ANALISIS NILAI MORAL DAN NILAI SOSIAL DALAM NOVEL · ANALISIS NILAI MORAL DAN NILAI SOSIAL DALAM...
Transcript of ANALISIS NILAI MORAL DAN NILAI SOSIAL DALAM NOVEL · ANALISIS NILAI MORAL DAN NILAI SOSIAL DALAM...
i
ANALISIS NILAI MORAL DAN NILAI SOSIAL DALAM NOVEL
DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN
KARYA TERE LIYE DAN IMPLEMENTASINYA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Disusun oleh
ALUISIUS TITUS KURNIADI 121224021
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN ILMU DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
Skripsi penelitian ini dipersembahkan kepada
Tuhan kami Yesus Kristus atas berkat dan bimbingan-Nya yang telah diberikan.
Kedua orang tua tercinta, Bapak Robertus Subaryanto dan Ibu Maria Ninik
Murdiastuti yang selalu memberikan semangat, doa, perhatian dan kasih sayang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
JANGAN BERKATA TIDAK BISA KALAU
BELUM MENCOBA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Kurniadi, Aluisius Titus. 2018. Analisis Nilai Moral dan Nilai Sosial dalam
Novel: Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin Karya Tere
Liye dan Implementasinya. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini meneliti tentang nilai moral dan nilai sosial dalam novel
Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin karya Tere Liye. Tujuan penelitian
ini adalah mendeskripsikan nilai moral dan mendeskripsikan nilai sosial yang
terkadung dalam novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin karya Tere
liye, serta mendeskripsikan implementasi nilai moral dan sosial yang terkandung
dalam novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin karya Tere liye pada
pembelajaran di SMP Stella Duce 1 Yogyakarta. Jenis penelitian yang digunakan
adalah deskriptif dengan menggunakan analisis isi. Penelitian ini adalah penelitian
pustaka. Sumber data penelitian ini berupa dokumen tertulis hasil kesusastraan
novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin karya Tere liye. Langkah-
langkah penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, tahap pemerolehan data.
Tahapan ini meliputi penetapan unit analisis, dan pengumpulan data. Kedua, tahap
penyeleksian data. Ketiga, tahap uji validitas data. Keempat, tahap proses analisis
data. Tahap ini meliputi tahap penyajian dan analisis data.
Hasil penelitian dan pembahasan, bahwa dalam novel Daun yang Jatuh
Tak Pernah Membenci Angin karya Tere Liye mengandung nilai moral dan sosial
yang dapat diimplementasikan sebagai bahan pembelajaran sastra di SMP. Nilai
moral dan sosial diperoleh dengan menganalisis wujud-wujud nilai yang
terkandung dalam novel yang dikaji. Nilai-nilai tersebut diwujudkan dalam
berbagai perilaku dan sifat tokoh pada rangkaian cerita novel. Nilai moral yang
terkandung pada novel yang dikaji mencakup empat jenis, yaitu: hubungan
manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan diri sendiri, hubungan
manusia dengan sesama, dan hubungan manusia dengan lingkungan. Nilai sosial
pada novel ini lebih mengarah pada nilai yang dianggap baik dan dianggap buruk
oleh masyarakat melalui kisah tokoh yang mengarahkan pembaca untuk
mengidentifikasi baik dan buruknya secara sosial.
Kata Kunci: nilai moral, nilai sosial, implementasi, rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), silabus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Kurniadi, Aluisius Titus. 2018. Analysis of Moral Values and Social Values in
Novels: Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin of Tere
Liye's Works and Their Implementation. Thesis. Yogyakarta:
Indonesian Literature Language Education Study Program, Teacher
Training and Education Faculty, Sanata Dharma University.
This research examines moral values and social values in the novels Daun
yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin of Tere Liye’s. The purpose of this
study is to describe the moral values and describe the social values contained in
the novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin by Tere liye, and
describe the implementation of moral and social values contained in the novel
yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin Tere liye's on learning in Stella Duce 1
Junior High School Yogyakarta. The type of research used is descriptive by using
content analysis. This research is library research. The source of this research data
in the form of written documents resulting from the literature of the Leaf of the
yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin by Tere liye. The steps of this study are
as follows. First, the data acquisition stage. This stage includes the determination
of unit analysis, and data collection. Second, the data selection stage. Third, the
data validity test phase. Fourth, the stage of the data analysis process. This stage
includes the data presentation and analysis stages.
The results of the study and discussion, that in the Leaf novel yang Jatuh
Tak Pernah Membenci Angin by Tere Liye's works contain moral and social
values that can be implemented as material for learning literature in junior high
school. Moral and social values are obtained by analyzing the forms of values
contained in the novels studied. These values are manifested in a variety of
behaviors and character traits in a series of novel stories The moral values
contained in the novel studied cover four types, namely: human relations with
God, human relations with oneself, human relations with others, and human
relations with the environment . The social value of this novel is more directed
towards values that are considered good and considered bad by the community
through a story of characters who direct the reader to identify good and bad
socially.
Keywords: moral values, social values, implementation, learning implementation
plan (RPP), syllabus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
ANALISIS NILAI MORAL DAN NILAI SOSIAL DALAM NOVEL: DAUN
YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN
IMPLEMENTASINYA DI SMP STELLA DUICE 1 YOYGYAKARTA. Skripsi
ini disusun dalam rangka memenuhi pesyaratan memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma.
Peneliti menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak yang telah banyak membantu serta memberikan
motivasi dalam penyusunan skripsi ini sampai selesai. Pada kesempatan ini,
peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
2. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma dan
dosen pembimbing yang telah memberikan saran, kritik, dorongan,
semangat, waktu, pikiran, dan tenaga untuk membimbing eneliti dalam
menyelesaikan skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
3. Seluruh dosen PBSI Universitas Sanata Dharma yang telah
memberikan ilmu pengetahuan dan bekal akademik selama
perkuliahan.
4. Ibu Rusmiati, selaku karyawan sekretariat prodi PBSI yang dengan
sabar memberikan pelayanan administratif..
5. Orang tua tercinta, Bapak Robertus Subaryanto dan Ibu Maria Ninik
Murdiastuti yang selalu memberikan semangat, doa, materi, dukungan,
perhatian dan kasih sayang yang tak terbatas.
6. Kedua kakak tercinta, Fransiskus Xaverius Berti Kurniawan dan
Cecilia Rinda yang selalu memberikan dukungan.
7. Gisela Rosa Octavia yang selalu memberikan semangat, dukungan,
doa, dan kasih sayang.
8. Sahabat-sahabatku PBSI yang selalu memberikan dukungan.
9. Teman-teman Flash All Star yang selalu memberikan semangat.
10. Kelurga besar Kedai TeaTen yang selalu mendukung dan memberi
inspirasi.
11. Almamater tercinta Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
12. Semua pihak yang tidak bsia peneliti sebutkan satu-persatu yang telah
emberikan doa, dukungan, dan semangat hingga skripsi ini
terselesaikan dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv
HALAMAN MOTO .............................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................... x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xviii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………...………1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 8
1.5 Batasan Istilah ............................................................................................... 8
1.6 Sistematika Penyajian .................................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 11
2.1 Penelitian yang Relevan ............................................................................. 11
2.2 Landasan Teori ........................................................................................... 13
2.2.1 Nilai Moral.......................................................................................... 13
2.2.2 Nilai Moral dalam Karya Sastra ......................................................... 15
2.2.3 Nilai Sosial.......................................................................................... 18
2.2.4 Tokoh dan Penokohan dalam Karya Sastra ........................................ 20
2.3 Pembelajaran Sastra di Sekolah ................................................................. 22
2.3.1 Silabus ................................................................................................ 26
2.3.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ........................................ 27
2.3.2.1 Tujuan Pembelajaran ................................................................ 27
2.3.2.2 Materi/Isi .................................................................................. 28
2.3.2.3 Strategi dan Metode Pembelajaran ........................................... 28
2.3.2.4 Media dan Sumber Belajar ....................................................... 28
2.3.2.5 Evaluasi .................................................................................... 28
2.4 Kerangka Berpikir ...................................................................................... 29
2.5 Kerangka Rencana Pelaksanaa Pembelajaran ............................................ 31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 32
3.1 Sumber Data ............................................................................................... 32
3.2 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 32
3.3 Instrumen Penelitian ................................................................................... 34
3.4 Teknik Analisis Data .................................................................................. 35
3.5 Keabsahan Data .......................................................................................... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 38
4.1 Hasil Penelitian ........................................................................................... 38
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................................... 41
4.2.1 Wujud Nilai Moral dalam Novel ........................................................ 41
4.2.2 Wujud Nilai Sosial dalam Novel ........................................................ 63
4.3 Implementasi Hasl Penelitian sebagai Bahan Pembelajaran
Sastra di SMP .............................................................................................. 70
4.3.1 Silabus ................................................................................................ 71
4.3.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ........................................ 75
BAB IV PENUTUP ........................................................................................... 100
5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 100
5.2 Implikasi ................................................................................................... 102
5.3 Saran ......................................................................................................... 103
DAFTAR PUTAKA .......................................................................................... 104
DAFTAR LAMAN ............................................................................................ 106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
LAMPIRAN ....................................................................................................... 107
BIOGRAFI PENULIS ...................................................................................... 163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Wujud Nilai Moral dalam Novel DAUN YANG JATUH TAK PERNAH
MEMBENCI ANGIN Karya Tere Liye ................................................................ 39
Tabel 2. Wujud Nilai Sosial dalam Novel DAUN YANG JATUH TAK PERNAH
MEMBENCI ANGIN Karya Tere Liye ................................................................ 40
Tabel 3. Aspek Pertimbangan Memilih Bahan Ajar ............................................. 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar1. Bagan Alur Kerangka Berpikir ............................................................ 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Validasi Silabus .............................................................................. 108
Lampiran 2. Validasi RPP ................................................................................... 110
Lampiran 3. Data Nilai Moral dalam Novel DAUN YANG JATUH TAK
PERNAH MEMBENCI ANGIN Karya Tere Liye ............................................. 134
Lampiran 4. Wujud Nilai Sosial dalam Novel DAUN YANG JATUH TAK
PERNAH MEMBENCI ANGIN Karya Tere Liye ............................................. 157
Lampiran 5. Cover Novel DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI
ANGIN Karya Tere Liye .................................................................................... 162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sastra merupakan bentuk kegiatan kreatif dan produktif dalam
menghasilkan sebuah karya yang memilki nilai rasa estetis serta mencerminkan
realitas sosial kemasyarakatan. Menurut Soemarjo (1986 : 25), sastra merupakan
ungkapan pengalaman manusia dalam bentuk bahasa yang ekspresif dan
mengesan. Untuk dapat menikmati keindahan karya sastra, seorang penikmat
sastra harus dapat menganalisis dan mengapresiasi isi dari karya sastra itu sendiri.
Penikmat sastra biasanya membaca karya sastra sebagai pengisi waktu luang atau
hiburan saja, akan tetapi ada beberapa penikmat sastra yang ingin memperoleh
suatu pengalaman baru dari apa yang dibacanya dan ingin menambah wawasan
atau pengetahuan untuk memperkaya batinnya.
Sastra menyajikan kehidupan manusia dan kehidupan itu sebagian besar
berhubungan dengan kenyataan sosial dan nilai moral dalam masyarakat. Sastra
merupakan gambaran dari usaha manusia untuk menyesuaikan diri dan usahanya
untuk mengubah masyarakat itu. Menurut Semi (1990 : 1), karya sastra tidak
hanya dinilai sebagai karya seni yang memiliki budi, imajinasi, dan emosi, tetapi
telah dianggap suatu karya kreatif yang dimanfaatkan sebagai konsumsi
intelektual di samping konsumsi emosi.
Ajaran moral dalam karya sastra sering kali tidak secara langsung
disampaikan, tetapi melalui hal-hal yang sifatnya amoral. Hal ini sesuai apa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
dikenal dengan tahap katarsis pada pembaca karya sastra. Meskipun
sebelum mengalami katarsis, pembaca atau penonton dipersilakan untuk
menikmati dan menyaksikan peistiwa-peristiwa yang sebenarnya tidak dibenarkan
secara moral.
Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan
hiburan manusia terus bertambah. Hal ini menjadi pemicu munculnya berbagai
macam kemudahan untuk memperoleh informasi dan hiburan. Salah satu sarana
yang dapat membantu manusia untuk mendapatkan informasi dan hiburan yaitu
media massa, baik cetak maupun onlineseperti koran, majalah, televisi, internet,
dan lain-lain. Namun sangat disayangkan, hanya sedikit informasi dan hiburan di
media massa yang mengandung nilai sosial dan moral yang baik.
Kemudahan dan banyaknya informasi serta hiburan yang diberikan oleh
media sekarang terkadang membuat sulit untuk memilah mana informasi yang
bermanfaat dan mana informasi yang tidak bermanfaat. Unsur sara dan bully
masih banyak ditemui di setiap informasi-informasi dan hiburan di media
sekarang. Salah satu contohnya dikutip dari
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/08/31/08382171/tawuran-pelajar-smk-
di-bekasi-1-orang-tewas-hingga-aksi-balas-dendam memberitakan tetang tawuran
pelajar yang berujung dengan korban jiwa. Hal ini tentu akan mempengaruh pola
pikir manusia jaman sekarang khususnya anak sekolah dan akan merusak moral.
Padahal masih banyak alternatif lain yang dapat diambil untuk menambah
wawasan atau informasi selain melalui kemudahan yang ditawarkan oleh media
sekarang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Salah satu cara yang dianggap paling efektif untuk menambah informasi
sekaligus hiburan adalah melalui membaca. Namun, pada saat ini budaya
membaca untuk mendapatkan informasi sudah mulai ditinggalkan. Padahal
dengan banyak membaca kita jadi lebih terbuka, lebih haus akan informasi, dan
punya pikiran yang lebih tajam.
Informasi dan hiburan yang ditawarkan oleh bacaan khususnya novel lebih
menantang kita untuk dapat berpikir efektif, mendapatkan ide baru, atau bahkan
dapat berimajinasi sesuai dengan kemampuan daya khayal kita. Sementara itu,
informasi dan hiburan yang ditawarkan oleh media televisi terkesan membatasi
kemampuan kita berpikir. Banyak tanyang di televisi yang kurang bermanfaat dan
mendidik generasi muda sekarang sehingga menyebabkan keterbatasan pola
berpikirnya.
Salah satu bacaan yang menawarkan hiburan pada pembacanya adalah
novel. Di samping menghibur, novel juga mengajak pembacanya untuk mengasah
kemampuan berimajinasi dan berpikir dalam memahami dan menikmatin jalannya
cerita yang terdapat dalam novel. Novel sendiri adalah karya sastra yang dibangun
berdasarkan unsur-unsur yang terdapat di dalam karya itu. Unsur-unsur itu terdiri
dari unsur instrinsik dan unsur eksrtinsik. Unsur instrinsik merupakan unsur-unsur
yang tampak dalam sebuah novel, seperti: tema, perwatakan tokoh, alur, dan lain-
lain. Unsur ekstrinsik merupakan unsur-unsur yang tidak tampak dalam sebuah
novel, seperti: nilai sosial, moral, ekonomi, budaya, dan pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Membaca novel selain bermanfaat untuk melatih daya imajinasi dan
berpikir memahami jalan cerita juga dapat memberi efek hiburan dan
menghilangkan kepenatan. Tak jarang imajinasi kita dapat membayangkan
keindahan, kemuraman, atau romantisme yang ditawarkan oleh novel termasuk
mempelajari nilai-nilai yang terdapat di dalamnya. Selain menghibur, novel juga
dapat menawarkan nilai-nilai kehidupan yang akan bermanfaat bagi pembaca. Tak
jarang dalam sebuah novel memberikan lebih dari satu nilai kehidupan yang dapat
dipelajari sekaligus dijadikan contoh oleh pembaca dalam memaknai kehidupan.
Tak kalah dengan hiburan dalam media elektronik, novel pun memiliki
berbagai jenis hiburan yang ditawarkan dalam pilihan bacaannya, seperti novel
misteri, novel pop, novel roman, dan lain sebagainya. Setiap genre tersebut
menawarkan hiburan sekaligus manfaat yang berbeda tergantung genre mana yang
dipilih pembacanya.
Di dalam novel ataupun karya sastra lainnya, sarana yang digunakan untuk
mengungkapkan cerita adalah unsur intrinsik. Unsur intrinsik sastra adalah unsur
dalam yang membangun keutuhan karya sastra. Yang termasuk unsur intrinsik
karya sastra adalah tema, penokohan, amanat, latar, dan sudut pandang. Tema
adalah pokok persoalan setiap karya sastra misal politik, persahabatan, cinta,
keluarga, dan penghianatan. Penokohan adalah penggambaran karakter tokoh
cerita. Amanat adalah nasihat, petuah, dan pesan moral. Latar adalah gambar
tempat, waktu dan suasana terjadinya cerita. Latar terdiri atas dua macam yaitu
latar waktu dan tempat. Sudut pandang adalah titik pengkisahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Salah satu novel yang menarik untuk dibaca adalah novel karya Tere Liye.
Hal tersebut karena, novel-novel karya Tere Liye sangat cocok untuk bacaan
kalangan remaja. Tere Liye lahir dan tumbuh dewasa di pedalaman Sumatera. Ia
lahir pada tanggal 21 mei 1979. Laki-laki yang sekarang telah berumur 39 tahun
ini telah menerbitkan puluhan judul novel. Beberapa karyanya yang pernah
diangkat ke layar kaca yaitu Hafalan Shalat Delisa dan Moga Bunda Disayang
Allah. Sejumlah karyanya bahkan dicetak ulang karena tinggi permintaan dari
para pembaca setia novel Tere Liye. Dikutip dari
http://www.tonfeb.com/2016/11/12-novel-tere-liye-paling-bagus-dan-best-
seller.html, selain kedua novel tersebut, masih ada beberapa novel karya Tere
Liye yang tak kalah menaraik. Novel-novel tersebut diantaranya novel berjudul
Bidadari-Bidadari Surga tahun 2008, novel berjudul Burlian tahun 2009, novel
berjudul Ayahku (BUKAN) Pembohong tahun 2011, novel yang berjdul Daun
yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin tahun 2010, dan masih ada lagi beberapa
novel yang fenomenal. Novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
merupakan salah satu karya yang menarik untuk di kaji dari segi nilai moral dan
sosial di dalamnya. Dalam novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
karya Tere Liye merupakan novel terbitan tahun 2010 yang bergenre fiksi roman
kontemporer. Novel tersebut memiliki cerita utama tentang percintaan beda usia
yang dialami oleh tokoh utama. Selain itu, masalah ekonomi menjadi salah satu
faktor utama dalam novel ini.
Novel karya Tere Liye ini menceritakan tentang kehidupan sebuah
keluarga kecil yang telah ditinggal pergi untuk selama oleh sang kepala keluarga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
dan setelah itu ditolong oleh sosok laki-laki dewasa yang sangat baik hati. Tokoh
dalam novel terserbut antara lain Tania (tokoh utama), Dede (adik Tania), Ibu,
Danar (laki-laki yang dianggap sebagai malaikat di keluarga Tania), dan Ratna
(istri Danar). Konflik yang terjadi dalam novel tersebut adalah percintaan antara
Tania dan Danar yang ditentang oleh ibu Tania karena Danar sudah dianggap
sebagai malaikat di keluarganya serta jarak umur mereka yang teramat jauh yaitu
14 tahun. Selain itu, kehadiran Ratna semakin membuat hancur perasaan yang
dimiliki oleh Tania.
Fenomena moral dan sosial dalam novel Daun yang Jatuh Tak Pernah
Membenci Angin berkaitan erat dengan dengan masalah hubungan antara manusia
dengan Tuhan, manusia dengan diri sendiri, dan hubungan antara manusia dengan
manusia lain dalam lingkup sosial. Jenis dan wujud pesan moral dan nilai sosial
yang terdapat dalam karya sastra akan bergantung pada keyakinan, keinginan, dan
ketertarikan pengarang yang bersangkutan. Jenis dan ajaran moral serta nilai
sosial itu sendiri dapat mencakup masalah yang bisa dikatakan bersifat tidak
terbatas. Cakupannya meliputi seluruh persoalan hidup dan kehidupan, seluruh
persoalan yang menyangkut harkat dan martabat manusia.
Berdasarkan pemikiran tersebutlah penelitian terhadap novel ini dilakukan,
khususnya berkenaan dengan nilai-nilai moral dan sosial yang terkandung di
dalam novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin. Novel ini
menyajikan cerita-cerita yang penuh dengan nilai-nilai moral dan nilai sosial
sehingga penulis tertarik untuk mengulas novel ini lebih lanjut berdasarkan
uraian-uraian di atas. Penelitian ini akan mengulas nilai moral dan sosial dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin dan implementasinya sesuai
dengan kurikulum 2013 KD 3.11Mengidentifikasi informasi pada teks ulasan
tentang kualitas karya (film, cerpen, puisi, novel, dan karya seni daerah) yang
dibaca atau diperdengarkan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut.
1. Apa saja nilai moral yang terkandung dalam novel Daun yang Jatuh Tak
Pernah Membenci Angin?
2. Apa saja nilai sosial yang terkandung dalam novel Daun yang Jatuh Tak
Pernah Membenci Angin?
3. Bagaimana implementasi nilai moral dan sosial yang terkandung dalam
novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin pada pembelajaran?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian rumasan masalah, dapat diuraikan tujuan penelitian
sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan nilai moral yang terkadung dalam novel Daun yang
Jatuh Tak Pernah Membenci Angin.
2. Mendeskripsikan nilai sosial yang terkadung dalam novel Daun yang
Jatuh Tak Pernah Membenci Angin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
3. Mendeskripsikan implementasi nilai moral dan sosial yang terkandung
dalam novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin pada
pembelajaran.
1.4 Manfaat Penelitan
Penelitian ini diharapkan dapat memberi beberapa manfaat sebagai berikut.
1. Bagi praktisi pendidikan, penelitian ini diharapkan dengan penelitian ini
dapat menemukan berbagai nilai untuk diimplementasikan dalam proses
pendidikan nilai-nilai moral dan sosial peserta didik di sekolah.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam dunia pendidikan
khususnya bagi guru bahasa Indonesia, agar novel Daun yang Jatuh Tak
Pernah Membenci Angin karya Tere Liye dapat digunakan sebagai
alternatif pengajaran sastra di sekolah.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi mahasiswa
PBSI mengenai nilai moral dan sosial yang terkandung dalam novel Daun
yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin.
1.5 Batasan Istilah
1. Nilai adalah sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi
kemanusiaan: tradisional yang dapat mendorong pembangunan perlu kita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
lambangkan. Sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai dengan
hakikatnya, (KBBI, 2008 : 963).
2. Moral berarti ajaran baik buruk yang diterima umum mengenai
perbuatan, sikap, kewajiban; akhlak budi pekerti susila, (KBBI, 2008 :
929).
3. Sosial adalah perilaku yang dianut oleh suatu masyarakat mengenai apa
yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat.
4. Implementasi adalah pelaksanaan atau penerapan (Depdiknas, 2008 :
529). Implementasi dari penelitian ini adalah silabus dan RPP.
5. Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau
makhluk hidup belajar (Depdiknas, 2008 : 23). Dalam penelitian ini
ditujukan sebagai pembelajaran sastra di SMP Stella Duce 1 Yogyakarta.
6. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran
atau tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar,
materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu,
dan bahan ajar (Masnur, 2007 : 23).
7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rancangan
pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam
pembelajaran di kelas (Masnur, 2007 : 45).
1.6 Sistematika Penyajian
Laporan penelitian ini terdiri dari lima bab. Kelima bab tersebut terdiri
dari bab I pendahuluan, bab II landasan teori, bab III metode penelitian, bab IV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
hasil penelitian dan pembahasan, dan bab V Kesimpulan. Kelima bab tersebut
dijabarkan sebagai berikut:
Bab I berisi pendahuluan. Bab ini memaparkan latar belakang masalah
yang akan diteliti, rumusan masalah , tujuan penelitian, manfaat penelitian,
batasan istilah, dan sistematika penyajian. Bab II berisi landasan teori. Bab ini
memaparkan penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini dan kajian
teori yang digunakan sebagai dasar penelitian. Bab III berisi metodologi
penelitian. Bab ini memaparkan sumber data, teknik pengumpulan data,
instrument penelitian, teknik analisis data, dan keabsahan data. Bab IV berisi hasil
penelitian dan pembahasan. Bab ini memaparkan hasil analisis nilai moral dan
nilai sosial dalam novel “Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin” karya
Tere Liye dan implementasi dalam silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) sebagai pembelajaran sastra di SMP. Bab IV berisi
kesimpulan, implikasi, dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Penelitian yang Relevan
Terdapat dua penelitian yang relevan dengan penelitian yang
dilakukan penulis, di antaranya penelitian yang dilakukan oleh Yuli Astuti
– Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun 2014 dalam skripsinya
yang berjudul Nilai-Nilai Moral dalam novel Negeri 5 Menara karya A.
Fuadi: Tinjauan Sosiologi Sastra dan Implementasinya pada Pembelajaran
Sastra di SMA Kelas XI Semester II dan Sri Dewi Nopianti - Universitas
Galuh Jawa Barat tahun 2017 dalam artikelnya yang berjudul Nilai Moral
dalam Novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin.
