Fungsi Dan Manajemen Puskesmas

34
Program dan Perencanaan Kesehatan Puskesmas yang Belum Tercapai H Nuril Anwar Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Kampus II, Jalan Terusan Arjuna Utara No 6, 11510, Jakarta Barat. Email: [email protected] __________________________________________________________________ ___________________________________ PENDAHULUAN 1 tujuan untuk mempelajari sasaran-sasaran pembelajaran yang telah disepakati pada sesi PBL yang lalu yaitu tentang penelitian terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan rendahnya cakupan K4 di puskesmas “A”. Adapun penelitian itu didefinisikan oleh Depdiknas Republik Indonesia sebagai kerjasama ilmiah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam rangka memperoleh informasi/temuan/produk baru melalui metodologi yang berkait erat dengan satu atau beberapa disiplin ilmu. Secara umumnya, tujuan penelitian dilakukan adalah untuk menemukan sesuatu yang baru dalam bidang tertentu (eksploratif), mengembangkan sesuatu dalam bidang yang telah ada (developmental), menguji kebenaran sesuatu dalam bidang yang telah ada (vertikatif), dan sebagai penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis, disertasi). Antara peranan penelitian pula adalah meningkatkan

Transcript of Fungsi Dan Manajemen Puskesmas

Page 1: Fungsi Dan Manajemen Puskesmas

Program dan Perencanaan Kesehatan Puskesmas yang Belum Tercapai

H Nuril Anwar Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana,Kampus II, Jalan Terusan Arjuna Utara No 6,11510, Jakarta Barat.Email: [email protected]_____________________________________________________________________________________________________PENDAHULUAN 1

tujuan untuk mempelajari sasaran-sasaran pembelajaran yang telah disepakati pada sesi PBL

yang lalu yaitu tentang penelitian terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan rendahnya

cakupan K4 di puskesmas “A”. Adapun penelitian itu didefinisikan oleh Depdiknas Republik

Indonesia sebagai kerjasama ilmiah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

dalam rangka memperoleh informasi/temuan/produk baru melalui metodologi yang berkait erat

dengan satu atau beberapa disiplin ilmu. Secara umumnya, tujuan penelitian dilakukan adalah untuk

menemukan sesuatu yang baru dalam bidang tertentu (eksploratif), mengembangkan sesuatu dalam

bidang yang telah ada (developmental), menguji kebenaran sesuatu dalam bidang yang telah ada

(vertikatif), dan sebagai penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis, disertasi). Antara peranan penelitian

pula adalah meningkatkan kemampuan untuk menginterpretasikan fenomena-fenomena dari suatu

masalah yang kompleks dan kait mengait (pemecahan masalah), memberikan jawaban atas

pertanyaan dalam bidang yang diajukan dengan meningkatkan kemampuan untuk menjelaskan atau

menggambarkan fenomena-fenomena dari masalah tersebut, serta mendapatkan pengetahuan/ilmu

baru. Sesebuah penelitian itu dikatakan baik jika tujuannya jelas, dilakukan dengan hati-hati, cermat

dan teliti, mempunyai rancangan metodologi yang cermat dan jelas, dapat mengembangkan

hipotesis yang dapat diuji, dapat diulang oleh peneliti lain sehingga dapat diuji validitas dan

realibilitasnya, memiliki akurasi yang tinggi (dapat diterima), bersifat objektif yakni kesimpulan

Page 2: Fungsi Dan Manajemen Puskesmas

berdasarkan fakta, adanya konsistensi istilah, terdapat keterkaitan antar bagian, serta berimbang

antara nilai manfaat dengan biaya.

Fungsi dan manajemen Puskesmas2

1. Pusat pengerak pembangunan berwawasan kesehatan

Puskesmas selalu berupaya menyelenggarakan dan memantau penyelenggarakan pembangunan lintas

sector termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya,sehingga berwawasan serta

mendukung pembangunan kesehatan.Di samping itu,Puskesmas aktif memantau dan melaporkan

dampak kesehatan dari peyelenggaraan setiappprogram pembangunan di wilayah kerjanya.khususnua

untuk pembangunan kesehatan dan pencegahan penyakit dan pemulihan kesehatan.

2. Pusat pemberdayaan Masyarakat

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat,keluarga dan masyarakat

termasuk dunia usaha memiliki kesadaran,kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan

masyarakat untuk hidup sehat,berperan dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan ,pemberdayaan

perorangan,keluarga dan masyarakatini diselenggerakan dengan memperhatikan kondisi dan

situasi,khususnya sosial budaya masyarakat setempat.

3. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata pertama

Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanankesehatan tingkat pertama secara

menyeluruh ,terpadu dan keseimbangan .pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung

jawab puskesmas meliputi:

Pelayanan Kesehatan Perorangan

Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayananyang bersifat pribadi (Private Goods)dengan tujuan

utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan tanpa mengabaikan pemeliharaan

kesehatan dan pencegahan penyakit.Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk

puskesmas tertentudi ttambah dengan rawat inap.

Page 3: Fungsi Dan Manajemen Puskesmas

Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Pelayanan Kesehatan Masyarakat adalah Pelayanan yang bersifat umum atau Public Goods dengan

tujuan utama memelihara dan meningkatkan dan pemulihan kesehatan.pelayanan kesehatan masyarakat

tersebut antara lain adalah promosi kesehatan ,memberantas penyakit,kesehatan lingkungan,perbikan

gizi,peningkatan kesehatan keluarga,keluarga berancana,kesehatan jiwa serta berbagai program

kesehartan masyarakat lainnya.

