ANALISIS PENGARUH...
Transcript of ANALISIS PENGARUH...
JURNAL PENELITIAN KUANTITATIF DIBIDANG
ILMU EKONOMI DAN MANAJEMEN
Judul Penelitian
ANALISIS PENGARUH PEMBENTUKAN TABUNGAN SUATU EKONOMI TERBUKA
Oleh
AMRIZAL
Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Borobudur
Jakarta, November 1998
2
KATA PENGANTAR
Membuat Karya Ilmiah atau melalukan penelitian sudah merupakan tugas pokok
yang harus dilakukan oleh staf pengajar suatu perguruan tinggi. Tugas ini dibuat dalam
rangka memenuhi persyaratan pengusulan akreditasi atau jenjang kepangkatan pada
Fakultas Ekonomi Universitas Borobudur Jakarta. Meskipun tugas ini sepertinya tidak
lebih dari hanya sekedar suatu persyaratan saja, namun penulis telah berfikir berkali-kali
tentang isi karya Ilmiah yang dibuat ini harus benar-benar dikaji secara ilmiah pula sesuai
dengan namanya, dan inipun sebatas kemampuan yang penulis miliki hingga saat ini.
Alasan lain kenapa karya ilmiah ini harus dibuat demikian adalah
berkemungkinan kalau sekarang batas kemampuan penulis hanya sebatas yang mampu
penulis buat seperti ini, maka mungkin suatu saat bisa untuk lebih disempurnakan.
Agaknya tidaklah terlalu berkelebihan kalau penulis katakan bahwa data yang digunakan
bukanlah data main-mainan, akan tetapi merupakan data resmi yang telah dihimpun oleh
pemerintah atau badan-badan ilmiah lainya.
Karena selain karya Ilmiah ini diajukan terhadap Kopertis Wilayah III dan
sebagai pertinggal juga penulis sediakan untuk kepustakaan Fakultas Ekonomi
Universitas Borobudur, sehingga harapan penulis hanya sekedar untuk dapat dibaca oleh
mahasiswa atau pembaca lainya yang bernuansakan ilmiah pula, mungkin paling tidak
akan dapat membantu menambah khasanah pengetahuan sipembaca atau menjadi
semacam suatu pertanyaan ataupun tanggapan terhadap penulis atas kurang lebihnya
kemapuan yang penulis miliki.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Rektor Universitas
Borobudur Prof. DR. H. Basir Barthos, bapak Dekan Fakultas Ekonomi Prof. DR. H.
Masngudi, SE, APU beserta jajarannya serta mahasiswa semuanya. Tidak terlupa salam
yang istimewa terhadap fihak Kopertis Wilayah III Jakarta tempat tujuan pengusulan
akreditasi ini dan berbagai fihak yang telah disibukkan atas pengusulan akreditasi ini,
demikian dan terima kasih.
Jakarta, 18 November 1998
( Amrizal )
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
1. PENDAHULUAN
2. TINJAUAN KEPUSTAKAAN
3. PEMBETUKAN MODEL DAN METODOLOGI
3.1. Pembentukan Model Agregatif ekonomi
3.2. Pembentukan Fungsi Estimasi
4. PENEMUAN EMPIRIS DAN ANALISA
5. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
4
1. PENDAHULUAN
Dalam perekonomian nasional, dimana pendapatan nasional tetap menjadi ujung
tombak dalam pembahasan-meskipun yang dibahas itu adalah tabungan atau investasi
dan lain sebagainya. Pada hakekatnya pembahasan seperti tabungan atau investasi akan
bermuara kepada pendapatan juga, hanya saja pembahasan tersebut lebih banyak
membubuhkan, keputusan dan kebijaksanaan yang diambil dalam perekonomian.
Naik turunya pendapatan rupanya tidak dapat dihandari dari akibat naik turunya
investasi. Naik turunya investasi tersebut tidak pula terlepas dengan naik turunya
tabungan. Banyak faktor-faktor baik intern maupun ekstern yang mempengaruhi
tabungan. Dari teori ekonomi yang diketahui, dimana tabungan tergantung pada
pendapatan nasional. Naik turunnya pendapatan nasional akan menentukan naik turunya
pula tabungan.
Yang menjadi permasalahan sekarang bukanlah menentukan faktor naik turunya
tabungan yang disebabkan karena pendapatan, akan tetapi adalah naik turunya
pendapatan yang menurunkan tabungan, karena pendapatan tergantung pada banyak
faktor secara agregatif. Jelas bahwa kalau pendapatan berada pada tingakat yang merosot,
maka tidak mustahil bagian dari pendapatan seperti tabungan, konsumsi masyarakat,
investasi dan lain sebagainya juga akan menurun dalam tingkat yang wajar untuk ukuran
pendapatan tersebut.
Dengan demikian, beberapa masalah ekonomi makro yang esensial masih harus
dibenahi secara matang, karena pada dasarnya merupakan kesiapan institusi dan struktur
ekonomi untuk menghadapi berbagai jenis pandangan yang akan dihadapi dimasa
mendatang. Salah satu masalah institusional yang sangat penting adalah berkaitan dengan
perangkat-perangkat kebijaksanaan fiskal dan moneter untuk pengendalian perekonomian
secara makro (F.Dernburg, Thomas: 1985, h.145 ).
Kebijaksanaan moneter dan fiskal pada dasarnya ditujukan untuk pengendalian sisi
permintaan agregat dalam rangka mencapai pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja
yang cukup tinggi serta laju inflasi yang rendah. Yang dimaksud dengan permintaan
agregat adalah keseluruhan permintaan terhadap barang dan jasa produksi nasional.
Permintaan agregat itu merupakan penjumlahan dari permintaan dalam negeri untuk
konsumsi dan investasi dengan permintaan dari luar negeri berupa ekspor ( Jan.
Tinberggen: 1956, h.230 ).
Sudah banyak kebijaksanaan ekonomi yang dilakukan pemerintah untuk
mengarah kepada tujuan kebajikan. Karena sulitnya untuk disebutkan secara satu per satu
dalam analisa yang lebih komplit dan jelimet, maka diambil saja beberapa buah seperti
paket deregulasi beberapa tahun belakangan ini telah banyak menghilangkan distorsi
dalam sektor riel maupun sektor moneter dari perekonomian Indonesia. Sebagai suatu
contoh Paket 27 Oktober 1988 ( Pakto 27) beserta penyempurnaannya telah membawa
beberapa perubahan struktural dalam dunia perbankan.
5
Perubahan-perubahan itu berupa antara lain, makin besarnya tingkat persaingan
antar bank, berkembangnya pasar uang maupun pasar modal dan makin tingginya tingkat
integrasi pasar uang nasional dengan pasar uang dunia. Sementara itu dalam membenahi
masalah resesi yang cukup parah pada tahun 1982-1986 telah terjadi berkurangnya
permintaan negara-negara industri maju terhadap produksi nasional kita sehingga laju
pertumbuhan ekonomi mengalami kemerosotan pada tingkat yang rendah.
Bersamaan dengan itu penurunan harga minyak bumi sejak awal dasawarsa 1980-
an telah menyebabkan penurunan yang sangat besar dalam penerimaan pemerintah.
Dengan sistem anggaran berimbang, penurunan penerimaan pemerintah itu langsung
menurunkan laju pertambahan anggaran belanja pemerintah untuk konsumsi maupun
investasi sehingga permintaan agregat menurun.
Dampak buruk ( adverse effect ) dari gejolak ekonomi dunia terhadap permintaan
agregat sebenarnya dapat diminimumkan dengan kebijaksanaan makro fiskal dan
moneter. Kebijaksanaan moneter mengendalikan permintaan agregat lewat jumlah uang
beredar, tingkat suku bunga, dan kurs valuta asing, sedangkan kebijaksanaan fiskal
mengendalikan permintaan agregat lewat anggaran belanja pemerintah dan tingkat pajak
(tax rate ).
Namun kebijaksanaan fiskal dan moneter itu belum dapat diimplementasikan
secara efektif karena masih sangat terbatasnya perangkat yang bisa dipakai pada waktu
itu (Nurkse, R: 1959, h.94 ). Secara riel, konsumsi pemerintah mengalami penurunan.
Sementara itu, investasi pemerintah secara juga mengalami penurunan Penurunan
permintaan agregat itu sangat memukul kegiatan ekonomi nasional karena permintaan
pemerintah merupakan komponen yang sangat besar terhadap total produksi barang dan
jasa nasional diwaktu itu.
Setelah pemerintah mulai melakukan kebijaksanaan "pengetatan ikat pinggang"
sejak 1983, banyak produsen yang hidup matinya tergantung dari order pemerintah
mengalami goncangan berat, sebagian diantaranya mengalami kebangkrutan. Kedua
contoh di atas sudah cukup untuk membuktikan betapa kuatnya pengaruh sisi permintaan
agregat terhadap kegiatan ekonomi dan pertumbuhan.
Disisi lain dari sisi penawaran agregat seperti kebikaksanaan memobilisasi
tabungan juga tidak kalah pentingnya untuk menjadi perhatian oleh karena investasi dan
sumber pembiayaan dalam membenahi ekonomi kearah yang lebih kondusif tetap sangat
memerlukan tingkat tabungan yang tinggi agar investasi senantiasa meningkat untuk
meningkatkan pendapatan nasional yang cepat demi kesejahteraan masyarakat Indonesia
dimasa mendatang.