Dalam penelitian Astuti (2014: 102), novel tersebut dikaji dengan
pendekatan analisis teks. Data yang dikumpulkan dari unit-unit teks pada
novel mencerminkan nilai moral tokoh. Hasil dari penelitian tersebut
menghasillkan delapan nilai moral kedelapan nilai tersebut diperoleh dari
empat kategori nilai moral berikut: Pertama, nilai moral dalam lingkup
hubungan manusia dengan Tuhan: religious dan toleransi. Kedua, nilai
moral dalam lingkup hubungan manusia dengan diri sendiri: kerja keras,
disiplin, dan cinta damai. Ketiga, nilai moral dalam lingkup hubungan
manusia dengan sesama: tolong menolong dan bersahabat. Keempat, nilai
moral dalam lingkup hubungan manusia dengan lingkungan: peduli
lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nopianti (2017: 1), novel
Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin disaji menggunakan
metode deskriptif. Tujuan penelitian tersebut adalah mendeskripsikan nilai
moral dalam novel tersebut. Selain itu penelitian tersebut dilatarbelakangi
dengan permasalahan berdasarkan fenomena bahwa dalam pembelajaran
menganalisis novel menuntut siswa untuk mampu menganalisis nilai-nilai
yang terkandung di dalamnya.
Berdasarkan dua penelitian terdahulu, penulis mendapatkan
gambaran bahwa penelitian tersebut memiliki perbedaan. Penelitian
pertama penulis ingin mengidentifikasi nilai moral yang terdapat dalam
novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi yang ditinjau dengan sosiologi
sastra dan bagaimana implementasinya di sekolah, sedangkan penelitian
yang kedua peneliti hanya mengidentifikasi nilai moral dalam Novel Daun
yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin tanpa mengimplementasikan ke
dalam pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, kedua penelitian tersebut berfokus
terhadap nilai moral saja. Maka dari itu, peneliti tidak hanya akan
mengindentifikasi nilai moral melainkan ditambah dengan nilai sosial.
Jadi, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi nilai moral dan nilai
sosial dalam Novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin dan
implementasinya dalam pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
2.2 Landasan Teori
Penelitian ini meneliti tentang nilai moral dan nilai sosial dalam
novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin karya Tere Liye,
untuk itu perlu dijabar pengertian-pengertian mengenai nilai moral dan
nilai sosial dalam karya sastra. Selain itu, akan dijabarkan pula teori
tentang tokoh dan penokohan dalam karya sastra. Hal tersebut karena,
dalam penelitian ini nilai moral dan nilai sosial dalam novel tersebut akan
dianalisis menggunakan pendekatan tokoh dan penokohan dalam karya
sastra. Pengertian teori-teori tersebut akan dijabarkan di bawah ini.
2.2.1 Nilai Moral
Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan
kualitas, dan berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai, berarti sesuatu
itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia (Wiyatmi, 2006: 112).
Menurut Bertens (2007: 139-141), nilai merupakan sesuatu yang
menarik bagi kita, sesuatu yang kita cari, sesuatu yang menyenangkan, dan
sesuatu yang disukai dan diinginkan, secara singkatnya nilai merupakan
sesuatu yang baik. Jika kita berbicara tentang nilai, kita maksudkan
sesuatu yang berlaku, sesuatu yang memikat atau mengimbau kita. Nilai
berperan dalam suasana apresiasi atau penilaian dan akibatnya sering akan
dinilai secara berbeda oleh berbagai orang.
Nilai sekurang-kurangnya memiliki tiga ciri, yaitu pertama, nilai
berkaitan dengan subjek. Kalau tidak ada subjek yang menilai, maka tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
ada nilai juga. Entah manusia hadir atau tidak, gunung tetap meletus. Tapi
untuk dapat nilai sebagai indah atau merugikan, letusan gunung itu
memerlukan subjek yang menilai. Kedua, nilai tampil dalam suatu konteks
praktis, dimana subjek ingin membuat sesuatu. Dalam pendekatan yang
semata-mata teoretis, tidak akan adanilai (hanya menjadi pertanyaan
apakah suatu pendekatan yang secara murni teoretis bisa diwujudkan).
Ketiga, nilai-nilai menyangkut sifat-sifat yang ‘ditambah’ oleh subjek pada
sifat-sifat yang dimiliki oleh objek. Nilai tidak dimiliki oleh objek pada
dirinya. Rupanya hal itu harus dikatakan karena objek yang sama bagi
berbagai subjek dapat menimbulkan nilai yang berbeda-beda (Bertens,
2007: 142).
Menurut Daroeso (1986: 23), moral adalah sebagai keseluruhan
norma yang mengatur tingkah laku manusia di masyarakat. Wila Huky
(dalam Daroeso, 1986: 22) mengatakan bahwa untuk memahami moral
dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu sebagai berikut.
1. Moral sebagai tingkah laku hidup manusia yang mendasarkan diri pada
kesadaran bahwa ia terikat oleh suatu keharusan untuk mencapai yang
baik sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam lingkungan.
2. Moral sebagai perangkat ide-ide tentang tingkah laku hidup dengan
warna dasar tertentu yang dipegang oleh sekelompok manusia di dalam
lingkungan tertentu.
3. Moral adalah ajaran tentang tingkah laku hidup yang baik berdasarkan
pandangan hidup atau agama tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
2.2.2 Nilai Moral dalam Karya Sastra
Karya sastra yang baik seharusnya mengandung beberapa nilai di
dalamnya. Hal tersebut karena, agar pembaca tidak hanya sekedar
membaca, akan tetapi dari proses membaca tersebut pembaca dapat
memperoleh nilai-nilai yang dapat direnungkan dan diimplementasikan
dalam kehidupan. Shipley (Tarigan, 1985: 194) pada dasarnya karya sastra
memiliki nilai-nilai yang terkandung di dalamnya yaitu:
1) Nilai hedonik, yaitu nilai-nilai yang dapat memberikan kesenangan
langsung kepada pembaca.
2) Nilai artistik, yaitu nilai yang dapat memanifestasikan atau
mewujudkan keterampilan seseorang.
3) Nilai kultural, yaitu nilai yang mengandung hubungan yang
mendalam dengan masyarakat atau kebudayaan.
4) Nilai moral, agama atau nilai yang memberikan ajaran yang terkait
dengan etika moral dan agama.
5) Nilai praktis, yaitu nilai-nilai yang bersifat praktis di dalam karya
sastra yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari oleh
pembaca.
Kehadiran moral dalam cerita fiksi dapat dipandang sebagai
semacam saran terhadap perilaku moral tertentu yang bersifat praktis tetapi
bukan resep atau petunjuk bertingkah laku. Ia dikatakan praktis lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
disebabkan karena ajaran moral itu disampaikan lewat sikap dan perilaku
konkret sebagaimana ditampilkan oleh para tokoh cerita. Tokoh-tokoh
cerita tersebut dapat dipandang sebagai model untuk menunjukkan dan
mendialogkan kehidupan sebagaimana yang diidealkan oleh penulis cerita
(Nurgiantoro, 2005: 265).
Nurgiantoro (2005:266), membuat kategori nilai-nilai moral
sebagai berikut:
(1) Nilai moral dalam lingkup hubungan manusia dengan Tuhan
Pesan moral yang berwujud moral religius, termasuk di
dalamnya yang bersifatkeagamaan, dan kritik sosial banyak
ditemukan dalam karya fiksi atau dalam genre sastra yang lain.
Kedua hal tersebut merupakan “lahan” yang banyak memberikan
inspirasi bagi para penulis, khususnya penulis sastra Indonesia
modern. Hal itu mungkin disebabkan banyaknya masalah
kehidupan yang tidak sesuai dengan harapannya, kemudian mereka
mencoba menawarkan sesuatu yang diidealkan. (Nugiyantoro:
2000).
(2) Nilai moral dalam lingkup hubungan manusia dengan diri sendiri
Persoalan manusia dengan dirinya sendiri dapat bermacam-
macam jenis dan intensitasnya. Hal ini tentu saja tidak lepas dari
kaitannya dengan persoalan hubungan antar sesama. Ia dapat
berhubungan dengan masalah-masalah seperti eksistensi diri, harga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
diri, rasa percaya diri, takut, rindu, dendam, dan lain-lain yang
lebih bersifat melihat ke dalam diri dan kejiwaan seorang individu
(Nugiyantoro: 2000).
(3) Nilai moral dalam lingkup hubungan manusia dengan sesama.
Magnis-Suseno, (2001:34) berbuat hormat kepada orang
lain merupakan suatu dasar dalam hidup sosial, baik antar
kelompok maupun intra kelompok. Sikap hormat kepada orang lain
merupakan suatu kaidah untuk dapat hidup bersama dalam
masyarakat. Selain sebagai mahkluk pribadi, manusia juga
merupakan mahkluk sosial yang selalu berinteraksi dengan
lingkungannya. Manusia dilahirkan ke dunia dalam kondisi lemah
tak berdaya. Manusia tidak bisa hidup sendirian tanpa bantuan
orang lain.
(4) Nilai moral dalam lingkup hubungan manusia dengan lingkungan.
Nilai moral hubungan manusia dengan lingkungannya
dapat disamakan dengan nilai moral hubungan manusia dengan
sesama. Magnis-Suseno, (2001:34) berbuat hormat kepada orang
lain merupakan suatu dasar dalam hidup sosial, baik antar
kelompok maupun intra kelompok. Sikap hormat kepada orang lain
merupakan suatu kaidah untuk dapat hidup bersama dalam
masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Berdasarkan beberapa teori di atas, dalam penelitian ini peneliti
akan mengacu pada teori yang sampaikan oleh Nugiyantoro. Hal itu karena,
dalam teori Nugiyantoro nilai moral dibagi ke dalam empat jenis wujud.
Keempat wujud nilai moral tersebut adalah nilai moral hubungan manusia
dengan Tuhan, moral hubungan manusia dengan diri sendiri, moral
hubungan manusia dengan sesama, dan moral hubungan manusia dengan
lingkungan. Selain itu, teori nilai moral menurut Nugiayantoro sangat erat
hubungannya dengan aspek-aspek kehidupan.
2.2.3 Nilai Sosial
Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat
mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh
masyarakat. Sebagai contoh, orang menganggap menolong memiliki nilai
baik, sedangkan mencuri bernilai buruk.Menurut Woods nilai sosial adalah
petunjuk umum yang telah berlangsung lama, yang mengarahkan tingkah
laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan asumsi di atas, maka nilai sosial merupakan acuan
dalam kehidupan masyarakat untuk menentukan sesuatu itu dikatakan baik
atau buruk, pantas atau tidak pantas untuk dilakukan masyarakat. Sehingga
dapat dikatakan bahwa nilai sosial diluar dari nilai agama dapat dijadikan
sebagai acuan untuk melakukan kontrol sosial atas segala aktivitas yang
dilakukan manusia dalam suatu komunitas masyarakat. Setiap komunitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
masyarakat tentu memiliki nila sosial yang berbeda dalam memandang
suatu pokok permasalahan, hal ini dipengaruhi oleh culture atau budaya
yang dianut masyarakat. Contoh, masyarakat yang tinggal di perkotaan
lebih menyukai persaingan karena dalam persaingan akan muncul
pembaharuan-pembaharuan, sementara pada masyarakat tradisional atau
pedesaan lebih cenderung menghindari persaingan karena dalam
persaingan akan mengganggu harmonisasi kehidupan dan tradisi yang
sudah terkonstruk secara turun-temurun.
Uraian di atas menegaskan bahwa kehadiran karya sastra dalam
hal ini novel tentunya lahir dari kondisi sosial yang tidak fakum,
membawa pesan sosial atau nilai sosial yang mewakili komunitas
masyarakat untuk disampaikan secara universal kepada masyarakat umum
sebagai media informasi dan educatip.
Untuk melihat nilai sosial yang ada dalam sastra kita bisa
melacaknya melalui kristal-kristal nilai yang berupa: tradisi, konvensi dan
norma masyarakat yang ada dalam sastra. Seperti dikatakan oleh Wellek
dan Warren (1989:109) bahwa sastra sebagai institusi sosial yang memakai
medium bahasa, dalam menyampaikan pesan disalurkan dalam bentuk
simbolisme yang berupa konvensi dan norma sosial. Biasanya simbolisme
itu berkaitan dengan situasi sosial tertentu, politik, ekonomi dan
sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
2.2.4 Tokoh dan Penokohan dalam Karya Sastra
2.2.4.1 Tokoh
Menurut Nurgiyantoro (2000), pengertian tokoh dapat dimaknai
sebagai seseorang atau sekelompok orang yang ditampilkan dalam suatu
karya naratif dimana para pembaca dapat melihat sebuah kecenderungan
yang diekspresikan baik melalui ucapan maupun tindakan.
Nurigiyantoro (1995: 176-177) mengklasifikasikan tokoh sebagi
berikut:
1. Tokoh Utama
Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan
penceritaannya dalam novel yang bersangkutan. Ia
merupakan tokoh yang paling banyak diceritkan, baik
sebagai pelaku kejadian atau yang dikenai kejadian.
2. Tokoh Tambahan
Tokoh tamabahn adalah tokoh yang disebut kedua.
Permunculan tokoh tambahan dalam keseluruhan cerita
lebih sedikit, tak dipentingkan, dan kehadirannya hanya
jika ada keterkaitannya dengan tokoh utama, baik secara
langsung atau tidak langsung.
2.2.4.2 Penokohan
Menurut Sudjiman, penokohan adalah penyajian watak tokoh dan
penciptaan citra tokoh (Sudjiman, 1991). Penokohan menunjuk pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
penggambaran sosok seorang tokoh dalam cerita. Penokohan jauh lebih
mendalam lagi dalam hal analisisnya, karena kita harus menemuka
bagaimana seorang tokoh dengan karakter dlam sebuah cerita.
Penokohan dan perwatakan adalah pelukisan mengenai tokoh
cerita, baik keadaan lahirnya maupun batinnya yang dapat berubah,
pandangan hidupnya, sikapnya, keyakinannya, adat istiadatnya, dan
sebagainya. Penokohan menggali lebih dalam lagi pada tokoh yang ada
dalam sebuah cerita sehingga alur cerita menjadi lebih jelas dan pesan
yang ingin disampaikan oleh pengarang dapat tersampaikan. Untuk
mengenal watak tokoh dan penciptaan citra tokoh terdapat beberapa cara,
yaitu:
a. Melaui apa yang diperbuat oleh tokoh dan tindakan-tindakannya,
terutama sekali bagaimana ia bersikap dan situasi kritis.
b. Melalui ucapan-ucapan yang dilontarkan tokoh.
c. Melalui penggambaran fisik tokoh. Penggambaran bentuk tubuh,
wajah dan cara berpakaian, dari sini dapat ditarik sebuah
pendiskripsian penulis tentang tokoh cerita.
d. Melalui jalan pikirannya, terutama ntuk mengetahui alasan-alasan
tindakannya.
e. Melalui penerangan langsung dari penulis tentang watak tokoh
ceritanya. Hal itu tentu berbeda dengan cara tidak langsung yang
mengungkap watak tokoh lewat perbuatan, ucapan, ataun menurut
jalan pikirannya (Sumardjo, 1986).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
2.3 Pembelajaran Sastra di Sekolah
Pembelajaran sastra di sekolah merupakan hal yang sangat penting
karena lewat sastra kita dapat mengembangkan empat keterampilan
berbahasa sekaligus seiring dengan pengetahuan dan pengalaman kita
terhadap suatu karya sastra. Empat keterampilan berbahasa itu adalah
membaca, mendengarkan, menulis, dan berbicara. Pembelajaran sastra
juga dapat mengajarkan kita mengenai nilai-nilai kehidupan, antara lain
nilai moral, nilai sosial, nilai keagamaan, dan lain-lain.
Pembelajaran dan pengajaran sastra merupakan hal yang wajib ada
di setiap sekolah, hal itu juga dapat membantu melestarikan keragaman
karya sastra yang ada di Indonesia mengingat Indonesia memiliki
keanekaragaman budaya dan sudah banyak melahirkan sastrawan berbakat
yang diakui di dunia internasional.
Rusyana (1982:26) mengungkapkan bahwa pengajaran sastra
bertujuan untuk beroleh pengalaman dan pengetahuan tentang sastra.
Kedua tujuan itu sama pentingnya, akan tetapi untuk tingkat sekolah dasar
dan sekolah lanjut pertama, tujuan beroleh pengalaman itu harus
diutamakan.
Selanjutnya Rusyana (1982:8) menjabarkan tujuan pengajaran
sastra secara rinci, yaitu sebagai berikut
1. Tujuan untuk memperoleh pengalaman sastra
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
1) Apresiasi sastra
Apresiasi sastra merupakan pengenalan yang semakin
mendalam terhadap pengalaman hidup yang terkandung
dalam sastra, serta hasrat dan jawaban kita terhadapnya.
Dalam pengajaran apresiasi sastra, guru harus memberikan
kesempatan agar murid mengembangkan apresiasinya
sendiri.
2) Ekspresi sastra
Ekspresi sastra merupakan kebutuhan semua orang. Karena
itu, dalam Pendidikan modern, kegiatan ekspresi diberi
kedudukan yang penting. Hal itu dimaksudkan untuk
mengembangkan daya mencipta pada anak.
2. Tujuan untuk memperoleh pengetahuan sastra
Kita hendaknya mengetahui kehidupan kesenian lain yang
tumbuh sejajar dengan sastra dan pertalian sastra dengan hidup.
Bertolak dari pengalaman murid tentang sastra, kemudian
diberikan pengetahuan sehinga murid beroleh wawasan tentang
pengalaman itu.
Rahmanto (1988:15-25) berpendapat bahwa pengajaran sastra
dilakukan dengan cara yang tepat, pengajaran sastra dapat memberikan
sumbangan untuk memecahkan masalah. Pengajaran sastra dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
membantu pendidikan secara utuh apabila cakupannya meliputi empat
manfaat, yaitu sebagai berikut.
1. Membantu keterampilan berbahasa
2. Meningkatkan pengetahuan budaya yang dapat menumbuhkan
rasa bangga, rasa percaya diri, dan rasa ikut memiliki.
3. Mengembangkan cipta dan rasa, yaitu suatu percakapan yang
bersifat indera, penalaran, efektif, sosial dan religius.
4. Menunjang pembentukan watak hendaknya mampu membina
perasaan yang lebih tajam dan dapat memberiksn bantuan
dalam usah amengembangkan berbagai kualitas kepribadian
siswa.
Adapun Jabrohim (1994:74-75) mengungkapkan bahwa di dalam
suatu karya sastra terdapat keindahan. Keindahan itu ada yang tersirat dan
ada yuang tersurat. Keindahan yang tersurat terdapat di dalam cara
mengolah bahan ceita. Keindahan yang tersirat berupa nilai-nilai yang
terdapat di setiap karya sastra. Tugas pengajaran sastra ialah menuntun
subjek didik menemukan keindahan tersebut dengan langkah-langkah:
membacakan, meragakan, mengajukan pertanyaan, mendiskusikan, dan
memberikan tugas.
Menurut Djojosuroto (2006:76-84), untuk menjadi guru sastra
sebaiknya memiliki kecintaan terhadap membaca karya sastra. Kecintaan
membaca karya sastra dapat memperkaya pengalaman dan pengetahuan
guru tentang kehidupan. Selain dapat memperhalus budi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
mendewasakan manusia, sastra juga mampu membangkitkan imajinasi,
menggugah rasa dan pikiran. Pengalaman berpikir ini sangat diperlukan
siswa dalam pertumbuhannya menjadi manusia yang utuh. Pengajaran
bahasa dan sastra dapat membangun kemanusiaan dan kebudayaan
sehingga dapat melahirkan masyarakat yang mampu berpikir kritis mandiri
dan sanggup berekspresi dan terapresiasi dengan baik.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
pengajaran dan pembelajaran sastra di sekolah merupakan hal yang
penting dan wajib. Pembelajaran sastra di sekolah dapat meningkatkan
pengetahuan dan pengalaman siswa mengenai sastra. Selain itu,
pembelajaran sastra juga dapat meningkatkan empat keterampilan
berbahasa, menambah pengetahuan budaya, menambah rasa kepekaan, dan
daya imajinasi, serta membentuk watak siswa.
Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran di kelas, diperlukan
suatu rancangan pembelajaran sebagai pegangan atau acuan guru. Guru
merancang dua unsur penting, yaitu silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) sesuai dengan apa yang telah tercantum dalam
kurikulum. Silabus merupakan gambaran umum mengenai SK (Standar
Kompetensi) dan KD (Kompetensi Dasar) pembelajaran, sedangkan RPP
merupakan penjabaran yang lebih rinci ke dalam bentuk indikator-
indikator pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
2.3.1 Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan / atau
kelompok mata pelajaran / tema tertentu yang mencakup standar
kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok / pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian,
alokasi waktu dan sumber belajar (BSNP, 2006: 14). Silabus merupakan
sumber pokok dalam penyusunan rencana pembelajaran yang bermanfaat
sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran, dan pengembangan
system penilian, serta merencanakan pengelolaan kegiatan pembelajaran
(Muclish, 2007: 24)
BSNP (2006: 14-15) memaparkan prinsip-prinsip yang harus
diperhatikan dalam pengembangan silabus, yaitu ilmiah, relevan,
sistematis, konsisten, memadai, aktual dan kontekstual, fleksibel dan
menyeluruh. Selain prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam
pengembangan silabus adalah langkah-langkah dalam pengembangan
silabus. Terdapat tujuh langkah teknis dalam pengembangan silabus, yaitu
mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar, mengidentifikasi
materi pokok/pembelajaran, mengembangkan kegiatan pembelajaran,
merumuskan indikator pencapaian kompetensi, penentuan jenis penilaian,
menentukan alokasi waktu, dan menentukan sumber belajar (BSNP :
2006).
Berdasarkan uraian BSNP di atas, penulis dapat menarik
kesimpulan bahwa silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan /
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
atau kelompok mata pelajaran / tema tertentu yang mencakup standar
kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok / pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian,
penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar. Terdapat tujuh langkah
teknis dalam pengembangan silabus, yaitu mengkaji standar kompetensi
dan kompetensi dasar, mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran,
mengembangkan kegiatan pembelajaran, merumuskan indikator
pencapaian kompetensi, penentuan jenis penilaian, menentukan alokasi
waktu, dan menentukan sumber belajar.
2.3.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Dalam rangka mengimplementasikan proses pembelajaran yang
telah tercantum dalam kurikulum dan silabus, langkah selanjutnya guru
harus menyusun rencana pelaksanaan pembelajar (RPP). Menurut
Sanjaya (2008: 59-62), RPP adalah program perencanaan yang disususn
sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran untuk setiap kegiatan proses
pembelajaran. Ada lima komponen pokok dalam RPP, yaitu sebagai
berikut.
2.3.2.1 Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran dirumuskan ke dalam bentuk
kompetensi yang harus dicapai atau dikuasi oleh siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
2.3.2.2 Materi/isi
Materi/isi berkenaan dengan bahan pelajaran yang harus
dikuasai oleh siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran dan harus
digali dari berbagai sumber belajar dengan kompetensi yang harus
dicapai.
2.3.2.3 Strategi dan Metode Pembelajaran
Strategi adalah rancangan serangkaian kegiatan untuk
mencapai kompetensi tertentu, sedangkan metode adalah cara yang
digunakan untuk mengimplementasikan strategi. Strategi dan
metode pembelajaran harus dirancang sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai.
2.3.2.4 Media dan Sumber Belajar
Media adalah alat bantu untuk mempermudah pencapaian
tujuan pembelajaran, sedangkan sumber belajar adalah segala
sesuatu yang mengandung pesan yang harus dipelajari sesuai
dengan materi pelajaran.
2.3.2.5 Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk menguku keberhasilan setiap
siswa dalam pencapaian hasil belajar dan mengumpulkan informasi
tentang proses pembelajaran yang dilakukan oleh setiap siswa.
Muclish (2007: 45) mengatakan berdasarkan RPP, guru
(baik yang menyusun sendiri RPP maupun yang bukan) diharapkan
dapat menerapkan pembelajaran secara terprogram. Oleh karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
itu, RPP yang mempunyai daya terap (aplicable) yang tinggi.
Melalui RPP itulah dapat diketahui kadar kemampuan guru dalam
menjalankan profesinya.
Berdasarkan uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan
bahwa RPP harus disiapkan sebaik mungkin oleh guru dan harus
dapat diterapkan dengan baik. Adapun lima komponen pokok
dalam RPP yaitu, tujuan pembelajaran, materi/isi, strategi dan
metode pembelajaran, media dan sumber belajar, serta evaluasi.
