Analisis Swot Pada Puskesmas Salatiga Dan Program Kesehatan Ibu Dan Anak

download Analisis Swot Pada Puskesmas Salatiga Dan Program Kesehatan Ibu Dan Anak

of 17

description

swot

Transcript of Analisis Swot Pada Puskesmas Salatiga Dan Program Kesehatan Ibu Dan Anak

ANALISIS SWOT PADA PUSKESMAS SALATIGA DAN PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAKDI PUSKESMAS SALATIGA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perencanaan dan EvaluasiDosen pengampu : dr. Fitri Indrawati, M.PH.

Oleh :

Arum Mustika Sari(6411414016)Rombel 1 IKM 2014

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAANUNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat, berkah dan karunia-Nya, sehingga makalah yang berjudul Analisis SWOT pada Program Kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas Salatiga dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Ulangan Tengah Semester pada Mata Kuliah Perncanaan dan Evaluasi di Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang.Makalah ini membahas tentang analisis SWOT pada program KIA di Puskesmas Sekaran. Dalam proses pembuatan makalah ini tentu penulis mendapatkan bantuan dan arahan untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Perencanaan dan Evaluasi dr. Fitri Indrawati, M.PH. dan kepada segenap pihak yang telah membantu penulisan makalah ini.Semoga amal baik dari pihak mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Disadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan guna penyempurnaan karya selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat.

Semarang, 24 Oktober 2015

Penyusun

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangSebagaimana yang diamanatkan dalam UU pokok Kesehatan Tanggal 15 10 -1960 BAb 1 pasal 1 telah di nyatakan bahwa , Tiap warga Negara berhak memperoleh derajat kesehatan yang setinggi tingginya dan perlu di ikut sertakan dalam usaha usaha kesehatan pemerintah .Sehubungan dengan hal tersebut di atas ,para ibu dan keluarganya serta masyarakat lainya, di samping sebgai objek , juga harus di ikut sertakan sebagai subjek dalam usaha usaha kesehatan pemerintah , mereka sebagai potensi dalam masyarakat harus di ikut sertakan dalam usaha usaha BKIA yang bersangkutan .Dimana hal tersebut merupakan azas intergrasi dari pelayanaan dalam usaha KIA , sehingga secara optimal usaha usaha BKIA yang bersangkutan akan mencapai tujuan seperti yang di harapkan dalam kegiatan BKIA tersebut . Di dalam pasal 9 No.2 , juga telah di nyatakan bahwa , tujuan pokok UU yang di maksud adalag SSB : meningkatkan derajat kesehatan ibu ,bayi dan anak sampai usia 6 bulan ,menjaga dan mencegah jangan sampai ketiga subjek ini tergolong dalam vulnerable group (golongan terrancam bahaya ) Sehubungan dengan hal yang di kemukakan terakhir di atas , pemerintah mengadakan usaha usaha khusus untuk kesehatan keturunan dan pertumbuhan anak yang sempurna , serta lingkungan masyarakat dank e olahragaan . Di dalam pasal 3 telah di nyatakan pula bahwa ,Pertumbuhan anak yang sempurna dalam lingkungan yang sehat adalah penting untuk mencapai generasi sehat dan bangsa yang kuat . BKIA adalah Balai Kesehatan Ibu dan Anak merupakan wadah untuk usaha usaha KIA.BKIA berada di bawah koordinasi Dinas KIA Departemen kesehatan. Analisis SWOT (Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats) atau di-Indonesiakan menjadi analisis KEKEPAN (Kekuatan-Kelemahan-Kesempatan-Ancaman) sudah sangat umum dikenal dan mudah untuk dilakukan. Proses manajemen strategis adalah sebuah proses delapan langkah yang mencakup perencanaan strategis, pelaksanaan atau penerapan dan evaluasi. Analisis adalah suatu kegiatan untuk memahami seluruh informasi yang terdapat pada suatu kasus, mengetahui isu apa yang sedang terjadi, dan memutuskan tindakan apa yang harus segera dilakukan untuk memecahkan masalah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi sebuah perusahaan dan organisasi internal maupun eksternal. Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan(Strengths)dan peluang(Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan(Weaknesses)dan ancaman(Threats). Dengan menggunakan analisis SWOT, akan dapat mengetahui keberhasilan dan hambatan program KIA di Puskesmas Salatiga.

