Apirasi Benda Asing Paper

13
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Benda asing di saluran nafas atau dikenal dengan aspirasi benda asing merupakan keadaan emergensi yang memerlukan penanganan segera. Keterlambatan penanganan dapat meningkatkan terjadinya komplikasi bahkan kematian. 1,2 2.2. Epidemiologi Di Amerika Serikat lebih kurang 3000 orang meninggal setiap tahunnya akibat aspirasi benda asing. 2,3,4 . Aspirasi benda asing paling banyak terjadi pada anak di bawah usia 15 tahun yaitu berkisar 75%-85%. 1 lebih dari 50% terjadi pada usia kurang dari 3 tahun. 1,3,6 Pada dewasa lebih sering terjadi pada usia lebih dari 50 tahun. 7 Laki-laki lebih sering dibanding dengan perempuan dengan perbandingan yaitu 2:1. 1,4,8,9 Tingginya angka kejadian aspirasi benda asing pada anak-anak karena: 6 1. Adanya kecenderungan untuk memasukkan segala sesuatu ke dalam mulut. 2. Sering anak yang menangis, berteriak, berlari dan bermain, dengan makanan di mulut

description

kedokteran

Transcript of Apirasi Benda Asing Paper

1

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1. DefinisiBenda asing di saluran nafas atau dikenal dengan aspirasi benda asing merupakan keadaan emergensi yang memerlukan penanganan segera. Keterlambatan penanganan dapat meningkatkan terjadinya komplikasi bahkan kematian. 1,2 2.2. Epidemiologi Di Amerika Serikat lebih kurang 3000 orang meninggal setiap tahunnya akibat aspirasi benda asing. 2,3,4 . Aspirasi benda asing paling banyak terjadi pada anak di bawah usia 15 tahun yaitu berkisar 75%-85%. 1 lebih dari 50% terjadi pada usia kurang dari 3 tahun. 1,3,6 Pada dewasa lebih sering terjadi pada usia lebih dari 50 tahun. 7 Laki-laki lebih sering dibanding dengan perempuan dengan perbandingan yaitu 2:1. 1,4,8,9 Tingginya angka kejadian aspirasi benda asing pada anak-anak karena: 61. Adanya kecenderungan untuk memasukkan segala sesuatu ke dalam mulut.2. Sering anak yang menangis, berteriak, berlari dan bermain, dengan makanan di mulut 3. Gigi molar belum terbentuk sehingga proses mengunyah belum sempurna serta koordinasi proses menelan yang belum matang2.3. etiologiAspirasi benda asing dapat berupa bahan organik maupun anorganik. Yadav SPS dkk, 10 melaporkan aspirasi benda asing paling sering ditemu kan pada anak-anak adalah kacang tanah (52,3%), material makanan (12,2%), bijibijian (5,3%), tulang (1,5%), plastik (15,1%), logam (4,5%), batu (0,8%), tablet (1,2%) dan sisanya tidak ditemukan benda asing.

2.4. PatofisiologiBenda asing masuk ke saluran nafas saat laring terbuka atau pada saat terjadi aspirasi. Benda asing yang masuk ke saluran nafas akan mengakibatkan terjadinya reflek batuk, kemudian akan muncul gejala sesuai dengan lokasi, besarnya sumbatan dan lamanya benda asing berada di dalam saluran nafas. 12 Benda asing yang masuk ke dalam saluran nafas akan menimbulkan reaksi pada jaringan sekitarnya. Reaksi jaringan yang timbul dapat berupa inflamasi lokal, edema, ulserasi, dan terbentuknya jaringan granulasi yang dapat mengakibatkan obstruksi jalan nafas. Akibat obstruksi ini maka bagian distal dari sumbatan akan terjadi air trapping, empisema, atelektasis, abses paru dan bronkiektasi. Reaksi inflamasi akan mengakibatkan terjadinya peningkatan vaskularisasi mukosa, edema, dan bertambahnya sekret mukoid. Berkurangnya gerakan silia mengakibatkan menumpuknya lendir atau sekret di ujung bronkiolus sehingga dapat mengakibatkan atelektasis maupun komplikasi lainnya. Bila terdapat infeksi dapat terbentuk pus serta dapat terbentuk jaringan granulasi. 1,6,11

