APLIKASI BEBERAPA JENIS PUPUK ORGANIK DAN DOSIS ...
Transcript of APLIKASI BEBERAPA JENIS PUPUK ORGANIK DAN DOSIS ...
TESIS
APLIKASI BEBERAPA JENIS PUPUK ORGANIKDAN DOSIS MIKORIZA UNTUK MENINGKATKAN
PRODUKSI DAN KUALITAS SALAK GULA PASIR DILUAR MUSIM
KADEK AYU CHARISMA JULIA DEWINIM 1290961005
PROGRAM MAGISTERPROGRAM STUDI PERTANIAN LAHAN KERING
PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR2014
ii
APLIKASI BEBERAPA JENIS PUPUK ORGANIKDAN DOSIS MIKORIZA UNTUK MENINGKATKAN
PRODUKSI DAN KUALITAS SALAK GULA PASIR DILUAR MUSIM
Tesis untuk Memperoleh Gelar Magisterpada Program Magister, Program Studi Pertanian Lahan Kering,
Program Pascasarjana Universitas Udayana
KADEK AYU CHARISMA JULIA DEWINIM 1290961005
PROGRAM MAGISTERPROGRAM STUDI PERTANIAN LAHAN KERING
PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR2014
iii
Lembar Pengesahan
TESIS INI TELAH DISETUJUIPADA TANGGAL : 20 JUNI 2014
Pembimbing I, Pembimbing II,
Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai, M.S Dr. Ir. Ni Luh Kartini, M.SNIP. 19630515 198803 1 001 NIP. 19620421 198803 2 001
Mengetahui
Ketua DirekturProgram Studi Pertanian Lahan Kering Program Pascasarjana
Program Pascasarjana Universitas Udayana,Universitas Udayana,
Dr. Ir. Ni Luh Kartini, M.S Prof. Dr.dr. A.A. Raka Sudewi, Sp. S(K)
NIP. 19620421 198803 2 001 NIP. 19590215 198510 2 001
iv
PENETAPAN PANITIA PENGUJI
Tesis ini Telah Diuji pada
Tanggal 20 Juni 2014
Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor
Universitas Udayana, No. 1751 /UN14.4/ HK/2014, Tanggal 18 Juni 2014
Ketua : Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai, M.S
Anggota :
1. Dr. Ir. Ni Luh Kartini, M.S
2. Prof. Dr. Ir. I Putu Gede Ardhana, M.Agr.,Sc. SH
3. Prof. Dr. Ir. I Wayan Suarna, M.S
4. Dr. Ir. I Made Sudarma, M.S
v
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Kadek Ayu Charisma Julia Dewi
NIM : 1290961005
Program Studi : Pertanian Lahan Kering
Judul Tesis : Aplikasi Beberapa Jenis Pupuk Organik Dan Dosis
Mikoriza Untuk Meningkatkan Produksi Dan Kualitas
Salak Gula Pasir Di Luar Musim
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah tesis ini bebas plagiat. Apabila
dikemudian hari terbukti plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia
menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas RI No. 17 Tahun 2010 dan
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Denpasar, 20 Juni 2014
Yang membuat pernyataan
(Kadek Ayu Charisma Julia Dewi)
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur ke
hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena hanya atas asung wara nugraha-
Nya, tesis ini dapat diselesaikan.
Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai, M.S selaku
Pembimbing I sekaligus Pembimbing Akademis (PA) yang dengan penuh
perhatian dan kesabaran telah memberikan bimbingan dan saran kepada penulis;
Dr. Ir. Ni Luh Kartini, M.S selaku Pembimbing II sekaligus Ketua Program Studi
Magister Pertanian Lahan Kering Universitas Udayana yang dengan penuh
perhatian dan kesabaran memberikan dorongan, semangat, bimbingan, saran dan
pengarahan kepada penulis selama penyusunan tesis ini.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada para penguji tesis
Prof. Dr. Ir. I Wayan Suarna, M.S., Prof. Dr. Ir. IPG. Ardhana, MagrSc,SH.,
Dr. Ir. I Made Sudarma, M.S yang telah dengan sabar memberikan masukan,
saran dan koreksi sehingga tesis ini dapat terwujud menjadi lebih baik.
Ucapan terima kasih yang tulus penulis sampaikan kepada kedua orang tua
tercinta (I Wayan Budiasa, SP dan Ni Nyoman Sutini), sodara-sodara tercinta Ni
Luh Putu Ary Lismawati, Komang Andika Cahya Saputra, Kadek Rita Sentana,
serta seluruh keluarga yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas
dukungan, semangat dan do’a selama penulis menyelesaikan pendidikan terutama
penyusunan tesis ini. Akhirnya ucapan terima kasih penulis sampaikan juga
vii
kepada teman-teman Nita, Surya Utami, Mika, teman-teman lahan kering
angkatan 2012, serta semua teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu atas do’a, kerjasama dan loyalitasnya selama ini.
Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa selalu melimpahkan rahmat-Nya
kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyelesaian tesis
ini.Semoga tesis ini dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan bermanfaat bagi semua.
Denpasar, Juni 2014
Penulis
viii
ABSTRAK
APLIKASI BEBERAPA JENIS PUPUK ORGANIK DAN DOSISMIKORIZA UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DAN KUALITAS
SALAK GULA PASIR DI LUAR MUSIM
Bunga salak Gula Pasir (Salacca zalacca var. Gulapasir) secara alami munculsetiap empat kali dalam setahun, tetapi dari empat kali musim pembungaan, hanyasatu sampai dua musim pembungaan saja yang menghasilkan buah. Kegagalanfruit-set menyebabkan panen buah salak Gula Pasir bersifat musiman, salah satupenyebabnya curah hujan dan hari hujan rendah. Penelitian bertujuan untukmengetahui apakah penambahan pupuk organik dan dosis mikoriza dapatmemproduksi buah salak Gula Pasir di luar musim. Penelitian menggunakanrancangan acak kelompok dengan dua faktor yaitu faktor jenis pupuk organik danfaktor dosis mikoriza. Faktor jenis pupuk organik terdiri atas 3 taraf (pupukkandang kambing, kompos, dan serasah daun) sedangkan faktor dosis mikorizaterdiri atas 4 taraf (0 g/tanaman, 25 g/tanaman, 50 g/tanaman, dan 75 g/tanaman)dengan empat ulangan. Penelitian dilakukan di sentra produksi salak Gula PasirDesa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangsem. Perlakuan jenispupuk organik tidak berpengaruh terhadap produksi salak Gula Pasir. Dosisinokulan 50 g/tanaman tidak memberikan hasil yang meningkatkan produksi buahsalak Gula Pasir di luar musim, namun pada dosis 75 g/tanaman mampumeningkatkan persentase fruit-set lebih tinggi yaitu 77,22%)pada musim Gadudan 85,98% pada musim Sela II
Katakunci : Salak Gula Pasir (Salacca zalacca var. Gulapasir), Fruit-set, PupukOrganik, Mikoriza, Kualitas, Produksi di luar musim
ix
ABSTRACT
APPLICATION OF VARIOUS TYPES OF ORGANIC FERTILIZER ANDMYCORHIZA DOSAGE TO IMPROVE THE SALAK GULA PASIR
QUALITY AND OFF-SEASON PRODUCTION.
The flowering of Salak Gula Pasir (Salacca zalacca var. Gulapasir) is usually fourtimes a year naturaly, but only once or twice time succeed. The Salak Gula Pasirfruit harvested seasonally because of the fruit-set failure often occurs due to lowrainfall rate and rain days. The aim of this research to know the effect of organicfertilizer and mycorhiza dosage to improve quality and the off-season production.This research used randomized block design with two factors that is organicfertilizer and mycorhiza dosage. The organic fertilizer factor has three levels (goatmanure, compost, and leaf litter) and mycorhiza dosage has four levels (0 g/plant,25g/plant, 50 g/plant, and 75 g/plant) with four repetitions. This research wasconducted in centra production in Sibetan Village, Bebandem Subdistrict,Karangasem Regency. The result of this research showed that organic fertilizerstreatment has a significant effect in reducing the fruit-set failure in Gadu season.The mycorhiza dosage treatment of 75 g mycorhiza’s inoculant/plant g (77,22 %)in Gadu season and (85,98 %) in Sela II season. The highest fruit-set percentagein dose mycorhiza was 75 g/plant has weight of 25,47 g fruit/plant in Gadu seasonand 16,73 g in Sela II season.
`
Keywords: Salak Gula Pasir (Salacca zalacca var. Gulapasir), Fruit-set,Organicfertilizers, Mycorhiza, Quality, Off season production
x
RINGKASAN
Di Bali, lahan kering antara lain banyak terdapat di Kabupaten
Karangasem yaitu mencapai 91,41% (76.743 ha) dari luas wilayah Kabupaten
Karangasem 839,54 km2 (BPS Kabupaten Karangasem, 2013). Tanaman yang
cocok di budidayakan salah satunya adalah tanaman salak. Salak di Kabupaten
Karangasem banyak tersebar di Kecamatan Selat, Kecamatan Bebandem, dan
Kecamatan Rendang. Kecamatan Bebandem meliliki luas kebun salak sebesar
1.815,0160 ha dengan jumlah populasi salak Gula Pasir yaitu 1.180.804 dan
populasi salak Bali 3.356.736. Salak yang menjadi produk buah unggulan dari
Kecamatan Bebandem yaitu salak Gula Pasir.
Salak Gula Pasir adalah salah satu jenis salak yang paling disukai oleh
masyarakat karena memiliki keunggulan seperti rasa buahnya yang manis
walaupun umur buah masih muda, tidak ada rasa asam. Secara alami munculnya
bunga salak Gula Pasir terjadi setiap empat kali dalam setahun, yaitu pada bulan
April (musim pembungaan Sela I), Juli (musim pembungaan Gadu), Oktober
(musim pembungaan Sela II), dan Januari (musim pembungaan Raya). Salak Gula
Pasir walaupun dapat berbunga empat kali dalam setahun, tetapi tidak mampu
memenuhi produksi buah salak Gula Pasir untuk kebutuhan pasar pada saat di
luar musim. Hal tersebut dikarenakan pada proses pembungaan diluar musim
sering mengalami kegagalan berkembangnya bunga menjadi buah atau kegagalan
fruit-set. Rai et al. (2010a) menyatakan bahwa, ketidakberhasilan berkembangnya
bunga menjadi buah disebabkan oleh faktor lingkungan yang kurang mendukung,
antara lain curah hujan dan hari hujan rendah, dan kandungan hara tanah rendah
sehingga tanaman kekurangan unsur hara yang ditunjukkan oleh kandungan hara
N, P, dan K daun rendah. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi
permasalahan di atas adalah dengan menambahkan pupuk organik dan mikoriza.
Percobaan disusun secara faktorial menggunakan Rancangan Acak
Kelompok (RAK) dengan dua faktor yaitu faktor jenis pupuk organik dan faktor
dosis mikoriza. Faktor jenis pupuk organik terdiri atas tiga taraf, yaitu : pupuk
kandang kambing, pupuk kompos, serasah daun, sedangkan faktor dosis mikoriza
xi
terdiri atas empat taraf yaitu: 0 g/tanaman, 25 g/tanaman, 50 g/tanaman, 75
g/tanaman.
Penelitian dilaksanakan di kebun salak Gula Pasir milik petani di Desa
Sibetan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasemyang terletak pada
ketinggian 650 meter di atas permukaan laut (dpl). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa perlakuan pupuk kompos memberikan persentase fruit-set lebih tinggi pada
musim Gadu yaitu 69,35 %. Perlakuan pupuk kompos memiliki nilai persentase
fruit-setyang lebih tinggi pada musim Gadu karena pupuk kompos mampu
meningkatkan kandungan hara di dalam tanah, sehingga dengan kondisi tanah
yang baik dapat merangsang pertumbuhan spora mikoriza, dengan adanya
kandungan spora mikoriza di dalam akar, maka akar tanaman mampu menjangkau
air lebih luas. Persentase fruit-set tertingi pada musim Sela II diperoleh pada
pupuk kandang kambing yaitu 88,96 %, tingginya persentase fruit-set pada musim
Sela II diikuti oleh tinggnya KAR daun sebesar 87,81 %. Pupuk kandang kambing
memperlihatkan hasil persentase fruit-set yang lebih tinggi pada musim Sela II hal
ini dikarenakan pupuk kandang kambing pada musim Gadu masih belum mampu
menyediakan unsur hara bagi tanaman, namun pada musim Sela II pupuk kandang
kambing sudah mulai mampu menyediakan unsur hara bagi tanah dan tanaman.
Dosis inokulan 50 g/tanaman tidak meningkatkan hasil buah salak Gula
Pasir di luar musim, namun pada dosis 75 g/tanaman mampu meningkatkan
persentase fruit-set lebih tinggi yaitu (77,22%) pada musim Gadu dan (85,98%)
pada musim Sela II yang didukung oleh tingginya berat buah per tanaman (25,47
g) pada musim Gadu dan (16,73 g) pada musim Sela II. Setiadi (2000)
menyatakan bahwa mikoriza dapat mengahasilkan hormon pertumbuhan sitokinin.
Dimana hormon tersebut berfungsi mencegah proses penuaan sehingga akar
sebagai penyerap air dan unsur hara dapat diperpanjang.
xii
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM......................................................................................... i
PERSYARATAN GELAR ............................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI............................................................. iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT.............................................. v
UCAPAN TERIMAKASIH .......................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
ABSTRACT .................................................................................................... ix
RINGKASAN ................................................................................................. x
DAFTAR ISI................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii
BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 5
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 6
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 6
BAB II. TINJAUN PUSTAKA ..................................................................... 7
2.1 Lahan kering ........................................................................................ 7
2.2 Salak Gula Pasir ................................................................................... 8
xiii
2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas buah salak . 8
2.4 Upaya Memproduksi Buah Salak Gula Pasir di Luar Musim.............. 10
2.5 Pupuk Kandang.................................................................................... 12
2.6 Pupuk Kompos..................................................................................... 14
2.7 Serasah Daun ....................................................................................... 15
2.8 Peranan MVA terhadap Pertumbuhan Tanaman dan Kesubura
Tanah.................................................................................................... 17
BAB III. KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DANHIPOTESIS PENELITIAN ........................................................... 21
3.1 Kerangka Berpikir .............................................................................. 21
3.2 Konsep ................................................................................................ 22
3.3 Hipotesis Penelitian ............................................................................ 24
BAB IV. METODE PENELITIAN .............................................................. 25
4.1 Rancangan Penelitian........................................................................... 25
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 27
4.3 Pelaksanaan Percobaan ........................................................................ 27
4.3.1 Pemilihan Tanaman Salak Gula Pasir ......................................... 27
4.3.2 Pemupukan.................................................................................. 27
4.3.3 Pemeliharaan............................................................................... 28
4.3.4 Panen........................................................................................... 28
4.4 Variabel Penelitian............................................................................... 28
4.5 Bahan dan Alat Penelitian.................................................................... 32
4.5.1 Bahan-bahan penelitian ............................................................... 32
xiv
4.5.2 Alat-Alat Penelitian..................................................................... 32
4.6 Analisis Data ........................................................................................ 32
BAB V. HASIL ............................................................................................... 33
5.1 Pengaruh pupuk organik dan dosis mikoriza ...................................... 33
5.2 Jumlah tandan bunga dan jumlah tandan buah per tanaman................ 33
5.3 Berat buah per tanaman dan jumlah buah per tanaman .......................... 35
5.4 Berat per buah ...................................................................................... 37
5.5 Tebal daging buah dan total padatan terlalut (TPT) ............................ 38
5.6 Persentase fruit-set, Kandungan Air Relatif Daun (KAR) dankrolofil daun ...................................................................................... 39
5.7 Kandungan gula total daun, kandungan gula pereduksi daun,dan kandungan sukrosa daun............................................................. 42
5.8 Kandungan unsur hara N, P, K jaringan daun ................................. 43
5.9 Hasil analisis tanah .......................................................................... 44
5.10 Infeksi Mikoriza ................................................................................ 45
BAB VI. PEMBAHASAN ............................................................................. 46
BAB VII. SIMPULAN DAN SARAN........................................................... 51
7.1 Simpulan .............................................................................................. 51
7.2 Saran ................................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 53
xv
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
1. Signifikansi pengaruh pupuk organik dan dosis mikoriza terhadapproduksi buah salak Gula Pasir di luar musim .............................................. 34
2. Pengaruh penggunaan pupuk organik dan mikoriza terhadap nilairata-rata parameter jumlah tandan bunga dan jumlah tandan buahpada musim Gadu dan Sela II ........................................................................ 35
3. Pengaruh penggunaan pupuk organik dan mikoriza terhadap nilairata-rata parameter berat buah per tanaman musim Gadu dan Sela II,jumlah buah per tanaman musim Gadu dan Sela II ....................................... 36
4. Pengaruh penggunaan pupuk organik dan mikoriza terhadap nilairata-rata parameter berat per buah pada musim Gadu dan Sela II. ................ 37
5. Pengaruh penggunaan pupuk organik dan mikoriza terhadap nilairata-rata parametertebal daging buah pada musim Gadu-Sela II dantotal padatan terlalut pada musim Gadu dan Sela II ...................................... 38
6. Pengaruh interaksi antara jenis pupuk organik dan dosis inokulanmikoriza (K x M) terhadap Kandungan Air Relatif Daun (KAR) Sela II ..... 40
7. Pengaruh penggunaan pupuk organik dan mikoriza terhadap nilairata-ratapersentase fruit-set musim Gadu dan Sela II, kandungan airrelatif daun (KAR) musim Gadu dan Sela II, serta krolofil daun padamusim Gadu dan Sela II................................................................................. 41
8. Pengaruh penggunaan pupuk organik dan mikoriza terhadap nilairata-rata kandungan gula total daun, kandungan gula reduksi daun, dankandungan sukrosa daun ................................................................................ 42
9. Pengaruh penggunaan pupuk organik dan mikoriza terhadap nilairata-ratakandungan hara N, P, Kjaringan daun.............................................. 43
10. Hasil analisis tanah tempat penelitian di Desa Sibetan, KecamatanBebandem, Kabupaten Karangsem............................................................... 44
11. Hasil Analisis Infeksi Mikoriza Tempat Penelitian di Desa SibetanKecamatan Bebandem Kabupaten Karangasem………………………... 45
xvi
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
1. Kerangka Konsep Penelitian.......................................................................... 24
2. Denah petak percobaan di lapangan .............................................................. 26
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Halaman
1. Kriteria Penilaian Sifat Kimia Tanah (Pusat Penelitian Tanah, 1983) .......... 58
2. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Sidik Ragam Jumlah TandanBunga, Musim Gadu...................................................................................... 59
3. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Sidik Ragam Jumlah TandanBunga Musim Sela II..................................................................................... 64
4. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Sidik Ragam Jumlah Tandan BuahMusim Gadu .................................................................................................. 65
5. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Sidik Ragam Jumlah Tandan BuahMusim Sela II................................................................................................. 66
6. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Ragam SidikPersentase Fruit-setMusim Gadu ................................................................................................. 67
7. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Sidik Ragam Fruit-set MusimSelaII.............................................................................................................. 68
8. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Sidik Ragam Kandungan Air Daun(KAR) Musim Gadu ...................................................................................... 69
9. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Sidik Ragam Kandungan Air Daun(KAR) Musim Sela II .................................................................................... 70
10. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Sidik Ragam Krolofil daun MusimGadu............................................................................................................... 71
11. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Sidik Ragam Krolofil daun MusimSela II ............................................................................................................. 72
12. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Sidik Ragam Berat Buah perTanaman Musim Gadu .................................................................................. 73
13. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Sidik Ragam Berat Buah perTanaman Musim Sela II ................................................................................ 75
14. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Sidik Ragam Jumlah Buah perTanaman Musim Gadu................................................................................... 77
xviii
15. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Sidik Ragam Jumlah Buah perTanaman Musim Sela II................................................................................. 79
16. Data Hasil Pengamatan dan Analisis SidikRagam Berat per BuahMusimGadu............................................................................................................... 81
17. Data Hasil Pengamatan dan Analisis SidikRagam Berat per BuahMusim Sela II ................................................................................................ 83
18. Data Hasil Pengamatan dan Analisis SidikRagam Tebal Daging BuahMusim Sela II................................................................................................. 85
19. Data Hasil Pengamatan dan Analisis SidikRagam Tebal Daging BuahMusim Gadu .................................................................................................. 86
20. Data Hasil Pengamatan dan Analisis SidikRagam Total PadatanTerlarut Musim Gadu .................................................................................... 87
21. Data Hasil Pengamatan dan Analisis SidikRagam Total PadatanTerlarut Musim Sela II .................................................................................. 88
22. Data Hasil Pengamatan dan Analisis SidikRagam Gula Total ..................... 89
23. Data Hasil Pengamatan dan Analisis SidikRagam Gula Pereduksi .............. 90
24. Data Hasil Pengamatan dan Analisis SidikRagam Gula Sukrosa................. 91
25. Data Hasil Pengamatan dan Analisis SidikRagam N Daun ......................... 92
26. Data Hasil Pengamatan dan Analisis SidikRagam P Daun .......................... 93
27. Data Hasil Pengamatan dan Analisis SidikRagam K Daun.......................... 94
28. Data Curah Hujan (dalam millimeter) ........................................................... 95
29. Data Suhu dan kelembaban bulan Mei 2013 di Desa Sibetan KecamatanBebandem, Kabupaten Karangasem Data Curah Hujan (dalam millimeter)..96
30. Data Suhu dan kelembaban bulan Juni 2013 di Desa Sibetan KecamatanBebandem, Kabupaten Karangasem Data Curah Hujan (dalam millimeter)..97
31. Data Suhu dan kelembaban bulan Juli 2013 di Desa Sibetan KecamatanBebandem, Kabupaten Karangasem Data Curah Hujan (dalam millimeter)..98
xix
32. Data Suhu dan kelembaban bulan Agustus 2013 di Desa Sibetan KecamatanBebandem, Kabupaten Karangasem Data Curah Hujan (dalam millimeter)..99
33. Data Suhu dan kelembaban bulan September 2013 di Desa Sibetan KecamatanBebandem, Kabupaten Karangasem Data Curah Hujan (dalam millimeter)100
34. Data Suhu dan kelembaban bulan Oktober 2013 di Desa Sibetan KecamatanBebandem, Kabupaten Karangasem Data Curah Hujan (dalam millimeter)101
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lahan kering merupakan salah satu lahan yang memiliki kandungan air
dan unsur hara menjadi faktor pembatas untuk pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Di Bali, lahan kering antara lain banyak terdapat di Kabupaten
Karangasem yaitu mencapai 91,41% (76.743 ha) dari luas wilayah Kabupaten
Karangasem 839,54 km2 (BPS Kabupaten Karangasem, 2013).
Lahan dikatakan sebagai lahan kering karena sumber air untuk irigasi
tanaman hanya berasal dari air hujan. Tanaman yang cocok di budidayakan salah
satunya adalah tanaman salak. Produksi salak di Kabupaten Karangasem
mencapai 25.497 ton per tahunnya (BPS Provinsi Bali, 2012). Terdapat berbagai
jenis atau kultivar salak di Kabupaten Karangasem yaitu, salak Nenas, salak
Kelapa, salak Injin, salak Getih, salak Bingin, salak Maong, salak Nangka, salak
Gading dan salak Gula Pasir. Salak di Kabupaten Karangasem banyak tersebar di
Kecamatan Selat, Kecamatan Bebandem, dan Kecamatan Rendang.
