rugi magnetic)

atau dalam persamaan differensial, konversi energi dari elektris ke mekanis adalah

sebagai berikut:

dWE = dWM + dWF

Ini hanya berlaku ketika proses konversi energi sedang berlangsung pada keadaan

dinamis yang transient. Untuk keadaan tunak, dimana fluks merupakan harga yang

konstan, maka

dWF = 0

dWE = dWM

1.2. Gaya Gerak Listrik

Apabila sebuah konduktor digerakkan tegak lurus sejauh ds memotong suatu medan

magnet dengan kerapatan fluks B, maka perubahan fluks pada konduktor dengan

panjang efektif l adalah:

d = B l ds

Dari Hukum Faraday diketahui bahwa gaya gerak listrik (ggl)

E = d/dt

Maka e = B l ds/dt; dimana ds/dt = v = kecepatan

Jadi, e = B l v

1.3. Kopel

Arus listrik I yang dihasilkan di dalam suatu medan magnet dengan kerapatan

fluks B akan menghasilkan suatu gaya F sebesar:

Page 6: Aplikasi Motor Induksi

F = B I l

Jika jari-jari rotor adalah r, maka kopel yang dibangkitkan adalah

T = F r

Perlu diingat bahwa saat gaya F dibangkitkan, konduktor bergerak di dalam medan

magnet da seperti diketahui akan menimbulkan gaya gerak listrik yang merupakan

reaksi (lawan) terhadap tegangan penyebabnya. Agar proses konversi energi listrik

menjadi energi mekanik (motor) dapat berlangsung, tegangan sumber harus lebih

besar daripada gaya gerak listrik lawan.

Begitu pula, suatu gerak konduktor di dalam medan magnet akan membangkitkan

tegangan e = B l V dan bila dihubungkan dengan beban, akan mengalir arus listrik I

atau energi mekanik berubah menjadi energi listrik (generator). Arus listrik yang

mengalir pada konduktor tadi merupakan medan magnet pula dan akan berinteraksi

dengan medan magnet yang telah ada (B). Interaksi medan magnet merupakan gaya

reaksi (lawan) terhadap gerak mekanik yang diberikan. Agar konversi energi mekanik

ke energi listrik dapat berlangsung, energi mekanik yang diberikan haruslah lebih

besar dari gaya reaksi tadi.

1.4. Mesin Dinamik Elementer

Pada umumnya mesin dinamik terdiri atas bagian yang berputar disebut rotor dan

bagian yang diam disebut stator. Di antara rotor dan stator terdapat celah udara. Stator

merupakan kumparan medan yang berbentuk kutub sepatu dan rotor merupakan

kumparan jangkar dengan belitan konduktor yang saling dihubungkan ujungnya (lihat

gambar) untuk mendapatkan tegangan induksi (ggl).

Jika kumparan rotor diputar dengan arah berlawanan dari arah jarum jam, tegangan

akan dibangkitkan dengan arah yang berlawanan pada kedua ujung rotor yang tidak

dihubungkan.

Simulasi mesin dinamis (generator) dapat dilihat pada situs ini.

http://www.sciencejoywagon.com/physicszone/lesson/otherpub/wfendt/generatorengl.

htm

1.5. Interaksi Medan Magnet

Kerja suatu mesin dinamis dapat juga dilihat dari segi adanya interaksi antar medan

magnet stator dan rotor, yaitu:

F = B I l

Seperti diketahui, arus listrik (I) pada persamaan di atas akan menimbulkan fluks juga

di sekitar konduktor yang dilalui. Bila kerapatan fluks akibat arus listrik dinyatakan

Page 7: Aplikasi Motor Induksi

dengan Bs (pada stator), sedang kerapatan fluks akibat kumparan medan adalah

Br (pada rotor), maka dapat dituliskan:

T = K Br Bs sin

Dimana

adalah sudut antara kedua sumbu medan magnet Br dan Bs

K adalah konstanta l x r

Sudut dikenal sebagai sudut kopel atau sudut daya dengan harga maksimum =

90o. Dengan menganggap Br dan Bs sebagai fungsi arus rotor dan arus stator,

persamaan kopel menjadi:

T = K Ir Is sin

Dengan demikian, kopel terjadi sebagai interaksi antara dua medan magnet atau dua

arus.

