Analisis Investasi Satri
-
Upload
sadarina-lesatri -
Category
Documents
-
view
101 -
download
0
Transcript of Analisis Investasi Satri
Analisis Laporan Keuangan
Analisis Investasi
Oleh:
Sad. Lesatri Lumban Batu
709520020
Jurusan AkuntansiFakultas Ekonomi
Universitas Negeri Medan2012
1. Pendahuluan
Sebelum melakukan investasi, investor hendaknya jeli dalam melakukan analisa.
Analisa investasi yang tepat bisa menghindarkan investor dari kerugian yang mungkin terjadi.
Setiap investasi tentu tidak selamanya memberikan keuntungan. Ada pula kerugian yang bisa
diperoleh dari sebuah investasi. Namun dengan analisa yang baik, resiko kerugian bisa Anda
kurangi dan tentu keuntungan pun bisa diraih.
Sebelum berinvestasi, ada hal-hal penting yang harus Anda analisa. Berikut ini adalah
analisa investasi yang harus Anda lakukan sebelum mulai berinvestasi:
Resiko. Di dalam setiap investasi pasti ada resiko yang harus ditanggung baik itu
besar maupun kecil. Biasanya, semakin besar resiko sebanding dengan besarnya hasil
investasi yang bisa diperoleh. Sebelum melakukan investasi, Anda harus paham betul
resiko kerugian yang mungkin terjadi terhadap uang yang Anda investasikan.
Mengetahui resiko akan membantu Anda mencari solusi untuk meminimalisir resiko
yang ada. Pengendalian dan pembatasan resiko merupakan salah satu analisa
investasi yang perlu dilakukan untuk menghindari habisnya uang yang Anda
investasikan.
Jangka waktu investasi. Sebelum melakukan investasi, hal kedua yang perlu Anda
lakukan dalam analisa investasi adalah mengenai jangka waktu investasi
berlangsung. Anda harus tahu apakah jenis investasi yang Anda ikuti termasuk
investasi jangka pendek, menengah atau panjang. Dengan mengetahui jangka waktu
investasi, Anda akan mengetahui seberapa lama pengembalian dana Anda sebagai
hasil dari investasi tersebut.
Pihak yang terkait dalam investasi Anda. Pihak yang akan menjalankan uang Anda
tentu harus Anda ketahui juga di awal. Pastikan bahwa pihak yang akan menjalankan
dana investasi Anda adalah pihak profesional yang bisa dipercaya. Dengan demikian
Anda boleh bernafas dengan tenang karena dana Anda dijalankan oleh pihak yang
bisa diandalkan.
Kemungkinan membengkaknya nilai investasi. Analisa investasi berikutnya yang juga
tak kalah pentingnya adalah mengetahui apakah dana investasi yang Anda masukkan
tidak akan bertambah di kemudian hari. Misalkan saat Anda menginvestasikan dana
ke dalam suatu usaha, Anda harus tahu apakah suatu hari kelak Anda perlu
menambahkan dana lagi agar proses investasi bisa berjalan dengan baik.
Dengan demikian Anda akan tahu apakah Anda perlu bersiap-siap untuk
menyuntikkan dana tambahan atau tidak. Jangan sampai investasi Anda terhenti karena Anda
kehabisan dana untuk disuntikkan dalam usaha tersebut.
2. Pembahasan
2.1. Pengertian Investasi, Kategori Investasi dan Keputusan Investasi
Pengertian atau definisi investasi secara sederhana adalah menempatkan uang atau
dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan atas uang atau dana
tersebut. Menurut wikipedia Indonesia, investasi adalah suatu istilah dngan beberapa
pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan
dengan akumilasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan di
masa depan. Terkadang, investasi disebut juga penanaman modal.
Pengertian investasi menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam PSAK adalah suatu
aktiva yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan (accreation of wealth)
melalui distribusi hasil investasi (seperti: bunga, royalti, deviden dan uang sewa), untuk
apresiasi nilai investasi atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti
manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan.
Pengertian investasi berdasarkan teori ekonomi, investasi berati pembelian (dan
berarti juga produksi) dari kapital/modal barang-barang yang tidak dikonsumsi tetapi
digunakan untuk produksi yang akan datang (barang produksi). Contoh membangun rel
kereta api, atau suatu pabrik, pembukaan lahan atau seseorang sekolah di suatu universitas.