Kecenderungan kebijaksanaan selama ini lebih banyak tertumpu pada sisi
ekonomi dengan orientasi dalam negeri dan jarang yang kuat memperhatikan faktor luar
yang menjadi penyebab naik turunya kondisi ekonomi. Seperti selama ini terjadi
investasi yang besar selalu diharapkan dari arus modal luar negeri yang banyak atau
dengan mengorbankan jumlah konsumsi yang besar pula oleh karena akan menurunkan
6
kesejahteraan masyarakat. Faktor-faktor yang harus menjadi perhatian yang dalam
adalah mempermantap sektor perdagangan luar negeri serta menyusun arus modal serta
anggaran negara yang tepat untuk mengujudkan peningkatan tabungan dan pembentukan
modal agar pembangunan nasional dapat diwujudkan dengan tepat.
2. TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Para ahli ekonomi klasik dan neo-klasik mempunyai keyakinan bahwa dengan
membuka diri secara bebas terhadap perdagangan luar negeri suatu negara akan bisa
mencapai tujuan dalam pembangunan ( Meier, 1968 ). Karena itu Robertson menyatakan
bahwa perdagangan luar negeri tidak hanya merupakan alat untuk meningkatkan
effisiensi produksi, tetapi juga sebagai mesin pertumbuhan ekonomi ( Robertson, 1949 ).
Kini kemampuan sektor perdagangan luar negeri sebagai mesin pertumbuhan ekonomi
bagi negara-negara yang sekarang sedang berkembang sudah mulai diragukan. Hal ini
disebabkan karena banyaknya hambatan-hambatan yang dihadapi negara-negara sedang
berkembang dalam usaha perluasan perdagangan luar negeri mereka (Maizels, 1970).
Hambatan-hambatan dalam perluasan perdagangan ekspor bagi negara-negara
berkembang dapat disebabkan oleh faktor eksternal dan faktor internal. Hambatan
eksternal merupakan faktor yang berasal dari negara maju sebagai produk-produk yang
dihasilkan oleh negara-negara berkembang yang tercermin dalam berkurangnya
permintaan (demand-deficiency). Sedangkan hambatan internal merupakan faktor yang
terdapat di dalam negara-negara berkembang sendiri yang tercermin dalam kekurangan
produksi dan penawaran.
Keberhasilan dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut akan menentukan
kemampuan perdagangan luar negeri untuk bertindak sebagai mesin penggerak
pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang, oleh karena kalau sektor
perdagangan luar negeri sudah mantap akan terjadi akselerasi pendapatan yang tinggi dan
berarti pula masalah pembiayaan ekonomi yang bersumber dari tabungan tidak perlu
diragukan lagi dari segi mengakumulasinya.
3. PEMBETUKAN MODEL DAN METODOLOGI
3.1. Pembentukan Model Agregatif ekonomi
Kerangka pembentukan model makro perekonomian terbuka merupakan model
yang paling komplit daripada dua model ekonomi lainnya seperti ekonomi dua sektor dan
ekonomi tiga sektor. Secara formal ekonomi terbuka adalah sebagai berikut:
A = C + I + G + (X - M ) ( 1 )
Y = C + S + ( T - R ) ( 2 )
A = Y ( 3 )
7
dimana:
A = Aggregate Demand
Y = Aggregate Supply
Analisis ekonomi empat sektor paling jarang digunakan oleh karena upaya untuk
sampai pada tujuan tersebut pasti melalui analisis ekonomi dua dan tiga sektor terlebih
dahulu. Identitas keseimbangan pendapatan nasional pada ekonomi empat sektor meliputi
aspek dalam dan luar negeri yang secara agregat mempengaruhi tata ekonomi nasional,
dan identitas keseimbangan tersebut ditulis sebagai
C + I + G + ( X - M ) = Y = C + S + ( T - R ) ( 4 )
Kondisi equilibrium dalam ekonomi dua sektor, dimana investasi harus sama
dengan tabungan. Dalam ekonomi tiga sektor terdapat semacam hubungan antara output
nasional dengan pendapatan disposible Yd = Y + R - T = C + S, dimana bagian dari
pendapatan harus dikeluarkan pajak T sehingga sektor swasta menerima Transfer
payment R yang pada gilirannya dialokasikan pada konsumsi dan tabungan.
Berbeda halnya dengan ekonomi empat sektor, terutama sekali karena
pembahasan paling komplit adalah terjadinya semacam penggeseran nilai-nilai taksiran
kuantitatif. Dalam ekonomi empat sektor tidak dikenal adanya pendapatan disposibel,
namun demikian transfer payment R dan juga tabungan pemerintah tetap ada. Nilai
penggeseran yang terjadi tentu saja pada tabungan pemerintah dan tabungan masyarakat
oleh karena berobahnya nilai transfer payment dimaksud sebagai akibat adanya sektor
perdagangan luar negeri, khususnya dalam hal ini adalah Impor M dan alokasi dari
transfer payment yang merupakan tambahan pendapatan terjadi pada sektor swasta, yaitu
pada tabungan masyarakat dan konsumsi. Pembuktiannya dapat dilakukan bilasaja
persamaan (4) didefinisikan dalam bentuk lain sebagai:
( I + G + R ) - ( S + T ) = ( M - X ) ( 5 )
S - I = ( G + R - T ) + Nx ( 6 )
pada persamaan (5) terjadinya semacam gap atau jurang yang jauh lebih besar, yaitu
jurang dalam negeri yang disebut juga sebagai "internal-gap" oleh karena terjadinya
kelebihan permintaan kaum investor dan pemerintah, maka untuk tujuan
mengimbanginya dalam hal ini diperlukan impor lebih besar dari ekspor, biasanya akibat
balasan sektor perdagangan luar negeri adalah dengan mengalirnya "capital foreign
inflows". Sedangkan pada persamaan (6) S - I = domestic private sector, ( G + R - T ) =
budged deficit dan Nx = Net export. Berikut ini adalah uraian lanjutan dari persamaan
(6), sebagai:
I = S + ( T - R - G ) - ( X - M ) ( 7 )
I = [ S + ( T - G ) - R ] + ( M - X ) ( 8 )
I + G + X = S + ( T- R ) + M ( 9 )
I + X = S + M (10 )
I = S + ( M - X ) (11 )
Tabel 1. PENDAPATAN NASIONAL, TABUNGAN DAN SUMBER PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN, TAHUN 1969-1997
( Dalam Milyar Rupiah, Diperhitungkan Berdasarkan Harga Konstan Tahun 1993 )
Pdb Sbr Tax Tdi Tlm Tdn Sma Mbj Mbm Xbj Xmg Nxb Nbj Bop Rof
P roduk Tabungan Total Pajak Pajak PenerimanTabungan Impor Impor Ekspor Export Merchan- Current Balance Reserve
Domestik Domestik Pajak Langsung Langsung Dalam MasyarakatBarang Barang Barang Oil dise Account Of Outflows
Bruto Bruto Migas Negeri & Jasa Modal & Jasa & Gas P ayment
Tahun Yt St Tt Tl Tm T Sh Mt M't Xt Xm X-M Xt-Mt Bop Rof
1969 68824 .2 20259 .7 6101.3 2303 .8 1215.2 6177.2 19576 .2 5843 .9 3200 .9 20119 .6 3742 .8 -516 .6 -4883 .2 -964 .9 -5185.3
1970 73985.5 23847.9 7579 .9 2785.4 1575.3 7876 .7 22546 .5 6604 .1 4309 .3 22493 .0 3853 .5 887.3 -3375.1 669 .8 -3783 .9
1971 79169 .9 27458 .0 8620 .7 3922 .4 2435.3 9224 .1 25755.4 7612 .4 5219 .1 25424 .6 5315.1 1135.1 -4035.9 846 .8 -4738 .5
1972 86623 .9 33647.1 10550 .3 5730 .6 3776 .1 11214 .4 30743 .9 8673 .2 6430 .0 30837.5 7580 .8 2262 .5 -4375.7 2655.3 -4894 .2
1973 96421.0 38386 .8 13114 .3 7214 .3 4928 .6 13828 .6 34743 .9 11628 .3 9058 .9 36574 .0 10199 .2 3218 .6 -4514 .4 2119 .9 -4998 .1
1974 103782 .5 39623 .4 16346 .9 11908 .9 9428 .3 16996 .1 32472 .2 15370 .7 8567.8 38971.6 21570 .7 8744 .7 -577.7 1264 .2 -950 .2
1975 108948 .0 39227.8 18370 .7 13724 .1 10767.2 19319 .0 31400 .2 17162 .8 9932 .7 38030 .4 19137.4 6304 .1 -3099 .4 -39 .9 -3378 .9
