Anatomi Fisiologi Dan Pengkajian Umum Sistem Endokrin Ius

44
ANATOMI FISIOLOGI DAN PENGKAJIAN UMUM SISTEM ENDOKRIN A. Anatomi dan Fisiologi 1. Perbedaan Endokrin dan Eksokrin a. Endokrin Berkenaan dengan proses sekelompok sel yang menyekresi ke dalam sirkulasi darah atau limfe suatu zat (misalnya : hormone) yang mempunyai efek spesifik pada jaringan dalam bagian tubuh lainnya. (Kamus Saku Mosby). Kelenjar buntu : kelenjar yang mengirimkan hasil sekresinya langsung ke dalam darah yang beredar dalam jaringan. Kelenjar tanpa melewati duktus atau saluran dan hasil sekresinya yang di sebut hormone. (Syaifuddin , 2006). b. Eksokrin Berkenaan dengan proses menyekresi ke luar melalui duktus ke permukaan suatu organ atau jaringan atau ke pembuluh darah. (Kamus Saku Mosby). 2. Pengertian dan Fungsi Hormon Kata hormon berasal dari bahasa Yunani “hormon” , yang artinya membuat gerakan atau membangkitkan. Hormon mengatur berbagai proses yang mengatur kehidupan, Hormon merupakan bahan kimia yang di sekresikan ke dalam cairan tubuh oleh satu 1

Transcript of Anatomi Fisiologi Dan Pengkajian Umum Sistem Endokrin Ius

Page 1: Anatomi Fisiologi Dan Pengkajian Umum Sistem Endokrin Ius

ANATOMI FISIOLOGI DAN PENGKAJIAN UMUM SISTEM ENDOKRIN

A. Anatomi dan Fisiologi

1. Perbedaan Endokrin dan Eksokrin

a. Endokrin

Berkenaan dengan proses sekelompok sel yang menyekresi ke dalam sirkulasi darah

atau limfe suatu zat (misalnya : hormone) yang mempunyai efek spesifik pada

jaringan dalam bagian tubuh lainnya.

(Kamus Saku Mosby).

Kelenjar buntu : kelenjar yang mengirimkan hasil sekresinya langsung ke dalam darah

yang beredar dalam jaringan. Kelenjar tanpa melewati duktus atau saluran dan hasil

sekresinya yang di sebut hormone.

(Syaifuddin , 2006).

b. Eksokrin

Berkenaan dengan proses menyekresi ke luar melalui duktus ke permukaan suatu

organ atau jaringan atau ke pembuluh darah.

(Kamus Saku Mosby).

2. Pengertian dan Fungsi Hormon

Kata hormon berasal dari bahasa Yunani “hormon” , yang artinya membuat gerakan

atau membangkitkan. Hormon mengatur berbagai proses yang mengatur kehidupan, Hormon

merupakan bahan kimia yang di sekresikan ke dalam cairan tubuh oleh satu sel atau

selelomok sel dan dapat mempengaruhi pengaturan fisiologi sel-sel tubuh lain.

Adapun fungsi hormon antara lain:

Membedakan system saraf pusat dan system reproduktif pada janin yang sedang

berkembang.

Menstimulasi urutan perkembangan

Mengkoordinasi dan memelihara system reproduktif

Memelihara lingkungan internal optimal

Melakukan respon korektif dan adaptif ketika terjadi situasi darurat

Menghasilkan hormon yang dialirkan ke dalam darah yang diperlukan oleh jaringan

dalam tubuh tertentu.

1

Page 2: Anatomi Fisiologi Dan Pengkajian Umum Sistem Endokrin Ius

Mengontrol dan merangsang aktivitas kelenjar tubuh

Merangsang pertumbuhan jaringan

Mengatur metabolism, oksidasi, meningkatkan absorpsi glukosa pada usus

Mempengaruhi metabolism lemak, protein, hidrat arang , vitamin , mineral, dan air

3. Mekanisme Kerja Hormon

Ada dua mekaniame umum yang sangat penting yang menyebabkan timbulnya

sebagian besar fumgsi hormon :

Dengan mengaktifkan system siklik AMP(3’,5’. Adenosine monofosfat) dalamsel

ang selajutnya akan mengaktifkan banyak fungsi intraselular lain,

Dengan mengaktifkan gen di dalam sel, yang menyebabkan timbulnya

pembentukkan protein intraseluler yang selanjutnya akan memicu timbulnya

fungsi sel yang spesifik.

Kedua mekanisme ini dapat di perjelas sebagai berikut:

MEKANISME SIKLIK AMP UNTUK PENGATURAN FUNGSI SEL –

“KURIR KEDUA” UNTUK PERANTARAAN HORMON

Sebagian besar hormon memberikan efeknya pada sel, pertama-tama dengan

cara membentuk bahan siklik.3’, 5’ – adenosine monofosfat (siklik AMP). Begitu

bentuk, bahan siklik AMP akan menyebabkan hormone itu dapat bekerja di dalam

sel. Jadi, siklik AMP merupakan bahwa siklik AMP bahan perantara hormone

intraseluler.Bahan ini juga seringkali disebut sebagai kurir kedua bagi penengah

hrmon tersebut – “kurir pertama”aadalah hormone perangsang yang

pertama.mekanisme siklik AMP dapat di tunjukkan dengan cara yang dipakai oleh

hormone-hormon berikut:

1. Adrenokortikotrotein

2. Hormone perangsang tiroid

3. Hormone pelutein

4. Hormone perangsang folikel

5. Vasopressin

2

Page 3: Anatomi Fisiologi Dan Pengkajian Umum Sistem Endokrin Ius

6. Hormone paratiroid

7. Glucagon

8. Katekolamin

9. Sekretin

10. Hormone pelepas hipotalamus

Mula-mula hormone perangsang berkaitan dulu dengan reseptor yang”spesifik”

untuk hormon itu, reseptor ini terletak pada permukaan membrane sel target. Sifat

khusu dari reseptor ini menentukan hormone mana yang mempengaruhi sel

target.sesudah berkaitan dengan reseptor membrane, gabungan hormone dan reseptor

ini lalu mengaktifkan enzim protein adenil siklase. Enzim ini juga terdapat dalam

membran dan berikatan secara langsung dengan reseptor protein atau yang sangat erat

hubungannya dengan reseptor protein itu. Namun, sebagian besar enzim adenil

siklase ini menonjol ke permukaan dalam membran masuk sampai disitoplasma dan,

bila enzim diaktifkan, maka akan segera menyebabkan perubahan sebagian besar

ATP sitoplasma menjadi siklik AMP.