2.4 Kerangka Berpikir
Sejalan dengan penerapan kurikulum 2013 yang mengacu pada
pembelajaran karakter diperlukan pembelajaran yang bermakna dan
menanamkan nilai-nilai moral dan social. Melalui implementasi pembelajaran
dengan menggunakan karya sastra diharapkan dapat menanamkan karakter
yang tepat bagi siswa. Ajaran moral dalam karya sastra sering kali tidak secara
langsung disampaikan, tatapi melalui hal-hal yang sifatnya amoral, sehingga
sastra merupakan salah satu saran penanaman moral yang efektif
Pada kurikulum 2013 terdapat beberapa kompetensi dasar yang
mengacu pada penggunaan karya sastra dalam pembelajaran. Salah satunya
adalah KD 3.11 yaitu “Mengidentifikasi informasi pada teks ulasan tentang
kualitas karya (film, cerpen, puisi, novel, dan karya seni daerah) yang dibaca
atau diperdengarkan”. Melalui kompetensi dasar ini karya sastra dapat
diaplikasi dalam pembelajaran karakter pada siswa. Salah satu novel yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Pendidikan
Karakter pada
Kurikulum 2013
KD 3.11Mengidentifikasi
informasi pada teks ulasan
tentang kualitas karya (film,
cerpen, puisi, novel, dan karya
seni daerah) yang dibaca atau
diperdengarkan
Implementasi Pembelajaran
bahasa menggunakan Novel
Daun yang Jatuh Tak Pernah
Membenci Angin dalam
menanamkan nilai moral dan
sosial
Novel Daun yang
Jatuh Tak Pernah
Membenci Angin
kaya akan nilai-nilai sosial dan moral dan sosial sesuai dengan pendidikan
karakter adalah novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin.
Pada dasarnya novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
berisi tentang hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan diri
sendiri, dan hubungan antara manusia dengan manusia lain dalam lingkup
sosial. Novel tersebut menyajikan cerita-cerita yang penuh dengan nilai-nilai
moral dan nilai sosial. Melalui implementasi pembelajaran dengan
menggunakan novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
diharapkan dapat ditanamkan nilai-nilai moral dan social seiring dengan kajian
siswa terhadap novel tersebut. Dengan begitu pembelajaran akan lebih
bermakna dalam meningkatknan kemampuan dan karakter siswa. Alur pikir
pada penelitian ini digambarkan pada bagan berikut:
Gambar 1. Bagan Alur Kerangka Berpikir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
2.5 Kerangka Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
2.5.1 Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran dirumuskan ke dalam bentuk kompetensi yang harus
dicapai atau dikuasi oleh siswa.
2.5.2 Materi/isi
Materi/isi berkenaan dengan bahan pelajaran yang harus dikuasai oleh
siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran dan harus digali dari berbagai
sumber belajar dengan kompetensi yang harus dicapai.
2.5.3 Strategi dan Metode Pembelajaran
Strategi adalah rancangan serangkaian kegiatan untuk mencapai
kompetensi tertentu, sedangkan metode adalah cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan strategi. Strategi dan metode pembelajaran harus
dirancang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
2.5.4 Media dan Sumber Belajar
Media adalah alat bantu untuk mempermudah pencapaian tujuan
pembelajaran, sedangkan sumber belajar adalah segala sesuatu yang
mengandung pesan yang harus dipelajari sesuai dengan materi pelajaran.
2.5.5 Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk menguku keberhasilan setiap siswa dalam
pencapaian hasil belajar dan mengumpulkan informasi tentang proses
pembelajaran yang dilakukan oleh setiap siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Sumber Data
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan
menggunakan analisis isi. Penelitian ini adalah penelitian pustaka. Sumber
data penelitian ini berupa dokumen tertulis hasil kesusastraan novel Daun
yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin karya Tere liye, yang diterbitkan
PT Gramedia Pustaka Utama di Jakarta. Objek penelitian ini adalah wujud
nilai sosial dan moral dalam novel Daun yang Jatuh Tak Pernah
Membenci Angin dan implementasinya dalam pembelajaran di sekolah.
Adapun langkah-langkah penelitian ini adalah sebagai berikut.
Pertama, tahap pemerolehan data. Tahap ini meliputi penetapan unit
analisis, dan pengumpulan data. Kedua, tahap penyeleksian data. Ketiga,
tahap uji validitas data. Keempat, tahap proses analisis data. Tahap ini
meliputi tahap penyajian dan analisis data.
3.2 Teknik Pengumpula Data
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik baca dan catat. Teknik
baca dan catat adalah bentuk teknik yang digunakan untuk
mengungkapkan suatu masalah yang terdapat di dalam suatu bacaan atau
wacana. Melalui teknik ini, semua bentuk Bahasa yang digunakan dalam
novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin dibaca dengan teliti
untuk menentukan wujud nilai sosial dan moral. Selain kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
pembacaan dilakukan juga kegiatan pencatatan untuk mendokumentasikan
data yang diperoleh. Data yang diperoleh tersebut kemudian dicatat dalam
tabel data.
Semua fenomena yang diperoleh atas unit-unit menunjukakan
kerelevansiannya dengan tujuan yang dicapai secara otomatis akan dicatat
sebagai data penelitian. Tahap pengumpulan dan pencatatan data ini
mempermudah dilaksakannya usaha penyeleksian data.
Adapun yang dimaksud dengan teknik catat adalah kegiatan
pencatatan semua data yang diperoleh dari pembacaan novel Daun yang
Jatuh Tak Pernah Membenci Angin yang dituliskan ke dalam table data.
Teknik catat ini dilakukan dengan mencatat wujud nilai sosial dan moral
yang terkandung di dalam novel ini. Pada tahap ini data-data yang
ditemukan selama pengamatan secara cermat dan teliti dalam membaca
dicatat dalam tabel data yang telah dipersiapkan, kemudian dimasukkan ke
dalam lembar analisis data untuk dianalisis.
Adapun langkah-langkah teknik kegiatan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Membaca secara teliti, cermat, dan berulang-ulang keseluruhan isi
novel yang dipilih sebagai fokus penelitian.
2. Penandaan pada bagian-bagian tertentu pada novel Daun yang Jatuh
Tak Pernah Membenci Angin yang mengandung wujud nilai sosial dan
moral.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
3. Menginterpretasikan wujud nilai sosial dan moral dalam novel
tersebut.
4. Mendeskripsikan semua data-data yang diperoleh dari langkah-langkah
tersebut.
5. Mencatat data-data deskripsi dari hasil membaca secara teliti dan
cermat ke dalam tabel data.
6. Menganalisis data-data yang diperoleh dari hasil pembacaan novel
Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin.
3.3 Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini adalah human instrument dengan
pengetahuan tentang teori yang dikuasi mengenai pendekatan moral dan
sosial. Instrumen utama penelitian ini yaitu peneliti. Pengetahuan peneliti
tentang kaidah, nilai moral, dan nilai sosial merupakan hal penting dalam
penelitian ini.
Selain peneliti sebagai instrumen utama, penelitian ini juga
menggunakan kriteria-kriteria sebagai perangkat lainnya. Kriteria-kriteria
yang digunakan yaitu kriteria untuk menetapkan wujud nilai sosial dan
moral seperti yang dijabarkan dalam kajian teori.
Adapun perangkat penunjang dalam penelitian ini berupa tabel data
yang digunakan sebagai alat untuk mencatat semua data yang diperoleh
dari hasil membaca. Tabel data ini berfungsi untuk mencatat dan
mengidentifikasi wujud nilai sosial dan moral yang terkandung di dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin. Penggunaan tabel
data ini memberikan efek kemudahan dalam penelitian. Contoh tabel data
yang digunakan sebagai alat pencatat data dapat dilihat dalam lampiran.
3.4 Teknik Analisis Data
Analisis data yang dilakukan dengan teknik analisis kualitatif
dengan menggunakan metode analisis konten. Dalam metode analisis
konten data harus merupakan informasi yang tepat. Artinya, data
mengandung hubungan antara sumber informasi dan bentuk-bentuk
simbolik yang asli pada satu sisi dan di sisi lain pada teori-teori model dan
pengetahuan mengenai konteks data (Zuchdi, 1993: 29). Langkah-langkah
metode analisis konten adalah sebagai berikut.
1. Tahap induksi komparasi, yaitu melakukan pemahaman dan penafsiran
antara data, kemudian data-data tersebut diperbandingkan.
2. Tahap kategorisasi, yaitu mengelompokkan data-data yang diperoleh
ke dalam kelompok-kelompok sesuai dengan permasalahan yang
diteliti, lalu disajikan dalam bentuk tabel.
3. Tahap tabulasi, yaitu data-data yang menunjukkan indikasi tentang
permasalahan yang diteliti ditabulasikan sesuai dengan kelompok yang
telah dikategorisikan.
4. Tahap pembuatan inferensi, yaitu dilakukan berdasarkan deskripsi
tentang permasalahan sosial penyebab konflik sosial, wujud dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
penyelesaiannya yang telah disesuaikan dengan penguasaan konteks
data.
Analisis berhubungan dengan proses identifikasi dan penampilan
pola-pola yang penting, yang secara statistik signifikan, atau yang
memberikan keterangan yang memuaskan, atau merupakan deskripsi hasil-
hasil analisis konten. Dalam penelitian ini, diperoleh data berupa deskripsi
verbal mengenai wujud nilai sosial dan moral dalam novel Daun yang
Jatuh Tak Pernah Membenci Angin karya Tere Liye.
Sebagai tahap terakhir, berdasarkan hasil penelitian, peneliti
merancang bahan pembelajaran sastra di SMP Stella Duce 1 Yogyakarta
dalam bentuk silabus dan RPP. Implementasi silabus dan RPP digunakan
untuk mencapai SK dan KD mengenai pemahaman siswa tentang novel,
kemudian siswa mengungkapan nilai-nilai yang terkadung dalam novel.
3.5 Keabsahan Data
Keabsahan data dalam penelitian kualitatif ini dilakukan dengan
menggunakan teknik triangulasi dan reliabilitas. Dalam upaya
mendapatkan keabsahan data penelitian, perlu dilakukan pengecekan
terhadap data yang ditemukan. Penelitian dilakukan secara sungguh-
sungguh dan tekun sehingga nantinya peneliti dapat menguraikan sebuah
penemuan secara rinci.
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2006:
330). Dalam penelitian ini, uji keabsahan data menggunakan triangulasi
teori, yaitu dengan cara melakukan validasi data melalui validator.
Validator dalam hal ini yaitu guru mata pelajaran Bahasa Indonesia SMP
Stella Duce 1 Yogyakarat Bapak FX. Berti Kurniawan, S.Pd.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian diperoleh dengan melakukan pengkajian terhadap novel
Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin, mencari data yang berkaitan
dengan nilai moral dan sosial, selanjutnya dilakukan analisis sehingga
mendapatkan hasil penelitian, kemudian dilakukan pembahasan. Hasil
penelitian yang diperoleh dari mengkaji novel Daun yang Jatuh Tak Pernah
Membenci Angin karya Tere Liye, yang diterbitkan PT Gramedia Pustaka
Utama di Jakarta memperoleh hasil sebagai berikut: 1) wujud nilai moral
yang terkandung dalam novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
karya Tere Liye, 2) wujud nilai sosial yang terkandung dalam novel Daun
yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin karya Tere Liye. Hasil penelitian
kemudian disusun dalam bentuk tabel untuk selanjutnya dideskripsikan pada
pembahasan.
Berdasarkan hasil penelitian, wujud nilai moral yang terkandung
dalam novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin karya Tere Liye
mencakup empat jenis nilai moral yaitu: hubungan manusia dengan Tuhan,
hubungan manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan sesama,
dan hubungan manusia dengan lingkungan. Jenis-jenis nilai moral tersebut
selanjutnya disampaikan melalui wujud-wujud moral dalam karya sastra.
Wujud moral tersebut disampaikan melalui rangkaian cerita novel Daun yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Jatuh Tak Pernah Membenci Angin. Berikut ini tabel penjabaran hasil
penelitian dari mengkaji nilai moralnovel Daun yang Jatuh Tak Pernah
Membenci Angin.
Tabel 1. Wujud Nilai Moral dalam novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin Karya Tere Liye
No Jenis Nilai
Moral Wujud Halaman
1 Hubungan Manusia dengan Tuhan
a. Memanjatkan doa 26
b. Bersyukur kepada Tuhan
29, 52, 128, 196
c. Berserah diri kepada Tuhan
54, 60, 139
d. Mengakui kesalahan di hadapan Tuhan
142
2 Hubungan Manusia dengan Diri Sendiri
a. Memaafkan diri sendiri
11
b. Percaya diri 18
c. Berjanji 20, 27, 31, 33, 49, 60, 70, 77
d. Sadar diri 27
e. Pantang menyerah 127
f. Pantang menyerah 127, 128, 250
g. Mengakui kesalahan 144, 167
h. Menerima kenyataan 145, 157, 256 3
Hubungan Manusia dengan sesama
a. Peduli 12, 29, 44, 106, 137, 139, 143, 162, 216, 230
b. Rela berkorban 14, 30
c. Bertanggung jawab 17
d. Berbagi atau memberi 24, 102-103, 167-168, 181-182
e. Tidak memaksakan kehendak
34
f. Menghormati 36, 111-112, 240
g. Menghargai 39, 45, 51, 123, 129, 177, 183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
No. Jenis Nilai Moral
Wujud Halaman
h. Percaya 40
i. Berbakti kepada orang tua
53
j. Jujur 91
k. Tolong menolong 105
l. Berprasangka baik 120, 203
m. Menepati janji 127
n. Berterimakasih 223 4 Hubungan
manusia
dengan
lingkungan
a. Mematuhi peraturan
220-221
Kajian nilai sosial juga diperoleh dengan menganalisis wujud-wujud
nilai sosial yang terkandung Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
karya Tere Liye. Hasil penelitian nilai sosial pada novel ini lebih mengarah
pada nilai yang dianggap baik dan dianggap buruk oleh masyarakat. Nilai-
nilai tersebut diwujudkan dalam berbagai perilaku pada rangkaian cerita
yang mengarahkan pembaca untuk mengidentifikasi baik dan buruknya
secara sosial. Berikut ini tabel penjabaran hasil penelitian dari mengkaji nilai
sosial novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin.
Tabel 2. Wujud Nilai Sosial dalam novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin Karya Tere Liye
No Wujud Nilai Sosial Halaman 1 Keakraban 11, 11-12, 12, 19 2 Balas Budi 12 3 Memberi 15, 25, 35, 49, 80-81,
94, 184 4 Menghargai Sesama 15-16 5 Menolong 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
No . Wujud Nilai Sosial Halaman 6 Keharmonisan 33 7 Peduli 56 8 Toleransi 72-73
Hasil penelitian berdasarkan kajian nilai moral dan sosial pada novel
Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin karya Tere Liye selanjutnya
dijabarkan melalui penjelasan deskriptif secara lebih lugas dan jelas. Hasil
penelitian ini menjadi acuan analisis deskriptif terhadap karya fiksi ini.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan hasil penelitian pada penelitian ini membahas
wujud nilai moral, wujud nilai sosial dan teknik penyampaian nilai moral
serta sosial dalam novel DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI
ANGIN karya Tere Liye. Pembahasan hasil penelitian sebagai berikut.
4.2.1 Wujud Nilai Moral dalam Novel
a. Hubungan Manusia dengan Tuhan
Pesan moral yang berwujud moral religius, termasuk di
dalamnya yang bersifatkeagamaan, dan kritik sosial banyak
ditemukan dalam karya fiksi atau dalam genre sastra yang lain.
Kedua hal tersebut merupakan “lahan” yang banyak memberikan
inspirasi bagi para penulis, khususnya penulis sastra Indonesia
modern. Hal itu mungkin disebabkan banyaknya masalah
kehidupan yang tidak sesuai dengan harapannya, kemudian mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
mencoba menawarkan sesuatu yang diidealkan. (Nugiyantoro:
2000).
Hubungan manusia dengan Tuhan tidak dapat
digambarkan dengan garis vertikal. Dalam menghadapi
persoalan-persoalan hidup manusia membutuhkan perlindungan.
Tuhan sebagai tempat mengadu dan berkeluh kesah. Tuhan
sebagai zat Yang Maha Sempurna tempat segala sesuatu
bergantung. Dalam novel ini ditunjukkan hubungan manusia
dengan Tuhan yaitu kepercayaan terhadap Tuhan, bersyukur
kepada Tuhan, dan memanjatkan doa kepada Tuhan. Berikut ini
penjelasan wujud nilai moral hubungan manusia dengan Tuhan.
1) Memanjatkan doa
Hubungan manusia dengan Tuhan dapat dilihat dari adanya
kepercayaan terhadap Tuhan.Kepercayaan tersebut diwujudkan
dengan berdoa dan beribadah. Pada novel Daun yang Jatuh Tak
Pernah Membenci Angin ditunjukkan pada tokoh yang
memanjatkan doa dan mempercayai adanya tuhan atas segala hal
baik yang diperoleh. Berikut ini salah satu kutipan dalam novel
yang menunjukkan nilai moral memanjatkan doa.
(1) “Saat itu aku berpikir. Berdoa. Semoga kakak yang baik
ini menjadi bagian dalam hidup kami. Dan sungguh
Tuhan, aku tidak tahu apakah itu kabar baik atau buruk,
ternyata Engkau mendengarnya”.(Liye, 2013:26)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Berdoa adalah perbuatan yang baik. Berdoa dapat menjadi
sarana untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Dalam kutipan di atas
memperlihatkan kejadian di mana tokoh utama sedang berdoa.
Tokoh utama berdoa untuk berterima kasih atas terkabulnya doa
yang sebelumnya dipanjatkan. Hal tersebut, menunjukan nilai
moral yang baik dan masuk ke dalam nilai moral hubungan
manusia dengan Tuhan.
2) Bersyukur kepada Tuhan
Dalam novel ini, rasa syukur kepada Tuhan dapat diwujudkan
melalui tutur kata dan tindakan. Pada dasarnya bersyukur adalah
berterima kasih. Bersyukur kepada Tuhan berarti berterima kasih
atas nikmat yang telah Tuhan berikan. Nikmat yang dikaruniakan
hakikatnya adalah cobaan. Tokoh boleh saja memilih untuk
bersyukur atau tidak. Bersyukur secara batiniyah memang tidak
nampak. Rasa syukur kadang muncul seperti sebuah kelegaan di
dalam hati tokoh. Secara tersirat penggambaran perasaan tokoh
pada novel mencerminkan rasa bersyukur. Berikut kutipan rasa
syukur yang tersirat dalam novel.
(1) “Aku menelan ludah. Dulu aku hanya berjalan di
sepanjang jalan menatap iri anak-anak yang ada di
restoran tersebut (adikku juga pernah merajuk setengah
hari ingin makan di situ; dan aku lagi-lagi tidak bisa
membujuk Dede)”. (Liye, 2013:29).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Bersyukur meupakan tindakan yang baik, dengan selalu
bersyukur berarti kita mampu menerima apa yang sudah diberikan
oleh Tuhan kepada kita. Dalam kutipan di atas memperlihatkan
kejadian di mana tokoh utama sedang mensyukuri atas keadaan
yang dialami sekarang. Tokoh utama tidak begitu saja melupakan
nasib yang dulu pernah dialaminya. Hal tersebut, menunjukan nilai
moral yang baik dan masuk ke dalam nilai moral hubungan
manusia dengan Tuhan.
3) Berserah diri kepada Tuhan
Berserah diri merupakan salah satu bentuk hubungan manusia
dengan Tuhan dimana seorang manusia memasrahkan segala hal
yang terjadi pada dirinya sebagai takdir Tuhan. Hal ini sebagai
wujud mawas diri seorang manusia yang kecil dihadapan Tuhan.
Berserah diri pada Tuhan adalah salah satu wujud nilai moral
manusia yang menunjukkan bahwa manusia merupakan makhluk
yang tunduk pada takdir Tuhan. Ketika manusia telah melakukan
segala usaha, maka hal terakhir yang dapat dilakukan adalah
berserah diri kepada Tuhan.
Salah satu bagian cerita novel ini diceritakan tokoh yang
telah berserah diri pada Tuhan untuk kesembuhan ibunya.Kutipan
yang menyiratkan nilai meral tersebut sebagai berikut.
(1) “Ya Tuhan, aku tak bisa membayangkan apa yang akan
terjadi jika Ibu tidak kunjung sembuh. Dalam doa-doa
aku hanya menyebut kesembuhan Ibu. Aku tak ingin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
kehilangannya. Lihatlah apa yang akan terjadi kalua dia
pergi” (Liye, 2013:54).
Selain itu, tokoh juga mengungkapkan secara tersurat melalui
doa seorang ibu kepada anaknya. Berikut ini kutipan doa ibu yang
menunjukkan keberserahan diri pada Tuhan.
(2) “Ya Tuhan, semua takdir-Mu baik…. Semua kehendak-
Mu adalah yang terbaik…. Dan aku menyerahkan kedua
anakku kepada-Mu…. Kau baik sekali mempertemukan
kami dengan seseorang sebelum kematianku… Dengan
malaikat-Mu!” (Liye, 2013:60)
Berserah diri kepada Tuhan merupakan salah satu cara yang
baik dalam menjalani hidup. Dalam kutipan di atas
memperlihatkan kejadian di mana tokoh utama berserah diri
kepada Tuhan. Tokoh utama menyerahkan jalan hidupnya kepada
Tuhan karena menurutnya kehandak Tuhan merupakan yang
terbaik. Hal tersebut, menunjukan nilai moral yang baik dan masuk
ke dalam nilai moral hubungan manusia dengan Tuhan.
4) Mengakui kesalahan di hadapan Tuhan
Manusia tidak ada yang sempurna dan luput dari kesalahan.
Nilai moral mengakui kesalahan di hadapan Tuhan sebagai bentuk
kesadaran diri bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Kesalahan
juga dilakukan tokoh pada cerita di novel ini, dan kemudian
menyesalinya. Berikut kutipan nilai moral mengakui kesalahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
(1) “Tentu saja aku telah membuatnya kecewa. Ya Tuhan,
bukankah aku pernah bersumpah untuk selalu menuruti
kata-katanya?” (Liye, 2013:142)
Mengakui kesalahan yang telah diperbuat adalah merupakan
tindakan yang terpuji. Dalam kutipan di atas memperlihatkan
kejadian di mana tokoh utama sedang mengakui kesalahan yang
telah dirinya perbuat.. Hal tersebut, menunjukan nilai moral yang
baik dan masuk ke dalam nilai moral hubungan manusia dengan
Tuhan.
b. Hubungan manusia dengan diri sendiri
Persoalan manusia dengan dirinya sendiri dapat bermacam-
macam jenis dan intensitasnya. Hal ini tentu saja tidak lepas dari
kaitannya dengan persoalan hubungan antar sesama. Ia dapat
berhubungan dengan masalah-masalah seperti eksistensi diri, harga
diri, rasa percaya diri, takut, rindu, dendam, dan lain-lain yang
lebih bersifat melihat ke dalam diri dan kejiwaan seorang individu
(Nugiyantoro: 2000)
Hubungan manusia dengan diri sendiri sebagai bentuk nilai
mawas diri dimana manusia seharusnya mengenali, adil dan bijak
pada dirinya sendiri. Hal ini bertujuan untuk menjadikan manusia
lebih baik dalam hal moral dengan mengetahui hal-hal yang
seharusnya dilakukan dan tidak dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
1) Memaafkan diri sendiri
Pada dasarnya manusia bukanlah makhluk yang sempurna.
Manusia sering melakukan kesalahan bahkan ada beberapa orang
bahkan ada yang tidak bisa memaafkan dirinya sendiri. Pada novel
ini diceritakan tokoh yang mencoba berdamai dengan kesalahan di
masa lalunya. Berikut ini kutipan ceritayang menunjukkan nilai
moral.
(1) “Berjalan-jalan di sepanjang rak buku. Menyentuh satu-dua buku. Membaca sampul belakangnya, membuka-buka buku yang tidak dibungkus plastik. Menatap pengunjung lain yang sibuk, sedikit-banyak membantuku berdamai dengan perasaan masa lalu. Tempat ini benar-benar berarti banyak bagiku. Menyimpan kenangan penting“.(Liye, 2013:11).
Memaafkan diri sendiri adalah merupakan tahapan yang sulit
dalam hidup. Memaafkan diri sendiri sama artinya dengan kita
sudah dapat berdamai dengan kesalahan atau pengalaman buruk
di masa lalu. Kutipan di atas memperlihatkan tokoh utama dengan
berusaha berdamai dengan dirinya sendiri. Hal tersebut
merupakan sesuatu nilai yang baik.
2) Percaya diri
Nilai moral selanjutnya yang berhubungan dengan diri
sendiri pada novel ini adalah nilai percaya diri. Percaya diri
merupakan salah satu nilai yang perlu dimiliki oleh seseorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
sebagai pribadi yang tangguh. Pada novel ini nilai percaya diri
tidak ditunjukkan secara langsung, namun secara tidak langsung
dengan penggambaran yang berlawanan dengan percaya diri.
Berikut ini kutipan dari novel yang berkaitan dengan nilai percaya
diri.
(1) “Aku juga malu-malu dengan “penampilan baru” itu
(“Dan kau cantik sekali, Tania!”). Ya Tuhan! Itulah
pertama kalinya dia memujiku. Dan aku sungguh
malu”.(Liye, 2013:18)
Rasa percaya diri sangatlah penting dalam berhadapan
dengan lawan bicara. Memiliki sikap percaya diri dapat
menambahan kesan positif pada diri kita. Sikap percaya diri
merupakan nilai moral yang baik.
