Analisis Soal Dengan Iteman 03
-
Upload
afrianto-baron-ii -
Category
Documents
-
view
30 -
download
0
description
Transcript of Analisis Soal Dengan Iteman 03
-
1
I PENDAHULUAN Dalam dunia pendidikan mulai dari jenjang dasar sampai pendidikan tinggi, biasa melakukan suatu kegiatan yang disebut pengukuran. Hal ini dilakukan untuk mengetahui ciri- ciri terpendam pada peserta didik seperti kemampuan, prestasi, sikap, minat, dan lain lain. Pengukuran terhadap prestasi belajar siswa dapat diketahui melalui kualitas butir butir soal yang diujikan. Untuk mengukurnya dapat dilakukan dengan uji tes. Akan tetapi harus diketahui terlebih dahulu kualitas suatu perangkat tes yang akan digunakan. Pendekatan untuk menganalisa butir soal yang berkembang hingga saat ini terdiri dari dua pendekatan yaitu klasik dan modern. Analisa butir soal dengan pendekatan klasik dapat dilakukan dengan program iteman. II ANALISA BUTIR SOAL Program itemen digunakan untuk menentukan kualitas butir soal, yang meliputi informasi mengenai tingkat kesukaran soal, daya pembeda soal, dan pengecoh dan kunci. Selain itu juga menghasilkan reliabilitas tes, kesalahan pengukuran dan distribusi skor. Melalui program ini akan dilakukan analisis terhadapbutir soal tes uji coba UN pada mata pelajaran IPA di MIS Tanjung Tirto Kabupaten Pekalongan. Perangkat tes terdiri dari 40 soal, yang diujikan pada 43 siswa.
A.Interpretasi Hasil Analisis Hasil analisis program Iteman berupa file statistik yang terdiri dari statistik
butir soal dan tes / skala. Disamping itu menghasilkan file skor yang menampilkan skor yang diperoleh tiap tiap peserta tes. A.1. File Statistik. Print out yang berupa file statistik secara lengkap dapat dilihat pada lampiran. Sehubunan jumlah peserta tes 30 siswa. Maka untuk menentukan kelompok tinggi dan rendah maka dibagi menjadi dua bagian sama banyak dengan menggunakan median skornya, maka diperoleh data sbb: No urut rangk No urut Siswa skor tes keterangan
01 37 34 Kelompok tinggi 50 % subjek 02 36 33 yang mempunyai skor tertinggi 03 24 32 04 16 31 05 18 31 06 41 31 07 14 30 08 23 30 09 20 29 10 29 29 11 31 29 12 33 29 13 13 28 14 19 28 15 30 28 16 32 28 17 38 28 18 28 27 19 34 27 20 35 27 21 02 26 22 07 26 23 12 26 Kelompok rendah 50 % dari subjek 24 15 26 yang mempunyai skor terendah 25 21 26 26 22 26 27 06 25
-
2
28 09 24 29 17 24 30 26 24 31 11 23 32 39 23 33 40 23 34 04 22 35 25 22 36 27 22 37 42 22 38 43 22 39 01 20 40 03 20 41 10 18 42 05 16 43 08 15
Pada data diatas tampak bahwa banyaknya data item yang dijawab dengan benar yaitu, skor tes (X). Skor tertinggi dapat dicapai oleh siswa adalah 34 dan yang terendah 15
-
3
No Tingkat Daya Distraktor
Butir Kesukaran Beda (Pengecoh)
1 mudah revisi baik diterima
2 mudah sangat baik baik diterima
3 sedang buang baik diterima
4 mudah sangat baik baik diterima
5 sukar buang revisi tolak
6 sedang revisi revisi diterima
7 sukar baik revisi diterima
8 mudah baik baik diterima
9 sedang sangat baik baik diterima
10 mudah baik baik tolak
11 sedang sangat baik baik diterima
12 sedang sangat baik baik diterima
13 sedang revisi baik diterima
14 sedang sangat baik baik diterima
15 sedang baik baik diterima
16 sedang revisi baik diterima
17 mudah baik baik diterima
18 sedang revisi baik tolak
19 mudah baik baik tolak
20 mudah revisi baik tolak
21 mudah baik baik tolak
22 sedang baik revisi diterima
23 sedang sangat baik revisi diterima
24 sukar buang revisi diterima
