Analisis Laporan Keuangan

23
Analisis Laporan Keuangan Rasio Keuangan atau Financial Ratio adalah merupakan suatu alat analisa yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan masing-masing pos yang terdapat di laporan keuangan seperti Laporan Neraca, Rugi / Laba, dan Arus Kas dalam periode tertentu. Laporan Keuangan bertujuan untuk memberikan gambaran informasi mengenai posisi keuangan dan kinerja perusahaan yang dapat dijadikan pedoman dalam mengambil keputusan bisnis. Analisis Laporan Keuangan dilakukan dengan menganalisa masing - masing pos yang terdapat di dalam laporan keuangan dalam bentuk rasio posisi keuangan dengan tujuan agar dapat memaksimalkan kinerja perusahaan untuk masa yang akan datang. Setiap tutup periode akhir bulan biasanya accounting menyiapakan dan menyusun Laporan Keuangan yang terdiri dari Laporan Neraca, Rugi Laba, Arus Kas, Perubahan Modal, dan Laporan tersebut diserahkan ke pimpinan perusahaan. Hal umum yang biasa terjadi adalah mereka hanya fokus terhadap Laporan Laba Rugi, namun ada hal yang lebih penting yang perlu disajikan dalam penyampaian laporan ini yaitu mengenai Analisis Laporan Keuangan.

description

KEWIRAUSAHAAN

Transcript of Analisis Laporan Keuangan

Page 1: Analisis Laporan Keuangan

Analisis Laporan KeuanganRasio Keuangan atau Financial Ratio adalah merupakan suatu alat analisa yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan masing-masing pos yang terdapat di laporan keuangan seperti Laporan Neraca, Rugi / Laba, dan Arus Kas dalam periode tertentu. 

Laporan Keuangan bertujuan untuk memberikan gambaran informasi mengenai posisi keuangan dan kinerja perusahaan yang dapat dijadikan pedoman dalam mengambil keputusan bisnis.

Analisis Laporan Keuangan dilakukan dengan menganalisa masing - masing pos yang terdapat di dalam laporan keuangan dalam bentuk rasio posisi keuangan dengan tujuan agar dapat memaksimalkan kinerja perusahaan untuk masa yang akan datang.

Setiap tutup periode akhir bulan biasanya accounting menyiapakan dan menyusun Laporan Keuangan yang terdiri dari Laporan Neraca, Rugi Laba, Arus Kas, Perubahan Modal, dan Laporan tersebut diserahkan ke pimpinan perusahaan. Hal umum yang biasa terjadi adalah mereka hanya fokus terhadap Laporan Laba Rugi, namun ada hal yang lebih penting yang perlu disajikan dalam penyampaian laporan ini yaitu mengenai Analisis Laporan Keuangan. 

Tujuan Analisis Laporan Keuangan

Page 2: Analisis Laporan Keuangan

Tujuan utama analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut:1. Sebagai alat barometer untuk melakukan forecasting atau

memproyeksikan posisi keuangan dimasa yang akan datang.2. Mereview kondisi perusahaan saat ini, permasalahan dalam

manajemen, operasional maupun, keuangan.3. Alat ukur untuk melakukan efisiensi di semua departemen

perusahaan. 

Metode dan Tehnik Analisis Laporan Keuangan

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

1. Metode Analisa PertumbuhanTehnik analisa yang disusun dengan membandingkan kenaikan atau penurunan posisi laporan keuangan pada suatu periode tertentu dengan periode lainnya dari masing-masing pos yang terdapat di dalam laporan keuangan tersebut dengan menggunakan nilai persentase.

Data yang disajikan bisa dengan membandingkan kenaikan atau penurunan masing-masing pos laporan keuangan bulan lalu dengan bulan sekarang, atau periode Year to Date periode yang sama tahun lalu dengan sekarang.

2. Metode Trend dan IndeksTeknik analisa hampir sama dengan Metode Analisa Pertumbuhan namun angka pembanding adalah laporan keuangan periode tertentu yang dijadikan indeks dan dipilih sebagai tahun dasar. Teknik tren ini sangat berguna untuk memproyeksikan laporan keuangan di masa yang akan datang dengan menggunakan data historis.

3. Metode Analisis RasioTeknik analisis dengan membandingkan masing-masing pos laporan keuangan yang relevan atau data yang signifikan.

Artikel Lainnya : Pengertian Fungsi dan Tujuan Manajemen Keuangan

Analisis Rasio Keuangan

Analisa rasio keuangan yang biasa digunakan adalah:

Page 3: Analisis Laporan Keuangan

1. Rasio LikuiditasRasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kemampuan finansialnya dalam jangka pendek.

Ada beberapa jenis rasio likuiditas antara lain :

a. Current Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban finansial jangka pendek dengan mengunakan aktiva lancar.

Rumus menghitung Current Ratio:Current Ratio = Aktiva Lancar / Hutang Lancar X 100%

b. Cash Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban finansial jangka pendek dengan mengunakan kas yang tersedia dan berikut surat berharga atau efek jangka pendek.

Rumus menghitung Cash Ratio:Cash Ratio = Kas + Efek / Hutang Lancar X 100%

c. Quick Ratio atau Acid Test Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban finansial jangka pendek dengan mengunakan aktiva lancar yang lebih likuid (Liquid Assets).