Begitu terbentuk siklik AMP ini didalam sel maka siklik AMP ini akan

mengaktifkan enzim yang lain.ternyata, siklik AMP ini biasanya akan mengaktifkan

serangkaian enzim. Jadi, dalam hal ini ada enzim yang pertama diaktifkan, dan enzim

ini selanjutnya akan mengaktifkan enzim yang lainnya, yang nantinya akan

mengaktifkan enzim yang lainnya, yang nantinya akan mengaktifkan enzim yang

ketiga, dan begitu selanjutnya.makna dari mekanisme ini adalah dengan hanya sedit

molekul adenil siklase dalam membrane sel yang sudah diaktifkan dapat

mengaktifkan lebih banyak lagi molekul enzim yang lain, dan keadaan ini masih

dapat mengaktifkan beberapa kali lagi sebagian besar molekul enzim ketiga, dan

begitu selanjutnya. Dengan cara inilah, walaupun hormone yang bekerja pada

permukaan sel itu hanya sedikit saja namun ternyata hormone itu sudah dapat

memulai terjadinya serangkaian tenaga pengaktif yang sangat akut diseluruh sel.

Kerja spesifik yang terjadi sebagai suatu respon terhadap siklik AMP yang

terjadi didalam sel target tergantung pada sifat struktur intraselular, beberapa sel yang

mempunyai serangkaian enzim dan sel ini juga mempunyai enzim yang lain. Oleh

3

Page 4: Anatomi Fisiologi Dan Pengkajian Umum Sistem Endokrin Ius

karena itu, berbagai fungsi terjadi dalam berbagai sel target- beberapa fungsi tersebut

antaralain:

1). Memulai sintesis bahan kimia intraselular yang spesifik

2). Menyebabkan konntraksi atau relaksasi otot

3). Memulai terjadinya sekresi oleh sel

4). Mengubah permeabilitas sel

5). Dan banyak lagi efek yang mungkin terjadi

Jadi, sel tiroid yang dirangsang oleh siklik AMP akan membenntuk hormon metabolic

tiroksin dari triiodotironin, sedangkan bahan siklik AMP yang sama dalam sel adrenokortikal

akan menyebabkan timbulnya sekresi hormon steroid adrenokortika;l. sebaliknya, bahan siklik

AMP ini mempengaruhi sel-sel epitel tubulus renal dengan cara meningkatan permeabilitas

tubulus terhadap air.

Peran ion kalsium dan “kalmodulin” sebagai system kurir kedu. Ada sitem kurir kedua

lain yang juga bekerja sebagai suatu respon terhadap masukknya ion kalsium kedalam

sel.masukknya kalsium mungkin dimulai oleh adanya fenomena elektrik yang membuka

saluran-saluran kalsium pada membran atau dengan cara interaksi reseptor pada membrane

ysng juga membuka saluran kalsium.

Sewaktu memaasuki sel, ion kalsium berkaitan dengan suatu protein yang disebut

kalmodulin.protein ini mempunyai empat sisi kalsium yang terpisah; dan bila tiga atau empat

sisi ini telah berikatan dengan kalsium, maka timbul perubahan yang mengaktifkan

kalmodulin, menimbulkan pengaruh multiple didalam sel dengan cara yang sama dengan

fungsi siklik AMP. Contohnya, ikatan tersebut akan mengaktifkan banyak enzim lainnya yang

merupakan bantuan bagi enzim-enzim yang sudah diaktifkan oleh siklik AMP

sebelumnya,jadi merupakan factor tambahan untuk reaksi metabolisme intraselular.salah satu

fungsi spesifik dari kalmodulin adalah mengaktifkan miosin kinase yang selanjutnya akan

langsung bekerja pada miosin yang terdapat dalam otot polos yang akhirnya menyebabkan

timbulnya kontraksi otot polos.

Konsentras normal ion kalsium diseluruh sel tubuh kira-kira 10 -7sampai 10-8 milimol

perliter, dan jumlah ini sebenarnya tidak cukup untuk mengaktifkan sistem kalmodulin.

4

Page 5: Anatomi Fisiologi Dan Pengkajian Umum Sistem Endokrin Ius

Namun, bila konsentrasi ion kalsium bertambah sampai setinggi 10-6sampai 10-5 milimol

perliter, maka sudah cukup untuk menimbulkan ikatan sehingga kalmodulin dapat bekerja

didalam sel. Jumlah ini hampir sama dengan perubahan jumlah ion kalsium yang dibutuhkan

oleh otot rangka yang dipakai untuk mengaktifkan troponin C, yang selanjutnya menyebabkan

timbulnya kontraksi otot rangka. Dalam hal ini yang menarik adalah fungsi dan struktur

protein dalam troponin C sangat mirip dengan fungsi dan struktur protei dari kalmodulin.

lain(atau “kurir kedua”) yang terdapat didalam sel. Dua dari bahan perantara ini adalah :

1). Siklik gianosin monofosfat, yang merupakan nukleotida fungsinya sangat mirip dengan

fungsi siklik AMP, hanya saja bahan ini lebih banyak mengandung bahan dasar guanin

daripada adenin dan bahan ini dapat mengaktifkan berbagai susunan enzim.

2). Inositol trifosfat, yang terbentuknya juga sebagai suatu respon terhadap pengikatan

hormone dengan reseptor yang spesifik yang terdapat pada membrane sel, dan bahan ini juga

masih tetap dapat mengaktifkan enzim-enzim yang lain.

Akhirnya, mungkin banyak, prostaglandin juga berfungsi sebagai bahan kurir

kedua.bahan ini merupakan rangkaian ikata lipid yang sangat erat berkaitan satu sama lain dan

banyak ditemukan diseluruh sel tubuh. Ada ratusan fungsi pengatur sel yang berbeda oleh

prostaglandin yang telah dipostulasikan, walaupun sebagian besar fungsi ini masih menunggu

adanya penelitian yang definitive.

Makna dari sistem kurir kedua multipel didalam sel adalah bahwa asetiap kurir ini

dapat mengatur fungsi sel yang saling terpisah, sehingga memungkinkan berbagai cara kerja

seel.

KERJA HORMON STEROID PADA GEN DALAM MENIMBULKAN SINNTESIS

PROTEIN

Makna penting kedua dari kerja hormon-khususnya hormone steroid yang

disekresikan oleh korteks adrenal,ovarium,dan testis adalah menyebabkan timbulnya sintesis

protein pada sel target ; dan selanjutnya protein ini berfungsi sebagai enzim atau sebagai

protein pengangkut yang sifatnya mengaktifkan fungsi sel yang lain.

Rangkaian peristiwa dari fungsi steroid itu adalah:

1). Hormone steroid memasuki sitoplasma sel, dan didalam sitoplasma hormone berikatan

dengan reseptor protein spesifik.

5

Page 6: Anatomi Fisiologi Dan Pengkajian Umum Sistem Endokrin Ius

2). Ikatan reseptor protein/hormone selanjutnya berdifusi kedalam atau diangkat kedalam inti.

3). Ikatan ini selanjutnya mengaktifkan proses transkripsi dari gen-gen yang spesifik untuk

membentuk RNA kurir.

4). RNA kurir berdifusi kedalam sitoplasma untuk kemudian meningkatkan proses transkripsi

yang terjadi didalam ribosom untuk membentuk protei baru.