Kecamatan Bebandem meliliki luas kebun salak sebesar 1.815,0160 ha
dengan jumlah populasi salak Gula Pasir yaitu 1.180.804 dan populasi salak Bali
3.356.736. Produksi salak di Kecamatan Bebandem adalah 12.735 ton per tahun
(UPT Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kecamatan Bebandem,
2012). Sebagai daerah penghasil buah salak terbesar di Kabupaten Karangasem,
terdapat jenis salak yang menjadi produk buah unggulan dari Kecamatan
Bebandem yaitu salak Gula Pasir.
2
Salak Gula Pasir adalah salah satu jenis salak yang paling disukai oleh
masyarakat karena memiliki keunggulan seperti rasa buahnya yang manis
walaupun umur buah masih muda, dan tidak ada rasa asam. Secara alami
munculnya bunga salak Gula Pasir terjadi empat kali dalam setahun, yaitu pada
bulan April (musim pembungaan Sela I), Juli (musim pembungaan Gadu),
Oktober (musim pembungaan Sela II), dan Januari (musim pembungaan Raya).
Salak Gula Pasir walaupun dapat berbunga empat kali dalam setahun, tetapi tidak
mampu memenuhi produksi buah salak Gula Pasir untuk kebutuhan pasar pada
saat di luar musim. Hal tersebut terjadi karena dari empat musim pembungaan
pada salak Gula Pasir, hanya 1 musim pembungaan Sela II (Oktober) yang
bunganya dapat berkembang menghasilkan buah dengan baik (Rai et al., 2010).
Hal tersebut menjadi permasalahan penting yang dihadapi oleh para petani karena
pada saat musim panen raya produksi buah salak banyak dengan harga jual yang
rendah sebaliknya panen di luar musim jumlah buah sangat terbatas bahkan
hampir tidak ada panen.
Permasalahan yang dihadapi oleh para petani ini dikarenakan pada proses
pembungaan di luar musim sering mengalami kegagalan berkembangnya bunga
menjadi buah atau kegagalan fruit-set. Rai et al. (2010a) menyatakan bahwa,
ketidakberhasilan berkembangnya bunga menjadi buah disebabkan oleh faktor
lingkungan yang kurang mendukung, antara lain curah hujan dan hari hujan
rendah, dan kandungan hara tanah rendah sehingga tanaman kekurangan unsur
hara yang ditunjukkan oleh kandungan hara N, P, dan K daun rendah.
3
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan di
atas adalah dengan menambahkan pupuk organik dan mikoriza. Pemupukan
adalah upaya pemberian atau penambahan hara dalam jumlah dan cara sesuai
yang diperlukan tanaman ke dalam tanah dalam waktu tertentu (Setianingtyas et
al., 2000). Pupuk organik dan mikoriza perlu ditambahkan di kebun salak Gula
Pasir di Kecamatan Bebandem karena berdasarkan hasil analisis Laboratorium
Tanah Fakultas Pertanian Universitas Udayana unsur hara yang terkandung
tergolong rendah yaitu C-organik 1,67 %, N total 0,15 %. Penggunaan pupuk
organik yang tepat mampu meningkatkan kesuburan fisik, kimia, dan biologi
tanah, serta mampu mempercepat pelapukan bahan organik menjadi lebih mudah
tersedia untuk tanaman, sedangkan dengan menggunakan mikoriza akan
meningkatkan kemampuan akar tanaman dalam meningkatkan serapan air dan
unsur hara terutama fosfor (P).
Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari bahan-bahan organik alami,
seperti limbah kotoran ternak, sampah rumah tangga, sampah kota, bahkan limbah
dari kotoran manusia (Sutanto, 2002). Beberapa jenis pupuk yang termasuk pupuk
organik adalah pupuk kandang, pupuk hijau, kompos dan pupuk guano
(Handayani et al., 2011). Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kandang
ternak baik berupa kotoran padatnya bercampur sisa makanannya maupun air
kencingnya (Lingga, 1998). Soepardi (1983) menambahkan bahwa pupuk
kandang merupakan salah satu bahan organik yang dapat memperbaiki sifat fisik,
kimia dan biologi tanah. Pupuk kandang merupakan sumber unsur hara makro dan
mikro bagi tanaman. Hasil penelitian Winarti et al. (2013) menyatakan bahwa
4
perkembangan indeks luas daun kopi menggunakan pupuk kandang kambing
ditambah bioaktivator OrgaDec kenaikannya paling tinggi dari minggu ke minggu
mencapai 208,02 cm² dan dengan pupuk kandang kambing 170,26 cm².
Kompos adalah bahan organik yang telah mencapai tingkat dekomposisi
matang, dimana proses perombakan bahan tersebut relatif telah berakhir. Kompos
dapat memperbaiki sifat-sifat tanah baik sifat fisik, sifat biologi, dan sifat kimia
tanah antara lain meningkatkan pH dan KTK tanah (Gunawan, 2008).
Serasah adalah sisa-sisa dari tanaman bisa berupa batang, ranting, daun,
dan campuran berbagai tanaman yang bermanfaat sebagai sumber bahan organik.
Serasah dapat dijadikan sebagai salah satu pupuk organik dan dapat juga dipakai
sebagai penutup tanah untuk menjaga kelembaban tanah. Hasil penelitian Siregar
et al. (2008) pada tegakan Acacia mangium di Sumatera Selatan menunjukkan
bahwa perlakuan serasah yang ditinggalkan di lapangan di bawah tegakan dan
tersebar merata dapat meningkatkan diameter pohon. Hal yang sama juga
dikemukakan oleh Hardiyanto dan Wicaksono (2008) dimana perlakuan
penyimpanan serasah (slash retention) di bawah tegakan meningkatkan
pertumbuhan Acacia mangium di Sumatera Selatan.
Penggunaan jenis-jenis pupuk organik untuk meningkatkan unsur hara
tanah juga akan sangat baik apabila dikombinasikan dengan penggunaan
mikoriza. Menurut Setiawati et al. (2000) kombinasi antara mikoriza dan
pemberian pupuk dapat meningkatkan hasil tanaman terutama melalui
peningkatan serapan P. Jazad renik seperti mikoriza vesikular arbuskular (MVA)
juga dapat meningkatkan ketahanan terhadap kekeringan, meningkatkan
5
ketahanan terhadap serangan patogen akar serta dapat mengahasilkan hormon
pertumbuhan seperti sitokinin, sehingga dapat membantu tanaman pada tanah
yang kurang menguntungkan (Setiadi, 2002). MVA yang menginfeksi perakaran
tanaman inang akan memproduksi jalinan hifa secara intensif sehingga tanaman
mampu meningkatkan kapasitasnya dalam menyerap unsur hara dan air
(Matsubara et al., 2002). Setiadi (2000) menyatakan kemampuan MVA dalam
memperbaiki status nutrisi tanaman dapat dijadikan sebagai salah satu komponen
pupuk hayati untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk buatan terutama P.
Pemberian pupuk organik yang dikombinasikan dengan mikoriza
diharapkan mampu meningkatkan kesuburan tanah dan dapat meningkatkan
jangkauan akar dalam menyerap hara, air, dan zat-zat yang dibutuhkan, sehingga
salak Gula Pasir dapat berproduksi dengan baik di luar musim.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah dengan penambahan pupuk organik dan mikoriza mampu
memproduksi buah salak Gula Pasir di luar musim?
2. Apakah interaksi pupuk organik dengan mikoriza dapat meningkatkan
kuantitas dan kualitas salak Gula Pasir di luar musim?
3. Berapa dosis optimum dari mikoriza yang dapat meningkatkan produksi
buah salak Gula Pasir di luar musim?
6
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui apakah penambahan pupuk organik dan mikoriza dapat
memproduksi buah salak Gula Pasir di luar musim.
2. Untuk mengetahui interaksi antara pupuk organik dan mikoriza dalam
meningkatkan kuantitas dan kualitas salak Gula Pasir di luar musim.
3. Untuk mengetahui dosis optimum dari mikoriza yang dapat meningkatkan
produksi buah salak Gula Pasir di luar musim.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah :
1. Mendapatkan cara untuk memproduksi buah salak Gula Pasir di luar
musim.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi para petani dalam
menyediakan buah salak di luar musim, sehingga dapat memajukan
agribisnis salak Gula Pasir.
7
BAB IIKAJIAN PUSTAKA
2.1 Lahan Kering
Lahan atau tanah merupakan sumberdaya alam fisik yang mempunyai
peranan penting dalam segala kehidupan manusia, karena lahan atau tanah
diperlukan manusia untuk tempat tinggal dan hidup, melakukan kegiatan
pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan, pertambangan dan sebagainya.
Karena pentingnya peranan lahan atau tanah dalam kehidupan manusia, maka
ketersediaannya juga jadi terbatas. Secara teoritis, lahan kering di Indonesia
dibedakan dalam dua kategori, yaitu : (i) Lahan kering beriklim kering, banyak
terdapat di kawasan timur Indonesia, dan (ii) Lahan kering beriklim basah, banyak
ditemui di kawasan barat Indonesia (Hasnudi dan Saleh, 2004).
Lahan kering umumnya terdapat didataran tinggi (daerah pegunungan)
yang ditandai dengan topografinya yang bergelombang dan merupakan daerah
penerima dan peresap air hujan yang kemudian dialirkan kedataran rendah, baik
melalui permukaan tanah (sungai) maupun melalui jaringan bumi air tanah.
Penggunaan pupuk kandang untuk tanah kering/tegalan adalah praktis dan
ekonomis, karena pupuk ini dapat memperbaiki fisik tanah, meningkatkan
mikroorganisme untuk mengikat partikel-partikel tanah, meningkatkan jumlah air
yang digunakan tanaman dan memberikan pertumbuhan akar tanaman lebih baik.
Disamping itu pupuk kandang mempunyai pengaruh susulan yang lama (residu)
di dalam tanah.
8
2.2 Salak Gula Pasir
Salak Gula Pasir merupakan salah satu buah tropika unggul asli Indonesia
yang disukai oleh masyarakat dan telah dilepas oleh Menteri Pertanian Republik
Indonesia pada tahun 1994 melalui Kepmentan No. 584/Kpts/TP.240/7/1994.
Keunggulan salak Gula Pasir adalah rasa buahnya manis walaupun umur buah
masih muda, tidak ada rasa asam, tidak masir, daging buahnya tebal, dan tidak
melekat pada biji. Sifat buah salak seperti itu tergolong ideal untuk memenuhi
tuntutan pasar komoditas salak, baik untuk pasar domestik maupun ekspor (Bank
Indonesia, 2004).
Tanaman salak Gula Pasir merupakan salah satu varietas tanaman salak
yang menghasilkan buah salak yang berkualitas tinggi, sehingga sesuai dengan
persyaratan ekspor yaitu:
(1) buahnya tidak cepat busuk
(2) buahnya memiliki rasa manis
(3) kulit buahnya mudah dikupas
(4) buahnya segar dan tidak masir.
Keadaan ini membuat permintaan terhadap salak Gula Pasir dipasaran
meningkat, sehingga salak Gula Pasir memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan salak Bali yang lainnya.
2.3 Faktor -Faktor yang Mempengaruhi Produksi dan Kualitas Buah Salak
Faktor iklim sangat menentukan pertumbuhan dan produksi tanaman.
Apabila tanaman ditanam di luar iklimnya, maka produktivitasnya sering kali
tidak sesuai dengan yang diharapkan. Faktor lingkungan tumbuh mempengaruhi
9
aktifitas fisiologi dalam tanaman yang berdampak terhadap fase-fase pertumbuhan
dan perkembangan tanaman. Rai et al. (2008) unsur-unsur iklim yang dapat
mempengaruhi proses fisiologi antara lain suhu udara, kelembaban udara, curah
hujan, dan intensitas cahaya. Kemampuan tanaman melakukan adaptasi dengan
lingkungan sekitar memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.
Faktor iklim yang dipergunakan dalam penelitian fenologi pada umumnya
adalah curah hujan karena curah hujan secara langsung atau tidak langsung
penting dalam pengaturan pembentukan bunga dan buah pada tumbuhan tropis.
Ada dua unsur yang mempengaruhi hal tersebut, yaitu curah hujan dan distribusi
hujan, serta tinggi tempat dari permukaan laut.
Kondisi lingkungan yang sesuai selama pertumbuhan akan merangsang
tanaman untuk berbunga dan menghasilkan benih. Kebanyakan spesies tidak akan
memasuki masa reproduktif jika pertumbuhan vegetatifnya belum selesai dan
belum mencapai tahapan yang matang untuk berbunga. Sehubungan dengan ini
terdapat dua rangsangan yang menyebabkan perubahan itu terjadi, yaitu suhu dan
panjang hari (Mugnisjah dan Setiawan, 1995 dalam Sanusi, 2009)
Menurut Fitter dan Hay (1981), secara fisiologi cahaya mempunyai
pengaruh baik langsung maupun tidak langsung. Pengaruhnya pada metabolisme
secara langsung melalui fotosintesis, dan secara tidak langsung melalui
pertumbuhan serta perkembangan tanaman. Fungsi utama dari cahaya di dalam
reaksi fotosintesis adalah sebagai sumber energi dari proses penggabungan karbon
dioksida dengan air yang membentuk karbohidrat (Suara et al., 2005).
10
Di wilayah dengan empat musim, pengaruh suhu berlaku ganda. Pada
awal pertumbuhan suhu harus cukup tinggi agar pertumbuhan tidak terhambat.
Tetapi bagi kebanyakan tanaman terutama tanaman tahunan, sebelum perubahan
fase pertumbuhan itu terjadi peranan suhu sangat penting. Cekaman (stress) air
yang diikuti oleh hujan sering merangsang pembungaan tanaman tahunan tropika.
Jika bunga telah berkembang, tahap berikutnya adalah menjamin sedapat
mungkin agar penyerbukan berlangsung dengan baik. Cuaca pada saat
penyerbukan sangat penting, karena serbuk sari tidak tahan hidup jika hujan
lebat. Selain itu serangga terutama lebah, tidak dapat bekerja dengan baik dalam
kondisi cuaca yang sangat basah (Sanusi, 2009).
2.4 Upaya Memproduksi Buah Salak Gula Pasir di Luar Musim
Peningkatan populasi salak Gula Pasir secara drastis memunculkan
masalah baru yaitu pendapatan yang diterima petani/pekebun salak Gula Pasir
semakin menurun karena harga buah murah/jatuh pada saat musim panen raya,
tetapi di luar musim panen raya harga tinggi tidak dapat dinikmati petani karena
tanaman tidak berproduksi. Bila permasalahan tersebut tidak dicarikan solusinya,
gairah petani/masyarakat untuk membudidayakan dan mengembangkan salak
Gula Pasir akan semakin menurun. Memproduksi buah di luar musim pada salak
Gula Pasir tidak terletak pada keberhasilan dalam menginduksi bunga karena
secara alami (tidak memerlukan perlakuan apapun) salak Gula Pasir berbunga
empat kali dalam setahun yaitu musim pembungaan Sela I (April), musim
pembungaan Gadu (Juli), musim pembungaan Sela II (Oktober), dan musim
pembungaan Raya (Januari). Hal tersebut sesuai dengan pendapat Mogea (1990),
11
bahwa tanaman salak tergolong famili palmae yang dapat berbunga sepanjang
tahun seperti halnya pohon kelapa. Pembungaan pada Sela I (April) menghasilkan
buah panen pada bulan Juni-Agustus, selanjutnya pembungaan pada Gadu (Juli)
menghasilkan buah panen pada bulan September-Nopember, sedangkan
pembungaan Sela II (Oktober) menghasilkan buah panen pada Desember-Pebruari
dan pembungaan Raya (Januari) menghasilkan buah panen pada Maret-Mei. Bila
keseluruhan musim pembungaan bunganya dapat berkembang menghasilkan
buah dengan baik maka panen buah pada salak Gula Pasir dapat dilakukan
sepanjang tahun.
Kenyataannya walaupun salak Gula Pasir dapat berbunga empat kali
dalam setahun, tetapi panen buah bersifat musiman seperti halnya pohon durian,
rambutan, dan pohon buah-buahan lain yang berbunga hanya sekali dalam
setahun. Hal tersebut terjadi karena dari empat musim pembungaan pada salak
Gula Pasir, hanya satu musim saja yaitu pembungaan Sela II (Oktober) yang
bunganya dapat berkembang manghasilkan buah dengan baik. Ketidak berhasilan
berkembangnya bunga menjadi buah disebabkan oleh faktor lingkungan
(eksternal) dan faktor fisologis tanaman (internal) yang kurang mendukung.
Faktor lingkungan yang dimaksud, yaitu:
1. Curah hujan dan hari hujan rendah yang menyebabkan Kandungan Air Relatif
(KAR) daun rendah sehingga mengganggu proses metebolisme.
2. Kandungan hara tanah rendah sehingga tanaman kekurangan nutrisi yang
ditunjukkan oleh kandungan hara N, P dan K daun rendah.
Sedangkan faktor fisiologis yang menyebabkan ketidakberhasilan
berkembangnya bunga menjadi buah, yaitu kandungan hormon auksin pada bunga
12
(auksin endogen) rendah menyebabkan bunga mudah gugur dan bunga
kekurangan fotosintat yang ditunjukkan oleh kandungan sukrosa, gula total, dan
gula reduksi pada bunga rendah karena persaingan yang tinggi dalam
memperebutkan hasil fotosintesis (Rai et al., 2010).
KAR daun rendah yang menyebabkan bunga mengalami kegagalan fruit-
set terjadi pada pembungaan Sela I (April) dan pembungaan Gadu (Juli) karena
pada musim pembungaan tersebut tanaman kekurangan air akibat dari rendahnya
curah hujan dan hari hujan, sementara petani salak di Karangasem tidak
memberikan air irigasi tetapi hanya mengandalkan pengairan dari air hujan.
Sedangkan kandungan hara N, P dan K jaringan daun rendah terjadi pada semua
musim pembungaan, karena cara budidaya yang dilakukan oleh petani kurang
intensif, upaya meningkatkan kesuburan tanah dilakukan hanya dengan
memanfaatkan serasah pelepah daun dan/atau pupuk kandang dengan dosis
seadanya, ditebar dipermukaan tanah sehingga mudah hanyut. Persentase fruit-set
berkorelasi positip nyata dengan KAR daun (r=0,99**) dan KAR daun berkorelasi
positif nyata dengan curah hujan (r=0,86*) dan hari hujan (r=0,99*) (Rai et al.,
2010).
2.5 Pupuk Kandang
Secara umum, penggunaan pupuk organik pada lahan ditujukan untuk
mengembalikan hara, memperbaiki struktur tanah dan mengumpulkan bahan
organik dalam tanah. Sumber pupuk organik adalah sisa tanaman dan pupuk
kandang (Lee dan Wani, 1988). Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari
kandang ternak baik berupa kotoran padatnya bercampur sisa makanannya
13
maupun air kencingnya sekaligus (Lingga, 1998). Pupuk organik merupakan hasil
penguraian bahan organik oleh jasad renik mikroorganisme dan menghasilkan zat-
zat makanan yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik bersifat slow release
(terurai secara lambat), unsur hara yang terkandung di dalam pupuk organik akan
dilepas secara perlahan-lahan dan terus menerus dalam jangka waktu yang lebih
lama sehigga kehilangan unsur hara akibat pencucian air lebih kecil (Wiyana,
2008).
Pengaruh pemberian pupuk kandang antara lain: memudahkan
penyerapan air hujan, memperbaiki kemampuan tanah dalam mengikat air,
mengurangi erosi, memberikan lingkungan tumbuh yang baik untuk
perkecambahan biji dan akar, serta merupakan sumber unsur hara tanaman
(Setiawan, 1999). Kandungan unsur hara dalam pupuk kandang yang penting bagi
tanaman antara lain nitrogen, fosfor dan kalium. Rata-rata kandungan unsur hara
di dalam pupuk kandang adalah 0,3-0,6% N; 0,1-0,3% P2O5 dan 0,3-0,5% K2O
(Jacob dan Uexküll, 1960). Tisdale dan Nelson (1965) menambahkan bahwa
pupuk kandang biasanya terdiri dari campuran 0,5% N; 0,25% P2O5; dan 0,5%
K2O.
Susunan hara dalam pupuk kandang kambing yang masih segar terdiri atas
0,6 % N; 0,3 % P dan 0,17 % K untuk kotoran padat. Sedangkan untuk kotoran
cair terdiri atas 1,5 % N; 0,13 % P dan 1,8 % K (Soepardi, 1983). Kandungan
unsur hara dalam pupuk kandang yang penting bagi tanaman antara lain nitrogen,
fosfor dan kalium. Bagi petani lahan kering, pupuk kandang merupakan kunci
keberhasilan usahanya, walaupun ketersediaannya semakin berkurang. Hasil
penelitian Suntoro (2001) penggunaan pupuk kandang dengan dosis 9,5 tha-1,
14
mampu meningkatkan hasil biji kacang tanah 38,72 % dengan hasil 2,13 t ha-1,
dan efek residunya untuk musim tanam berikutnya, mampu memberikan hasil
lebih tinggi yaitu sebesar 2,6 t ha-1. Hasil penelitian Winarti et al. (2013) juga
menyatakan bahwa perkembangan indeks luas daun kopi menggunakan pupuk
kandang kambing ditambah bioaktivator OrgaDec kenaikannya paling tinggi dari
minggu ke minggu mencapai 208,02 cm² dan dengan pupuk kandang kambing
170,26 cm², pupuk sapi ditambah OrgaDec mencapai 168,69 cm², pupuk kandang
sapi 162,40 cm², pupuk OSA 135,74 cm², dan kontrol 147,78 cm².
2.6 Pupuk Kompos
Kompos adalah pupuk yang dibuat dari sisa-sisa tanaman atau sisa hasil
panen yang dibusukkan pada suatu tempat, terlindungi dari matahari dan hujan,
serta diatur kelembabannya dengan menyiram air apabila terlalu kering
(Hardjowigeno, 1989). Pengomposan dapat didefinisikan sebagai proses biokimia,
dimana bermacam-macam kelompok mikroorganisme menghancurkan bahan
organik menjadi bahan seperti humus, yang mempunyai sifat sama dengan pupuk
kandang (Gaur, 1982). Kompos merupakan zat akhir suatu proses fermentasi
tumpukan sampah/serasah tanaman dan ada kalanya pula termasuk bangkai
binatang (Sutedjo, 1994). Menurut Soeryoko (2011) kompos adalah hasil
penguraian pelapukan, dan pembusukan bahan organik lainnya.
