Analisis Laporan Keuangan Pt Indofood Sukses Makmur Tbk A
-
Upload
bee-afrianti-rita -
Category
Documents
-
view
50 -
download
0
description
Transcript of Analisis Laporan Keuangan Pt Indofood Sukses Makmur Tbk A
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR
Tbk A. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN COMMON SIZE PT
INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
NERACA COMMON SIZE 31 Desember 2008 dan 2007 (Disajikan
dalam Persen) AKTIVA 2008 2007 Aktiva Lancar Kas dan setara kas
10,78 15,27 Investasi jangka pendek 1,57 0,76 Piutang Usaha bersih
Pihak ke tiga 5,27 6,80 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 0,43
0,38 Bukan Usaha Pihak ke tiga 1,02 0,49 Pihak yang mempunyai
hubungan istimewa 0,24 0,28 Persediaan Bersih 15,30 14,04 Uang
muka dan jaminan 0,67 0,80 Pajak dibayar di muka 1,16 0,54 Beban
tanaman ditangguhkan 0,15 0,09 Biaya dibayar di muka dan aktiva
lancar lainnya 0,23 0,25 Jumlah aktiva lancar 36,87 39,75 Aktiva Tidak
Lancar Tagihan pajak penghasilan 0,20 0,16 Piutang plasma - bersih
1,01 0,79 Aktiva pajak tangguhan - bersih 0,57 0,56 Penyertaan jangka
panjang dan uang muka untuk pembelian investasi 0,41 0,06 Tanaman
perkebunan Tanaman menghasilkan – setelah dikurangi akumulasi
amortisasi 9,13 11,12 Tanaman belum menghasilkan 4,02 5,04 Aset
tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan 24,21 27,49 Beban
ditangguhkan - bersih 1,42 1,60 Goodwill - bersih 11,32 10,35 Aktiva
tidak berwujud - bersih 6,56 0,00 Aktiva tidak lancar lainnya 4,22 3,03
Jumlah Aktiva Tidak Lancar 63,13 60,25 Jumlah Aktiva 100,00 100,00
KEWAJIBAN DAN EKUITAS 2008 2007 Kewajiban Lancar Hutang bank
jangka pendek dan cerukan 19,28 19,30 Hutang “trust receipts” 5,43
4,05 Hutang Usaha Pihak ketiga 6,1861 5,93 Pihak yang mempunyai
hubungan istimewa 0,16 0,23 Bukan usaha Pihak ketiga 1,15 1,700
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 0,52 0,41 Beban masih
harus dibayar 2,78 4,00 Hutang pajak 1,51 1,67 Pinjaman jangka
panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Hutang obligasi -
bersih 2,46 4,12 Hutang bank 1,53 1,91 Hutang sewa 0,02 0,02 Jumlah
Kewajiban Lancar 41,07 43,38 Kewajiban Tidak Lancar Pinjaman jangka
panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu
tahun Hutang bank 13,14 2,31 Hutang obligasi - bersih 5,02 9,96 Hutang
sewa 0,02 0,02 Jumlah pinjaman jangka panjang 18,18 12,31 Kewajiban
pajak tangguhan - bersih 4,76 5,11 Estimasi kewajiban imbalan kerja
2,47 2,45 Kewajiban tidak lancar lainnya 0,25 0,00 Jumlah Kewajiban
Tidak Lancar 25,68 19,86 Goodwill - bersih 0,01 0,01 Hak minoritas atas
aktiva bersih anak perusahaan 11,77 12,58 EKUITAS Modal saham -
nilai nominal Rp100 per saham Modal dasar - 30.000.000.000 saham
Modal ditempatkan dan disetor penuh 2,21 3,17 Agio saham 3,78 3,97
Selisih nilai transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali -2,93 -
3,54 Laba yang belum terealisasi atas investasi efek - bersih 0,46 0,51
Selisih perubahan ekuitas anak Perusahaan 3,97 5,42 Selisih kurs atas
penjabaran laporan keuangan 0,49 0,09 Modal proforma 0,00 0,21
Saldo laba Telah ditentukan penggunaannya 0.15 0,18 Belum
ditentukan penggunaannya 13.30 16,64 Modal saham yang diperoleh
kembali 0,00 -2,49 Jumlah Ekuitas Bersih 21,46 24,20 JUMLAH
KEWAJIBAN DAN EKUITAS 100,00 100,00 Secara umum, proporsi
aktiva PT Indofood Sukses Makmur Tbk tidak berubah secara signifikan.
Hanya ada beberapa pos yang mengalami perubahan. Untuk pos utama
aset lancar dan aset tidak lancar mengalami perubahan proporsi sekitar
3%. Untuk pos aktiva lancar proporsinya turun sebesar kenaikan
proporsi aktiva tidak lancar. Di dalam pos aktiva lancar sendiri proporsi
kas mengalami penurunan sekitar 4,5% dan ada kenaikan proporsi
dalam investasi jangka pendek sebesar 0,8%, serta akun piutang dan
persediaan juga proporsinya naik. Bisa dikatakan bahwa perusahaan
pada tahun 2008 sedang melakukan investasi sekuritas tambahan,
membeli kembali inventori dan tingkat perputaran kas pada debitor yang
agak macet karena kita ketahui bahwa tahun 2008 merupakan tahun
terburuk dalam dasawarsa terakhir karena dunia pada saat itu sedang
mengalami krisis global. Meskipun tidak terlalu berpengaruh secara
signifikan terhadap industri konsumsi di Indonesia karena memang
Indonesia pertumbuhan ekonomi diukur dari segi konsumsi, maka
imbasnya bagi perusahaan manufaktur seperti PT Indofood ini tidak
terlalu besar. Untuk aktiva tidak lancar mengalami kenaikan sebesar
proporsi penurunan aktila lancar. Kenaikan terbesar dari pos aktiva tidak
lancar adalah dari aktiva tidak berwujud. Aktiva ini mengalami kenaikan
sekitar 6% dari posisi semula 0%. Seperti yang sudah dinyatakan
sebelumnya bahwa penurunan aktiva lancar juga sebagian dialihkan
oleh perusahaan untuk memperluas investasi. Hal ini dibuktikan dengan
naiknya nilai uang muka investasi secara cukup signifikan. Perubahan
yang paling signifikan adalah naiknya proporsi aktiva tidak berwujud
sebesar 6% dari proporsi total aktiva. Aktiva tidak berwujud ini terdiri dari
merek-merek dagang atas produk yang diproduksi oleh Indolakto, yang
timbul sehubungan dengan transaksi akuisisi. Merek-merek tersebut
diantaranya adalah Indomilk, Cap Enaak, Tiga Sapi, Crima, Kreme dan
Indoeskrim. Pengakuan aset tidak berwujud ini sesuai dengan harga
perolehan dan nilainya diamortisasi setiap tahun. Piutang plasma dan
tagihan pajak mengalami kenaikan namun dalam proporsi yang kecil.