1.2 TujuanTujuan dalam pembuatan makalah ini adalah mahasiswa mampu menganalisis suatu program kerrja kesehatan dengan menggunakan analisis SWOT.

1.3 Manfaat1. Dapat menganalisis program KIA di puskesmas.2. Dapat mengetahui mengenai masalah kesehatan yang banyak terjadi di masyarakat.3. Dapat mendorong berpikir kritis dalam perencanaan suatu program.

1.4 Rumusan Masalaha. Bagaimana Analisis SWOT pada Puskesmas Salatiga dan program KIA di Puskesmas Salatiga?b. Apa Strategi yang bisa dilakukan untuk menghadapi ancaman?

1.5 Gambaran Puskesmas SalatigaVisi : Berkomitmen Membangun Masyarakat yang Mandiri di Bidang Kesehatan1. Letak GeografisPuskesmas Salatiga merupakan Puskesmas baru di Kecamatan Salatiga yang merupakan pemekaran dari Kecamatan Pemangkat. Puskesmas Salatiga terletak di desa Salatiga, Kecamatan Salatiga . Jarak antara Puskesmas Salatiga dengan Kota Kabupaten (Sambas) 32 km.a) Batas WilayahBatas Wilayah kerja Puskesmas Salatiga adalah :a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Semparukb. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Selakau Timurc. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Selakaud. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan PemangkaPuskesmas Salatiga mempunyai 5 desa dengan luas wilayah 8.275 Km2.

b) Sosial budayaa. Distribusi Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan:- Tidak lulus SD : 37 %- Lulus SD : 32 %- Lulus SLTP : 16 %- Lulus SLTA : 10 %- Sarjana : 5 %b. Distribusi Penduduk berdasarkan mata Pencaharian :- Petani : 55 %- Peternak : 25 %- Pedagang : 5 %- PNS : 5 %- Buruh : 10 %

c. Distribusi Penduduk berdasarkan Agama :- Islam : 77 %- Kristen : 10 %- Budha : 13 %

c) Sarana PerhubunganSarana perhubungan di Wilayah Puskesmas Salatiga sebagian besar menggunakan transportasi darat dan sebagian kecil lainnya menggunakan transportasi air. Jarak terjauh daerah binaan 15 km, dan berdasarkan kemudahan untuk menjangkau daerah binaan maka dapat dikelompokan menjadi 3 daerah :a. Daerah mudah : 3 desa ( ds.Salatiga, ds.Sei Toman, ds.Serumpun )b. Daerah sedang : 1 desa ( ds.Serunai )c. Daerah sulit : 1 desa ( ds.Parit Baru- Tj.gunung )

d) Sumber Daya KesehatanData Jumlah Petugas Kesehatan :*Dokter Umum 1 orang*Pekarya 1 orang*Bidan 3 orang*Perawat 2 orang*Perawat Gigi 1 orang*Gizi 1 orang*Juru imunisasi 1 orang*Sanitasi 1 orang*Analis 1 orang*Honorer 1 orang*Petugas Kebersihan 1 orang