1976 116450 .8 43930 .2 20986 .4 15406 .6 12191.3 21882 .5 34321.8 20038 .5 10850 .7 44505.8 20130 .6 6467.2 -2542 .5 2831.0 -3075.1
1977 126811.9 50332 .2 22591.6 16735.5 12984 .7 23551.0 41098 .4 20929 .7 10965.3 48702 .4 20623 .7 8397.6 -2215.8 2050 .3 -4350 .2
1978 136584 .8 51580 .7 22489 .0 16539 .7 12742 .8 23543 .0 43181.1 23578 .2 11279 .3 49201.3 25800 .9 10181.8 -4041.2 3068 .5 -6252 .5
1979 145124 .4 47375.2 29497.1 23244 .2 19302 .2 30344 .4 35435.9 28868 .9 12131.3 49139 .3 35337.0 22304 .7 6294 .2 8427.6 4312 .6
1980 159467.2 45359 .1 34775.4 28880 .7 24631.6 35884 .2 29825.8 33233 .5 11084 .2 46369 .5 38480 .5 19160 .1 4740 .5 8678 .0 3372 .4
1981 171822 .9 38846 .0 37776 .7 32127.9 27442 .7 38845.4 22195.2 42226 .4 12515.9 45261.0 38498 .2 10395.6 -5706 .0 2172 .0 -7360 .6
1982 179946 .2 33725.4 35355.6 29536 .7 24107.4 36642 .1 17726 .6 45691.9 14089 .9 38952 .7 30105.8 359 .4 -14372 .9 -2366 .6 -16263 .7
1983 183353 .3 42523 .8 32847.0 27396 .1 22474 .0 34072 .2 28309 .9 51326 .0 14519 .5 41398 .9 33939 .5 8249 .4 -9750 .3 4282 .1 -12122 .7
1984 195709 .0 51042 .3 33185.8 27710 .4 22743 .1 34683 .8 36918 .9 47471.5 15292 .4 44108 .1 32803 .2 12831.6 -4613 .2 1776 .8 -7641.7
1985 200544 .3 54846 .1 37163 .0 29476 .1 23110 .4 38678 .8 41843 .4 49976 .8 14388 .6 40665.8 30689 .5 13216 .5 -4923 .4 1897.8 -8063 .7
1986 212475.3 62214 .4 34975.1 26147.9 20178 .2 36951.9 52461.0 52059 .9 15291.1 46852 .1 42865.1 20170 .0 -7565.0 177.7 -1493 .2
1987 222598 .5 66234 .9 35771.2 23576 .4 18021.4 38840 .0 58386 .8 53088 .2 17922 .1 53698 .5 37764 .8 17449 .2 -7495.6 523 .6 -13734 .0
1988 236004 .1 71052 .4 36341.1 21408 .4 15837.9 38887.2 66935.1 43164 .1 23840 .6 54268 .2 36851.7 16781.5 -8372 .0 983 .8 -15590 .0
1989 253601.9 79386 .3 44698 .1 25788 .8 20298 .8 47791.3 68511.0 48966 .7 24740 .5 59937.3 34197.0 15437.8 -9093 .5 1527.9 -17225.8
1990 271968 .1 83511.9 55271.1 30094 .5 24666 .3 58666 .6 65336 .1 60284 .3 25416 .2 60207.7 31297.9 14160 .4 -10070 .6 2219 .7 -19404 .9
1991 290870 .6 86054 .7 51136 .8 24657.3 19271.1 54452 .7 68754 .2 70428 .7 25146 .8 72177.1 27135.7 12541.3 -11113 .7 3061.9 -21793 .3
1992 309659 .1 96880 .5 54120 .1 23681.6 18266 .4 58218 .8 78701.1 75052 .4 26289 .3 82761.4 258181.2 19734 .3 -6328 .5 6518 .8 -18288 .7
1993 329775.8 107060 .7 50209 .0 17407.0 12503 .0 56113 .0 91237.7 78383 .0 24565.2 88230 .9 19769 .4 15624 .5 -6226 .9 5869 .0 -17096 .5
1994 354640 .8 116136 .1 55655.0 17468 .9 12559 .8 61623 .7 95400 .3 94291.0 24449 .5 97002 .1 21368 .7 16446 .5 -7135.9 2581.8 -18482 .1
1995 383792 .3 118696 .3 53835.2 17357.9 12538 .2 60422 .2 102638 .7 114034 .6 24870 .4 104491.8 20661.9 12168 .3 -13703 .9 8606 .5 -23316 .6
1996 414418 .9 123018 .3 58900 .6 20252 .9 15461.0 65970 .6 104949 .4 121862 .8 25066 .4 112391.4 23697.8 11540 .0 -14972 .8 8533 .9 -26325.4
1997 443685.2 128353 .2 56733 .2 15289 .9 10567.8 62578 .9 109946 .4 129858 .4 28318 .0 119445.0 41907.5 52511.9 -8518 .4 -28143 .5 -25198 .8
Sumber: Diolah oleh penulis dari: BPS, Pendapatan Nasional Indonesia (Tabel-Tabel Pokok ), Bank Indonesia, Statistik Ekonomi-Keuangan Indonesia, Diolah oleh penulis dari: BPS, Pendapatan Nasional Indonesia (Tabel-Tabel Pokok ), Bank Indonesia, Statistik Ekonomi-Keuangan Indonesia, berbagai tahun penerbitan, dan Indikator Ekonomi, edisi Juli 1998.
persamaan (9) merupakan identitas pedapatan nasional untuk ekonomi empat sektor, bila
didefinisikan dalam jangka panjang maka diperlukan asumsi sektor pemerintah, G = R =
0. Pengertian yang lebih pantas untuk hal ini adalah bahwa konsumsi pemerintah G telah
lansung bersubsitusi kedalam total konsumsi, dan begitu pula halya dengan Transfer
payment R telah tersubsitusi kedalam investasi berupa budget deficit.
Dengan demikian identitas yang dihasilkan pada ekonomi dua sektor adalah St = It ,
sedangkan untuk ekonomi tiga sektor terjadi St = Sh + Sg = It dan pada ekonomi
empat sektor terjadi sebagai
St = Sh + Mt = It ( 12 )
Baik ekonomi dua sektor, tiga sektor dan empat sektor harus berorientasi pada
pendapatan nasional yang sama, sehingga tidak harus dikenal dengan adanya istilah
ekonomi tertutup dan juga ekonomi terbuka, yaitu sepanjang pengertian tertutup adalah
tanpa hubungan dan terbuka karena adanya hubungan.
Ekonomi Indonesia adalah bersifat terbuka yang berarti adanya hubungan dagang
dengan negara luar, sehingga ada pula hubungan lateral, bilateral dan multi lateral.
Difihak lain, karena adanya hubungan ekonomi dengan negara luar tersebut, maka
mengalirlah arus modal dan terdapatlah semacam hubungan antara dana luar negeri
dengan pertumbuhan ekonomi dapat diturunkan dari model agregat Keynes, yang oleh
Harrod-Domar sebagai berikut :
It - St = Mt - Xt = Ft ( 13 )
It = St + Ft ( 14 )
Sebagaimana halnya model pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar yang terutama
menghubungkan Investasi dengan pendapatan, maka perluasan model ini juga bisa
dilakukan terhadap fungsi-fungsi lain seperti perdangan luar negeri seperti Ekspor dan
Impor serta yang lainya.
Pertambahan investasi akan dapat menciptakan pertambahan produksi dan
meningkatkan pendapatan nasional, yaitu agar pembangunan ekonomi dapat dicapai
maka permintaan dalam masyarakat harus ditingkatkan dan ini akan terjadi apabila
pendapatan masyarakat bertambah. Baik Keynes maupun Harrod-Domar berpendapat
bahwa pengeluaran masyarakat tergantung pada pendapatan nasional. Dengan demikian
berarti pertambahan pendapatan hanya tercipta dari pertambahan investasi.
Berapa besarnya tambahan pendapatan yang disebabkan oleh adanya investasi,
ditentukan oleh besarnya angka pengganda "multiplier" yang besarnya sama dengan
kebalikan dari kecenderungan menabung ( Marginal Propensity to Consume ). Dan
menurut definisi bahwa multiplier ditulis sebagai
Yt = 1/MPS It ( 15 )
10
atau Yt = It ( 16 )
atau Yt = It ( 17 )
dimana = multiplier, yang dalam pengertian definisi persamaa (16) adalah
"koefisien yang menperlihatkan berapa besarnya pertambahan pendapatan yang
diakibatkan oleh pertambahan investasi" ( Michael P. Todaro: 1977, h.300 ).
Karena Investasi berasal dari tabungan dan tabungan tersebut adalah sumber
pembentukan modal, tentunya sumber-sumber yang membentuk tabungan dengan
sumber-sumber yang membentuk investasi dalam kegiatan ekonomi secara glabal atau
pada ekonomi yang bersifat terbuka dipengaruhi oleh sisi-sisi yang berbeda.
Dengan demikian Investasi beranjak dari sisi ekonomi permintaan agregatif
(aggregate demand ), sedangkan tabungan bergerak dari sisi ekonomi penawaran
agregatif (aggregate supply ). Sedangkan penelitian yang hendak dilakukan adalah antara
tabungan dan pendapatan nasional, jelas bahwa koefisien kedua hasil estimasi ini adalah
perubahan marginal dan Multiplier untuk fungsi yang kedua.
