Analisis Junkfood
-
Upload
indra-pratama-haryono -
Category
Documents
-
view
413 -
download
7
Transcript of Analisis Junkfood
Analisis Pengaruh Tingkat Pendapatan, Suku, Umur, Jenis
Kelamin, Pekerjaan, & Kesadaran Kesehatan Terhadap
Konsumsi Junkfood
ditulis oleh
Nama : Indra Pratama (0811021035)
Ratna Widiyastuti (0741021067)
Sulastri (0741021082)
Dwi Desnasari (0741021021)
Niken Selvia Agustina (0741021062)
Armando Adha (0811021021)
Jumiati (0741021053)
Mutia Pramadisya (0741021606)
Ririn Yuliantika (0741021071)
Edo Bagus Buwono (0741021022)
Jurusan : Ilmu Ekonomi & Studi Pembangunan
ILMU EKONOMI & STUDI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS LAMPUNG
2010/2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Globalisasi dalam perdagangan dan
sistem informasi, pertumbuhan pasar
modern yang pesat, menjamurnya outlet
makanan siap saji, dan gencarnya iklan
makanan merupakan fenomena yang kini
terjadi di Indonesia. Tulisan ini
mengulas dampak keberadaan pasar
modern, restoran siap saji, dan iklan
terhadap gaya hidup terutama gaya makan masyarakat Indonesia. Di sisi lain, sistem
informasi makin terbuka yang mengiklankan berbagai jenis makanan atau minuman jadi.
Dampak dari hal tersebut adalah terjadinya perubahan permintaan akan makanan dan
minuman yang merupakan bagian dari gaya hidup masyarakat Indonesia. Hal ini
ditunjukkan oleh peningkatan pangsa pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi,
terutama pada wilayah perkotaan. Perubahan pola dan gaya makan tersebut dapat pula
dilihat sebagai kesempatan bagi industri makanan dan minuman untuk memperluas
produk dan pasar. Restoran fast food telah berkembang sangat pesat dalam hal jumlah
outlet dan pelanggan. Fast food dapat dengan mudah ditemukan di pasar modern
(supermarket dan hypermarkets), di jalan atau di tempat-tempat strategis. Menu yang
disediakan beragam dan bervariasi yang disesuaikan ke lokal atau makanan tradisional.
Franchised fast food dari luar negeri, misalnya, burger, kentang goreng, pizza, dan Bento,
sedangkan lokal atau tradisional cepat misalnya makanan lokal adalah menu yang tersedia
di pinggir-pinggir jalan jalar (warteg), nasi goreng, nasi soto, dan bakso dengan mie. Saat
ini, kami dapat juga menemukan olahan makan yang disesuaikanan yang tersedia di
pinggir jalan, seperti Bento (kotak) dan kebab. (Suryana, 2008 ).
Menjamurnya makanan jajanan dewasa ini menyebabkan semakin beragamnya pilihan
orang-orang yang lebih banyak menghabiskan waktu makan siangnya di luar rumah, baik
anak-anak, remaja, karyawan, ataupun kalangan orang tua sendiri. Makanan jajanan atau
yang lebih dikenal sebagai fast food mulai banyak dipertanyakan keamanannya sejak
menjamurnya kasus overweight atau obesitas di setiap golongan usia. Mengingat semakin
meningkatnya kejadian penyakit dengan faktor risiko obesitas, istilah junk food sebagai
nama lain kelompok makanan ini tidak asing lagi bagi telinga kita. Sejauh mana
keamanan junk food untuk kita konsumsi akan kita coba bahas pada kesempatan ini.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana Analisis Pengaruh Tingkat Pendapatan, Suku, Umur, Jenis Kelamin,
Pekerjaan, & Kesadaran Kesehatan Terhadap Konsumsi Junkfood ?
1.3. Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel-variabel independen seperti Pendapatan,
Suku, Umur, Jenis Kelamin, Pekerjaan, & Kesadaran Kesehatan Terhadap Konsumsi
Junkfood.