25 mudah buang baik diterima
26 mudah baik revisi diterima
27 mudah sangat baik baik diterima
28 mudah buang revisi diterima
29 sedang revisi baik tolak
30 mudah sangat baik baik diterima
31 mudah sangat baik baik diterima
32 mudah buang baik diterima
33 sedang buang revisi tolak
34 sukar revisi baik diterima
35 mudah baik baik diterima
36 sedang baik baik diterima
37 mudah revisi baik diterima
38 sukar revisi baik diterima
39 mudah revisi baik diterima
40 sedang sangat baik baik diterima
Hasil Analisis Butir Soal Perangkat tes Bahasa Indonesia
Keterangan
-
4
A.1.1Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran pada analsis butir soal secara klasik merupakan skala rata-rata Peserta tes yang menjawab benar suatu butir soal. Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal dapat diperoleh dengan beberapa cara (1) skala kesukaran linier, (2) skala biserial, (3) skala davis, (4) skala menjawab benar. Adapaun besaran tingkat berkisar 0 sampai 1. Menurut Hayat ( 1997 ) tingkat kesukaran suatu butir soal dapatdikategorikan menjadi
tiga: mudah ( P> 0,70), sedang (0,30 P 0,70 dan sukar ( P < 0,30 ) dan Yen ( 1979 ) Bahwa indek kesukaran yang sedang berkisar antara 0,30 sampai dengan 0,70. Berdasarkan hasil analisis, pada table di atas diperoleh hasil sbb: Butir soal kategori mudah : 1,2,4,8,10,17,19,20,21,25,26,27,28,30,31,32,35,37,39 Butir soal kategori sedang : 3,6,9,11,12,13,14,15,16,18,22,23,29,33,36,40 Butir soal yang di kategorikan sukar : 5,7,24,34,38 A.1.2. Daya Beda
Daya beda soal merupakan kemampuan suatu soal yang dengan skornya dapat membedakan antara siswa kelompok tinggi/ prestasi tinggi dengan siswa dari kelompok rendah / kurang pandai. Makin tinggi daya beda butir makin banyak peserta dari kelopok tinggi yang dapat menjawab butir dengan benar. Masrun menyatakan tujuan pkok mencari daya beda adalah untuk menentukan apakah butir soal tersebut memilki kemampuan membedakan kelompok rendah dalam aspek dalam aspek yang diukur, sesuai perbedaan yang ada pada kelompok tersebut. Daya beda butir soal yang biasa digunakan dalamtes hasil belajar adalah dengan cara menggunakan indek korelasi antara skor butir dengan skor totalnya. Daya beda dengan cara ini disebut juga validitas internal, karena korelasi diperoleh dari dalam tes itu sendiri. Daya pembeda soal daapt dilihat dari besarnya koefisien korelasi biserial maupun point biserial. Nilai korelasi point biserial selalu lebih rendah disbanding dengan biserial. Hal ini masih dipengaruhi oleh tingkat kesukaran soal. Koefisien daya beda bergerak dari dari 1 sampai +1. Dali Senaga Naga ( 1992 ) berpendapat bahwa kreteria besarnya koefisien daya pembeda dibedakan menjadi empat ketegori yaitu soal Baik ( 0,40 - 0,00 ), sangat baik ( 0,30 0,39 ), direvisi ( 0,20 0,29 ) dan Dibuang ( -1 0,19 ). Dari table hasil analisa di atas hasil analisis di atas diperoleh informasi sebagai : Butir soal dengan kategori baik :7,8,10,15,17,19,21,22,26,35,36
Butir soal dengan kategori sangat baik :2,4,9,11,12,14,23,27,30,31,40 Butir soal dengan kategori direvisi :1,6,13,16,18,20,29,34,37,38,39 Butir soal dengan kategori dibuang :3,5,24,25,28,32,33, Dari data tersebut diperoleh bahwa berdasar besarnya daya beda, butir soal yang
baik berjumlah 11 butir atau 27,5%, kategori sangat baik berjumlah 11 butir atau 27,5%, kategori yang perlu direvisi 11 butir atau 27,5% dan kategori tidak baik tidak baik / perlu dibuang 17,5%.
