Andri Natanael Ketaren Mercubuana Laporan Sawit
-
Upload
andri-natanael-ketaren -
Category
Education
-
view
244 -
download
3
Transcript of Andri Natanael Ketaren Mercubuana Laporan Sawit
BAB I
PENDAHULUAN
Beberapa tahun ini kelapa sawit menjadi komoditas utama di Indonesia, kelapa sawit
menjaadi komoditas utama karena nilai ekonomisnya tinggi. Selain PTPN banyak perusahaan
swasta yang semula tidak lahan sawit, diganti dengan lahan sawit karena dirasa menguntungkan.
Kelapa sawit adalah tanaman sejenis palma, bagian tanaman yang bernilai ekonomis
adalah buahnya,umur ekonomis kelapa sawit yang dibudidayakan umumnya 25 tahun, pada
umur lebih dari 25 tahun tanaman sudah tinggi sehingga sulit dipanen, tandanyapun sudah jarang
sehingga diperhitungkan tidak ekonomis lagi.
Morfologi tanaman kelapa sawit meliputi : akar, batang, daun, bunga, buah.
1. Akar
Akar kelapa sawit system perakarannya serabut, dapat mencapai kedalaman 1,5
m, dan jarak 2-2,5 m dari pangkal pohon.
2. Batang
Berbatang lurus, tidak bercabang. Pada tanaman dewasa diameternya 45-60
cm.bagian bawah batangnya lebih gemuk disebut bonggol, dengan diameter 60-
100 cm.
3. Daun
Tahapan perkembangan daun : daun awal yang keluar pada masa pembibitan
berupa helaian yang utuh, kemudian bentuk daun dengan helaian daun sudah
pecah tetapi bagian ujung belum terbuka dan bentuk daun dengan helaian yang
sudah membuka sempurna dengan arah anak daun ke atas dank e bawah.
4. Bunga
Dari setiap ketiak pelepah akan keluar tandan bunga jantan atau betina, mulai
berbunga pada umur ± 14-18 bulan. Pada mulanya yang keluar adalah bunga
jantan kemudian secara bertahapa akan muncul bunga betna. Terkadang ditemui
bunga banci yaitu bunga jantan dan betina ada pada satu rangkaian.
5. Buah
Buah akan matang 5-6 bulan setelah penyerbukan dan warnanya berubah menjadi
orange. Berat tandan dan ukuran buah bervariasi tergantung umur tanaman,
kesuburan tanah dan pemeliharaan. Dalam satu tandan ada 600-2000 buah,
panjang buah 3-5 cm, berat per buah 13-30gr.
A. EKOLOGI
1. Letak geografis
PTP Nusantara IV kebun Adolina terletak di Kecamatan Perbaungan Kabupaten
Serdang Bedagai Sumatera Utara. Kebun Adolina merupakan kebun dengan
kesesuaian lahan kelas III. Kebun Adolina merupakan daerah yang dekat dengan
pantai. Batas-batas wilayah kebun adolina antara lain :
Timur : Desa Suka Jadi/ Desa Tawan
Barat : Bakaran Laut
Utara : Kampung Kota Pari
Selatan : Kampung T. Jaka
2. Lahan dan Iklim
Topografi pada kebun Adolina datar dan bergelombang afd.IX (Bandar Kwala) dan
bergelombang berbukit di jumpai pada daerah Bangun Purba. Kelas kesesuaian lahan
secara actual sebagian besar kebun Adolina tergolong kelaslahan S3. Dengan tekstur
tanah liat berpasir dan berpasir.
3. Curah hujan
Tabel 1. Data Curah Hujan
Tahun Jumlah Curah Hujan
Mm (millimeter) Hh (hari hujan)
2010 1060 65
2011 1150 74
2012 (jan s/d juni) 744 50
Dapat dilihat dari table di atas bahwa curah hujan paling tertinggi adalah tahun 2011
dengan curah hujan 1150 mm dengan hari hujan 74. Sedangkan tahun 2010 curah
hujan 1060 dengan hari hujan 65.
B. Luas lahan, produksi dan produktivitas
Luas areal HGU unit kebun Adolina seluas 8.965,69 Ha, di bagi menjadi tiga bagianya
itu kelapa sawit : 7972 Ha (TBM : 929, TM : 6737 areal belum disisipi/ diperbaiki 162
Ha dan kebun benih 144 Ha). Kebun benih kakao 150 Ha dan lain-lain 843,69 Ha
(empasement,pondok,bibitan,pabrikdll).