Rumus menghitung Quick Ratio:Quick Ratio = Kas + Efek + Piutang / Hutang Lancar X 100%

Catatan : Nilai ideal dari ketiga analisa rasio likuiditas ini ini adalah minimum sebesar 150%, semakin besar adalah semakin baik dan perusahaan dalam kondisi sehat.

2. Rasio Profitabilitas atau RentabilitasRasio untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan nilai penjualan, aktiva, dan modal sendiri.

Ada beberapa jenis rasio profitabilitas antara lain :

a. Gross Profit Margin, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba kotor dari penjualan.

Rumus menghitung Gross Profit Margin:

Page 4: Analisis Laporan Keuangan

Gross Profit Margin = Penjualan Netto - HPP / Penjualan Netto X 100%

b. Operating Income Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba operasi sebelum bunga dan pajak dari penjualan.

Rumus menghitung Operating Income Ratio:Operating Income Ratio = Penjualan Netto - HPP – Biaya Administrasi & Umum (EBIT) / Penjualan Netto X 100%

c. Net Profit Margin, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba bersih dari penjualan.

Rumus menghitung Net Profit Margin:Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak (EAT) / Penjualan Netto X 100%

d. Earning Power of Total Investment, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola modal yang dimiliki yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi investor dan pemegang saham.

Rumus menghitung Earning Power of Total Investment:Earning Power of Total Investment = EBIT / Jumlah Aktiva X 100%

e. Rate of Return Investment (ROI) atau Net Earning Power Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan pendapatan bersih.

Rumus menghitung Rate of Return Investment (ROI):Rate of Return Investment (ROI) = EAT / Jumlah Aktiva X 100%

f. Return on Equity (ROE), rasio untuk mengukur kemampuan rasio untuk mengukur kemampuan equity untuk menghasilkan pendapatan bersih.

Rumus menghitung Return on Equity (ROE):Return on Equity (ROE) = EAT / Jumlah Equity X 100%

g. Rate of Return on Net Worth atau Rate of Return for the Owners, rasio untuk mengukur kemampuan modal sendiri diinvestasikan dalam menghasilkan pendapatan bagi pemegang saham.

Rumus menghitung Rate of Return on Net Worth:

Page 5: Analisis Laporan Keuangan

Rate of Return on Net Worth = EAT / Jumlah Modal Sendiri X 100%

Catatan : Semakin tinggi nilai persentase Rasio Profitabilitas ini adalah adalah semakin baik, sebaiknya Anda bisa membandingkannya dengan nilai rata-rata dari industri sejenis di pasar. 

3. Rasio Solvabilitas atau Leverage RatioRasio untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memenuhi semua kewajiban finansial jangka panjang.

Ada beberapa jenis rasio Solvabilitas antara lain :

a. Total Debt to Assets Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin hutang-hutangnya dengan sejumlah aktiva yang dimilikinya.

Rumus menghitung Total Debt to Assets Ratio:Total Debt to Assets Ratio = Total Hutang / Total Aktiva X 100%

b. Total Debt to Equity Ratio, rasio untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai oleh pihak kreditur dibandingkan dengan equity.

Rumus menghitung Total Debt to Equity Ratio:Total Debt to Assets Ratio = Total Hutang / Modal Sendiri X 100%

Catatan : Semakin tinggi nilai persentase Rasio Solvabilitas ini adalah semakin buruk kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka panjangnya, maksimal nilainya adalah 200%. 

4. Rasio Aktifitas atau Activity Ratio Rasio untuk mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya. 

Ada beberapa jenis rasio Solvabilitas antara lain :

a. Total Assets Turn Over, rasio untuk mengukur tingkat perputaran total aktiva terhadap penjualan.

Rumus menghitung Total Assets Turn Over Ratio:Total Assets Turn Over Ratio = Penjualan  / Total Aktiva X 100%

Page 6: Analisis Laporan Keuangan

b. Working Capital Turn Over, rasio untuk mengukur tingkat perputaran modal kerja bersih (Aktiva Lancar-Hutang Lancar) terhadap penjualan selama suatu periode siklus kas dari perusahaan.

Rumus menghitung Working Capital Turn Over Ratio:Working Capital Turn Over Ratio = Penjualan  / Modal Kerja Bersih X 100%

c. Fixed Assets Turn Over, rasio untuk mengukur perbandingan antara aktiva tetap yang dimiliki terhadap penjualan.

Rasio ini berguna untuk mengevaluasi seberapa besar tingkat kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktivatetap yang dimiliki secara efisien dalam rangka meningkatkan pendapatan.

Rumus menghitung Fixed Assets Turn Over Ratio:Fixed Assets Turn Over Ratio = Penjualan  / Aktiva Tetap X 100%

d. Inventory Turn Over, rasio untuk mengukur tingkat efisiensi pengelolaan perputaran persediaan yang dimiliki terhadap penjualan.

Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik dan menunjukkan pengelolaan persediaan yang efisien.

Rumus menghitung Inventory Turn Over Ratio:Inventory Turn Over Ratio = Penjualan  / Persediaan X 100%

e. Average Collection Period Ratio, rasio untuk mengukur  berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam menerima seluruh tagihan dari konsumen.

Rumus menghitung Average Collection Period Ratio:Average Collection Period Ratio = Piutang X 365  / Penjualan  X 100%

f. Receivable Turn Over, rasio untuk mengukur tingkat perputaran piutang dengan membagi nilai penjualan kredit terhadap piutang rata-rata.

Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik dan menunjukan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah.

Rumus menghitung Receivable Turn Over Ratio:

Page 7: Analisis Laporan Keuangan

Receivable Turn Over Ratio = Penjualan  / Piutang Rata-Rata X 100%

Analisis Laporan Keuangan_TgALKNama : Tri AgustinaNPM : 40209278Kelas : 3 DA 05

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

1. Ruang Lingkup Laporan Keuangan

a. Arti pentingnya Laporan KeuanganMereka yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangatlah perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan tersebut. Dimana kondisi keuangan suatu perusahaan tercermin dalam laporan keuangannya.

Hasil akhir dari suatu proses akuntansi adalah berupa laporan keuangan. Setiap perusahaan pada periode akhir akuntansi harus menyusun laporan keuangan, baik untuk kepentingan intern maupun ekstern.

Biasanya pemakai laporan keuangan suatu instansi atau organisasi antara lain yaitu :• Investor• Karyawan • Pemberi Pinjaman • Pemasok dan Kreditor usaha lain• Pelanggan • Pemerintah• Masyarakat 

b. Pengertian laporan keuangan dan Pengertian dasar analisis laporan keuangan

Laporan keuangan adalah laporan yang di rancang untuk para pembuat keputusan baik di dalam maupun di luar perusahaan mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan. Menurut Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) tahun 1984 yang di keluarkan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyebutkan bahwa laporan keuangan meliputi neraca , perhitungan rugi/laba dan catatan atas laporan keuangan . Untuk lebih dapat menggambarkan cara jelas sifat dan perkembangan perubahan yang di alami perusahaan dari waktu ke waktu, sangat dianjurkan agar perusahaan menyusun laporan keuangan komparatif, setidaknya untuk dua tahun terakhir.

Page 8: Analisis Laporan Keuangan

Analisa laporan keuangan berarti Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data nonkuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat (Sofian Syafri Harahap, 1998:190).

Menurut Dwi Prastowo, 2002:52, Menganalisis laporan keuangan, berarti melakukan suatu proses untuk membedah laporan keuangan ke dalam unsur-unsurnya, menelaah masing-masing unsur tersebut, dan menelaah hubungan antara unsur-unsur tersebut dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan tersebut (Dwi Prastowo, 2002:52).

c. Syarat-syarat laporan keuangan

Syarat laporan keuangan laporan yang baik harus memenuhi kriteria sebagai berikut : Relevan artinya bahwa informasi yang dijadikan harus ada hubungan dengan pihak-pihak yang memerlukan untuk mengambil keputusan. Dapat dimengerti artinya bahwa laporan keuangan yang disusun harus jelas dan mudah dipahami oleh para pemakainya. Daya uji artinya bahwa laporan keuangan yang disusun harus berdasarkan konsep-konsep dasar akuntansi dan prinsip-prinsip akuntansi yang dianut, sehingga dapat diuji kebenarannya oleh pihak lain. Netral artinya bahwa laporan keuangan yang disajikan bersifat umum, objektif dan tidak memihak pada kepentingan pemakai tertentu. Tepat waktu artinya bahwa laporan keuangan harus di sajikan tepat pada waktunya . Daya banding artinya bahwa perbandingan laporan keuangan dapat diadakan baik antara laporan perusahaan dalam tahun tertentu dengan tahun sebelumnya atau laporan keuangan perusahaan tertentu dengan perusahaan lain pada tahun yang sama. Lengkap artinya bahwa laporan keuangan yang disusun harus memenuhi syarat-syarat tersebut diatas dan tidak menyesatkan pembaca.

d. Keterbatasan laporan keuangan

Laporan keuangan sifatnya sementara dan bukan laporan yang final, karena itu jumlah dan hal-hal yang dilaporkan dalam laporan keuangan tidak menunjukan nilai likuiditas atau realisasi dimana dalam pembuatannya terdapat pendapat-pendapat pribadi yang telah dilakukan oleh akuntan atau management yang bersangkutan.

angka yang tercantun dalam laporan keuangan hanya merupakan nilai buku (book value) yang belum tentu sama dengan harga pasar sekarang maupun nilai gantinya.

Untuk para investor laporan keuangan hanya bersifat membantu, masih memerlukan ramalan-ramalan sebabnya adalah bahwa data-data yang disajikan oleh akutansi semata-mata hanya didasarkan atas “cost” (yang bersifat histories) dan bukan atas dasar nilainya, akhirnya timbul jurang (gap) yang cukup besar antara hak kekayaan pemegang saham berupa aktiva bersih perusahaan yang dinyatakan dalam harga pokok historis dengan harga saham yang tercatat dibursa. (ikatan akutansi Indonesia, Jakarta 1974,hal 14).

laporan keuangan bersifat konserfatif dalam sikapnya menghadapi ketidakpastian, peristiwa yang tidak menguntungkan segera diperhitungkan kerugiannya. Harta, kekayaan bersih, dan pendapatan bersih selalu dihitung dalam nilainya yang paling rendah.