Untuk beberapa pos mengalami penurunan karena memang nilainya
diamortisasi atau didepresiasi, misalnya untuk pos tanaman yang
menghasilkan dan aktiva tetap termasuk peralatan, mesin, gedung, dll.
Untuk pos pasiva, kondisi dari hutang lancar mengalami penurunan
sekitar 2% sedangkan untuk pos utang jangka panjang proporsinya naik
secara cukup tajam, yaitu 6%. Sedangkan untuk modal berkurang
proporsinya sekitar 3%. Untuk utang lancer, beberapa pos mengalami
kenaikan seperti utang trust, utang pada pihak ke tiga untuk mendanai
hal-hal di luar operasi perusahaan dan perusahaan pun mencari kreditur
yang benar-benar bisa dipercayai dan telah menjadi mitra dengan
perusahaan. Utang yang mengalami penurunan antara lain utang
obligasi karena memang setiap tahun perusahaan harus membayar
cicilan bunga dan pokok pinjaman yang jatuh tempo. Begitu juga dengan
utang bank dan utang pajak yang harus segera dilunasi karena tempo
pembayarannya telah jatuh. Utang-utang accrual pun proporsinya
berkurang karena setiap tahun juga perusahaan harus membayar biaya-
biaya operasional dan biaya-biaya lainnya. Di sisi lain, utang
jangka panjang malah bertambah secara signifikan proporsinya antara
lain utang bank yang naik sekitar 8,8%. Perusahaan mungkin menilai
bahwa utang bank yang tersisa pada tahun 2007 adalah hampir nol,
maka mungkin biasanya bank menawari kredit lagi atau mungkin hal ini
pertimbangan dari manajer pula untuk lebih memilih kredit di bank dan
segera melunasi obligasi-obligasi jangka panjang yang sudah jatuh
tempo. Nilai dari hak minoritas perusahaan otomatis turun karena pada
tahun 2008 perusahaan telah melakukan buyback atas sebagian
sahamnya dan mungkin juga karena pelaku sentimen dari pasar yang
khawatir mengenai krisis global sehingga mereka para pemilik saham
minoritas pada akhirnya banyak yang melepas sahamya. Perusahaan
terlalu berani dalam keadaan krisis global lebih mendanai dengan utang.
Tapi, mungkin juga hal ini dipengaruhi oleh turunnya harga saham.
Namun, turunnya harga saham indofood tidaklah sevolatil industri yang
lain. Modal perusahaan juga secara umum mengalami penurunan. Hal
ini bisa dilihat dari modal disetor proporsinya mengalami penurunan
meskipun saham treasury sudah dijual lagi kepada publik, namun dapat
diketahui dari agio saham yang mengalami penurunan bisa
mengindikasikan bahwa perusahaan mengalami disagio. Jika tidak,
maka memang proporsi kenaikannya sangat tidak sebanding dengan
proporsi kenaikan utang jangka panjang. PT INDOFOOD SUKSES
MAKMUR Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI
COMMON SIZE Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31
Desember 2008, 2007 (Disajikan dalam Persen) 2008 2007 Penjualan
Bersih 100,00 100,00 Beban Pokok Penjualan 76,86 76,21 Laba Kotor
23,13 23,78 Beban Usaha Penjualan 7,06 8,39 Umum dan administrasi
4,87 5,05 Jumlah Beban Usaha 11,94 13,45 Laba Usaha 11,18 10,32
Penghasilan/(Beban) Lain-Lain Penghasilan bunga 0,43 0,56 Beban
bunga dan pendanaan lainnya -2,98 -2,55 Laba/(rugi) kurs - bersih -
1,83 0,04 Lain-lain - bersih -0,10 -1,06 Beban Lain-lain - Bersih -4,48 -
2,99 Laba Sebelum Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan 6,70 7,32
Manfaat/(Beban) Pajak Penghasilan Tahun berjalan -3,04 -3,15
Tangguhan 0,97 0,67 Beban Pajak Penghasilan - Bersih -2,06 -2,48
Laba Sebelum Hak Minoritas Atas Laba Bersih Anak Perusahaan dan
Penyesuaian Proforma 4,63 4,85 Hak Minoritas Atas Laba Bersih Anak
Perusahaan - Bersih -2,01 -0,14 Penyesuaian Proforma 0,05 0,06 Laba
Bersih 2,66 3,52 Harga pokok penjualan untuk periode 2008 mengalami
kenaikan proporsi sekitar 0,65%. Hal ini mengindikasikan adanya harga-
harga/inflasi yang cukup signifikan untuk harga-harga bahan baku dan
beban produksi sehingga pada tahun 2008 proporsi laba kotor
mengalami penurunan. Selain itu, hal ini juga disebabkan kenaikan
jumlah produksi. Hal ini bisa dilihat dari kenaikan jumlah persediaanyang
dimiliki perusahaan dan pos persediaan akhir yang dimiliki. Namun,
untuk tahun 2008 beban administrasi dan penjualan menurun secara
proporsi meskipun secara jumlah meningkat. Pos-pos biaya menurun
seperti iklan mengindikasikan belanja iklan untuk perusahaan memang
menurun. Biaya yang naik seperti biaya gaji, upah karyawan. Biaya
untuk barang rusak juga mengalami kenaikan. Hal ini mengindikasikan
kualitas bahan baku atau tingkat kualitas distribusi mengalami
penurunan. Telekomunikasi dan bahan bakar juga mengalami kenaikan
karena memang perusahaan pada saat itu sedang mengalami kenaikan
penjualan dan sisi permintaan tentunya juga naik sehingga hal ini wajar
menimbulkan kenaikan pada sejumlah pos-pos biaya. Namun pada
akhirnya kenaikan ini tidak sebesar proporsi terhadap penjualan pada
tahun 2007 sehingga proporsi laba usaha mengalami kenaikan sekitar
0,86%. Pos yang paling memengaruhi laba sebelum pajak adalah
kerugian selisih kurs karena kita tahu bahwa rupiah pada tahun 2008
mengalami koreksi yang signifikan dan nilainya terus melemah sampai
awal tahun 2009 nilainya berangsur membaik menuju level Rp 9000-an
per dolar. Kerugian atas selisih kurs mengubah 1,79% proporsi beban.