Organisasi Puskesmas4

1. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Puskesmas tergantung dai beban tugas masing-masing Puskesmas. Penyusunan

Struktur Organisasi Puskesmas di satu Kabupaten/Kota dilakukan oleh Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota, sedangkan penetapannya di lakukan dengan peraturan daerah.

Sebagai acuan data di pergunakan Struktur Organisasi Puskesmas sebagai berikut :

a. Kepala Puskesmas

- Sebagai pemimpin (manager)

- Sebagai tenaga ahli

- Mengkoreksi program

b. Unit Tata Usaha yang bertanggung jawab membantu Kepala Puaskesmas dalam pengelolaan

- Data dan Informasi

- Perencanaan dan Penilaian

- Keuangan

- Umum dan kepegawaian

c. Unit Pelaksana Teknis Funsional Puskesmas

- Upaya kesehatn perorangan ( UKP )

- Upaya Kesehatan Masyarakat, termasuk pembinaan terhadap UKBM

d. Jaringan Pelayanan Perorangan

Page 4: Fungsi Dan Manajemen Puskesmas

- Unit Puskesmas Pembantu

- Unit Puskesmas Keliling

- Unit Bidan DI desa /komunitas

2. Kriteria Personalia

Kriteria personalia yang mengisi struktur organisasi Puskesmas disesuaikan dengan tugas dan

tanggung jawab masing-masing unit puskesmas. Khusus untuk Kepala Puskesmas kriteria tersebut

dipersyaratkan harus seorang sarjana di bidang kesehatan yang kurikulum pendidikannya mencakup

Kesehatan Masyarakat.

3. Eselon Kepala Puskesmas

Kepala Puskesmas penanggung jawab penbangunan kesehatan di tingkat kecamatan. Sesuai dengan

tanggung jawab tersebut dan besarnya peran Kepala Puskesmas dalam penyelenggaraan

pembangunan kesehatan di tingkat Kecamatan maka jabatan Kepala Puskesmas adalah Jabatan

Struktur Eselon. Dalam Keadaan tidak tersedia tenaga yang memenuhi syarat untuk menjabat

jabatan IV, ditunjuk pejabat sementara yang sesuai dengan kriteria Kepala Puskesmas yakni

seorang sarjana di bidang kesehatan masyarakat, dengan kewenangan yang setara dengan pejabat

tetap.

Page 5: Fungsi Dan Manajemen Puskesmas

Tabel 1 struktur organisasi puskesmas

Sistem pelayanan kesehatan4

Sebagai sarana untuk mempermudah Puskesmas dalam melakukan

tugasnya, maka Puskesmas ditunjang dengan unit kegiatan yang lebih sederhana

dalam bentuk :

1. Puskesmas Pembantu ( Pustu )

Puskesmas pembantu merupakan unit pelayanan kesehatan yang sederhana

dan berfungsi menunjang serta membantu melaksanakan kegiatan yang dilakukan

Puskesmas dalam masyarakat lingkungan wilayah yang lebih kecil serta jenis dan

kompetensi pelayanan yang disesuaikan dengan kemampuan teaga dan sarana

yang tersedia. Dalam Pelita V, wilayah kerja Puskesmas pembantu diperkirakan

meliputi 2 - 3 desa, dengan sasaran penduduk antara 2500 orang ( di luar Jawa -

Bali ) hingga 10.000 orang ( di perkotaan Jawa - Bali ). Puskesmas pembantu

merupakan bagian integral dari Puskesmas, dengan kata lain Puskesmas juga

meliputi Puskesmas pembantu yang ada di wilayah kerjanya.

Tugas pokok Puskesmas pembantu adalah menyelenggarakan sebagian

Page 6: Fungsi Dan Manajemen Puskesmas

program kegiatan Puskesmas sesuai dengan kompetensi tenaga dan sumberdaya

lain yang tersedia.

2. Puskesmas keliling ( Pusling )

Adalah merupakan tim pelayanan kesehatan Puskesmas keliling, terdiri dari

tenaga yang dilengkapi dengan kendaraan bermotor / roda 4 / perhau bermotor,

peralatan kesehatan, peralatan komunikasi yang berasal dari Puskesmas.

Puskesmas keliling berfungsi untuk menunjang dan membantu kegiatan

pelaksanaan program Puskesmas dalam wilayah kerjanya yang belum terjangkau

atau lokasi yang sulit dijangkau oleh sarana kesehatan.

Kegiatan Puskesmas keliling adalah :

a. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah terpenil yang tidak

terjangkau oleh pelayanan Puskesmas atau Puskesmas pembantu, 4 hari dalam seminggu.

b. Melakukan penyelidikan terhadap kasus luar biasa

c. Melakukan rujukan bagi kasus gawat darurat

d. Melakukan penyuluhan dengan menggunakan alat audio visual.

3. Bidan yang bertugas di desa

Bidan desa adalah tenaga bidan yang ditempatkan di desa dalam rangka

meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan Puskesmas, bidan desa

mempunyai wilyah kerja 1 - 2 desa dengan jumlah penduduk rata - rata 3000

orang / desa, dan bertanggung jawab kepada kepala Puskesmas.

Tugas utama bidan tersebut adalah membina peran serta masyarakat dalam

Posyandu dan pembinaan kelompok persepuluhan, membina kelompok kader

dasa wisma, membantu persalinan di rumah - rumah, mengadakan rujukan. Di

samping memberi pelayanan langsung di Posyandu dan pertolongan persalinan di

rumah. Selain itu sebagai tugas khusus, bidan desa bertanggung jawab atas

program Kesehatan Ibu dan Anak serta program Keluarga Berencana di wilayah

kerjanya.