Page 9: Analisis Laporan Keuangan

laporan keuangan itu bersifat umum, dan bukan untuk memenuhi keperluan setiap pemakai 

e. Peranan pemeriksaan akuntan publik 

Profesi Akuntan Publik merupakan suatu profesi yang jasa utamanya adalah jasa atestasi dan hasil pekerjaannya digunakan secara luas oleh publik sebagai salah satu pertimbangan penting dalam pengambilan keputusan ekonomis. Dengan demikian, profesi Akuntan Publik memiliki peranan yang besar dalam mendukung terwujudnya perekonomian yang sehat, efisien dan transparan. Peranan Akuntan Publik tersebut terutama dalam peningkatan kualitas dan kredibilitas informasi keuangan atau laporan keuangan suatu entitas. Dalam hal ini Akuntan Publik mengemban kepercayaan masyarakat untuk memberikan opini atas laporan keuangan suatu entitas. Dengan demikian, tanggung jawab Akuntan Publik terletak pada opini atau pernyataan pendapatnya atas laporan atau informasi keuangan suatu entitas, sedangkan penyajian laporan atau informasi keuangan tersebut merupakan tanggung jawab manajemen. 

Sebagai salah satu profesi pendukung kegiatan dunia usaha, dalam era liberalisasi perdagangan dan jasa, kebutuhan pengguna jasa Akuntan Publik akan semakin meningkat, terutama kebutuhan atas kualitas informasi keuangan yang digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomis. Dengan demikian, Akuntan Publik dituntut untuk senantiasa meningkatkan kompetensi dan profesionalisme agar dapat memenuhi kebutuhan pengguna jasa dan mengemban kepercayaan publik. 

Namun demikian, meskipun Akuntan Publik berupaya untuk senantiasa memutakhirkan kompetensi dan meningkatkan profesionalisme agar dapat memenuhi kebutuhan pengguna jasa, kemungkinan terjadi kegagalan dalam pemberian jasa Akuntan Publik akan tetap ada. Untuk melindungi kepentingan masyarakat dan sekaligus melindungi profesiAkuntan Publik, maka diperlukan suatu undang-undang yang mengatur mengenai profesi Akuntan Publik. Sampai saat terbentuknya Undang-Undang ini, di Indonesia belum ada undang-undang yang khusus mengatur mengenai profesi Akuntan Publik. Undang-undang yang saat ini ada dan masih berlaku adalah Undang-Undang No. 34 tahun 1954 tentang Pemakaian Gelar Akuntan. 

Pengaturan mengenai profesi Akuntan Publik dalam Undang-Undang No. 34 tahun 1954 tentang Pemakaian Gelar Akuntan sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan yang ada pada saat ini, karena Undang-Undang No. 34 tahun 1954 tentang Pemakaian Gelar Akuntan tidak mengatur hal-hal yang mendasar dalam profesi Akuntan Publik. 

Oleh karena itu, disusunlah Undang-Undang tentang Akuntan Publik yang mengatur berbagai hal mendasar dalam profesi Akuntan Publik. Undang-Undang ini disusun dengan tujuan untuk melindungi kepentingan publik, mendukung perekonomian yang sehat, efisien dan transparan, memelihara integritas profesi Akuntan Publik, serta melindungi kepentingan profesi Akuntan Publik sesuai dengan standar dan kode etik profesi. Undang-Undang ini mengatur berbagai hal mendasar dalam profesi Akuntan Publik, antara lain:  lingkup Jasa Akuntan Publik;  perizinan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik;  kerjasama Kantor Akuntan Publik dengan Kantor Akuntan Publik Asing atau Organisasi Audit Asing;  pembinaan dan pengawasan oleh Menteri;  Asosiasi Profesi Akuntan Publik;  hak, kewajiban dan larangan bagi Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik; 

Page 10: Analisis Laporan Keuangan

Komite Pertimbangan Profesi Akuntan Publik;  sanksi administratif;  ketentuan pidana. 

Undang-Undang ini mengatur hak eksklusif yang dimiliki oleh Akuntan Publik yaitu jasa atestasi yang hanya dapat dilakukan oleh Akuntan Publik. Dalam rangka perlindungan dan kepastian hukum bagi profesi Akuntan Publik, juga diatur mengenai daluarsa tuntutan pidana dan gugatan kepada Akuntan Publik. 

Disamping mengatur mengenai profesi Akuntan Publik, Undang-Undang ini juga mengatur mengenai Kantor Akuntan Publik. Kantor Akuntan Publik merupakan wadah bagi Akuntan Publik dalam memberikan jasa profesional. Hal yang mendasar mengenai pengaturan Kantor Akuntan Publik antara lain mengenai perizinan Kantor Akuntan Publik dan bentuk usaha Kantor Akuntan Publik. 

Salah satu persyaratan izin usaha Kantor Akuntan Publik adalah memiliki rancangan sistem pengendalian mutu, sehingga dapat menjamin bahwa perikatan profesional dilaksanakan sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik. Sedangkan pengaturan mengenai bentuk usaha Kantor Akuntan Publik dimaksudkan agar sesuai dengan karakteristik profesi Akuntan Publik yaitu independensi dan tanggung jawab profesional Akuntan Publik terhadap hasil pekerjaannya.

f. Bentuk-bentuk laporan keuangan

Apabila kita menelusuri bentuk laporan dari beberapa perusahaan, akan kita temukan berbagai macam bentuk laporan. Laporan tersebut dapat kita golongkan ke dalam dua kelompok yaitu laporan operasional dan laporan keuangan. Laporan operasional digunakan untuk mengawasi aktivitas perusahaan dan diprint-out langsung oleh bagian yang terkait langsung dengan aktivitas tersebut sedangkan laporan operasional sering tidak dilengkapi dengan satuan nilai mata uang. Namun tidak berarti laporan operasional tidak memerlukan satuan nilai mata uang tersebut. Bentuk laporan operasional sangat tergantung pada jenis operasional perusahaan dengan kecenderungan pengukuran menggunakan satuan volume. 

