Aplikasi 1-Butil-3-Metilimidazolium Klorida [Bmim]Cl ...
Transcript of Aplikasi 1-Butil-3-Metilimidazolium Klorida [Bmim]Cl ...
Aplikasi 1-Butil-3-Metilimidazolium Klorida [Bmim]Cl Terhadap
Efektifitas Ekstraksi Resveratrol dari Biji Melinjo (Gnetum gnemon) Menggunakan Microwave Assisted Extraction
Satya Muslimah, Abdul Mun’im, Arif Arrahman
Fakultas Farmasi, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok, Depok, 16424, Indonesia
Email : [email protected]
Abstrak Resveratrol memiliki berbagai aktivitas biologis seperti antioksidan, anti kanker, dan anti inflamasi. Tanaman melinjo khususnya bagian biji diketahui mengandung resveratrol serta turunannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan kondisi optimum MAE dalam memperoleh kadar reveratrol dari biji melinjo (Gnetum gnemon) menggunakan metode permukaan respon RSM. Untuk memperoleh resveratrol dari biji melinjo secara optimal perlu dilakukan ekstraksi dengan metode yang sesuai. Serbuk biji melinjo diekstraksi dengan MAE (Microwave-Assisted Extraction) dengan pelarut jenis ionic liquid yaitu [Bmim]Cl. RSM (Response Surface Methodology) digunakan guna merancang desain ekspermen dan menentukan kondisi optimum MAE dalam memperoleh kadar resveratrol. Faktor dalam desain eksperimen antara lain konsentrasi pelarut, rasio sampel terhadap pelarut, serta waktu ekstraksi. Tiap ekstrak ditentukan kadar resveratrolnya menggunakan metode KCKT serta ditentukan kandungan total fenolik dengan metode Folin-Ciocalteu. Hasil analisis kondisi optimum diperoleh dengan faktor konsentrasi pelarut [Bmim]Cl 1.0 mol/L, rasio sampel terhadap pelarut 1:15,5 dan waktu ekstraksi 12,5 menit dengan indeks desirability 0,869.
Application of 1-Butyl-3-Methylimidazolium Chloride (Bmim)Cl on Resveratrol Extraction from Melinjo (Gnetum gnemon) Seeds
Abstract
Resveratrol has various biological activities such as antioxidative, anti cancer, and anti inflammation. Melinjo seeds are known to have the content of resveratrol and its derivatives. This study aimed to determine the optimum condition of MAE in obtaining resveratrol concentration from melinjo seeds using RSM. To obtain resveratrol from melinjo seeds optimally , it needs to do extraction with appropriate method. Dried melinjo seeds were extracted by MAE method using ionic liquid solvent [Bmim]Cl. RSM (Response Surface Methodology) was used to arrange experiment design and determine optimum condition in order to obtain resveratrol concentration. The factors that used in this design experiment were solvent concentration, ratio, and extraction time. Each extract was determined its resvertarol content using HPLC method and total phenolic content by Folin-Ciocalteu method. The analysis result of optimum condition obtained was the condition with solvent concentration of [Bmim]Cl 1,0 mol/L, solid-liquid ratio 1:15,5 mL, and extraction time 12,5 minutes with desirability index 0,869. Keywords: Gnetum gnemon; Response Surface Methodology; Resveratrol
Aplikasi 1 ..., Satya Muslimah, FFAR UI, 2017
Pendahuluan
Tanaman Melinjo (Gnetum gnemon L.) merupakan tanaman berbiji terbuka yang
banyak tumbuh di wilayah Indonesia. Biji melinjo memiliki kandungan kimia seperti
tannin, stilbenoid serta flavonoid. Stilbenoid merupakan kandungan yang umumnya
ditemukan, dan resveratrol adalah derivat stilbenoid yang cukup banyak diperoleh (Konno
et al., 2013). Resveratrol adalah senyawa polifenol yang dapat ditemukan di beberapa
spesies tumbuhan diantaranya Red wine, kacang, dan Japan giant knotweed (De Souza
Rocha et al., 2016; Q. Zhang et al., 2015; Z. Zhang, Liu, Li, & Yao, 2009). Namun karena
harganya cukup mahal dan ketersediaannya yang sulit sehingga digunakan tanaman melinjo
yang lebih murah dan mudah didapat. Pada penelitian ini digunakan cairan ionik
[Bmim]Cl sebagai jenis pelarut alternatif yang lebih aman dan ramah lingkungan.
Berdasarkan percobaan ekstraksi trans-resveratrol pada tanaman Polygoni Cuspidati oleh
Fu-You Du et al, diketahui bahwa cairan ionik [Bmim]Cl mampu menghasilkan perolehan
ekstraksi hingga 35,8%. MAE (Microwave-Assisted Extraction) digunakan sebagai metode
ekstraksi karena memiliki banyak keuntungan seperti penggunaan bahan uji dan volume
pelarut yang sedikit dan proses ekstraksi cepat (Routray and Orsat, 2012). Proses optimasi
dilakukan terhadap beberapa faktor ekstraksi seperti konsentrasi pelarut, waktu ekstraksi
serta rasio sampel terhadap pelarut. Optimasi tersebut dilakukan dengan menggunakan
RSM (Response Surface Methodology) yang bertujuan mereduksi pengujian yang
dilakukan serta menggambarkan kondisi optimum pada proses ekstraksi resverartrol dari
biji melinjo melalui grafik respon permukaan.
