ANALISIS PENGARUH KREDIT PERBANKAN DAN INVESTASI …
Transcript of ANALISIS PENGARUH KREDIT PERBANKAN DAN INVESTASI …
ANALISIS PENGARUH KREDIT PERBANKAN DAN INVESTASITERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI MASYARAKAT DI
SULAWESI SELATAN
AGUSMAN1057 101828 11
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR2015
i
ANALISIS PENGARUH KREDIT PERBANKAN DAN INVESTASITERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI MASYARAKAT DI
SULAWESI SELATAN
AGUSMAN105710182811
Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada
Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan
Universitas Muhammadiyah Makassar
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS MUHAMMADYAH MAKASSAR
MAKASSAR2015
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul Penelitian : ANALISIS PENGARUH KREDIT PERBANKAN DANINVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DISULAWESI SELATAN
Nama Mahasiswa : AGUSMAN
No Stambuk : 10571 0182811
Fakultas/ Jurusan : EKONOMI DAN BISNIS / ILMU EKONOMI DANSTUDI PEMBANGUNAN
Perguruan Tinggi : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR.
Makassar, 22 oktober 2015
Menyetujui :
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. H. Dg. Mattuppu, M.Si Muttiarni, SE,M.Si
Mengetahui :
Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Jurusan IESP
Dr. H. Mahmud Nuhung, SE.MA Hj. Naidah, SE. M.SiNBM : 497 794 NBM : 710 561
iii
HALAMAN PENGESAHAN
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu’ Alaikum Warahmatullahi Wabarakaaatuuu…
Alhamdulillah segala puji bagi ALLAH SWT, Tuhan Pelimpah Cahaya,
Pembuka Penglihatan, Penyingkap Rahasia, dan Penyibak Selubung Tirai, karena
dengan izin-Nya jualah maka skripsi ini dapat diselesaikan, walaupun dalam
bentuk yang sangat sederhana. Semoga Salawat serta salam senantiasa
tercurahkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad Saw, beserta keluarga,
sahabat dan orang–orang yang senantiasa istiqamah untuk mencari Ridho-Nya
hingga di akhir zaman. Amin.
Skripsi dengan judul “ Analisis Pengaruh Kredit Perbankan Dan Investasi
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Di Sulawesi Selatan ” diajukan
sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi pada
program Studi Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa sejak awal sampai selesainya skripsi
ini cukup banyak hambatan, akan tetapi dengan kemauan dan ketekunan penulis
serta berkat uluran tangan dari insan-insan yang telah digerakkan hatinya oleh
sang Khalik untukmemberikan dukungan, bantuan, dan bimbingan, sehingga
segala hambatan dapat penulis atasi.Oleh karena itu, penulis menyampaikan
penghargaan dan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada mereka yang telah
memberikan andilnya sampai skripsi ini dapat diwujudkan.
v
Ibunda tercinta Sitti Mariyam dan Ayahanda terhormat Ahmad yang
telah membesarkan dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang. Harapan
dan cita-cita luhur keduanya senantiasa memotivasi penulis untuk berbuat dan
menambah ilmu, juga memberikan dorongan moral maupun material serta atas
doanya yang tulus buat Ananda. Demikian pula buat kakakku tercinta Nur Rahmi
dan Sitti Radiah serta adik-adikku yang tersayang Ahmad Husain,Marhama dan
Mahmuddin, sesungguhnya tiada kata yang mampu penulis definisikan untuk
mengungkapkan rasa terima kasih atas segala pengorbanan dan pengertian yang
kalian berikan selama penulis menempuh pendidikan.
Bapak Drs .H. Dg. Mattuppu, M.Siselaku Pembimbing I dan Ibu
Muttiarni, SE,M.Si selaku Pembimbing II, yang dengan tulus ikhlas meluangkan
waktunya memberikan petunjuk, arahan dan motivasi kepada penulis sejak awal
hingga selesainya skripsi ini
Ucapan terima kasih dan penghargaan juga kepada :
1. Bapak Dr. H. Irwan Akib, M.Pd, Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar.
2. Bapak Dr.H. Mahmud Nuhung, M.ADekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Ibu Hj. Naidah,SE.M.Si Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi dan Studi
Pembangunan Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak-bapak dan Ibu-ibu dosen Program Studi Ilmu Ekonomi dan Studi
Pembangunan Universitas Muhammadiyah Makassar yang tidak dapat penulis
vi
sebutkan satu persatu, atas segala bimbingan dan ilmu yang diberikan kepada
penulis selama di bangku kuliah.
5. Terkhusus buat sahabat-sahabat terbaikku Tasrif, Ilham, atas perhatian dan
bantuannya selama ini.
6. Teman-teman Angkatan 2011 seperjuangan dalam suka dan duka yang tidak
dapat penulis sebutkan semuanya.
7. Terlalu banyak orang yang berjasa dan mempunyai andil kepada penulis
selama menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar,
sehingga tidak akan muat bila dicantumkan dan dituturkan semuanya dalam
ruang yang terbatas ini, kepada mereka semua tanpa terkecuali penulis
ucapkan terima kasih yang teramat dalam dan penghargaan yang setinggi-
tingginya.
Akhirnya tak ada gading yang tak retak, tak ada ilmu yang memiliki
kebenaran mutlak, tak ada kekuatan dan kesempurnaan, semuanya hanya milik
Allah SWT, karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
penyempurnaan dan perbaikan skripsi ini senantiasa dinantikan dengan penuh
keterbukaan.
Wassalamu’ Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuu...
Makassar, April 2015
Penulis
vii
ABSTRAK
AGUSMAN, 2015. Analisis Pengaruh Kredit Perbankan Dan InvestasiTerhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Sulawesi Selatan. Di bimbing oleh BapakH. Dg. Mattuppu dan Ibu Muttiarni, selaku pembimbing I dan pembimbing II.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis seberapabesar pengaruh kredit perbankan dan investasi terhadap pertumbuhan ekonomi diSulawesi selatan.
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Data tersebut kemudiandiolah dengan menggunakan programkomputer yakni SPSS 16.0 dengan metodeanalisis regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kredit perbankan dan investasiberpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Sulawesi selatan, hasilregresi antara variabel dependent dan variabel independent adalah R-square =0.979 dab F hitung = 45,719 sehingga secara simultan variabel kredit perbankandan investasi berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di SulawesiSelatan.
Kata Kunci : Pertumbuhan Ekonomi, Kredit Perbankan Dan Investasi
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………….. i
HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………….. ii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………… iii
KATA PENGANTAR ……………………………………………... iv
ABSTRAK ………………………………………………………….. vii
DAFTAR ISI ……………………………………………………….. viii
DAFTAR TABEL ………………………………………………….. xi
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………… 5
C. Tujuan Penelitian …………………………………………... 5
D. ManfaatPenelitian …………………………………………. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pertumbuhan Ekonomi ……………………………………... 7
1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi ……………………... 7
2. Teori-Teori Pertumbuhan Ekonomi ……………………... 11
a. Teori Pertumbuhan Adam Smith ……………………. 12
b. Teori Harrod-Domar ………………………………… 12
c. Teori Pertumbuhan Solow-Swan ……………………. 14
B. Faktor-Faktor Pertumbuhan Ekonomi ……………………. 14
1. Faktor Sumber Daya Manusia ………………………... 17
ix
2. Faktor Sumber Daya Alam ……………………………. 17
3. Faktor Ilmu Pengetahuan danTeknologi …………… 17
4. Faktor Budaya ………………………………………. 18
5. Sumber Daya Modal ………………………………… 18
C. Pengertian, Fungsi dan Jenis Kredit ……………………… 18
a. Pengertian Kredit ……………………………………... 20
b. Fungsi Kredit …………………………………………. 23
c. Jenis Kredit …………………………………………… 25
D. Investasi…………………………………………………... 26
a. Pengertian Investasi …………………………………… 28
b. Jenis dan Karekter Investasi …………………………... 31
c. Resiko Investasi ……………………………………….. 32
E. Peranan Kredit Perbankan dan Investasi Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi…………………………………….. 34
F. Kerangka Pikir …………………………………………….. 36
G. Hipotesis …………………………………………………... 38
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan waktu penelitian…………………………………… 39
B. Jenis dan Sumber Data ……………………………………….. 39
C. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………. 39
D. Metode Analisis Data ………………………………………….. 40
E. Definisi Operasional …………………………………………... 41
x
BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
A. Sejarah Berdirinya Propinsi Sulawesi Selatan ……………… 42
B. Keadaan Geografis Propinsi Sulawesi Selatan ……………… 42
BAB V PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian………………………………………………. 46
B. Pembahasan …………………………………………………… 54
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan………………………………………………………… 59
B. Saran …………………………………………………………….. 60
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………... 61
LAMPIRAN …………………………………………………………….. 63
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data PertumbuhanEkonomi Di Sulawesi Selatan ……… 47
Tabel 4.2 Data Kredit Perbankan Se Sulawesi Selatan …………… 50
Tabel 4.3 Data Kredit Perbankan Dalam Bentuk Modal Kerja…….. 51
Tabel 4.4 Data Kredit Perbankan Dalam Bentuk Investasi ………… 51
Tabel 4.5 Data Kredit Perbankan Dalam Bentuk Konsumsi ……….. 52
Tabel 4.6 Data Investasi Sulawesi Selatan …………………………. 53
Tabel 4.7 NilaiTukarUangTahun 2009-2013……………………… 53
Tabel 4.8 Data Investasi Dari Hasil Perubahan Nilai Mata
Uang Dollar Ke Rupiah …………………………………… 54
Tabel 4.9 Data Investasi PMDN
(Penanaman Modal DalamNegeri)……………………….. 55
Tabel 4.10 Jumlah Data Investasi PMDN Dan PMA
Di Sulawesi Selatan ……………………………………… 55
Tabel 4.11 Rangkuman Hasil Analisis Variabel……………………… 56
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Jenis Dan Motivasi Investasi (Autonomous
Dan Induced Investment) ………………………… 28
Gambar 2.2 AspekInvestasi ……………………………………. 29
Gambar2.3 HubunganInvestasiLangsungDenganInvestasi
TidakLangsung ……………………………………... 32
Gambar2.4 Kerangka Pikir ………………………………………. 37
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi, pertumbuhan ekonomi yang
tinggi merupakan sasaran utama untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan
sejahtera. Namun, masalah pertumbuhan ekonomi merupakan masalah klasik
dalam literatur ilmu ekonomi. Menurut Boediono (2000), pertumbuhan ekonomi
adalah proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Selain itu,
pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai suatu ukuran kuantitatif yang
menggambarkan perkembangan suatu perekonomian dalam suatu tahun tertentu
apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya (Sukirno, 2006).
Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sangat dibutuhkan sumber
pembiayaan guna mendorong dunia usaha. Perkembangan sektor perbankan
dimana bank memiliki fungsi pokok sebagai agen pembangunan maupun financial
intermediary merupakan salah satu pendukung usaha pembangunan tersebut.
Keberadaan dunia usaha tidak terlepas dari sektor perbankan yang ada. Dalam hal
ini, perkembangan dunia usaha perlu mendapat perhatian yang serius guna
meningkatkan kemampuan para pengusaha sehingga dapat bersaing di pasar
regional maupun internasional. Kebutuhan dana yang tidak sedikit untuk
pembangunan di berbagai sektor usaha dan industri sangat ditentukan oleh sektor
perbankan. Hal ini, terlihat jelas adanya perkembangan jumlah kredit perbankan
sebagai sumber pembiayaan bagi sektor-sektor tersebut sehingga dapat
2
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan tentunya sistem perekonomian
nasional.
Sektor perbankan secara nyata juga berperan penting dalam kelancaran
aktivitas perekonomian Indonesia. Pertumbuhan jumlah bank swasta dan nasional
yang sangat cepat mulai tahun 1980an ternyata membawa dampak positif terhadap
pertumbuhan ekonomi baik secara nasional maupun regional. Peran sektor
perbankan dalam memobilisasi dana masyarakat telah menunjukkan
perkembangan yang sebelumnya hanya sebagai fasilitator kegiatan dari beberapa
perusahaan besar menjadi sektor yang sangat berpengaruh bagi perekonomian.