Tahun Luas lahan (ha) Produksi (kg) Produktivitas (ton/ha)
2008 5020 113.305.468 22,57
2009 5056 112.693.307 24,27
2010 5000 119.925.573 23,99
2011 5980 135.981.717 23,99
2012 ( Jan s/d Juni) 6737 62.731.370 9.26
Dari data table di atas, dapat kita lihat bahwa produksi pada tahun 2009 adalah paling
tertinggi dari angka produksi pada tahun sebelumnya dan sesudahnya yaitu 112.693.307
kg.
BAB II
HASIIL PRAKTEK
Tahapan teknik budidaya sawit meliputi pembukaan lahan, pembibitan, penanaman,
pemeliharaan TBM, TM, panen dan pengolahan
A. PERSIAPAN LAHAN
Pembukaan lahan
Sistem pembukaan lahan terdiri dari :
o Manual : menggunakan tenaga manusia peralatan sederhana
o Mekanis : menggunakan alat-alat pertanian seperti traktor, buldoser yang
diterapkan pada areal yang rata.
o Khemis : peracunan pohon atau penyemprotan gulma denga bahan
kimia
Sistem pembukaan lahan disesuakain dengan kondisi vegetasi areal topografi,
yaitu :
Pada hutan primer,hutan sekunder dan semak belukar menggunakan
sistem manual atau mekanis.
Pada lahan alang-alang menggunakan sistem manual, mekanis atau
khemis.
Pada areal konversi menggunakan sistem manual + khemis atau mekanis +
khemis.
Tahap pekerjaan pembukaan lahan :
Survei pendahuluan
Menetapkan batas konsensi lahan, membuat jalur rintisan arah utara
selatan berjarak 400 atau 500m, pemetakan skala detail calon areal
perkebuanan.
Membabat
Memotong anak kayu berdiameter <10cm, membabat semak belukar
untuk memudahkan penumbangan pohon.
Menumbang
Menubang pohon berdiameter >10cm, tinggi penebanga/sisa tunggul dari
permukaan tanah berdiameter : 10-30, 30-75 dan >75 cm.
Merencek
Memotong batang, cabang dan ranting, pedoman panjang potongan kayu
berdiameter : 10-30, 30-75 dan >75 cm.
Memupuk
Mengumpilkan batang dan cabang-cabang yang telah dipotong menjadi
barisan yang teratur, potongan cabang-cabang disusun di atas potongan
batang yang besar, jarak antar pumpukan 50-100 meter.
Membersihkan areal
Membersihkan areal sisa-sisa potongan untuk dikumpulkan di jalur
rumpukan.
o Penataan kebun
Tujuan penataan kebun adalah untuk mengetahui tata ruang/pengunaan untuk
blok tanam,areal pembibitan, saluran air,kantor, pabrik dan lain-lain sesuai
kebun.
o Pengawetantanah
Pengawetantanahberupapembuatanterasberdasarkakeringanalahandanpembuata
nrorak.
B. Pembibitan kelapa sawit
Gambar 1. Pembibitan kelapa sawit
Pelaksanaan pembibtan dilaksanakan dengan sistem double stage system atau dengan
dua tahapan, yaitu :
1. Pre nursery (PN)
Persiapan areal
Areal yang sudah dibuka (land clearing) dibersihkan dan diratakan.
Membuat bedengan
Ukuran 1,2m dan 0,8m agar proposional,tepi bedengan diberi batas
dengan bambu atau papan.
Menabur pasir
Bedengan ditaburi pasir secara merata sampai setebal 2cm.
Meracun serangga
Dua hari sebelum digunakan bedengan disemprot dengan intektisida
Naungan
Tiang dibuat dari bambu atau besi siku setinggi 2m, dan jarak antar tiang
3m. Atap dari pelepah kelapa sawit atau dari shadownet. Mulai umur 1,5
bualan naungan dikurangi dan umur 2,5 bulan sudah tidak diperlukan
naungan.