1.4. Kerangka Pemikiran
Pendapatan (X1)
Suku (X2)
Umur (X3)
Jenis Kelamin (X4)
Pekerjaan (X5)
Kesehatan (X6)
Tingkat Konsumsi Junkfood (C)
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
2.1. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan adalah data sekunder yang terdiri dari satu variabel terikat yaitu
Konsumsi Junkfood dan enam variabel bebas yaitu Pekerjaan, Umur, Suku, Pendapatan,
Jenis Kelamin, Kesehatan. Data sekunder ini bersumber dari Survey.
2.2. Definisi Variabel
1. Konsumsi junkfood (C)
Adalah tingkat konsumsi masyarakat dalam mengkonsumsi makanan cepat saji (junkfood) dihitung berdasarkan per bulan.
2. Pendapatan
Adalah Jumlah pendapatan dari objek penelitian.
3. Suku
Adalah Suku dari objek penelitian.
4. Umur
Adalah Umur dari objek penelitian.
5. Jenis Kelamin
Adalah Jenis kelamin objek penelitian.
6. Pekerjaan
Adalah pekerjaan objek penelitian, apakah bekerja atau tidak.
2.3. Hipotesis
Diduga ada hubungan saling mempengaruhi antara pendapatan (X1), suku (X2), umur
(X3), jenis kelamin (X4), pekerjaan (X5), terhadap tinkat konsumsi junkfood (C)
BAB III
HASIL & PEMBAHASAN
3.1. Hasil
Konsumsi (C)
Pendapatan (X1)
Suku (X2)
Umur (X3)
Jenis Kelamin (X4)
Pekerjaan (X5)
Kesehatan (X6)
6 300000 1 17 1 1 212 300000 1 16 1 1 218 300000 1 15 2 1 2
8 450000 1 22 2 1 18 450000 4 20 2 1 13 800000 1 22 1 2 24 350000 1 22 2 2 2
24 750000 2 22 1 2 116 350000 4 23 2 2 112 750000 4 23 1 2 1
8 450000 3 22 2 2 124 300000 3 20 2 2 2
6 450000 3 21 1 1 112 1000000 1 24 2 2 212 450000 1 23 2 2 1
3 450000 1 22 2 1 18 450000 4 20 2 1 14 450000 4 19 2 1 2
28 450000 2 18 2 1 216 450000 2 21 2 1 233 450000 2 20 2 1 2
4 8000000 4 20 1 2 18 550000 2 23 2 2 11 1600000 1 26 1 2 12 2000000 1 24 1 2 11 1300000 1 19 1 2 12 1600000 1 21 1 2 16 450000 2 19 2 1 11 1500000 1 22 2 2 14 450000 2 21 2 1 16 1500000 1 20 2 2 1
12 450000 4 23 2 1 212 2500000 4 25 1 2 2
8 2000000 3 26 1 2 2
4 2000000 2 24 2 2 14 450000 3 20 1 1 18 5000000 4 31 2 2 18 2500000 3 30 1 2 14 800000 3 23 2 2 24 300000 3 16 2 1 12 450000 4 20 2 1 12 450000 1 21 1 1 14 1800000 1 23 1 2 1
12 450000 1 20 2 1 110 2500000 2 22 1 2 1
4 4500000 4 25 1 2 11 450000 3 22 2 1 22 300000 4 23 1 1 15 800000 3 21 1 1 21 200000 4 21 2 1 14 800000 4 21 1 1 14 450000 4 20 2 1 14 450000 2 22 2 1 1
Keterangan : Beberapa variabel seperti suku, jenis kelamin, pekerjaan & kesehatan
mengalami “coding (perubahan data kualitatif menjadi kuantitatif)”.
