ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu...

71
ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN PEMASARAN IKAN ASIN PADA TIAP PELAKU PEMASARAN DI DESA PADANG RUBEK KECAMATAN KUALA PESISIR KABUPATEN NAGAN RAYA Skripsi OLEH : HASAN BASRI 09C10404023 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR ACEH BARAT 2014

Transcript of ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu...

Page 1: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN

PEMASARAN IKAN ASIN PADA TIAP PELAKU

PEMASARAN DI DESA PADANG RUBEK

KECAMATAN KUALA PESISIR

KABUPATEN NAGAN RAYA

Skripsi

OLEH :

HASAN BASRI

09C10404023

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR

ACEH BARAT

2014

Page 2: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN

PEMASARAN IKAN ASIN PADA TIAP PELAKU

PEMASARAN DI DESA PADANG RUBEK

KECAMATAN KUALA PESISIR

KABUPATEN NAGAN RAYA

Oleh : Hasan Basri

NIM : 09C10404023

Pembimbing : 1. Rahmat Pramulya, STP, MM

2. Dahnil Muljadi, SP

ABSTRAK

Sumberdaya kelautan dan perikanan merupakan salah satu potensi

unggulan dalam konteks pembangunan ekonomi. Dengan mencermati

beragamnya sumberdaya, pembangunan kelautan dan perikanan Indonesia

mempunyai potensi besar dan melibatkan banyak pihak. Penelitian dilaksanakan

pada bulan Juni s/d November 2013 dan berlokasi di Desa Padang Rubek

Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya

Teknik pengambilan sampel dilakukan secara sengaja (Purposive

Sampling) yaitu pada setiap pelaku pemasaran yang terlibat yakni :

nelayan/pengolah ikan asin, pedagang pengumpul, pedagang pengumpul tingkat

kecamatan, pedagang grosir ikan asin dan pedagang pengecer. Pengambilan

sampel 50 % dari jumlah populasi 22 orang yaitu 11 orang.

Rantai pemasaran ikan asin di Desa Padang Rubek Kecamatan Kuala

Pesisir Kabupaten Nagan Raya terdiri dari tiga tipe rantai pemasaran. Semakin

pendek rantai pemasaran, maka akan semakin besar keuntungan yang didapatkan

oleh suatu lembaga, begitu juga sebaliknya.

Pada saluran pemasaran I besaran margin share adalah Rp.49.000/kg. Pada

tingkat pedagang pengumpul desa Rp 5.000,-/kg. Pada tingkat pedagang

pengumpul Kecamatan Rp 7.000,-/kg. Pada tingkat pedagang grosir Rp 8.000,-/kg

dan pada tingkat pedagang pengecer Rp 10.000,-/kg. Sedangkan bagian diterima

pengolah ikan asin (fisherman’s share) sebesar 68,42 persen. Pada saluran

pemasaran II besaran margin share pengolahan ikan asin sebesar Rp 49.000,-/kg.

Pada tingkat pedagang pengumpul desa Rp 5.000,-/kg. Pada tingkat pedagang

grosir Rp 15.000,-/kg. Sedangkan bagian diterima pengolah ikan asin (fisherman’s

share) sebesar 76,47 persen.

Pada saluran pemasaran III besaran margin share pengolahan ikan asin

sebesar Rp 49.000,-/kg. Pada tingkat pedagang pengumpul desa Rp 5.000,-/kg.

Pada tingkat pedagang pengecer Rp 25.000,-/kg. Sedangkan bagian diterima

pengolah ikan asin (fisherman’s share) sebesar 68,42 persen.

Kata Kunci : rantai pemasaran, marjin pemasaran ikan asin

Page 3: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN

PEMASARAN IKAN ASIN PADA TIAP PELAKU

PEMASARAN DI DESA PADANG RUBEK

KECAMATAN KUALA PESISIR

KABUPATEN NAGAN RAYA

Skripsi

OLEH

HASAN BASRI

09C10404023

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk memperoleh

Gelar Sarjana Pertanian

Pada Program Studi Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR

ACEH BARAT

2014

Page 4: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul : Analisis Rantai Pemasaran Dan Besar Marjin

Pemasaran Ikan Asin Pada Tiap Pelaku

Pemasaran Di Desa Padang Rubek Kecamatan

Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya

Nama : Hasan Basri

Nim : 09C10404023

Program Studi : Agribisnis

Menyetujui,

Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Rahmat Pramulya, STP, MM Dahnil Muljadi, SP

NIDN. 01-1710-7502 NIDN. 01-0903-8201

Mengetahui,

Fakultas Pertanian Ketua Prodi Agribisnis

Dekan,

Diswandi Nurba, STP, MSi Yoga Nugroho, SP, MM

NIDN. 01-2804-8202

Tanggal Lulus : 20 Februari 2014

Page 5: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Skripsi dengan judul :

ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN PEMASARAN

IKAN ASIN PADA TIAP PELAKU PEMASARAN DI DESA PADANG

RUBEK KECAMATAN KUALA PESISIR KABUPATEN NAGAN RAYA

Yang disusun oleh :

Nama : Hasan Basri

NIM : 09C10404023

Fakultas : Pertanian

Program Studi : Agribisnis

Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 20 Februari 2014 dan

dinyatakan lulus memenuhi syarat untuk diterima.

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

1. Rahmat Pramulya, STP, MM

(Dosen Pembimbing I) ................................................

2. Dahnil Muljadi, SP

(Dosen Pembimbing II) ................................................

3. Yoga Nugroho, SP, MM

(Dosen Penguji I) ..............................................

4. Mutia Dewi, SP

(Dosen Penguji II) ................................................

Alue Peunyareng, 20 Februari 2014

Ketua Prodi Agribisnis

Yoga Nugroho, SP, MM

Page 6: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Hasan Basri

NIM : 09C10404023

Fakultas : Pertanian

Program Studi : Agribisnis

Dengan ini saya menyatakan sesungguhnya bahwa di dalam skripsi yang saya

susun ini dengan tema “Analisis Rantai Pemasaran dan Besar Marjin

Pemasaran Ikan Asin Pada Tiap Pelaku Pemasaran Di Desa Padang Rubek

Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya “ tidak terdapat bagian atau

satu kesatuan yang utuh dari skripsi, tesis, disertasi, buku atau bentuk lain yang

saya kutip dari karya orang lain tanpa saya sebutkan sumbernya yang dipandang

sebagai tindakan penjiplakan. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya

ilmiah atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain yang

dijadikan seolah – olah karya saya sendiri. Apabila ternyata terdapat dalam skripsi

saya bagian – bagian yang memenuhi unsur penjiplakan, maka saya menyatakan

kesediaan untuk dibatalkan sebagian atau seluruh hak keserjanaan saya.

Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat

dipergunakan bila mana diperlukan.

Alue Peunyareng, 20 Maret 2014

Pembuat Pernyataan

HASAN BASRI

09C10404023

Page 7: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

PERSEMBAHAN

“Pelajarilah ilmu pengetauan, sesungguhnya mempelajari ilmu pengetahuan adalah tanda takut kepada ALLAH,

memnuntutnya adalah ibadah, mengingatnya adalah tasbih, membalasnya adalah jihad, mengajarkannya kepda orang

yang tidak mengetahui adalah shadaqah, dan menebarkannya adalah pengorbanan” (H.R Turmudzi)

Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu

dalam setiap langkah dan cita-citaku supaya dapat meraih kesuksesan dihari kelak dengan sempurna yang dapat

membahagiakan ayah dan ibunda. Satu langkah sudah ku tempuh, satu kesulitan telah ku hadapi walau terkadang aku

tertatih-tatih dan sering tersandung, namun aku yakin untuk melangkah dengan pasti.... Ayahnda dan Ibunda tercinta...

Hanya dengan do’a dan keringatmulah aku dapat menggapai yang cita-cita yang selama ini aku impikan, tak ada yang sanggup aku lakukan untuk membalas jasamu, tak ada sat katapun yang ku ungkapkan kecuali ucapan terima

kasih yang tak terhingga... Ayahnda dan ibunda tercinta...

Do’aku selalu menyertaimu. Ku ingin menuangkan baktiku untukmu lewat secercah keberhasilanku dengan kehendak

Nya.. Dengan segenap ketulusan hati ku persembahkan karya tulis

ini kepada yang mulia, Ayahnda Saki, Ibunda Tistawani, dan juga seluruh kelurgaku tercinta

Terima kasih kepada teman-teman yang seperjuangan yang telah memberikan motivasi sehingga terselesainya skripsi ini.

Thank’s to My heart Lisa Andila yang telah ikut berpartisipsi dalam proses pembentukan skripsi ini...

Wassalam

Hasan Basri

Page 8: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

RIWAYAT PENULIS

Hasan Basri, Lahir di Desa Gunong Sapek Kecamatan Tadu Raya Kabupaten

Nagan Raya pada tanggal 06 November 1989 dari pasangan Bapak Saki dan Ibu

Tistawani dan merupakan anak ke 2 (dua) dari 6 (enam) bersaudara. Jenis kelamin

penulis laki - laki dan beragama Islam. Status penulis belum menikah.

Riwayat Pendidikan : Lulus sekolah dasar di SD Negeri Tadu Ateuh Tahun 2002,

kemudian melanjutkan sekolah ke SMP Negeri 7 Kuala dan lulus pada Tahun

2005. Setelah itu, penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Tingkat Umum

Negeri I Kuala dan lulus pada Tahun 2009. Pada Tahun 2009, penulis menjadi

mahasiswa di Universitas Teuku Umar Fakultas Pertanian Jurusan Agribisnis Di

Meulaboh Aceh Barat.

Selama mengikuti pendidikan di Universitas Teuku Umar, untuk menambah

wawasan serta pengetahuan penulis berkecimpung di beberapa organisasi, yaitu

pernah menjadi anggota pramuka di Universitas Teuku Umar Tahun 2012 dan

sebagai anggota organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Universitas

Teuku Umar Tahun 2012.

Page 9: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN PEMASARAN

IKAN ASIN PADA TIAP PELAKU PEMASARAN

DI DESA PADANG RUBEK KECAMATAN KUALA PESISIR

KABUPATEN NAGAN RAYA

Oleh

Hasan Basri (1)

Rahmat Pramulya, STP. MM (2)

Dahnil Muljadi, SP(2)

ABSTRAK

Sumberdaya kelautan dan perikanan merupakan salah satu potensi

unggulan dalam konteks pembangunan ekonomi. Dengan mencermati luasnya

beragamnya sumberdaya kelautan dan perikanan, pembangunan kelautan dan

perikanan Indonesia mempunyai potensi yang sangat lebar dan mencakup banyak

pihak. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni s/d November 2013. Yang

berlokasi di Desa Padan Rubek Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya

Teknik pengambilan sampel dilakukan secara sengaja (Purposive

Sampling) yaitu pada setiap pelaku pemasaran yang terlibat yakni :

nelayan/pengolah ikan asin, pedagang pengumpul, pedagang pengumpul tingkat

kecamatan, pedagang grosir ikan asin dan pedagang pengecer. Pengambilan

sampel hanya 50 % dari jumlah populasi 22 orang yaitu 11 orang.

Rantai pemasaran ikan segar dan ikan yang telah diolah di Desa Padang

Rubek Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya terdiri dari empat tipe

rantai pemasaran. Semakin pendek rantai pemasaran, maka akan semakin besar

keuntungan yang di dapatkan oleh suatu lembaga, begitu juga sebaliknya\

Besarnya fisherman’s share dari masing-masing saluran memiliki besaran yang

berbeda dan yang mempunyai kesamaan fisherman’s share terdapat pada tipe II

dan IV. Bagian yang diterima nelayan (fisherman’s share) terbesar terdapat pada

saluran I yaitu sebesar 83,33 persen sehingga saluran I relatif efisien dari saluran

pemasaran lainnya. Pada saluran I didapatkan fisherman’s share lebih besar

dikarenakan pertukaran informasi pasar pada saluran I relatif lebih mudah dan

tujuan pasarnya juga tidak terlalu jauh sehingga biaya pemasaran pun lebih

sedikit.

Secara keselurahan, total jumlah marjin pada saluran pemasaran tipe I

sebesar Rp. 2.000, pada saluran pemasaran tipe II sebesar Rp. 83.000, pada

saluran pemasaran tipe III sebesar Rp. 73.000 dan pada saluran pemasaran tipe IV

sebesar Rp. 83.000.

Kata kunci : Rantai Pemasaran Dan Marjin Pemasaran Ikan Asin

1)

Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar 2)

Dosen Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar

Page 10: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah
Page 11: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

1

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sumberdaya kelautan dan perikanan merupakan salah satu potensi

unggulan dalam konteks pembangunan ekonomi. Dengan mencermati

beragamnya sumberdaya pembangunan kelautan dan perikanan Indonesia

mempunyai potensi berkembang yang besar dan melibatkan banyak pihak. Untuk

itu, pembangunan kelautan dan perikanan perlu didukung oleh semua komponen

bangsa serta membutuhkan keterpaduan dan pengintegrasian unsur-unsur terkait.

Aceh merupakan sebuah provinsi di Indonesia yang secara geografis

dikelilingi laut dimana 17 kabupaten/kota berhubungan langsung dengan laut.

Ekosistem perairan pesisir dan laut Aceh sangat strategis dan sesuai untuk

kehidupan berbagai jenis biota serta kegiatan usaha perikanan tangkap dan

budidaya. Di sepanjang pesisir Aceh terdapat ekosistem Mangrove yang dapat

berfungsi antara lain sebagai tempat tumbuh kembangnya berbagai jenis biota laut

dan mencegah terjadinya abrasi pantai.