3.2. Pembentukan Fungsi Estimasi
Spesifikasi model ini ditujukan untuk mengetahui berapa besarnya pengaruh
agregatif ekonomi terhadap pembentukan tabungan dari hubungan perdagangan luar
negeri yang dilakukan, dimana setiap koefisien hasil estimasi merupakan "perubahan
marginal" terhadap masing-masing variabel dependent. Sedangkan pada model yang
kedua akan merupakan angka pengganda (multiplier ), kedua fungsi tersebut adalah
sebagai berikut:
1 ). Tabungan dengan Variabel-variabel Penawaran Agregatif
St = f (Tt, TI , Tm,Tdn ,Sh, Mt, M't, Xt, Xmt, (X-M), (Xt - Mt), Bopt ,Roft , Ui ) ( 18 )
Y0 = f ( X1 , X2 ,X3 , X4 , X5 ,X6 ,X7 , X8 , X9 , X10 , X11 , X12 , X13 , Ui )
2 ). PDB & Tabungan dengan Variabel-variabel Penawaran Agregatif
Yt = f ( St ,Tt,TI ,Tm ,T, Sh,Mt, M't, Xt, Xmt, (X-M), (Xt - Mt), Bopt ,Roft ,Ui ) ( 19 )
Y1 = f (Y0 , X1 , X2 , X3 , X4 , X5 , X6 , X7 , X8 , X9 , X10 , X11 , X12 , X13 , Ui )
Keterangan:
Yt = Y1 = Produk Domestik Bruto ( PDB )
St = Y0 = Tabungan Domestik Bruto ( Saving )
Tt = X1 = Total Pajak ( langsung & tidak langsung )
Tl = X2 = Pajak Langsung
Tm = X3 = Pajak langsung Migas
Tdn = X4 = Penerimaan Dalam Negeri
11
Sh = X5 = Tabungan Masyarakat
Mt = X6 = Impor Barang-barang dan Jasa-jasa non faktor
M't = X7 = Impor Barang Modal
Xt = X8 = Ekspor Barang-barang dan Jasa-jasa non faktor
Xmt = X9 = Ekspor Migas
( X-M ) = X10 = Neraca Perdagangan Barang-barang ( Mechandise
(Xt -Mt ) = X11 = Current Account ( Netto )
Bopt = X12 = Balance of Payment
Ropt = X13 = Reserves Outflow
Ui dan Vi = Disturbance term
4. PENEMUAN EMPIRIS DAN ANALISA
Secara statistik pendapatan nasional ( PDB ) merupakan fungsi dari tabungan dan
naik turunya tabungan tergantung pada pendapatan nasional. Adapun demikian
pengujian yang dilakukan ini bukanlah untuk sekedar menguji fungsi tabungan, akan
tetapi lebih jauh daripada itu adalah menguji fungsi tabungan dari berbagai variabel
agregatif makro ekonomi dari berbagai sudut, tentunya bukan dengan pendapatan.
Faktor yang mendorong pengujian seperti ini dilakukan adalah karena kalau
hanya sekedar menguji fungsi tabungan dengan pendapatan nasional, maka hasil yang
didapati adalah bahwa koefisien hasil estimasi ( konstanta ) tabungan tersebut
mempunyai nilai positif, yang berarti dalam analisis fungsi jangka pendek fungsi seperti
ini tidak relevan atau tidak sesuai dengan teori yang berlaku. Disamping itu, bukan pula
independen variabel dari fungsi tabungan tersebut tidaka dikatahui, dan berdasarkan data
makro ekonomi untuk periode tahun 1969 s/d 1997 ini dimana tabungan berkorelasi
positif dengan pendapatan disposibel ( disposible income ) dan konstanta sesuai dengan
teori yang berlaku.
Penelitian ini bertujuan melihat hubungan tabungan dari berbagai variabel-
variabel makro ekonomi yang berpengaruh, mungkin dari beberapa pos-pos neraca
pembayaran dan Anggaran negara, sebab pendapatan disposibel tidak dikenal untuk
ekonomi empat sektor, dan pendapatan disposibel tersebut justeru lebih populer untuk
ekonomi tiga sektor. Dalam penelitain ini ternyata variabel-variabel independen untuk
tabungan cukup banyak, yaitu berjumlah sekitar 13 buah atau disebut juga fungsi
tabungan dengan variabel banyak.
Demikian pula untuk fungsi pendapatan, dan tabungan dalam pendapatan
berperan sebagai independen dari sejumlah variabel tadi sehingga untuk fungsi
pendapatan jumlah variabel diestimasi berjumlah sebanyak 14 buah. Perbedaan dari dua
estimasi ini adalah untuk fungsi tabungan koefisien hasil estimasi merupakan "perubahan
marginal" dan untuk fungsi pendapatan, dimana koefisien hasil estimasi bertindak
sebagai "angka pengganda". Hasil estimasi kedua fungsi tersebut adalah sebagai berikut:
12
Y0 = -136.583 + 1.670807 X1 + 0.104582 X2 - 0.16037 X3 - 1.135337 X4 + 0.837615 X5 + 0.091644 X6 + 0.103817 X7
S(ai): (0.963431) (0.695713) (0.868358) (0.916866) (0.094785) (0.059764) (0.254868)
t(ai): (1.734225) (0.150323) (-0.18469) (-1.23831) (8.836913) (1.533415) (0.407337)
+ 0.179444 X8 + 0.002465 X9 - 0.43475 X10 + 0.450844 X11 - 0.32059 X12 + 0.240957 X13
(0.058905) (0.007059) (0.140480) (0.208594) (0.120675) (0.147983)
(3.046282) (0.349313) (-3.09476) (2.161343) (-2.65664) (1.628272)
N = 29, SE = 1201.049
K = 14 R2 = 0.999245
R = 0.999622
R2 = 0.998590
F = 709.1386
D-W = 1.816018
Yt = 38632.63 - 1.89552 Y0 - 2.89444 X1 + 0.234105 X2 - 0.73851 X3 + 5.013776 X4 + 1.987909 X5 + 1.699359 X6
S(bi): (1.111274) (4.543278) (2.996570) (3.741614) (4.142942) (1.016293) (0.276651)
t(bi): ( -1.70572) (-0.63708) (0.078124) (-0.19737) (1.210196) (1.956038) (6.142598)
+ 2.161039 X7 + 0.077616 X8 - 0.00350 X9 - 0.35016 X10 + 0.992090 X11 - 0.75644 X12 + 0.048962 X13
(1.102991) (0.322554) (0.030505) (0.773938) (1.028116) (0.629828) (0.690912)
(1.959253) (0.240629) (-0.11479) (-0.45244) (0.964958) (-1.20103) (0.070867)
N = 29, SE = 5169.254
K = 15 R2 = 0.998833
R = 0.999416
R2 = 0.997666
F = 428.0824
D-W = 2.579752
Hasil estimasi fungsi tabungan dan fungsi pendapatan memenuhi syarat sesuai
teori yang berlaku secara statistik. Baik fungsi tabungan maupun fungsi pendapatan
pengaruh variabel independen yang ada beragam alias ada yang berpegaruh negatif dan
positif, yang berarti kedua fungsi ini memenuhi syarat sesuai teori yang berlaku.
Hasil estimasi fungsi tabungan mempunyai standar error yang cukup kecil, yang
berati cukup mampu menunjukan tingkat kelogikaan yang mantap dan koefisien
determinasi (R2) adalah sebesar 0.999245 atau 99,93 % pembentukan tabungan
ditentukan oleh ketiga belas variabel independen tersebut. Demikian pula hubungan
korelasi ( R ) adalah sebesar 0.999622 atau 99,96 % semua variabel independen tersebut
menentukan naik turunnya tabungan. Ftest yang sangat besar sekali, yaitu F = 709,1386
dan D-Wtest sebesar 1,816018 kesemuanya telah menunjukan hasil penelitian ini
significant pada taraf kepercayaan ( Significant level ) = 1 % atau atau pada taraf
keyakinan (confidence level ) 1- = 99 %.
Hasil estimasi fungsi tabungan secara statistik memenuhi syarat sesuai teori yang
ada. Antara lain konstanta hasil estimasi bernilai minus dan angka ini ( dalam milyar
rupiah ), menunjukan besarnya tabungan kalau diasumsi semua variabel independen yang
terdapat dalam pengujian ini ( yaitu X1 s/d X13 ) diasumsi bernilai Nol. Atau tabungan
domestik adalah sebesar minus 136, 583 milyar rupiah. Nilai minus tesebut menunjukan
besarnya konsumsi otonom yang terjadi bila mana kegiatan sektor perdagangan luar
13
negeri yang seharusnya dijalankan sebagai negara yang mempunyai sistem ekonomi
terbuka, dimana dalam hal ini diasumsi tidak dijalankan.
Dengan demikian, oleh karena karena asumsi tiga belas buah independen variabel
tersebut adalah sebagai variabel pengganti pendapatan, maka konklusi yang dapat ditarik
dari pengujian empiris fungsi tabungan adalah bahwa konsumsi otonom yang tejadi
adalah sebesar Rp 136,583 milyar bila tidak ada pendapatan nasional. Pada hasil estimasi
fungsi tabungan, antara lain koefisien perubahan marginal penerimaan pajak ( langsung
dan tidak langsung ) terhadap tabungan adalah sebesar 1,670807 dan ini berarti bahwa
penerimaan pajak ( langsung dan tidak langsung ) merupakan infak yang positif terhadap
pembentukan tabungan atau sebagai unsur yang nyata dalam pemebentukan tabungan.
Koefisien hasil estimasi fungsi tabungan lainya yang bernilai positif terhadap
pembentukan tabungan adalah: Total pajak, Pajak langsung, tabungan masyarakat, Impor,
Impor barang modal, ekspor, ekspor migas, Net ekspor dan Reserves outflows.
Sedangkan yang bernilai negatif atau variabel yang menurunkan pembentukan tabungan
adalah: Pajak migas, penerimaan dalam negeri, neraca perdagangan barang-barang
(merchandise) dan Neraca pembayaran (balance of payment ).