Menurut Sunariyah, Pengertian investasi adalah penanaman modal untuk satu atau
lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan
keuntungan di masa-masa yang akan datang. Menurut Sharpe et all (1993), merumuskan
investasi dengan pengertian berikut: mengorbankan aset yang dimiliki sekarang guna menda-
patkan aset pada masa mendatang yang tentu saja dengan jumlah yang lebih besar. Menurut
Jones (2004) mendefinisikan investasi sebagai komitmen menanamkan sejumlah dana pada
satu atau lebih aset selama beberapa periode pada masa mendatang.
Maka, keputusan investasi adalah suatu kebijakan atau keputusan yang diambil untuk
menanamkan modal pada satu atau lebih aset untuk mendapatkan keuntungan dimasa yang
akan datang.
Jika pemodal menginvestasikan dananya pada suatu proyek (rencana investasi dan
bukan di pasar modal maka dana tersebut akan digunakan untuk investasi real assets, dimana
perusahaan akan membayarkan deviden kepada pemegang saham atas investasi tersebut.
Namun bila pemodal memiliki pilihan investasi di tempat lain (pada financial assets) dan
tidak harus pada proyek atau rencana investasi tersebut, maka dana tersebut akan dapat
diberikan kepada para pemodal yang dapat mereka gunakan untuk investasi pada financial
assets.
Pengaturan investasi modal yang efektif perlu memperhatikan faktor-faktor berikut
ini:
1. Adanya usul-usul investasi
2. Estimasi arus kas dari usul-usul investasi tersebut
3. Evaluasi arus kas tersebut
4. Memilih proyek-proyek yang sesuai dengan kriteria tertentu, dan
5. Monitoring dan penilaian terus menerus terhadap proyek investasi setelah investasi
dilaksanakan.
Penilaian kelayakan investasi dari sisi Ekonomi
Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam melakukan investasi adalah menaksir arus
kas dari sebuah rencana investasi; menentukan tingkat keuntungan yang layak dengan
memperhatikan resikonya; menggunakan tingkat bunga dari keuntungan untuk menghitung
present value dari taksiran rencana arus kas rencana investasi tersebut; menghitung Net
Present Value (NVP), yaitu selisih antara present value arus kas tersebut dengan nilai
investasinya.
Dalam pengambilan keputusan investasi, opportunity cost memegang peranan yang
penting. Opportunity cost merupakan pendapatan atau penghematan biaya yang dikorbankan
sebagai akibat dipilihnya alternatif tertentu. Misalnya dalam penggantian mesin lama dengan
mesin baru, harga jual mesin lama harus diperhitungkan dalam mempertimbangkan investasi
pada mesin baru. Karenanya kita perlu menaksir arus kas yang relevan, perlu diperhatikan
hal-hal berikut:
1. Taksirlah arus kas dasar setelah pajak. Perhatikan bahwa yang dinikmati oleh pemilik
perusahaan adalah kas masuk bersih setelah pajak.
2. Taksirlah arus kas atas dasar incremental atau selisih. Rencana peluncuran produk
baru mungkin akan mengakibatkan pengurangan penjualan produk lama
(kanibalisme), lebih-lebih kalau produk-produk tersebut ternyata mempunyai pasar
yang sama. Dengan demikian perlu diperhatikan pengurangan kas masuk dari produk
lama akibat peluncuran produk baru.
3. Taksirlah arus kas yang timbul karena keputusan investasi. Arus kas karena
pendanaan, seperti membayar bunga pinjaman, mengangsur pokok pinjaman, dan
pembayaran deviden,tidak perlu diperhatikan. Perhatikan yang kita analisis adalah
profitabilitas investasi.
4. Jangan memasukan sunk cost (biaya yang telah terjadi sehingga tidak akan berubah
kerena keputusan yang akan kita ambil). Apa yang telah terjadi tidak mungkin
berubah, karena keputusan kitalah yang relevan dalam analisis.