Mengumpulkan tanah
Tanah yang di pakai adalah tanah yang cukup gembur. Dikumpulkan dari
tanah lapisan atas dan bila tanah terlalu padat/liat dicampur dengan pasir
dengan perbandingan 3 : 1
Mengisi polibag
Ukuran polibag 14 x 22 cm (ukuran datar), lubang polibag berjumlah 12-
24 dengan diameter 0,5cm, warna hitam tebal 0,07-0,1mm, polibag
dibuka, diisi tanah sampai setengah bagian, tanah dipadatakan kemudian
diisi lagi sampai 2cm dari tepi atas
Menyusun di bedengan
Polibag disusun secara tegak dan rapat di bedengan
Seleksi kecambah
Kecambah normal : calon akar (radicula) dan calon batang (plumula)
terlihat jelas, panjangnya 8-25 mm. Radicula berujung tumpul seperti
bertudung, agak kasar, sedangkan plumula ujungnya tajam seperti
tombak.
Penyiraman
Bibit disiram 2 kali sehari, yaitu : pagi jam 07.00 – selesai (paling lambat
jam 11.00) dan sore jam 15.00-selesai.
Penyiangan
Dilakukan 1x tiap 2 minggu, tanah di polibag perlu juga di periksa. Bila
tanahnya berkurang perlu ditambahkan.
Drainase
Mengalirkan air yang tergenang di areal pembibitan, diperiksa agar air
jangan tergenang di polibag.
Pemupukan
Pemupukan pada minggu genap yatu dengan pupuk majemuk dengan
konsentrasi 0,2% dan minggu ganjil dengan urea o,2%, pemupukan
dilakukan setelah selesai penyiramaan pertama atau pagi hari.
Pengendalian hama dan penyakit
Pengamatan hama atau penyakit dilakukan tiap hari. Diusahakan
pengendalian dengan cara manual. Apabila ganguan hama/penyakit sudah
ada dalam tingkat berat maka dapat dikendalikan dengan penyemprotan
insektisida.
Seleksi
Seleksi dilakukan saat kecambah akan dipindah ke pembibitan utama
yaitu umur 3 bulan, ciri ciri bibit yang baik adalah : jumlah daun 3-4,
tinggi bibit 18-20 cm, diameter batang 3cm
2. Pembibitan utama (main nursery)
Persiapan lahan
Areal yang telah dibuka dibersihkan,pada aeral tidak rata, diratakan
secara manual atau mekanis. Dibuat parit drainase mengikuti dari jaringan
pipa penyiraman.
Memancang
Umur bibit 8-10 bulan dengan jarak pancang 70x70x70 cm (23.000
bibit/ha). Lebih dari 10 bulan jarak pancang 90x90x90 cm (14.000
bibit/ha)
Mengumpulkan tanah
Tanah dikumpulkan yang gembur dari lapisan atas. Dibersihkam dari
rumput-rumput,akar-akar dan gulma
Mengisi polibag
Tanah diisikan sampai setengah bagian,dipadatankan, diisi lagi sampai 3-
5 cm dibawah permukaan polibag.
Menyusun polibag
Polibag disusun di areal bibitan yang sudah dipancang.
Menanam bibit
Tanah di polibag dilubangi sebesar ukuran polibag kecil dengan alat bor
tanah atau yang dibuat dari pipa 4inch. Bibit yang memenuhi syarat
(umur 3 bulan, daun 3-4, bentuk se3mpurna). Penanaman : bibit di
polibag kecil di pegang miring, dasarnya disayat keliling kemudian
dilepas. Dimasukkan ke dalam lubang polibag besar, tanah diratakan dan
dipadatkan.
Penyiraman
Bibit disiram 2 kali/hari, pagi jam 07.00 – selesai selambat-lambatnya
jam 11.00, sore jam 15.00 – selesai. Bila malam sebelumnya turun hujan
dan tanah di polibag masih basah maka hanya dilaksanakan penyiraman
sore. Bila hujan pagi hari cukup lebat, sore hari bibit tidak perlu disiram.
Penyiangan
Dilakukan 2 minggu sekali, penyiangan dalam polibag dan diluar polibag,
dalam polibag penyiangan secara manual.
Konsolidasi
Dilakukan 1x/bulan, meliputi menegakkan polibag yang miring,
mengganti/ membuat polibag yang pecah, menambah tanah di polibag
Pemupukan
Di mulai pada minggu ke 2 setelah bibit dipindahkan ke main nursery.