Alasan lain yang diungkapkan dalam penelitian ini, bahwa ternyata pajak migas
serta penerimaan dalam negeri mempunya koefisien regresi yang negatif terhadap
tabungan, yaitu disebabkan karena tabungan dalam negeri yang besar masih diimbangi
oleh defisit anggaran yang tinggi pula. Dalam pada itu berarti ketergantungan Indonesia
dalam hal hutang luar negeri juga semakin tinggi yang diharapkan sebagai sumber
pembiayaan pembangunan serta tabungan luar negeri yang besar tadi masih diasenyelir
pula oleh pengeluaran rutin yang tinggi, sehingga tabungan pemerintah tetap saja kecil.
Dan karena tabungan pemerintah kecil, jelas tabungan domestik tetap kecil dan
tidak singkron bila hasil estimasi fungsi tabungan mempunyai independen variable
pendapatan nasional, oleh karena konstanta yang terjadi adalah positif. Disamping itu,
merchandise yang negatif terhadap pendapatan berikut sekaligus dengan BOP adalah
tidak heran karena ketergantungan yang tinggi terhadap arus dana luar negeri yang tinggi,
disebabkan karena net ekspor yang rendah, maka neraca pembayaran tetap saja
mempunyai nilai koefisien regresi yang negatif terhadap tabungan atau merupakan beban
terhadap neraca neraca pembayaran.
Hasil pengujian fungsi pendapatan secara statistik juga memenuhi syarat, semua
variabel independen yang tercantum merupakan variabel independennya oleh karena
koefisien determinasi ( R2 ) yang sangat besar yaitu 0.998833 atau sebesar 99.88 %
variabel tersebut menentukan naik turunya pendapatan, nilai Ftest = 428,0824 dan D-W =
2.579752. Faktor yang sangat menetukan naiknya pendapatan secara berurut dari nilai
koefisen hasil estimasi yang lebih tinggi ke yang lebih rendak. Sebagai suatu contoh
impor barang-barang dan jasa-jasa dan impor barang modal
Sementara itu, hasil estimasi fungsi pendapatan, dimana tabungan dalam hal ini
berperan sebagai variabel independen, sehingga pada hasil estimasi fungsi ini jumlah
14
inependen variabel menjadi 14 buah. Koefisien hasil estimasi yang terjadi juga beragam,
ada yang positif dan ada pula yang bernilai negatif terhadap pendapatan nasinal.
Koefisien hasil estimasi yang bernilai positif antara lain: Pajak pajak langsung,
penerimaan dalam negeri, Tabungan masyarakat, impor barang-baranmg dan jasa-jasa,
impor barang modal, ekspor barang-barang dan jasa , current account dan reserves
outplow. Sedangkan koefisien hasil estiamsi yang benilai negatif antara lain: Tabungan
domestik, total pajak (langsung & tidak langsung), pajak migas, ekspor migas,
merchandise dan neraca pembayaran.
Nilai negatif yang disumbangkan oleh tabungan adalah sebesar minus 1,89552,
memberikan indikasi kalau tabungan meningkat, maka pendapatan nasional turun.
analisis adalah mungkin terjadi, khususnya masyarakat yang kurang mampu di tanah air
jumlahnya lebih banyak. Sedangkan pandangan teori, dimana tabungan yang tinngi akan
meningkatkan investasi dan sumber pembiayaan pembangunan.
Koefisien hasil estimasi yang benilai negatif tersebut, berarti memberikan makna
bahwa konsumsi adalah sangat besar sekali. Kondisi ini hampir tidak berbeda dengan
pengaruh pajak langsung & tidak langsung juga memberikan infak yang negatif
terhadap pendapatan nasional, oleh karena total pajak merupakan unsur tabungan maka
telah ikut juaga terbawa arus dan ekspor migas yang memberikan infak yang negatif
terhadap pendapatan juga dapat didefinisikan bahwa ekspor migas memang ternyata
merupakan andalan utama meraih devisa selama ini, sehingga naik naik turunya ekspor
migas akan menentukan naik turunya pendapatan nasional.
Sementara itu pengaruh negatif lainnya adalah merchandise yang memberikan
indikasi bahwa perdagangan barang saja sudah lemah, begitu turunya ekspor barang-
barang maka pendapatan juga akan turun. Kondisi ini masih belum termasuk penggunaan
jasa-jasa yang terdapat pada neraca pembayaran. Kemudian balance of payment koefisen
hasil estimasi nya sebesar minus 0.75644 dan memberikan indikasi bahwa lemahnya
kamampuan perdagangan luar negeri yang dilakukan Indonesia selama ini, karena
terbukti bahwa neraca pembayaran memberikan infak yang negatif terhadap pendapatan
nasional.
Melihat akan kondisi yang keprihatinan tersebut, agaknya justeru lebih cepat
disadari maka akan lebih baik, sehingga dengan menyadari kondisi yang terjadi seperti
tersebut dapat akan dihadangi oleh kebijaksanaan yang telah tersedia oleh para pengambil
keputusan. Tentunya kebijaksanaan fiskal dan moneter yang terpadu dan bertaraf
internasional dapat digunakan dan orientasi yang selama ini lebih cenderung inward-
looking dapat bergeser kearah outward-looking secepatnya.
5. KESIMPULAN
Dalam perekonomian Indonsia, banyak faktor-faktor yang bersifat eksternal yang
justeru lebih berpengaruh terhadap upaya meningkatkan tabungan. Pengaruh-pengaruh
tersebut telah dengan nyata menunjukan suatu kelemahan yang kurang perhatian
15
mengenai pengaruhnya dengan sektor perdagangan luar negeri. Secara harfiah memang
tabungan merupakan fungsi dari pendapatan, namun yang ditujukan disini bukan
peningkatan tabungan dari pendapatan akan tetapi peningkatan pendapatan ( dari
pengaruh internal dan eksternal ) yang pada akhirnya dapat meningkatkan tabungan
sebagai sumber pembiayaan pembangunan.
Oleh karena segala kebijaksanaan ekonomi tetap bermuara kepada upaya
peningkatan pendapatan nasional yang tinggi, maka dalam hal ini terpaksa pertimbangan
untuk meningkatkan tabungan dianggap sebagai faktor yang paling esensial sekali, oleh
karena naik turunnya pendapatan pasti akan berakibat terhadap seluruh variabel ekonomi
agregatif.
Sebenarnya perekonomian Indonesia dapat dibenahi dengan baik sekali kalau para
pengambil keputusan menjalankan dengan cermat. Orientasi dari kebijaksanaan ekonomi
sudah harus mulai dirobah melalui penggeseran secara relatif dari inward-looking yang
terlalu kuat ke arah outward-looking yang selama ini kurang kuat. Dari hasil penelitian
yang telah ditemukan, ternyata masalah akumulasi tabungan yang besar atau
pembentukan modal yang tinggi untuk pembiayaan pembangunan tidak harus dengan
jalan mengornankan konsumsi secara besar-besaran.
Kebijaksanaan makro ekonomi seperti fiskal dan moneter bukan hanya berlaku
untuk proses domestik saja. Justeru kebijaksanaan fiskal dan moneter bisa lebih
mencakup ke arah yang lebih luas, oleh karena memang ada kebijaksanaan pemerintah
mengenai kebijaksanaan moneter luar negeri. Dalam kenyataannya terbukti bahwa
goncangan ekonomi seperti faktor yang menyebabkan tabungan merosot bisa saja
disebabkan oleh penerimamaan dalam negeri yang besar-sepanjang pengeluaran
pemerintah yang harus tetap tinggi, sehingga tabungan pemerintah tetap saja kecil dan
tabungan domestik tentu juga rendah.
Akibat lain yang mnyebabkan rendahnya tabungan adalah seperti perdagangan
barang pada neraca pembayaran yang tidak konsisten atau kecil alias tidak sepadan
dengan arus aliran modal asing, telah dengan nyata semakin mempersulit posisi neraca
pembayaran luar negeri. Ketergantungan akan arus modal luar negeri yang juga tetap
tinggi bagi pembiayaan pembangunan sebagai akibat sukarnya pembentukan modal
pemerintah menjadi investasi.
16
DAFTAR PUSTAKA
F. Dernburg, Thomas., " Macro-Economics: Concept Theories and Policy, Seventh
edition, MacGraw-Hill 1985 ).
Tinberggen, Jan., "On Theory of Economic Policy", North-Holland, Amsterdam 1952.
_____________., "Economic Policy: Prinsiples and Design", North-Holland, Amsterdam
1956.
Michael P. Todaro, "Economics For Developing World" ( London: Longman Group
Limited, 1977).
Maizels, A., Export and Economic Growth of Developing Countries, ( London:
Cambridge University Press, 1968).
________, "Growth and Trade, (London : Cambridge University Press, 1970 ).
Meier, Gerald, The International Economics of Development : Theory and Policy, (New
York : Harjur-Row, 1968).
Mynt, H., "The Classical Theory of International Trade and the underdeveloped
Countries", The Economic Journal, (Juni, 1958).
________,"Exports and Economic Development of Press Developed Countries", dalam
Irma Adelman (ed), Economic Growth and Resources, (London : The MacMillan
Press Ltd., 1979).
Nurkse, R., Patterns of Trade and Development, (Stockholm : The Wicksey Lecture
Society, 1959).
Robertson, D.H., :The Future of International Trade", Reprintedin American Econmic
Association, Readings in the Theory of International Trade,(1949).