Dalam keadaan tertentu, misalkan letak Puskesmas yang jauh dari rumah

sakit, sulitnya keadaan medan Puskesmas menuju rumah sakit, sulitnya sarana

Page 7: Fungsi Dan Manajemen Puskesmas

transportasi menuju rumah sakit, daerah rawan kecelakaan/ rawan bencana dan

lain - lain maka Puskesmas dapat diberi ruang tambahan untuk rawat inap

sementara dan fasilitas tindakan operasi terbatas.

Puskesmas rawat inap adalah Puskesmas dengan fasilitas tempat perawatan dan

ruang tambahan untuk menolong penderita gawat darurat baik berupa

tindakan operatif terbatas maupun perawatan sementara. Fungsinya sebagai ”

Pusat Rujukan Antara ” yang melayani penderita gawat darurat sebelum dapat

dirujuk ke rumah sakit.

Sistem pelayanan kesehatan puskesmas

Pelayanan Kesehatan Promotif , Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif

Berbicara mengenai konsep kesehatan. Kita kenal ada 2 (dua) konsep yaitu konsep

kesehatan masyarakat dan konsep kedokteran, konsep kesehatan masyarakat lebih berorientasi

kepada masalah kesehatan dihubungkan dengan aspek social cultural. Konsep kesehatan

masyarakat menekankan pada pendekatan preventif dan promotif. Sedangkan konsep kedokteran

lebih berorientasi pada masalah sehat sakit terutama penyakit yang berkaitan dengan aspek

biomedis. Pendekatan yang digunakan dalam pelayanan kesehatan adalah Kuratif dan

rehabilitative.

Kesehatan masyarakat menggunakan pendekatan preventif dan promotif. Preventif

(pencegahan) adalah mencegah jangan sampai terkena penyakit atau menjaga orang yang sehat agar

tetap sehat, Misalnya yang paling sederhana melakukan cuci tangan sebelum makan dan sesudah

buang air besar akan mencegah terjadinya penyakit diare. sedangkan promotif (peningkatan) adalah

meningkatkan agar status status kesehatan menjadi semakin meningkat, misalnya pemberian inisiasi

menyusui dini (IMD) dan ASI eksklusif yang dapat membantu meningkatkan kekebalan terhadap

penyakit karena kolostrum dan zat-zat gizi yang terkandung dalam ASI. Anak tidak mudah terkena

penyakit.

Perbedaan lain yang cukup mencolok adalah kesehatan masyarakat mengambil obyek

sasaran kesehatannya yaitu masyarakat atau komunitas (skala makro) sedangkan kedokteran

Page 8: Fungsi Dan Manajemen Puskesmas

menangani individu (skala mikro). Kuratif (pengobatan) digunakan untuk orang-orang sakit atau

dengan kata yang lebih mudahnya kuratif adalah nama lain dari proses menyembuhkan seseorang

dari keadaan sakit secara fisik dan psikis. Misalnya balita yang menderita pneumonia tentu

membutuhkan pengobatan antiobiotik. Penyakit ini akan mengganggu tumbuh kembang balita

tersebut ; Balita tidak suka makan yang mungkin berakibat pada penurunan status gizi balita.

sedangkan rehabilitatif (pemulihan) adalah proses menjaga agar seorang yang sudah sembuh

(belum 100% sembuh) kembali bugar seperti semula. Misalnya untuk balita sakit pneumonia

membutuhkan asupan gizi yang adekuat terutama protein untuk proses penyembuhan serta

pemulihan dari penyakitnya. Balita yang sering sakit akan mengalami hambatan dalam tumbuh

kembangnya.

Jadi sebenarnya tugas kesehatan masyarakat itu lebih sulit dibandingkan kedokteran karena

obyek dari kesehatan masyarakat yang lebih luas yaitu masyarakat secara umum atau suatu

komunitas. Dan kita (kesehatan masyarakat) menangani orang sehat yang jumlahnya sangat besar,

berkisar antara 80% (untuk negara berkembang) atau 85% (untuk negara maju). Lagi pula kita

harus berusaha ekstra keras untuk menyadarkan masyarakat yang sehat agar mampu dan mau untuk

menjaga kesehatannya, karena sesungguhnya menjaga kesehatan itu lebih sulit dari pada

mengobati. Karena menyangkut pola prilaku hidup sehat. dan kebiasaan mencari dan mendapatkan

pelayanan kesehatan. Seseorang baru akan mencari pelayanan kesehatan apabila sudah mengalami

sakit. Sebagai contoh, bagi seorang petani kalau mengalami nyeri kepala dan mual muntah, demam,

menggigil, akan merasa sehat saja jika sudah berkeringat setelah menggigil, kembali bekerja di

kebun karena sudah merasa sembuh serta menganggap biasa penyakit malaria dan baru akan segera

berobat jika sudah parah atau mengalami komplikasi malaria cerebral. Secara cultural bagi

masyarakat tertentu terutama masyarakat pedesaan untuk mendapatkan pelayanan masih harus

berkonsultasi dengan keluarga atau orang kunci sebagai pengambil keputusan atau membantu

keluarga dalam mengambil keputusan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

Tantangan kesehatan masyarakat lebih besar dari pada kedokteran terutama karena perbedaan aspek

pendekatan yang digunakan, aspek kuratif dan rehabilitatif lebih mudah untuk diterapkan (terutama

pada orang sakit yang tidak memiliki banyak pilihan). Kebanyakan orang kalau sudah menderita

sakit akan patuh pada aturan yang disampaikan oleh petugas kesehatan (Dokter, Bidan, Perawat,

Ahli Gizi, dll). Hasil dari pelayanan kuratif dan preventif juga lebih cepat dirasakan oleh klien

Page 9: Fungsi Dan Manajemen Puskesmas

apabila mentaati semua nasehat termasuk tindakan medis, dan perawatan yang diberikan.