Pembuatan kompos pada hakekatnya menumpuk bahan organik dan
membiarkannya terurai menjadi bahan-bahan yang mempunyai perbandingan C/N
yang rendah sebelum digunakan sebagai pupuk 18 Nisbah C/N bahan-bahan
mentah seperti merang, daun, sampah dapur dan lainnya di atas 30 menjadi 15-17
15
setelah mengalami fermentasi dan menjadi kompos. Ciri-ciri kompos yang baik
adalah berwarna coklat, berstruktur remah, berkonsistensi gembur dan berbau
daun lapuk. Kandungan utama dengan kadar tertinggi dari kompos adalah bahan
organik yang berfungsi untuk memperbaiki kondisi tanah. Unsur lainnya
bervariasi cukup banyak dengan kadar rendah seperti nitrogen, fosfor, kalium,
kalsium dan magnesium (Lingga dan Marsono, 2001).
Kompos memiliki dua fungsi yaitu sebagai: 1) soil conditioner yang
berfungsi memperbaiki struktur tanah, terutama bagi tanah kering dan ladang; dan
2) soil ameliorator yang memperbaiki kapasitas tukar kation (KTK) baik pada
tanah ladang maupun tanah sawah. Keuntungan menggunakan media kompos
adalah: 1) mampu mengembalikan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat-sifat
tanah baik fisik, kimiawi maupun biologis; 2) mempercepat dan mempermudah
penyerapan unsur nitrogen oleh tanaman, karena telah diadakan perlakuan khusus
sebelumnya; 3) mengurangi tumbuhnya tumbuhan pengganggu; dan 4) dapat
disediakan secara mudah, murah dan relatif cepat (Santoso, 1998). Selama proses
pengomposan, terjadi perubahan-perubahan unsur kimia yaitu karbohidrat,
selulosa, hemiselulosa, lemak dan lilin menjadi CO2 dan H2 dan penguraian
senyawa organik menjadi senyawa yang dapat diserap tanaman.
2.7 Serasah Daun
Serasah merupakan bahan organik mati yang berada diatas tanah mineral
dimana hanya kayu mati dengan ukuran diameter <10 cm dikategorikan sebagai
serasah. Estimasi biomassa serasah dilakukan dengan metode pemanenan atau
pengumpulan. Lapisan atas disebut serasah yang merupakan hutan yang terdiri
16
dari guguran daun segar, ranting, serpihan kulit kayu, lumut dan bagian bunga dan
buah busuk, sedangkan lapisan bawah dengan humus yang terdiri dari serasah
yang sudah terdekomposisi dengan baik.
Dekomposisi serasah adalah perubahan fisik maupun kimiawi yang
sederhana oleh mikroorganisme tanah (bakteri, fungi dan hewan tanah lainnya
atau sering disebut juga mineralisasi yaitu proses penghancuran bahan organik
yang berasal dari hewan dan tanaman menjadi senyawa organik sederhana. Tahap
proses dekomposisi serasah yaitu: 1. Proses Leaching merupakan mekanisme
hilangnya bahan-bahan yang terdapat pada serasah atau detritus akibat curah
hujan atau aliran air, 2. Penghawaan merupakan mekanisme pelapukan oleh
faktor-faktor fisik seperti pengikisan oleh angin atau pergerakan molekul air dan
aktivitas biologi yang menghasilkan pecahan-pecahan organik oleh makhluk
hidup yang melakukan proses dekomposisi (Widya, 2011).
Jumlah dan komposisi sisa tanaman yang dikembalikan ke tanah secara
langsung sebagai pupuk merupakan variabel-variabel penting dalam mengatur
imobilisasi ataupun mineralisasi hara dalam tanah. Mulsa daun kering yang
diletakkan disekitar tanaman akan berfungsi minimal tiga hal yaitu (a) menekan
gulma sehingga tanaman pokok tidak bersaing dengan gulma (b) mulsa daun
kering yang hancur/terdekomposisi akan hancur dan menjadi unsur hara yang
langsung dapat dimanfaatkan oleh akar untuk pertumbuhan dan (c) adanya cacing
disekitar tanah dibawah tanaman akan memperbaiki aerasi karena cacing
membuat lobang didalam tanah. Mulsa daun kering yang hancur juga
meningkatkan kelembaban disekitar tanaman. Hal ini sangat baik untuk
17
perkembangan mikoriza. Begitu pula suhu akan lebih rendah dibandingkan
dengan tanpa mulsa daun kering.
Hasil penelitian Siregar et al. (2008) pada tegakan Acacia mangium di
Sumatera Selatan menunjukkan bahwa perlakuan serasah yang ditinggalkan di
lapangan dibawah tegakan dan tersebar merata dapat meningkatkan diameter
pohon. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Hardiyanto dan Wicaksono (2008)
dimana perlakuan penyimpanan serasah (slash retention) di bawah tegakan
meningkatkan pertumbuhan Acacia mangium di Sumatera Selatan.
2.8 Peranan Mikoriza Vesikular Arbuskular (MVA) terhadap PertumbuhanTanaman dan Kesuburan Tanah
Mikoriza adalah suatu jamur yang hidup berdasarkan hubungan simbiosis
mutualisme antara jamur (myces) dan perakaran (rhiza) tanaman tingkat tinggi.
Mikoriza meyerang akar tanaman tetapi tidak menyebabkan luka dan berbahaya,
bahkan terjadi proses timbal balik yang kompleks, dimana tanaman inang
memperoleh hara dari mikoriza sedangkan mikoriza memperoleh karbohidrat atau
bahan makanan dari tanaman inang (Menge, 1985). Berdasarkan struktur
tumbuhan dan cara infeksinya pada sistem perakaran inang, mikoriza
dikelompokkan ke dalam tiga golongan besar yaitu ektomikoriza, endomikoriza
dan ektendomikoriza (Setiadi, 2000). Mikoriza Vesikular Arbuskular (MVA)
termasuk jenis kelompok endomikoriza yang akhir-akhir ini banyak mendapat
perhatian para ahli lingkungan dan biologis. Jamur tersebut mempunyai
kemampuan untuk berasosiasi dengan hampir 90% jenis tanaman, serta telah
banyak dibuktikan mampu memperbaiki status nutrisi tanaman dan meningkatkan
18
pertumbuhan tanaman serta lebih popular dipakai untuk tanaman pertanian,
hortikultura dan perkebunan. Kelompok ektomikoriza lebih cocok dipakai untuk
pengembangan tanaman hutan. Ektendomikoriza masih belum banyak
dibicarakan.
Praptiningsih et al. (2000) menyatakan bahwa yang terpenting dari MVA
adalah hifa (micelium) yang terdiri dari hifa eksternal (hifa yang berada di dalam
tanah dan tersebar disekitar akar) dan hifa internal (hifa yang berada di dalam akar
tanaman yang bermikoriza). Menge (1985) menyatakan bahwa MVA tidak dapat
diperbanyak melalui medium buatan tetapi dapat memproduksi berjuta-juta spora.
Spora ini merupakan struktur hidup dan dapat memperbanyak diri jika berasosiasi
dengan akar tanaman yang hidup. Spora tersebut terbentuk pada ujung-ujung hifa
eksternal. Lebih lanjut dinyatakan bahwa MVA melakukan fenetrasi secara
langsung ke dalam sel-sel kortex akar pada tanaman inang. MVA mempunyai
enzim fosfatase, dimana enzim tersebut dapat melepaskan P anorganik dari P
organik di daerah permukaan sel dan dapat diserap melalui mekanisme serapan.
Mekanisme peningkatan penyerapan P adalah : 1) perubahan morfologi pada akar
tanah dengan perluasan sistem perakaran yang berarti akan memperluas
permukaan absorpsi unsur hara P, 2) mikoriza akan melarutkan sumber yang
tiidak larut seperti senyawa-senyawa Al-P dan Fe-P, 3) infeksi mikoriza
mempengaruhi metabolism tanaman inang sehingga mampu meningkatkan tenaga
absorpsi dari masing-masing akar dan 4) hifa mengabsorpsi P di dalam tanah dan
ditranslokasikan ke akar yang kemudian ditransfer ke tanaman inang (Rhodes dan
Gerdeman, 1980 dalam Kartini 1997).
19
Selain dapat meningkatkan kemampuan meyerap air dan unsur hara
mikoriza juga dapat berfungsi sebagai pelindung biologi bagi terjadinya infeksi
patogen akar. Hal ini disebabkan oleh adanya lapisan hifa (mantel) yang dapat
berfungsi sebagai pelindung fisik masuknya patogen. Mikoriza menggunakan
hampir semua kelebihan karbohidrat dan exudat akar lainnya sehingga tercipta
lingkungan yang tidak cocok bagi pagoen. Mikoriza juga dapat menghasilkan
hormon pertumbuhan seperti sitokinin. Hormon tersebut berfungsi mencegah
proses penuan dan suberisasi pada akar sehingga fungsi akar sebagai penyerap air
dan unsur hara dapat diperpanjang (Setiadi, 2000).
MVA yang menginfeksi sistem perakaran tanaman inang akan
memproduksi jalinan hifa secara intensif sehingga tanaman bermikoriza akan
mampu meningkatkan kapasitasnya dalam menyerap unsur hara dan air. Fosfor
adalah unsur hara utama yang dapat diserap oleh tanaman bermikoriza disamping
unsur hara N, K, S, Ca, Mg, Cu dan Zn walaupun dalam jumlah yang lebih kecil
(Matsubara et al., 2000). Fosfor adalah salah satu unsur hara makro esensial yang
sangat diperlukan oleh tanaman. Fosfor dalam larutan tanah cepat mengalami
perubahan dari tersedia menjadi tidak tersedia (terfiksai oleh Al, Fe dalam tanah
asam dan Ca). Tanaman yang mempunyai sistem perakaran yang terbatas dan
dangkal akan mengalami kekurangan P. Hal tersebut sering kali menjadi pembatas
utaman dalam peningkatan produktivitas tanaman. Hasil penelitian Matsubara et
al. (2000) menunjukkan bahwa pemberian mikoriza meningkatkan konsentrasi
fosfor di pucuk dan akar pada kecambah asparagus masing-masing (7,0%) dan
(4,1%), dibandingkan dengan tanpa mikoriza. Hasil penelitian Astiari (2003)
dengan dosis inokulan mikoriza 100 kg ha-1 menghasilkan berat kering oven biji
20
0,853 t ha-1 pada kacang tanah atau lebih tinggi 33,49 % dibandingkan tanpa
inokulan mikoriza (0,639 t ha-1). Dalam pertumbuhan tanaman, fosfor mempunyai
peranan penting antara lain dapat mempercepat pertumbuhan tanaman,
perkembangan akar, menambah resistensi tanaman terhadap serangan hama dan
penyakit. Fosfor juga mempunyai peranan dalam pembentukan polong,
mengurangi jumlah polong yang tidak berisi (hampa) dan mempercepat
matangnya polong. Kemampuan MVA dalam memperbaiki status nutrisi tanaman
dapat dijadikan komponen hayati untuk meningkatkan efisiensi penggunaan
pupuk buatan terutama fosfor (Setiadi, 2000).
21
BAB IIIKERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Berpikir
Salak adalah tanaman tropika asli Indonesia yang sangat prospektif untuk
dikembangkan. Salah satu jenis salak yang banyak digemari oleh konsumen
adalah salak Gula pasir, karena mempunyai keunggulan rasanya manis. Salak
Gula Pasir merupakan salah satu varietas salak yang menghasilkan buah
berkualitas tinggi, sehingga sesuai dengan persyaratan ekspor. Salak Gula Pasir
berbunga empat kali dalam setahun yaitu musim pembungaan Sela I (April),
musim pembungaan Gadu (Juli), musim pembungaan Sela II (Oktober), dan
Musim pembungaan Raya (Januari).
Salak Gula Pasir walaupun dapat berbunga empat kali dalam setahun,
tetapi tidak mampu memenuhi kebutuhan produksi untuk kebutuhan pasar, karena
dari empat musim pembungaan, hanya satu musim yaitu pembungaan Sela II
(Oktober) yang bunganya dapat menghasilkan buah dengan baik (Rai et al.,
2010). Kegagalan berkembangnya bunga menjadi buah disebabkan oleh faktor
lingkungan yaitu unsur hara tanah rendah dan hari hujan rendah (Rai et al., 2010).
Rendahnya kandungan unsur hara tanah dapat ditambahkan dengan penambahan
pupuk organik dan mikoriza. Pupuk organik adalah pupuk yang terdiri dari sisa-
sisa mahluk hidup, seperti sisa pelapukan tanaman, maupun kotoran hewan.
Mikoriza adalah jamur yang hidup berdasarkan hubungan simbiosis mutualisme
antara cendawan dan perakaran tanaman. Penggunaan pupuk organik dan
mikoriza diharapkan akan mampu meningkatkan kandungan unsur hara di dalam
22
tanah, serta mampu meningkatkan serapan hara tanaman, dan jangkauan akar
lebih luas untuk mencari air, sehingga akan mampu memproduksi salak Gula
Pasir di luar musim dan kontinyuitas salak meningkat.
3.2 Konsep
Produksi salak Gula Pasir untuk memenuhi kebutuhan konsumen hanya
dapat terpenuhi pada saat panen Raya, sedangkan di luar musim produksi salak
Gula Pasir sangat terbatas yang disebabkan faktor lingkungan yang kurang
mendukung. Faktor lingkungan yang kurang mendukung yaitu curah hujan dan
hari hujan rendah, dan kandungan hara tanah rendah, sehingga mengakibatkan
produksi buah salak Gula Pasir di luar musim sedikit. Upaya yang dilakukan agar
dapat meningkatkan produksi buah salak di luar musim adalah dengan
menggunakan pupuk organik dan mikoriza. Pupuk organik adalah pupuk yang
berasal dari bahan-bahan organik alami, seperti limbah kotoran ternak, sampah
rumah tangga, sampah kota, bahkan limbah dari kotoran manusia (Sutanto, 2002).
Beberapa jenis pupuk organik adalah pupuk kandang, kompos dan serasah daun.
Soepardi (1983) menambahkan bahwa pupuk kandang merupakan salah satu
bahan organik yang dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
Kompos dapat memperbaiki sifat-sifat tanah baik sifat fisik, sifat biologi, dan sifat
kimia tanah antara lain meningkatkan pH dan KTK tanah (Gunawan, 2008).
Serasah dapat dijadikan sebagai salah satu pupuk organik dan dapat juga dipakai
sebagai penutup tanah untuk menjaga kelembaban tanah. Pemberian pupuk
organik ke dalam tanah akan mampu meningkatkan kesuburan tanah dan
meningkatkan kandungan hara tanaman untuk meningkatkan produksi buah salak.
23
Jazad renik seperti mikoriza vesikular arbuskular (MVA) dapat
meningkatkan ketahanan terhadap kekeringan, meningkatkan ketahanan terhadap
serangan patogen akar serta dapat mengahasilkan hormon pertumbuhan seperti
sitokinin, sehingga dapat membantu tanaman pada tanah yang kurang
menguntungkan (Setiadi, 2002). Mikoriza yang ditambahkan kedalam tanah
apabila terlalu banyak, akan menyebabkan mikoriza kurang aktif bekerja, karena
mikoriza yang berlebihan akan bisa menjadi patogen, namun apabila terlalu
sedikit menambahkan mikoriza, menyebabkan terjadinya infeksi mikoriza ke akar
tanaman akan menjadi lebih lama.
Pupuk organik yang dikombinasikan dengan mikoriza diharapkan akan
mampu meningkatkan unsur hara dalam tanah, meningkatkan serapan hara
tanaman, serta mampu meningkatkan kandungan air internal tanaman sehingga
mampu memproduksi buah salak di luar musim dan kontinyuitas buah
meningkat/terjamin. Skema kerangka konsep penelitian dapat dilihat pada
Gambar 3.1
24
Faktor lingkungan
Kegagalan berkembangnya bunga salak menjadi buah salak
Unsur hara tanah rendah dan curah hujanrendah
Pemberian pupuk organik dan mikoriza
- Kandungan hara tanah meningkat- Serapan hara tanaman tinggi
- Kandungan air internal tanaman normal
Mampu memproduksi buah di luar musim
Kontinyuitas buah meningkat/terjamin
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian
3.3 Hipotesis Penelitian
1. Pemberian pupuk organik dan mikoriza mampu memproduksi buah salak
Gula Pasir di luar musim.
2. Interaksi pupuk organik dengan mikoriza dapat meningkatkan kuantitas
dan kualitas buah salak Gula Pasir di luar musim.
3. Dosis optimum mikoriza untuk meningkatkan produksi buah salak Gula
Pasir di luar musim adalah 50 g/tanaman.
25
BAB IVMETODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian
Perlakuan yang dicoba adalah kombinasi dua faktor yaitu faktor jenis
pupuk organik dan faktor dosis mikoriza. Perlakuan tersebut adalah sebagai
berikut :
Faktor jenis pupuk organik terdiri atas tiga taraf, yaitu :
KK : Pupuk kandang kambing
KO : Pupuk kompos
SD : Serasah daun
Sedangkan faktor dosis mikoriza (M) terdiri atas empat taraf yaitu:
M0 : 0 g/tanaman
M1 : 25 g/tanaman
M2 : 50 g/tanaman
M3 : 75 g/tanaman
Percobaan disusun secara faktorial menggunakan Rancangan Acak
Kelompok (RAK) dengan empat ulangan, sehingga dari 12 kombinasi perlakuan
dibutuhkan 48 pohon tanaman sampel.
26
U
Gambar 4.1 Denah petak percobaan di lapangan
Keterangan Gambar :
P X L : 250 M X 250 M
I, II, III, IV : Ulangan
KKM0 : Pupuk kandang kambing + mikoriza dosis 0 g/tanaman
KKM1 : Pupuk kandang kambing + mikoriza dosis 25 g/tanaman
KKM2 : Pupuk kandang kambing + mikoriza dosis 50 g/tanaman
KKM3 : Pupuk kandang kambing + mikoriza dosis 75 g/tanaman
KOM0 : Pupuk kompos + mikoriza dosis 0 g/tanaman
KOM1 : Pupuk kompos + mikoriza dosis 25 g/tanaman
KOM2 : Pupuk kompos + mikoriza dosis 50 g/tanaman
KOM3 : Pupuk kompos + mikoriza dosis 75 g/tanaman
SDM0 : Serasah daun + mikoriza dosis 0 g/tanaman
SDM1 : Serasah daun + mikoriza dosis 25 g/tanaman
SDM2 : Serasah daun + mikoriza dosis 50 g/tanaman
SDM3 : Serasah daun + mikoriza dosis 75 g/tanaman
I II III IV
SDM1 KKM2 SDM2 KOM2 KKM3 KKM2 SDM0 KOM0
KOM0 SDM3 KKM1 KOM0 KKM0 KKM1 KOM2 KKM0
KOM2 KOM1 KKM2 KOM1 SDM1 KOM3 KKM1 KOM1
SDM2 KKM1 KKM3 SDM1 SDM0 KOM2 KKM2 KKM3
KKM0 SDM0 KKM0 SDM3 KOM1 SDM2 SDM3 SDM2
KOM3 KKM3 SDM0 KOM3 SDM3 KOM0 KOM3 SDM1
27
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kebun salak Gula Pasir milik petani di Desa
Sibetan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem yang terletak pada
ketinggian 650 meter di atas permukaan laut (dpl). Beberapa variabel yang
diamati diuji di Laboratorium Tanah, Fakultas Pertanian, Laboratorium
Taksonomi Tumbuhan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian,
Laboratorium Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Universitas
Udayana, Denpasar. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai dengan
bulan Desember 2013.
4.3 Pelaksanaan Percobaan
4.3.1 Pemilihan Tanaman Salak Gula Pasir
Tanaman yang digunakan sebagai tanaman sampel sebanyak 48 pohon
tanaman salak Gula Pasir dengan sejarah pemilik lahan yang sama (milik satu
orang), dipilih dari satu areal kebun dengan ketentuan : sudah produktif, berumur
lebih kurang 15 tahun, jumlah pelepah, besar kanopi, dan tinggi tanaman yang
relatif seragam.
4.3.2 Pemupukan
Pemupukan dilakukan pada awal penelitian dengan cara menambahkan
masing-masing pupuk organik dengan mengkombinasikan mikoriza sesuai dengan
perlakuan. Pemupukan dilakukan dengan cara mecangkul tanah kemudian ditebar
disekitar kanopi daun salak. Masing-masing jenis pupuk organik (pupuk kandang
28
kambing, pupuk kompos, serasah daun) diberikan dalam jumlah berat yang sama
yaitu 10 kg/pohon.
4.3.3 Pemeliharaan
Pemeliharaan terhadap tanaman meliputi pemangkasan daun-daun yang
sudah tua, membuang pelepah yang sudah kering, mencabut gulma disekitar
tanaman, membunuh hama yang menyerang tanaman salak agar tanaman tumbuh
dan berkembang dengan baik.
4.3.4 Panen
Panen dilakukan sesuai dengan kriteria panen yang biasa dilakukan oleh
petani yaitu bila kulit buah menunjukkan warna coklat gading, duri pada buahnya
jarang, posisi buah pada tandan renggang dan apabila digoyangkan ada buah yang
lepas dari tandannya. Pemanenan dilakukan dengan memotong bagian pangkal
dari tangkai tandan dengan menggunakan sabit.
4.4 Variabel Penelitian
Pengamatan pada musim kemarau pada dua musim pembungaan yaitu
pada musim Gadu dan musim Sela II. Variabel yang diamati adalah :
a) Jumlah tandan bunga meliputi jumlah tandan bunga terbentuk dan jumlah
tandan bunga gugur per tanaman (mati). Bunga dikatagorikan berhasil
mengalami fruit-set apabila ada buah yang terbentuk di tandan bunga tersebut.
b) Jumlah tandan buah per tanaman dihitung apabila calon buah sudah nampak
sebesar kelereng kecil, berwarna hitam, berambut banyak berdesakan dalam
29
tandan. Jumlah buah panen per tandan dihitung pada buah yang sudah siap
buat dipanen, dengan cara menghitung secara manual.
c) Berat buah per tanaman (g) dihitung pada saat panen dengan cara menimbang
seluruh buah dari setiap tandan.
d) Berat per buah (g) ditentukan saat panen dengan cara menghitung berat
seluruh buah per tandan dibagi dengan jumlah buah per tandan untuk setiap
perlakuan.
e) Ketebalan daging buah dilakukan dengan cara membelah buah, kemudian di
ukur ketebalan buahnnya dengan menggunakan jangka sorong.
f) Kandungan Air Relatif (KAR) daun, diukur pada tiga fase perkembangan
pucuk. Untuk setiap kali pengkuran KAR, diperlukan contoh daun dari
masing-masing pucuk sebanyak tiga helai (satu helai daun terminal dan dua
helai daun dibawahnya). Setelah contoh daun dipetik, segera dibungkus
dengan aluminium foil agar kedap air lalu dimasukkan ke dalam termos berisi
es dan dibawa ke Laboratorium Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian
Universitas Udayana. Tiga lembar contoh daun tersebut diambil 18 potongan
daun menggunakan alat khusus berbentuk bulat dengan garis tengah 1 cm,
kemudian ditimbang berat segarnya (BS). Setelah ditimbang, potongan-
potongan daun tersebut dimasukkan ke dalam cawan berisi air dan disinari
dengan cahaya fluorescent 40 watt pada suhu kamar selama lima jam. Setelah
itu potongan-potongan daun diangkat, air yang masih menempel dibersihkan
dengan hati-hati memakai tissue kemudian ditimbang berat turgidnya (BT).