Laporan keuangan adalah laporan yang menyangkut asset perusahaan dan perubahannya. Laporan keuangan mempunyai bentuk standar dan aturan serta prosedur yang harus dipenuhi dan dibuat oleh bagian akuntansi.Laporan akuntansi utama adalah Neraca (Balanced), Laporan Rugi laba (income statement) dan Laporan perubahan modal (Capital Statement).

Menurut PSAK No.1 Revisi 98, Pragraph 07 : Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponenkomponen berikut ini:

a) neraca,yaitu laporan secara systematis yang menggambarkan posisi keuangan dari suatu perusahaan meliputi Assets (harta), Liabilities (hutang) dan Capital (modal). Bentuk neraca harus memenuhi persamaan akuntansi dan umumnya bebentuk: Skontro / Horizontal yang dalam bentuk ini aktiva (harta) diletakan disebelah kiri sedangkan passiva (liabities+modal) diletakan disebelah kananReport form/Laporan. Dalam bentuk ini aktiva (harta) diletakan disebelah atas sedangakan passiva (liabities+modal) diletakan disebelah bawahNeraca umumnya dibuat pada akhir periode akuntansi (akhir tahun) dan akhir periode (bulanan) dan dalam system akuntansi komputer neraca dapat dususun setiap saat bila diperlukan dan metode

Page 11: Analisis Laporan Keuangan

akuntansi perpetual memungkinkan neraca dapat divisual setiap saat.

b) laporan laba-rugi,yaitu laporan systematis yang menggambarkan selisih penghasilan (reveneus) dengan Biaya (Expenses)

c) laporan perubahan ekuitas,Laporan perubahan Modal (Capital Statement) yaitu laporan yang menggambarkan akibat adanya selisih perhasilan dengan biaya dan unsur lainnya misalnya tambahan investasi (additional investment) atau pengambilan (withdrawals). 

d) laporan arus kas,Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pembayaran dalam bentuk kas selama periode waktu tertentu

g. Hubungan antar berbagai laporan keuanganMengetahui hubungan nominal dalam Neraca, Laba Rugi, Laporan Arus Kas dan Perubahan Modal dalam suatu laporan keuangan merupakan hal yang penting bagi siapa saja yang ingin memahami isi sebuah Laporan Keuangan, dan Akuntansi secara umum. Gagal memahami hubungan ini, maka sama saja dengan gagal memahami isi laporan keuangan, dan akuntansi secara keseluruhan.

Satu set lengkap laporan keuangan umumnya mencakup neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal (ekuitas pemegang saham), dan laporan arus kas. Laporan keuangan secara keseluruhan menyajikan berbagai jenis informasi tentang kegiatan perusahaan selama periode waktu tertentu dalam nominal. Masing-masing laporan, meskipun banyak yang saling terkait, tetap memiliki peranan berbeda, dengan sudut pandang dan fokus penyajian yang berbeda-beda pula. Dengan demikian, maka satu macam laporan tidak bisa menggantikan laporan yang lain.

1. Neraca Biasa disebut laporan posisi keuangan, bisa diibaratkan sebagai snapshot dari suatu perusahaan pada suatu titik waktu tertentu. Laporan keuangan yang satu ini terdiri dari daftar sumber daya kuantitatif yang dipergunakan oleh perusahaan untuk beroperasi. Di sisi lainnya, laporan ini juga mengandung daftar klaim terhadap sumber daya tersebut yang diwakili oleh kreditur dan pemilik. Dalam bentuk laporan pernyataan, sumber daya kuantitatif disebut aktiva (asset), diikuti dengan klaim kreditur dan pemilik. Dalam bentuk rekening pernyataan, aset biasanya disajikan di sebelah kiri dan yang mengklaim aset di sisi kanan dari pernyataan itu. Satu hubungan penting dalam sebuah neraca adalah bahwa klaim terhadap asset selalu sama (seimbangan) persis dengan jumlah aset yang disajikan. Itulah sebabnya mengapa Neraca juga disebut dengan ‘Balance Sheet’.

2. Laporan Laba Rugi Sama dengan neraca yang dianalogikan sebagai foto statis dari suatu perusahaan pada titik waktu tertentu, laporan laba rugi kemudian dapat digambarkan sebagai sebuah film bergerak yang mengidentifikasi dimensi-dimensi tertentu dari perusahaan selama periode waktu tertentu. Laporan laba rugi didasari oleh prinsip akuntansi yang disebut ‘prinsip kecocokan (the matching principle)’. Pendapatan biasanya dapat dengan mudah dikaitkan dengan aktivitas usaha secara spesifik yang berhubungan dalam periode waktu tertentu. Setelah pendapatan untuk jangka waktu telah diidentifikasi, akuntan kemudian mencoba untuk menelisik dan mengkaitkan pendapatan dengan semua biaya yang berhubungan dengan (1) periode waktu yang sama dan/atau (2) proses pembentukan pendapatan tertentu. Jumlah ini kemudian “dicocokkan (matched),” maksudnya biaya dikurangkan dari pendapatan—untuk menentukan hasil operasi untuk periode tersebut. Hasilnya disebut ‘laba’ jika pendapatan melebihi

Page 12: Analisis Laporan Keuangan

biaya, dan disebut ‘rugi’ jika biaya-biaya melebihi pendapatan.

