Analisis Kinerja Keuangan Dengan Metode Analisis Du Pont ... · 10,26% tahun 2007, dan 11,38% di...
Transcript of Analisis Kinerja Keuangan Dengan Metode Analisis Du Pont ... · 10,26% tahun 2007, dan 11,38% di...
“Analisis Kinerja Keuangan Dengan Metode Analisis Du Pont danMetode Analisis Economic Value Added (EVA)”
Studi Kasus PT. Astra Internasional TbkTahun 2004-2008
SkripsiDiajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana ekonomiprogram studi manajemen
Disusun oleh :
ROBERTUS DANI ALFA VITANTYA
NIM : 042214070
FAKULTAS EKONOMI PRODI MANAJEMEN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“WORK OUT YOUR OWN SALVATION WITH FEAR ANDTREMBLING”
“Kerjakan Keselamatanmu dengan Takut dan Gentar”
(FILIPI 2 : 12)
“Hasil tidak harus sempurna tapi
proses harus dilalui dengan jalan yang
sempurna”
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
Gabriel Sudarto (Papa) dan Teresia Dwi Rini S.(Mama) yang tercinta
Antonius Doni oktavianto (Adik) yang tersayang
Babyku Bundanya Davan
Teman-teman dan Sahabatku
vi
ABSTRAK
“ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGANMETODE ANALISIS DU PONT DAN
METODE ANALISIS ECONOMIC VALUE ADDED (EVA)” Studi Kasus PT. Astra Internasional Tbk
Tahun 2004-2008
Robertus Dani Alfa Vitantya042214070
UNIVERSITAS SANATA DHARMAYOGYAKARTA
2010
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan PT. AstraInternasional Tbk dari tahun 2004 sampai 2008 yang diukur dengan metodeanalisis Du Pont dan metode analisis Economic Value Added (EVA).
Dengan menggunakan metode analisis Du Pont dan Economic Value Added(EVA) dapat menbantu penulis mengetahui : 1) perkembangan net profit margindari tahun 2004 sampai 2008, 2) perkembangan total asset turnover dari 2004sampai 2008, 3) perkembangan return on investment dari tahun 2004 sampai 2008dan 4) kemampuan perusahaan dalam menghasilkan nilai tambah.
Berdasarka perhitungan Net profit margin, PT. Astra Internasional Tbk,mampu menghasilkan tingkat efektivitas penjualan dalam menghasilkan laba yaitu12,033% di tahun 2004. Tingkat efektivitas tersebut terus menurun di tahun 2005dan titik paling bawah ada 6,663% di tahun 2006. Ini berarti setiap Rp. 1penjualan menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 0,067. Efektivitas mengalamipeningkatan di tahun 2007 dan 2008, 9,289% di tahun 2007 dan 9,469% ditahun2008. Berdasarkan perhitungan Total asset turnover, tingkat kemampuanperputaran aktiva PT. Astra Internasional Tbk, terhadap penjualan ditahun 2005cukup bagus dibanding tahun 2004, 2006, 2007 dan 2008. Tingkat perputaransebesar 1,30 kali di tahun 2005 lebih efisien dari 1,15 kali di tahun 2004, 0,96kali di tahun 2006, 1,10 kali tahun 2007 dan 1,20 kali di tahun 2008.
Berdasarkan perhitungan Return on investment (ROI), tingkat efektivitasaktiva PT. Astra Internasional Tbk. terhadap laba bersih di tahun 2004 lebih baikdi banding tahun 2005, 2006, 2007 dan 2008. Tingkat efektivitas sebesar 13,81%di tahun 2004 lebih efektif dari 11,61% di tahun 2005, 6,41% di tahun 2006,10,26% tahun 2007, dan 11,38% di tahun 2008. Berdasarkan perhitunganEconomic Value Added (EVA) PT. Astra Internasional Tbk, memiliki nilai tambahekonomi yang positif ditahun 2004, 2005 dan 2008. Di tahun 2006, 2007 PT.Astra Internasional Tbk, memiliki nilai tambah ekonomi yang negatif.
vii
ABSTRACT
“THE ANALYSIS OF FINANCIAL PERFORMANCE BYUSING DU PONT AND ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) METHODS”
Case Study; PT. Astra International Tbk2004-2008
Robertus Dani Alfa Vitantya042214070
SANATA DHARMA UNIVERSITY2010
The objective of the research was to find out the financial performance ofPT. Astra Internasional Tbk from 2004 to 2008 measured by Du Pont andEconomic Value Added (EVA) methods.
Du Pont and Economic Value Added (EVA) analysis methods help thewriter to find out; (1) the development of net profit margin from 2004 to 2008, (2)the development of total asset turnover from 2004 to 2008, (3) the developmentof return on investment from 2004 to 2008 and, (4) the Company capability toproduce the added value.
Based on Net profit margin calculation, PT. Astra Internasional saleeffective level capability in producing net profit was 12.033% in 2004. Theeffectiveness was decreasing in 2005 and the lowest level was 6.663% in 2006. Itmeans that each of Rp 1 sale produce Rp. 0,067 net profit. The effectiveness wasincreasing in 2007 and 2008; 9.289% in 2007, and 9.469% in 2008. Based onTotal asset turnover calculation, the assets circulation capability level of PT AstraInternasional Tbk on sale in 2005 was better than those in 2004, 2006, 2007 and2008. The assets circulation level was 1.30 times in 2005 which was moreefficient than 1.15 times in 2004, 0.96 times in 2006, 1.10 times in 2007, and 1.20times in 2008.
Based on Return on investment (ROI) calculation, the assets affectivity levelof PT Astra Internasional Tbk on net profit in 2004 was better than those in 2005,2006, 2007 and 2008. The effective level was 13.81% in 2004 which was moreeffective than 11.61% in 2005, 6.41% in 2006, 10.26% in 2007, and 11.38% in2008. Based on Economic Value Added calculation, the PT. Astra InternasionalTbk has positive economic added value in 2004, 2005, and 2008. In 2006 and2007 the PT. Astra Internasional Tbk has negative economic added value.
viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Robertus Dani Alfa Vitantya
NIM : 04 2214 070
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada PerpustakaanUniversitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :“Analisis Kinerja Keuangan Dengan Metode Analisis Du Pont dan MetodeAnalisis Economic Value Added (EVA)”Studi Kasus PT. Astra InternasionalTbk Tahun 2004-2008.Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikankepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalandata, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet ataumedia lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari sayamaupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama sayasebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 17 Agustus 2010
Yang menyatakan,
ix
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
kasihNya kepada penulis, sehingga skripsi yang berjudul Analisis Kinerja
Keuangan Dengan Metode Analisis Du Pont dan Metode Analisis Ekonomic
Value Added (EVA), Studi Kasus PT. Astra Internasional Tbk Tahun 2004-2008.
dapat terselesaikan. Penulisan skripsi ini untuk melengkapi teori yang penulis
peroleh di bangku kuliah, sekaligus melengkapi salah satu syarat guna
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Manajemen.
Di balik semua itu harus penulis akui, bahwa penelitian dan skripsi ini tidak
pernah akan ada tanpa uluran tangan dari berbagai pihak, karena itu pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu membimbing dan menguatkan penulis
dalam setiap langkah penulis.
2. Drs. Y.P. Supardiyono, M.Si.,Akt., QIA, selaku Dekan Fakultas Ekonomi,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A., selaku Kepala Program Studi
Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Drs. G. Hendra Poerwanto, M.Si., sebagai Pembimbing I yang telah dengan
sabar membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
5. A. Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A. sebagai Pembimbing II yang telah banyak
memberi masukan sejak pembuatan proposal hingga terselesaikannya skripsi
ini.
x
6. Ayah dan Ibu tercinta yang telah memberi dorongan dan bantuan baik moril
maupun materiil.
7. Buat Yuandita Ratna Kesuma yang telah membantu dalam meneliti ulang dan
memberikan semangat agar skripsi ini cepat selesai.
8. Keluarga besar Bpk Yudo yang telah memberi semangat dan doa.
9. Semua teman-teman di “Asbak Production” yang telah bersedia memberikan
waktu untuk memprioritaskan pada penyelesaian skripsi saya.
10. Teman-teman komunitas KOPMA yang selama ini menemani saya dalam
susah maupun senang.
11. Teman-teman mahasiswa Ekonomi Manajemen angkatan 2004 terutama kelas
C, dorongan dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Serta temen-teman dekatku yang telah membantu dalam bentuk apapun
hingga selesainya skripsi ini yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari, bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak
kesalahan dan kekuranganya, maka penulis memohon dengan segala kerendahan
hati, agar pembaca sudi memberi saran dan masukan-masukan.
Penulis berharap semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi pengembangan
ilmu pengetahuan pada umumnya, dan kemajuan kita pada khususnya.
Yogyakarta, Juni 2010Penulis
Robertus Dani Alfa vitantya
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN.............................................................. iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................... v ABSTRAK .......................................................................................... vi ABSTRACT ........................................................................................ vii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................ viii KATA PENGANTAR ......................................................................... ix DAFTAR ISI ....................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................... 1
A. Latar Belakang................................................ ... ............ 1
B. Rumusan Masalah........................................................... 3
C. Batasan Masalah ............................................................. 3
D. Tujuan Penelitian............................................................ 3
E. Manfaat Penelitian .......................................................... 4
F. Sistematika Penulisan...................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI ........................................... ..... .......... 6
A. Laporan Keuangan .......................................................... 6
B. Kinerja ............................................................................ 9
C. Analisis Laporan Keuangan............................................. 12
D. Analisis Du Pont ............................................................. 14
E. Economic Value Added (EVA) ........................................ 21
F. Penelitian Terdahulu ........................................................ 27
G. Kerangka Konseptual ...................................................... 30
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................... 32
A. Jenis Penelitian................................................................ 32
B. Subjek dan Objek Penelitian............................................ 32
C. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................... 32
D. Data yang dicari .............................................................. 33
E. Teknik Pengumpulan Data............................................... 33
xii
F. Variabel Penelitian........................................................... 33
G. Teknik Analisis Data....................................................... 34
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN............................... 41
A. Sejarah Singkat Perusahaan............................................. 41
B. Visi dan Misi Perusahaan ................................................ 41
C. Sturktur Organisasi.......................................................... 42
D. Bidang Usaha dan anak Perusahaan................................. 43
E. Perkembangan Harga Saham
PT. Astra Internasional Tbk dari tahun 2004-2008........... 46
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN........................... 47
A. Analisis Data Dan Pembahasan dengan
Metode Analisis Du Pont................................................. 47
B. Analisis Data Dan Pembahasan dengan
Metode Analisis Economic Value Added (EVA).............. 64
BAB VI PENUTUP ............................................................................ 78
A. Kesimpulan..................................................................... 77
B. Keterbatasan Penelitian ................................................... 80
C. Saran ............................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 81
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel V.1. Daftar Laba Bersih dan Penjualan....................................... 48
Tabel V.2. Daftar Laba Bersih, Penjualan,
Profit Margin dan Perubahan Profit Margin ..................... 51
Tabel V.3. Daftar Penjualan dan Aktiva Usaha .................................... 53
Tabel V.4. Daftar Penjualan, Aktiva Usaha,
Total Asset Turnover, Perubahan Total Asset ..................... 56
Tabel V.5. Daftar Penjualan, Aktiva Usaha,
Total Assets Turnover dan perubahannya .............................. 57
Tabel V.6. Daftar Laba Bersih dan Aktiva Usaha ................................ 58
Tabel V.7. Daftar Penjualan Laba Bersih, Aktiva, Net Profit Margin,
Total Asset Turnover, Return on Investment, Perubahan
Return on Investment .......................................................... 61
Tabel V.8. Biaya Hutang Tahunan Sebelum pajak ............................... 65
Tabel V.9. Tingkat pajak Tahunan ....................................................... 66
Tabel V.10. Biaya Hutang Tahunan Sebelum pajak ............................. 67
Tabel V.11. Beta tahunan (βi) .............................................................. 71
Tabel V.12. Return portofolio pasar Km ............................................... 71
Tabel V.13. Return sahamke-i (Ke) ...................................................... 72
Tabel V.14. Proporsi Ekuitas (We)....................................................... 73
Tabel V.15 Proporsi Hutang (Wd)........................................................ 73
Tabel V.16. Modal Rata-rata Tertimbang (C*) ..................................... 74
Tabel V.17. Economic Value Added (EVA) ........................................ 76
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan sangat penting dilaksanakan
untuk menilai kondisi keuangan suatu perusahaan. Dengan kinerja keuangan yang
baik sebuah perusahaan dapat bertahan dan berkembang. Begitu pula sebaliknya
bila kinerja keuangan tidak baik maka akan menyebabkan kerugian yang besar bagi
perusahaan.
Selain itu kinerja yang baik dari keuangan akan memudahkan perusahaan
untuk menentukan strategi-strategi yang tepat bagi perusahaan sekaligus
mengkoreksi strategi-strategi yang telah dilakukan sebelumnya. Strategi yang telah
dilakukan oleh perusahan akan berdampak pada laporan keuangan, semakin strategi
yang telah diterapkan bagus maka kinerja laporan keuangan yang ada juga akan
semakin baik.
Salah satu alat yang dipakai perusahaan untuk menilai tingkat kinerja
keuangan perusahaan adalah laporan keuangan yang disusun setiap periode.
Laporan keuangan itu sendiri terdiri dari neraca, laporan laba rugi dan laporan arus
kas. Laporan keuangan tersebut akan dianalisis dengan beberapa metode, sehingga
akan memudahkan dalam mengevaluasi kinerja keuangan dan dapat ditemukan
formulasi strategi yang tepat untuk perusahaan.
2
Salah satu metode analisis keuangan yang dapat digunakan adalah sistem Du
Pont, yaitu analisis yang menyeluruh yang mencakup seluruh aktivitas dan margin
keuntungan atas profit margin on sales untuk menunjukkan bagaimana rasio-rasio
saling mempengaruhi dalam rangka menentukan profitabilitas harta. Dalam metode
analisis ini ada 3 hal yang menjadi fokus perhitungan yaitu :
net profit margin, total asset turnover, dan return on investment.
Selain analisis Du Pont ada metode lain yang dapat digunakan untuk
menganalisis kinerja keuangan yaitu analisis Economic Value Added (EVA).
Metode analisis Economic Value Added (EVA) merupakan suatu estimasi laba
ekonomis yang sesungguhnya dari perusahaan dalam tahun berjalan. Dengan
metode ini seorang manajer dapat menghitung nilai tambah pada pemegang saham
oleh manajemen dalam suatu periode tertentu.
Dengan menggunakan 2 metode analisis keuangan du pont dan EVA kita
dapat mengetahui :
1. Tingkat efisiensi perusahaan dengan mengetahui besar kecilnya laba usaha
dalam hubungannya dengan tingkat penjualan yang disebut net profit margin.
2. Kecepatan perputaran aktiva usaha dalam suatu periode tertentu yang sering
disebut total asset turnover.