Setelah itu potongan-potongan daun tersebut dikeringkan dengan oven pada
30
suhu 700C selama 24 jam lalu ditimbang beratnya (BK). Nilai KAR dihitung
dengan rumus :
Berat segar (BS) - berat kering (BK)KAR (%) = -------------------------------------------- x 100%
Berat turgid (BT) - berat kering (BK)
g) Kandungan klorofil daun diukur dengan alat Chlorophyll Meter SPAD-502.
Pengukuran dilakukan pada daun terminal pucuk pada tiga fase perkembangan
pucuk yaitu pertama, saat bunga muncul, kedua, saat bunga mekar, dan ketiga,
saat buah muda. Dalam pengukuran dipilih masing-masing 40 helai anak daun
terminal secara acak pada masing-masing fase perkembangan pucuk,
kemudian tiap-tiap daun diukur sebanyak 10 titik. Dengan menekan tombol
“average” pada alat bersangkutan, diperoleh angka-rata-rata kandungan
klorofil daun yang bersangkutan. Pemilihan titik contoh dilakukan sedemikian
rupa agar tidak mengenai tulang daun.
h) Kandungan zat endogen tanaman, meliputi gula total, gula pereduksi dan
sukrosa untuk pengambilan sampel dilakukan sekali menjelang akhir
penelitian. Kandungan gula total, gula pereduksi dan sukrosa daun dianalisis
untuk mengatahui kecukupun fotosintat untuk menginduksi terjadinya bunga.
Analisis dikerjakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian, Fak.
Teknologi Pertanian, Universitas Udayana. Prosedur analisis gula total, gula
pereduksi dan sukrosa mengikuti metode yang dikemukakan oleh Apriantono
et al. (1994) yaitu gula total dianalisis dengan menggunakan metode
Anthrone, gula pereduksi dengan metode Nelson-Somogyi, sedangkan
kandungan sukrosa dihitung dari gula total dikurangi gula pereduksi dikalikan
0,95. Sampel untuk analisis kandungan gula total, gula pereduksi dan sukrosa
31
juga menggunakan daun terminal pucuk (daun paling ujung dari
pucuk/ranting). Sampel daun terminal diambil sebanyak tiga kali (pada tiga
fase perkembangan pucuk), yaitu pertama, saat bunga muncul; kedua, saat
bunga mekar; dan ketiga, saat buah muda. Untuk total padatan terlarut (TPT)
(%) ditentukan dengan menggunakan alat Hand Refraktometer dengan cara
daging buah salak dipotong sedikit kemudian dihancurkan didalam wadah
yang sudah disediakan. Cairan buah yang diperoleh kemudian diteteskan pada
permukaan prisma dari alat. Persentase TPT dapat dilihat pada alat tersebut.
i) Kandungan hara N, P dan K jaringan daun menggunakan sampel daun
terminal pucuk (daun paling ujung dari pucuk/ranting), pengambilan sampel
hanya dilakukan sekali. Daun yang dijadikan sampel dikumpulkan dalam tiga
fase yaitu pertama, saat bunga muncul, kedua, saat bunga mekar, dan ketiga,
saat buah muda. Kandungan hara N (N total) dianalisis dengan metode
Kjeldahl, P-tersedia (metode Olsen dan Bray), K-total (metode HCl 25%)
menurut cara (Yoshida et al., 1972).
j) Analisis tanah diambil pada empat titik sampel pada kedalaman ± 30 cm, dan
selanjutnya di analisis di Laboratorium Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas
Udayana. Pengujian kandungan unsur hara pada tanah disekitar lokasi salak
Gula Pasir dilakukan sebelum dan sesudah penelitian dengan metode sebagai
berikut : N (metode Kjeldhall), P dan K (metode Bray 1), KTK (metod
ekstraksi NH4, OAc.1 N.pH7), C-Organik (Metode Walkey & Black) dan pH
dengan pH meter (Sudjadi et al., 1971)
k) Infeksi mikoriza pada akar tanaman dilakukan setelah tanaman dipanen.
Sampel yang diambil untuk analisis infeksi mikoriza ditentukan dengan cara
32
dipilih secara acak dan hanya delapan sampel yang diuji untuk mewakili
sampel yang lain. Perhitungan persentase mikoriza pada akar dilakukan
dengan metode pewarnaan. Penetapan persentase infeksi mikoriza yaitu
diamati di bawah mikroskop stereo.
4.5 Bahan dan Alat Penelitian
4.5.1 Bahan-bahan penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: pohon salak Gula
Pasir, pupuk kandang kambing, pupuk kompos, serasah daun, sampel tanah dan
bahan-bahan yang digunakan dalam analisis meliputi bahan kimia untuk analisis
tanah, kandungan hara daun, kandungan kandungan gula total, gula pereduksi, dan
infeksi mikoriza. Mikoriza yang digunakan adalah mycofer diperoleh dari Bogor.
4.5.2 Alat- alat penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian yaitu: cangkul, kantong plastik,
kertas label, Light meter, jangka sorong, Hand Refraktometer, Chlorophyll meter,
pisau, gunting, ember, timbangan analitik, oven, lampu nion, cawan, alat tulis, dan
alat–alat yang digunakan untuk analisis di Laboratorium.
4.6 Analisis Data
Data hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam (anova) sesuai dengan
Rancangan Acak Kelompok dengan pola faktorial. Apabila hasil yang diperoleh
menunjukkan pengaruh nyata atau sangat nyata, maka dilanjutkan dengan uji beda
rata-rata menggunakan uji Duncan taraf 5% (Gomez dan Gomez 1995).
33
BAB VHASIL PENELITIAN
5.1 Pengaruh pupuk organik dan dosis mikoriza
Berdasarkan hasil analisis statistika diperoleh signifikansi pengaruh jenis
pupuk organik (K) dan dosis mikoriza (M) serta interaksinya (K x M) terhadap
variabel yang diamati (Tabel 1). Interaksi antara jenis pupuk organik dengan dosis
mikoriza (K x M) berpengaruh nyata terhadap variabel kandungan air reratif daun
(KAR) musim Sela II, sedangkan terhadap variabel lainnya berpengaruh tidak
nyata. Jenis pupuk organik (K) berpengaruh sangat nyata terhadap KAR daun
pada musim Sela II dan berpengaruh nyata terhadap krolofil daun pada musim
Sela II, dan jumlah tandan bunga per tanaman pada musim Gadu. Dosis mikoriza
(M) berpengaruh sangat nyata terhadap KAR daun pada musim Sela II, dan
berpengaruh nyata terhadap Fruit-set, KAR daun, krolofil daun pada musim Gadu
dan krolofil daun pada musim Sela II.
5.2 Jumlah tandan bunga dan jumlah tandan buah per tanaman
Perlakuan jenis pupuk organik pada musim Gadu jumlah tandan bunga
tertinggi diperoleh pada pupuk kandang kambing (5,25 buah) dan berbeda nyata
dengan pupuk organik lainnya, namun tidak demikian halnya pada musim Sela II,
jumlah tandan bunga tertinggi diperoleh pada serasah daun (4,00 buah) dan
berbeda tidak nyata dengan pupuk organik lainnya. Jumlah tandan buah tertinggi
pada musim Gadu diperoleh pada pupuk kompos (4,43 buah), tetapi pada musim
Sela II jumlah tandan buah tertinggi diperoleh pada perlakuan pupuk kandang
34
kambing (3,38 buah) dan berbeda tidak nyata dengan pupuk organik lainnya
(Tabel 2).
Tabel 1. Signifikansi pengaruh pupuk organik dan dosis mikoriza terhadapproduksi buah salak Gula Pasir di luar musim
No Variabel PengamatanFaktor
K M KxM1 Persentase fruit-set Musim Gadu (%) ns * ns2 Persentase fruit-set Musim Sela II (%) ns ns ns3 KAR Musim Gadu (%) ns * ns4 KAR Musim Sela II (%) ** ** *5 Krolofil Musim Gadu (spad unit) ns * ns6 Krolofil Musim Sela II (spad unit) * * ns7 Gula Total (%) ns ns ns8 Gula Pereduksi (%) ns ns ns9 Sukrosa (%) ns ns ns10 N daun (%) ns ns ns11 P daun (%) ns ns ns12 K daun (%) ns ns ns13 Jumlah Tandan Bunga per Tanaman Musim Gadu (buah) * ns ns14 Jumlah Tandan Bunga per Tanaman Musim Sela II (buah) ns ns ns15 Jumlah Tandan Buah per Tanaman, Musim Gadu (buah) ns ns ns16 Jumlah Tandan Buah per Tanaman, Musim Sela II (buah) ns ns ns17 Jumlah Buah per tanam Musim Gadu (buah) ns ns ns18 Jumlah Buah per tanam Musim Sela II (buah) ns ns ns19 Berat Buah per tanaman Musim Gadu (g) ns ns ns20 Berat Buah per tanaman Musim Sela II (g) ns ns ns21 Berat per buah Musim Gadu (g) ns ns ns22 Berat per buah Musim Sela II (g) ns ns ns23 Tebal Buah Musim Gadu (cm) ns ns ns24 Tebal Buah Musim Sela II (cm) ns ns ns25 Total Padatan Terlarut Musim Gadu (%) ns ns ns26 Total Padatan Terlarut Musim Sela II (%) ns ns ns
Keterangan : ns : Berpengaruh tidak nyata (P≥0,05)* : Berpengaruh nyata (P<0,05)** : Berpengaruh sangat nyata (P<0,01)
35
Tabel 2. Pengaruh penggunaan pupuk organik dan mikoriza terhadap nilai rata-rata parameter jumlah tandan bunga dan jumlah tandan buah per tanamapada musim Gadu dan Sela II
Perlakuan Jumlah Tandan Bunga (Buah) Jumlah Tandan Buah (Buah)
Musim Gadu Musim Sela II Musim Gadu Musim Sela II
Pupuk Organik
Kk 5,25 a 3,94 a 3,31 a 3,38 aKo 4,43 b 3,63 a 3,00 a 2,94 aSd 4,5 b 4,00 a 2,93 a 3,00 a
MikorizaM0 4,83 a 3,66 a 2,83 a 2,75 aM1 4,92 a 4,00 a 3,17 a 3,17 aM2 4,83 a 3,83 a 3,08 a 3,17 aM3 4,83 a 3,92 a 3,25 a 3,33 a
Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada faktor dankolom yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak nyata padauji Duncan.
Perlakuan dosis inokulan mikoriza pada musim Gadu jumlah tandan bunga
tertinggi diperoleh pada dosis inokulan 25 g/tanaman (4,92 buah), hal yang sama
pada musim Sela II jumlah tandan bunga tertinggi diperoleh pada dosis 25
g/tanaman dan berbeda tidak nyata dengan dosis inokulan lainnya. Jumlah tandan
buah tertinggi pada musim Gadu diperoleh pada dosis inokulan 75 g/tanaman,
demikian juga pada musim Sela II jumlah tandan buah tertinggi diperoleh pada
dosis inokulan 75 g/tanaman dan berbeda tidak nyata dengan dosis inokulan
lainnya (Tabel 2).
5.3 Berat buah per tanaman dan jumlah buah per tanaman
Perlakuan jenis pupuk organik pada musim Gadu, berat buah per tanaman
dan jumlah buah per tanaman tertinggi diperoleh pada pupuk kandang kambing
36
yaitu masing-masing (24,76 g), (3,79 buah) dan berbeda tidak nyata dengan jenis
pupuk organik lainnya. Pada musim Sela II, berat buah per tanaman tertinggi
diperoleh pada serasah daun (15,91 g), namun tidak demikian halnya dengan
jumlah buah pertanaman pada musim Sela II tertinggi diperoleh pada pupuk
kompos (3,10 buah) (Tabel 3).
Tabel 3. Pengaruh penggunaan pupuk organik dan mikoriza terhadap nilai rata-rata parameter berat buah per tanaman musim Gadu dan Sela II, jumlahbuah per tanaman musim Gadu dan Sela II
Perlakuan Berat Buah per Tanaman (g) Jumlah Buah per Tanaman (buah)
Musim Gadu Musim Sela II Musim Gadu Musim Sela II
Pupuk Organik
Kk 24,76 a (783,02) 14,39 a (338,53) 3,79 a (16,81) 2,77 a (9,87)
Ko 21,13 a (661,87) 15,03 a (375,98) 3,25 a (13,87) 3,10 a (13,25)
Sd 21,85 a (598,86) 15,91 a (398,01) 3,46 a (13,81) 2,42 a (7,25)
Mikoriza
M0 18,02 a (399,35) 12,77 a (252,52) 2,95 a (9,58) 2,49 a (7,50)
M1 23,37 a (686,34) 17,10 a (446,25) 3,50 a (14,00) 2,83 a (10,50)
M2 23,48 a (777,73) 13,84 a (346,20) 3,65 a (16,66) 2,66 a (10,00)
M3 25,47 a (865,57) 16,73 a (438,42) 3,90 a (19,08) 3,08 a (12,50)Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada faktor dan
kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak nyata padauji Duncan. Data di dalam kurung adalah data asli sedangkan datadi luar kurung adalah data trasformasi √ (Y + 0.5)
Perlakuan dosis inokulan mikoriza berat buah per tanaman pada musim
Gadu tertinggi diperoleh pada dosis 75 g/tanaman (25,47 g) dan berbeda tidak
nyata dengan dosis inokulan lainnya, namun tidak demikian halnya pada musim
Sela II berat buah per tanaman tertinggi diperoleh pada dosis 25 g/tanaman
(17,10g) dan berbeda tidak nyata dengan dosis inokulan lainnya. Dosis inokulan
mikoriza dari 0 sampai 75 g/tanaman memberikan jumlah buah per tanaman lebih
37
tinggi, dimana pada dosis 75 g memiliki jumlah buah per tanaman yaitu masing-
masing (3,90 buah) pada musim Gadu dan (3,08 buah) musim Sela II dan berbeda
tidak nyata dengan dosis inokulan lainnya.
5.4 Berat per buah
Berat per buah musim Gadu tertinggi pada perlakuan jenis pupuk organik
diperoleh pada pupuk kandang kambing (6,05 g), namun tidak demikian halnya
pada musim Sela II berat buah tertinggi diperoleh pada serasah daun (5,24 g) dan
berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya.
Tabel 4. Pengaruh penggunaan pupuk organik dan mikoriza terhadap nilai rata-rata parameter berat per buah pada musim Gadu dan Sela II.
Perlakuan Berat per Buah (g)Musim Gadu Musim Sela II
Pupuk OrganikKk 6,05 a (40,84) 4,19 a (25,75)Ko 5,41 a (36,22) 3,66 a (19,19)Sd 5,66 a (38,55) 5,42 a (42,19)
MikorizaM0 5,67 a (37,82) 4,36 a (24,22)M1 5,99 a (41,23) 4,83 a (33,23)M2 5,32 a (35,29) 3,75 a (21,73)M3 5,88 a (39,78) 4,72 a (37,00)
Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada faktor dankolom yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak nyata padauji Duncan. Data di dalam kurung adalah data asli sedangkan datadi luar kurung adalah data trasformasi √ (Y + 0.5)
Perlakuan pada dosis inokulan mikoriza berat per buah musim Gadu
tertinggi diperoleh pada dosis 25 g/tanaman (5,99 g) hal yang sama pada musim
Sela II berat per buah tertinggi diperoleh pada dosis 25 g/tanaman yaitu 4,83 g
dan berbeda tidak nyata dengan dosis inokulan lainnya (Tabel 4).
38
5.5 Tebal daging buah dan total padatan terlalut (TPT)
Perlakuan pupuk organik pada musim Gadu dan Sela II tebal daging buah
tertinggi diperoleh pada pupuk kandang kambing yaitu masing-masing (0,936 cm)
dan (0,912 cm), hal yang sama pada total padatan terlarut pada musim Gadu dan
Sela II tertinggi diperoleh pada pupuk kandang kambing yaitu masing-masing
(3,108 brix) dan (2,623 brix) dan berbeda tidak nyata dengan pupuk organik
lainnya (Tabel 5).
Tabel 5. Pengaruh penggunaan pupuk organik dan mikoriza terhadap nilai rata-rata parameter tebal daging buah pada musim Gadu-Sela II dan totalpadatan terlalut pada musim Gadu dan Sela II
Perlakuan Tebal Daging Buah (cm) Total Padatan Terlarut (brix)
Musim Gadu Musim Sela II Musim Gadu Musim Sela IIPupuk Organik
Kk 0,936 a (0,38) 0,912 a (0,35) 3,108 a (10,02) 2,623 a (8,06)Ko 0,885 a (0,29) 0,890 a (0,31) 2,741 a (8,41) 2,394 a (6,94)Sd 0,913 a (0,34) 0,883 a (0,29) 2,763 a (8,13) 2,434 a (6,80)
MikorizaM0 0,911 a (0,34) 0,899 a (0,32) 2,819 a (8,35) 2,578 a (7,33)M1 0,929 a (0,37) 0,896 a (0,32) 2,925 a (9,05) 2,490 a (7,30)M2 0,893 a (0,30) 0,874 a (0,29) 2,803 a (8,85) 2,294 a (6,58)M3 0,913 a (0,34) 0,911 a (0,35) 2,936 a (9,16) 2,572 a (7,86)
Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada faktor dankolom yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak nyata padauji Duncan. Data di dalam kurung adalah data asli sedangkan datadi luar kurung adalah data trasformasi √ (Y + 0.5)
Perlakuan dosis inokulan mikoriza tebal daging buah tertinggi pada musim
Gadu diperoleh pada dosis 25 g/tanaman (0,929 cm), tetapi pada musim Sela II
tertinggi pada dosis 75 g/tanaman (0,911 cm) dan berbeda tidak nyata dengan
dosis inokulan lainnya. Total padatan terlarut tertinggi pada musim Gadu
39
diperoleh pada dosis 75 g/tanaman sebesar 2,936 brix, namun tidak demikian
halnya pada musim Sela II total padatan terlarut tertinggi pada dosis 0 g/tanaman
(2,578 brix) dan berbeda tidak nyata dengan dosis inokulan lainnya (Tabel 5).
5.6 Persentase fruit-set, Kandungan Air Relatif Daun (KAR) dan krolofildaun
Hasil analisis statistika menunjukkan bahwa interaksi antara jenis pupuk
organik dan dosis inokulan mikoriza (K x M) berpengaruh nyata terhadap variabel
KAR daun pada musim Sela II (Tabel 1). Pada perlakuan dosis inokulan mikoriza
0 g/tanaman, penggunaan serasah daun memiliki kandungan air relatif daun
(KAR) yang lebih rendah dibandingkan pupuk kompos dan pupuk kandang
kambing (Tabel 6). Peningkatan dosis inokulan mikoriza menjadi 25 g/tanaman
menyebabkan KAR daun meningkat pada jenis pupuk kandang kambing dan
pupuk kompos, tetapi tidak memberikan perbedaan KAR daun pada pergunaan
serasah daun. Bila dosis ditingkatkan dari 0 menjadi 50 g/tanaman tidak
memberikan perbedaan KAR daun pada pupuk kandang kambing dan kompos,
tetapi meningkatkan KAR daun pada penggunaan serasah daun. Bila ditingkatkan
menjadi 75 g/pohon, perlakuan ini tidak memberikan perbedaan KAR daun pada
perlakuan pupuk kandang kambing dan serasah daun.
40
Tabel 6. Pengaruh interaksi antara jenis pupuk organik dan dosis inokulanmikoriza (K x M) terhadap Kandungan Air Relatif Daun (KAR) Sela II
Dosis Inokulan Mikoriza
Perlakuan
0g/tanaman
(M0)
25g/tanaman
50g/tanaman
(M2)
75g/tanaman
(M3)(M1)
Jenis Pupuk Organik (K)Pupuk Kandang Kambing(Kk) 79,75 e 90,75 ab 90,25 ab 90,50 abPupuk Kompos (Ko) 82,00 cde 94,75 a 94,50 a 87,00 bcd
Serasah Daun (Sd) 78,50 e 81,00 de 88,50 abc 89,25 abKeterangan: Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada faktor dan
kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak nyata padauji Duncan.
Persentase fruit-set musim Gadu tertinggi pada perlakuan jenis pupuk
organik kompos (69,35 %) namun tidak demikian halnya pada musim Sela II
tertinggi diperoleh pada penggunaan pupuk kandang kambing (88,96 %).
Kandungan air relatif daun (KAR) pada musim Gadu dan Sela II tertinggi
diperoleh pada pupuk kompos (83,13 %) dan (89,56 %) hal yang sama pada
kandungan krolofil daun tertinggi juga diperoleh pada pupuk kompos (86,62 %)
dan (93,81%) (Tabel 7).
Perlakuan dosis inokulan mikoriza persentase fruit-set tertinggi pada
musim Gadu diperoleh pada dosis inokulan 75 g/tanaman (77,22 %) dan berbeda
nyata dengan dosis inokulan mikoriza 0 g/tanaman (59,58%), hal yang sama pada
musim Sela II persentase fruit-set tertinggi diperoleh pada dosis 75 g/tanaman
(85,98 %) dan berbeda tidak nyata dengan dosis inokulan mikoriza lainnya. KAR
daun tertinggi pada musim Gadu diperoleh pada dosis inokulan mikoriza 50
g/tanaman (86,00%) dan berbeda nyata dengan dosis 0 g/tanaman (77,63%), hal
41
yang sama pada musim Sela II KAR daun tertinggi diperoleh pada dosis inokulan
mikoriza 50 g/tanaman (91,09%) dan berbeda nyata dengan dosis 0 g/tanaman
(80,08%). Perlakuan dosis inokulan mikoriza kandungan krolofil daun tertinggi
pada musim Gadu diperoleh pada dosis inokulan mikoriza 75 g/tanaman yaitu
85,98 spad unit dan berbeda nyata dengan dosis 0 g/tanaman yaitu 80,90 spad
unit, tetapi pada musim Sela II kandungan krolofil daun tertinggi pada dosis
inokulan 50 g/tanaman yaitu 94,19 spad unit dan berbeda nyata dengan dosis 0
g/tanaman yaitu 84,44 spad unit (Tabel 7).
Tabel 7. Pengaruh penggunaan pupuk organik dan mikoriza terhadap nilai rata-rata persentase fruit-set musim Gadu dan Sela II, kandungan air relatifdaun (KAR) musim Gadu dan Sela II, serta krolofil daun pada musimGadu dan Sela II.
PerlakuanPersentase fruit-set
(%)KAR daun (%)
Krolofil Daun(SPAD unit)
MusimGadu
MusimSela II
MusimGadu
MusimSelaII
MusimGadu
MusimSela II
Pupuk Organik
Kk 65,20 a 88,96 a 81,91 a 87,81 a 85,53 a 89,92 ab
Ko 69,35 a 83,65 a 83,13 a 89,56 a 86,62 a 93,81 a
Sd 66,88 a 77,67 a 82,47 a 84,31 b 83,22 a 84,88 b
Mikoriza
M0 59.58 b 77,78 a 77,63 b 80,08 b 80,90 b 84,44 b
M1 65,68 ab 83,20 a 82,58 ab 88,83 a 83,25 ab 87,97 ab
M2 66,07 ab 85,42 a 86,00 a 91,09 a 86,98 ab 94,19 a
M3 77,22 a 85,98 a 83,80 a 88,92 a 89,35 a 91,54 abKeterangan: Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada faktor dan
kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak nyata padauji Duncan.
