ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit...
Transcript of ANALISIS FAKTOR - digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEUNTUNGAN INDUSTRI KECIL PEMBUATAN GITAR
DI KABUPATEN SUKOHARJO
Skripsi
Diajukan untuk Melengkapi Tugas – Tugas dan Memenuhi Syarat – syarat untuk
Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Oleh :
SARI DEWI PRATAMA
F0108115
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
“BAPAmu mengetahui apa yang kamu perlukan sebelum kamu minta
kepada-Nya”
( Matius 6 : 8 )
“Apa yang telah terjadi pada hari ini harus lebih baik dari hari yang
kemaren....”
“ Jangan mudah menyerah karena apa yang kita dapatkan diakhir
terkadang merupakan awal dari perjuangan untuk mendapatkan yang
terbaik...”
“Jika kita punya 100 masalah
Ingatlah!!!
Bahwa TUHAN mempunyai 101 cara untuk menyelasaikan nya..”
“Aku percaya janji Tuhan,,Disetiap Rencana-Nya itu yang terbaik
bagiku,,,dan akan Indah pada waktu-Nya...”
“Apa yang telah terjadi dengan hidup kita maka belajarlah untuk
mengikhlaskannya.....Tetaplah semangat menatap indahnya kehidupan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang penuh rahmat dan meyakini akan masa depan yang penuh
harapan.........”
“Berusahalah untuk tidak mengecewakan orang lain
karena
Kata maaf tidak selamanya dapat menyelesaikan masalah...”
SPECIAL THANKS TO :
Dengan penuh rasa syukur, kuucapkan terima kasih dan kupersembahkan
secuil karyaku ini kepada :
1. Tuhan Yesus Kritus, Raja Semesta Alam, Juru Selamatku, dan
Gembala yang baik.
2. Ayah dan Ibu tercinta....terima kasih atas segala doa, kasih sayang, dan
perhatiannya yang telah tercurah selama ini. Smoga Bapa di Surga
memberikan yang terbaik dalam hidup.....amien.
3. My Brother.... Daniel Aditya P ....yang sangat – sangat aku
sayangi..dan..selalu menghadirkan berjuta tawa dan canda dalam hari –
hariQ.............
4. My Sister.....Komang Ayu S.A.... terima kasih udah banyak memberikan
aku semangat dalam penulisan skripsi ini, terima kasih sudah mau menjadi
tempat keluh kesahku memberikan banyak pencerahan disaat aku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
terpuruk...selalu ada disaat suka maupun dukaku.... dan selalu
memberikan tawa dan canda dalam hari - hariku....
5. Irfan Liestya A..............Orang yang selalu mengisi hari – hariku selama
ini. Orang yang bisa menjadi berbagai macam pribadi dalam dirinya, bisa
menjadi pacar, kakak, sahabat yang selalu setia menemani, sabar, dan
mendukung satu sama lain... Terima kasih buat semua semangat,
perhatian, cinta, dan kasih sayang yang tidak pernah ada habisnya buat
aku.....I Know There aren’t a Perfect Boy,,,but You Make My Life Very
Perfect...
6. Seluruh keluarga besar yang aku sayangi yang banyak memberikan
dukungan dan doa – doanya selama penulisan skripsi ini......
7. Intan,,,Fitri,,,,Ningrum,,,,Mega,,,,,,,,Sahabat”ku dari awal perkuliahan
semester 1,,,,,,terima kasih sudah memberikan berjuta kenangan selama
ini,,, selalu menemaniku dalam suka maupun duka,,selalu memberiku
semangat dalam segala hal,,,,,,,selalu menghadirkan tawa dan canda....
kalian adalah sahabat terbaikku.......
8. Teman – Teman Almamater UNS 2008 maupun semua teman
perkuliahan yuang memberikan pengalaman hidup baru yang sulit
dilupakan baik suka maupun duka.....
