ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK...

89
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK SYARIAH (Studi Kasus Bank Syariah Mandiri) Oleh : SHOPY NADIA 106081002495 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H / 2010 M

Transcript of ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK...

Page 1: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS

BANK SYARIAH

(Studi Kasus Bank Syariah Mandiri)

Oleh :

SHOPY NADIA

106081002495

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H / 2010 M

Page 2: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

iii

ABSTRACT

The purposes of this research to analyze which variables of liquidity buffer in banks. This research applied multiple regression model to analyze relevant variables. This research took a case study in PT. Bank Syariah Mandiri during 2007-2009. Dependent variable is liquidity buffer, while independent variables are deposit, availability of liquid assets, loan growth, intern bank money market and other sources of fund, current liabilities, and profit. The result showed that there were all variables that simultaneously statistically significant which are deposit, availability of liquid assets, loan growth, intern bank money market and other sources of fund, current liabilities, and profit. Partially five variables has negative correlation with bank liquidity buffer. Other variables (current liabilities) statistically do not show significant correlation with liquidity buffer. Key words : Liquidity, buffer liquidity.

Page 3: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

iv

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap likuiditas bank dalam bentuk buffer likuiditas. Penelitian dilakukan menggunakan model regresi berganda untuk menganalisis variabel-variabel yang diteliti, dengan studi kasus pada PT. Bank Syariah Mandiri pada periode tahun 2007-2009. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah likuiditas bank berupa buffer likuiditas. Sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah jumlah dana pihak ketiga, ketersediaan asset siap konversi menjadi kas, pertumbuhan pembiayaan, akses pasar antar bank, kewajiban lancar, dan keuntungan bank. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa semua variabel secara simultan signifikan terhadap tingkat buffer likuiditas bank yaitu jumlah dana pihak ketiga, ketersediaan asset siap konversi menjadi kas, pertumbuhan pembiayaan, akses pasar antar bank, kewajiban lancar, dan keuntungan bank. Secara parsial tardapat lima variabel memiliki korelasi negatif terhadap buffer likuiditas. Sedangkan variabel lainnya (kewajiban lancar) secara statistik tidak signifikan mempengaruhi tingkat buffer likuiditas bank. Kata kunci : likuiditas, buffer likuiditas

Page 4: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

vi

DAFTAR ISI DAFTAR RIWAYAT HIDUP …………………………………………............i

LEMBAR PERNYATAAN ……………………………………………………..ii

ABSTRACT ……………………………………………………………………..iii

ABSTRAK ……………………………………………………………………….iv

KATA PENGANTAR…………………………..……………………………….. v

DAFTAR ISI …………………………………………………………………. vi

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………… viii

DAFTAR TABEL ……………………………………………………….. ix

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….. 1

A. Latar Belakang Masalah………………………………………. 1

B. Perumusan Masalah……………………………………………… 14

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………………………………… 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………. 16

A. Sejarah Singkat Perbankan…………………………………….. 16

B. Islam dan Perbankan…………………………………………… 16

C. Sejarah Perbankan Syariah……………………………………… 18

D. Pengertian Bank dan Perbankan Syariah………………………... 19

E. Hubungan ALMA dan Likuiditas …………………………… 23

F. Pengelolaan Likuiditas………………………………………… 23

G. Pengertian Likuiditas…………………………………………... 26

H. Bank Sebagai Penjamin Likuiditas…………………………….. 28

I. Likuiditas Bank Syariah………………………………………... 30

Page 5: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

vii

J. Kerangka Teori Buffer Likuiditas……………………………… 33

K. Pengaruh Variabel Independen terhadap Variabel Dependen….. 35

L. Penelitian Terdahulu……………………………………………… 43

M. Kerangka Berpikir......................................................................... 48

N. Hipotesis........................................................................................ 50

BAB III METODOLOGI PENELITIAN …………………………….. 51

A. Ruang Lingkup Penelitian …………………………………….. 51

B. Metodologi Penentuan Sampel ……………………………… 51

C. Metode Pengumpulan Data…………………………………….. 52

D. Metode Analisis Data…………………………………………... 52

E. Operasional Variabel Penelitian………………………………... 53

F. Uji Asumsi Klasik …………………………………………..... 55

G. Analisis Regresi Linier Berganda ………………………………. 57

H. Uji Hipotesis……………………………………………………. 58

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN .......................................... 63

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian……………………… 63

B. Penemuan dan Pembahasan……………………………………… 65

BAB V PENUTUP ....................................................................................... 78

A. Kesimpulan……………………………………………………… 78

B. Saran…………………………………………………………….. 78

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 80

LAMPIRAN …………………………………………………………….. 83

Page 6: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Dampak likuiditas yang dipengaruhi keputusan manajemen bank 25

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran ………………………………………… 49

Gambar 4.1 Scatterplot ………………………………………………….. 68

Gambar 4.2 Normal P –P Plot of Regression Standardized Residual …….. 70

Page 7: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ………………………. 66

Tabel 4.2 Model Summary (Koefisien Determinasi (R2) ) ………………... 71

Tabel 4.3 ANOVA (Uji F) ……………………………………………….. 72

Tabel 4.4 Tabel Coefficients ……………………………………………… 74

Page 8: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan bank syariah yang pesat terasa sejak pemerintah dan Bank

Indonesia memberikan komitmen besar dan menempuh berbagai kebijakan untuk

mengembangkan bank syariah dengan serius, khususnya dengan perubahan UU

Perbankan no. 10 tahun 1998. Berbagai kebijakan tersebut tidak hanya

menyangkut perluasan jumlah kantor dan operasi bank syariah untuk

meningkatkan sisi penawaran, tetapi juga sisi permintaan. Perkembangan yang

pesat terutama tercatat sejak dikeluarkannya ketentuan Bank Indonesia yang

member ijin kepada bank konvensional untuk mendirikan Unit Usaha Syariah

(UUS). Sejak itu kantor dan operasi bank syariah tumbuh dimana-mana.

Pentingnya sistem finansial termasuk di dalamnya sektor perbankan dalam

sebuah perekonomian sudah banyak dibahas. Namun, mengingat jumlah BUS dan

UUS, besaran pangsa pasar DPK, pembiayaan (kredit), komposisi dana dan

pembiayaan, serta rasio FDR, maka manajemen asset dan liability (Assets and

Liability Management - ALM) bank syariah di Indonesia menjadi masalah yang

menarik untuk dikaji. ALM adalah sebagai proses manajemen untuk mendapatkan

penetapan kebijakan di bidang pengelolaan permodalan, pemupukan dana dan

penggunaan dana yang saling terkait dalam mencapai tingkat laba yang optimal

dengan tingkat risiko yang telah diperhitungkan (Riyadi, 2004:21). ALM suatu

bank dipengaruhi oleh faktor internal bank dan faktor eksternal.

Page 9: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

2

Sebagaimana dikemukakan oleh Dimond dan Dybvig (1983), satu kunci

mengapa bank merupakan institusi yang rapuh adalah karena peran bank dalam

mentransformasi maturity dan menyediakan jaminan terhadap kebutuhan

likuiditas potensial deposannya. Meski begitu, hampir tidak ada usaha yang

dicurahkan untuk menganalisis salah satu kunci agar bank menjadi institusi yang

lebih aman yaitu asset likuid yang dipegang bank. Seberapa banyak likuiditas

yang bank mesti pegang sebagai alat pengaman dirinya saat ada kebutuhan

likuiditas mendadak? Berapa besar ukuran buffer likuiditas yang dapat

dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal bank? (Aspachs, 2005:3).

Bila dibahas dari faktor internal, maka bank syariah sebagaimana bank

konvensional merupakan institusi yang menghimpun dana dari masyarakat,

mentransformasikan dana tersebut menjadi asset produktif dan menjamin

likuiditas dana yang disimpan bagi masyarakat. Likuiditas dana merupakan

jaminan bagi masyarakat untuk dapat menarik dananya kapanpun dan dalam

jumlah berapapun diperlukan. Pada sisi lain aktiva produktif bank yang berupa

pinjaman atau kredit tidak dapat setiap saat ditarik / dibayarkan. Hal ini

menjadikan bank rentan terhadap gejolak likuiditas yang bersumber dari sisi

pasiva bank. Bila bank menghadapi penarikan dana dalam jumlah besar, bisa jadi

bank harus menjual asetnya yang tidak likuid. Apabila penjualan asset yang tidak

likuid jumlahnya sangat signifikan bagi bank, hal ini dapat menyebabkan kondisi

insolven (Aspachs, 2005:3).

Sedangkan bila dikaitkan dengan faktor eksternal berupa system moneter

dan perbankan, masalah ALM di Indonesia dapat dikaitkan dengan system

Page 10: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

3

perbankan terutama pasar uang antar bank dan instrumen moneter berupa

Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Bank menjadi kuat tidak hanya karena kondisi

bank itu sendiri, tetapi juga sebagaimana sistem perbankan dan sistem investasi

yang ada mampu memenuhi kebutuhan suatu bank untuk melakukan ekspansi

pasif dan aktif. Adapun instrumen moneter berupa Treasury bills pada bank

sentral atau berupa SBI di Indonesia merupakan instrumen likuiditas sekaligus

alat investasi. Bahkan akhir-akhir ini di Indonesia, ada perubahan paradigma

bahwa SBI telah menjadi alternatif pilihan investasi perbankan (Nurwadono,

2006:21).

Likuiditas mempunyai pengertian sebagai sumber pendanaan yang cukup

tersedia untuk memenuhi semua kewajiban, mempunyai uang ketika dibutuhkan,

kemampuan untuk menjamin tersedianya dana untuk memenuhi komitmen pada

tingkat harga yang pantas setiap saat.

Likuiditas suatu aset berasal dari salah satu dari dua sumber yaitu daya cair

asset itu sendiri (Self contained liquidity) dan daya jualnya (Marketability) (Arifin,

2002:143). Self contained liquidity menggambarkan jatuh temponya asset,

sedangkan marketability adalah kemampuan untuk menukarkan asset menjadi

uang melalui penjualan asset tersebut kepada investor lain di pasar sekunder

(secondary market). Karena itu obligasi berjangka panjang dapat dipandang lebih

likuid dibandingkan kredit jangka pendek, karena meskipun jangka waktu obligasi

lebih lama dari pada kredit, bank dapat menjualnya di pasar sekunder. Jadi

likuiditas asset tergantung pada tingkat kemudahannya untuk dikonversikan

menjadi kas guna memperoleh dana yang dibutuhkan (Arifin, 2002:143). Adapun

Page 11: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

4

Aspachs (2005:10-11) menunjukkan bahwa likuiditas juga dipengaruhi oleh

tingkat profitabilitas pada periode berjalan yang menjadi sumber likuiditas bank

pada periode berikutnya.

Pengukuran likuiditas pada bank adalah pengukuran yang bersifat dilematis,

karena di satu sisi usaha bank yang utama adalah memasarkan dan atau memutar

uang para nasabahnya untuk mendapatkan keuntungan. Artinya bisnis perbankan

harus memaksimalkan pemasaran uangnya dan sekecil mungkin mencegah uang

menganggur (idle money). Disisi lain, untuk dapat memenuhi kewajibannya

terhadap para deposan dan debitur yang sewaktu-waktu menarik dananya dari

bank, bank dituntut selalu dalam posisi siap membayar, yang artinya bank harus

mempunyai cadangan uang menganggur yang cukup. Secara spesifik, maka alat

likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah kas dan setara kas seperti

giro pada bank sentral dan giro pada bank lain, ditambah dengan investasi lain

yang mudah dicairkan seperti surat berharga.

Keadaan tersebut merupakan dilema yang dihadapi oleh perbankan, karena

antara kebutuhan likuiditas dan tingkat keuntungan yang akan dicapai mempunyai

sisi yang bertolak belakang. Semakin tinggi tingkat likuiditas berarti akan

semakin banyak uang yang menganggur berarti pemasaran uang tidak maksimal

dan akhirnya bank tidak bisa memaksimalkan keuntungan (Judisseno, 2002:138).

Penyediaan likuiditas berarti pengeluaran biaya berupa biaya karena

menahan alat likuiditas (costs of maintaining level of liquidity), biaya untuk

Page 12: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

5

meliput risiko apabila kekurangan likuiditas (risk of insufficient liquidity) (Yamin,

193:25).

Untuk memenuhi likuiditas, bank harus memiliki non-earning assets dalam

bentuk uang tunai / cash equivalent. Likuiditas dan profitabilitas dalam

manajemen likuiditas selalu berlawanan, dalam arti apabila menahan alat likuid

yang terbatas, maka biaya likuiditas dapat ditekan, namun resiko gangguan

likuiditas menjadi besar. Apabila menahan alat likuid yang cukup besar, maka

biaya likuiditas menjadi besar, namun resiko gangguan likuiditas menjadi kecil

(Yamin, 1993:25-26).

Bank menghadapi resiko likuiditas yaitu risiko likuiditas pendanaan dan

risiko likiditas trading-related (Norman, 2005:5). Risiko likuiditas pendanaan

adalah kemampuan suatu institusi untuk memperoleh dana guna membayar

kewajiban, menghimpun dana, collateral requirement dari counterparty dan

kemampuan memenuhi penarikan dana nasabahnya. Sedangkan risiko likuiditas

trading-related adalah risiko ketika bank tidak mampu mengeksekusi sebuah

transaksi pada harga pasar yang berlaku. Jika transaksi tidak bisa ditunda, maka

eksekusi yang dilakukan akan mengakibatkan substantial lost (kerugian besar).

Risiko pendanaan dipengaruhi oleh berbagai hal yaitu maturity liabilities (jatuh

tempo kewajiban), termin pembiayaan besarnya dana yang dihimpun, kemampuan

untuk mengakses pasar uang, penarikan dan oleh nasabah dan keadaan dimana

komitmen pembiayaan tidak bisa dibatalkan oleh bank (Norman, 2005:5).

Page 13: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

6

Dari pengertian diatas, maka rasio likuiditas bank dapat meliputi beberapa

ukuran seperti (Aspachs, 2005:10, Antariksa, 2006:1, Judisseno, 2002:139) :

Pengukuran jumlah asset likuid bank dibandingkan dengan total asset yang

dimiikinya yang menunjukkan proporsi asset likuid dalam neraca bank. Rasio ini

juga disebut dengan LTA (rasio of liquid assets to total assets). Pengukuran

jumlah asset likuid dibandingkan dengan total dana pihak ketiga yang

menunjukkan buffer aset likuid terhadap perhitungan maturity mismatch. Rasio ini

juga disebut dengan LAD (rasio of likuid assets to deposits). Pengukuran

kemampuan bank membayar kembali kewajibannya dengan harta lancar (cash

assets) yang dimilikinya, disebut quick ratio. Pengukuran kemampuan bank

membayar kembali kewajibannya dengan surat berharga, disebut juga dengan

istilah investing policy ratio. Pengukuran kemampuan bank membayar kembali

kewajibannya dengan menarik kembali kredit-kredit yang pernah dicairkan oleh

bank, disebut dengan banking ratio. Pengukuran kemampuan bank untuk

memenuhi permintaan kredit dengan harta bank yang tersedia, disebut loan to

assets ratio. Pengukuran tingkat likiditas penanaman dana dalam surat berharga,

disebut dengan istilah investment portofolio ratio. Pengukuran kemampuan bank

membayar kembali kewajibannya yang sudah jatuh tempo dengan harta lancar

yang dimilikinya, disebut dengan istilah cash ratio.