42
5.7 Kandungan gula total daun, kandungan gula pereduksi daun, dankandungan sukrosa daun
Perlakuan jenis pupuk organik kandungan gula total daun tertinggi
diperoleh pada pupuk kandang kambing dan pupuk kompos yaitu 1,10 %,
sedangkan pada kandungan gula pereduksi tertinggi diperoleh pada pupuk
kandang kambing (0,32%) dan berbeda tidak nyata dengan jenis pupuk organik
lainnya. Kandungan sukrosa daun tertinggi diperoleh pada pupuk kompos
(0,77%) dan berbeda tidak nyata dengan pupuk organik lainnya.
Tabel 8. Pengaruh penggunaan pupuk organik dan mikoriza terhadap nilai rata-rata kandungan gula total daun, kandungan gula reduksi daun, dankandungan sukrosa daun
PerlakuanKandungan GulaTotal Daun (%)
Kandungan GulaReduksi (%)
KandunganSukrosa Daun (%)
Pupuk OrganikKk 1.10 a 0.32 a 0.56 aKo 1.10 a 0.29 a 0.77 aSd 0.89 a 0.31 a 0.54 a
MikorizaM0 0.78 a 0.26 a 0.54 aM1 1.10 a 0.32 a 0.59 aM2 1.05 a 0.32 a 0.70 aM3 1.20 a 0.32 a 0.66 a
Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada faktor dankolom yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak nyata padauji Duncan
Perlakuan dosis inokulan mikoriza 75 g/tanaman memiliki kandungan gula
total daun dan kandungan gula pereduksi tertinggi masing-masing (1,20%) dan
(0,32%) dan berbeda tidak nyata dengan dosis inokulan lainnya, tetapi pada
kandungan sukrosa daun tertinggi diperoleh pada dosis inokulan mikoriza 50
43
g/tanaman (0,70%) dan berbeda tidak nyata dengan dosis inokulan mikoriza
lainnya (Tabel 8).
5.8 Kandungan unsur hara N, P, K jaringan daun
Perlakuan jenis pupuk organik unsur hara N daun tertinggi diperoleh pada
serasah daun (2,02 %), sedangkan kandungan unsur hara P daun tertinggi
diperoleh pada pupuk kompos (0,24%) dan berbeda tidak nyata dengan jenis
pupuk organik lainnya. Kandungan unsur hara K daun tertinggi diperoleh pada
pupuk kandang kambing (0,86 %) dan berbeda tidak nyata dengan pupuk organik
lainnya (Tabel 9).
Tabel 9. Pengaruh penggunaan pupuk organik dan mikoriza terhadap nilai rata-rata kandungan hara N, P, K jaringan daun.
Perlakuan N Daun (%) P Daun (%) K Daun (%)
Pupuk OrganikKk 1.94 a 0.20 a 0.86 aKo 2.01 a 0.24 a 0.85 aSd 2.02a 0.22 a 0.84 a
MikorizaM0 1.88a 0.17 a 0.82 aM1 1.93 a 0.21 a 0.87 aM2 2.12 a 0.23 a 0.86 aM3 2.02 a 0.28 a 0.85 a
Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada faktor dankolom yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak nyata padauji Duncan.
Perlakuan dosis inokulan mikoriza N daun dan P daun tertinggi diperoleh
pada dosis 75 g/tanaman (2,12 %), (0,28 %), namun tidak demikian halnya pada
unsur hara K daun tertinggi diperoleh pada dosis inokulan 25 g/tanaman (0,87 %)
dan berbeda tidak nyata dengan dosis inokulan mikoriza lainnya (Tabel 9).
44
5.9 Hasil analisis tanah
Hasil analisis tanah yang dilakukan pada awal penelitian dan akhir
penelitian menunjukkan bahwa dengan penggunaan pupuk organik yaitu (kotoran
kandang kambing, kompos, serasah daun) dan dosis inokulan mikoriza dapat
meningkatan kandungan unsur hara di dalam tanah (Tabel 10).
Hasil analisis tanah menunjukkan kandungan N total di dalam tanah
sebelum penelitian rendah (0,15%) tetapi setelah menggunakan perlakuan jenis
pupuk organik dan dosis inokulan mikoriza kandungan N total tanah meningkat
(0,34%). P-tersedia di dalam tanah sebelum perlakuan dan setelah perlakuan
mengalami peningkatan dari sedang (16,33 ppm) menjadi sangat tinggi (77,94
ppm), sedangkan K-tersedia di dalam tanah antara sebelum perlakuan dan
setelah perlakuan adalah tinggi (Tabel 10).
Tabel 10. Hasil analisis tanah tempat penelitian di Desa Sibetan, KecamatanBebandem, Kabupaten Karangsem.
Sumber : Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Udayana(2013)
Hasil AnalisisHasil Analisis Tanah Awal
PenelitianHasil Analisis Tanah Akhir
PenelitianHasil Keterangan Hasil Keterangan
pH 6,3 Agak Masam 6,7 NetralDHL (mmhos/cm) 0,96 Sangat Rendah 0,54 Sangat Rendah
C-Organik (%) 1,67 Rendah 3,51 TinggiN total (%) 0,15 Rendah 0,34 Sedang
P-tersedia (ppm) 16,33 Sedang 77,94 Sangat TinggiK-tersedia (ppm) 343,25 Tinggi 449,59 TinggiKTK (me/100 g) 23,53 Sedang 27,92 Tinggi
Kadar Air- KU (%) 6,94 12,56
45
5.10 Hasil Analisis Infeksi Mikoriza
Tabel 11 menyatakan hasil analisis infeksi mikoriza terndah di lokasi
penelitian terdapat pada perlakuan tanpa dosis mikoriza 0 g/tanaman yaitu 39,29
% (II Kk-M0) dan 12,87 % (IV Kk-M0). Dosis ditingkatkan dari 0 g/tanaman
menjadi 25 g/tanaman menunjukkan peningkatan infeksi dosis mikoriza yaitu
42,16 % (III Kk-M1) dan 20,97 % (III Ko-M1). Peningkatan dosis inokulan
menjadi 50 g/tanaman menyebabkan terjadinya infeksi mikoriza yang paling
tinggi yaitu 58,45 % (I Kk-M2) dan 77,67 % (IV Sd-M2).
Tabel 11. Hasil Analisis Infeksi Mikoriza tempat penelitian di Desa Sibetan,Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem
Perlakuan Infeksi MikorizaII Kk-M0 39,29 %IV Kk-M0 12,87 %III Kk-M1 42,16 %III Ko-M1 20,97 %I Kk-M2 58,45 %IV Sd-M2 77,67 %III Ko-M3 50,84 %I Sd-M3 49,14 %
Sumber : Laboratorium Taksonomi Tumbuhan, Fakultas Matematika dan IlmuPengetahuan Alam Universitas Udayana (2013)
46
BAB VIPEMBAHASAN
Interaksi antara penggunaan jenis pupuk organik (K) dan dosis inokulan
mikoriza (M) berpengaruh nyata terhadap kandungan air relatif daun (KAR) pada
musim Sela II (Tabel 1). Hal tersebut menunjukkan bahwa antara perlakuan
pupuk organik dan dosis mikoriza saling berhubungan satu sama lain, dimana
dengan penambahan pupuk organik di dalam tanah dapat meningkatkan kolonisasi
mikoriza dan kemampuan dalam bersimbiosis dengan akar tanaman, sehingga
jangkauan akar tanaman menjadi lebih luas dan dapat meningkatkan kandungan
air relatif daun. Menurut Novriani (2010) pemberian kompos 30% menyebabkan
persen kolonisasi mikoriza meningkat 83,23% jika dibandingkan dengan
perlakuan tanpa kompos.
Persentase fruit-set tertingi pada musim Gadu dengan perlakuan pupuk
organik diperoleh pada penggunaan pupuk kompos yaitu 69,35 % namun pada
musim Sela II diperoleh pada pupuk kandang kambing yaitu 88,96 % yang
berbeda tidak nyata dengan pupuk kompos. Tingginya persentase fruit-set pada
musim Gadu dengan penggunaan pupuk kompos dikarenakan pupuk kompos
adalah pupuk yang telah mengalami proses fermentasi dan berbentuk halus
sehingga mudah diserap akar dan mampu menjaga kelembaban tanah lebih tinggi
dibandingkan dengan pupuk kandang kambing dan serah daun. Pupuk kompos
juga mampu meningkatkan kandungan hara di dalam tanah, sehingga dengan
kondisi tanah yang baik dapat merangsang pertumbuhan spora mikoriza, dengan
adanya kandungan spora mikoriza di dalam akar maka akar tanaman mampu
47
menjangkau air lebih luas. Tanaman yang kekurangan air secara terus-menerus
dapat menyebabkan penurunan laju fotosintesis dan diperlukan beberapa hari
setelah irigasi agar dapat kembali pada laju fotosintesis semula, sehingga air
sangat diperlukan oleh tanaman. Musim Sela II perlakuan pupuk kandang
kambing memperlihatkan persentase fruit-set yang lebih tinggi (88,96 %)
dibandingkan dengan musim Gadu (69,35 %) hal ini dikarenakan pupuk kandang
kambing pada musim Gadu masih belum mampu menyediakan unsur hara bagi
tanaman, namun pada musim Sela II pupuk kandang kambing sudah mulai
mampu menyediakan unsur hara bagi tanah dan tanaman. Menurut Wiyana (2008)
pupuk organik bersifat slow release (terurai secara lambat), unsur hara yang
terkandung di dalam pupuk organik akan dilepas secara perlahan-lahan dan terus
menerus dalam jangka waktu yang lebih lama sehingga kehilangan unsur hara
akibat pencucian air lebih kecil. Pupuk kandang kambing akan memberikan
manfaat yang lebih baik pada musim ke-2 pertanaman. Pupuk kompos dan pupuk
kandang kambing selain meningkatkan kandungan hara di dalam tanah juga
memberikan makanan bagi jasad renik yang ada di dalam tanah sehingga
meningkatkan peran mikrobia dalam menjaga kesuburan tanah. Meningkatnya
Bahan organik merupakan sumber energi bagi mikroorganisme tanah untuk
melepaskan unsur hara yang ada di dalam tanah. Kehadiran dan aktivitas
mikroorganisme tanah merupakan faktor penting dalam pelepasan unsur hara di
dalam tanah (Atmaja, 2006).
Persentase fruit-set yang lebih tinggi juga berkaitan terhadap KAR daun
dimana pada musim Gadu dengan penggunaan pupuk kompos yaitu 83,13%
sedangkan pada penggunaan pupuk kandang kambing yaitu 87,81 % dan terendah
48
pada penggunaan serasah daun. KAR daun memegang peranan penting dalam
menentukan keberhasilan perkembangan bunga menjadi buah. Rendahnya KAR
daun pada penggunaan serasah daun dikarenakan serasah daun kurang mampu
menjaga kelembaban tanah dan perlu proses dekomposisi agar serasah daun bisa
hancur dan dimanfaatkan oleh tanah dan tanaman. Hal yang sama diperoleh
Hutagalung (2011) menyatakan KAR daun yang rendah pada musim pembungaan
Gadu (67,80%) menghasilkan persentase fruit-set paling rendah (47,00%),
sebaliknya KAR daun tertinggi pada musim pembungaan Sela II (89,32%)
menghasilkan persentase fruit-set tertinggi (70,10%). Hal yang sama juga
diperoleh Chakherchaman et al. (2009) pada tanaman Lentil (Lens culinaris L.),
yaitu bahwa KAR daun memiliki hubungan yang sangat erat dengan jumlah gabah
yang dihasilkan. KAR daun yang tinggi akan meningkatkan aktifitas fotosintesis
pada tanaman yang ditunjukkan oleh tingginya kandungan krolofil daun.
Banyaknya hasil fotosintat untuk menginduksi terjadinya bunga dapat diketahui
dari kandungan gula total, gula pereduksi, dan kandungan sukrosa daun.
Perlakuan dosis inokulan mikoriza berpengaruh nyata terhadap persentase
fruit-set pada musim Gadu tetapi pada musim Sela II persentase fruit-set
berpengaruh tidak nyata. Persentase fruit-set tertinggi pada musim Gadu dan Sela
II diperoleh pada dosis inokulan 75 g/tanaman. Tingginya persentase fruit-set
pada musim Gadu pada dosis 75 g/tanaman menyebabkan meningkatnya KAR
daun, krolofil daun, jumlah tandan buah, berat buah per tanaman, dan jumlah buah
per tanaman, sedangkan pada musim Sela II tingginya persentase fruit-set
didukung oleh tingginya KAR daun, krolofil daun, jumlah tandan buah dan
jumlah buah per tanaman. Persentase fruit-set yang tinggi terdapat pada dosis
49
inokulan 75 g/tanaman hal ini dikarena akar tanaman salak sudah terinfeksi
dengan mikoriza. Akar tanaman yang telah terinfeksi mikoriza mempunyai
kandungan auksin yang lebih tinggi yang memungkinkan peningkatan
pertumbuhan akar. Hormon auksin bagi tanaman akan menentukan besarnya
kekuatan sink, sehingga kandungan dengan hormon auksin yang tinggi akan
meningkatkan persentase fruit-set. Menurut Rahman (2013) mikoriza dapat
menstimulus pembentukkan hormon seperti auksin, sitokinin, dan giberalin, yang
berfungsi sebagai perangsang pertumbuhan tanaman. Banyaknya jumlah tanah
yang mengandung mikoriza akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Tingginya persentase fruit-set pada musim Gadu
didukung oleh tingginya KAR daun, tingginya KAR daun pada dosis inokulan
mikoriza 75 g/tanaman disebabkan karena hifa dari mikoriza mampu menyerap air
yang lebih banyak dan dapat meningkatkan kemampuan untuk tetap hidup dan
berproduksi dalam keadaan tanah yang kering. Setiadi (2000) menyatakan bahwa
mikoriza juga dapat mengahasilkan hormon pertumbuhan sitokinin. Dimana
hormon tersebut berfungsi mencegah proses penuaan sehingga akar sebagai
penyerap air dan unsur hara dapat diperpanjang. Hal ini terbukti pada penelitian di
Desa Sibetan dengan dosis 75 g/tanaman memberikan KAR daun yang tinggi
yaitu 83,80 % dibandingkan tanpa dosis inokulan mikoriza. Tanaman yang
terinfeksi mikoriza memiliki jangkaun penyerapan mencapai ± 80 mm
dibandingkan dengan tanpa mikoriza jangkaun penyerapannya hanya mencapai 1-
2 mm. Laju penyerapan 6 kali lebih cepat dibandingkan dengan tanaman tanpa
mikoriza. Hasil penelitian Astiari (2003) mendapatkan bahwa inokulasi cendawan
mikoriza pada tanaman kacang tanah serapan P tanaman secara nyata 75 %
50
dibandingkan tanpa inokulasi mikoriza. Mikoriza mempunyai enzim phosphatase
yang dapat membantu penyerapan P dari tidak tersedia menjadi tersedia bagi
tanaman. Mekanismenya adalah asam fosfatase yang terdapat pada hifa yang
sedang aktif tumbuh serta peningkatan aktivitas enzim fosfatase pada permukaan
akar akibat infeksi mikoriza menyebabkan fosfat anorganik dibebaskab dari fosfat
organik pada daerah dekat permukaan sel sehingga dapat diserap melalui
mekanisme serapan.
Hasil penelitian menunjukkan, kualitas buah pada musim Gadu dan Sela II
pada beberapa variabel tebal daging buah dan total padatan terlarut tidak
dipengaruhi oleh jenis pupuk organik dan dosis inokulan mikoriza. Tebal daging
buah ditentukan oleh banyaknya jumlah buah panen per tanaman. Hal ini
menunjukkan semakin sedikit jumlah buah per tanaman maka semakin sedikit
buah yang akan berkompetisi untuk memperoleh air dan asimilat untuk
pertumbuhan dan perkembangan buah. Total padatan terlarut menunjukkan nilai
yang berbeda tidak nyata pada musim Gadu dan Sela II, disebabkan oleh
tingginya kandungan gula pada daging buah. Tingginya kandungan gula tidak
dipengaruhi oleh jenis perlakuan, sehingga rasa manis pada buah salak pada saat
dikonsumsi tidak ada perbedaan.
51
BAB VIISIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut :
1. Perlakuan jenis pupuk organik tidak meningkatkan persentase fruit-set pada
musim Gadu dan Sela II, namum pada perlakuan dosis mikoriza persentase
fruit-set dapat ditingkatkan.
2. Interaksi antara pupuk organik dan dosis inokulan mikoriza tidak berpengaruh
terhadap semua variabel pengamatan keculai pada kandungan air relatif daun
(KAR) pada musim Sela II.
3. Dosis inokulan 50 g/tanaman tidak memberikan hasil yang meningkatkan
produksi buah salak Gula Pasir di luar musim, namun pada dosis 75
g/tanaman mampu meningkatkan persentase fruit-set lebih tinggi yaitu
(77,22%) pada musim Gadu dan (85,98%) pada musim Sela II yang didukung
oleh tingginya berat buah per tanaman (25,47 g) pada musim Gadu dan (16,73
g) pada musim Sela II.
7.2 Saran
Saran dalam penelitian ini adalah :
1. Mikoriza dosis inokulan 75 g/tanaman mampu meningkatkan persentase fruit-
set lebih tinggi untuk memproduksi salak Gula Pasir di luar musim.
52
2. Perlu dilakuannya pengamatan terhadap pengaruh pemberian jenis pupuk
organik dan dosis iokulan mikoriza dengan harapan pengaruhnya akan terlihat
nyata dalam jangka waktu yang lebih panjang.
53
DAFTAR PUSTAKA
Astiari, A. N. K. 2003. “Efek Dosis Inokulan Mikoriza terhadap Pertumbuhan danHasil Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) di LahanKering, Desa Kubu, Karangasem” (tesis). Denpasar: Universitas Udayana.77 hal.
Atmaja, I. W. D. 2006. Bioteknologi Tanah. Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian,UNUD, Denpasar.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Karangsem. 2013. Tersedia pada http://bps-karangasem.blogspot.com/search/label/Bab%201%20%20KONDISI%20GEOGRAFIS%20DAN%20IKLIM(diakses 28 Nopember 2013)
Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. 2012. Bali Dalam Angka 2012. Tersedia padahttp://BPS.go.id (diakses 20 September 2013).
Bank Indonesia. 2004. Aspek Pemasaran Salak. Model Kelayakan ProgramKemitraan Terpadu (PKT) Budidaya Tanaman Salak Unggul.http://www.bi.go.id/sipuk/id/lm/salak/.asp. (diakses 20 Januari 2013).
Chakherchaman, S. A., H. Mostafaei, A. Yari, M. Hassanzadeh, S. J. Somarin danR. Easazadeh. 2009. Study of Relationships of Leaf Relative WaterContent, Cell Membrane Stability and Duration of Growth Period withGrain Yield of Lentil under Rain-Fed and Irrigated Conditions. JurnalPenelitian Ilmu Hayati. Volume 4(7): 842-847
Direktorat Budidaya Tanaman Buah, Direktorat Jendral Hortikultura, DepartemenPertanian. 2007. Standar Prosedur Operasional (SPO) Salak BaliKabupaten Karangasem.
Fitter, A H., dan R. K. M. Hay. 1981. Fisiologi Lingkungan Tanaman. GadjahMada University Press. Yogyakarta.
Gaur, A.C. 1982. Improving Soil Fertility Through Organic Recycling. ProjectField No. 15. FAO of United Nations. Rome. 85 p.
Gomez, K.A dan A.A Gomez 1995. Prosedur Statistik Penelitian Pertanian.Percetakan Universitas Indonesia. Jakarta. 698 hal.
Gunawan, I. S. 2008. “Pengaruh Kompos dan Pupuk Anorganik terhadapPertumbuhan dan Serapan N, P, K Tanaman Jagung (Zea mays L.) padaTanah Alluvial Karawang” (skripsi). Bogor: Program Studi Ilmu Tanah.Pertanian Bogor. 68 hal
54
Handayani, F., Mastur, dan Nurbani, (2011), Respon Dua Varietas Kedelaiterhadap Penambahan beberapa Jenis Bahan Organik, Prosiding SemilokaNasional “ Dukungan Agro-Inovasi untuk Pemberdayaan Petani”.Kerjasama UNDIP, BPTP Jateng, Pemprov Jateng.
Hardjowigeno, S. 1989. Ilmu Tanah. PT. Mediyatama Sarana Perkasa, Jakarta.
Hariah,K. 2010. Neraca Hara dan Karbon dalam SistemAgroforestri.http://www.worldagrofores/s/LectureNotes/LectureNote6.pdf.Diakses tanggal 21 Desember 2013.
Hardiyanto, E.B. and A. Wicaksono. 2008. Interrotation Site Management, StandGrowth and Soil Properties in Acacia mangium Plantations in SouthSumatera, Indonesia. In Nambiar (ed.) Site Management and Productivityin Tropical Plantation Forests. 2008. Proceedings of Workshops inPiracicaba (Brazil) 22-26 November 2004 and Bogor (Indonesia) 6-9November 2006. Center for International Forestry Research (CIFOR).Bogor.
Hasnudi, Saleh. E, 2004. Rencana Pemanfaatan Lahan Kering untukPengembangan Usaha Peternakan Ruminansia dan Usaha Tani Terpadu diIndonesia. Fakultas Peternakan. Universitas Udayana.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/810/1/ternak-eniza4.pdf.11 hal. Diakses 19 Mei 2013
Hutagalung, E.T. 2011. “Studi Hubungan Antara Musim Pembungaan DenganProduksi Dan Kualitas Buah Salak Gula Pasir (Salacca zalacca Var.Gulapasir)”(skripsi). Denpasar: Universitas Udayana. 57 hal
Jacob, A. and H.V. Uexküll. 1960. Fertilizer Use:Nutrition and Manuring ofTropical Crops. Translated by C.L.Whittles. Hannover. 593 p.
Kartni, N.L 1997.”Efek Mikoriza Vesikular Arbuskular (MVA) dan PupukOrganik Kascing terhadap P-Tersedia Tanah, Kadar P Tanaman dan HasilBawang Putih (Allium sativum L.) pada Incepticol” (disertasi). Bandung:Universitas Pajajaran. 162 hal
Lee, K.K. and S.P. Wani.1988. Significance of Biological Nitrogen Fixation andOrganic Manures in Soil Fertility Management in Semiarid Tropical IndiaProceeding of Colloquium, Christianson, C.B. (ed.) held in ICRISATCenter. Patancheru. India:89-108.
Lingga, P. 1998. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Cet. Ke-15. Penebar Swadaya.Jakarta. 163 hal.
55
Lingga, P. dan Marsono. 2001. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Cet. Ke- 12. PenebarSwadaya. Jakarta. 150 hal.
Matsubara, H., Y. Kayukawa and H Fukui. 2000. Temperature stress tolerance ofasparagus seedling through symbiosis with arbuscular mycorrhizal fungus.J. Japan Soc. Hort. Sci. 69 (5) : 570-575.