Secara keseluruhan,bank berperan sebagai wahana yang menghimpun dana
masyarakat secara efektif dan efisien guna meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Dengan adanya fungsi bank tersebut, dapat kita lihat seberapa besar sektor
perbankan dapat meningkatkan perekonomian baik daerah maupun negara karena
fungsi perbankan dapat mempengaruhi jumlah uang yang beredar melalui
penciptaan uang dan penyaluran kredit. Oleh karena itu, bank dan usaha kreditnya
merupakan dua faktor yang saling berkaitan. Pengerahan dana dari masyarakat
yang berada di lembaga keuangan perbankan ini dapat digunakan sebagai sources
of fund yang dapat mendorong kegiatan usaha melalui pemberian kredit dan
akhirnya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.
Dalam teori ekonomi dijelaskan bahwa investasi merupakan pembelian
modal atau barang-barang yang tidak dikonsumsi, namun digunakan untuk
kegiatan produksi sehingga menghasilkan barang atau jasa di masa akan
datang.Sebagian ahli ekonomi memandang bahwa pembentukan investasi
3
merupakan faktor penting yang bertanggung jawab terhadap pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi suatu negara.Ketika pengusaha atau individu atau
pemerintah melakukan investasi, maka ada sejumlah modal yang ditanam atau
dikeluarkan, atau ada sejumlah pembelian barang-barang yang tidak dikonsumsi,
tetapi digunakan untuk produksi, sehingga menghasilkan barang dan jasa di masa
akan datang.
Pembentukan investasi dapat dilakukan jika masyarakat tidak menggunakan
semua pendapatannya untuk dikonsumsi, melainkan ada sebagian yang
ditabungkan. Tabungan ini diperlukan untuk pembentukan investasi.Misalkan,
investasi pembangunan pabrik, jalan, jembatan, atau investasi pendidikan di
sekolah dan universitas. Investasi yang dikeluarkan ini secara langsung dapat
mengurangi pengangguran dan meningkatkan pendapatan masyarakat yang pada
akhirnya akan memperbesar pengeluaran masyarakat.Investasi dalam peralatan
modal atau pembentukan modal tidak saja dapat meningkatkan faktor produksi
atau pertumbuhan ekonomi, namun juga dapat memberikan kesempatan kerja bagi
masyarakat. Dalam hal ini, jumlah pengangguran tentunya akan turun.
Suatu negara akan berkembang secara dinamis jika investasi yang
dikeluarkan jauh lebih besar daripada nilai penyusutan faktor-faktor produksinya.
Negara yang memiliki Investasi yang lebih kecil daripada penyusutan faktor
produksinya akan cenderung mengalami perekonomian yang stagnasi.Stagnation
merupakan suatu kondisi perekonomian dengan laju pertumbuhan yang lambat
dan bahkan bisa nol. Kondisi ini dapat menimbulkan terjadinya pengangguran
dalam jumlah yang relatif besar. Kondisi yang sangat tidak diinginkan adalah
4
kondisi stagnasi yang diikuti dengan adanya inflasi yang tinggi pula, sehingga
perekonomian negara menjadi stagflasi.
Di negara berkembang atau terbelakang dengan tingkat penduduk yang
besar, umumnya memiliki rasio investasi terhadap jumlah penduduk relatif kecil.
Sehingga, negara tersebut kerap mengundang investasi asing untuk masuk dalam
negaranya. Investasi asing ini tidaklah selalu memberikan keuntungan terhadap
negara, terutama dalam jangka panjang.Dalam jangka pendek atau menengah,
investasi asing sangat menguntungkan dalam pertumbuhan ekonomi. Investasi ini,
dalam jangka pendek dapat mempengaruhi kesejahteraan ekonomi suatu bangsa.
Investasi asing ini dapat membantu memenuhi segala sesuatu yang diperlukan
oleh penduduknya dalam jangka pendek.
Namun demikian, dalam jangka panjang keuntungan tidak lagi diperoleh
negara yang bersangkutan, namun investasi lebih memberikan keuntungan bagi
negara yang mengeluarkan investasi.Dalam ekonomi makro, investasi merupakan
salah satu komponen dari pendapatan nasional, Produk Domestik Bruto, PDB atau
Gross Demestic Product, GDP. Sehingga pengaruh investasi terhadap
perekonomian suatu Negara dapat ditinjau dari pendapatan nasional Negara
tersebut.Investasi dipengaruhi oleh tingkat pengembalian modal dan tingkat
bunga. Para pemilik modal akan berinvestasi jika tingkat pengembalian modal
lebih besar daripada tingkat bunga.Tingkat bunga yang tinggi menyebabkan
investasi menjadi tidak menarik atau tidak menguntungkan. Ketika tingkat bunga
tinggi sebagian modal digunakan untuk mencari keuntungan dari tingkat bunga
melalui deposito atau tabungan. Tingkat bunga tinggi pada akhir akan mengurangi
5
jumlah modal yang diinvestasikan. Jika pengeluaran investasi berkurang, maka
GDP cenderung menurun.
Berdasarkan pola pertimbangan dari latar belakang mengenai keterkaitan
antara kredit perbankan dan investasi terhdap pertumbuhan ekonomi tersebut,
maka peneliti memilih judul tentang “Analisis Pengaruh Kredit Perbankan dan
Investasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat di Sulawesi Selatan ”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang, maka
penulis mengangkat sebuah permasalahan sebagai berikut:
“Apakah Kredit perbankan dan investasi berpengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi masyarakat di Sulawesi Selatan periode 2009-2013?”
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulis ini dapat diuraikan sebagai berikut:
“ Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kredit perbankan dan investasi
terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat di Sul-Sel selama kurung waktu
2009-2013”
6
D. Manfaat Penelitian
1. Untuk memberi deskripsi mengenai besarnya pengaruh kredit perbankan dan
investasi terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat di Sulawesi Selatan.
2. Memberikan sumbangan pemikiran sekaligus sebagai bahan referensi bagi
pihak atau lembaga dalam menganalisis masalah yang sama dengan penulisan
ini.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pertumbuhan Ekonomi
Sebagaimana kita ketahui bahwa pada umumnya Negara berkembang
(developing countries), seperti halnya Indonesia, menekankan tujuan
pembangunan pada peningkatan laju pertumbuhan ekonomi dan pemerataan hasil-
hasil pembangunan. Kenaikan laju pertumbuhan ekonomi tersebut akan
menambah output kekayaan suatu masyarakat, sehingga taraf hidup masyarakat
dapat ditingkatkan.
1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Istilah pertumbuhan bisa saja diartikan berbeda oleh satu orang dengan
orang lain, daerah yang satu dengan daerah lain, negara satu dengan negara lain.
Penting bagi kita untuk dapat memiliki definisi yang sama dalam mengartikan
pertumbuhan. Secara tradisional pertumbuhan memiliki peningkatan terus
menerus pada Gross Domestic Product atau Produk Domestik Bruto suatu negara.
Untuk daerah, makna pertumbuhanyang tradisonal difokuskan pada peningkatan
Produk Domestik Regional Bruto suatu provinsi, kabupaten atau kota.
Pendapat mengenai definisi pertumbuhan ekonomi menurut para ahli adalah
sebagai berikut :
a. Menurut pandangan para ekonom klasik (Adam Smith, David Ricardo,
Thomas Robert Malthus dan John Stuart Mill), maupun para ekonom
7
8
neoklasik (Robert Sollow dan Trevor Swan), pada dasarnya ada empat faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu:
jumlah penduduk,
jumlah stok barang modal,
luas tanah dan kekayaan alam, dan
tingkat teknologi yang digunakan.
Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan atau berkembang
apabila tingkat kegiatan ekonominya lebih tinggi daripada apa yang dicapai pada
masa sebelumnya. (Mudrajad Kuncoro, 2004.)
b. Prof. Simon Kuznet, mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan
jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin
banyak jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya, kemampuan ini
tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologinya dan penyesuaian kelembagaan
dan ideologis yang diperlukan.( M. L. Jinghan, 2002).
c. Todaro (2003) mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai suatu proses
yang mantap dimana kapasitas produksi dari suatu perekonomian meningkat
sepanjang waktu untuk menghasilkan tingkat pendapatan nasional yang
semakin besar.
d. Menurut Sukirno (2011) bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan perubahan
tingkat kegiatan ekonomi yang berlaku dari tahun ke tahun. Sehingga untuk
mengetahuinya harus diadakan perbandingan pendapatan naional dari tahun
ke tahun, yang dikenal dengan laju pertumbuhan ekonomi.
9
Pertumbuhan suatu Negara dapat diukur dengan cara membandingkan,
misalnya ukuran nasional Gross National Poduct (GNP), tahun yang berjalan
dengan tahun sebelumnya. Produk domestic bruto (Gross Domestic Product)
merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit
produksi didalam batas wilayah suatu Negara (domestic) selama satu tahun.Dalam
perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang
dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah Negara yang
bersangkutan.Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum
diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP
dianggap bersifat bruto/kotor. Produk Nasional Bruto (Gross National Product)
atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh
penduduk suatu Negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi
barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri,
tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah
Negara tersebut. Produk domestic bruto atau produk domestic regional bruto
merupakan nilai produksi barang-barang dan jasa-jasa yang diciptakan dalam
suatu perekonomian dalam masa satu tahun ( Sukirno, 2010).
Pengukur tingkat pembangunan sebuah Negara dengan menggunakan 2
metodologi yang dikenal luas.Pertama, pendapatan per person atau pertumbuhan
ekonomi, bahwa tingkat pendapatan merupakan ukuran yang tepat untuk
nmembandingkan tingkat pembangunan setiap Negara.Angka pertumbuhan
pendapatan per person digunakan untuk menilai kemajuan sebuah Negara.
Pertumbuhan ekonomi dapat diukur baik melalui pertumbuhan output total (total
10
output) atau pendapatan total (total outcome). GNP dan GDP merupakan dua
ukuran yang paling sering digunakan dalam perbandingan pendapatan (income)
dan output, dan kemudian mengukur pertumbuhan ekonomi.
GNP adalah nilai total pendapatan (= nilai output final) semua penduduk
yang dihasilkan dalam batas-batas wialyah sebuah Negara, tanpa memperhatikan
apakah penerimaan pendapatan tersebut berada didalan atau luar Negara. Ketika
aliran pendapatan diterima lebih besar dari pendapatan yang keluar dari suatu
Negara maka GNP >GDP.Sebaliknya, ketika pendapan yang mengalir masuk
lebih kecil dari aliran pendapatan keluar, maka GDP>GNP untuk Negara tersebut.
Ketika gap antara GDP/GNP positif (GDP-GNP>0), sebuah Negara memiliki
aliran pendapatan keluar wilayah lain melalui arus masuk pendapatan, sehingga
GDP>GNP. Sebaliknya, ketika gap GDP/GNP Negara (GDP-GNP<0), sebuah
Negara memiliki aliran masuk pendapatan melebihi aliran keluar pendapatan
sehingga GNP>GDP (Philipus-ks-fisip 13 desember 2012).