Tinjauan Teoritis
2.1 Melinjo (Gnetum gnemon L.)
Tanaman melinjo (Gnetum gnemon L,.) merupakan jenis tumbuhan berbiji terbuka
yang dapat ditemukan pada daerah kering hingga beriklim tropis. Pada dasarnya melinjo
merupakan tanaman gymnospermae yang dimana bijinya hanya dilapisi oleh kulit terluar dari
buah namun tidak oleh daging buah. Terdapat 3 lapisan yang membungkus biji melinjo.
Lapisan pertama, kulit luar yang lunak dan agak tebal (sarcotesta), lapisan ke dua kulit tengah
bersifat agak keras berwarna kuning bila biji muda, dan coklat ke hitaman bila biji tua
(sklerotesta) dan lapisan ke tiga berupa kulit dalam bersifat tipis berwarna putih kotor
(endotesta). Daging biji terletak di bawah lapisan kulit ke tiga, sebagai persediaan makanan,
bagi lembaga biji bila akan berkecambah (Sananto, 1991). Kandungan kimia biji melinjo
Aplikasi 1 ..., Satya Muslimah, FFAR UI, 2017
antara lain berupa dimer resveratrol seperti (Gnetin C, Gnetin L, gnemonosid A dan
gnemonosid D) dan juga mengandung trans-resveratrol dan glukosidanya. Taksonomi dari
tanaman ini adalah sebagai berikut (Integrated Taxonomic Information System, 2014) :
Kerajaan : Plantae
Divisi :Tracheophyta
Subdivisi : Spermatophyta
Kelas : Gneptosida
Subkelas : Gnetidae
Bangsa : Ephedrales
Suku : Gnetaceae
Marga : Gnetum
Jenis : Gnetum gnemon L. Resveratrol
Resveratrol (3,4’,5-trihidroksistilben) adalah molekul polifenol golongan stilbenoid
yang ditemukan di beberapa spesies tumbuhan termasuk Red wine (de Souza Rocha et al.,
2016), kacang (Q. Zhang et al., 2015), Japan giant knotweed (Z. Zhang et al., 2009) dan
lainnya. Resveratrol memiliki banyak mekanisme aksi terkait dengan manfaatnya terhadap
kesehatan seperti agen antioksidan (Yao et al., 2010), anti kanker, anti diabetes (Rai, Mishra,
Suman, & Shukla, 2016), serta agen anti inflamasi (Yu et al., 2015).
Ekstraksi
Ekstraksi merupakan kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga
terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Ekstraksi dibagi menjadi 2
metode yaitu cara dingin dan cara panas. Metode dingin meliputi maserasi dan perkolasi,
untuk metode panas meliputi refluks, soxhlet, MAE, UAE, digesti, infusa serta dekokta
(Departemen Kesehatan RI, 2000).
MAE (Microwave-Assisted Extraction)
MAE (Microwaved-Assisted Extraction) merupakan suatu proses ekstraksi melalui
pemanasan pelarut yang berkontak dengan sampel menggunakan energi gelombang mikro
untuk mempartisi senyawa target dari sampel matriks di dalam pelarut (Renoe, 1994).
Mekanisme ekstraksi pada metode MAE yaitu adanya proses pemanasan dan penguapan air
didalam sel bahan akibat panas radiasi gelombang mikro sehingga menimbulkan semakin
Aplikasi 1 ..., Satya Muslimah, FFAR UI, 2017
tingginya tekanan pada dinding sel sehingga sel membengkak (swelling) dan tekanannya akan
mendorong dinding sel dari dalam, meregangkan dan memecahkan sel tersebut (Calinescu,
Ciuculescu, Popescu, Bajenaru, & Epure, 2001).
Cairan Ionik (Ionin liquid)
Ionic Liquid (IL) merupakan garam organik dalam keadaan cair yang terdiri dari
kation organik dipasangkan dengan organik atau anorganik (Tang, Bi, Tian, & Row, 2012).
Keunggulan cairan ionik antara lain stabilitas termal yang baik, viskositas yang tinggi, ramah
lingkungan, dapat didaur ulang, selektifitas yang tinggi, tekanan uap yang dapat diabaikan
sehingga pelarut tidak mudah menguap, dan tidak mudah terbakar (Tang et al., 2012).
Penetapan Kadar Resveratrol
Penetapan kadar senyawa resveratrol telah dilakukan dengan menerapkan berbagai
metode pada penelitian-penelitian sebelumnya seperti GC-MS, LC-MS/MS, serta KCKT
(Cacho et al., 2013; Ramalingam & Ko, 2016; Souto et al, 2001). KCKT (Kromatografi Cair
Kinerja Tinggi) merupakan metode yang paling banyak diujikan pada penetapan kadar
senyawa resveratrol. Sebagai contoh pada penelitian Souto et al ia berhasil memperoleh kadar
resveratrol dari tanaman Brazillian Red Wine dengan metode KCKT dengan perolehan kadar
sebesar 5,75 mg/L (Souto et al, 2001). Banyaknya penggunaan metode KCKT pada penelitian
resveratrol dikarenakan keunggulan yang dimiliki dari metode tersebut cukup banyak antara
lain waktu analisis cepat (10-60 menit), sensitivitas serta selektifitas yang tingi, dapat
menganalisis berbagai senyawa sekaligus, dapat digunakan berbagai macam detektor, serta
mudah dalam mengoperasikan instrument.