Pembangunan dan pengembangan perikanan di Provinsi Aceh

membutuhkan perhatian serius dari semua pihak mengingat perikanan adalah

sektor yang mengalami kerusakan paling parah akibat bencana Tsunami dan

gempa bumi pada tahun 2004. Hal tersebut dilandasi karena perikanan provinsi

Aceh memiliki beragam potensi yang ditunjang oleh ekosistem, perangkat sosial

dan ekonomi kelembagaan maupun potensi produksi yang belum dimanfaatkan

secara optimal.

Page 12: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

2

2

Pada bidang sosial dan ekonomi kelembagaan pengembangan perikanan

Aceh memiliki organisasi Panglima Laut level Provinsi sampai Kecamatan, Badan

Masyarakat Petani Tambak (BMPT), Dinas Kelautan dan Perikanan maupun

berbagai lembaga ekonomi koperasi yang selalu siap membantu para nelayan

untuk memasarkan produksi mereka pada pasar lokal, regional, nasional bahkan

internasional. Hal di atas semakin menambah potensi perikanan Provinsi Aceh

yang sangat beraneka ragam serta dapat dimanfaatkan untuk pembangunan dan

kesejahteraan masyarakat Aceh khususnya, namun sayangnya kekayaan kelautan

dan perikanan tersebut belum dimanfaatkan secara optimal.

Menurut Sulistiono dan Nugroho (2007) potensi sumberdaya ikan (stock

assessment) di Aceh rata-rata per tahunnya adalah 423.410 ton. Potensi ini terdiri

dari potensi rata-rata di perairan teritorial dan perairan kepulauan sebesar 220.090

ton per tahun dan di ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) sebesar 203.320 ton per

tahun. Potensi lestari atau maximum sustainable yield (MSY) di perairan teritorial

dan kepulauan Aceh sebesar 110.045 ton per tahun dan Total Allowable Catch

(TAC) di perairan ZEE sebesar 80 % atau 162.656 ton per tahun. Berarti total

potensi lestari seluruhnya rata-rata mencapai 272.701 ton per tahun dengan

tingkat pemanfaatan baru mencapai 37,60 % atau 102.555 ton per tahun atau

dengan kata lain masih terdapat peluang pengembangan sebesar 62,40 %.

Fakta lain yang bersumber dari Laporan Dinas Kelautan dan Perikanan

Provinsi Aceh menunjukkan bahwa rata-rata masyarakat Aceh mengkonsumsi

ikan sebanyak 35 Kg per tahun per kapita. Jumlah ini melebihi konsumsi ikan

Nasional dimana permintaannya hanya 20,15 Kg per tahun per kapita. Rasio

Page 13: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

3

3

penawaran ikan di Aceh adalah 138.612 ton per tahun, lebih besar dari pada rasio

permintaannya yang hanya sebesar 96.118 ton per tahun (BPS Aceh, 2011).

Sehingga dapat dikatakan bahwa produksi ikan Aceh surplus dan dapat

diperdagangkan ke daerah atau ke negara lain. Namun fakta lain menunjukkan

bahwa rata-rata harga ikan di Aceh relatif lebih tinggi harganya dibandingkan

dengan daerah di luar. Kabupaten Nagan Raya merupakan sebuah daerah pesisir

yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia sehingga memiliki banyak

potensi di bidang kelautan. Selain mempunyai potensi wisata bahari, tentu saja

memberi keuntungan lain bagi daerah ini, yaitu terbukanya lapangan usaha

penangkapan ikan.

Dinas Perikanan dan Kelautan Aceh menyebutkan bahwa produksi

perikanan laut Kabupaten Nagan Raya rata-rata 12.000 ton per tahun yang

diusahakan oleh sekitar 10.560 nelayan. Hasil ini sebagian besar dikonsumsi

penduduk lokal. Hanya sekitar sepertiga yang diserap konsumen lain setelah

dikirim ke Medan. Seperti wilayah Indonesia lainnya, iklim wilayah pantai Barat

Indonesia seperti di Kabupaten Nagan Raya dipengaruhi oleh angin Muson yang

mengakibatkan dua musim yaitu musim barat dan musim timur.

Musim barat adalah Angin yang datang dari arah barat dengan kecepatan

kencang sampai amat kencang, sedangkan musim timur adalah angin yang datang

dari arah timur. Musim barat terjadi pada bulan Mei sampai bulan Juli.

Selanjutnya pada bulan Agustus sampai bulan Oktober merupakan musim

peralihan antara musim barat ke musim timur. Bulan November sampai bulan

Januari merupakan puncak musim, sebelum kembali ke musim barat, terjadi

Page 14: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

4

4

musim peralihan dari timur ke barat yang terjadi antara bulan Februari sampai

bulan April.

Desa Padang Rubek yang terletak di Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten

Nagan Raya merupakan salah satu desa penghasil ikan asin. Pengolahan ikan

segar menjadi ikan asin di Desa Padang Rubek Kecamatan Kuala Pesisir

bertujuan agar masa simpannya menjadi lebih lama dan juga menambah nilai

ekonomis serta menghindari tingkat kerugian ketika ikan hasil tangkapan nelayan

membludak. Hal tersebut menyebabkan daerah ini dikenal luas sebagai produsen

ikan asin oleh masyarakat Aceh.

Dalam usahatani para nelayan, penanganan terhadap usaha peningkatan

produksi serta pendistribusian hasil produksi atau pemasaran merupakan suatu

masalah yang memerlukan pemecahan karena rendahnya pendapatan para nelayan

sangat terkait dengan pemasaran. Hal ini ditujukan untuk memperpendek saluran

pemasaran serta memperkecil margin pemasaran. Untuk menghitung bagian yang

diterima nelayan dari harga akhir yang dibayar konsumen, maka analisa share

nelayan, margin pemasaran dan profit margin merupakan hal yang penting untuk

mengetahui komponen-komponen biaya pemasaran yang paling tinggi.

Sehingga akan ditemukan cara pemecahannya serta biaya pemasaran dapat

diperkecil sehingga harga akhir masih dapat dijangkau konsumen. Berdasarkan

uraian di atas peneliti merasa tertarik melakukan suatu penelitian untuk mengkaji

“Analisis Rantai Pemasaran dan Besar Marjin Pemasaran Ikan Asin Pada

Tiap Pelaku Pemasaran di Desa Padang Rubek Kecamatan Kuala Pesisir

Kabupaten Nagan Raya“

Page 15: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

5

5

1.2. Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas,

maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut.

1. Bagaimanakah rantai pemasaran ikan asin di Desa Padang Rubek Kecamatan

Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya Provinsi Aceh ?

2. Berapakah besaran share pengolah ikan asin, margin dan profit margin pada

pemasaran ikan asin di Desa Padang Rubek Kecamatan Kuala Pesisir

Kabupaten Nagan Raya Provinsi Aceh ?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Menganalisis rantai pemasaran ikan asin di Desa Padang Rubek Kecamatan

Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya Provinsi Aceh.

2. Menentukan besaran share pengolah ikan asin, margin dan profit margin pada

setiap lembaga pemasaran ikan asin di Desa Padang Rubek Kecamatan Kuala

Pesisir Kabupaten Nagan Raya Provinsi Aceh.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan suatu rumusan

yang dapat berguna untuk :

1. Dapat meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membangkitkan

perekonomian masyarakat khususnya dari bidang perikanan

2. Sebagai bahan informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan serta diharapkan

dapat memberi masukan bagi pemerintah sebagai sumbang pikiran bagi

Page 16: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

6

6

pengambil keputusan dan membuat kebijaksanaan yang berkenaan dengan

pembangunan sektor perikanan dan usaha tani nelayan.

3. Sebagai syarat kurikulum untuk memperoleh gelar sarjana pertanian pada

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar.

Page 17: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

7

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Rantai Pemasaran Ikan Asin

Rantai pemasaran adalah suatu proses sosial dan melalui proses itu individu

dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan mempertukarkan

produk dan nilai dengan individu dan kelompok lain. Dengan mengkaji rantai

pemasaran kita dapat mengetahui efektivitas pemasaran yang tercapai pada setiap

lembaga pemasaran, karena efektivitas tersebut sangat berkaitan erat dengan

pendapatan yang diperoleh setiap pelaku pemasaran. Usaha-usaha memperpendek

mata rantai pemasaran/tataniaga adalah salah satu jalan membantu petani untuk

meningkatkan pendapatannya (Kotler, 2001).

Umumnya saluran pemasaran yang terpendek memberikan penerimaan

yang terbesar dan resiko pemasaran yang terkecil bagi produsen. Menurut Kotler,

(2001) dalam menyampaikan barang dari produsen ke konsumen, terdapat lima

macam saluran pemasaran yaitu:

1. Arus fisik (physical flow). Saluran pemasaran ini mengisahkan gerakan nyata

dari produk fisik, mulai dari bahan mentahnya sampai kepada konsumen

terakhir, seperti pada gambar 1 berikut ini.

Pengangkutan Pedagang Penyuplai Pengangkutan Produsen

Pengangkutan

Konsumen

Page 18: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

8

8

2. Arus hak milik (title flow). Saluran pemasaran ini merincikan peralihan hak

milik dari badan pemasaran yang satu ke yang lain, seperti pada gambar 2

berikut ini.

3. Arus pembayaran (payment flow) Saluran pemasaran ini mengisahkan kaum

pelanggan membayar melalui lembaga keuangan lainnya ke pihak penyalur,

penyalur membayar pihak produsen, seperti pada gambar 3 berikut ini.

4. Arus informasi (information flow). Saluran pemasaran ini merincikan cara

pertukaran informasi di antara berbagai badan dalam rangka saluran

pemasaran, seperti pada gambar 4 berikut ini.

5. Arus tempat (place flow). Saluran pemasaran ini bertujuan dari aliran arus fisik

dan hak milik yaitu perpindahan produk dari lokasi produsen sampai ke lokasi

konsumen, seperti pada gambar 5 berikut ini.

Penyuplai Pedagang Produsen Konsumen

Penyuplai Pedagang Produsen Konsumen

Pengangkutan

Pedagang

Produsen Penyuplai Pengangkutan

Konsumen

Pengangkutan Pedagang Produsen Penyuplai Pengangkutan

Konsumen

Page 19: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

9

9

Dilihat dari jenis pekerjaan, elemen yang terlibat dalam sektor perikanan

tangkap di NAD menurut kajian KEHATI dalam Sulistiono dan Nugroho (2007)

terdiri dari nelayan (pawang laot, awak boat/ aneuk pukat), mugee (penjual ikan),

toke bangku (pemodal) dan toke boat (pemilik armada).

2.2. Analisis Rantai Nilai Tataniaga

Konsep dari analisa rantai nilai dapat diaplikasikan pada rantai pasokan

dan jaringan distribusi. Campuran dari produk dan pelayanan pada konsumen

akan memberikan faktor ekonomi yang berbeda, seperti manajemen analisa rantai

nilai. Menurut Porter (1996) pihak produsen akan menginteraksikan nilai rantai

tersebut menjadi sebuah sistem nilai yang termasuk di dalamnya rantai

pemasaran, produsen hingga konsumen. Sehingga dalam sebuah analisa rantai

nilai sangat dibutuhkan untuk menganalisa share, margin dan profit margin.

Analisa lanjutan setelah manajemen rantai pasokan adalah Value Chain

Analysis. Analisa ini bisa memberikan informasi mata rantai industri mana yang

paling bernilai dari sebuah manajemen rantai pasok. Selain itu value chain

analysis juga memberikan informasi tentang titik kritis dari masing-masing bagian

rantai pasokan itu. Berdasarkan dua analisis itu bisa disusun sebuah Gampong

industri yang lengkap. Idealnya langkah seperti inilah yang dilakukan pemerintah

bagi setiap industri. Hal ini untuk mengantisipasi munculnya masalah-masalah

yang bisa mengganggu proses produksi dan pemasaran (Indrajit, 2003).

Menurut Indrajit (2003) manajemen supply chain yaitu suatu sistem mata

rantai penyaluran barang (penyediaan barang) produksi dan jasanya kepada

pelanggannya. Konsep supply chain merupakan konsep baru di dalam melihat

Page 20: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

10

10

persoalan logistik. Dalam konsep baru ini masalah logistik dilihat sebagai masalah

yang lebih luas hingga masalah mata rantai penyediaan barang.

Menurut A.M Saefuddin (2001), tolak ukur suatu kriteria kegiatan

tataniaga yang efisien, dapat digunakan empat macam indikator yaitu margin

pemasaran, harga di tingkat konsumen, tersedianya fasilitas fisik pemasaran dan

tingkat atau intensitas persaingan pasar. Indikator margin pemasaran (biaya

pemasaran dan keuntungan lembaga pemasaran) sering digunakan dalam analisa

atau penelitian efisiensi pemasaran, sehingga dapat ditemukan faktor-faktor

inefisiensi serta jalan untuk memperbaikinya.

Melalui analisa margin dapat diketahui tingkat efisiensi teknis serta

efisiensi ekonomis (harga) dari pemasaran komoditi. Harga merupakan unsur

terkuat di antara sekian banyak unsur perangsang produksi. Hal ini dikarenakan

harga yang berkembang di pasar adalah pedoman para petani dalam cara

berproduksi dan penggunaan faktor-faktor produksi yang akan digunakan dalam

usahanya.

Menurut Hanafiah dan Saefuddin (2006), ditinjau dari pemasaran hasil-

hasil perikanan, dapat dikelompokkan ke dalam bahan mentah dan barang

konsumsi. Sebagai bahan mentah akan dibeli oleh pabrik atau usaha pengolahan

untuk diolah menjadi barang jadi, misalnya ikan kaleng, tepung ikan, ikan asin dll.

