antikanker
description
Transcript of antikanker
Isolasi Senyawa Antikanker… (Aryanti)
188
ISOLASI SENYAWA ANTIKANKER DARI TANAMAN KELADI TIKUS
(Typhonium divaricatum L. Decne)
Aryanti
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Isotop dan Radiasi, BATAN
Abstract
Isolation of anticancer agent of keladi tikus and its bioactivity on cervix He La Ohio have been
done. The purpose of this study was to obtain the inhibition activity of keladi tikus extract on
cervix cells and determination of bioactive compound group. Leaves of keladi tikus separated
from bulb part and then each part was extracted by ethanol. Activity of extract ethanol assayed
on cervix cells. Extract ethanol was then isolated by partition and column chromatography, each
fraction was tested of compound group and bioactive test on cancer cells. The result showed that
leaves extract was more active than bulb extract with 75 % inhibition value at concentration 60
ppm. The result shows that ethyl acetate fraction was more active than distilled water and
buthanol fraction. The determination of compound group by steroid, alkaloid, flavonoid and
terpenoid reagents showed that ethyl acetate fraction (FEA) 3,4 and 5 positive as terpenoid.
Fraction 4 of ethyl acetate was the most active fraction on cervix cells with IC50 of 7.2 ppm.
Keywords: Anticancer, keladi tikus (Typhonium divaricatum L. Decne)
PENDAHULUAN Kanker merupakan penyakit degeneratif
dengan jumlah penderita makin meningkat dari tahun
ke tahun. Jenis penyakit kanker yang banyak terdapat
pada masyarakat pada saat ini ialah kanker payudara,
hati, limpoma, darah dan kanker mulut rahim.
Laporan terakhir menyatakan bahwa di Indonesia
penderita kanker mulut rahim merupakan penyakit
dengan penderita nomor dua terbanyak setelah kanker
payudara. Penyakit ini terutama disebabkan oleh
kurangnya kebersihan pada alat genital wanita,
terutama pada wanita yang sering berganti pasangan.
Menurut Aditama (1), diperkirakan pada tahun 2020
kelak akan ada sekitar 20 juta penderita kanker baru.
Berbagai upaya pengobatan penyakit ini dilakukan
orang termasuk penggunaan tanaman obat.
Indonesia adalah Negara agraris yang kaya
dengan berbagai jenis tumbuhan termasuk tumbuhan
obat. Penggunaan tumbuhan sebagai obat telah
digunakan secara tradisional antara lain : obat
tekanan darah tinggi, obat cacing, obat diabetes dan
obat kanker. Beberapa tanaman yang telah
dimanfaatkan untuk pengobatan kanker yaitu : tapak
dara (Catharanthus roseus) (2), kunyit putih
(Curcuma zedoaria) (3) dan annua (Artemisia annua)
(4).
Adanya potensi tanaman sebagai obat karena
adanya senyawa-senyawa bioaktif dari tanaman
tersebut. Senyawa bioaktif antara lain dapat berupa
alkaloid, flavonoid, glisida, steroid dan terpenoid.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi
adanya bioaktivitas dari ekstrak tanaman keladi tikus
terhadap sel kanker mulut rahim HeLa Ohio serta
identifikasi senyawa aktifnya.
METODE
Bahan Bahan tanaman yang digunakan pada
penelitian ini yaitu tanaman keladi tikus (Typhonium
divaricatum L. Decne) diperoleh dari Pekalongan,
Jawa tengah. Bahan kimia yang digunakan
berkualitas pro analitik dari Merck Darmstadt Jerman.
Metode Ekstraksi dan Isolasi Tanaman keladi tikus dipisahkan bagian
daun dan umbi lalu dikeringanginkan pada suhu
kamar, kemudian dipotong-potong kecil dan
diekstraksi dengan etanol pada suhu 60oC selama 9
jam pada alat sohxlet. Sisa etanol diuapkan dengan
alat evaporator vakum sehingga diperoleh ekstrak
kasar. Ekstrak kasar diuji aktivitas inhibisinya
terhadap sel kanker mulut rahim HeLa Ohio. Ekstrak
dengan nilai inhibisi tertinggi dilanjutkan untuk
pemisahan secara partisi dan isolasi kromatografi
kolom. Pemisahan secara partisi dilakukan dengan
cara pengocokan pada labu pisah dengan penambahan
pelarut air, n-butanol dan etil asetat, lalu diuji lagi
aktivitasnya terhadap sel HeLa Ohio. Fraksi dengan
nilai inhibisi tertinggi diteruskan untuk isolasi pada
kromatografi kolom dengan eluen n-hexan/etil asetat
bervariasi (10 sampai 100%), serta uji aktivitas
terhadap sel kanker dan uji golongan senyawa.