Esensi manajemen likuiditas ketika adanya trade off antara likuiditas dan

profitabilitas, sehingga ada mismatch antara kebutuhan dan penyediaan aset

likuid. Adanya opportunity cost yang disebabkan dana yang menganggur karena

Page 14: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

7

digunakan sebagai cadangan pada dana likuiditas, menjadikan bank harus

membuat investasi setelah mempunyai likuiditas cukup. Bank tidak mempunyai

kontrol terhadap sumber dana tetapi bank dapat mengontrol penggunaan dana

terhimpun dengan mengatur prioritas likuiditas bank dalam alokasi dana yang

tersedia. Hal ini sebenarnya merupakan sifat umum perbankan dimana pinjaman

atau piutang memiliki yield yang tinggi namun merupakan aset yang tidak likuid.

Makin tinggi derajat likuiditas suatu portofolio maka makin rendah yield yang

dihasilkan.

Manfaat pengukuran likuiditas bagi bank adalah mempertinggi kepercayaan

masyarakat dan pemerintah. Walaupun kriteria mengenai baik buruknya tingkat

likuiditas bank sulit disimpulkan, masyarakat sangat berkepentingan dengan

likuiditas bank untuk mengetahui sampai sejauh mana bank dapat memberikan

keleluasaan bagi nasabah jika sewaktu-waktu menarik dananya yang tersimpan.

Salah satu indikator yang menjadi pegangan masyarakat untuk mengetahui baik

buruknya likuiditas tercermin pada produk dan jasa yang ditawarkan oleh bank.

Semakin canggih suatu sistem penarikan dana dan jasa lalu lintas pembayaran,

misalnya dengan menggunakan ATM, Internet banking, dan mobile banking,

secara tidak langsung mencerminkan likuiditas bank semakin baik. Sedangkan

bagi bank sendiri untuk dapat mengukur baik buruknya tingkat likuiditas harus

dapat memperhatikan faktor-faktor sejarah pengalaman perbankan yang kualitatif

seperti situasi kondisi perekonomian pada lokasi operasional bank, peraturan dan

kondisi moneter yang berlaku, kebiasaan nasabah dalam menyimpan dan menarik

Page 15: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

8

dananya, jenis pekerjaan dan usaha nasabah serta kondisi perekonomian dan

politik pada umumnya.

Selain memperhatikan kondisi-kondisi kualitatif diatas, bank dalam

menentukan kebijakan likuiditasnya harus memperhatikan ketetapan yang

dikeluarkan oleh regulator seperti Legal reserve requirement atau cash ratio yaitu

cadangan kas yang harus dimiliki oleh bank. Working capital requirement yaitu

kebutuhan penyediaan aktiva lancar. Short term liquidity requirement yaitu

penyediaan aktiva lancar yang perlu di pertahankan untuk mengantisipasi

kewajiban-kewajiban yang jatuh tempo. Cyclical and secular liquidity yaitu

penyediaan harta lancar untuk menghadapi fluktuasi ekonomi. (Judisseno,

2002:140)

Meski tidak disebutkan secara khusus untuk bank syariah, otoritas

perbankan sangat memperhatikan risiko likuiditas. Likuiditas ini diatur BCBS

dalam Basel II dimana likuiditas dianggap sebagai hal penting untuk

kelangsungan usaha dari tiap organisasi perbankan. Posisi modal bank dapat

mempengaruhi kemampuan mereka memperoleh likuiditas, terutama pada saat

kritis. Setiap bank harus memiliki sistem yang mengendalikan risiko likuiditas.

Bank harus mengevaluasi kecukupan modal berdasarkan profil likuiditas mereka

dan likuiditas pasar dimana mereka beroperasi (BCBS, 2006:232). Sedangkan BI

sebagai bank sentral di Indonesia mengatur likuiditas bank melalui kebijakan

menyangkut giro wajib minimum (GWM), GWM dan Rasio LDR, Pasar uang

antar bank dan peraturan lainnya.

Page 16: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

9

Industri perbankan global melalui Basel Committee on Banking Supervision

(BCBS) dari Bank for International Settlements (BIS) pertama kali mengatur

masalah likuiditas melalui A Framework for Measuring and Managing Liquidity

yang di publikasikan September 1992. Framework tersebut membahas model

manajemen likuiditas yang digunakan oleh bank-bank besar berskala internasional

baik dalam kondisi normal sehari-hari maupun dalam skenario krisis. Secara

umum topik yang dibahas adalah model kerangka pengukuran dan manajemen

likuiditas yang memasukkan faktor-faktor kuantitatif dan kualitatif.

Seiring dengan perkembangan inovasi teknologi dan finansial, maka

Framework September 1992 diperbaharui pada Februari 2000 melalui publikasi

berjudul Sound Practice for Managing Liquidity in Banking Organization.

Perubahan yang terjadi dalam kurun waktu 8 tahun adalah terutama pada

pergerakan deposito dan dana yang mengakibatkan krisis keuangan global pada

tahun 1997-1998. Hal-hal yang dibahas dalam publikasi Februari 2000 adalah

struktur pengelolaan likuiditas, pemantauan kebutuhan dana, akses pasar

likuiditas, rencana kontijensi (contigency), pengelolaan valuta asing, pengawasan

internal, pengungkapan pada publik dan peran dari otoritas perbankan. Secara

spesifik, BIS juga mempublikasikan tulisan berjudul The Management of Liquidiy

Risk in Financial Groups pada May 2006. Tulisan ini berisi hasil kajian mengenai

praktek manajemen risiko likuiditas pendanaan (funding) pada sektor perbankan,

sekuritas, dan asuransi. Pembahasannya antara lain adalah model manajemen

risiko likuiditas, dampak peraturan dari otoritas, permasalahan yang timbul, stress

testing dan rencana kontijensi (contingency plan).

Page 17: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

10

Dengan terpenuhinya kriteria mengenai likuiditas bank secara kualitatif dan

kuantitatif, suatu bank dapatlah disebut “sehat”, dalam pengertian mendapat

pengakuan dan kepercayaan dari pemerintah dan pengguna jasa bank lainnya.

Besar kecilnya masing-masing rasio menentukan likuid dan tidaknya suatu bank.

Namun bukan berarti semakin besar rasio likuiditas otomatis menunjukan hasil

yang baik, melainkan tergantung kepada masing-masing pengukuran dan

kepentingan rasio itu sendiri. Misal pada pengukuran likuiditas dengan rasio Loan

to assets, hasil yang semakin rendah menunjukkan tingkat yang lebih baik

(Judisseno, 2002:139-140).

Bank syariah dengan pangsa pasar kecil yang berkembang pesat memiliki

instrumen likuid dan investasi yang terbatas, tetap harus mampu likuiditasnya

sehingga bank tetap mampu memiliki kas untuk kewajiban jangka pendek dengan

menjaga tingkat keuntungan yang optimal. Sebagaimana bank pada umumnya, inti

ALM adalah bank harus menjaga antara rentabilitas dan likuiditas (Wijaya,

1991:vii). Likuiditas suatu bank mengharuskan kemampuan suatu bank untuk

memenuhi seluruh kewajibannya. Jika bank syariah tidak mampu memenuhi

kewajiban likuiditasnya maka akan dapat menimbulkan fenomena individual bank

runs yang dapat mengarah pada public distrust. Karena itu sangat menarik untuk

membahas likuiditas bank, terutama bank syariah.

Bank syariah dalam mengendalikan likuiditasnya berhadapan dengan

perbedaan karakteristik dengan bank konvensional. Hal ini sejalan dengan prinsip

yang dianut oleh bank syariah adalah Larangan riba (bunga) dalam berbagai

Page 18: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

11

bentuk transaksi, menjalankan bisnis dan aktivitas perdagangan yang berbasis

pada perolehan keuntungan yang sah menurut syariah. (Arifin, 2005:12)

Keuntungan bank konvensional, bank dapat mengharapkan keuntungan

tinggi bila mengambil bunga tinggi dan menerima likuiditas (Arifin, 2002:141).

Penerimaan bank dihubungkan dengan tingkat bunga dan risiko likuiditas

sehingga bank harus menyesuaikan strateginya melalui siklus tingkat suku bunga.

Sedangkan bank syariah dalam pengelolaan likuiditasnya tidak saja berhadapan

dengan trade off antara risk vs return, namun juga berhadapan dengan prinsip

yang berlaku dan kepercayaan masyarakat. Prudential banking dalam perbankan

syariah adalah hal pokok karena merupakan prinsip dasar (amanah) sebagaimana

terdapat dalam cetak biru perbankan syariah dan tata prilaku (code of conduct)

perbankan syariah sangat diatur oleh Dewan Pengawas Syariah (Norman, 2005:3).

Meskipun belum memiliki mekanisme manajemen likuiditas baku,

perbankan syariah harus mampu mengidentifikasi permasalahan tersebut sebagai

kerangka dalam membangun mekanisme likuiditas. Risiko bank syariah dalam

aspek likuiditas adalah adanya batasan fiqh terhadap sekuritisasi aset yang ada

dari bank syariah, dimana aset tersebut di dominasi oleh pembiayaan. Hal ini

mengakibatkan aset bank syariah tidak lebih likuid bila dibandingkan bank

konvensional. Bank syariah kurang dapat memperoleh dana secara cepat dari

pasar karena lambatnya perkembangan instrumen keuangan syariah. Hal ini

diperburuk oleh tidak adanya pasar uang antar bank syariah. Belum adanya

manajemen likuiditas formal karena memang belum ada permasalahan likuiditas

Page 19: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

12

hingga saat ini. Hal ini seharusnya mendorong pembuatan instrumen keuangan

syariah yang menggunakan dana idle dari bank syariah.

Secara umum bank konvensional dapat menjaga likuiditasnya sesuai

ketentuan regulator, namun bank syariah memiliki kelebihan likuiditas. Padahal

terdapat potensi yang besar bagi bank syariah untuk mengembangkan instrumen

keuangan di pasar uang dan pasar modal, sehingga bank syariah dapat

memaksimalkan kelebihan dana untuk menaikan pendapatan. Akhirnya bank

syariah membiarkan diri untuk kehilangan kesempatan di pasar uang dan

menyimpan dananya di bank konvensional tanpa menerima bunga sebagai

imbalan yang diterimanya (Arifin, 2002:180). Lebih lanjut, likuiditas bank syariah

dipengaruhi beberapa hal yaitu volatilitas dari simpanan nasabah, ketersediaan

aset yang dikonversi menjdi kas, akses pasar uang antar bank dan sumber dana

lain termasuk fasilitas LOLR dari bank sentral, serta komitmen bank kepada

nasabah atau pihak lain untuk memberikan fasilitas pembiayaan atau melakukan

investasi.

Ahmed (2001:15) dikutip dari Aji Erlangga menjelaskan bahwa bank

syariah menghadapi masalah serius dengan likuiditas berupa kelebihan atau

kekurangan cash dalam jangka pendek. Dalam studinya, bank syariah seringkali

memegang idle cash dalam jumlah besar karena tidak dapat menginvestasikan nya

pada penempatan atau surat berharga yang menghasilkan bunga. Lebih lanjut,

ditemukan bahwa ternyata tidak terdapat perbedaan perbedaan berarti dalam surat

berharga berdasarkan prinsip syariah, apakah surat berharga tersebut memiliki

Page 20: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

13

jatuh tempo jangka pendek atau jangka panjang. Secara khusus, Ahmed

menyebutkan bahwa aset yang likuid berarti obyek investasi dimana bila bank

ingin mengkonversinya menjadi cash, maka dapat dilakukan dengan segera dan

tidak mengalami kerugian. Kemudian surat berharga dimana penjualannya pada

volume tertentu di pasar tidak mengubah harga pasar secara signifikan, dan aset

likuid (kas / setara kas).

Dari uraian diatas, tampak bahwa bank syariah memiliki persoalan

sebagaimana bank konvensional dalam pengelolaan likuiditas bank. Pada satu sisi

kekurangan likuiditas dapat mengganggu jalannya operasional bank, namun pada

sisi lain kelebihan likuiditas akan memiliki biaya dan opportunity cost of return

yang hilang. Untuk dapat mengelola likuiditas, maka bank perlu mengetahui

faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas sehingga dapat mengelola faktor-

faktor tersebut.

Page 21: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

14

B. Perumusan Masalah

Dalam penelitian ini disusun pertanyaan sebagai berikut :

1. Apakah terdapat pengaruh antara jumlah dana pihak ketiga, keuntungan

perusahaan, loan growth, aset siap konversi menjadi kas, akses pasar antar

bank dan sumber dana lainnya, kewajiban lancar terhadap tingkat buffer

likuiditas BSM?

2. Variabel independen (Dana Pihak Ketiga, Profit Bank, Pembiayaan, Aset

Siap Konversi Menjadi Kas, Akses Pasar, Kewajiban Lancar) manakah

yang paling dominan mempengaruhi tingkat buffer likuiditas BSM?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

C.1 Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variabel manakah

yang dominan pengaruhnya terhadap tingkat likuiditas bank syariah.

1. Menganalisis pengaruh jumlah Dana Pihak Ketiga, keuntungan

perusahaan, loan growth, aset siap konversi menjadi kas, akses pasar

antar bank dan sumber dana lainnya, kewajiban lancar terhadap tingkat

likuiditas BSM.

2. Menganalisis Variabel independen (Dana Pihak Ketiga, Profit Bank,

Pembiayaan, Aset Siap Konversi Menjadi Kas, Akses Pasar, Kewajiban

Lancar) yang paling dominan mempengaruhi tingkat likuiditas BSM.

Page 22: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

15

C.2 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini diharapkan memberi kontribusi :

1. Bagi Perusahaan

Perusahaan dalam hal ini Bank Syariah Mandiri dapat mengetahui apa

saja faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas dan membantu dalam

rangka mengambil keputusan.

2. Bagi Akademisi

Memberi masukan kepada akademisi sebagai bahan diskusi,

memperluas pengetahuan dan untuk penelitian lebih lanjut.

3. Bagi Pemerintah

Memberikan masukan dalam rangka penyusunan kebijakan bagi

regulator perbankan yaitu Bank Indonesia (BI)

4. Bagi peneliti

Manfaat bagi peneliti sendiri adalah menambah wawasan, pengetahuan,

pengalaman dan referensi baru mengenai tema faktor-faktor yang

mempengaruhi likuiditas di Bank Umum Syariah khususnya Bank

Syariah Mandiri.

Page 23: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sejarah Singkat Perbankan

Kegiatan Perbankan mulai dikenal pada zaman Babylonia, kemudian

berkembang ke zaman Yunani kuno serta zaman Romawi. Pada saat itu kegiatan

utama bank baru sebatas sebagai tempat tukar menukar uang oleh para pedagang

valuta asing (money changer).

Dalam perkembangannya, perkembangan perbankan tidak terlepas dari

perkembangan perdagangan. Seiring dengan perkembangan perdagangan dunia,

maka perkembangan perbankan pun semakin pesat. Perkembangan perdagangan

yang semula hanya berkembang di daratan Eropa akhirnya menyebar ke Asia

Barat. Bank-bank yang sudah terkenal pada saat itu di Benua Eropa adalah Bank

Venesia tahun 1171, kemudian menyusul Bank of Genoa dan Bank of Barcelona

tahun 1320, sebaliknya, perkembangan perbankan di daratan Inggris baru dimulai

pada abad ke 16. Namun karena Negara-negara Eropa seperti Inggris, Perancis,

Belanda, Spanyol, atau Portugis begitu aktif mencari daerah perdagangan yang

kemudian menjadi daerah jajahannya, maka perkembangan perbankan pun ikut

dibawa ke Negara jajahannya. (Kasmir, 2004:15).

B. Islam dan Perbankan

Islam adalah kata bahasa arab yang terambil dari kata Salima yang berarti

selamat, damai, tunduk, pasrah dan berserah diri. Objek penyerahan diri ini adalah

Page 24: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

17

Pencipta seluruh alam semesta, yakni Allah SWT. Dengan demikian, Islam berarti

penyerahan diri kepada Allah SWT.