Sedangkan aspek preventif dan promotif lebih sukar untuk diterapkan karena hasil yang didapat

bersifat long term (jangka panjang) sehingga tidak bisa langsung diambil manfaatnya dan biasanya

orang-orang lebih senang untuk melihat hasil yang cepat. Misalnya pasien malaria akan mudah

dinasehati apabila dia menderita malaria daripada pada saat dia sehat. Dan lagi kesehatan

masyarakat itu obyek sasarannya lebih luas yakni masyarakat (80% penduduk Indonesia) dan agak

susah untuk membuat status kesehatan mereka yang sehat agar tetap sehat, bahkan menjadi lebih

sehat lagi. Namun sebagai petugas kesehatan tak perlu cemas dan pesimis karena informasi yang

diberikan terus-menerus akan mampu merubah prilaku hidup seseorang untuk dapat mengadopsi

prilaku hidup sehat. Hal tersebut adalah tantangan dalam intervensi pelayanan kesehatan

berdasarkan anggapan masyarakat yang “keliru” yang seharusnya secara terus menerus diperbaiki

terutama pola pikir masyarakat yang masih terfokus pada anggapan “kalau sakit baru berobat atau

ke Puskesmas”. Menjadi rajin untuk mengakses pendidikan kesehatan yang dapat merubah prilaku

hidup sehat sehingga terhindar dari penyakit. Sebenarnya biaya pelayanan kesehatan preventif dan

promotif lebih murah daripada kuratif dan rehabilitative. Sehingga sebagai petugas kesehatan yang

benar-benar memahami tentang konsep penyakit perlu lebih aktif untuk memberikan penyuluhan

dan pendidikan kesehatan kepada masyarakat sehingga dapat membantu masyarakat untuk

berprilaku hidup sehat, mencegah penyakit dan lebih produktivitas menjadi meningkat.

Peran serta masyarakat

Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)

Pengertian: Posyandu merupakan wadah pusat kegiatan pemberian pelayanan kesehatan dan KB yang terpadu tingkat desa. Sasaran:

- Bayi, ibu hamil, ibu menyusui, PUS (Pasangan Usia Subur)

Tujuan:

1. Mempercepat penuruanan angka kematian bayi, balita dan angka kelahiran

2. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR.

Page 10: Fungsi Dan Manajemen Puskesmas

3. Mempercepat untuk diterimanya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera)

4. Peningkatan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka ahli teknologi untuk swa

kelola usaha-usaha kesehatan masyarakat.

5. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan

lain yang menunjang sesuai kebutuhan.

6. Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan pada masyarakat dalam usaha meningkatkan

cakupan penduduk dan geografis.

Menurut tingkatnya posyandu dibagi 4 strata:

1. Pratama, kegiatan posyandu strata ini belum mantap dan belum teratur tiap bulannya, juga

terbatas jumlah kader.

2. Madya, kegiatan posyandu strata ini delapan kali dalam satu tahun, mempunyai kader sebanyak 5

orang dengan cakupan yang masih rendah dengan adanya sehat.

3. Purnama, kegiatan posyandu strata ini lebih dari delapan kali dalam setahun dengan kader lebih

dari 5 orang dengan cakupan baik dan telah memiliki dana sehat.

4. Mandiri, kegiatan posyandu strata ini sebanyak dua belas kali dalam setahun, jumlah kader lebih

dari 5 orang, cakupan baik dan dana sehat sudah tersedia lebih dari 50% KK.

Pelayanan posyandu dilakukan dengan 5 meja, yaitu:

1. Meja I : Pendaftaran

2. Meja II : Penimbangan bayi dan balita

3. Meja III : Pengisian KMS

4. Meja IV : Penyuluhan perorangan

Page 11: Fungsi Dan Manajemen Puskesmas

- Mengenai balita berdasarkan hasil penimbangan berat badan yang diikuti pemberian makanan, oralit, dan vitamin A dosis tinggi.

- Mengenai gizi, kesehatan diri, perawatan payudara, ASI Eksklusif dan P2P terhadap ibu hamil dan menyusui.

- Menjadi perserta KB lestari, pemberian kondom, pil ulangan atau tablet busa.

5. Meja V : Pelayanan tenaga kerja professional.

Meliputi KIA, KB, Imunisasi, dan pengobatan dan pelayanan lain sesuai dengan kebutuhan

setempat.

Memberdayakan masyarakat dan keluarga (kader)

Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitas yang bersifat non

instruktif guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan

masyarakat agar mampu mengidentifikasi masalah, merencanakan dan

melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat dan

fasilitas yang ada, baik dari instansi lintas sektoral maupun LSM

( Lembaga Swadaya Masyarakat ) dan tokoh masyarakat.

Pemberdayaan keluarga adalah segala upaya fasilitas yang bersifat non

instruktif guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan keluarga agar

mampu mengidentifikasi masalah, merencanakan dan mengambil

keputusan untuk melakukan pemecahannya dengan benar tanpa atau dengan

bantuan pihak lain.