Uji Total Kandungan Fenolik
Uji total fenolik dapat dilakukan melalui metode spektrofotometri dengan menggunakan
pelarut organik dan pereaksi Folin-Ciocalteu (Karim et al, 2011). Tahapan prosedurnya yaitu
dengan mencampurkan ekstrak dengan pereaksi Folin-Ciocalteu dan Na2CO3 dan diinkubasi
selama ± 2 jam. Larutan yang telah diinkubasi kemudian dihitung absorbansinya dengan alat
spektrofotometer pada panjang gelombang 750 nm. Standar asam galat digunakan sebagai
kontrol positif. Prosedur yang sama diulangi untuk pengujian larutan standar asam galat dan
garis kalibrasi diinterpretasikan. Berdasarkan pengukuran absorbansi, konsentrasi fenolat
dapat terbaca (mg/ml) dari garis kalibrasi; kemudian kandungan fenolat dalam ekstrak
dinyatakan dalam kesetaraan asam galat (mg asam galat/g ekstrak)(Milan,2011
Aplikasi 1 ..., Satya Muslimah, FFAR UI, 2017
Metode Penelitian Alat
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (Shimadzu LC-20 AT), microsyringe ujung tumpul,
detektor UV-Vis diode array, kolom C18 (ZORBAX Eclipse XDB), detektor UV-Vis SPD-
20A, microwave (Modena), microplate reader (Versa Max), Oven (Memmert), waterbath
Hahn shin HS-3001, lemari pendingin dengan temperatur 2-6°C (Sharp), vortex mixer (Ika
MS 3 Digital:WiseMix), labu tentukur, pipet volume (pyrex), pipet makro 100-1000 µL, pipet
mikro 1-10 µL dan 10-100 µL (Lambda Plus), bejana kromatografi, pipa mikrokapiler,
timbangan analitik, timbangan digital (Kenko),balon karet dan alat gelas lainnya. Bahan
Bahan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji kering dari tanaman melinjo
(Gnetum gnemon L.) yang diperoleh dari wilayah Pandeglang, Banten. Bahan lain yang
digunakan adalah cairan ionik 1-Butil-3-Metilimidazolium Klorida [Bmim]Cl
(Shanghai,China) , akua destilata (Brataco,Indonesia), akua demineralisata(Brataco,Indonesia),
akua bidestilata, standar resveratrol (Wako, Japan), etil asetat, n-heksan, asam asetat glasial,
asetonitril, metanol p.a, asam galat (Sigma-Aldrich, USA), reagen Folin-Ciocealteu (Sigma-
Aldrich, USA), Natrium Karbonat (Na2CO3) (Sigma-Aldrich, USA).
Penyiapan Bahan Uji
Simplisia biji melinjo dilakukan sortasi basah dengan memilih biji yang kondisinya baik
dan memisahkannya dari kotoran-kotoran yang ada. Biji kemudian dicuci dengan air yang
mengalir. Selanjutnya dilakukan pengeringan menggunakan lemari pengering. Simplisia
kering selanjutnya disortasi untuk memisahkan pengotor yang kemungkinan masih terdapat
pada simplisia kering. Simplisia digiling menggunakan mesin penggiling untuk dijadikan
serbuk kemudian diayak menggunakan pengayak berukuran 50 mesh.
Ekstraksi
Serbuk simplisia ±1 gram diekstraksi dengan konsentrasi pelarut, volume pelarut serta
waktu ekstraksi sesuai dengan yang tertera pada desain eksperimen. Hasil ekstraksi
disentrifugasi 15 menit supernatannya disaring. Larutan filtrat dituang ke dalam vial coklat
lalu ditambahkan larutan garam Na2CO3 dan etil asetat yang setara dengan jumlah volume
supernatan dari tiap sampel ekstrak. Campuran disentrifugasi dan diuapkan supernatannnya.
Tahapan partisi dengan etil asetat tersebut diulang sebanyak 5 kali untuk masing-masing
sampel ekstrak hingga didapat ekstrak kering.
Aplikasi 1 ..., Satya Muslimah, FFAR UI, 2017
Penetapan Kadar Total Fenolik dengan Microplate Reader
Penentuan kadar fenolik total dilakukan dengan menggunakan microplate reader dan
pereaksi Folin-Ciocalteu berdasarkan metode yang dilakukan oleh Bobo-Garcia,G. et al.
a. Pembuatan Kurva Kalibrasi Standar Asam Galat
Standar asam galat ditimbang 25 mg dan dilarutkan pada 25 mL metanol p.a, diperoleh
konsentrasi sebesar 1000 ppm. Larutan asam galat dipipet masing-masing 125 µL; 250 µL;
500 µL; 1 mL dan 2 mL kedalam labu ukur 5 mL dan diencerkan dengan metanol p.a hingga
diperoleh konsentrasi 25, 50, 100, 200, dan 400 ppm. Larutan hasil pengenceran dan blanko
dipipet 20 µL dan dimasukkan kedalam lempeng mikroplate lalu dicampur dengan 100 µL 1:4
pereaksi Folin-Ciocalteu dan 75 µL larutan natrium karbonat 10% lalu diinkubasi 2 jam.