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Segala puji penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia – Nya sehingga penulis dapat menyusun
dan menyelesaikan skripsi dengan judul : “ Analisis Faktor – Faktor yang
Mempengaruhi Keuntungan Industri Kecil Pembuatan Gitar di Kabupaten
Sukoharjo “. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Jurusan Ekonomi
Pembangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mengalami kesulitan dan
hambatan, namun berkat bantuan dari berbagai pihak baik berupa bimbingan,
dukungan, doa, serta motivasi maka kesulitan ini dapat teratasi. Oleh karena itu
dengan segala kerendahan hati penulis ingin menghaturkan terima kasih kepada :
1. Bp. DR. Wisnu Untoro selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Bp. Drs. Supriyono, M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ibu. Izza Mafruhah, SE, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. Bp. Drs. Wahyu Agung Setyo, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi
yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing, dan
memberikan banyak masukan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik.
5. Ibu Dwi Prasetyani, SE, M.Si dan Bp. Drs. Sutanto, M.Si selaku Dosen
penguji pada saat sidang skripsi.
6. Seluruh Dosen dan Staf Karyawan Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
7. Keluarga Tercinta, Ayah, Ibu dan Adikku yang selalu memberi semangat,
perhatian, dan tak henti – hentinya memanjatkan doa demi kelancaran
menyusunan skripsi ini.
8. My Sister Komang Ayu dan Dika yang telah banyak membantu dan
memberikan banyak semangat dalam penyusunan skripsi ini.
9. The Special One Irfan L. A terima kasih untuk semua semangat,
perhatian, dan selalu setia menemanku selama ini. Terima Kasih untuk
hari – hari yang penuh warna ini.
10. Para Sahabatku yang Cantik dan Lucu.... Fitri, Intan, Ningrum dan
Mega...terima kasih untuk semua semangat kekeluargaannya selama ini,
tempat berbagi segala keluh kesahku. Kalian sangat memberikan arti besar
bagiku.
11. Teman – teman EP 2008 yang selama perkuliahan berlangsung menjadi
teman baru yang baik.
12. Seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan dalam bentuk apapun kepada penulis dalam
penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran membangun sangat diharapkan dari
berbagai pihak untuk kesempurnaan penulisan ini. Akhir kata, semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Penulis memohon maaf
apabila terdapat kesalahan penulisan baik itu sengaja maupun tidak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Surakarta, Juni 2012
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii
MOTTO............................................................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................................... v
KATA PENGANTAR....................................................................................... vii
DAFTAR ISI.................................................................................................. ... ix
DAFTAR TABEL.......................................................................................... .... xii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... .... xiv
ABSTRAKSI...................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN................................................................. .... 1
A. Latar Belakang Masalah....................................................... 1
B. Perumusan Masalah.............................................................. 14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. Tujuan Penelitian.................................................................. 15
D. Manfaat Penelitian................................................................ 15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................. 17
A. Pengertian Industri................................................................ 17
B. Pengelompokan Industri....................................................... 17
C. Pengertian Industri Kecil....................................................... 21
D. Karakteristik Industri Kecil................................................... 23
E. Teori Keuntungan................................................................ 24
F. Keuntungan dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhi
Keuntungan Industri Kecil Pembuatan Gitar....................... 26
G. Penelitian Terdahulu............................................................. 32
H. Kerangka Pemikiran.............................................................. 35
I. Hipotesis............................................................................... 37
BAB III METODE PENELITIAN........................................................... 38
A. Jenis Penelitian..................................................................... 38
B. Ruang Lingkup Penelitian.................................................... 38
C. Teknik Pengambilan Sampel................................................ 39
D. Jenis dan Sumber Data......................................................... 41
E. Teknik Pengumpulan Data................................................... 41
F. Definisi Operasional Variabel............................................... 42
G. Teknik Analisis Data............................................................. 45
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN................................. 56
A. Gambaran Umum Kabupaten Sukoharjo............................... 56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Gambaran Umum Kecamatan Baki dan Desa Mancasan...... 65
C. Gambaran Umum Industri Kecil Pembuatan Gitar di Desa
