Anestesi Lokal

40
1 ANESTESIA LOKAL RONGGA MULUT (1) David B. Kamadjaja

description

anastesi

Transcript of Anestesi Lokal

Page 1: Anestesi Lokal

1

ANESTESIA LOKAL RONGGA MULUT (1)

David B. Kamadjaja

Page 2: Anestesi Lokal

2

PENDAHULUAN

• Definisi rasa sakit (pain): suatu sensasi tidak menyenangkan yang ditimbulkan oleh adanya jejas yang merusak.

• Sensasi ini diteruskan oleh persarafan khusus menuju ke sistim saraf pusat untuk diinterpretasikan sebagai rasa sakit

• Rasa Sakit dipandang sebagai mekanisme pertahanan tubuh

Page 3: Anestesi Lokal

3

PENDAHULUAN

Rasa sakit masalah di dlm praktek drg.

Beberapa cara untuk menangani rasa sakit:• Menghilangkan faktor penyebab• Menghambat penghantaran impuls rasa sakit• Meningkatkan ambang rasa sakit• Mencegah reaksi sakit dengan depresi korteks

serebri • Metoda psikosomatik

Page 4: Anestesi Lokal

4

PENDAHULUAN

ANESTESI LOKAL

Metoda pencegahan rasa sakit dengan cara menyuntikkan cairan anestesi pada bagian tertentu dari tubuh dengan tujuan untuk menghambat konduksi impuls rasa sakit dari sistim saraf perifer ke sistim saraf pusat

Page 5: Anestesi Lokal

5

ANESTESI LOKAL

KEUNTUNGAN• Kesadaran (+)• Gangguan fisiologis rendah• Angka morbiditas rendah• Penderita bisa pulang sendiri• Relatif mudah • Tidak perlu tenaga tambahan• Biaya relatif kecil• Tidak perlu puasa

KERUGIAN• Tidak bisa untuk penderita

dengan rasa takut tinggi, yang tidak kooperatif (anak-anak, retardasi mental)

• Infeksi pada tempat insersi jarum

• Alergi thd obat anestesi lokal• Tidak bisa digunakan pada

pembedahan yang luas• Anomali anatomi persarafan

Page 6: Anestesi Lokal

6

FARMAKOLOGI

Penggolongan berdasarkan struktur kimiawinya:• ESTER: Procaine, Propoxycaine, Benzocaine • AMIDA: Lidocaine, Mepivacaine, Bupivacaine,

Prilocaine

Gol. Amida lebih baik drpd Ester, karena:- Lebih poten- Efek toksisitas rendah- Reaksi alergi jarang

Page 7: Anestesi Lokal

7

DOSIS

Dosis toksik obat anestesi lokal, dipengaruhi oleh:• jenis obat AL, sifat toksik inheren dan efek

vasodilatasinya• Konsentrasi obat AL• Injeksi intravaskuler• Kecepatan injeksi• Vaskularisasi jaringan• Berat badan penderita• Kecepatan metabolisme dan ekskresi obat!! Dosis toksik juga sangat dipengaruhi oleh apakah

digunakan dengan campuran vasokontriktor atau tidak

Page 8: Anestesi Lokal

8

DOSIS

• TANPA vasokonstriktor

dosis toksik lidocaine 3-4 mg/kg (10 ml lar. Lidocaine 2%)

• DENGAN vasokonstriktor

dosis toksik lidocaine 7 mg/kg BB (20-25 ml lar. Lidocaine 2%)

Page 9: Anestesi Lokal

9

VASOKONSTRIKTOR

Keuntungan pemakaian vasokonstriktor:• Meningkatkan lama kerja larutan anestesi lokal • Menurunkan konsentrasi puncak larutan

anestesi di dalam darah sehingga toksisitas obat berkurang

• Memperkecil volume pemakaian larutan anestesi lokal

• Meningkatkan kedalaman efek anestesi lokal• Meningkatkan efektivitas larutan anestesi lokal

Page 10: Anestesi Lokal

10

TEKNIK ANESTESI LOKAL DI RONGGA MULUT

• PROSEDUR UMUM ANESTESI LOKAL– PERSIAPAN PENDERITA

• posisi pasien semi-supine

– PERSIAPAN JARINGAN• Anestesi topikal• Antisepsis pada daerah insersi jarum• Bersihkan jaringan dari saliva, atau sisa bahan anestesi

topikal

– TEKNIK INJEKSI• Aspirasi cegah injeksi intravaskular• Injeksi secara perlahan • Tarik jarum secara perlahan

Page 11: Anestesi Lokal

11

KLASIFIKASITEKNIK ANESTESI LOKAL

• Berdasarkan luas area yang teranestesi– Nerve block– Field block– Local infiltration– Topical anesthesia