Absorbansi diukur pada 750 nm menggunakan microplate reader. Selanjutnya serapan yang
diperoleh dibuat kurva kalibrasi dan ditentukan persamaan regresi linearnya.
b. Pengukuran Sampel Serapan
Ekstrak kering biji melinjo sejumlah berat tiap sampel dilarutkan 4mL metanol p.a.
Larutan ekstrak dan blanko dipipet 20 µL dan dimasukkan kedalam lempeng mikroplate lalu
ditambahkan 100 µL 1:4 pereaksi Folin-Ciocalteu dan 75 µL larutan natrium karbonat 10% .
Larutan diinkubasi selama 2 jam lalu absorbansi diukur pada 750 nm menggunakan
microplate reader. Kadar fenolik total dihitung menggunakan kurva kalibrasi standar asam
galat. Hasilnya dinyatakan dalam satuan mg ekivalen asam galat pergram sampel (mg/g GAE)
(G. Bobo et al., 2014).
Penetapan Kadar Resveratrol dengan metode KCKT Penetapan kadar resveratrol dilakukan dengan menggunakan metode KCKT
berdasarkan penelitian (Souto,et al., 2001) dengan adanya modifikasi.
a. Pembuatan Larutan Baku Resveratrol
Standar Resveratrol 10 dilarutkan kedalam 10 mL etanol dan diperoleh konsentrasi 1000
ppm. Larutan diencerkan dengan mengambil 1 mL kedalam labu ukur 10 mL, diperoleh
larutan konsentrasi 100 ppm. Larutan 100 ppm di lakukan pengenceran kembali dengan
memipet 750 µL, 650 µL, dan 2,5 mL dan masing-masing dicukupkan volumenya dengan
etanol 5 mL kecuali pada cairan 2,5 mL dicukupkan hingga volume 25 mL, diperoleh larutan
dengan konsentrasi 15, 13, dan 10 ppm. Larutan konsentrasi 10 ppm diencerkan dengan
memipet 0,5 mL, 2,5 mL dan 4,5 mL lalu dimasukkan ke labu ukur 5 mL dan dicukupkan
Aplikasi 1 ..., Satya Muslimah, FFAR UI, 2017
volumenya dengan etanol 5 mL, diperoleh larutan dengan konsentrasi 1, 5, dan 9 ppm. Hasil
pembuatan larutan standar adalah konsentrasi larutan 1, 5, 9, 13, dan 15 ppm. Larutan baku
resveratrol dituang 5 mL ke dalam vial untuk diinjek sebanyak 20 µL dan dideteksi pada
panjang gelombang 306 dengan laju alir isokratik fase gerak 1,0 mL/menit. Luas puncak dan
waktu retensi yang ditunjukkan pada kromatogram dicatat dan dibuat kurva baku serta
persamaan regresi liniernya.
b. Pembuatan Larutan Sampel
Pada pembuatan larutan sampel, tiap ekstrak kering dilarutkan dengan metanol:air (50:50)
dan dicukupkan volumenya hingga 5 mL. Sampel diinjek 20 µL dan dideteksi oleh alat KCKT
pada panjang gelombang 306 nm dengan laju alir 1,0 mL/menit. Hasil kadar diperoleh dengan
memasukkan nilai luas area tiap sampel kedalam persamaan regresi linear dari kurva baku
standar.
c. Kondisi KCKT
Kondisi KCKT yang digunakan untuk penetapan kadar adalah:
Nama : HPLC Shimadzu LC-20 AT
Panjang gelombang : 306 nm
Laju alir : 1 mL/menit
Volume yang diinjeksi : 20 µL
Fase gerak : A. Aqua bidestilata = 75 %
B. Asetonitril = 25%
Detektor : UV-Vis
Kolom : ZORBAX Eclipse XDB-C18, 4,6 x 150 mm, 5 µm
3.4.5 Analisis Data
Seluruh data dari hasil pengujian digunakan untuk menyusun persamaan matematis
menggunakan Software Design expert® Version 10. Tahapan yang dilakukan diawali dari
memasukkan seluruh data kadar resveratrol tiap sampel kedalam software, selanjutnya model
analisis ditentukan dan diperoleh persamaan matematis yang berguna untuk mendapatkan
kondisi optimum dari MAE yang didapat dengan cara memplotkan data yang didapat kedalam
suatu grafik yang berupa bentuk grafik respon permukaan 3 dimensi.
Aplikasi 1 ..., Satya Muslimah, FFAR UI, 2017
Hasil dan Pembahasan Ekstraksi
Ekstraksi dilakukan dengan menimbang ±1 gram serbuk melinjo dan menggunakan
metode MAE serta pelarutnya yaitu cairan ionik Bmim[Cl]. Pemilihan metode didasarkan atas
efisiensi waktu dan bahan juga metode ini dapat meningkatkan efektivitas pelarut ionik dalam
proses ekstraksi (Routray and Orsat, 2012). Digunakannya pelarut Bmim(Cl) didasarkan atas
penelitian du et al yang membuktikan kemampuan bmim(Cl) dalam memperoleh kadar
resveratrol yang cukup baik yaitu sebesar 35,8% yang dimana lebih besar dibanding kadar
perolehan resveratrol dari cairan ionik lain seperti Bmim(BF4) (Du et al., 2007). Serbuk biji
melinjo kemudian diekstraksi dengan konsentrasi pelarut, waktu ekstraksi serta volume
pelarut sesuai yang tertera pada desain eksperimen.