3) Berjanji
Ada beberapa kutipan yang menrujuk pada nilai moral
berjanji. Kutipan-kutipan tersebut secara langsung menunjukkan
tokoh yang mengikrarkan janji. Sepertu yang terlihat pada kutipan
berikut ini.
(1) “Seketika semenjak detik itu aku berikrar dalam hati.
Bersumpah sungguh-sungguh: Apa pun yang akan
dikatakannya, apa pun yang diucapkannya akan selalu
kuturuti. Apa pun itu!” (Liye, 2013:20).
Selain itu, nilai berjanji juga diisyaratkan pada penyebutan
sumpah di rangkaian cerita novel ini. Sebagaimana terlihat pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
kutipan berikut ini.
(2) “Demi melihat kebahagiaan di rona muka Ibu, malam itu
seketika aku berikrar dalam hati. Bersumpah! Dia akan
selalu menjadi orang yang paling kuhormati setelah Ibu.
Selalu.” (Liye, 2013:27)
Nilai berjanji berkaitan dengan keinginan seseorang untuk
melakukan apa yang diinginkan atau dikehendaki untuk dilakukan.
Janji berkaitan dengan nilai moral yang tertanam pada diri sendiri,
ketika berjanji dirinya sendirlah yang harus menepati. Pada novel
ini banyak hal yang dijanjikan oleh tokoh dikarenakan
pembelajaran dan hal-hal baik yang diperolehnya.
4) Sadar diri
Sadar diri adalah salah satu bentuk mawas diri atau
mengetahui kapasitas diri. Nilai moral ini mengacu pada
kemampuan diri untuk mengenali hal-hal yang mampu dilakukan
dan tidak mampu dilakukan. Pada novel ini kemampuan terutama
ekonomi yang menjadikan tokoh perlu sadar diri dengan keadaan
yang tengah dihadapi. Berikut ini kutipan yang terdapat pada
novel berkaitan dengan nilai sadar diri.
(1) “Tetapi siapa yang akan membayarinya?” Aku
tersadarkan dari kegembiraan sesaat. Jangankan
sekolah, tiga tahun terakhir ini, makan saja kami susah.
(Liye, 2013: 27)
Pada kutipan di atas memperlihatkan di mana tokoh utama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
sadar diri dengan keadaan yang sekrang dia jalani. Keadaan saat
kondisi ekonomi keluarga sedang sangat susah. Bahkan, untuk
makan saja pun tidak bisa.
5) Pantang menyerah
Salah satu nilai moral yang sangat menonjol pada novel ini
adalah pantang menyerah. Ada banyak bagian dari novel ini yang
menunjukkan nilai pantang menyerah dari tokoh utama maupun
pendukung. Pantang menyerah disini dimaksudkan pada pribadi
yang tidak mudah menyerah dalam menghadapi masalah.
Membangun pribadi pantang menyerah berasal dari diri sendiri
sebagai hubungan antara manusia dengan diri sendiri. Berikut ini
kutipan yang menunjukkan nilai pantang menyerah.
(2) “Setalah berjuang habis-habisan di ujian terakhir,
akhirnya aku berhasil melampaui 0,1 digit si nomor satu
selalu. Tipis sekali”. (Liye, 2013:127)
Selain itu nilai pantang menyerah juga digambarkan melalui
penggambaran pengalaman tokoh yang mengubahnya menjadi
lebih baik. Berikut ini kutipan yang menunjukkan hasil pantang
menyerah dari tokoh.
(3) “Seperti mimpi Ibu dulu…. Mataku berkaca-kaca.
Lihatlah anakmu! Benar-benar berubah. Anak kumuh dan
kotor itu sudah berubah. Anak yang berlepotan jelaga
asap mobil, debu jalanan, sekarang tumbuh menjadi gadis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
berambut hitam legam dengan tatapan mata yakin
memandang masa depan. (Liye, 2013:128)
6) Mengakui kesalahan
Manusia pasti pernah berbuat kesalahan, namun tidak semua
manusia berani mengakui kesalahan yang diperbuat. Nilai moral ini
merujuk pada nilai diri sebagai bentuk kelapangan hati dalam
mengakui hal yang telah diperbuat. Pada novel ini tokoh yang
melakukan kekeliruan atau kesalahan mengakui hal salah yang
telah diperbuat. Berapa kutipan mengenai nilai mengakui kesalahan
adalah sebagai berikut.
(1) “Aku dulu mungkin keliru. Ya, aku dulu keliru. Kau yang
benar, Tania. (Liye, 2013:144).
Selain itu, penjelasan hal salah yang dilakukan oleh tokoh
juga ditunjukkan oleh kutipan berikut ini.
(2) “Bodoh sekali janjiku dulu, hanya membuatkan kue
untuknya. Apakah dia juga berjanji hanya akan memakan
kue buatanku? Tidak, kan? Aku menyeringai tipis.
Bahkan kekasih sejatimu pun tidak bisa berjanji seperti
itu.” (Liye, 2013:167)
Dalam kuitipan di atas menjelaskan bahwa tindakan yang
dilakukan oleh tokoh adalah sebuah kesalahan. Tokoh menyadari
bahwa dirinya salah dan seharusnya tidak melakukan hal tersebut.
7) Menerima kenyataan
Menerima kenyataan merupakan salah satu nilai moral yang
menunjukkan hubungan manusia dengan diri sendiri. Menerima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
kenyataan merujuk pada kemampuan diri menerima apa yang
sudah menjadi kenyatan bagi dirinya. Berikut ini salah satu kutipan
novel yang merujuk pada nilai menerima kenyataan.
(1) “Membiarkan kamarku gelap tak tertembus cahaya
matahari pagi. Aku tak akan menangis lagi. Aku akan
memilih meneruskan hidup. Sekarang mereka sedang
mengucap ikrar. Dia memasang cincin permata di jari
manis Kak Ratna”. (Liye, 2013:157).
c. Hubungan manusia dengan sesama
Magnis-Suseno, (2001:34) berbuat hormat kepada orang
lain merupakan suatu dasar dalam hidup sosial, baik antar
kelompok maupun intra kelompok. Sikap hormat kepada orang lain
merupakan suatu kaidah untuk dapat hidup bersama dalam
masyarakat. Selain sebagai mahkluk pribadi, manusia juga
merupakan mahkluk sosial yang selalu berinteraksi dengan
lingkungannya. Manusia dilahirkan ke dunia dalam kondisi lemah
tak berdaya. Manusia tidak bisa hidup sendirian tanpa bantuan
orang lain.
Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang
memerlukan manusia lain untuk bertahan hidup. Berkaitan dengan
hal itu, secara moral manusia perlu menjaga hubungannya dengan
sesama manusia guna membagun kehidupan bermasyarakat yang
nyaman dan damai. Pada novel Daun yang Jatuh Tak Pernah
Membenci Angin ini nilai moral yang merujuk pada hubungan
manusia dengan sesama mencakup perwujudan sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
1) Peduli
Novel ini menggambarkan berbagai permasalahan hidup dari
sisi yang berbeda. Nilai kepedulian sangat dominan pada novel ini.
Peduli dimaksudkan sebagai nilai yang mengacu pada kepekaan
seseorang terhadap kondisi orang lain sehingga menimbulkan
perilaku empati. Nilai peduli antar sesama manusia secara tersirat
dan tersurat muncul dalam beberapa bagian cerita. Salah satunya
pada kutipan berikut ini.
(1) “Aku tak tahu bagaimana kehadiranku setiap malam di
toko buku ini bisa menarik perhatiannya. Dan mungkin
membuatnya resah sepanjang minggu terakhir”. (Liye,
2013:12).
Selain itu gambaran suasana cerita yang didukung oleh sikap
maupun perilaku tokoh sangat menonjolkan nilai kepedulian.
Terlihat dalam kutipan di atas bahwa tokoh menyadiri dirinya
menjadi perhatian tersendiri di toko buku tersebut.
2) Rela berkorban
Nilai rela berkorban merujuk pada pengertian melakukan
sesuatu hal yang penting untuk kebutuhan atau keperluan orang
lain. Nilai ini menunjukkan adanya hubungan manusia yang saling
berkaitan dan saling membutuhkan satu sama lain. Nilai rela
berkorban salah satunya mengacu pada kutipan cerita berikut ini.
(1) “Adi sekali lagi berteriak ke langit. Tidak peduli. Aku berusaha melepaskan pegangan tangannya. Dia justru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
mencengkeramku kencang. Menurunkan dongakan kepalanya. (Liye, 2013:14)
Dalam kutipan tersebut memperlihatkan kejadian di mana
tokoh Adi mengorbankan hidupnya untuk orang yang dia cintai.
Sikap rela berkorban merupkan nilai yang baik dalam kehidupan.
3) Bertanggung jawab
Nilai tanggung jawab dapat diartikan sebagai berani
menanggung segala hal yang telah dilakukan dan sudah menjadi
kewajiban. Pada novel ini, nilai bertanggung jawab tercermin
pada sikap yang diajarkan seorang ibu pada anaknya seperti
kutipan berikut ini.
(2) “Kata Ibu, “Tania, berhati-hatilah di sana! Kita harus
mengganti setiap barang yang rusak karena kita sentuh!
Jaga adikmu, jangan nakal…..” Aku menelan ludah
sedikit ragu dan banyak takut mendengar pesan ibu
sebelum berangkat. Dengan apa kami akan mengganti
barang yang aku pecahkan?“ (Liye, 2013:17).
Selain itu, sikap tanggung jawab juga terlihat pada perilaku
tokoh dalam mengarungi kehidupan yang berat hingga akhirnya
dapat berhasil. Tanggung jawab sangatlah penting. Hal tersebut
dikarenakan, dengan bertanggung jawab kita dapat
mendapatkan hasil yang baik saat mengerjakan sesuatu.
4) Berbagi atau memberi
Berbagi atau memberi merupakan salah satu bentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
penerapan nilai moral yang merujuk pada keikhlasan seseorang
dalam memberikan sebagian yang dimiliki pada orang lain. Nilai
ini juga dimunculkan pada novel melalui berbagai peristiwa dan
perilaku tokoh. Salah satunya muncul pada kutipan berikut ini.
(1) “Aku hanya meringis. Bagaimana kami bisa membeli
sandal?dia tersenyum, menyeka ujung mataku.Saat kami
akan turun, dia memberikan selembar uang sepuluh
ribuan, “Untuk beli obat merah.”Dede berseru riang
menerimanya. Aku hanya mengangguk, menunduk,
“Terima kasihi!” (Liye, 2013: 24).
Kesederhanaan tokoh yang tetap rela berbagi meskipun
dalam keterbatasan menjadi salah satu nilai utama yang muncul
dalam novel ini.
5) Tidak memaksakan kehendak
Tidak memaksakan kehendak merupakan salah satu bentuk
nilai moral dalam memahami keinginan orang lain. Pada novel ini
ditunjukkan salah satunya melalui kutipan berikut ini.
(1) “Dia tidak memaksa kami berhenti mengamen, meskipun
aku tahu uang yang diberikannya kepada Ibu jauh lebih
banyak daripada semua penghasilan kami selama
sebulan digabung. “Biarlah, asal tidak mengganggu
sekolah!” (Liye, 2013: 34)
Dalam kutipan di atas memperlihatkan di mana tokoh Danar
tetap mengijikan tokoh utama untuk tetap mengamen. Tokoh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Danar tidak memaksakan kehedaknya karena dia tau mengamen
merupakan hiburan tersendiri untuk si tokoh utama.
6) Menghormati
Menghormati biasanya dikaitkan dengan perilaku pada
orang yang lebih tua saja. Sebenarnya nilai saling menghormati
tidak hanya untuk orang tua saja, tetapi pada setiap orang. Pada
cerita ini sikap menghormati dilakukan pada setiap orang tanpa
memandang status bahkan ekonomi. Tokoh pada cerita ini
memiliki sikap yang santun dan hormat dengan orang tua seperti
yang nampak pada kutipan berikut ini.
(1) ”Tahukah kalian, dia selalu mencium tangan Ibu. Amat
hormat pada Ibu.” (Liye, 2013: 36)
Dalam kutipan di atas memperlihatkan bahwa kita harus selalu
mengormati orang tua. Menghorti orang tua merupakan nilai
sangat baik dalam kehidupan kita.
7) Menghargai
Nilai menghargai dalam novel ini dapat terlihat dalam
keseharian para tokoh. Beberapa tokoh menyadari kelebihan yang
dimiliki tokoh lain, dengan begitu rasa penghargaan terhadap tokoh
lain akan muncul. Sikap tokoh yang mau menerima kelebihan
tokoh lain menjadi hal yang dilakukan oleh tokoh-tokoh dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
sikap bijaksana. Menerima pendapat tokoh lain dan tidak
memaksakan kehendak terhadap tokoh lain juga merupakan sikap
menghargai orang lain. Hal ini sesuai dengan kutipan berikut.
(1) “Aku hanya menyengir, pastilah harapan yang
keliru.Dulu saja Dede bercerita amat berlepotan. Suka
ngomong sendiri. Tidak pernah melibatkan
pendengarnya. Namun, sejurus kemudian aku benar-benar
terkesima. Ya Tuhan, aku seperti melihat dia yang sedang
bercerita. Anak-anak yang tadi banyak berseru tiba-tiba
terdiam, terpesona. Anne yang senyum-senyum melulu,
ikut menyimak senang. Menatap lebih baik adikku. (Liye,
2013: 177)
Selain itu, meski terbatas dalam hal ekonomi, tetap ada
penghargaan pada tokoh tertentu.
8) Percaya
Nilai saling percaya merujuk pada hubungan antar sesama
manusia dalam segala hal terutama komunikasi. Kepercayaan
yang diberikan dari seseorang pada seseorang yang lain akan
memberikan pengaruh positif terhadap hubungan yang dijalin.
Pada novel ini nilai percaya ditunjukkan pada kutipan berikut ini.
(1) “Biarkan saja, Bu. Dede tumbuh menjadi anak yang
bertanggung jawab…” Dia menenangkan Ibu. (Liye, 2013:
40)
Percaya pada sesama merupakan hal penting dalam menjalani
sebuah hubungan. Hal itu karena, dengan saling percaya kita
tidak akan selalu curiga dengan sesama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
9) Berbakti kepada orang tua
Berbakti pada orang tua merupakan nilai moral yang sangat
penting bagi seorang anak. Berbakti merujuk pada kewajiban
seorang anak dalam menjalani tugas dan perannya pada orang
tua. Namun berbakti tidak hanya pada orang tua kandung saja,
berbakti juga dapat ditujukan pada setiap orang yang disayangi
dan dianggap sebagai keluarga. Pada novel ini hubungan antara
anak dengan ibu sangat menonjol. Hubungan anak dan ibu dalam
cerita ini menjadikan contoh nyata nilai berbakti pada kedua
orang tua. Berikut ini kutipan yang sesuai.
(1) “Sehari-hari selepas sekolah, pekerjaan Dede dan aku
hanya menunggui Ibu di rumah sakit. Bahkan kami sering
membolos karena tak mau meninggalkan Ibu sendirian.
(Liye, 2013: 53)
Dalam kutipan di atas memperlihatkan situasi pada saat
tokoh utama dan adiknya menemani sang ibu di rumah sakit.
Wujud rasa bakti kepada orang tua ditunjukan tokoh utama
dengan cara setia menemani ibu di saat sakit.
10) Jujur
Jujur merupakan sikap yang berarti berkata apa adanya,
bertindak sesuai dengan kenyataannya. Jujur merupakan
perkataan dan perbuatan yang sesuai dengan
kenyataan.Kejujuran berlaku terhadap orang lain dan dirinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
sendiri. Lawan dari jujur adalah dusta atau bohong, yakni berkata
tidak sebenarnya. Beberapa tokoh bersikap jujur dalam novel ini,
mereka tidak menutup-nutupi kebenaran dalam berkata dan
berperilaku. Bahkan antar tokoh akan saling mengingatkan bila
ada tokoh lain yang berkata bohong. Sebagaimana terlihat pada
kutipan berikut ini.
(1) “Aduh, masa Dede bohong sih? Kak Tania tega banget
nuduh begitu. Mana pernah Dede bohong! Dede
melanggar janji saja nggak pernah! Oom Danar bilang
semalam…,” adikku protes berkepanjangan saat ak
bilang dia kalua bergurau jangan berlebihan“. (Liye,
2013: 91)
Sikap jujr memang harus ditanamkan sejak dini. Dalam kutipan
di atas memperlihatkan bahwa tokoh Dede menegaskan bahwa
dirinya tidak pernah berbohong.
11) Tolong menolong
Pada dasarnya manusia membutuhkan bantuan manusia lain
untuk bertahan hidup. Hal ini menunjukkan bahwa nilai tolong-
menolong sangat penting di masyarakat. Pada novel ini nilai
tolong menolong ditunjukkan pada kutipan berikut.
(1) “Maaf ya, Dik, kalau ingin cari buku lewat komputer, komputernya dimana?” seorang Ibu menegurku. Tersenyum sedikit canggung, banyak bingung. Aku menoleh malas. Menyimak wajah ibu itu. Pelan mengangkat tangan. Menunjuk kea rah komputer itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
berada. Membalas senyumnya seadanya. Dia kan bias bertanya ke karyawan toko buku ini. Kenapa pula mesti bertanya padauk? Aku menghela napas sebal dalam hati. Ibu ini mengganggu kenyamananku mengenang semua kejadian. (Liye, 2013: 105)
Dalam kutipan di atas memperlihatkan kejadian pada saat
tokoh utama menolong seorang ibu yang sedang kesulitan untuk
mencari buku. Hal tersebut sangatlah baik, karena pada dasarnya
kita tidak akan dapat hidup sendiri. Kita akan selalu
membutuhkan bantuan atau pertolongan orang lain.
12) Berprasangka baik
Salah satu nilai hubungan manusia dengan sesama adalah
berprasangka baik. Prasangka yang baik memberikan pengaruh
positif dalam membangun hubungan terutama dalam hal
komunikasi dengan orang lain. Pada novel ini nilai berprasangka
baik ditunjukkan oleh kutipan berikut ini.
(1) “Kita sudah lama nggak ketemu, ya? Hampir enam tahun
ya, Tania?” Sebenarnya kalau aku sedikit subjektif, Kak
Ratna melakukan dialog itu tulus dan bersahabat. Tetapi
dengan hati dan pikiran kotorku, semuanya terlihat
buruk. Bahkan wajah Kak Ratna terlihat seperti
monster.“Ya… sudah enam tahun.” Hatiku mendengus:
dan aku dulu benar-benar berdoa agar tidak bertemu
lagi dengan Kak Ratna selamanya. (Liye, 2013: 120)
Selain itu, berprasangka baik terhadap orang lain dapat
mengurangi kecurigakan yang menyebabkan hal negatif. Dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
kutipan di atas memperlihatkan kejadian yang mencerminkan
prasangka baik.
13) Menepati janji
Menepati janji merupakan perwujudan nilai yang
dilaksanakan setelah membuat sebuah janji atau berjanji.
Menepati janji merupakan bentuk tanggung jawab untuk
merealisasikan janji yang telah dibuat sebelumnya. Pada novel ini
nilai menepati janji ditunjukkan oleh kutipan berikut ini.
(1) “Dia memang kemudian menjelaskan jauh-jauh hari
sudah berjanji akan datang saat wisudaku. (Liye, 2013:
127)
Dalam kutipan di atas memperlihatkan kejadian pada saat
tokoh Danar terlihat menepati janjinya dengan datang pada saat
tokoh utama wisuda. Menepati janji merupkan tindakan yang
sangat baik.
14) Berterimakasih
Berterima kasih merupakan ungkapan dari perasaan
syukur terhadap bantuan orang lain. Syukur merupakan
bagian dari ungkapan terima kasih. Seperti halnya kutipan
sebagai berikut. Ketika seorang tokoh mendapatkan kebaikan
dariorang lain kemudian dia akan mengucapkan terima kasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
sebagai ungkapan untuk menghargai orang lain dan rasa
syukurnya. Berikut ini salah satu kutipan yang bermuatan nilai
berterimakasih.
(1) “Aku sudah jauh lebih sehat, Tania. Terima kasih.
Kau pasti banyak mendoakanku. Doa gadis sebaik
dirimu pasti terkabul“. (Liye, 2013: 223)
Selalu mengucapkan terima kasih merupakan hal yang
sangat baik. Walaupun terlihat simple akan tetapi hal
tersebut sangatlah berarti. Hal tersebut dapat membuat
orang akan selalu percaya dan peduli dengan kita.
d. Hubungan Manusia dengan Lingkungan
Nilai moral hubungan manusia dengan lingkungannya
dapat disamakan dengan nilai moral hubungan manusia dengan
sesama. Magnis-Suseno, (2001:34) berbuat hormat kepada orang
lain merupakan suatu dasar dalam hidup sosial, baik antar
kelompok maupun intra kelompok. Sikap hormat kepada orang lain
merupakan suatu kaidah untuk dapat hidup bersama dalam
masyarakat.
Lingkungan hidup manusia pada dasarnya terdiri dari dua
jenis lingkungan, yaitu lingkungan alam, dan lingkungan
sosial.Membangun hubungan dengan lingkungan sangat diperlukan
manusia sebagai bentuk adaptasi atau penyesuaian diri untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
bertahan hidup.Nilai moral yang mengacu pada hubungan manusia
dan lingkungan sebagai bentuk pelestarian lingkungan sekitar
manusia.
1) Mematuhi peraturan
Budaya ketertiban merujuk pada ketaatan masyarakat pada
peraturan. Nilai menaati peraturan sebagai bentuk pendewasaan
yang disampaikan melalui novel untuk mengarahkan pembaca
memahami bagaimana seharusnya suatu peraturan ditindaklanjuti.
Pada novel ini nilai mematuhi peraturan ditunjukkan pada kutipan
berikut.
(1) “Lampu itu setia. Dan penduduk kota ini juga setia
mengikuti petunjuk tersebut. Tak ada yang nekat
menerobos meskipun jalanan amat lengang.Semua
menunggu saatnya. Menunggu masanya. Sabar”. (Liye,
2013: 220-221)
Mematuhi peraturan merupakan salah satu kunci penting
dalam kehidupan bersosial. Dalam kutipan di atas
memperlihatkan kejadian pada saat semua orang mampu
mematuhi peraturan saat berkendara. Hal tersebut sangatlah
baik untuk ditiru dalam kehidupan sehari-hari.
4.2.2 Wujud Nilai Sosial dalam Novel
Nilai sosial merupakan acuan dalam kehidupan masyarakat untuk
menentukan sesuatu itu dikatakan baik atau buruk, pantas atau tidak pantas
untuk dilakukan. Nilai sosial di luar dari nilai agama, namun dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
dijadikan sebagai acuan untuk melakukan kontrol sosial atas segala
aktivitas yang dilakukan manusia dalam suatu komunitas masyarakat.
Pada novel ini nilai sosial dapat terlihat dari perilaku dan interaksi antar
tokoh maupun dengan lingkungan. Penulis Novel Daun yang Jatuh Tak
Pernah Membenci Angin mengkondisikan tokoh dalam cerita mengalami
suasana sosial yang beragam sehingga pembaca diarahkan untuk
mengetahui sikap-sikap yang tepat dengan kondisi yang berlaku sesuai
nilai-nilai sosial. Berikut ini uraian wujud nilai-nilai sosial yang
terkandung dalam novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin.
1. Keakraban
Keakraban berasal dari kata dasar akrab yang berarti dekat
dan erat (KBBI: 2008). Keakraban dapat terjalin melalui interaksi
sosial. Interaksi sosial yang berkesinambungan terus menerus lama
kelamaan akan membuat keakraban antara seseorang dan orang
lain. Keakraban juga merupakan nilai sosial yang baik dalam
menjalankan hidup bersosial. Dalam novel ini keakraban antara
tokoh juga terjalin. Hal tersebut dapat dibuktikan pada kutipan di
bawah ini.
(1) ”Setiap malam aku datang ke toko buku ini. Sudah
menjadi ritual seminggu terakhir. Satpam toko yang
matanya selalu menatap tajam sudah mengenaliku. Mbak-
mbak yang rajin merapikan buku-buku di rak juga sudah
tahu. Termasuk dua kasir di dekat escalator. (Tere Liye,
2013 : 11)”
Selain kutipan tersebut masih terdapat salah satu contoh
kutipan yang memperlihatkan tentang keakraban antar tokoh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
(2) Dia menggenggam jemariku. Mantap. Sebelah kiri
memegang bahu Dede. Dia menatapku dengan pandangan
itu. Tatapan yang entah bagaimana membuatmu mulai
percaya diri. Dia tersenyum hangat menenangkan. (Tere
Liye, 2013 : 19)
Kedua kutipan di atas memperlihatkan akraban yang terjalin
antar tokoh. Setiap tokoh terlihat sangat akrab karena sering
bertemu. Hal tersebut memperlihatkan nilai sosial yang baik dan
dapat menjadi tokoh dalam bermasyarakat.
2. Balas Budi
Balas budi berasal dari dua kata yaitu balas dan budi. Balas
berati reaksi. Budi berarti alat batin yang merupakan paduan akal
dan perasaan untuk menimbang baik dan buruk (KBBI: 2008).