2.2. Metode Evaluasi
Ada beberapa metode untuk menilai perlu tidaknya suatu investasi atau untuk
memilih berbagai macam alternatif investasi. Metode yang biasa digunakan yaitu :
a) Payback Period
Pengertian dari Payback Period antara lain adalah, suatu periode yang diperlukan
untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash investment) dengan menggunakan
aliran kas. Dengan kata lain Payback Period merupakan rasio antara initial cash ratio dan
cash inflow yang hasilnya merupakan satuan waktu (Husain Umar, 2000:200). Ada pula yang
mengatakan payback period adalah suatu periode yang dibutuhkan untuk menutup kembali
pengeluaran investasi (Bambang Riyanto, 1995:124). Dan menurut (F Weston dan E. F
Bringham, 1993:325) adalah jumlah tahun yang dibutuhkan agar pengembalian-
pengembalian yang diterima menyamai jumlah yang diinvestasikan. Untuk mengetahui
sejauh mana investasi itu kembali, maka dirumuskan sebagai berikut :
Jika proceed yang dihasilkan tiap tahun sama :
Dimana proceed = EAT + Depresiasi
EAT = Laba bersih setelah pajak
Contoh:
Ketika ada usulan proyek investasi dengan dana Rp. 300 juta (initial investment) dan
ditargetkan penerimaan dana investasi setiap tahunnya Rp. 60 juta (cash flow) serta ada syarat
periode pengembalian investasi 4 tahun, berapa payback periodnya? Payback periodnya
adalah 300 juta dibagi 60 juta dikali satu tahun sama dengan 5 tahun. Ternyata payback
period melebihi periode yang disyaratkan maka usulan proyek investasi ini ditolak.
Apabila cash flow dari proyek investasi berbeda setiap tahun
.
dimana:
n = tahun terakhir dimana cash flow masih belum bisa menutupi initial investment
a = jumlah initial investment
b= jumlah cumulative cash flow pada tahun ke-n
c = jumlah cumulative cash flow pada tahun ke- n +1
Lebih jelasnya dengan contoh berikut:
Ketika ada usulan proyek investasi dengan dana Rp. 500 juta (initial investment) dan
ditargetkan penerimaan dana investasi (cash flow) berbeda setiap tahun. Katakanlah tahun ke-
1 cash flownya Rp. 250 juta, tahun ke-2 Rp. 200 juta, tahun ke-3 Rp. 150 juta, tahun ke-4 Rp.
100 juta. Syarat periode pengembalian investasi 4 tahun, berapakah payback periodnya?
Dari tabel tersebut, investasi Rp. 600 juta terletak di cumulative cash flow ke-3.
Payback periodnya
= 2 + Rp. 500 juta – Rp. 450 juta / Rp.600 juta – Rp. 450 juta x 1 tahun
= 2,33 tahun atau 2 tahun 4 bulan
Payback periodnya kurang dari syarat periode pengembalian perusahaan sehingga
usulan proyek investasinya diterima.
Keunggulan dan Kelemahan Payback Period
Dengan perhitungan yang mudah, dan sederhana kita bisa menentukan lamanya waktu
pengembalian dana investasi dengan metode payback period. Hal ini menjadi salah satu
kelebihan dari metode tersebut.
Selain itu kelebihan metode payback period ini adalah bisa digunakan sebagai alat pertimbangan
resiko karena semakin pendek payback periodnya maka semakin pendek pula resiko kerugiannya, serta
dapat pula digunakan untuk membandingkan dua proyek yang memiliki resiko dan rate of return yang sama
dengan cara melihat jangka waktu pengembalian investasi (payback period) apabila payback periodnya
lebih pendek itu yang dipilih.
Disisi lain, terdapat pula kelemahan dari metode ini yaitu tidak memperhitungkan time
value of money (nilai waktu akan uang), dan tidak mempedulikan cash flow yang diperoleh
setelah payback period, serta tidak memperhatikan pula keuntungan yang diperoleh setelah
payback period.
Dapat disimpulkan bahwa metode payback period memang metode yang sederhana
dan mudah digunakan dalam mengevaluasi proyek investasi, namun perlu diperhatikan pula
kekurangan dari metode ini sehingga disinilah peran kita dalam memilih berbagai metode
kelayakan investasi yang sesuai dengan kebutuhan kita dengan segala kelebihan dana
kekurangannya.
b) Metode “Internal Rate of Return”
Metode ini untuk membuat peringkat usulan investasi dengan menggunakan tingkat
pengembalian atas investasi yang dihitung dengan mencari tingkat diskonto yang
menyamakan nilai sekarang dari arus kas masuk proyek yang diharapkan terhadap nilai
sekarang biaya proyek atau sama dengan tingkat diskonto yang membuat NPV sama dengan
nol.