Sebagai barang konsumsi akan dibeli oleh konsumen akhir seperti rumah tangga,

restoran, rumah sakit dan untuk keperluan konsumsi lainnya.

Untuk mengetahui rantai pemasaran komoditi ikan asin, maka perlu

diketahui share nelayan, margin dan profit margin pada setiap pelaku pemasaran

yang terkait. Dengan menghitung margin setiap lembaga tentunya akan diketahui

Page 21: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

11

11

komponen biaya apa saja yang akan dikeluarkan dan berapa jumlahnya sehingga

efektivitas pemasaran akan tercapai pada setiap pelaku pemasaran ikan asin.

2.3.Tataniaga Ikan Asin

Tataniaga hasil perikanan adalah meliputi semua aktivitas sejak ikan di

daratkan dari laut atau tambak sampai ke konsumen. Dalam pemasarannya

dijumpai bahwa saluran tata niaga hasil-hasil perikanan cukup panjang. Keadaan

ini merupakan akibat logis dari sifat-sifat produksi ikan yang cepat membusuk

dan daerah produksi umumnya tersebar jauh dari daerah konsumen.

Hanafiah dan Saefuddin (2006) mendefinisikan tataniaga sebagai suatu

proses daripada pertukaran yang mencakup serangkaian kegiatan yang tertuju

untuk memindahkan barang atau jasa dari sektor produksi ke sektor konsumsi.

Jalur tataniaga tersebut dmulai dari nelayan yang menjual ikan hasil tangkapannya

ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Di TPI, ikan tersebut dibeli oleh pedagang

besar atau pengolah atau pengusaha coldstorage. Di daerah nelayan yang jauh dari

TPI, umumnya nelayan menjual ikan kepada pedagang pengumpul. Pedagang

pengumpul ini yang menjualnya ke TPI atau ada yang langsung menjualnya ke

pedagang besar atau kepada pengusaha coldstorage atau kepada pengolah ikan.

Hubungan antara pedagang-pedagang tersebut biasanya sudah merupakan

langganan sehingga transaksi pembayaran umumnya dibayarkan kemudian,

disamping karena alasan-alasan mempercepat distribusi juga agar saling ada

keterikatan. Para pengolah ikan asin akan menjual produknya ke pedagang besar

ikan olahan dan selanjutnya mereka akan memperdagangkan ikan tersebut antar

daerah.

Page 22: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

12

12

Menurut Balai Penelitian Perikanan Laut (2003), tataniaga hasil perikanan

merupakan rangkaian dari proses penyampaian hasil produksi perikanan yang

memiliki peranan penting dari pengembangan usaha perikanan secara

keseluruhan. Panjang pendeknya saluran pemasaran suatu barang tataniaga

menurut Hanafiah dan Saefuddin (2006) ditandai oleh berapa banyaknya

pedagang perantara yang dilalui oleh orang niaga tersebut sejak dari produsen

hingga konsumen akhir.

2.4. Orientasi Pasar Ikan Asin

Dalam kondisi persaingan efisiensi yang ketat seperti pada era otonomisasi

daerah, pengelola daerah perlu berhati-hati dalam pemilihan produk unggulan dan

penciptaan kondisi usaha yang tepat. Beberapa prinsip dasar ekonomi perlu

dipegang agar kuat dalam persaingan pasar, optimal dan berkelanjutan

(sustainability). Optimal berarti daya saing di pasar bisa lebih unggul dari produk

daerah lain atau negara lain. Berkelanjutan berarti ada usaha yang kontinyu di

tengah pasar Regional, Nasional dan Internasional secara dinamis.

Menurut Sumaryadi (2005) city marketing adalah pengelolaan kota atau

regio dengan pendekatan pasar (market-oriented). Karenanya pengetahuan

pengelola daerah yang komprehensif tentang daerah sendiri mutlak diperlukan.

Konsep city marketing menggariskan optimisasi dari sisi produk, harga, promosi

dan distribusi sesuai yang dikenal dengan bauran pemasaran atau marketing mix.

Pengolah ikan tradisional umumnya tidak mempunyai akses pasar yang

bagus. Oleh karena itu, mereka sangat tergantung kepada pedagang perantara

yang memang lebih menguasai akses pasar ada dasarnya, lengkapnya informasi

Page 23: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

13

13

dan cara pengolahan informasilah yang menentukan baik buruknya kesimpulan

tentang produk-produk apa yang bisa diunggulkan untuk dikelola. Seluruh

informasi pasar harus menggambarkan data yang cukup lengkap tentang aspek

sosial, budaya, hukum, keamanan, ketertiban dan potensi ekonomi dari suatu

daerah (Sumaryadi, 2005).

Informasi pasar juga penting diketahui oleh pelaku pemasaran hasil olahan

ikan, mengingat tersebarnya daerah-daerah produksi dan jauh dari pasar-pasar

konsumen, serta adanya mata rantai distribusi yang panjang berarti bahwa seorang

pedagang atau nelayan di daerah produksi akan sulit untuk mengetahui keadaan

pasar di daerah konsumen. Sulit baginya mengetahui berapa besar pemintaan

konsumen pada saat tertentu, jenis-jenis ikan apa saja yang diminta, kemampuan

harga pembelian, dan sebagainya.

Demikian pula sebaliknya bagi pedagang di daerah konsumen. Mereka

tidak tahu berapa jumlah ikan yang sudah ditangkap, dimana, jenis-jenis ikan apa

saja, harga penawaran dan sebagainya. Saling ketidaktahuan tersebut sebenarnya

sangat menghambat kelancaran distribusi ikan dan hasil olahan ikan. Distribusi

terlambat berarti ongkos simpan semakin besar, atau disalurkan ke tempat lain

yang pasarannya sudah jenuh atau ke tempat dimana ikan tidak diminta, atau

diminta dengan harga murah. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu ada satu

badan pemerintah yang bertugas mengumpulkan informasi-informasi dari

produsen, distribusi dan konsumen. (Patadungan, 2005)

Page 24: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

14

14

2.5. Ikan Asin

Ikan asin adalah bahan makanan yang terbuat dari daging ikan yang

diawetkan dengan menambahkan banyak garam. Dengan metode pengawetan ini

daging ikan yang biasanya membusuk dalam waktu singkat dapat disimpan di

suhu kamar untuk jangka waktu berbulan-bulan, walaupun biasanya harus ditutup

rapat. Pengolah ikan merupakan orang atau kelompok orang yang melakukan

usaha mengolah ikan segar, produk setengah jadi maupun produk jadi. Usaha-

usaha yang dilakukan dalam pengolahan hasil perikanan dapat dikelompokkan

menjadi 2 macam pengolahan, yaitu : (1) pengolahan yang bersifat tradisional

seperti pengasinan, pengasapan, pengeringan, pemindangan dll, dan (2)

pengolahan yang bersifat modern, seperti pengalengan ikan.

Pengolahan ikan tradisional adalah teknologi pengolahan ikan yang

diwariskan oleh nenek moyang manusia, berdasarkan pengalaman dan

pengetahuannya sesuai dengan perkembangan peradaban manusia. Pengolahan ini

bertujuan untuk mengawetkan ikan mentah atau setengah matang dengan cara

mengurangi kadar air melalui pengeringan dan penambahan garam atau bahan

kimia yang akhirnya menimbulkan perubahan yang dapat menghasilkan aroma

atau cita rasa yang spesifik.

Menurut terminologi FAO, ikan olahan tradisional adalah produk yang

diolah secara sederhana dan umumnya dilakukan pada skala industri rumah

tangga. Jenis olahan yang termasuk produk olahan tradisional ini adalah ikan

kering atau ikan asin kering, ikan pindang, ikan asap, serta produk fermentasi

yaitu kecap, peda, terasi, dan sejenisnya (Heruwati,2002).

Page 25: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

15

15

Dirjen Perikanan Tangkap (2001), menyebutkan karakteristik dari

pengolahan ikan tradisional, antara lain :

1. Kemampuan pengetahuan pengolah rendah dengan keterampilan yang

diperoleh secara turun-temurun

2. Tingkat sanitasi dan higienis rendah, sesuai dengan keadaan ingkungan di

sekitarnya yang umumnya tidak memiliki sarana air bersih

3. Permodalannya sangat lemah

4. Peralatan yang digunakan sangat sederhana, dan

5. Pemasaran produk hanya terbatas pada pasaran lokal.

Page 26: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

16

16

III. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni s/d November 2013 dan

berlokasi di Desa Padang Rubek Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya

Provinsi Aceh.

3.2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data primer terhadap responden dilakukan dengan

pencatatan, wawancara yang mendalam dan observasi langsung kelokasi

penelitian. Data primer dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan

nelayan atau pengolah ikan asin, pedagang pengumpul, pedagang tingkat

kecamatan, pedagang grosir ikan asin, pedagang pengecer ikan asin.

Untuk memperkuat dan melengkapi data primer maka diperlukan juga data

sekunder yang diperoleh dari perpustakaan, media massa, lembaga-lembaga

pemerintah maupun non pemerintah dan instansi-instansi yang terkait dalam

penelitian ini.

3.3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dilakukan secara sengaja (Purposive

Sampling) yaitu pada setiap pelaku pemasaran yang terlibat yakni :

nelayan/pengolah ikan asin, pedagang pengumpul, pedagang pengumpul tingkat

kecamatan, pedagang grosir ikan asin dan pedagang pengecer. Pengambilan

sampel hanya 50 persen dari jumlah populasi yaitu 22 orang dan sudah tidak

ditemukan lagi infomasi baru dari subjek penelitian.

Page 27: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

17

17

Adapun perincian jumlah masing-masing sampel lembaga pemasaran di

daerah penelitian dapat dilihata pada tabel berikut ini.

Tabel 1. Jumlah Sampel Lembaga Pemasaran Ikan Asin

No Lembaga Pemasaran Populasi Lembaga

Pemasaran (Orang)

Sampel Lembaga

Pemasaran (Orang)

1 Pengolah Ikan Asin 8 4

2 Pedagang Pengumpul 4 2

3 Pedagang Tingkat Kecamatan 2 1

4 Pedagang Grosir Ikan Asin 4 2

5 Pedagang Pengecer Ikan Asin 4 2

Jumlah 22 11 Sumber : Data Primer (Diolah), Tahun 2013

3.4. Batasan Variabel

Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu menganalisis rantai pemasaran ikan

asin dan menentukan besaran share nelayan, margin dan profit margin pada setiap

lembaga pemasarannya, maka diperlukan variabel dan data untuk dianalisis.

Periode data yang dianalisis adalah rata-rata nilai per hari pada musim timur,

antara lain sebagai berikut.

1. Hasil produksi ikan asin adalah produksi rata-rata ikan segar yang diasinkan

yang akan dijual kepada konsumen yang dinyatakan dalam satuan Kg/hari.

2. Jumlah pembelian setiap lembaga pemasaran adalah rata-rata pembelian ikan

asin oleh setiap lembaga pemasaran dari saluran pemasaran sebelumnya

dihitung dalam Kg/hari.

3. Harga pembelian dan penjualan di masing-masing rantai pemasaran adalah

harga pembelian dan penjualan rata-rata ikan asin pada tiap-tiap lembaga

pemasaran berdasarkan situasi pasar yang berlaku pada saat penelitian

dinyatakan dalam Rp/Kg.

Page 28: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

18

18

4. Biaya pemasaran yaitu jumlah biaya yang dikeluarkan tiap lembaga pemasaran

ikan baik segar ataupun olahan dalam melaksanakan kegiatan usahanya yang

terdiri atas biaya variabel (variable cost) dan biaya tetap (fixed cost), dihitung

dalam Rp/Kg/hari.

5. Pendapatan adalah selisih antara nilai hasil penjualan dengan total biaya yang

dikeluarkan dinyatakan dalam Rp/Kg/hari.

6. Rantai pemasaran adalah banyaknya mata rantai atau lembaga pemasaran yang

dilalui dalam penyampaian ikan segar atau olahan dari nelayan (produsen) ke

konsumen yang dinyatakan dalam unit (bilangan).

7. Margin pemasaran adalah perbedaan harga yang diterima nelayan produsen

dengan harga yang dibayar oleh konsumen ikan baik segar maupun olahan

dihitung dalam Rp/Kg.

8. Profit margin adalah keuntungan bersih per Kg ikan yang dihitung dari selisih

antara harga beli dengan harga jual di setiap pelaku pemasaran ikan yang

terlibat baik segar ataupun olahan dikurangi biaya pemasaran, dihitung dalam

Rp/Kg.

9. Share nelayan yaitu bagian atau proporsi yang diterima nelayan dari harga

jual oleh lembaga pemasaran terkait, dinyatakan dalam persen.

3.5. Metode Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan di lapangan, dibahas, dianalisa, diolah, serta

ditabulasikan untuk kemudian dipindahkan ke dalam bentuk tabelaris yang sesuai

dengan kebutuhan analisis pengujian. Adapun metode analisis yang digunakan

dalam penelitian ini melalui beberapa tahapan sebagai berikut :

Page 29: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

19

19

1. Analisa Pendapatan

Biaya total merupakan keseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan.

