Andri Natanael Ketaren Mercubuana Laporan Sawit

19
BAB I PENDAHULUAN Beberapa tahun ini kelapa sawit menjadi komoditas utama di Indonesia, kelapa sawit menjaadi komoditas utama karena nilai ekonomisnya tinggi. Selain PTPN banyak perusahaan swasta yang semula tidak lahan sawit, diganti dengan lahan sawit karena dirasa menguntungkan. Kelapa sawit adalah tanaman sejenis palma, bagian tanaman yang bernilai ekonomis adalah buahnya,umur ekonomis kelapa sawit yang dibudidayakan umumnya 25 tahun, pada umur lebih dari 25 tahun tanaman sudah tinggi sehingga sulit dipanen, tandanyapun sudah jarang sehingga diperhitungkan tidak ekonomis lagi. Morfologi tanaman kelapa sawit meliputi : akar, batang, daun, bunga, buah. 1. Akar Akar kelapa sawit system perakarannya serabut, dapat mencapai kedalaman 1,5 m, dan jarak 2-2,5 m dari pangkal pohon. 2. Batang Berbatang lurus, tidak bercabang. Pada tanaman dewasa diameternya 45-60 cm.bagian bawah batangnya lebih gemuk disebut bonggol, dengan diameter 60- 100 cm. 3. Daun Tahapan perkembangan daun : daun awal yang keluar pada masa pembibitan berupa helaian yang utuh, kemudian bentuk daun dengan helaian daun sudah pecah tetapi bagian ujung belum terbuka dan bentuk daun dengan helaian yang sudah membuka sempurna dengan arah anak daun ke atas dank e bawah. 4. Bunga Dari setiap ketiak pelepah akan keluar tandan bunga jantan atau betina, mulai berbunga pada umur ± 14-18 bulan. Pada mulanya yang keluar adalah bunga jantan kemudian secara bertahapa akan muncul bunga betna. Terkadang ditemui bunga banci yaitu bunga jantan dan betina ada pada satu rangkaian. 5. Buah Buah akan matang 5-6 bulan setelah penyerbukan dan warnanya berubah menjadi orange. Berat tandan dan ukuran buah bervariasi tergantung umur tanaman, kesuburan tanah dan pemeliharaan. Dalam satu tandan ada 600-2000 buah, panjang buah 3-5 cm, berat per buah 13-30gr.

Transcript of Andri Natanael Ketaren Mercubuana Laporan Sawit

Page 1: Andri Natanael Ketaren Mercubuana Laporan Sawit

BAB I

PENDAHULUAN

Beberapa tahun ini kelapa sawit menjadi komoditas utama di Indonesia, kelapa sawit

menjaadi komoditas utama karena nilai ekonomisnya tinggi. Selain PTPN banyak perusahaan

swasta yang semula tidak lahan sawit, diganti dengan lahan sawit karena dirasa menguntungkan.

Kelapa sawit adalah tanaman sejenis palma, bagian tanaman yang bernilai ekonomis

adalah buahnya,umur ekonomis kelapa sawit yang dibudidayakan umumnya 25 tahun, pada

umur lebih dari 25 tahun tanaman sudah tinggi sehingga sulit dipanen, tandanyapun sudah jarang

sehingga diperhitungkan tidak ekonomis lagi.

Morfologi tanaman kelapa sawit meliputi : akar, batang, daun, bunga, buah.

1. Akar

Akar kelapa sawit system perakarannya serabut, dapat mencapai kedalaman 1,5

m, dan jarak 2-2,5 m dari pangkal pohon.

2. Batang

Berbatang lurus, tidak bercabang. Pada tanaman dewasa diameternya 45-60

cm.bagian bawah batangnya lebih gemuk disebut bonggol, dengan diameter 60-

100 cm.

3. Daun

Tahapan perkembangan daun : daun awal yang keluar pada masa pembibitan

berupa helaian yang utuh, kemudian bentuk daun dengan helaian daun sudah

pecah tetapi bagian ujung belum terbuka dan bentuk daun dengan helaian yang

sudah membuka sempurna dengan arah anak daun ke atas dank e bawah.

4. Bunga

Dari setiap ketiak pelepah akan keluar tandan bunga jantan atau betina, mulai

berbunga pada umur ± 14-18 bulan. Pada mulanya yang keluar adalah bunga

jantan kemudian secara bertahapa akan muncul bunga betna. Terkadang ditemui

bunga banci yaitu bunga jantan dan betina ada pada satu rangkaian.