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN KIAProgram pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan salah satu prioritas utama pembangunan kesehatan dan menjadi masalah nasional karena sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) pada generasi mendatang. Program ini bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu melahirkan dan bayi neonatal. Salah satu tujuan program ini adalah menurunkan kematian dan kejadian sakit di kalangan ibu. Sasaran Deklarasi Millennium PBB yang ditandatangani pada September 2000 menyetujui agar semua Negara, diantaranya adalah : Meningkatkan kesehatan ibu dengan target untuk 2015 : Mengurangi dua per tiga rasio kematian ibu dalam proses melahirkan.Hasil survei menunjukkan bahwa AKI di Indonesia telah turun menjadi 307 per 100.000 kelahiran hidup antara 19982001, hal itu perlu ditafsirkan secara hati-hati mengingat keterbatasan metode penghitungan yang digunakan. Dari lima juta kelahiran yang terjadi di Indonesia setiap tahunnya, diperkirakan 20.000 ibu meninggal akibat komplikasi kehamilan atau persalinan. Dengan kecenderungan seperti ini, pencapaian target MDG untuk menurunkan AKI akan sulit bisa terwujud kecuali apabila dilakukan upaya yang lebih intensif untuk mempercepat laju penurunannya.Menurut WHO (2005), angka kematian ibu di dunia sekitar 470/100.000 kelahiran hidup atau setengah juta wanita meminggal setiap tahunnya disebabkan karena kehamilan. Sebagian besar kematian ibu terjadi di negara berkembang Asia dan Afrika dengan 480/100.000 kelahiran hidup dibandingkan dengan negara maju (27/100.000). Sebagian besar juga terjadi di negara berpendapatan menengah ke bawah.Angka kematian ibu (AKI) melahirkan yang terjadi pada saat kehamilan maupun persalinan, 42 hari pasca persalinan di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan AKI di negara ASEAN lainnya, di Negara kita AKI masih menduduki urutan tertinggi di negara ASEAN. Departemen Kesehatan mengklaim pada tahun 2003 sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup, hal ini berarti bahwa lebih dari 18.000 ibu meninggal per tahun atau dua ibu meninggal tiap jam oleh sebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas. Besaran ini merupakan tingkatan yang tinggi setelah Laos, Kamboja dan Miyanmar, permasalahan itu merupakan permasalahan yang amat besar yang berdampak pada kualitas SDM di Indonesia. AKI di Indonesia masih relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara anggota ASEAN. Risiko kematian ibu karena melahirkan di Indonesia adalah 1 dari 65, dibandingkan dengan 1 dari 1.100 di Thailand. Berdasarkan kesepekatan internasional, tingkat kematian maternal (maternal Mortality Rate) didefinisikan sebagai jumlah kematian maternal selama 1 tahun dalam 100.000 kelahiran hidup.Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Dari hasil survei yang dilakukan AKI telah menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu, namun demikian upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan millenium masih membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus menerus.

2.2 Pengertian Analisis SWOTSWOT adalah sebuah singkatan dari Strenghths (S), Weakness (W), Opportunities (O), dan Threats (T). Analisa SWOT sendiri memiliki tujuan untuk memisahkan masalah pokok dan memudahkan pendekatan strategis dalam suatu bisnis atau organisasi.Banyak para ahli mendefinisikan arti analisis SWOT. Stephen Pelayanan Mary dan Robbins Coulter (1999, 229) mendefinisikan analisis SWOT adalah suatu analisis organisasi dengan menggunakan kekuatan, kelemahan, kesempatan serta ancaman dari lingkungan. Menurut Rangkuti, Freddy (2000 : 18), analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan.Definisi analisa SWOT secara umum adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis.Penjelasan dari masing-masing SWOT , sebagai berikut:1. Strenghts (kekuatan) Adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program pada saat ini. Strenght ini bersifat internal dari organisasi atau sebuah program.2. Weaknesses (Kelemahan) Adalah kegiatan-kegiatan organisasi yang tidak berjalan dengan baik atau sumber daya yang dibutuhkan oleh organisasi tetapi tidak dimiliki oleh organisasi. Kelemahan itu terkadang lebih mudah dilihat daripada sebuah kekuatan, namun ada beberapa hal yang menjadikan kelemahan itu tidak diberikan solusi yang tepat dikarenakan tidak dimaksimalkan kekuatan yang sudah ada.3. Opportunity (kesempatan)Adalah faktor positif yang muncul dari lingkungan dan memberikan kesempatan bagi organisasi atau program kita untuk memanfaatkannya. Opportunity tidak hanya berupa kebijakan atau peluang dalam hal mendapatkan modal berupa uang, akan tetapi bisa juga berupa respon masyarakat atau isu yang sedang diangkat.4. Threat (ancaman)Adalah faktor negative dari lingkungan yang memberikan hambatan bagi berkembangnya atau berjalannya sebuah organisasi dan program. Ancaman ini adalah hal yang terkadang selalu terlewat dikarenakan banyak yang ingin mencoba untuk kontroversi atau out of stream (melawan arus) namun pada kenyataannya organisasi tersebut lebih banyak layu sebelum berkembang.