Tugas dokter puskesmas

o Penyedia Pelayanan Kesehatan & Perawatan (Care provider)

o Pengambil Keputusan (Decision-maker)

o Komunikator yang baik (Communicator)

o Pemimpin Masyarakat (Community leader)

o Pengelola Manajemen (Manager)

Page 12: Fungsi Dan Manajemen Puskesmas

Di era yang sangat menuntut professionalisme yang sangat tinggi profesi seorang dokter kerap kali

menjadi sorotan masyarakat. Posisi seorang dokter di mata masyrakat memilki peran ganda. Kemampuan

seorang dokter bukan hanya sebagai orang dapat mengobati atau hanya sekedar memberikan resep kepada

pasiennya tetapi posisi seorang dokter juga harus berperan sebagai agent of change terhadap setiap

kehidupan yang berada di sekitarnya. Melihat kenyataan tersebut maka hadirlah wacana mengenai five star

dokter atau yang kita kita kenal sebagai dokter bintang lima. Five star dokter disini bukan hanya dokter

yang hanya bisa “memeriksa” tetapi juga memiliki kemampuan lain yang sangat bermanfaat bagi lingkungan

sekitarnya. Adapun fivestar dokter tersebut ialah:

Care Provider

Sebagai bagian dari keluarga, sebagai pelaksana pelayanan kedokteran komprehensif, terpadu,

berkesinambungan, pada pelayanan dokter tingkat pertama; sebagai pelapis menuju ke pelayanan

kedokteran tingkat kedua. Untuk bagian yang pertama terlihat peranan dokter pada tingkat dasar

yakni berusaha membantu pasiennya untuk bisa sembuh dari penyakitnya. Seorang dokter harus

memastikan bahwa pasiennya sudah mendapatkan perlakuan sesuai dengan urutan

akuratif,preventif,dan rehabilitatif. Dan tentu memastiakn bahwa pelayanan ataupun perlakuan yang

sudah diberikan merupakan pelayanan berkualitas tinggi.

Decision Maker

Sebagai penentu pada setiap tindakan kedokteran, dengan memperhatikan semua kondisi yang ikut

mempengaruhinya. Setelah memperhatikan kondisi pasiennya seorang dokter berperan sebagai

pengambil keputusan dengan memperhatikan setiap diagnosa yang sudah didapatkan. Dari setiap

kemungkinan yang sudah ada seorang dokter harus mampu menentukan pihan yang harus diambil

sebagai tindakan selanjutnya.

Communicator

Sebagai pendidik, penyuluh, teman, mediator dan sebagai penasehat keluarga dalam banyak hal dan

masalah: gizi, narkoba, keluarga berencana, seks, HIV, AIDS, sters, kebersihan, pola hidup sehat,

olah raga, olah jiwa, kesehatan lingkungan. Peran yang selanjutnya ini seorang dokter dituntut untuk

memilki pengetahuan yang luas. Tidak hanya menyangkut masalah-masalah lain yang menyangkut

kehidupan sosial yang berada disekita dokter itu sendiri. Terkait dengan berbagai gaya kehidupan

yang timbul di masyarakat seperti diet yang seimbang,kepastian keselamatan dalam

bekerja,penghargaan terhadap lingkungan serta hal-hal lain yang menyangkut dengan dunia

kesehatan. Harus disadari bahwa kebanyakan bagian dari masyarakat sudah mulai menyingkirkan

resiko-resiko yang hadir jika menyepelekan kesehatan karena tingkah laku mereka sendiri,disinilah

peran dokter itu nsendiri untuk mensosialisasikannnya dan disitulah terlihat poeran dokter sebagai

seorang communicator.

Page 13: Fungsi Dan Manajemen Puskesmas

Community Leader

Membantu mengambil keputusan dalan ikhwal kemasyarakatan, utamanya kesehatan dan kedokteran

keluarga, sebagai pemantau, penelaah ikhwal kesehatan dan kedokteran keluarga. Dokter mengambil

peranan penting dalam pengambilan keputusan bukan hanya menyangkut masalah-masalah

kesehatan tetapi juga menyangkut masalah sosial kemasyarakatan lainnya. Masih sering kita

temukan kenyataan di daerah-daerah bahwa posisi seorang dokter mendapatkan penghargaan yang

sangat tinggi dimata masyarakat. Banyak bagian dari masyarakat mengkonsultasikan berbagai

masalah di dalamnya kepada seorang dokter walaupun permasalahan tersebut tidak ada sama sekali

kaitannya dengan dunia kesehatan. Hal ini membuktikan bahwa posisi seorang dokter masih

dipercaya sebagai sebuah posisi yang sakral dalam sebuah lingkungan masyarakat.

Manager

Ia berkemampuan untuk berkolaborasi dalam kemitraan, dalam ikhwal penanganan kesehatan dan

kedokteran keluarga. Untuk mengkolaborasikan kemampuan dokter-dokter sebelumnya dibutuhkan

kemampuan managerial skill. Hal ini diperluakn untuk mengkondisikannya ke arah yang lebih baik.

Kemampuan managerial ini juga dapat menggabungkan metode lam dan metode baru sehingga dapat

bersinkronisasi.sehingga untuk penyelesaian masalah-masalah ntertentu dapat lebih maksimal.

Di University of Califonia at Irvine, Medical Center, Medical Group, Dokter keluarga,

"the five star doctors" (dokter keluarga di Amerika Serikat biasanya berbasis hospital)

dilukiskan sebagai: para dokter yang bekerja dan terlatih khusus untuk pelayanan kedokteran

tingkat pertama (front lines) dalam hal-hal pencegahan, diagnosis dan pengobatan. Mereka

adalah para dokter yang pandai-cerdas, senantiasa mendengarkan dengan seksama, mengerti akan

ucapan, keinginan dan keluhan pasiennya. Mereka dapat bercakap-cakap dalam bahasa pasiennya

dalam suasana kekeluargaan dan senantiasa siap melayani kebutuhan pasiennya. Baik dalam

keadaan sehat maupun dalam keadaan sakit. Mereka dapat merujuk pasiennya ke pelayanan dokter

tingkat kedua, pada saat yang tepat atau atas kehendak pasiennya. Mereka bekerja dengan sistem

pencatatan dokter yang baik, mempunyai staf yang terlatih untuk hal-hal demikian.