Biaya ini didapat dari menjumlahkan biaya tetap dan biaya variabel. Untuk

melihat total biaya produksi dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

TBP = BT + BV ………………………………….…........(Dumairy, 2004)

Dimana : TBP = Total Biaya Produksi (Rp)

BT = Biaya Tetap (Rp)

BV = Biaya Variabel (Rp)

Total penerimaan dihitung dengan menggunakan rumus:

TP = TH x JUP....................................................................(Dumairy, 2004)

Dimana : TP = Total Penerimaan (Rp)

TH = Tingkat Harga (Rp/Kg)

JUP = Jumlah Unit Produksi (Kg)

Sesuai dengan tujuan penelitian, maka analisis pendapatan dilakukan untuk

melihat tingkat keuntungan yang diperoleh pada pemasaran ikan asin dengan

menggunakan rumus:

P = TP – TBP ………..……..……………………………(Soeheroe, 1994)

Dimana : P = Pendapatan (Rp)

TP = Total Penerimaan (Rp)

TBP = Total Biaya Produksi (Rp)

Page 30: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

20

20

2. Analisa Share, Margin dan Profit Margin

Untuk mencari share pengolah ikan asin digunakan rumus :

SN =

X 100%.............................. (Zulham, 2007)

Dimana: SN = Share Pengolah Ikan Asin / Produsen (%)

HN = Harga Ikan Asin di Tingkat Pedagang (Rp/ Kg)

HI = Harga Ikan Asin di Tiap Tingkat Lembaga (Rp/ Kg)

Untuk menghitung margin pemasaran digunakan perhitungan dengan rumus

sebagai berikut.

MP = HBK - HJP ……..............(Azzaino, 2005)

Dimana : MP = Marjin Pemasaran Ikan Asin (Rp/Kg)

HBK = Harga Beli Konsumen Ikan Asin (Rp/Kg)

HJP = Harga Jual Produsen Ikan Asin (Rp/Kg)

Sedangkan untuk mencari profit margin juga digunakan formula :

PM = MP - BP ………..................(Azzaino, 2005)

Dimana: PM = Profit Margin Ikan Asin (Rp/ Kg)

MP = Margin Pemasaran Ikan Asin (Rp/ Kg)

BP = Biaya Pemasaran Ikan Asin (Rp/ Kg)

Page 31: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

21

21

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Keadaan Umum Lokasi Penelitian

4.1.1. Letak dan Luas Wilayah

Kecamatan Kuala Pesisir merupakan salah satu Kecamatan yang berada di

Kabupaten Nagan Raya dengan luas wilayah Kecamatan Kuala Pesisir ± 267,39

Km2 yang terdiri dari 17 desa dan 3 Kemukiman. Adapun batas – batas

wilayahnya sebagai berikut :

Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Kuala

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tadu Raya

Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kuala

Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Barat dan Samudera Hindia

4.1.2. Topografi dan Iklim

Secara geografis Kecamatan Kuala Pesisir terletak pada ketinggian 0,6 – 1

m dpl dengan suhu rata-rata 21 – 330C dengan kelembaban 60 – 90 persen dan pH

tanah 5,5 – 7. Sedangkan curah hujan pada umumnya merata sepanjang tahun

dengan curah hujan rata-rata 298,6 – 473,6 mm/tahun dengan jumlah hari per

bulannya 10- 15 hari. Keadaan topografi datar sampai bergelombang dengan

kemiringan rata-rata 0-13 persen.

Iklim merupakan salah satu faktor alam yang sangat berperan untuk

menentukan terhadap pengembangan dan peningkatan produktivitas komoditi

perkebunan terutama curah hujan, angin dan suhu udara.

Page 32: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

22

22

Tabel 2. Iklim dan Curah Hujan

No Bulan Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012

MM CH MM CH MM CH MM CH

1 Januari 295,7 14 289,7 12 504 19 120 16

2 Februari 155,7 17 354,3 8 180 11 145 7

3 Maret 351,2 13 241,0 16 635 24 310 17

4 April 401,6 17 56,1 23 606 20 285 12

5 Mei 171,6 14 218,5 12 25 13 314 14

6 Juni 181,0 13 377,4 20 200 18 165 5

7 Juli 94,1 12 299,7 17 125 13 322 13

8 Agustus 171,7 11 173,7 13 369 12 416 17

9 September 466,4 19 377,2 14 311 12 298 15

10 Oktober 473,7 20 606,7 20 626 10 386 13

11 November 405,1 24 432,4 17 791 19 438 24

12 Desember 548,9 21 366,6 15 886 20 320 18

Jumlah 3716,1 195 35,833 187 5,525 198 3.519 175

Rata-rata 309,68 14 298,6 16 473,66 16 293,22 16

Sumber : BPS Nagan Raya (2012)

4.1.3. Potensi Wilayah

1. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Penduduk di Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya berjumlah

kurang lebih 15.852 Jiwa, yang terdiri dari laki – laki berjumlah 7.244 jiwa dan

perempuan berjumlah 8.608 jiwa. Pertumbuhan penduduk berkisar 0,25 persen

per tahun. Penduduk daerah tersebut melakukan berbagai aktifitas usaha dalam

memenuhi kebutuhan ekonomi mereka sehari-hari salah satunya di bidang

perikanan.

Page 33: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

23

23

2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan

Jumlah penduduk sangat mempengaruhi jumlah pendapatan. Adapun

jumlah penduduk di Kecamatan Kuala Pesisir menurut jenis pekerjaan dapat

dilihat pada Tabel 3 berikut ini.

Tabel 3. Jumlah penduduk menurut jenis pekerjaan di Kecamatan Kuala Pesisir

No Jenis Pekerjaan Jumlah Jiwa Persentase

(persen)

1 Petani/Nelayan 4.359 51,65

2 Buruh 1.450 17,20

3 Tukang Bangunan 211 2,50

4 Pedagang 837 9,92

5 PNS 270 3,20

6 TNI/Polri 68 0,80

7 Pegawai Swasta 975 11,56

8 Pensiunan 264 3,13

Jumlah 8.434 100

Sumber : Camat Kuala Pesisir (2013)

4.2. Keadaan Perikanan Tangkap

Kecamatan Kuala Pesisir merupakan salah satu daerah yang mengalami

kerusakan parah akibat bencana gempa dan tsunami di Tahun 2004. Selain

merenggut korban jiwa yang tidak sedikit, bencana tersebut juga telah

menghancurkan infrastruktur penting seperti jalan dan pemukiman masyarakat.

Musibah tersebut juga telah banyak menghancurkan sarana kegiatan perikanan di

kecamatan tersebut seperti rusaknya TPI (Tempat Pendaratan Ikan) dan tempat

galangan boat. Pasca terjadinya musibah tsunami di tahun 2004, pembangunan

sektor perikanan terus diupayakan baik melalui usaha dari masyarakat pribadi atau

kelompok, maupun bantuan dari sejumlah lembaga (baik yang sudah maupun

yang masih terlibat) untuk membantu bangkitnya sektor perikanan Kecamatan

Kuala Pesisir khususnya Desa Padang Rubek.

Page 34: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

24

24

Salah satu caranya adalah dengan cara membangun kembali sejumlah

sarana yang digunakan untuk mendukung aktivitas para pelaku perikanan.

Sebagian besar sarana yang ada merupakan bantuan dari beberapa NGO. Namun

demikian ada beberapa sarana yang pemanfaatannya masih kurang optimal seperti

TPI. Rincian jumlah sarana dan prasarana dapat dilihat pada Tabel 4 dibawah ini.

Tabel 4. Sarana Pendukung Aktivitas Perikanan di Desa Padang Rubek

No Sarana Pendukung Jumlah Keterangan

1 TPI 1 Aktif

2 Koperasi Nelayan 1 Kurang Aktif

3 Balee Nelayan 1 Berfungsi

4 Galangan Boat Skala Kecil 1 Rusak

5 Pengeringan Tenaga Surya 1 Sudah difungsikan

6 Peralatan Pengolahan 1 Berfungsi

7 Unit Pasar Ikan 1 Masih kurang aktif

Sumber : Dinas Perikanan dan Kelauatan Kab Nagan Raya (2013)

Sampai saat ini sudah banyak institusi-institusi yang terlibat dalam

kegiatan perikanan Desa Padang Rubek baik umum, swasta dan masyarakat sipil.

Sebagai contoh Dinas Kelautan dan Perikanan yang mempunyai peran serta

tanggung jawab utama dalam memberdayakan masyarakat pesisir dan membina

seluruh pelaku perikanan. Tanggung jawab ini telah berjalan dengan baik namun

masih kurangnya pengawasan kegiatan yang menyebabkan para pelaku perikanan

masih enggan dalam mengaplikasikan keterampilan yang didapat dari pelatihan

atau kurang serius dalam mengelola bantuan yang disalurkan.

Selama ini kegiatan yang telah tercapai di antaranya bantuan peralatan

berupa Cool Box, pelatihan pengolahan ikan asin dan lainnya. Contoh intervensi

lain yang dilakukan adalah dalam bentuk pendirian koperasi simpan pinjam

bernama koperasi Makmu Jaya Padang Rubek oleh NGO ECHO (European

Page 35: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

25

25

Commission’s Humanitarian Aid Office) dan NGO Triangle Generation

Humanitaire. Di Desa Padang Rubek terdapat beragam pelaku di bidang

perikanan tangkap di antaranya nelayan atau pengolah ikan asin, pedagang

pengumpul, pedagang tingkat kecamatan, pedagang grosir dan pedagang

pengecer. Jumlah masing-masing pelaku perikanan di Desa Padang Rubek dapat

dilihat pada Tabel 5 dibawah ini.

Tabel 5. Pelaku Kegiatan Perikanan di Desa Padang Rubek Kecamatan Kuala

Pesisir

No Pelaku Perikanan Jumlah

(Jiwa) Keterangan

1 Pengolah Ikan Asin 6 Aktif

2 Pedagang Pengumpul 2 Aktif

3 Pedagang tingkat kecamatan 2 Aktif

4 Pedagang grosir ikan asin 4 Aktif

5 Pedagang ikan asin pengecer 6 Aktif

Sumber : Data Primer (Diolah, 2013)

Aktivitas perikanan di Desa Padang Rubek tergolong tinggi. Hhal ini dapat

dilihat dari dan beragamnya pemangku kepentingan perikanan di desa ini. Pelaku

utama pada penangkapan dan penanganan ikan sangat menentukan ketersediaan

ikan baik dari segi jumlah maupun kualitasnya. Pelaku pada penangkapan dan

penanganan ikan adalah pengolah ikan asin, sedangkan pelaku pendistribusian

selanjutnya biasanya dilakukan pedangang pengumpul dan pedagang

grosir/pengecer. Pelaku penangkapan dan penanganan seluruhnya dilakukan oleh

laki-laki. Sementara kaum wanita berperan sebagai pengolah dan sering juga

kaum lelaki ikut mengolah ikan.

Sedangkan anak-anak akan dilibatkan pada proses pengolahan saat hasil

tangkapan melimpah dimana memerlukan beberapa tenaga tambahan agar ikan

tidak cepat membusuk. Untuk menambah pasokan ikan di Padang Rubek, maka

Page 36: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

26

26

didatangkan juga pasokan ikan dari luar Kecamatan Kuala Pesisir, serta dari

Kabupaten Aceh Barat seperti berasal dari Desa Kuala Bubon.

4.3. Pelaku Pemasaran Ikan Asin

4.3.1. Pengolah ikan Asin

Karakteristik nelayan sekaligus sebagai pengolah ikan asin dalam

penelitian ini adalah gambaran keadaan atau ciri-ciri lembaga pemasaran yang

menjalankan usaha mengolah ikan segar menjadi ikan asin meliputi umur,

pendidikan, pengalaman kerja dan jumlah tanggungan keluarga. Karakteristik ini

memiliki keterkaitan dengan tingkat pendapatan dan kesejahteraan hidup nelayan

nelayan sekaligus sebagai pengolah ikan asin, karena karakteristik ini

mencerminkan kemampuan bekerja, produktivitas, pola pikir, perencanaan dan

berbagai kemampuan lainnya terutama dalam meningkatkan usaha yang

dijalankannya.

Untuk mengetahui keadaan karakteristik nelayan/pengolah di daerah

penelitian dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.

Tabel 6. Rata-rata Karakteristik Pengolah ikan Asin di Daerah Penelitian

No Karakteristik Satuan Rata - rata

1 Umur Tahun 34

2 Pendidikan Tahun 9

3 Pengalaman Tahun 5

4 Tanggungan Jiwa 5

Sumber : Data Primer (Diolah, 2013)

Berdasarkan Tabel 6 di atas, dapat dilihat bahwa pengolah ikan asin di

Desa Padang Rubek rata-rata berumur 34 tahun. Tingkat umur adalah usia hidup

pengolah ikan asin yang berhubungan dengan kemampuan dan tingkat

Page 37: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

27

27

produktivitas kerjanya. Umur 34 tahun merupakan usia yang sangat produktif dan

dapat mencerminkan semakin optimalnya kinerja para pengolah ikan asin dalam

melakukan aktivitas pekerjaan.

Tingkat pendidikan merupakan faktor yang menunjang dalam penyerapan

teknologi dan informasi oleh pengolah sekaligus pedagang ikan asin. Rata-rata

tingkat pendidikan pengolah ikan asin di Desa Padang Rubek adalah 9 tahun.

Tingkat pendidikan ini digolongkan hanya tamat SMP (Sekolah Menengah

Pertama), sehingga daya serap terhadap perkembangan teknologi dan informasi

masih kurang baik dan dapat terjadi kesulitan untuk mengadopsi hal-hal yang baru

yang berguna bagi kemajuan usahanya.

Adapun bantuan yang telah diberikan pada pengolah ikan asin oleh

lembaga pendonor yang ada di Desa Padang Rubek adalah dalam bentuk

pemberian alat-alat pengolahan, pemberian modal dan pendirian tempat

penjemuran ikan. Pengalaman pengolah ikan asin berusaha rata-rata 5 tahun,

sehingga dapat dikatakan bahwa lembaga pemasaran ini belum sangat

berpengalaman dalam menjalankan usahanya. Makin lama pengalaman dalam

menjalankan usahanya maka semakin efisien lembaga pemasaran tersebut

mengalokasikan biaya produksi sehingga keuntungan yang diraihnya menjadi

lebih besar.