Islam secara bahasa yang berarti selamat merupakan agama samawi yang

mengatur seluruh kehidupan saat ini (dunia) dan kehidupan selanjutnya (akhirat).

Islam sebagai way of life merupakan agama yang memberikan petunjuk melalui

Rasulnya, petunjuk itu segala sesuatu yang berupa akidah, akhlak, dan syariah.

Kaidah dan akhlak bersifat konstan, artinya tetap tidak mengalami perubahan

apapun dengan berbedanya perubahan waktu dan tempat.

Syariah Islam mempunyai keunikan tersendiri dibandingkan dengan yang

lain. Syariah Islam bersifat komprehensif (menyeluruh) dan universal.

Komprehensif berarti syariah Islam merangkum seluruh aspek kehidupan, baik

ritual (ibadah) maupun sosial (mualmalah) (Antonio, 2001:4). Ibadah bertujuan

untuk menjaga ketaatan dan keharmonisan hubungan manusia dengan Tuhannya

(hablu mina Allah). Muamalah bertujuan untuk menjaga hubungan harmonisasi

dengan alam sekitar diantaranya dengan manusia itu sendiri (hablu mina An-nas).

Universal bermakna syariah Islam dapat diterapkan dalam setiap waktu dan

tempat sampai akhir nanti (Antonio, 2001:4). Universal terefleksikan dalam

muamalat yang tidak membedakan antara muslim dan non muslim. Selain itu

universal berarti mempunyai cakupan yang luas dan fleksibel.

Salah satu cabang syariah Islam adalah muamalah yang apabila ditelusuri

kebawahnya, maka muamalah ada yang mengatur tentang perbankan. Bank

menurut syariat Islam pada dasarnya sama dengan bank konvensional. Bank

Page 25: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

18

syariah juga mengadopsi dari perbankan konvensional selama itu tidak

berbenturan dengan prinsip dan akidah Islam. Bank syariah yang merupakan bank

yang dalam menjalankan aktivitasnya harus sesuai dengan Al-Qur’an dan Al

Hadits. Bank syariah berbeda dengan bank konvensional, bank syariah

mempunyai karakteristik yang unik yaitu dalam pengambilan keuntungannya

bukan dari bunga melainkan dari nisbah bagi hasil. Tujuan utama dari bank

syariah adalah untuk mengembangkan penerapan prinsip-prinsip Islam, syariah

dan tradisinya kedalam transaksi keuangan dan perbankan. Prinsip utama yang

diikuti oleh bank syariah itu adalah (Arifin, 2006:2) :

1. Larangan riba dalam berbagai bentuk transaksi,

2. Melakukan kegiatan usaha dan perdagangan berdasarkan perolehan

keuntungan yang sah,

3. Memberikan zakat.

C. Sejarah Perbankan Syariah

Rasulullah SAW yang dikenal dengan julukan Al-Amin dipercaya oleh

masyarakat Mekah menerima simpanan harta, sehingga pada saat terakhir

sebelum Rasul hijrah ke Madinah beliau meminta Sayyidina Ali r.a untuk

mengembalikan semua titipan itu kepada yang memilikinya. Dalam konsep ini,

yang dititipi tidak dapat memanfaatkan harta titipan tersebut.

Seorang sahabat Rasulullah, Zubair bin Al-Awwam, memilih tidak

menerima titipan harta. Beliau lebih suka menerimanya dalam bentuk pinjaman.

Tindakan Zubair ini menimbulkan implikasi yang berbeda : Pertama, dengan

mengambil uang itu sebagai pinjaman, beliau mempunyai hak untuk

Page 26: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

19

memanfaatkannya. Kedua, karena bentuknya pinjaman, ia berkewajiban

mengembalikannya utuh.

Sahabat lain Ibnu Abbas tercatat melakukan pengiriman uang ke Kuffah.

Juga tercatat Abdullah bin Zubair di Mekah juga melakukan pengiriman uang ke

adiknya Misab bin Zubair yang tinggal di Irak (Karim, 2004:18).

Berkembangnya bank-bank dengan landasan syariah Islam di berbagai

Negara pada dekade 1970-an, berpengaruh pula ke Indonesia. Pada awal 1980-an,

diskusi mengenai bank syariah sebagai pilar ekonomi Islam mulai dilakukan.

Sejumlah tokoh yang terlibat dalam diskusi itu antara lain : Karnaen A.

Perwataatmadja, M. Dawam Rahardjo, A.M Saefuddin, M. Amin Aziz, dan

beberapa tokoh lainnya.

Namun prakarsa lebih khusus untuk mendirikan bank Islam baru

dilakukan pada 1990. Majelis Ulama Indonesia (MUI) setelah melalui satu

lokakarya, akhirnya membentuk satu kelompok kerja yang disebut Tim Perbankan

MUI. Tim itu bertugas melakukan pendekatan dan konsultasi dengan semua pihak

terkait. Hasil tim kerja tersebut akhirnya melahirkan Bank Muamalat Indonesia.

Akte pendirian bank itu ditandatangani pada 1 November 1991. Namun baru pada

tanggal 1 Mei 1992 BMI mulai beroperasi dengan modal awal sekitar Rp. 106

miliar. (Nasution, 2006:294).

D. Pengertian Bank dan Perbankan Syariah

Bank bersal dari kata banque dalam bahasa Prancis dan kata banco dari

bahasa Itali yang berarti peti/lemari atau bangku (Arifin, 2006:1). Ini berarti bank

Page 27: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

20

sebagai tempat menyimpan benda-benda berharga, seperti emas, uang, berlian,

dan sebagainya. Bank merupakan lembaga keuangan depository atau depository

intermediary, maksudnya lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat yang

kelebihan dana (unit surplus) baik berupa tabungan, deposito, ataupun tabungan

dan menyalurkannya kembali ke masyarakat dalam bentuk kredit. Unit surplus

dapat berupa perusahaan, pemerintahan dan rumah tangga yang memiliki

kelebihan pendapatan setelah dikurangi kebutuhan untuk konsumsi (Siamat,

2004:6).

Pengertian bank menurut UU No.7 Tahun 1993 tentang perbankan

sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998 adalah (Siamat,

2004:87) :

1. Bank dalah badan usaha yang menhimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk

kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf

hidup masyarakat banyak.

2. Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara

konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam

kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

3. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha

secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam

kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Nama lain yang digunkan untuk sebutan bank syariah adalah bank Islam.

Dilihat dari segi bahasa kata syariah dan Islam mempunyai pengertian yang

Page 28: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

21

berbeda. Syariah berarti tata cara atau aturan sedangkan Islam artinya salam,

damai, selamat, berserah diri. Tetapi secara teknis untuk penyebutan bank syariah

dan bank Islam mempunyai pengertian yang sama.

Menurut ensiklopedi Islam, Bank Islam adalah lembaga keuangan yang

usaha pokoknya memberikan jasa kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas

pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan

prinsip-prinsip Syariat Islam (Sumitro, 2004:5)

Berdasarkan pengertian diatas maka, bank syariah merupakan bank yang

prosedur operasionalnya berdasarkan pada prosedur muamalat secara Islam, yaitu

merujuk kepada kaidah-kaidah Al Qur’an dan Al Hadits. Sedangkan pengertian

muamalat adalah kaidah-kaidah yang mengatur hubungan antara sesama manusia

(hblu mina An-nas). Bidang Muamalat meliputi kegiatan bunga (riba), jual beli

(ba’i), gadai (rahn), memindahkan utang (hiwalah), mudharabah, musyarakah,

sewa (ijarah).

Didalam operasionalnya bank Islam harus mengikuti dan atau berpedoman

kepada praktik-praktik usaha yang dilakukan di zaman Rasulullah bentuk-bentuk

usaha yang telah ada sebelumnya tetapi tidak dilarang oleh Rasulullah atau

bentuk-bentuk usaha baru sebagi hasil dari ijtihad para ulama atau cendikiawan

muslim yang tidak menyimpang dari ketentuan Al Qur’an dan Al Hadits (Sumitro,

1996:6).

Praktik-praktik fungsi perbankan ini tentunya berkembang secara

berangsur-angsur dan mengalami kemajuan dan kemunduran si masa-masa

Page 29: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

22

tertentu, seiring dengan naik turunnya peradaban umat muslim. Dengan demikian,

dapat dikatakan bahwa konsep bank bukanlah suatu konsep yang asing bagi umat

muslim, sehingga proses ijtihad untuk merumuskan konsep bank modern yang

sesuai dengan syariah tidak perlu dimulai dari nol. Jadi, upaya ijtihad yang

dilakukan insya Allah akan menjadi lebih mudah. (Karim, 2007:27)

Bank Islam akan memperoleh pendapatan dari pembiayaan investasi al-

Mudharabah dan al-Musyarakah berupa bagi hasil usaha, dari pembiayaan

pengadaan barang al Murabahah, al Bai bitsaman ajil, dan al ijarah berupa mark

up dan sewa. Dari pemberian pinjaman berupa biaya administrasi, dan dari

penggunaan fasilitas berupa fee. Semua pendapatan ini dikumpulkan dalam

”pendapatan bagi hasil bank untuk dibagikan”. (Perwataatmadja, 1992:43).

Pada sisi pengerahan dana profil Bank Syariah ditampilkan dalam bentuk

kebersamaan memperoleh bagi hasil dari usaha bank, baik pada waktu

perekonomian nasional sedang bergairah maupun perekonomian nasional sedang

lesu. Transparansi secara otomatis diperoleh para pemegang rekening tabungan

mudharabah dan deposito mudharabah dengan mengikuti naik turunnya

pendapatan, bersamaan dengan naik turunnya hasil usaha bank karena situasi

perekonomian yang berlaku pada waktu itu. (Perwataatmadja, 2007:216)

Peranan utama Bank Indonesia dalam pengembangan bank syariah adalah

dalam mewujudkan iklim yang kondusif bagi perkembangan bank syariah yang

sehat dan konsisten (Istiqomah) terhadap prinsip-prinsip syariah. Atau lebih

konkritnya adalah dalam mewujudkan perbankan syariah yang mampu

Page 30: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

23

menggerakkan sektor riil melalui kegiatan pembiayaan berbasis ekuitas dalam

kerangka tolong menolong dan menuju kebaikan guna mencapai kemaslahatan

umat (Bank Indonesia, 2003: 194-195).

E. Hubungan ALMA dan Likuiditas

Asset – Liability Management (ALMA) merupakan fungsi manajemen

bank yang paling utama dalam menata portofolio pada kedua sisi neraca bank.

Pengaturan ini di tujukan untuk mencapai pendapatan yang optimal setelah

dilakukan perhitungan risiko yang mungkin timbul. Kemampuan ALMA yang

tinggi pada bank tertentu akan menampilkan kondisi bank yang baik, sebaliknya

keputusan dan pengawasan ALMA yang lemah dapat mengakibatkan kehancuran

bank tertentu.

Terdapat empat fungsi utama dalam ALMA, yaitu (1) Pengelolaan

Likuiditas, (2) Pengelolaan GAP, (3) Pengelolaan Valuta Asing, serta (4)

Pengelolaan investasi dan pendapatan.

F. Pengelolaan Likuiditas.

Pegelolaan Likuiditas dilakukan agar bank memiliki kemampuan

mendapatkan sumber dana yang tepat dalam memenuhi seluruh kewajiban yang

jatuh tempo dan juga memenuhi kebutuhan operasinya sesuai dengan kebijakan

perusahaan. Kebutuhan dana tersebut meliputi minimum cash ratio sesuai dengan

ketentuan Bank Indonesia dan kebutuhan dana untuk mencukupi kebutuhan kas

keluar bagi keperluan yang tidak terduga.

Page 31: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

24

Hal penting yang harus diperhatikan bank adalah bahwa likuiditas dan

profitabilitas (kemampuan mengahasilkan keuntungan) bank tidak selalu berjalan

searah. Likuiditas yang berlebihan dapat menekan profitabilitas. (Arthesa,

2006:190).

Alma adalah manajemen struktur neraca bank dengan tujuan untuk

memaksimalkan pendapatan mengendallikan biaya dalam batas batas resiko

tertentu (Rivai dkk, 2007:375). Risiko likuiditas adalah risiko dalam perbankan

yang biasanya timbul dengan cara bank mengelola Primary dan Secondary reserve

serta pendanaannya sehari-hari (Rivai dkk, 2007:376).

a.) Risiko yang ada dalam pengelolaan Primary reserve dapat berupa berikut ini:

1.) Reserve yang dipelihara terlalu tinggi dari yang dibutuhkan. Keadaan ini

berakibat pada pengorbanan tingkat suku bunga.

2.) Reserve requirement tidak dapat dipenuhi, sehingga berakibat dikenakan

pinalti oleh Bank Indonesia serta timbulnya masalah bagi bank sendiri.

Risiko yang terdapat dalam pengelolaan dana sehari-hari bisa berupa risiko

berikut ini.

1.) Kemungkinan bank harus membayar bunga yang terlalu tinggi untuk

likuiditas yang dibelinya jika kebutuhan dana tidak diidentifikasikan

secara tepat waktu hingga dealer dipaksa masuk ke pasar pada waktu yang

tidak menguntungkan.

2.) Kelebihan likuiditas mungkin terpaksa ditempatkan dengan rate yang tidak

menguntungkan karena bank terlambat mengidentifikasi adanya kelebihan

Page 32: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

25

tersebut, hingga dealer tidak mempunyai kesempatan untuk menjual atau

menawarkannya pada waktu yang tepat (Rivai, 2007:376)

Gambar. 2.1

Dampak likuiditas yang dipengaruhi keputusan manajemen bank

Keputusan / Tindakan Dampak Terhadap Likuiditas

Likuiditas jangka pendek akan membaik dengan jangka waktu yang lebih panjang lebih menarik

Bank menaikkan bunga deposito jangka waktu 3 dan 6 bukan.

Diperkirakan akan ada kenaikan tingkat bunga, bank memilih posisi GAP positif untuk jangka waktu 1 sampai 30 hari

Sejalan dengan harta jangka pendek yang naik setara dengan kewajiban jangka pendek, likuiditas jangka pendek juga meningkat.

Suatu obligasi jangka panjang dalam jumlah besar dicairkan dan hasilnya ditempatkan overnight untuk jangka waktu sampai 1 minggu

Likuiditas jangka pendek bank terutama “basic surplus” nya akan naik.

Bank mengalihkan sebagian besar dari paket kredit untuk pembiayaan proyek ke paket kredit jangka pendek (3-6 bulan).

Postur likuiditas bank akan menjadi lebih konservatif dan likuiditas jangka menengah akan meningkat.

Kredit jangka panjang dalam jumlah besar untuk jangka waktu 3 tahun di belanjai dengan dana jangka pendek 3 bulan

Postur likuiditas bank akan menjadi lebih agresif dan likuiditas jangka waktu menengah berkurang.

Page 33: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

26

Posisi likuiditas bank secara langsung maupun tidak langsung dipengaruhi oleh

keputusan yang dibuat dan tindakan yang diambil oleh manajemen bank serta

kegiatan yang dilaksanakan oleh unit-unit usahanya. (Rivai dkk, 2007:377).

G. Pengertian Likuiditas

Manajemen likuiditas merupakan kegiatan monitoring secara terus

menerus akan kebutuhan kas yang seketika dihadapi bank baik jangka pendek

maupun jangka panjang. Dalam melakukan kegiatan bank manajemen likuiditas

bank memegang peranan yang sangat penting, karena sesuai dengan data empiris

bahwa sebagian besar bank dananya berasal dari Pihak Ketiga dan Pihak Kedua,

yang berasal dari Modal tidak lebih dari 10% dari seluruh sumber dana bank

(Riyadi, 2004:27).