3. Tingkat efisiensi penggunaan modal dalam suatu perusahaan yang sering disebut
return on investment.
4. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan nilai tambah yang dapat dicari
dengan metode EVA.
3
Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan judul “Analisis Kinerja Keuangan Dengan Metode Analisis Du Pont
dan Metode Analisis Economic Value Added (EVA)” Studi Kasus PT. Astra
Internasional Tbk Tahun 2004-2008.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kinerja keuangan PT. Astra Internasional Tbk dari tahun 2004 -2008
bila dilihat dengan metode analisis keuangan Du Pont ?
2. Bagaimana Kinerja keuangan PT. Astra Internasional Tbk dari tahun 2004 -2008
bila dilihat dengan metode analisis keuangan Economic Value Added (EVA) ?
C. Batasan Masalah
1. Penulis membatasi permasalahan pada laporan keuangan PT. Astra Internasional
Tbk dari tahun 2004 -2008.
2. Metode analisis keuangan yang digunakan adalah metode analisis Du Pont dan
metode analisis keuangan Economic Value Added (EVA).
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui kinerja keuangan PT. Astra Internasional Tbk dari tahun 2004 -
2008 metode analisis keuangan Du Pont dan Economic Value Added (EVA).
4
E. Manfaat Penelitian
1. Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan penting atau bahan untuk
perusahaan dalam mengambil strategi yang tepat untuk meningkatkan kinerja
keuangan seperti pengambilan keputusan dan perencanaan dimasa yang akan
datang.
2. Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan bacaan dan menambah
referensi kepustakaan Sanata Dharma mengenai analisis laporan keuangan.
3. Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan yang lebih luas dan dapat
memberikan kesempatan untuk mengembangkan cara berpikir serta sebagai
wahana dalam menerapkan teori-teori yang didapat dibangku kuliah.
F. Sistematika Penulisan
Bab I : Pendahuluan
Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, rumuasan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
sistematika penulisan.
5
Bab II : Landasan Teori
Dalam bab ini diuraikan mengenai teori-teori yang digunakan dan
mendukung seperti : teori mengenai laporan keuangan, analisis laporan
keuangan, dan macam-macam rasio keuangan.
Bab III : Metode Penelitian
Dalam bab ini diuraikan tentang jenis penelitian, waktu penelitian,
objek penelitian, data yang dicari, teknik pengumpulan data, teknik
analisis data.
Bab IV : Gambaran Umum Perusahaan
Dalam bab ini akan diuraikan tentang sejarah singkat perusahaan, visi
dan misi, struktur organisasi, karyawan, direktur dan komisaris.
Bab V : Analisis Data dan Pembahasan
Dalam bab ini akan diuraikan hasil analisis data dan pembahasan
masalah dengan menggunakan teknik analisis du pont dan EVA.
Bab VI : Kesimpulan dan Saran
Dalam bab ini akan diuraikan kesimpulan dari pembahasan di bab V,
keterbatasan yang ada, dan saran baik untuk perusahaan maupun untuk
penelitian selanjutnya.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat
digunakan sebagai alat berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu
perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas
perusahaan tersebut (Munawir, 2002 :2).
Pada umumnya laporan keuangan itu terdiri dari Neraca dan perhitungan
Rugi Laba serta Laporan Perubahan Modal, dimana Neraca
menunjukkan/menggambarkan jumlah aktiva, hutang dan modal dari suatu
perusahaan pada tanggal tertentu, sedangkan perhitungan (laporan) Rugi laba
memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang
terjadi selama periode tertentu, dan Laporan Perubahan Modal menunjukkan
sumber dana dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan
modal perusahaan (Munawir, 2002 : 5).
2. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi
7
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi (Prastowo, 1995 : 5).
3. Peranan dan Pengguna Laporan Keuangan
Peran laporan keuangan dalam dunia bisnis atau ekonomi dapat
digunakan sebagai (Rosvine, 1992 : 2 ) :
1) Alat untuk analisis
2) Laporan pertanggung jawaban manajemen
3) Tanda-tanda peringatan bagi perusahaan
4) Untuk meramalkan
5) Memprediksi keuntungan suatu perusahaan
6) Ukuran dalam akuntansi
Pihak-pihak yang berkepentingan untuk menggunakan informasi laporan
keuangan antaralain adalah (Prastowo, 1995 : 4):
1) Investor
Para investor (dan para penasehatnya) berkepentingan terhadap resiko yang
melekat dan hasil pengembangan dari investasi yang dilakukannya. Investasi
ini membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus
membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. Selain itu, mereka juga
tertarik pada informasi yang memungkinkan melakukan penilaian terhadap
kemampuan perusahaan dalam membayar dividen.
8
2) Kreditor
Para kreditor tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan
mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar
pada saat jatuh tempo.
3) Pemasok dan kreditor usaha lainnya
Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang
akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada
perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek dibanding kreditor.
4) Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan
hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka
panjang dengan atau bergantung pada perusahaan.
5) Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaannya
berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan oleh karenanya
berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Selain itu, mereka juga
membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan
kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan
nasional dan statistik lainnya.
9
6) Karyawan
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakilinya tertarik pada
informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga
tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka melakukan penilaian
atas kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun
dan kesempatan kerja.
7) Masyarakat
Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara, seperti
pemberian kontribusi pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang
yang dipekerjakan dan perlindungan kepada para penanam modal domestik.
Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan
informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran
perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
B. Kinerja
1. Pengertian Kinerja
Dalam suatu perusahaan untuk mengetahui apakah kinerja dari perusahaan
tersebut telah sesuai dengan apa yang ditetapkan sebelumnya perlu diadakannya
suatu penilaian, dalam hal ini adalah penilaian kinerja perusahaan. Penilaian
kinerja perusahaan adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional
suatu perusahaan, bagian perusahaan dan karyawan berdasarkan sasaran, standar
dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 1993: 419).
10
Penilaian kinerja merupakan bagian dan proses pengendalian manajemen
yang dapat digunakan sebagai alat pengendalian manajemen melalui sistem
penilaian kinerja, dilakukan dengan cara menciptakan mekanisme reward and
punishment. Sistem pemberian penghargaan (reward) dan hukuman
(punishment) digunakan sebagai pendorong bagi pencapaian strategi. Penilaian
kinerja dan mekanisme reward dan punishment harus didukung dengan
manajemen kompensasi yang memadai. Manajemen kompensasi merupakan
mekanisme penting untuk mendorong dan memotivasi manajer untuk pencapaian
tujuan organisasi (Mardiasmo, 2002: 58).
2. Manfaat Pengukuran Kinerja (Mardiasmo, 2002: 122) :
a) Memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk menilai
kinerja manajemen.
b) Memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan.
c) Untuk memonitor dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan
membandingkannya dengan target kinerja serta melakukan tindakan korektif
untuk memperbaiki kinerja.
d) Sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman (reward and
punishment) secara objektif atas pencapaian prestasi yang diukur sesuai
dengan sistem pengukuran kinerja yang telah disepakati.
e) Sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam rangka
memperbaiki kinerja organisasi.
f) Membantu mengidentifikasikan apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi.
11
g) Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah.
h) Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif.
3. Indikator Kinerja
a) Pengertian Indikator Kinerja
Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan atau kualitatif yang
menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah
ditetapkan. Oleh karena itu, indikator kinerja harus merupakan sesuatu yang
akan dihitung dan diukur serta digunakan sebagai dasar untuk menilai atau
melihat tingkat kinerja. Indikator kinerja digunakan untuk meyakinkan
bahwa kinerja hari demi hari dari unit kerja yang bersangkutan menunjukkan
kemajuan dalam upaya menuju tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
Tanpa indikator kinerja sulit untuk menilai kinerja (keberhasilan atau
ketidakberhasilan) kebijakan/ program/ kegiatan. Dengan indikator kinerja,
organisasi memiliki wahana yang jelas bagaimana dia akan dikatakan
berhasil atau gagal dimasa yang akan datang. (Ikatan Akuntansi Indonesia,
2004: 6).
b) Fungsi indikator kinerja (Pusat Pengembangan Akuntansi FE UGM, 2002:
10) :
1) Memperjelas tentang apa, berapa, dan kapan suatu kegiatan dilaksanakan.
Kegiatan umumnya berjangka waktu tidak lebih lama dan satu tahun.
Kejelasan tentang yang akan dilakukan dalam aktivitas keseharian
perusahaan dalam tahun per tahun
12
2) Menciptakan konsensus yang dibangun oleh berbagai pihak terkait untuk
menghindari kesalahan interpretasi selama pelaksanaan kebijaksanaan/
program/ kegiatan dan dalam menilai kinerja memberikan rambu-rambu
bagi perusahaan untuk melaksanakan kegiatannya, maka setiap pihak
mendapatkan kesepahaman tentang tahapan dan kriteria yang dibangun
dalam menjalankan aktivitasnya
3) Membangun dasar bagi pengukuran, analisis dan evaluasi kinerja
perusahaan/ unit kerja. Indikator akan menjadi patokan bagi perusahaan
dalam menjalankan tugasnya.
C. Analisis Laporan Keuangan
a. Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Analisis keuangan tidak lain merupakan suatu proses untuk membedah
laporan keuangan ke dalam unsur-unsurnya, menelaah masing-masing unsur
tersebut, dan menelaah hubungan diantara unsur-unsur tersebut, dengan tujuan
untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan
keuangan itu sendiri (Prastowo, 1995 : 30).
Leopoold A. Bernstein berpendapat bahwa analisis laporan keuangan
merupakan suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu
mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perubahan pada masa sekarang
dan masa lalu, dengan tujuan utama untuk menentukan estimasi dan prediksi
13
yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa yang
akan datang (dikutip dari Prastowo, 1995 : 30).
b. Peranan dan Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Peranan analisis laporan keuangan (stickney, 1996 : 2)
1) Untuk mengidentifikasi keadaan ekonomi dan kondisi bisnis yang terjadi.
2) Untuk mengidentifikasi strategi perusahaan dalam memilih bisnis yang
bersaing.
3) Memahami pentingnya konsep dan prinsip laporan keuangan yang digunakan
untuk menghitung rasio keuangan.
c. Prosedur Analisis Laporan Keuangan
Berbagai langkah yang harus ditempuh dalam menganalisis laporan
keuangan adalah sebagai berikut (Prastowo dan Rifka, 1995: 58-59) :
1) Memahami latar belakang data keuangan perusahaan
Pemahaman latar belakang data keuangan perusahaan yang dianalisis
mencakup pemahaman tentang bidang usaha yang diterjuni oleh perusahaan
dan kebijakan akuntansi yang dianut dan diterapkan oleh perusahaan
tersebut. Memahami latar belakang data keuangan perusahaan yang akan
dianalisis merupakan langkah yang perlu dilakukan sebelum menganalisis
laporan keuangan perusahaan tersebut.
2) Memahami kondisi-kondisi yang berpengaruh pada perusahaan
Selain latar belakang data keuangan, kondisi-kondisi yang mempunyai
pengaruh terhadap perusahaan perlu juga untuk dipahami. Kondisi-kondisi
yang perlu dipahami mencakup informasi mengenai trend (kecenderungan)
industri dimana perusahaan beroperasi, perubahan teknologi, perubahan
14
selera konsumen, perubahan faktor-faktor ekonomi seperti perubahan
pendapatan perkapita, tingkat bunga, tingkat inflasi dan pajak, dan perubahan
yang terjadi di dalam perusahaan itu sendiri, seperti perubahan posisi
manajemen kunci.
3) Mempelajari dan megkaji laporan keuangan
Sebelum berbagai teknik analisis laporan keuangan diaplikasikan,
perlu dilakukan pengkajian terhadap laporan keuangan secara menyeluruh.
Tujuan langkah ini adalah untuk memastikan bahwa laporan keuangan telah
cukup jelas menggambarkan data keuangan yang relevan dan sesuai dengan
standar akuntansi yang berlaku.
4) Menganalisis laporan keuangan
Setelah memahami profil perusahaan dan megkaji laporan keuangan,
maka dengan menggunakan berbagai metode dan teknik analisis yang ada
dapat menganalisis laporan keuangan dan menginterpretasikan hasil analisis
tersebut.
D. Analisis Du Pont
1. Pengertian Analisis Du Pont
Sistem Du Pont adalah suatu sistem analisis yang dimaksudkan untuk
menunjukkan hubungan antara return on investment, net profit margin dan total
asset turnover. Analisis tersebut mencakup rasio aktivitas dan profitabilitas atas
penjualan untuk menunjukkan bagaimana rasio-rasio ini saling mempengaruhi,
analisis ini menunjukkan tingkat pengembalian atas aktiva (Wasis, 1991: 36).
15
Analisis Du Pont penting unuk melakukan pengawasan keuangan terhadap
perusahaan dan terutama divisi yang ditetapkan sebagai profit center. Melalui
analisis Du Pont manajer secara jelas dapat melihat aktivitas perusahaan atau
divisi dan secara cepat dapat mengetahui dimana terjadinya kemacetan
(Sadarachmat, 1993: 14). Analisis sistem Du Pont dapat juga dikatakan sebagai
penghitungan return on investment (ROI) yang didefinisikan sebagi laba setelah
pajak dibagi total aktiva (Husnan, 1998: 569). Sedangkan persamaan Du Pont
adalah rumus yang menunjukkan bahwa tingkat pengembalian atas aktiva dapat
diperoleh dengan mengalikan margin laba bersih dengan perputaran total aktiva
(Brigham and Houston, 2001: 94).
Analisis Du Pont terbentuk dari sejumlah persamaan-persamaan berikut ini
(Soediyono, 1991: 137) :
a. Aktiva Lancar = Kas + Piutang + Persediaan + Surat Berharga
b. Aktiva Operasi = Aktiva Tetap + Aktiva Lancar
c. Perputaran Aktiva Operasi = Penjualan Bersih : Aktiva Operasi
d. Laba Setelah Pajak = Penjualan Bersih - (HPP + Biaya Operasi + Bunga +
Pajak)
e. Margin Laba Bersih = Laba Setelah Pajak : Penjualan Bersih
f. ROI = Perputaran Aktiva Operasi x Margin Laba Bersih
Cara perhitungan dengan menggabungkan kedua rasio ini pertama kali
dikembangkan pada perusahaan Du Pont guna pengendalian intern
perusahaannya. Dengan menggunakan kedua rasio tersebut dapat dilihat
pengaruhnya satu sama lain. Dengan demikian dapat diketahui bagaimana rasio-
rasio tersebut saling mempengaruhi dalam mencapai return on investment.
16
Gambar II.1. gambar saling pengaruh dari masing-masing rasio tersebut
adalah sebagai berikut ( Umar, 2000: 300 ) :
×
: : :
- +
Gambar II.1. Skema Analisis Du Pont
2. Net Profit Margin
Net profit margin merupakan perbandingan antara laba bersih usaha dengan
penjualan.