2.5. DiagnosisDiagnosis benda asing di saluran nafas ditegakkan berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang seperti Rontgen toraks maupun bronkoskopi. 7,82.5.1. Gejala KlinisGejala klinis yang timbul akibat aspirasi benda asing pada saluran napas berbeda pada masing-masing pasien tergantung dari ukuran, bentuk, sifat benda asing, lamanya benda asing di dalam saluran napas, dan lokasi benda asing berada.12Bila seorang pasien, terutama pada anak, diketahui mengalami rasa tercekik atau manifestasi lainnya seperti rasa tersumbat di tenggorok, batuk batuk sedang makan, maka keadaan ini dianggap sebagai gejala aspirasi benda asing. Gejala yang paling sering ditemukan adalah adanya riwayat memasukkan benda asing ke dalam mulut kemudian tersedak (85%), batuk yang paroksismal (59%), nafas berbunyi (57%) dan sumbatan jalan nafas yang nyata (5%). Gejala lain yang muncul adalah demam, batuk berdarah, pneumotoraks. 72.5.2. pemeriksaan fisikPada pemeriksaan fisik sering ditemukan tidak adanya kelainan atau asimtomatis (40%), wheezing (40%) penurunan suara nafas pada sisi terdapatnya benda asing (5%). 7 Pada sumbatan jalan nafas yang nyata dapat ditemukan sianosis. 8Gejala aspirasi benda asing terbagi dalam 3 fase yaitu : 11,15,16 Fase awal Saat benda asing teraspirasi, batuk secara tiba-tiba, rasa tercekik, rasa tersumbat di tenggorok, wheezing dan obstruksi nafas, dapat juga disertai adanya sianosis terutama perioral, kematian pada fase ini sangat tinggi Fase asimptomatik Interval bebas gejala terjadi karena benda asing tersangkut pada satu tempat, dapat terjadi dari beberapa menit sampai berbulan-bulan setelah fase awal. Lama fase ini tergantung lokasi benda asing, derajat obstruksi yang ditimbulkannya dan jenis benda asing yang teraspirasi serta kecenderungan benda asing untuk berubah posisi Fase komplikasi Telah terjadi komplikasi obstruksi dan atau infeksi. Gejala dapat berupa demam, pneumonia, atelektasis, abses paru dan hemoptisis. Obstruksi bronkus menurut Jackson&Jackson seperti dikutip Tamin S dkk, 11 dibagi dalam 4 tipe yaitu:1. Sumbatan sebagian dari bronkus ( by pass valve obstruction )2. Sumbatan pentil dengan ekpirasi yang terhambat ( expiratory check valve obstruction ) 3. Sumbatan pentil dengan inspirasi yang terhambat ( inspiratory check valve obstruction ) 4. Sumbatan total ( stop valve obstruction )

2.6. Pertolongan pertama di rumah a. Hemlich manuvar Prinsip mekanisme perasat helmich adalah dengan memberikan tekanan pada paru-paru. Dengan memberikan tekana ke dalam dan ke atas rongga perut sehingga menyebabkan diagfragma terdorong ke atas. Tenaga dorongan ini akan mendesak udara dalam paru-paru keluar. Perasat hemlich dapat dilakukan pada dewasa dan anak-anak.Tata cara : penolong berdiri di belakang penderita sambil memeluk badannya, tangan kanan dikepalkan dengan bantuan tangan kiri, kedua tangan diletakkan pada perut bagian atas, kemudia dilakuakn penekanan rongga perut ke arah dalam dan ke arah atas dengan hentakan beberapa kali. Diharapkan dengan hetakkan 4-5 kali, benda asing akan terlempar keluarPada penderita yang tidak sadar atau terbaring. Perasat hemlich dapat juga dilakukan dengan cara : penolong berlutut dengan kaki pada kedua sisi penderita. Sebelumnya posisi muka dan leher penderita harus lurus. Kepalan tangan kanan diletakkan di bawah tangan kiri di daerah epigastrium. Dengan hentakan kanan kiri ke bawah dan ke atas beberapa kali udara dalam paru-paru akan mendorong benda asing keluar