Mancasan............................................................................... 68
D. Deskripsi dari Variabel – Variabel yang diteliti.................... 73
E. Analisis Data dan Pembahasan.............................................. 83
1. Analisis Regresi Linier Berganda.................................... 83
2. Uji Statistik...................................................................... 84
3. Uji Asumsi Klasik.......................................................... 90
F. Interprestasi Hasil Secara Ekonomi..................................... 95
1. Pengaruh Modal Terhadap Keuntungan........................ 95
2. Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Keuntungan............. 96
3. Pengaruh Pengalaman Usaha Terhadap Keuntungan..... 96
4. Pengaruh Promosi Terhadap Keuntungan...................... 97
BAB V PENUTUP.................................................................................. 99
A. Kesimpulan........................................................................... 99
B. Saran.................................................................................... 101
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel
1.1 PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten
Sukoharjo Tahun 2006 – 2009 ............................................................... 8
1.2 Jumlah Tenaga Kerja Industri Besar, Menengah, dan Kecil Kabupaten
Sukoharjo Tahun 2010............................................................................ 9
4.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, dan Pertumbuhan Penduduk
Tahun 1998 – 2010.................................................................................. 59
4.2 Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Sukoharjo Tahun
2006 – 2009............................................................................................ 60
4.3 Jumlah Penduduk 15 Tahun Keatas Menurut Pendidikan yang Ditamatkan
di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2006 – 2010......................................... 61
4.4 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2006 –
2010......................................................................................................... 63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4.5 PDRB Kabupaten Sukoharjo Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga
Konstan Tahun 2006 – 2010.................................................................... 64
4.6 Luas, Jumlah Penduduk, Kecamatan Baki Menurut Desa Tahun 2010... 66
4.7 Distribusi Frekuensi Keuntungan Industri Kecil Pembuatan Gitar
Kabupaten Sukoharjo .............................................................................. 76
4.8 Distribusi Frekuensi Modal Industri Kecil Pembuatan Gitar Kabupaten
Sukoharjo.................................................................................................. 77
4.9 Distribusi Frekuensi Tenaga Kerja Industri Kecil Pembuatan Gitar
Kabupaten Sukoharjo .............................................................................. 78
4.10 Distribusi Frekuensi Pengalaman Usaha Industri Kecil Pembuatan Gitar
Kabupaten Sukoharjo .............................................................................. 79
4.11 Distribusi Frekuensi Promosi Industri Kecil Pembuatan Gitar Kabupaten
Sukoharjo.................................................................................................. 80
4.12 Output Hasil SPSS untuk Mengetahui Koefisiensi Regresi dan
Signifikansinya......................................................................................... 83
4.13 Output Hasil SPSS untuk Mengetahui F Hitung..................................... 88
4.14 Output Hasil SPSS untuk Mengetahui Koefisien Determinasi ( R2 )..... 90
4.15 Output Hasil SPSS untuk Uji Heteroskedastisitas................................... 92
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.1 Skema Kerangka Pemikiran................................................................... 36
3.1 Daerah Kritis Uji t.................................................................................. 48
3.2 Daerah Kritis Uji F................................................................................. 50
3.3 Daerah Kritis Uji Autokolerasi............................................................... 54
4.1 Skema Proses Pembuatan Gitar.............................................................. 72
4.2 Uji t......................................................................................................... 85
4.3 Uji F........................................................................................................ 89
4.4 Uji Autokolerasi....................................................................................... 94
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAKSI
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNTUNGAN INDUSTRI KECIL PEMBUATAN GITAR
DI KABUPATEN SUKOHARJO
SARI DEWI PRATAMA F0108115
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh faktor
modal, tenaga kerja, pengalaman usaha, dan promosi terhadap keuntungan industri kecil pembuatan gitar di Kabupaten Sukoharjo tepatnya di Desa Mancasan, Kecamatan Baki. Latar belakang diadakannya penelitian ini adalah semakin banyaknya jumlah pengangguran akibat semakin sulitnya angkatan kerja untuk dapat masuk pada sektor formal sehingga diharapkan keberadaan sektor informal dapat membantu dalam menampung angkatan kerja yang tidak dapat diterima pada sektor formal. Selain itu semakin sempitnya lahan produktif yang ada di Sukoharjo sehingga tidak dapat digunakan untuk mata pencaharian khususnya oleh masyarakat Sukoharjo.