Sebagai contoh, aldosteron, yang merupakan salah satu hormon yang disekresikan

oleh korteks adrenal, memasuki sitoplasma sel-sel tubulus ginjal, yang mengandung reaeptor

protein yang spesifik. Oleh karena itu, didalam sel ini akan terjadi rentetan peristiwa diatas.

Sesudah kira-kira 45 menit kemudian, didalam akan meningkatkan reabsorbsi natriumdari

tubulus dan sekresi kalium kedalam tubulus. Jadi, ada perlambatan waktu mulainya kerja

hormone steroid yakni 45 menit dan perlambatan ini dapat sampai beberapa jam atau bahkan

dapat sampai beberapa hari dan kemudian baru akan tercapai kerja yang penuh, dimana hal ini

merupakan gejala yang berbeda dengan kerja yang sangat cepat dari hormone-hormon derivat

peptida dan asam amino, misalnya vasopresin dan norepinefrin.

4. Negative Feedback Mechanism (Mekanisme Umpan Balik Negative)

Merupakan suatu proses di mana hormon mempunyai pengaturan sendiri sehingga

kadarnya selalu dalam keadaan optimum untuk menjaga keseimbangan dalam organ yang

berada di bawah pengaruhnya.manakala kadar hormon telah mencukupi untuk menghasilkan

efek yang dimaksudkan. Kenaikan kadar hormon lebih jauh dicegah oleh umpan balik

negative. Peningkatan kadar hormon mengurangi perubahan awal yang memcu pelepasan

hormon. Misalnya, peningkatan ACTH dari kelenjar pituitary anterior merangsang

peningkatan pelepasan kortisol dari korteks adrenal , menyebabkan penurunan pelepasan

ACTH lebih banyak. Kadar substansi dalam darah selain hormon juga memicu pelepasan

hormone dan dikonrol melalui system umpan balik. Pelepasan insulin dari Pulau Langerhans

di pancreas didorong oleh kadar glukosa dalam darah.

5. Hormon – hormon yang Dihasilkan oleh Kelenjar Endokrin dan Fungsinya

a) Hipotalamus

Sebagai pusat tertinggi system kelenjar endokrin yang menjalankan fungsinya melalui

humoral ( hormonal ) dan saraf. Hormone yang dihasilkan sering disebut factor R dan

I mengontrol sintesa dan sekresi hormone hipotalamus anterior sedangkan control

6

Page 7: Anatomi Fisiologi Dan Pengkajian Umum Sistem Endokrin Ius

terhadap hipofisis posterior berlangsung melalui kerja saraf. Hormon-hormon

hipotalamus:

1. ACRH : Adenocortico Releasing Hormon

ACIH : Adenocortico Inhibiting Hormon

2. TRH : Tyroid Releasing Hormon

TIH : Tyroid Inhibiting Hormon

3. GnRH : Gonadotropin Releasing Hormon

GnIH : Gonadotropin Inhibiting Hormon

4. PTRH : Paratyroid Releasing Hormon

PTIH : Paratyroid Inhibiting Hormon

5. PRH : Prolaktin Releasing Hormon

PIH : Prolaktin Inhibiting Hormon

6. GRH : Growth Releasing Hormon

GIH : Growth Inhibiting Hormon

7. MRH : Melanosit Releasing Hormon

MIH : Melanosit Inhibiting Hormon

7

Page 8: Anatomi Fisiologi Dan Pengkajian Umum Sistem Endokrin Ius

Kelenjar Hipofisis ( Master of Gland )

1. Hipofisis Anterior

Hormon Pertumbuhan ( GH ): menyebabkan pertumbuhan hampir seluruh

sel dan jaringan tubuh.

Adenokortikotropin ( ACTH ): menyebabkan korteks adrenal mensekresi

hormon-hormon adrenokortikal

hormon Perangsang Titoid ( TSH ): menyebabkan kelenjar tiroid

mensekresi tiroksin dan triidotironin.

Hormon Perangsang Folikel ( FSH ): menyebabkan pertumbuhan folikel

dalam ovarium sebelum ovulasi, , meningkatkan pembentukan sperma di

dalam testis.

Hormon pelutein : berperan penting dalam proses ovulasi , juga

menimbulkan sekresi hormon kelamin wanita oleh ovarium dan

testosteron.

2. Hipofisis Posterior

Hormon Antidiuretik ( ADH ) / vasopresin : menyebabkan ginjal menahan

air sehingga meningkatkan jumlah air dalam tubuh ; juga pada konsentrasi

yang tinggi, akan menyebabkan penyempitan pembuluh darah di seluruh

tubuh dan menaikan TD.

Oksitosin : membuat uterus berkontraksi selama proses persalinan , juga

mungkin membantu pengeluaran bayi ; juga membuat sel-sel mioepitelial

dalam payudara berkontraksi , sehingga mengeluarkan air susu dari

payudara sewaktu bayi menghisap.

8

Page 9: Anatomi Fisiologi Dan Pengkajian Umum Sistem Endokrin Ius

b) Korteks Adrenal

Kortisol ( Glukokortikoid )

Kortisol mempunyai efek pada tubuh antara lain dalam metabolisme

glukosa ( glukosaneogenesis ) yang meningkatkan kadar glukosa darah,

metabolisme protein , keseimbangan cairan dan elektrolit, inflamasi dan

imunitas , dan terhadap stressor.

Aldosteron ( mineralokortikoid )

Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit dengan meningkatkan retensi

natrium dan ekskresi kalium. Selanjutnya membantu dalam

mempertahankan tekanan darah normal dan curah jantung. Defisiensi

mineralokortikoid ( penyakit Adison’s ) mengarah pada hipotensi,

hiperkalemia, penurunan curah jantung, dan dalam kasus akut, syok.

Kelebihan mineralokortiktoid mengakibatkan hipertensi dan hipokalemia.

9

Page 10: Anatomi Fisiologi Dan Pengkajian Umum Sistem Endokrin Ius

c) Kelenjar Tiroid

Tiroksin dan triiodotironin : meningkatkan kecepatan reaksi kimia dalam

hamper semua sel tubuh , jadi meningkatkan tingkat metabolisme tubuh umum.

Kalsitonin : memacu pengendapan kalsium di dalam tulang sehingga

menurunkan konsentrasi tingkat metabolisme tubuh umum.

Fungsi Hormon-hormon tiroid yang lain:

Memegang peranan penting dalam peetumbuhan fetus khususnya pertumbuhan

saraf dan tulang

Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin

Efek kronotropik dan inotropik terhadap jantung yaitu menambah kekuatan

kontraksi otot dan menambah irama jantung

Merangsang pembentukan sel darah merah

Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernafasan sebagai kompensasi tubuh

terhadap kebutuhan oksigen akibat metabolism.

Bereaksi sebagai antagonis kalsium.

d) Pulau Langerhans Kelenjar Pankreas

o Insulin : memacu masuknya glukosa ke dalam seluruh sel tubuh , dimana cara

ini mengatur kecepatan metabolism dari hamper semua karbohidrat.