------+++++------
Cara paling Mudah Meng-unduh (Downloads) secara GRATIS sejumlah TULISAN ILMIAH Dalam bentuk Files PDF sebagai berikut:
17
Daftar TULISAN ILMIAH Untuk PERGURUAN TINGGI, Terdiri:
Bidang UMUM: ILMU EKONOMI & STUDI PEMBANGUNAN
JURNAL PENELITIAN Kuantitatif, BUKU AJAR MODUL SOAL DAN
PEMECAHAN SOAL, BUKU TEKS, Laporan Hasil & Jurnal Hasil
Penelitian Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI, LAPORAN HASIL
& Jurnal Hasil Penelitian SURVEY Dibidang Manajemen Transportasi
10 Macam Hasil Pegembangan KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS
Penelitian Survey dari 5 Hasil Penelitian SURVEY.
Dan Didapatkan 10 Contoh/Bentuk PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF
Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI, termasuk 5 Proposal (Draft Hibah
DIKTI) Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 2009 s/d 2016
12 Contoh/Bentuk PROPOSAL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANAJEMEN
TRANSPORTASI 2014 s/d 2017
I. Bidang UMUM: ILMU EKONOMI & STUDI PEMBANGUNAN, Serta
Jurusan Terkait Bidang EKONOMI:
02 27 Jurnal Penelitian Kuantitatif TAHAP I to KOPTIS Wilayah III Jakarta Files: 003 01 Perspektif Ekonomi Indonesia Dalam satu tahap pembangunan Jangka Panjang
004 02 Analisis Fungsi Tabungan Indonesia: Pengujian Model Hipotesa Pendapatan Permanen
005 03 Expor Kommoditi Primer Pulau Sumatera Lamam Perdagangan Luar Negeri Indonesia
006 04 Ekspor Dan Pertumbuhan Ekonomi: Studi Kasus Indonesia 1969-1994 007 05 Pekiraan Pembentukan Modal Di Indonesia
008 06 Kebijaksanaan Deregulasi Perbankan Dan Pengaruhnya Terhadap Produksi Di Indonesia
009 07 Instabilitas Perdagangan Luar Negeri Indonesia
010 08 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Dan Ketergantungan Terhadap Dana Luar Negeri
011 09 Sumber Pertumbuhan Ekonomi Diantara Modal Dan Tabungan
012 10 Pengukuran Kondisi Ekonomi Indonesia Dan Pencapaian Stedy-State Growth
013 11 Modal Asing Swasta Dan Pembentukan Investasi Produktif Dalam Pembiayaan Pembangunan
014 12 Trade-Off Antara Penerimaan Pajak Dan Kemampuan Menabung Masyarakat
015 13 Mobilisasi Tabungan Dan Investasi suatu Ekonomi Terbuka: Studi Kasus Indonesia 1969-1995
016 14 Pengaruh Pendapatan Permanen Dalam Pembentukan Tabungan
017 15 Peranan Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
018 16 Analisis Fungsi Konsumsi Indonesia Dengan Pendapatan Permanen 019 17 Pembiayaan Ekonomi Dalam Negeri Diantara Keinginan Dan Kenyataan
020 18 Sektor Perdagangan Luar Negeri Indonesia Dan Pengaruhnya Terhadap Kegiatan Ekonomi
021 19 Reformasi Kebijaksanaan Makro Dan Pengaruh Ekonomi Sektor Terbuka
022 20 Keseimbangan Pendapatan Nasional: Investasi Dan Sumber Pembiayaan Ekonomi
023 21 Analisis Pengaruh Pembentukan Tabungan Suatu Ekonomi Terbuka
024 22 Pengaruh Aliran Modal Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Pembentukan Tabungan
025 23 Perkiraan Kebutuhan Investasi Dan Pengukuran Tinggal Landas
026 24 Kemampuan Pembentukan Modal Domestik: Sektor Pemerintah Dan Masyarakat
027 25 Prestasi Ekonomi Indonesia Dan Akumulasi Sumber Pembiayaan Pembangunan
028 26 Kualitas Pembangunan Ekonomi Indonesia Dan Dilema Ketergantungan Sumber Dana
029 27 Investasi Dan Pembiayaan Ekonomi Jangka Panjang Indonesia
18
004 34 Jurnal Penelitian Kuantitatif TAHAP II to STMT Trisakti Files: 030 01 Standar Ukuran Tinggal Landas Perekonomian Suatu Negara
031 02 Pembentukan Modal Domestik Bruto Sektor Pemerintah Dan Masyarakat
032 03 Pembentukan Tabungan Dan Pembiayaa Ekonomi Jangka Panjang Indonesia
033 04 Prestasi Ekonomi Indonesia Dan Pencapaian Steady-State Growth
034 05 Aliran Modal Asing Swasta Dalam Pembentukan Investasi Produktif
035 06 Fungsi Konsumsi Dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Permanen 036 07 Pendapatan Permanen Dan Pengaruhnya Terhadap Pembentukan Tabungan
037 08 Pengujian Model Tabungan Indonesia Dengan Hipotesa Pendapatan Permanen
038 09 Kebutuhan Tabungan Dan Sumber Pembiayaan Ekonomi Indonesia
039 10 Sumber-Sumber Pembentukan Investasi: Trade-Off Antara Pajak Dan Tabungan
040 11 Aggregate Expenditre Ekonomi Sektoral (Kajian Perhitungan Ekonomi 3 Sektor)
041 12 Sumber-Sumber Pembentukan Investasi Dalam Struktur Ekonomi Terbuka
042 13 Aggregate Expendiure Ekonomi Sektoral (Kajian Perhitungan Ekonomi 4 Sektor)
043 14 Pengaruh Sektor Perdagangan Luar Negeri Terhadap Aktivitas Ekonomi Indonesia
044 15 Aliran Modal Asing Dan Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Pembentukan Tabungan
045 16 Penafsiran Tingkat effisiensi Marginal Ekonomi Indonesia Dan Prakiraan Pembentukan Modal
046 17 Sumber-Sumber Pembentukan Investasi Dalam Struktur Ekonomi Sederhana
047 18 Aggregate Expenditure Ekonomi Sektoral (Kajian Perhitungan Ekonomi 2 Sektor) 048 19 Pembentukan Modal Domestik Bruto Dan Ketergantungan Terhadap Sumber Dana
049 20 Prestasi Ekonomi Dan Indeks Instabilitas Sektor Perdangan Luar Negeri Indonesia
050 21 Model Makro Keseimbangan Agregatif Pembentukan Tabungan Dan Investasi
051 22 Expor Kommoditi Primer Dan Pertumbuhan Ekonomi Regional Pulau Sumatera
052 23 Konstribusi Ekspor Dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
053 24 Pengaruh Variabel-variabel Agregatif Terhadap Pembentukan Tabungan Dan Pendapatan
054 25 Pengembangan Sumber Pembiayaan Pembangunan Yang Semakin Bertumpu Pada
Kemampuan Sendiri
055 26 Pengembangan Instrumen Kebijaksanaan makro Terhadap Pembentukan Investasi Dan Pendapatan
056 27 Kebutuhan Tabungan Dan Pembentukan Investasi Produktif Bagi Pembiayaan Pembangunan
057 28 Pengaruh Ekspor Terhadap Pendapatan Nasional Dan Pertumbuhan Ekonomi 058 29 Pengaruh Deregulasi Perbankan Bidang Ekspor Terhadap Devisa Pendapatan Nasional
059 30 Aliran Dana Luar Negeri Di Indonesia Dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
060 31 Strategi Indonesia Dan Manajemen Pembentukan Modal Bagi Peningkatan Pendapatan Masyarakat
061 32 Manajemen Perdagangan Internasional Pengurangan Distorsi Ekonomi Pasca Seleksi
Aliran Dana Luar Negeri
062 33 Manajemen Perbankan Pasca Deregulasi Dan Pengaruhnya Terhadap Produksi Di Indonesia
063 34 Refleksi Ekonomi Indonesia Setelah 34 Tahun Membangun: Diantara Kekuatan Dan Kelemahan
005 10 BUKU AJAR, MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Files: 064 01 BUKU AJAR Pengantar Teori Ekonomi
065 02 MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Pengantar Teori Ekonomi
066 03 BUKU AJAR Teori Ekonomi 067 04 BUKU AJAR Ekonomi Pembangunan
068 05 BUKU AJAR Pengantar Ekonomi Mikro
069 06 BUKU AJAR Ekonomi Makro Perthitungan Pend Nasional
070 07 BUKU AJAR Teori Ekonomi Mikro
071 08 MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Teori Ekonomi Mikro
073 09 BUKU AJAR Ekonomi Manajerial
074 10 MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Ekonomi Manajerial
19
II. PENELITIAN KUANTITATIF Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 006 3 VERSI Teks Book EKO MANAJERIALPernah Disumbang ke DIKTI Dan Dikirim Ke USA File 075 01 Buku Teks 681h EKONOMI MANAJERIAL Dengan Fungsi Hasil Estimasi
Atau 075 01 EKONOMI MANAJERIAL Penerapan Konsep-Konsep Mikro Ekonomi Dengan Fungsi
Hasil Estimasi
File 076 02 Buku Teks 301h EKONOMI MANAJERIAL Dengan Fungsi Non-Estimasi
Atau 076 02 EKONOMI MANAJERIAL Penerapan Konsep-Konsep Mikro Ekonomi Dengan Fungsi
Non-Estimasi
File 077 03 Buku Teks 509h EKO MANAJERIAL TRANSPORTASI Dengan Fungsi Non-Estimasi
Atau 077 03 EKONOMI MANAJERIALTRANSPORTASI Penerapan Konsep Mikro Ekonomi Dalam Bisnis Transportasi Dengan Fungsi Non-Estimasi