5. Buah

Buah akan matang 5-6 bulan setelah penyerbukan dan warnanya berubah menjadi

orange. Berat tandan dan ukuran buah bervariasi tergantung umur tanaman,

kesuburan tanah dan pemeliharaan. Dalam satu tandan ada 600-2000 buah,

panjang buah 3-5 cm, berat per buah 13-30gr.

Page 2: Andri Natanael Ketaren Mercubuana Laporan Sawit

A. EKOLOGI

1. Letak geografis

PTP Nusantara IV kebun Adolina terletak di Kecamatan Perbaungan Kabupaten

Serdang Bedagai Sumatera Utara. Kebun Adolina merupakan kebun dengan

kesesuaian lahan kelas III. Kebun Adolina merupakan daerah yang dekat dengan

pantai. Batas-batas wilayah kebun adolina antara lain :

Timur : Desa Suka Jadi/ Desa Tawan

Barat : Bakaran Laut

Utara : Kampung Kota Pari

Selatan : Kampung T. Jaka

2. Lahan dan Iklim

Topografi pada kebun Adolina datar dan bergelombang afd.IX (Bandar Kwala) dan

bergelombang berbukit di jumpai pada daerah Bangun Purba. Kelas kesesuaian lahan

secara actual sebagian besar kebun Adolina tergolong kelaslahan S3. Dengan tekstur

tanah liat berpasir dan berpasir.

3. Curah hujan

Tabel 1. Data Curah Hujan

Tahun Jumlah Curah Hujan

Mm (millimeter) Hh (hari hujan)

2010 1060 65

2011 1150 74

2012 (jan s/d juni) 744 50

Dapat dilihat dari table di atas bahwa curah hujan paling tertinggi adalah tahun 2011

dengan curah hujan 1150 mm dengan hari hujan 74. Sedangkan tahun 2010 curah

hujan 1060 dengan hari hujan 65.

B. Luas lahan, produksi dan produktivitas

Luas areal HGU unit kebun Adolina seluas 8.965,69 Ha, di bagi menjadi tiga bagianya

itu kelapa sawit : 7972 Ha (TBM : 929, TM : 6737 areal belum disisipi/ diperbaiki 162

Ha dan kebun benih 144 Ha). Kebun benih kakao 150 Ha dan lain-lain 843,69 Ha

(empasement,pondok,bibitan,pabrikdll).

Tahun Luas lahan (ha) Produksi (kg) Produktivitas (ton/ha)

2008 5020 113.305.468 22,57

2009 5056 112.693.307 24,27

2010 5000 119.925.573 23,99

2011 5980 135.981.717 23,99

Page 3: Andri Natanael Ketaren Mercubuana Laporan Sawit

2012 ( Jan s/d Juni) 6737 62.731.370 9.26

Dari data table di atas, dapat kita lihat bahwa produksi pada tahun 2009 adalah paling

tertinggi dari angka produksi pada tahun sebelumnya dan sesudahnya yaitu 112.693.307

kg.

BAB II

HASIIL PRAKTEK

Tahapan teknik budidaya sawit meliputi pembukaan lahan, pembibitan, penanaman,

pemeliharaan TBM, TM, panen dan pengolahan

A. PERSIAPAN LAHAN

Pembukaan lahan

Sistem pembukaan lahan terdiri dari :

o Manual : menggunakan tenaga manusia peralatan sederhana

o Mekanis : menggunakan alat-alat pertanian seperti traktor, buldoser yang

diterapkan pada areal yang rata.

o Khemis : peracunan pohon atau penyemprotan gulma denga bahan

kimia

Sistem pembukaan lahan disesuakain dengan kondisi vegetasi areal topografi,

yaitu :

Pada hutan primer,hutan sekunder dan semak belukar menggunakan

sistem manual atau mekanis.

Pada lahan alang-alang menggunakan sistem manual, mekanis atau

khemis.

Pada areal konversi menggunakan sistem manual + khemis atau mekanis +

khemis.

Tahap pekerjaan pembukaan lahan :

Survei pendahuluan

Menetapkan batas konsensi lahan, membuat jalur rintisan arah utara

selatan berjarak 400 atau 500m, pemetakan skala detail calon areal

perkebuanan.