Di Kabupaten Sukoharjo diperoleh data industri untuk jumlah tenaga kerja terbanyak yaitu pada industri kecil. Industri pembuatan gitar merupakan industri kecil yang berperan dalam perekonomian di Kabupaten Sukoharjo dan menjadi salah satu sektor unggulan. Industri kecil pembuatan gitar yang akan diteliti merupakan salah satu sentra industri pembuatan gitar yang didalamnya terdapat beberapa pengusaha yang berusaha mencari keuntungan.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode survey menggunakan kuisioner. Penelitian ini mengambil sampel industri kecil pembuatan gitar di Desa Mancasan sejumlah 43 industri. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis ini adalah menggunakan regresi linier berganda dan uji statistik.
Hasil analisis data menggunakan regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel independen yaitu modal, dan tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap besarnya keuntungan industri kecil pembuatan gitar di Kabupaten Sukoharjo. Sedangkan variabel independen pengalaman usaha, dan promosi tidak berpengaruh secara signifikan. Berdasarkan hasil analisis diperoleh koefisien determinasi R2 sebesar 0,956. Hal ini menunjukkan bahwa 95,6% variasi perubahan yang terjadi terhadap keuntungan industri kecil pembuatan gitar dipengaruhi oleh semua variabel independenya, sedangkan sisanya yaitu 4,4% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model. Berdasarkan hasil dari uji F diperoleh F hitung > F tabel sehingga semua variabel independen secara bersama – sama mempengaruhi variabel dependen pada tingkat signifikansi 5%.
Industri kecil pembuatan gitar harus meningkatkan jumlah modal dan tenaga kerja untuk dapat meningkatkan keuntungan dan menunjang keberhasilan usahanya tersebut. Hal ini semua dilakukan guna meningkatkan keuntungan industri kecil pembuatan gitar di Kabupaten Sukoharjo.
Kata Kunci : industri kecil, sektor informal, pembuatan gitar, keuntungan,
regresi linier berganda
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
ANALYSIS OF FACTORS - FACTORS AFFECTING SMALL INDUSTRY PROFIT MAKING GUITAR
IN SUKOHARJO DISTRICT
SARI DEWI PRATAMA F0108115
This study aims to analyze how much influence factors of capital, labor, business experience, and promotion of small industry profit-making guitars in Sukoharjo district in the Village Mancasan precisely, Sub Tray. The background of this research was the increasing number of unemployed due to the difficulty of the work force to gain entry to the formal sector so expect the existence of informal sector can assist in accommodating a workforce that is not acceptable in formal sector. Besides the limited productive land in Sukoharjo so can not be used for community livelihoods in particular by Sukoharjo.
In Sukoharjo district industrial data obtained for the largest number of workers in small industries. Guitar-making industry is a small industry that plays a role in the economy in the district of Sukoharjo and become one of the leading sectors. Small guitar-making industry that will be examined is one of the centers of the guitar making industry in which there are some employers who try to make a profit.
This study is a descriptive study using a questionnaire survey method. This study sampled guitar-making industry in the small village of some 43 industry Mancasan. Data analysis techniques are used to test this hypothesis is to use multiple linear regression and statistical tests.
The results of data analysis using multiple linear regression showed that independent variables, namely capital and labor have a significant effect on the fortunes of small manufacturing industries in the district of Sukoharjo guitar. While the independent variables of business experience, and no significant promotion. Based on the analysis of determination coefficient R2 of 0.956. This indicates that 95.6% variation in the changes to benefit small-scale industries are affected by all the guitar-making independenya variables, while the remaining 4.4% is influenced by other variables outside the model. Based on the results obtained from the F test F calculated > F table so that all independent variables together - together affect the dependent variable at 5% significance level.
Small guitar-making industry should increase the amount of capital and labor to increase profits and the success of his efforts. This is all done in order to increase profitability of small manufacturing industries in the district of Sukoharjo guitar.