3. Pernyataan Perubahan ModalBiasa disebut dengan pernyataan ‘Ekuitas Pemegang Saham’. Sebuah pengungkapan yang diperlukan dalam satu set lengkap laporan keuangan korporasi adalah identifikasi dari perubahan modal (ekuitas) dalam nominal dan jumlah saham. Seperti laporan laba rugi, laporan perubahan modal (ekuitas pemegang saham) mencakup periode waktu tertentu. Di kolom utama dari ekuitas pemegang saham ‘ terdiri dari: kontribusi ekuitas saham pilihan, saham biasa, dan tambahan modal disetor dan laba ditahan. Pernyataan ini dimulai dengan saldo pada akhir periode sebelumnya. Baris dalam pernyataan menunjukkan kegiatan yang mengakibatkan perubahan dalam kategori utama dari ekuitas pemegang saham dari saham biasa, laba bersih, dan dividen. Laba bersih dan dividen hanya mempengaruhi laba ditahan. Laba bersih meningkatkan saldo laba ditahan, dan dividen mengurangi keseimbangan itu.

4. Laporan Arus Kas Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pembayaran dalam bentuk kas selama periode waktu tertentu sama dengan konsep waktu pada Laporan Laba Rugi. Dalam bentuk yang paling sederhana, laporan arus kas hanya menunjukkan sumber kas utama perusahaan dan cara perusahaan menggunakan uang tunai itu. Perubahan-perubahan ini disajikan dengan cara merekonsiliasi perubahan kas dari awal sampai akhir periode akuntansi. Laporan Arus Kas disajikan dalam tiga kategori: (1) arus kas dari aktivitas operasi; (2) arus kas dari aktivitas investasi; dan (3) arus kas dari aktivitas pendanaan. 

Di ujung bawah laporan, perubahan bersih kas disajikan dalam angka rekonsiliasi untuk menunjukan saldo kas bersih antara saldo awal dengan akhir—baik itu dalam keadaan meningkat maupun menurun.Empat laporan keuangan ini berasal dari transaksi dasar yang sama dan pengukuran keuangan yang sama. Keempatnya diperlukan oleh pembaca laporan keuangan untuk mendapatkan pemahaman lengkap.

Ada beberapa hubungan penting yang mendasari keempat laporan keuangan: neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal (ekuitas pemegang saham), dan pernyataan arus kas yaitu diantaranya : Pendapatan dan biaya, yang disajikan dalam laporan laba rugi, mengakibatkan perubahan dalam aktiva dan kewajiban dalam neraca. Laba bersih mengalir ke dalam laporan perubahan modal (ekuitas pemegang saham) dan merupakan determinan penting dari saldo akhir periode laba ditahan. Saldo akhir akun modal (ekuitas) memberikan kontribusi dalam laporan ekuitas sesuai dengan jumlah yang sama di pemegang saham bagian ekuitas pada neraca. Saldo akhir dari laba ditahan dalam laporan ekuitas sesuai dengan saldo laba ditahan pada pemegang saham ‘bagian ekuitas pada neraca. Saldo akhir kas dalam laporan arus kas sesuai dengan jumlah uang tunai disajikan di neraca. Arus kas dari aktivitas operasi dalam laporan arus kas mencerminkan efek kas dari transaksi-transaksi termasuk dalam penentuan laba bersih. Rekonsiliasi laba bersih dan arus kas bersih dari aktivitas operasi disajikan sebagai bagian dari laporan arus kas. Aktivitas investasi dalam laporan arus kas mencerminkan arus kas positif dan negatif dari perubahan dalam aset yang berakhir saldo termasuk dalam neraca. Pembiayaan kegiatan dalam laporan arus kas mencerminkan arus kas positif dan negatif dari hutang dan ekuitas transaksi pembiayaan. Akhir-dari periode saldo utang dan ekuitas disajikan dalam neraca.

Page 13: Analisis Laporan Keuangan

2. Laporan Keuangan yang Dibandingkan

a. Tujuan Analisis laporan keuanganMenurut Bernstein pada tahun 1983 tujuan dari menganalisa suatu laporan keuangan antara lain yaitu :

1) Screening Analisis dilakukan dengan melihat secara analitis laporan keuangan dengan tujuan untuk memilih kemungkinan investasi atau merger.

2) Forcasting Analisis digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan dimasa yang akan datang.

3) Diagnosis Analisis bertujuan untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masalah yang terjadi baik dalam manajemen operasi, keuangan atau masalah lain.

4) Evaluation Analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajemen, operasional, efisiensi dan lain-lain 

5) UnderstandingDengan melakukan analisis laporan keuangan, informasi-informasi yang dibaca dari laporan keuangan akan menjadi lebih luas dan lebih dalam

b. Prosedur dalam analisis laporan keuangan

Prosedur dasar untuk menganalisis suatu laporan keuangan biasanya dimulai dari : melihat dan mempelajari data secara keseluruhan untuk memastikan bahwa data tersebut benar adanya.  Setelah melakukan pemeriksan, maka dilakukan penyusunan data dan review ulang untuk memastikannya. Jika memang ada kesalahan maka diperlukan perbaikan dan penyusunan kembali sesuai dengan prinsip jasa keuangan dan tujuan dibuatnya analisis tersebut.  Kemudian, setelah semua tahap diatas sudah dilalui dengan benar, selanjutnya Anda bisa membuat analisa sesuai dengan teknik yang Anda kuasai sebagai seorang akuntan.