File 078 Ringkasan Isi Dan Surat Menyurat Pengiriman 3 Teks Book EKO MANAJERIAL Ke USA
Atau 078 Request for Coop in Publishing 3 Text Books in MANAGERIAL ECONOMICS to The USA
Subject: Request for Cooperation in Publishing Text Books in MANAGERIAL
ECONOMICS: Application of Microeconomic Concepts Using Estimation
Result Function (242 halaman)
008 3 Jurnal Penelitian Kuantitatif PROFESIONAL Ilmu Ekonomi 2010 Files: 079 01 Evaluasi Ekonomi Indonesia di Era Pembangunan Berkelanjutan
080 02 Evaluasi Ekonomi 50 Tahun Indonesia Membangaun 081 03 Kebutuhan Tabungan Sebagai Sumber Pembiayaan Pembangunan Indonesia
009 4 Jurnal Penelitian Kuantitatif PROFESIONAL Ilmu Ekonomi 2012 Files: 082 01 Pengembangan Ekonomi Dan Pengaruh POLIIK Di Era Kepemimpinan INDONESIA
083 02 Prestasi Ekonomi INDONESIA Jangka Panjang Dan Pencapaian Kondisi STEADY-
STATE GROWTH
084 03 Perkiraan Kebutuhan Tabungan Bagi Target Pertumbuhan Ekonomi Yang Hendak Dicapai
085 04 Pengendalian Ekonomi Ditengah Ancaman Krisis Dan Dilema Keterbatasan Sumber
Pembiayaan Yang Salaing Trade-Off
010 4 Laporan Penelitian Kuantitatif MANAJEMEN TRANSPORTASI 2010 File 086 01 Laporan HASIL PENELITIAN Kuantitatif 72h Dibidang TRANSPORTASI DARAT 2010
Atau 086 01 Kebutuhan Investasi Produktif Dan Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Jalan Raya Di
Indonesia
File 087 02 Jurnal HASIL PENELITIAN Kuantitatif 18h Dibidang TRANSPORTASI DARAT 2010
Atau 087 02 Kebutuhan Investasi Produktif Dan Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Jalan Raya Di
Indonesia
File 088 03 Laporan HASIL PENELITIAN Kuantitatif 77h Dibidang TRANSPORTASI LAUT 2010 Atau 088 03 Produksi Jasa Angkutan Laut Indonesia Dan Akseleritas Pendapatan Nasional
File 089 04 Jurnal HASIL PENELITIAN Kuantitatif 18h Dibidang TRANSPORTASI LAUT 2010
Atau 089 04 Produksi Jasa Angkutan Laut Indonesia Dan Akseleritas Pendapatan Nasional
20
011 3 Proposal P3M PENELITIAN Kuantitatif MANJEMEN TRANSPORTASI,Tahun 2010 File 090 01 Draft Proposal 21h Penelitian P3M MTD STMT Angkutan Jalan Raya DKI 2010
Atau 090 01 Kepadatan Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya Di DKI Jakarta: Trade off Antara Penguna
Kendaraan Pribadi Dan Umum
(Studi Kasus: Penerapan Konsep Slutsky’s Theorem, TE = SE + IE)
File 091 02 Draft Proposal 26h Penelitian P3M MTL STMT Faktor Produksi PT PELNI 2010 atau 091 02 Pengaruh Beberapa Faktor Produksi Terhadap Produksi PT PELNI
(Studi Kasus: Penerapan Konsep Production Isoquant, TO = SE + OE)
File 092 03 Draft Proposal 25h Penelitian P3M MTU STMT Jumlah Alat Angkut Yang Sepadan 2010
atau 092 03 Penentuan Jumlah Alat Angkut Yang Sepadan Dengan Arus Penumpang Jakarta-Ujung
Pandang
012 14 Proposal PENELITIAN Kuantitatif MANAJEMEN TRANSPORTASI, Tahun 2011 File 093 01 Proposal 11h Produksi Jasa Angkutan Udara Indonesia 2011
Atau 093 01 Produksi Jasa Angkutan Udara Indonesia Dan Investasi Produktif Yang Diperlukan
File 094 02 Proposal 10h Jasa Angkutan Rel 2011
Atau 094 02 Menasionalisasikan Jasa Angkutan Rel Dan Investasi Yang Dibutuhkan
File 095 03 Proposal 11h Produktivitas Dan Produksi Jasa Angkutan KAI 2011
Atau 095 03 Produktivitas Dan Produksi Jasa Angkutan Kereta Api Indonesia
File 096 04 Proposal 11h Angkutan Pelayaran Antar Pulau Indonesia 2011
Atau 096 04 Angkutan Pelayaran Antar Pulau Dalam Wililayah Teritorial Indonesia
File 097 05 Proposal 12h Produksi Jasa Angkutan Udara Penerbangan Domestik 2011
Atau 097 05 Produksi Jasa Angk Udara Komersial Penerbangan Domestik
File 098 06 Proposal 12h Pengembangan Jasa Angkutan Pelayaran Antar Pulau 2011
Atau 098 06 Pengembangan Jasa Angkutan Pelayaran Antar Pulau Indonesia
File 099 07 Proposal 14h Usaha Jasa Angkutan Udara Pada Penerbangan Domestik 2011
Atau 099 07 Usaha Jasa Angkutan Udara Pada Penerbangan Domestik
File 100 08 Proposal 11h Utilitas Penumpang Pengguna Jasa Pelayaran Antar Pulau 2011
Atau 100 08 Utilitas Penumpang Pengguna Jasa Pelayaran Antar Pulau
File 101 09 Proposal 13h Angkutan Penumpang Udara Pada Penerbangan Domestik 2011
Atau 101 09 Angkutan Penumpang Udara Pada Penerbangan Domestik
File 102 10 Proposal 15h Angkutan Penumpang Dom Dan Trade off Antara Laut dan Udara 2011
Atau 102 10 Angkutan Penumpang Dom Dan Trade off Antara Laut dan Udara
File 103 11 Proposal 14h Kebutuhan Modal Pert Produksi Angkutan Udara Luar Negeri 2011
Atau 103 11 Kebutuhan Modal Pertumbuhan Produksi Angkutan Udara Luar Negeri
File 104 12 Proposal 12h Pengembangan Produksi Jasa Angkutan KAI 2011
Atau 104 12 Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Kereta Api Indonesia
File 105 13 Proposal 15h Angkutan Kargo Pelayaran Antar Pulau Dan Penerbangan Dom 2011
Atau 105 13 Angkutan Kargo Pelayaran Antar Pulau Dan Penerbangan Domestik
File 106 14 Proposal 12h Produksi Angkutan Kargo Udara penerbangan Internasional 2011 Atau 106 14 Produksi Angkutan Kargo Udara penerbangan Internasional
21
10 Contoh PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI
013 5 CONTOH Hibah (Proposal DIKTI) Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 2009 -2016 File 107 01 Draf Hibah Kompetensi TAHAP 1 44h dgn Ir PRASAD TITA MM to DIKTI 2009
Atau 107 01 Analisis Pertambahan Pengguna Kendaraan Bermotor Roda Dua Dan Kepemilikan Mobil
Pribadi Di Jakarta
File 108 02 Draft Hibah Kompetensi 47h dgn PROF ERYUS To DIKTI 2010
Atau 108 02 Kepadatan Lalin Angkutan Jalan Raya Di DKI Jakarta Trade off Antara Peng Kend Pribadi
Dan Umum
File 109 03 Draft Hibah Kompetensi 51h dgn PROF HANANTO to DIKTI 2010
Atau 109 03 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PT PELNI
File 110 04 Draft Hibah Kompetensi 51h dgn PROF DIRK KOLEANGAN to DIKTI 2010
Atau 110 04 Penentuan Jumlah Alat Angkut Yang Sepadan Dengan Arus Penumpang JAKARTA-
UJUNG PANDANG
File 111 05 Draft Hibah PRODUK TERAPAN 67h dgn Dr HUSNI HASAN to DIKTI 2016
Atau 111 05 Analisis Penentuan Tarif Angkut Dua Jasa Angk Penumpang Udara Dan Laut Rute
JAKARTA-UJUNG PANDANG
014 3 CONTOH Proposal PENELITIAN Kuantitatif MANJEMEN TRANSPORTASI,Tahun 2014 File 112 01 Proposal Penelitian P3M MTL 13h Angk Pelayaran Antar Pulau PT PELNI 2014
Atau 112 01 PENGEMBANGAN PRODUKSI ANGKUTAN PELAYARAN DI INDONESIA
File 113 02 Proposal Penelitian P3M MTD 15h Effisiensi Produktivitas Jasa Angk PT KAI 2014
Atau 113 02 TINGKAT EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS JASA ANGKUTAN KERETA API
INDONESIA
File 114 03 Proposal Penelitian P3M MTU 21h Kebutuhan Modal Angk Penerb Domestik 2014
Atau 114 03 KEBUTUHAN MODAL DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI ANGKUTAN
PENERBANGAN DOMESTIK
015 2 CONTOH Proposal PENELITIAN Kuantitatif MANJEMEN TRANSPORTASI,
Tahun 2017, Sedang Digarap File 115 01 Proposal Terpadu P3M 28h atau Analisis Trade-Off Antara MTL Dengan MTU 2017
Atau 115 01 Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Pelayaran Antar Pulau Dan Penerbangan
Domestik Indonesia: Trade-off Antara Angkutan Laut Dan Udara
File 116 02 Proposal Penelitian P3M 22h Dibidang TRANPORTASI UDARA Luar Negeri 2017
Atau 116 02 KEBUTUHAN MODAL DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI ANGKUTAN UDARA
LUAR NEGERI
22
III. PENELITIAN SURVEY Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 016 5 LAPORAN HASIL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANJEMEN TRANSPORTASI 2014-2017
File 117 01 Laporan HASIL PENELITIAN 375h Kereta Api Ekonomi Lokal Purwakarta 2014
Atau 117 01 LOYALITAS PELANGGAN JASA ANGKUTAN KERETA API EKONOMI LOKAL
PURWAKARTA