Table 3. Data Pemupukam di Main Nursery
Umur ( minggu) Jenis Pupuk (gr)
Di Main Nursery NPK 15-15-6-4 NPK 12-12-17-2
Kieserite
2 2,5
3 2,5
4 5,0
5 5,0
6 7,5
8 7,5
10 10
12 10
14 10 7,5
16 10 5,0
18 10
20 10 5,0
22 15
24 15 7,5
26 15
28 15 7,5
30 20
32 20 10
34 20
36 25 10
38 25
40 25 10
C. PENANAMAN
Penanaman harus direncanakan dan disesuaikan dengan musim hujan yang sudah
diketahui, waktu penanaman kelapa sawit dimulai pada awal musim hujan sampai
musim kering. Umur bibit yang digunakan untuk ditanam dilapangan adalah 12-14
bulan (sejak dari prenursery).
1. Pemancangan
Pemancangan dilakukan dengan cara menentukan arah yang mau dipancang ±
0,25 ha, kemudian membuat pancang kepala (a,b,c) dicat putih sebanyak 3buah
menuju arah timur barat yang berjarak 16m (2x jarak antara barisan) dengan
menarik kawat sepanjang 50m dan tanda jarak antar barisan dipancang dengan
pancang biasa (anak pancang tidak dicat) anak pancang tersebut dinamakan a1,
b1 dan c1.
2. Menanam
Sebelum dilakukan penanaman terhadap bibit kelpa sawit, terlebih dahulu bibit
yang akan ditanam diseleksi, bibit yang mempunyai kualitas yang buruk tidak
diikut sertakan, pada saat penanaman bibit sebaiknya sudah berumur 11-13
bulan. Karena bibit pada umur tersebut sudah mempunyai sistem perakaran
yang menembus lubang berforasi pada polibag, maka polibag diputar 900
minimal 1minggu sebelum penanaman untuk memutuskan akar yang menerobis
lubang berforasi pada polibag ke tanah dibawahnya, hal ini gunanya agar bibit
tidak mengalami shock dan stress.
D. PEMELIHARAAN TBM
Gambar 2 . TBM
Pemeliharaan tanaman belum menghasilkan
1. Penyiangan piringan
Penyiangan piringan dilakukan dengan menyingkirkan semua jenis tumbuhan dari
permukaan tanah selebar piringan pohon yang telah ditentukan, sehingga tanah
bersih dari rumput.
2. Penyiangan gawangan
Pada kegiatan penyiangan gawangan dilakukan dengan cara manual yaitu dengan
membabat gulma yang ada digawangan dan pasar pikul inclusive TPH dengan
menggunakan parang babat mata dua.
3. Jalan pikul
Jalan pikul berfungsi sebagai jalan untuk pemeliharaan tanaman, jalan pikul dibuat
dengan lebar antara 80-100 cm dengan menggunakan cangkul dan parang babat,
pemeliharaannya dengan cara manual/ garuk atau khemis disemprot dengan
herbisida.
4. Pemeliharaan jalan
Pengerasan jalan pada lokasi yang perlu, dengan standart 10m/ha/th. Bahan 30m3
batu padas dan 1,5 m3 sirtu (pasir batu), pemeliharaan rutin dengan cara membabat
rumput-rumputnya.
5. Parit drainase
Membersihkan parit-parit yang ada dari hilir ke hulu, rumput-rumput di tebing parit
dibabat, mendalamkan parit sperti ukuran dan bentuk seperti semula.
6. Penyisipan
Pohon yang mati/tidak normal diganti dengan bibit yang baru, penyisipan
dilaksanakan pada musim hujan cara-caranya seperti pada penanaman kelpa sawit.
7. Konsolidasi
Dilakukan pada TBM 1. Pohon yang miring atau kurang tegak diluruskan. Caranya
dengan sedikit menimbun tanah kemudian dipadatkan. Saat memadatkan
diperhatikan lurus/ mata lima dengan tanman lainnya. Bila perlu ditopang dengan
bambu atau kayu.