Balas budi dapat diartikan sebagai reaksi dari dalam diri untuk
membalas perbuatan baik seseorang. Balas budi merupakan hukum
yang tidak tertulis dalam kehidupan bermasyarakat. Balas budi
dapat juga diartikan sebagai bentuk tanda terima kasih kita
terhadap orang lain yang telah menolong atau membantu di dalam
kehidupan. Dalam novel ini bentuk balas budi terlihat dalam
kutipan berikut.
(1) “Tak ada salahnya, memberikan hadiah atas
keberaniannya. Maka aku tersenyum tipis, teramat tipis,
sedikit menoleh meski tak menatap matanya. Lantas
dengan cepat sekali memandang ke depan. (Tere Liye,
2013 : 12)”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Dari kutipan di atas dapat terlihat bahwa tokoh memberi
hadiah terhadap keberaniannya. Dari situ, dapat diambil contoh
yaitu kita harus selalu membalas kebaikan seseorang.
3. Memberi
Memberi adalah menyerahkan (membagikan,
menyampaikan) sesuatu (KBBI: 2008). Selain itu, memberi dapat
diartikan sebagai suatu tindakan yang mempunya nilai yang baik.
Memberi tidak harus berupa barang ataupun uang. Memberi dapat
juga berupa dukungan, semangat, doa, dan lain-lain. Dalam novel
ini terdapat nilai sosial yang berkaitan dengan memberi. Hal
tersebut dapat dilihat dari kutipan di bawah ini.
1) ”Aku menatapnya ragu-ragu. Adikku Dede sudah sejak tadi
merengkuh sepatu itu dengan tangannya. Penumpang lain
menatap kami tertarik. Dia hanya membalas tatapan
penumpang lain dengan senyuman. (Tere Liye, 2013: 25)”
Dalam kutipan di atas memperlihatan kejadian saat tokoh Dede
senang menerima pemberian hadiah yang berupa sepatu baru. Hal
tersebut, merupakan sesuatu yang sangat berarti untuk tokoh Dede.
4. Menghargai Sesama
Menghargi sesama adalah menghormati; mengindahkan
orang lain (KBBI: 2008). Kunci untuk bermasyarakat adalah saling
menghargai. Hal tersebut karena dengan menghargai sesama kita
pun akan dihargai oleh orang lain. Tentu itu bernilai baik dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
hidup bermasyarakat. Dalam kutipan di bawah ini memperlihatkan
sikap saling menghargai antar tokoh.
1) ”Pagi itu aku membawa sebungkus besar kue-kue. Dia seperti
biasa sudah duduk di ruangan itu. Mengenakan kemeja biru
kesukaannya. Beberapa anak-anak sudah datang mengelilingi
(tak ada yang berani duduk di posisiku). Aku membuka
bungkusan kue tersebut. Kami beramai-ramai mencicipinya.
(Tere Liye, 2013 : 49)
5. Tolong Menolong
Tolong menolong adalah nilai sosial yang sudah diajarkan
sejak dini. Menurut KBBI: 2008 menolong adalah membantu untuk
meringankan beban (penderitaan, kesukaran, dan sebagainya).
Pada dasarnya manusia membutuhkan bantuan manusia lain
untuk bertahan hidup. Hal ini menunjukkan bahwa nilai tolong-
menolong sangat penting di masyarakat. Pada novel ini nilai
tolong menolong ditunjukkan pada kutipan berikut.
1) “Dia beranjak dari duduknya, mendekat. Jongkok di hadapanku. Mengeluarkan saputangan dari saku celana. Meraih kaki kecilku yang kotor dan hitam karena bekas jalanan. (Tere liye, 2013: 23)” Pada kuitipan di atas memperlihatkan kejadian di mana
tokoh Danar menolong tokoh utama yang terluka kakinya.
6. Keharmonisan
KBBI: 2008 menjelaskan keharmonisan berasal dari kata
dasar harmonis yang berarti bersangkut paut dengan (mengenai)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
harmoni; seia sekata. Pada novel ini menyajikan keharmonisan di
dalam sebuah kelurga kecil. Keharminasan tetap terlihat walaupun
keluarga tersebut sempat mengalami kondisi yang sangat buruk.
Kutipan di bawah ini merupakan salah satu bukti keharmonisan
yang terjadi di dalam novel ini.
1) ”Sebelum magrib kami sudah pulang. Makan malam bersama
Ibu, lantas dengan penerangan lampu teplok yang kerlap-
kerlip ditiup angin, aku belajar. Belajar hingga larut malam.
(Tere Liye, 2013: 33)”
7. Peduli
Kata peduli sama artinya dengan memperhatikan (KBBI:
2008). Nilai kepedulian sangat dominan pada novel ini. Peduli
dimaksudkan sebagai nilai yang mengacu pada kepekaan
seseorang terhadap kondisi orang lain sehingga menimbulkan
perilaku empati. Nilai peduli antar sesama manusia secara tersirat
dan tersurat muncul dalam beberapa bagian cerita. Salah satunya
pada kutipan berikut ini.
1) ”Kau lihat siapa yang akan kehilangan kalau dia meninggal. Anak-anak itu tak punya siapa-siapa lagi selain dia. Ya Tuhan, lakukanlah apa saja aku mohon….” Suaranya parau. (Tere Liye, 2013: 56)”
Pada kejadian di atas memperlihatkan kejadian di mana
tokoh Danar sangat peduli dengan selalu memikirkan nasib anak-
anak jika ia meninggalkannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
8. Toleransi
Toleransi sangatlah penting dalam hidup bermasyarakat.
Hal itu karena dengan toleransi kita akan dapat mengahargai orang
lain di sekitar kita. Toleransi adalah sifat atau sikap toleran, batas
ukur untuk penambahan atau pengurangan yang masih
diperbolehkan (KBBI:2008). Pada novel ini, nilai toleransi juga
disajikan di dalamnya. Kutipan di bawah ini menunjukkan bukti
bahwa toleransi ada di dalam novel ini.
1) ”Aku anak terkecil di kelas. Ada dua puluh anak di sana.
Sebagian besar tampang mereka China, beberapa berwajah
Melayu, satu-dua rada-rada bule. Tetapi akulah yang paling
terlihat berbeda. Empat temanku dari Indonesia lainnya
dimasukkan ke dalam kelas yang berbeda. Sebulan pertama
di sana aku kesulitan berkomunikasi. Lebih banyak
memakai gerak tangan dan mimik muka. Kursus bahasa
Inggris itu ternyata tidak banyak membantu. Padahal
nilaiku selalu A. (Tere Liye, 2013: 72-73)”
Dalam kutipan di atas memperlihatkan nilai toleransi. Toleransi
pada kutipan di atas telihat saat setiap tokoh mampu menerima
perbedaan ras di antara mereka.
Berbagai wujud nilai sosial tersebut disampaikan melalui rangkaian
cerita novel yang berlatar belakang lingkungan sosial tertentu oleh penulis.
Keberadaan nilai sosial pada novel ini mayoritas disajikan tersirat melalui
peristiwa-peristiwa yang dialami oleh tokoh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
4.3 Implementasi Hasil Penelitian sebagai Bahan Pembelajaran Sastra di
SMP
Pengajaran sastra di sekolah merupakan hal yang sangat penting
untuk mengembangkan empat keterampilan berbahasa. Sejak dini, siswa
harus dikenalkan dengan karya sastra agar pengetahuan dan wawasan
mengenai keragaman budaya semakin bertambah. Pengajaran sastra juga
dapat membantu pendidikan secara utuh apabila mencakup empat manfaat,
yaitu membantu keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan
budaya, mengembangkan cipta dan rasa, dan menunjang pembentukkan
watak (Rahmanto, 1988: 16-19).
Rahmanto (1988: 26-33) memberikan pendapatnya mengenai tiga
aspek yang perlu dipertimbangkan jika ingin memilih bahan pengajaran
sastra, yaitu aspek bahasa, aspek psikologi, dan aspek latar belakang
budaya. Berikut akan dijabarkan mengenai ketiga tersebut dalam novel
Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin pada tabel di bawah ini
Tabel 3. Aspek Pertimbangan untuk Memilih Bahan Ajar
Aspek Kutipan
Bahasa 1, 9, 29
Psikologi 13, 28, 27, 33
Latar Belakang Budaya 23, 32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Berdasarkan data pada tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa
novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin cocok digunakan
sebagai bahan pembelajaran sastra di SMP karena memenuhi ketiga aspek
di atas. Ditinjau dari aspek bahasa, novel Daun yang Jatuh Tak Pernah
Membenci Angin sudah menggunakan bahasa yang baik dan sesuai
dengan tingkat penggunaan bahasa siswa SMP. Kalimat-kalimat yang
digunakan cukup jelas mendeskripsikan gamabaran suatu hal dan
merupkan ragam bahasa sehari-hari yang mudah dimengerti.
Ditinjau dari aspek psikologi, novel Daun yang Jatuh Tak Pernah
Membenci Angin banyak mengandung nilai-nilai pendidikan positif yang
dapat dijadikan sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai
positif kehidupan yang dapat diteladani, yaitu pantang menyerah, kerja
sama, disiplin.
Ditinjau dari aspek latar belakan budaya, novel Daun yang Jatuh
Tak Pernah Membenci Angin sudah sesuai dengan latar belakang budaya
siswa karena menceritakan tentang kehidupan seseorang yang pantang
menyerah dalam jalani hidup. Selain itu, dalam novel Daun yang Jatuh
Tak Pernah Membenci Angin juga digambarkan bagaimana seorang anak
yang selalu menghormati orangtua. Hal ini jelas akan membrikan dampak
positif bagi siswa.
4.3.1 Silabus
Dalam penelitian ini, penyusunan silabus dilakukan dengan
beberapa tahap. Tahap pertama adalah menuliskan identitas sekolah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
kelas/semester, mata pelajaran, dan tahun pelajaran. Pada penelitian ini
silabus dibuat untuk SMP Stella Duce 1 Yogyakarta kelas 8 semester 2
mata pelajaran bahasa Indonesia tahun ajaran 2017/2018.
Tahap kedua adalah menuliskan kompetensi inti. Kompetensi inti
dalam silabus ini yaitu (1) memahami pengetahuan (faktual, konseptual
dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata, (2) mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang /teori. Tahap ketiga adalah membuat tabel
yang berisikan kompetensi dasar, materi pokok, metode model
pembelajaran, pembelajaran, penilaian atau evaluasi , alokasi waktu,
sumber belajar, karakter. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada halaman
(72).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
SILABUS
Sekolah : SMP Stella Duce 1 Yogyakarta
Kelas/Semester : VIII/1-2
Mata Pelajaran : BAHASA INDONESIA
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Kompetensi Inti :
KI.3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI.4 Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret ( menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber
lain yang sama dalam sudut pandang /teori.
Kompetensi Dasar Materi Pokok Metode
Model
Pembelajaran
Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
Karakter
Teknik Bentuk Instrumen
3.11Mengidentifikasi
informasi pada
teks ulasan
tentang kualitas
karya (film,
cerpen, puisi,
● Pengertian
teks ulasan ● Macam-
macam
teks ulasan
berdasar-
kan isinya
Saintifik • Mengamati suatu
model teks ulasan
• Berdiskusi tentang
pengertian dan
macam-macam isi
teks ulusan
• Mendiskusikan
• Tes
Tertulis
• Tes
Lisan
• Penuga-
san
• Uraian
• Tanya
jawab
Jawablah
pertanyaan
berikut!
1. Analisislah
teks ulasan
yang
4x40’
(2
perte-
muan)
• Buku
Bahasa
Indonesia
kelas
VIII
• Sinopsis
novel
Jujur,
tanggung
jawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Yogyakarta, 11 November 2018
Penyusun
Aluisius Titus Kurniadi
novel, karya seni
daerah) yang
dibaca atau
diperdengarkan
4.11Menceritakan
kembali isiteks
ulasan tentang
kualitas karya
(film, cerpen,
puisi, novel,
karya seni
daerah) yang
dibaca atau
didengar
● Maksud/
arti
penting
teks ulasan ● Nilai
moral dan
nilai sosial
dalam teks
ulasan
maksud dan cara
mengungkapkan
nilai moral dan
nilai sosial pada
teks ulasan
• Menuliskan
informasi berupa
nilai moral dan
nilai sosial yang
terdapat pada teks
ulasan
• Membacakan nilai
moral dan nilai
sosial yang
terdapat pada teks
ulasan
dibaca
berdasar-
kan nilai
moral dan
nilai
sosial?
2. Sebutkan
ciri-ciri
teks
ulasan?
3. Sebutkan
nilai moral
dan nilai
sosial yang
terdapat
pada teks
ulasan?
“Daun
yang
Jatuh
Tak
Pernah
Memben-
ci
Angin”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
4.3.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Dalam penelitian ini, penyusunan RPP dilakukan dengan beberapa
tahap. Tahap pertama adalah menuliskan identitas sekolah, kelas/semester,
mata pelajaran, dan tahun pelajaran. Pada penelitian ini silabus dibuat
untuk SMP Stella Duce 1 Yogyakarta kelas 8 semester 2 mata pelajaran
bahasa Indonesia tahun ajaran 2017/2018.
Tahap kedua adalah menuliskan kompetensi inti. Kompetensi inti
dalam silabus ini yaitu (1) Memahami dan menerapkan pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis dan
spesifik sederhana berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
(2) Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara
kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif, dalam
ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.
Tahap ketiga adalah menuliskan kompetensi dasar dan
indikator. Kompetensi dasar dalam RPP ini diambil kurikulum 2013 yang
terfokus pada KD 3.11 Mengidentifikasi informasi pada teks ulasan
tentang kualitas karya (film, cerpen, puisi, novel, dan karya seni daerah)
yang dibaca atau diperdengarkan dan 4.11 Menceritakan kembali isi teks
ulasan tentang kualitas karya (film, cerpen, puisi, novel, karya seni daerah)
yang dibaca atau didengar. Tahap keempat adalah menuliskan tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
pembelajaran, materi pembelajaran, media/alat, bahan ajar, sumber belajar,
dan kegiatan pembelajaran. Tahap kelima adalah tahap evaluasi, Evaluasi
dilakukan untuk menguku keberhasilan setiap siswa dalam pencapaian
hasil belajar dan mengumpulkan informasi tentang proses pembelajaran
yang dilakukan oleh setiap siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
halaman (76).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMP Stella Duce 1 Yogyakarta
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VIII/2
Materi Pokok : Teks Ulasan
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (2 x Tatap Muka )
A. KOMPETENSI INTI
KI. 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan
kejadian tampak mata.
KI. 4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara kreatif,
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif, dalam ranah konkret dan
ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandang teori.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI
Kompetensi Dasar Indikator
3.11 Mengidentifikasi
informasi pada teks
ulasan tentang kualitas
karya (film, cerpen, puisi,
novel, dan karya seni
daerah) yang dibaca atau
diperdengarkan
3.11.1
3.11.2
3.11.3
- Siswa mampu mengidentifikasi
pengertian teks ulasan
- Siswa mampu mengidentifikasi
informasi kualitas teks ulasan
- Siswa mampu mengidentifikasi
unsur instrinsik dan ekstrinsik
dalam teks ulasan.
4.11 Menceritakan kembali isi
teks ulasan tentang
kualitas karya (film,
cerpen, puisi, novel,
karya seni daerah) yang
dibaca atau didengar
4.11.1
4.11.2
- Siswa mampu mengidentifikasi
nilai moral dan nilai sosial yang
terdapat dalam teks ulasan.
- Siswa mampu menceritakan
kembali isi teks ulasan.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pertemuan Pertama
Setelah mengikuti pembelajaran tentang teks ulasan dan melakukan
pembelajaran bermetode saintifik, siswa diharapkan dapat:
1. Mengidentifikasi pengertian teks ulasan secara benar.
2. Mengidentifikasi informasi kualitas teks ulasan.
3. Mengidentifikasi unsur instrinsik dan ekstrinsik dalam teks ulasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Pertemuan Kedua
Setelah mengikuti pembelajaran teks ulasan dan membaca ulasan novel, siswa
diharapkan dapat:
1. Mengidentifikasi pengertian nilai moral dan nilai sosial teks
ulasan secara benar.
2. Menceritakan kembali isi teks ulasan.
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Pengertian teks ulasan
2. Struktur teks ulasan
3. Unsur intrinsik dan ekstrinsik teks ulasan
4. Nilai Moral dalam teks ulasan
5. Nilai Sosial dalam teks ulasan
E. METODE/MODEL PEMBELAJARAN
- Saintifik
F. MEDIA/ALAT, BAHAN DAN SUMBER BELAJAR
1. Media:
a. Contoh teks ulasan Novel “Sang Pemimpi” karya Andrea Hirata
b. LCD proyektor
2. Bahan :
Penggalan teks Novel “Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin”
3. Sumber belajar:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
a. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013a. Bahasa Indonesia:
Wahana Pengetahuan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
b. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013b. Bahasa Indonesia
Wahana Pengetahuan: Buku Guru. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
c. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2003. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
d. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2010. Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan Pertama
Langkah/
Tahap
Kegiatan Pembelajaran Waktu
Pendahuluan - Guru membuka kegiatan
pembelajaran dengan berdoa.
(PPK)
- Guru menanyakan ketidakhadiran
siswa.
- Guru menyampaikan KD,
indikator, dan tujuan pembelajaran
yang akan dilakukan.
- Guru dan siswa menyepakati
langkah-langkah kegiatan yang
akan dilaksanakan untuk mencapai
kompetensi.
1 10’
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Langkah/
Tahap
Kegiatan Pembelajaran Waktu
Kegiatan
Inti
- Guru membagikan penggalan
novel “Daun yang Jatuh Tak
Pernah Membenci Angin”.
- Siswa mengamati teks yang
dibagikan oleh guru. (Mengamati).
- Guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk bertanya mengenai
teks ulasan yang telah diamati.
(Menanya).
- Siswa mengidentifikasi isi
penggalan teks yang dibagikan
oleh guru. (Mengumpulkan
informasi)
- Siswa dibagi menjadi beberapa
kelompok yang terdiri
dari empat orang.
- Guru memandu siswa untuk
menemukan pengertian teks ulusan.
( Mengasosiasikan)
- Siswa mengidentifikasi struktur teks
ulasan di dalam kelompok.
(Mengasosiasikan)
- Siswa mengumpulkan data unsur
intriksik dan ekstrinsik teks ulasan
di dalam kelompok.
(Mengasosiasikan)
60’
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Langkah/
Tahap
Kegiatan Pembelajaran Waktu
- Siswa secara berkelompok
mempresentasikan hasil identifikasi
di depan kelas.
(Mengkomunikasikan)
Penutup - Guru memberi penguatan terkait
dengan materi yang telah dipelajari.
- Siswa dibantu oleh guru
menyimpulkan hasil pembelajaran
yang telah berlangsung.
- Siswa menerima tugas dari
guru untuk menyebutkan unsur
ekstrinsik teks ulasan. (HOTS)
- Siswa merefleksi proses KBM yang
berlangsung.
- Guru beserta siswa mengakhiri
kegiatan belajar mengajar dengan
mengucap syukur kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa. (PPK)
10’
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Pertemuan Kedua
Langkah/
Tahap
Kegiatan Pembelajaran Waktu
Pendahuluan - Guru membuka kegiatan
pembelajaran dengan berdoa.
- Guru menanyakan ketidakhadiran
siswa.
- Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dilakukan.
- Guru dan siswa menyepakati
langkah-langkah kegiatan yang
akan dilaksanakan untuk mencapai
kompetensi.
10’
Kegiatan Inti - Siswa dibagi menjadi beberapa
kelompok yang terdiri atas empat
orang.
- Siswa mengamati penggalan novel
yang berjudul “Daun yang Jatuh
Tak Pernah Membenci Angin”.
(Mengamati).
- Guru memberi kesepatan kepada
siswa untuk bertanya mengenai
teks ulasan yang telah diamati.
(Menanya).
- Setiap kelompok mengidentifikasi
nilai moral dan nilai sosial yang
terdapat dalam penggalan novel
yang berjdul “Daun yang Jatuh Tak
Pernah Membenci Angin”.
(Mengumpulkan informasi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Langkah/
Tahap
Kegiatan Pembelajaran Waktu
Kegiatan inti - Setiap kelompok menyimpulkan
pengertian nilai moral dan nilai
sosial. (Mengasosiasikan).
- Setiap kelompok mempresentasikan
hasil identifikasi di depan kelas.
(Mengkomunikasikan)
60’
Penutup - Siswa dan guru menyimpulkan
hasil pembelajaran yang telah
berlangsung.
- Guru beserta siswa mengakhiri
kegiatan belajar mengajar dengan
mengucap syukur kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa.
10’
H. PENILAIAN, PEMBELAJARAN REMEDIAL, DAN PENGAYAAN
(HOTS)
1. Teknik Penilaian
a. Sikap (spiritual dan sosial)
Observasi (jurnal)
b. Pengetahuan
1) Tes tertulis (Uraian)
2) Penugasan (Lembar Kerja)
c. Keterampilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Praktik (Penilaian Praktik)
2. Pembelajaran Remedial
Kegiatan pembelajaran remedial antara lain dalam bentuk:
• pembelajaran ulang
• bimbingan perorangan
• belajar kelompok
• pemanfaatan tutor sebaya
bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar sesuai hasil
analisis penilaian.
3. Pembelajaran Pengayaan
Berdasarkan hasil analisis penilaian, peserta didik yang sudah
mencapai ketuntasan belajar diberi kegiatan pembelajaran pengayaan
untuk perluasan dan/atau pendalaman materi (kompetensi) antara lain
dalam bentuk tugas mengerjakan soal-soal dengan tingkat kesulitan lebih
tinggi, meringkas buku-buku referensi dan mewawancarai narasumber.
Yogyakarta, 11 November 2018
Penyusun
Aluisius Titus Kurniadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
LAMPIRAN 1. MATERI TEKS ULASAN
A. PENGERTIAN TEKS ULASAN
1.Pengertian Teks Ulasan
Pengertian teks ulasan adalah teks yang berisi tinjauan suatu karya
baik berupa film, buku, benda dan lain sebagainya untuk mengetahui
kualitas, kelebihan dan kekurangan yang dimiliki karya tersebut yang
ditujukan untuk pembaca atau pendengar khalayak ramai. Teks ulasan
bertujuan sebagai media untuk menyampaikan ulasan dengan etika yang
sopan, santun, dan tepat waktu.
2.Struktur Teks Ulasan
Struktur teks ulasan terdiri dari bagian orientasi, tafsiran isi,
evaluasi, dan rangkuman berikut penjelasan selengkapnya.
a. Orientasi
Merupakan gambaran umum atas bahan atau karya sastra yang akan
diulas. Gambaran umum karya atau benda tersebut bisa berupa paparan
tentang nama, kegunaan, dan sebagainya.
b. Tafsiran isi
Tafsiran isi memuat pandangan pengulasnya sendiri mengenai karya
yang diulas. Pada bagian ini penulis biasanya membandingkan karya
tersebut dengan karya lain yang dianggap mirip. Selain itu, penulis juga
menilai kekurangan dan kelebihan karya yang diulas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
c. Evaluasi
Bagian evaluasi dilakukan penilaian terhadap karya, penampilan, dan
produksi. Bagian tersebut berisi gambaran terperinci suatu karya atau
benda yang diulas. Hal ini bisa berupa bagian, ciri, dan kualitas karya
tersebut.
d. Rangkuman
Pada bagian ini penulis memberikan ulasan akhir berupa simpulan
karya tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
LAMPIRAN 2. CONTOH TEKS ULASAN
SINOPSIS NOVEL
Novel ini mengisahkan tentang kehidupan Tania, seorang gadis perempuan
yang berasal dari keluarga yang kurang mampu. Hidupnya menjadi semakin sulit
ketika sang ayah meninggal dunia, dan membuat ibunya menjadi tulang punggung
keluarga kecil yang terdiri dari Tania, dan seorang adiknya bernama Dede.
Dengan segala keterbatasan yang menghimpitnya, Tania dan Dede
akhirnya berhenti bersekolah. Mereka mulai mengisi hari-hari mereka dengan
berjalan dari mobil ke mobil, mengamen, menyanyikan lagu-lagu dewasa demi
mengumpulkan pundi-pundi uang yang diharapkan bisa meringankan beban sang
ibu, yang bekerja serabutan dan seringkali sakit.
Tapi semua kesulitan itu mendadak sirna, saat Tania
menemukan seseorang.
Hari itu malam mulai larut. Tania dan Dede mengamen di sebuah bis kota
yang penuh dengan orang-orang yang baru pulang kantor. Saat mengamen itulah,
Tania yang berbaju lusuh dan tidak memakai alas kaki menginjak sebuah paku
payung, menciptakan luka di telapak kakinya dan membuat darah segar mengalir
deras.
Saat itulah seseorang itu menolongnya. Ia membersihkan luka di kaki
Tania, menutupnya dengan saputangan yang ia miliki. Kemudian dibelikannya
Tania obat merah untu menyembuhkan lukanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Keesokan harinya Tania kembali mengamen. Dengan kakinya yang
pincang, ia kembali bernyanyi dari satu bis ke bis lainnya, bersama Dede.
Rupanya, ia bertemu lagi dengan seseorang itu.seseorang itu datang
menghampirinya dan Dede, kemudian menyerahkan dua buah kotak dan
menyerahkannya kepada Tania dan Dede.