Beban bunga dan lainnya juga mengalami kenaikan. Selain karena
perusahaan menambah utang jangka panjang, juga perusahaan sedang
mengalami kenaikan penjualan sehingga laba sebelu pajak proporsinya
jauh lebih kecil daripada laba tahun 2007 (mengalami penurunan
sebesar 0,62%). Untuk pos beban pajak mengalami penurunan proporsi
terhadap penjualan meskipun jumlahnya naik. Proporsi pajak
penghasilan misalnya naik pada pos tangguhan karena perusahaan
masih menangguhkan biaya dan gaji atau karena memang perusahaan
menunggu sampai jatuh tempo masa SPT badan. Sedangkan untuk
beban gaji proporsinya mengalami penurunan meskipun memang beban
upah dan gaji mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Laba sebelum
hak minoritas juga mengalami penurunan proporsinya 0,25%
dibandingkan dengan tahun 2007. Hak minoritas atas aktiva proporsinya
naik secara signifikan karena memang pada tahun 2008 perusahaan
kembali menjual saham treasury nya ke publik sehingga
konsekuensinya adalah kepemilikannya semakin menyebar dan tentu
saja pemilik minoritas berhak atas hak-hak atas aktiva. Hal inilah yang
pada akhirnya menurunkan proporsi laba bersih perusahaan pada tahun
2008 dengan tahun 2007 adalah sekitar 0,9% meskipun secara esensi
nilainya naik. B. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN KOMPARATIF PT
INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
NERACA KOMPARATIF 31 Desember 2008 dan 2007 (Disajikan Dalam
Jutaan Rupiah) AKTIVA 2008 2007 Perubahan Dalam% Dalam rupiah
Aktiva Lancar Kas dan setara kas 4.271.208 4.538.051 -5,88 (266.843)
Investasi jangka pendek 623.134 227.337 174,10 395.797 Piutang
Usaha bersih Pihak ke tiga 2.087.348 2.022.069 3,23 65.279 Pihak yang
mempunyai hubungan istimewa 172.734 114.332 51,08 58.402 Bukan
Usaha Pihak ke tiga 404.927 146.983 175,49 257.944 Pihak yang
mempunyai hubungan istimewa 95.962 84.447 13,63 11.515 Persediaan
Bersih 6.061.219 4.172.388 45,26 1.888.831 Uang muka dan jaminan
266.126 239.116 11,29 27.010 Pajak dibayar di muka 461.862 160.660
187,47 301.202 Beban tanaman ditangguhkan 61.672 27.037 128,10
34.635 Biaya dibayar di muka dan aktiva lancar lainnya 92.230 76.709
20,23 15.521 Jumlah aktiva lancar 14.598.422 11.809.129 23,61
2.789.293 Aktiva Tidak Lancar Tagihan pajak penghasilan 81.594
49.545 64,68 32.049 Piutang plasma - bersih 401.172 236.120 69,90
165.052 Aktiva pajak tangguhan - bersih 229.515 167.299 37,18 62.216
Penyertaan jangka panjang dan uang muka untuk pembelian investasi
164.864 20.219 715,39 144645 Tanaman perkebunan Tanaman
menghasilkan – setelah dikurangi akumulasi amortisasi 3.618.678
3.305.778 9,46 312.900 Tanaman belum menghasilkan 1.593.691
1.499.069 6,31 94.622 Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi
penyusutan 9.586.545 8.166.816 17,38 1.419.729 Beban ditangguhkan -
bersih 564.156 477.336 18,18 86.820 Goodwill - bersih 4.484.479
3.074.823 45,84 1.409.656 Aktiva tidak berwujud - bersih 2.598.148 0
2.598.148 Aktiva tidak lancar lainnya 1.673.000 900.761 85,73 772.239
Jumlah Aktiva Tidak Lancar 24.995.842 17.897.766 39,65 7.098.076
Jumlah Aktiva 39.594.264 29.706.895 33,28 9.887.369 KEWAJIBAN
DAN EKUITAS 2008 2007 Perubahan Dalam% Dalam Rp Kewajiban
Lancar Hutang bank jangka pendek dan cerukan 7.634.711 5.734.104
33,14 1.900.607 Hutang “trust receipts” 2.153.921 1.205.892 78,61
948.029 Hutang Usaha Pihak ketiga 2.449.368 1.764.253 38,83
685.115 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 65.321 71.013 -
8,01 -5.692 Bukan usaha Pihak ketiga 458.818 505.075 -9,15 -46.257
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 208.559 124.291 67,79
84.268 Beban masih harus dibayar 1.103.395 1.190.093 -7,28 -86.698
Hutang pajak 598.091 496.279 20,51 101.812 Pinjaman jangka panjang
yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Hutang obligasi - bersih
975.309 1.224.464 -20,34 -249.155 Hutang bank 606.610 567.509 6.88
39.101 Hutang sewa 8.058 5.704 41,26 2.354 Jumlah Kewajiban Lancar
16.262.161 12.888.677 26,17 3.373.484 Kewajiban Tidak Lancar
Pinjaman jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo
dalam waktu satu tahun Hutang bank 5.204.922 688.719 655,73