Demikian dokter keluarga di dalam sistem ini, diharapkan dapat menjadi "ujung tombak" dalam

sistem pelayanan kedokteran yang berhadapan langsung dengan masyarakat yang membutuhkan

pelayanan kedokteran tingkat pertama, dan pada saat yang tepat bekerja sama dengan pelayanan

kedokteran tingkat kedua. Tugas, fungsi dan wewenang di atas dijabarkan dalam bentuk kompetensi-

kompetensi (competency-based), yang dimiliki oleh mereka masing-masing dalam suatu sistem

pendidikan yang terancang dan terencana. Sesungguhnya apa yang saya lukiskan ini merupakan

sistem dokter keluarga generik, yang tidak dapat dipisahkan dengan sistem atau sub sistem lain yang

Page 14: Fungsi Dan Manajemen Puskesmas

ikut mempengaruhinya. Seperti sistem pendanaan yang cukup rumit dan unik, sistem pendidikan

kedokteran dan sistem lain seperti yang dilukiskan di dalam the Mandala of Health.

Peran masyarakat termasuk perwakilannya di DPR dan DPRD, peran profesi, institusi pendidikan

kedokteran dan peran pemerintah sangat banyak mempengaruhi terwujudnya/terbentuknya

kesisteman ini dengan terencana dan nyata. Di dalam kesisteman inilah "the five star doctor" itu

berpamrih/berdedikasi dalam dan dengan kemartabatannya itu.

Faktor lingkungan

1. Lingkungan fisik dan non fisik

Faktor lingkungan dapat berupa lingkungan fisik, lingkungan biologis, atau lingkungan sosial

ekonomi.7

1) Lingkungan fisik: Antara lain ialah geografik dan keadaan musim. Misalnya, negara yang

beriklim tropis mempunyai pola penyakit yang berbeda dengan negara yang beriklim dingin

atau subtropics. Demikian pula antara negara maju dengan negara berkembang. Dalam satu

negara pun dapat terjadi perbedaan pola penyakit, misalnya antara daerah pantai dan daerah

pergunungan atau antara kota dan desa.

2) Lingkungan biologis: Semua makhluk hidup yang berada di sekitar manusia yaitu flora dan

fauna, termasuk manusia. Misalnya, wilayah dengan flora yang berbeda akan mempunyai

pola penyakit yang berbeda. Faktor lingkungan biologis ini selain bakteri dan virus

pathogen, ulah manusia juga mempunyai peran yang penting dalam terjadinya penyakit,

bahkan dapat dikatakan penyakit timbul karena ulah manusia.2

Lingkungan sosial ekonomi: Pekerjaan yang berhubungan dengan zat kimia seperti pestisida

atau zat fizika seperti zat radioaktif atau zat yang bersifat karsinogen seperti asbes akan

memudahkan terkena penyakit akibat pemaparan terhadap zat-zat tersebut. Urbanisasi pula

dapat menimbulkan berbagai masalah sosial seperti kepadatan penduduk dan timbulnya

daerah kumuh, perumahan, pendidikan, dan sampah dan tinja yang akan mencemari air

minum dan lingkungan. Lingkungan demikian merupakan penunjang terjadinya berbagai

macam penyakit infeksi. Perkembangan ekonomi juga sangat mempengaruhi status

kesehatan. Peningkatan ekonomi rakyat akan mengubah pola konsumsi yang cenderung

memakan makanan yang mengandung banyak kolesterol. Keadaan ini memudahkan

Page 15: Fungsi Dan Manajemen Puskesmas

timbulnya penyakit hipertensi dan penyakit jantung sebagai akibat kadar kolesterol darah

yang meningkat. Sebaliknya, bila tingkat ekonomi rakyat rendah, akan timbul masalah

perumahan yang tidak sehat, kurang gizi, dan lain-lain yang memudahkan timbulnya

penyakit. Selain itu, terjadinya bencana alam akan mengubah sistem ekologi yang tidak

dapat diramalkan sebelumnya. Misalnya, gempa bumi, banjir, meletusnya gunung berapi,

dan perang yang akan menyebabkan kehidupan penduduk yang terkena bencana menjadi

tidak teratur. Keadaan ini memudahkan timbulnya berbagai penyakit infeksi.7

Problem solving cycle

Definisi Problem solving cycle (siklus solusi masalah) adalah proses mental yang melibatkan

penemuan masalah, analisis dan pemecahan masalah. Tujuan utama dari pemecahan masalah adalah

untuk mengatasi kendala dan mencari solusi yang terbaik dalam menyelesaikan masalah.3

Problem Solving merupakan gabungan dari alat, keterampilan dan proses. Disebut

alat karena dapat membantu dalam memecahkan masalah mendesak atau untuk mencapai tujuan,

disebut skills karena sekali mempelajarinya maka dapat menggunakannya berulang kali, disebut

proses karena melibatkan sejumlah langkah.