Menge, J. A. 1985. Mycorhiza Agriculture Technologies. Department of PlantPathology. University of California Riverside, C A 92521. Pp. 185-189.
Mogea, J.P. 1990. Pollination in Salacca edulis. Principles 22(2):56-63.
Novriani. 2010. Inokulasi Mikoriza Arbuskular Pada Bibit Kelapa Sawit (Elaeisguineensis Jacq.) Yang Ditanam pada Berbagai Komposisi Media Tanam.AgronobiS. Vol. 2 (4). Hal 30-42.
Praptiningsih G. A., M. Mataburu, dan R. Hendroko. 2000. Pengaruh CendawanMikoriza Arbuskular (CMA) pada Tebu di Tanah Mineral Masam PG.Tolangohula. Prosiding Seminar Nasional Mikoriza I. Bekerjasamadengan AMI dan PAU Bioteknologi IPB, Bogor. Hal. 213-221.
Rahman, A. H. 2013. Pengaruh Glomus fasciculatum Pada PertumbuhanVegetatif Kedelai yang Terinfeksi Sclerotium rolfsii. Jurnal Sains DanSeni Pomits. Volume. 2 (2):64-68
Rai,I N., N. G. Astawa, dan G. A. Gunadi. 2008. Studi FenofisiologiPembungaan dan Pembuahan Salak Bali Sebagai Pedoman UntukPeroduksi Buah Di Luar Musim dan Cara Budidaya Ramah Lingkungan.Jurnal Lingkungan dan Pembangunan Wicaksana. Volume 17(2):103-111.
Rai, I. N., C. G.A. Semarajaya, dan W. Wiraatmaja. 2010. Studi on the FloweringPhenophysiology of Gula Pasir Snake Fruit to Prevent Faiulure of Fruit-set. J. Hort. 20(3): 216-222
Sanusi, A N. 2009. Hubungan Faktor Iklim dengan Pertumbuhan dan ProduksiTanaman. http://sanoesi.wordpress.com/2009/01/29/hubungan-faktor-iklim-dengan-pertumbuhan-dan-produksi-tanaman/. Diakses 27 September
Santoso, H.B. 1998. Pupuk Kompos. Kanisius. Yogyakarta. 28 hal.
Setiadi, Y. 2000. Status Penelitian dan Pemanfaatan Cendawan MikorizaArbuskular dan Rhizobium untuk Merehabilitasi Lahan Terdegradasi.Prosiding Seminar Nasional Mikoriza I. Bekerjasama dengan AMI danPAU Bioteknologi IPB, Bogor. Hal 11-23.
56
Setiawan. A.I. 1999. Memanfaatkan Kotoran Ternak. Penebar Swadaya. Jakarta.82 hal.
Setiawati, MR. B.N. Fitriatin, dan P. Suryatman. 2000. Pengaruh Mikoriza danPupuk Fosfat terhadap Drajat Infeksi Mikoriza dan KomponenPertumbuhan Tanaman Kedelai.Proseding Seminar Nasional Mikoriza I.Bogor.
Setyaningsih, L.Y. Munawar, dan M. Turjaman. 2000. Efektifitas CendawanMikoriza Arbusula dan pupuk NPK terhadap pertumbuahan Bitti.Prosiding Seminar Nasional Mikoriza I. Bogor.
Siregar, S.T.H., Nurwahyudi, and Mulawarman. 2008. Effects of Inter-rotationManagement on Site Productivity of Acacia mangium in Riau Province,Sumatera, Indonesia. In Nambiar (ed.) Site Management and Productivityin Tropical Plantation Forests. Proceedings of Workshops in Piracicaba(Brazil) 22-26 November 2004 and Bogor (Indonesia) 6-9 November2006. Center for International Forestry Research (CIFOR). Bogor.
Soeryoko, H. 2011. Kiat Pintar Memproduksi Kompos dengan Pengurai BuatanSendiri. Lily Publisher. Yogyakarta. 112 hal
Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian,IPB. Bogor. 591 hal.
Suara, K., C.G.A.Semarajaya, N.G. Astawa, G.A.A.R. Asmiwyati, G.A.M.SriAgung, R. Dwiyani, dan M.E. Sukewijaya. 2005. Diktat Hortikultura.Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana.Denpasar.
Suardewa, I. W. P. 2011. “Kajian Aktivitas Mikroorganisme Tanah PadaBeberapa Tipe Penggunaan Lahan dan Kedalaman Tanah di DesaCandikuning Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan” (skripsi).Denpasar: Universitas Udayana. 105 hal
Subiksa, I.G.M. 2005. “Pemanfaatan Mikoriza untuk Penanggulangan LahanKristis”. Biologi Resources. Biology-Dasar Pengolahan Limbah, (http//:Just another Word Press.com. weblog, diakses 15 Agustus 2013).
Sudjadi, M., I. M. Widjik & M. Soleh. 1971. Penuntun Analisis Tanah. LembagaPenelitian Tanah Bogor, Bogor.
Suntoro., Syekhfani, Handayanto, dan Sumarno (2001c). Pengaruh pemberianbahan,organik , dolomit dan pupuk K terhadap produksi kacang tanah(Arachis hypogaea) pada Oxic Dystrundept. Di Jumapolo , Karang anyar ,Jawa tengah. Agrivita 23 (1), 57-65.
57
Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Yogyakarta:Karnisius.
Sutedjo, M. 1996. Mikrobiologi Tanah. Rineka Citra, Jakarta
Suwandi., Surtinah, dan Kamindar, R. 2006. Perlakuan Mikorizadan NPK padaPertumbuhan Stump Jati (Tectona grandis L.F.) (Treatment OfMycorrhizae And Npk On The Growth Of Tectona Grandis L.F.Stump).Info Hutan Vol. III No. 2 : 139 – 145
Tisdale, S. and W. Nelson. 1975. Soil Fertility and Fertilizers. Mac MillanPublishing Co., New York. 611 p.
UPT Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holikultura Kecamatan Bebandem.2013. Program Penyuluhan Pertanian BPP Bebandem.
Widya, K.P. 2011. Laju Dekomposisi Serasah Daun. USU Press : Medan.
Wiyana. 2008. Studi Pengaruh Penambahan Lindi dalam Pembuatan PupukOrganik Granuler terhadap Ketercucian N, P,dan K. MST UGM.Yogyakarta.
Winarti, E., R. D. Ratnani, dan I. Riwayati. 2003. Pengaruh Jenis Pupuk OrganikTerhadap Pertumbuhan Tanaman Kopi. Momentum, Vol. 9. No 1 : 35-39
58
Lampiran 1. Kriteria Penilaian Sifat Kimia Tanah (Pusat Penelitian Tanah, 1983)
Sifat TanahSangatRendah
Rendah Sedang TinggiSangatTinggi
C-organik (%) < 1.00 1.00 – 2.00 2.01 – 3.00 3.01 – 5.00 > 5.00
N-total (%) < 0.10 0.10 – 0.20 0.21 – 0.50 0.51 – 0.75 > 0.75
KTK ( me/100 g) < 5 5-16 17-24 25-40 > 40
P-tersedia(ppm) < 8,0 8,0-15 16-25 26-35 > 35
SangatMasam
MasamAgak
MasamNetral
AgakAlkalis
Alkalis
pH < 4.5 4.5 – 5.55.6 –
6.56.6 – 7.5 7.6 – 8.5 > 8.5
59
Lampiran 2. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Sidik Ragam Jumlah TandanBunga, Musim Gadu
Data Pengamatan
PerlakuanUlangan Jumlah Rata-
1 2 3 4 rata
Kk-M0 7 5 7 4 23 5.75Kk-M1 6 5 7 5 23 5.75Kk-M2 5 4 6 4 19 4.75Kk-M3 6 5 5 3 19 4.75
Ko-M0 5 4 2 5 16 4Ko-M1 5 5 6 4 20 5Ko-M2 7 4 4 5 20 5Ko-M3 4 3 5 3 15 3.75
Sd-M0 6 4 4 5 19 4.75Sd-M1 5 3 4 4 16 4
Sd-M2 5 5 5 4 19 4.75
Sd-M3 4 5 5 4 18 4.5
Jumlah 65 52 60 50 227
Rata-rata 5.41667 4.333333 5 4.166667 4.72917
Tabel Dua ArahPerlakuan Kk Ko Ks Jumlah
M0 23 16 19 58
M1 23 20 16 59
M2 19 20 19 58
M3 19 15 18 52
Jumlah 84 71 72
Contoh Perhitungan:
FK ΣY...2 / abn
2272 / (3 x 4 x 4)1073.52
JKTotal ΣYijk2 - FK
(72 + 62 + … + 42) -1073.52
60
57.4792
JKKelompok (ΣYij.2 / ab) - FK
[(652 + 522 + … + 502) / (3 x 4)] -1073.5212.2292
JKPerlakuan (ΣYij.2 / n) - FK
[(232 + 232 + … + 182) / 3] - 1073.5217.2292
JKK
(ΣYi..2 / bn) -
FK
[(842 + 712 + 722) / (4 x 4)] - 1073.526.54167
JKM (ΣY.j.2 / an) - FK[(582 + 592 + … + 522) / (3 x 4)] -1073.522.5625
JKInteraksi JKPerlakuan - JKK - JKM
17.2292 - 6.54167 - 2.56258.125
JKGalat JKTotal - JKKelompok - JKPerlakuan
57.4792 - 12.2292 - 17.229228.0208
DBTotal abn – 1(3 x 4 x 4) - 147
DBKelompok n – 14 – 13
DBPerlakuan ab – 1(3 x 4) - 111
DBK a – 13 – 12
DBM b – 14 – 13
DBInteraksi DBPerlakuan - DBK - DBM
11 - 2 – 3
61
6
DBGalat DBTotal - DBKelompok - DBPerlakuan
47 - 3 - 1133
KTKelompok JKKelompok / DBKelompok
12.2292 / 34.07639
KTPerlakuan JKPerlakuan / DBPerlakuan
17.2292 / 111.56629
KTK JKK / DBK
6.54167 / 23.27083
KTM JKM / DBM
2.5625 / 30.85417
KTInteraksi JKInteraksi / DBInteraksi
8.125 /61.35417
KTGalat JKGalat / DBGalat
28.0208 / 330.84912
FHKelompok KTKelompok / KTGalat
4.07639 / 0.849124.80074
FHPerlakuan KTPerlakuan / KTGalat
1.56629 / 0.849121.84461
FHK KTK / KTGalat
3.27083 / 0.849123.85204
FHM KTM / KTGalat
0.85417 / 0.849121.00595
FHInteraksi KTInteraksi / KTGalat
1.35417 / 0.849121.5948
62
K. Keragaman (√KTGalat) / Ỹ..(√0.84912) / 4.7291719.48%
Tabel Analisis Sidik Ragam
Sumber Jumlah Derajat KuadratF-hitung
F-tabelKeragaman Kuadrat Bebas Tengah 5% 1%
Kelompok 12.2292 3 4.076389 4.8007 ** 2.89 4.44Perlakuan 17.2292 11 1.566288 1.8446 ns 2.09 2.84
K 6.54167 2 3.270833 3.852 * 3.29 5.315M 2.5625 3 0.854167 1.0059 ns 2.89 4.44Interaksi 8.125 6 1.354167 1.5948 ns 2.39 3.4
Galat 28.0208 33 0.849116Total 57.4792 47
tn : Berpengaruh tidak nyata (P≥0,05)* : Berpengaruh nyata (P<0,05)** : Berpengaruh sangat nyata (P<0,01)F.Koreksi 1073.52K.Keragaman 19.48%
Uji Lanjutan Duncan Faktor K
Sy √(KTGalat / bn)√[0.84912 / (4 x 4)]0.23037
LSR(2, 5%) Sy x P(2, 5%)
0.23037 x 2.8810.66369
LSR(2, 1%) Sy x P(2, 1%)
0.23037 x 3.8690.8913
P5% P1% LSRP5% LSRP1%p = 2 2.881 3.869 0.663692 0.891297p = 3 3.031 4.039 0.698248 0.930459
63
Perlakuan Rata-rata Selisih Notasi
Kk 5.25 ASd 4.5 0.75 * BKo 4.4375 0.8125 * 0.0625 ns B
Uji Lanjutan Duncan Faktor MSy 0
P5% P1% LSRP5% LSRP1%
p = 2 2.881 3.869p = 3 3.031 4.039p = 4 3.114 4.142
Perlakuan Rata-rata Selisih Notasi
M0 4.83333 aM1 4.91667 aM2 4.83333 aM3 4.33333 a
64
Lampiran 3. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Sidik Ragam Jumlah TandanBunga Musim Sela II
Data Pengamatan
PerlakuanUlangan Jumlah Rata-
1 2 3 4 rata
Kk-M0 5 4 5 3 17 4.25
Kk-M1 3 3 5 5 16 4
Kk-M2 4 4 4 2 14 3.5
Kk-M3 3 4 5 4 16 4
Ko-M0 3 5 1 4 13 3.25
Ko-M1 4 4 3 5 16 4
Ko-M2 4 3 3 5 15 3.75
Ko-M3 4 3 4 3 14 3.5
Sd-M0 3 3 4 4 14 3.5
Sd-M1 5 3 4 4 16 4
Sd-M2 5 4 3 5 17 4.25
Sd-M3 4 5 4 4 17 4.25
Jumlah 47 45 45 48 185
Rata-rata 3.91667 3.75 3.75 4 3.85417
Tabel Dua ArahKk Ko Ks Jumlah
M0 17 13 14 44
M1 16 16 16 48
M2 14 15 17 46M3 16 14 17 47
Jumlah 63 58 64
Tabel Analisis Sidik RagamSumber Jumlah Derajat Kuadrat
F-hitungF-tabel
Keragaman Kuadrat Bebas Tengah 5% 1%Kelompok 0.5625 3 0.1875 0.1922 ns 2.89 4.44Perlakuan 5.22917 11 0.475379 0.4874 ns 2.09 2.84
K 1.29167 2 0.645833 0.6621 ns 3.29 5.315M 0.72917 3 0.243056 0.2492 ns 2.89 4.44Interaksi 3.20833 6 0.534722 0.5482 ns 2.39 3.4
Galat 32.1875 33 0.975379Total 37.9792 47F.Koreksi 713.021
65
K.Keragaman 25.62%Lampiran 4. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Sidik Ragam Jumlah Tandan
Buah Musim Gadu
Data Pengamatan
PerlakuanUlangan
JumlahRata-
1 2 3 4 rata
Kk-M0 3 3 4 3 13 3.25Kk-M1 4 3 5 3 15 3.75Kk-M2 3 3 3 3 12 3Kk-M3 3 3 4 3 13 3.25
Ko-M0 3 3 1 3 10 2.5Ko-M1 3 3 3 3 12 3Ko-M2 3 3 3 4 13 3.25Ko-M3 4 2 4 3 13 3.25
Sd-M0 3 3 2 3 11 2.75Sd-M1 3 3 2 3 11 2.75
Sd-M2 3 3 2 4 12 3
Sd-M3 3 3 4 3 13 3.25
Jumlah 38 35 37 38 148
Rata-rata 3.16667 2.916667 3.083333 3.166667 3.08333
Tabel Dua ArahKk Ko Ks Jumlah
M0 13 10 11 34
M1 15 12 11 38
M2 12 13 12 37M3 13 13 13 39
Jumlah 53 48 47
Tabel Analisis Sidik RagamSumber Jumlah Derajat Kuadrat
F-hitungF-tabel
Keragaman Kuadrat Bebas Tengah 5% 1%Kelompok 0.5 3 0.166667 0.3793 ns 2.89 4.44Perlakuan 4.66667 11 0.424242 0.9655 ns 2.09 2.84
K 1.29167 2 0.645833 1.4698 ns 3.29 5.315M 1.16667 3 0.388889 0.8851 ns 2.89 4.44Interaksi 2.20833 6 0.368056 0.8376 ns 2.39 3.4
Galat 14.5 33 0.439394Total 19.6667 47F.Koreksi 456.333K.Keragaman 21.50%
66
Lampiran 5. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Sidik Ragam Jumlah TandanBuah Musim Sela II
Data Pengamatan
PerlakuanUlangan
JumlahRata-
1 2 3 4 rata
Kk-M0 4 4 3 3 14 3.5Kk-M1 4 3 4 2 13 3.25Kk-M2 3 3 4 2 12 3Kk-M3 3 5 4 3 15 3.75
Ko-M0 2 3 1 3 9 2.25Ko-M1 3 4 3 3 13 3.25Ko-M2 4 3 3 3 13 3.25Ko-M3 3 2 4 3 12 3
Sd-M0 2 3 2 3 10 2.5Sd-M1 3 3 3 3 12 3
Sd-M2 4 3 3 3 13 3.25
Sd-M3 3 3 4 3 13 3.25
Jumlah 38 39 38 34 149
Rata-rata 3.16667 3.25 3.166667 2.833333 3.10417
Tabel Dua ArahKk Ko Ks Jumlah
M0 14 9 10 33
M1 13 13 12 38
M2 12 13 13 38
M3 15 12 13 40
Jumlah 54 47 48
Tabel Analisis Sidik RagamSumber Jumlah Derajat Kuadrat
F-hitungF-tabel
Keragaman Kuadrat Bebas Tengah 5% 1%Kelompok 1.22917 3 0.409722 0.844 ns 2.89 4.44Perlakuan 7.22917 11 0.657197 1.3537 ns 2.09 2.84
K 1.79167 2 0.895833 1.8453 ns 3.29 5.315M 2.22917 3 0.743056 1.5306 ns 2.89 4.44Interaksi 3.20833 6 0.534722 1.1014 ns 2.39 3.4
Galat 16.0208 33 0.48548Total 24.4792 47F.Koreksi 462.521K.Keragaman 22.45%
67
Lampiran 6. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Ragam Sidik Persentase Fruit-set Musim Gadu
Data Pengamatan
PerlakuanUlangan
JumlahRata-
1 2 3 4 rata
Kk-M0 42.8571 60 57.14286 75 235 58.75Kk-M1 66.6667 60 71.42857 60 258.095 64.5238Kk-M2 60 75 50 75 260 65Kk-M3 50 60 80 100 290 72.5
Ko-M0 60 75 50 60 245 61.25Ko-M1 60 60 50 75 245 61.25Ko-M2 42.8571 75 75 80 272.857 68.2143Ko-M3 100 66.66667 80 100 346.667 86.6667
Sd-M0 50 75 50 60 235 58.75Sd-M1 60 100 50 75 285 71.25
Sd-M2 60 60 40 100 260 65
Sd-M3 75 60 80 75 290 72.5
Jumlah 727.381 826.6667 733.5714 935 3222.62
Rata-rata 60.6151 68.88889 61.13095 77.91667 67.1379
Tabel Dua ArahKk Ko Ks Jumlah
M0 235 245 235 715
M1 258.095 245 285 788.0952
M2 260 272.8571 260 792.8571M3 290 346.6667 290 926.6667
Jumlah 1043.1 1109.524 1070
Tabel Analisis Sidik RagamSumber Jumlah Derajat Kuadrat
F-hitungF-tabel
Keragaman Kuadrat Bebas Tengah 5% 1%Kelompok 2374.54 3 791.5135 4.0569 * 2.89 4.44Perlakuan 2731.87 11 248.352 1.2729 ns 2.09 2.84
K 139.557 2 69.77868 0.3576 ns 3.29 5.315M 1944.52 3 648.1745 3.3222 * 2.89 4.44Interaksi 647.791 6 107.9652 0.5534 ns 2.39 3.4
Galat 6438.43 33 195.1039Total 11544.8 47F.Koreksi 216360K.Keragaman 20.80%
68
Lampiran 7. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Sidik Ragam Fruit-set MusimSela II
Data Pengamatan
PerlakuanUlangan
JumlahRata-
1 2 3 4 rata
Kk-M0 80 100 60 100 340 85Kk-M1 133.333 100 80 40 353.333 88.3333Kk-M2 75 75 100 100 350 87.5Kk-M3 100 125 80 75 380 95
Ko-M0 66.6667 60 100 75 301.667 75.4167Ko-M1 75 100 100 60 335 83.75Ko-M2 100 100 100 60 360 90Ko-M3 75 66.66667 100 100 341.667 85.4167
Sd-M0 66.6667 100 50 75 291.667 72.9167Sd-M1 60 100 75 75 310 77.5
Sd-M2 80 75 100 60 315 78.75
Sd-M3 75 60 100 75 310 77.5
Jumlah 986.667 1061.667 1045 895 3988.33
Rata-rata 82.2222 88.47222 87.08333 74.58333 83.0903
Tabel Dua ArahKk Ko Ks Jumlah
M0 340 301.6667 291.6667 933.3333
M1 353.333 335 310 998.3333
M2 350 360 315 1025
M3 380 341.6667 310 1031.667
Jumlah 1423.33 1338.333 1226.667
Tabel Analisis Sidik RagamSumber Jumlah Derajat Kuadrat
F-hitungF-tabel
Keragaman Kuadrat Bebas Tengah 5% 1%Kelompok 1416.38 3 472.1258 1.0843 ns 2.89 4.44Perlakuan 1958.97 11 178.0882 0.409 ns 2.09 2.84
K 1216.09 2 608.044 1.3964 ns 3.29 5.315M 503.414 3 167.8048 0.3854 ns 2.89 4.44Interaksi 239.468 6 39.91127 0.0917 ns 2.39 3.4
Galat 14369 33 435.4254Total 17744.4 47F.Koreksi 331392K.Keragaman 25.11%
69
Lampiran 8. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Sidik Ragam Kandungan AirDaun (KAR) Musim Gadu
Data Pengamatan
PerlakuanUlangan
JumlahRata-
1 2 3 4 rata
Kk-M0 80 80.5 80.5 74.5 315.5 78.875Kk-M1 83.5 85.5 87 79.5 335.5 83.875Kk-M2 87.5 81 85.5 78.5 332.5 83.125Kk-M3 86 77 80.5 83.5 327 81.75
Ko-M0 75.5 78 78.5 80 312 78Ko-M1 81.5 83 82 70 316.5 79.125Ko-M2 86.5 84 85.5 97.5 353.5 88.375Ko-M3 89.5 73.5 85.5 99.5 348 87
Sd-M0 65 70.5 80 88.5 304 76Sd-M1 86 74.5 92.5 86 339 84.75
Sd-M2 87.5 80 89 89.5 346 86.5
Sd-M3 79.5 93 78.5 79.5 330.5 82.625
Jumlah 988 960.5 1005 1006.5 3960
Rata-rata 82.3333 80.04167 83.75 83.875 82.5
Tabel Dua ArahKk Ko Ks Jumlah
M0 315.5 312 304 931.5