8. Titi panen
Untuk mempermudah pemanen mengambil/ mengangkut buah, dibuat pada tempat-
tempat yang diperlukan
9. Tempat pengumpulan hasil
Dibuat 3-6 bulan sebelum panen dengan ukuran 2x2 m, jarak antar TPH ± 50m
(tiap 6 gawangan)
10. Pemupukan
Table 4 . Data pemupukan di TBM (gr/ pohon)
Umur
(bln)
N.P.K.M
g 15.15.6.4
N.P.K.Mg
13.8.27.4.0,58
urea RP TSP KCl Kies. Borax
LCC 300
kg/ha
Lubag tanam
500
1 200
3 300 10
TBM
0
300 200 500 10
6 300 20
9 1000 30
12 400 50
13 150
15 1500 50
TBM
1
2500 700 150 150
18 2000 75
21 700
24 1000 500 1000 400 100
TBM 2
2000 1700 500 1000 400 175
28 1250 1250 1500 1000 100
33 1250 1500 100
TBM
3
2500 1250 3000 1000 200
11. Hama dan penyakit
Hama
Ulat api
Ulat api menyerang daun pada kelapa sawit, gejala yang timbul jika
ulat api menyerang kelap sawit yaitu daun-daunya berlubang
bahkan bisa gundul. Adapun tingkatan serangan ulat api, jika ulat
api di dalam satu sawit kurang dari 3 termasuk serangan ringan. Jika
dalam satu sawit ulat api ada antara 3-4 maka termasuk serangan
sedang. Sedangkan lebih dari 5 maka termasuk dalam serangan
berat.
Oryctes rhinoceros (kumbang badak)
Gambar 3. pengendalian hama oryctes rhinocerus
Kumbang ini menggerek jaringan pucuk melalui slah satu ketiak
pelepah, setelah masuk merusak pelepah daun yang belum terbuka.
Tikus
Tikus ini merusak bagian pangkal pelepah, dengan cara mengerat
pangkal pelepah dan dapat sampai pada titik tumbuh.
Penyakit
Penyakit tajuk (crown diseases)
Tanaman yang terserang daun-daun (pucuk) membengkok.
Daunnya robek-robek dan putus-putus.
Busuk pangkal batang
Tanaman yang terserang daun-daun mudanya banyak yang tidak
membuka, daun-daun tua layu,pelepahnya patah. Dan bila tidak
segera di lakukan pencegahan pada pangkal batang terbentuk badan
buah jamur.
12. Kastrasi
Kastrasi yaitu membuang bunga jantan dan betina,
karena buah yang belum ekonomis dipanen karena
belum merata, dan tujuan utama kastrasi yaitu untuk
memaksimalkan pertumbuah vegetatif.
Gambar 4. Kastrasi pada tbm
E. PEMELIHARAAN TANAMAN MENGHASILKAN (TM)
1. Gawangan
Gawangan adalah areal yang terletak di antara piringan pohon,adapun pemeliharaan
dengan cara manual dan khemis. Cara manual rumput lunak dibabat, cara khemis
disemprot dengan herbisida paracol/round up.
2. Piringan
Piringan pohon harus bebas dari gulma dengan jadwal pengendaliannya disesuaikan
dengan program pemupukan.
3. Jalan pikul
Pemeliharaan jalan pikul dapat dilakukan dengan cara manual dan khemis. Cara
manual dengan digaruk, cara khemis dengan semprot, seperti pada piringan.
4. Pemeliharaan jalan
Dengan cara manual dengan membabat kaki lima, dan pemadatan dengan greder.
5. Parit drainase
Seperti halnya pada TBM yaitu mencuci dan mendalamkan parit drainase.
6. Tempat pengumpulan hasil (TPH)
TPH di buat pada saat menjelang waktu panen, pemeliharaan TPH dapat dengan
cara manual yaitu dengan cara menggaruk rumput di TPH tersebut.
7. Pemupukan
Jenis dan dosis pupuk TM mengikuti rekomendasi yang dibuat oleh balai
penelitian, dengan mempertimbangkan : hasil analisa tanah, hasil analisa daun,
pengamatan pertumbuhan tanaman, gejala-gejala kekurangan hara yang terjadi/
terlihat di lapangan, realisasi pemupukan sebelumnya.
8. Hama dan penyakit
Hama
Ulat api
Ulat api menyerang daun pada kelapa sawit, gejala yang timbul jika
ulat api menyerang kelap sawit yaitu daun-daunya berlubang
bahkan bisa gundul. Adapun tingkatan serangan ulat api, jika ulat
api di dalam satu sawit kurang dari 7 termasuk serangan ringan. Jika
dalam satu sawit ulat api ada antara 7-9 maka termasuk serangan
sedang. Sedangkan lebih dari 10 maka termasuk dalam serangan
berat.