Kelemahan secara mendasar menurut teori memang hampir tidak ada, namun dalam
praktek penghitungan untuk menentukan IRR tersebut masih memerlukan penghitungan NPV
Internal Rate of Return (IRR) Ukuran kedua yang sering digunakan dalam analisis manfaat
finansial adalah internal rate of return (IRR) atau tingkat pengembaliandari investasi. IRR
menunjukan tingkat discount rate atau tingkat keuntungan dari investasi yang menghasilkan
NPV sama dengan nol. Untuk mengitung IRR digunakan rumus sebagai berikut:
Kriteria penilain digunakan tingkat bunga bank. Jadi, jika IRR ?? tingkat bunga bank, maka
usaha yang direncanakan atau yang diusulan layak untuk dilaksanakan, dan jika sebaliknya
usaha yang direncanakan tidak layak untuk dilaksanakan.
Teknik perhitungan dengan IRR banyak digunakan dalam suatu analisis investasi,
namun relatif sulit untuk ditentukan karena untuk mendapatkan nilai yang akan dihitung
diperlukan suatu 'trial and error' hingga pada akhirnya diperoleh tingkat bunga yang akan
menyebabkan NPV sama dengan nol. IRR dapat didefinisikan sebagai tingkat bunga yang
akan menyamakan present value cash inflow dengan jumlah initial investment dari proyek
yang sedang dinilai. Dengan kata lain, IRR adalah tingkat bunga yang akan menyebabkan
NPV sama dengan nol, karena present value cash inflow pada tingkat bunga tersebut akan
sama dengan initial investment. Suatu usulan proyek investasi akan ditetima jika IRR > cost
of capital dan akan ditolak jika IRR < cost of capital. Perhitungan IRR untuk pola cash flow
yang bersifat seragam (anuitas), relatif berbeda dengan yang berpola tidak seragam.
Menurut Arifin dan Fauzi (1999:13) bahwa langkah-langkah menghitung IRR untuk
pola cash flow yang sama adalah sebagai beikut:
Hitung besarnya payback period untuk proyek yang sedang dievaluasi.
Gunakan tabel discount factor, dan pada baris umur proyek, cari angka yang sama atau
mendekati dengan hasil payback period pada langkah 1 di atas. IRR terletak pada
persentase terdekat hasil yang diperoleh.
Untuk mendapatkan nilai IRR yang sesungguhnya dapat ditempuh dengan menggunakan
interpolasi.
Sedangkan untuk proyek yang memiliki pola cash inflow yang tidak seragam, dapat
diselesaikan dengan langkah-langkah berikut:
Hitung rata-rata cash inflow per tahun
Bagi initial investment dengan rata-rata cash inflow untuk mengetahui "estimasi" payback
period dari proyek yang sedang dievaluasi.
Gunakan tabel discount factor untuk menghitung besarnya IRR, seperti langkah ke-2
dalam menghitung IRR untuk pola cash flow yang berbentuk seragam (anuitas). Hasil
yang diperoleh akan merupakan "perkiraan IRR'.
Selanjutnya sesuaikan IRR yang diperoleh pada langkah ke-3 di atas, yaitu diperbesar
atau diperkecil, ke dalam pola cash flow yang sesungguhnya. Apabila cash inflow yang
sesungguhnya dalam tahun-tahun pertama temyata lebih besar dari rata-rata yang
diperoleh dalam langkah ke 1 di atas, maka perbesarlah tingkat discount yang digunakan,
dan apabila sebaliknya maka perkecillah discount tersebut.
Dari hasil discount rate yang diperoleh pada langkah ke-4, kernudian hitunglah NPV dari
proyek tersebut.
Apabila hasil yang diperoleh lebih besar dari nol, maka naikkanlah discount rate yang
digunakan, dan apabila sebaliknya maka turunkanlah discount rate tersebut.
Hitunglah kembali NPV dengan menggunakan discount rate yang baru, sampai akhirnya
diperoleh discount rate yang secara berurutan menghasilkan NPV yang positif dan
negatif.
Dengan jalan interpolasi akan ditemukan nilai IRR yang sesungguhnya. Setelah IRR
diketahui langkah selanjutnya adalah membandingkan IRR dengan cost of capital.