M1 335.5 316.5 339 991M2 332.5 353.5 346 1032M3 327 348 330.5 1005.5
Jumlah 1310.5 1330 1319.5
Tabel Analisis Sidik RagamSumber Jumlah Derajat Kuadrat
F-hitungF-tabel
Keragaman Kuadrat Bebas Tengah 5% 1%
Kelompok 114.292 3 38.09722 0.9544 ns 2.89 4.44Perlakuan 662.875 11 60.26136 1.5096 ns 2.09 2.84
K 11.9063 2 5.953125 0.1491 ns 3.29 5.315M 452.292 3 150.7639 3.7767 * 2.89 4.44Interaksi 198.677 6 33.11285 0.8295 ns 2.39 3.4
Galat 1317.33 33 39.91919Total 2094.5 47F.Koreksi 326700K.Keragaman 7.66%
70
Lampiran 9. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Sidik Ragam Kandungan AirDaun (KAR) Musim Sela II
Data Pengamatan
PerlakuanUlangan
JumlahRata-
1 2 3 4 rata
Kk-M0 87 75 79 78 319 79.75Kk-M1 95 88 86 94 363 90.75Kk-M2 87 90 93 91 361 90.25Kk-M3 89 88 93 92 362 90.5
Ko-M0 87 89 79 73 328 82Ko-M1 91 94 97 97 379 94.75Ko-M2 97 97 87 97 378 94.5Ko-M3 86 92 83 87 348 87
Sd-M0 78 75 86 75 314 78.5Sd-M1 78 83 87 76 324 81
Sd-M2 89 92 85 88 354 88.5
Sd-M3 92 92 84 89 357 89.25
Jumlah 1056 1055 1039 1037 4187
Rata-rata 88 87.91667 86.58333 86.41667 87.2292
Tabel Dua arahKk Ko Ks Jumlah
M0 319 328 314 961
M1 363 379 324 1066M2 361 378 354 1093M3 362 348 357 1067
Jumlah 1405 1433 1349
Tabel Analisis Sidik RagamSumber Jumlah Derajat Kuadrat
F-hitungF-tabel
Keragaman Kuadrat Bebas Tengah 5% 1%Kelompok 25.7292 3 8.576389 0.4187 ns 2.89 4.44Perlakuan 1382.73 11 125.7027 6.1362 ** 2.09 2.84
K 228.667 2 114.3333 5.5812 ** 3.29 5.315M 856.063 3 285.3542 13.93 ** 2.89 4.44Interaksi 298 6 49.66667 2.4245 * 2.39 3.4
Galat 676.021 33 20.48548Total 2084.48 47F.Koreksi 365229K.Keragaman 5.19%
71
Lampiran 10. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Sidik Ragam Krolofil daunMusim Gadu
Data Pengamatan
PerlakuanUlangan
JumlahRata-
1 2 3 4 Rata
Kk-M0 80.61 80.0725 76.85 85.2 322.733 80.6831Kk-M1 97.085 85.4125 80.95 79.725 343.173 85.7931Kk-M2 84.06 82.025 102.725 79.25 348.06 87.015Kk-M3 90.7375 75.76 103.31 84.71 354.518 88.6294
Ko-M0 88.2475 83.41 73.9225 85.1225 330.703 82.6756Ko-M1 69.2475 85.1825 90.475 69.7125 314.618 78.6544Ko-M2 92.475 86.6475 93.31 95.35 367.783 91.9456Ko-M3 85.325 94.8625 106.21 86.35 372.748 93.1869
Sd-M0 88.06 77.85 79.685 71.825 317.42 79.355Sd-M1 76.685 86.595 89.4475 88.515 341.243 85.3106
Sd-M2 83.485 72.675 86.61 85.18 327.95 81.9875
Sd-M3 83.3725 87.0225 86.0525 88.51 344.958 86.2394
Jumlah 1019.39 997.515 1069.548 999.45 4085.9
Rata-rata 84.9492 83.12625 89.12896 83.2875 85.123
Tabel Dua ArahKk Ko Ks Jumlah
M0 322.733 330.7025 317.42 970.855
M1 343.173 314.6175 341.2425 999.0325M2 348.06 367.7825 327.95 1043.793M3 354.518 372.7475 344.9575 1072.223
Jumlah 1368.48 1385.85 1331.57
Tabel Analisis Sidik RagamSumber Jumlah Derajat Kuadrat
F-hitungF-tabel
Keragaman Kuadrat Bebas Tengah 5% 1%Kelompok 281.208 3 93.73596 1.6771 ns 2.89 4.44Perlakuan 959.302 11 87.20931 1.5603 ns 2.09 2.84
K 96.0517 2 48.02584 0.8593 ns 3.29 5.315M 511.619 3 170.5397 3.0512 * 2.89 4.44Interaksi 351.632 6 58.60527 1.0485 ns 2.39 3.4
Galat 1844.45 33 55.89237Total 3084.96 47F.Koreksi 347804K.Keragaman 8.78%
72
Lampiran 11. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Sidik Ragam Krolofil daunMusim Sela II
Data Pengamatan
PerlakuanUlangan
JumlahRata-
1 2 3 4 Rata
Kk-M0 96.185 87.105 59.95 94.95 338.19 84.5475Kk-M1 74.525 93.555 96.92 79.2275 344.228 86.0569Kk-M2 94.94 87.1375 106.99 86.99 376.058 94.0144Kk-M3 100.823 90.7125 101.085 87.675 380.295 95.0738
Ko-M0 76.56 92.785 93.54 88.705 351.59 87.8975Ko-M1 95.19 95.17 83.525 95.71 369.595 92.3988Ko-M2 104.948 109.4025 98.485 99.46 412.295 103.074Ko-M3 93.28 95.57 93.285 85.385 367.52 91.88
Sd-M0 86.6025 81.285 81.96 73.715 323.563 80.8906Sd-M1 78.225 88.805 84.41 90.43 341.87 85.4675
Sd-M2 94.325 90.415 75.665 81.6 342.005 85.5013
Sd-M3 86.75 86.36 88.28 89.345 350.735 87.6838
Jumlah 1082.35 1098.303 1064.095 1053.193 4297.94
Rata-rata 90.196 91.52521 88.67458 87.76604 89.5405
Tabel Dua ArahKk Ko Ks Jumlah
M0 338.19 351.59 323.5625 1013.343
M1 344.228 369.595 341.87 1055.693
M2 376.058 412.295 342.005 1130.358
M3 380.295 367.52 350.735 1098.55
Jumlah 1438.77 1501 1358.173
Tabel Analisis Sidik RagamSumber Jumlah Derajat Kuadrat
F-hitungF-tabel
Keragaman Kuadrat Bebas Tengah 5% 1%Kelompok 99.2078 3 33.06926 0.4662 ns 2.89 4.44Perlakuan 1593.45 11 144.8589 2.0423 ns 2.09 2.84
K 641.005 2 320.5023 4.5187 * 3.29 5.315M 649.369 3 216.4562 3.0517 * 2.89 4.44Interaksi 303.075 6 50.51244 0.7122 ns 2.39 3.4
Galat 2340.65 33 70.92866Total 4033.3 47F.Koreksi 384840K.Keragaman 9.41%
73
Lampiran 12. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Sidik Ragam Berat Buah perTanaman Musim Gadu
Data Pengamatan
PerlakuanUlangan
JumlahRata-
1 2 3 4 Rata
Kk-M0 299.42 607 591 250.5 1747.92 436.98Kk-M1 0 1394.45 0 542.3 1936.75 484.188Kk-M2 1546.16 1481.44 170.96 1430.5 4629.06 1157.27Kk-M3 2160.86 736.48 332.85 984.5 4214.69 1053.67
Ko-M0 251 0 561 480 1292 323Ko-M1 1544.02 647.4 195.6 898.88 3285.9 821.475Ko-M2 0 818 0 1524.56 2342.56 585.64Ko-M3 2585.51 0 606.3 477.7 3669.51 917.378
Sd-M0 520.97 343.09 888.3 0 1752.36 438.09Sd-M1 918.5 691.5 669 734.5 3013.5 753.375
Sd-M2 644.77 821.42 847 0 2313.19 578.298
Sd-M3 1136 0 1077.23 289.5 2502.73 625.683
Jumlah 11607.2 7540.78 5939.24 7612.94 32700.2
Rata-rata 967.268 628.3983 494.9367 634.4117 681.254
Data Ditransformasikan ke √ (Y + 0,5)
PerlakuanUlangan
JumlahRata-
1 2 3 4 rata
Kk-M0 17.318 24.648 24.321 15.843 82.129 20.532
Kk-M1 0.707 37.349 0.707 23.298 62.061 15.515
Kk-M2 39.328 38.496 13.094 37.829 128.746 32.187
Kk-M3 46.490 27.147 18.258 31.385 123.280 30.820
Ko-M0 15.859 0.707 23.696 21.920 62.182 15.546Ko-M1 39.300 25.454 14.004 29.990 108.747 27.187Ko-M2 0.707 28.609 0.707 39.052 69.076 17.269
Ko-M3 50.853 0.707 24.633 21.868 98.061 24.515
Ks-M0 22.836 18.536 29.813 0.707 71.892 17.973Ks-M1 30.315 26.306 25.875 27.111 109.606 27.402Ks-M2 25.402 28.669 29.112 0.707 83.890 20.973
Ks-M3 33.712 0.707 32.829 17.029 84.277 21.069
Jumlah 322.827 257.336 237.048 266.739 1083.95Rata-rata 26.902 21.445 19.754 22.228 22.5823
74
Tabel Dua ArahKk Ko Ks Jumlah
M0 82.129 62.182 71.892 216.203
M1 62.061 108.747 109.606 280.415
M2 128.746 69.076 83.890 281.712
M3 123.280 98.061 84.277 305.619
Jumlah 396.218 338.066 349.666
Tebel Analisis Sidik RagamSumber Jumlah Derajat Kuadrat
F-hitungF-tabel
Keragaman Kuadrat Bebas Tengah 5% 1%
Kelompok 336.973 3 112.3242 0.5752 ns 2.89 4.44Perlakuan 1465.15 11 133.1953 0.6821 ns 2.09 2.84
K 118.4 2 59.19977 0.3032 ns 3.29 5.315M 367.044 3 122.348 0.6266 ns 2.89 4.44Interaksi 979.705 6 163.2842 0.8362 ns 2.39 3.4
Galat 6443.99 33 195.2723
Total 8246.11 47F.Koreksi 24478.1K.Keragaman 61.88%
75
Lampiran 13. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Sidik Ragam Berat Buah perTanaman Musim Sela II
Data Pengamatan
PerlakuanUlangan
JumlahRata-
1 2 3 4 rata
Kk-M0 0 58 68 578.61 704.61 176.153Kk-M1 362 641 208 0 1211 302.75Kk-M2 0 0 653 1225.92 1878.92 469.73Kk-M3 0 852 562 208 1622 405.5
Ko-M0 965 224 0 0 1189 297.25Ko-M1 996.87 0 722 963 2681.87 670.468Ko-M2 131.94 0 542 0 673.94 168.485Ko-M3 348 471 652 0 1471 367.75
Ks-M0 345.5 80 274.5 436.67 1136.67 284.168Ks-M1 701.07 0 0 761 1462.07 365.518
Ks-M2 0 248 471 882.5 1601.5 400.375
Ks-M3 670 1498 0 0 2168 542
Jumlah 4520.38 4072 4152.5 5055.7 17800.6
Rata-rata 376.698 339.3333 346.0417 421.3083 370.845
Data Ditransformasikan ke √ (Y + 0,5)
PerlakuanUlangan
JumlahRata-
1 2 3 4 rata
Kk-M0 0.707 7.649 8.276 24.065 40.697 10.174
Kk-M1 19.039 25.328 14.440 0.707 59.514 14.878
Kk-M2 0.707 0.707 25.564 35.020 61.998 15.500
Kk-M3 0.707 29.198 23.717 14.440 68.061 17.015
Ko-M0 31.072 14.983 0.707 0.707 47.470 11.868Ko-M1 31.581 0.707 26.879 31.040 90.208 22.552Ko-M2 11.508 0.707 23.292 0.707 36.214 9.054
Ko-M3 18.668 21.714 25.544 0.707 66.633 16.658
Sd-M0 18.601 8.972 16.583 20.909 65.065 16.266Sd-M1 26.487 0.707 0.707 27.595 55.497 13.874Sd-M2 0.707 15.764 21.714 29.715 67.900 16.975
Sd-M3 25.894 38.710 0.707 0.707 66.019 16.505
Jumlah 185.680 165.146 188.130 186.320 725.276Rata-rata 15.473 13.762 15.678 15.527 15.110
76
Tabel Dua ArahKk Ko Ks Jumlah
M0 40.697 47.470 65.065 153.232
M1 59.514 90.208 55.497 205.219
M2 61.998 36.214 67.900 166.113M3 68.061 66.633 66.019 200.713
Jumlah 230.270 240.525 254.481
Tabel Analisis Sidik RagamSumber Jumlah Derajat Kuadrat
F-hitungF-tabel
Keragaman Kuadrat Bebas Tengah 5% 1%Kelompok 29.3313 3 9.777089 0.0515 ns 2.89 4.44Perlakuan 565.843 11 51.44025 0.2707 ns 2.09 2.84
K 18.4598 2 9.22988 0.0486 ns 3.29 5.315M 163.954 3 54.65148 0.2876 ns 2.89 4.44Interaksi 383.429 6 63.90476 0.3363 ns 2.39 3.4
Galat 6270.54 33 190.0162Total 6865.71 47F.Koreksi 10958.9K.Keragaman 91.23%
77
Lampiran 14. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Sidik Ragam Jumlah Buah perTanaman Musim Gadu
Data Pengamatan
PerlakuanUlangan
JumlahRata-
1 2 3 4 rata
Kk-M0 18 12 14 6 50 12.5Kk-M1 0 26 0 11 37 9.25Kk-M2 30 29 4 32 95 23.75Kk-M3 50 15 6 16 87 21.75
Ko-M0 5 0 12 11 28 7Ko-M1 27 13 4 19 63 15.75Ko-M2 0 19 0 31 50 12.5Ko-M3 59 0 13 9 81 20.25
Sd-M0 6 12 19 0 37 9.25Sd-M1 19 16 22 11 68 17
Sd-M2 26 16 13 0 55 13.75
Sd-M3 19 0 33 9 61 15.25
Jumlah 259 158 140 155 712
Rata-rata 21.5833 13.16667 11.66667 12.91667 14.8333
Data Ditransformasikan ke √ (Y + 0,5)
PerlakuanUlangan
JumlahRata-
1 2 3 4 rata
Kk-M0 4.301 3.536 3.808 2.550 14.194 3.549
Kk-M1 0.707 5.148 0.707 3.391 9.953 2.488
Kk-M2 5.523 5.431 2.121 5.701 18.776 4.694
Kk-M3 7.106 3.937 2.550 4.062 17.655 4.414
Ko-M0 2.345 0.707 3.536 3.391 9.979 2.495Ko-M1 5.244 3.674 2.121 4.416 15.455 3.864Ko-M2 0.707 4.416 0.707 5.612 11.443 2.861
Ko-M3 7.714 0.707 3.674 3.082 15.177 3.794
Sd-M0 2.550 3.536 4.416 0.707 11.208 2.802Sd-M1 4.416 4.062 4.743 3.391 16.612 4.153Sd-M2 5.148 4.062 3.674 0.707 13.591 3.398
Sd-M3 4.416 0.707 5.788 3.082 13.993 3.498
Jumlah 50.176 39.923 37.845 40.093 168.037Rata-rata 4.181 3.327 3.154 3.341 3.501
78
Tabel Dua ArahKk Ko Ks Jumlah
M0 14.194 9.979 11.208 35.381
M1 9.953 15.455 16.612 42.021
M2 18.776 11.443 13.591 43.810
M3 17.655 15.177 13.993 46.825
Jumlah 60.578 52.054 55.405
Tabel Analisis Sidik RagamSumber Jumlah Derajat Kuadrat
F-hitungF-tabel
Keragaman Kuadrat Bebas Tengah 5% 1%
Kelompok 7.67205 3 2.557349 0.7233 ns 2.89 4.44Perlakuan 23.3963 11 2.126937 0.6016 ns 2.09 2.84
K 2.3053 2 1.152648 0.326 ns 3.29 5.315M 5.86398 3 1.954659 0.5529 ns 2.89 4.44Interaksi 15.227 6 2.537838 0.7178 ns 2.39 3.4
Galat 116.669 33 3.535434
Total 147.738 47F.Koreksi 588.262K.Keragaman 53.71%
79
Lampiran 15. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Sidik Ragam Jumlah Buah perTanaman Musim Sela II
Data Pengamatan
PerlakuanUlangan
JumlahRata-
1 2 3 4 rata
Kk-M0 0 6 5 17 28 7Kk-M1 8 6 12 0 26 6.5Kk-M2 0 0 15 29 44 11Kk-M3 0 14 18 28 60 15
Ko-M0 24 5 0 0 29 7.25Ko-M1 37 0 16 20 73 18.25Ko-M2 12 0 26 0 38 9.5Ko-M3 28 28 16 0 72 18
Sd-M0 12 2 11 8 33 8.25Sd-M1 12 0 0 15 27 6.75
Sd-M2 0 4 11 23 38 9.5
Sd-M3 4 14 0 0 18 4.5
Jumlah 137 79 130 140 486
Rata-rata 11.4167 6.583333 10.83333 11.66667 10.125
Data Ditransformasikan ke √ (Y + 0,5)
PerlakuanUlangan
JumlahRata-
1 2 3 4 rata
Kk-M0 0.707 2.550 2.345 4.183 9.785 2.446
Kk-M1 2.915 2.550 3.536 0.707 9.708 2.427
Kk-M2 0.707 0.707 3.937 5.431 10.783 2.696
Kk-M3 0.707 3.808 4.301 5.339 14.155 3.539
Ko-M0 4.950 2.345 0.707 0.707 8.709 2.177Ko-M1 6.124 0.707 4.062 4.528 15.421 3.855Ko-M2 3.536 0.707 5.148 0.707 10.098 2.524
Ko-M3 5.339 5.339 4.062 0.707 15.446 3.862
Sd-M0 3.536 1.581 3.391 2.915 11.423 2.856Sd-M1 3.536 0.707 0.707 3.937 8.887 2.222Sd-M2 0.707 2.121 3.391 4.848 11.067 2.767
Sd-M3 2.121 3.808 0.707 0.707 7.343 1.836
Jumlah 34.884 26.929 36.294 34.717 132.824Rata-rata 2.907 2.244 3.025 2.893 2.767
80
Tabel Dua ArahKk Ko Ks Jumlah
M0 9.785 8.709 11.423 29.918
M1 9.708 15.421 8.887 34.015
M2 10.783 10.098 11.067 31.947
M3 14.155 15.446 7.343 36.944
Jumlah 44.430 49.673 38.721
Tabel Analisis Sidik RagamSumber Jumlah Derajat Kuadrat
F-hitungF-tabel
Keragaman Kuadrat Bebas Tengah 5% 1%
Kelompok 4.50256 3 1.500855 0.4168 ns 2.89 4.44Perlakuan 19.1203 11 1.73821 0.4827 ns 2.09 2.84
K 3.75108 2 1.875538 0.5209 ns 3.29 5.315M 2.25224 3 0.750747 0.2085 ns 2.89 4.44Interaksi 13.117 6 2.186165 0.6071 ns 2.39 3.4
Galat 118.829 33 3.60089
Total 142.452 47F.Koreksi 367.548K.Keragaman 68.58%
81
Lampiran 16. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Sidik Ragam Berat per BuahMusim Gadu
Data Pengamatan
PerlakuanUlangan
JumlahRata-
1 2 3 4 Rata
Kk-M0 16.6344 50.58333 42.21429 41.75 151.182 37.7955Kk-M1 0 53.63269 0 49.3 102.933 25.7332Kk-M2 51.5387 51.08414 42.74 44.70313 190.066 47.5165Kk-M3 43.2172 49.09867 55.475 61.53125 209.322 52.3305
Ko-M0 50.2 0 46.75 43.63636 140.586 35.1466Ko-M1 57.1859 49.8 48.9 47.30947 203.195 50.7988Ko-M2 0 43.05263 0 49.17935 92.232 23.058Ko-M3 43.8222 0 46.63846 53.07778 143.538 35.8846
Sd-M0 86.8283 28.59083 46.75263 0 162.172 40.5429Sd-M1 48.3421 43.21875 30.40909 66.77273 188.743 47.1857
Sd-M2 24.7988 51.33875 65.15385 0 141.291 35.3229
Sd-M3 59.7895 0 32.64333 32.16667 124.599 31.1499
Jumlah 482.357 420.3998 457.6766 489.4267 1849.86
Rata-rata 40.1964 35.03332 38.13972 40.78556 38.5388
Data Ditransformasikan ke √ (Y + 0,5)
PerlakuanUlangan
JumlahRata-
1 2 3 4 Rata
Kk-M0 4.139 7.147 6.536 6.500 24.322 6.081
Kk-M1 0.707 7.357 0.707 7.057 15.829 3.957
Kk-M2 7.214 7.182 6.576 6.723 27.695 6.924
Kk-M3 6.612 7.043 7.482 7.876 29.012 7.253
Ko-M0 7.120 0.707 6.874 6.644 21.345 5.336Ko-M1 7.595 7.092 7.029 6.914 28.630 7.158Ko-M2 0.707 6.599 0.707 7.048 15.062 3.766
Ko-M3 6.657 0.707 6.866 7.320 21.550 5.388
Sd-M0 9.345 5.394 6.874 0.707 22.320 5.580Sd-M1 6.989 6.612 5.560 8.202 27.362 6.841Sd-M2 5.030 7.200 8.103 0.707 21.040 5.260
Sd-M3 7.765 0.707 5.757 5.715 19.944 4.986
Jumlah 69.880 63.748 69.069 71.414 274.111Rata-rata 5.823 5.312 5.756 5.951 5.711
82
Tabel Dua ArahKk Ko Ks Jumlah
M0 24.322 21.345 22.320 67.987
M1 15.829 28.630 27.362 71.821
M2 27.695 15.062 21.040 63.797
M3 29.012 21.550 19.944 70.506
Jumlah 96.858 86.587 90.666
Tabel Analisis Sidik RagamSumber Jumlah Derajat Kuadrat
F-hitungF-tabel
Keragaman Kuadrat Bebas Tengah 5% 1%
Kelompok 2.77475 3 0.924917 0.1246 ns 2.89 4.44Perlakuan 60.8243 11 5.529478 0.7451 ns 2.09 2.84
K 3.34309 2 1.671547 0.2252 ns 3.29 5.315M 3.11992 3 1.039974 0.1401 ns 2.89 4.44Interaksi 54.3612 6 9.060208 1.2208 ns 2.39 3.4
Galat 244.909 33 7.42149
Total 308.508 47F.Koreksi 1565.35K.Keragaman 47.70%
83
Lampiran 17. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Sidik Ragam Berat per BuahMusim Sela II