Ulat kantong
Ulat kantong menyerang daun pada kelapa sawit, gejala yang timbul
jika ulat kantong menyerang kelap sawit yaitu terjadi kerusakan
pada daun. Adapun tingkatan serangan ulat kantong, jika ulat
kantong di dalam satu sawit kurang dari 7 termasuk serangan
ringan. Jika dalam satu sawit ulat kantong ada antara 7-9 maka
termasuk serangan sedang. Sedangkan lebih dari 10 maka termasuk
dalam serangan berat.
Apogonia sp
Apogonia ini termasuk dalam jenis kumbang, kumbang ini
menyerang pada malam hari, kumbang ini menyerang daun gejala
yang timbul bila terserang hama ini yaitu kerusakaan pada daun.
Tikus
Tikus di dalam TM tidak lagi menyerang pangkal pelepah, yaitu
menyerang buah pada kelapa sawit sehingga tidak dapat dipanen.
Penyakit
Busuk pangkal batang
Tanaman yang terserang daun-daun mudanya banyak yang tidak
membuka, daun-daun tua layu,pelepahnya patah. Dan bila tidak
segera di lakukan pencegahan pada pangkal batang terbentuk badan
buah jamur.
Busuk pangkal atas
Tanaman yang terserang penyakit ini memiliki gejala : batang
membusuk pada ketinggian lebih dari 1m.
Busuk tandan
Gejala yang timbul bila terserang penyakit ini yaitu permukaan
tandan terdapat benang-benang jamur putih mengkilat, lama-
kelamaan miselium masuk ke daging buah sehingga busuk.
F. PANEN
Gambar 5. panen
Panen adalah serangkaian kegiatan mulai dari memotong tandan matang panen sesuai
kriteria matang panen, mengumpulkan dan mengutip brondolan serta menyusun tandan
di tempat pengumpulan hasi (TPH) berikut brondolanya. Adapun yang perlu
diperhatiakan yaitu matang panen, cara panen, alat panen, rotasi dan anacak panen.
Matang panen
Gambar 6 . TPH TBS
Matang panen adalah persyaratan kondisi tandan yang ditetapkan untuk dapat
dipanen. Kriteria matang panen yang diberlakukan di PTP Nusantara IV adalah
5 brondolan per tandan di piringan.
Cara panen
- Tandan yang telah memnuhi kriteria matang panen dipotong.
- Pelepah dibawah tandan yang dipanen dipotong mepet (untuk
tanaman dewasa) sedangkan pada tanaman muda (3-5 tahun)
pelepah daun tidak dipotong karena yang dipotong hanya buahnya
saja.
- Pelepah dipotong menjadi 2 bagian dan disusun digawangan mati
(ditanah saja)
- TBS disusun ditempat pengumpulan hasil (TPH) sedangkan
brondolan yang dipiringan/gawangan dikutip bersih dan
dimasukkan ke dalam karung.
Alat panen
Untuk peanen diareal tanaman muda (3-5tahun) diperlukan alat dodos, kampak
dan alat pikul, sepeda, ganco dan goni. Sedangkan untuk panen diareal tanaman
dewasa dan tua (>5 tahun) diperlukan alat kampak, egrek, bamboo/galah egrek,
tali, alat pikul, kereta sorong atau sepeda, gancu dan goni.
Rotasi panen
Rotasi panen di afdeling/kebun diatur dan disesuaikan dengan hari kerja pabrik
yakni sebagai berikut :
- 6/7 : 6 hari memanen dengan rotasi 7 hari (senin-sabtu), biasanya
hanya dilakukan waktu musim panen puncak.
- 5/7 : 5 hari memanen dengan rotasi 7 hari (senin-jumat)
Ancak panen
Ancak panen adalah lulusan yang menjadi tanggung jawab pemanen
- Ancak tetap : pada sistem ini pemanen dan areal panen tetap.
- Ancak giring : pada sistem ini pemanen secara bersama-sama memanen
di 1 blok. Setelah selesai pindah ke blok lain.acak giring di bagi menjadi
2, yaitu : ancak giring tetap dan ancak giring tidak tetap.
Ancak giring tetap
Pemanen pertama mengambil gawangan pertama pada
perpindahan berikutnya.
Ancak giring tidak tetap
Gawangan pertama pada perpindahan berikutnya dikerjakan oleh
siapa saja/ pemanen yang telah terlebih dahulu selesai.