1.6. Derajat Listrik

Pada setiap satu kali putaran mesin, tegangan induksi yang ditimbulkan sudah

menyelesaikan p/2 kali putaran. Maka untuk mesin 4 kutub, satu kali putaran mekanik

mesin (360o) berarti sama dengan dua kali putaran listrik (720

o). Persamaan umumnya

adalah sebagai berikut:

e = (p/2) m

p = jumlah kutub mesin

e = sudut listrik

m = sudut mekanik

1.7. Frekuensi

Dari persamaan di atas, diketahui bahwa untuk setiap satu siklus tegangan listrik yang

dihasilkan, mesin telah menyelesaikan p/2 kali putaran. Karena itu frekuensi

gelombang tegangan adalah:

f = (p/2) (n/60)

n = rotasi per menit

n/60 = rotasi perdetik

Kecepatan sinkron untuk mesin arus bolak-balik lazim dinyatakan dengan

ns = 120 (f/p)

Jadi misalnya untuk generator sinkron yang bekerja dengan frekuensi 50 putaran per

detik dan mempunyai jumlah kutub p=2, maka kecepatan berputar mesin tersebut

adalah:

ns = (120 x 50)/2 = 3000 rpm.

Page 8: Aplikasi Motor Induksi

2. Elektromagnetik

Menurut fisika: Elektromagnet adalah fenomena fisika yang berupa interaksi antara

medan listrik dan medan magnet. Cahaya adalah satu diantara fenomena gelombang

elektromagnet yang memiliki sifat ambigu, di satu pihak bersifat gelombang elektromagnet, di

lain pihak merupakan gerakan partikel yang disebut foton.Menurut Teori Minimalis cahaya

merupakan symetrical trans wave yang mengakibatkan timbulnya foton pada saat terjadi

keseimbangan prima antar medan magnet dan medan listrik.

Magnet listrik atau elektromagnet adalah inti (biasanya besi lunak) yang menjadi bersifat

magnet karena ter induksi oleh arus listrik yang mengalir dalam suatu konduktor yang dililitkan

mengelilingi inti besi lunak itu. Magnet jenis ini sifatnya tak tetap. Jika inti besi lunak diganti

dengan baja maka yang terjadi adalah magnet tetap. Besi lunak akan kehilangan sifat magnet nya

jika arus listrik diputus, sedangkan baja masih bersifat magnet jika listrik searahnya

diputus.Magnet listrik jika yang mengalir arus searah atau direct current (DC) maka yang terjadi

adalah magnet berkutub utara dan selatan, jika yang mengalir arus listrik bolak balik atau

alternating current (AC) maka akan terjadi magnet yang kutubnya berubah-ubah (Vibrator).

Dalam eksperimen Oersted, Biot-Savart dan Ampere menyatakan bahwa adanya gaya dan

medan magnet disekitar kawat berarus. Kemudian timbul pertanyaan “Apakah medan magnet

dapat menghasilkan arus listrik?”. Awal tahunn 1830, dua orang ilmuwan yaitu Michael

Faraday(Inggris) dan Joseph Henry(Amerika) menemukan bahwa perubahan medan magnet

dapat menghasilkan tegangan dan arus yang disebut sebagai ggl induksi dan arus induksi.