Likuiditas menurut Van Greuning dari World Bank (1999:157) yaitu

kemampuan bank untuk mampu memenuhi atau komitmennya saat jatuh tempo.

Pada waktu yang sama bank mentransformasi sisi liabilities mereka untuk

mendapatkan berbagai macam maturities pada sisi aset. Suatu bank dikatakan

likuid apabila bank yang bersangkutan dapat membayar kewajiban hutang-

hutangnya, dapat membayar kembali semua deposannya serta dapat memenuhi

semua permintaan pembiayaan kredit yang diajukan tanpa terjadi penangguhan.

Untuk meminimumkan risiko likuiditas, pengelolaan likuiditas bank merupakan

masalah yang cukup kompleks dalam kegiatan operasional bank. Sulitnya

pengelolaan tersebut disebabkan karena dana yang dikelola bank sebagian besar

adalah dana masyarakat yang sifatnya berfluktuasi. Oleh karena itu harus

Page 34: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

27

memperhatikan seakurat mungkin kebutuhan likuiditas untuk jangka waktu

tertentu. Perkiraan kebutuhan likuiditas tersebut sangat dipengaruhi oleh perilaku

penarikan nasabah, sifat dan sumber dana yang dikelola.

A bank’s money position, especially the size of its legal reserve account at

the central bank in its nation or district, is influenced by a long list of factors,

some of which are included in the following table. Among the most important of

these factors are the volume of checks cleared each day, the amount of currency

and coin shipments back and forth between each bank and the central bank’s

vault, purchases and sales of government securities, and borrowing and lending

in the federal funds (interbank) market. Some of these factors are largely

controllable by bank management, while others are essentially noncontrollable,

and management needs to anticipate and react quicly to them.(Rose, 2002).

Fungsi utama likuiditas dapat digolongkan sebagai berikut :

1. Untuk memenuhi kebutuhan likuiditas wajib minimum

2. Untuk menjaga agar saldo rekening yang ada pada bank koresponden selalu

berada pada jumlah yang ditentukan

3. Untuk memenuhi penarikan dana oleh nasabah.

Menurut Van Greuning (1999:164), bahwasannya likuiditas bank dapat

diukur melalui :

1. Loan to Deposit Ratio (LDR)

2. Loan to Capital Ratio (LCR)

Page 35: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

28

Sedangkan menurut Munawir (1991:69) menambahkan indikator empat

macam lagi disamping yang sudah ada yaitu :

1. Rasio kas

2. Periode rata-rata pengumpulan piutang

3. Periode rata-rata persediaan tersimpan di gudang

4. Perputaran modal kerja.

The most famous of these ratio is the volatile liability dependency ratio :

(Hempel, 1994)

Volatile Liabilities – Liquid Asset

Earning Assets

H. Bank Sebagai Penjamin Likuiditas

Titik awalnya adalah peran bank dalam menyediakan jaminan likuiditas.

Bank mengumpulkan dana dari masyarakat dan menginvestasikannya dalam aset

jangka panjang dan likuid, seperti pembiayaan (Aspachs, 2005:4). Likuiditas

merupakan salah satu karakteristik yang dimiliki oleh bank. Bank yang salah satu

fungsinya adalah sebagai institusi penyimpanan dana masyarakat (pools of

liquidity) menjamin jaminan ketersediaan likuiditas bagi para deposannya,

jaminan ketersediaan likuiditas yang diberikan berupa penarikan dana yang

disimpan setiap saat. Atas dasar the law of large numbers, dana yang disediakan

untuk bisa ditarik setiap saat tidaklah sejumlah total dana yang disimpan

masyarakat dari total jumlah dana simpanan tersebut.

Page 36: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

29

When a liquidity deficit arises, the bank can usually borrow funds from

any of the following sources (Rose, 2002).

Hal penting bagi bank adalah menjalankan sesuai kepentingan para

deposan. Deposan memiliki kepentingan jangka pendek maupun jangka panjang.

Untuk kepentingan jangka pendek mereka menyimpan dananya di bank,

sedangkan untuk kepentingan jangka panjang mereka melakukan investasi, baik

melalui lembaga keuangan maupun tidak, dengan harapan ada return yang lebih

baik dari pada hanya menyimpan uangnya di bank. Pada sisi lain, pembiayaan

pada umumnya tidak dapat dicairkan setiap saat. Pembiayaan juga tidak mudah

untuk dijual dalam waktu cepat karena adanya informasi penilaian yang biasanya

hanya dimiliki oleh bank yang mencairkan pembiayaan awal. Dikarenakan alasan-

alasan inilah bank menjadi sangat rentan terhadap guncangan likuiditas yang

terutama timbul dari sisi pasiva neraca. Apabila terjadi penarikan dana deposan

dalam jumlah besar, bank harus melikuidasi asetnya yang tidak likuid. Likuidasi

ini akan mengakibatkan kerugian bank akibatnya pencairan aset tidak likuid

mengakibatkan kehilangan nilai, maka kekurangan likuiditas ini akan menjadi

masalah Solvency bagi bank (Aspachs, 2005:4).

The traditional way to measure a bank’s liquidity position was to look at

static liquidity ratios, trying to increase liquidity needs and liquidity sources. For

example, a bank would separate its assets into liquid (easily convertible into cash

without appreciable loss) and non liquid components. (Hempel, 1994).

Page 37: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

30

I. Likuiditas Bank Syariah

Masalah pengelolaan likuiditas adalah masalah yang penting dalam hal

operasional bank sehari-hari. Kelebihan likuiditas akan mengakibatkan bank

mengorbankan profitabilitasnya. Sementara kekurangan likuiditas akan

mengakibatkan kerugian bagi bank karena tidak dapat memenuhi kewajiban yang

harus segera dipenuhinya sehingga akan menyulitkan bank itu sendiri. Seperti

yang diungkapkan Dewatripoint (1999:110) bank akan menghadapi masalah bank

runs phenomenon ketika tidak mampu memenuhi permintaan penarikan dana dari

depositornya, pada keadaan tersebut bank menghadapi dilema apakah harus

menginvestasikan dalam jangka pendek dan tidak menggunakan fungsi

transformasi asetnya yang bersifat inefisiensi. Atau menghadapi bank runs ketika

menginvestasikan dalam aset jangka panjang yang likuid. Dampak yang lebih jauh

adalah bank akan kehilangan kepercayaan dari masyarakat dan pemerintah (dalam

hal ini Bank Sentral).

Upaya menjaga likuiditas bank berarti sebagai proses pengendalian alat-

alat likuid yang mudah difungsikan guna memenuhi semua kewajiban bank yang

harus segera dibayar seperti:

1. Rekening wesel

2. wesel-wesel (transfer) yang jatuh tempo

3. Call money

4. Deposito berjangka jatuh tempo

5. Tabungan

Page 38: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

31

6. kewajiban yang segera harus dibayar.

Pengendalian likuiditas bank dilakukan setiap saat berupa penjagaan alat-

alat likuid yang dapat dikuasai oleh bank, alat-alat likuid bank terdiri dari :

1. Uang tunai (kas)

2. Rekening Koran pada Bank Indonesia (BI)

3. Jaminan kliring pada BI

4. Efek-efek (surat berharga)

Untuk menjaga likuiditas setiap bank harus memelihara perbandingan

tertentu menurut ketentuan BI. Melalui ketentuan Giro Wajib Minimum (GWM)

BI, setiap bank harus memiliki prosentase tertentu sekurang-kurangnya 5%. Batas

minimum itu untuk mendeteksi kesehatan bank yang dihitung berdasarkan

pembagian jumlah alat likuid dengan kewajiban yang dapat dibayar dalam suatu

masa laporan.

Memperhatikan likuiditas yang tinggi akan memperlancar customer

relationship tetapi profitabilitas / imbal bagi hasil akan menurun karena

banyaknya dana yang menganggur. Dilain pihak likuiditas yang rendah

menggambarkan kurang baiknya posisi likuiditas suatu bank.

Perangkat yang digunakan oleh bank syariah untuk memelihara

likuiditasnya antara lain : surat berharga pasar modal, ba’I dain, Pasar Uang Antar

Bank Syariah (PUAS), Sertifikat Wadiah Bank Indonesia dan Islamic Interbank

Money (Arifin, 1991:9).

Page 39: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

32

Salah satu ukuran untuk menghitung likuiditas bank adalah dengan

menggunakan Loan to Deposit Ratio (LDR). LDR yaitu seberapa besar dana bank

dilepaskan sebagai perkreditan. Ketentuan BI tentang LDR yaitu perhitungan

antara ratio 80% hingga dibawah 110%. Pemeliharaan kesehatan bank antara lain

dilakukan dengan tetap menjaga likuiditasnya sehingga bank dapat memenuhi

kewajiban kepada semua pihak yang menarik atau mencairkan uangnya. Hal ini

dihitung dengan (Norman, 2004:346) :

KetigaPihakDanaTotal

disalurkanyangkreditLoanLDR )( x 100%

Salah satu kendala operasional bank syariah adalah kesulitan dalam

mengendalikan likuiditasnya secara efisien, dimana gejala adalah tidak

tersedianya kesempatan investasi yang sedang berjalan. Adalah penting bagi

bankir Islam untuk memahami bahwa instrumen likuiditas yang digunakan bank

konvensional itu dibangun untuk mengatasi kesulitan yang mereka hadapi dalam

sistem keuangan yang bersifat ribawi. Menjadi tantangan dan tanggung jawab

para bankir Islam untuk mempunyai pedoman likuiditas syariah sebagai berikut

(Arifin, 2002:68) :

1. Uang tidak boleh menghasilkan apa-apa. Uang hanya boleh berkembang

jika diinvestasikan dalam bidang ekonomi riil (tangible ecomomic aset).

2. Keberhasilan kegiatan ekonomi diukur dengan return on investment

(ROI) return ini boleh diestimasikan tapi tidak boleh ditentukan didepan.

Page 40: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

33

3. Bagian saham dalam perusahaan, kegiatan mudharabah atau kemitraan

musyarakah dapat dibeli atau dijual untuk kegiatan investasi dan bukan

untuk tujuan spekulasi atau tujuan perdagangan paper.

4. Piranti keuangan Islam, seperti bagian saham dalam kemitraan atau

perusahaan, dapat dinegosiasikan.

Beberapa alasan yang harus diperhatikan dalam rangka pengelolaan

likuiditas adalah sebagai berikut :

1. Uang tidak boleh dijual untuk memperoleh uang

2. Nilai saham dalam suatu bisnis harus didasarkan pada hasil penelitian

performance yang bersangkutan (fundamental analysis)

3. Transaksi tunai (cash) harus diselesaikan segera setelah kontrak terjadi.

4. Diperbolehkan membeli saham dari bisnis yang mencatat adanya utang

pada neraca mereka, tetapi utang tersebut tidak boleh dominan.

5. Pemilik saham mempunyai hak untuk mengakhiri kepemilikannya, kecuali

apabila diperjanjikan lain secara tegas dinyatakan dalam kontrak

J. Kerangka Teori Buffer Likuiditas

Literatur awal Teori Buffer likuiditas memandang manajemen likuiditas

pada bank dengan menyamakannya dengan masalah persediaan. Biaya memiliki

cadangan aset likuid dalam jumlah tertentu akan ditimbang dengan manfaat bila

kekurangan likuiditas. Pertimbangan utama dari teori ini adalah bahwa ukuran

buffer likuiditas harus mencerminkan opportunity cost dari return yang hilang

bila memegang aset likuid dibandingkan dengan menyalurkan ke pembiayaan.

Likuiditas juga memiliki pola distribusi yang berbeda-beda, dimana berhubungan

Page 41: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

34

dengan volatilitas pendanaan dana pihak ketiga dan biaya untuk mendapatkan

dana dari pasar antar bank yang mudah didapatkan pada jangka pendek. Agenor

(2004) menyatakan bahwa permintaan likuiditas berasal dari distribusi penarikan

deposan, biaya pinjaman eksternal dan aturan primary reserve (Aspachs, 2005:5).

Dalam literature awal mengenai likuiditas perusahaan, Keynes (1936)

menyatakan bahwa neraca yang likuid akan memungkinkan perusahaan untuk

mengerjakan proyek-proyek yang menguntungkan saat kesempatan muncul. Lebih

lanjut, Keynes juga menyatakan bahwa neraca yang likuid juga bergantung pada

akses perusahaan untuk mendapatkan pendanaan eksternal. Untuk bank, hal ini

berarti bahwa kesempatan mereka untuk berinvestasi pada pembiayaan baru yang

menguntungkan bergantung kepada jumlah dana yang mereka dapat kumpulkan.

Ini merupakan batasan financial yang dimiliki bank. Apabila akses bank terhadap

akses finansial terbatas, misalnya biaya tinggi untuk menambahkan modal baru

atau dana antar bank yang sangat terbatas, hal ini akan membuka kemungkinan

bahwa likuiditas bank tergantung kepada siklus bisnis.

Secara khusus, bank akan menumpuk likuiditasnya pada periode ekonomi

yang menurun, yaitu pada saat kesempatan ekspansi pembiayaan tidak

mendukung. Bank akan mengalami penurunan likuiditas apabila mereka

menyalurkannya ke pembiayaan. Secara umum, bila bank terkena dampak batasan

likuiditas seperti ini, maka akan berakibat pada efektifitas kebijakan moneter.

Karena itu biasanya bank sentral akan memberi kebijakan ekonomi untuk

mendorong perkembangan perekonomian pada saat resesi, dimana pada saat itu

bank cenderung menimbun aset likuiditasnya. Hal yang berkebalikan akan berlaku

Page 42: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

35

bila perkonomian cenderung membaik sehingga bank akan melakukan hal yang

berkebalikan dari kondisi diatas, yaitu mengurangi cadangan likuiditasnya dan

menyalurkan dana yang dihimpunnya ke pembiayaan (Aspachs,2005:7).

Buffer likuiditas sendiri dapat dilihat dari sisi batasan finansial yang

dimiliki perusahaan. Secara umum, apabila perusahaan memiliki keterbatasan

finansial, maka sumber likuiditas internal seperti arus kas masuk dari usaha atau

proyek akan dijadikan sumber cadangan likuiditas. Hal ini bertujuan agar

perusahaan dapat memiliki sumber dana yang dibutuhkan saat ada kesempatan

investasi dimasa depan (Almeida, 2004). Penelitian oleh Aspachs menunjukkan

bahwa perusahaan dengan batasan finansial yang tidak tetap, cenderung tidak

menujukkan hubungan antara arus kas masuk yang diterima dengan cadangan

likuiditasnya. Namun pada perusahaan yang memiliki batasan finansial, maka ada

manfaat saat perusahaan tersebut menumpuk likuiditasnya sehingga dapat

membiayai investasi ketika ada kesempatan. Namun karena menumpuk likuiditas

juga berarti ada opportunity cost nya, maka perusahaan akan menjaganya pada

tingkat yang optimal. Caranya dengan menyisihkan sebagian kas masuk untuk

diinvestasikan di masa depan.

K. Pengaruh Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen

Faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas pada bank syariah yang di

teliti pada skripsi ini adalah berdasarkan literature dan penelitian sebelumnya oleh

Hempel (1994), Arifin (2002), Judisseno (2002) dan Aspachs (2005). Pengertian

likuiditas adalah kedekatan untuk belanja dari sebuah asset (Ahmed, 2001:12)

Page 43: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

36

1. Variabel Dependen

Likuiditas yang diteliti adalah tingkat buffer likuiditas dalam bentuk

money potition yang dimiliki bank. Money potition ini terdiri (Hempel, 1994:151):

a. Uang tunai, baik uang kertas maupun uang logam. Dapat disimpan di

khasanah bank maupun pada tempat lain di bank. Bila bank memiliki uang

tunai yang berlebih, maka kelebihannya disetorkan ke bank sentral atau

bank lain. Demikian sebaliknya bila bank kekurangan uang tunai sehingga

mengambil di bank sentral atau bank lain.

b. Giro di bank sentral. Giro ini merupakan simpanan bank yang merupakan

gabungan dari ketentuan giro wajib dan selisih kliring setiap hari operasi.