Nilai dari total GDP dan total GNP menggambarkan aliran nilai uang dari
total pendapatan dan output setiap Negara. Ada sejumlah penyesuaian terhadap
kedua ukuran ini apabila pendapan digunakan ukuran untuk melakukan
perangkingan setiap Negara.Pertama, menyesuaikan dengan besarnya
populasi.Hal ini mengingat 2 alasan mendasar.Pertama, menggunakan total GNP
(atau GDP) untuk membandingkan tingkat pembangunan setiap Negara kurang
pas.Untuk itu, menghitung pendapatan per kapita perlu mempertimbangkan
perbedaan besaran (ukuran) suatu Negara.Alasan lain menggunakan pendapatan
per kapital adalah untuk menentukan jika sepanjang waktu, perubahan tingkat
11
pendapatan agregat setiap Negara antara lain (a) Cukup sejalan dengan
pertumbuhan penduduk, sehingga GNP per kapita (atau GDP) tetap konstan
sepanjang waktu (b)Lebih dari cukup untuk sejalan dengan pertumbuhan
penduduk, sehingga GNP per kapita meningkat setiap waktu.(c) Kurang cukup
untuk sejalan dengan pertumbuhan penduduk, sehingga GNP per kapita menurun
setiap waktu.Kedua, perlu memperhitungkan distribusi pendapatan. Menggunakan
total pendapatan dan output dapat memberikan informasi tentang pendapan per
kapita. Akan tetapi, estimasi ini bukan menjadi ukuran terbaik untuk melihat
pendapatan aktual yang diterima oleh setiap individu, karena hanya merupakan
rata-rata dari hasil membagi total GNP dan GDP dengan total populasi. Ukuran
pendapatan per kapita tidak memberikan informasi mengenai disperse (sebaran)
pendapatan aktual. Karenanya perlu mengetahui distribusi pendapatan dalan
sebuah Negara jika ingin melihat pendapatan per kapita (philipus-k-s-fisip 2012,
hal: 11-12)
2. Teori-Teori Pertumbuhan Ekonomi
Dalam teori ekonomi tidak hanya terdapat satu teori pertumbuhan tetapi
terdapat banyak teori pertumbuhan. Berbagai ekonomi besar, sejak lahirnya ilmu
ekonomi, mempunyai pandangan atau persepsi yang tidak selalu sama mengenai
proses pertumbuhan suatu perekonomian. Sering kali teori pertumbuhan seorang
ekonomi dipengaruhi oleh idiologi yang dianut oleh ekonom, sehingga aspek-
aspek yang diperlihatkan dalam teorinya mencerminkan kecenderungan
ideologinya.
12
Ada beberapa teori pertumbuha ekonomi yang dapat didefinisikan antara
lain:
a. Teori Pertumbuhan Adam Smith
Menurut Adam Smith untuk berlangsungnya perkembangan ekonomi
diperlukan adanya spealisasi atau pembagian kerja agar produktivitas
bertambah.Disebutkan pula olehnya bahwa belum ada pembagian kerja harus
ada akumulasi modal dimana modal ini berasal dari investasi dan
tabungan.Disamping itu pasar harus seluas mungkin, agar dapat menampung
hasil produksi dank arena perdagangan luar meluaskan pasar, maka pasar terdiri
dari pasar dalam negeri dan luar negeri. Menurut Smith, pertumbuhan bersifat
kumulatif, artinya jika ada pasar yang cukup dan akumulasi capital, aka nada
pembagian kerja dengan produktivitas tenaga kerja akan naik. Kenaikan ini
menyebabkan penghasilan nasional naik untuk kemudian memperbesar jumlah
penduduk dan selanjutnya memperluas pasar (M. Suparmoko 2000, hal: 16)
b. Teori Harrord-Domar
Kedua pakar ini berpendapat bahwa akumulasi capital dalam pembagunan
ekonomi punya peranan ganda, yaitu menimbulkan pendapatan dan dan
menaikan kapasitas produksi. Teori pertumbuhan Harrord-Domar ini
mempunyai asumsi yaitu: (1) Perekonomian dalam keadaan pengerjaan penuh
(fullemployment) dan barang-barang modal yang terdiri dalam masyarakat
digunakan secara penuh, (2) Perekonomian terdiri dari dua sektor yaitu sektor
rumah tangga dan sektor perusahaan, (3) Besarnya tabungan masyarakat adalah
proporsional dengan besarnya pendapatan nasional, berarti fungsi tabungan
13
dimulai dari titik nol, (4) Kecenderungan untuk menabung (marginal propensity
to sve) MPS besarnya tetap, demikian juga ratio modal output (capital-output
ratio) COR dan rasio pertambahan modal output (incremental capital output
ratio) ICOR (M. Suparmoko, hal: 16).
Untuk mempertahankan keseimbangan pada tingkat fullemployment maka
diperlukan pengeluaran berupa investasi untuk menyerap kenaikan output yang
terjadi sesuai dengan pertambahan penduduk agar pendapatan per kapita tidak
turun. Semakin besar pendapatan nasional, maka investasi yang dibutuhkan juga
semakin besar. Jika kenaikan investasi tidak disertai dengan naiknya pendapatan
nasional, maka akan menyebabkan capital dan tenaga kerja menganggur, sebab
capital baru timbul karena adanya investasi yang tidak digunakan.
Menurut Harrod-Domar, setiap ekonomian dapat menyisihkan suatu
proporsi tertentu dari pendapatan nasionalnya jika hanya untu mengganti barang-
barang modal yang rusak. Namun demikian untuk menumbuhlan perekonomian
tersebut, diperlukan investasi-investasi baru sebagai tambahan stok
modal.Hubungan tersebut telah kita kenal dengan istilah rasio modal-output
(COR).
Dalam teori ini disebutkan bahwa, jika ingin tumbuh, perekonomian harus
menabung dan menginvestasikan suatu proporsi tertentu dari output totalnya.
Semakin banyak tabungan dan kemudian diinvestasikan, maka semakin cepat
perekomian itu akan tumbuh (Lincolyn, 2004, hal:64-67). Model pertumbuhan
WW. Rostow menekankan bahwa pembangunan ekonomi dimanapun merupan
14
proses yang bergerak dalam sebuah garis lurus, yakni dari masyarakat
terbelakangke masyarakat maju.(Tambunan 2008)
c. Teori Pertumbuhan Solow-Swan
Menurut teori ini garis besar proses pertumbuhan mirip dengan teori
Harrod-Domar, dimna asumsi yang melandasi model ini yaitu: (1) Tenaga kerja
(atau penduduk) tumbuh dengan laju tertentu, misalnya P pertahun, (2) Adanya
fungus produksi Q = f (K, L) yang berlaku bagi setiap periode, (3) Adanya
kecenderungan menabung (prospensity to save) oleh masyarakat yang
dinyatakan sebagai proporsi (s) tertentu dari output (Q). Tabungan masyarakat S
= sQ; bila Q naik S juga naik, dan sebaliknya, (4) Semua tabungan masyarakat
di investasikan S = I = K. Sesuai dengan anggapan mengenai kecenderungan
menabung, maka dari output disisakan (Tambunan 2008) sejumlah proporsal
untuk ditabung dan kemudian untuk diinvestasikan. Dengan begitu, maka terjadi
penambahan stok capital (Boediono, 2000, hal: 81-82).
B. Faktor-Faktor Pertumbuhan Ekonomi
Faktor tanah dan kekayaan alam merupakan faktor yanga dapat dengan
mudah digunakan untuk mengembangkan perekonomian suatu Negara. Negara
dengan kekayaan alam yang tinggi dan memiliki nilai yang tinggi akan lebih
mudah mengembangkan perekonomiannya disbanding dengan Negara-negara
yang kurang memiliki kekayaan alam. Sumber alam atau kekayaan alam dapat
menarik investor untuk membangun sejumlah industry.Nilai ekonomi dari
kegiatan produksi pengolahan kekayaan alam yang dapat menjadi basis
pengembangan perekonomian jangka panjang.
15
Namun demikian, perkembanagn suatu Negara tidaklah berarti sangat
bergantung pada faktor tanah dan kekayaan alam.Beberapa Negara dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonominya bukan hanya pada sektor
pertambangannya.Negara Jepang dan Belanda merukan contoh Negara dapat
tumbuh walaupun tidak memiliki kekayaan alam yang cukup namun dapat
berkembang dengan cepat. Perkembangan kota mencakup kegiatan pembangunan
dan perkembangan kota itu sendiri, Untuk meningkatkan pelayanan dan perbaikan
kondisi pemukiman bagi penduduknya. Disamping itu perkembangan kota juga
mencakup kegiatan pelayanan bagi kawasan ekonomi yang dilayaninya (hiterland)
yang terletak di daerah sekitarnya. Jadi dapat dikatakan perkembangan atau
pertumbuhan kota erat hubungannya dengan jumlah dan kepentingan
penduduknya. Dalam banyak hal pertumbuhan ekonomi nasional diukur dalam
keluaran (output) atau pendapatan.(H.Raharjo Adisasmita tahun 2005).
Mutu tenaga kerja dan masyarakat suatu Negara merupakan salah hal
terpenting yang mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi suatu Negara. Ilmu
pengetahuan yang dimiliki oleh tenaga kerja dan penduduk akan mampu
meningkatkan produktivitas yang tinggi, segingga tingkat produksi akan
meningkat. Selain itu, Jumlah penduduk juga akan mempengaruhi cakupan pasar
menjadi luas. Jumlah penduduk yang tinggi akan mendorong sisi tingkat
permintaan dan peningkatan, sisi penawaran akan mendorong pengusaha untuk
meningkatkan produksinya. Dengan demikian, peningkatan mutu tenaga kerja dan
jumlah penduduk akan menciptakandorongan terhadap produksi nasional dan
tingkat kegiatan ekonomi.
16
Barang modal menjadi penting dalam proses perkembangan ekonomi karena
dengan adanya barabg modalah sebagian produk dari berbagai industry yang akan
dihasilkan. Barang modal dapatmempertinggi efesiensi pertumbuhan ekonomi.
Jumlah barang modal akan menentukan jumlah produk yang akan dihasilkan.
Semakin tinggi barang modal semakin tinggi produksi yang akan dihasilkan
dalam suatu perekonomian. Sejumlah Negara dapat meningkatkan
perekonomiannya terutama disebabkan oleh kemajuan teknologinya.Teknologi
memberikan beberapa pengaruh positif yang dapat mempercepat pertumbuhan
ekonomi suatu Negara. Teknologi mampu mempertinggi efesiensi suatu
produksi,(H.Raharjo Adisasmita tahun 2005) mampu menciptakan barang modal
baru, dan mampu menghasilkan barang dengan mutu tinggi yang bernilai ekonomi
tinggi.
Beberapa negara berkembang, system sosial dan masyarakat menjadi
penghambat perkembangan ekonomi yang cukup serius. Beberapa kebiasaan dab
adat istiadat yang secara tradisional yang di anut oleh masyarakatnya menolak
untuk menggunakan cara atau alat produksi yang lebih produktif atau tidak
efesien. Pada masyarakat demikian akan lebih sulit untuk mencapai pertumbuhan
ekonomi yang lebih baik. Namun demikian, beberapa Negara memiliki
masyarakat dengan sikap yang dapat memberi dorongan yang kuat terhadap
pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi akan lebih cepat pada masyarakat
yang memiliki sikap hemat dan menabungkan uangnya untuk investasi. Diketahui
bahwa investasi memiliki korelasi positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
17
Pertambahan penduduk sedemikian cepat menimbulkan aneka permasalahan
yang serius bagi kesejahteraan umat manusia diseluruh dunia. Seandainya saja
usaha-usaha pembangunan yang kini telah dilaksakan nantinyabenar-benar
berhasil meningkatkan taraf hidup masyarakat meliputi perbaikan tingkat
pendapatan, kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan umum serta masuk ula
peningkatan kepercayaandiri, rasa hormat, harga diri, dan kebebasan untuk
memilih, maka pertanyaan penting yang selanjutnya timbul akibatmasalah ledakan
penduduk.(Michael P. Todaro dan Stephen C Smith 2003.)
Dimana ada beberapa faktor umum yang mempengaruh
pertumbuhanekonomi antara lain:
1. Faktor Sumber Daya Manusia
Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga
dipengaruhi oleh SDM, Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting
dalam proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung
kepada sejauhmana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan
memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan.
2. Faktor sumber Daya Alam
Sebagian besar Negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam
dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya
alam saja tidak menjamin keberhasilan prosese pembangunan ekonomi, apabila
tidak didukung oleh kemampuan sumber daya manusianya dalam mengelola
sumber daya alam yang tersedia.Sumber daya alam yang dimaksud diantaranya
18
kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan hasil
kekayaan laut.
3. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat
mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang
semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih
berdampak kepada aspek efisiensi, Kualita dan kuantitas serangkaian aktivitas
pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada
percepatan laju pertumbuhan perekonomian..
4. Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan
ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat brfungsi sebagai pembangkitatau
pendorong prose pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat
pembangunan.Budaya yang dapat mendorong pembangunan diantaranyasikap
kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun budaya yang
dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois, boros,
KKN, dan sbagainya.
5. Sumber Daya Modal
Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan
meningkatkan kualitas IPTEK.Sumber daya modal berupa barang-barang modal
sangat penting bagi perkembangan dan pelancaran pembangunan ekonomi
karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.
19
C. Pengertian, Fungsi dan Jenis Kredi
Bank adalah badan usaha dibidang keuangan yang menarik uang dari
masyarakat dan menyalurkannya kembali ke masyarakat, terutama dengan cara
memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran
uang LPPI (lembaga perkembangan perbankan Indonesia).. Untuk mencapai
pertumbuhan ekonomi yang lebih baik, maka peranan pihak swasta sangat
dibutuhkan. Peran pihak swasta tersebut dapat diwujudkan melalui pengerahan
dana lewat perbankan. Oleh karena itu usaha untuk meningkatkan efesiensi dan
efektivitas lembaga keuangan ini perlu digalakkan dalam mengerahkan dan
menyalurkan dana dari pemilik dana (ultimate leader) kepada mereka yang
mempermalukan dana (ultimate borrower). Pengerahan dana masyarakat ini
ditentukan oleh beberapa faktor yaitu:
1. Tersedianya dan tersebarnya lembaga perbankan.Dalam hal ini bank
bertindaksebagai perantara atau intermediary dalam pembiayaan tidak langsung.
Usaha untuk mendorong pengerahan dana masyarakat melalui lembaga
perbankan,.hanya dapat berhasil jika ada lembaga yang menampung minat dan
kebutuhan masyarakat. Tersedianya lembaga tersebut baru akan bermanfaat bila
dapat dijangkau oleh masyarakat. Dalam upaya menjangkau masyarakat, khusus
di daerah-daerah pedalaman dilaksanakan dengan kas mobil, kas terapung atau
dengan membuka kantor-kantor kas di seluruh pelosok tanah air yang pada
prinsipnya dapat berfungsi sebagai penerima dana.
2. Adanya penganekaragaman piranti pengerahan dana,seperti telah
dikemukakan sebelumnya, secara garis besar piranti pengerahan dana
20
masyarakat melalui lembaga perbankan terdiri dari giro, deposito berjangka dan
tabungan. Ketiga jenis piranti tersebut itu sendiri akan diterapkan oleh masing-
masing bank sehingga dapat menampung selera dan kebutuhan masyarakat,
sehingga penganekaragaman jenis produk tersebut pada gilirannya akan
mendorong lebih berhasilnya pengerahan dana melalui perbankan.
3. Penganekaragaman ini menyangkut pula fungsi produk yang ada sebaga
contoh, misalnya pembayaran listrik, pembayaran gaji dan sebagainya
Di samping faktor-faktor pendorong tersebut di atas terdapat juga beberapa
hambatan dalam pengerahan dana masyarakat, antara lain adanya keyakinan
sebagai masyarakat yang menganggap bahwa bunga yang di terima dari bank
adalah ribah. Di samping itu pola hidup masyarakat yang cenderung konsumtif
serta masih banyaknya masyarakat yang taraf hidupnya masih subsisten, karena
rendahnya tingkat pendapatan mereka. Drs. mohammad hatta mengemukakan
bahwa bank adalah sendi kemauan masyarakat dan sekitarnya tidak ada bank
maka tidak ada kemajuan separti saat ini. Negara yang tidak mempunyai banyak
bank yang baik dan benar adalah negara yang terbelakang. Perusahan saat ini
diharuskan memanfaatkan jasa-jasa perbankan dalam kegiatan usahanya jika
ingin maju (melayu S.P hasibuan, hal:3).
a. Pengertian Kredit
Kredit berasal dari bahasa italia credere yang artinya kepercayaan,
maksudnya kepercayaan dari kreditor bahwa debitornya akan mengembalikan
pinjaman beserta bunganya sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak. Prinsip
penyaluran kredit adalah prinsip kepercayaan dan kehati-hatian.Indicator
21
kepercayaan ini adalah kepercayaan modal, komersial, finansial, dan agunan.
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah
jangka waktu yang telah disepakati denag jumlah bunga imbalan atau pembagian
hasil keuntungan (UU RI NO.7 TAHUN 1992 tentang perbankan Bab I, pasal 1,
ayat (12)) (Hasibua, S.P, hal:87).
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kredit adalah pinjaman sampai batas
bunga tertentu yang diizinkan oleh bank atau badan lain. Sedangkan dalam
terjemahan Wikipedia kredit merupakan suatu fasilitas keuangan yang
memungkinkan seseorang atau badan usaha untuk meminjam uang untuk membeli
produk dan membayarnya kembali dalam jangka waktu yang ditentukan.
Mac Leod menjelaskan bahwa kredit adalah suatu reputasi yang dimilik
seseorang, yang memungkinkan ia bias memperoleh uang, barang-barang atau
buruh/tenaga kerja, dengan jalan menukarkannya dengan suatu janji untuk
membayarnya di suatu waktu yang akan datang. Kredit yang dijelaskan oleh
Tucker adalah pertukaran atau pemindahan suatu yang berharga dengan barang
lainnya baik itu berupa uang, barang, maupun jasa dengan keyakinan bahwa ia
akan bersedia dan mampu untuk membayar dengan harga yang sama di masa yang
akan datang.
Dalam undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan, pengertian
kredit diatur pasal 1 butir 11, “kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang
dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam
22
meminjam antara bank dengan pihak lain, yang mewajibkan pihak lain untuk
melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian
bunga.Jaminan kredit adalah jaminan yang bersifat material dan inmaterial untuk
menetukan keyakinan kreditur atas kemampuan dan kesanggupan debutir untuk
melunasi utangnya sesuai dengan yang diperjanjikan dalam perjanjian
kredit.Perjanjian kredit adalah persetujuan atau kesepakatan yang dibuat bersama
antara kreditur dan debutir atas sejumlah kredit dengan kondisi yang telah
diperjanjikan, hal mana pihak debutir wajib untuk mengembalikan kredit yang
telah diterima dari kreditur dalam jangka waktu tertentu disertai sewa modal dan
biaya-biaya yang sudah disepakati. Mengenai restruksi perbankan, langkah yang
sangat drastic adalah diterapkanya skim jaminan menyeluruh terhadap semua dana
deposito dan kreditor untuk bank-bank nasional, yang dikenal sebagai blanket
guarantee, sebagai usaha mengatasi bahaya kebangkrutan system perbankan (J.
Soedradja Djiwandoro).
Adapun unsur-unsur dalam pemberian kredit adalah sebagai berikut:
1. Kepercayaan
Adanaya suatu keyakinan pihak kreditur bahwa kredit yang diberikan
kepada debutir akan dikembalikan sesuai jangka waktu yang telah disepakati.
2. Kesepakatan
Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian yang ditandatangani
masing-masing pihak tentang hak dan kewajiban masing-masing.
3. Jangka waktu
23
Jangka waktu merupakan batas waktu pengembalian angsuran kredit
sesuai kesepakatan kedua belah pihak.
4. Resiko
Adanya jangka waktu antara pemberian kredit dan pelunasannya,
memungkinkan adanya resiko dalam perjanjian kredit tersebut, seperti telat
bayarataupun cedera janji.
5. Balas jasa
Adanya balas jasad yang diberikan debutir kepada kreditur pada saat
tercapainya kesepakatan dalam perjanjian pemberian kredit berupa bunga atau
imbalan.
Pemberian suatu kredit mempunyai beberapa tujuantergantung lembaga atau
perusahan pemberi kredit itu sendiri. Tujuan – tujuan tersebut adalah:
a. Mencari keuntungan
Tujuan utama pemberian kredit yaitu mencari keuntungan.Hasil
keuntungan tersebut berupa pemberian bunga, sewa modal, imbalan, biaya
administrasi dan biaya-biaya lainya yang dibebankan kepada nasabah debutir.
b. Membantu usaha nasabah
Dengan adanya pemberian berupa pemberian kredit investasi atau kredit
modal kerja bagi debutir, dioharapkan dapat mengembangkan dan
meningkatkan usahanya.
c. Membantu pemerintah
24
Bagi pemerintah dengan semakin banyaknya kredit yang disalurkan
maka semakin baik. Dengan kucuran dana tersebut, hal ini berarti dapat
meningkatakan pembangunan disegala sektor, khususnya disektor ekonomi.
b. Fungsi Kredit
Kredit dalam kehidupan perekonomian sekarang dan juga dalam
perdagangan, mempunyai fungsi utama, yaitu memudahkan investor memperoleh
dana sekarang dibandingkan kemudian hari. Sedangkan menurur ( Budi Untung
hal:3) kredit perbankan fungsinya sebagai berikut: (1). Meningkatkan daya guna
uang, (2). Meningkatkan peredara dan lalu lintas uang, (3). Meningkatkan daya
guna danperedaran barang, (4). Sebagai alat stabilitas ekonomi, (5). Meningkatkan
kegairahan berusaha, (6). Meningkatkan pemerataan pendapatan, (7).
Meningkatkan hubungan internasional.Penyaluran kredit mempunyai fungsi yang
luas, antara lain :
1. Untuk meningkatkan daya guna uang
Uang yang disimpan saja tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna.
Dengan penyaluran uang kredit tersebut akan menghasilkan barang atau jasa
bagi penerima kredit yang kemudian akan dapat memberikan penghasilan
kepada penyalur kredit.
2. Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.
Penyaluran kredit yang dilakukan oleh suatu wilayah ke wilayah yang
kekurangan uang dapat memberikan dampak peningkatan perekonomian pada
wilayah yang kekurangan uang tersebut.
3. Meningkatkan daya guna barang.
25
Kredit yang diberikan kepada debitur dapat digunakan untuk mengelolah
barang yang bermanfaat menjadi barang yang memiliki manfaat lebih.
4. Meningkatkan peredaran barang.
Kredit dapat pula menambaha atau memperlancar arus barang dari suatu
daerah ke daerah lainya.
5. Sebagai alat stabilitas ekonomi.
Dengan adanya kredit dapat meningkatkan produksi dan arus barang,
pendapatan kesehatan, dan pendidikanpun dapat meningkat yang kemudian
berimbas pada peningkatan pendapatan daerah dan Negara sehingga stabilita
ekonomi akan semakin membaik.
6. Meningkatkan kegairahan berusaha
Dengan memperoleh kredit, debutir akan semakin bergairah untuk
memperbesar dan memperluas usahanya. Apabila lingkungan sekitar yang
kondusif maka akan meningkatkan pula kegairahan berusaha pada lingkungan
tersebut.
7. Meningkatkan pemerataan pendapatan
Jika suatu kredit dikucurkan untuk pembangunan suatu proyek, pabrik
atau sarana jalan, maka akan dapat mengurangi pengangguran dan
meningkatkan kesempatan berusaha seperti berdagang, perumahan,
pendidikan atau fasilitas lainya. Dengan keadaan tersebut pendapatan
masyarakat disekitarnya akan merata ataupun meningkat.
8. Meningkatkan hubungan internasional
26
Pinjaman yang dilakukan antar Negara akan meningkatkan hubungan
internasional dengan adanya saling membutuhkan antar Negara tersebut.
c. Jenis Kredit
Beragamnya jenis usaha, menyebabkan beragam pula kebutuhan akan dana,
kebutuhan akan dana yang beragam menyebabkan jenis kredit juga menjadi
beragam, secara umum jenis dapat dilihat dari berbagai segi antara lain:
Jenis kredit dilihat dari segi kredit dari:
1. Kredit produktif
Kredit produktif adalah kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau
produksi atau investasi.