Proses terjadi ggl induksi dan arus induksi dikenal sebagai induksi magnetik

Page 9: Aplikasi Motor Induksi
Page 10: Aplikasi Motor Induksi
Page 11: Aplikasi Motor Induksi
Page 12: Aplikasi Motor Induksi

BAB III. TEORI TERAPAN

MOTOR INDUKSI

Page 13: Aplikasi Motor Induksi
Page 14: Aplikasi Motor Induksi
Page 15: Aplikasi Motor Induksi
Page 16: Aplikasi Motor Induksi
Page 17: Aplikasi Motor Induksi
Page 18: Aplikasi Motor Induksi
Page 19: Aplikasi Motor Induksi
Page 20: Aplikasi Motor Induksi
Page 21: Aplikasi Motor Induksi
Page 22: Aplikasi Motor Induksi
Page 23: Aplikasi Motor Induksi
Page 24: Aplikasi Motor Induksi
Page 25: Aplikasi Motor Induksi
Page 26: Aplikasi Motor Induksi
Page 27: Aplikasi Motor Induksi
Page 28: Aplikasi Motor Induksi
Page 29: Aplikasi Motor Induksi
Page 30: Aplikasi Motor Induksi
Page 31: Aplikasi Motor Induksi

BAB IV. PEMBAHASAN

Elevator/Lift

salah satu jenis pesawat pengangkat yang

berfungsi untuk membawa barang maupun

penumpang dari suatu tempat yang rendah

ketempat yang lebih tinggi ataupun

sebaliknya. Adapun jenis mesin lift dibagi

menjadi dua yaitu mesin lift penumpang

dan lift barang. Gerak kerja dari mesin lift

ini adalah dengan cara menaik

turunkansangkar pada sebuah lorong lift

dimana gerakannya berasal dari putaran

motor listrik.

Konstuksi umum mesin lift/elevator berupa

sebuah sangkar yang dinaik turunkan oleh

mesin pengangkat, dimana yang akan

direncanakan disini adalah dua sangkar

tanpa penyeimbang(Counter Weight) yang

mana apabila salah satu sangkar naik maka

sangkar yang satu lagi harus turun begitu

pula untuk sebaliknya. Sangkar tersebut

dijalankan pada rel-rel dengan

menggunakan alat penuntun sangkar yang

terpasang tetap, hal ini dimaksudkan agar

lift tersebut tidak bergoyang pada saat

berjalan.

1. Control System

2. Geared Machine

3. Primary Velocity Tranducer

4. Governor

5. Hoisting Ropes

Page 32: Aplikasi Motor Induksi

6. Roller Guide/ Guide Shoe

7. Secondary Possition Tranducer

8. Door Operator

9. Entrance Protection System

10. Load Weighing Tranducers

11. Car Safety Device

12. Traveling Cable

13. Elevator Rail

14. Counterweight

15. Compesation Ropes

16. Governor Tension Sheave

17. Counterweight Buffer

18. Car Buffer

bagian-bagian diatas belum termasuk system control pada rangkaian eleckto penggatur arus

listrik pada elevator. bagian-bagian lain dapat dilihat dibawah ini.

Bagian-bagian Lift

1. Motor Penggerak

Mesin penggerak ini menggunakan motor listrik

tiga phase yang putarannya diteruskan dengan

transmisi roda gigi cacing.Motor penggerak ini

dilengkapi dengan rem magnet ( magnetic brake

) yang berfungsi menahan motor ketika kereta

elevator telah sampai pada lantai yang dituju,

pergerakan cepat atau lambatnya elevator diatur

oleh PLC (Programable Logic Control) .Motor

penggerak dalam menarik dan menurunkan

elevator menggunakan tali baja ( rope ) yang

melingkar pada puli mesin ( sheave ).

Page 33: Aplikasi Motor Induksi

2. Pulley

Sistem puli dalam konstruksi mesin lift terdiri atas sistem tunggal dan majemuk.

3. Tali Baja

Tali baja berfungsi untuk meneruskan gerakan dari putaran puli ke gerakan naik turun sangkar

pertama dan sangkar kedua. Jumlah dan diameter tali baja ditentukan dari besarnya beban yang

akan diangkat.