Kotak tersebut berisi dua buah sepatu, satu untuk Tania dan satu untuk
Dede. Hari itu juga seseorang itu berkunjung kerumahnya, bertemu dengan
ibunya. Ia mengatakan kepada sang ibu bahwa ia akan menyekolahkan Tania dan
Dede hingga tamat.
Sejak itulah kehidupan Tania mulai berubah. Ia kembali bersekolah,
kembali menuntut ilmu berkat seseorang yang kehadirannya ia anggap seperti
malaikat dikehidupannya. Seseorang itu, yang bernama Danar.
Tania kemudian mulai merasakan perasaan ganjil itu: Jatuh cinta. Tetapi
dirinya masih terlampau kecil dan tidak mengerti akan perasaan yang menyelimuti
hatinya itu.
Namun, tak lama setelah nasib baik itu menghampirinya, cobaan kembali
datang menerpa dirinya. Ibunya meninggal. Hidup Tania terus berlanjut meski
duka menyelimuti hatinya. Tak lama setelah kepergian ibunya, Tania menerima
beasiswa untuk bersekolah menengah di Singapura. Dengan nasihat Oom Danar,
ia berangkat ke Singapura, meninggalkan Dede, pusara ibu, dan tentu saja
meninggalkan dia.
Tiga tahun terlewati. Tania kembali pulang ke Indonesia, dan
menghabiskan masa liburannya. Meski setelahnya, ia kembali ke Singapura untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
melanjutkan studi sekolah menengah atasnya disana. Saat hari kelulusan SMA-
nya, Oom Danar datang dengan kekasihnya, Kak Ratna, dan adiknya, Dede.
Saat itulah Oom Danar dan kak Ratna menyampaikan bahwa mereka
memutuskan untuk menikah. Tania kaget bukan main. Setelah kepulangan
mereka, Tania bertekad untuk tidak datang ke acara pernikahan mereka.
Dan Tania benar-benar tidak datang, meski Oom Danar sendiri yang
memintanya. Meski kak Ratna sudah mendatangi kediamannya di Singapura
beberapa hari sebelum pernikahannya, hanya untuk membujuk agar Tania mau
datang ke pernikahan tersebut.
Tania tidak mau datang karena ia mengira jawaban dari pertanyaannya
selama ini tentang perasaan Oom Danar yang sebenarnya sudah jelas didepan
mata: Malaikatnya itu tak pernah mencintainya. Padahal ia sudah berusaha untuk
menjadi yang terbaik untuk pemuda itu, menuruti semua perkataannya, dan
tumbuh menjadi gadis yang cantik, cerdas, dan dewasa.
Semuanya terus berlanjut sampaiakhirnya suatu hari Tania menerima e-
mail dari kak Ratna yang bercerita tentang kehidupan rumah tangganya dengan
Oom Danar. Cerita-cerita itulah yang kemudian membuat Tania memutuskan
untuk kembali pulang.
Tania pulang ke Indonesia. Dan semuanya terungkap.
Sesampainya Tania di Indonesia, Dede akhirnya bercerita tentang
semuanya, maksud dari semua perlakuan Oom Danar selama ini, dan sebuah draf
novel di laptop Oom Danar yang pernah ia baca, yang katanya tidak akan selesai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Karena novel itu bercerita tentang Tania dan Oom Danar. Tentang
perasaan Oom Danar yang sebenarnya: bahwa ia juga memendam rasa yang sama
kepada Tania. Tapi novel itu berhenti, dan tidak akan pernah selesai, berhenti
pada saat hari pernikahan Oom Danar dengan Kak Ratna.
Tania kemudian bergegas menemukan Oom Danar. Tania bertemu dengan
Malaikatnya itu dibawah pohon linden, dekat rumah kardus mereka dulu. Dan
disinilah akhirnya semua kebenaran terungkap, Semua perasaan terluapkan.
Tetapi tidak ada yang berubah, karena semuanya sudah terlambat. Bahwa Oom
Danar sudah bersama Kak Ratna, dan Kak Ratna sedang mengandung.
Akhirnya, jalan yang terbaik adalah sama-sama melepaskan, dan
mengikhlaskan perasaan yang selama ini mereka pendam diam-diam itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
LAMPIRAN PENILAIAN
1. Penilaian Sikap
Petunjuk:
a. Amati perkembangan sikap siswa menggunakan instrumen jurnal pada
setiap pertemuan.
b. Isi jurnal dengan menuliskan sikap atau perilaku siswa yang menonjol, baik
yang positif maupun negatif. Untuk siswa yang pernah memiliki catatan perilaku
kurang baik dalam jurnal, apabila telah menunjukkan perilaku (menuju) yang
diharapkan, perilaku tersebut dituliskan dalam jurnal (meskipun belum menonjol)
Jurnal Perkembangan Sikap Sosial
Nama Sekolah : SMP
Kelas/Semester : VIII/2
Tahun Pelajaran : 2018/201
No. Tanggal Nama Siswa Catatan Perilaku Butir
Sikap
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
2. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
a. Teknik : tes tertulis
b. Bentuk : uraian
c. Indikator soal/Kisi-kisi:
No Materi Indikator Bentuk tes No.Soal
1.
Teks Ulasan Siswa mampu
1. Mengidentifikasi pengertian
teks ulasan.
2. Mengidentifikasi struktur teks
ulasan.
3. Menyebutkan unsur intrinsik
dan ekstrinsik teks ulasan
4. Menyebutkan nilai moral dan
nilai sosial dalam teks ulasan.
Uraian
1
2
3
4
5
d. Butir soal
TES URAIAN NON OBJEKTIF (UNO)
PENGETAHUAN STRUKTUR DAN UNSUR TEKS ULASAN
Petunjuk
1. Bacalah Sinopsis Teks Ulasan yang berjudul Daun yang Jatuh Tak Pernah
Membenci Angin berikut!
2. Kemudian, jawablah beberapa pertanyaan yang menyertainya !
Identitas : Novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
Judul : Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Penulis : Tere Liye
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2015 (cetakan ke-20)
Tebal halaman : 264 halaman
SINOPSIS NOVEL
Novel ini mengisahkan tentang kehidupan Tania, seorang gadis perempuan
yang berasal dari keluarga yang kurang mampu. Hidupnya menjadi semakin sulit
ketika sang ayah meninggal dunia, dan membuat ibunya menjadi tulang punggung
keluarga kecil yang terdiri dari Tania, dan seorang adiknya bernama Dede.
Dengan segala keterbatasan yang menghimpitnya, Tania dan Dede
akhirnya berhenti bersekolah. Mereka mulai mengisi hari-hari mereka dengan
berjalan dari mobil ke mobil, mengamen, menyanyikan lagu-lagu dewasa demi
mengumpulkan pundi-pundi uang yang diharapkan bisa meringankan beban sang
ibu, yang bekerja serabutan dan seringkali sakit.
Tapi semua kesulitan itu mendadak sirna, saat Tania
menemukan seseorang.
Hari itu malam mulai larut. Tania dan Dede mengamen di sebuah bis kota
yang penuh dengan orang-orang yang baru pulang kantor. Saat mengamen itulah,
Tania yang berbaju lusuh dan tidak memakai alas kaki menginjak sebuah paku
payung, menciptakan luka di telapak kakinya dan membuat darah segar mengalir
deras.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Saat itulah seseorang itu menolongnya. Ia membersihkan luka di kaki
Tania, menutupnya dengan saputangan yang ia miliki. Kemudian dibelikannya
Tania obat merah untu menyembuhkan lukanya.
Keesokan harinya Tania kembali mengamen. Dengan kakinya yang
pincang, ia kembali bernyanyi dari satu bis ke bis lainnya, bersama Dede.
Rupanya, ia bertemu lagi dengan seseorang itu.seseorang itu datang
menghampirinya dan Dede, kemudian menyerahkan dua buah kotak dan
menyerahkannya kepada Tania dan Dede.
Kotak tersebut berisi dua buah sepatu, satu untuk Tania dan satu untuk
Dede. Hari itu juga seseorang itu berkunjung kerumahnya, bertemu dengan
ibunya. Ia mengatakan kepada sang ibu bahwa ia akan menyekolahkan Tania dan
Dede hingga tamat.
Sejak itulah kehidupan Tania mulai berubah. Ia kembali bersekolah,
kembali menuntut
ilmu berkat seseorang yang kehadirannya ia anggap seperti malaikat
dikehidupannya. Seseorang itu, yang bernama Danar.
Tania kemudian mulai merasakan perasaan ganjil itu: Jatuh cinta. Tetapi
dirinya masih terlampau kecil dan tidak mengerti akan perasaan yang menyelimuti
hatinya itu.
Namun, tak lama setelah nasib baik itu menghampirinya, cobaan kembali
datang menerpa dirinya. Ibunya meninggal. Hidup Tania terus berlanjut meski
duka menyelimuti hatinya. Tak lama setelah kepergian ibunya, Tania menerima
beasiswa untuk bersekolah menengah di Singapura. Dengan nasihat Oom Danar,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
ia berangkat ke Singapura, meninggalkan Dede, pusara ibu, dan tentu saja
meninggalkan dia.
Tiga tahun terlewati. Tania kembali pulang ke Indonesia, dan
menghabiskan masa liburannya. Meski setelahnya, ia kembali ke Singapura untuk
melanjutkan studi sekolah menengah atasnya disana. Saat hari kelulusan SMA-
nya, Oom Danar datang dengan kekasihnya, Kak Ratna, dan adiknya, Dede.
Saat itulah Oom Danar dan kak Ratna menyampaikan bahwa mereka
memutuskan untuk menikah. Tania kaget bukan main. Setelah kepulangan
mereka, Tania bertekad untuk tidak datang ke acara pernikahan mereka.
Dan Tania benar-benar tidak datang, meski Oom Danar sendiri yang
memintanya. Meski kak Ratna sudah mendatangi kediamannya di Singapura
beberapa hari sebelum pernikahannya, hanya untuk membujuk agar Tania mau
datang ke pernikahan tersebut.
Tania tidak mau datang karena ia mengira jawaban dari pertanyaannya
selama ini tentang perasaan Oom Danar yang sebenarnya sudah jelas didepan
mata: Malaikatnya itu tak pernah mencintainya. Padahal ia sudah berusaha untuk
menjadi yang terbaik untuk pemuda itu, menuruti semua perkataannya, dan
tumbuh menjadi gadis yang cantik, cerdas, dan dewasa.
Semuanya terus berlanjut sampaiakhirnya suatu hari Tania menerima e-
mail dari kak Ratna yang bercerita tentang kehidupan rumah tangganya dengan
Oom Danar. Cerita-cerita itulah yang kemudian membuat Tania memutuskan
untuk kembali pulang.
Tania pulang ke Indonesia. Dan semuanya terungkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Sesampainya Tania di Indonesia, Dede akhirnya bercerita tentang
semuanya, maksud dari semua perlakuan Oom Danar selama ini, dan sebuah draf
novel di laptop Oom Danar yang pernah ia baca, yang katanya tidak akan selesai.
Karena novel itu bercerita tentang Tania dan Oom Danar. Tentang
perasaan Oom Danar yang sebenarnya: bahwa ia juga memendam rasa yang sama
kepada Tania. Tapi novel itu berhenti, dan tidak akan pernah selesai, berhenti
pada saat hari pernikahan Oom Danar dengan Kak Ratna.
Tania kemudian bergegas menemukan Oom Danar. Tania bertemu dengan
Malaikatnya itu dibawah pohon linden, dekat rumah kardus mereka dulu. Dan
disinilah akhirnya semua kebenaran terungkap, Semua perasaan terluapkan.
Tetapi tidak ada yang berubah, karena semuanya sudah terlambat. Bahwa Oom
Danar sudah bersama Kak Ratna, dan Kak Ratna sedang mengandung.
Akhirnya, jalan yang terbaik adalah sama-sama melepaskan, dan
mengikhlaskan perasaan yang selama ini mereka pendam diam-diam itu.
Pertanyaan:
1. Mengidentifikasi pengertian dari teks ulasan!
2. Identifikasilah informasi kualitas teks ulasan tersebut!
3. Identifikasilah unsur intrinsik dan ekstrinsik yang kamu temukan pada teks
ulasan tersebut!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Pedoman Penskoran :
No. Aspek dan Kriteria Skor
1. Pengertian teks ulasan
a. Mampu mengidentifikasi pengertian
teks ulasan dengan sangat tepat
b. Mampu mengidentifikasi pengertian
teks ulasan dengan cukup tepat
c. Mampu mengidentifikasi pengertian
teks ulasan dengan kurang tepat
10
5
1
2. Informasi kualitas teks ulasan
a. Mampu mengidentifikasi informasi
kualitas teks ulasan dengan sangat
lengkap.
b. Mampu mengidentifikasi informasi
kualitas teks ulasan dengan cukup
lengkap.
c. Mampu mengidentifikasi informasi
kualitas teks ulasan kurang lengkap.
10
5
1
3. Unsur Intrinsik dan ekstrinsik teks ulasan
a. Mampu mengidentifikasi unsur
intrinsik dan ekstrinsik teks ulasan
dengan lengkap.
b. Mampu mengidentifikasi unsur
intrinsik dan ekstrinsik teks ulasan
cukup lengkap.
c. Mampu mengidentifikasi unsur
intrinsik dan ekstrinsik teks ulasan
kurang lengkap
10
5
1
Perhitungan skor :
Skor = Perolehan skor
(Skor Maksimal : 3) x 10
PENILAIAN TERTULIS
KETERAMPILAN MENGIDENTIFIKASI NILAI MORAL
DAN NILAI SOSIAL TEKS ULASAN
Petunjuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
1. Baca kembali teks ulasan novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin.
2. Jawablah pertanyaan berikut !
Soal
1. Identifikasilah nilai moral dan nilai sosial yang terdapat dalam teks ulasan
novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin!
2. Ceritakanlah kembali isi teks ulasan novel Daun yang Jatuh Tak Pernah
Membenci Angin!
Pedoman Penskoran :
No. Aspek dan Kriteria Skor
1. Nilai moral dan nilai sosial dalam teks ulasan
a. Mampu mengidentifikasi nilai moral dan
nilai sosial dengan sangat tepat.
b. Mampu mengidentifikasi nilai moral dan
nilai sosial dengan cukup tepat.
c. Mampu mengidentifikasi nilai moral dan
nilai sosial dengan kurang tepat
10
5
1
2. Menceritakan isi teks ulasan
a. Mampu menceritakan kembali isi teks
ulasan dengan sangat tepat.
b. Mampu menceritkan kembali isi teks
ulasan dengan cukup tepat.
c. Mampu menceritkan kembali isi teks
ulasan dengan cukup tepat.
10
5
1
Perhitungan skor :
Skor = Perolehan skor
(Skor Maksimal : 2) X 10
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tahun Pelajaran 2017/2018 Semester 2
Bahasa Indonesia Kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diperoleh kesimpulan
bahwa novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin karya Tere Liye
mengandung nilai moral dan sosial yang dapat diimplementasikan sebagai bahan
pembelajaran sastradi SMP. Nilai moral dan sosial diperoleh dengan menganalisis
wujud-wujud nilai yang terkandung dalam novel yang dikaji. Nilai-nilai tersebut
diwujudkan dalam berbagai perilaku dan sifat tokoh pada rangkaian ceritanovel
Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin.Nilai moral yang terkandung pada
novel yang dikaji mencakup empat jenis, yaitu: hubungan manusia dengan Tuhan,
hubungan manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan sesama, dan
hubungan manusia dengan lingkungan. Berikut ini varian nilai moral yang
ditemukan oleh peneliti dalam penelitian:
a. Wujud Nilai Moral dalam Hubungan Manusia dengan Tuhannya
Bentuk penyampaian nilai moral dalam hubungan manusia
dengan Tuhan pada novel yang dikaji berupa memanjatkan doa,
bersyukur kepada Tuhan, berserah diri kepada Tuhan, dan mengakui
kesalahan dihadapan Tuhan. Wujud nilai moral dalam hubungan
manusia dengan Tuhan yang paling mendominasi yaitu bersyukur
kepada Tuhan.
b. Wujud Nilai Moral dalam Hubungan Manusia dengan Diri Sendiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Bentuk nilai moral dalam hubungan manusia dengan dirinya
sendiri pada novel yang dikaji berupa memaafkan diri sendiri, percaya
diri, berjanji, sadar diri, iri hati, tidak bisa menerima keadaan, pantang
menyerah, mengakui kesalahan, menerima kenyataan. Wujud nilai
moral dalam hubungan manusia dengan diri sendiri yang paling
mendominasi yaitu berjanji.
c. Wujud Nilai Moral dalam Hubungan Manusia dengan Sesama
Bentuk nilai moral dalam hubungan manusia dengan sesama pada
novel yang dikajiberupa peduli, rela berkorban, bertanggung jawab,
berbagi atau memberi, tidak memaksakan kehendak, menghormati,
menghargai, percaya, berbakti kepada orang tua, jujur, tolong
menolong, berprasangka baik, menepati janji, berterimakasih. Wujud
nilai moral dalam hubungan manusia dengan sesama yang paling
mendominasi yaitu peduli.
d. Wujud Nilai Moral dalam Hubungan Manusia dengan lingkungan
Bentuk nilai moral dalam dalam hubungan manusia dengan lingkungan
pada novel yang dikaji berupa mau menang sendiri dan mematuhi
peraturan. Tidak ada wujud nilai moraldalam hubungan manusia
dengan lingkungan yang lebih dalam novel ini.
Nilai sosial juga ditemukan peneliti dalam novel Daun yang Jatuh tak
Pernah Membenci Angin disamping nilai moral. Nilai sosial pada novel ini lebih
mengarah pada nilai yang dianggap baik dan dianggap buruk oleh masyarakat
melalui kisah tokoh yang mengarahkan pembaca untuk mengidentifikasi baik dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
buruknya secara sosial. Wujud nilai sosial pada novel yang dikaji, meliputi:
keakraban, balas budi, memberi, menghargai sesasama, keharmonisan, peduli, dan
toleransi.
Nilai-nilai moral dan sosial yang di temukan pada novel Daun yang Jatuh
tak Pernah Membenci Angin dapat diterapkan pada pembelajaran sastra. Pada
penelitian ini implentasi nilai moral dan sosial akan diwujudkan dalam silabus dan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang didasarkan pada kurikulum 2013.
Silabus dan RPP digunakan untuk kelas VIII semester 2 karena kajian yang telah
dilakukan sesuai dengan salah satu kompetensi dasar, yaitu:mengidentifikasi
informasi pada teks ulasan tentang kualitas karya (film, cerpen, puisi, novel, dan
karya seni daerah) yang dibaca atau diperdengarkan. Berbagai nilai moral dan
sosial dalam novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin dapat dijadikan
sebagai bahan pebelajaran dan acuan siswa dalam kehidupan bermasyarakat.
5.2 Implikasi
Terdapat empat nilai moral dalam novel Daun yang Jatuh Tak Pernah
Membenci Angin karya Tere Liye. Keempat nilai moral tersebut yaitu (1) nilai
moral hubungan manusia dengan Tuhan, (2) nilai moral hubungan manusia
dengan diri sendiri, (3) nilai hubungan manusia dengan sesama, dan (4) hubungan
manusia dengan lingkungan. Selain nilai moral, terdapat pula dua puluh tiga nilai
sosial yang terkandung dalam novel ini. Penelitian ini dapat dijadikan acuan
pengimplementasiannovel sebagai bahan pembelajaran sastra di SMP khususnya
kelas VIII semester 2. Di samping itu, penelitian ini diharapkan dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
memperkaya padangan masyarakat dalam bersikap di suatu kehidupan
bermasyarakat melalui karya sastra.
5.3 Saran
Penelitian terhadap novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
karya Tere Liye ini baru meneliti mengenai nilai moral dan nilai sosial, masih
banyak hal menarik yang dapat diteliti dari novel ini untuk dijadikan bahan
penelitian. Peneliti menyarankan agar penelitian selanjutnya dapat mengkaji dari
segi analisis tokoh, nilai pendidikan, berserta implementsinya dalam pembelajaran
sastra di sekolah. Selain itu, peneliti juga menyarankan untuk meningkatkan
penggunaan karya sastra sebagai bahan pembelajaran sebagai upaya peningkatan
budaya literasi pada siswa. Dengan kata lain, banyak hal yang dapat diperoleh
siswa melalui pembelajaran dengan karya sastra.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Yuli. 2014. Skripsi. Nilai-Nilai Moral dalam novel Negeri 5 Menara karya
A. Fuadi: Tinjauan Sosiologi Sastra dan Implementasinya pada
Pembelajaran Sastra di SMA Kelas XI Semester II. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Badan Standar Pendidikan. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan. Jakarta
Bertens, K. 2007. Etika. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Daroeso, Bambang. 1986. Dasar dan Konsep Pendidikan Moral Pancasila.
Semarang: CV Aneka Sari Ilmu
Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia
Djojosuroto, Kinayati. 2006. Analisis Teks Sastra dan Pengarangnya.
Yogyakarta: Pustaka
Harricahyono, Cheppy. 1995. Dimensi-dimensi Pendidikan Moral. Semarang:
IKIP Semarang Press
Jabrohim. 1994. Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitafif Edisi Revisi. Bandung:
Remaja Rosdakarya
Nopianti, Sri Dewi. 2017. Artikel. Nilai Moral dalam Novel Daun yang Jatuh Tak
Pernah Membenci Angin. Ciamis: Universitas Galuh Jawa Barat
Nurgiantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
Nurgiantoro, Burhan. 2000. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
Nurgiantoro, Burhan. 2005. Sastra Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press
Poespoprodjo, W. 1986. Filsafat Moral: Kesusilaan dalam Teori dan Praktek.
Bandung: Remaja Karya
Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Rusyana, Rus. 1982. Metode Pengajaran Sastra. Bandung: Gunung Larang
Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:
Kencana
Semi, M, Atar. 1989. Kritik Sastra. Bandung: Angkasa
Semi, M, Atar. 1990. Rencana Pengajaran Bahasa dan Sastra. Bandung:
Angkasa
Sudjiman, Panuti. 1991. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya
Sumardjo, Jakob, Saini KM. 1986. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia.
Suseno, Frans Magnis. 1987. Etika Dasar Masalah-Masalah Pokok Filsafat
Moral. Yogyakarta: Kanisius
Tarigan, Henri Guntur. 1985. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.
Wellek, Rene dan Austin Warren. 1990. Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia
Wiyatmi. 2006. Pengantar Kajian Sastra. Yogyakarta: Pustaka
Zuchdi, Darmiyati. 1993. Panduan Penelitian Analisis Konten. Yogyakarta:
Lembaga Penelitian IKIP Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
DAFTAR LAMAN
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/08/31/08382171/tawuran-pelajar-smk-
di-bekasi-1-orang-tewas-hingga-aksi-balas-dendam
http://connection-timeout.blogspot.com/2013/12/analisi-novel-daun-yang-jatuh-
tak.html
http://www.tonfeb.com/2016/11/12-novel-tere-liye-paling-bagus-dan-best-
seller.html
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
SILABUS
Sekolah : SMP Stella Duce 1 Yogyakarta
Kelas/Semester : VIII/1-2
Mata Pelajaran : BAHASA INDONESIA
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Kompetensi Inti :
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak
mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret ( menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut pandang /teori.
Lam
pira
n 1
Kompetensi Dasar Materi Pokok Metode
Model
Pembelajaran
Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
Karakter
Teknik Bentuk Instrumen
3.11Mengidentifikasi
informasi pada
teks ulasan
tentang kualitas
karya (film,
cerpen, puisi,
● Pengertian
teks ulasan ● Macam-
macam
teks ulasan
berdasar-
kan isinya ● Maksud/
Saintifik • Mengamati suatu
model teks ulasan
• Berdiskusi tentang
pengertian dan
macam-macam isi
teks ulusan
• Mendiskusikan
• Tes
Tertulis
• Tes
Lisan
• Penuga-
san
• Uraian
• Tanya
jawab
Jawablah
pertanyaan
berikut!
4. Analisislah
teks ulasan
yang
4x40’
(2
perte-
muan)
• Buku
Bahasa
Indonesia
kelas
VIII
• Sinopsis
novel
Jujur,
tanggung
jawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Yogyakarta, 11 November 2018
Mengetahui,
Validator Peneliti
FX. Berti Kurniawan, S.Pd. Aluisius Titus K.
novel, karya seni
daerah) yang
dibaca atau
diperdengarkan
4.11Menceritakan
kembali isiteks
ulasan tentang
kualitas karya
(film, cerpen,
puisi, novel,
karya seni
daerah) yang
dibaca atau
didengar
arti
penting
teks ulasan ● Nilai
moral dan
nilai sosial
dalam teks
ulasan
maksud dan cara
mengungkapkan
nilai moral dan
nilai sosial pada
teks ulasan
• Menuliskan
informasi berupa
nilai moral dan
nilai sosial yang
terdapat pada teks
ulasan
• Membacakan nilai
moral dan nilai
sosial yang
terdapat pada teks
ulasan
dibaca
berdasar-
kan nilai
moral dan
nilai
sosial?
5. Sebutkan
ciri-ciri
teks
ulasan?
6. Sebutkan
nilai moral
dan nilai
sosial yang
terdapat
pada teks
ulasan?