Pekerjaan : 1. Belum Bekerja Suku : 1. Jawa
2. Bekerja 2. Palembang
Jenis Kelamin : 1. Laki-Laki 3. Lampung
2. Perempuan 4. Lain-lain
Kesehatan : 1. Tahu
2. Tidak Tahu
3.2. Pengaruh Variabel Independent terhadap variabel dependen
1. Pengaruh Pendapatan dan tingkat konsumsi junkfood
Pendapatan tudak berpengaruh besar pada tingkat permintaan konsumsi junkfood, ini
terlihat dari masih tingginya permintaan junkfood pada masyarakat berpendapatan ≤ Rp.
500.000 dibanding masyarakat yg berpendapatan > Rp. 500.000. Penjelasan secara visual
dapat dilihat pada gambar 3.2.1
Gambar 3.2.1
Dari gambar diatas terlihat, 40% tingkat konsumsi junkfood dilakukan oleh masyarakat
berpenghasilan kurang dari Rp. 500.000, sedangkan 60% dilakukan oleh masyarakat
berpendapatan diatas Rp. 500.000.
2. Pengaruh Suku terhadap permintaan junkfood
Gambar 3.2.2
Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman suku & budaya, bagamaina tingkat
konsumsi junkfood berdasarkan suku ? dalam gambar 3.2.2. dijelaskan tingkat konsumsi
paling tinggi adalah suku jawa dengan 33% dari total keseluruhan koresponden, diikuti
palembang dan lampung sebanyak 19%, dan padang sebanyak 11%, sedangkan sisanya
sunda 8%, betawi 4%, dll sebanyak 6%.
3. Pengaruh tingkat pendapatan pada konsumsi junkfood
Berdasarkan diagram diatas dapat kita lihat, bahwa 51% konsumen junkfood
adalah pekerja dan 49% konsumen adalah pengangguran. Tidak terlihat perbedaan yang
begitu signifikan antara keduanya dalam mengkonsumsi junkfood karena tingkat
pendapatan tidak begitu berpengaruh. yang lebih berpengaruh adalah faktor selera
konsumen.
4. Pengaruh usia pada tingkat konsumsi junkfood
Tingkat usia sangat berpengaruh terhadap tingkat konsumsi junkfood. Usia kurang dari
21 tahun lebih banyak mengkonsumsi junkfood yaitu sebesar 60% dibandingkan usia
lebih dari 20 tahun yang hanya 40%. Hal ini disebabkan usia remaja dan anak-anak
cenderung menyukai jenis makanan junkfood dibanding makanan olahan.
40%
60%
Tingkat Konsumsi Junkfood Berdasarkan Usia
>20 Tahun
<21 Tahun
5. Pengaruh jenis kelamin pada tingkat konsumsi junkfood
Perempuan lebih memilih mengkonsumsi junkfood dibandingkan laki-laki. Hal ini
disebabkan bagi perempuan junkfood lebih praktis dibandingkan mengolah makanan
sendiri di rumah, sehingga tingkat konsumsi junkfood oleh perempuan lebih tinggi dari
laki-laki yaitu 60%.
Tingkat Konsumsi Junkfood Berdasarkan Jenis kelamin
40%
60%
Laki-Laki Perempuan
6. Pengaruh kesadaran kesehatan terhadap tingkat konsumsi junkfood
Tingkat kesadaran masyarakat terhadap kesehatan tidak begitu berpengaruh secara
signifikan terhadap konsumsi junkfood. Dapat dilihat pada diagram diatas masyarakat
yang sadar akan kesehatan dan yang tidak sadar akan kesehatan memiliki tingkat
konsumsi junkfood yang sama, yaitu masing-masing 50%. Hal ini disebabkan oleh
faktor-faktor yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu faktor selera dan kepraktisan.
Sehingga masyarakat mengabaikan faktor kesehatan dalam memilih untuk mengkonsumsi
junkfood.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dari 5 variabel independen yg ada tidak berpengaruh signifikan pada tingkat
konsumsi junkfood di masyarakat, hal ini terlihat dari besrnya t-hitung yg ada.
Kemungkinan permasalahannya ada pada kurang lengkapnya jumlah data yg ada.
LAMPIRAN
SAS