4. Sangkar / Kereta

Sangkar adalah suatu tempat yang digunakan untuk mengangkut penumpang maupun barang.

sangkar elevator beroperasi pada ruang luncur dan menapak pada rail di kedua sisinya, pada sisi

kanan dan kiri terdapat pemandu rail ( sliding guide ) yang berfungsi memandu atau menapaki

rail.

Selain pemandu rail ( sliding guide ) juga terdapat karet peredam ( silencer rubber ) yang

berfungsi untuk mengurangi kejutan ketika elevator berhenti maupun mulai start, selain itu pula

terdapat pendeteksi beban ( switch overload ) yang terdapat dibawah kereta elevator. Pada pintu

kereta elevator juga terdapat sensor gerak ( safety ray ) dan sensor sentuh ( safety shoe ) yang

terpasang pada pintu kereta dan berfungsi supaya untuk penumpang elevator tidak terjepit pintu

elevator, didalam kereta elevator juga terdapat tombol-tombol pemesanan lantai ( floor button )

yang akan dituju oleh pengguna elevator.

Page 34: Aplikasi Motor Induksi

Kereta elevator memiliki pintu otomatis yang digerakkan oleh motor stepper yang bekerja

berdasarkan sinyal digital yang asalnya dari sensor kedekatan ( proximity ) yang berfungsi

menentukan level atau tidaknya lantai, setelah lantai dinyatakan level atau rata maka motor

stepper akan membuka pintu secara otomatis

Selain yang disebutkan diatas, ada beberapa komponen pendukung kerja elevator antara lain

seperti dibawah ini :

1. Saklar pintu ( door contact )

Saklar pintu ( door contact ) ini termasuk dalam komponen pengaman elevator.

1. Kunci pintu ( door lock )

Berfungsi untuk mengunci pintu agar pintu tidak dapat dibuka dari luar

1. Saklar batas atas ( final up ) dan bawah ( final down )

Saklar batas atas dan bawah berfungsi untuk mengamankan kereta elevator terhadap

kemungkinan terjadinya kelebihan kecepatan.

Penjelasan mengenai komponen pengaman elevator akan dibahas pada bahasan keamanan pada

elevator.

5. Bobot Penyeimbang (Counter Weight)

Penyeimbang (Counter Weight) dimaksudkan untuk mengimbangi dari berat sangkar sehingga

mesin tidak menahan beban yang tinggi. Pada umumnya berat penyeimbang sama dengan berat

maksimum sangkar ditambah 40% -

50% .

Page 35: Aplikasi Motor Induksi

sebagai contoh, konstruksi lift atau elevator dengan kapasitas angkat maksimal Q= 1300 kg,

dengan berat kosong angkat 2600kg diperoleh berat bobot penyeimbang?

jawab

Beban penyeimbang dihitung menggunakan power pada saat naik beban penuh = power pada

saat turun kosong

Dimana :

Sp= Sangkar pada saat beban penuh = 2600 kg

Page 36: Aplikasi Motor Induksi

Untuk mendapatkan hasil berat penyeimbang dengan ketentuan beban naik penuh sama dengan

beban turun kosong, maka persamaan diatas dapat disubtitusikan sebagai berikut :

(Sp – X) v.g = 0

(X – Sk) v.g =0 +

2X = Sp + Sk

2X = 2600 + 1300

X = 1950 kg

Maka berat penyeimbang adalah 1950 kg

biasanya penyeimbang direncanakan menggunakan besi cor GG 45

hasil diatas sama hal nya :

Qt = 40%-50% x Q1 + Q

1950 kg = 50 % (1300) +1300

1950 kg = 650 kg + 1300 kg

6. Rem

Mesin lift dilengkapi dengan rel elektromagnetik tertutup. Yang paling umum adalah rem lift

terdiri dari perakitan kompresi pegas , sepatu rem dengan lapisan, dan perakitan sebuah solenoida