Butir soal yang mempunyai daya pembeda baik pada umumnya memiliki tingkat kesukara sedang, namun ada diantaranya mempunyai tingkat kesukaran sukar dan mudah.
A.1.3. Diastraktor / Pengecoh
Diistraktor dikatakan efektif jika semua pilihan jawaban yang bukan kunci telah berfungsi sebagai mana mestinya, yaitu apakah pengecoh-pengecoh tersebut telah dipilih oleh yang lebih banyak / semua siswa kelompk rendah, sedangkan siswa kelompok tinggi hanya sedikt / tidak ada yang memilih. Pada analisis butir soal akan menunjukkan adanya korelasi yang tinggi, rendah dan negatif. Apabila proporsi siswa yang menjawab dengan salah / memilih suatu pengecoh kurang dari 0,05 maka pengecoh tersebut harus direvisi,
-
5
dan untuk pengecoh yang ditolak apabila tidak ada yang memilih / proporsinya 0,00 dapat dilihat pada proportion endorsing.
Pada table diatas nampak hasil analisis, diperoleh pengecoh yang : Baik :
1,2,3,4,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,23,24,25,27,29,30,31,32,34,35,36,37,38,39,40
Direvisi : 5,22,23,24,28,33 Ditolak : tidak ada Diantara butir soal yang perlu direvisi terdapat distraktor distraktor jawaban
yang tidak memilh , maka distraktor tersebut harus dibuang, karena tidak berfungsi sebagai pengecoh baik baik oleh kelompok rendah maupun tinggi.
Diantara butir soal , ada 24 butir soal yang baik Hal ini dikarenakan butir butir soal tersebut memiliki daya pembeda yang baik, walau ada diantaranya termasuk kategori yang dapat diterima berdasarkan tingkat kesukaran. Butir soal yang diterima atau termasuk kategori baik mempunyai tingkat kesukaran yang sedang. B.Statistik tes / Skala
Beberapa informasi penting yang dapat diperoleh dari print out statistik tes / skala adalah sbb:
- Variance merupakan varian dari distribusi skor peserta tes yang memberikan gambaran tentang sebaran skor peserta tes, yaitu 5.448
- Standart deviasi adalah deviasi standar dari distribusi skor peserta tes, yang merupaakan akar dari varian, yaitu, 2.334
- Skew, menunjukkan kemiringan distribusi skor peserta tes yang memberikan gambaran tentang bentuk distribusi skor peserta tes yakni sebesar 0.062. Hal ini menggambarkan bahwa sebagian besar skor berdistribusi secara tidak simetris.
- Kurtusis merupakan puncak distribusi skor yang menggambarkan kelandaian distribusi skor disbanding dengan distribusi normal. Dari hasil analisis diperoleh besaran sebesar-0,051 hal ini berarti distribusinya mendekati distribusi normal.
- Alpha adalah koefisien reliabilitas alpha, untuk tes /skala yang merupakan indek homogenitas tes sebesar 0.368. Hal ini menunjukkan keajekaanya jika tes ini diujikan lagi adalah sebesar 0.368, dan harga ini sudah sudah termasuk dalam kategori perangkat tes kualitas yang baik.
- Standart error measurement merupakan kesalahan pengukuran standar untuk setiap tes yaitu sebesar 1.856.
C. File Skor
Hasil anlisis pada file skor menampilkan skor yang diperoleh seluruh peserta tes, dimana skor tertinggi sebesar 16 dan skor terendah sebesar 3.
III. KESIMPULAN
Dari analisis butir soal beserta pembahasannya dapat diperoleh kesimpulan bahwa
berdasarkan analisis dengan menggunakan program iteman, menunjukan perangkat tes uji coba UAN bidang studi ekonomi di MI Tanjung tahun 2004 menunjukkan terdapat 7 butir atau sekitar 23,33 % yang ditolak / tidak baik dan perangkat tes tersebut memiliki indek keandalan sebesar 0.368