Tabel 1. Jumlah eksperimen (run) beserta variasi faktor
Run Konsentrasi Pelarut
[bmim]Cl (mol/L)
Waktu Ekstraksi (menit)
Rasio Sampel-Pelarut
1 1.0 10 13 2 1.5 12.5 13 3 0.5 15 15.5 4 0.5 10 15.5 5 1.0 12.5 15.5 6 0.5 12.5 18 7 1.0 12.5 15.5 8 0.5 12.5 13 9 1.0 10 18 10 1.5 12.5 18 11 1.0 15 18 12 1.0 12.5 15.5 13 1.5 15 15.5 14 1.0 15 13 15 1.0 12.5 15.5 16 1.5 10 15.5 17 1.0 12.5 15.5
Dari perhitungan persentase ekstraksi, didapat bahwa persentase ekstraksi tertinggi
berada pada run 12 dengan persentase ekstraksi 14,3% yaitu dengan berat ekstrak 143 mg,
sedangkan untuk persentase ekstraksi terendah ada pada sampel 11 dengan perolehan 0,46%
atau 4,6 mg. Hasil persentase dari seluruh ekstrak dapat dilihat pada Lampiran 1.
Aplikasi 1 ..., Satya Muslimah, FFAR UI, 2017
Keterangan: run 12 merupakan sampel dengan rendemen ekstrak terbesar, sedangkan run 11 merupakan sampel
dengan rendemen ekstrak terkecil.
Gambar 1. Grafik perolehan rendemen ekstrak biji Melinjo
Berdasarkan grafik, terlihat perbedaan yang sangat jauh antara persentase rendemen
satu sampel dengan yang lainnya, khususnya pada run 12 dibanding sampel yang lain. Pada
run 12 yang memiliki persentase rendemen tertinggi yaitu 14,3% memiliki kondisi MAE
dengan konsentrasi pelarut Bmim(Cl) 1,0 mol/L, rasio sampel terhadap pelarut 1:15,5 serta
waktu ekstraksi selama 12,5 menit. Pada dasarnya cairan ionik bersifat kental dengan semakin
tingginya konsentrasi yang dimiliki, sehingga hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya
penurunan hasil rendemen ekstrak dengan semakin tingginya konsentrasi Bmim(Cl) yang
digunakan. Hasil rendemen ekstrak yang semakin kecil tersebut dikarenakan ketika proses
sentrifugasi, semakin tinggi konsentrasi pelarut maka semakin kental larutan ekstrak sehingga
lebih sulit untuk dipisahkan. Akibatnya volume supernatan yang diambil pun juga akan
semakin sedikit dan hal ini berdampak pada berat rendemen ekstrak yang semakin rendah.
Penurunan ini selain disebabkan oleh faktor konsentrasi juga dapat dipengaruhi oleh faktor
lain yaitu waktu ekstraksi. Semakin lama waktu ekstraksi maka volume larutan ekstrak yang
dihasilkan pun akan semakin sedikit akibat proses pemanasan. Faktor rasio sampel terhadap
pelarut juga memberikan pengaruh terhadap perolehan rendemen ekstrak. Semakin tinggi
rasio solid-liquid, semakin mudah pelarut berdifusi kedalam struktur sampel sehingga
rendemen ekstraknya pun akan semakin tinggi (Qian et al, 2017). Namun pada ekstraksi yang
dilakukan dengan MAE, volume pelarut yang lebih tinggi dapat memberikan hasil yang lebih
rendah (Eskilsson et al, 2000). Terlepas dari hasil rendemen ekstrak diatas, penelitian ini
Aplikasi 1 ..., Satya Muslimah, FFAR UI, 2017
sendiri bukan bertujuan dalam menentukan kondisi optimum MAE dalam memperoleh ekstrak
padat, melainkan bertujuan untuk memperoleh kadar resveratrol, sehingga sampel dengan
berat ekstrak padat yang besar tidak menjamin akan mengandung kadar resveratrol yang lebih
tinggi dari sampel yang berat ekstrak padatnya lebih kecil.
Penetapan kandungan Total Fenolik
Pada pengujian total kandungan fenolik ekstrak biji melinjo metode yang digunakan
adalah metode Folin-Ciocalteu dengan alat microplate reader. Alasan digunakannya
microplate reader dikarenakan jika dibanding dengan spektrofotometer uv-vis efisiensi
penggunaan bahan sampel lebih hemat. Prinsip dari metode Folin Ciocalteau yaitu
terbentuknya senyawa kompleks berwarna biru yang dapat diukur pada panjang gelombang
750 nm.