Giro di bank sentral bertambah bila dilakukan setoran, pencairan dari

treasury bills dan peminjaman dari bank sentral. Giro ini berkurang bila

melakukan pembelian treasury bills, penarikan untuk pembayaran dan

penarikan dalam bentuk uang tunai.

c. Giro di bank lain. Giro ini merupakan simpanan bank di bank lain yang

bermanfaat untuk penyelesaian pembayaran yang tidak melalui bank

sentral. Contoh transaksi antar bank adalah pinjaman antar bank, transaksi

international banking dan investasi lain.

d. Kas dalam perjalanan. Merupakan posisi kas yang sudah ditarik dari suatu

pihak namun belum diterima bank.

Berdasarkan klasifikasi dari money potition diatas, maka pada penelitian ini

disusun variabel dependen sesuai klasifikasi di Bank Syariah Mandiri, yaitu :

1) Kas dan Kas dalam Perjalanan

Page 44: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

37

Variabel ini terdiri tiga komponen yaitu kas (termasuk kas dalam perjalanan),

giro pada bank sentral dan giro pada bank lain. Uang adalah bentuk yang

paling likuid dari defines tersebut. Penjelasannya adalah sebagai berikut:

Kas berbentuk uang tunai yang berupa uang kartal berupa uang kertas, uang

logam, commemorative coin & nota, yang dikeluarkan BI atau otoritas

moneter Negara lain sebagai alat pembayaran yang sah. Termasuk dalam

kategori ini adalah bank notes dari Negara lain, misalnya uang kertas USD,

dollar Singapura (SGD) atau riyal Arab Saudi (SAR). Berdasarkan lokasinya,

maka kas dapat berada pada empat tempat yaitu

a) Kas Besar: adalah uang yang digunakan dalam penarikan dan

penyetoran nasabah, dimana pada akhir hari disimpan di dalam ruang

penyimpanan khusus yang disebut khasanah.

b) Kas ATM: adalah uang yang berada dalam mesin-mesin ATM bank.

c) Kas Kecil: uang yang dipisahkan dari kas besar dan digunakan untuk

operasional bank dan disimpan dalam cash box.

d) Kas dalam perjalanan: uang yang masih harus diterima oleh cabang

penerima dan baru saja diambil dari BI, bank lain atau cabang lain.

2) Giro pada Bank Indonesia

Adalah simpanan pada Bank Indonesia (primary reserve) selain yang

berbentuk SWBI. Giro ini ada dalam valuta rupiah dan dollar AS. Secara

mendasar, giro rupiah haruslah sejumlah minimum 5% dari dana pihak ketiga

rupiah dan giro USD haruslah minimum 3% dari dana pihak ketiga USD.

Page 45: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

38

Sebagaimana simpanan bank dalam bentuk uang tunai atau kas, giro di BI ini

tidak menghasilkan return.

Ketentuan pemenuhan primary reserve ini harus dipenuhi bank dengan

ancaman sanksi denda oleh BI.

3) Giro pada Bank Lain

Merupakan penempatan pada bank lain selain penempatan pada BI. Giro pada

bank lain dibuka sesuai kebutuhan transaksi bank, sehingga memiliki valuta

yang beragam yaitu IDR (Rupiah), USD, SGD, SAR, Japan Yen, Euro, dan

dollar Australia. Giro pada bank lain bertujuan untuk

a) Memenuhi kebutuhan transaksi dalam negeri. Pada BSM, giro dalam

rupiah pada bank lain memenuhi kebutuhan transaksi seperti

pengelolaan uang tunai (kas besar dan kliring lokal) atau pembayaran

transaksi ATM dengan Bank Mandiri.

b) Memenuhi kebutuhan transaksi luar negeri. Pada BSM, giro yang

dibuka dalam valuta asing adalah pada Bank Mandiri, BCA, Citibank

New York, United Overseas Bank Singapura, Wachovia Bank,

Sumitomo Mitsui Banking, ANZ Bank dan Al Rajhi Banking &

Investment.

2. Variabel Independen

a. Dana pihak ketiga

Dana pihak ketiga merupakan salah satu alasan utama bagi bank untuk menjaga

tingkat likuiditasnya. Dana simpanan nasabah adalah dana yang dihimpun oleh

bank dalam melakukan fungsi intermediasinya. Fungsi bank yang menjamin

Page 46: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

39

ketersediaan likuiditas bagi para nasabahnya menyebabkan bank harus

menghitung proporsi tertentu dari jumlah dana DPK ini pada kas dan primary

reserve di BI. Pada bank syariah, DPK dapat terdiri dari tiga jenis kelompok

yaitu:

1) Simpanan wadiah, terdiri dari giro dan tabungan wadiah.

2) Tabungan mudharabah.

3) Deposito mudharabah.

Tabungan yang menerapkan akad wadiah mengikuti prinsip-prinsip

wadiah yad adh-dhamanah seperti yang dijelaskan diatas. Artinya tabungan ini

tidak mendapatkan keuntungan karena ia titipan dan dapat diambil sewaktu-waktu

dengan menggunakan buku tabungan atau media lain seperti kartu ATM.

Tabungan yang berdasarkan akad wadiah ini tidak mendapatkan keuntungan dari

bank karena sifatnya titipan. Akan tetapi, bank tidak dilarang jika ingin

memberikan semacam bonus / hadiah. (Antonio, 2001:156).

Tabungan yang menerapkan akad mudharabah mengikuti prinsip-prinsip

akad mudharabah diantaranya sebagai berikut. Pertama, keuntungan dari dana

yang digunakan harus dibagi antara shahibul maal (dalam hal ini nasabah) dan

mudharib (dalam hal ini bank). Kedua, adanya tenggang waktu antara dana yang

diberikan dan pembagian keuntungan, karena untuk melakukan investasi dengan

memutarkan dana itu diperlukan waktu yang cukup. (Antonio, 2001:156).

Bank syariah menerapkan akad mudharabah untuk deposito seperti dalam

tabungan, dalam hal ini nasabah (deposan) bertindak sebagai shahibul maal dan

Page 47: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

40

bank selaku mudharib. Penerapan mudharabah terhadap deposito dikarenakan

kesesuaian yang terdapat diantara keduanya. (Antonio, 2001:157).

b. Aset Siap Konversi menjadi Kas

Porsi terbesar dari fungsi penggunaan dana bank adalah berupa investasi

pada surat-surat berharga. Selain untuk tujuan memperoleh penghasilan, investasi

pada surat berharga ini dilakukan sebagai salah satu media pengelolaan likuiditas,

dimana bank harus menginvestasikan dana yang ada seoptimal mungkin, tetapi

dapat dicairkan sewaktu-waktu bila bank membutuhkan tanpa, atau sedikit sekali,

mengurangi nilainya (Riyadi, 2006:39).

Aset bank yang terdiri dari aset yang bersifat likuid atau mudah diubah

menjadi uang (Norman, 2005:23). Perbedaan aset siap konversi menjadi kas

dengan kas dan setara kas adalah aset siap konversi menjadi kas merupakan aset

yang memberikan return, sedangkan kas dan setara kas tidak memiliki return.

Aset ini merupakan cadangan yang berfungsi sebagai penyangga primary reserve,

ditanam dalam bentuk investasi jangka pendek dan tetap current. Karena

kebutuhan likuiditas seringkali sulit diantisipasi, maka kriteria asset yang siap

dikonversi menjadi kas adalah (Riyadi, 2006:39):

1) Short term atau siap untuk dijual (available for sale)

2) High quality, tidak jatuh nilainya saat dijual.

3) Marketable.

Secondary reserve ini dilakukan untuk memaksimalkan penempatan dana setiap

saat dan tetap menghasilkan (Riyadi, 2006:39). Asset siap konversi menjadi kas,

Page 48: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

41

dapat dikonversi melalui pasar uang dan pasar modal. Bentuk pada bank syariah

untuk asset siap konversi menjadi kas adalah:

a) Penempatan pada bank lain berupa Sertifikat Investasi Mudharabah

Antarbank (SIMA).

b) Surat berharga berupa obligasi dan reksadana syariah.

c) Penempatan pada BI berupa SWBI.

c. Akses pasar antar bank dan sumber dana lainnya termasuk LOLR

Dalam aktivitasnya, bank sering membutuhkan dana untuk memenuhi

ketentuan primary reserve, menjaga tingkat saldo pada giro di bank sentral untuk

transaksi, melakukan realisasi pembiayaan atau investasi, membayarkan dana

kepada nasabah deposan maupun memenuhi kewajiban lainnya. Pada posisi bank

membutuhkan dana jangka pendek, bank harus segera memenuhinya baik dari

bank lain, maupun dari BI. Tingkat likuiditas bank antara lain dipengaruhi oleh

fasilitas LOLR dari bank sentral (Arifin, 2002:45). Pada penelitian oleh Aspachs

(2005) fasilitas pinjaman dari BI menyebabkan bank menurunkan tingkat

likuiditasnya meskipun terdapat kendala moral hazard berupa bank memegang

buffer likuiditasnya yang lebih rendah dari seharusnya. Sedangkan instrumen

sumber dana lainnya dapat diperoleh bank pada pasar modal berupa saham dan

obligasi (Riyadi, 2006:47). Pada bank syariah di Indonesia, meskipun terdapat

fasilitas jangka pendek bagi bank syariah dari BI (PBI no.5/3/PBI/2003 tentang

Fasilitas Pembiayaan Jangka Pendek bagi Bank Syariah), pada prakteknya hal ini

tidak dilakkukan oleh BSM. Untuk itu, komponen dalam akses pasar pada

penelitian ini adalah:

Page 49: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

42

1) Antar bank pasiva berupa simpanan dari bank lain berbentuk giro dan

deposito dan penempatan berbentuk SIMA dari bank lain.

2) Obligasi syariah mudharabah yang diterbitkan bank.

d. Kewajiban Lancar

Kewajiban lancar merupakan kewajiban yang harus segera dipenuhi bank

dalam waktu kurang dari satu tahun. Kewajiban lancar ini termasuk komponen

dalam perhitungan rasio likuiditas berupa quick ratio (Judisseno, 2002:139). Bagi

bank, kewajiban lancar ini merupakan seluruh transaksi baik yang dalam rangka

transaksi baik bank maupun dalam rangka kegiatan operasional perusahaan.

Komponen kewajiban lancar ini terdiri dari:

1) Kewajiban penerimaan negara pembayaran pajak dan bukan pajak

2) Kewajiban dalam rangka jasa bank dalam penerimaan jasa pembayaran.

3) Kewajiban dalam rangka setoran jaminan transaksi komitmen dan

kontijensi bank.

4) Kewajiban titipan lain seperti pembayaran dana sosial, bagi hasil yang

belum dibayarkan dan pembayaran lain kepada pihak ketiga.

f. Pembiayaan yang Diberikan berupa Loan Growth

Pembiayaan yang diberikan merupakan variabel yang mempengaruhi

likuiditas bank berupa hambatan finansial dalam menumpuk likuiditas (Aspachs,

10:2005). Pembiayaan yang diberikan dihitung berupa loan growth yang

merupakan kemampuan bank untuk ekspansi sehingga mengurangi jumlah pos

lain dalam neraca bank. Pada penelitian, loan growth ini diukur dengan

membandingkan posisi pembiayaan antara suatu bulan dengan bulan sebelumnya.

Page 50: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

43

g. Profit Bank

Profit bank merupakan variabel yang mempengaruhi likuiditas bank

berupa sumber bagi likuiditas (Aspachs, 2005:10). Bagi bank syariah, profit bank

merupakan pendapatan dari penyaluran pembiayaan, pendapatan surat berharga

dan pendapatan operasional bank dengan dikurangi biaya bagi hasil dan biaya

operasional bank.

L. Penelitian Terdahulu

1. Edward (1993) Universitas Negeri Jakarta, dikutip dari Ali Norman.

Dalam penelitiannya mencoba mengukur hubungan antara pengendalian kas

dengan likuiditas bank-bank umum di Jakarta. Penelitian ini cukup baik karena

meneliti hampir semua bank umum konvensional yang ada di Jakarta.

Sebagai variable control, Edward mengguakan tingkat pengendalian kas

bank yang mempengaruhi likuiditas. Tingkat pengendalian kas memang sangat

berpengaruh terhadap likuiditas. Jika kas terlalu banyak akan mengakibatkan

berkurangnya likuiditas tetapi jika kas dalam kondisi kurang maka bank akan

kesulitan memenuhi kebutuhan likuiditasnya dan akan berakibat pada ketidak

percayaan masyarakat. Penelitian ini hanya terfokus pada bank konvensional yang

mempunyai karakteristik risiko likuiditas yang berbeda dengan bank syariah.

Terdapat kelemahan penelitian yaitu hanya menggunakan 1 variabel independen,

serta tidak menggunakan data sekunder untuk menganalisis data, tetapi

menggunakan kuesioner. Peneliti yang tidak mampu menjelaskan hasil penelitian

Page 51: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

44

tentang keadaan likuiditas bank-bank yang diteliti karena menggunakan data

primer non numerik.

2. Aspachs dari London School of Economics (2005) meneliti secara

komprehensif tentang kebijakan likuiditas bank-bank konvensional di Inggris.

Penelitian ini secara spesifik meneliti bagaimana pengaruh kebijakan fasilitas

LOLR dari Bank Sentral mempengaruhi likuiditas bank. Hasil dari penelitian ini

menyatakan bahwa semakin banyak bantuan (potential support) maka semakin

sedikit cadangan likuiditas yang dipegang oleh bank-bank. Selain itu hasil

penelitian Aspachs yang penting adalah tentang pengaruh fasilitas LOLR dari

bank sentral kepada bank-bank di Inggris. Fasilitas LOLR ini mempunyai sisi

positif terhadap keadaan likuiditas bank-bank di Inggris karena meningkatkan

liquidity buffer, terutama pada saat krisis. Fasilitas LOLR ini selain memberikan

hasil positif juga mempunyai dampak negatif moral hazard (penyimpangan

moral) yaitu bank-bank tersebut cenderung mempunyai likuiditas yang semakin

sedikit (likuiditas yang berasal dari dana yang dihimpun bank tersebut).

3. Penelitian Ieyanto Yamin dan Haryanto Tanujaya dari Universitas

Indonesia pada tahun 1994 membahas tentang fungsi ALM pada Bank Danamon.

Masalah utama pada bank yang diteliti yang merupakan bank konvensional adalah

masalah likuiditas dan masalah suku bunga (pricing). Dalam jangka pendek,

kedua hal ini akan berpengaruh terhadap net income. Dalam jangka panjang,

kedua hal ini akan berpengaruh terhadap market value. Pengukuran likuiditas

dapat diukur dari berbagai faktor yaitu:

Page 52: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

45

a. Cash flow approach, yaitu sumber dan penggunaan arus kas. Arus kas terutama

dihitung untuk membandingkan net new loans yaitu selisih antara pembiayaan

baru dengan pembiayaan yang jatuh tempo dan net deposit yaitu selisih antara

penarikan dan penyetoran dana deposan.

b. Large liability dependence, yaitu perbandingan antara dana jangka pendek yang

berasal dari pasar uang dibandingkan dengan earning assets bank. Semakin

besar rasio ini, berarti bank semakin tidak likuid.

c. Core deposit to assets, yaitu perbandingan dari dana deposan yang bersifat

stabil dibagi dengan total asset. Dana pihak ketiga yang stabil umumnya

berasal dari pihak non bank. Semakin besar rasio ini, semakin baik likuiditas

bank.