Net profit margin dituliskan dengan rumus (Brigham and Houston 2001: 94):
Laba BersihNet Profit Margin = × 100%
Penjualan
Return On Investment
Net Profit Margin Total Asset Turnover
Net Income Saless
Sales Total Asset
Sales Total Cost Fixed Asset Current Asset
17
Perhitungan net profit margin dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi
perusahaan dengan mengetahui besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya
dengan tingkat penjualan. Besar kecilnya net profit margin pada setiap transaksi
penjualan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu penjualan bersih dan laba usaha.
Dengan jumlah biaya usaha tertentu, net profit margin dapat diperbesar dengan
memperbesar penjualan. Dengan jumlah penjualan tertentu, net profit margin
dapat diperbesar dengan memperkecil jumlah biaya usaha.
Ada dua alternatif sebagai usaha untuk memperbesar net profit margin,
yaitu (Riyanto, 2001: 31) :
a. Dengan menambah biaya usaha sampai tingkat tertentu diusahakan
tercapainya tambahan penjualan yang sebesar-besarnya, atau dengan kata lain
tambahan penjualan harus lebih besar daripada tambahan biaya usaha.
Meningkatkan tingkat penjualan dapat berarti memperbesar pendapatan dari
penjualan dengan jalan :
1) memperbesar volume penjualan unit pada tingkat harga penjualan
tertentu, atau
2) menaikkan harga penjualan per unit produk pada luas penjualan dalam
unit tertentu.
b. Dengan mengurangi pendapatan dari penjualan sampai tingkat tertentu
diusahakan adanya pengurangan biaya usaha yang sebesar-besarnya, atau
dengan kata lain mengurangi biaya usaha relatif lebih besar daripada
berkurangnya pendapatan dari penjualan. Meskipun jumlah penjualan selama
periode tertentu berkurang, tetapi oleh karena disertai dengan berkurangnya
18
biaya usaha yang lebih sebanding maka akibatnya ialah bahwa net profit
margin makin besar.
3. Total Asset Turnover
Total asset turnover yaitu kecepatan perputaran aktiva usaha dalam suatu
periode tertentu. Total asset turnover dapat ditentukan dengan membagi
penjualan dengan aktiva usaha. Dengan demikian, total asset turnover
dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat pada
kecepatan perputaran aktiva operasi atau usaha dalam periode tertentu.
Rumus total asset turnover adalah (Brigham and Houston 2001: 94):
PenjualanTotal Assets Turnover = × 1kali
Total Aktiva
Tinggi rendah tingkat total asset turnover dipengaruhi oleh faktor penjualan
bersih dan aktiva usaha. Penggunaan sejumlah aktiva usaha tertentu, menambah
besar jumlah penjualan selama periode tertentu, dengan semakin kecil aktiva
usaha menjadi semakin tinggi total asset turnover.
Usaha untuk mempertinggi total asset turnover adalah sebagai berikut
(Riyanto, 2001: 40-41) :
a. Dengan menambah modal usaha sampai tingkat tertentu diusahakan
tercapainya tambahan penjualan yang sebesar-besarnya
b. Dengan mengurangi penjualan sampai tingkat tertentu diusahakan penurunan
atau pengurangan aset operasi sebesar-besarnya.
19
4. Return on Investment (ROI)
Analisis ROI dalam analisis keuangan memiliki arti yang sangat penting
sebagai salah satu teknik analisis keuangan yang bersifat menyeluruh. Return on
investment sendiri adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang
dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan
dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan
untuk menghasilkan keuntungan. Dengan kata lain, return on investment yaitu
ukuran untuk menunjukkan efisiensi penggunaan modal dalam suatu perusahaan.
Return on investment adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan
laba. (Riyanto, 2001: 28).
Return on investment adalah rasio keuntungan neto sesudah pajak dengan
jumlah total aktiva usaha sehingga dalam analisis Du Pont diperhitungkan juga
bunga dan pajak (Riyanto, 2001: 43). ROI merupakan pengukuran kemampuan
perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan bersih sesudah
pajak.
Besarnya ROI dapat diketahui dengan rumus (Fraser and Ormiston, 2004: 181) :
ROI = Net Profit Margin × Total Asset Turnover
Laba BersihReturn on Investment = × 100%
Total Aktiva
a. Kegunaan Analisis ROI
1) Kegunaan prinsipil dari analisis ini ialah sifatnya yang menyeluruh.
Apabila perusahaan sudah menjalankan praktek akuntansi yang baik
20
maka manajeman dengan menggunakan teknik analisis ROI dapat
mengukur efisiensi penggunaan modal yang bekerja, efisiensi produk dan
efisiensi bagian penjualan. Apabila perusahaan pada suatu periode telah
mencapai total asset turnover sesuai dengan standar atau target yang
telah ditetapkan, tetapi ternyata ROI-nya masih dibawah target, maka
perhatian manajemen pada usaha peningkatan efisiensi produksi dan
efisiensi bagian penjualan. Sebaliknya apabila net profit margin telah
mencapai target yang telah ditetapkan, sedangkan total asset turnover
masih dibawah target, maka perhatian manajemen dapat dicurahkan
untuk perbaikan kebijaksanaan investasi baik dalam modal kerja maupun
dalam aktiva tetap.
2) Apabila perusahaan mempunyai data industri sehingga dapat diperoleh
rasio industri, maka dengan analisis ROI dapat dibandingkan efisiensi
penggunaan modal perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis,
sehingga dapat diketahui posisi perusahaan berada di bawah, sama atau
di atas rata-ratanya.
Analisis ROI dapat digunakan untuk mengukur efisiensi tindakan-
tindakan yang dilakukan oleh devisi atau bagian, yaitu dengan
mengalokasikan semua biaya dan modal ke dalam bagian yang
membutuhkan. Analisis ROI juga dapat digunakan untuk mengukur
profitabilitas dari masing-masing produk yang dihasilkan oleh
perusahaan.
21
3) Analisis ROI selain berguna untuk keperluan kontrol juga berguna untuk
keperluan perencanaan. Misalnya, ROI dapat digunakan sebagai dasar
untuk pengambilan keputusan kalau perusahaan akan mengadakan
ekspansi.
b. Kelemahan Analisis ROI
1) Kesukarannya dalam membandingkan return on investment suatu
perusahaan dengan perusahaan lain, karena kadang-kadang praktek
akuntansi yang digunakan masing-masing perusahaan tersebut berbeda.
2) Adanya fluktuasi nilai dari uang (daya belinya). Perbedaan harga
pembelian suatu barang pada saat inflasi dan tidak inflasi akan
berpengaruh dalam menghitung total asset turnover dan net profit
margin.
3) Dengan menggunakan analisis return on investment saja tidak akan dapat
digunakan untuk mengadakan perbandingan antara dua perusahaan atau
lebih dengan mendapatkan kesimpulan yang memuaskan.
E. Economic Value Added (EVA)
Economic Value Added (EVA) adalah nilai tambah kepada pemegang saham oleh
manajemen dalam suatu periode tertentu. EVA merupakan suatu estimasi laba
ekonomis yang sesungguhnya dari perusahaan dalam tahun berjalan. EVA
menunjukkan sisi laba setelah biaya modal, termasuk modal ekuitas, dikurangkan
sedangkan laba akuntansi ditentukan tanpa memperhitungkan modal ekuitas
(Brighem and Houston, 2001 : 51).
22
Langkah-langkah untuk menghitung Economic Value Added (EVA) adalah sebagai
berikut :
1. Menghitung biaya hutang tahunan
a. Biaya hutang tahunan dihitung dengan rumus (Husnan dan Pujiastuti,
1996:48)
Biaya bungaKd =
Hutang jangka panjang
Keterangan :
Kd = Biaya hutang sebelum pajak
b. Biaya hutang setelah pajak dihitung dengan rumus (Brighem and Houston,
2001 : 408)
Kd* = Kd (1-T)
Keterangan :
Kd * = Biaya hutang setelah pajak
Kd = Biaya hutang sebelum pajak
T = Tingkat pajak
2. Menghitung biaya ekuitas/modal sendiri (Ke)
Menurut Stewart dan Stern (dikutip dari jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol I :
37) biaya ekuitas atau Cost of Equity adalah tingkat pengembalian yang
dikehendaki oleh investor karena ketidak pastian laba. Kewajiban membayar
23
bunga dan pokok hutang membuat laba bersih perusahaan lebih bervariasi (naik
turun) dari pada laba oprasi, sehingga menyebabkan tambahan resiko.
Langkah-langkah menghitung biaya ekuitas :
a. Return saham (Rit)
Pit - Pit-1
Rit =Pit-1
Keterangan :
Rit : Return saham pada waktu t
Pit : Harga saham pada waktu t
Pit-1 : Harga saham pada waktu t-1
b. Menghitung return pasar (Rmt) (Jogiyanto, 2009 : 330)
IHSG1 - IHSGt-1
Rmt =IHSGt-1
Keterangan :
IHSG1 : Indeks Harga Saham Gabungan waktu t
IHSGt-1 : Indeks Harga Saham Gabungan waktu t–1
Rmt : Returnt pasar pada waktu t.
c. Menghitung beta tahunan (βi)
beta (βi) dihitung dengan menggunakan teknik regresi linier. Teknik regresi
untuk mengestimasi beta suatu sekuritas dapat dilakukan dengan
menggunakan return-return sekuritas (Ri) sebagai variabel dependen dan
return-return pasar (Rm) sebagai variabel independen. Persamaan regresi
yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada model indek tunggal.
24
Dalam metode indek tunggal, beta (βi) dapat dihitung berdasarkan
persamaan :
Ri= αi+ βi . RM
Keterangan :
Ri = Return sekuritas ke-i
αi = Suatu variabel acak yang menunjukkan komponen dari return
sekuritas ke-i yang independen terhadap kinerja pasar.
βi = Beta yang merupakan koefisien yang mengukur perubahan Ri
akibat perubahan RM
RM = Tingkat return dari indeks pasar
d. Perhitungan biaya modal/biaya ekuitas (Ke)
Ke = KBr +βi x (KM - KBr)
Keterangan :
Ke : Return sahamke-i
KBr : Return aktiva bebas resiko
βi : Beta sekuritas ke-i
KM : Return portofolio pasr
3. Menganalisis struktur modal
Struktur modal dapat dihitung melalui penjumlahan hutang jangka panjang
dengan modal sendiri (ekuitas). Proposi hutang jangka panjang (Wd) dapat
dihitung dengan membagi hutang jangka panjang dengan jumlah modal,
sedangkan proporsi ekuitas (We) dapat dihitung dengan membagi ekuitas dengan
jumlah modal.
25
Langkah-langkah menghitung struktur pasar modal adalah sebagai berikut :
a. Proporsi Ekuitas (We)
Total EkuitasWe =
Hutang Jangka panjang + Total Ekuitas
b. Proporsi Hutang (Wd)
Hutang Jangka panjangWd =
Hutang Jangka panjang + Total Ekuitas
4. Menghitung modal rata-rata tertimbang
Modal rata-rata tertimbang atau Weighted Average Cost of Capital (WACC)
merupakan biaya modal yang tepat untuk melakukan penganggaran modal.
WACC menggambarkan tingkat pengembalian investasi minimum untuk
mendapatkan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor.
Rumus menghitung WACC adalah sebagai berikut :
WACC = (We . Ke) + (Wd . Kd)
5. Menghitung Economic Value Added (EVA)
EVA = NOPAC - ( capital x C*) atau
EVA = EBIT (1-T) - ( capital x C*)
Keterangan :
NOPAC = Net Oprating Profit After Tax /Laba bersih oprasi setelah pajak,
26
Capital = Jumlah modal yang terdiri dari ekuitas dan hutang jangka panjang
C* = Cost of Capital
EBIT = laba bunga sebelum bunga dan pajak
T = Tingkat pajak
Kriteria penilaian (Widayanto, 1993 : 51-52) :
1. EVA > 0
Ini dapat diartikan pihak manajemen mampu menghasilkan nilai tambah bagi
perusahaan melalui kegiatan oprasionalnya sehingga bukan hanya mampu
membayar seluruh kewajibannya kepada penyandang dana dan pemerintah
melainkan juga mampu menyisakan laba bagi perusahaan. Dengan kata lain
perusahaan yang memiliki EVA positif adalah perusahaan sehat.
2. EVA = 0
Ini dapat diartikan pehak manajemen hanya mampu membayar seluruh
kewajiban perusahaan kepada penyandang dana dan pemerintah.
3. EVA < 0
Ini dapat diartikan pihak manajemen tidak mampu menghasilkan nilai tambah
bagi perusahaan karena laba yang dihasilkan tidak memcukupi kebutuhan untuk
membayar seluruh kewajiban kepada penyandang dana dan pemerintah.
Kelebihan dan kekurangan metode EVA (munawir, 2002 : 68)
1. Kelebihan EVA
a. Memfokuskan penilainnya pada nilai tambah dengan memperhitungkan
biaya modal sebagai konsekuensi investasi.
27
b. Dapat digunakan secara mandiri tanpa membutuhkan data pembanding
seperti standar industri atau perusahaan sejenis
c. Penggunan EVA meminimalisir terjadinya missleading dalam membuat
kesimpulan atas kondisi perusahaan yang sesungguhnya, karena adanya
pertimbangan atas tingkat pertumbuhan usaha dan faktor penghambat bagi
investor untuk memperoleh deviden.
d. EVA membantu manajemen puncak untuk memfokuskan kegiatan usaha
mereka, yaitu memperoleh EVA setinggi mungkin agar pemegang saham
mendapat penghasilan yang maksimum. Fokus ini membantu mengurangi
konflik yang terjadi antar pihak manajemen dengan pemilik perusahaan.
e. EVA dimasa yang akan datang mengakibatkan perusahan lebih
memperhatikan kebijakan struktural modal.
2. Kelemahan EVA
a. EVA hanya mengukur hasil akhir (result), tidak mengukur aktivitas-aktivitas
penentu seperti loyalitas dan tingkat resensi konsumen.
b. EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat mengandalkan
pendekatan fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan untuk
menjual atau membeli saham tertentu padahal faktor-faktor lain terkadang
justru lebih dominan.
F. Penelitian Terdahulu
1. Fransiska Heni Widiasuti. Mahasiswi Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma. 2001. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan
28
Lima Emiten Bursa Efek Jakarta Peraih Peringkat Biru Proper Prokasih
Berdasarkan Analisis “Du Pont”. Penelitian ini berjutuan untuk mengetahui
perkembangan kinerja keuangan lima emiten Bursa Efek Jakarta dari jenis
industri makanan dan minuman peraih peringkat biru Proper Prokasih. Penelitian
dilakukan pada PT Miwon Indonesia, PT Ultrajaya, PT Prasidha, PT Multi
Bintang, dan PT Indofood di pojok BEJ Universitas Sanata Dharma. Hasil dari
penelitian ini adalah :
a. Pada tahun 1996, 1997 dan 1998 perkembangan net profit margin dari
masing-masing perusahaan adalah sebagai berikut PT Miwon turun 0,44%,
turun 71% dan naik 49,26%. PT Ultrajaya turun 0,92%, turun 13,3% dan
naik 0,1%. PT Prasidha naik 0,43%, turun 9,13% dan turun 5,56%. PT Multi
Bintang mengalami penurunan secara terus menerus yaitu 1,82%, 10% dan
9,25%. PT Indofood turun 6,33%, turun 32,28% dan naik 29,4%.
b. Pada tahun 1996, 1997 dan 1998 perkembangan asset turnover dari masing -
masing perusahaan adalah sebagai berikut : PT Miwon turun 0,07 kali, naik
0,13 kali dan naik 0,75 kali. PT Ultrajaya turun 0,03 kali, tetap 0,03 kali dan
naik 0,01 kali. PT Prasidha naik 0,02 kali, turun 0,57 kali dan naik 1,15 kali.
PT Multi Bintang naik 0,06 kali, turun 0,17 kali dan naik 0,05 kali. PT
Indofood naik 0,2 kali, turun 0,13 kali dan naik 0,2 kali.
c. Pada tahun 1996, 1997 dan 1998 perkembangan return on investment dari
masing-masing perusahaan adalah sebagai berikut : PT Miwon turun 0,7%,
turun 49,7% dan naik 21,8%. PT Ultrajaya turun 0,8%, turun 5,2% dan naik
29
0,1%. PT Prasidha naik 0,8 %, turun 13,1% dan turun 22,8%. PT Multi
Bintang naik 0,3%, turun 10,3% dan turun 5,3%. PT Indofood turun sebesar
1,9%, turun 21,4% dan naik 19,5%. Berdasarkan hasil penelitain data
diketahui bahwa dari tahun 1995 sampai tahun 1996 masing –masing
perusahaan memiliki perkembangan kinerja keuangan yang berbeda-beda,
tetapi pada tahun 1997, yaitu pada saat diumumkan hasil Proper Prokasih
seluruh perusahaan memiliki kinerja keuangan yang kurang baik. Pada tahun
1998 ada perusahaan yang mampu memperbaiki kinerja keuangannya, yaitu
PT Miwon, PT Ultrajaya dan PT Indofood, tetapi ada juga yang memiliki
kinerja keuangan yang lebih buruk dari tahun sebelumnya, yaitu PT Multi
Bintang dan PT Prasidha.
2. Maria Lusiana Anzela. Mahasiswi Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma. 2006. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan
Dengan membandingkan Metode Rasio Profitabilitas dan Metode Economic
Value Added (EVA). Penelitian ini bertujuan untuk : Mengetahui tingkat kinerja
keuangan berdasarkan rasio profitabilitas, mengetahui tingkat kinerja keuangan
berdasarkan metode Economic Value Added (EVA), membandingkan hasil antara
penilaian kinerja keuangan perusahaan apabila dianalisis dengan metode
Profitabilitas dan Economic Value Added (EVA). Hasil yang diperoleh dari
penelitian ini adalah
a. Berdasarkan penilaian dengan metode ROI (Return on Invesment) dan ROE
(Return on Equity) pada tahun 2003 dan 2004 dapat disimpulkan bahwa dari
ketiga perusahaan rokok yaitu PT. Gudang Garam Tbk, PT. HM Sampoerna
30
Tbk, PT Bentoel Internasional Investama Tbk, PT. HM Sampoerna Tbk
merupakan perusahaan dengan kinerja keuangan yang terbaik. Namun bila
dilihat dari perkembangan ROI (Return on Invesment) dari tahun 2003 ke
tahun 2004 PT Bentoel Internasional Investama Tbk dikatakan perusahaan
terbaik, sedangkan bila dilihat dari perkembangan ROE (Return on Equity)
maka PT. HM Sampoerna Tbk dapat dikatakan perusahaan terbaik.
b. Berdasarkan metode Economic Value Added (EVA) PT. Gudang Garam Tbk,
PT. HM Sampoerna Tbk, PT Bentoel Internasional Investama Tbk, PT. HM
Sampoerna Tbk untuk tahun 2003 dan tahun 2004 dihasilkan nilai EVA yang
negatif, sehingga dapat dikatakan bahwa dari ketiga perusahaan rokok
tersebut tidak ada yang dapat dikatakan memiliki kinerja keuangan terbaik.
c. Berdasarkan perbandingan antara rasio ROI dan ROE dengan EVA dapat di
simpulkan bahwa :
1) Ada kesesuaian hasil antara ROI dan ROE dan nilai EVA untuk PT. HM
Sampoerna Tbk.
2) Tidak ada kesesuaian hasil antara ROI dan ROE dan nilai EVA untuk PT.
Gudang Garam Tbk, PT Bentoel Internasional Investama Tbk.
G. Kerangka Konseptual
Berdasarkan rumus-rumus perhitungan yang ada penulis mencoba menyederhanakan
judul penelitian dalam kerangka pemikiran seperti berikut :
31
KINERJA
KEUANGAN
X
Gambar di atas menjelaskan bahwa hasil net profit margin dan total asset turnover
akan menghasilkan return on investment yang akan dianalisis melalui analisis
sistem Du Pont. Sedangkan Net Oprating Profit After Tax (NOPAC) atau Laba
bersih oprasi setelah pajak, capital, cost of capital (C*), laba bunga sebelum bunga
dan pajak (EBIT), tingkat pajak (T) akan dianalisis melalui analisis EVA.
Net ProfitMargin
Total AssetTurnover
Return onInvestment
AnalisisDu Pont
AnalisisEVA
EVA = NOPAC - ( capital x C*) atau
EVA = EBIT (1-T) - ( capital x C*)
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang dilakukan penulis adalah studi kasus, yaitu penelitian
tentang objek tertentu pada suatu perusahaan dan kesimpulan yang yang diperoleh
hanya berlaku untuk objek yang diteliti untuk periode waktu tertentu. Studi ini
dilakukan dengan cara mengadakan penelitian untuk memperoleh data melalui
Pojok BEI Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Pojok BEI Universitas Duta
Wacana Yogyakarta.
B. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian ini adalah PT. Astra Internasional Tbk
2. Objek penelitian adalah laporan keuangan yaitu : Neraca dan laporan Rugi-Laba
dari PT. Astra Internasional Tbk Tahun 2004-2008.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Pojok BEI Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Pojok BEI Universitas
Duta Wacana Yogyakarta
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan January - Frebuari 2010.
33
D. Data yang dicari
1. Laporan neraca PT. Astra Internasional Tbk dari tahun 2004-2008.
2. Laporan rugi laba PT. Astra Internasional Tbk dari tahun 2004-2008.
3. Harga Saham PT. Astra Internasional Tbk dari tahun 2004-2008.
4. IHSG dari tahun 2004-2008
5. Suku Bunga Bank Indonesia dari tahun 2004-2005
6. Profil PT. Astra Internasional Tbk yang meliputi sejarah singkat perusahaan, visi
dan misi perusahaan, struktur organisasi, ruang lingkup usaha, dewan direksi,
dan komisaris.
E. Teknik Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan di peroleh dari :
1. Pojok BEI Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Pojok BEI Universitas
Duta Wacana Yogyakarta
2. Anual Report tahunan PT. Astra Internasional Tbk
3. Wabsite Resmi PT. Astra Internasional Tbk.
F. Variabel Penelitian
Variabel Penelitian ini adalah kinerja keuangan perusahaan.
34
G. Teknik Analisis Data
Dalam teknik analisis data akan digunakan teknik analisis data kuantitatif, yaitu
analisis terhadap data keuangan yang meliputi laporan neraca, laporan rugi laba dan
laporan harga pokok penjualan.
Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan adalah :
1. Mengumpulkan data keuangan PT. Astra Internasional Tbk dari tahun 2004-
2008.
2. Data keuangan yang ada akan diklasifikasikan sesuai yang dibutuhkan dalam
rumus yang ada.
3. Menyederhanakan data keuangan yang dibutuhkan dalam tabel dari tahun 2004
hingga tahun 2008.
4. Memasukkan data keuangan yang telah diklasifikasikan dalam tabel ke dalam
rumus-rumus yang ada.
5. Melakukan analisis kinerja keuangan dari tahun 2004 sampai 2008 berdasarkan
hasil yang diperoleh dari perhitungan rumus-rumus yang ada.
Rumus yang digunakan adalah:
1. Rumus dan penafsiran metode analisis du pont
a. Net Profit Margin :
Laba BersihNet Profit Margin = × 100%
Penjualan
Perhitungan net profit margin dimaksudkan untuk mengetahui
efisiensi perusahaan dengan mengetahui besar kecilnya laba usaha dalam
35
hubungannya dengan tingkat penjualan. Dengan jumlah biaya usaha
tertentu, net profit margin dapat diperbesar dengan memperbesar penjualan.
Dengan jumlah penjualan tertentu, net profit margin dapat diperbesar
dengan memperkecil jumlah biaya usaha.
b. Total Asset Turnover :
PenjualanTotal Asset Turnover = × 1kali
Total Aktiva
Tinggi rendah tingkat total asset turnover dipengaruhi oleh faktor
penjualan bersih dan aktiva usaha. Penggunaan sejumlah aktiva usaha
tertentu, menambah besar jumlah penjualan selama periode tertentu, dengan
semakin kecil aktiva usaha menjadi semakin tinggi perputaran aktiva usaha.
c. Return on Investment :
Laba BersihReturn on Investment = × 100%
Total Aktiva
Analisis ROI dalam analisis keuangan memiliki arti yang sangat
penting sebagai salah satu teknik analisis keuangan yang bersifat
menyeluruh return on investment sendiri adalah salah satu bentuk dari rasio
profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan
perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang
digunakan untuk operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.
36
2. Rumus dan penafsiran metode analisis EVA
Langkah-langkah menghitung Economic Value Added (EVA) adalah sebagai
berikut :
a. Menghitung biaya hutang tahunan
1) Biaya hutang tahunan dihitung dengan rumus (Husnan dan Pujiastuti,
1996:48)
Biaya bungaKd =
Hutang jangka panjang
Keterangan :
Kd = Biaya hutang sebelum pajak
2) Biaya hutang setelah pajak dihitung dengan rumus (Brighem and
Houston, 2001 : 408)
Kd* = Kd (1-T)
Keterangan :
Kd * = Biaya hutang setelah pajak
Kd = Biaya hutang sebelum pajak
T = Tingkat pajak
b. Menghitung biaya ekuitas/modal sendiri (Ke)
Langkah-langkah menghitung biaya ekuitas :
1) Return saham (Rit)
37
Pit - Pit-1
Rit =Pit-1
Keterangan :
Rit : Return saham pada waktu t
Pit : Harga saham pada waktu t
Pit-1 : Harga saham pada waktu t-1
2) Menghitung return pasar (Rmt) (Jogiyanto, 2009:330)
IHSG1 - IHSGt-1
Rmt =IHSGt-1
Keterangan :
IHSG1 : Indeks Harga Saham Gabungan tahun t
IHSGt-1 : Indeks Harga Saham Gabungan tahun t –1
Rmt : Returnt pasar pada waktu t
3) Menghitung beta (βi)
Beta merupakan suatu pengukur volatilitas (votatility) return suatu
sekuritas atau return portofolio terhadap return pasar. Volatilitas adalah
fluktuasi dari retrun-retrun suatu sekuritas atau portofolio dalam suatu
periode waktu tertentu. Selain dengan mengestimasi data historis, beta
juga dapat dicari dengan menggunakan teknik regresi. Teknik regresi
untuk mengestimasi beta suatu sekuritas dapat dilakukan dengan
menggunakan return-return sekuritas (Ri) sebagai variabel dependen dan
38
return-return pasar (Rm) sebagai variabel independen. (Jogiyanto, 2009
:364-367)
4) Perhitungan biaya modal/biaya ekuitas (Ke)
Ke = KBr +βi x (KM - KBr)
Keterangan :
Ke : Return sahamke-i
KBr : Return aktiva bebas resiko
βi : Beta sekuritas ke-i
KM : Return portofolio pasr
c. Menganalisis struktur modal
Langkah-langkah menghitung struktur pasar modal adalah sebagai berikut :
1) Proporsi Ekuitas (We)
Total EkuitasWe =
Hutang Jangka panjang + Total Ekuitas
2) Proporsi Utang (Wd)
Hutang Jangka panjangWd =
Hutang Jangka panjang + Total Ekuitas
d. Menghitung modal rata-rata tertimbang
Rumus menghitung WACC adalah sebagai berikut :
WACC = (We . Ke) + (Wd . Kd)
39
e. Menghitung Economic Value Added (EVA)
EVA = NOPAC - ( capital x C*) atau
EVA = EBIT (1-T) - ( capital x C*)
Keterangan:
NOPAC = Net Oprating Profit After Tax /Laba bersih oprasi setelah pajak,
Capital = Jumlah modal yang terdiri dari ekuitas dan hutang jangka panjang
C* = Cost of Capital
EBIT = laba bunga sebelum bunga dan pajak
T = Tingkat pajak
Kriteria penilaian (Widayanto, 1993 : 51-52) :
1) EVA > 0
Ini dapat diartikan pihak manajemen mampu menghasilkan nilai tambah
bagi perusahaan melalui kegiatan oprasionalnya sehingga bukan hanya
mampu membayar seluruh kewajibannya kepada penyandang dana dan
pemerintah melainkan juga mampu menyisakan laba bagi perusahaan.
Dengan kata lain perusahaan yang memiliki EVA positif adalah
perusahaan sehat.
2) EVA = 0
Ini dapat diartikan pihak manajemen hanya mampu membayar seluruh
kewajiban perusahaan kepada penyandang dana dan pemerintah.
40
3) EVA < 0
Ini dapat diartikan pihak manajemen tidak mampu menghasilkan nilai
tambah bagi perusahaan karena laba yang dihasilkan tidak mencukupi
kebutuhan untuk membayar seluruh kewajiban kepada penyandang dana
dan pemerintah.
41
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan
Sejak awal berdiri pada tahun 1957, Astra pada mulanya merupakan
perusahaan perdagangan. Seiring dengan perkembangannya, Astra membentuk
kerjasama dengan sejumlah perusahaan kelas dunia dari berbagai industri.Sejak
tahun 1990, perseroan menjadi perusahaan pablik yang tercatat di Bursa Efek
Jakarta dan Surabaya, yang kini menjadi Bursa Efek Indonesia dengan nilai
kapitalisasi pasar perseroan pada tanggal 31 Desember 2007 sebesar Rp. 110,5
Triliun. Sekarang, Astra memiliki 6 bidang usaha yaitu ; Otomotif, jasa keuangan,
alat berat Agribisnis, teknologi informasi dan infrastruktur. Pada tahun 2007,
jumlah karyawan Group Astra mencapai 116.867 orang yang tersebar di 130 anak
perusahaan dan afiliasi.
B. Visi dan Misi Perusahaan
Visi PT. Astra Internasional Tbk
Menjadi salah satu perusahaan dengan pengelolaan terbaik di Asia Pasifik
dengan penekanan pada pembangunan kompetensi melalui pembangunan
sumber daya manusia, struktur keuangan yang solid, kepuasan pelanggan dan
efisiensi.
42
Menjadi perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial serta ramah
lingkungan.
Misi PT. Astra Internasional Tbk
Menjadi milik yang bermanfaat bagi bangsa dan negara
Memberikan pelayanan yang terbaik pada pelanggan
Menghargai individu dan membina kerjasama
Senantiasa berusaha mencapai yang terbaik
C. Struktur organisasi
Board of Commissioner
President Commissioner : Budi Setiadharma
Independent Commissioner : Djunaedi Hadisumarto
Independent Commissioner : Patrick Morris Alexander
Independent Commissioner : Muhamad Chatib Basri
Independent Commissioner : Soemadi Djoko Moerdjono Brotodiningrat
Independent Commissioner : Akira Okabe
Commissioner : Anthony John Liddell Nightingale
Commissioner : Mark Apencer Greenberg
Commissioner : Benjamin William Keswick
Commissioner : Chiew Sin Cheok
Board of Directors
President Director : Michael D. Ruslim
Director : Gunawan Geniusahardja
43
Director : Prijono Sugiarto
Director : Tossin Himawan
Director : Johnny D. Danusasmita
Director : Maruli Gultom
Director : Simon John Mawson
D. Bidang Usaha dan Anak perusahaan
Bidang Usaha dan Anak perusahaan PT. Astra Internasional Tbk adalah
1. Automotif
Astra menjaga posisi yang kuat dalam rantai usahanya dibidang otomotif
yang menempati posisi terdepan di indonesia. Rantai usaha ini meliputi
komponen, produksi, pemasaran, distribusi, pembiayaan, asuransi, dan layanan
purnajual.
Anak perusahaan dan kemitraan PT Asta Internasional Tbk. yang berada dalam
bidang usaha Automotif adalah
a. PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN)
b. PT. Astra DaihatsunMotor (ADM)
c. PT. Astra Nissan Diesel Indonesia (ANDI)
d. PT. Gaya Motor (GM)
e. PT. Arya Kharisma
f. PT. Tjahja Sakti Motor
g. PT. Astra Honda Motor (AHM)
h. PT. Astra Otoparts Tbk
44
i. AstraWorld
j. PT. Serasi Autoraya
2. Financial Services
Devisi jasa keuangan mempunyai rentang bisnis mulai dari usaha yang
terkait dengan usaha penjualan mobil, sepeda motor, dan alat berat milik astra
hingga asuransi kerugian. Astra, bersama dengan Standard Chartered Bank,
adalah pemegang saham Bank Permata Tbk. yang merupakan bank dengan
peringkat sepuluh besar di Indonesia dalam kategori besarnya aset.
Anak perusahaan dan kemitraan PT Asta Internasional Tbk. yang berada dalam
bidang usaha Financial Services adalah
a. Astra Credit Companies
b. PT. Toyota Astra Financial Services
c. PT. Federal International Finance (FIF)
d. PT. Komatsu Astra Finance
e. PT. Surya Artha Nusantara Finance
f. PT. Bank Permata Tbk
g. PT. Asuransi Astra Buana
3. Heavy Equipment
Dari struktur bisnis Heavy Equipment mempunyai rentang bisnis mulai
dari usaha Penjualan, distribusi mesin kontruksi dan alat-alat berat, kontraktor
penambangan dan pertambangan.
45
Anak perusahaan dan kemitraan PT Asta Internasional Tbk. yang berada dalam
bidang usaha Financial Services adalah
a. PT. United Tractors Tbk (UT)
b. PT. Tractor Nusantara
c. PT. Pamapersada Nusantara
4. Agribusiness
Divisi Agribisnis dikelola oleh PT. Astra Agro Lestari Tbk, (ALL) yang
79,68% sahamnya dimiliki Astra. ALL merupakan salah satu perusahaan
perkebunan terbesar di Indonesia.
5. Information Technology
Usaha sektor teknologi informasi Astra dekelola melalui PT. Astra
Graphia Tbk (AG), anak perusahaan dengan kepemilikan saham oleh perseroan
sebesar 76,87%. AG saat ini dikenal sebagai salah satu perusahaan penyedia
Document Solutions dan IT Solutions yang menduduki posisi terdepan di negri
ini.
6. Infrastructure
Astra menjalankan bisnis infrastukturnya melalui 2 anak perusahaan yang
dimiliki secara penuh yaitu PT. Astratel Nusantara (Astratel) dan PT. Intertel
Nusaperdana Intertel). Kedua perusahaan ini menjalankan usaha di bidang jalan
tol, telekomunikasi pengelolaan dan pengadaan air bersih, pembangkit listrik dan
logistik.
46
E. Perkembangan Harga Saham PT Asta Internasional Tbk dari Tahun 2004-
2008
Tabel Harga Saham PT Asta Internasional Tbk dari Tahun 2004-2008
2004 2005 2006 2007 2008
BulanHargasaham
Hargasaham
Hargasaham
Hargasaham
Hargasaham
Januari 5475 9958 10688 15659 26603Frebuari 5378 10700 9998 14733 26971Maret 5384 10758 10531 13655 24253April 5698 10803 11792 13938 19811Mei 5679 11040 11057 15948 20900Juni 5533 12759 9361 16545 19829Juli 5679 12702 9743 18330 19000Agustus 5845 11245 11005 17224 20613September 5384 9917 14902 18490 18286Oktober 7763 9364 13141 22563 11333November 8444 8944 14902 24332 9598Desember 9507 10105 16058 27038 10145
Grafik Perkembangan Harga Saham
PT Asta Internasional Tbk dari Tahun 2004-2008
47
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data dan Pembahasa dengan Metode Analisis Du Pont
Sistem Du Pont adalah suatu sistem analisis yang dimaksudkan untuk menunjukkan
hubungan antara return on investment, net profit margin dan total asset turnover.
1. Analisis dan Pembahasan Net Profit Margin
Perhitungan net profit margin dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi
perusahaan dilihat dari faktor laba bersih yang diperoleh dan jumlah penjualan
yang dapat dilakukan. Net profit margin adalah jumlah laba bersih yang dapat
dihasilkan dari penjualan. Net profit margin merupakan perbandingan antara laba
bersih dengan penjualan yang dinyatakan dalam persentase. Rumus net profit
margin :
Laba BersihNet Profit Margin = × 100%
Penjualan
Berikut ini data laba bersih dan penjualan PT. Astra Internasional Tbk
tahun 2004-2008 yang dapat dilihat dalam tabel V.1. berikut ini :
48
Tabel V.1.
Daftar Laba Bersih dan Penjualan
PT. Astra Internasional Tbk Tahun 2004-2008
(dalam jutaan rupiah)
Tahun 2004 2005 2006 2007 2008Penjualan 44.923.909 61.172.314 55.709.184 70.182.960 97.064.000Beban Penjualan (34.610.505) (47.449.438) (43.386.103) (53.693.688) (75.334.000)Laba Kotor 10.313.404 13.722.876 12.323.081 16.489.272 21.730.000Beban Usaha (5.337.966) (7.308.902) (8.079.838) (7.987.786) (9.854.000)Laba Usaha 4.975.438 6.413.974 4.243.243 8.501.486 11.876.000Penghasilan/ BebanLain2 978.025 (374.777) 340.677 301.594 1.083.000Bagian atas hasilbersih perusahaanasosiasi dan Jointlycontrolled entities 2.053.740 2.166.562 1.359.864 1.830.525 2.404.000EBT 8.007.203 8.205.759 5.943.784 10.633.605 15.363.000Beban Pajak (1.625.364) (1.872.786) (1.452.946) (2.663.218) (4.065.000)Laba Sebelum HakMinoritas 6.381.839 6.332.973 4.490.838 7.970.387 11.298.000Hak Minoritas (976.333) (875.688) (778.741) (1.451.114) (2.107.000)Laba Bersih 5.405.506 5.457.285 3.712.097 6.519.273 9.191.000
Sumber : Laporan Laba Rugi tahun 2004-2008
Dengan rumus dan data di atas dapat dihitung net profit margin PT. Astra
Internasional Tbk, sebagai berikut :
a. Tahun 2004
5.405.506Net profit margin = × 100%
44.923.909
= 12,033 %
49
Artinya, dengan jumlah penjualan sebesar Rp. 44.923.909 (dalam
jutaan rupiah) perusahaan dapat menghasilkan laba bersih operasi sebesar Rp.
5.405.506 (dalam jutaan rupiah). Atau dapat diartikan juga bahwa dalam
setiap rupiah penjualan menghasilkan keuntungan neto sebesar Rp. 0,12.
b. Tahun 2005
5.457.285Net profit margin = × 100%
61.172.314
= 8,921 %
Artinya, dengan jumlah penjualan sebesar Rp 61.172.314 (dalam
jutaan rupiah) perusahaan dapat menghasilkan laba bersih operasi sebesar Rp.
5.457.285 (dalam jutaan rupiah). Atau dapat diartikan juga bahwa dalam
setiap rupiah penjualan menghasilkan keuntungan neto sebesar Rp 0,09.
c. Tahun 2006
3.712.097Net profit margin = × 100%
55.709.184
= 6,663 %
Artinya, dengan jumlah penjualan sebesar Rp. 55.709.184 (dalam
jutaan rupiah) perusahaan dapat menghasilkan laba bersih operasi sebesar Rp.
3.712.097 (dalam jutaan rupiah). Atau dapat diartikan juga bahwa dalam
setiap rupiah penjualan menghasilkan keuntungan neto sebesar Rp 0,07.
50
d. Tahun 2007
6.519.273Net profit margin = × 100%
70.182.960
= 9,289 %
Artinya, dengan jumlah penjualan sebesar Rp. 70.182.960 (dalam
jutaan rupiah) perusahaan dapat menghasilkan laba bersih operasi sebesar Rp.
6.519.273 (dalam jutaan rupiah). Atau dapat diartikan juga bahwa dalam
setiap rupiah penjualan menghasilkan keuntungan neto sebesar Rp 0,09.
e. Tahun 2008
9.191.000Net profit margin = × 100%
97.064.000
= 9,469 %
Artinya, dengan jumlah penjualan sebesar Rp. 97.064.000 (dalam
jutaan rupiah) perusahaan dapat menghasilkan laba bersih operasi sebesar Rp.
9.191.000 (dalam jutaan rupiah). Atau dapat diartikan juga bahwa dalam
setiap rupiah penjualan menghasilkan keuntungan neto sebesar Rp 0,094.
51
Perkembangan net profit margin PT. Astra Internasional Tbk Tahun
2004-2008 dapat dilihat dalam tabel V.2. berikut ini :
Tabel V.2.
Daftar Laba Bersih, Penjualan, Profit Margin dan Perubahan Profit Margin
PT. Astra Internasional Tbk Tahun 2004-2008
(dalam jutaan rupiah)
Tahun 2004 2005 2006 2007 2008Laba Bersih 5.405.506 5.457.285 3.712.097 6.519.273 9.191.000Penjualan 44.923.909 61.172.314 55.709.184 70.182.960 97.064.000Profit Margin (%) 12,033 8,921 6,663 9,289 9,469Δ Profit Margin - -3,111 -2,258 2,626 0,180Sumber : Laporan Laba Rugi tahun 2004-2008
Dari tabel V.2 diatas dapat menjelaskan perkembangan Laba Bersih,
Penjualan, Profit Margin dan Perubahan Profit Margin PT. Astra Internasional
Tbk Tahun 2004-2008, dan penjelasannya adalah sebagai berikut :
a. Tahun 2004
Pada tahun 2004 dengan penjualan sebesar 44.923.909 (dalam jutaan rupiah)
dapat menghasilkan laba bersih sebesar 5.405.506 (dalam jutaan rupiah) atau
dengan tingkat keuntungan 12,033%.
b. Tahun 2005
Pada tahun 2005 PT. Astra Internasional Tbk mengalami peningkatan
penjualan menjadi sebesar 61.172.314 (dalam jutaan rupiah) namun laba
bersih yang dihasilkan menurun menjadi 8,921% atau turun dari tahun 2004
sebesar 3,111% menjadi 5.457.285 (dalam jutaan rupiah).
52
c. Tahun 2006
Pada tahun 2006 PT. Astra Internasional Tbk mengalami penurunan penjualan
menjadi sebesar 55.709.184 (dalam jutaan rupiah) dan mengalami penurunan
laba bersih menjadi 3.712.097 (dalam jutaan rupiah) atau hanya menghasilkan
laba bersih sebesar 6,663% dari total penjualan. Turun dari tahun 2005
sebesar 2,258%.
d. Tahun 2007
Pada tahun 2007 PT. Astra Internasional Tbk mengalami peningkatan
penjualan menjadi sebesar 70.182.960 (dalam jutaan rupiah) dan juga
mengalami peningkatan laba bersih menjadi 6.519.273 (dalam jutaan rupiah)
atau dapat menghasilkan laba bersih sebesar 9.289% dari total penjualan.
Naik dari tahun 2006 sebesar 2,626%.
e. Tahun 2008
Pada tahun 2008 PT. Astra Internasional Tbk mengalami peningkatan
penjualan menjadi sebesar 97.064.000 (dalam jutaan rupiah) dan juga
mengalami peningkatan laba bersih menjadi 9.191.000 (dalam jutaan rupiah)
atau dapat menghasilkan laba bersih sebesar 9.469% dari total penjualan.
Naik dari tahun 2007 sebesar 0,180%.
2. Analisis Total Asset Turnover
Total asset turnover adalah kemampuan dana yang tertanam dalam
keseluruhan aktiva berputar dalam periode tertentu atau kemampuan modal yang
diinvestasikan untuk menghasilkan pendapatan. Total asset turnover
53
dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat pada
kecepatan berputarnya aktiva operasi atau usaha dalam periode tertentu. Rumus
total asset turnover adalah:
PenjualanTotal Assets Turnover = × 1kali
Total Aktiva
Berikut ini data Penjualan dan Aktiva Usaha PT. Astra Internasional Tbk
tahun 2004-2008 yang dapat dilihat dalam tabel V.2. berikut ini :
Tabel V.3.
Daftar Penjualan dan Aktiva Usaha
PT. Astra Internasional Tbk tahun 2004-2008
(dalam jutaan rupiah)
Tahun 2004 2005 2006 2007 2008Penjualan 44.923.909 61.172.314 55.709.184 70.182.960 97.064.000Aktiva Lancar 13.761.766 16.171.141 15.731.494 19.474.163 35.531.000Aktiva tidak Lancar 25.383.287 30.814.721 42.197.796 44.045.435 45.209.000Total Aktiva 39.145.053 46.985.862 57.929.290 63.519.598 80.740.000
Sumber : Neraca tahun 2004-2008
Dengan rumus dan data di atas dapat dihitung total asset turnover PT.
Astra Internasional Tbk, sebagai berikut :
a. Tahun 2004
44.923.909Total asset turnover = × 1kali
39.145.053
= 1,15 kali
54
Dengan aktiva sebesar Rp. 39.145.053 (dalam jutaan rupiah) selama
satu tahun dapat menghasilkan penjualan sebesar Rp. 44.923.909 dengan
perputaran selama 1,15 kali.
b. Tahun 2005
61.172.314Total asset turnover = × 1kali
46.985.862
= 1,30 kali
Dengan aktiva sebesar Rp. 46.985.862 (dalam jutaan rupiah) selama
satu tahun dapat menghasilkan penjualan sebesar Rp. 61.172.314 (dalam
jutaan rupiah) dengan perputaran selama 1,30 kali.
c. Tahun 2006
55.709.184Total asset turnover = × 1kali
57.929.290
= 0,96 kali
Dengan aktiva sebesar Rp. 57.929.290 (dalam jutaan rupiah) selama
satu tahun dapat menghasilkan penjualan sebesar Rp. 55.709.184 (dalam
jutaan rupiah) dengan perputaran selama 0,96 kali.
55
d. Tahun 2007
70.182.960Total asset turnover = × 1kali
63.519.598
= 1,10 kali
Dengan aktiva sebesar Rp. 63.519.598 (dalam jutaan rupiah) selama
satu tahun dapat menghasilkan penjualan sebesar Rp. 70.182.960 (dalam
jutaan rupiah) dengan perputaran selama 1,10 kali.
e. Tahun 2008
97.064.000Total asset turnover = × 1kali
80.740.000
= 1,20 kali
Dengan aktiva sebesar Rp. 80.740.000 (dalam jutaan rupiah) selama
satu tahun dapat menghasilkan penjualan sebesar Rp. 97.064.000 (dalam
jutaan rupiah) dengan perputaran selama 1,20 kali.
Perkembangan Total Asset Turnover PT. Astra Internasional Tbk Tahun
2004-2008 dapat dilihat dalam tabel V.4. berikut ini :
56
Tabel V.4.
Daftar Penjualan, Aktiva Usaha, Total Asset Turnover, Perubahan Total Asset
Turnover PT. Astra Internasional Tbk Tahun 2004-2008
(dalam jutaan rupiah)
Tahun 2004 2005 2006 2007 2008Penjualan 44.923.909 61.172.314 55.709.184 70.182.960 97.064.000Total Aktiva 39.145.053 46.985.862 57.929.290 63.519.598 80.740.000Total Assets Turnover 1,15 1,30 0,96 1,10 1,20Δ Assets Turnover - 0,15 -0,34 0,14 0,10
Sumber : Laporan Laba Rugi tahun 2004-2008
Dari tabel di atas terlihat dari tahun 2004 ke tahun 2005 total asset
turnover mengalami kenaikan sebesar 0,15 yang merupakan selisih dari total
asset turnover pada tahun 2004 sebesar 1,15 dan total asset turnover pada tahun
2005 sebesar 1,30. Pada tahun 2005 ke 2006 total asset turnover menurun
sebesar 0,34 dari tahun 2005 sebesar 1,30 turun menjadi 0,96 pada tahun 2006.
Untuk tahun 2007 total asset turnover perusahaan kembali naik menjadi 1,10
yang berarti naik sebesar 0,14 dari total asset turnover sebelumnya 0,96 pada
tahun 2006. Pada tahu 2008 total asset turnover kembali naik sebesar 0,10 atau
menjadi 1,20.
Kenaikan dan penurunan total asset turnover ini lebih diakibatkan
penjualan yang juga mengalami kenaikan dan penurunan. Hal ini dapat terlihat
jelas dalam tabel V.5.
57
Tabel V.5.
Daftar Penjualan, Aktiva Usaha, Total Assets Turnover dan perubahannya
PT. Astra Internasional Tbk Tahun 2004-2008
(dalam jutaan rupiah)
Tahun 2004 2005 2006 2007 2008Penjualan 44.923.909 61.172.314 55.709.184 70.182.960 97.064.000Total Aktiva 39.145.053 46.985.862 57.929.290 63.519.598 80.740.000Δ Aktiva 7.840.809 10.943.428 5.590.308 17.220.402
Δ Aktiva (%) 20% 23% 10% 27%Δ Penjualan 16.248.405 (5.463.130) 14.473.776 26.881.040Δ Penjualan % 36% -9% 26% 38%
Total Assets Turnover 1,15 1,30 0,96 1,10 1,20Δ Assets Turnover - 0,15 -0,34 0,14 0,10Δ Assets Turnover (%) - 15% -34% 14% 10%
Sumber : Laporan Laba Rugi tahun 2004-2008
3. Analisis Return on Investment
Analisis return on investment digunakan untuk mengukur kemampuan
aktiva perusahaan dalam menghasilkan laba bersih operasi perusahaan. Hal ini
dapat dirumuskan, sebagai berikut :
Laba BersihReturn on Investment = × 100%
Total Aktiva
Berikut ini data laba bersih dan aktiva usaha PT. Astra Internasional Tbk
tahun 2004-2008 yang dapat dilihat dalam tabel V.6. berikut ini :
58
Tabel V.6.
Daftar Laba Bersih dan Aktiva Usaha
PT. Astra Internasional Tbk tahun 2004-2008
(dalam jutaan rupiah)
Tahun 2004 2005 2006 2007 2008Laba Bersih 5.405.506 5.457.285 3.712.097 6.519.273 9.191.000Aktiva Lancar 13.761.766 16.171.141 15.731.494 19.474.163 35.531.000Aktiva tidak Lancar 25.383.287 30.814.721 42.197.796 44.045.435 45.209.000Total Aktiva 39.145.053 46.985.862 57.929.290 63.519.598 80.740.000
Sumber : Neraca tahun 2004-2008
Dengan rumus dan data di atas dapat dihitung total asset turnover PT.
Astra Internasional Tbk, sebagai berikut :
a. Tahun 2004
5.405.506Return on investment = × 100%
39.145.053
= 13,81 %
Dengan dana yang tertanam dalam aktiva sebesar Rp. 39.145.053
(dalam jutaan rupiah) perusahaan dapat menghasilkan laba sebesar Rp.
5.405.506 (dalam jutaan rupiah). Artinya, setiap rupiah modal yang
ditanamkan dalam aktiva dapat menghasilkan laba bersih operasi sebesar Rp
0,14.
59
b. Tahun 2005
5.457.285Return on investment = × 100%
46.985.862
= 11,61 %
Dengan dana yang tertanam dalam aktiva sebesar Rp. 46.985.862
(dalam jutaan rupiah) perusahaan dapat menghasilkan laba sebesar Rp.
5.457.285 (dalam jutaan rupiah). Artinya, setiap rupiah modal yang
ditanamkan dalam aktiva dapat menghasilkan laba bersih operasi sebesar Rp
0,12.
c. Tahun 2006
3.712.097Return on investment = × 100%
57.929.290
= 6,41 %
Dengan dana yang tertanam dalam aktiva sebesar Rp. 57.929.290
(dalam jutaan rupiah) perusahaan dapat menghasilkan laba sebesar Rp.
3.712.097 (dalam jutaan rupiah). Artinya, setiap rupiah modal yang
ditanamkan dalam aktiva dapat menghasilkan laba bersih operasi sebesar Rp
0,06.
60
d. Tahun 2007
6.519.273Return on investment = × 100%
63.519.598
= 10,26 %
Dengan dana yang tertanam dalam aktiva sebesar Rp. 63.519.598
(dalam jutaan rupiah) perusahaan dapat menghasilkan laba sebesar Rp.
6.519.273 (dalam jutaan rupiah). Artinya, setiap rupiah modal yang
ditanamkan dalam aktiva dapat menghasilkan laba bersih operasi sebesar Rp
0,1.
e. Tahun 2008
9.191.000Return on investment = × 100%
80.740.000
= 11,38 %
Dengan dana yang tertanam dalam aktiva sebesar Rp. 80.740.000
(dalam jutaan rupiah) perusahaan dapat menghasilkan laba sebesar Rp.
9.191.000 (dalam jutaan rupiah). Artinya, setiap rupiah modal yang
ditanamkan dalam aktiva dapat menghasilkan laba bersih operasi sebesar Rp
0,11.
61
Tabel V.7.
Daftar Penjualan, Laba bersih, Aktiva Usaha, Return on Investment,
Perubahan Return on Investment (ROI)
PT. Astra Internasional Tbk Tahun 2004-2008
(dalam jutaan rupiah)
Tahun 2004 2005 2006 2007 2008Penjualan 44.923.909 61.172.314 55.709.184 70.182.960 97.064.000Laba Bersih 5.405.506 5.457.285 3.712.097 6.519.273 9.191.000Total Aktiva 39.145.053 46.985.862 57.929.290 63.519.598 80.740.000Net profit margin 12,033 8,921 6,663 9,289 9,469Total Assets Turnover 1,15 1,30 0,96 1,10 1,20ROI % 13,81 11,61 6,41 10,26 11,38Δ Net Profit Margin - -3,111 -2,258 2,626 0,180Δ Assets Turnover - 0,15 -0,34 0,14 0,10Δ ROI - -2,19 -5,21 3,86 1,12
Sumber : Laporan Laba Rugi tahun 2004-2008
Dari tabel di atas terlihat perkembangan ROI PT. Astra Internasional Tbk
Tahun 2004-2008 mengalami penurunan dan kenaikan. Dan pada tahun 2007
mulai mengalami kenaikan yang cukup baik. Hal tersebut sudah dapat
diperkirakan dengan melihat perkembangan faktor-faktor yang mempengaruhi
ROI (ROI = net profit margin x total asset turnover). Dari hasil analisis data dan
perkembangan net profit margin dan total asset turnover perusahaan di atas
dapat kita lihat perkembangan return on investment (ROI) perusahaan dari tahun
2004 sampai dengan tahun 2008, sebagai berikut :
62
a. Tahun 2004
Pada tahun 2004 net profit margin PT. Astra Internasional Tbk
sebesar 12.033%. Sedangkan total asset turnover sebesar 1,15 dan ROI
perusahaan untuk tahun 2004 sebesar 13,81 %.
b. Tahun 2005
Tahun 2005 net profit margin PT. Astra Internasional Tbk
mengalami penurunan sebesar 3,11% yang berasal dari 12,033% pada tahun
2004 menjadi 8,921 % pada tahun 2005. Sedangkan tahun 2005 total asset
turnover PT. Astra Internasional Tbk mengalami kenaikan sebesar 0,15
yaitu dari 1,15 tahun 2004 menjadi 1,30 pada tahun 2005. Sehingga ROI
perusahaan tahun 2005 juga mengalami penurunan menjadi 11,61% yang
berarti mengalami penurunan sebesar 2,19% dari ROI tahun 2004 yang
sebesar 13,81 %
c. Tahun 2006
Tahun 2006 ini net profit margin PT. Astra Internasional Tbk
mengalami penurunan kembali sebesar 2,258% yang berasal dari 6,663%
pada tahun 2006 dikurangi 8,921% pada tahun 2005. Sedangkan total asset
turnover pada tahun 2006 ini mengalami penurunan sebesar 0,34 yaitu dari
1,30 pada tahun 2005 menjadi 0,96 pada tahun 2006. Turunnya net profit
margin dan total asset turnover perusahaan berpengaruh pada return on
63
investment perusahaan yang mengalami penurunan sebesar 5,21% dari
11,61% pada tahun 2005 6,41% pada tahun 2006.
d. Tahun 2007
Pada tahun 2007 ini net profit margin PT. Astra Internasional Tbk
mengalami kenaikan sebesar 2,626% yang berasal dari 6,663% pada tahun
2006 menjadi 9,289% pada tahun 2007. Sedangkan tahun 2007 total asset
turnover PT. Astra Internasional Tbk mengalami kenaikan sebesar 0,14
yaitu dari 0,96 pada tahun 2006 menjadi 1,10 pada tahun 2007. kenaikan
total asset turnover ini diimbangi dengan naiknya net profit margin
mengakibatkan ROI meningkat tajam dari ROI tahun 2006 yang sebesar
6,41% menjadi 10,26 atau naik sebesar 3,86%.
e. Tahun 2008
Pada tahun 2008 ini net profit margin PT. Astra Internasional Tbk
mengalami kenaikan sebesar 0,18% yang berasal dari 9,289% pada tahun
2007 menjadi 9,469% pada tahun 2008. Sedangkan tahun 2007 total asset
turnover PT. Astra Internasional Tbk mengalami kenaikan sebesar 0,10
yaitu dari 1,10 pada tahun 2007 menjadi 1,20 pada tahun 2008. ROI
meningkat dari ROI tahun 2007 yang sebesar 10,26 % menjadi 11,38 atau
naik sebesar 1,12%.
64
B. Analisis Data dan Pembahasa dengan Metode Analisis Economic Value Added
(EVA)
Economic Value Added (EVA) adalah nilai tambah pada pemegang saham
oleh manajemen dalam suatu periode tertentu. EVA merupakan suatu estimasi laba
ekonomis yang sesungguhnya dari perusahaan dalam tahun berjalan. EVA
menunjukkan sisi laba setelah biaya modal, termasuk modal ekuitas, dikurangkan.
Dengan metode EVA ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan nilai tambah bagi para pemegang saham dalam
suatu periode tertentu.
Langkah-langkah perhitungan dengan metode Economic Value Added
(EVA) adalah sebagai berikut :
1. Menghitung Biaya hutang tahunan
a. Menghitung biaya hutang tahunan sebelum pajak
Biaya hutang tahunan sebelum pajak dapat dicari dengan rumus :
Biaya bungaKd =
Hutang jangka panjang
Dari rumus diatas maka biaya hutang tahunan sebelum pajak PT. Astra
Internasional Tbk Tahun 2004-2008 adalah :
65
Tabel V.8.
Biaya Hutang Tahunan Sebelum pajak
PT. Astra Internasional Tbk Tahun 2004-2008
TahunBiaya Bunga
(dalam jutaan rupiah)Hutang Jangka Panjang
(dalam jutaan rupiah) Kd
2004 500.692 6.446.933 0,0782005 421.844 8.151.569 0,0522006 760.726 11.427.947 0,0672007 678.134 10.168.573 0,0672008 513.000 13.280.000 0,039
Sumber : Laporan Laba Rugi tahun 2004-2008
b. Menghitung biaya hutang tahunan setelah pajak
Kd* = Kd (1-T)
Keterangan :
Kd * = Biaya hutang setelah pajak
Kd = Biaya hutang sebelum pajak
T = Tingkat pajak
Tingkat pajak yang ditanggung perusahaan dalam satu
tahun dicari dengan membagi beban pajak penghasilan
dengan laba sebelum pajak, hal ini dikarenakan tidak
dicantumkannya tingkat pajak progresif dalam laporan
keuangan.
66
Rumus Tingkat :
Beban Pajak PenghasilanT =
Laba Sebelum Pajak
Dengan rumus diatas tingkat pajak dapat diketahui seperti pada tabel V.9
Tabel V.9.
Tingkat Pajak Tahunan
PT. Astra Internasional Tbk Tahun 2004-2008
Tahun Beben Pajak Penghasilan Laba sebelum Pajak T2004 1.625.364 8.007.203 0,2032005 1.872.786 8.205.759 0,2282006 1.452.946 5.943.784 0,2442007 2.663.218 10.633.605 0,2502008 4.065.000 15.363.000 0,265
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa
Pada tahun 2004 PT. Astra Internasional Tbk dengan laba sebesar Rp.
8.007.203 (dalam jutaan rupiah) harus menanggung pajak sebesar 0,203 atau
sekitar 20,3% dari total laba sebelum pajak atau sebesar Rp. 1.625.364 (dalm
jutaan rupiah). Pada tahun 2005 tingkat pajak yang harus ditanggung
perusahaan adalah sebesar 0,228 atau 22,8% dari total laba sebelum pajak
yang sebesar Rp. 8.205.759 (dalam jutaan rupiah) atau sebesar Rp. 1.872.786
(dalam jutaan rupiah).
Pada tahun 2006 dengan laba sebelum pajak Rp. 5.943.784 (dalam
jutaan rupiah) PT. Astra Internasional Tbk harus menanggung pajak sebesar
67
0.244 atau 24,4% dari total laba sebelum pajak atau sebesar Rp. 1.452.946
(dalam jutaan rupiah). Pada tahun 2007 beban pajak yang harus ditanggung
perusahaan adalah sebesar 0,25 atau 25% dari total laba sebelum pajak yang
sebesar Rp. 10.633.605 (dalam jutaan rupiah) atau sebesar Rp. 2.663.218
(dalam jutaan rupiah). Dan pada tahun 2008 dengan laba sebelum pajak
sebesar Rp. 15.363.000 (dalam jutaan rupiah), PT. Astra Internasional Tbk
harus menanggung pajak sebesar Rp. 4.065.000 (dalam jutaan rupiah) atau
sebesar 26,5% dari total laba sebelum pajak.
Setelah tingkat pajak diketahui maka biaya hutang setelah pajak dapat
diketahui seperti pada tabel V.10
Tabel V.10.
Biaya Hutang Tahunan Sebelum pajak
PT. Astra Internasional Tbk Tahun 2004-2008
Tahun Kd T (1-T) Kd*2004 0,078 0,203 0,797 0,0622005 0,052 0,228 0,772 0,0402006 0,067 0,244 0,756 0,0502007 0,067 0,250 0,750 0,0502008 0,039 0,265 0,735 0,028
Biaya hutang setelah pajak (Kd*) merupakan biaya hutang setelah pajak
yang harus ditanggung oleh perusahaan karena penggunaan dana dari hutang
jangka panjang.
Pada tahun 2004 biaya hutang setelah pajak yang ditanggung karena
penggunaan dana dari hutang jangka panjang sebesar Rp. 6.446.933 (dalam
68
jutaan rupiah) adalah sebesar 0,062 atau 6,2% dari total hutang jangka panjang.
Untuk tahun 2005 biaya hutang setelah pajak yang harus ditanggung PT. Astra
Internasional Tbk adalah sebesar 0,040 atau 4% dari penggunan hutang jangka
panjang sebesar Rp. 8.151.569 (dalam jutaan rupiah).
Pada tahun 2006 biaya hutang yang harus ditanggung karena penggunan
hutang jangka panjang sebesar Rp. 11.427.947 (dalam jutaan rupiah) adalah
sebesar 0,050 atau sebesar 5%. Pada tahun 2007 biaya hutang setelah pajak
sebesar 0,050 atau 5% dari penggunaan dana hutang jangka panjang sebesar Rp.
10.168.573 (dalam jutaan rupiah). Sedangkan di tahun 2008 dengan penggunan
dana hutang jangka panjang sebesar Rp. 13.280.000 (dalm jutaan rupiah) PT.
Astra Internasional Tbk menanggung biaya hutang setelah pajak sebesar 2,8%.
2. Menghitung biaya ekuitas/modal sendiri (Ke)
Ke = KBr +βi x (KM - KBr)
Keterangan :
Ke : Return saham ke-i
KBr : Return aktiva bebas resiko
βi : Beta sekuritas ke-i
KM : Return portofolio pasar
Langkah-langkah menghitung biaya ekuitas :
a. Menghitung nilai Return aktiva bebas resiko (KBr)
Nilai KBr diambil dari tingkat suku bunga SBI rata-rata dalam satu tahun
(lampiran 3).
69
b. Menghitung beta (βi)
Beta (βi) merupakan ukuran kepekaan tingkat keuntungan suatu saham
terhadap perubahan pasar. Dalam penelitian ini beta (βi) dihitung dengan
menggunakan teknik regresi linier. Teknik regresi untuk mengestimasi beta
suatu sekuritas dapat dilakukan dengan menggunakan return-return
sekuritas (Ri) sebagai variabel dependen dan return-return pasar (Rm)
sebagai variabel independen. Persamaan regresi yang digunakan dalam
penelitian ini didasarkan pada model indek tunggal. Dalam metode indek
tunggal, beta (βi) dapat dihitung berdasarkan persamaan :
Ri= αi+ βi . RM
Keterangan :
Ri = Return sekuritas ke-i
αi = Suatu variabel acak yang menunjukkan komponen dari return
sekuritas ke-i yang independen terhadap kinerja pasar.
βi = Beta yang merupakan koefisien yang mengukur perubahan Ri
akibat perubahan RM
RM = Tingkat return dari indeks pasar
Dalam penelitian ini indeks pasar akan menggunakan data
IHSG.
Langkah-langkah dalam menghitung beta (βi)
1) Menghitung Ri
70
Rumus Return saham (Rit)
Pit - Pit-1
Rit =Pit-1
Keterangan :
Rit : Return saham pada waktu t
Pit : Harga saham pada waktu t
Pit-1 : Harga saham pada waktu t-1
t : Bulan
2) Menghitung Return pasar (Rmt)
Rumus Return pasar (Rmt)
IHSG1 - IHSGt-1
Rmt =IHSGt-1
Keterangan :
IHSG1 : Indeks Harga Saham Gabungan waktu t
IHSGt-1 : Indeks Harga Saham Gabungan waktu t –1
Rmt : Returnt pasar pada waktu t
t : Bulan
Dalam menghitung return pasar (Rmt) ini peneliti menggunakan data
IHSG close price tiap akhir bulan.
71
Hasil regresi dari nilai Rit dan Rmt seperti dalam tabel V.11
Tabel V.11.
beta (βi)
PT. Astra Internasional Tbk Tahun 2004-2008
Sumber : Hasil perhitungan SPSS
c. Menghitung nilai return portofolio pasar (KM)
IHSGtahun - IHSGtahun sebelumnya
KM =IHSGtahun sebelumnya
Dalam perhitungan ini penulis menggunakan data IHSG close price akhir
tahun.
Dari rumus diatas maka Km dapat ditemukan seperti pada tabel V.12
Tabel V.12.
Return portofolio pasar KM
PT. Astra Internasional Tbk Tahun 2004-2008
TahunIHSG
(Close Price akhir tahun) KM
2003 693,0332004 1000,233 0,4432005 1162,635 0,1622006 1805,523 0,5532007 2745,826 0,5212008 1355,408 -0,506
Tahun βi2004 0,212005 0,5322006 0,6462007 0,6442008 0,825
72
Dengan semua data yang telah ada maka rumus Ke diatas dapat digunakan
dan hasilnya seperti dalam tabel V.13
Tabel V.13.
Return sahamke-i (Ke)
PT. Astra Internasional Tbk Tahun 2004-2008
Tahun KBr βi KM (KM - KBr) Ke
2004 0,074 0,21 0,443 0,369 0,1512005 0,091 0,532 0,162 0,072 0,1292006 0,125 0,646 0,553 0,428 0,4012007 0,086 0,644 0,521 0,435 0,3662008 0,087 0,825 -0,506 -0,593 -0,403
3. Menganalisis struktur modal
Struktur modal dapat dihitung melalui penjumlahan hutang jangka panjang
dengan modal sendiri (ekuitas). Proporsi hutang jangka panjang (Wd) dapat
dihitung dengan membagi hutang jangka panjang dengan jumlah modal,
sedangkan proporsi ekuitas (We) dapat dihitung dengan membagi ekuitas dengan
jumlah modal.
Langkah-langkah menghitung struktur pasar modal adalah sebagai berikut :
a. Proporsi Ekuitas (We)
Total EkuitasWe =
Hutang Jangka panjang + Total Ekuitas
73
Dari rumus diatas maka nilai We dapat diketemukan seperti dalam tabel
V.14
Tabel V.14.
Proporsi Ekuitas (We)
PT. Astra Internasional Tbk Tahun 2004-2008
TahunTotal
Ekuitas (1)Hutang Jangka
Panjang (2) (1 + 2) We
2004 16.485.126 6.446.933 22.932.059 0,7192005 20.424.345 8.151.569 28.575.914 0,7152006 22.375.766 11.427.947 33.803.713 0,6622007 26.962.594 10.168.573 37.131.167 0,7262008 33.080.000 13.280.000 46.360.000 0,714
b. Proporsi Hutang (Wd)
Hutang Jangka panjangWd =
Hutang Jangka panjang + Total Ekuitas
Dari rumus diatas maka nilai Wd dapat diketemukan seperti dalam tabel
V.15
Tabel V.15.
Proporsi Hutang (Wd)
PT. Astra Internasional Tbk Tahun 2004-2008
TahunHutang Jangka
Panjang (1)Total
Ekuitas (2) (1 + 2) Wd2004 6.446.933 16.485.126 22.932.059 0,2812005 8.151.569 20.424.345 28.575.914 0,2852006 11.427.947 22.375.766 33.803.713 0,3382007 10.168.573 26.962.594 37.131.167 0,2742008 13.280.000 33.080.000 46.360.000 0,286
74
4. Menghitung modal rata-rata tertimbang
Modal rata-rata tertimbang atau Weighted Average Cost of Capital (WACC)
merupakan biaya modal yang tepat untuk melakukan penganggaran modal.
WACC menggambarkan tingkat pengembalian investasi minimum untuk
mendapatkan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor.
Rumus menghitung WACC adalah sebagai berikut :
WACC = (We . Ke) + (Wd . Kd)
Dengan rumus diatas maka WACC dapat di ketemukan seperti dalam tabal V.16
Tabel V.16.
Modal Rata-rata Tertimbang (C*)
PT. Astra Internasional Tbk Tahun 2004-2008
Tahun We Ke Wd Kd* WACC (C*)2004 0,719 0,151 0,281 0,062 0,1262005 0,715 0,129 0,285 0,040 0,1042006 0,662 0,401 0,338 0,050 0,2832007 0,726 0,366 0,274 0,050 0,2792008 0,714 -0,403 0,286 0,028 -0,279
WACC menggambarkan tingkat pengembalian investasi minimum untuk
mendapatkan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor. Dari tabel
V.16 diatas dapat menggambarkan tingkat pengembalian yang diharapkan dari
investasi yang mereka tanamkan.
Pada tahun 2004 WACC sebesar 0,126 atau sebesar 12,6% yang dapat
diartikan bahwa setiap Rp. 1 yang diinvestasikan, investor mengharapkan
pengembalian sebesar Rp. 1.260. Pada tahun 2005 investor mengharapkan
75
pengembalian minimal sebesar Rp. 1.040 untuk Rp. 1 yang diinvestasikan.
Sedangkan pada tahun 2006 investor mengharapkan pengembalian minimal
sebesar Rp. 2.830 untuk Rp. 1 yang diinvestasikan.
Pada tahun 2007 dengan investasi Rp. 1, investor mengharapkan
pengembalian minimal sebesar Rp. 2.790,-. Sedangkan tahun 2008 sedikit
berbeda dengan nilai WACC -0,279 atau -27,9%, hal ini dapat diartikan investor
mengalami kerugian dari tiap Rp. 1 yang mereka investasikan sebesar Rp. 2.790.
5. Menghitung Economic Value Added (EVA)
EVA = NOPAC - ( capital x C*) atau
EVA = EBIT (1-T) - ( capital x C*)
Keterangan :
NOPAC = Net Oprating Profit After Tax /Laba bersih oprasi setelah pajak,
Capital = Jumlah modal yang terdiri dari ekuitas dan hutang jangka panjang
C* = Cost of Capital
EBIT = laba bunga sebelum bunga dan pajak
T = Tingkat pajak
Dengan rumus diatas maka nilai EVA dapat diketemukan seperti dalam tabel
V.17
76
Tabel V.17.
Economic Value Added (EVA)
PT. Astra Internasional Tbk Tahun 2004-2008
(dalam jutaan rupiah)
Tahun NOPAT Capital WACC (C*) (Capital x C*) EVA2004 6.381.839 22.932.059 0,126 2.896.343,680 3.485.495,3202005 6.332.973 28.575.914 0,104 2.958.253,875 3.374.719,1252006 4.490.838 33.803.713 0,283 9.555.844,226 (5.065.006,226)2007 7.970.387 37.131.167 0,279 10.377.175,991 (2.406.788,991)2008 11.298.000 46.360.000 -0,279 (12.940.508,499) 24.238.508,499
Economic Value Added (EVA) menggambarkan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan nilai tambah kepada pemegang saham oleh manajemen
dalam suatu periode tertentu. Berdasarkan tabel V.17 PT. Astra Internasional
Tbk diatas dapat diketahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan nilai
tambah kepada pemegang saham.
Pada tahun 2004 PT. Astra Internasional Tbk menghasilkan nilai EVA
sebesar Rp. 3.485.495,320 (dalam jutaan rupiah) yang berasal dari NOPAT
sebesar Rp. 6.381.839 (dalam jutaan rupiah) dikurangkan dengan biaya modal
(Capital x C*) sebesar Rp. 2.896.343,680 (dalam jutaan rupiah). EVA pada
tahun 2004 bernilai positif yang dapat diartikan perusahaan PT. Astra
Internasional Tbk, mampu menghasilkan nilai tambah bagi perusahaan karena
laba bersih setelah pajak (NOPAT) yang dihasilkan mampu menutupi kewajiban
kepada seluruh investor.
Nilai EVA pada tahun 2005 juga positif sebesar Rp. 3.374.719,125
(dalam jutaan rupiah) yang diperoleh dari pengurangan NOPAT sebesar Rp.
77
6.332.973 terhadap biaya modal (Capital x C*) sebesar Rp. 2.958.253,875
(dalam jutaan rupiah). Hal ini dapat diartikan PT. Astra Internasional pada tahun
2005 mampu menghasilkan nilai tambah bagi perusahaan karena nilai laba
bersih setelah pajak mampu menutup semua kewajiban kepada investor.
Pada tahun 2006 nilai EVA PT. Astra Internasional bernilai negatif Rp.
(5.065.006,226) (dalam jutaan rupiah) yang berarti PT. Astra Internasional tidak
dapat menutup semua kewajiban kepada investor. Hal ini dikarenakan nilai laba
bersih setelah pajak (NOPET) sebesar Rp. 4 490.838 (dalam jutaan rupiah) tidak
mampu menutup biaya modal yang sebesar Rp. 9.555.844,226 (dalam jutaan
rupiah).
Sama halnya dengan ditahun 2007 nilai EVA juga bernilai negatif
sebesar Rp. (2.406.788,991) (dalam jutaan rupiah). Berarti perusahaan juga tidak
dapat menutup kewajiban kepada investor karena nilai laba bersih setelah pajak
(NOPAT) sebesar Rp. 7.970.387 (dalam jutaan rupiah) tidak dapat menutup
biaya modal (Capital x C*) sebesar Rp. 10.377.175,991 (dalam jutaan rupiah).
Pada tahun 2008 PT. Astra Internasional kembali mampu menghasilkan
nilai tambah bagi perusahaan karena nilai EVA tahun 2008 bernilai positif Rp.
24.238.508,499 (dalam jutaan rupiah). Hal ini karena nilai laba bersih yang
dihasilkan di tahun 2008 sebesar Rp. 11.298.000 (dalam jutaan rupiah) mampu
menutup seluruh kewajiban kepada investor (Capital x C*) yang sebesar Rp.
(12.940.508,499).
78
BAB VI
KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bagaimana kinerja
keuangan PT. Astra Internasional Tbk dengan metode analisis Du Pont (Net Profit
Margin, Total Asset Turnover, Return On Investment) dan dengan metode analisis
Ekonomic Value Added (EVA) setiap tahunnya selama lima tahun berturut-turut
yaitu tahun 2004, 2005, 2006, 2007 dan 2008, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Dengan metode analisis Du Pont
a. Dilihat dari sisi net profit margin
Dilihat dari net profit margin PT. Astra Internasional Tbk, mampu
menghasilkan tingkat efektivitas penjualan dalam menghasilkan laba yang
cukup efektif di tahun 2004 yaitu setiap Rp. 1 penjualan dapat menghasilkan
laba bersih sebesar Rp. 0,12 atau sekitar 12,033%. Tingkat efektivitas
tersebut terus menurun di tahun 2005 dan titik paling bawah ada pada tahun
2006 dengan tingkat efektivitas 6,663%, yang berarti setiap Rp. 1 penjualan
menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 0,067. Pada tahun 2007 dan 2008
mengalami peningkatan efektivitas 9,289% di tahun 2007 dan 9,469%
ditahun 2008.
79
b. Dilihat dari sisi total asset turnover
Dilihat dari total asset turnover PT. Astra Internasional Tbk, mampu
menghasilkan tingkat efisiensi perputaran Aktiva terhadap penjualan yang
cukup bagus di tahun 2005 dibanding tahun 2004, 2006, 2007 dan 2008.
Tingkat perputaran tahun 2005 sebesar 1,30 kali lebih efisien dari tahun
2004 sebesar 1,15 kali, tahun 2006 sebesar 0,96 kali, tahun 2007 sebesar
1,10 kali, dan tahun 2008 sebesar 1,20 kali. Total asset turnover 1,30 kali di
tahun 2005 ini dapat diartikan setiap Rp. 1 aktiva yang ada di tahun 2005
dapat menghasilkan penjualan sebanyak Rp. 1,30.
c. Dilihat dari sisi return on investment
Dilihat dari return on investment (ROI) PT. Astra Internasional Tbk,
mampu menghasilkan tingkat efektivitas Aktiva terhadap laba bersih yang
cukup bagus di tahun 2004 di banding tahun 2005, 2006, 2007 dan 2008.
Tingkat efektivitas tahun 2004 sebesar 13,81% lebih efektivitas dari tahun
2005 sebesar 11,61%, tahun 2006 sebesar 6,41%, tahun 2007 sebesar
10,26% , dan tahun 2008 sebesar 11,38%. Return on investment 13,81% di
tahun 2004 ini dapat diartikan setiap Rp. 1 aktiva yang ada di tahun 2004
dapat menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 0,138.
2. Dengan metode analisis Ekonomic Value Added (EVA)
Dilihat dari Nilai Ekonomic Value Added (EVA) PT. Astra Internasional
Tbk, mampu menghasilkan nilai tambah bagi perusahan ditahun 2004, 2005 dan
2008 namun tidak dapat menghasilkan nilai tambah di tahun 2006 dan 2007.
80
B. Keterbatasan Masalah
1. Dalam penelitian ini hanya membahas keadaan yang terjadi secara keuangan saja
tidak menggali pada faktor-faktor penyebab permasalahan keuangan secara
mendalam sehingga kurang efektif untuk menentukan strategi yang tepat agar
dapat memperbaiki kinerja keuangan yang ada.
2. Hanya menggunakan 2 metode penilaian kinerja keuangan saja.
C. Saran
1. Bagi Perusahaan
a) Sebaiknya perusahaan lebih efisien dalam pengelolaan biaya karena bila di
lihat dari sisi Net profit margin persentase penambahan atau pengurangan
penjualan tidak sebanding dengan persentase penambahan atau pengurangan
laba bersih.
b) Sebaiknya perusahaan lebih efektif dalam pengelolaan aset kususnya dalam
hal investasi karena persentase penambahan atau pengurangan asset tidak
sebanding dengan persentase penambahan atau pengurangan penjualan dan
atau laba bersih.
c) Sebaiknya perusahaan lebih efektifitas dan efisiensi dalam penglolaan
hutang.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Sebaiknya menggunakan metode penilaian kinerja perusahaan yang lebih banya
karena dengan begitu keadaan kinerja keuangan perusahaan akan lebih terlihat
dengan jelas.
81
Daftar Pustaka
Agustin Ririn Triastuti (2004), Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan, Studi kasus pada PT. Mandom Indonesia Tbk, PT. Mustika Ratu Indonesia Tbk dan PT. Unilever Indonesia Tbk. Yogyakarta : USD
Brigham, Eugene F. and Houston, Joel F. (2001). Fundamentals of Financial
Management. Ohio: South-Western Husnan, Suad dan Eni pujiastuti. 1994. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta.
UPP AMP YKPN Ikatan Akuntansi Indonesia. (2004). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba
Empat
Jogiyanto. (2006). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta : BPFE UGM. Mardiasmo. (2002). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi Offset
Mulyadi. (1993). Akuntansi Biaya dan Manajemen Edisi Keempat. Yogyakarta : BPFE
UGM
Munawir, Slamet. 2002. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Keempat. Yogyakarta. Liberty
Nelsiani Fatima Jehemat (2004), Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja
Perusahaan, Studi kasus industri makanan dan minuman. Yogyakarta : USD Petrick Vivid (2005), Analisis Kinerja dan Strategi Keuangan Selama dan Sesudah
Krisis ekonomi, Studi kasus PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk dan PT. Indonesia Satellite Corporation Tbk. Yogyakarta : USD
Prastowo, Dwi. 1995. Analisis Laporan Keuangan, Yogyakarta. UPP AMP YKPN Pusat Pengembangan Akuntansi FE UGM. (2002). Penyusunan dan Pemilihan
Indikator Akuntabilitas Publik. Yogyakarta : Makalah Seminar Nasional FE UGM
Riyanto, Bambang. (2001). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahan Edisi keempat.
Yogyakarta: BPFE UGM Resvine, dkk. 1996. Financial Reporting and Analysis. New Jerse, Prentice Hall
Sadarachmat, Duduh. (1993). Majalah Manajemen. Jakarta : Gramedia
82
Stickney, Clyde, P. Financial Reporting and Statement Analysis. Fort worth. Harcourt Brug. College Publisher
Umar, Husein. (2000). Research Methods in Finance and Banking. Jakarta : Gramedia
Pusat Yunita (2004), Analisis Laporan Keuangan Industri Komunikasi, Studi kasus dan PT.
Indonesia Satelindo Tbk dan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Yogyakarta : USD
Wasis. (1991). Manajemen Keuangan Perusahaan. Semarang : Satya Wacana Widiastuti, Fransiska Heni. (2001). Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Lima
Emitan Bursa Efek Jakarta Peraih Peringkat Biru Proper Prokasih Berdasarkan Analisis “Du Pont”. Yogyakarta : USD
LAMPIRAN
Lampiran 1
Perhitungan Tingkat Pajak
Tahun Beben Pajak Penghasilan Laba sebelum Pajak T
2004 1.625.364 8.007.203 0,203
2005 1.872.786 8.205.759 0,228
2006 1.452.946 5.943.784 0,244
2007 2.663.218 10.633.605 0,250
2008 4.065.000 15.363.000 0,265
Harga Saham PT. Astra Internasional dan Perhitungannya
Bulan 2004 Harga saham Rit
Januari 5.475 -
Frebuari 5.378 -0,018
Maret 5.384 0,001
April 5.698 0,058
Mei 5.679 -0,003
Juni 5.533 -0,026
Juli 5.679 0,026
Agustus 5.845 0,029
September 5.384 -0,079
Oktober 7.763 0,442
November 8.444 0,088
Desember 9.507 0,126
Bulan 2005
Januari 9.958 0,047
Frebuari 10.700 0,075
Maret 10.758 0,005
April 10.803 0,004
Mei 11.040 0,022
Juni 12.759 0,156
Juli 12.702 -0,004
Agustus 11.245 -0,115
September 9.917 -0,118
Oktober 9.364 -0,056
November 8.944 -0,045
Desember 10.105 0,130
Bulan 2006
Januari 10.688 0,058
Frebuari 9.998 -0,065
Maret 10.531 0,053
April 11.792 0,120
Mei 11.057 -0,062
Juni 9.361 -0,153
Juli 9.743 0,041
Agustus 11.005 0,130
September 14.902 0,354
Oktober 13.141 -0,118
November 14.902 0,134
Desember 16.058 0,078
Bulan 2007
Januari 15.659 -0,025
Frebuari 14.733 -0,059
Maret 13.655 -0,073
April 13.938 0,021
Mei 15.948 0,144
Juni 16.545 0,037
Juli 18.330 0,108
Agustus 17.224 -0,060
September 18.490 0,074
Oktober 22.563 0,220
November 24.332 0,078
Desember 27.038 0,111
Bulan 2008
Januari 26.603 -0,016
Frebuari 26.971 0,014
Maret 24.253 -0,101
April 19.811 -0,183
Mei 20.900 0,055
Juni 19.829 -0,051
Juli 19.000 -0,042
Agustus 20.613 0,085
September 18.286 -0,113
Oktober 11.333 -0,380
November 9.598 -0,153
Desember 10.145 0,057
Lampiran 2
IHSG dan Perhitungannya
Tahu/Bulan IHSG Rmt
Tahun 2003 693,033
Tahun 2004
Januari 752,932 0,086
Frebuari 761,081 0,011
Maret 735,677 -0,033
April 783,413 0,065
Mei 732,516 -0,065
Juni 732,401 0,000
Juli 756,983 0,034
Agustus 754,704 -0,003
September 820,134 0,087
Oktober 860,487 0,049
November 977,767 0,136
Desember 1000,233 0,023
Tahun 2005
Januari 1045,435 0,045
Frebuari 1073,828 0,027
Maret 1080,165 0,006
April 1029,613 -0,047
Mei 1088,169 0,057
Juni 1122,376 0,031
Juli 1182,301 0,053
Agustus 1050,09 -0,112
September 1079,275 0,028
Oktober 1066,224 -0,012
November 1096,641 0,029
Desember 1162,635 0,060
Tahun 2006
Januari 1232,321 0,060
Frebuari 1230,664 -0,001
Maret 1322,974 0,075
April 1464,406 0,107
Mei 1329,996 -0,092
Juni 1310,263 -0,015
Juli 1351,649 0,032
Agustus 1431,262 0,059
September 1534,615 0,072
Oktober 1582,626 0,031
November 1718,961 0,086
Desember 1805,523 0,050
Tahun 2007
Januari 1757,258 -0,027
Frebuari 1740,971 -0,009
Maret 1830,924 0,052
April 1999,167 0,092
Mei 2084,324 0,043
Juni 2139,278 0,026
Juli 2348,673 0,098
Agustus 2194,339 -0,066
September 2359,206 0,075
Oktober 2643,487 0,120
November 2688,332 0,017
Desember 2745,826 0,021
Tahun 2008
Januari 2627,251 -0,043
Frebuari 2721,944 0,036
Maret 2447,299 -0,101
April 2304,516 -0,058
Mei 2444,349 0,061
Juni 2349,105 -0,039
Juli 2304,508 -0,019
Agustus 2165,943 -0,060
September 1832,507 -0,154
Oktober 1256,704 -0,314
November 1223 -0,027
Desember 1355,408 0,108
Lampiran 3
SBI (Sertifikat Bank Indonesia)
Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 Bulan SBI SBI SBI SBI SBI Januari 8,15% 7,23% 12,91% 9,50% 8,00% Frebuari 7,70% 7,27% 19,92% 9,25% 8,00% Maret 7,32% 7,31% 12,73% 9,00% 8,00% April 7,25% 7,51% 12,64% 9,00% 8,00% Mei 7,24% 7,81% 12,15% 8,75% 8,25% Juni 7,25% 8,05% 12,50% 8,50% 8,50% Juli 7,29% 8,45% 12,25% 8,25% 8,75% Agustus 7,31% 8,54% 12,36% 8,25% 9,00% September 7,31% 9,25% 12,25% 8,25% 9,25% Oktober 7,30% 12,09% 10,75% 8,25% 9,50% November 7,30% 12,69% 9,50% 8,25% 9,50% Desember 7,29% 12,83% 9,75% 8,00% 9,25% Rata-Rata 7,39% 9,09% 12,48% 8,60% 8,67%
Perhitungan Beta menggunakan SPSS 15 (Regresi Linier)
Tahun 2004
Coefficients(a)
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients t Sig.
Model B Std. Error Beta B Std. Error (Constant) ,044 ,049 ,907 ,388 1
Rm ,521 ,809 ,210 ,645 ,535
a Dependent Variable: Rit
Tahun 2005
Coefficients(a)
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients t Sig.
Model B Std. Error Beta B Std. Error (Constant) -,004 ,023 -,180 ,861 1
Rm ,912 ,458 ,532 1,989 ,075
a Dependent Variable: Rit
Tahun 2006
Coefficients(a)
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients t Sig.
Model B Std. Error Beta B Std. Error (Constant) -,016 ,040 -,406 ,693 1
Rm 1,644 ,614 ,646 2,678 ,023
a Dependent Variable: Rit
Tahun 2007
Coefficients(a)
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients t Sig.
Model B Std. Error Beta B Std. Error (Constant) ,008 ,026 ,324 ,753 1
Rm 1,076 ,404 ,644 2,662 ,024
a Dependent Variable: Rit
Tahun 2008
Coefficients(a)
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients t Sig.
Model B Std. Error Beta B Std. Error (Constant) -,019 ,025 -,761 ,464 1
Rm ,987 ,214 ,825 4,624 ,001
a Dependent Variable: Rit