“Daun
yang
Jatuh
Tak
Pernah
Memben-
ci
Angin”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Lampiran 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
LAMPIRAN 1. MATERI TEKS ULASAN
A. PENGERTIAN TEKS ULASAN
1.Pengertian Teks Ulasan
Pengertian teks ulasan adalah teks yang berisi tinjauan suatu karya baik
berupa film, buku, benda dan lain sebagainya untuk mengetahui kualitas, kelebihan
dan kekurangan yang dimiliki karya tersebut yang ditujukan untuk pembaca atau
pendengar khalayak ramai. Teks ulasan bertujuan sebagai media untuk
menyampaikan ulasan dengan etika yang sopan, santun, dan tepat waktu.
2. Struktur Teks Ulasan
Struktur teks ulasan terdiri dari bagian orientasi, tafsiran isi, evaluasi, dan
rangkuman berikut penjelasan selengkapnya.
a. Orientasi
Merupakan gambaran umum atas bahan atau karya sastra yang akan diulas.
Gambaran umum karya atau benda tersebut bisa berupa paparan tentang
nama, kegunaan, dan sebagainya.
b. Tafsiran isi
Tafsiran isi memuat pandangan pengulasnya sendiri mengenai karya yang
diulas. Pada bagian ini penulis biasanya membandingkan karya tersebut
dengan karya lain yang dianggap mirip. Selain itu, penulis juga menilai
kekurangan dan kelebihan karya yang diulas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
c. Evaluasi
Bagian evaluasi dilakukan penilaian terhadap karya, penampilan, dan
produksi. Bagian tersebut berisi gambaran terperinci suatu karya atau
benda yang diulas. Hal ini bisa berupa bagian, ciri, dan kualitas karya
tersebut.
d. Rangkuman
Pada bagian ini penulis memberikan ulasan akhir berupa simpulan karya
tersebut.
LAMPIRAN 2 CONTOH TEKS ULASAN
SINOPSIS NOVEL
Novel ini mengisahkan tentang kehidupan Tania, seorang gadis perempuan
yang berasal dari keluarga yang kurang mampu. Hidupnya menjadi semakin sulit
ketika sang ayah meninggal dunia, dan membuat ibunya menjadi tulang punggung
keluarga kecil yang terdiri dari Tania, dan seorang adiknya bernama Dede.
Dengan segala keterbatasan yang menghimpitnya, Tania dan Dede akhirnya
berhenti bersekolah. Mereka mulai mengisi hari-hari mereka dengan berjalan dari
mobil ke mobil, mengamen, menyanyikan lagu-lagu dewasa demi mengumpulkan
pundi-pundi uang yang diharapkan bisa meringankan beban sang ibu, yang bekerja
serabutan dan seringkali sakit.
Tapi semua kesulitan itu mendadak sirna, saat Tania menemukan seseorang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Hari itu malam mulai larut. Tania dan Dede mengamen di sebuah bis kota
yang penuh dengan orang-orang yang baru pulang kantor. Saat mengamen itulah,
Tania yang berbaju lusuh dan tidak memakai alas kaki menginjak sebuah paku
payung, menciptakan luka di telapak kakinya dan membuat darah segar mengalir
deras.
Saat itulah seseorang itu menolongnya. Ia membersihkan luka di kaki Tania,
menutupnya dengan saputangan yang ia miliki. Kemudian dibelikannya Tania obat
merah untu menyembuhkan lukanya.
Keesokan harinya Tania kembali mengamen. Dengan kakinya yang pincang,
ia kembali bernyanyi dari satu bis ke bis lainnya, bersama Dede. Rupanya, ia bertemu
lagi dengan seseorang itu.seseorang itu datang menghampirinya dan Dede, kemudian
menyerahkan dua buah kotak dan menyerahkannya kepada Tania dan Dede.
Kotak tersebut berisi dua buah sepatu, satu untuk Tania dan satu untuk Dede.
Hari itu juga seseorang itu berkunjung kerumahnya, bertemu dengan ibunya. Ia
mengatakan kepada sang ibu bahwa ia akan menyekolahkan Tania dan Dede hingga
tamat.
Sejak itulah kehidupan Tania mulai berubah. Ia kembali bersekolah, kembali
menuntut ilmu berkat seseorang yang kehadirannya ia anggap seperti malaikat
dikehidupannya. Seseorang itu, yang bernama Danar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Tania kemudian mulai merasakan perasaan ganjil itu: Jatuh cinta. Tetapi
dirinya masih terlampau kecil dan tidak mengerti akan perasaan yang menyelimuti
hatinya itu.
Namun, tak lama setelah nasib baik itu menghampirinya, cobaan kembali
datang menerpa dirinya. Ibunya meninggal. Hidup Tania terus berlanjut meski duka
menyelimuti hatinya. Tak lama setelah kepergian ibunya, Tania menerima beasiswa
untuk bersekolah menengah di Singapura. Dengan nasihat Oom Danar, ia berangkat
ke Singapura, meninggalkan Dede, pusara ibu, dan tentu saja meninggalkan dia.
Tiga tahun terlewati. Tania kembali pulang ke Indonesia, dan menghabiskan
masa liburannya. Meski setelahnya, ia kembali ke Singapura untuk melanjutkan studi
sekolah menengah atasnya disana. Saat hari kelulusan SMA-nya, Oom Danar datang
dengan kekasihnya, Kak Ratna, dan adiknya, Dede.
Saat itulah Oom Danar dan kak Ratna menyampaikan bahwa mereka
memutuskan untuk menikah. Tania kaget bukan main. Setelah kepulangan mereka,
Tania bertekad untuk tidak datang ke acara pernikahan mereka.
Dan Tania benar-benar tidak datang, meski Oom Danar sendiri yang
memintanya. Meski kak Ratna sudah mendatangi kediamannya di Singapura
beberapa hari sebelum pernikahannya, hanya untuk membujuk agar Tania mau datang
ke pernikahan tersebut.
Tania tidak mau datang karena ia mengira jawaban dari pertanyaannya selama
ini tentang perasaan Oom Danar yang sebenarnya sudah jelas didepan mata:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Malaikatnya itu tak pernah mencintainya. Padahal ia sudah berusaha untuk menjadi
yang terbaik untuk pemuda itu, menuruti semua perkataannya, dan tumbuh menjadi
gadis yang cantik, cerdas, dan dewasa.
Semuanya terus berlanjut sampaiakhirnya suatu hari Tania menerima e-mail
dari kak Ratna yang bercerita tentang kehidupan rumah tangganya dengan Oom
Danar. Cerita-cerita itulah yang kemudian membuat Tania memutuskan untuk
kembali pulang.
Tania pulang ke Indonesia. Dan semuanya terungkap.
Sesampainya Tania di Indonesia, Dede akhirnya bercerita tentang semuanya,
maksud dari semua perlakuan Oom Danar selama ini, dan sebuah draf novel di laptop
Oom Danar yang pernah ia baca, yang katanya tidak akan selesai.
Karena novel itu bercerita tentang Tania dan Oom Danar. Tentang perasaan
Oom Danar yang sebenarnya: bahwa ia juga memendam rasa yang sama kepada
Tania. Tapi novel itu berhenti, dan tidak akan pernah selesai, berhenti pada saat hari
pernikahan Oom Danar dengan Kak Ratna.
Tania kemudian bergegas menemukan Oom Danar. Tania bertemu dengan
Malaikatnya itu dibawah pohon linden, dekat rumah kardus mereka dulu. Dan
disinilah akhirnya semua kebenaran terungkap, Semua perasaan terluapkan. Tetapi
tidak ada yang berubah, karena semuanya sudah terlambat. Bahwa Oom Danar sudah
bersama Kak Ratna, dan Kak Ratna sedang mengandung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Akhirnya, jalan yang terbaik adalah sama-sama melepaskan, dan
mengikhlaskan perasaan yang selama ini mereka pendam diam-diam itu.
LAMPIRAN PENILAIAN
1. Penilaian Sikap
Petunjuk:
a. Amati perkembangan sikap siswa menggunakan instrumen jurnal pada setiap
pertemuan.
b. Isi jurnal dengan menuliskan sikap atau perilaku siswa yang menonjol, baik
yang positif maupun negatif. Untuk siswa yang pernah memiliki catatan perilaku
kurang baik dalam jurnal, apabila telah menunjukkan perilaku (menuju) yang
diharapkan, perilaku tersebut dituliskan dalam jurnal (meskipun belum menonjol)
Jurnal Perkembangan Sikap Sosial
Nama Sekolah : SMP
Kelas/Semester : VIII/2
Tahun Pelajaran : 2018/201
No. Tanggal Nama Siswa Catatan Perilaku Butir
Sikap
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
2. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
d. Teknik : tes tertulis
e. Bentuk : uraian
f. Indikator soal/Kisi-kisi:
No Materi Indikator Bentuk tes No.Soal
1.
Teks Ulasan Disajikan surat pribadi,
siswa mampu
1. Mengidentifikasi teks
ulasan.
2.Mengidentifikasi strukturte
ks ulasan.
3.Menyebutkan unsur
intrinsik dan ekstrinsik teks
ulasan.
4.Mengidentifikasi nilai
moral dan nilai sosial
dalam teks ulasan.
5.Menceritakan kembali isi
teks ulasan.
Uraian
1
2
3
4
5
d. Butir soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
TES URAIAN NON OBJEKTIF (UNO)
PENGETAHUAN NILAI MORAL DAN NILAI SOSIAL TEKS ULASAN
Petunjuk
1. Bacalah Sinopsis Teks Ulasan yang berjudul Daun yang Jatuh Tak Pernah
Membenci Angin berikut!
2. Kemudian, jawablah beberapa pertanyaan yang menyertainya !
Identitas : Novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
Judul : Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
Penulis : Tere Liye
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2015 (cetakan ke-20)
Tebal halaman : 264 halaman
SINOPSIS NOVEL
Novel ini mengisahkan tentang kehidupan Tania, seorang gadis perempuan
yang berasal dari keluarga yang kurang mampu. Hidupnya menjadi semakin sulit
ketika sang ayah meninggal dunia, dan membuat ibunya menjadi tulang punggung
keluarga kecil yang terdiri dari Tania, dan seorang adiknya bernama Dede.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Dengan segala keterbatasan yang menghimpitnya, Tania dan Dede akhirnya
berhenti bersekolah. Mereka mulai mengisi hari-hari mereka dengan berjalan dari
mobil ke mobil, mengamen, menyanyikan lagu-lagu dewasa demi mengumpulkan
pundi-pundi uang yang diharapkan bisa meringankan beban sang ibu, yang bekerja
serabutan dan seringkali sakit.
Tapi semua kesulitan itu mendadak sirna, saat Tania menemukan seseorang.
Hari itu malam mulai larut. Tania dan Dede mengamen di sebuah bis kota
yang penuh dengan orang-orang yang baru pulang kantor. Saat mengamen itulah,
Tania yang berbaju lusuh dan tidak memakai alas kaki menginjak sebuah paku
payung, menciptakan luka di telapak kakinya dan membuat darah segar mengalir
deras.
Saat itulah seseorang itu menolongnya. Ia membersihkan luka di kaki Tania,
menutupnya dengan saputangan yang ia miliki. Kemudian dibelikannya Tania obat
merah untu menyembuhkan lukanya.
Keesokan harinya Tania kembali mengamen. Dengan kakinya yang pincang,
ia kembali bernyanyi dari satu bis ke bis lainnya, bersama Dede. Rupanya, ia bertemu
lagi dengan seseorang itu.seseorang itu datang menghampirinya dan Dede, kemudian
menyerahkan dua buah kotak dan menyerahkannya kepada Tania dan Dede.
Kotak tersebut berisi dua buah sepatu, satu untuk Tania dan satu untuk Dede.
Hari itu juga seseorang itu berkunjung kerumahnya, bertemu dengan ibunya. Ia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
mengatakan kepada sang ibu bahwa ia akan menyekolahkan Tania dan Dede hingga
tamat.
Sejak itulah kehidupan Tania mulai berubah. Ia kembali bersekolah, kembali
menuntut
ilmu berkat seseorang yang kehadirannya ia anggap seperti malaikat
dikehidupannya. Seseorang itu, yang bernama Danar.
Tania kemudian mulai merasakan perasaan ganjil itu: Jatuh cinta. Tetapi
dirinya masih terlampau kecil dan tidak mengerti akan perasaan yang menyelimuti
hatinya itu.
Namun, tak lama setelah nasib baik itu menghampirinya, cobaan kembali
datang menerpa dirinya. Ibunya meninggal. Hidup Tania terus berlanjut meski duka
menyelimuti hatinya. Tak lama setelah kepergian ibunya, Tania menerima beasiswa
untuk bersekolah menengah di Singapura. Dengan nasihat Oom Danar, ia berangkat
ke Singapura, meninggalkan Dede, pusara ibu, dan tentu saja meninggalkan dia.
Tiga tahun terlewati. Tania kembali pulang ke Indonesia, dan menghabiskan
masa liburannya. Meski setelahnya, ia kembali ke Singapura untuk melanjutkan studi
sekolah menengah atasnya disana. Saat hari kelulusan SMA-nya, Oom Danar datang
dengan kekasihnya, Kak Ratna, dan adiknya, Dede.
Saat itulah Oom Danar dan kak Ratna menyampaikan bahwa mereka
memutuskan untuk menikah. Tania kaget bukan main. Setelah kepulangan mereka,
Tania bertekad untuk tidak datang ke acara pernikahan mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Dan Tania benar-benar tidak datang, meski Oom Danar sendiri yang
memintanya. Meski kak Ratna sudah mendatangi kediamannya di Singapura
beberapa hari sebelum pernikahannya, hanya untuk membujuk agar Tania mau datang
ke pernikahan tersebut.
Tania tidak mau datang karena ia mengira jawaban dari pertanyaannya selama
ini tentang perasaan Oom Danar yang sebenarnya sudah jelas didepan mata:
Malaikatnya itu tak pernah mencintainya. Padahal ia sudah berusaha untuk menjadi
yang terbaik untuk pemuda itu, menuruti semua perkataannya, dan tumbuh menjadi
gadis yang cantik, cerdas, dan dewasa.
Semuanya terus berlanjut sampaiakhirnya suatu hari Tania menerima e-mail
dari kak Ratna yang bercerita tentang kehidupan rumah tangganya dengan Oom
Danar. Cerita-cerita itulah yang kemudian membuat Tania memutuskan untuk
kembali pulang.
Tania pulang ke Indonesia. Dan semuanya terungkap.
Sesampainya Tania di Indonesia, Dede akhirnya bercerita tentang semuanya,
maksud dari semua perlakuan Oom Danar selama ini, dan sebuah draf novel di laptop
Oom Danar yang pernah ia baca, yang katanya tidak akan selesai.
Karena novel itu bercerita tentang Tania dan Oom Danar. Tentang perasaan
Oom Danar yang sebenarnya: bahwa ia juga memendam rasa yang sama kepada
Tania. Tapi novel itu berhenti, dan tidak akan pernah selesai, berhenti pada saat hari
pernikahan Oom Danar dengan Kak Ratna.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Tania kemudian bergegas menemukan Oom Danar. Tania bertemu dengan
Malaikatnya itu dibawah pohon linden, dekat rumah kardus mereka dulu. Dan
disinilah akhirnya semua kebenaran terungkap, Semua perasaan terluapkan. Tetapi
tidak ada yang berubah, karena semuanya sudah terlambat. Bahwa Oom Danar sudah
bersama Kak Ratna, dan Kak Ratna sedang mengandung.
Akhirnya, jalan yang terbaik adalah sama-sama melepaskan, dan
mengikhlaskan perasaan yang selama ini mereka pendam diam-diam itu.
Pertanyaan:
1. Tentukan struktur yang ada dalam teks ulasan tersebut !
2. Sebutkan unsur intrinsik yang kamu temukan pada teks ulasan tersebut !
Pedoman Penskoran :
No. Aspek dan Kriteria Skor
1. Struktur Teks Ulasan
a. Struktur teks ulasan lengkap
b. Struktur teks ulasan kurang lengkap
c. Struktur teks cerpen tidak lengkap
5
3
1
2. Unsur Intrinsik Teks Ulasan
a. Unsur intrinsik teks ulasan lengkap
b. Unsur intrinsikteks ulasan kurang lengkap
c. Unsur intrinsikteks ulasan tidak lengkap
5
3
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
PENILAIAN TERTULIS
KETERAMPILAN MENANGKAP MAKNA TEKS ULASAN
Petunjuk
1. Baca kembali teks ulasan novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin.
2. Jawablah pertanyaan berikut !
Soal
1. Tentukan isi teks ulsan novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin!
2. Jelaskan pesan moral yang disampaikan penulis teks ulasan novel Daun yang Jatuh
Tak Pernah Membenci Angin!
3. Jelaskan amanat yang disampaikan penulis teks ulasan novel Daun yang Jatuh Tak
Pernah Membenci Angin!
Pedoman Penskoran :
No. Aspek dan Kriteria Skor
1. Isi teks ulasan
a. Isi teks tepat
b. Isi teks kurang tepat
c. Isi teks tidak tepat
3
2
1
2. Pesan moral penulis teks ulasan
a. Dapat menyebutkan 3 pesan moral
b. Dapat menyebutkan 2 pesan moral
c. Dapat menyebutkan 1 pesan moral
4
2
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
3. Amanat penulis teks ulasan
a. Dapat merumuskan amanat dengan
tepat
b. Dapat merumuskan amanat tetapi
kurang tepat
c. Dapat merumuskan amanat tetapi tdak
tepat
4
2
1
Perhitungan skor :
Skor = Perolehan skor
Skor Maksimal x 10
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tahun Pelajaran 2017/2018 Semester 2
Bahasa Indonesia Kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Lampiran 3
TABEL DATA NILAI MORAL DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK
PERNAH MEMBENCI ANGIN
No. Ungkapan Wujud Moral
Hubungan
manusia
dengan
Tuhan
Hubungan
manusia
dengan diri
sendiri
Hubungan
manusia
dengan
sesama
Hubungan
manusia
dengan
lingkungan
1. Beberapa angkot biru
seperti biasa berhenti
di bibir jalan
semaunya.
Menurunkan
penumpang
semaunya. Membuat
lebih Panjang lagi
kemacetan malam
ini. Sopir angkot itu
sedikit pun tak
peduli, meski
klakson mobil di
belakang menyalak
buas. Penumpang
juga semaunya
mengembangkan
paying sebelum kaki
melangkah turun dari
mobil. Membuat
penumpang lain yang
terkena terpaan
payung mengomel.
(Hal. 9)
Mau
menang
sendiri
2. Berjalan-jalan di
sepanjang rak buku.
Menyentuh sat-dua
buku. Membaca
sampul belakangnya,
membuka-buka buku
Memaafkan
diri sendiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
yang tidak dibungkus
plastik. Menatap
pengunjung lain yang
sibuk, sedikit-banyak
membantuku
berdamai dengan
perasaan masa lalu.
Tempat ini benar-
benar berarti banyak
bagiku. Menyimpan
kenangan penting.
(Hal. 11)
3. Aku tak tahu
bagaimana
kehadiranku setiap
malam di toko buku
ini bisa menarik
perhatiannya. Dan
mungkin
membuatnya resah
sepanjang minggu
terakhir. (Hal. 12)
Peduli
4. Adi sekali lagi
berteriak ke langit.
Tidak peduli. Aku
berusaha melepaskan
pegangan tangannya.
Dia justru
mencengkeramku
kencang.
Menurunkan
dongakan kepalanya.
(Hal. 14)
Rela
melakukan
apapun demi
orang yang
dicintai.
5. Kata Ibu, “Tania,
berhati-hatilah di
sana! Kita harus
mengganti setiap
barang yang rusak
karena kita sentuh!
Jaga adikmu, jangan
nakal…..” Aku
menelan ludah
Bertanggung
jawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
sedikit ragu dan
banyak takut
mendengar pesan ibu
sebelum berangkat.
Dengan apa kami
akan mengganti
barang yang aku
pecahkan? (Hal. 17)
6. Aku juga malu-malu
dengan “penampilan
baru” itu (“Dan kau
cantik sekali,
Tania!”). Ya Tuhan!
Itulah pertama
kalinya dia
memujiku. Dan aku
sungguh malu. (Hal.
18)
Tidak
percaya diri
7. Seketika semenjak
detik itu aku berikrar
dalam hati.
Bersumpah sungguh-
sungguh: Apa pun
yang akan
dikatakannya, apa
pun yang
diucapkannya akan
selalu kuturuti. Apa
pun itu! (Hal. 20)
berjanjin
8. Aku hanya meringis.
Bagaimana kami
bisa membeli
sandal?dia
tersenyum, menyeka
ujung mataku.
Saat kami akan
turun, dia
memberikan
selembar uang
sepuluh ribuan,
“Untuk beli obat
merah.”
Memberi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Dede berseru riang
menerimanya. Aku
hanya mengangguk,
menunduk, “Terima
kasihi!” (Hal. 24)
9. Saat itu aku berpikir.
Berdoa. Semoga
kakak yang baik ini
menjadi bagian
dalam hidup kami.
Dan sungguh Tuhan,
aku tidak tahu
apakah itu kabar baik
atau buruk, ternyata
Engkau
mendengarnya. (Hal.
26)
Berdoa
10. “Tetapi siapa yang
akan
membayarinya?”
Aku tersadarkan dari
kegembiraan sesaat.
Jangankan sekolah,
tiga tahun terakhir
ini, makan saja kami
susah. (Hal. 27)
Sadar diri
11. Demi melihat
kebahagiaan di rona
muka Ibu, malam itu
seketika aku berikrar
dalam hati.
Bersumpah! Dia
akan selalu menjadi
orang yang paling
kuhormati setelah
Ibu. Selau. (Hal. 27)
Berjanji
12. Aku menelan ludah.
Dulu aku hanya
berjalan di sepanjang
jalan menatap iri
anak-anak yang ada
di restoran tersebut
bersyukur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
(adikku juga pernah
merajuk setengah
hari ingin makan di
situ; dan aku lagi-lagi
tidak bisa membujuk
Dede). (Hal. 29)
13. Dia lagi-lagi
menggenggam
tanganku,
menenangkan. (Hal.
29)
Peduli
14. Bagiku tak masalah.
Demi Ibu,
menyenangkan saja
melakukan
semuanya. (Hal. 30)
Rela
berkorban
15. Tidak. Aku sudah
berjanji kepada Ibu
untuk tidak pernah
menangis. (Hal.31)
Berjanji
16. Maka saat dia
mengusap rambutku
malam itu sebelum
pulang dari toko
buku, dan berkata
pelan: “Belajarlah
yang rajin, Tania!”,
aku bersumpah untuk
melakukannya.
(Hal. 33)
Berjanji
17. Dia tidak memaksa
kami berhenti
mengamen,
meskipun aku tahu
uang yang
diberikannya kepada
Ibu jauh lebih banyak
daripada semua
penghasilan kami
selama sebulan
digabung. “Biarlah,
asal tidak
Tidak
memaksakan
kehendak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
mengganggu
sekolah!” (Hal. 34)
18. Tahukah kalian, dia
selalu mencium
tangan Ibu. Amat
hormat pada Ibu.
(Hal. 36)
Menghomati
orangtua
19. “Kan Oom Danar
dipanggil Oom, jadi
Tante juga harus
dipanggil Tante
Ratna!” Dede
mengotot membela
logikanya.
(Hal. 39)
Menghargai
orang yang
lebih tua
20. Seketika hati kecilku
tidak terima. Sakit
hati! Bukankah
selama ini kalau
kami pergi entah ke
mana, akulah yang
lengannya
digenggam? Akulah
yang pundaknya
dipegang? Akulah
yang kepalanya
diusap.itu jelas-jelas
posisiku!
Aku benci sekali.
(Hal. 39)
Iri hati
21. “Biarkan saja, Bu.
Dede tumbuh
menjadi anak yang
bertanggung
jawab…” Dia
menenangkan Ibu.
(Hal. 40)
Percaya
22. Malam itu aku
pulang ke kamar
kontrakan kami
dengan perasaan
jengkel yang tak bisa
Tidak bisa
menerima
keadaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
kumengerti. Entah
apa maksud semua
ini. Aku masih terlalu
kecil untuk mengerti
perasaanku sendiri.
(Hal. 43)
23. Aku tidak mau
meninggalkan Dede,
meskipun dia ada di
sana, menunggui.
(Hal. 44)
peduli
24. “Kau pandai
bercerita, Tania!”
Amat pandai,” dia
memujiku sore itu.
Aku tersenyum malu.
(Hal. 45)
menghargai
25. Itu pujian ketiganya
selama satu setengah
tahun terakhir. Dan
demi menatap mata
bercahaya itu, aku
segera berjanji dalam
hati: setiap minggu
aku akan selalu
membawakan kue
buatanku untuknya;
dan… dan aku hanya
akan membuat kue
untuknya. (Hal. 49)
Berjanji
26. Seorang mbak-mbak
penjaga rak buku
lewat di depanku.
Menegur (ingin lewat
di depanku). Aku
tersenyum seadanya.
Beranjak setengah
langkah mundur.
Memberikan celah
baginya. Mbak itu
tersenyum (“Terima
kasih!”) (Hal. 51)
Saling
menghargai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
27. Kami sudah cukup
menderita selama
tiga tahun itu.