Efek anabolik insulin:

Pada hepar

10

Page 11: Anatomi Fisiologi Dan Pengkajian Umum Sistem Endokrin Ius

o Meningkatkan sintesa dan opemyimpanan glukosa

o Menghambat glikogeolisis, glukoneogenesis, dan ketogenesis

o Meningkatkan sintesa trigliserida dari asam lemak bebas di hepar

Pada otot

o Meningkatkan sintesa protein

o Meningkatkan transportasi asam amino

o Meningkatkan glikogenesis

Pada jaringan lemak

o Meningkatkan sintesa trigliserida dari asam lemak bebas

o Meningkatkan penyimpanan trigliserida

o Menurunkan lipolisis

o glukagon : meningkatkan pelepasan glukosa dari hati masuk ke sirkulasi cairan

tubuh. Glukagon meningkatkan glikogenolisis ( pemecahan glikogen menjadi

glukosa ) dan meningkatkan glukoneogenesis. Dalam metabolisme lemak ,

glikagon meningkatkan lipolisis.

PULAU LANGERHAN

KELENJAR PANKREAS

11

Page 12: Anatomi Fisiologi Dan Pengkajian Umum Sistem Endokrin Ius

e) Kelenjar Gonad

o Ovarium

o Estrogen : merangsang perkembangan organ kelamin wanita, payudara, dan

berbagi sifat kelamin sekunder.

o Progesteron : merangsang sekresi cairan uterus oleh kelenjar endometrium

uterus, juga membantu meningkatkan perkembangan aparatus sekretorik

payudara, mempersiapkan tubuh untuk menerima kehamilan dan

merupakan syarat mutlak untuk konsepsi dan implantasi.

o Testis

o Testosteron : merangsang pertumbuhan organ kelamin pria, juga

meningkatkan perkembangan sifat-sifat kelamin sekunder pria.

12

Page 13: Anatomi Fisiologi Dan Pengkajian Umum Sistem Endokrin Ius

f) Kelenjar Paratiroid

parathormon

Mengatur konsentrasi ion kasium dalam cairan ekstraseluler dengan cara

mengatur :

o absorpsi kalsium dari usus

o ekskresi kalsium oleh ginjal

o pelepasan kalsium dari tulang

o menstimulasi dan mentranspor kalsium dan fosfat melalui membran sel

13

Page 14: Anatomi Fisiologi Dan Pengkajian Umum Sistem Endokrin Ius

g) Plasenta

gonadotropin korion manusia (HCG) : meningkatkan pertumbuhan korpus

luteum dan sekresi estrogen dan progesteron oleh korpus luteum.

estrogen : meningkatkan pertumbuhan organ kelamin ibu dan beberapa

jaringan janin.

progesteron : mungkin meningkatkan perkembangan beberapa jaringan dan

organ janin , membantu meningkatkan perkembangan aparatus sekretorik

dari payudara ibu.

somatotropin manusia : mungkin meningkatkan pertumbuhan beberapa

jaringan janin serta membantu perkembangan payudara ibu.

14

Page 15: Anatomi Fisiologi Dan Pengkajian Umum Sistem Endokrin Ius

B. Pengkajian Umum Sistem Endokrin

1) Data Demografi

Usia dan jenis kelamin merupakan data dasar yang penting. Beberapa gangguan endokrin

baru jelas dirasakan pada usia tertentu merupakan proses patologis sudah berlangsung

sejak lama. Kelainan-kelainan somatik harus selalu dibandingkan dengan usia dan gender ,

misalnya berat badan dan tinggi badan. Tenpat tinggal juga merupakan data yang perlu di

kaji, khususnya tempat tinggal pada masa bayi dan kanak-kanak dan juga tempat tinggal

klien sekarang.

2) Riwayat Kesehatan Keluarga

Mengkaji kemungkinan adanya anggota keluarga yang mengalami gangguan seperti yang di

alami klien atau gangguan tertentu yang berhubungan secara langsumg dengan gangguan

hormonal seperti:

Obesitas

Gangguan pertumbuhan dan perkembangan

Kelainan pada kelenjar tiroid

Diabetes melitus

Infertilitas

15

Page 16: Anatomi Fisiologi Dan Pengkajian Umum Sistem Endokrin Ius

Dalam mengidentivikasi informasi ini tentunya perawat harus dapat menerjemahkan informasi

yang ingin diketahui dengan bahasa yang sederhana dan di mengerti oleh klien atau keluarga.

3) Riwayat Kesehatan dan Keperawatan Klien

Perawat mengkaji kondisi yan pernah dialami oleh klien di luar gangguan yang dirasakan

sekarang khususnya gangguan yang mungkin sudah berlangsung lama bila di hubungkan

dengan usia dan kemungkinan penyebabnya namun karena tidak mengganggu aktivitas klien,

kondisi ini tidak di keluhkan.

Tanda-tanda seks sekunder yang tidak berkembang, misalnya amenore, bulu rambut

tidak tumbuh, buah dada tidak berkembang dan lain-lain.

Berat badan yang tidak sesuai dengan usia, misalnya selalu kurus meskipun banyak

makan dan lain-lain.

Gangguan psikologia seperti mudah marah, sensiif, sulit bergaul dan tidak mampu

berkonsentrasi, dan lain-lain.

Hospitalisasi, perlu dikaji alasan hospitalisasi dan kapan kejadiannya. Bila klien

dirawat beberapa kali, urutkan sesuai dengan waktu kejadiannya.

Juga perlu memperoleh informasi tentang penggunaan obat-obatan di saat sekarang dan masa

lalu. Penggunaan obat-obatan ini mencakup obat yang di peroleh dari dokter atau petugas

kesehatan maupun obat-obatan yang di peroleh secara bebas.jenis obat-obatan yang

mengandung hormon atau yang dapat merangsang aktivitas hormonal seperti

hidrokortison;levothyroxine; kontrasepsi oral; dan obat-obatan anti hipertensif.

4) Riwayat Diit

Perubahan status nutrisi atau gangguan pada saluran pencernaan dapat saja mencerminkan

gangguan endokrin tertentu atau pola dan kebiasaan makan yang salah dapat menjadi

faktor penyebab, pleh karena itu kondisi berikut ini perlu di kaji:

Adanya nausea, muntah dan nyeri abdomen

Penurunan atau penambahan berat badan yang drastis

Selera makan yang menurun atau bahkan berlebihan

Pola makan dan minum sehari-hari

16

Page 17: Anatomi Fisiologi Dan Pengkajian Umum Sistem Endokrin Ius

Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang dapat mengganggu fungsi endokrin

seperti makanan yang bersifat goitrogenik terhadap kelenjar tiroid

5) Status Sosial Ekonomi

Karena status sosial ekonomi nerupakan aspek yang sangat peka bagi banyak orang maka

hendaknya dalam mengidentifikasi kondisi ini perawat melakukannya bersama-sama

dengan klien. Menghindarkan pertanyaan yang mengarah pada jumlah atau nilai

pendapatan melainkan lebih di fokuskan pada kualitas pengelolaan suatu nilai tertentu.