Key words: small-scale industries, informal sector, the manufacture of guitars, profits, multiple linear regression
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan merupakan suatu serangkaian proses yang harus
semestinya dilakukan oleh negera di dunia, pembangunan yang dilakukan oleh
setiap negara mempunyai tujuan utama untuk mensejahterakan
masyarakatnya. Pembangunan selain bertujuan untuk mensejahterakan
masyarakatnya juga untuk meningkatkan daya saing dengan negara lain dalam
tingkat global. Dalam mewujudkan tujuan – tujuan dari pembangunan setiap
negara tidak terlepas dari permasalahan – permasalahan yang terjadi, seperti
halnya di dalam negara – negara berkembang permasalahan yang terjadi antara
lain kemiskinan, pengangguran, pendidikan, dan masih banyak lagi.
Pembangunan ekonomi yang diarahkan secara merata pada semua
sektor dan bagian dari masyarakat, tetapi untuk mewujudkannya itu tidak
mudah dibutuhkan sumber daya yang cukup besar. Perkembangan ekonomi
regional merupakan suatu gambaran untuk melihat tingkat kesejahteraan
masyarakat pada daerah tersebut, tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat
keterkaitan antara perkembangan ekonomi dalam berbagai sektor dengan
tingkat kesejahteraan masyarakat . Jika perkembangan ekonomi suatu daerah
tersebut meningkat maka kesejahteraan hidup masyarakat daerah tersebut juga
akan meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pembangunan ekonomi dapat dilihat dari beberapa sektor, antara lain
dengan pembangunan industri di suatu negara. Pembangunan industri
merupakan kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dalam arti tingkat
hidup yang lebih maju maupun untuk taraf hidup yang lebih bermutu.
Industrialisasi juga tidak dapat terlepas dari usaha untuk meningkatkan
produktivitas tenaga manusia disertai usaha untuk meluaskan ruang lingkup
kegiatan manusia. Dengan demikian, dapat diusahakan secara vertikal semakin
besarnya nilai tambah pada kegiatan ekonomi dan sekaligus secara horisontal
makin luasnya lapangan kerja produktif bagi penduduk yang semakin
bertambah ( Arsyad, 2010 : 442 ).
Pembangunan struktur industri dalam negeri mendapatkan perhatian
yang khusus, dikarenakan adanya ketidakseimbangan antara komposisi
industri besar, menengah, maupun kecil. Beberapa cara ataupun strategi yang
secara khusus digunakan pemerintah dalam mempercepat pembangunan
ekonomi industrialisasi menimbulkan terjadinya transformasi struktural,
perkembangan maupun pertumbuhan secara sektoral mengalami pergeseran.
Pergesaran perkembangan industrialisasi didukung pula oleh kebijakan dari
pemerintah sehingga juga mempermudah masuknya investasi asing ke
Indonesia dan dapat meningkatkan sektor manufaktur.
Sektor industri dianggap mampu untuk mendorong pembangunan
secara cepat, bahkan kemajuan dan peran yang besar dari industri ini sendiri
dalam perekonomian yang sering dijadikan tolak ukur didalam kemajuan suatu
bangsa. Peranan industri sendiri yang bertujuan untuk memperkukuh struktur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ekonomi nasional dengan keterkaitan yang saling kuat dan saling mendukung
antar sektor, meningkatkan daya tahan perekonomian nasional dan kesempatan
kerja sekaligus mendorong berkembangnya kegiatan – kegiatan pembangunan
diberbagai sektor lainnya dan juga diharapkan mampu meningkatkan
pertumbuhan pendapatan perkapita. Pembangunan disektor industri
dikembangkan secara bertahap dan terpadu melalui peningkatan keterkaitan
antar industri dan antar sektor industri yang memasukkan bahan baku industri,
melalui iklim yang merangsang bagi penanaman modal dan penyebaran
pembangunan industri di daerah sesuai dengan potensi masing – masing dan
sesuai dengan iklim usaha yang memantapkan pertumbuhan ekonomi nasional
( Todaro, 2000 : 152 ).
Industrialisasi merupakan suatu keharusan yang semestinya dilakukan
oleh suatu negara jika menginginkan kemajuan baik itu perekonomian dari
negaranya tersebut. Kemajuan suatu negara dapat dilihat dari bagaimana
perkembangan dari industrialisasi negaranya tersebut. Industrialisasi yang
efisien dalam perekonomian suatu negara membutuhkan perusahaan –
perusahaan baik itu perusahaan kecil, perusahaan menengah, maupun
perusahaan besar. Industri – industri yang ada tersebut mempunyai asas yang
saling melengkapi yaitu bahwa fungsi – fungsi tertentu seperti halnya di bidang
pemasokan, produksi, penjualan, pengembangan teknologi dan pemeliharaan
serta perbaikan paling baik yang dapat dijalankan oleh perusahaan –
perusahaan dengan ukuran yang berbeda – beda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Keberadaan sektor usaha baik itu kecil maupun menengah sebagai
salah satu diantara bentuk dari sebuah ekonomi kerakyatan yang keberadaan
cukup penting dalam pembangunan perekonomian suatu daerah maupun dalam
suatu negara. Industri kecil merupakan suatu potensi yang semestinya digali
dan dikembangkan karena dari industri tersebut dapat menyerap tenaga kerja
sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran dari daerah tersebut,
sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sebagaimana tujuan
dari pembangunan daerah sehingga keberadaan dari industri – industri tersebut
perlu mendapatkan perhatian yang cukup dari pemerintah, perbankan, swasta,
maupun lembaga – lembaga swadaya masyarakat yang bergerak dalam usaha –
usaha kecil tersebut.
Sektor industri sendiri yang diyakini sebagai sektor yang dapat
memimpin sektor – sektor lain dalam sebuah perekonomian. Produk – produk
industri selalu memiliki “dasar tukar” ( terms of trade ) yang tinggi atau lebih
menguntungkan serta menciptakan nilai tambah yang lebih besar dibandingkan
dari produk – produk sektor lain. Hal ini disebabkan karena faktor – faktor
industri memiliki variasi yang beragam sehingga mampu memberikan manfaat
marjinal yang tinggi kepada pemakaiannya. ( Dumairy, 1997 : 227 )
Industri sendiri bukan hanya sekedar untuk menghasilkan barang
semata, melainkan berusaha untuk mampu mengahasilkan sesuatu baik itu
barang jadi maupun barang setengah jadi yang selanjutnya akan dijual. Dimana
hasil yang dijual haruslah mampu memenuhi keinginan maupun selera dari
konsumen itu sendiri, sekaligus berusaha untuk menciptakan harga yang lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dijangkau oleh para konsumen. Perkembangan industri pada dewasa ini telah
menunjukkan banyak kemajuan, diantaranya dimana hasil dari industri tersebut
tidak saja kualitatif tetapi juga beragam.
Pengembangan sektor industri ini sendiri melalui industri baik itu hulu
maupun industri hilir tetap bertumpu pada prinsip efisiensi maupun pada
prinsip efektifitas dalam tahap transisi yang selalu akan menghasilkan suatu
keuntungan yang berbeda. Dikarenakan industri hulu merupakan industri yang
padat modal dan padat teknologi, sedangkan untuk industri hilir merupakan
industri yang lebih padat karya ( Dumairy, 1997 : 227 ).
Industri khususnya industri kecil didalam proses pembangunan
ekonomi Indonesia mempunyai peranan yang cukup penting, dengan adanya
pembangunan industri maka akan memacu dan mengangkat pembangunan dari
sektor – sektor lain pula. Selain itu peranan industri khususnya industri kecil
sangat mempengaruhi dalam proses pembangunan ekonomi karena kondisi di
Indonesia dengan jumlah tenaga kerja berpendidikan rendah, sumber daya
melimpah, modal terbatas maupun distribusi pendapatan yang tidak merata
yang erat hubungannya dengan sifat dasar industri kecil.