2.3 Status Derajat Kesehatan Anak dan Ibu di Puskesmas Salatiga1.Angka kematian Bayi ( AKB )Data kematian yang terdapat pada suatu komunitas dapat diperoleh melalui survei, karena sebagian besar kematian terjadi dirumah, sedangkan data kematian pada fasilitas pelayanan kesehatan hanya memperlihatkan kasus rujukan. Angka kematian bayi (AKB) di Indonesia berasal dari berbagai sumber yaitu sensus penduduk, Surkesnas/Susenas dan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI).Dalam beberapa tahun terakhir AKB telah banyak mengalami penurunan yang cukup besar, AKB menurut hasil Surkesnas/Susenas berturut-turut pada tahun 2001 sebesar 50 kematian per 1.000 kelahiran hidup, tahun 2002 menjadi 45 per 1.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2013 ini di wilayah Puskesmas Salatiga jumlah kematian bayi sebanyak 8 bayi, desa Bugel 1, desa Latek 1, desa Manyar 1, desa Sekaran 2.Adabanyak faktor yang mempengaruhi tingkat AKB tetapi tidak mudah untuk menemukan faktor yang paling dominan. Tersedianya berbagai fasilitas atau faktor aksebilitas dan pelayanan kesehatan dari tenaga medis yang terampil, serta kesediaan masyarakat untuk merubah kehidupan tradisional ke norma kehidupan modern dalam bidang kesehatan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap tingkat AKB. Menurut AKB dalam beberapa waktu terakhir memberi gambaran adanya peningkatan dalam kualitas hidup dan pelayanan kesehatan masyarakat.

2.Angka Kematian Balita (AKABA)AKABA berdasarkan estimasi SUPAS 1995 menunjukkan penurunan dari 64,28 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1998 menjadi 44,71 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2000. Selain itu, tingkat kematian anak balita laki-laki lebih besar daripada tingkat kematian anak balita perempuan.Berdasarkan estimasi Susenas, AKABA di Indonesia yang pada tahun 1995 sebesar 73 per 1.000 kelahiran hidup, turun menjadi 64 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1998.Ternyata pada tahun 2001 AKABA tersebut tidak mengalami perubahan yaitu tetap 64 per 1.000 kelahiran hidup. Hal ini diperkirakan karena menurunnya akses terhadap pelayanan kesehatan, salah satunya sebagai akibat dari krisis ekonomi. Hasil SDKI menyatakan bahwa AKABA pada tahun 2002-2003 telah turun menjadi 46 per 1.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2002-2003 provinsi dengan AKABA terendah adalah Bali (19 per 1.000 kelahiran hidup), DI Yogyakarta (23 per 1.000 kelahiran hidup), dan Sulawesi Utara (33 per 1.000 kelahiran hidup). Sedangkan AKABA tertinggi di Nusa Tenggara Barat (103 per 1.000 kelahiran hidup), Gorontalo (97 per 1.000 kelahiran hidup), dan Sulawesi Tenggara (92 per 1.000 kelahiran hidup)3.Angka Kematian Ibu Maternal ( AKI )Angka Kematian Ibu (AKI) diperoleh berbagai survey yang dilakukan secara khusus. Dengan dilaksanakannya Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) dan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), maka cakupan wilayah penelitian AKI menjadi lebih luas dibanding survey sebelumnya.Untuk melihat kecenderungan AKI di Indonesia secara konsisten digunakan data hasil SKRT, AKI menurun 450 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1992, kemudian menurun lagi menjadi 373 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1995. Pada tahun 2002-2003 AKI sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup diperoleh dari hasil SDKI, walaupun cenderung untuk terus menurun, namun bila dibandingkan dengan target yang ingin dicapai secara nasional pada tahun 2010, yaitu sebesar 125 per 100.000 kelahiran hidup, maka apabila penurunannya masih seperti tahun-tahun sebelumnya, diperkirakan target tersebut dimasa mendatang sulit tercapai. angka kematian ibu sebesar 92 per 100.000, sedangkan di Wilayan Puskesmas Salatiga angka kematian Ibu2 orang.

2.4 Program Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas SalatigaPelayanan Kesehatan Ibu dan BayiSeorang ibu mempunyai peran yang sangat besar di dalam pertumbuhan bayi dan perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami ibu yang sedang hamil bisa berpengaruh pada kesehatan janin dalam kandungan hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi dan anaknya.a.Pelayanan Antenatal ( K1 & K4 )Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan professional ( dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilannya, yang mengikuti program pedoman pelayanan antenatal yang ada dengan titik berat pada kegiatan promotif dan preventif. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4.Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar serta paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester dua dan dua kali pada trimester ketiga. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan pada ibu hamil.b.Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan dengan Kompetensi KebidananKomplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa di sekitar persalinan, hal ini disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan (professional).Hasil pengumpulan data / indikator kinerja SPM bidang kesehatan di Puskesmas Salatiga pada tahun 2013menunjukkan bahwa prosentase cakupan persalinan dengan perolongan oleh tenaga kesehatan sebesar (100 %)..c.Ibu Hamil Resiko Tinggi yang DirujukDalam memberikan pelayanan kesehatan khususnya oleh bidan di desa dan puskesmas, beberapa ibu hamil di antaranya tergolong dalam kasus resiko tinggi (risti), maka kasus tersebut memerlukan pelayanan kesehatan rujukan ke unit kesehatan yang memadai.TargetIndonesiasehat 2010 untuk ibu hamil resiko tinggi yang dirujuk sebesar 100 %, untuk mencapai target tersebut Puskesmas Salatiga perlu untuk bekerja keras, mengingat masih banyak Desa yang cakupanannya masih rendah. Rendahnya cakupan ini akan dapat berkontribusi pada meningkatnya kematian ibu hamil.d.Kunjungan NeonatusBayi hingga usia kurang dari satu bulan merupakan golongan umur yang paling rentan atau memiliki resiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28 hari) minimal 2 kali, satu kali pada 0-7 hari dan satu kali pada umur 8-28 hari. Dalam melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan disamping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu.Tempat pelayanan untuk peserta KB baru adalah di klinik KB pemerintah (59,45%), bidan praktek swasta (30,77%), dan klinik KB swasta (6,98%), serta selebihnya di dokter praktek swasta (2,80%).

BAB IIIPEMBAHASAN3.1 Strengths (kekuatan)a. Perilaku masyarakat dan pelayanan kesehatan meningkat di tahun 2013.b. Tenaga kesehatan terjun langsung kemasyarakat dengan melakukan pemeriksaan secara langsung melalui posyandu kepada ibu hamil,post partum dan balita.c. Pertolongan persalinan dilakukan oleh tenaga kesehatan mengalami peningkatan.d. Bentuk pelayanan kesehatan bagi keluarga difokuskan pada pelayanan kesehatan ibu (yaitu pelayanan kebidanan dasar, pertolongan persalinan dan pelayanan nifas).e. Bumil telah menerima pelayanan rujukan baik ke Puskesmas perawatan maupun ke rumah sakit.f. Tenaga kesehatan memberikan pelayanan KIA langsung di tengah-tengah masyarakat bekerja sama dengan masyarakat setempat baik individu, kelompok, tenaga kesehatan lain (bidan desa, dukun beranak, dokter, dsbg. Pelayanan yang diberikan maksimal dari tenaga kesehatan ( mengenai penyampaian informasi ).h. Meningkatnaya motivasi masyarakat mengenai pentingnya kesehatani. Pelayanan yang diberikan cukup maksimal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat mengenai masalah kesehatan.