2. Kredit komsumtif
Kredit komsumtif adalah kredit yang digunakan untuk komsumsi secara
pribadi.
3. Kredit perdagangan
Kredit perdagangan adalah kredit yang digunakan untuk perdagangan,
biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayaranya diharapkan dari
hasil penjualan barang dagangan tersebut, contoh :kredit ekspor dan impor
(Kasmir, 2008:110)
D. Investasi
Secara konsep, investasi adalah kegiatan mengalokasi atau menanamkan
sumberdaya (resources) ini biasanya diterjemahkan (dikonversikan) kedalam
suatu moneter atau uang. Dengan demikian secara konsep, investasi dapat
27
didefinisikan sebagai menanamkan uang sekarang, guna mendapatkan manfaat
(balas jasa atau keuntungan) dikemudian hari (Henry Faisal Noor, 2009:4)
Menanamkan uang sekarang, berarti uang tersebut yang seharusnya dapat
dikomsumsi, namun karena kegiatan investasi, uang tersebut dialihkan untuk
ditanamkan bagi keuntungan masa depan. Dengan demikian, investasi dapat
dirumuskan sebagai pengorbanan peluang komsumsi saat ini, untuk mendapat
manfaat di masa akandatang, sehingga investasi juga dapat dilihat dari tiga aspek
sebagai berikut:Pertama, aspek uang (yang ditanamkan) dan (yang diharapkan),
sehingga untuk menilai (kelayakan) yang akan datang, dengan demikian, maka
untuk menilai (kelayakan) investasi digunakan juga konsep uang (Money and
Vaue Cacept). Kedua, Aspek waktu (sekarang dan masa yang akan datang), oleh
karena itu untuk menilai (kelayakan) investasi digunakan konsep waktu (Time
concept). Ketiga, Aspek penting lainnya dari investasi adalah aspek manfaat
investasi. Dari aspek manfaat ini, maka penilaian kelayakan investasijuga harus
melihat manfaat dan biaya yang ditimbulkannya dengan menggunakan azas
manfaat atau cost benefit ratio. Dengan demikian, secara investasi sangat luas
cakupannya. Setiap kegiatan pengalokasian sumberdaya saat ini, dengan demikian
manfaat dimasa depan.
Setelah dikemukakan mengenai investasi dilakukan untuk memenuhi
beberapa kegiatan kebutuhan (needs) dan keinginan (wans) masyarakat, baik
individu, kelompok, bahkan Negara, diperlukan investasi. Investasi awal dari
suatu kegiatan bisnis, dari sisi motivasi investasi dapat dikelompokan menjadi dua
kelompok penting yaitu: (1) investasi karena suatu keharusan atau kebutuhan
28
(Autonoroduksi yang akanmous Investasi), (2) investasi karena harapan (Induced
Investment).
Gambar 2.1 Jenis dan Motivasi Investasi (Autonomous dan Induced Investment)
Sumber: Henry Faisal Noor. Investasi : Pengolahan Keuangan Bisnis dan
Pengembangan Ekonomi Masyarakat di tahun 2009.
a. Pengertian Investasi
Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan produksi) dari
modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan
datang (barang produksi). Investasi adalah suatu komponen dari PDB dengan
rumus PDB = C + I + G + (X-M). Fungsi investasi pada aspek tersebut dibagi
pada investasi non-residential (seperti pabrik dan mesin) dan investasi residential
(rumah baru). Investasi adalah suatu fungsi pendapatan dan tingkat bunga,
Harapan
Terjadi SecaraOtomatis
(AutonomousInvestment)karena
Kebutuhan
Disengaja (Inducedinvestment) karena
adaharapan
Kebutuhan
Investasi menurutmotivasinya
29
dilihat dengan kaitannya I= (Y,i). Investasi ke dalam aktiva keuangan dapat
berupa investasi langsung maupun tidak langsung. Investasi langsung dilakukan
dengan membeli langsung aktiva keuangan dari suatu perusahaan baik melalui
perantara maupun dengan cara yang lain. Sebaliknya investasi tidak langsung
dilakukan dengan cara membeli saham dari perusahaan investasi yang
mempunyai potofolio aktiva-aktiva keuangan dari perusahaan-perusahaan
lain.(Jogianto Hartono, 2009, hal: 6). Suatu pertambahan pada pendapatan akan
mendorong investasi yang lebih besar, dimana tingkat bunga yang lebih tinggi
akan menurunkan minat untuk investasi sebagaimana hal tersebut akan lebih
mahal dibandingkan dengan meminjam uang.
Walaupun jika suatu perusahaan lain memilih untuk menggunakan
dananya sendiri untuk investasi, tingkat bunga menunjukkan suatu biaya
kesempatan dari investasi dana tersebut daripada meminjamkan untuk
mendapatkan bunga. Investasi adalah suatu kegiatan yang rational. Oleh karena
itu, untuk mewujudkan perlu diperhatikan berbagai aspek yang terkait yaitu; (1)
Aspek pengorbanan (Sacrifice aspect), (2) Aspek resiko (Risk Aspect), (3)
Aspek Waktu (Time Aspect), dan (4) Aspek jenis (Type of investment).
30
Gambar. 2.2 Aspek Investasi
Sumber: Henry Faisal Noor. Investasi : Pengelolaan Keuangan Bisnis dan
Pengembangan Ekonomi Masyarakat di tahun 2009.
Aspek penting dalam investasi adalah pengorbanan .Artinya seorang
investor harus rela mengorbankan sumberdaya (recources) yang dikuasainya
untuk melakukan investasi.Bila aspek ini tidak terpenuhi, misalnya tidak mau
berkorban, maka gagasan investasi hanya menjadi wacana. Harapan (hope) yang
rasional (masuk akal) terhadap hasil investasi yang akan dilakukan. Apabila
dikaitkan dengan aspek pengorbanan, tentu harapan yang diharapkan dari
investasi ini harus lebih besar dari pengorbanan yang dilakukan.Harapan (dalam
konteks investasi) erat sekali kaitannya dengan iklim investasi.Dengan demikian
maka pemerintah sebagai penyelenggara negara sangat penting perannya dalam
menciptakan iklim usaha (investasi) yang kondusif guna meningkatkan
kesejahteraan masyarakatnya melalui kegiatan investasi.
pengorbanan
Investasi: mengorbankankesempatan konsumsi saat
ini, untuk mendapatkanmanfaat di masa yang akan
datang
Harapan(hasil)
Resiko
Jenis
Waktu
31
Namun dalam kenyataan, proses tidak semua berbisnis bisa mendapatkan
laba, ada yang hanya balik modal bahkan ada yang mengalami kerugian
(loss).Bila salah satu dari dari dua hal yang terakhir menjadi dikenal dengan
istilah resiko bisnis.Terkait dengan aspek waktu melakukan investasi
membutuhkan kesabaran untuk menunggu hasil yang diharapkan.Waktu identik
dengan kesempatan, merupakan sumberdaya yang sangat berharga dan tidak
bisa diperbaharui (irrenewable). Hal yang sama juga berlaku pada resiko yang
ditimbulkannya, misalnya resiko investasi swasta tentu berbeda dengan investasi
yang dilakukan oleh Negara.
b. Jenis dan Karakter Investasi
Menurut jenisnya, investasi dapat dikelompokan menjadi investasi
langsung(direct investment) dan investasi tidak langsung (indirect investment),
dengan uraian sebagai berikut:
1. Investasi langsung (direct investing), diartikan sebagai suatu kepemilikan
surat-surat berharga secara langsung dalam suatu institusi/perusahaan tertentu
yang secara resmi telahdi go public dengan tujuan mendapatkan tingkat
keuntungan berupa deviden dan capital gain.
2. Investasi tidak langsung (indirect inveting), terjadi apabila suatu surat
berharga yang dimiliki diperdagangkan kembali oleh perusahaan investasi
yang berfungsi sebagai perantara. Kepemilikan aset secara tidak langsung
dilakukan melalui lembaga-lembaga keuangan yang terdaftar, yang bertindak
sebagai perantara. Dalam perannya sebagai investor tidak langsung, pedagang
32
perantara mendapatkan deviden seperti halnya dalam investasi langsung serta
capital gain atau hasil perdagangan portofolio yang dilakukannya.
Gambar 2.3 Hubungan investasi langsung dengan investasi tidak langsung
Sumber: Henry Faisal Noor. Investasi : Pengelolaan keuangan Bisnis dan
Pengembangan Ekonomi Masyarakat di tahun 2009.
c. Resiko Investasi
Resiko adalah (1) ketidak pastian mengenai sesuatu, (2) kejadian yang
tidak diinginkan, (3) sesuatu yang terjadi diluar tujuan semula, (4) kemungkinan
terjadinya sesuatu yang merugikan.Dari berbagai definisi tersebut dapat
disimpulkan, bahwa resiko adalah kejadian yang tidak diinginkan merupakan
bagian dari kehidupan, yang dapat terjadi tetapi terlalu dapat dihindari.
Sifat manajemen dalam menghadapi resiko, akan berpengaruh dalam
menjalankan usaha atau bisnis perusahan. Menghindar dari resiko adalah sikap
Investasi Menurut Jenis
InvestasiLangsung
(memproduksibarang dan jasa)
langsung(Pendanaan)
Dana
Barang dan Jasa
33
manusia pada umumnya, berkaitan dengan sikap menghadapi resiko ini, para
risk seekercenderung menghindar resiko. Bila ada suatu peluang usaha
mempunyai harapan keuntungan yang bakal diperoleh dan juga ada peluang
resiko yang mungkin terjadi, maka manajemen akan menghitung hitung mana
yang mana lebih besar antar resiko, dengan harapan keuntungan.
Proyek program investasi itu akan mempergunakan sumber-sumber yang
ada pada saat sekarang ini dengan harapan bahwa pemakaian sumber-sumber
tersebut mampu menyumbangkan manfaat ekonomis yang lebih besar di masa
mendatang maka sejak lama dibidang studi pembelajaran perusahaan telah
dikembangkan sebuah metode analisis yang selaras dan dikenal dengan sebutan
Capital Budgeting.(Gadja Mada University Press 1994) h.8. Lembaga dan pihak-
pihak yang memerlukan atau berkepentingan dengan studi kelayakan investasi
adalah sebagai berikut:
1. Investor, pemilik atau sponsor
Pihak investor dari sektor swasta pada umumnya berkepentingan dengan
kemampuan laba dari proyek investasi yang akan dikembangkan. Hal ini
terjadi ka rena ada keyakinan bahwa laba dan pemupukan modal merupakan
insentif penting bagi pengambilan resiko bisnis. Untuk investasi
kepentingangan dilakukan oleh pemerintah guna kepentingan publik, studi
kelayakan dan resiko investasi ini juga sangat penting. Dimana menekankan
pada aspek manfaat dan biaya untuk investasi tersebut.
2. Bank (Kredit)
34
Pada umumnya proyek investasi oleh swasta membutuhkan pandanaan
dari pihak perbankan atau lembaga-lembaga kreditur lainnya.Studi kelayakan
investasi merupakan dasar bagi kreditur untuk membuat keputusan pendanaan,
khusunya dalam penilaian kelayakan kredit, sehingga proyek investasi ini dapat
dikelompokkan menjadi proyek yang layak dibayar dengan utang atau
bankable.
E. Peranan Kredit Perbankan dan Investasi Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi
Pembangunan ekonomi merupakan suatu keharusan bagi setiap bangsa
untuk menunjukkan identitasnya di era global sekarang ini.Dimana disetiap
Negara/daerah mampu mengambil tempat dalam kancah perekonomian global
yang sementara berlangsung tanpa mengenal ruang dan waktu.Aset dalam
pengertian luas adalah setiap kepemilikan yang mempunyai nilai tukar atau
harga.Aset dapat digolongkan menjadi asset finansial dan asset rill.Hampir semua
transaksi finansial antara pembeli dan penjual menyangkut penciptaan dan
penghapusan asset finansial. Aset finansial memiliki klaim khusus atas sejumlah
manfaat di masa depan. Nilainya tidak berhubungan dengan bentuk fisiknya. Aset
finansial merupakan asset tidak terwujud, namun bukti transaksi dan kepemilikan,
asset finansial diberi wujud(Herman Darmawi).