a. Pembuatan Kurva Kalibrasi
Sebagai pembanding kandungan fenol resveratrol, digunakan asam galat. Pemilihan
asam galat didasarkan atas sifatnya yang stabil dan murni, serta harganya yang lebih murah
dibanding pilihan lainnya. Tahapan awal, disiapkan larutan stok asam galat 1000 µg/mL
dalam metanol. Larutan stok diencerkan hingga terbentuk larutan standar dengan kadar 25; 50;
100; 200; 400 µg/mL. Pengenceran dilakukan secara triplo. Dari data yang diperoleh, dibuat
kurva kalibrasi yang menghasilkan persamaan regresi linear y = 0,0084x+0,1689 dengan
harga koefisien relasi (R2) = 0,999 yang dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 2. Kurva Kalibrasi Asam Galat
Aplikasi 1 ..., Satya Muslimah, FFAR UI, 2017
b. Pengukuran kadar fenolik sampel
Kadar fenolik total pada masing-masing ekstrak dinyatakan dalam satuan mg GAE/g
(Gallic Acid Equivalent). Kadar total fenolik dari seluruh sampel dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Kadar perolehan total kandungan fenolik ekstrak biji melinjo
Pada penelitian kali ini, sampel dengan total fenolik tertinggi diperoleh pada run 12
yaitu 1,736 mg GAE/g, dan kadar fenolik terendah berada pada sampel 11 yaitu 0,203 mg
GAE/g, Data penetapan kadar fenolik total ekstrak biji melinjo (Gnetum gnemon L.) untuk
seluruh sampel dapat dilihat pada Lampiran 2. Sama halnya seperti perolehan rendemen
ekstrak, faktor-faktor ekstraksi yang menunjukkan kadar tertinggi dari total fenolik adalah
konsentrasi pelarut 1,0 mol/L, rasio sampel-pelarut 1:15,5 serta waktu ekstraksi 12,5 menit
yaitu secara singkat tergambar di run 12 pada grafik diatas. Salah satu faktor yang
mempengaruhi perbedaan kadar total fenolik adalah waktu ekstraksi. Peningkatan waktu
ekstraksi mampu meningkatkan kelarutan zat terlarut dan koefisien difusi, tetapi dapat pula
memungkinkan terdenaturasinya senyawa fenolik jika waktu ekstraksi terlalu lama (Pinelo et
al., 2005).
Penetapan Kadar Resveratrol dengan KCKT
a. Perhitungan Kurva Kalibrasi Standar
Larutan standar resveratrol diinjeksi 20 µL dengan konsentrasi 1,3,5,9,13,15 ppm. Kurva
Kalibrasi dibuat dengan memasukkan konsentrasi sebagai sumbu X dan area sebagai sumbu Y.
Kurva kalibrasi yang dihasilkan memiliki persamaan garis Y= 149376X+33194 dengan nilai
R= 0,9995. Grafik kurva kalibrasi standar resveratrol dapat dilihat pada gambar berikut.
Aplikasi 1 ..., Satya Muslimah, FFAR UI, 2017
Gambar 4. Grafik kurva kalibrasi standar resveratrol
Pengukuran kadar resveratrol pada larutan sampel
Pengujian kadar resveratrol pada sampel secara KCKT dilakukan secara duplo.
Volume tiap sampel yang disuntikkan sebanyak 20 µL. Kadar tiap sampel diperoleh dari area
kromatogram untuk selanjutnya dimasukan ke dalam persamaan regresi linear. Kadar
resveratrol dari tiap run dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 5. Grafik Perolehan Kadar Resveratrol
Berdasarkan gambar diatas, diketahui kadar terbesar berada pada run 12 yaitu sebesar
0,059 mg/g dengan faktor yang dimiliki berupa rasio solid-liquid 1:15,5, waktu ekstraksi 12,5
menit serta konsentrasi 1 mol/. Sedangkan kadar terendah berada pada run 2 yaitu dengan
Aplikasi 1 ..., Satya Muslimah, FFAR UI, 2017
perolehan kadar sebesar 0,00093 mg/g. Konsentrasi Bmim(Cl) pada run 12 sebesar 1.0 mol/L,
yang dimana konsentrasi ini merupakan merupakan nilai tengah diantara konsentrasi 0.5 dan
1.5 mol/L. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan zaixiang lou et al, diketahui bahwa
semakin tinggi konsentrasi cairan ionik, maka semakin tinggi kadar senyawa fenolik yang
diperoleh. Pada gambar, kenaikan kadar dari konsentrasi 0.5 mol/L ke 1.0 mol/L mengalami
penaikan yang signifikan. Namun pada konsentrasi pelarut 1.5 mol/L, terjadi penurunan kadar
resveratrol. Oleh karenanya konsentrasi pelarut Bmim(Cl) yang disimpulkan sesuai untuk
memperoleh kadar resveratrol adalah sebesar 1.0 mol/L.
Analisis Data Menggunakan Response Surface Methodology
Dalam penelitian ini, software Design Expert digunakan sebagai media dalam analisis
data optimisasi menggunakan RSM. Desain yang digunakan pada RSM adalah Box-Behnken.