Jumlah tanggungan pengolah ikan asin juga akan mempengaruhi

pendapatan dan pengeluarannya. Jumlah tanggungan rata-rata adalah 5 orang,

dapat disimpulkan bahwa biaya hidup yang harus ditanggung oleh pengolah ikan

asin terlalu tinggi sehingga pendapatan keluarga kurang mencukupi kebutuhan

Page 38: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

28

28

hidup sehari-hari. Nilai guna produksi yang telah dilakukan pengolah ikan asin

pada pemasaran ikan asin mencakup nilai guna bentuk, waktu, tempat dan

kepemilikan. Hal tersebut didasari karena pengolah ikan asin mengalokasikan

tempat dan waktunya untuk membeli ikan pada nelayan yang melaut atau toke

bangku lalu dibawa ke tempat pengolahan untuk diolah menjadi ikan asin. Status

mereka adalah pemilik ikan hasil olahan tersebut sebelum dibeli konsumen akhir

yang datang lokasi penjualan produk ikan asin mereka.

Fungsi pemasaran yang telah dilakukan oleh pengolah ikan asin pada

pengolahan serta pemasarannya mencakup :

a. Fungsi pembelian, yaitu pengolah sekaligus pedagang ikan asin membeli ikan

pada nelayan yang melaut atau toke bangku untuk kemudian diolah

b. Fungsi penjualan, yaitu pengolah sekaligus pedagang ikan asin menjual ikan

asin yang telah diolah tersebut kepada konsumen

c. Fungsi penjajaan dimana pengolah sekaligus pedagang ikan asin menjajakan

hasil olahan berupa ikan asin tersebut sebelum dibeli konsumen

d. Fungsi penggudangan dimana para pengolah sekaligus pedagang ikan asin

menggudangkan hasil olahan berupa ikan asin tersebut sebelum dibeli

konsumen.

e. Fungsi pemasaran lain yang dilakukan pengolah sekaligus pedagang ikan asin

adalah standarisasi harga, dimana harga ikan asin ditetapkan oleh pengolah

sekaligus pedagang ikan asin berdasarkan harga beli dari nelayan yang melaut

atau toke bangku serta prediksi keuntungan yang mereka peroleh dari harga

yang akan mereka keluarkan.

Page 39: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

29

29

f. Fungsi penanggungan resiko dimana pengolah sekaligus pedagang ikan asin

bertanggung jawab sepenuhnya pada kualitas dan kuantitas ikan asin sebelum

dibeli konsumen

g. Fungsi informasi pasar dimana pengolah sekaligus pedagang ikan asin bertugas

untuk memberikan informasi harga dan tempat dimana ikan asin dapat dibeli

oleh konsumen.

4.3.2. Pedagang Pengumpul

Karakteristik pedagang pengumpul dalam penelitian ini adalah ciri-ciri

lembaga pemasaran perikanan yang menjalankan usaha dalam menampung hasil

tangkapan nelayan di laut dan yang sudah diolah menjadi ikan asin. Adapun

karakteristik pedagang pengumpul meliputi umur, pendidikan, pengalaman kerja

dan jumlah tanggungan keluarga. Karakteristik ini memiliki keterkaitan dengan

tingkat pendapatan dan kesejahteraan hidup pedagang pengumpul, karena

karakteristik ini mencerminkan kemampuan bekerja, produktivitas, pola pikir,

perencanaan dan berbagai kemampuan lainnya terutama dalam meningkatkan

usaha yang dijalankannya. Untuk mengetahui keadaan karakteristik pedagang

pengumpul kabupaten di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 7 berikut.

Tabel 7. Karakteristik Pedagang Pengumpul di Daerah Penelitian

No Karakteristik Satuan Rata - rata

1 Umur Tahun 41

2 Pendidikan Tahun 12

3 Pengalaman Tahun 14

4 Tanggungan Jiwa 4

Sumber : Data Primer (Diolah, 2013)

Page 40: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

30

30

Berdasarkan Tabel 7, dapat dilihat bahwa pedagang pengumpul di Desa

Padang Rubek berumur 41 tahun. Tingkat umur adalah usia hidup pedagang

pengumpul yang berhubungan dengan kemampuan dan tingkat produktivitas

kerjanya. Umur 41 tahun merupakan usia produktif yang mencerminkan semakin

optimal kinerja para pedagang pengumpul dalam melakukan aktivitas

pekerjaannya. Tingkat pendidikan merupakan faktor yang menunjang dalam

penyerapan informasi pasar dan peluang oleh pedagang pengumpul. Tingkat

pendidikan pedagang pengumpul di Desa Padang Rubek adalah 12 tahun.

Tingkat pendidikan ini digolongkan telah tamat SMA (Sekolah Menengah

Atas), dapat diartikan bahwa daya serap pedagang pengumpul terhadap informasi

pasar sudah baik sehingga tidak terlalu kesulitan dalam mencari peluang dan

memprediksi kebutuhan konsumen yang berguna bagi kemajuan usahanya.

Pengalaman pedagang pengumpul dalam berusaha adalah 17 tahun,

sehingga dapat dikatakan bahwa pedagang pengumpul di Desa Padang Rubek

telah berpengalaman dalam menjalankan usahanya. Makin lama pengalaman

dalam menjalankan usahanya maka semakin efisien pedagang pengumpul tersebut

mengalokasikan biaya produksi sehingga keuntungan yang diraihnya menjadi

lebih besar.

Jumlah tanggungan pedagang pengumpul juga akan mempengaruhi

pendapatan dan pengeluarannya. Jumlah tanggungan rata-rata adalah 4 orang,

dapat disimpulkan bahwa biaya hidup yang harus ditanggung oleh pedagang

pengumpul tidak terlalu tinggi sehingga pendapatan keluarga dapat mencukupi

kebutuhan hidup sehari-hari dan keluarga menjadi lebih sejahtera. Pedagang

Page 41: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

31

31

pengumpul di daerah penelitian melakukan aktivitas berdagang setiap hari.

Walaupun nelayan khusus pada hari Jum’at tidak melaut, namun pedagang

pengumpul biasanya memiliki stok ikan asin dari hari sebelumnya untuk dijual

pada hari Jum’at.

Nilai guna produksi yang telah dilakukan pedagang pengumpul pada

pemasaran ikan asin mencakup nilai guna waktu, tempat dan kepemilikan. Hal

tersebut didasari karena pedagang pengumpul mengalokasikan tempat dan

waktunya untuk membeli ikan yang telah diolah tersebut sebelum hasil olahan itu

dibawa ke pedagang grosir atau pedagang pengecer untuk dijual.

Fungsi pemasaran yang telah dilakukan oleh pedagang pengumpul pada

pemasaran ikan mencakup :

a. Fungsi pembelian, yakni pedagang pengumpul membeli ikan asin dari nelayan

b. Fungsi penjualan, yaitu pedagang pengumpul menjual ikan tersebut kepada

pedagang pengumpul kecamatan, pedagang grosir dan pedangang pengecer

c. Fungsi pemasaran lain yang dilakukan oleh pedagang pengumpul adalah

standarisasi harga, yakni harga ikan asin ditetapkan oleh pedagang pengumpul

berdasarkan harga pembelian dari nelayan atau pengolah, kualitas ikan dan

prediksi keuntungan dari perkiraan permintaan konsumen

d. Fungsi penanggungan resiko, yaitu pedagang pengumpul bertanggung jawab

sepenuhnya pada kualitas dan kuantitas ikan asin sebelum dibeli oleh lembaga

pemasaran selanjutnya

Page 42: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

32

32

e. Fungsi informasi pasar dimana pedagang pengumpul bertugas untuk

memberikan informasi harga dan tempat dimana ikan dapat dibeli oleh

lembaga pemasaran selanjutnya.

4.3.3. Pedagang Pengumpul Kecamatan

Karakteristik pedagang pengumpul tingkat kecamatan dal am penelitian ini

adalah ciri-ciri lembaga pemasaran perikanan yang menjalankan usaha dalam

membeli ikan asin dari pedagang pengumpul yang ada di desa-desa. Karakteristik

pedagang pengumpul meliputi umur, pendidikan, pengalaman kerja dan jumlah

tanggungan keluarga. Untuk mengetahui keadaan karakteristik pedagang

pengumpul kecamatan di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 8 berikut.

Tabel 8. Karakteristik Pedagang Pengumpul Kecamatan di Daerah Penelitian

No Karakteristik Satuan Rata - rata

1 Umur Tahun 43

2 Pendidikan Tahun 12

3 Pengalaman Tahun 9

4 Tanggungan Jiwa 4

Sumber : Data Primer (Diolah, 2013)

Berdasarkan Tabel 8 di atas, dapat dilihat bahwa pedagang pengumpul

Kecamatan berumur 43 tahun. Tingkat umur adalah usia hidup pedagang

pengumpul kecamatan yang berhubungan dengan kemampuan dan tingkat

produktivitas kerjanya. Umur 43 tahun merupakan usia produktif yang

mencerminkan semakin optimal kinerja para pedagang pengumpul dalam

melakukan aktivitas pekerjaannya. Tingkat pendidikan pedagang pengumpul

kecamatan adalah 12 tahun dan digolongkan telah tamat SMA (Sekolah

Menengah Atas), dapat diartikan bahwa daya serap pedagang pengumpul

Page 43: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

33

33

kecamatan terhadap perkembangan informasi pasar sudah baik sehingga tidak

terlalu kesulitan dalam mencari peluang untuk memperoleh keuntungan besar.

Pengalaman pedagang pengumpul dalam berdagang adalah 9 tahun,

sehingga dapat dikatakan bahwa pedagang pengumpul kecamatan telah

berpengalaman dalam menjalankan usahanya. Makin lama pengalaman dalam

menjalankan usahanya maka semakin efisien pedagang pengumpul tersebut

mengalokasikan biaya pemasaran sehingga keuntungan yang diraihnya menjadi

lebih besar.

Jumlah tanggungan pedagang pengumpul kecamatan rata-rata adalah 4

orang, dapat disimpulkan bahwa biaya hidup yang harus ditanggung oleh

pedagang pengumpul tidak terlalu tinggi sehingga pendapatan keluarga dapat

mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari dan keluarga menjadi lebih sejahtera.

Pedagang pengumpul kecamatan di daerah penelitian melakukan aktivitas

berdagang setiap hari namun untuk pembelian dari pedagang pengumpul yang ada

di Desa Padang Rubek Kecamatan Kuala Pesisir satu minggu sekali tapi kalau

permintaan konsumen tinggi maka dua kali dalam satu minggu.

Nilai guna produksi yang telah dilakukan pedagang pengumpul kecamatan

pada pemasaran ikan asin mencakup nilai guna waktu, tempat dan kepemilikan.

Hal tersebut didasari karena pedagang pengumpul kecamatan mengalokasikan

tempat dan waktunya untuk membeli ikan asin sebelum dijual ketempat lain oleh

pedagang pengumpul.

Page 44: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

34

34

Fungsi pemasaran yang telah dilakukan oleh pedagang pengumpul

kecamatan pada pemasaran ikan mencakup :

a. Fungsi pembelian, yakni pedagang pengumpul kecamatan membeli ikan asin

dari pedagang pengumpul yang ada di Desa Padang Rubek

b. Fungsi penjualan, yaitu pedagang pengumpul kecamatan menjual ikan asin

tersebut kepada pedagang grosir dan pedagang pengecer

c. Fungsi pemasaran lain yang dilakukan oleh pedagang pengumpul kecamatan

adalah standarisasi harga, dimana harga ikan asin ditetapkan oleh pedagang

pengumpul kecamatan berdasarkan harga pembelian dari pengumpul yang ada

di Desa Padang Rubek, kualitas ikan dan prediksi keuntungan dari perkiraan

permintaan konsumen

d. Fungsi penanggungan resiko, yaitu pedagang pengumpul kecamatan

bertanggung jawab sepenuhnya pada kualitas dan kuantitas ikan asin sebelum

dibeli oleh lembaga pemasaran selanjutnya

e. Fungsi informasi pasar dimana pedagang pengumpul kecamatan bertugas untuk

memberikan informasi harga dan tempat dimana ikan dapat dibeli oleh

lembaga pemasaran selanjutnya.

4.3.4. Pedagang Ikan Asin Grosir

Karakteristik pedagang grosir ikan asin dalam penelitian ini adalah ciri-ciri

lembaga pemasaran perikanan yang menjalankan usaha dalam membeli ikan asin

dari pedagang pengumpul yang ada di desa dan kecamatan. Adapun karakteristik

pedagang grosir ikan asin meliputi umur, pendidikan, pengalaman kerja dan

Page 45: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

35

35

jumlah tanggungan keluarga. Untuk mengetahui keadaan karakteristik pedagang

grosir ikan asin di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 9 berikut.

Tabel 9. Karakteristik Pedagang Grosir Ikan Asin di Daerah Penelitian

No Karakteristik Satuan Rata - rata

1 Umur Tahun 39

2 Pendidikan Tahun 12

3 Pengalaman Tahun 11

4 Tanggungan Jiwa 4

Sumber : Data Primer (Diolah), Tahun 2013

Berdasarkan Tabel 9 di atas, dapat dilihat bahwa pedagang grosir ikan asin

berumur 39 tahun. Tingkat umur adalah usia hidup pedagang grosir ikan asin yang

berhubungan dengan kemampuan dan tingkat produktivitas kerjanya. Umur 39

tahun merupakan usia produktif yang mencerminkan semakin optimal kinerja para

pedagang grosir ikan asin dalam melakukan aktivitas pekerjaannya. Tingkat

pendidikan pedagang grosir ikan asin adalah 12 tahun dan digolongkan telah

tamat SMA (Sekolah Menengah Atas), dapat diartikan bahwa daya serap

pedagang grosir ikan asin terhadap perkembangan informasi sudah baik sehingga

tidak terlalu kesulitan dalam memprediksi keadaan pasar ikan asin.