Dalam mencapai tujuan pembangunan yaitu peningkatan ksejahteraan
masyarakat pada suatu Negara / daerah dan pemerataan hasil-hasil pembangunan,
maka dibutuhkan faktor-faktor penunjang pencapaian tujuan pembangunan
tersebut yaitu adanya kredit perbankan. Dengan dikeluarkannya paket kebijakan
35
Deregulasi perbankanpada tanggal 1 juni 1983, dimana kebijakan ini
dimaksudkan untuk meningkatkan mobilitas tabungan nasional, meningkatkan
efesiensi lembaga keuangan dan merasionalisme alokasi sumber ekonomi, maka
penyaluran dana ke masyarakat semakin rendah.
Peningkatan kegiatan investasi itu senantiasa sejalan dengan pertumbuhan
ekonomi karena investasi merupakan variable makro ekonomi yang secara
langsung mengpengaruhu perkembangan ekonomi, melalui efek penggandaan
(multiplier effect). Oleh karena itu setiap wilayah senantiasa berusaha untuk
menarik investor ke negaranya untuk melakukan investasi dengan cara
memberikan kemudahan-kemudahan dan jaminan-jaminan bagi para investor.
Misalnya saja penetapan pajak investasi yang rendah dan memberikan jaminan
keamanan bagi para investor.
Hal tersebut membuktikan bahwa betapa pentingnya kegiatan investasi
dalam suatu Negara/daerah.Dengan kegiatan investasi maka terbukalah lapangan-
lapangan kerja baru, sehingga aka menyerap banyak tenaga kerja dan mengurangi
tingkat pengangguran (unemployment). Dalam pengertian sumber dana bank
adalah usaha bank dalam menghimpun dana dari masyarakat, perolehan dana ini
tergantung dari bank itu sendiri, apakah dari simpanan masyarakat atau dari
lembaga lainnya (Kasmir, 2006, hal:45).
Dengan semakin mudahnya dana mengalir dari pihak perbankan yang
disebabkan peningkatan perbankan, maka jumlah uang beredar ditengah-tengah
masyarakat juga akan mengalami peningkatan. Dengan semakin meningkatnya
jumlah uang beredar yang berada ditengah-tengah masyarakat maka permintaan
36
masyarakat terhadap barang-barang produksi akan meningkat, sedangkan
kapasitas produksi dan penawaran sangat terbatas, akibat harga barang-barang
tersebut mengalami kenaikan diakibatkan karena adanya kelengkaan. Kebijakan
perkreditan dalam investasi antara lain: kebijakan investasi merupakan
penanaman dana yang selalu dikaitkan dengan sumber dan bersangkutan (Malayu
Hasibuan, S.P, hal:92).
37
F. Kerangka Pikir
Perkembangan ekonomi bias diartikan sebagai kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh suatu Negara/daerah untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan
taraf hidup masyarakatnya atau perkembangan ekonomi itu bias didefinisikan
sebagai suatu proses yang menybabkan kenaikan pendapatan riil perkapita suatu
penduduk suatu Negara/daerah.
Jadi pertumbuhan ekonomi itu harus dipandang sebagai suatu proses agar
saling mempengaruhi antara faktor-faktor yang menghasilkan pembangunan
ekonomi tersebut dapat dilihat dan dianalisis. Dengan cara tersebut bisa diketahui
deretan peristiwa yang timbul dan akan mewujudkan peningkatan kegiatan
ekonomi, sehingga tercapai pertumbuhan ekonomi yang diharapkan yaitu
terjadinya kenaikan GDP/GNP pada suatu Negara/daerah.
Dalam merealisasikan tujuan dari pembangunan ekonomi tersebut, yaitu
tercapainya pertumbuhan ekonomi yang diinginkan, maka ada beberapa faktor
yang mempengaruhi terjadinya pertumbuhan ekonomi tersebut. Penyaluran dana
masyarakat lewat kredit perbankan, baik itu kredit untuk kegiatan konsumtif
maupun investasi merupakan faktor pendukung utama yang mempengaruhi
terjadinya pertumbuhan ekonomi tersebut.
Dengan adanya kredit perbankan, maka jumlah uang yang beredar ditengah
masyarakat bertambah.Pertambahan jumlah uang beredar yang proposional
mempunyai implikasi positif bagi pertumbuhan ekonomi, karena masyarakat
dapat menggunakan uang tersebut untuk kegiatan konsumtif maupun investasi.
Jumlah uang beredar yang meningkat akibat adanya kredit perbankan terutama
38
diajukan untuk peningkatan kegiatan investasi, yang selanjutnya mengacu pada
proses pertumbuhan Negara/daerah.
Gambaran menyeluruh proses penelitian ini mengenai pola hubungan dan
analisis pengaruh kredit perbankan dan investasi terhadap pertumbuhan ekonomi
di Sulawesi selatan dapat dilihat dari pada gambar 2.4.
Gambar 2.4 Kerangka Pikir
Kredit Perbankan
(X1)
Investasi
(X2)
Pertumbuhan Ekonomi (Y)
Analisis
Hasil
Sulawesi selatan
(SUL-SEL)
39
E. Hipotesi
Berdasarkan teori keterkaitan yang telah dijelaskan pada bagian kerangka
berfikir diatas dan dukungan dari penelitian terdahulu, maka penelitian
mengambil hipotesis:Diduga kredit perbankan pengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi masyarakat di Sulawesi Selatan periode 2009 – 2013.
40
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini direncanakan pada bulan Maret sampai April 2015 dan
dilaksanakan di Badan Pusat Statistik (BPS) DAN Bank Indonesia.
B. Jenis dan Sumber data
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dan data sekunder
bersifat kuantitatif. Bersifat deskriptif karena dalam penelitian iniakan
menjelaskan tingkat pertumbuhan ekonomi dan kuantitatif karena data ini berupa
data time series dari tahun 2009 sampai 2013, terdiri dari data kredit perbankan,
investasi dan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknikpengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dalam bentuk data yang sudah
jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya sudah dalam
bentuk publikasi. Data-data sekunder yang digunakan merupakan data
yang berhubungan langsung dengan penelitian yang dilaksanakan dan
bersumber dari badan pusat statistic.
2. Studi keputusan merupakan teknik pengambilan data yang dilengkapi
dengan membaca, mempelajari serta menganalisis literature yang
39
41
bersumber dari buku-buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan
penelitian untuk mendapatkan landasan teori dan konsep yang tersusun.
D. Metode Analisis
Regresi linear berganda didasarkan pada hubungan secara linear antara dua
atau lebih variabel independen dengan variable dependen. Persamaan umum
regresi linear berganda sebagai berikut (Gujarati, 2003):
Ý= a + b1 x1 + b2 x2 + e
Dimana:
Ý = Pertumbuhan ekonomi
X = pengeluaran pemerintah
a = konstanta
b = Tenaga kerja
e = standar error
Agar hasil yang diperoleh dapat menjelaskan hubungan antara variabel bebas
dan variabel terikat, maka hasil regresi persamaan diatas akan diuji dengan
menggunakan uji statistik berikut ini:
1. Uji Koefisien Determinasi ( R2 )
Kebaikan model yang telah digunakan dapat diketahui dari model koefisien
determinasi ( R2 Adjusted ) yaitu dengan menunjukkan besarnya daya
menerangkan dari variabel independent terhadap variabel dependent pada
model tersebut. Semakin besar nilai R2 Adjusted maka hubungan kedua
variabel semakin kuat atau model tersebut dikatakan baik. Sedangkan nilai R2
42
Adjusted yang bernilai mendekati nol berarti tidak ada hubungan antara
variabel independent dengan variabel dependent.
2. Uji simultan ( Uji F)
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen
secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Derajat signifikan yang digunakan adalah 0,05. Apabila F hitung > F tabel berarti
variabel bebas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel
terikat. Jika F hitung < F tabel berarti variabel bebas secara simultan tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
3. Uji parsial ( Uji t)
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen
secara parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen.
Derajat signifikan yang digunakan adalah 0,05. Apabila thitung >ttabel maka ini
menunjukkan bahwa variabel bebas mempunyai pengaruh signifikan terhadap
variabel terikat. Demikian pula sebaliknya, apabila thitung <ttabel maka ini
berarti variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
E. Defenisi Oprasional
Definisi operasional variabel ini di perlukan sebagai batasan operasional
masing-masing variabel yang diteliti untuk memperjelas arah dan ruang lingkup
variabel penelitian. Adapun batasan operasional masing-masing variabel yang di
maksud adalah:
1. Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan produksi nasional dan
ragional secara fisik, atau dalam istilah umum adalah peningkatan
43
produk domestic bruto atau produk domestik regional bruto dalam hal
ini adalah PDRB Sulawesi selatan selama lima tahun terakhir.
2. kredit adalah pinjaman sampai batas bunga tertentu yang diizinkan oleh
bank atau badan lain. Sedangkan dalam terjemahan Wikipedia kredit
merupakan suatu fasilitas keuangan yang memungkinkan seseorang atau
badan usaha untuk meminjam uang untuk membeli produk dan
membayarnya kembali dalam jangka waktu yang ditentukan.
3. Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang
berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan
dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan
mendapatkan keuntungan dimasa depan. Terkadang, investasi disebut
juga sebagai penanaman modal.
44
BAB 1V
GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
A. Sejarah Berdirinya Propinsi Sulawesi Selatan
Sejarah Terbentuknya Sulawesi Selatan Padaabad ke XVI dan XVII ada
tiga kerajaan besar yang berpengaruhluas di Sulawesi Selatan yaitu kerajaan
Luwu, Gowa dan Bone, yang telah mencapai kejayaan pada masa tersebut.
Setelah kemerdekaan, dikeluarkan UU Nomor 21 Tahun 1950 dimanaSulawesi
Selatan menjadi provinsi Administratif Sulawesi dan selanjutnya pada tahun 1960
menjadi daerah otonom Sulawesi Selatan dan Tenggara berdasarkan UU Nomor
47 Tahun 1960. Selanjutnya berdasarkanUU Nomor 13 Tahun 1964 Pemisahan
dilakukan dari daerah otonom Sulawesi Selatan dan Tenggara menjadidaerah
otonom Sulawesi Selatan, kemudian ditetapkannyaUU No. 5 Tahun1974 tentang
Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah. Propinsi Sulawesi Selatan dipimpin oleh
Dr.H.Syahrul Yasin Limpo,SH,M.Si,MH mulai tahun 2008 sampai sekarang.
B. Keadaan Geografis propinsi Sulawesi Selatan
Propinsi Sulawesi Selatan yang beribukota di Makassar terletak antara
0012’-80 Lintang Selatan dan 1160 48’ – 1220 36’ Bujur Timur, yang berbatasan
dengan Propinsi Sulawesi Barat di Sebelah Utara dan Teluk Bone serta Propinsi
Sulawesi Tenggara di sebelah Timur. Batas sebelah Barat dan Timur masing-
masing adalah Selat Makassar dan Laut Flores.
43
45
Jumlah sungai yang mengaliri wilayah Sulawesi Selatan tercatat sekitar 67
aliran sungai, dengan jumlah aliran terbesar di Kabupaten Luwu, yakni 25 aliran
sungai. Sungai terpanjang tercatat ada satu sungai yakni sungai Saddang yang
mengalir meliputi Kabupaten Tator, Enrekang dan, Pinrang. Panjang sungai
tersebut masing-masing 150 km.