. Bila solenoida tidak berenergi, kekuatan pegas sepatu rem untuk mencengkeram drum rem yang

menimbulkan torsiatau tekanan pengereman. Magnet dapat mengerahkan gaya horizontal untuk

menahan rem terbuka dan kembali menutup saat tidak digunakan. Hal ini dapat dilakukan secara

Page 37: Aplikasi Motor Induksi

langsung di salah satu lengan operasi atau melalui sistem linkage. Dalam kedua kasus, hasilnya

adalah sama. Saat diaktifkan pegas sepatu rem ditarik magnet menjauh dari poros drum rem

bersamaan dengan putaran mesin elevator tersebut.

Dalam rangka meningkatkan kemampuan menghentikan putaran sebuah bahan dengan koefisien

gesekan tinggi digunakan keandalan saat gesekan dalam pengereman, seperti seng asbes terikat

berserat. Sebuah bahan yang terlalu tinggi koefisien gesekan dapat menyebabkan gerakan

hentakan dalam sangkar. Bahan pengereman ini harus dipilih dengan hati-hati.

Biasanya efisiensi dari mesin dirancang adalah 60 persen untuk motor dan perakitan kotak

perlengkapan gigi traksi. Efisiensi ini diperkirakan untuk beban sekitar 1135 kg, yang cocok

dengan ukuran ideal ruangan lift, yang didorong dengan kecepatan di 1.75 m / s.

Diagram benda bebas di bawah ini menunjukkan bagaimana kekuatan ini didistribusikan. Gaya yang

diberikan oleh pegas adalah jauh lebih dekat dengan pin sambungan lengan penarik dan oleh karena itu,

dengan mudah dikalahkan oleh kekuatan lengan tarik magnetik (jarak jauh dari titik rotasi).

Gambar 3. Diagram sistem pengereman

Page 38: Aplikasi Motor Induksi

Gambar 4. Diagram benda bebas dari sistem pengereman

7. Governor

Governor ini dihubungkan ke kereta dengan menggunakan tali baja pengaman. Tali pengaman ini

meneruskan gerakan dari kereta ke governer dan memutar roda governor. Apabila kecepatan

kereta melebihi kecepaan aman yang diijinkan, maka governor akan bekerja dengan cara sebagai

berikut :

a. Memutus jalur kontrol melalui saklar pembatas kecepatan.

b. Menjepit tali governor dan membuat rem pengaman bekerja.

Perawatan Elevator

Perawatan terhadap elevator yang sehari-hari terus beropearasi perlu dilakukan dengan baik dan

benar. Hal ini agar elevator dalam operasinya tidak mendapat gangguan atau kemacetan dan agar

umur pemakaian elevator tersebut dapat memenuhi harapan yang wajar.

Ada beberapa perawatan dan pemeliharaan lift, sebagai berikut :

1. Pemeliharaan ringan

Yaitu pekerjaan pemeliharaan yang hanya meliputi service rutin dan penggantian bahan/alat

pakai seperti :

1. Penggantian oli

2. Penggantian bola lampu

3. Penggantian sepatu pintu

4. Pelumasan

2. Pemeliharaan keseluruhan

Yaitu pekerjaan pemeliharaan yang meliputi service rutin dan penggantian spare part seperti :

1. Penggantian tali baja

2. Penggantian komponen control sistim

Page 39: Aplikasi Motor Induksi

3. Penggantian traveling cable

4. Readjustment.

DOMINAN FISIKA:

Ada perhitungan pengalihan kekuatan daya listrik seluruh sistem lift. Listrik dimasukkan ke

dalam motor sama dengan:

(untuk AC motor)

Di mana V adalah tegangan dan I / akar 2 adalah sumber arus AC. Hasil perhitungan Power

konsumsi ini kemudian ditransfer melalui output dari poros motor,

Dimana T adalah torsi dan w adalah Kecepatan rotasi. Setelah daya ditransfer melalui gigi

(pengurang kecepatan) output akan berkurang dan torsi akan lebih besar. Daya secara

keseluruhan akan sedikit lebih rendah karena sistem tidak 100% efisien. Tegangan pada tali baja

dari katrol lift adalah sama dengan berat dari lift, W e. The tension on the rope from the counter

weight is W c . Tegangan pada tali baja dari pemberat adalah W c.