Mendiskusikan bersama-sama bagaiman klien dan keluarganya memperoleh makanan

yang sehat dan bergizi, upaya mendapatkan pengobatan bila klien dan keluarganya sakit

dan upaya mempertahankan kesehatan klien dan keluarga tetap optimal dapat

mengungkapkan keadaan sosial ekonomi klien dan menyimpulkan bersama-sama

merupakan upaya untuk mengurangi kesalahan penafsiran

6) Masalah Kesehatan Sekarang

Atau disebut juga keluhan utama. Perawat memfokuskan pertanyaan pada hal-hal yang

menyebabkan klien meminta bantuan pelayanan seperti :

Apa yang di rasakan klien

Apakah masalah atau gejala yang dirasakan terjadi secara tiba-tiba atau poerlahan

dan sejak kapan dirasakan

Bagaimana gejala itu mempengaruhi aktivitas hidup sehari-hari

Bagaimana pola eliminasi baik fekal maupun urine

Bagaiman fungsi seksual dan reproduksi

Apakah ada perubahan fisik tertentu yang sanat menggangu klien

Halhal yang berhubungan dengan fungsi hormonal secara umum :

Tingkat energi

Perubahan kekuatan fisik di hubungkan dengan sejumlah gangguan hormonal

khususnya disfungsi kelenjar tiroid dan adrenal.perawat mengakaji bagaimana

kemampuan klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari, apakah dapat di

lakukan sendiri tanpa bantuan, dengan bantuan atau sama sekali klien tidak

berdaya melakukannya atau bahkan klien tidur sepanjang hari merupakan

17

Page 18: Anatomi Fisiologi Dan Pengkajian Umum Sistem Endokrin Ius

informasi yang sangat penting. Kaji juga bagaimana asupan makanan klien

apkah berlebih atau kurang.

Pola eliminasi dan keseimbangan cairan

Pola eliminasi khususnya urine dipengaruhi oleh fungsi endokri. Secara

langsung oleh ADH,Aldosteron, dan kortisol.perawat menanyakan tentang

pola berkemih dan jumlah volume urine. Dan apakah klien sering terbangun

malam hari untuk berkemih. Nyatakan volume urine dalam gelas untuk

memudahkan persepsi klien. Eliminasi urine tentu sangat berhubungan erat

dengan keseimbangan air dan elektrolit tubuh. Bila dari hasil anamnesa ada

hal yang mengindikasikan voume urine berlebih, pertanyaan kita di arahkan

lebih jauh ke kemungkinan klien kekurangan cairan, kaj apakah klien

mengalami gejala kurang cairan dan bagaimana klien mengatasinya. Tanyakan

seberapa besar volume cairan yang dikonsumsi setiap hari. Kaji pola sebelum

sakit untuk membandingkan pola sebelum sakit untuk membandingan pola

yang ada sekarang.

Pertumbuhan dan perkembangan

Secara langsung pertumbuhan dan perkembangan ada di bawah pengaruh GH,

kelenjar tiroid dan kelenjar gonad. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan

dapat saja terjadi semenjak di dalam kandungan bila hormon yang

mempengaruhi tumbang fetus kurang seperti hipotiroid pada ibu. Kondisi ini

dapat pula terjadi setelah bayi lahir artinya selama proses tumbang terjadi

disfungsi GH atau mungkin Gonad dan kelenjar tiroid. Perlu mengkaji

gangguan ini apakah terjadi semenjak bayi di lahirkan dengan tubuh yang

kerdil, atau terjadi selama proses pertumbuhsn dan bahkan tidak dapat di

identifikasi jelas kapan mulai tampak gejala tersebut. Mengkajisecara lengkap

pertambahan ukuran tubuh dan fungsinya misalnya bagaimaa tingkat

intelegensia, kemampuan berkomunikasi, inisiatif dan rasa tanggung jawab.

Kaji pula apakah perubahan fisik tersebut mempengaruhi kejiwaan klien.

Seks dan Reproduksi

Fungsi seksual dan reproduksi sama penting untuk di kaji baik klien wanita

maupun pria. Pada klien wanita, kaji siklus menstruasinya mencakup lama,

volume, frekuensi dan perubahan fisik termasuk sensasi nyeri atau kramp

18

Page 19: Anatomi Fisiologi Dan Pengkajian Umum Sistem Endokrin Ius

abdomen sebelum selama dan sesudah haid. Untuk volume gunakan satuan

jumlah pembalut yang di gunakan, kaji pula pada umur berapa klien pertama

kali menstruasi.

Bila klien bersuami, kaji apakah pernah hamil, abortus, dan melahirkan.

Jumlah anak yang pernah di lahirkan dan apakah klien menggunakan cara

tertentuuntuk membatasi kelahiran atau cara untuk mendapatkan keturunan.

Pada klien pria, kaji apakah klien mampu ereksi dan orgasme dan bagaimana

perasaan klien setelah melakukannya, adakah perasaan puas dan

menyenangkan. Tanyakan pula adakah perubahan bentuk dan ukuran alat

genitalnya.

Mengkaji hal-hal yang berhubungan dengan seks masih seringkali

menjadi hal yang tabu untuk di perbincangkan padahal seharusnya itu tidak

perlu terjadi. Jika perbincagan tentang seks ii di lakukan dalam konteks

therapi maka tidak perlu malu. Perawat perlu mawas diri dengan perasaannya,

bersikap dewasa, dan berwibawa sehingga perasaan segan dan malu dapat

diminimalkan bahkan dihilangkan.

Pemeriksaan fisik

Melalui pemeriksaan fisik ad dua aspek utama yang dapat di gambarkan yaitu:

1. Kondisi kelenjar endokrin

2. Kondisi jaringan atau organ sebagai dampak dari kondisi endokrin

Pemeriksaan fisik terhadap kondisi kelenjar hanya dapat dilakukan terhadap

kelenjar tiroid dan kelenjar gomad pria (testes).Secara umum,tekhenik

pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan dalam memperoleh berbagai

penyimpangan fungsi adalah :

Inspeksi

Disfungsi sistem endokrin akan menyebabkan perubahan fisik sebagai

dampaknya terhadap pertumbuhan dan perkembangan, kesembangan cairan

dan elektrolit , seks dan reproduksi, metabolisme dan energi.Berbagai

pperubahan fisik dapat berhubungan dengan satu atau lebih gangguan endokri,

oleh karena itu dalam melakukan pemeriksaan fisik, perawat tetap

berpedoman pada pengkajian yang komprehensif dengan penekanan pada

19

Page 20: Anatomi Fisiologi Dan Pengkajian Umum Sistem Endokrin Ius

gangguan hormonal tertentu dan dampaknya terhadap jaringan sasaran dan

tubuh secara keseluruhan. Jadi menggunakan pendekatan head-to-toe saja atau

menggabungkannya dengan pendekatan sistem, kedua-duanya dapat

digunakan

Pertama-tama, amatilah penampilan umum klien apakah tampak

kelemahan berat, sedang dan ringan dan sekaligus amati bentuk dan proporsi

tubuh. Pada pemeriksaan wajah, fokuskan pada abnormalitas struktur, bentuk

dan ekspresi wajah seperti bentuk dahi, rahang dan bibir.pada mata amati

adannya edema periorbita dan exopthalmus serta apakah ekspresi wajah datar

atau tumpul. Amati lidah klien terhadap kelainan bebtuk dan penebalan, ada

tidaknya tremor pada saat diam atau bila digerakkan. Kondisi ini biasanya

terjadi pada gangguan tiroid.