Apabila IRR lebih besar dari pada cost of capital maka rencana investasi dapat diterima
karena menguntungkan dan sebaliknya apabila IRR lebih kecil dari pada cost of capital
maka rencana investasi ditolak karena merugikan.
Menentukan tingkat bunga (try & Error) yang menyebabkan NPV sama dengan 0 (nol).
berdasarkan perhitungan NPV yang sudah didapatkan. Jika IRR >= Cost of Capital maka
Proyek dipertimbangkan diterima. Rumus dari Internal Rate of Return adalah sebagai
berikut:
Metode ini diterapkan dengan prosedur :
1. Mencari nilai sekarang bersih dari investasi.
2. Apabila nilai sekarang bersih positif, maka tingkat hasil dinaikkan sampai
menunjukkan nilai sekarang bersih negatif. Atau sebaliknya apabila nilai sekarang
bersih negatif, maka tingkat hasil sampai nilai sekarang bersih positif.
Kriteria penilaian dengan menggunakan metode ini adalah bila nilai IRR yang didapat lebih
besar dari tingkat bunga uang yang berlaku dalam masyarakat, maka investasi diterima. Dan
sebaliknya, bila nilai IRR lebih kecil dari tingkat bunga yang berlaku dalam masyarakat,
maka investasi ditolak (H.M. Yacob Ibrahim , 1997:150)
Nilai Sekarang (PW, Present Worth) adalah nilai ekivalen pada waktu 0 (sekarang)
dari serangkaian arus kas. PW seringkali lebih dipilih daripada metode lain untuk mengukur
“nilai proyek” karena biasanya relatif lebih mudah untuk digunakan, dan cukup bermanfaat
secara intuitif.
Contoh : Menilai suatu kesempatan berinvestasi
Satu unit apartemen dapat disewakan dengan harga $12,000 per tahun, setelah pajak dan
pengeluaran. Apartemen tersebut dapat dijual kembali dalam 5 tahun dengan harga $200,000.
Investor mensyaratkan tingkat pengembalian 10% per tahun atas investasinya. Berapa nilai
maksimum yang harus dibayarkan oleh investor untuk apartemen tersebut?
PW (penerimaan) = 12,000(P/A,0.10,5) + 200,000(P/F, 0.10, 5)
= 12,000(3.791) + 200,000 (0.6209)
= $169,672
c) Profitaility Index
Profitability index atau benefit cost ratio adalah perbandingan antara nilai sekarang
dari aliran kas masuk di masa yang akan datang dengan nilai investasi. Selama PI tersebut
sama dengan atau lebih besar dari satu, maka kita akan menerima usulan investasi
tersebut.Secara umum Kalau metode NPV dan PI dipakai untuk menilai
suatu usulan investasi, maka hasilnya akan selalu konsisten. Dengan kata lain., kalau NPV
mengatakan diterima, maka PI juga mengatakan diterima. Demikian pula sebaliknya.
Sehingga untuk menghitung PI harus terlebih dahulu menghitung NPV dan ada beberapa
kasus lain, dimana setelah perhitungan PI belum dapat mengambil keputusan, sebelum
dikembalikan ke metode NPV.
Profitability Index (PI) Shook (2002;456) mengatakan bahwa:
“Profitability index adalah Prediksi arus kas masa depan perusahaan dibagi investasi
awalnya”. Suad Usman dan Suwarsono (1994;192) mengatakan bahwa profitability index
menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan penerimaan kas bersih dimasa
datang dengan nilai sekarang investasi".
Dari kedua pengertian profitability index tersebut dapat disimpulkan profitability
index adalah metode Prediksi kelayakan suatu proyek dengan membandingkan nilai
penerimaan-penerimaan bersih dengan nilai investasi, dengan kriteria kelayakan apabila PI
lebih besar dari pada (satu) 1 maka rencana investasi dapat diterima, sedangkan apabila PI
lebih kecil dari pada (satu) 1 maka rencana investasi ditolak. Keputusan = Proyek sebaiknya
diterima PI > 1
Dinyatakan dalam rumus:
Profitabiity index = PV kas masukPV kas keluar
d) Metode Net Present Value
Setelah kelemahan pada metode-metode sebelumnya, orang mulai mencari cara untuk
memperbaiki keefektifan evaluasi proyek. Metode yang dimaksud adalah nilai sekarang
bersih (NPV). Yang mengandalkan pada teknik arus kas yang didiskontokan.