Jika yang tersedak adalah kita sendiri, maka pertama kali kita harus memanggil bantuan. Kemudian kita dapat melakukan Heimlich maneuver untuk diri sendiri. Caranya : Tempatkan kepalan tangan di atas pusar, pegang kepalan tangan dengan tangan lainnya, condongkan tubuh ke depan, dorong genggaman tangan ke atas

b. Backblowteknik ini dapat dilakukan pada infan dengan cara lakukan pukulan pada punggung di antara dua tulang belikat dengan telapak tangan. Lakukan pukulan sebanyak 4-5 kali2.7. Pencegahan 1. Jangan berikan anak-anak benda berukuran lebih kecil dari 1 inci 2. Jangan biarkan anak-anak menelan pil atau makanan seukuran pill seperti kacang, permen, popcorn secara keseluruhn, hancurkan terlebih dahulu3. Dampingi anak-anak apabila anak-anak sedang bemain dengan koin, crayon, dan benda kecil lainnya

DAFTAR PUSTAKA1. Dikensoy O, Usalan C, Filiz A. Foreign body aspiration: Clinical utility of flexible bronchoscopy. Postgrad Med J 2002; 78: 399-403.2. Saki N, Nikakhlagh S, Rahim F, Abshirini H. Foreign body aspiration in infancy: A 20-year experience. Int J. Med. Sci 2009; 6: 322-8.3. Nagendran T. Management of foreign bodies in the emergency departement. Hospital Phisician September,1999: 27-40.4. Rahbarimanesh A, Noroozi E, Molaian M, Salamati P. Foreign body aspiration: A fiveyear report in a Childrens Hospital. Iran J pediart 2008; 18: 190-25. Rina MT, Quintos R. Pediatric rigid bronchoscopy for foreign body removal. Phillipp J Otolaryngol Head Neck Surg 2009; 24 (1): 39-41.6. Rovin JD, Rodgres BM. Pediatric foreign body aspiration. Ped in review 2000; 21: 86-90.7. Giannomi MC. Foreign body aspiration. Available from: www.BCM.edu/oto/grand/com. Up date march 10, 1994. Accessed January 24, 20108. Warshawsky ME. Foreign body aspiration. Available From: www.emedicine.com. Update: Juni 3, 2008. Accessed January 20, 2010.9. Iskandar N. Ingested and inhaled foreign bodies in Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta. Med J ORLI 1994; 25: 311-8.10. S Yadap SP, J Singh, N Aggarwal, A Goel. Airway foreign bodies in children: Experience of 132 cases. Singapore Med J 2007; 48( 9): 850-3.11. Tamin S, Hadjat F, Abdillah F. Penatalaksanaan aspirasi benda trakeobronkial bengan berbagai manifestasi klinis. Med J ORLI 2005; 35: 16-25.12. Snow JB, Jr. Bronchoesofagology.In : Ballenger JJ, editor . Disease of the nose, throat, ear head and neck. 13 th ed. Philadelphia: Lea&Febiger; 1996. p.1331-67.13. Iskandar N. Bronkoskopi. Dalam: Soeperdi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. editors. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala dan leher. Eds 6. Jakarta FKUI; 2007.p.266-76.14. Jackson C, MD., SCD., LL.D. Bronchoesophagology. In: Bronchoesophagology. Phyladelphia and London; 1958. p. 534. 15. Kirby MT. Foreign bodies of the airway and esophagus. Available from:www.BCM.edu/oto/grand.com. Update: September 19, 2002. Accessed January 24, 2010.16. Freiman MA. Unique presentation of a bronchial foreign body in an asymptomatic child. Ann Otol Rhinol laryngol 2001; 110: 495-7