Gambar 1. Benda bebas dari sistem katrol

Analisis berikut telah dilakukan untuk kondisi mapan (tanpa percepatan) operasi. Tekanan gaya

pada katrol pengemudi sama dengan perbedaan dari kedua ketegangan yang diberikan di setiap

sisi. Di satu sisi, gaya ini sama dengan W e dan di sisi lain, itu adalah W c. Oleh karena itu, gaya

total yang diberikan pada katrol 1 (drive katrol) adalah:

Dalam rangka untuk mencari daya yang diperlukan untuk gerakan lift, baik

Page 40: Aplikasi Motor Induksi

kecepatan rotasi poros drive (melekat pada katrol 1) atau kecepatan lift harus diketahui. Daya

keluaran (asumsinya 100% efisiensi),

di mana r adalah radius katrol (katrol 1).

Gambar 2. Power mengalir melalui lift biasa

PERHITUNGAN BEBAN SIRKULASI VERTIKAL (LIFT)

Pemilihan kapasitas-kapasitas lift akan menetukan jumlah lift yang mempengaruhi pula kualitas

pelayanan gedung, terutama proyek-proyek komersil.

Instalasi lift yang ideal ialah yang menghasilkan waktu menunggu disetiap lantai yang minimal,

percepatan yang komfortavel, angkutan vertical yang cepat, pemuatan dan penurunan yang cepat di

setiap lantai.

Page 41: Aplikasi Motor Induksi
Page 42: Aplikasi Motor Induksi
Page 43: Aplikasi Motor Induksi

BAB V. KESIMPULAN

salah satu jenis pesawat pengangkat yang berfungsi untuk membawa barang maupun penumpang

dari suatu tempat yang rendah ketempat yang lebih tinggi ataupun sebaliknya. Adapun jenis

mesin lift dibagi menjadi dua yaitu mesin lift penumpang dan lift barang.

Untuk satu buah lift dengan kapasitas 3500 lb=1587,6 Kg dengan kecepatan 3 m/detik

dengan perkraan 1 orang beat 75 Kg eerlukan daya sebesar 48 HP.

Pemilihan kapasitas-kapasitas lift akan menetukan jumlah lift yang mempengaruhi pula

kualitas pelayanan gedung, terutama proyek-proyek komersil.

Instalasi lift yang ideal ialah yang menghasilkan waktu menunggu disetiap lantai yang minimal,

percepatan yang komfortavel, angkutan vertical yang cepat, pemuatan dan penurunan yang cepat di

setiap lantai.

rem lift terdiri dari perakitan kompresi pegas , sepatu rem dengan lapisan, dan perakitan

sebuah solenoida . Bila solenoida tidak berenergi, kekuatan pegas sepatu rem untuk

mencengkeram drum rem yang menimbulkan torsiatau tekanan pengereman. Magnet dapat

mengerahkan gaya horizontal untuk menahan rem terbuka dan kembali menutup saat tidak

digunakan. Hal ini dapat dilakukan secara langsung di salah satu lengan operasi atau melalui

sistem linkage. Dalam kedua kasus, hasilnya adalah sama. Saat diaktifkan pegas sepatu rem

ditarik magnet menjauh dari poros drum rem bersamaan dengan putaran mesin elevator tersebut.

. Apabila kecepatan kereta melebihi kecepaan aman yang diijinkan, maka governor akan bekerja

dengan cara sebagai berikut :

a. Memutus jalur kontrol melalui saklar pembatas kecepatan.

b. Menjepit tali governor dan membuat rem pengaman bekerja.

.