Didaerah leher, apakah leher tampak membesar, simetris atau tidak.

Pembesaran leher dapat disebabkan pembesaran kelenjar tiroid dan untuk

meyakinkannya perlu dilakukan palpasi.Distensi atau bendungan pada vena

jugularis dapat mengidemtifikasikan kelebihan cairan atau kegagalan jantung.

Amati warna kulit(hiperpigmentasi atau hipopigmentasi) pada lehe, apakah

merata dan cacat lokasinya dengan jelas. Bila dijumpai kelainan kulit leher,

lanjutkan dengan memeriksa lokasi yang lain di tubuh selakigus. Infeksi

jamur, penembuhan luka yang lama, bersisik dan petechiae lebih sering

dijumpai pada klien dengan hiperfungsi adrenokortikal. Hiperpigmentasi pada

jari, siku dan lutut dijumpai pada klien hipofungsi kelenjar adrenal.Vitiligo

atau hipopigmentasi pada kulit tampak pada hipofungsi kelenjar adrenal

sebagai akibat destruksi melanosit dikulit oleh proses autoimun.

Hipopigmentasi biasa terjadi di wajah, leher, dan ekstremitas. Penumpukan

masa otot yang berlebihan pada leher bagian belakang yang biasa disebut

Bufflow neck atau leher/punuk kerbau dan terus sampai daerah clavikula

sehingga klien tampak seperti bungkuk, terjadi pada klien hiperfungsi

adrenokortikal. Amati bentuk dan ukuran dada, pergerakan dan simetris

tidaknya.

Ketidakseimbangan hormonal khususnya hormon seks akan

menyebabkan perubahan tanda seks sekunder, oleh sebab itu amati keadaan

20

Page 21: Anatomi Fisiologi Dan Pengkajian Umum Sistem Endokrin Ius

rambut axila dan dada. Pertumbuhan rambut yang berlebihan pada dada dan

wajah wanita disebut hirsutisme. Pada buah dada amati bentuk dan ukuran,

simetris tidaknya, pigmentasi dan adanya pengeluaran cairan. Striae pada buah

dada atau abdomen sering dijumpai pada hiperfungsi adrenokortikal.Bentuk

abdomen cembung akibat penumpukan lemak centripetal dijumopai pada

hiperfungsi adrenokortikal.Pada pemeriksaan genetalia, amati kondisi skrotum

dan penis juga klitoris dan labia terhadap kelainan bentuk.

Palpasi

Kelenjar tiroid dan testes, dua kelenjar yang dapat diperiksa melalui rabaan.

Pada kondisi normal, kelenjar tiroid tidak teraba namun isthmus dapat diraba

dengan menengadahkan kepala klien. Lakukan palpasi kelenjar tiroid perlobus

dan kaji ukuran, nodul tinggal atau multipel, apakah ada rasa nyeri pada saat

di palpasi. Pada saat melakukan pemeriksaan, klien duduk atau berdiri sama

saja namun untuk menghindari kelelahan klien sebaiknya posisi duduk.Untuk

hasil yang lebih baik, dalam melakukan palpasi pemeriksa berada dibelakang

klien dengan posisi kedua ibu jari perawat dibagian belakang leher dan

keempat jari-jari lain ada diatas kelenjar tiroid.

Palpasi testes di lakukan dengan posisi tidur dan tangan perawat harus

dalam keadaan hangat. Perawat memegang lembut began ibu jari dan dua jari

lain, bandingkan yang satu dengan yang lainnya terhadap ukuran/besarnya,

simetris tidaknya nodul. Normalnya testes teraba lembut, peka terhadap sinaar

dan sinyal seperti karret.

Auskultasi

Mendengarkan bunyin tertentu dengan bantuan stetoskop dapat

menggambarkan berbagai perubahan dalam tubuh.Auskultasi pada daerah

leher, diatas kelenjar tiroid dapat mengidentifikasi“ bruit“. Bruit adalah bunyi

yang dihasilkan oleh karena turbulensi pada pembuluh darah tiroidea. Dalam

keadaan normal, bunyi ini tidak terdengar. Dapat diidentifikasi bila terjadi

21

Page 22: Anatomi Fisiologi Dan Pengkajian Umum Sistem Endokrin Ius

peningkatan sirkulasi darah ke kelenjar tiroid sebagai dampak peningkatan

aktivitas kelenjar tiroid.

Auskultasi dapat pula dilakukan untuk mengidentifikasi perubahan

pada pembuluh darah dan jantung seperti tekanan darah, ritme dan rate

jantung yang dapat menggambarkan gangguan keseimbangan cairan,

perangsangan katekolamin dan perubahan metabilisme tubuh.

7) Pengkajian Psikososial

Perawat mengkaji keterampilan koping, dukungan keluarga, teman , dan handai taulan

serta bagaimana keyakinan klien tentang sehat sakit. Sejaumlah ganguan endokrin yang

serius mempengaruhi persepsi klien terhadap dirinya sendiri oleh karena perubahan-

perubahan yang dialami menyangkut perubahan fisik, fungsi seksual dan reproduksi dan

lain-lain yang akan mempengaruhi konsep dirinya. Kemampuan klien dan keluarga dalam

memberi perawatan di rumah termasuk penggunaan obat-obatan yang biasanya dapat

berlangsung lama perlu dikaji.

Pengkajian Diagnostik Sistem Endokrin

A. Pemeriksaan Diagnostik pada Kelenjar Hipofise

Foto Tengkorak (kranium)

Dilakukan untuk melihat sella tursika. Dapat terjadi tumor atau juga atropi. Tidak

dibutuhkan persiapan fisik secara khusus, namun pendidikan kesehatan tentang tujuan

dan prosedur sangatlah penting.

Foto tulang (osteo)

Dilakukan untuk melihat kondisi tulang. Pada klien dengan gigantisme akan dijumpai

ukuran maupun panjangnya. Pada akromegali akan dijumpai tulang-tulang perifer

yang bertambah ukurannnya ke samping. Persiapan fisik secara khusus tidak ada,

pendidikan kesehatan diperlukan.

22

Page 23: Anatomi Fisiologi Dan Pengkajian Umum Sistem Endokrin Ius

CT scan Otak

Dilakukan untuk melihat kemungkinan adanya tumor pada hipofise atu hipotalamus

melalui komputerisasi. Tidak ada persiapan fisik secara khusus, namun diperlukan

penjelasan agar klien dapat diam bergerak selama prosedur.