Hasil yang akan diperoleh dari metode RSM ini adalah berupa kondisi optimum dari tiap-tiap
faktor ekstraksi dalam memperoleh kadar resveratrol. Hasil tersebut ditampilkan dalam bentuk
grafik respon permukaan 3 Dimensi. Tahapan awal yang dilakukan adalah memasukkan kadar
resveratrol dari tiap sampel pada desain eksperimen. Dari data-data tersebut maka selanjutnya
diperoleh model analisis yang disarankan yaitu model quadratic. Selanjutnya dilakukan
analisis “lack of fit test”. Istilah lack of fit dapat didefinisikan sebagai ukuran adanya
ketidaksesuaian antara data dengan model yang digunakan. Nilai “prob > F” yang diupayakan
dalam analisis ini adalah lebih besar dari 0,05 dengan arti hubungan antara data dengan model
analisis telah sesuai. Berdasarkan analisis menggunakan model quadratic, diperoleh nilai lack
of fit sebesar 0,5141 yaitu lebih besar dari nilai 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa model yang
digunakan memiliki status lack of fit yang tidak signifikan yang berarti hubungan antara data
dengan model analisis telah sesuai. Langkah berikutnya yaitu diperolehnya nilai indeks
desirability dengan nilai 0,869 yang berarti nilai ini sudah baik dalam menentukan kondisi
optimum karena merupakan nilai yang mendekati 1 (Stat-Ease, 2013). Tahapan terakhir yang
dilakukan adalah melihat kondisi optimum yang tergambar pada grafik respon permukaan
dalam bentuk 3 Dimensi. Grafik ini terdiri dari 3 yaitu grafik hubungan antara faktor
konsentrasi dengan rasio pelarut, rasio pelarut dengan waktu ekstraksi, serta konsentrasi
pelarut dengan waktu ekstraksi. Ketiga grafik tersebut dapat dilihat pada gambar berikut.
Aplikasi 1 ..., Satya Muslimah, FFAR UI, 2017
Gambar 6. Grafik respon 3 dimensi antara rasio sampel-pelarut vs konsentrasi pelarut
Gambar 7. Grafik respon 3 dimensi antara konsentrasi pelarut dan waktu ekstraksi
Gambar 8. Grafik respon 3 dimensi antara waktu ekstraksi dan rasio sampel-pelarut
Berdasarkan ketiga gambar diatas, kondisi optimum ditunjukkan oleh area puncak
yang ditandai oleh titik merah yang berada di puncak grafik. Dari gambar diatas diketahui
bahwa kondisi optimum yang diperoleh adalah ekstraksi dengan konsentrasi pelarut 1,0 mol/L,
rasio sampel terhadap pelarut 1:15,5 , serta waktu ekstraksi selama 12,5 menit. Hasil tersebut
serupa dengan kondisi ekstraksi dari ekstrak run 12 yaitu sampel dengan kadar resveratrol
tertingi sebesar 0,059 mg/g. Dari hasil kondisi optimum yang diperoleh melalui Design
Aplikasi 1 ..., Satya Muslimah, FFAR UI, 2017
Expert® dapat disimpulkan bahwa run 12 merupakan kondisi optimum MAE dalam
memperoleh kadar resveratrol dari biji melinjo menggunakan RSM.
Kesimpulan
Kondisi optimum pada MAE guna memperoleh kadar resveratrol menggunakan pelarut ionic
liquid Bmim(Cl) dengan metode RSM yaitu ekstrak dengan faktor konsentrasi pelarut 1 mol/L,
rasio sampel pelarut 1:15,5 serta waktu ekstraksi 12,5 menit. Kadar trans-resveratrol yang
diperoleh dengan menggunakan metode KCKT adalah sebesar 0,059 mg/g. Kadar kandungan
total fenolik yang diperoleh pada kadar tertinggi sebesar 1,7365 mg GAE/g simplisia dan
kadar yang terendah diperoleh dengan kadar 0,2036 mg GAE/ g simplisia.
Saran
Sebaiknya dilakukan tahap preoptimasi sebelum menentukan nilai faktor untuk dimasukkan
kedalam RSM, guna dihasilkannya hasil akhir dari grafik respon permukaan dalam bentuk 3
dimensi dengan tampilan bentuk yang bagus yaitu berupa payung yang menggambarkan
kondisi optimum ekstraksi. Faktor optimasi dapat ditambahkan dengan faktor yang lebih
beragam guna memperoleh kondisi ekstraksi yang lebih optimum dengan perolehan kadar
resveratrol yang jauh lebih tinggi.
Aplikasi 1 ..., Satya Muslimah, FFAR UI, 2017
Daftar Referensi Bobo-Garcia. Gloria, Arroqui. Cristina, Virseda. P.(2014). Intra-laboratory validation of
microplate methods for total phenolic content and antioxidant activity on plyphenolic extracts, and comparison with conventional spectrophotometric methods. Journal of Agricultural and Food Chemistry.
Bradley, N. (2007). The Response Surface Methodology. Indiana University of South Bend,
73. Du, F.; Xiao, X.; Li, G. (2007). Application of ionic liquids in the microwave-assisted
extraction of trans-resveratrol from Rhizma Polygoni Cuspidati. Journal Chromatography A, 1140, 56–62.
E. Kato, Y. Tokunaga, and F. Sakan, “Stilbenoids isolated from the seeds of melinjo (Gnetum
gnemon L.) and their biological activity,” Journal of Agricultural and Food Chemistry, vol. 57, no. 6, pp. 2544–2549, 2009.
Konno, H., et al. (2013). Melinjo (Gnetum gnemon L.) seed extract decreases serum uric acid
levels in nonobese Japanese males: A randomized controlled study. Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine.