Data Pengamatan
PerlakuanUlangan
JumlahRata-
1 2 3 4 rata
Kk-M0 0 9.666667 13.6 34.03588 57.3025 14.3256Kk-M1 45.25 106.8333 17.33333 0 169.417 42.3542Kk-M2 0 0 43.53333 42.2731 85.8064 21.4516Kk-M3 0 60.85714 31.22222 7.428571 99.5079 24.877
Ko-M0 40.2083 44.8 0 0 85.0083 21.2521Ko-M1 26.9424 0 45.125 48.15 120.217 30.0544Ko-M2 10.995 0 20.84615 0 31.8412 7.96029Ko-M3 12.4286 16.82143 40.75 0 70 17.5
Sd-M0 28.7917 40 24.95455 54.58375 148.33 37.0825Sd-M1 58.4225 0 0 50.73333 109.156 27.289
Sd-M2 0 62 42.81818 38.36957 143.188 35.7969
Sd-M3 167.5 107 0 0 274.5 68.625
Jumlah 390.539 447.9786 280.1828 275.5742 1394.27
Rata-rata 32.5449 37.33155 23.34856 22.96452 29.0474
Data Ditransformasikan ke √ (Y + 0,5)
PerlakuanUlangan
JumlahRata-
1 2 3 4 rata
Kk-M0 0.707 3.189 3.755 5.877 13.527 3.382
Kk-M1 6.764 10.360 4.223 0.707 22.054 5.514
Kk-M2 0.707 0.707 6.636 6.540 14.590 3.648
Kk-M3 0.707 7.833 5.632 2.816 16.988 4.247
Ko-M0 6.380 6.731 0.707 0.707 14.525 3.631Ko-M1 5.239 0.707 6.755 6.975 19.675 4.919Ko-M2 3.390 0.707 4.620 0.707 9.425 2.356
Ko-M3 3.596 4.162 6.423 0.707 14.887 3.722
Sd-M0 5.412 6.364 5.045 7.422 24.243 6.061Sd-M1 7.676 0.707 0.707 7.158 16.248 4.062Sd-M2 0.707 7.906 6.582 6.235 21.429 5.357
Sd-M3 12.961 10.368 0.707 0.707 24.744 6.186
Jumlah 54.247 59.741 51.792 46.557 212.336Rata-rata 4.521 4.978 4.316 3.880 4.424
84
Tabel Dua ArahKk Ko Ks Jumlah
M0 13.527 14.525 24.243 52.296
M1 22.054 19.675 16.248 57.977
M2 14.590 9.425 21.429 45.444
M3 16.988 14.887 24.744 56.619
Jumlah 67.160 58.512 86.664
Tabel Aanlisis Sidik RagamSumber Jumlah Derajat Kuadrat
F-hitungF-tabel
Keragaman Kuadrat Bebas Tengah 5% 1%
Kelompok 7.49422 3 2.498072 0.201 ns 2.89 4.44Perlakuan 61.3408 11 5.576437 0.4487 ns 2.09 2.84
K 25.9943 2 12.99715 1.0458 ns 3.29 5.315M 7.95306 3 2.651021 0.2133 ns 2.89 4.44Interaksi 27.3935 6 4.565576 0.3674 ns 2.39 3.4
Galat 410.132 33 12.42825
Total 478.967 47F.Koreksi 939.307K.Keragaman 79.69%
85
Lampiran 18. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Sidik Ragam Tebal DagingBuah Musim Sela II
Data Pengamatan
PerlakuanUlangan Jumlah Rata-
1 2 3 4 rata
Kk-M0 0.707 0.917 0.927 1.082 3.633 0.908
Kk-M1 0.970 0.964 1.025 0.707 3.666 0.916
Kk-M2 0.707 0.707 1.068 1.005 3.487 0.872Kk-M3 0.707 1.015 1.063 1.030 3.815 0.954Ko-M0 0.959 0.964 0.707 0.707 3.338 0.834Ko-M1 1.063 0.707 0.959 0.970 3.699 0.925
Ko-M2 1.025 0.707 1.010 0.707 3.449 0.862Ko-M3 1.054 1.010 0.980 0.707 3.750 0.938Sd-M0 0.975 0.970 0.906 0.964 3.814 0.954Sd-M1 1.020 0.707 0.707 0.959 3.393 0.848
Sd-M2 0.707 0.970 0.917 0.964 3.558 0.889Sd-M3 0.975 0.980 0.707 0.707 3.369 0.842
Jumlah 10.868 10.617 10.975 10.509 42.969
Rata-rata 0.906 0.885 0.915 0.876 0.895
Tabel Dua ArahKk Ko Ks Jumlah
M0 3.632649 3.337745 3.814119 10.78451
M1 3.665703 3.698824 3.393184 10.75771M2 3.486909 3.448859 3.557523 10.49329M3 3.814574 3.750419 3.368689 10.93368
Jumlah 14.59983 14.23585 14.13351
Tabel Analisis Sidik RagamSumber Jumlah Derajat Kuadrat
F-hitungF-tabel
Keragaman Kuadrat Bebas Tengah 0.05 0.01
Kelompok 0.011652 3 0.003884 0.1562 ns 2.89 4.44Perlakuan 0.081929 11 0.007448 0.2995 ns 2.09 2.84
K 0.007509 2 0.003754 0.1509 ns 3.29 5.315M 0.008388 3 0.002796 0.1124 ns 2.89 4.44Interaksi 0.066033 6 0.011006 0.4425 ns 2.39 3.4
Galat 0.820757 33 0.024871
Total 0.914338 47F. Koreksi 38.46566K.Keragaman 0.176171
86
Lampiran 19. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Sidik Ragam Tebal DagingBuah Musim Gadu
Data Pengamatan
PerlakuanUlangan Jumlah Rata-
1 2 3 4 rata
Kk-M0 0.987 0.959 0.967 0.938 3.852 0.963
Kk-M1 0.707 0.938 0.707 1.046 3.399 0.850
Kk-M2 0.952 0.967 0.930 0.977 3.826 0.957Kk-M3 0.997 0.925 0.992 0.990 3.905 0.976Ko-M0 0.908 0.707 0.900 0.917 3.432 0.858Ko-M1 0.954 0.949 1.032 1.015 3.950 0.987
Ko-M2 0.707 0.889 0.707 0.949 3.252 0.813Ko-M3 0.950 0.707 0.906 0.964 3.527 0.882Sd-M0 0.951 0.972 1.022 0.707 3.653 0.913Sd-M1 0.982 0.943 0.927 0.941 3.794 0.948
Sd-M2 0.970 0.990 0.967 0.707 3.634 0.908Sd-M3 0.995 0.707 0.927 0.900 3.529 0.882
Jumlah 11.062 10.653 10.985 11.051 43.752
Rata-rata 0.922 0.888 0.915 0.921 0.911
Tabel Dua ArahKk Ko Ks Jumlah
M0 3.851624 3.431917 3.652785 10.93633
M1 3.398719 3.9495 3.793848 11.14207M2 3.826439 3.251716 3.633546 10.7117M3 3.90458 3.527449 3.529456 10.96149
Jumlah 14.98136 14.16058 14.60964
Tabel Analisis Sidik RagamSumber Jumlah Derajat Kuadrat
F-hitungF-tabel
Keragaman Kuadrat Bebas Tengah 0.05 0.01
Kelompok 0.009298 3 0.003099 0.2764 ns 2.89 4.44Perlakuan 0.136488 11 0.012408 1.1066 ns 2.09 2.84
K 0.021115 2 0.010557 0.9415 ns 3.29 5.315M 0.007784 3 0.002595 0.2314 ns 2.89 4.44Interaksi 0.107589 6 0.017932 1.5992 ns 2.39 3.4
Galat 0.37003 33 0.011213
Total 0.515816 47F. Koreksi 39.87919K. Keragaman 0.116174
87
Lampiran 20. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Sidik Ragam Total PadatanTerlarut Musim Gadu
Data Pengamatan
PerlakuanUlangan Jumlah Rata-
1 2 3 4 rata
Kk-M0 3.286 3.507 3.362 2.915 13.070 3.268
Kk-M1 0.707 3.536 0.707 3.768 8.718 2.180
Kk-M2 3.450 3.240 3.674 3.592 13.956 3.489Kk-M3 3.479 3.808 3.332 3.362 13.980 3.495
Ko-M0 3.240 0.707 3.240 3.391 10.579 2.645Ko-M1 3.391 3.302 3.271 3.302 13.265 3.316Ko-M2 0.707 3.701 0.707 3.592 8.707 2.177Ko-M3 3.536 0.707 3.421 3.647 11.310 2.828
Sd-M0 3.209 3.050 3.209 0.707 10.175 2.544Sd-M1 3.271 3.391 3.240 3.209 13.112 3.278Sd-M2 3.536 3.647 3.082 0.707 10.972 2.743Sd-M3 3.082 0.707 3.240 2.915 9.945 2.486
Jumlah 34.894 33.303 34.486 35.107 137.790Rata-rata 2.908 2.775 2.874 2.926 2.871
Tabel Dua ArahKk Ko Ks Jumlah
M0 13.07049 10.57901 10.17542 33.82493M1 8.718036 13.26528 13.11198 35.0953
M2 13.9559 8.707222 10.97176 33.63489
M3 13.97961 11.31008 9.94516 35.23485
Jumlah 49.72404 43.8616 44.20433
Tabel Analisis Sidik RagamSumber Jumlah Derajat Kuadrat
F-hitungF-tabel
Keragaman Kuadrat Bebas Tengah 0.05 0.01
Kelompok 0.162206 3 0.054069 0.0413 ns 2.89 4.44Perlakuan 10.30791 11 0.937083 0.716 ns 2.09 2.84
K 1.353184 2 0.676592 0.517 ns 3.29 5.315M 0.173958 3 0.057986 0.0443 ns 2.89 4.44Interaksi 8.780771 6 1.463462 1.1183 ns 2.39 3.4
Galat 43.1867 33 1.308688Total 53.65682 47
F. Koreksi 395.5432K. Keragaman 0.398512
88
Lampiran 21. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Sidik Ragam Total PadatanTerlarut Musim Sela II
Data Pengamatan
PerlakuanUlangan Jumlah Rata-
1 2 3 4 rata
Kk-M0 0.707 3.362 3.332 3.302 10.702 2.675
Kk-M1 3.450 3.317 3.536 0.707 11.009 2.752
Kk-M2 0.707 0.707 3.647 3.728 8.789 2.197Kk-M3 0.707 3.647 3.479 3.633 11.466 2.866
Ko-M0 3.347 3.317 0.707 0.707 8.077 2.019Ko-M1 3.421 0.707 3.421 3.362 10.910 2.727Ko-M2 3.347 0.707 3.507 0.707 8.268 2.067Ko-M3 3.362 3.479 3.507 0.707 11.054 2.764
Sd-M0 3.050 3.194 2.950 2.966 12.159 3.040Sd-M1 3.479 0.707 0.707 3.066 7.959 1.990Sd-M2 0.707 3.256 3.302 3.209 10.474 2.618Sd-M3 3.633 3.302 0.707 0.707 8.349 2.087
Jumlah 29.915 29.700 32.800 26.802 119.216Rata-rata 2.493 2.475 2.733 2.233 2.484
Tabel Dua ArahKk Ko Ks Jumlah
M0 10.70184 8.077478 12.15939 30.9387M1 11.0089 10.90971 7.958661 29.87727
M2 8.7894 8.267989 10.47375 27.53114M3 11.46571 11.0543 8.348909 30.86891
Jumlah 41.96585 38.30947 38.94071
Tabel Analisis Sidik RagamSumber Jumlah Derajat Kuadrat
F-hitungF-tabel
Keragaman Kuadrat Bebas Tengah 0.05 0.01
Kelompok 1.500931 3 0.50031 0.2392 ns 2.89 4.44Perlakuan 6.372179 11 0.579289 0.2769 ns 2.09 2.84
K 0.47748 2 0.23874 0.1141 ns 3.29 5.315M 0.632739 3 0.210913 0.1008 ns 2.89 4.44Interaksi 5.26196 6 0.876993 0.4192 ns 2.39 3.4
Galat 69.03397 33 2.091938
Total 76.90708 47F. Koreksi 296. 0929K. Keragaman 0.582346
89
Lampiran 22. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Sidik Ragam Gula Total
Data Pengamatan
PerlakuanUlangan
JumlahRata-
1 2 Rata
Kk-M0 0.7862 0.6436 1.4298 0.7149Kk-M1 1.0744 1.6271 2.7015 1.35075Kk-M2 0.96 1.4366 2.3966 1.1983Kk-M3 0.9152 1.3972 2.3124 1.1562
Ko-M0 1.046 1.0058 2.0518 1.0259Ko-M1 0.9765 0.9042 1.8807 0.94035Ko-M2 0.8795 1.4174 2.2969 1.14845Ko-M3 0.9664 1.6122 2.5786 1.2893
Sd-M0 0.6131 0.5665 1.1796 0.5898Sd-M1 0.7698 1.2756 2.0454 1.0227Sd-M2 0.8558 0.7835 1.6393 0.81965Sd-M3 1.3539 0.96 2.3139 1.15695
Jumlah 11.1968 13.6297 24.8265Rata-rata 0.933067 1.1358083 1.0344375
Tabel Dua ArahKk Ko Ks Jumlah
M0 1.4298 2.0518 1.1796 4.6612
M1 2.7015 1.8807 2.0454 6.6276
M2 2.3966 2.2969 1.6393 6.3328
M3 2.3124 2.5786 2.3139 7.2049
Jumlah 8.8403 8.808 7.1782
Tabel Analisis Sidik RagamSumber Jumlah Derajat Kuadrat
F-hitungF-tabel
Keragaman Kuadrat Bebas Tengah 5% 1%Kelompok 0.246625 1 0.2466251 3.81113 ns 4.84 9.65Perlakuan 1.179394 11 0.1072177 1.65685 ns 2.82 4.4
K 0.225828 2 0.1129139 1.74487 ns 3.98 7.2M 0.596339 3 0.1987795 3.07176 ns 3.89 6.22Interaksi 0.357228 6 0.059538 0.92005 ns 3.09 5.07
Galat 0.71183 11 0.0647118Total 2.13785 23F. Koreksi 25.68146K.Keragaman 24.59%
90
Lampiran 23. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Sidik Ragam Gula Pereduksi
Data Pengamatan
PerlakuanUlangan
JumlahRata-
1 2 rata
Kk-M0 0.2542 0.2062 0.4604 0.2302Kk-M1 0.3116 0.4359 0.7475 0.37375Kk-M2 0.3071 0.3302 0.6373 0.31865Kk-M3 0.4065 0.2885 0.695 0.3475
Ko-M0 0.3134 0.2222 0.5356 0.2678Ko-M1 0.2687 0.3037 0.5724 0.2862Ko-M2 0.3183 0.3101 0.6284 0.3142Ko-M3 0.2743 0.3112 0.5855 0.29275
Sd-M0 0.3145 0.2643 0.5788 0.2894Sd-M1 0.2669 0.322 0.5889 0.29445Sd-M2 0.2713 0.3611 0.6324 0.3162Sd-M3 0.3451 0.306 0.6511 0.32555
Jumlah 3.6519 3.6614 7.3133Rata-rata 0.304325 0.3051167 0.3047208
Tabel Dua ArahKk Ko Ks Jumlah
M0 0.4604 0.5356 0.5788 1.5748M1 0.7475 0.5724 0.5889 1.9088
M2 0.6373 0.6284 0.6324 1.8981
M3 0.695 0.5855 0.6511 1.9316
Jumlah 2.5402 2.3219 2.4512
Tabel Analisis Sidik RagamSumber Jumlah Derajat Kuadrat
F-hitungF-tabel
Keragaman Kuadrat Bebas Tengah 5% 1%Kelompok 3.76E-06 1 3.76E-06 0.00142 ns 4.84 9.65Perlakuan 0.030375 11 0.0027614 1.04159 ns 2.82 4.4
K 0.003012 2 0.0015061 0.56811 ns 3.98 7.2M 0.014381 3 0.0047936 1.80815 ns 3.89 6.22Interaksi 0.012982 6 0.0021637 0.81614 ns 3.09 5.07
Galat 0.029162 11 0.0026511Total 0.059541 23F. Koreksi 2.228515K.Keragaman 16.90%
91
Lampiran 24. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Sidik Ragam Gula Sukrosa
Data Pengamatan
PerlakuanUlangan
JumlahRata-
1 2 rata
Kk-M0 0.5054 0.4155 0.9209 0.46045Kk-M1 0.7247 0.1816 0.9063 0.45315Kk-M2 0.6203 1.0511 1.6714 0.8357Kk-M3 0.4833 0.4833 0.9666 0.4833
Ko-M0 0.696 0.7444 1.4404 0.7202Ko-M1 0.6724 0.5705 1.2429 0.62145Ko-M2 0.5331 1.0519 1.585 0.7925Ko-M3 0.6575 1.236 1.8935 0.94675
Sd-M0 0.4637 0.4371 0.9008 0.4504Sd-M1 0.4778 0.9059 1.3837 0.69185Sd-M2 0.5553 0.4013 0.9566 0.4783Sd-M3 0.4834 0.6213 1.1047 0.55235
Jumlah 6.8729 8.0999 14.9728Rata-rata 0.572742 0.6749917 0.6238667
Tabel Dua ArahKk Ko Ks Jumlah
M0 0.9209 1.4404 0.9008 3.2621M1 0.9063 1.2429 1.3837 3.5329M2 1.6714 1.585 0.9566 4.213M3 0.9666 1.8935 1.1047 3.9648
Jumlah 4.4652 6.1618 4.3458
Tabel Analisis Sidik RagamSumber Jumlah Derajat Kuadrat
F-hitungF-tabel
Keragaman Kuadrat Bebas Tengah 5% 1%Kelompok 0.06273 1 0.0627304 1.14394 ns 4.84 9.65Perlakuan 0.64695 11 0.0588136 1.07251 ns 2.82 4.4
K 0.25794 2 0.1289701 2.35187 ns 3.98 7.2M 0.090917 3 0.0303057 0.55265 ns 3.89 6.22Interaksi 0.298093 6 0.0496822 0.90599 ns 3.09 5.07
Galat 0.603209 11 0.0548372Total 1.31289 23F. Koreksi 9.341031K.Keragaman 37.54%
92
Lampiran 25. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Sidik Ragam N Daun
Data Pengamatan
PerlakuanUlangan
JumlahRata-
1 2 Rata
Kk-M0 1.96 1.24 3.2 1.6Kk-M1 2.03 2.03 4.06 2.03Kk-M2 2.1 2.24 4.34 2.17Kk-M3 1.89 2.03 3.92 1.96
Ko-M0 2.03 2.03 4.06 2.03Ko-M1 1.89 1.91 3.8 1.9Ko-M2 2.17 2.03 4.2 2.1Ko-M3 2.03 1.96 3.99 1.995
Sd-M0 2.17 1.89 4.06 2.03Sd-M1 1.96 1.75 3.71 1.855Sd-M2 2.1 2.1 4.2 2.1Sd-M3 2.17 2.03 4.2 2.1
Jumlah 24.5 23.24 47.74Rata-rata 2.041667 1.9366667 1.9891667
Tabel Dua ArahKk Ko Ks Jumlah
M0 3.2 4.06 4.06 11.32M1 4.06 3.8 3.71 11.57
M2 4.34 4.2 4.2 12.74
M3 3.92 3.99 4.2 12.11
Jumlah 15.52 16.05 16.17
Tabel Analisis Sidik RagamSumber Jumlah Derajat Kuadrat
F-hitungF-tabel
Keragaman Kuadrat Bebas Tengah 5% 1%Kelompok 0.06615 1 0.06615 2.45703 ns 4.84 9.65Perlakuan 0.505683 11 0.0459712 1.70752 ns 2.82 4.4
K 0.029908 2 0.0149542 0.55545 ns 3.98 7.2M 0.19835 3 0.0661167 2.45579 ns 3.89 6.22Interaksi 0.277425 6 0.0462375 1.71742 ns 3.09 5.07
Galat 0.29615 11 0.0269227Total 0.867983 23F. Koreksi 94.96282K.Keragaman 8.25%
93
Lampiran 26. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Sidik Ragam P Daun
Data Pengamatan
PerlakuanUlangan
JumlahRata-
1 2 Rata
Kk-M0 0.23 0.13 0.36 0.18Kk-M1 0.19 0.21 0.4 0.2Kk-M2 0.16 0.2 0.36 0.18Kk-M3 0.21 0.3 0.51 0.255
Ko-M0 0.21 0.18 0.39 0.195Ko-M1 0.17 0.22 0.39 0.195Ko-M2 0.2 0.39 0.59 0.295Ko-M3 0.21 0.37 0.58 0.29
Sd-M0 0.14 0.13 0.27 0.135Sd-M1 0.23 0.25 0.48 0.24Sd-M2 0.19 0.26 0.45 0.225Sd-M3 0.23 0.37 0.6 0.3
Jumlah 2.37 3.01 5.38Rata-rata 0.1975 0.2508333 0.2241667
Tabel Dua ArahKk Ko Ks Jumlah
M0 0.36 0.39 0.27 1.02M1 0.4 0.39 0.48 1.27
M2 0.36 0.59 0.45 1.4
M3 0.51 0.58 0.6 1.69
Jumlah 1.63 1.95 1.8
Tabel Analisis Sidik RagamSumber Jumlah Derajat Kuadrat
F-hitungF-tabel
Keragaman Kuadrat Bebas Tengah 5% 1%Kelompok 0.017067 1 0.0170667 4.93602 * 4.84 9.65Perlakuan 0.060883 11 0.0055348 1.60079 ns 2.82 4.4
K 0.006408 2 0.0032042 0.92671 ns 3.98 7.2M 0.038883 3 0.0129611 3.74861 ns 3.89 6.22Interaksi 0.015592 6 0.0025986 0.75157 ns 3.09 5.07
Galat 0.038033 11 0.0034576Total 0.115983 23F. Koreksi 1.206017K.Keragaman 26.23%
94
Lampiran 27. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Sidik Ragam K Daun
Data Pengamatan
PerlakuanUlangan
JumlahRata-
1 2 Rata
Kk-M0 0.89 0.782 1.672 0.836Kk-M1 0.94 0.87 1.81 0.905Kk-M2 0.67 0.85 1.52 0.76Kk-M3 0.76 1.11 1.87 0.935
Ko-M0 0.74 0.8 1.54 0.77Ko-M1 0.85 0.96 1.81 0.905Ko-M2 0.86 0.91 1.77 0.885Ko-M3 0.87 0.81 1.68 0.84
Sd-M0 0.99 0.74 1.73 0.865Sd-M1 0.7 0.89 1.59 0.795Sd-M2 0.98 0.87 1.85 0.925Sd-M3 0.76 0.8 1.56 0.78
Jumlah 10.01 10.392 20.402Rata-rata 0.834167 0.866 0.8500833
Tabel Dua ArahKk Ko Ks Jumlah
M0 1.672 1.54 1.73 4.942M1 1.81 1.81 1.59 5.21
M2 1.52 1.77 1.85 5.14
M3 1.87 1.68 1.56 5.11
Jumlah 6.872 6.8 6.73
Tabel Analisis Sidik RagamSumber Jumlah Derajat Kuadrat
F-hitungF-tabel
Keragaman Kuadrat Bebas Tengah 5% 1%Kelompok 0.00608 1 0.0060802 0.4559 ns 4.84 9.65Perlakuan 0.086142 11 0.0078311 0.58719 ns 2.82 4.4
K 0.00126 2 0.0006302 0.04725 ns 3.98 7.2M 0.00646 3 0.0021535 0.16147 ns 3.89 6.22Interaksi 0.078421 6 0.0130702 0.98003 ns 3.09 5.07
Galat 0.146702 11 0.0133365Total 0.238924 23F. Koreksi 17.3434K.Keragaman 13.59%