File 118 02 Laporan HASIL PENELITIAN 147h PERUM DAMRI 2015 Atau 118 02 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan
Loyalitas Pelanggan
File 120 03 Laporan HASIL PENELITIAN 172h PT MAYASARI BAKTI 2016
Atau 120 03 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Thd
Keunggulan Bersaing Jasa Angk Mayasari Bakti
File 122 04 Laporan HASIL PENELITIAN 165h GARUDA INDONESIA 2016
Atau 122 04 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan
Domestik GIA Di Bandara Soeta
File 124 05 Laporan HASIL PENELITIAN 353h Kereta Api PATAS Purwakarta 2017 Atau 124 05 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API PATAS
PURWAKARTA
017 5 Jurnal HASIL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANJEMEN TRANSPORTASI 2014-2017 File 125 01 Jurnal HASIL PENELITIAN 41h Kereta Api Ekonomi Lokal Purwakarta 2014
Atau 125 01 LOYALITAS PELANGGAN JASA ANGKUTAN KERETA API EKONOMI LOKAL
PURWAKARTA
File 126 02 Jurnal HASIL PENELITIAN 35h PERUM DAMRI 2015
Atau 126 02 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan
Loyalitas Pelanggan
File 128 03 Jurnal HASIL PENELITIAN 38h PT MAYASARI BAKTI 2016
Atau 128 03 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Thd
Keunggulan Bersaing Jasa Angk Mayasari Bakti
File 130 04 Jurnal HASIL PENELITIAN 36h GARUDA INDONESIA 2016
Atau 130 04 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan
Domestik GIA Di Bandara Soeta
File 132 05 Jurnal HASIL PENELITIAN 40h Kereta Api PATAS Purwakarta 2017
Atau 132 05 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API PATAS
PURWAKARTA
018 10 Macam Prediksi Pengembangan MODEL & KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Penelitian Survey
Files: 133 01 KA Eko Lokal Purwakarta 2014 20h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt 134 02 KA Eko Lokal Purwakarta 2014 23h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Panjang Alt
135 03 PERUM DAMRI 2015 15h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
136 04 Jurnal HASIL PENELITIAN PERUM DAMRI 2015 24h
137 05 Jurnal HASIL PENELITIAN Kereta Api Ekonomi Lokal Purwakarta 2014 30h
138 06 Jurnal HASIL PENELITIAN PT MAYASARI BAKTI 2016 31h
139 07 PT MAYASARI BAKTI 2016 19h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
140 08 Jurnal HASIL PENELITIAN GARUDA INDONESIA 2016 31h
141 09 PT GARUDA INDONESIA 2016 19h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
142 10 Jurnal HASIL PENELITIAN KA PATAS Purwakarta 2017 30h
23
12 BUAH BENTUK PROPOSAL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI
019 6 Contoh Proposal PENELITIAN SURVEY Dibidang Manajemen Transportasi 2014-2017 File 143 01 Proposal 21h KERETA API EKONOMI LOKAL PURWAKARTA 2014
Atau 143 01 LOYALITAS PELANGGAN JASA ANGKUTAN KERETA API EKONOMI LOKAL
PURWAKARTA
File 144 02 Proposal 18h PERUM DAMRI 2015
Atau 144 02 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan
Loyalitas Pelanggan
File 145 03 Proposal 17h PERUM DAMRI Dgn KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
Atau 145 03 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan
Loyalitas Pelanggan
File 146 04 Proposal 28h Keunggulan Bersaing PT MAYASARI BAKTI 2016
Atau 146 04 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Terhadap
Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Mayasari Bakti
File 148 05 Proposal 28h Keunggulan Bersaing GARUDA INDONESIA 2016
Atau 148 05 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan
Domestik GIA Di Bandara Soeta
File 150 06 Proposal 27h KERETA API PATAS PURWAKARTA 2017
Atau 150 06 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API PATAS
PURWAKARTA
020 2 Contoh Proposal PENELITIAN SURVEY Hasil Pengembangan Model 2016 File 151 01 Proposal 33h Keunggulan Bersaing GARUDA INDONESIA 2016 dengan MODEL &
KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
Atau 151 01 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan Domestik GIA Di Bandara Soeta
File 152 02 Proposal 26h Keunggulan Bersaing PT MAYASARI BAKTI 2016 dengan MODEL &
KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
Atau 152 02 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Terhadap
Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Mayasari Bakti
021 2 Contoh Proposal Baru PENELITIAN SURVEY Dibidang Manajemen Transportasi 2017 File 153 01 Proposal 30h Keunggulan Bersaing LION AIR GROUP 2017
Atau 153 01 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan Domestik LION AIR GROUP Di Bandara Soeta
File 154 02 Proposal 30h Keunggulan Bersainng TRANSJAKARTA 2017
Atau 154 02 Faktor Yang Mempengaruhi Keunggulan Bersaing Dan Implikasinya Terhadap Loyalitas
Konssumen Jasa Angkutan Transjakarta
File 155 01 Proposal 30h Keunggulan Bersaing LION AIR GROUP 2017 dengan MODEL &
KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
Atau 155 01 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan
Domestik LION AIR GROUP Di Bandara Soeta
File 156 02 Proposal 30h Keunggulan Bersainng TRANSJAKARTA 2017 dengan MODEL &
KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
Atau 156 02 Faktor Yang Mempengaruhi Keunggulan Bersaing Dan Implikasinya Terhadap Loyalitas
Konssumen Jasa Angkutan Transjakarta
24
Biasanya untuk mendapatkan sebuah TULISAN ILMIAH adalah secara kebetulan
didalam DOMAIN Google atau Bilamana sudah mengetahui judul TULISAN
ILMIAH tersebut cukup dengan menulis judul tersebut ke dalam Google dan akan
keluar TULISAN ILMIAH yang dimaksud.
KIAT CERDIK MEMBUAT TULISAN ILMIAH, dan sebagai langkah utama adalah
dengan cara Mengkoleksi sejumlah TULISAN ILMIAH yang akan berperan sebagai
MATERI PEMBANDING dengan MATERI YANG DIBUAT. Paling tidak agar
mengatahui bagaimana penyusunan MODEL & KERANGKA PEMIKIRAN
TEORITIS yang dibuat penulis lain. Selain bisa memperkuat “pondasi ilmiah” bahkan
juga memperkokoh “Kemampuan ilmiah” agar lebih mudah menyelesaikan berbagai
bentuk/beranekaragam Persoalan Ilmiah pada PENELITIAN KUANTITATIF Dibidang
MANAJEMEN TRANSPORTASI maupun PENELITIAN SURVEY Dibidang
MANAJEMEN TRANSPORTASI. Tentunya sebagai langkah berikutnya adalah
Meng-unduh (Downloads) sebanyak mungkin TULISAN ILMIAH dari penulis lain atau Meng-unduh secara keseluruhan TULISAN ILMIAH yang dibuat dalam File PDF
(pada posisi jumlah sekarang) sebagaimana tercantum dalam Lembaran Informasi, terkecuali TULISAN ILMIAH yang terdapat dalam kurung sebanyak 22 Files (hanya
bisa didapatkan melalui Email langsung dengan sejumlah harga tertentu yang disajikan
dalam sebuah Daftar Harga).
Ketentuan: Gantilah Lembaran Informasi (Daftar TULISAN ILMIAH yang disisipkan dalam wujud File PDF) menjadi (Daftar TULISAN ILMIAH yang dibuat dalam File DOCUMENTS),
sehingga didapatkan sebuah File DOCUMENTS yang berisikan Daftar dari semua tulisan
ilmiah yang disusun oleh Amrizal.
Selanjutnya, dengan cara memasukan/menuliskan 000 Daftar Tulisan Ilmiah Amrizal
ke dalam Google, maka akan didapatkan sebuah File DOCUMENTS yang berisi Daftar
TULISAN ILMIAH tersebut, dengan contoh berikut:
Google 000 Daftar Tulisan Ilmiah Amrizal Cari
Adapun tujuan selanjutnya agar lebih leluasa/Mudah meng-unduh (Downloads)
keseluruhan TULISAN ILMIAH yang dibuat dalam PDF (pada posisi jumlah sekarang),
cukup dengan cara meng-Copy masing-masing Nomor urut beserta nama file tersebut
ke dalam Google.
Diistilahkan dalam tanda petik “pada posisi jumlah sekarang” oleh karena posisi/jumlah
files PDF yang disajikan dalam Daftar TULISAN ILMIAH dapat berubah pada saat-saat
tertentu seiring dengan perjalanan waktu.......
-------- Jakarta, 14 September 2017--------