Uji Bioassay terhadap sel kanker mulut rahim
HeLa Ohio.
Uji dilakukan dengan cara membiakkan sel
HeLa Ohio pada media RPMI yang telah ditambah
calf serum dan gentamycin. Setiap 1 ml sel dipipet ke
dalam multi well plate tissue culture dan dimasukkan
10 µl zat uji dan 10 µl kontrol sebagai pembanding.
Jurnal Bahan Alam Indonesia ISSN 1412-2855 Vol. 3, No. 2, Juli 2004
189
Konsentrasi zat uji untuk ekstrak kasar yaitu 60 dan
30 ppm, sedang konsentrasi zat uji hasil partisi yaitu
40 dan 20 ppm. Konsentrasi zat hasil pemisahan
kromatografi kolom adalah 20 dan 10 ppm. Semua
sampel diinkubasi pada suhu 37oC selama 72 jam
pada incubator dengan CO2 5%, selanjutnya dihitung
jumlah sel yang hidup pada control dan zat uji di
bawah mikroskop.
A
%Inhibisi = X 100%……………..(1)
B
A = jumlah sel yang hidup pada zat uji
B = jumlah sel yang hidup pada control
Uji Golongan Senyawa
Uji adanya senyawa alkaloid dilakukan
dengan cara memipet 5 ml sampel hasil pemisahan
kromatografi kolom, kemudian diasamkan dengan
larutan asam klorida 2 N dan diteteskan pereaksi
Dragendorf. Adanya senyawa alkaloid akan terlihat
endapan berwarna oranye kecoklatan.
Untuk mendeteksi adanya senyawa
flavonoid diuji dengan meneteskan sampel dengan
asam klorida pekat dan sedikit serbuk magnesium.
Timbulnya warna merah jingga sampai merah ungu
menandakan adanya senyawa flavonoid.
Senyawa terpenoid yang terdapat pada
sampel diuji dengan cara meneteskan sampel dengan
larutan serium sulfat dalam asam nitrat yang akan
membentuk warna kuning coklat.
Uji golongan senyawa steroid dan terpenoid
dilakukan dengan pereaksi Liebermanns-Burchads,
adanya terpenoid akan terbentuk warna merah ungu,
dan bila adanya steroid akan terbentuk warna merah-
hijau-biru-ungu dan terbentuknya cincin di tengah-
tengah larutan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil ekstraksi 500 g umbi dan 300 g daun
kering diperoleh masing-masing ekstrak kasar 19 dan
13,2 gram. Ekstrak kasar daun memberikan nilai
inhibisi lebih tinggi dibanding ekstrak kasar umbi
(Tabel 1).
Tabel 1. Inhibisi sel kanker mulut rahim HeLa
Ohio oleh ekstrak etanol daun dan umbi pada
konsentrasi 60 dan 30 ppm
Sampel Konsentrasi
(ppm)
Inhibisi
(%)
Ekstrak kasar umbi 60
30
50
25
Ekstrak kasar daun 60
30
75
41
Dari tabel 1 dapat diasumsikan bahwa
senyawa antikanker mulut rahim banyak terdapat
pada bagian daun. Daun merupakan tempat asimilasi
dan fotosintesis dari tanaman dan diperkirakan
senyawa antikanker disintesis di bagian daun dan
banyak terakumulasi pada bagian daun daripada
bagian umbi. Oleh karena bagian daun lebih aktif
menghambat sel kanker, maka bagian ini dipartisi
dengan pelarut air, n-butanol dan etil asetat. Uji
ketiga fraksi ini terhadap sel HeLa Ohio ditampilkan
pada Tabel 2.
Tabel 2. Aktivitas inhibisi sel kanker mulut rahim
HeLa Ohio oleh fraksi air, n-butanol dan etilasetat pada konsentrasi 40 dan 20 ppm.
Sampel Konsentra
si (ppm)
Inhibisi
(%)
IC50
(ppm)
Fraksi air 40
20
38
16
50,9
Fraksi n-butanol 40
20
56
41
32
Fraksi etil asetat 40
20
72
56
12,5
Hasil uji bioassay dari ketiga fraksi (Tabel
2) menunjukkan bahwa fraksi etil asetat memberikan
nilai inhibisi 56% pada konsentrasi 20 ppm, ini
memberikan indikasi bahwa di antara ketiga pelarut
dengan gradien kepolaran menurun dari air, n-butanol
dan etil asetat ternyata etil asetat lebih efektif
menghambat sel HeLa Ohio. Etil asetat merupakan
pelarut dengan tingkat kepolaran sedang,
kemungkinan senyawa antikanker yang larut pada
pelarut ini dapat berupa alkaloid, steroid dan
terpenoid atau senyawa lain yang memiliki gugus
fungsi untuk mengarah ke daerah semi polar.