Untuk mengimplementasikan pendekatan ini, kita ikuti proses sebagai berikut : (1) Tentukan
nilai sekarang dari setiap arus kas, termasuk arus masuk dan arus keluar, yang didiskontokan
pada biaya modal proyek, (2) Jumlahkan arus kas yang didiskontokan ini, hasil ini
didefinisikan sebagai NPV proyek, (3) Jika NPV adalah positif,
maka proyek harus diterima, sementara jika NPV adalah negatif, maka proyek itu harus
ditolak. Jika dua proyek dengan NPV positif adalah mutually exclusive, maka salah satu
dengan nilai NPV terbesar harus dipilih .
Net Present Value (NPV) atau nilai sekarang bersih adalah analisis manfaat finansial
yang digunakan untuk mengukur layak tidaknya suatu usaha dilaksanakan dilihat dari nilai
sekarang (present value) arus kas bersih yang akan diterima dibandingkan dengan nilai
sekarang dari jumlah investasi yang dikeluarkan. Arus kas bersih adalah laba bersih usaha
ditambah penyusutan, sedang jumlah investasi adalah jumlah total dana yang dikeluarkan
untuk membiayai pengadaan seluruh alat-alat produksi yang dibutuhkan dalam menjalankan
suatu usaha.
Jadi, untuk menghitung NPV dari suatu usaha diperlukan data tentang: (1) jumlah
investasi yang dikeluarkan, dan (2) arus kas bersih per tahun sesuai dengan umur ekonomis
dari alat-alat produksi yang digunakan untuk menjalankan usaha yang bersangkutan.
Berdasarkan kedua data tersebut, NVP dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
Kriteria penilaian adalah, jika NPV=0 maka usaha yang direncanakan atau yang
diusulan layak untuk dilaksanakan dan jika NPV<0>
Shook (2002;372) berpendapat bahwa : “Konsep net present value merupakan metode
evaluasi investasi yang menghitung nilai bersih saat ini dari uang masuk dan keluar dengan
tingkat diskonto atau tingkat imbal hasil yang disyaratkan. Investasi yang baik mempunyai
nilai bersih saat ini yang positif”.
Sedangkan menurut Bambang Riayanto (1992;115) mengatakan bahwa : “Net present value
adalah selisih antara present value dari keseluruhan proceeds yang didiscontokan atas dasar
biaya modal tertentu dengan present value pengeluaran modal”.
Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Net Present Value adalah
Sebuah metode evaluasi Investasi dengan mengukur selisih antara present value dari
proceeds dan nilai investasi awal. Kriteria kelayakan dari proyek ini adalah : Proyek layak
jika NPV bertanda positif dan sebaliknya tidak layak jika NPV bertanda negatif.
Proyek sebaiknya diterima NPV > 0
Contoh
Misalkan kita saat ini membeli sebidang tanah dengan harga Rp. 50 juta. Dan kita
akan menerima Rp. 60 juta satu tahun yang akan datang, berapa nilai sekarang (present
value) penerimaan tersebut? Kalau kita pertimbangkan bahwa tingkat bunga yang relevan
adalah 15%, maka present value (selanjutnya disingkat PV) adalah:
PV= 60
(1+0,15) = Rp.52,17 juta
Dengan demikian selisih antara PV penerimaan dengan PV pengeluaran (disebut
sebagai Net Present Value, atau disingkat NPV), adalah
NPV= Rp. 52,17-Rp. 50,00 = Rp. 2,17 juta
NPV yang positif yang menunjukan bahwa PV penerima > PV pengeluaran karena itu
NPV yang positif berarti investasi yang diharapkan akan meningkatkan kekayaan pemodal.
Kerena investasi tersebut dinilai menguntungkan.
Dengan demikian perhitungan NPV memerlukan dua kegiatan penting yaitu menaksir
arus kas dan menentukan tingkat bunga yang dipandang relevan. Berikut ini contoh untuk
investasi yang mempunyai usia ekonomis lebih dari satu tahun.
Misalkan suatu perusahaan transportasi akan membuka divisi baru yaitu divisi taksi.