Pemeriksaan darah dan urin

KADAR GROWTH HORMON

Nilai normal 10µg/ml pada anak dan orang dewasa. Pada bayi di bulan-bulan pertama

kelahiran nilai ini meningkat kadarnya. Spesimen adalah darah venalebih kurang 5 cc.

Persiapan khusus secara fisik tidak ada.

KADAR TIROID STIMULATING HORMON (TSH)

Nilai normal 6-10 µg/ml. Dilakukan untuk menentukan apakah gangguan tiroid

bersifat primer atau sekunder. Dibutuhkan darah lebih kurang 5 cc. Tanpa persiapan

secara khusus.

KADAR ADENOKARTIKO TROPIK (ACTH)

Pengukuran dilakukan dnegan test supresi deksametason. Spesimen yang diperlukan

adalah darah vena lebih kurang 5 cc dan urin 24 jam.

Persiapan

1. Tidak ada pembatasan makan dan minum

2. Bila klien menggunakan obat-obatan seperti kortisol dan antagonisnya,

dihentikan lbih dahulu 24 jam sebelumnya.

3. Bila obat-obatan harus diberikan, lamirkan jenis obat dan dosisnya pada lembar

pengiriman spesimen

4. Cegah stress fisik dan psikologis

Pelaksanaan

1. Klien diberi deksametason 4 × 0.5 ml/hari selama-lamanya dua hari

2. Besok paginya darah vena diambil sekitar 5 cc

3. Urine ditampung selama 24 jam

4. Kirim spesimen ( darah dan urin ) ke laborator

Hasil

Normal bila ;

ACTH menurun kadarnya dalam darah. Kortisol darah kurang dari 5 ml/dl

23

Page 24: Anatomi Fisiologi Dan Pengkajian Umum Sistem Endokrin Ius

17-Hydroxi-Cortico-Steroid (17-OHCS ) dalam urin 24 jam kurang dari 2.5

mg.

Cara sederhana dapat juga dilakukan dengan pemberian deksametason 1 mg per oral

tengah malam , baru darah vena diambil lebih kurang 5 cc pada pagi hari dan urin

ditampung selama 5 jam. Spesimen dikirim ke laboratorium. Nilai normal bila kadar

kortisol darah kurang atau sama dengan 3 mg/dl dan ekskresi OHCS dalam urin 24 jam

kurang dari 2.5 mg.

B. Pemeriksaan Diagnostik pada Kelenjar Tiroid

Up take Radioaktif ( RAI )

Tujuan pemeriksaan adalah untuk mengukur kemampuan kelenjar tiroid dalam

menangkap iodida.

Persiapan

1. Klien puasa 6-8 jam

2. Jelaskan tujuan dan prosedur

Pelaksanaan

1. Klien diberi Radioaktif Jodium (I131) per oral sebanyak 50 microcuri. Dengan

alat pengukur yang ditaruh di atas kelenjar tiroid diukur radioaktif yang

tertahan.

2. Juga dapat diukur clearence I131 melalui ginjal dengan mengumpulkan urin

selama 24 jam dan diukur kadar radioaktif jodiumnya.

Banyaknya I131 yang ditahan oleh kelenjar tiroid dihitung dalam persentase sebagai

berikut:

1. Normal : 10-35%

2. Kurang dari : 10% disebut menurun , dapat terjadi pada hipotiroidisme.

3. Lebih dari : 35 % disebut meninggi, dapat terjadi pada tirotoxikosis atau pada

defisiensi jodium yang sudah lama dan pada pengobatan lama hipertiroidisme.

T3 dan T4 Serum

Persiapan fisik secara khusu tidak ada. Spesimen yang dibutuhkan adalah darah vena

sebanyak 5-10 cc.

24

Page 25: Anatomi Fisiologi Dan Pengkajian Umum Sistem Endokrin Ius

1. Nilai normal pada orang dewasa:

Jodium bebas : 0.1-0.6 mg/dl

T3 : 0.2-0.3 mg/dl

T4 : 6-12 mg/dl

2. Nilai normal pada bayi/anak:

T3 : 180-240 mg/dl

Up take T3 Resin

Bertujuan untuk mengukur jumlah hormon tiroid ( T3 ) atau tiroid binding globulin

(TBG) tak jenuh. Bila TBG naik berarti hormon tiroid bebas meningkat. Peningkatan

TBG terjadi pada hipertiroidisme. Dibutuhkan spesimen darah vena sebanyak 5 cc.

Klien puasa selama 6-8 jam.

Nilai normal pada :

- Dewasa : 25-35 % uptake oleh resin

- Anak : pada umumya tidak ada

Protein Bound Iodine (PBI)

Bertujuan mengukur jodium yang terikat dengan protein plasma. Nilai normal 4-8 mg

% dalam 100 ml darah. Spesimen yang dibutuhkan darah vena sebanyak 5-10 cc.

Klien dipuaskan sebelum pemeriksaan sebelum pemeriksaan 6-8 jam.

Laju Metabolisme Basal (BMR)

Bertujuan untuk mengukur secara tidak langsung jumlah oksigen yang dibutuhkan

tubuh di bawah kondisi basal selama beberapa waktu.

Persiapan:

-klien puasa sekitar 12 jam

-hindari kondisi yang menimbulkan kecemasan dan stress

-klien harus tidur paling tidak 8 jam

-tidak mengkonsumsi obat-obat analgesik dan sedatif

-jelaskan pada klien tujuan pemeriksaan dan prosedurnya

-tidak boleh bangun dari tempat tidur sampai pemeriksaan dilakukan

Pelaksanaan :

25

Page 26: Anatomi Fisiologi Dan Pengkajian Umum Sistem Endokrin Ius

-segera setelah bangun, dilakukan pengukuran tekanan darah dan nadi

-dihitung dengan rumus BMR (0.75 × pulse ) + ( 0.74 × Tek Nadi ) -72

-nilai normal BMR : -10 s/d 15 %

Scanning Tyroid

Dapat digunakan dengan beberapa tehnik antara lain :

- Radio Iodine Scanning. Digunakan untuk menentukan apakah nodul tiroid tunggal

atau majemuk dan apakah panas atau dingin ( berfungsi atau tidak berfungsi ).

Nodul panas menyebabkan hipersekresi jarang bersifat ganas.

- Up take Iodine. Digunakan untuk menentukan pengambilan jodium dari plasma.

Nilai normal 10 s/d 30 % dalam 24 jam.

C. Pemeriksaan Diagnostik pada Kelenjar Paratiroid

Percobaan Sulkowitch

Dilakukan untuk memeriksa perubahan jumlah kalsium dalam urine, sehingga

dapat diketahui aktivitas kelenjar paratiroid. Percobaan dilakukan dengan

menggunakan Reagens Sulkowitch. Bila pada percobaan tidak terdapat endapan

maka kadar kalsium plasma diperkirakan antara 5 mg/dl. Endapan sedikit (fine

white cloud) Menunjukkan kadar kalsiun darah normal (6 ml/dl). Bila endapan

banyak, kadar kalsium tinggi.