• Berdasarkan tempat insersi jarum– Submucosal injection– Paraperiosteal injection– Intraosseous injection– Interseptal injection– Intraligament/intra-

periodontal injection– Papillary injection

Page 12: Anestesi Lokal

12

KLASIFIKASI TEKNIK ANESTESI LOKAL(berdasarkan luas area yg teranestesi)

• Nerve Block: menganestesi daerah yg diinervasi oleh batang saraf utama (nerve trunk)

• Field Block: menganestesi daerah yg diinervasi oleh cabang saraf terminal

• Local Infiltration: menganestesi daerah yg diinervasi oleh ujung-ujung saraf terminal

• Topical Anesthesia: anestesi pada permukaan mukosa atau kulit (free nerve endings)

Page 13: Anestesi Lokal

13

KLASIFIKASI TEKNIK ANESTESI LOKAL(berdasarkan luas area yg teranestesi)

Page 14: Anestesi Lokal

14

KLASIFIKASI TEKNIK ANESTESI LOKAL(berdasarkan tempat insersi jarum)

• Submucosal injection: cairan diinjeksikan ke dalam jaringan di bawah mukosa

• Paraperiosteal injection: cairan diinjeksikan sedekat mungkin dengan periosteum tulang sehingga mampu berdifusi menembus periosteum dan porositas tulang alveolar

• Intraligament / intraperiodontal Injection: cairan diinjeksikan langsung pada membran periodontal dari akar gigi yang bersangkutan

• Papillary injection: teknik submucosal injection yang dilakukan pada papilla interdental

Page 15: Anestesi Lokal

15

KLASIFIKASI TEKNIK ANESTESI LOKAL(berdasarkan tempat insersi jarum)

Submucosalinjection Paraperiosteal

injection

Papillary injection

intraligament injection

Page 16: Anestesi Lokal

16

PRINSIP PROSEDURANESTESI LOKAL DI RONGGA MULUT

• Anestesi lokal pada gigi-gigi di rahang atas bisa dilakukan dengan teknik infiltrasi lokal

• Anestesi lokal pada gigi-gigi anterior rahang bawah bisa dilakukan dengan teknik infiltrasi lokal

• Anestesi lokal pada gigi-gigi posterior rahang bawah perlu menggunakan blok pada nervus alveolaris inferior

Page 17: Anestesi Lokal

17

PERBEDAAN STRUKTUR ANATOMI MAXILLA DAN MANDIBULA

Maxilla• Tulang korteks

labial/bukal relatif tipis• Porositas processus

alveolaris tinggi • Saraf yang melayani

gigi-gigi rahang atas sulit dicapai

Mandibula• Tulang korteks

labial/bukal relatif tebal • Porositas processus

alveolaris rendah• Saraf yang melayani

gigi-gigi rahang bawah mudah dicapai

Page 18: Anestesi Lokal

18

INFILTRASI LOKAL DI RAHANG ATAS

Labial fold

Palatal

Page 19: Anestesi Lokal

19

INFILTRASI LOKAL DI RAHANG BAWAH

lingual

labial

Page 20: Anestesi Lokal

20

NERVE BLOCK DI RAHANG BAWAH

Inferior alveolar Nerve block

Page 21: Anestesi Lokal

21

PRINSIP PEMBERIAN TEKNIK ANESTESI LOKAL UNTUK PENCABUTAN GIGI

• Prosedur pencabutan gigi akan menimbulkan rasa nyeri karena adanya trauma pada struktur-struktur yang terlibat, yaitu:– Gigi dan ligamen periodontalnya– Processus alveolaris – Mukosa gingiva regio labial/bukal – Mukosa gingiva regio palatal

• Anestesi lokal sebelum pencabutan gigi harus mampu memberikan efek anestesi pada semua struktur yang terlibat di atas

Page 22: Anestesi Lokal

22

NEUROANATOMI DI RAHANG ATAS

Page 23: Anestesi Lokal

23

NEUROANATOMI REGIO PALATUM

Page 24: Anestesi Lokal

24

TEKNIK ANESTESI LOKAL UNTUKPENCABUTAN GIGI RAHANG ATAS

• INFILTRASI LOKAL pada mucolabial fold memberikan efek anestesi pada:– Gigi dan ligamen

periodontalnya– Processus alveolaris – Mukosa gingiva regio

labial/bukal

(mukosa palatal belum teranestesi)