Di Sulawesi Selatan terdapat empat danau yaitu Tempe dan Sidenreng
yang berada di Kabupaten Wajo, serta danau Matana dan Towuti yang berlokasi
di Kabupaten Luwu Timur. Adapun jumlah gunung tercatat sebanyak 7 gunung,
dengan gunung tertinggi adalah Gunung Rantemario dengan ketinggian 3.470 m
diatas permukaan air Laut. Gunung ini berdiri tegak di perbatasan Kabupaten
Enrekang dan Luwu.
Luas wilayah Propinsi Sulawesi Selatan tercatat 46.083,94 km persegi
yang meliputi 21 Kabupaten dan 3 Kota. Kabupaten luwu utara Kabupaten terluas
dengan luas 7.365,51 km persegi atau luas Kabupaten tersebutmerupakan 15,98
persen dari seluruh wilayah Sulawesi Selatan.
46
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Selatan
Pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah digambarkan oleh persentase
perubahan PDRB atas dasar harga konstan dari tahun ke tahun. Jika perubahannya
positif, maka terjadi pertumbuhan dan jika perubahannya negatif, maka terjadi
penurunan (kontraksi) dari dari tahun sebelumnya.
Dengan menggunakan PDRB atas dasar harga konstan maka pengaruh
perubahan harga dapat dieliminasi, sehingga perubahan besaran PDRB benar-
benar merupakan pertumbuhan ekonomi yang riil, tidak terpengaruh oleh faktor
inflasi. Pertumbuhan ekonomi baik nasional maupun regional, sama-sama
dihitung dengan menggunakan PDB/PDRB harga konstan dengan tahun 2000
sebagai tahun dasar sehingga nilai pertumbuhan ekonomi lebih mencerminkan
peningkatan kesejahteraan masyarakat dibandingkan dengan sekedar cermin
peningkatan PDRB atas dasar harga berlaku. Gambaran mengenai pertumbuhan
eknomi di Sulawesi Selatan dapat dilihat pada tabel 4.1.
46
47
Tabel 4.1Data pertumbuhan ekonomi di Sulawesi selatan
TahunPDRB Atas
Hargaberlaku(Rp)
Perkembangan(%)
PDRB AtasHarga Konstan
(Rp)
Pertumbuhan(%)
2009 99,954.59 17.40 47,326.08 6.23
2010 117,862.21 17.92 51,199.90 8.19
2011 137,519.77 16.68 55,093.74 7.61
2012 159,859.93 16.25 59,718.50 8.39
2013 184,783.06 15.59 64,284.43 7.65
Sumber : Data BPS(Badan Pusat Statistik) Sulawesi Selatan
Berdasarkan pada table 4.1 pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan pada
2013, memiliki pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi, yaitu sebesar 7,65
walaupun sedikit melambat dari tahun sebelumnya. Cara untuk menghitung
pertumbuhan ekonomi dengan rumus sebagai berikut:
PDB = PDBt – PDBt-1
PDBt-1
Dimana :
PDBt = Nilai PDB tahun t
PDBt-1 = nilai PDB tahun sebelumnya
Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 :
PDB tahun 2010 =PDB tahun 2010 – PDB tahun 2009 PDBtahun 2009
= 51.199.90 – 47.326.0847.326.08
x 100%
x 100%
x 100%
48
= 8,19%
Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2011:
PDB tahun 2011 = PDB tahun 2011 – PDB tahun 2010PDB tahun 2010
= 55.093.74 – 51.199.9051.199.90
= 7,61%
Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2012 :
PDB tahun 2012 = PDB tahun 2012 – PDB tahun 2011PDB tahun 2011
=59.718.50 – 55.093.7455.093.74
= 8.39%
Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2013 :
PDB tahun 2013 = PDB tahun 2013 – PDB tahun 2012PDB tahun 2012
= 64.284.43 – 59.718.5059.718.50
= 7,65%
Dalam jangka waktu lima tahun terakhir ini, perekonomian Sulawesi
Selatan relative stabil dengan perkembangan yang berfluktuasi setiap tahunnya,
dan memiliki rata-rata pertumbuhan sebesar 7,61 persen pertahun. Setelah krisis
ekonomi pada tahun 1998, kinerja ekonomi Sulawesi Selatan terus mengalami
perbaikan sejak tahun 2001. Hal ini ditunjukkan dengan pertumbuhan ekonomi
Sulawesi Selatan yang semakin meningkat, hingga pada tahun 2009 tumbuh
mencapai 6,23 persen, kemudian tumbuh menjadi 8,19 persen pada tahun 2010.
x 100%
x100%
x 100%
x100%
x 100%
x 100%
49
Pada tahun 2011 tumbuh melambat 7,61 persen dan di tahun 2012 perekonomian
Sulawesi Selatan tumbuh meningkat cukup besar 8,39 persen atau tertinggi dalam
lima tahun terakhir dan tumbuh melambat kembali pada tahun 2013 menjadi 7,65
persen.
Selama periode 2009-2013, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan
relative selalu lebih tinggi bila dibandingkan dengan perekonomian nasional. Pada
tahun 2009 misalnya, ekonomi Sulawesi Selatan tumbuh cukup baik yakni sekitar
6,23 persen sedangkan pada level nasional hanya tumbuh sekitar 4,63 persen, dan
pada tahun 2013 pertumbuhan Sulawesi Selatan meningkat lagi menjadi 7,65
persen sedangkan level nasional hanya tumbuh 5,78 persen. Selain pertumbuhan
ekonomi yang lebih baik daripada pertumbuhan ekonomi nasional, perkembangan
nilai PDRB juga lebih baik jika dibandingkan dengan nasional. Pada tahun 2009,
perkembangan nilai PDRB Sulawesi Selatan mencapai 17,40 persen sedangkan
nasional hanya sebesar 13,29 persen. Begitupun yang tertinggi pada tahun 2013,
perkembangan PDRB Sulawesi Selatan sebesar 15,59 persen sedangkan nasional
hanya mencapai 10,38 persen.
2. Perkembangan Kredit Perbankan di Sulawesi Selatan.
Pertumbuhan perbankan Sulawesi selatan dari tahun 2009 sampai 2013,
tidak terlalu signifikan, dan sifatnya hamper statis ( tetap ) saja. Perkembangan
perkreditan perbankan semakin meningkat dari tahun ke tahun, seperti table
berikut ini.
50
Tabel 4.2Data Kredit Perbankan Se Sulawesi Selatan
Tahun Kredit Perbankan(Juta RP)
Lan
2009 35.773.636 7.55
2010 40.508.032 7.60
2011 56.139.272 7.74
2012 70.714.333 7.84
2013 81.443.125 7.91
Rata-rata Peningkatan 7.73
Sumber: Data Laporan Keuangan Daerah Sulawesi Selatan Bank Indonesia
Berdasarkan pada tabel 4.2. memperlihatkan data kredit perbankan
Sulawesi selatan selama periode 2009-2013mengalami peningkatan. Pada tahun
2009 jumlah kredit perbankan sebesar Rp 35.773.636 dan meningkat pada tahun
2010 mencapai Rp 40.508.032. Pada tahun 2011 jumlah kredit perbankan sebesar
Rp 56.139.272, kemudian meningkat lagi pada tahun 2012 sebesar Rp 70.714.333.
Demikian juga pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar Rp 81.443.125.
Rata-rata peningkatan yang dimiliki kredit perbankan di Sulawesi selatan selama
periode 2009-2013 sebesar 7.73 %.
51
Tabel 4.3Data Kredit Perbankan dalam Bentuk Modal Kerja
Tahun Modal Kerja (Rp) Lan
2009 6.373.965 6.80
2010 8.300.667 6.91
2011 11.012.898 7.04
2012 28.351.097 7.45
2013 29.347.802 7.46
Rata-rata Peningkatan 7.14
Sumber: Data Laporan Keuangan Daerah Sulawesi Selatan Bank Indonesia
Melihat tabel diatas menunjukkan perbankan mengeluarkan modal kerja
dari tahun ketahun terjadi peningkatan sebesar 7.14 %. Ini menunjukkan bahwa
terjadi pertumbuhan ekonomi masyarakat Sulawesi selatan yang cukup baik.
Tabel: 4.4Data Kredit Perbankan dalam Bentuk Investasi
Tahun Investasi (Rp) Lan
2009 15.139.229 7.18
2010 16.804.129 7.22
2011 24.047.177 7.38
2012 11.933.608 7.07
2013 17.111.757 7.23
Rata-rata Peningkatan 7.22
Sumber: Data Laporan Keuangan Daerah Sulawesi Selatan Bank Indonesia
52
Melihat tabel diatas menunjukkan terjadi pertumbuhan investasi ekonomi
di Sulawesi selatan. Ini memberikan pengertian bahwa salah satu faktor
pendukung, baik dalam bentuk penanaman modal dalam negeri ( PMDN )
maupun penanaman modal asing ( PMA ).
Tabel: 4.5Data Kredit Perbankan dalam Bentuk Konsumsi
Tahun Konsumsi (Rp) Lan
2009 21.972.487 7.34
2010 22.139.187 7.35
2011 32.044.969 7.50
2012 30.429.628 7.48
2013 34.983.565 7.54
Rata-rata Peningkatan 7.45
Sumber: Data Laporan Keuangan Daerah Sulawesi Selatan Bank Indonesia
Melihat tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat konsumsi masyarakat
Sulawesi selatan dari tahun 2009 sampai 2013, mengalami peningkatan yang
cukup besar rata-rata 7.45 %. Konsumsi masyarakat untuk setiapkebutuhan
hidupnya, merupakan hal yang sangat penting.
53
3. Perkembangan Investasi Di Sulawesi Selatan
Tabel 4.6Data Investasi Sulawesi Selatan
Tahun PMDN(RP) PMA($)
2009 4.506.424.727 109.172.533
2010 3.878.822.321 25.251.000
2011 3.986.302.703 89.559.254
2012 2.318.863.400 582.579.410
2013 921.017 462.776
Sumber : Data BPS(Badan Pusat Statistik) Sulawesi Selatan
Data table 4.6 tersebut menyatakan bahwa data pemasukan investasi yang
dilakukan dalam sektor PMA dan PMDN yang membantu salah satu yang
mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan pada periode
2009-2013. Pada tahun 2013 pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan yang
di iringi dengan adanya penyusutan investasi pada tahun 2013 yang menunjukkan
tingkat investasi di Sulawesi Selatan menurun.
Tabel 4.7
Nilai Tukar Uang Tahun 2009-2013
Tahun Nilai Tukar
2009 9.400
2010 8.991
2011 8.991
2012 9.400
2013 10.800
Sumber: Data BPS (Badan Pusat Statistik ) di Sulawesi Selatan
54
Data tabel 5.2 menunjukkan nilai tukar uang dalam negeri mengalami
penurunan dan peningkatan yang bisa berpengaruh dalam nilai tukar dalam sektor
PMA yang akan memberikan nilai tingkat investasi dalam nilai tukar uang yang
besar kecilnya sesuai dengan nilai tukar uang pada tahun tersebut. Nilai tukar
uang pada tahun 2013 merupakan tingkat tertinggi dari tahun 2009-2013.
Tabel 4.8Data investasi dari hasil perubahan nilai mata uang dollar ke rupiah
Tahun PMA ($)Nilai Tukar
(Rp) PMA (Rp) Lan
2009 109.172.533 9.400 1.026.221.810.200 12,01
2010 25.251.000 8.991 227.031.741.000 11,35
2011 89.559.254 8.991 805.227.252.714 11,90
2012 582.579.410 9.400 5.476.246.454.000 12,73
2013 462.776 10.800 4.997.980.800 9,69
Sumber: Data BPS (Badan Pusat Statistik ) di Sulawesi Selatan
Data tabel ini menunjukkan nilai PMA yang telah mengalami nilai tukar
uang dalam bentuk rupiah dalam sektor investasi yang di logaritmakan untuk
mengetahui seberapa besar tingkat investasi yang terdapat pada sektor PMA yang
berperan pada pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan. Tingkat nilai tetinggi
pada PMA berada pada 29.33 yang menunjukkan PMA berada pada puncak
investasi dari periode 2012 yang membantu proses tenaga investasi di Sulawesi
Selatan.