4.516.203 Hutang obligasi - bersih 1.989.588 2.960.430 -32,79 -970.842
Hutang sewa 6.088 6.549 -7,03 -461 Jumlah pinjaman jangka panjang
7.200.598 3.655.698 96,96 3.544.900 Kewajiban pajak tangguhan -
bersih 1.888.123 1.517.928 24,38 370.195 Estimasi kewajiban imbalan
kerja 980.543 729.081 34,49 251.462 Kewajiban tidak lancar lainnya
100.944 0 - 100.944 Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 10.170.208
5.902.707 72,29 4267.501 Goodwill - bersih 2.955 3.134 -5,71 -179 Hak
minoritas atas aktiva bersih anak perusahaan 4.660.191 3.721.828
25,21 938.363 EKUITAS 2008 2007 Perubahan Persen% DalamRp
Modal saham - nilai nominal Rp100 per saham Modal dasar -
30.000.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh 878.043
944.419 -7,02 -66.376 Agio saham 1.497.733 1.182.046 26,70 315.687
Selisih nilai transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali
(1.160.859) (1.051.958) 10,35 -108.901 Laba yang belum terealisasi
atas investasi efek - bersih 185.315 154.167 20,20 31.148 Selisih
perubahan ekuitas anak Perusahaan 1.572.446 1.611.683 -2,43 -39.237
Selisih kurs atas penjabaran laporan keuangan 197.684 28.057 604,58
169.627 Modal proforma 0 63.953 -100,00 -63.953 Saldo laba Telah
ditentukan penggunaannya 60.000 55.000 9.09 5.000 Belum ditentukan
penggunaannya 5.268.387 4.944.251 6,55 324.136 Modal saham yang
diperoleh kembali 0 (741.069) -100,00 741.069 Jumlah Ekuitas Bersih
8.498.749 7.190.549 18,19 1.308.200 JUMLAH KEWAJIBAN DAN
EKUITAS 39.594.264 29.706.895 33,28 9.887.369 PT INDOFOOD
SUKSES MAKMUR Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA
RUGI KOMPARATIF Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31
Desember 2008, 2007 (Disajikan Dalam Jutaan Rupiah) 2008 2007
Perubahan Dalam% Dalam Rp Penjualan Bersih 38.799.279 27.858.304
39,27 10.940.975 Beban Pokok Penjualan 29.822.362 21.232.761 40,45
8.589.601 Laba Kotor 8.976.917 6.625.543 35,48 2.351.374 Beban
Usaha Penjualan 2.742.292 2.339.821 17,20 402.471 Umum Dan
Administrasi 1.893.149 1.409.282 34,33 483.867 Jumlah Beban Usaha
4.635.441 3.749.103 23,64 886.338 Laba Usaha 4.341.476 2.876.440
50,93 1.465.036 Penghasilan/(Beban) Lain-Lain Penghasilan bunga
168.516 158.347 6,42 10.169 Beban bunga dan pendanaan lainnya
(1.157.562) (710.615) 62,89 446.947 Laba/(rugi) kurs - bersih (713.131)
13.411 -5417,50 (726.542) Lain-lain - bersih (39.476) (296.174) -86,67
(256.698) Beban Lain-lain - Bersih (1.741.653) (835.031) 108,57
906.622 Laba Sebelum Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan 2.599.823
2.041.409 27,35 558.414 Manfaat/(Beban) Pajak Penghasilan Tahun
berjalan (1.181.312) (878.006) 34,54 303.306 Tangguhan 379.759
187.314 102,73 192.445 Beban Pajak Penghasilan - Bersih
(801.553) (690.692) 16,05 110.861 Laba Sebelum Hak Minoritas Atas
Laba Bersih Anak Perusahaan Dan Penyesuaian Proforma 1.798.270
1.350.717 33,13 447.553 Hak Minoritas Atas Laba Bersih Anak
Perusahaan - Bersih (782.597) (387.270) 102,08 395.327 Penyesuaian
Proforma 18.716 16.910 10,68 1.806 Laba Bersih 1.034.389 980.357
5,51 54.032 Kas perusahaan pada tahun 2008 mengalami penurunan
sekitar 5,88% dibandingkan dengan tahun 2007. Untuk investasi nilainya
naik hampir 175%. Memang perusahaan pada saat itu sedang
melakukan banyak pembelian pada sekuritas-sekuritas jangka pendek
yang return nya bisa dihasilkan pada tempo yang telah ditentukan
perusahaan. Untuk pos piutang nilainya juga mengalami kenaikan
secara signifikan pada semua pos baik piutang usaha atau bukan usaha
mengindikasikan bahwa tingkat penagihan piutang semakin menurun
atau tingkat kemampuan debtor menurun untuk membayar utang
terhadap perusahaan. Nilai persediaan akhir bersih perusahaan juga
mengalami kenaikan. Kenaikan paling signifikan terjadi pada pos pajak
dibayar di muka dan beban yang ditangguhkan. Namun, secara umum,
kenaikan pos aktiva lancar adalah sekitar 23,61%. Aktiva tidak lancar
juga nilainya mengalami kenaikan sekitar 39,65% dari tahun 2007.
Kenaikan terbesar ada di aset tidak berwujud karena memang
perusahaan pada waktu itu sedang gencar-gencar melakukan akuisisi
untuk merek-merek tertentu, seperti susu cap enaak, indoeskrim, dll.