Tinggal di rumah
kardus. Ke mana-
mana bertelanjang
kaki. Dan harus
bekerja dari pagi
hingga malam di
jalanan. (Hal. 52)
bersyukur
28. Sehari-hari selepas
sekolah, pekerjaan
Dede dan aku hanya
menunggui Ibu di
rumah sakit. Bahkan
kami sering
membolos karena tak
mau meninggalkan
Ibu sendirian. (Hal.
53)
Berbakti
kepada
orangtua
29. Ya Tuhan, aku tak
bias membayangkan
apa yang akan terjadi
jika Ibu tidak
kunjung sembuh.
Dalam doa-doa aku
hanya menyebut
kesembuhan Ibu.
Aku tak ingin
kehilangannya.
Lihatlah apa yang
akan terjadi kalua dia
pergi. (Hal.54)
Berserah
diri kepada
Tuhan
30. “Berjanjilah,
Nak….” Ibu
berusaha keras
meneruskan
kalimatnya.
“Berjanjilah kau
akan selalu menjaga
adikmu….”
Aku bergetas
berjanji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
mengangguk.
“Berjanjilah, Nak….
Kau tak akan pernah
menangis sesulit apa
pun keadaan yang
akan kau hadapi….”
Aku menyeka air
mataku.
Mengangguk lagi.
(Hal.60)
31. Ya Tuhan, semua
takdir-Mu baik….
Semua kehendak-Mu
adalah yang
terbaik…. Dan aku
menyerahkan kedua
anakku kepada-
Mu…. Kau baik
sekali
mempertemukan
kami dengan
seseorang sebelum
kematianku…
Dengan malaikat-
Mu! (Hal. 60)
Berserah
diri kepada
Tuhan
32. Dan malam itu aku
berjanji dalam hati:
akan membaca
seluruh buku yang
pernah dan akan
ditulisnya. (Hal. 70)
berjanji
33. Janji yang selalu
kupegang. Aku akan
belajar sebaik
mungkin. Dia
sebenarnya berjanji
akan datang saat
graduation day. (Hal.
77)
Berjanji
34. “Aduh, masa Dede
bohong sih? Kak
Tania tega banget
Jujur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
nuduh begitu. Mana
pernah Dede bohong!
Dede melanggar janji
saja nggak pernah!
Oom Danar bilang
semalam…,” adikku
protes
berkepanjangan saat
ak bilang dia kalua
bergurau jangan
berlebihan. (Hal. 91)
35. Sebelum beranjak
pergi, dia mengambil
sesuatu dari kantong
celananya. Sebuah
kotak kecil berwarna
merah, terbuat dari
kain beludru (tentu
bukan sepatu
sneakers; meski
boleh jadi sebuah
“sepatu ukuran
mini”).
Isinya adalah liontin.
(Hal. 102-103)
memberi
36. “Maaf ya, Dik, kalau
ingin cari buku lewat
komputer,
komputernya
dimana?” seorang
Ibu menegurku.
Tersenyum sedikit
canggung, banyak
bingung.
Aku menoleh malas.
Menyimak wajah ibu
itu. Pelan
mengangkat tangan.
Menunjuk kea rah
komputer itu berada.
Membalas
senyumnya
Menolong
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
seadanya. Dia kan
bias bertanya ke
karyawan toko buku
ini. Kenapa pula
mesti bertanya
padauk? Aku
menghela napas
sebal dalam hati. Ibu
ini mengganggu
kenyamananku
mengenang semua
kejadian. (Hal. 105)
37. Mendengar puluhan
pertanyaan dan
keluhanku di dorm,
Anne bilang aku
mungkin sudah mulai
terobsesi kepadanya,
“Kamu nggak
mungkin berharap
dari seseorang yang
usianya jauh sekali di
atas kita, kan?
Sudahlah, Tania! Dia
nggak akan tertarik
dengan cewek
seumuran kita-kta.”
(Hal. 109)
Memberi
nasihat
38. d3d3: Eh, Dede lupa
cerita ya….
Tania: Cerita apaan?
d3de: Dua minggu
lalu Oom Danar
marah-marah ke
Dede…. Banyak
ngomel!
Tania: Bukannya
kamu memang sering
diomelin? :-)
d3d3: Tapi dia marah
besar….
Tania: Marah besar??
jangan melihat
privasi orang
tanpa ijin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Kenapa?
d3d3: Sebenarnya
masalahnya kecil,
Dede hanya iseng
buka laptonya.
Aku menelan ludah;
itu memang masalah
besar.
Tania: Siapa saja
pasti marah kalau
begitu. Kamu ngapan
buka-buka
laptopnya?
d3d3: Cuma mau
copy driver software.
Lagian laptopnya
sudah kebuka. Dede
Cuma mau copy
doang. Nggak buka
file apa pun kok.
Tania: itu sama saja.
Kalau aku yang jadi
kak Danar, kamu tuh
sudah kucekik, tahu!
:-p (Hal.111-112)
39. “Kita sudah lama
nggak ketemu, ya?
Hampir enam tahun
ya, Tania?”
Sebenarnya kalau
aku sedikit subjektif,
Kak Ratna
melakukan dialog itu
tulus dan bersahabat.
Tetapi dengan hati
dan pikiran kotorku,
semuanya terlihat
buruk. Bahkan wajah
Kak Ratna terlihat
seperti monster.
“Ya… sudah enam
tahun.” Hatiku
Jangan
berpikiran
buruk terhadap
orang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
mendengus: dan aku
dulu benar-benar
berdoa agar tidak
bertemu lagi dengan
Kak Ratna
selamanya.
(Hal. 120)
40. Aku lupa bahwa dulu
Kak Ratna ikut
menemani di rumah.
Membawakan
selimut dan baju
ganti.
Membimbingku saat
pulang dari
pemakaman Ibu.
Menemaniku di
rumah kontrakan,
dan lain sebagainya.
(Hal. 123)
Jangan
melupakan
jasa
seseorang
41. Setalah berjuang
habis-habisan di
ujian terakhir,
akhirnya aku berhasil
melampaui 0,1 digit
si nomor satu selalu.
Tipis sekali. (Hal.
127)
Terus
berusaha
42. Dia memang
kemudian
menjelaskan jauh-
jauh hari sudah
berjanji akan datang
saat wisudaku. (Hal.
127)
Menepati janji
43. “Terima kasih,
Tuhan…” Aku
menggigit bibir.
“Terima kasih, Ibu…
Semoga Ibu
melihatnya dari
surga… Semoga Ibu
bersyukur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
tersenyum dari
sana…” (Hal. 128)
44. Lihatlah anakmu!
Benar-benar berubah.
Anak kumuh dan
kotor itu sudah
berubah. Anak yang
berlepotan jelaga
asap mobil, debu
jalanan, sekarang
tumbuh menjadi
gadis berambut hitam
legam dengan
tatapan mata yakin
memandang masa
depan.
Seperti mimpi Ibu
dulu…. Mataku
berkaca-kaca. (Hal.
128)
Terus
berusaha
untuk meraih
cita-cita
45. “Lihatlah pengamen
kecil yang kakinya
dulu tertusuk paku
payung. Gadis yang
menangis karena
kakinya berdarah!
Lihatlah! Dunia
seharusnya belajar
banyak darinya.”
Tertawa kecil, dia
pura-pura meninju
bahuku. (Hal. 129)
Memuji usaha
seseorang
46. MiamiHeat: Kalo
Kak Tania mau
bilang Kak Tania
suka sama Oom
Danar, Dede sudah
lama tahu.
Ya Tuhan, kalimat
itu, Dede mengambil
alih permasalahan.
(Hal.137)
Peduli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
47. Esok harinya, adikku
berbaik hati
mengambil inisiatif
pembicaraan
sensitive itu. Bukan,
bukan pembicaraan
untuk memburuk-
burukkan seseorang.
Aku berusaha
menghindari
membicarakan Kak
Ratna. Dede hanya
melaporkan banyak
hal. Sayang, laporan
itu semakin hari
semakin menohok
perasaan. (Hal. 139)
Pengertian
48. “Ya Tuhan,
bagaimana caranya
aku bias bertahan
hidup di rumah itu
walau sehari, saat
pulang nanti mereka
berdua
bermesraan?” (Hal.
139)
Berserah
diri kepada
Tuhan
49. Tentu saja aku telah
membuatnya kecewa.
Ya Tuhan, bukankah
aku pernah
bersumpah untuk
selalu menuruti kata-
katanya? (Hal. 142)
Mengakui
kesalahan
di hadapan
Tuhan
50. “ Tahukah kau,
selama ini aku iri
padamu, Tania.
Setiap melihat
wajahmu yang
menyenangkan,
teman-teman di kelas
juga terbawa ikut
senang. Aku tak
Peduli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
pernah
membayangkan
punya teman dengan
kemampuan
memengaruhi sebesar
kau, Tania. Dan
tahukah kau, saat
melihatmu sekarang
menangis, hatiku
juga seperti ikut
tertusuk….” Anne
mendekapku.
Suaranya lemah. Dia
menarikku untuk
duduk. Mengangkat
kepalaku dari balik
bantal. (Hal. 143)
51. “Aku dulu mungkin
keliru. Ya, aku dulu
keliru. Kau yang
benar, Tania.
(Hal. 144)
Mengakui
kesalahan
52. Apa pun yang terjadi
malam mini, aku
akan terus
melanjutkan
kehidupanku. Dan
mungkin saja untuk
selamanya tidak
akan pernah kembali
lagi ke kota ini. (Hal.
145)
Menerima
keadaan
yang ada
53. Pukul 09.00 tepat!
Aku mendesiskan
luka di atas tempat
tidur.
Membiarkan
kamarku gelap tak
tertembus cahaya
matahari pagi. Aku
tak akan menangis
lagi. Aku akan
Menerima
keadaan
yang ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
memilih meneruskan
hidup. Sekarang
mereka sedang
mengucap ikrar. Dia
memasang cincin
permata di jari manis
Kak Ratna. (Hal.
157)
54. Anne membantu
banyak. Merawat
luka itu. Dede juga
membantu. Adikku
amat cepat dewasa
dalam urusan ini;
masih ingat soal
buku puisinya yang
disebut dia di pusara
Ibu dulu? (Hal. 162)
peduli
55. Bodoh sekali janjiku
dulu, hanya
membuatkan kue
untuknya. Apakah
dia juga berjanji
hanya akan memakan
kue buatanku? Tidak,
kan? Aku
menyeringai tipis.
Bahkan kekasih
sejatimu pun tidak
bisa berjanji seperti
itu. (Hal. 167)
Mengakui
kesalahan
56. Aku membuka kelas
mendongeng, tetapi
itu kulakukan tanpa
niat yang benar-
benar tulus apalagi
keinginan untuk
berbagi. Aku hanya
ingin membukanya
saja. Bahkan aku
terkadang membenci
kenapa aku harus
Berbagi
dengan
sesama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
berada bersama
anak-aak bertampang
China itu. Aku tidak
tulus menyukai
mereka. Aku
sungguh tak mengerti
mengapa dua
perasaan bumi-langit
itu muncul begitu
saja di hatiku secara
bersamaan.
(Hal. 167-168)
57. Aku hanya
menyengir, pastilah
harapan yang keliru.
Dulu saja Dede
bercerita amat
berlepotan. Suka
ngomong sendiri.
Tidak pernah
melibatkan
pendengarnya.
Namun, sejurus
kemudian aku benar-
benar terkesima. Ya
Tuhan, aku seperti
melihat dia yang
sedang bercerita.
Anak-anak yang tadi
banyak berseru tiba-
tiba terdiam,
terpesona. Anne yang
senyum-senyum
melulu, ikut
menyimak senang.
Menatap lebih baik
adikku. (Hal. 177)
Jangan
meremehkan
orang lain
58. Aku tidak hanya
memberikan sekotak
kecil kue untuk studi
banding Miranti. Aku
juga memberikan
Memberi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
sekotak besar kue
terbaikku untuk dia
dan Kak Ratna. Anne
senang dengan apa
yang kulakukan
(“Kau melakukan hal
yang benar, Tania.”).
(Hal. 181-182)
59. Miranti baik sekali
memutuskan untuk
tetap menggunakan
nama Ibu di sana
“WH Bakery”,
meskipun 100%
kepemilikan toko
tersebut sudah di
tangannya. Miranti
bahkan masih
menyisihkan
sebagian besar uang
untuk Dede. “Royalti
dan lain sebaginya.
Kak Tania pokoknya
harus setuju!”
Miranti membujukku
habis-habisan di e-
mail agar aku
mengizinkan Dede
menerima transfer
uang tersebut. (Hal.
183)
Menghargai
60. “Dede ternyata
keliru…. Ibu pergi
bukan karena tak
sayang lagi pada
Dede. Ibu pergi
untuk mengajarkan
sesuatu….”
Suara Dede mulai
serak.
“Bahwa hidup harus
menerima….
bersyukur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Penerimaan yang
indah. Bahwa hidup
harus mengerti…
pengertian yang
benar. Bahwa hidup
harus memahami…
pemahaman yang
tulus. Tak peduli
lewat apa
penerimaan,
pengertian, dan
pemahaman itu
datang. Tak masalah
meski lewat kejadian
yang sedih dan
menyakitkan. (Hal.
196)
61. Kelas mendongeng
itu sempurna diambil
alih oleh Anne.
Bisnis kueku
memang berkembang
baik, sekarang sudah
dua toko; tetapi
sekarang sepenuhnya
dikendalikan Encik
Faisal, salah seorang
karyawan lamaku.
Aku hanya sekali
sebulan datang
berkunjung. Dan itu
tak lebih memastikan
semuanya berjalan
baik, Encik Faisal
menyerahkan laporan
dan aku
memeriksanya.
Hanya itu. (Hal. 203)
Selalu percaya
dengan orang
62. dedebisadipercaya:
Ngapain pula aku
ikut-ikut masalah
ini? Paling mereka
Perhatian
dengan orang
lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
Cuma bertengkar
biasa. Lagian kata
Tante Ratna, Dede
nggak mungkin
mengerti urusan ini,
kan?
Tingkah
menyebalkan adikku
kembali.
Tania: ini masalah
kita juga, adikku
yang tampan.
Makanya dulu aku
sering berdoa agar
dapat adik cewek,
bukan cowok seperti
kamu. Sensitif
sedikit. Ini urusan
kita juga. Kamu kan
bias nanya siapalah
di rumah Kak Ratna.
Bisa, kan?
(Hal. 216)
63. Lampu itu setia. Dan
penduduk kota ini
juga setia mengikuti
petunjuk tersebut.
Tak ada yang nekat
menerobos meskipun
jalanan amat
lengang. Semua
menunggu saatnya.
Menunggu masanya.
Sabar. (Hal. 220-
221)
Mematuhi
peraturan
64. Aku sudah jauh lebih
sehat, Tania. Terima
kasih. Kau pasti
banyak
mendoakanku. Doa
gadis sebaik dirimu
pasti terkabul. (Hal.
Berterimakasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
223)
65. Demi membaca e-
mail berdarah-darah
itu, esoknya aku
memutuskan pulang
segera ke Jakarta. Ini
masalah serius. Aku
tidak bias hanya
berdiam diri. Aku
adalah bagian dari
keluarga mereka, dan
aku berkepentingan
untuk setidaknya
bertanya. Hal itu juga
pasti akan dilakukan
Ibu kalau Ibu masih
ada. (Hal. 230)
Perhatian
dengan
masalah
keluarga
66. “Oom Danar
memberikan
password laptopnya.
Dede membuka file
naskah itu. Dede
sungguh tak berniat
membuka file-file
lain. Kak Tania tahu,
Oom Danar marah
bukan main waktu
Dede dulu membuka
laptopnya tanpa izin.
Dede hanya
mencetak naskah itu,
sesuai yang disuruh
Oom Danar. Dua
ratus halaman. Besok
Dede juga yang
diminta
mengantarkannya ke
penerbit.” (Hal. 240)
Jangan
membuka
perivasi orang
tanpa izin
67. “Yang kau lupa, aku
tumbuh dewasa
seperti yang
kauharapkan. Dan
Semua
masalah harus
dihadapi dan
diselesaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
tunas-tunas
perasaanmu tak bisa
kaupangkas lagi.
Semakin kautikam,
dia tumbuh dua kali
lipatnya. Semakin
kauinjak, helai daun
barunya semakin
banyak. Aku
beranjak menjadi
remaja. Tumbuh
seperti gadis
lainnya.” (Hal. 250)
68. Aku tak akan pernah
kembali lagi.
Maafkan aku, Ibu.
Aku tak sempat
mampir di pusaramu.
Ibu memang tahu
segalanya. (Hal. 256)
Meminta
maaf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
Lampiran 4
TABEL DATA NILAI SOSIAL DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK
PERNAH MEMBENCI ANGIN
No. Data Nilai Sosial
1 Setiap malam aku datang ke toko
buku ini.
Sudah menjadi ritual seminggu
terakhir. Satpam toko yang
matanya selalu menatap tajam
sudah mengenaliku. Mbak-mbak
yang rajin merapikan buku-buku
di rak juga sudah tahu. Termasuk
dua kasir di dekat escalator. (Hal.
11)
Keakraban
2 “Sendirian, Mbak?” seorang
karyawan cowok toko buku basa-
basi menegurku. Dua pura-pura
membenahi tumpukan buku-
belajar-membaca yang
sebenarnya sudah sempurna
tersusun rapi dua langkah di
sebelah kananku. (Hal. 11-12)
Keabraban
3 Akhirnya malamini dia berani
juga menyapa. Aku tahu
seminggu terakhir dia selalu
mencuri-curi pandan. Pura-pura
berada di sekitarku saat aku
berdiri menatap pemandangan di
luar. Dia pasti sudah
meneguhkan hati sepanjang sore
hanya untuk mengeluarkan suara
dan raut muka setegang ini.
Membujuk hatinya sepanjang
minggu agar berani menegur
seorang gadis yang
memesonanya. (Hal. 12)
Keakraban
4 Tak ada salahnya, memberikan
hadiah atas keberaniannya. Maka
aku tersenyum tipis, teramat
Balas Budi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
tipis, sedikit menoleh meski tak
menatap matanya. Lantas dengan
cepat sekali memandang ke
depan. (Hal. 12)
5 Aku tertawa mendengar
penjelasan itu. Tawa yang
bahagia. Bahagia karena dia
memujiku. Jangankan sebuah
pujian, tatapan matanya saja
sudah cukup membuatkan riang
sepanjang hari, sepanjang
malam. (Hal. 15)
Memberi
6 Namun, haruskah mereka
bertingkah seimpulsif itu?
Maksudku, tidak bisakah mereka
menahan diri untuk tidak
berlebihan seperti itu? (Hal. 15-
16)
Menghargai Sesama
7 Dia menggenggam jemariku.
Mantap. Sebelah kiri memegang
bahu Dede. Dia menatapku
dengan pandangan itu. Tatapan
yang entah bagaimana
membuatmu mulai percaya diri.
Dia tersenyum hangat
menenangkan.
(Hal. 19)
Keakraban
8 Ah, ternyata ada banyak
kehidupan dan kesibukan di
dunia ini. Berbeda sekali dengan
yang selama ini aku jalani. Dan
aku tiba-tiba merasakan dia telah
memberi kami janji kehidupan
yang lebih baik. Gambaran masa
depan yang lebih indah.
(Hal. 20-21)
Memberi
9 Tetapi di terminal tadi, ada
kakak-kakak yang mabuk
memaksa meminta uang. Dia
mencengkeram leher Dede. Aku
bias saja berteriak. Tetapi
cengkeramannya keras sekali,
Situasi terminal yang penuh dengan
kekerasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
membuat muka Dede pucat pasi
tak bias mengeluarkan suara
aduh lagi.
(Hal. 21-22)
10 Dia beranjak dari duduknya,
mendekat. Jongkok di
hadapanku. Mengeluarkan
saputangan dari saku celana.
Meraih kaki kecilku yang kotor
dan hitam karena bekas jalanan.
(Hal. 23)
Tolong Menolong
11 Aku menatapnya ragu-ragu.
Adikku Dede sudah sejak tadi
merengkuh sepatu itu dengan
tangannya. Penumpang lain
menatap kami tertarik. Dia hanya
membalas tatapan penumpang
lain dengan senyuman. (Hal. 25)
Memberi
12 Sebelum magrib kami sudah
pulang. Makan malam bersama
Ibu, lantas dengan penerangan
lampu teplok yang kerlap-kerlip
ditiup angin, aku belajar. Belajar
hingga larut malam. (Hal. 33)
Keharmonisan
13 Dia rajin seminggu dua kali
singgah sebentar di kontrakan
baru. Membawakan makanan,
buku-buku untukku, dan
permainan buat adikku. (Hal. 35)
Memberi
14 Suatu hari Ibu pernah bilang dia
tidak lagi memberikan uang
sekolah buat kami, karena Ibu
sudah mampu mengurus
semuanya. Dia hanya tersenyum,
menggeleng. “Ibu tabung saja….
Kita tidak tahu apa yang terjadi
esok atau lusa, kan? Uang dari
kue dijadikan modal lagi saja….”
Ibu lagi-lagi menurut. Aku tak
mengerti benar dengan kata apa
yang akan terjadi esok atau lusa
itu. (Hal.48)
Peduli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
15 Pagi itu aku membawa
sebungkus besar kue-kue. Dia
seperti biasa sudah duduk di
ruangan itu. Mengenakan kemeja
biru kesukaannya. Beberapa
anak-anak sudah datang
mengelilingi (tak ada yang berani
duduk di posisiku). Aku
membuka bungkusan kue
tersebut. Kami beramai-ramai
mencicipinya.
(Hal. 49)
Memberi
16 “Kau lihat siapa yang akan
kehilangan kalau dia meninggal.
Anak-anak itu tak punya siapa-
siapa lagi selain dia. Ya Tuhan,
lakukanlah apa saja aku
mohon….” Suaranya parau. (Hal.
56)
Peduli
17 Dede akan tetap tinggal
bersamanya. Dia akan meminta
bantuan ibu-ibu tetangga untuk
mengurus adikku saat dia
bekerja. Ibu-ibu tetangga juga
sekalian akan mengurusi segala
keperluan rumah lainnya. Kak
Ratna juga akan membantu
mengawasi Dede, yang langsung
ditolak mentah-mentah oleh
adikku, (Hal. 70-71)
Peduli
18 Aku anak terkecil di kelas. Ada
dua puluh anak di sana. Sebagian
besar tampang mereka China,
beberapa berwajah Melayu, satu-
dua rada-rada bule. Tetapi akulah
yang paling terlihat berbeda.
Empat temanku dari Indonesia
lainnya dimasukkan ke dalam
kelas yang berbeda. Sebulan
pertama di sana aku kesulitan
berkomunikasi. Lebih banyak
memakai gerak tangan dan
Toleransi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
mimik muka. Kursus bahasa
Inggris itu ternyata tidak banyak
membantu. Padahal nilaiku
selalu A. (Hal. 72-73)
19 Malam itu, menyambut
kedatanganku, dia membuat
acara kecil di halaman depan
yang luas. Tetangga-tetangga Ibu
dulu diundang. Juga tetangga
rumah baru sekarang. Juga anak-
anak kelas mendongeng. Ada
banyak anak-anak yang baru
kukenali, jumlah mereka
sekarang tambah banyak. (Hal.
80-81)
Memberi
20 Mereka meniup terompet keras-
keras saat kami masuk ruangan.
Beruntung izin rebut malamini
sudah didapat dari pengawas
asrama yang galak. Lebih galak
daripada Miss G. Lagi pula,
malam Minggu ini peraturan di
dorm lebih longgar.
Menyanyikan lagu Happy
Birthday!
Meniup lilin. (Hal. 94)
Memberi
21 Kebaikan itu memang tak selalu
harus berbentuk sesuatu yang
terlihat. Tak selalu dalam bentuk
uang dan materi. Dia berbagi
banyak hal hanya dari sikap dan
tabiat yang dicontohkannya.
Anak-anak di kelas
mendongengnya bisa menjadi
saksi atas segala kebaikan itu.
Dan itu terkadang jauh lebih
berharga dibandingkan bantuan
uang atau materi sekarung. (Hal.
184)
Peduli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
Lampiran 5
COVER NOVEL “DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI
ANGIN”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
BIOGRAFI PENULIS
Aluisius Titus Kurniadi anak kedua dari dua bersaudara,
lahir di Yogyakarta pada tanggal 20 November 1993. Pada
tahun ajaran 2005/2006 menyelesaikan pendidikan dasar
di SD Pangudi Luhur Yogyakarta, kemudian pada tahun
ajaran 2008/2009 menyelesaikan pendidikan tingkat
menengah pertama di SMP N 16 Yogyakarta, dan pada
tahun ajaran 2011/2012 menyelesaikan pendidikan tingkat
menengah atas di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Pada tahun 2012, peneliti
melanjutkan studi di Program Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama
menjadi mahasiswa PBSI, peneliti aktif mengikuti dan terlibat aktif dalam berbagai
kegiatan baik di prodi maupun di luar prodi. Pada tahun 2013 peneliti ikut menjadi
panitia inisiasi fakultas, tahun 2014 peneliti ikut menjadi panitia inisiasi prodi, dan
pada tahun 2015 peneliti menjadi wakil ketua Studi Lapangan PBSI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI