Anemia Pada Penyakit Kronis

7
1. ANEMIA PADA PENYAKIT KRONIS 1.1. Pendahuluan Anemia ini seing dijumpai pada pasien dengan infeksi kronis, inflamasi kronis, maupun keganasan. Anemia ini umumnya bersifat ringan atau sedang, disertai oleh rasa lemah dan penurunan berat badan. Pada umumnya ditandai oleh kadar Hb berkisar 7-11 g/dl, kadar serum fe menurun, TIBC rendah, cadang fe tinggi di jaringan, serta produksi sel darah merah berkurang. 1.2. Etiologi a. Tuberkuosis b. Abses paru, c. Endokarditis d. Osteomielitis e. Infeksi jamur kronis f. HIV g. Penyakit kolagen h. Rheumatoid arthritis i. Kanker 1.3. Patofisiologi 1. Pemendekan Masa Hidup Eritrosit Diduga anemia yang terjadi merupakan bagian dari sindrom stress hematologic, dimana terjadi produksi

Transcript of Anemia Pada Penyakit Kronis

1. ANEMIA PADA PENYAKIT KRONIS0. PendahuluanAnemia ini seing dijumpai pada pasien dengan infeksi kronis, inflamasi kronis, maupun keganasan. Anemia ini umumnya bersifat ringan atau sedang, disertai oleh rasa lemah dan penurunan berat badan. Pada umumnya ditandai oleh kadar Hb berkisar 7-11 g/dl, kadar serum fe menurun, TIBC rendah, cadang fe tinggi di jaringan, serta produksi sel darah merah berkurang.

0. Etiologi1. Tuberkuosis1. Abses paru, 1. Endokarditis1. Osteomielitis1. Infeksi jamur kronis1. HIV 1. Penyakit kolagen1. Rheumatoid arthritis1. Kanker

0. Patofisiologi1. Pemendekan Masa Hidup EritrositDiduga anemia yang terjadi merupakan bagian dari sindrom stress hematologic, dimana terjadi produksi sitokin yang berlebihan akibat infeksi, inflamasi, atau kanker. Sitokin tersebut dapat menyebabkan sekuestrasi makrofag sehingga mengikat lebih banyak zat besi, meningkatkan destruksi eritrosit di limpa, menekan produksi eritropietin ginjal, serta menyebabkan perangsangan inadekuat pada eriropoiesis di sumsum tulang.Pada keadaan lebih lanjut, malnutrisi dapat menyebabkan penurunan transformasi T4 menjadi T3, menyebabkan hipotiroid fungsional dimana terjadi penurunan kebutuhan Hb yang mengankut oksigen sehingga sintesis eritropoietin akhirnya berkurang.1. Penghancuran EritrositBeberapa penelitian membuktikan bahwa masa hidup eritrosit memendek sekitar 20-30% pasien. Defek ini terjadi di ekstrakorpuskular, karena bila eritrosit pasien ditranfuskan ke resipien normal, maka dapat hidup normal.Aktivasi makrofag oleh sitokin menyebabkan peningkatan daya fagositosis makrofag tersebut sebagai bagian dari filter limpa, menjadi kurang toleran terhadap perubahan/kerusakan minor dari eritrosit.1. Produksi Eritrosit1. Gangguan Metabolisme Zat BesiKadar besi yang rendah meskipun cadangan besi cukup menunjukkan adanya gangguan metabolism zat besi pada penyakit kronis. Hal ini memberikan konsep bahwa anemia disebabkan oleh penurunan kemampuan Fe dalam sintesis Hb.1. Fungsi Sumsum TulangMeskipun sumsum tulang yang normal dapat mengkompensasi pemendekan masa hidup eritrosit, diperlukan stimulus eritropoietin oleh hipoksia akibat anemia. Pada penyakit kronis, penurunan kompensasi terjadi akibat berkurangnya respon terhadap eritropoietin. Agaknya hal ini disebabkan oleh sitokin seperti IL-1 dan TNF- yang dikeluarkan oleh sel-sel yang cedera serta berefek terhadap pengurangan sintesis eritropoietin.

0. Anamnesis, KUVS, Pemeriksaan FisikKarena anemia yang terjadi umumnya derajat ringan atau sedang, sering kali gejalanya tertutup oleh penyakit dasarnya, umumnya asimptomatik. Meskipun demikian apabila demam atau debilitas fisik meningkat, pengurangan kapasitas transport O2 jaringan akan memperjelas gejala anemianya atau memperberat keluhan sebelumnya.Pada pemeriksaan fisik umumnya dijumpai konjungtiva pucat tanpa disertai kelainan khas dari anemia jenis ini, dan diagnosisnya biasanya bergantung dari hasil pemeriksaan laboratorium.

0. Pemeriksaan Laboratorium1. MCHC dan MCVAnemia umumnya adalah nomokrom-normositer, meskipun beberapa mempunyai gambaran hipokorm dengan MCHC