Piutang plasma juga nilainya mengalami kenaikan secara signifikan
karena memang perusahaan pada waktu itu sedang melakukan
peningkatan pada sektor plasma, sedangkan biaya masih ditanggung
oleh anak perusahaan, dan masih menunggu pencairan dana dari bank.
Aset tetap juga nilainya mengalami kenaikan karena perusahaan juga
sedang melakukan penambahan terhadap aktiva tetap, mungkin
disebabkan karena keadaan mesin atau gedung yang nilai efisiensi telah
menurun atau sekedar strategi peningkatan produksi. Aktiva tidal lancar
lainnya juga mengalami kenaikan sekitar 85%. Kenaikan ini terkait
dengan sewa atas ruang perkantoran yang digunakan untuk jangka
panjang dan nilainya diakui sebagai aktiva tidak lancar lainnya. Sewa
semacam ini tergolong capital lease. Total aktiva secara keseluruhan
mengalami kenaikan sebesar 33%. Jumlah kewajiban perusahaan
mengalami kenaikan baik lancar maupun tidak lancar. Kewajiban lancar
naik 26,17% dan tidak lancar naik 72%. Utang bank jangka pendek naik
33,14% disebabkan karena perusahaan dalam jangka pendek harus
memenuhi berbagai operasi perusahaan. Selain itu, perusahaan juga
mengadakan perjanjian utang dengan pihak pihak yang dipercaya
lainnya dan nilainya meningkat 78,61%. Paling tidak, ada sebagian
utang usaha yang telah dilunasi diindikasikan ada penurunan dari
beberapa pos utang meskipun penurunannya tidak terlalu signifikan..
Utang-utang ini digunakan perusahaan sebagian besar juga untuk
aktivitas investasi jangka pendek dan operasi. Selain itu juga untuk
melunasi utang jangka panjang yang telah jatuh tempo seperti utang
obligasi. Utang tidak lancar naik sebesar 72,29%. Utang ini didominasi
oleh utang bank yang membengkak sampai 700%. Utang ini juga
disebabkan agar pendanaan perusahaan untuk meningkatkan operasi
maupun investasi tidak terganggu karena menurunnya nilai pasar
saham. Utang bank ini juga dalam rangka mendukung program plasma
perusahaan. Utang bank ini mayoritas didapatkan dari anak perusahaan
Bank BCA dan utang luar negeri dalam bentuk US$. Utang-utang jangka
panjang ini dilakukan karena memang perusahaan sudah ada perjanjian
peminjaman dengan SIMP dengan kriteria ekuitas harus diturunkan dan
penggenjotan modal adalah dari sisi utang. Oleh karena itu, proporsi
modal secara umum menurun dibandingkan dengan tahun 2007
meskipun total ekuitas naik karena memang perusahaan melakukan
penjualan kembali saham treasurinya. Perusahaan mendapatkan
banyak keuntungan diindikasikan dengan nilai agio yang meningkat
serta keuntungan yang belum terealisasi. Harga saham pada waktu itu
bisa disimpulkan sedang naik. Modal proforma juga mengalami
penurunan karena pada saatnya modal itu digunakan. Penjualan
mengalami kenaikan 39,27% dan diikuti dengan naiknya HPP sebesar
40%. Hal ini mengindikasikan bahwa harga-harga bahan baku sedang
mengalami kenaikan dan berbagai macam faktor lainnya. Sehingga
kenaikan penjualan ini bukan menjadi tolak ukur kenaikan penjualan
namun kenaikan penjualan ini sebagai dampak dari inflasi dan
meningkatnya HPP. Namun demikian, laba kotor masih naik sebesar
35%. Secara umum, beban usaha juga meningkat sebesar 23%.
Namun, peningkatan beban ini masih di bawah laba kotor sehingga laba
usaha naik 50% dari tahun 2007. Penghasilan atau beban lain-lain inilah
yang menyebabkan EBT turun karena memang penyebab utamanya
adalah kerugian selisih mata uang asing. Perlu diketahui bahwa utang
perusahaan juga dalam bentuk dolar. Oleh karena itu, dalam
pelunasannya sepanjang krisis global 2008 mungkin saja mengalami
kerugian yang luar biasa. EBT hanya naik 27,35%. Pajak penghasilan
juga bertambah karena memang banyak kenaikan di sisi yang
berhubungan dengan pajak, misalnya gaji dan upah. Laba bersih hanya
naik 5% akibat adanya hak pemegang saham minoritas akibat adanya
penjualan kembali saham treasuri. Namun, secara umum, kondisi
operasi perusahaan masih dalam keadaan cukup baik karena masih ada
kenaikan pada laba bersih. C. ANALISIS RASIO Rasio Likuiditas
Aktiva lancar Kewajiban lancar 1. Rasio Lancar =
Kas dan setara kas + surat berharga + piutang usaha Kewajiban lancar
2. Rasio Cepat ( quick ratio) = Piutang rata-rata Penjualan/360
3. Periode penagihan ( collection period) = Persediaan rata-rata
HPP/360 4. Jumlah hari untuk menjual persediaan ( days to sell
inventory) = Struktur Modal dan Solvabilitas Total Kewajiban Ekuitas
PemegangSaham Saham 1. Total utang terhadap ekuitas ( total
debt to equity) = Kewajiban jangka panjang Ekuitas Pemegang
Saham 2. Utang jangka panjang terhadap ekuitas ( long term debt
to equity) = Laba sebelum pajak dan beban bunga Beban bunga 3.