Pengalaman pedagang grosir ikan asin dalam berdagang adalah 12 tahun,

sehingga dapat dikatakan bahwa pedagang grosir ikan asin telah berpengalaman

dalam menjalankan usahanya. Makin lama pengalaman dalam menjalankan

usahanya maka semakin efisien pedagang grosir ikan asin tersebut

mengalokasikan biaya pemasaran sehingga keuntungan yang diraihnya menjadi

lebih besar.

Jumlah tanggungan pedagang grosir ikan asin rata-rata adalah 4 orang,

dapat disimpulkan bahwa biaya hidup yang harus ditanggung oleh pedagang

Page 46: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

36

36

grosir ikan asin tidak terlalu tinggi sehingga pendapatan keluarga dapat

mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari dan keluarga menjadi lebih sejahtera.

Pedagang grosir ikan asin di daerah penelitian melakukan aktivitas berdagang

setiap hari.

Fungsi pemasaran yang telah dilakukan oleh pedagang grosir ikan asin

pada pemasaran ikan mencakup :

a. Fungsi pembelian, yakni pedagang grosir ikan asin membeli ikan asin dari

pedagang pengumpul di desa maupun di kecamatan

b. Fungsi penjualan, yaitu pedagang grosir ikan asin menjual ikan asin tersebut

kepada pedagang pengecer dan konsumen akhir

c. Fungsi pemasaran lain yang dilakukan oleh pedagang grosir ikan asin adalah

standarisasi harga, dimana harga ikan asin ditetapkan oleh pedagang grosir

ikan asin berdasarkan harga pembelian dari pengumpul yang ada di kecamatan,

kualitas ikan dan prediksi keuntungan dari perkiraan permintaan konsumen

d. Fungsi penanggungan resiko, yaitu pedagang grosir ikan asin bertanggung

jawab sepenuhnya pada kualitas dan kuantitas ikan asin sebelum dibeli oleh

lembaga pemasaran selanjutnya

e. Fungsi informasi pasar dimana pedagang grosir ikan asin bertugas untuk

memberikan informasi harga dan tempat dimana ikan dapat dibeli oleh

lembaga pemasaran selanjutnya.

4.3.5. Pedagang Pengecer

Karakteristik pedagang pengecer dalam penelitian ini adalah ciri-ciri

lembaga pemasaran perikanan yang menjalankan usaha dalam membeli ikan asin

Page 47: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

37

37

dari pedagang grosir. Adapun karakteristik pedagang pengecer meliputi umur,

pendidikan, pengalaman kerja dan jumlah tanggungan keluarga. Untuk

mengetahui keadaan karakteristik pedagang pengecer di daerah penelitian dapat

dilihat pada Tabel 10 berikut.

Tabel 10. Karakteristik Pedagang Pengecer di Daerah Penelitian

No Karakteristik Satuan Rata - rata

1 Umur Tahun 45

2 Pendidikan Tahun 9

3 Pengalaman Tahun 10

4 Tanggungan Jiwa 5

Sumber : Data Primer (Diolah), Tahun 2013

Berdasarkan Tabel 10 di atas, dapat dilihat bahwa pedagang pengecer

berumur 45 tahun. Tingkat umur adalah usia hidup pedagang pengecer yang

berhubungan dengan kemampuan dan tingkat produktivitas kerjanya. Tingkat

pendidikan pedagang pengecer adalah 9 tahun dan digolongkan telah tamat SLTP,

hal ini dapat diartikan bahwa daya serap pedagang pengecer terhadap

perkembangan informasi kurang baik sehingga mengalami kesulitan dalam

memprediksi keadaan pasar ikan asin dan kebutuhan konsumen.

Pengalaman pedagang pengecer dalam berdagang adalah 10 tahun,

sehingga dapat dikatakan bahwa pedagang pengecer telah berpengalaman dalam

menjalankan usahanya. Makin lama pengalaman dalam menjalankan usahanya

maka semakin efisien pedagang pengecer tersebut mengalokasikan biaya

pemasaran sehingga keuntungan yang diraihnya menjadi lebih besar.

Jumlah tanggungan pedagang pengecer rata-rata adalah 5 orang, dapat

disimpulkan bahwa biaya hidup yang harus ditanggung oleh pedagang pengecer

terlalu tinggi sehingga pendapatan keluarga kurang mencukupi kebutuhan hidup

Page 48: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

38

38

sehari-hari. Pedagang pengecer di daerah penelitian melakukan aktivitas

berdagang setiap hari.

Fungsi pemasaran yang telah dilakukan oleh pedagang pengecer pada

pemasaran ikan mencakup :

a. Fungsi pembelian, yakni pedagang pengecer membeli ikan asin dari pedagang

grosir

b. Fungsi penjualan, yaitu pedagang pengecer menjual ikan asin tersebut kepada

konsumen akhir

c. Fungsi pemasaran lain yang dilakukan oleh pedagang pengecer adalah

standarisasi harga, dimana harga ikan asin ditetapkan oleh pedagang pengecer

berdasarkan harga pembelian dari pedagang grosir, kualitas ikan dan prediksi

keuntungan dari perkiraan permintaan konsumen

d. Fungsi penanggungan resiko, yaitu pedagang pengecer bertanggung jawab

sepenuhnya pada kualitas dan kuantitas ikan asin sebelum dibeli oleh

konsumen akhir.

4.4. Rantai Pemasaran Ikan Asin

Rantai pemasaran adalah distributor atau penyalur yang mempunyai

kegiatan untuk menyalurkan atau menyampaikan ikan asin mulai dari nelayan

hingga ke konsumen akhir. Rantai pemasaran untuk produk-produk perikanan

umumnya bersifat sederhana dikarenakan untuk memperkecil biaya pemasaran

dan memperbesar keuntungan yang diterima nelayan maupun lembaga pemasaran

penyalur dengan tidak merugikan konsumen.

Page 49: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

39

39

Dalam penelitian ini rantai pemasaran dimulai dari penjualan ikan segar

oleh nelayan kepada toke bangku. Nelayan umumnya menjual hasil tangkapan

ikan mereka pada toke bangku dengan alasan harga jual yang lebih baik dan tidak

sempat menjual ikan secara langsung dikarenakan telah letih melaut. Perolehan

hasil tangkapan ikan sangat mempengaruhi upah yang akan diterima oleh nelayan.

Semakin banyak ikan yang ditangkap maka semakin besar juga upah yang mereka

terima. Hubungan para nelayan dengan toke bangku sangat erat karena mereka

juga sering meminjam uang pada toke bangku bila kekurangan modal melaut.

Jenis ikan asin yang diperjual belikan di lokasi penelitian adalah ikan

kakap hitam, kakap merah, tenggeri, talang-talang, gurita, tersan dan gerapu.

Adapun jenis ikan yang diperdagangkan pada tiap tipe saluran adalah sebagai

berikut.

Tipe saluran I : Jenis ikan asin yang diperdagangkan pada saluran ini adalah

kakap merah, tenggeri, talang-talang, gurita, tersan dan

gerapu.

Tipe saluran II : Jenis ikan asin yang diperdagangkan pada saluran ini adalah

ikan kakap merah dan kakap merah

Tipe saluran III : Jenis ikan asin yang diperdagangkan pada saluran ini adalah

ikan kakap merah dan gerapu

Page 50: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

40

40

Berdasarkan hasil penelitian, rantai pemasaran ikan segar yang berjenis

kakap merah dan ikan yang telah diasinkan di daerah penelitian terdapat 3 tipe

rantai pemasaran, yaitu

1. Tipe I :

Gambar 6. Tipe I : Rantai Pemasaran Ikan Asin

Berdasarkan gambar 6 di atas, nelayan/pengolah menjual ikan asin ke

pedagang pengumpul, lalu pedagang pengumpul menjualnya ke pedagang

pengumpul kecamatan, pedagang grosir dan pedagang pengecer. Selanjutnya

pedagang pengecer langsung menjual ke konsumen akhir.

2. Tipe II :

Gambar 7. Tipe II : Rantai Pemasaran Ikan Asin

Berdasarkan gambar 7 di atas, nelayan/pengolah menjual ikan asin ke

pedagang pengumpul, lalu pedagang pengumpul menjualnya ke pedagang

grosir. Selanjutnya pedagang grosir langsung menjual ke konsumen akhir

Pengolah Ikan asin P.Pengumpul

P.Grosir

P. Pengecer

Konsumen

Nelayan/Pengolah P. Pengumpul P.Grosir

Konsumen

Pedagang Kabupaten Pedagang Luar Kabupaten

P.Pengumpul Kecamatan

Page 51: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

41

41

3. Tipe III :

Gambar 8. Tipe III : Rantai Pemasaran Ikan Asin

Berdasarkan gambar 8 di atas, nelayan/pengolah menjual ikan asin ke

pedagang pengumpul, lalu pedagang pengumpul menjualnya ke pedagang

pengecer. Selanjutnya pedagang pengecer langsung menjual ke konsumen.

Berdasarkan uraian gambar di atas dapat dibuat skema saluran pemasaran

ikan asin secara keseluruhan dan dapat di gambarkan sebagai berikut.

Keterangan : Pemasaran Ikan Asin

Gambar 9. Rantai Pemasaran Ikan Asin di Kec Kuala Pesisir Kab Nagan Raya

Adapun jenis dan harga jual ikan asin pada tiap tipe saluran pemasaran

ikan asin di Desa Padang Rubek Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya

dapat dilihat pada Tabel 11 berikut ini.

Nelayan/Pengolah P. Pengumpul

Konsumen

Pedagang Pengecer

Pedagang Pengumpul

Pengolah Ikan

Pedagang Grosir P.Pengumpul Kecamatan Pedagang Pengecer

Konsumen Pedagang Kabupaten Pedagang Luar Kabupaten

Page 52: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

42

42

Tabel 11. Harga Jual Ikan Segar Jenis Kakap Merah dan Ikan Asin Pada Tiap

Saluran Pemasaran

Saluran Pemasaran Harga Jual

Pengolah Ikan Asin Harga jual ikan asin pada tingkat nelayan atau

pengolah Rp 65.000/kg

Pedagang Pengumpul

Tingkat Desa

Harga jual asin pada tingkat pedagang

pengumpul desa Rp 70.000/kg

Pedagang Pengumpul

Tingkat Kecamatan

Harga jual ikan asin pada tingkat pedagang

pengumpul kecamatan Rp 77.000/kg

Pedagang Grosir Harga jual pada tingkat pedagang grosir Rp

85.000/kg

Pedagan Pengecer Harga jual asin pada tingkat pedagang pengecer

Rp 95.000/kg

Sumber : Data Primer (Diolah), Tahun 2013

Berdasarkan tabel 11 di atas, maka jenis ikan asin yang diperjual belikan

di lokasi penelitian ada bermacam-macam jenis dan harganya pun bervariasi.

Adapun peran masing-masing lembaga pemasaran ikan asin di Desa Padang

Rubek Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya sebagai berikut :

1. Nelayan, yaitu perannya hanya sebatas mencari ikan di laut dan menjualnya ke

toke bangku dalam keadaan masih segar.

2. Toke bangku, yaitu perannya sebagai pedagang yang menampung ikan segar

dari nelayan di dermaga atau TPI dan menjualnya lagi ke konsumennya

3. Nelayan/pengolah ikan, yaitu perannya sebagai lembaga pengolah ikan segar

menjadi ikan asin dan menjualnya lagi kepada konsumennya.

4. Pedagang pengumpul tingkat desa, yaitu perannya sebagai pedagang yang

menampung hasil olahan dari nelayan/pengolah yang ada di wilayahnya dan

menjualnya lagi kepada konsumennya.

Page 53: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

43

43

5. Pedagang pengumpul tingkat kecamatan, yaitu perannya sebagai pedagang

yang menampung produk dari pedagang pengumpul yang ada di desa dan

menjualnya lagi kepada konsumennya.

6. Pedagang grosir, yaitu perannya sebagai pedagang yang menjual berbagai jenis

ikan asin dalam skala banyak kepada konsumennya dan keberadaanya di pasar

kabupaten atau kecamatan.

7. Pedagang pengecer, yaitu perannya sebagai pedagang yang menjual produknya

langsung ke konsumen akhir dan keberadaannya di kios – kios kecil yang ada

di desa serta penjualannya dengan menggunakan roda dua dengan cara

mendatangi langsung konsumen akhir.

3.4.1. Rantai Pembayaran Ikan Asin

Rantai pembayaran menunjukkan proses pembayaran harga ikan asin oleh

konsumen melalui lembaga pemasaran terkait yang meneruskan pembayaran itu

kepada pihak produsen (pengolah ikan).

Gambar 10. Rantai Pembayaran Ikan Asin Tiap – Tiap Lembaga Pemasaran

Nelayan

Toke Bangku

Pedagang Pengumpul

Nelayan/Pengolah Ikan Pedagang Grosir

P.Pengumpul Kec

Pedagang Pengecer

Konsumen

Pedagang Kabupaten

Pedagang luar Kab

Page 54: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

44

44

3.4.2. Rantai Tempat

Rantai tempat (place flow); yaitu perpindahan produk dari lokasi produsen

(nelayan) mencari ikan segar di laut sampai produk tersebut berada di tangan

konsumen.