Palatal

Page 25: Anestesi Lokal

25

TEKNIK ANESTESI LOKAL UNTUKPENCABUTAN GIGI RAHANG ATAS

Infiltrasi lokal pada pencabutan gigi insisif pertama rahang atas

Infiltrasi lokal pada pencabutan gigi premolar pertama rahang atas

Page 26: Anestesi Lokal

26

TEKNIK ANESTESI LOKAL UNTUKPENCABUTAN GIGI RAHANG ATAS

• Nasopalatine nerve block pada papilla incisivus memberikan efek anestesi pada mukosa palatum durum 1/3 anterior (mesial dari gigi premolar pertama rahang atas)

Page 27: Anestesi Lokal

27

TEKNIK ANESTESI LOKAL UNTUKPENCABUTAN GIGI RAHANG ATAS

• Anterior palatine nerve block memberikan efek anestesi pada mukosa palatum durum 2/3 posterior (mulai dari premolar pertama s/d molar ketiga rahang atas)

Page 28: Anestesi Lokal

28

TEKNIK ANESTESI LOKAL UNTUKPENCABUTAN GIGI RAHANG ATAS

Nasopalatine nerve block pada pencabutan gigi anterior rahang

atas

Anterior palatine nerve block pada pencabutan gigi posterior rahang

atas

Page 29: Anestesi Lokal

29

NEUROANATOMI RAHANG BAWAH

Page 30: Anestesi Lokal

30

Inferior alveolar nerve blockBuccal nerve block

Lingual nerve block

Gow Gates techniquefor mandibular nerve block

Mental nerve block

Local infiltration

Local infiltration

Page 31: Anestesi Lokal

31

TEKNIK ANESTESI LOKAL UNTUKPENCABUTAN GIGI ANTERIOR RAHANG BAWAH

• INFILTRASI LOKAL pada mucolabial fold memberikan efek anestesi pada:– Gigi dan ligamen

periodontalnya– Processus alveolaris – Mukosa gingiva regio

labial/bukal – (Mukosa gingiva bagian

lingual belum teranestesi)

Page 32: Anestesi Lokal

32

TEKNIK ANESTESI LOKAL UNTUKPENCABUTAN GIGI ANTERIOR RAHANG BAWAH

• INFILTRASI LOKAL pada mukosa aveolaris bagian lingual memberikan efek anestesi pada mukosa gingiva bagian lingual

Page 33: Anestesi Lokal

33

TEKNIK ANESTESI LOKAL UNTUKPENCABUTAN GIGI ANTERIOR RAHANG BAWAH

Infiltrasi lokal pada pencabutan gigi anterior rahang bawah

Infiltrasi lokal pada mukosa lingual

Page 34: Anestesi Lokal

34

TEKNIK ANESTESI LOKAL UNTUKPENCABUTAN GIGI POSTERIOR RAHANG BAWAH

• Inferior alveolar nerve block memberikan efek anestesi pada: – Seluruh gigi dan ligamen

periodontal– Processus alveolaris

pada sisi yang sama

• Simtom subyektif : rasa kebas pada bibir bawah dan dagu pada sisi yang sama

Inferior alveolar nerve block

Page 35: Anestesi Lokal

35

TEKNIK ANESTESI LOKAL UNTUKPENCABUTAN GIGI POSTERIOR RAHANG BAWAH

Inferior alveolar nerve block

Page 36: Anestesi Lokal

36

TEKNIK ANESTESI LOKAL UNTUKPENCABUTAN GIGI POSTERIOR RAHANG BAWAH

• Lingual nerve block memberikan efek anestesi pada mukosa lidah 2/3 anterior dan seluruh mukosa gingiva bagian lingual pada sisi yang sama

• Simtom subyektif : rasa kesemutan pada lidah 2/3 anterior pada sisi yang sama.

Lingual nerve block

Page 37: Anestesi Lokal

37

TEKNIK ANESTESI LOKAL UNTUKPENCABUTAN GIGI POSTERIOR RAHANG BAWAH

Lingual nerve block

Page 38: Anestesi Lokal

38

TEKNIK ANESTESI LOKAL UNTUKPENCABUTAN GIGI POSTERIOR RAHANG BAWAH

• Buccal nerve block memberikan efek anestesi pada mukosa bukal dan mukosa gingiva bagian bukal mulai dari gigi molar ketiga s/d gigi premolar kedua rahang bawah

Buccal nerve block

Page 39: Anestesi Lokal

39

TEKNIK ANESTESI LOKAL UNTUKPENCABUTAN GIGI POSTERIOR RAHANG BAWAH

• Infiltrasi lokal pada regio bukal memberikan efek anestesi pada mukosa gingiva bagian bukal dari gigi yang bersangkutan

Infiltrasi lokal pada regio bukal

Page 40: Anestesi Lokal

40

TEKNIK ANESTESI LOKAL UNTUKPENCABUTAN GIGI POSTERIOR RAHANG BAWAH

Infiltrasi lokal pada mucobuccal fold