Divisi tersebut akan dimulai dengan 50 buah taksi, dan karena akan dipergunakan untuk
usaha taksi, mobil-mobil tersebut bisa dibeli dengan harga Rp.30 juta/Unit. Ditaksir usia
ekonomis selama 4 tahun, dengan nilai sisa sebesar Rp.4 juta. Maka akan dipergunakan
metode penyusutan garis lurus (artinya, beban penyusutan pertahunnya sama). Taksi
tersebut akan dioperasikan selama 300 hari dalam satu tahun, setiap hari pengemudi
dikenakan setoran Rp. 50.000. berbagai biaya yang bersifat tunai (seperti penggantian ban,
kopling, rem, penggantian oli, biaya perpanjangan STNK dan sebagainya) ditaksir sebesar
Rp.3 juta. Berapa NPV usaha taksi tersebut jika perusahaan sudah terkena tarif pajak
penghasilan sebesar 35%?
Taksiran rugi laba per tahun dari divisi taksi (50 unit)
Penghasilan = 300 x 50 x Rp.50.000
Biaya-biaya
Yang bersifat tunai = 50 x Rp.3 juta
Penyusutan = 50 x Rp.6,5 juta
Total
Laba operasi
Pajak (35%)
Laba setelah pajak
Rp.750,00 juta
Rp.150,00 juta
Rp.325,00 juta
(Rp.475,00 juta)
Rp.275,00 juta
(Rp. 96,25 juta)
Rp.178,75 juta
Penyusutan per tahun dihitung dengan cara sebagai berikut.
Penyusutan per tahun = Harga perolehan−Nilai sisa
Usia Ekonomis
Dengan demikian,
Penyusutan per tahun = Rp .1 .500 juta−Rp .200 juta
4 = Rp.325 juta
Kas masuk bersih = Laba setelah pajak + penyusutan per tahun
= Rp.178,75 + Rp.325 juta = Rp.503,75 juta.
Tabel arus kas rencana investasi divisi taksi (50 unit)
Tahun ke Kas keluar Kas masuk
Tahun ke 0
Tahun ke 1
Tahun ke 2
Tahun ke 3
Tahun ke 4
-Rp.1.500 juta
+Rp.503,75 juta
+Rp.503,75 juta
+Rp.503,75 juta
+Rp.503,75 juta
+Rp.200,00 juta
Misalkan tingkat bunga yang relevan adalah 16% per tahun, maka perhitungan
NPVnya bisa dinyatakan sebagai berikut.
NPV = -1.500 + [∑i=1
4503,75
(1+0,16)t ] + 200
(1+0,16)4
NPV = -1.500 + 1.409,58 + 110,45
= -1.500 + 1.520,03
= +Rp.20,03 juta.
Karena investasi tersebut memberikan NPV yang positif, maka investasi tersebut diterima.
3. Kesimpulan
Kombinasi dari beberapa faktor menjadikan keputusan investasi sebagai keputusan
yang paling penting bagi pengelolaan keuangan. Semua bagian di dalam perusahaan sangat
terpengaruh pada keputusan ini. Kenyataan bahwa akibat keputusan ini berlanjut untuk suatu
jangka waktu yang panjang membuat pengambil keputusan kehilangan fleksibilitasnya.
Perusahaan harus membuat komitmen untuk masa depan. Suatu kesalahan dalam
pengambilan keputusan dapat memiliki konsekuensi yang serius. Jika perusahaan terlalu
besar dallam aktiva, maka hal itu dapat menimbulkan beban Penyusutan dan beban lainnya
yang tinggi, yang sebesarnya tidak perlu terjadi.
Ada 4 (empat) metode yang digunakan untuk menilai layak tidaknya suatu investasi
akan dijalankan. Namum setelah dikaji satu per satu dari setiap metode dapat diambil
kesimpulan bahwa NPV merupakan metode yang lebih representatif, dibandingkan dengan
metode-metode yang lain. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan beberapa kasus yang dengan
metode lain tidak diterapkan, selain dengan menggunakan metode NPV.
Dengan menngunakan analisis manfaat finansial, kelayakan usaha yang direncanakan
ditentukan dengan menggunakan tiga kriteria, yaitu analisis NPV, IRR dan analisis Net B/C.
Suatu rencana usaha dikatakan layak untuk dilaksanakan jika: NPV = 0; IRR > bunga bank.