Kelipatan Bunga dihasilkan ( time interest earned) = Total Utang Total
aktiva 4. Rasio Total Utang ( leverage) = 3. Tingkat Pengembalian
atas Investasi 1. Tingkat pengembalian atas aktiva (Return on asset-
ROA) = 2. Tingkat Pengembalian atas ekuitas biasa (return on
common equity) = Laba Bersih Rata rata ekuitas 3. Tingkat
pengembalian atas ekuitas (return on equity) = 4. Kinerja Operasi
(Operating Performance) Laba Kotor Penjualan Margin laba kotor
(gross Profit margin)= Laba Operasi Penjualan Margin Laba Operasi
(operating profit margin) = Laba sebelum pajak penghasilan Penjualan
Margin laba sebelum pajak (pretax profit margin) = Laba Bersih
Penjualan Margin Laba Bersih (net profit margin) = 5. Pemanfaatan
Aktiva Penjualan Rata-rata kas dan setara kas 1.Perputaran Kas (cash
turnover) = Penjualan Rata-rata piutang usaha 2.Perputaran Piutang
Usaha (account receivable turnover) = Penjualan Rata-rata persediaan
3.Penjualan Terhadap Persediaan (sales to inventory) = Laba Kotor
Penjualan 4.Perputaran modal kerja (working capital turnover) =
Penjualan Rata-rata total aktiva 5.Perputaran aktiva tetap (fixed asset
turnover) = Ukuran Pasar Harga pasar per lembar saham Laba per
saham 1. Rasio harga terhadap laba (price to earning ratio) = 2.
Laba per saham Harga pasar per lembar saham Imbal Hasil Laba
(earning yield) = Harga per lembar saham Nilai buku per lembar saham
3. Harga terhadap nilai buku (price to book) = PT INDOFOOD
SUKSES MAKMUR Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN ANALISIS RASIO
Tahun 2007 dan 2008 No Jenis Rasio Tahun 2007 Tahun 2008
Perhitungan Hasil Perhitungan Hasil 1 Rasio Lancar 11.809.129 0,92
14.598.422 0,89 12.888.677 16.262.161 2 Rasio Cepat 6.901.789 0,54
7.154.424 0,44 12.888.677 16.262.161 3 Periode penagihan piutang
1.792.286,5 23,16 hari 2.198.241,5 20,39hari 27.858.304/360
38.799.279/360 4 Jumlah hari untuk menjual persediaan 3.576.708,5
60,64 hari 5.116.803,5 61,77 hari 21.232.761/360 29.822.362/360 5
Total Utang terhadap Ekuitas 18.791.384 2,61 26.432.369 3,11
7.190.549 8.498.749 6 Utang jangka panjang terhadap ekuitas
5.902.707 0,82 10.170.208 1,19 7.190.549 8.498.749 7 Kelipatan Bunga
dihasilkan 2.876.440 4,05 4.341.476 3,75 710.615 1.157.562 8 Tingkat
Pengembalian atas Aktiva 980.357 0,043 1.034.389 0,029 23.035.744
34.650.580 No Jenis Rasio Tahun 2007 Tahun 2008 Perhitungan Hasil
Perhitungan Hasil 9 Margin Laba Kotor 6.625.543 0,24 8.976.917 0,23
27.858.304 38.799.279 10 Margin Laba Operasi 2.876.440 0,10
4.341.476 0,11 27.858.304 38.799.279 11 Margin laba sebelum pajak
2.041.409 0,073 2.599.823 0,067 27.858.304 38.799.279 12 Margin
Laba Bersih 980.357 0,035 1.034.389 0,027 27.858.304 38.799.279 13
Perputaran Kas 27.858.304 8,79 38.799.279 8,81 3.168.426
4.404.629,5 14 Perputaran piutang usaha 27.858.304 15,54 38.799.279
17,65 1.792.286,5 2.198.241,5 15 Penjualan terhadap persediaan
27.858.304 7,79 38.799.279 7,58 3.576.708,5 5.116.803,5 16
Perputaran Modal Kerja 27.858.304 Tidak ada 38.799.279 Tidak ada
(535) (1.371.643,5) 17 Perputaran Aktiva Tetap 27.858.304 2,08
38.799.279 1,81 13.384.937,5 21.446.804 18 Perputaran Total Aktiva
27.858.304 1,21 38.799.279 1,12 23.035.744 34.650.580 19 Rasio
Harga terhadap Laba 2.575 22,39 2.325 19,38 115 120 20 Imbal Hasil
Laba 115 0,045 120 0,052 2.575 2.325 21 Harga Terhadap nilai buku
2.575 25,75 2.325 23,25 100 100 22 Return On Equity 980.357 0,16
1.034.389 0,13 6.115.817,5 7.844.649 23 Rasio Total Utang 18.791.384
0,63 26.432.369 0,67 29.706.895 39.594.264 Rasio lancar perusahaan
dalam dua tahun terakhir menunjukkan kondisi yang tidak likuid. Hal ini
mengindikasikan bahwa kemampuan perusahaan dalam menutupi
hutang lancar dengan kewajiban lancar adalah tidak memenuhi syarat.
Apalagi rasio ini turun dari 0,92 menjadi 0,89 pada tahun 2008 sehingga
kita dapat menyimpulkan bahwa kenaikan pada utang lancar dan kondisi
aktiva lancar juga naik namun kenaikan pada penyebut akan lebih
cenderung mengurangi secara signifikan nilai rasio lancar ini. Begitu
juga dengan rasio cepat perusahaan yang mengalami penurunan yang
signifikan dari 0,54 menjadi 0,44 pada tahun 2008. Rasio cepat 0,5
menunjukkan bahwa kondisi perusahaan dalam memenuhi utang lancar
benar-benar jauh di bawah kondisi cukup, yaitu kondisi normal ketika
rasio cepat adalah 1. Kondisi ini juga diperparah dengan penurunan
jumlah kas yang dimiliki perusahaan. Periode penagihan piutang secara
umum turun dari 23 hari menjadi 20 hari. Hal ini cukup mengisyaratkan
perkembangan yang bagus karena akan lebih meningkatkan kinerja dan
operasi perusahaan. Namun jumlah hari untuk menjual persediaan
malah bertambah 1 hari dari 60 hari menjadi 61 hari. Hal ini akan
berdampak pada kinerja penjualan serta dapat menghambat proses
produksi karena perusahaan harus mempertimbangkan rasio ini untuk
mengestimasi barang yang harus diproduksi terutama dalam segi
kuantitas agar produksi perusahaan sejalan dengan permintaan. Total
utang terhadap ekuitas dari tahun 2007 ke tahun 2008 adalah naik
menjadi 3,61. Hal ini menandakan bahwa sebagian besar modal
perusahaan sebagian besar didanai dari utang dan jumlah utang adalah
3 kali lipat lebih banyak daripada total ekuitas. Jadi perusahaan juga
sangat berisiko untuk membayar beban bunga dan pokok pinjaman
apalagi ketika perusahaan mempunyai kreditor lebih dari 1. Kecuali
ketika memang keadaan perusahaan memungkinkan untuk menambah
utang maka hal ini tidak akan menjadi masalah. Apalagi proporsi utang
jangka panjang juga sudah melebihi proporsi ekuitas dengan rasio utang
jangka panjang terhadap ekuitas yang sudah mencapai 1,19. Dalam
keadaan krisis global, hal ini akan sangat berbahaya bagi perusahaan
selain terancam masalah kurs juga terancam operasi macet dan gulung
tikar karena banyak pokok pinjaman dan bunga yang mungkin jatuh
tempo dan nilai kas sendiri pun turun. Rasio solvabilitas menunjukkan
bahwa perusahaan sebagian besar pendanaannya berasal dari utang.