Pemisahan dengan kromatografi kolom
dengan pelarut n-hexan/etil asetat bervariasi,
menghasilkan 5 fraksi gabungan. Uji kromatografi
lapis tipis (KLT) menunjukkan adanya senyawa
terpen dengan pereaksi serum sulfat yaitu munculnya
spot berwarna kuning kecoklatan pada plat KLT silica
gel F254. Hasil KLT didukung oleh data uji golongan
senyawa dari kelima fraksi gabungan (Tabel 3).
Beberapa senyawa yang telah bermanfaat
sebagai antikanker adalah alkaloid vinkristin dan
vinblastin dari tanaman Catharanthus roseus (2) dan
aglain B dari Aglaia argentea (5). Beberapa tanaman
yang menghasilkan terpenoid juga berpotensi sebagai
antikanker antara lain tanaman Phartenium
hystrophus menghasilkan senyawa sesquiterpen
lakton partenin (6) dan artemisinin dari tanaman
Artemisia annua dan A. cina (7).
Isolasi Senyawa Antikanker… (Aryanti)
190
Tabel 3. Hasil uji golongan senyawa alkaloid,
flavonoid, steroid dan terpenoid
Sampel Alkaloid Flavo-
noid Steroid Terpenoid
F-EA 1 - - - -
F-EA 2 - - - -
F-EA 3 - - - +
F-EA 4 - - - +
F-EA 5 - - - +
Keterangan:
F-EA = fraksi etil asetat,
(-) = tidak terdapat senyawa dimaksud
(+) = terdapat senyawa yang dimaksud
Tabel 4. Aktivitas inhibisi sel kanker mulut rahim
HeLa Ohio oleh 5 fraksi hasil kromatografi kolom
Sampel Konsentrasi
(ppm)
Inhibisi
(%)
IC50
(ppm)
F-EA 1 20
10
41
12 24,7
F-EA 2 20
10
50
39 20
F-EA 3 20
10
65
54 7,78
F-EA 4 20
10
78
59 7,2
F-EA 5 20
10
69
54 8,3
Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa fraksi etil
asetat 4 (F-EA 4) merupakan fraksi dengan keaktifan
paling tinggi terhadap sel HeLa Ohio dibanding
empat fraksi lainnya. Data pada Tabel 4 dikaitkan
dengan data Tabel 3 dapat dikatakan bahwa bereaksi
aktif tersebut adalah senyawa terpenoid.
KESIMPULAN
Ekstrak daun keladi tikus dapat menghambat
pertumbuhan sel kanker mulut rahim HeLa Ohio,
fraksi etil asetat 4 merupakan fraksi teraktif sebagai
antikanker dengan IC50 7,2 ppm dan fraksi ini
termasuk golongan senyawa terpenoid.
DAFTAR RUJUKAN
1. Aditama T.Y., Kanker. Medicinal Jurnal
Kedokteran (2001) 2:1
2. dePadua L.S., Bunya Praphatsara N, and
Lemmens R.H.M.J. Plant Resources of South-
East Asia 12, Medicinal and poisonous plants
1.PROSEA Bogor Indonesia (1999)185.
3. Syu Wan Jr, Shen C.C, Don M.J, Ou J.C, Lee
G.H, and Sun C.M. Cytotoxic of curcuminoids
and some novel compounds from Curcuma
zedoaria. J. Nat. Prod.(1998)61 :1531 – 1534
4. Zheng G.Q Cytotoxic terpenoid and flavonoids
Artemisia annua. Planta Medica (1994) 60 : 54-
57
5. Aryanti, Winarmo H, Sumatra M, dan
Simanjuntak P. Isolasi senyawa bioaktif anti
leukemia L1210 dari kulit kayu simalur (Aglaia
argentea) Identifikasi senyawa aglain B dalam
fraksi etil asetat Prosiding HKI (1999) 219-226.
6. Mew D., Balza F, Towers G.H.N, and Levy J.G.
Antitumor effects of the sesquiterpene lactone
parthenin. Journal of Medicinal Plant Research
(1982) 45 : 23 – 28
7. Aryanti. Variasi kandungan artemisin dari akar
rambut dan regenerasi Artemisia cina sebagai
antikanker. Thesis IPB, Bogor (2001)