Persiapan :

-urine 24 jam ditampung ditampung.

-makanan rendah kalsium 2 hari berturut-turut.

Pelaksanaan :

-masukkan urin 3 ml ke dalam 2 tabung.

-ke dalam tabung pertama dimasukkan reagens sulkowitch 3 ml, tabung kedua

hanya sebagai kontrol.

Pembacaan hasil secara kuantitatif :

Negatif (-) : tidak terjadi kekeruhan

26

Page 27: Anatomi Fisiologi Dan Pengkajian Umum Sistem Endokrin Ius

Positif (+) : terjadi kekeruhan yang halus

Positif (++) : kekeruhan sedang

Positif (+++) : kekeruhan banyak timbul dalam waktu kurang dari 20 detik

Positif (++++) : kekeruhan hebat, terjadi seketika

Percobaan Ellwort – Howard

Percobaan didasarkan pada diuresis pospor yang dipengaruhi oleh parathormon.

Cara pemeriksaan: klien disuntik dengan parathormon melalui intravena kemudian

urin ditampung dan diukur kadar pospornya.pada hipoparatiroid, diuresis pospor

bisa mencapai 5-6 kali nilai normal. Pada hiperparatiroid, diuresis pospornya tidak

banyak berubah.

Percobaan Kalsium Intravena

Percobaan ini berdasarkan pada anggapan bahwa bertambahnya kadar serum

kalsium akan menekan pembentukkan parathormon. Normal bila pospor serum

meningkat dan pospor diuresis berkurang. Pada hiper paratiroid, pospor serum dan

pospor diuresis tidak banyak berubah. Pada hipoparatiroid, pospor serum hampir

tidak mengalami perubahan tetapi pospor diuresis meningkat.

Pemeriksaan radiologi

Persiapan khusus tidak ada. Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat kemungkinan

adanya kalsifikasi tulang, penipisan dan osteoporosis. Pada hipotiroid, dapat

dijumpai kalsifikasi bilateral pada dasar tengkorak. Densitas tulang bisa normal

atau meningkat. Pada hipertiroid, tulang menipis, terbentuk kista dalam tulang

serta tuberculae pada tulang.

Pemeriksaan Elektrokardiogran ( EKG )

Persiapan khusus tidak ada. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

kelainan gambaran ekg akibat perubahan kadar kalsium serum terhadap otot

jantung. Pada hiperparatiroid, akan dijumpai gelombang Q – T yang memanjang

sedangkan pada hiperparatiroid interval Q – T mungkin normal

.

Pemeriksaan Elektromiogram ( EMG )

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi perubahan kontraksi otot akibat

perubahan kadar kalsium serum. Persiapan khusus tidak ada.

27

Page 28: Anatomi Fisiologi Dan Pengkajian Umum Sistem Endokrin Ius

D. Pemeriksaan Diagnostik pada Kelenjar Pankreas

Jenis pemeriksaannya adalah gula darah puasa. Bertujuan untuk menilai kadar gula

darah setelah puasa selama 8-10 jam.

Nilai normal :

Dewasa : 70-110 md/dl

Bayi : 50-80 mg/d

Anak-anak :60-100 mg/dl

Persiapan

Klien dipuasakan sebelum pemeriksaan dilakukan

Jelaskan tujuan prosedur pemeriksaan

Pelaksanaan

Spesimen adalah darah vena lebih kurang 5 s/d 10cc.

Gunakan anti koagulasi bila pemeriksaan tidak dapat dilakukan segera.

Bila klien mendapatkan pengobatan insulin atau oral hipoglikemik

untuk sementara tidak diberikan.

Setelah pengambilan darah, klien diberi makan dan minum serta obat-

obatan sesuai program.

Gula darah 2 jam setelah makan. Sering disingkat dengan gula darah 2 jam PP (post

prandial). Bertujuan untuk menilai kadar gula darah dua jam setelah makan. Dapat

dilakukan secara bersamaan dengan pemeriksaan gula darah puasa artinya setelah

pengambilan darah puasa,kemudian klien disuruh makan menghabiskan porsi yang

biasa lalu setelah dua jam kemudian dilakukan pengukuran kadar gula darahnya. Atau

bisa juga dilakukan secara terpisah tergantung paad kondisi klien.

Prinsip persiapan dan pelaksanaan sama saja namun perlu di ingat waktu yang

tepat untuk pengambilan spesimen karena hal ini dapat mempengaruhi hasil

pemeriksaan. Bagi klien yang mendapat obat-obatan senentara dihentikan sampai

pengambilan spesimen dilakukan.

E. Pemeriksaan Diagnostik pada Kelenjar Adrenal

Pemeriksaan Hemokonsentrasi darah

Nilai normal pada :

28

Page 29: Anatomi Fisiologi Dan Pengkajian Umum Sistem Endokrin Ius

Dewasa wanita :37-47 %

Pria : 45-54%

Anak-anak :30-40%

Neonatal :44-62%

Tidak ada persiapan secara khusus. Spesimen darah dapat diperoleh dari perifer seperti

ujung jari atau melalui pungsi intravena. Bubuhi antikoagulan ke dalam darah untuk

mencegah pembekuan.

Pemeriksaan Elektrolit Serum ( Na, K, Cl ), dengan nilai normal :

Natrium : 310 – 335 mg ( 13.6 – 14 meq / liter )

Kalium : 14 -20 mg% ( 3.5 – 5.0 meq/liter )

Chlorida : 350-375 mg% (100-106 meq /liter)

Pada hipofungsi adrenal akan terjadi hipernatremi dan hipokalemi, dan sebaliknya

terjadi pada hiperfungsi adrenal yaitu hiponatremia dan hiperkalemia. Tidak

diperlukan persiapan fisik secara khusus.

Percobaan Vanil Mandelic Acid (VMA)

Bertujuan untuk mengukur katekolamin dalam urine. Dibutuhkan urine 24 jam. Nilai

normal 1-5 mg. Tidak ada persiapan khusus.

Stimulasi test

Daimaksudkan untuk mengevaluasi dan mendeteksi hipofungsi adrenal. Dapat

dilakukan terhadap kortisol dengan pemberian ACTH. Stimulasi terhadap aldosteron

dengan pemberian sodium.

29

Page 30: Anatomi Fisiologi Dan Pengkajian Umum Sistem Endokrin Ius

DAFTAR PUSTAKA

Guyton, arthur C.1996.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran,cet.4,ed.7.Jakarta:EGC

Hartanto, Huriawati. 2005. Kamus Saku Mosby: Kedokteran, Keperawatan,

Kesehatan. Jakarta : EGC

http://www.harunyahya.com/indo/buku/hormon/images_hormon/80.jpg

Rumahorbo,Hotma. 2005. Asuhan Keperwatan Klien dengan Gangguan Sistem

Endokrin. Jakarta : EGC

Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Perawat. Jakarta : EGC

30

Page 31: Anatomi Fisiologi Dan Pengkajian Umum Sistem Endokrin Ius

\

31