Problem solving cycle merupakan proses yang terdiri dari langkah – langkah

berkesinambunganyang terdiri dari analisa situasi, perumusan masalah secara spesifik, penentuan

prioritas masalah, penentuan tujuan, memilih alternatif terbaik, menguraikan alternatif terbaik

menjadi rencana operasional dan melaksanakan rencana kegiatan serta mengevaluasi hasil

kegiatan.4

Langkah-langkah dalam problem solving cycle ini yaitu :

1. Analisis situasi

2. Identifikasi masalah

3. Prioritas masalah

4. Alternatif solusi

Page 16: Fungsi Dan Manajemen Puskesmas

5. Pelaksanaan solusi terpilih

6. Evaluasi solusi yang dilaksanakan

Konsep HL Blum

Analisis situasi terdiri dari analisis derajat kesehatan, analisis aspek kependudukan, analisis

pelayanan/upaya kesehatan, analisis perilaku kesehatan, dan analisis lingkungan.1

Statuskesehatan

Lingkungan

Perilaku

genetika

Pelayanan kesehatan

Page 17: Fungsi Dan Manajemen Puskesmas

Analisa Derajat Kesehatan. Analisa derajat kesehatan akan menjelaskan masalah

kesehatan apa yang dihadapi . Analisis ini akan menghasilkan ukuran-ukuran derajat kesehatan

secara kuantitatif, penyebaran masalah menurut kelompok umur penduduk, menurut tempat dan

waktu . Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan epidemologis . Ukuran yang digunakan

adalah angka kematian (mortalitas) dan angka kesakitan (morbiditas).

Angka kematian bayi

Penelitian menunjukkan bahwa IMR sangat erat kaitannya dengan kualitas lingkungan

hidup, gizi masyarakat, keadaan sosial ekonomi. Tingginya IMR menunjukkan bobot masalah

mengenai perinatal,: komplikasi kehamilan, perawatan kehamilan, komplikasi persalinan dan

perawatan bayi

Angka kematian balita

Kematian balita sangat berkaitan dengan kualitas sanitasi rumah tangga dan keadaan gizi

anak

Angka kematian menurut penyebab (CSDR)

berguna untuk melihat penyebab-penyebab atau penyakit apa yang menjadi penyebab

utama angka kematian

Incidence rate

Page 18: Fungsi Dan Manajemen Puskesmas

jumlah kasus baru suatu penyakit tertentu yang terjadi dalam suatu kelompok masyarakat

tertentu, dalam masa waktu tertentu pula.

Prevalence rate

jumlah orang yang menderita sakit pada umumnya atau menderita penyakit tertentu dalam

suatu kelompok penduduk tertentu dalam suatu masa tertentu.

Case Fatality Rate

Analisis kependudukan

Manfaat analisis kependudukan adalah sebagai denominator ukuran masalah kesehatan,

prediksi beban upaya/program kesehatan, dan prediksi masalah kesehatan yang dihadapi.

Ukuran demografis yang digunakan dalam analisis kependudukan :

Jumlah penduduk

Kesuburan : angka kelahiran kasar, angka kesuburan

Kesehatan : angka kematian kasar, angka kematian menurut kelompok umur

Laju petumbuhan penduduk

Struktur umur

Angka ketergantungan

Distribusi penduduk

Mobilitas penduduk

Analisis pelayanan kesehatan

Page 19: Fungsi Dan Manajemen Puskesmas

Pelayanan atau upaya kesehatan meliputi upaya promotif, preventif, kuratif maupun

rehabilitatif . Analisis ini menghasilkan data atau informasi tentang input, proses, out put dan

dampak dari pelayanan kesehatan .Input meliputi aspek ketenagaan kesehatan, biaya, sarana dan

prasarana kesehatan .Proses meliputi pengorganisasian, koordinasi, dan supervisi. Sementara

Output meliputi cakupan pelayanan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan.5

Analisis perilaku kesehatan

Analisis ini memberikan gambaran tentang pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat

sehubungan dengan kesehatan maupun upaya kesehatan . Dapat menggunakan teori pengetahuan,

sikap praktek, atau health belief model atau teori lainnya. Analisis perilaku kesehatan meliputi

pemberian pelayanan kesehatan, pola pencarian pelayanan kesehatan, penanganan penyakit, peran

serta masyarakat atau ukbm, dan tentang kesehatan ibu dan anak

Analisis lingkungan

Analisis lingkungan meliputi analisis lingkungan fisik, biologis, dan social. Analisis

lingkungan fisik dapat berupa penyediaan air bersih, keadaan rumah dan pekarangan (ventilasi,

lantai, pencahayaan maupun kebisingan), penanganan limbah rumah tangga dan limbah industry.

Analisis lingkungan biologis mengambarkan vektor penyakit, ternak dan sebagainya. Analisis

sosial budaya menggambarkan gotong royong dalam penanganan masalah kesehatan.

I. Identifikasi masalah7

Masalah merupakan kesenjangan (gap) antara harapan dengan kenyataan. Cara perumusan

masalah yang baik adalah kalau rumusan tersebut jelas menyatakan adanya kesenjangan.

Kesenjangan tersebut dikemukakan secara kualitatif dan dapat pula secara kuantitatif

Page 20: Fungsi Dan Manajemen Puskesmas

Penentuan masalah dapat dengan cara membandingkan dengan yang lain, memonitor tanda-

tanda kelemahan, membandingkan capaian saat ini dengan tujuan atau dengan capaian sebelumnya,

Checklist, brainstorming dan dengan membuat daftar keluhan.