Memang pada dasarnya analisa keuangan harus mampu menunjukkan apakah terdapat kemajuan atau justru kemunduran dalam diri perusahaan tersebut, namun bentuk dan isi suatu laporan keuangan tidak pasti sama antara satu perusahaan dengan perusahaan lain. Pada contohnya, terdapat perbedaan pada klasifikasi pos-pos data dan pengelompokkan data pada laporan keuangan. Tidak adanya keseragaman, bahkan untuk perusahaan yang bergerak di bidang yang sama, bisa disebabkan karena adanya perbedaan prosedur analisa keuangan yang dilakukan.

Alasan utama terjadinya perbedaan dalam penyusunan laporan keuangan adalah : adanya perbedaan tujuan dan sasaran dari pihak manajemen. Contohnya, laporan keuangan dengan tujuan perencanaan akan berbeda dengan penyusunan laporan keuangan untuk pajak, atau untuk menarik investor.  Adanya perbedaan pengetahuan dari akuntan yang mengerjakan laporan tersebut. Adanya perbedaan pendapat mengenai suatu besarnya pengeluaran perusahaan. Oleh karenanya, sebelum hasil analisa keuangan resmi diberikan kepada atasan, sebaiknya dilakukan peninjauan ulang dan pemeriksaan kembali dengan beberapa pihak yang terlibat.

Page 14: Analisis Laporan Keuangan

c. Metode dan teknik analisis

Secara umum, metode analisis laporan keuangan dapat diklasifikasikan menjadi 2 kelompok, yaitu:

1. Metode Analisis Horizontal (Dinamis),Metode analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode sehingga dapat diketahui perkembangan dan kecenderungannya. Disebut Metode Horisontal karena analisis ini membandingkan pos yang sama untuk beberapa periode yang berbeda. Disebut Analisis Dinamis karena metode ini bergerak dari tahun ke tahun (periode).

Teknik analisis yang dapat digunakan antara lain : Analisis Perbandingan, yaitu teknik analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih. Analisis Trend (indeks), yaitu teknik analisis untuk mengetahui tendensi (kecenderungan) dari keadaan/posisi keuangan dan kinerja, apakah menunjukkan tendensi tetap, menurun atau naik. Analisis Sumber Dan Penggunaan Dana (modal kerja atau kas), yaitu teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui sumber dan alokasi dana, serta faktor-faktor yang mempengaruhi perubahannya. Analisis Perubahan Laba Kotor, yaitu teknik analisis yang digunakan untuk : mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan perubahan laba kotor yang dicapai perusahaan/koperasi dari periode ke periode, dan mengetahui tingkat laba kotor yang dicapai dalam satu periode tertentu dibandingkan dengan anggaran yang telah ditetapkan.

2. Metode Analisis Vertikal (Statis),yaitu metode analisis yang dilakukan dengan cara menganalisis laporan keuangan pada satu periode tertentu dengan membandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya pada laporan keuangan yang sama. Disebut Metode Statis karena metode ini hanya membandingkan pos-pos laporan keuangan pada periode yang sama. Disebut Analisis Vertikal karena membandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya pada laporan keuangan yang sama. 

Teknik analisis yang dapat digunakan antara lain : Analisis Persentase Perkomponen (Common Size), yaitu analisis yang digunakan untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya, struktur permodalannya, dan komposisi pembiayaan yang terjadi dihubungkan dengan penjualannya.

 Analisis Rasio, yaitu analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara pos-pos tertentu dalam Neraca atau Laporan Laba/Rugi (Perhitungan Hasil Usaha) baik secara individual, maupun kombinasi dari kedua laporan tersebut.

 Analisis Impas, yaitu analisis yang digunakan untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh perusahaan/koperasi agar perusahaan tidak mengalami kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan. 

Dengan analisis ini dapat diketahui tingkat penjualan minimal yang harus dicapai agar tidak rugi, tingkat penjualan terendah utnuk mengambil keputusan menutup atau meneruskan usaha, margin pengaman untuk mempertahankan tingkat keuntungan tertentu, atau pun leverage operasi untuk mengetahui kemampuan bersaing dari perusahaan atas pesaingnya.

Page 15: Analisis Laporan Keuangan

Metode dan teknik analisis manapun yang digunakan, pada dasarnya bertujuan sama yaitu untuk memperjelas dan mempermudah dalam membaca dan menginterpretasikan laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen perusahaan.

d. Analisis perbandingan laporan keuangan

Analisa perbandingan merupakan metode analisa terhadap laporan keuangan dengan cara memperbandingkan untuk dua periode atau lebih, atau memperbandingkan laporan keuangan suatu perusahaan dengan perusahaan lain.Tetapi pada umumnya dilakukan untuk beberapa periode dari suatu perusahaan sehingga dapat diketahui sifat dan tendensi perubahan yang terjadi dalam perusahaan tersebut, misalnya: Laba/rugi yang sifatnya operasional maupun insidentil Diperoleh aktiva baru/perubahan bentuk aktiva Timbul/lunas/perubahan bentuk hutang Penambahan/pengurangan modal dan lain-lain.