55
Table 4.9Data Investasi PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri)Tahun PMDN (RP) Lan
2009 4.506.424.727 9,65
2010 3.878.822.321 9,59
2011 3.986.302.703 9,60
2012 2.318.863.400 9,36
2013 921.017 5,96
Sumber : Data BPS Propinsi Sulawesi selatan, Diolah Dari Berbagai Tahun
Berdasarkan data pada table 5.4 sektor PMDN mengalami naik turun yang
di iringi dari nilai tukar yang berganti dalam periode per tahun.
Table 4.10
Jumlah data investasi PMDN dan PMA di Sulawesi Selatan
Tahun PMDN PMA Jumlah
2009 9,65 12,01 21,66
2010 9,59 11,35 20,94
2011 9,60 11,90 21,50
2012 9,36 12,73 22,09
2013 5,96 9,69 15,65
Rata-rata 8,83 11,53 20,36
Sumber: Data BPS ( Badan Pusat Statistik ) di Sulawesi Selatan
56
B. Pembahasan
1. Analisis Regresi
Table. 4.11Rangkuman Hasil Analisis Variabel
Variabel Koefisien Sig BetaColinearity statistics
Tolerance VIF
X1 0,315 0,020 0,895 0,659 1,158
X2 0,003 0,363 0,149 0,659 1,158
Konstanta = 4,371F(sig) = 0,021R = 0,989 , R Square = 0,979Durbin Waston = 2,591F tabel = 19,00 , T tabel = 4,302
Sumber : Hasil Olahan SPSS 16.0
Berdasarkan pada tabel 4.11 hasil rangkuman analisis, maka diperoleh
persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 4,371 + 0,315X1 + 0,003X2
Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Konstanta sebesar 4,371 artinya jika kredit perbankan dan investasi nilainya
berada pada titik 0, maka nilai pertumbuhan ekonomi akan berada pada level
4,371.
b) Koefisien regresi variabel kredit perbankan (X1) yaitu sebesar 0,315 artinya
bahwa setiap peningkatan jumlah kredit perbankan sebesar satu persen, maka
akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan meningkat
sebesar 0,315 persen , ceteris paribus.
57
c) Koefisien regresi variabel investasi (X2) yaitu sebesar 0,003 artinya bahwa
setiap peningkatan investasi sebesar satu persen, maka akan menyebabkan
pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan meningkat sebesar 0,003 persen ,
ceteris paribus.
2. Koefisien Determinasi
Besarnya nilai R square (R2) adalah 0.979 diperoleh dari tabel model summary,
angka tersebut mempunyai makna bahwa besarnya pengaruh variabel independent
yaitu kredit perbankan dan investasi terhadap variabel dependent yaitu
pertumbuhan ekonomi sebesar 97,9%. Sedangkan sisanya sebesar 2,1%
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
3. Uji Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independent yaitu kredit
perbankan dan investasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependent yaitu pertumbuhan ekonomi. Untuk mengetahui apakah model
regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel bebas atau tidak, dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Tingkat signifikan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu α = 5%.
Signifikan 5% atau 0,05 merupakan ukuran standar yang sering digunakan
dalam penelitian. Berdasarkan tabel anova F-hitung diperoleh sebesar
45,719. F-tabel dapat ditentukan dengan menggunakan tingkat kepercayaan
95%, α = 5%, df 1 (jumlah variabel 2) = 2 dan df 2 (n-k-1) atau 5-2-1 = 2
58
(n adalah jumlah kasus, dan k adalah jumlah variabel independent), hasil F-
tabel dapat dihitung pada Ms Excel dengan cara ketik =finv(0,05;2;2) pada
cell kosong lalu enter. Hasil F-tabel yang diperoleh adalah sebesar 19,00.
Nilai F-hitung lebih besar dari F-tabel masing-masing dengan nilai sebesar
45,719>19,00 artinya secara simultan ada pengaruh signifikan antara
kredit perbankan dan investasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Sulawesi
Selatan .
4. Uji Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji t)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel
independent yaitu kredit perbankan dan investasi secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependent yaitu pertumbuhan ekonomi .
a) Uji koefisien regresi variabel kredit perbankan (X1)
Tingkat signifikan yang digunakan adalah α = 5% (0,05). Berdasarkan pada
tabel koefisien diperoleh t-hitung sebesar 7,020 dan t-tabel dapat dicari pada
α = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 5-2-1
= 2 (n adalah jumlah kasus dan k adalah jumlah variabel independent).
Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk t-tabel
sebesar 4,302 dapat dicari dengan cara ketik =tinv(0,05;2) pada cell kosong
lalu enter.
Nilai t hitung > t tabel ( 7,020> 4,302 ) artinya secara parsial kredit perbankan
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan.
59
b) Uji koefisien regresi variabel investasi (X2)
Tingkat signifikan yang digunakan adalah α = 5% (0,05). Berdasarkan pada
tabel koefisien diperoleh t-hitung sebesar 1,169 dan t-tabel dapat dicari pada
α = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 5-2-1
= 2 (n adalah jumlah kasus dan k adalah jumlah variabel independent).
Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk t-tabel
sebesar 4,302 dapat dicari dengan cara ketik =tinv(0,05;2) pada cell kosong
lalu enter.
Nilai t hitung < t tabel ( 1,169 < 4,302 ) artinya secara parsial investasi tidak
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan.
60
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil dan pengamatan penelitian hasil perhitungan uji t, pada
tingkat signifikan 5 %, variable kredit perbankan memiliki pengaruh positif dan
signifikan sedangkan investasi memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan
terhadap laju pertumbuhan ekonomi selama tahun pengamatan, dimana variable
kredit perbankan dan investasi memiliki pengaruh terkait dengan variable
independent (kredit perbankan dan investasi) dengan variable dependent
(pertumbuhan ekonomi), maka variable-variable independent tersebut memiliki
keeratan hubungan yang cukup kuat dan secara simultan atau bersama-sama
mempunyai pengaruh yang cukup signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal
ini diajukkan oleh nilai R=0,979 yan dan juga hasil uji F dimana nilai F dihitung
sebesar 45,719 jauh lebih besar bila dibandingkan dengan nilai F pada tingkat
signifikannsi 5% dengan df=(2) dan (2).
Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh pula nilai koefisien determinasi
(R2) sebesar 0,979 yang berarti bahwa 97,9% variable-variable bebas yang ada
dalam model menentukan naik turunnya laju pertumbuhan ekonomi, sedangkan
sisinya sebesar 2,1% lainnya ditentukan oleh faktor-faktor lainnya di luar model.
59
61
B. Saran
1. Pemerintahdalam hal ini sebagai pengambil kebijakan utamanya
pengeluaran pemerintah yang diajukan untuk membangun sarana fisik dan
infrastruktur lainnya, tidal lain merupakan kegiatan investasi yang dilakukan
oleh pemerintah yang dapat mendorong bagi perkembangan kegiatan
investasi masyarakat. Dengan demikian melalui pengeluaran pembangunan
maka secara langsung akan mendorong kegiatan investasidalam
perekonomian yang juga melibatkan kegiatan investasi tersebut.
2. Dalam hal kredit perbankan investasi, bebagai kebijakan dapat dilakukan di
Sulawesi Selatan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di antaranya
dari sisi investasi dalam negeri dan luar negeri. Untuk mencapai
pertumbuhan ekonomi yang baik, maka peranan baik swasta (luar) sangat
dibutuhkan. Peran pihak swasta tersebut dapat diwujudkan melalui
pengerahan dana lewat perbankan baik untuk kegiatan investasi swasta
maupun kegiatan pendukung dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi.
Oleh karena itu usaha untuk meningkatkan efesiensi dan efek tivitas
lembaga keuanganini perlu pemerintah memberikan kebijakan keringanan
dalam proses kegiatan kredit perbankan agar dapat memicu pertumbuhan
ekonomi yang lebih pesat.
62
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Sulawesi Selatan Dalam Angka,Berbagai Tahun Terbitan:Badan PusatStatistik ProvinsiSulawesi Selatan.
.Produk Domestik Regional Bruto Sulawesi Selatan, Berbagai Tahun Terbitan:Badan Pusat Statistik ProvinsiSulawesi Selatan.
Eduardus, Tandelin. Potofolio Dan Investasi Teori Dan Aplikasi, Edisi Pertama.Yogyakarta: Kanisius 2010
Gujarati, Domar. 2003. Basic ekonometrika, jilid ke-3. McGraw Hill InternationalEditions.
H. RaharjoAdisasmita. Pembangunan Ekonomi Perkotaan. Edisi Pertama. Yogyakarta:Graha Ilmu. 2005.
http://philipus-k-s-fisip.web.unair.ac.id/artikel detail - 68323 - Umum - Pengukuran danIndikator Pembangunan.htmI, Indikator Ekonomi GDP dan GNP.Diakses padatanggal 12 mei 2013.
Herman Darmawi. Pasar Finansial dan Lembaga-Lembaga Finansial. Jakarta: PT BumiAksara. 2006
http://sulsel.bps.go.id/brs/10/pertumbuhan -ekonomi. Diakses pada tanggal 12 mei 2013.
Iskandar, Samsul. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.In Media. 2010
Kasmir.Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Edisi Revisi). Jakarta: Rajawali Pers.
2010
M. Suparmoko,”Pengantar Ekonomi Makro”,BPFE Yogyakarta, 1998
Moelyono, Mauled. Menggerakan Ekonomi Kreatif antar tuntutan dan kebutuhan.Jakarta: Rajawali Pers. 2010
Michael P. Todaro dan Stephen C Smith. Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga, EdisiKedelapan,Jilid I. Jakarta: PT Gelora AksaraPratama. 2003
Melayu S.PHasibuan. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara. 2001
Nopirin, Ph. D. Ekonomi Moneter Buku 1 Edisi Ke 4. Yogyakarta: BPFE. 1992
61
63
Noor, Faisal, Investasi, Pengololaan Keuangan Bisnis dan Pengembangan Ekonomi
Maasyarakat. Jakarta Barat: Indeks. 2009
Sukino, Sadono. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers. 2012
Soegiarto K, Eddy. Pengantar Teori Ekonomi. Tangerang Selatan: Mahkota Ilmu. 2011
Tambunan, Tulus TahiHamonangan. Pembangunan Ekonomi Dan Utung Luar Negeri.
Jakarta: Rajawali Pers. 2008
63
HASIL ANALISIS DENGAN SPSS 16.0
Regression
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Y 6.7400 .05385 5
X1 7.7280 .15320 5
X2 20.3680 2.66940 5
Correlations
Y X1 X2
Pearson Correlation Y 1.000 .982 -.672
X1 .982 1.000 -.584
X2 -.672 -.584 1.000
Sig. (1-tailed) Y . .001 .107
X1 .001 . .151
X2 .107 .151 .
N Y 5 5 5
X1 5 5 5
X2 5 5 5
Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 X2, X1a . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Y
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .989a .979 .957 .01114 2.591
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variable: Y
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression .011 2 .006 45.719 .021a
Residual .000 2 .000
Total .012 4
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variable: Y
Ceofficients
Model
Unstandardizedceofficients Standardized
t sig
Collinearity statistics
B Std Error Beta Tolerance VIF1 ( constant )
X1X2
4.371.315.003
.379
.045
.003.895.149
11.5257.0201.169
.007
.020
.363.659.659
1.5181.518
a. Dependent Variable : Y
Collinearity Diagnosticsa
Model
Dimensi
on Eigenvalue Condition Index
Variance Proportions
(Constant) X1 X2
1 1 2.990 1.000 .00 .00 .00
2 .010 17.307 .00 .00 .59
3 9.405E-5 178.301 1.00 1.00 .41
a. Dependent Variable: Y
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 6.6801 6.8114 6.7400 .05327 5
Residual -.01013 .01198 .00000 .00788 5
Std. Predicted Value -1.124 1.341 .000 1.000 5
Std. Residual -.909 1.075 .000 .707 5
a. Dependent Variable: Y