Penelitian ini merekomendasikan teknik perhitungan likuiditas bank dengan dua

cara, yaitu:

1) Metode sumber dan penggunaan dana : metode yang memisahkan antara

controllable dan uncontrollable asset. Metode menggunakan data bank untuk

mengenali aset dan liabilities beserta tingkat suku bunga (rendah atau tinggi)

terhadap jenis komponen didalamnya.

2) Metode penstrukturan deposito adalah metode yang mengenali simpanan

berdasarkan jangka waktunya.

4. Penelitian Ali Norman dari Univrsitas Indonesia tahun 2005. Penelitian

khusus Bank Syariah Indonesia dimana penelitian likuiditas dilakukan dengan

Page 53: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

46

studi kasus bank muamalat Indonesia dengan periode tahun 2001-2004. faktor

independen yang diteliti berupa tingkat likuiditas yang diukur dengan rasio FDR.

Sedangakan faktor independen terdiri dari faktor internal berupa volalitas dana

simpanan nasabah, aset siap konversi menjadi kas, akses terhadap pasar antar

bank termasuk fasilitar LOLR dari Bank Indonesia serta pembiayaan dan investasi

yang dilakukan bank. Sedangkan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi

secara tidak langsung adalah tingkat suku bunga SBI, kurs terhadap Dollar AS

serta variabel inflasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat dua

variabel yang mempengaruhi likuiditas Bank Muamalat Indonesia, yaitu variabel

dana simpanan nasabah dan variabel pembiayaan dan investasi yang dilakukan

bank. Sedangkan variabel-variabel lain yang tidak berpengaruh adalah aset siap

konversi menjadi kas, akses pasar terhadap pasar antar bank termasuk LOLR dari

BI ditambah seluruh faktor eksternal. Penelitian merekomendasikan agar pihak

BMI memberikan perhatian khusus terhadap faktor-faktor yang secara signifikan

mempengaruhi likuiditas BMI dan menyusun kebijakan yang baku tentang

manejmen likuiditas selain memenuhi kepatuhan aturan primary reserve berupa

GWM.

5. Penelitian berikutnya untuk bank syariah di Indonesia, dilakukan oleh Riki

Antariksa (2006) dimana penelitian dilakukan pada Bank Muamalat Indonesia

pada periode 2000-2004. penelitian ini memiliki perumusan masalah pertama

yaitu mengukur dan menjelaskan bagaimana risiko likuiditas berpengaruh pada

profitabilitas bank. Sedangkan perumusan masalah kedua adalah melihat pengaruh

tersebut terjadi dalam pengaruh musiman dalam ekonomi. Penelitian ini

Page 54: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

47

menggunakan model regresi, dengan menggunakan variabel dummy dan

melakukan pendekatan distribute-lag. Variabel independen yang berpengaruh

adalah rasio LTA (liquid assets to total assets ratio), LAD (liquid assets to

deposits ratio), dan FDR (financing to deposits ratio). Sedangkan variabel

dependen yang diukur adalah profitabilitas yang diwakili ROA dan ROE. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan dari risiko likuiditas

terhadap profitabilitas, baik positif maupun negatif yang tersebar dalam beberapa

selang waktu. Misal profitabilitas paling tinggi dicapai pada bulan Desember yang

diduga bahwa pada bulan terakhir, banyak nasabah yang menyelesaikan

kewajiban transaksinya dengan pihak bank.

6. Aji Erlangga M (2007) dari Universitas Indonesia. Penelitian khusus bank

syariah di Indonesia dimana penelitian likuiditas dilakukan dengan studi kasus

Bank Syariah Mandiri dengan periode tahun 2004-2006. Variabel independen

yang digunakan adalah aset siap konversi menjadi kas, profit bank pada bulan

bersangkutan, pembiayaan yang diberikan, dana pihak ketiga, akses pasar dan

sumber dana lain, kewajiban lancar. Hasil penelitian memberikan kesimpulan

bahwa dana pihak ketiga secara signifikan mempengaruhi tingkat buffer likuiditas

bank. Secara statistik dengan koefisien regresi 0,089 menyatakan bahwa setiap

penambahan DPK sebesar Rp.1 akan mengakibatkan penambahan money position

sebesar Rp.0,089. Berarti ada hubungan searah dan nilainya cukup signifikan

dimana buffer likuiditas bank naik ketika DPK naik. Hasil lainnya adalah bahwa

keuntungan bank berupa profit yang diperoleh bank setiap bulannya tidak

Page 55: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

48

signifikan mempengaruhi tingkat buffer likuiditas bank. Variabel ini secara

statistik dieliminasi dalam seleksi variabel.

M. Kerangka Berfikir

Bank menurut fungsinya dibagi kedalam tiga jenis yaitu Bank Sentral,

Bank Umum, dan Bank Perkreditan Rakyat. Di Indonesia Bank Umum dibagi

kedalam dua jenis bank yaitu Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank Umum

Konvensional. Bank Syariah Mandiri (BSM) merupakan salah satu Bank Umum

Syariah yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh pemerintah. BSM merupakan

bank yang memiliki nilai asset tertinggi dibandingakan dengan Bank Umum

Syariah lainnya. Oleh karena itu hal ini sangat menarik untuk diteliti lebih lanjut

mengenai likuiditasnya, apakah buffer likuiditas Bank Syariah Mandiri

dipengaruhi oleh dana pihak ketiga, aset siap konversi menjadi kas, akses pasar

dan sumber dana lain, kewajiban lancar, pembiayaan yang diberikan, dan profit

bank. Sehingga dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut.

Page 56: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

49

Gambar. 2.2

Kerangka Pemikiran

Keterangan :

(X1) Dana Pihak Ketiga

(X2) Aset Siap Konversi menjadi kas

(X3) Akses Pasar & sumber dana lain

(X4) Kewajiban lancar

(X5) Pembiayaan yang diberikan

(X6) Profit bank

(Y) Likuiditas BSM

Neraca Laporan Laba Rugi

X2 X1 X3 X4 X5 X6

Y

Uji Asumsi Klasik

Analisis Regresi Linier Berganda

Hasil Penelitian

Page 57: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

50

N. Hipotesis

Ada tujuh variabel (satu variabel dependen dan enam variabel independen) yang

diuji dalam penelitian ini. Uji hipotesis ini secara umum adalah untuk melihat apa

saja yang mempengaruhi buffer likuiditas Bank Syariah Mandiri. Uji hipotesis

adalah sebagai berikut :

Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara dana pihak ketiga, asset siap

konversi menjadi kas, keuntungan bank, akses pasar antar bank dan sumber

dana lainnya, kewajiban lancar dan loan growth terhadap tingkat buffer

likuiditas.

H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara dana pihak ketiga, asset siap

konversi menjadi kas, keuntungan bank, akses pasar antar bank dan sumber

dana lainnya,.kewajiban lancar dan loan growth terhadap tingkat buffer

likuiditas.

Page 58: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

51

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. RUANG LINGKUP PENELITIAN

Penelitian ini akan mencoba melihat bagaimana pengaruh beberapa faktor

terhadap likuiditas Bank Syariah Mandiri (BSM) berupa kas, cash equivalent dan

central bank reserve yang merupakan buffer likuiditas dalam bentuk money

potition sebagai variable terikat akibat perubahan beberapa variable bebas, maka

model regresi berganda. Periode penelitian bulan Januari 2007 hingga bulan Juni

2009.

B. METODE PENENTUAN SAMPEL

Metode penentuan sampel menggunakan Purposive Sampling. Purposive

sampling merupakan pemilihan sampel berdasarkan pada karakteristik tertentu

yang dianggap mempunyai sangkut paut dengan karakteristik populasi yang sudah

diketahui sebelumnya. Dan yang dijadikan sampel penelitian ini adalah Bank

Syariah Mandiri, karena Bank Syariah Mandiri merupakan bank salah satu bank

syariah terbesar di Indonesia. Data diambil dari Laporan keuangan bank yang

bersangkutan yang berupa neraca dan laporan laba rugi sehingga diperoleh data

yang representatif. Laporan keuangan adalah informasi yang menyangkut posisi

keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang

bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

(Sjahrial, 2006:27).

Page 59: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

52

C. METODE PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data dan informasi dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan survey analisis dokumen data historis atau data sekunder. Data

bersifat time series. Langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Pengumpulan data sekunder mengenai data keuangan dari laporan

keuangan bulanan BSM dan data transaksi keuangan lain pada bulan

Januari 2007 hingga bulan Juni 2009 dengan jumlah data 30 bulan (n=30).

2. Pengumpulan informasi yang terkait dengan penelitian ini dilakukan

dengan studi literatur, melalui artikel-artikel ilmiah, jurnal, penelitian

sebelumnya, buku teks terkait, laporan keuangan perbankan tahunan

perusahaan, internet maupun koran dan majalah.

D. METODE ANALISIS DATA

Metode analisis dan pengolahan data dilakukan mengikuti berbagai

proses sebagai berikut :

1. Melakukan perhitungan dan pengelompokkan data terhadap setiap

komponen variable, seperti menghitung dana simpanan nasabah (giro,

tabungan dan deposito), asset siap konversi menjadi kas, pembiayaan yang

diberikan, ketersediaan akses pasar yang digunakan BSM termasuk

fasilitas LOLR bank sentral, kewajiban lancar, tingkat keuntungan bank

dan lain-lain.

Page 60: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

53

2. Melalui table data yang disusun dalam aplikasi Microsoft Excel, maka

dilakukan proses statistik deskriptif untuk melihat karakteristik data yang

ada dengan menggunakan aplikasi SPSS 16.

E. OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN

1. Variabel Dependen

Likuiditas yang diteliti adalah tingkat buffer likuiditas dalam bentuk

money potition yang dimiliki bank. Money potition ini terdiri (Hempel,

1994:151):

a. Uang tunai, baik uang kertas maupun uang logam. Dapat disimpan di

khasanah bank maupun pada tempat lain di bank. Bila bank memiliki

uang tunai yang berlebih, maka kelebihannya disetorkan ke bank

sentral atau bank lain. Demikian sebaliknya bila bank kekurangan uang

tunai sehingga mengambil di bank sentral atau bank lain.

b. Giro di bank sentral. Giro ini merupakan simpanan bank yang

merupakan gabungan dari ketentuan giro wajib dan selisih kliring

setiap hari operasi. Giro di bank sentral bertambah bila dilakukan

setoran, pencairan dari treasury bills dan peminjaman dari bank

sentral. Giro ini berkurang bila melakukan pembelian treasury bills,

penarikan untuk pembayaran dan penarikan dalam bentuk uang tunai.

c. Giro di bank lain. Giro ini merupakan simpanan bank di bank lain

yang bermanfaat untuk penyelesaian pembayaran yang tidak melalui

Page 61: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

54

bank sentral. Contoh transaksi antar bank adalah pinjaman antar bank,

transaksi international banking dan investasi lain.

d. Kas dalam perjalanan. Merupakan posisi kas yang sudah ditarik dari

suatu pihak namun belum diterima bank.

2. Variabel Independen

a. Dana pihak ketiga

Pada bank syariah, DPK dapat terdiri dari tiga jenis kelompok yaitu:

1) Simpanan wadiah, terdiri dari giro dan tabungan wadiah.

2) Tabungan mudharabah.

3) Deposito mudharabah.

b. Aset Siap Konversi menjadi Kas

Bentuk pada bank syariah untuk asset siap konversi menjadi kas adalah:

1) Penempatan pada bank lain berupa Sertifikat Investasi Mudharabah

Antarbank (SIMA).

2) Surat berharga berupa obligasi

3) Penempatan pada BI berupa SWBI

c. Akses pasar antar bank dan sumber dana lainnya termasuk LOLR

Komponen dalam akses pasar pada penelitian ini adalah:

1) Antar bank pasiva berupa simpanan dari bank lain berbentuk giro

dan deposito dan penempatan berbentuk SIMA dari bank lain.

2) Obligasi syariah mudharabah yang diterbitkan bank.

Page 62: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

55

d. Kewajiban Lancar

Komponen kewajiban lancar ini terdiri dari:

1) Kewajiban penerimaan negara pembayaran pajak dan bukan pajak

2) Kewajiban dalam rangka jasa bank dalam penerimaan jasa

pembayaran.

3) Kewajiban dalam rangka setoran jaminan transaksi komitmen dan

kontijensi bank.

4) Kewajiban titipan lain seperti pembayaran dana sosial, bagi hasil yang

belum dibayarkan dan pembayaran lain kepada pihak ketiga.

e. Pembiayaan yang Diberikan berupa Loan Growth

Pada penelitian ini, loan growth ini diukur dengan membandingkan posisi

pembiayaan antara suatu bulan dengan bulan sebelumnya.

f. Profit Bank

Profit bank merupakan variabel yang mempengaruhi likuiditas bank

berupa sumber bagi likuiditas (Aspachs, 2005:10). Bagi bank syariah, profit bank

merupakan pendapatan dari penyaluran pembiayaan, pendapatan surat berharga

dan pendapatan operasional bank dengan dikurangi biaya bagi hasil dan biaya

operasional bank.

F. UJI ASUMSI KLASIK

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variable penggangggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti

Page 63: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

56

diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti

distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak

valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah

residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji

statistik (Ghozali, 2005:110).

2. Uji Heteroskedastisitas

Cara melihat regresi terbebas atau tidaknya dari asumsi heterokedastisitas

dapat dilihat melalui beberapa cara diantaranya adalah melalui penyebaran

scatterplot sebagai berikut: Pada scatterplot di bawah ini menunjukkan bahwa

:

a. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0.

b. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.

c. Penyebaran titik-titik data tidak boleh pola bergelombang melebar

kemudian menyempit dan melebar kembali.

d. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

3. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi

yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika

variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak

ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi

antar sesama variabel independen sama dengan nol. (Ghozali, 2005:91).

Page 64: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

57

4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka

dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi

yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini

timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi

ke observasi lainnya.(Ghazali, 2005:95).

5. Uji Linieritas

Berdasarkan grafik Normal P-P of Regression Standardized Residual dapat

disimpulkan bahwa titik penyebaran data mendekat mengikuti arah garis

horizontal. Hal ini berarti bahwa model ini dianggap linier.

G. ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap

variabel terikat, maka pada tahap ini akan dipergunakan analisis regresi linier

berganda. Analisis regresi linier berganda menggambarkan model matematika

sederhana antar variabel dependen (terikat) yaitu buffer likuiditas bank berupa

money potition terhadap variabel bebas yaitu variabel dana simpanan nasabah,

asset siap konversi menjadi kas, akses pasar dan sumber dana bank, kewajiban

lancar, pembiayaan yang diberikan dan tingkat keuntungan bank. Hubungan

tersebut harus didahului adanya alasan mendasar antara hubungan kedua variabel

tersebut dan kemudian diuji kekuatan hubungan antara kedua variabel tersebut

Page 65: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

58

melalui uji regresi linier berganda. Analisis akan dilakukan secara time series

yaitu pengukuran hubungan dalam satu variabel pada waktu yang berbeda.

H. Uji Hipotesis

1. Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi menggambarkan kekuatan hubungan antar variabel

independen (X) dengan variabel dependen (Y). Analisis korelasi merupakan suatu

alat statistik yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua

variabel. Ukuran kekuatan hubungan tersebut disebut koefisien korelasi. Koefisien

korelasi terletak diantara 1 dan -1. Untuk melihat bagaimana pergerakan kedua

variabel tersebut secara bersama-sama, biasanya digunakan scatter diagram yang

menunjukkan hubungan fungsional atau sebab akibat dari kedua variabel tersebut.