Gambar 11. Rantai Tempat Pada Pemasaran Ikan Asin di Daerah Penelitian

4.5. Pengolahan Ikan Asin

4.5.1. Bahan Baku

Bahan baku dalam pengolahan ikan asin adalah berbagai ikan segar. Jenis

ikan yang diasinkan adalah ikan kakap hitam, kakap merah, tenggeri, talang-

Nelayan (penangkapan ikan dilaut dan di daratkan di TPI Kuala Pesisir)

Toke Bangku (Pelelangan,Penjualan dan Pendistribusian ikan di TPI Kuala Pesisir)

Nelayan / Pengolah Ikan Asin di Desa Padang Rubek

Pedagang Pengumpul di Desa Padang Rubek

Pedagang Pengumpul di Kec Kuala Pesisir

Pedagang Grosir di Kec Kuala Pesisir

Pedagang Keliling di Kec Kuala Pesisir

Pedagang Kabupaten

Pedagang Luar Kabupaten Konsumen

Page 55: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

45

45

talang, gurita, tersan dan gerapu. Pada saat musim timur biasanya pengolah ikan

asin membeli bahan baku berbagai jenis ikan hasil tangkapan nelayan Desa

Padang Rubek langsung dari toke bangku.

Di musim timur tersebut, pengolah dan ikan asin dapat mengolah berbagai

jenis ikan laut per harinya. Ikan segar 80 Kg dapat menghasilkan 40 Kg ikan asin.

Sedangkan pada musim barat, produksi ikan asin relatif sedikit. Pada musim barat,

umumnya nelayan yang mengolah ikan asin di Desa Padang Rubek berasal dari

ikan sungai.

Namun demikian, jika kondisi jumlah dan harga bahan baku ikan laut yang

didatangkan oleh toke bangku maupun pedagang pengumpul dari daerah lain pada

saat musim barat kuantitasnya maupun kualitasnya memungkinkan untuk diolah,

maka pengolah ikan asin tetap mengolah ikan tersebut dan menjualnya pada

konsumen walaupun harganya mungkin akan lebih mahal dari harga musim timur.

Hal ini dikarenakan sangat banyak konsumen yang menggemari ikan asin

terutama ikan kakap merah yang rasanya lebih gurih dibandingkan ikan lainnya.

Pada saat musim barat, pengolah ikan asin di Desa Padang Rubek biasanya

pengolah ikan asin terutama ikan jenis kakap merah segar yang dibelinya dari toke

bangku yang didatangkan dari dari Kabupaten Aceh Barat (Meureubo, Johan

Pahlawan dan Samatiga) maupun dari dalam Kabupaten Aceh Jaya yakni

Teunom, Sampoiniet dan Krueng Sabee.

4.5.2. Analisis Tenaga Kerja

Dalam kegiatan pengolahan ikan asin tenaga kerja merupakan salah satu

faktor produksi penting yang sangat berperan untuk kemajuan usaha ini. Hal ini

Page 56: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

46

46

dikarenakan proses pengolahan ikan asin secara keseluruhan belum menggunakan

tenaga mekanis tetapi masih menggunakan tenaga kerja manusia seutuhnya. Hal

yang menarik dalam analisa tenaga kerja pengolahan ikan asin adalah usaha ini

menggunakan tenaga kerja dalam keluarga dan kegiatan pengolahan ikan asin di

Padang Rubek sudah bersifat turun-temurun dari generasi ke generasi.

Umumnya pengolah ikan asin di Desa Padang Rubek masih memiliki

hubungan kekerabatan yang dekat, misalnya saja anak yang sudah menikah

kemudian membuka usaha pengolahan ikan asin sendiri untuk mandiri dari orang

tua yang sudah lebih dahulu menggeluti usaha ini belasan tahun lamanya. Namun

tak jarang pula jika kekurangan persediaan ikan asin jenis tertentu, para pengolah

ikan asin di Desa Padang Rubek merekomendasikan pembeli yang datang untuk

membelinya di kedai keluarganya.

Demikian juga dalam proses pengolahan dan penjualan, anggota keluarga

saling membantu untuk kemajuan usaha ini. Secara bergiliran mereka membagi

tugas per harinya untuk mengolah, mulai dari menyiangi sampai penjemuran ikan

serta menjaga kedai untuk melayani pembeli yang datang. Rata-rata setiap

pengolah ikan asin di Desa Padang Rubek mengolah 80 Kg ikan segar per

harinya. Jenis ikan yang mereka olah untuk diasini adalah ikan talang-talang,

kerapu, tenggiri, kakap, cumi-cumi, gurita, sursan dan lain-lain. Untuk melakukan

kegiatan tersebut per hari sedikitnya dibutuhkan tenaga kerja 3 orang anggota

keluarga untuk melakukan proses pengolah ikan asin tersebut. Umumnya proses

pengolahan ikan asin dilakukan di sekitar lingkungan rumah.

Page 57: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

47

47

Tenaga kerja yang berasal dari dalam keluarga ini yang berguna dalam

proses pengolahan maupun pemasaran ikan asin tentu saja memberikan nilai

tambah dan keuntungan dari usaha tersebut. Namun demikian, tenaga kerja dalam

keluarga tersebut tetap dihitung karena termasuk biaya variabel yang dikeluarkan

dalam pengolahan dan pemasaran ikan olahan serta digolongkan pada biaya tidak

tunai yang tidak dibayar secara langsung.

4.5.3. Proses Pengolahan Ikan Asin

Adapun proses pengolahan ikan segar menjadi ikan asin adalah sebagai

berikut :

Ikan yang masih segar dibusukkan dengan cara didiamkan tanpa dibubuhi

apapun, baik es maupun garam selama 12 jam. Untuk menghasilkan 1 Kg ikan

asin dibutuhkan 2 Kg bahan baku ikan segar.

Setelah ikan mengalami proses pembusukan, maka ikan disiangi dengan tujuan

membuang kotoran dan isi perutnya. Lalu ikan dibelah menjadi dua bagian.

Ikan dimasukkan kembali ke dalam ember dan dicuci dengan air beberapa kali

hingga bersih.

Ikan yang telah bersih tersebut dimasukkan ke dalam ember yang berisi air

tawar bersih dan direndam hingga 5 jam.

Setelah proses perendaman selesai, tiriskan air yang melekat pada ikan hingga

kering lalu ikan dilumuri garam. Untuk menghasilkan 1 Kg ikan asin yang

berkualitas baik dan dapat disimpan lama diperlukan garam sebanyak 0,2 Kg.

Ikan yang telah dilumuri garam lalu dijemur hingga kering selama 2 hari

Page 58: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

48

48

Jika ikan asin diproduksi pada saat cuaca hujan, maka ikan asin cukup diangin-

anginkan pada tempat yang terlindung dari hujan.

Ikan asin yang diproduksi siap dijual pada konsumen dengan cara penjajaan

digantung untuk tujuan menjaga kekeringan ikan asin agar tidak merubah

tekstur, warna, bau dan cita rasa dari ikan tersebut. Agar ikan asin tidak

berulat, pengolah biasanya membubuhkan sedikit minyak tanah dengan alat

bantu sikat botol.

Agar tidak menimbulkan bau yang menyengat, pada saat konsumen membeli

ikan asin tersebut, pedagang ikan asin membubuhkan sedikit kopi pada ikan

asin tersebut sebelum membungkusnya dengan kertas koran.

Di daerah penelitian, ikan asin yang berkualitas baik dapat disimpan lama dan

tahan hingga 2 tahun lamanya.

4.5.4. Analisis Biaya

Perhitungan biaya produksi sangat penting dalam mengambil suatu

keputusan dalam menjalankan suatu usaha. Dengan adanya perhitungan biaya

produksi akan diperoleh gambaran tentang besarnya pendapatan yang akan

diterima. Biaya produksi yang dimaksud di sini adalah seluruh biaya yang

dikeluarkan oleh pengolah ikan asin, baik biaya investasi maupun biaya

operasional. Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam satu proses produksi dapat

bersifat biaya tetap dan biaya variabel.

a. Biaya tetap adalah semua biaya-biaya yang dikeluarkan tidak habis dalam

sekali produksi, misalnya penyusutan alat.

Page 59: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

49

49

b. Biaya Variabel adalah biaya-biaya yang habis dipakai dalam sekali proses

produksi, misalnya bahan-bahan dalam pengolahan ikan asin

Total biaya produksi dari pengolahan ikan asin dapat dihitung dengan

menggunakan rumus:

TBP = BT + BV

Dimana: TBP = Total Biaya Produksi (Rp)

BT = Biaya Tetap (Rp)

BV = Biaya Variabel (Rp)

Untuk lebih jelasnya semua biaya-biaya yang dikeluarkan (biaya tetap dan

biaya variabel) pengolah ikan asin per produksi dapat dilihat pada Lampiran 4.

Berdasarkan Lampiran 4, biaya tetap yang harus dikeluarkan oleh pengolah ikan

asin pertama kali merintis usahanya relatif besar yaitu mencapai Rp 780.000,-

karena harus membuat bangunan meskipun sederhana, bangunan tersebut

memiliki umur ekonomis sekitar 3 tahun.

Namun jika di rata–ratakan, maka biaya tetap yang harus dikeluarkan oleh

pengolah untuk sekali produksi ikan asin (80 kg) adalah Rp 20.000,- sedangkan

untuk biaya variabel adalah Rp 1.197.000,- jadi pengeluaran keseluruhan

pengolah ikan asin setiap produksi adalah Rp 1.217.000,-

4.5.5. Analisis Pendapatan

Besar kecilnya pendapatan yang diterima oleh pengolah sekaligus penjual

ikan asin dalam menjalankan kegiatan usaha sangat dipengaruhi kecermatan

lembaga pemasaran tersebut dalam mengkombinasikan antara biaya produksi,

jumlah produksi harga jual dan harga beli konsumen. Pendapatan dapat

Page 60: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

50

50

ditingkatkan dengan menaikkan harga jual, menekan biaya produksi dan

menghemat biaya pemasaran. Total penerimaan pengolahan ikan asin di Desa

Padang Rubek dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

TP = TH x JUP

Dimana : TP = Total Penerimaan (Rp)

TH = Tingkat Harga (Rp/Kg)

JUP = Jumlah Unit Produksi (Kg)

Di daerah penelitian, rata-rata jumlah produksi ikan asin dalam 80 kg ikan

segar menghasilkan 40 kg ikan asin dengan harga jual Rp 65.000,-/kg. Maka total

penerimaan pengolah ikan asin dalam sekali produksi adalah Rp 2.600.000,-

Untuk melihat pendapatan (laba) yang diterima oleh pengolah ikan asin dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

P = TP – TBP

Dimana : P = Pendapatan (Rp)

TP = Total Penerimaan (Rp)

TBP = Total Biaya Produksi (Rp)

Rata-rata keuntungan pengolah sekaligus pedagang ikan asin dalam satu

kali produksi dengan jumlah ikan asinnya 40 Kg adalah Rp 2.600.000,- Rp

1.217.000,- yaitu Rp 1.403.000,- keuntungan ini diperoleh pengolah ikan asin

karena telah mengeluarkan korbanan dan memberikan nilai tambah yang besar

pada ikan segar. Keuntungan ini belum termasuk keuntungan dengan mengolah

jenis - jenis ikan yang lain. Hal ini membuktikan bahwa usaha ikan asin patut

untuk dikembangkan karena dapat memberikan keuntungan yang besar.

Page 61: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

51

51

4.6. Analisis Keragaan Pasar

Kajian mengenai keragaan pasar dilakukan untuk memberikan

pemahaman tentang kondisi usaha berfungsi secara baik atau tidak. Keragaan

pasar dapat dilihat dari : (1) Harga dan penyebarannya di tingkat produsen dan

konsumen, (2) Margin pemasaran dan penyebarannya pada setiap pasar. Harga,

margin dan fisherman’s share tiap saluran pemasaran dijelaskan sebagai berikut :

4.6.1. Harga, margin pemasaran dan fisherman’s share pada saluran 1.

Pada tipe saluran I, lembaga pemasaran yang terlibat terdiri dari pengolah

ikan asin, pedagang pengumpul tingkat desa, pedagang pengumpul tingkat

kecamatan, pedagang grosir dan pedagang pengecer. Pengolah ikan asin kakap

merah membeli bahan baku dari toke bangku seharga Rp 16.000,-/Kg lalu

mengolahnya menjadi 0,25 Kg ikan asin kakap merah dengan harga jual pada

konsumen adalah Rp 26.000,-/0.25 kg atau Rp 65.000,-/Kg. Harga beli oleh

pedagang pengumpul tingkat desa sebesar Rp 65.000,- Harga beli oleh pedagang

pengumpul tingkat kecamatan sebesar Rp 70.000,-/Kg. Harga beli oleh pedagang

grosir sebesar Rp 77.000,-/Kg, dan harga beli oleh pedagang pengecer sebesar Rp

85.000,-/Kg. Adapun rincian harga, margin, dan fisherman’s share dapat dilihat

pada Tabel 12 berikut ini.

Page 62: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

52

52

Tabel 12. Distribusi Margin Ikan Kakap Merah Pada Tipe Saluran I

Lembaga Pemasaran Tipe Saluran I (Rp/Kg)

Pengolah Ikan Asin

- Harga Beli 16.000

- Harga Jual 65.000

- Margin 49.000

Pedagang Pengumpul Desa

- Harga Beli 65.000

- Harga Jual 70.000

- Margin 5.000

Pedagang Pengumpul Kecamatan

- Harga Beli 70.000

- Harga Jual 77.000

- Margin 7.000

Pedagang Grosir

- Harga Beli 77.000

- Harga Jual 85.000

- Margin 8.000

Pedagang Pengecer

- Harga Beli 85.000

- Harga Jual 95.000

- Margin 10.000

Konsumen

- Harga Beli 95.000

Total Marjin 83.000

Farmer’s Share (%) 68,42

Sumber : Data Primer (Diolah), Tahun 2013

Dalam tipe saluran pemasaran ini, lembaga pengolahan ikan asin kakap

merah memperoleh margin sebesar Rp 49.000,-/kg. Pada tingkat pedagang

pengumpul desa sebesar Rp 5.000,-/kg. Pada tingkat pedagang pengumpul

kecamatan sebesar Rp 7.000,-/kg. Pada tingkat pedagang grosir sebesar Rp

8.000,-/kg dan pada tingkat pedagang pengecer sebesar Rp 10.000,-/kg.