Membabat

Memotong anak kayu berdiameter <10cm, membabat semak belukar

untuk memudahkan penumbangan pohon.

Menumbang

Page 4: Andri Natanael Ketaren Mercubuana Laporan Sawit

Menubang pohon berdiameter >10cm, tinggi penebanga/sisa tunggul dari

permukaan tanah berdiameter : 10-30, 30-75 dan >75 cm.

Merencek

Memotong batang, cabang dan ranting, pedoman panjang potongan kayu

berdiameter : 10-30, 30-75 dan >75 cm.

Memupuk

Mengumpilkan batang dan cabang-cabang yang telah dipotong menjadi

barisan yang teratur, potongan cabang-cabang disusun di atas potongan

batang yang besar, jarak antar pumpukan 50-100 meter.

Membersihkan areal

Membersihkan areal sisa-sisa potongan untuk dikumpulkan di jalur

rumpukan.

o Penataan kebun

Tujuan penataan kebun adalah untuk mengetahui tata ruang/pengunaan untuk

blok tanam,areal pembibitan, saluran air,kantor, pabrik dan lain-lain sesuai

kebun.

o Pengawetantanah

Pengawetantanahberupapembuatanterasberdasarkakeringanalahandanpembuata

nrorak.

B. Pembibitan kelapa sawit

Gambar 1. Pembibitan kelapa sawit

Pelaksanaan pembibtan dilaksanakan dengan sistem double stage system atau dengan

dua tahapan, yaitu :

1. Pre nursery (PN)

Persiapan areal

Areal yang sudah dibuka (land clearing) dibersihkan dan diratakan.

Membuat bedengan

Ukuran 1,2m dan 0,8m agar proposional,tepi bedengan diberi batas

dengan bambu atau papan.

Menabur pasir

Page 5: Andri Natanael Ketaren Mercubuana Laporan Sawit

Bedengan ditaburi pasir secara merata sampai setebal 2cm.

Meracun serangga

Dua hari sebelum digunakan bedengan disemprot dengan intektisida

Naungan

Tiang dibuat dari bambu atau besi siku setinggi 2m, dan jarak antar tiang

3m. Atap dari pelepah kelapa sawit atau dari shadownet. Mulai umur 1,5

bualan naungan dikurangi dan umur 2,5 bulan sudah tidak diperlukan

naungan.

Mengumpulkan tanah

Tanah yang di pakai adalah tanah yang cukup gembur. Dikumpulkan dari

tanah lapisan atas dan bila tanah terlalu padat/liat dicampur dengan pasir

dengan perbandingan 3 : 1

Mengisi polibag

Ukuran polibag 14 x 22 cm (ukuran datar), lubang polibag berjumlah 12-

24 dengan diameter 0,5cm, warna hitam tebal 0,07-0,1mm, polibag

dibuka, diisi tanah sampai setengah bagian, tanah dipadatakan kemudian

diisi lagi sampai 2cm dari tepi atas

Menyusun di bedengan

Polibag disusun secara tegak dan rapat di bedengan

Seleksi kecambah

Kecambah normal : calon akar (radicula) dan calon batang (plumula)

terlihat jelas, panjangnya 8-25 mm. Radicula berujung tumpul seperti

bertudung, agak kasar, sedangkan plumula ujungnya tajam seperti

tombak.

Penyiraman

Bibit disiram 2 kali sehari, yaitu : pagi jam 07.00 – selesai (paling lambat

jam 11.00) dan sore jam 15.00-selesai.

Penyiangan

Dilakukan 1x tiap 2 minggu, tanah di polibag perlu juga di periksa. Bila

tanahnya berkurang perlu ditambahkan.

Drainase

Mengalirkan air yang tergenang di areal pembibitan, diperiksa agar air

jangan tergenang di polibag.

Pemupukan

Pemupukan pada minggu genap yatu dengan pupuk majemuk dengan

konsentrasi 0,2% dan minggu ganjil dengan urea o,2%, pemupukan

dilakukan setelah selesai penyiramaan pertama atau pagi hari.

Pengendalian hama dan penyakit

Pengamatan hama atau penyakit dilakukan tiap hari. Diusahakan

pengendalian dengan cara manual. Apabila ganguan hama/penyakit sudah

Page 6: Andri Natanael Ketaren Mercubuana Laporan Sawit

ada dalam tingkat berat maka dapat dikendalikan dengan penyemprotan

insektisida.