Sedangkan koefisien korelasi parsial berguna untuk melihat pengaruh satu

variabel bebas terhadap variabel terikat yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel

bebas lain dalam persamaan linier regresi berganda.

2. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk memeriksa apakah model regresi yang

terestimasi cukup baik atau tidak. Ukuran yang digunakan adalah goodness of fit

(R2). Ukuran ini mencerminkan seberapa besar variasi dari regresan (Y) dapat

diterangkan oleh regressor (X). bila R2 = 0, artinya variasi Y tidak dapat

diterangkan oleh X sama sekali. Sementara bila R2 = 1, artinya variasi Y 100%

dapat diterangkan oleh X. R2 dapat didefinisikan sebagai berikut:

SquaredofSumTotalSquaredSumofExplainedR 2

Page 66: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

59

Beberapa variabel apabila menggunakan model regresi, kemungkinan

mempunyai hubungan atau korelasi yang sangat kuat, tetapi tidak mempunyai

hubungan sebab akibat. Korelasi ini disebut sebagai spurious correlation.

3. Menguji Signifikansi Koefisien Korelasi (Uji t)

Uji statistik untuk menerima atau menolak hipotesis melalui koefisien korelasi

regresi pada umumnya menggunakan distribusi student t atau uji t dengan tingkat

keyakinan sebesar 95%. Apabila uji t statistik lebih besar dari nilai t yang berada

pada tabel ( critical value A), maka hipotesis ditolak sebagai konsekuensinya

hipotesis alternatif diterima. Nilai kritis untuk sampel yang besar dengan tingkat

signifikansi 5% adalah t = 1,96. Pada umumnya, apabila uji t sama dengan atau

lebih besar dari dua, maka tidak ada alasan untuk menerima hipotesis (Nachrowi,

hal 25:2002).

4. Uji F

Sebelum ditentukan hipotesis 0 diterima atau ditolak, maka ditentukan dahulu F

hitung dan F tabel. Kriteria keputusan adalah H0 ditolak jika F hitung > F tabel

(Fα,V1,V2). V1 adalah banyaknya variabel independen dalam persamaan regresi

liner, V2 adalah derajat kebebasan yang diperoleh dengan cara mengurangi

banyaknya data dengan V1 dan 1 atau n- V1. H0 ditolak berarti paling tidak ada

salah satu dari βn yang tidak sama dengan nol sehingga paling tidak ada salah satu

Xn yang mempengaruhi terhadap variabel Y. Demikian pula H0 diterima jika F

hitung < F tabel berarti variabel independen tidak berarti atau tidak memiliki

Page 67: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

60

pengaruh terhadap variabel dependen, sehingga cukup bukti untuk menyatakan

model tersebut tidak berarti.

5. Uji Multikolineritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel

independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.

Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama

variabel independen sama dengan nol. (Ghozali, 2005:91).

6. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi

antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada

periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem

autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang

waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan

pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya.(Ghazali,

2005:95). Alat untuk menguji ada atau tidaknya korelasi adalah dengan tes

Durbin-Watson (DW). Deteksi bahwa suatu regresi itu bebas dari masalah

autokorelasi dapat menggunakan kaidah berikut (Ali, 2005: 44):

Angka DW dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif.

Angka DW diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi.

Page 68: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

61

Angka DW diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

Uji d akan membandingkan nilai d hitung dengan nilai tabel DW pada dL dan dU.

Penulis menyusun hipotesis sebagai berikut : (Nachrowi, 2002:139).

H0 : tidak ada autokorelasi ( ρ= 0)

H1 : ada autokorelasi ( ρ≠ 0)

Bandingkan nilai d yang dihitung dengan nilai dL dan dU dari tabel dengan aturan

main sebagai berikut:

1. Apabila d < dL maka tolak Ho. Berarti ada korelasi yang positf atau

kecenderungannya ρ= 1

2. Apabila dL ≤ d ≤ dU, maka kita tidak dapat mengambil kesimpulan apa-apa.

3. Apabila dL < d < 4 - dU maka jangan tolak Ho maupun Hi. Berarti tidak ada

korelasi positif maupun korelasi negatif.

4. Apabila 4 - dU ≤ d ≤ 4 - dL, maka kita tidak dapat mengambil kesimpulan apa-

apa.

5. Apabila d > 4 - dL, maka tolak Hi dan berarti ada korelasi negatif. (Nachrowi,

2002:140).

7. Uji Heteroskedastitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka

Page 69: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

62

disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model

regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi

Heteroskedastisitas. Kebanyakan data crossection mengandung situasi

heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai

ukuran (kecil, sedang, dan besar).

Page 70: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

63

BAB IV

PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

Krisis moneter dan ekonomi sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis

politik nasional telah membawa dampak besar dalam perekonomian nasional.

Krisis tersebut telah mengakibatkan perbankan Indonesia yang didominasi oleh

bank-bank konvensional mengalami kesulitan yang sangat parah. Keadaan

tersebut menyebabkan pemerintah Indonesia terpaksa mengambil tindakan untuk

merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.

Lahirnya Undang-Undang No. 10 tahun 1998, tentang Perubahan atas

Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, pada bulan November

1998 telah memberi peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya bank-bank syariah

di Indonesia. Undang-Undang tersebut memungkinkan bank beroperasi

sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang khusus syariah.

PT Bank Susila Bakti (PT Bank Susila Bakti) yang dimiliki oleh Yayasan

Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi

berupaya keluar dari krisis 1997 - 1999 dengan berbagai cara. Mulai dari langkah-

langkah menuju merger sampai pada akhirnya memilih konversi menjadi bank

syariah dengan suntikan modal dari pemilik.

Dengan terjadinya merger empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi

Daya, Bank Exim dan Bapindo) ke dalam PT Bank Mandiri (Persero) pada

Page 71: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

64

tanggal 31 Juli 1999, rencana perubahan PT Bank Susila Bakti menjadi bank

syariah (dengan nama Bank Syariah Sakinah) diambil alih oleh PT Bank Mandiri

(Persero).

PT Bank Mandiri (Persero) selaku pemilik baru mendukung sepenuhnya

dan melanjutkan rencana perubahan PT Bank Susila Bakti menjadi bank syariah,

sejalan dengan keinginan PT Bank Mandiri (Persero) untuk membentuk unit

syariah. Langkah awal dengan merubah Anggaran Dasar tentang nama PT Bank

Susila Bakti menjadi PT Bank Syariah Sakinah berdasarkan Akta Notaris: Ny.

Machrani M.S. SH, No. 29 pada tanggal 19 Mei 1999. Kemudian melalui Akta

No. 23 tanggal 8 September 1999 Notaris: Sutjipto, SH nama PT Bank Syariah

Sakinah Mandiri diubah menjadi PT Bank Syariah Mandiri.

Pada tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia melalui Surat Keputusan

Gubernur Bank Indonesia No. 1/24/KEP. BI/1999 telah memberikan ijin

perubahan kegiatan usaha konvensional menjadi kegiatan usaha berdasarkan

prinsip syariah kepada PT Bank Susila Bakti. Selanjutnya dengan Surat

Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/1999

tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia telah menyetujui perubahaan nama PT

Bank Susila Bakti menjadi PT Bank Syariah Mandiri.

Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999 merupakan

hari pertama beroperasinya PT Bank Syariah Mandiri. Kelahiran Bank Syariah

Mandiri merupakan buah usaha bersama dari para perintis bank syariah di PT

Page 72: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

65

Bank Susila Bakti dan Manajemen PT Bank Mandiri yang memandang

pentingnya kehadiran bank syariah dilingkungan PT Bank Mandiri (Persero).

PT Bank Syariah Mandiri hadir sebagai bank yang mengkombinasikan

idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani yang melandasi operasinya. Harmoni

antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu

keunggulan PT Bank Syariah Mandiri sebagai alternatif jasa perbankan di

Indonesia.

B. Penemuan dan Pembahasan

1. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan uji regresi, maka dilakukan uji asumsi klasik, antara

lain:

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variable penggangggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti

diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual

mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik

menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk

mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan

analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2005:110).

Page 73: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

66

Tabel 4.1 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Dana Pihak Ketiga

Aset Siap Konversi

Menjadi Kas

Akses Pasar Antar Bank & Sumber Dana

Lainnya

Kewajiban Lancar

Pembiayaan Profit Bank Buffer

Likuiditas

N 30 30 30 30 30 30 30

Normal Parametersa

Mean 12185616.93 2019509.57 339408.23 633939.42 4669877.38 147051.38 1078917.48

Std. Deviation

2625290.604 636495.218 95831.046 242741.846 1.119E6 1.652E5 364057.930

Most Extreme Differences

Absolute 0.163 0.151 0.336 0.207 0.217 0.228 0.161

Positive 0.163 0.151 0.214 0.207 0.129 0.228 0.161

Negative -0.147 -0.125 -0.336 -0.147 -0.217 -0.225 -0.147

Kolmogorov-Smirnov Z 0.895 0.826 1.843 1.135 1.190 1.251 0.883

Asymp. Sig. (2-tailed) 0.399 0.502 0.002 0.152 0.118 0.087 0.417

a. Test distribution is Normal.

Berdasarkan table One-Sample Kokmogorov Smirnov Test dapat disimpulkan

bahwa :

1) Nilai Kolmogorov-Smirnov Z dan nilai Asymp. Sig (2 tailed) variabel

Dana Pihak Ketiga adalah 0,895 dan 0,399 > 0,05. Dengan demikian Ho

diterima. Hal ini berarti variable Dana Pihak Ketiga berdistribusi normal.

2) Nilai Kolmogorov-Smirnov Z dan nilai Asymp. Sig (2 tailed) Aset Siap

Konversi menjadi Kas adalah 0,826 dan 0,502 > 0,05. Dengan demikian

Ho diterima. Hal ini berarti variabel asset siap Konversi Menjadi Kas

berdistribusi normal.

3) Nilai Kolmogorov-Smirnov Z dan nilai Asymp. Sig (2 tailed) variabel

Akses Pasar Antar Bank & Sumber Dana Lainnya adalah 1,843 dan 0,002

< 0,05. Dengan demikian Ho ditolak. Hal ini berarti variabel Akses Pasar

Antar Bank & Sumber Dana Lainnya tidak berdistribusi normal.

Page 74: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

67

4) Nilai Kolmogorov-Smirnov Z dan nilai Asymp. Sig (2 tailed) variabel

Kewajiban Lancar adalah 1,135 dan 0,152 > 0,05. Dengan demikian Ho

diterima. Hal ini berarti variabel Kewajiban Lancar berdistribusi normal.

5) Nilai Kolmogorov-Smirnov Z dan nilai Asymp. Sig (2 tailed) variabel

Pembiayaan adalah 1,190 dan 0,118 > 0,05. Dengan demikian Ho

diterima. Hal ini berarti variabel Pembiayaan berdistribusi normal.

6) Nilai Kolmogorov-Smirnov Z dan nilai Asymp. Sig (2 tailed) variabel

Profit Bank adalah 1,251 dan 0,087 > 0,05. Dengan demikian Ho

diterima. Hal ini berarti variabel Profit Bank berdistribusi normal.

7) Nilai Kolmogorov-Smirnov Z dan nilai Asymp. Sig (2 tailed) variabel

Buffer Likuiditas adalah 0,883 dan 0,417 > 0,05. Dengan demikian Ho

diterima. Hal ini berarti variabel Buffer Likuiditas berdistribusi normal.

b. Uji Heteroskedastisitas

Cara melihat regresi terbebas atau tidaknya dari asumsi heterokedastisitas

dapat dilihat melalui beberapa cara diantaranya adalah melalui penyebaran

scatterplot sebagai berikut: Pada scatterplot di bawah ini menunjukkan bahwa :

1) Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0.

2) Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.

3) Penyebaran titik-titik data tidak boleh pola bergelombang melebar

kemudian menyempit dan melebar kembali.

4) Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

Page 75: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

68

Pada scatterplot di bawah ini menunjukkan bahwa model regresi terbebas

asumsi heterokedastisitas.

Gambar 4.1

Scatterplot

Page 76: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

69

c. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variable

independen yang memiliki kemiripan dengan variable independen lain dalam satu

model. Adanya kemiripan berarti adanya korelasi yang sangat kuat antar variable

independen dengan variable independen lainnya. Untuk mengetahui hal tersebut

dapat dilihat dari nilai VIF (variance inflation factor) tidak lebih dari 10 dan nilai

Tolerance tidak kurang dari 0,1.

d. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk mengetahui adanya tidak korelasi variable

pengganggu e1 pada periode tertentu dengan variable pengganggu periode

sebelumnya (e1-1). Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dari

nilai Durbin Watson. Jika Durbin Watson berada di daerah no Autocorelasi

dengan patokan nilai Durbin Watson hitung mendekati angka 2, maka model

regresi terbebas dari autokorelasi. Berdasarkan table Summary dan dengan jumlah

variable bebas (k) = 6 dapat diketahui nilai Durbin Watson adalah sebesar 1,073,

dan batas bawah (dl) = 1,082 dan batas atas (du) = 1,07. Karena nilai dw < dl dan

dw = du, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi terbebas asumsi

autokorelasi.

e. Uji Linearitas

Berdasarkan grafik Normal P-P of Regression Standardized Residual dapat

disimpulkan bahwa titik penyebaran data mendekat mengikuti arah garis

horizontal. Hal ini berarti bahwa model ini dianggap linier.

Page 77: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

70

Gambar 4.2

Grafik Normal P-P of Regression Standardized Residual

Page 78: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

71

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Pengaruh antara variabel Dana Pihak Ketiga (X1), Aset Siap Konversi

Menjadi Kas (X2), Akses Pasar Antar Bank & Sumber Lainnya (X3), Kewajiban

Lancar (X4), Pembiayaan (X5), dan Profit Bank (X6) terhadap Buffer Likuiditas

(Y).

a. Koefisien Determinasi (R2)

Tabel 4.2 Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 0.985a 0.970 0.962 70779.014 1.073 Sumber : output statistik SPSS

Berdasarakan table Model Summary dapat disimpulkan bahwa :

1). Nilai koefisien korelasi kekuatan hubungan antara variabel Dana Pihak

Ketiga (X1), variabel Aset Siap Konversi Menjadi Kas (X2), Akses Pasar

Antar Bank & Sumber Dana Lainnya (X3), Kewajiban Lancar (X4),

Pembiayaan (X5), dan Profit Bank (X6) terhadap variabel Buffer

Likuiditas (Y) adalah sebesar 0,985. Hal ini berarti bahwa kekuatan

hubungan antara variabel Dana Pihak Ketiga (X1), variabel Aset Siap

Konversi Menjadi Kas (X2), Akses Pasar Antar Bank & Sumber Dana

Laiinya (X3), Kewajiban Lancar (X4), Pembiayaan (X5), dan Profit Bank

(X6) terhadap variabel Buffer Likuiditas (Y) adalah adalah sangat kuat

sekali.