Routray, W., Orsat, V., 2012. Microwave-assisted extraction of flavonoids: a review. Food Bioprocess Technol. 5 (2), 409-424.
Souto, A.A., Carneiro, M.C., Seferin, M., Senna, M.J.H., Conz, A., & Gobbi, K. (2001). Determination of trans-Resveratrol Concentrations in Brazilian Red Winesby HPLC. Journal of Food Composition and Analysis, 14(4), 441–445.
Sunanto, Hatta. 1991. Budidaya Melinjo dan Usaha Produksi Emping. Yogyakarta : Kanisius. Tang, B., Bi, W., Tian, M., & Row, K. H. (2012). Application of ionic liquid for extraction
and separation of bioactive compounds from plants. Journal of Chromatography B: Analytical Technologies in the Biomedical and Life Sciences, 904, 1–21.
Yu, P., Dong, L., Zhang, Y., Chen, W., Xu, S., Wang, Z., Liang, G. (2015). Design, synthesis and biological activity of novel asymmetric C66 analogs as anti-inflammatory agents for the treatment of acute lung injury. European Journal of Medicinal Chemistry, 94(15), 436–446.
Zhang, Q., Bian, Y., Shi, Y., Zheng, S., Gu, X., Zhang, D., et al. (2015). An economical and efficient technology for the extraction of resveratrol from peanut (Arachis hypogaea) sprouts by multi-stage countercurrent extraction. Food Chemistry, 179, 15–25.
Zhang, Z., Liu, L., Li, H., & Yao, S. (2009). Synthesis, characterization and evaluation of uniformly sized core-shell imprinted microspheres for the separation trans-resveratrol from giant knotweed. Applied Surface Science, 255(23), 9327–9332.
Aplikasi 1 ..., Satya Muslimah, FFAR UI, 2017
Lampiran 1. Tabel Persentase Rendemen Ekstrak Biji Melinjo
Sampel ekstraksi
Berat ekstrak kering
(mg)
Persentase perolehan ekstrak (%)
1 8,0 0,8 2 9,0 0,9 3 20,1 2,01 4 10,6 1,06 5 38,0 3,8 6 15,0 1,5 7 26,0 2,6 8 18,0 1,8 9 9,6 0,96 10 11,0 1,1 11 4,6 0,46 12 143 14,3 13 13,4 1,34 14 78,0 7,80 15 12,3 1,23 16 54,6 5,46 17 46,0 4,60
Aplikasi 1 ..., Satya Muslimah, FFAR UI, 2017
Lampiran 2. Hasil Penetapan Kadar fenolik Total Ekstrak Biji Melinjo
Sampel Ekstrak Absorbansi I
(765 nm)
Absorbansi II
(765 nm)
Absorbansi
rata-rata (765
nm)
Kadar Fenolik
Total
(mg/g GAE)
Koefisien
Variasi
1 1,7694 1,7766 1,773 0.7638 0,28715
2 0,6184 0,64 0,6292 0.2191 2,42744
3 1,7936 1,7532 1,7734 0.7640 1,61086
4 1,2071 1,2486 1,2278 0.5042 2,38994
5 1,6527 1,7301 1,6914 0.7250 3,23578
6 2,6602 2,6612 2,6607 1.1865 0,02657
7 1,7932 1,7545 1,7738 0.7642 1,54296
8 1,2405 1,1198 1,1801 0.4815 7,23194
9 0,7474 0,8221 0,7847 0.2932 6,73091
10 1,7639 1,5847 1,6743 0.7168 7,56815
11 0,6029 0,5904 0,5966 0.2036 1,48141
12 2,1314 2,0941 2,1127 1.7365 1,24837
13 1,8562 1,7767 1,8164 0.7845 3,09477
14 3,443 3,225 3,334 1.5071 4,62355
15 2,496 2,308 2,402 1.0633 5,53439
16 1,5153 1,6626 1,5889 0.6761 6,55507
17 2,559 2,3801 2,4695 1.0955 5,12224
Aplikasi 1 ..., Satya Muslimah, FFAR UI, 2017
Lampiran 3. Hasil Penetapan Kadar Resveratrol Ekstrak Biji Melinjo
Sampel
Ekstrak
Area I
(mV)
Area II
(mV)
Area rata-rata
(mV)
Kadar Resveratrol
(mg/g)
1 1608242 1606649 1607445,5 0,042
2 595169 640837 618003 0,015
3 1680282 1661459 1670870,5 0,043
4 917253 915918 916585,5 0,023
5 1876697 1877858 1877277,5 0,049
6 1196986 1195384 1196186,5 0.031
7 1848288 1852901 1850594,5 0,048
8 1008264 1001709 1004986,5 0,026
9 475607 477460 47653,5 0,011
10 1371496 1372384 1371940 0,035
11 370720 371005 370862,5 0,009
12 2282348 2259551 2270949,5 0,059
13 1151617 1150571 1151094 0,029
14 1091035,1 1089023,3 1090029,2 0,028
15 802394 804015 803204,5 0,020
16 1529892 1528216 1529054 0,040
17 1393376 1407608 1400492 0,036
Aplikasi 1 ..., Satya Muslimah, FFAR UI, 2017