Disamping analisa perbandingan, suatu teknik analisa yang sering digunakan juga adalah Analisa trend. Analisa trend dalam prosentase (trend percentage analysis) merupakan metode analisa untuk mengetahui tendensi keadaan keuangan perusahaan, yaitu apakah menunjukan tendensi naik, tetap atau menurun.Syarat-syarat penerapan analisa trend adalah Prinsip-prinsip akuntansi diterapkan secara konsisten dan tidak terjadi perubahan nilai uang secara tajam.

ANALISA RASIO

Analisa rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Rasio ini akan lebih bermanfaat terutama apabila ratio tersebut dibandingkan dengan angka ratio yang digunakan sebagai standar.

RASIO PENGUKUR LIKUIDITAS1. Current RatioRatio ini menunjukan tingkat keamanan ( margin of safety ) atas kreditur jangka pendek; atau menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang tersebut:

Current Ratio = Aktiva Lancar / Hutang Lancar

2. Acid Test RatioDisebut juga Quick Ratio, yaitu menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi hutang-hutangnya tanpa memperhitungkan persediaan.Dengan ratio ini persediaan dianggap membutuhkan waktu yang relatif lama untuk direalisasikan menjadi uang.

Quick Ratio = Aktiva Lancar – Persediaan / Hutang Lancar

Ratio ini dimulai lebih tajam daripada current ratio karena lainnya memperhitungkan aktiva lancar yang sangat likwid.Apabila current ratio tetapi quick rationya rendah, hal ini menunjukan adanya investasi yang besar dalam persediaan.

3. Perputaran Piutang

Page 16: Analisis Laporan Keuangan

Atau Turn Over Receivable, yaitu menunjukan posisi piutang serta taksiran umur / waktu pengumpulanya. 

Perputaran Piutang = Total Penjualan Kredit / Piutang Rata-rata

Semakin tinggi ratio turn over menunjukan modal kerja yang tertanam dalam piutang rendah, sehingga keuntungan bagi perusahaan.

Sedangkan untuk mengetahui berapa hari piutang tersebut rata-rata tidak dapat ditagih (days of receivable ) adalah:

Days of Receivable = Piutang Rata-rata x 360 

Semakin tinggi ratio days of receivable menunjukan kelemahan bagian penagihan piutang. 

Keterangan:a) Turn over menunjukan bahwa penagihan piutang rata-rata sebanyak 3 kali dalam satu tahun.b) Days of receivable menunjukan bahwa rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang adalah selama 120 hari.c) Turn over 3 atau 300% berarti bahwa penjualan tahun tersebut sebesar 300% dari rata-rata piutang.d) Ratio 300% juga menunjukan bahwa Rp. 3 penjualan kredit maka sebesar Rp. 1 belum dapat ditagih sampai akhir tahun.

4. Perputaran Persediaan

Yaitu menunjukan berapa kali terjadinya penggantian persediaan dalam satu tahun serta tersimpannya persediaan tersebut di dalam gudang.Pada perusahaan manufaktur terdapat tiga macam persediaan: a. RAW MATERIAL TURNOVER = Cost of raw material used / (Barang mentah) Average raw material inventory 

b. GOODS IN PROCESS TURNOVER = Cost of good manufactured /(Barang dalam proses) Average work in process inventory 

c. FINISHED GOODS TURNOVER = Cost of goods sold / (Barang jadi ) Average finished goods inventory 

RASIO PENGUKURAN SOLVABILITAS

1. Rasio Modal dengan Total AssetMenunjukan beberapa besarnya modal sendiri yang tertanam dalam aktiva serta margin of protection atau tingkat keamanan yang dimiliki oleh kreditur. 

Rumus: Modal Sendiri / Total Asset

2. Rasio Modal dengan Aktiva TetapMenunjukan seberapa besar aktiva tetap tersebut dibiayai dari modal sendiri. Semakin besar modal sendiri (Owner’s equity ) lebih menguntungkan bagi perusahaan, karena sudah sewajarnya kalau aktiva tetap dibiayai dari modal sendiri.

Page 17: Analisis Laporan Keuangan

Rumus: Modal Sendiri/Aktiva Tetap

3. Rasio Aktiva Tetap dengan Hutang Jangka Panjang Merupakan ratio untuk mengetahui tentang tingkat keamanan yang dimiliki oleh kreditur jangka panjang atau untuk mengukur seberapa besar hutang jangka panjang tersebut dijamin dengan aktiva tetap yang dimilki perusahaan.

Rumus: Aktiva Tetap / Hutang Jangka Panjang 

RATIO PENGUKUR RENTABILITAS1. Ratio Operating Income dengan Operating Assets Menunjukan tingkat efisiensi perusahaan, yaitu seberapa besar operating assets tersebut dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. 

Rumus: Operting income atau Laba usaha / Operating Asset atau Aktiva usaha

Apabila ratio ini rendah menunjukan adanya beberapa kemungkinan, yaitu: Adanya over investment dalam aktiva yang digunakan dalam rangka memperoleh penjualan. Mencerminkan rendahnya volume penjualan jika dibandingkan dengan biaya yang diperlukan.  Adanya inefisiensi pada perusahaan  Adanya kegiatan perusahaan yang menurun. 

2. Gross Margin Ratio Rumus: Laba kotor/Penjualan 

3. Operating Margin RatioRumus: Laba Usaha/Penjualan

4. Rasio Rentabilitas Modal SendiriRumus: Earning after tax / Modal sendiri