2). Nilai koefisien determinasi atau nilai Adjusted R square digunakan untuk

melihat seberapa besar kontribusi variabel independen terhadap variabel

Page 79: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

72

dependen. Besarnya nilai koefisien determinasi antara variabel Dana Pihak

Ketiga (X1), variabel Aset Siap Konversi Menjadi Kas (X2), Akses Pasar

Antar Bank & Sumber Dana Lainnya (X3), Kewajiban Lancar (X4),

Pembiayaan (X5), dan Profit Bank (X6) terhadap variabel Buffer

Likuiditas (Y) adalah sebesar 0,962 atau 96,2%. Hal ini berarti bahwa

variabel Buffer Likuiditas (Y) dapat dijelaskan oleh variabel Dana Pihak

Ketiga (X1), variabel Aset Siap Konversi Menjadi Kas (X2), Akses Pasar

Antar Bank & Sumber Dana Lainnya (X3), Kewajiban Lancar (X4),

Pembiayaan (X5), dan Profit Bank (X6) adalah 96,2% selebihnya 3,8%

(100% - 96,2%= 3,8%) berasal dari variabel lain atau factor lain yang

tidak diteliti dalam model regresi ini.

b. Uji F

Uji t pada tabel ANOVA merupakan metode untuk melakukan pengujian

signifikansi linieritas antara variabel independen dan variabel dependen. Jika

pengujian signifikan, maka dapat dikatakan bahwa variabel bebas seperti yang

diajukan dalam hipotesis mempunyai pengaruh yang berarti terhadap variabel

dependen. Hasil output pada tabel ANOVA dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.3 ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 3.728E12 6 6.214E11 124.040 0.000a

Residual 1.152E11 23 5.010E9

Total 3.844E12 29 Sumber: output statistik SPSS

F-test atau Uji simultan bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara

bersama-sama antara variable independen terhadap variable dependen. Jika F

Page 80: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

73

hitung > F tabel, maka ada pengaruh secara bersama-sama antara variable

independen terhadap variabel dependen. F tabel dihitung dengan cara df1=k-1,

df2=n-k, k adalah jumlah variabel dependen dan independen.

Berdasarkan table Anova di atas menunjukkan bahwa nilai F hitung adalah

sebesar 28,131 > F tabel adalah 2,53 (df1 = 7-1 = 6, df2 = 30 - 7 = 23) dan nilai

signifikan 0,000 < α= 0,05 . Karena F hitung 124,040 > F tabel 2,53 dan nilai

signifikan 0,000 < α = 0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima, Hal ini berarti

bahwa antara variabel Dana Pihak Ketiga (X1), variabel Aset Siap Konversi

Menjadi Kas (X2), Akses Pasar Antar Bank & Sumber Dana Lainnya (X3),

Kewajiban Lancar (X4), Pembiayaan (X5), dan Profit Bank (X6) adalah bersama-

sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Buffer Likuiditas (Y).

c. Uji t

t-test atau Uji parsial bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh

masing-masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap varaiabel

dependen. Dimana t tabel dihitung dengan cara df = n-k, k adalah jumlah variabel

independen. df = 30 - 6 = 24, t tabel = 2,06. Berdasarkan table Coefficients di

bawah menunjukan bahwa :

Page 81: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

74

Tabel 4.4 Tabel Coefficients

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1(Constant) 950986.394 201322.453 -4.724 0.000

Dana Pihak Ketiga 0.452 0.066 3.262 6.903 0.000

Aset Siap Konversi Menjadi

Kas -0.490 0.076 -0.856 -6.432 0.000

Akses Pasar Antar Bank &

Sumber Dana Lainnya 0.912 0.289 0.240 3.153 0.004

Kewajiban Lancar 0.046 0.102 0.031 0.450 0.657

Pembiayaan -0.619 0.124 -1.903 -4.990 0.000

Profit Bank 0.391 0.103 0.178 3.797 0.001

1. Nilai t hitung variabel Dana Pihak Ketiga (X1) adalah 0,6903 > nilai t tabel

= 2,06 dan nilai signifikan 0,000 < α = 0,05, maka Ho ditolak dan H1

diterima. Hal ini berarti bahwa variable Dana Pihak Ketiga (X1)

berpengaruh terhadap variabel Buffer Likuiditas (Y).

2. Nilai t hitung variabel Aset Siap Konversi Menjadi Kas (X2) adalah -

6,432 > nilai t tabel = 2,06 dan nilai signifikan 0,000 < α = 0,05, maka Ho

ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti bahwa variabel Aset Siap Konversi

Menjadi Kas (X2) berpengaruh terhadap variabel Buffer Likuiditas (Y).

3. Nilai t hitung variabel Akses Pasar Antar Bank & Sumber Dana Lainnya

(X3) adalah -3,153 > nilai t tabel = 2,06 dan nilai signifikan 0,004 < α =

0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti bahwa variabel

Akses Pasar Antar Bank & Sumber Dana Lainnya (X3) berpengaruh

terhadap variabel Buffer Likuiditas (Y).

Page 82: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

75

4. Nilai t hitung variabel Kewajiban Lancar (X4) adalah 0,450 < nilai t tabel

= 2,06 dan nilai signifikan 0,657 > α = 0,05, maka Ho diterima dan H1

ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel Kewajiban Lancar (X4) tidak

berpengaruh terhadap variabel Buffer Likuiditas (Y).

5. Nilai t hitung variabel Pembiayaan (X5) adalah -4,990 > nilai t tabel = 2,06

dan nilai signifikan 0,000 < α = 0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima.

Hal ini berarti bahwa variabel Pembiayaan (X5) berpengaruh terhadap

variabel Buffer Likuiditas (Y).

6. Nilai t hitung variabel Profit Bank (X6) adalah 3,797 > nilai t tabel = 2,06

dan nilai signifikan 0,001 < α = 0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima.

Hal ini berarti bahwa variabel Profit Bank (X6) berpengaruh terhadap

variabel Buffer Likuiditas (Y).

Pada output model seperti pada tabel 4.7 diatas, didapat persamaan regresi

sebagai berikut:

Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + Є atau

Buffer Likuiditas = a + b1Dana Pihak Ketiga + b2Aset Siap Konversi Menjadi

Kas + b3Akses Pasar Antar Bank & Sumber Dana

Lainnya + b4Kewajiban Lancar + b5Pembiayaan

+b6Profit Bank + Є

Buffer Likuiditas = 950986,394 + 0,452X1 – 0,490X2 + 0,912X3 + 0,046X4

– 0,619X5 + 0,391X6 + Є

Hal ini berarti bahwa :

Page 83: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

76

1). Jika variabel Dana Pihak Ketiga (X1), variabel Aset Siap Konversi

Menjadi Kas (X2), Akses Pasar Antar Bank & Sumber Dana Lainnya (X3),

kewajiban Lancar (X4), Pembiayaan (X5), dan Profit Bank (X6) dianggap

konstan, maka nilai variabel Buffer Likuiditas (Y) adalah berkurang

950.986,394.

2). Jika variable Dana Pihak Ketiga (X1) di tambah sebesar 1 point, dan

variabel Aset Siap Konversi Menjadi Kas (X2), Akses Pasar Antar Bank &

Sumber Dana Lainnya (X3), Kewajiban Lancar (X4), Pembiayaan (X5),

serta Profit Bank (X6) dianggap konstan, maka nilai variabel Buffer

Likuiditas (Y) adalah berkurang 950.986,846.

3). Jika variabel Aset Siap Konversi Menjadi Kas (X2) ditambah 1 point, dan

dana Pihak Ketiga (X1) Akses Pasar Antar Bank & Sumber Dana Lainnya

(X3), kewajiban Lancar (X4), Pembiayaan (X5), serta Profit Bank (X6)

dianggap konstan, maka nilai varaiabel Buffer Likuiditas (Y) adalah

berkurang 950.985,904.

4). Jika variabel Akses Pasar Antar Bank & Sumber Dana Lainnya (X3)

ditambah 1 point, dan Aset Siap Konversi Menjadi Kas (X2), Dana Pihak

Ketiga (X1), Kewajiban Lancar (X4), Pembiayaan (X5), serta Profit Bank

(X6) dianggap konstan, maka nilai variabel Buffer Likuiditas (Y) adalah

berkurang 950.985,306.

5). Jika Pembiayaan (X5) ditambah 1 point, variabel kewajiban Lancar (X4),

dan Akses Pasar Antar Bank & Sumber Dana Lainnya (X3), Aset Siap

Konversi Menjadi Kas (X2), Dana Pihak Ketiga (X1), serta Profit Bank

Page 84: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

77

(X6) dianggap konstan, maka nilai variabel Buffer Likuiditas (Y) adalah

berkurang 950.985,775.

6). Jika Profit Bank (X6) ditambah 1 point, dan Pembiayaan (X5), variabel

kewajiban Lancar (X4), dan Akses Pasar Antar Bank & Sumber Dana

Lainnya (X3), dan Aset Siap Konversi Menjadi Kas (X2), serta Dana Pihak

Ketiga (X1) dianggap konstan, maka nilai variabel Buffer Likuiditas (Y)

adalah berkurang 950.986,785.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa variabel Dana Pihak Ketiga

(X1), Aset Siap Konversi Menjadi Kas (X2), Akses Pasar Antar Bank & Sumber

Dana Lainnya (X3), Pembiayaan (X5), Profit Bank (X6) berpengaruh negatif

terhadap variabel buffer likuiditas (Y).

Page 85: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

78

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi buffer likuiditas bank

memberikan kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil uji regresi secara simultan ditemukan bahwa variabel Dana Pihak

Ketiga, Aset Siap Konversi Menjadi Kas, Pembiayaan, Kewajiban Lancar,

dan Profit Bank adalah bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap

variabel buffer Likuiditas.

2. Hasil uji regresi secara parsial ditemukan bahwa variabel Dana Pihak Ketiga,

Aset Siap Konversi Menjadi Kas, Pembiayaan, dan Profit Bank berpengaruh

terhadap tingkat buffer likuiditas, sedangkan variabel kewajiban lancar tidak

berpengaruh terhadap tingkat buffer likuiditas.

3. Variabel Dana Pihak Ketiga merupakan variabel yang paling dominan

mempengaruhi tingkat buffer likuiditas.

B. Saran

Sampai saat penelitian ini berlangsung, bank tempat peneliti melakukan

studi kasus belum pernah berada pada posisi gangguan likuiditas yang

mengganggu jalannya operasional bank. Berdasarkan penelitian ini, maka penulis

dapat memberikan beberapa kontribusi berupa saran sebagai berikut:

Page 86: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

79

1. Bagi manajemen bank

Sebaiknya pihak manajemen bank perlu melakukan pengukuran terhadap

buffer likuiditas yang dimiliki. Serta melakukan pengukuran estimasi opportunity

cost of return yang hilang secara rutin atas kelebilan likuiditas yang dimiliki bank

dibanding apabila melakukan penempatan pada investasi di setiap periode. Hal ini

akan menjadi salah satu faktor bagi bank dalam menentukan kebijakan ekspansi di

bidang pendanaan.

2. Untuk kepentingan penelitian selanjutnya

Penelitian selanjutnya pada objek penelitian yang sama, dapat dilakukan

terutama bila tersedia data dalam periode yang lebih panjang. Penelitian lebih

lanjut juga dapat mengambil obyek penelitian terhadap bank syariah secara

keseluruhan sehingga dapat diketahui besarnya pengaruh faktor-faktor diatas

terhadap bank-bank lain. Penelitian tersebut dapat mengambil kesimpulan yang

berlaku untuk perbankan syariah secara umum.

Page 87: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

80

DAFTAR PUSTAKA

Antonio, Muhammad Syafii. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Gema Insani, Jakarta, 2001

Antariksa, Riki. Pengaruh Risiko Likuiditas Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus

PT. Bank Muamalat Indonesia), Jurnal Eksis Vol.2 No.2, April-Juni 2006, Pusat Studi Timur Tengah dan Islam Universitas Indonesia, Jakarta, 2006

Arifin, Zainul. Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, Avabet, Jakarta, 2002 Arthesa , Ade, dan Handiman, Edia. ”Bank & Lembaga Keuangan Bukan Bank”.

PT Index, Jakarta, 2006 Aspachs, Oriol, Erland Nier, Muriel Tiesset. Liquidity, Banking Regulation and

The Macroeconomy (Evidence on Bank Liquidity Holdings From a Panel of UK Resident Banks), The London Schooll of Economic, London, 2005

Bank Indonesia. “Tinjauan Kelembagaan, Kebijakan, dan Organisasi”. Pusat

Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK) BI, Jakarta, 2003 Basel Committee on Banking Supervision. A Framework for Measuring an

Managing Liability, Basel, 1992 Basel Committee on Banking Supervision. Sound Practices for Managing

Liquidity in Banking Organization, Basel, 2000 Basel Committee on Banking Supervision. International Convergence of Capital

Measurement and Capital Standards – A Revised Framework, Basel, 2006 Basel Committee on Banking Supervision. The Management of Liquidity Risk in

Financial Groups, Basel, 2006 Erlangga, Aji. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Likuiditas Bank Syariah (Studi

Kasus Bank Syariah Mandiri), Pusat Studi Timur Tengah dan Islam, Universitas Indonesia, Jakarta, 2007

Ghozali, Imam. ”Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”. Penerbit

Universitas Diponegoro, Jakarta, 2005 Hempel, George.H, Simonson, Donald. G, Coleman, Alan. B. Bank Management

: Text and Cases forth edition, John Wiley & Sons, Inc, USA, 1994 Indriantoro, Nur; Supomo, Bambang. ”Metodologi Penelitian Bisnis untuk

Akuntansi dan Manajemen, edisi Pertama”, BPFE Yogyakarta, 2002.

Page 88: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

81

Judisseno, Rimsky K. System Moneter dan Perbankan di Indonesia, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2007

Karim, Adiwarman. “Bank Islam. Analisis Fiqih dan Keuangan”. PT. Raja

Grafindo Persada, Jakarta, 2007 Kasmir. “Pemasaran Bank”. Prenada Media, Jakarta, 2004 Kasmir. ”Bank & Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi keenam”. PT. Raja Grafindo

Persada. Jakarta, 2005 Nachrowi, Djalal Nachrowi, Hardius Usman. Penggunaan Teknik Ekonometri, PT

Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002 Nasution, Edwin, dkk. “Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam”. Kencana Prenada

Media Group, Jakarta, 2006 Norman, Ali. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Likuiditas Bank Syariah (Studi

Kasus pada Bank Muamalat Indonesia), Pusat Studi Timur Tengah dan Islam Universitas Indonesia, Jakarta, 2005

Perwataatmadja, Karnaen, dan Antonio, Syafi’i. ”Apa & Bagaimana Bank

Islam”. Dana Bhakti Prima Yasa, Yogyakarta, 1992. Perwataatmadja, Karnaen, dan Antonio, Syafi’i. ”Prinsip Operasional Bank

Islam”. Risalah Masa, Jakarta, 1992 Perwataatmadja, Karnaen, dan Tanjung, Hendri. “Bank Syariah Teori, Praktik,

dan Peranannya”. Celestial Publishing, Jakarta, 2007 Rivai, Veithzal. “Bank and Financial Institution Management, Conventional &

Sharia System”. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007 Riyadi, Slamet. Banking Assets and Liability Management, Edisi Kedua, Lembaga

Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2004 Riyadi, Slamet. Banking Assets and Liability Management, Edisi Ketiga,

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2006 Rodoni, Ahmad. ”Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”. Center For Social and

Economics Studies (CSES) Press, Jakarta, 2006. Rose, Peter. S. Commercial Bank Management fifth edition, Mc Graw-Hill, New York, 2002

Page 89: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21776/1/SHOPY... · likuid dalam bentuk cadangan uang menganggur adalah

82

Sumitro, Warkum. “Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga-lembaga Terkait (BAMUI), Takaful, dan Pasar Modal Syariah di Indonesia”. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004

Wijaya, Hadi Christanto, Sia Christian Wijaya. Manajemen Asset and Liability

Industri Perbankan (Studi Kasus Bank Internasional Indonesia), Magister Manajemen Universitas Indonesia, Jakarta, 1991

Yalina, Anny, Tjandryawasri. Pendekatan Asset Liability Manajemen pada

Profitabilitas Bank “X”, Magister Manajemen Universitas Indonesia, Jakarta, 1994

Yamin Ieyanto, Haryanto Tanujaya. Manajemen Asset and Liability Perbankan

(Studi Kasus Bank Danamon), Magister Manajemen Universitas Indonesia, Jakarta, 1993