3.2 Weakness (kelemahan)a. Fasilitas puskesmas kurang lengkap.b. Tenaga Kesehatan yang kurang, jumlah dokter yang tersedia sedikit.c. Banyaknya kegiatan posyandu dan puskesmas tidak terlaksana jika tidak ada tenaga kesehatan.d. Banyak masyarakat yang cakupannya masih rendah.e. Jarak desa binaan yang jauh.3.3 Opportunities (peluang)a. Pemerintah telah menyukseskan program kesehatan ibu dan anak melalui peningkatan dan memperluas sarana dan prasarana kesehatan.b. Pemerintah daerah telah melatih banyak bidan, dan mengirim mereka ke seluruh daearah pedesaan.c. Adanya pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam peningkatan kesehatan ibu.d. Tersedianya fasilitas media massa yang dapat dipergunakan untuk memperoleh informasi tentang kesehatan.e. Adanya keterlibatan kader dalam kegiatan posyandu.f. Masyarakat yang tidak mampu akan dibantu melalui sistem JPKM yang disubsidi oleh pemerinta, dan JAMPERSAL untuk ibu melahirkan.g. Adanya peraturan dari pemerintah yang menganjurkan persalinan ditolong oleh bidan bukan oleh dukun.h. Adanya kebijakan Jamkesmas.4. Threats (ancaman)a. Perekonomian, informasi dan teknologi yang rendah berdampak pada peningkatan resiko lebih tingginya angka kematian ibu.b. Rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil dan balita.c. Persoalan kematian yang terjadi lantaran indikasi yang lazim muncul seperti pendarahan, keracunan kehamilan yang disertai kejang - kejang, aborsi, dan infeksi.

3.4 Strategi Pengembangan Program KIAa. Melengkapi Fasilitas di Puskesmas, terutama untuk tempat dan peralatan untuk persalinan.b. Menambah jumlah dokter dan bidan.c. Selalu rutin diadakan kegiatan penyuluhan kesehatan pada ibu-ibu muda dan ibu-ibu hamil.d. Melakukan pemantauan secara rutin di desa binaan.BAB IVPENUTUP

4.1 Kesimpulan

Program pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan salah satu prioritas utama pembangunan kesehatan dan menjadi masalah nasional karena sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) pada generasi mendatang. Program ini bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu melahirkan dan bayi neonatal.Program KIA di Puskesmas Salatiga masih terdapat banyak kelemahan dan ancaman, adapun beberapa strategi untuk menghadapinya yaitu :a. Melengkapi Fasilitas di Puskesmas, terutama untuk tempat dan peralatan untuk persalinan.b. Menambah jumlah dokter dan bidan.c. Selalu rutin diadakan kegiatan penyuluhan kesehatan pada ibu-ibu muda dan ibu-ibu hamil.d. Melakukan pemantauan secara rutin di desa binaan.

4.2 SaranPertahankan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat mengenai kesehatan dan Ukuran keberhasilan layanan kesehatan dapat dilihat dari layanan yang diberikan dan hasil yang digambarkan.

Daftar Pustaka

Dr. Dainur. 1995. Catatan Kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat Kegiatan KIA di Puskesmas dan Permasalahannya. Jakarta : EGC.http://puskesmassalatiga.blogspot.co.id/2011/12/profil-puskesmas.html diakses pada Senin, 26 Oktober 2015.