Memang sebenarnya kebijakan perusahaan untuk meningkatkan utang
adalah untuk memenuhi SIMP, tapi dalam hal ini sebaiknya perusahaan
tetap menjaga rasio solvabilitas agar perusahaan dalam hal ini akan
tetap mampu untuk melunasi jangka panjangnya. Apalagi dengan
turunnya rasio kelipatan bunga dihasilkan. Ini menandakan pula bahwa
perusahaan dengan menambah utang jangka panjang malah akan
semakin membebani kondisi perusahaan. Dengan turunnya rasio
kelipatan bunga dihasilkan, hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan
perusahaan untuk membayar bunga yang setiap periode tertentu harus
dibayar adalah menurun. Pembayaran bunga juga menggunakan kas,
bukan menggunakan laba. Apalagi kas perusahaan mengalami
penurunan yang cukup signifikan dibandingkan dengan tahun 2007.
ROA turun dari 4,3% menjadi 2,9%. Hal ini mengindikasikan bahwa
tingkat penggunaan atas aktiva untuk mencapai tujuan perusahaan
turun. Sepertinya perusahaan telah menambah dalam jumlah yang
signifikan total aset, termasuk aset tidak lancar. Namun hal ini malah
menurunkan kinerja perusahaan atas penambahan aset tersebut.
Margin laba secara umum mengalami penurunan kecuali laba kotor
yang meningkat 1%. Hal ini mengindikasikan bahwa kemungkinan
pemegang saham untuk menerima dividen adalah menurun, dan secara
umum akan berimbas kepada sentimen pasar saham yang akan menilai
kinerja perusahaan menurun dan bisa berdampak terhadap harga
saham perusahaan. Rasio perputaran piutang 15 kali sedangkan
perputaran kas hanya 8 kali. Hal ini mengindikasikan ketidakseimbangan
antara piutang dengan penerimaan kas sampai menjadi kas kembali.
Dapat disimpulkan bahwa dalam hal ini banyak piutang yang masih
belum bisa ditagih dan setiap kali ada transaksi yang berhubungan
dengan penambahan piutang sebanyak 2 kali, transaksi atas
penerimaan kas baru bisa dilakukan 1 kali. Hal ini akan mengganggu
sekali tentunya untuk operasi perusahaan dan memenuhi kebutuhan lain
akan kas. Perusahaan mengambil keputusan utang mungkin juga
disebabkan oleh kondisi seperti ini, kekurangan kas karena perputaran
dari kas menjadi kas adalah sangat lama dan hanya setengah dari
perputaran piutang. Rasio penjualan terhadap persediaan 7 kali
mengindikasikan bahwa perusahaan harus membeli bahan baku
persediaan tujuh kali dalam satu periode. Rasio ini turun 0,23
mengindikasikan bahwa perusahaan mengurangi intensitasnya untuk
membeli persediaan. Perputaran modal kerja adalah nol karena tidak
adanya modal kerja disebabkan total aktiva lancar kuran dari utang
lancar. Hal ini mengindikasikan bahwa segala aset lancar yang dimiliki
perusahaan hanya bisa didedikasikan untuk membayar utang jangka
pendeknya, itu pun masih belum mencukupi karena perusahaan dalam
keadaan illiquid. Perputaran aktiva tetap dibandingkan dengan tahun
2008 mengalami penurunan sebesar 0,2. Hal ini mengindikasikan bahwa
kegunaan aktiva tetap mengalami penurunan Mungkin hal ini
disebabkan kenaikan aktiva tetap sebagai penyebut meskipun kenaikan
terhadap penjualan perusahaan. Hal ini terjadi juga pada perputaran
total aktiva. Idealnya, naiknya total aktiva diikuti juga oleh naiknya
penjualan dalam rasio yang berbeda sehingga dapat meningkatkan rasio
perputaran aktiva. Rasio 2 menunjukkan bahwa total aktiva tidal lancar
yang digunakan dalam penjualan adalah baru 2 kali. Sedangkan untuk
penggunaan aktiva secara keseluruhan adalah baru 1 kali lebih, itupun
nilai rasionya menurun. Rasio harga terhadap laba menunjukkan tingkat
apresiasi investor terhadap kondisi perusahaan. Nilai itu turun cukup
signifikan 3 poin dari tahun 2007. Selain karena turunnya harga saham,
juga sekali lagi disebabkan oleh krisis global. Sedangkan imbal laba
terhadap saham adalah mengalami kenaikan dari 45% menjadi 52%. Ini
berarti terkandung pesan bahwa setiap lembar saham yang dimiliki
investor, akan mendapatkan pengembalian sebesar 45% dan nilai ini
naik pada 2008 menjadi 52%. Oleh karena itu, masih banyak para
investor yang masih tertarik untuk membeli saham perusahaan dan
terbukti perusahaan menjual saham dan mendapat keuntungan dari
penjualan tresury. Harga terhadap nilai buku adalah 25 pada tahun 2007
dan menurun 23 pada tahun 2008. Nilai ini mencerminkan bahwa harga