BAB IV
PEMBAHASAN
Panen merupakan rangkain kegiatan terakhir pada budidaya tanaman kelapa sawit, pada
prinsipnya panen adalah proses kegiatan pengambilan tandan buah segar (TBS) dari tanaman
kelapa sawit. kegiatan ini sangat penting, karena akan mempengaruhi kualitas tandan buah segar
(TBS) yang akan diolah di pabrik kelapa sawit, panen yang sesuai dengan fraksi yang tepat akan
menghasilkan rendemen yang optimal dan sebaliknya kesalahan pada proses panen akan
mempengaruhi kwalitas tandan yang akan berimbas pada turunnya rendemen yang diolah dan
kerusakan pada tanaman yang dipanen, fraksi yang baik untuk dipanen ialah fraksi 2,3,dan 4.
Apabila kita memanen fraksi mentah (fraksi 00 dan 0) rendemen yang dihasilkan akan rendah,
sedangkan kalau kita memanen lewat matang (fraksi 5) akan menaikan ALB (ALB harus
dibawah 5 %), sehingga fraksi 5 tidak dibawa ke pabrik namun di brondol di lapangan. Tanaman
kelapa sawit dipanen pada umur 30 bulan sampai 36 bulan. Pada proses panen dikenal PAO
(panen, angkut, olah) yang berarti satu kesatuan proses panen sampai TBS terkirim kepabrik
dengan tepat waktu yaitu kurang dari 24 jam.
Dari hasil praktek kerja lapangan saya di unit usaha Adolina, bahwa cara panen yang
dilakukan sudah sesuai dengan SOP yang ada, fraksi panen secara umum sudah ba ik, brondolan
sudah bersih di piringan, gawangan, maupun di TPH. Untuk menunjang kegiatan panen para
pemanen membawa istri atau keluarga untuk mengutip brondolan yang dikenal dengan family
cup, penyusunan pelepah setelah panen juga sudah tertata rapi digawangan mati. namun ada
beberapa kendala dalam proses panen diantaranya pengangkuatan TBS yang terhambat karena
jalan yang rusak akibat curah hujan yang masih tinggi, dalam hal ini menurut saya perlunya
adanya pengerasan jalan dan perbaikan saluran air (drainase) sehingga proses pengangkutan TBS
dapat berjalan dengan baik dan diharapkan tidak ada buah yang menginap. Kendala lainya yaitu
masih ada pemanen yang memanen buah mentah yaitu fraksi 0, dalam hal ini petugas mutu
panen dan mandor panen harus memberi sangksi penurunan kelas panen sehingga diharapkan
perubahan kearah yang lebih baik.
Untuk memperoleh produksi yang optimal setiap pemanen diberi target tandan yang akan
dipanen berupa basis tugas ataupun basis premi. Dimana kelebihan dari basis tugas dijadikan
premi bagi pemanen. Di afdeling 2 untuk harga 1 ton TBS yang diperoleh adalah Rp 37.500,-
Untuk brondolan dihitung dengan harga Rp 100,- /Kg. Dengan demikian diharapkan tidak ada
lagi brondolan yang tertinggal di piringan ataupun di Tempat Penampungan Hasil ( TPH ).
BAB V
KESIMPULAN
1. Untuk mendapatkan rendemen yag baik TBS yang di panen harus fraksi matang
(fraksi 2,3,dan 4 / 5 buah brondolan jatuh disekitar piringan sebelum panen)
2. Proses pengangkutan harus berjalan dengan baik dan tidak ada buah yang menginap
sehingga ALB tetap terjaga, ALB yang baik dibawah 5 %.
3. Family cup sangat perlu di kembangkan, untuk mendukung prestasi kerja pemanen.
DAFTAR PUSTAKA
Vademecum. Bidang tanaman PT.perkebunan X (persero). 1993
Anonim, 2009. Pedoman Praktek Kerja Lapangan II, Program Studi Budidaya
Tanaman Perkebunan, Politeknik LPP Yogyakarta.
Buku Pintar Mandor (BPM) ; seri Budidaya tanaman kelapa sawit, Lembaga Pendidikan
Perkebunan 2000.
Hasil praktek kerja lapangan di kebun Unit Usaha Betung / arahan pembimbing di
lapangan.
Lubis, A.U.1992. Kelapa Sawit di Indonesia.Pusat Penelitian Perkebunan Marihat –
Bandar kuala, Pematang Siantar, Indonesia
Suwandi dan Fidber Chan.1989.Pemupukan Pada Tanaman Kelapa Sawit
Risza,S.1995.Upaya Peningkatan Produktivitas Kelapa Sawit.Yogyakarta