Sedangkan bagian diterima pengolah ikan asin (fisherman’s share) pada tipe

saluran pemasaran I sebesar 68,42 persen.

Page 63: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

53

53

4.6.2. Harga, margin pemasaran dan fisherman’s share pada saluran II

Pada tipe saluran II, lembaga pemasaran yang terlibat adalah pengolah

ikan asin, pedagang pengumpul tingkat desa, dan pedagang grosir. Harga beli ikan

segar oleh pengolah ikan asin sebesar Rp 16.000,- setelah melalui proses

pengolahan, lalu menjual ke pedagang pengumpul desa seharga Rp 65.000,-/kg.

Pedagang pengumpul menjual ke pedagang grosir seharga Rp 70.000,-/kg dan

pedagang grosir menjual ke konsumennya seharga Rp 85.000,-/kg. Rincian harga,

margin, dan fisherman’s share dapat dilihat pada Tabel 14 berikut ini.

Tabel 13. Distribusi Margin Ikan Kakap Merah Pada Tipe Saluran II

Lembaga Pemasaran Tipe Saluran II (Rp/Kg)

Pengolah Ikan Asin

- Harga Beli 16.000

- Harga Jual 65.000

- Margin 49.000

Pedagang Pengumpul Desa

- Harga Beli 65.000

- Harga Jual 70.000

- Margin 5.000

Pedagang Grosir

- Harga Beli 70.000

- Harga Jual 85.000

- Margin 15.000

Konsumen

- Harga Beli 85.000

Total Marjin 73.000

Farmer’s Share (%) 76,47

Sumber : Data Primer (Diolah), Tahun 2013

Dalam tipe saluran pemasaran ini, lembaga pengolahan ikan asin kakap

merah memperoleh margin sebesar Rp 49.000,-/kg. Pada tingkat pedagang

pengumpul desa sebesar Rp 5.000,-/kg. Pada tingkat pedagang grosir sebesar Rp

15.000,-/kg. Sedangkan bagian diterima pengolah ikan asin (fisherman’s share)

pada tipe saluran pemasaran II sebesar 76,47 persen.

Page 64: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

54

54

4.6.3. Harga, margin pemasaran dan fisherman’s share pada saluran III

Pada tipe saluran III, lembaga pemasaran yang terlibat adalah pengolah

ikan asin, pedagang pengumpul tingkat desa, dan pedagang pengecer. Harga beli

ikan segar oleh pengolah ikan asin sebesar Rp 16.000,- setelah melalui proses

pengolahan, lalu menjual ke pedagang pengumpul desa seharga Rp 65.000,-/kg.

Pedagang pengumpul menjual ke pedagang pengecer seharga Rp 70.000,-/kg dan

pedagang pengecer menjual ke konsumennya seharga Rp 95.000,-/kg. Rincian

harga, margin, dan fisherman’s share dapat dilihat pada Tabel 15 berikut ini.

Tabel 14. Distribusi Margin Ikan Kakap Merah Pada Tipe Saluran III

Lembaga Pemasaran Tipe Saluran III (Rp/Kg)

Pengolah Ikan Asin

- Harga Beli 16.000

- Harga Jual 65.000

- Margin 49.000

Pedagang Pengumpul Desa

- Harga Beli 65.000

- Harga Jual 70.000

- Margin 5.000

Pedagang Pengecer

- Harga Beli 70.000

- Harga Jual 95.000

- Margin 25.000

Konsumen

- Harga Beli 95.000

Total Marjin 83.000

Farmer’s Share (%) 68,42

Sumber : Data Primer (Diolah), Tahun 2013

Dalam tipe saluran pemasaran ini, lembaga pengolahan ikan asin kakap

merah memperoleh margin sebesar Rp 49.000,-/kg. Pada tingkat pedagang

pengumpul desa sebesar Rp 5.000,-/kg. Pada tingkat pedagang pengecer sebesar

Rp 25.000,-/kg. Sedangkan bagian diterima pengolah ikan asin (fisherman’s

share) pada tipe saluran pemasaran III sebesar 68,42 persen.

Page 65: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

55

55

Menurut Zulham (2007), Efisiensi pemasaran dapat diukur dengan acuan

persentase perbedaan harga yang dibayarkan konsumen dan produsen tidak terlalu

tinggi atau nilai fisherman’s sharenya tinggi.

Tabel 15. Fisherman’s Share Tiap Tipe Saluran Pemasaran Ikan Asin

Tipe Saluran Pemasaran Fisherman’s Share (%)

Tipe Saluran I 68,42

Tipe Saluran II 76,47

Tipe Saluran III 68,42

Sumber : Data Primer (Diolah), Tahun 2013

Berdasarkan Tabel 16, besarnya fisherman’s share dari masing-masing

saluran memiliki besaran yang berbeda dan yang mempunyai kesamaan

fisherman’s share terdapat pada tipe I dan III. Bagian yang diterima pengolah

ikan asin (fisherman’s share) terbesar terdapat pada saluran II yaitu sebesar 76,47

persen sehingga saluran II relatif efisien dari saluran pemasaran lainnya. Pada

saluran I didapatkan fisherman’s share lebih besar dikarenakan pertukaran

informasi pasar pada saluran I relatif lebih mudah dan tujuan pasarnya juga tidak

terlalu jauh sehingga biaya pemasaran pun lebih sedikit.

4.7. Analisis Marjin

4.7.1. Marjin Pemasaran

Penelitian mengenai kajian rantai pemasaran ikan asin di Desa Padang

Rubek Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya ini ditujukan untuk

menganalisis margin pemasaran pada setiap lembaga pemasaran yang terlibat

dalam kegiatan pemasaran ikan asin jenis kakap merah di daerah penelitian.

Page 66: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

56

56

Margin pemasaran yang dimaksud adalah selisih harga yang diterima oleh

konsumen akhir dengan harga yang diterima pengolah ikan asin. Untuk

mengetahui margin pemasaran ikan asin berdasarkan saluran pemasaran dapat

dilihat pada lampiran 5.

Secara keselurahan, total jumlah marjin pada tingkat pengolah ikan asin

adalah Rp 49.000,- pada tingkat pedagang pengumpul desa Rp 5.000,- pada

tingkat pedagang pengumpul kecamatan Rp 7.000, pada tingkat pedagang grosir

Rp 8.000,- dan pada tingkat pedagang pengecer sebesar Rp 10.000,-

1.7.1. Marjin Keuntungan

Selain menganalisis margin pemasaran, penelitian ini juga bertujuan untuk

menganalisis margin keuntungan pada setiap lembaga pemasaran yang terlibat

dalam kegiatan pemasaran ikan asin di daerah penelitian. Margin keuntungan

yang dimaksud adalah akumulasi keuntungan yang diterima dari selisih antara

harga beli dengan harga jual di setiap pelaku pemasaran ikan asin yang telah

diolahan dihitung dalam Rp/ Kg/ hari. Untuk mengetahui margin keuntungan ikan

asin berdasarkan berbagai tipe saluran pemasaran dapat dilihat pada lampiran 5.

Berdasarkan lampiran 5, rasio /c yang diperoleh pada semua tipe saluran

pemasaran berbeda - beda. Hal ini berarti apabila biaya yang dikeluarkan lembaga

lebih besar dari satu unit maka keuntungan yang diperoleh lembaga akan lebih

besar dari satu unit biaya tersebut. Total keuntungan (Rp/Kg) pada tiap – tiap

lembaga pemasaran ikan asin adalah Pengolah Ikan Asin Rp 32.500,-/kg,

Page 67: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

57

57

Pedagang Pengumpul Desa Rp 2.300,-/kg, Pedagang Pengumpul Kecamatan Rp

4.100, Pedagang Grosir Rp 4.900,- dan Pedagang Pengecer Rp 5.800,-

Sedangkan rata – rata rasio /c pada tiap – tiap lembaga pemasaran yaitu

Pengolah Ikan Asin sebesar 1,82 persen, Pedagang Pengumpul Desa sebesar 0,85

persen, Pedagang Pengumpul Kecamatan sebesar 1.41 persen, Pedagang Grosir

sebesar 1,58 persen dan Pedagang Pengecer sebesar 1.38 persen.

Page 68: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

58

58

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Rantai pemasaran ikan asin di Desa Padang Rubek Kecamatan Kuala Pesisir

Kabupaten Nagan Raya terdiri dari tiga tipe rantai pemasaran. Semakin pendek

rantai pemasaran, maka akan semakin besar keuntungan yang di dapatkan oleh

suatu lembaga, begitu juga sebaliknya

2. Pada saluran pemasaran I besaran margin share adalah Rp 49.000,-/kg. Pada

tingkat pedagang pengumpul desa Rp 5.000,-/kg. Pada tingkat pedagang

pengumpul Kecamatan Rp 7.000,-/kg. Pada tingkat pedagang grosir Rp 8.000,-

/kg dan pada tingkat pedagang pengecer Rp 10.000,-/kg. Sedangkan bagian

diterima pengolah ikan asin (fisherman’s share) sebesar 68,42 persen.

Pada saluran pemasaran II besaran margin share pengolahan ikan asin sebesar

Rp 49.000,-/kg. Pada tingkat pedagang pengumpul desa Rp 5.000,-/kg. Pada

tingkat pedagang grosir Rp 15.000,-/kg. Sedangkan bagian diterima pengolah

ikan asin (fisherman’s share) sebesar 76,47 persen. Pada saluran pemasaran III

besaran margin share pengolahan ikan asin sebesar Rp 49.000,-/kg. Pada

tingkat pedagang pengumpul desa Rp 5.000,-/kg. Pada tingkat pedagang

pengecer Rp 25.000,-/kg. Sedangkan bagian diterima pengolah ikan asin

(fisherman’s share) sebesar 68,42 persen.

Page 69: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

59

59

5.2. Saran

1. Mengingat besarnya margin pemasaran dan keuntungan yang diraih dari

pengolahan dan pemasaran ikan asin kakap merah maka pengembangan usaha

ini perlu mendapat perhatian baik dari pihak pemerintah, swasta, maupun pihak

peneliti (perguruan tinggi).

2. Perlunya penyediaan sarana bimbingan, pelatihan serta kredit lunak untuk

pengolah ikan asin kakap merah agar skala usaha dan jangkauan pasar menjadi

lebih luas.

Page 70: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

60

60

DAFTAR PUSTAKA

Azzaino, Zulkifli. 2005. Pengantar Tata Niaga Pertanian. Departemen Sosial

Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.

Badan Pusat Statistik Aceh, 2011

Departemen Kelautan dan Perikanan. 2003. Ada Apa dengan Ikan Asap. Jakarta

(http://www.brkp.dkp.go.id.)

Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap. 2001 . Inventarisasi Jenis dan Jumlah

Produk Olahan Hasil Perikanan Skala Kecil di Indonesia. Departemen

Kelautan dan Perikanan, Jakarta.

Dumairy, 2004. Matematika Terapan Untuk Bisnis dan Ekonomi. BPFE.

FAO. 1974. Handbook on Human Nutritional Requirements. Food and

Agriculture Organized (FAO/WHO) Publication.

Hanafiah, A.M dan Saefuddin, A.M. 2006. Tataniaga Hasil Perikanan.

Universitas Indonesia. Jakarta

Heruwati, E,S. 2002. Pengolahan Ikan Secara Tradisional. Pusat Riset

Pengolahan Produk dan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

(http://www.pustaka-deptan.go.id)

Indrajit, E. Richardus dkk, 2003. Konsep Manajemen Supply Chain. PT.

Gramedia. Jakarta

Kotler, Philip, 2001. Prinsip-prinsip Pemasaran. Erlangga, Jakarta.

Saefuddin, A.M. 2001. Metoda Analisis Pemasaran Komoditi. Majalah Pertanian

No.3 Tahun XXIX. Departemen Pertanian. Jakarta.

Sudjana. 1992. Teknis Analisis Regresi dan Korelasi. Tarsita. Bandung.

Sulistiono dan Nugroho. 2007. Manajemen Perikanan Provinsi NAD Berwawasan

Lingkungan. Disampaikan pada Seminar Perikanan Aceh Menuju Masa

Depan. Banda Aceh.

Sumaryadi, N. 2005. Perencanaan Pembangunan Daerah Otonom dan

Pemberdayaan Masyarakat. Citra Utama, Jakarta.

Page 71: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN BESAR MARJIN …repository.utu.ac.id/524/1/I-V.pdf · Dengan ridha-Mu ya Allah... Hamba memohon hidayah, bimbingan dan petunjuk-Mu dalam setiap langkah

61

61

Patadungan, J. 2005. Evaluasi Sistem Pemasaran Hasil-hasil Perikanan

Kaitannya dengan Pembinaan Mutu Hasil-hasil Perikanan. Dirjen

Perikanan, Jakarta.

Porter, M.E. 1996. What is Strategy. Harvard Business Review. Cambridge.

Zulham, Armen. 2007. Margin Pemasaran dan Resiko Pedagang: Kasus

Pengembangan Rumput Laut di Provinsi Gorontalo. Balai Besar Riset

Sosial EkonomiKelautan dan Perikanan. Jakarta.