Seleksi

Seleksi dilakukan saat kecambah akan dipindah ke pembibitan utama

yaitu umur 3 bulan, ciri ciri bibit yang baik adalah : jumlah daun 3-4,

tinggi bibit 18-20 cm, diameter batang 3cm

2. Pembibitan utama (main nursery)

Persiapan lahan

Areal yang telah dibuka dibersihkan,pada aeral tidak rata, diratakan

secara manual atau mekanis. Dibuat parit drainase mengikuti dari jaringan

pipa penyiraman.

Memancang

Umur bibit 8-10 bulan dengan jarak pancang 70x70x70 cm (23.000

bibit/ha). Lebih dari 10 bulan jarak pancang 90x90x90 cm (14.000

bibit/ha)

Mengumpulkan tanah

Tanah dikumpulkan yang gembur dari lapisan atas. Dibersihkam dari

rumput-rumput,akar-akar dan gulma

Mengisi polibag

Tanah diisikan sampai setengah bagian,dipadatankan, diisi lagi sampai 3-

5 cm dibawah permukaan polibag.

Menyusun polibag

Polibag disusun di areal bibitan yang sudah dipancang.

Menanam bibit

Tanah di polibag dilubangi sebesar ukuran polibag kecil dengan alat bor

tanah atau yang dibuat dari pipa 4inch. Bibit yang memenuhi syarat

(umur 3 bulan, daun 3-4, bentuk se3mpurna). Penanaman : bibit di

polibag kecil di pegang miring, dasarnya disayat keliling kemudian

dilepas. Dimasukkan ke dalam lubang polibag besar, tanah diratakan dan

dipadatkan.

Penyiraman

Bibit disiram 2 kali/hari, pagi jam 07.00 – selesai selambat-lambatnya

jam 11.00, sore jam 15.00 – selesai. Bila malam sebelumnya turun hujan

dan tanah di polibag masih basah maka hanya dilaksanakan penyiraman

sore. Bila hujan pagi hari cukup lebat, sore hari bibit tidak perlu disiram.

Penyiangan

Dilakukan 2 minggu sekali, penyiangan dalam polibag dan diluar polibag,

dalam polibag penyiangan secara manual.

Konsolidasi

Page 7: Andri Natanael Ketaren Mercubuana Laporan Sawit

Dilakukan 1x/bulan, meliputi menegakkan polibag yang miring,

mengganti/ membuat polibag yang pecah, menambah tanah di polibag

Pemupukan

Di mulai pada minggu ke 2 setelah bibit dipindahkan ke main nursery.

Table 3. Data Pemupukam di Main Nursery

Umur ( minggu) Jenis Pupuk (gr)

Di Main Nursery NPK 15-15-6-4 NPK 12-12-17-2

Kieserite

2 2,5

3 2,5

4 5,0

5 5,0

6 7,5

8 7,5

10 10

12 10

14 10 7,5

16 10 5,0

18 10

20 10 5,0

22 15

24 15 7,5

26 15

28 15 7,5

30 20

32 20 10

34 20

36 25 10

38 25

40 25 10

C. PENANAMAN

Penanaman harus direncanakan dan disesuaikan dengan musim hujan yang sudah

diketahui, waktu penanaman kelapa sawit dimulai pada awal musim hujan sampai

musim kering. Umur bibit yang digunakan untuk ditanam dilapangan adalah 12-14

bulan (sejak dari prenursery).

1. Pemancangan

Pemancangan dilakukan dengan cara menentukan arah yang mau dipancang ±

0,25 ha, kemudian membuat pancang kepala (a,b,c) dicat putih sebanyak 3buah

menuju arah timur barat yang berjarak 16m (2x jarak antara barisan) dengan

menarik kawat sepanjang 50m dan tanda jarak antar barisan dipancang dengan

pancang biasa (anak pancang tidak dicat) anak pancang tersebut dinamakan a1,

b1 dan c1.