Penyebab masalah dapat dikenali dengan menggambarkan diagram sebab akibat atau

diagram tulang ikan. Diagram tulang ikan(diagram Ishikawa) adalah alat untuk menggambarkan

penyebab-penyebab suatu masalah secara rinci.Diagram ini memberikan gambaran umum suatu

masalah dan penyebabnya. Diagram tersebut memfasilitasi tim untuk mengidentifikasi sebab

masalah sebagai langkah awal untuk menentukan focus perbaikan, mengembangkan ide

pengumpulan data dan/atau mengembangkan alternatif solusi

II. Penentuan prioritas masalah

Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh sekelompok

orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah dari yang paling

penting sampai yang kurang penting. Penentuan prioritas masalah dapat menggunakan metode

delbeg, metode hanlon, metode delphi, metode USG , metode pembobotan dan metode dengan

rumus

Langkah penentuan prioritas masalah terdiri dari :

Menetapkan kriteria

Memberikan bobot masalah

Menentukan skoring setiap masalah

III. Alternatif Solusi

Page 21: Fungsi Dan Manajemen Puskesmas

Alternatif solusi dapat diketahui dengan metode brainstorming. Brainstorming merupakan

teknik mengembangkan ide dalam waktu yang singkat yang digunakan untuk mengenali adanya

masalah, baik yang telah terjadi maupun yang potensial terjadi, menyusun daftar masalah,

menyusun alternatif pemecahan masalah, menetapkan kriteria untuk monitoring, mengembangkan

kreativitas, dan menggambarkan aspek-aspek yang perlu dianalisis dari suatu pokok bahasan

IV. Pelaksanaan Solusi Terpilih

Solusi yang paling tepat dapat dipilih dengan menggunakan 2 cara yaitu teknik skoring

dan non skoring. Pada teknik skoring dilakukan dengan memberikan nilai (skor) terhadap

beberapa alternatif solusi yang menggunakan ukuran (parameter). Pada teknik non scoring

alternative solusi didapatkan melalui diskusi kelompok sehingga teknik ini disebut juga

nominal group technique (NGT)

PARAMETER SKORING

Realistis.

Dapat dikelola (manageable).

Teknologi yang tersedia dalam melaksanakan solusi (technical feasiblity).

Sumber daya yang tersedia yang dapat digunakan untuk melaksanakan solusi

(resources availability).

SKORING

Page 22: Fungsi Dan Manajemen Puskesmas

Masing-masing ukuran tersebut diberi nilai berdasarkan justifikasi kita, bila alternative solusi

tersebut realistis diberi nilai 5 paling tinggi dan bila sangat kecil diberi nilai 1. Kemudian nilai-

nilai tersebut dijumlahkan. Alternatif solusi yang memperoleh nilai tertinggi (terbesar) adalah

yang diprioritaskan, masalah yang memperoleh nilai terbesar kedua memperoleh prioritas kedua

dan selanjutnya.

NON SKORING

Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter, dilakukan bila tersedia

data yang lengkap. Bila tidak tersedia data, maka cara menetapkan prioritas masalah yang lazim

digunakan adalah tekhnik non skoring.

Teknik Non Skoring

Delphi Technique

Yaitu alternatif solusi didiskusikan oleh sekelompok orang yang mempunyai

keahlian yang sama. Melalui diskusi tersebut akan menghasilkan solusi paling mungkin

bagi pemecahan masalah yang disepakati bersama.

Delbeq Technique

Menetapkan solusi paling mungkin melalui diskusi kelompok namun peserta diskusi

terdiri dari para peserta yang tidak sama keahliannya maka sebelumnya dijelaskan dulu

sehingga mereka mempunyai persepsi yang sama terhadap alternatif solusi terhadap

masalah yang akan dibahas. Hasil diskusi ini adalah solusi paling mungkin bagi pemecahan

masalah yang disepakati bersama.

Page 23: Fungsi Dan Manajemen Puskesmas

Langkah-langkah implementasi solusi

Menyusun POA (Plan of Action)

Efektifitas

Efisiensi

Produktifitas

V. Evaluasi Solusi Yang Dilaksanakan

Hasil yang dicapai sesuai dengan rencana (masalah terpecahkan)

Terdapat kesenjangan antara berbagai ketetapan dalam rencana dengan hasil

yang dicapai (tidak seluruh masalah teratasi)

Hasil yang dicapai lebih dari yang direncanakan (masalah lain ikut terpecahkan)

DAFTAR PUSTAKA

1. W. Gulo. Penelitian sebagai proses ilmiah. Metodologi Penelitian. Hal 24-36.

2. W. Gulo. Desain penelitian. Metodologi Penelitian. Hal 98-107.

3. Eko Budiarto. Penelitian deskriptif. Metodologi Penelitian Kedokteran. Penerbit Buku

Kedokteran EGC, Jakarta. 2002. Hal 28-57.

4. Eko Budiarto, Dewi Anggraeni. R. Tammy Maulany Dayyana (ed). Konsep epidemiologi.

Pengantar Epidemiologi. Edisi II. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2001. Hal 12.

5. Thomas C. Thimmreck. Alih bahasa oleh Munaya Fauziah, Apriningsih, Paulpi Widyatsui,

Mulia Sugiarti, Ratnawati. Morbiditas dan mortalitas rate dan rasio. Epidemiologi: Suatu

Pengantar. Edisi II. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2001. Hal 93-126.

6. Syafrudin, Hamidah. Monica Ester, Esty Wahyuningsih (ed). Pelayanan antenatal. Kebidanan

Komunitas. Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2007. Hal 221-36.

Page 24: Fungsi Dan Manajemen Puskesmas

7. Eko Budiarto, Dewi Anggraeni. R. Tammy Maulany Dayyana (ed). Konsep epidemiologi.

Pengantar Epidemiologi. Edisi II. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2001. Hal 16-17.