pasar saham adalah 25 kali harga nominalnya. Sekiranya perusahaan
mau melakukan stocksplit untuk bisa lebih meningkatkan kinerja
sahamnya, tidak akan menjadi masalah. Namun pada tahu 2008, nilai ini
turun 2 poin. ROE juga turun 3% yang berarti bahwa kontribusi modal
ekuitas terhadap laba adalah turun 3%. D. ANALISIS ARUS KAS (Data
dalam jutaan) 2007 2008 Arus kas dari aktivitas operasi 2.613.759
2.684.806 Arus Kas dari aktivitas investasi (6.454.753) (7.575.214) Arus
kas dari aktivitas pendanaan 6.103.714 4.600.553 Kenaikan
(penurunan) bersih kas dan setara kas 2.262.720 (289.855) ( sumber =
laporan arus kas perusahaan) Secara umum, arus kas turun secara
signifikan dari kenaikan 2.262.720 pada tahun 2007 namun sebaliknya
pada tahun 2008 mengalami penurunan 289.855. Aktivitas operasi tidak
menunjukkan perubahan yang signifikan karena selain perusahaan
menerima kas dari pelanggan, pembayaran kepada pemasok pun harus
dilakukan oleh perusahaan. Selain itu, pembayaran kas untuk beban
usaha juga mengalami kenaikan. Dari sisi pendanaan dan investasi
menjadikan penurunan arus kas untuk tahun 2008. Dari segi investasi
jelas sekali perusahaan sedang gencar-gencarnya menambah aktivitas
pembelian aktiva termasuk akuisisi, penyewaan kantor, proyek plasma
dsb sehingga nilainya mengalami peningkatan dari 6.454.753 juta
menjadi 7.575.214 juta pada tahun 2008. Begitu juga dari aktivitas
pendanaan. Nilainya mengalami penurunan. Penurunan ini disebabkan
juga untuk membayar utang cerukan, pembayaran obligasi jatuh tempo.
Untuk kas masuk utang obligasi nilainya pada tahun 2008 adalah nol
rupiah karena perusahaan pada tahun 2008 tidak melakukan penerbitan
obligasi. Untuk penerimaan kas dari penerbitan saham anak perusahaan
juga nilainya menjadi nol karena tahun 2008 anak perusahaan juga tidak
menerbitkan saham lagi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa secara
penerimaan kas, perusahaan ii sedang mengalami penurunan kinerja
karena pendapatan yang diterima dari setiap macam aktivitas tidak
diimbangi oleh pengeluaran kas dari setiap aktivitas juga. Diposkan oleh
Tri Coorporation di 03.37
Make Money at : http://bit.ly/copy_win
PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
ANALISIS RASIO Tahun 2007 dan 2008 No Jenis Rasio Tahun 2007
Tahun 2008 Perhitungan Hasil Perhitungan Hasil 1 Rasio Lancar
11.809.129 0,92 14.598.422 0,89 12.888.677 16.262.161 2 Rasio Cepat
6.901.789 0,54 7.154.424 0,44 12.888.677 16.262.161 3 Periode
penagihan piutang 1.792.286,5 23,16 hari 2.198.241,5 20,39hari
27.858.304/360 38.799.279/360 4 Jumlah hari untuk menjual persediaan
3.576.708,5 60,64 hari 5.116.803,5 61,77 hari 21.232.761/360
29.822.362/360 5 Total Utang terhadap Ekuitas 18.791.384 2,61
26.432.369 3,11 7.190.549 8.498.749 6 Utang jangka panjang terhadap
ekuitas 5.902.707 0,82 10.170.208 1,19 7.190.549 8.498.749 7
Kelipatan Bunga dihasilkan 2.876.440 4,05 4.341.476 3,75 710.615
1.157.562 8 Tingkat Pengembalian atas Aktiva 980.357 0,043 1.034.389
0,029 23.035.744 34.650.580 No Jenis Rasio Tahun 2007 Tahun 2008
Perhitungan Hasil Perhitungan Hasil 9 Margin Laba Kotor 6.625.543
0,24 8.976.917 0,23 27.858.304 38.799.279 10 Margin Laba Operasi
2.876.440 0,10 4.341.476 0,11 27.858.304 38.799.279 11 Margin laba
sebelum pajak 2.041.409 0,073 2.599.823 0,067 27.858.304 38.799.279
12 Margin Laba Bersih 980.357 0,035 1.034.389 0,027 27.858.304
38.799.279 13 Perputaran Kas 27.858.304 8,79 38.799.279 8,81
3.168.426 4.404.629,5 14 Perputaran piutang usaha 27.858.304 15,54
38.799.279 17,65 1.792.286,5 2.198.241,5 15 Penjualan terhadap
persediaan 27.858.304 7,79 38.799.279 7,58 3.576.708,5 5.116.803,5
16 Perputaran Modal Kerja 27.858.304 Tidak ada 38.799.279 Tidak ada
(535) (1.371.643,5) 17 Perputaran Aktiva Tetap 27.858.304 2,08
38.799.279 1,81 13.384.937,5 21.446.804 18 Perputaran Total Aktiva
27.858.304 1,21 38.799.279 1,12 23.035.744 34.650.580 19 Rasio
Harga terhadap Laba 2.575 22,39 2.325 19,38 115 120 20 Imbal Hasil
Laba 115 0,045 120 0,052 2.575 2.325 21 Harga Terhadap nilai buku
2.575 25,75 2.325 23,25 100 100 22 Return On Equity 980.357 0,16
1.034.389 0,13 6.115.817,5 7.844.649 23 Rasio Total Utang 18.791.384
0,63 26.432.369 0,67 29.706.895 39.594.264
Make Money at : http://bit.ly/copy_win