Page 8: Andri Natanael Ketaren Mercubuana Laporan Sawit

2. Menanam

Sebelum dilakukan penanaman terhadap bibit kelpa sawit, terlebih dahulu bibit

yang akan ditanam diseleksi, bibit yang mempunyai kualitas yang buruk tidak

diikut sertakan, pada saat penanaman bibit sebaiknya sudah berumur 11-13

bulan. Karena bibit pada umur tersebut sudah mempunyai sistem perakaran

yang menembus lubang berforasi pada polibag, maka polibag diputar 900

minimal 1minggu sebelum penanaman untuk memutuskan akar yang menerobis

lubang berforasi pada polibag ke tanah dibawahnya, hal ini gunanya agar bibit

tidak mengalami shock dan stress.

D. PEMELIHARAAN TBM

Gambar 2 . TBM

Pemeliharaan tanaman belum menghasilkan

1. Penyiangan piringan

Penyiangan piringan dilakukan dengan menyingkirkan semua jenis tumbuhan dari

permukaan tanah selebar piringan pohon yang telah ditentukan, sehingga tanah

bersih dari rumput.

2. Penyiangan gawangan

Pada kegiatan penyiangan gawangan dilakukan dengan cara manual yaitu dengan

membabat gulma yang ada digawangan dan pasar pikul inclusive TPH dengan

menggunakan parang babat mata dua.

3. Jalan pikul

Jalan pikul berfungsi sebagai jalan untuk pemeliharaan tanaman, jalan pikul dibuat

dengan lebar antara 80-100 cm dengan menggunakan cangkul dan parang babat,

pemeliharaannya dengan cara manual/ garuk atau khemis disemprot dengan

herbisida.

4. Pemeliharaan jalan

Page 9: Andri Natanael Ketaren Mercubuana Laporan Sawit

Pengerasan jalan pada lokasi yang perlu, dengan standart 10m/ha/th. Bahan 30m3

batu padas dan 1,5 m3 sirtu (pasir batu), pemeliharaan rutin dengan cara membabat

rumput-rumputnya.

5. Parit drainase

Membersihkan parit-parit yang ada dari hilir ke hulu, rumput-rumput di tebing parit

dibabat, mendalamkan parit sperti ukuran dan bentuk seperti semula.

6. Penyisipan

Pohon yang mati/tidak normal diganti dengan bibit yang baru, penyisipan

dilaksanakan pada musim hujan cara-caranya seperti pada penanaman kelpa sawit.

7. Konsolidasi

Dilakukan pada TBM 1. Pohon yang miring atau kurang tegak diluruskan. Caranya

dengan sedikit menimbun tanah kemudian dipadatkan. Saat memadatkan

diperhatikan lurus/ mata lima dengan tanman lainnya. Bila perlu ditopang dengan

bambu atau kayu.

8. Titi panen

Untuk mempermudah pemanen mengambil/ mengangkut buah, dibuat pada tempat-

tempat yang diperlukan

9. Tempat pengumpulan hasil

Dibuat 3-6 bulan sebelum panen dengan ukuran 2x2 m, jarak antar TPH ± 50m

(tiap 6 gawangan)

10. Pemupukan

Table 4 . Data pemupukan di TBM (gr/ pohon)

Umur

(bln)

N.P.K.M

g 15.15.6.4

N.P.K.Mg

13.8.27.4.0,58

urea RP TSP KCl Kies. Borax

LCC 300

kg/ha

Lubag tanam

500

1 200

3 300 10

TBM

0

300 200 500 10

6 300 20

9 1000 30

12 400 50

13 150

15 1500 50

TBM

1

2500 700 150 150

Page 10: Andri Natanael Ketaren Mercubuana Laporan Sawit

18 2000 75

21 700

24 1000 500 1000 400 100

TBM 2

2000 1700 500 1000 400 175

28 1250 1250 1500 1000 100

33 1250 1500 100

TBM

3

2500 1250 3000 1000 200

11. Hama dan penyakit

Hama

Ulat api

Ulat api menyerang daun pada kelapa sawit, gejala yang timbul jika

ulat api menyerang kelap sawit yaitu daun-daunya berlubang

bahkan bisa gundul. Adapun tingkatan serangan ulat api, jika ulat

api di dalam satu sawit kurang dari 3 termasuk serangan ringan. Jika

dalam satu sawit ulat api ada antara 3-4 maka termasuk serangan

sedang. Sedangkan lebih dari 5 maka termasuk dalam serangan

berat.

Oryctes rhinoceros (kumbang badak)

Gambar 3. pengendalian hama oryctes rhinocerus

Kumbang ini menggerek jaringan pucuk melalui slah satu ketiak

pelepah, setelah masuk merusak pelepah daun yang belum terbuka.

Page 11: Andri Natanael Ketaren Mercubuana Laporan Sawit

Tikus

Tikus ini merusak bagian pangkal pelepah, dengan cara mengerat

pangkal pelepah dan dapat sampai pada titik tumbuh.

Penyakit

Penyakit tajuk (crown diseases)

Tanaman yang terserang daun-daun (pucuk) membengkok.

Daunnya robek-robek dan putus-putus.

Busuk pangkal batang

Tanaman yang terserang daun-daun mudanya banyak yang tidak

membuka, daun-daun tua layu,pelepahnya patah. Dan bila tidak

segera di lakukan pencegahan pada pangkal batang terbentuk badan

buah jamur.

12. Kastrasi

Kastrasi yaitu membuang bunga jantan dan betina,

karena buah yang belum ekonomis dipanen karena

belum merata, dan tujuan utama kastrasi yaitu untuk

memaksimalkan pertumbuah vegetatif.

Gambar 4. Kastrasi pada tbm

E. PEMELIHARAAN TANAMAN MENGHASILKAN (TM)

1. Gawangan

Gawangan adalah areal yang terletak di antara piringan pohon,adapun pemeliharaan

dengan cara manual dan khemis. Cara manual rumput lunak dibabat, cara khemis

disemprot dengan herbisida paracol/round up.

2. Piringan

Piringan pohon harus bebas dari gulma dengan jadwal pengendaliannya disesuaikan

dengan program pemupukan.

3. Jalan pikul

Pemeliharaan jalan pikul dapat dilakukan dengan cara manual dan khemis. Cara

manual dengan digaruk, cara khemis dengan semprot, seperti pada piringan.

4. Pemeliharaan jalan

Dengan cara manual dengan membabat kaki lima, dan pemadatan dengan greder.

5. Parit drainase

Seperti halnya pada TBM yaitu mencuci dan mendalamkan parit drainase.

6. Tempat pengumpulan hasil (TPH)

TPH di buat pada saat menjelang waktu panen, pemeliharaan TPH dapat dengan

cara manual yaitu dengan cara menggaruk rumput di TPH tersebut.

7. Pemupukan

Page 12: Andri Natanael Ketaren Mercubuana Laporan Sawit

Jenis dan dosis pupuk TM mengikuti rekomendasi yang dibuat oleh balai

penelitian, dengan mempertimbangkan : hasil analisa tanah, hasil analisa daun,

pengamatan pertumbuhan tanaman, gejala-gejala kekurangan hara yang terjadi/

terlihat di lapangan, realisasi pemupukan sebelumnya.

8. Hama dan penyakit

Hama

Ulat api

Ulat api menyerang daun pada kelapa sawit, gejala yang timbul jika

ulat api menyerang kelap sawit yaitu daun-daunya berlubang

bahkan bisa gundul. Adapun tingkatan serangan ulat api, jika ulat

api di dalam satu sawit kurang dari 7 termasuk serangan ringan. Jika

dalam satu sawit ulat api ada antara 7-9 maka termasuk serangan

sedang. Sedangkan lebih dari 10 maka termasuk dalam serangan

berat.

Ulat kantong

Ulat kantong menyerang daun pada kelapa sawit, gejala yang timbul

jika ulat kantong menyerang kelap sawit yaitu terjadi kerusakan

pada daun. Adapun tingkatan serangan ulat kantong, jika ulat

kantong di dalam satu sawit kurang dari 7 termasuk serangan

ringan. Jika dalam satu sawit ulat kantong ada antara 7-9 maka

termasuk serangan sedang. Sedangkan lebih dari 10 maka termasuk

dalam serangan berat.

Apogonia sp

Apogonia ini termasuk dalam jenis kumbang, kumbang ini

menyerang pada malam hari, kumbang ini menyerang daun gejala

yang timbul bila terserang hama ini yaitu kerusakaan pada daun.

Tikus

Tikus di dalam TM tidak lagi menyerang pangkal pelepah, yaitu

menyerang buah pada kelapa sawit sehingga tidak dapat dipanen.

Penyakit

Busuk pangkal batang

Tanaman yang terserang daun-daun mudanya banyak yang tidak

membuka, daun-daun tua layu,pelepahnya patah. Dan bila tidak

segera di lakukan pencegahan pada pangkal batang terbentuk badan

buah jamur.

Busuk pangkal atas

Page 13: Andri Natanael Ketaren Mercubuana Laporan Sawit

Tanaman yang terserang penyakit ini memiliki gejala : batang

membusuk pada ketinggian lebih dari 1m.

Busuk tandan

Gejala yang timbul bila terserang penyakit ini yaitu permukaan

tandan terdapat benang-benang jamur putih mengkilat, lama-

kelamaan miselium masuk ke daging buah sehingga busuk.

F. PANEN

Gambar 5. panen

Panen adalah serangkaian kegiatan mulai dari memotong tandan matang panen sesuai

kriteria matang panen, mengumpulkan dan mengutip brondolan serta menyusun tandan

di tempat pengumpulan hasi (TPH) berikut brondolanya. Adapun yang perlu

diperhatiakan yaitu matang panen, cara panen, alat panen, rotasi dan anacak panen.

Matang panen

Gambar 6 . TPH TBS

Matang panen adalah persyaratan kondisi tandan yang ditetapkan untuk dapat

dipanen. Kriteria matang panen yang diberlakukan di PTP Nusantara IV adalah

5 brondolan per tandan di piringan.

Cara panen

- Tandan yang telah memnuhi kriteria matang panen dipotong.

- Pelepah dibawah tandan yang dipanen dipotong mepet (untuk

tanaman dewasa) sedangkan pada tanaman muda (3-5 tahun)

Page 14: Andri Natanael Ketaren Mercubuana Laporan Sawit

pelepah daun tidak dipotong karena yang dipotong hanya buahnya

saja.

- Pelepah dipotong menjadi 2 bagian dan disusun digawangan mati

(ditanah saja)

- TBS disusun ditempat pengumpulan hasil (TPH) sedangkan

brondolan yang dipiringan/gawangan dikutip bersih dan

dimasukkan ke dalam karung.

Alat panen

Untuk peanen diareal tanaman muda (3-5tahun) diperlukan alat dodos, kampak

dan alat pikul, sepeda, ganco dan goni. Sedangkan untuk panen diareal tanaman

dewasa dan tua (>5 tahun) diperlukan alat kampak, egrek, bamboo/galah egrek,

tali, alat pikul, kereta sorong atau sepeda, gancu dan goni.

Rotasi panen

Rotasi panen di afdeling/kebun diatur dan disesuaikan dengan hari kerja pabrik

yakni sebagai berikut :

- 6/7 : 6 hari memanen dengan rotasi 7 hari (senin-sabtu), biasanya

hanya dilakukan waktu musim panen puncak.

- 5/7 : 5 hari memanen dengan rotasi 7 hari (senin-jumat)

Ancak panen

Ancak panen adalah lulusan yang menjadi tanggung jawab pemanen

- Ancak tetap : pada sistem ini pemanen dan areal panen tetap.

- Ancak giring : pada sistem ini pemanen secara bersama-sama memanen

di 1 blok. Setelah selesai pindah ke blok lain.acak giring di bagi menjadi

2, yaitu : ancak giring tetap dan ancak giring tidak tetap.

Ancak giring tetap

Pemanen pertama mengambil gawangan pertama pada

perpindahan berikutnya.

Ancak giring tidak tetap

Gawangan pertama pada perpindahan berikutnya dikerjakan oleh

siapa saja/ pemanen yang telah terlebih dahulu selesai.

Page 15: Andri Natanael Ketaren Mercubuana Laporan Sawit

BAB IV

PEMBAHASAN

Panen merupakan rangkain kegiatan terakhir pada budidaya tanaman kelapa sawit, pada

prinsipnya panen adalah proses kegiatan pengambilan tandan buah segar (TBS) dari tanaman

kelapa sawit. kegiatan ini sangat penting, karena akan mempengaruhi kualitas tandan buah segar

(TBS) yang akan diolah di pabrik kelapa sawit, panen yang sesuai dengan fraksi yang tepat akan

menghasilkan rendemen yang optimal dan sebaliknya kesalahan pada proses panen akan

mempengaruhi kwalitas tandan yang akan berimbas pada turunnya rendemen yang diolah dan

kerusakan pada tanaman yang dipanen, fraksi yang baik untuk dipanen ialah fraksi 2,3,dan 4.

Apabila kita memanen fraksi mentah (fraksi 00 dan 0) rendemen yang dihasilkan akan rendah,

sedangkan kalau kita memanen lewat matang (fraksi 5) akan menaikan ALB (ALB harus

dibawah 5 %), sehingga fraksi 5 tidak dibawa ke pabrik namun di brondol di lapangan. Tanaman

kelapa sawit dipanen pada umur 30 bulan sampai 36 bulan. Pada proses panen dikenal PAO

(panen, angkut, olah) yang berarti satu kesatuan proses panen sampai TBS terkirim kepabrik

dengan tepat waktu yaitu kurang dari 24 jam.

Dari hasil praktek kerja lapangan saya di unit usaha Adolina, bahwa cara panen yang

dilakukan sudah sesuai dengan SOP yang ada, fraksi panen secara umum sudah ba ik, brondolan

sudah bersih di piringan, gawangan, maupun di TPH. Untuk menunjang kegiatan panen para

pemanen membawa istri atau keluarga untuk mengutip brondolan yang dikenal dengan family

cup, penyusunan pelepah setelah panen juga sudah tertata rapi digawangan mati. namun ada

beberapa kendala dalam proses panen diantaranya pengangkuatan TBS yang terhambat karena

jalan yang rusak akibat curah hujan yang masih tinggi, dalam hal ini menurut saya perlunya

adanya pengerasan jalan dan perbaikan saluran air (drainase) sehingga proses pengangkutan TBS

dapat berjalan dengan baik dan diharapkan tidak ada buah yang menginap. Kendala lainya yaitu

masih ada pemanen yang memanen buah mentah yaitu fraksi 0, dalam hal ini petugas mutu

panen dan mandor panen harus memberi sangksi penurunan kelas panen sehingga diharapkan

perubahan kearah yang lebih baik.

Untuk memperoleh produksi yang optimal setiap pemanen diberi target tandan yang akan

dipanen berupa basis tugas ataupun basis premi. Dimana kelebihan dari basis tugas dijadikan

premi bagi pemanen. Di afdeling 2 untuk harga 1 ton TBS yang diperoleh adalah Rp 37.500,-

Page 16: Andri Natanael Ketaren Mercubuana Laporan Sawit

Untuk brondolan dihitung dengan harga Rp 100,- /Kg. Dengan demikian diharapkan tidak ada

lagi brondolan yang tertinggal di piringan ataupun di Tempat Penampungan Hasil ( TPH ).

Page 17: Andri Natanael Ketaren Mercubuana Laporan Sawit

BAB V

KESIMPULAN

1. Untuk mendapatkan rendemen yag baik TBS yang di panen harus fraksi matang

(fraksi 2,3,dan 4 / 5 buah brondolan jatuh disekitar piringan sebelum panen)

2. Proses pengangkutan harus berjalan dengan baik dan tidak ada buah yang menginap

sehingga ALB tetap terjaga, ALB yang baik dibawah 5 %.

3. Family cup sangat perlu di kembangkan, untuk mendukung prestasi kerja pemanen.

Page 18: Andri Natanael Ketaren Mercubuana Laporan Sawit

DAFTAR PUSTAKA

Vademecum. Bidang tanaman PT.perkebunan X (persero). 1993

Anonim, 2009. Pedoman Praktek Kerja Lapangan II, Program Studi Budidaya

Tanaman Perkebunan, Politeknik LPP Yogyakarta.

Buku Pintar Mandor (BPM) ; seri Budidaya tanaman kelapa sawit, Lembaga Pendidikan

Perkebunan 2000.

Hasil praktek kerja lapangan di kebun Unit Usaha Betung / arahan pembimbing di

lapangan.

Lubis, A.U.1992. Kelapa Sawit di Indonesia.Pusat Penelitian Perkebunan Marihat –

Bandar kuala, Pematang Siantar, Indonesia

Suwandi dan Fidber Chan.1989.Pemupukan Pada Tanaman Kelapa Sawit

Risza,S.1995.Upaya Peningkatan Produktivitas Kelapa Sawit.Yogyakarta

Page 19: Andri Natanael Ketaren Mercubuana Laporan Sawit