Pembangunan industri tidak hanya dititik beratkan pada
perkembangan industri besar saja akan tetapi perkembangan dari industri kecil
maupun kerajinan rumah tangga juga diupayakan untuk mengembangan
potensi yang ada yaitu melalui pemanfaatan sumber daya alam dan sumber
daya lainnya yang secara optimal seperti adanya pembangunan disektor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
industri baik itu sektor pedesaan yang bertujuan untuk meningkatkan maupun
mengembangkan industri didaerah atau industri kecil pada pedesaan tersebut.
Pengembangan industri tersebut diarahkan untuk lebih meningkatkan
khususnya pada industri kecil dan kerajinan rakyat antara lain melalui
menyempurnaan, pengaturan, pembinaan, dan pengembangan usaha serta
untuk meningkatkan produktivitas dan perbaikan mutu produksi dengan tujuan
untuk memperluas kesempatan baik itu untuk berusaha dan untuk kesempatan
kerja. dengan perkembangan industri kecil akan meningkatkan pola pendapatan
pengusaha dan pengrajin kecil, serta kemampuan untuk memasarkan dan
mengekspor hasil – hasil produksinya tersebut. Dalam hubungan ini diharapkan
sekaligus untuk diusahakan agar peranan industri kecil lebih dapat
ditingkatkan.
Industri kecil ini mempunyai peranan yang cukup penting dalam
kegiatan ekonomi baik itu dalam skala nasional. Industri kecil ini dapat
menciptakan lapangan pekerjaan, ikut membantu pelayanan masyarakat,
mendorong pertumbuhan ekonomi, dan juga ikut menjaga stabilitas nasional.
Maka industri kecil maupun industri rumah tangga merupakan salah satu
sasaran yang memerlukan perhatian khusus, sasaran tersebut sangat sesuai
dengan permasalahan yang ada di Indonesia yaitu tingginya tingkat
pengangguran yang semakin tinggi sehingga tidak dapat ditampung oleh
lapangan pekerjaan yang tersedia.
Adapun ciri – ciri dari industri kecil menurut Mubyarto antara lain
adalah sebagai berikut : ( Mubyarto, 1995 dalam Deny, 2008 )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1. Jumlah tenaga kerja kurang dari 5 sampai 9 orang
2. Kebanyakan tenaga kerja diperoleh dari lingkungan atau dekat dengan
lokasi industri
3. Teknologi yang digunakan bersifat sederhana dan lebih banyak
menggunakan tenaga tangan
4. Bahan dasar pada umumnya didapat di sekitar
Industri kecil ini sendiri bukan hanya menghasilkan nilai output dan
nilai tambah yang terbesar jika dibandingkan dengan industri yang berskala
besar maupun industri yang berskala sedang, akan tetapi pada dasarnya industri
kecil kerajinan dapat menjadi sebuah usaha yang mandiri sehingga dapat
berkembang dan dapat memperkokoh struktur perekonomian nasional dalam
rangka untuk meningkatkan pembangunan nasional, yang dalam hal ini sektor
industri mempunyai peranan yang cukup penting, khususnya dalam hal ini
peranan industri dalam penanggulangan tingkat pengangguran yang terjadi.
Sektor industri yang mampu menyediakan lapangan kerja dan
menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat , juga dapat memberi
sumbangan bagi pertumbuhan ekonomi. Salah satu tolok ukur untuk
mengetahui keberhasilan pembangunan ekonomi yang sudah dilaksanakan
adalah dengan melihat nilai Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ).
Kontribusi sektor industri terhadap PDRB Kabupaten Sukoharjo tahun 2006
sampai dengan 2009 dapat dilihat dari tabel berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 1.1 PDRB Menurut Lapangan usaha Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Sukoharjo tahun 2006– 2009 ( Jutaan Rupiah )
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo
Berdasarkan tabel PDRB Kabupaten Sukoharjo tahun 2009 terlihat
bahwa untuk PDRB Kabupaten Sukoharjo setiap tahunnya mengalami
kenaikan. Kenaikan PDRB di tahun 2009 sendiri mengalami kenaikan sebesar
4,76% dari tahun 2008. Penyumbang PDRB terbesar yaitu dari sektor industri
pengolahan sebesar 29,10% dari total PDRB Kabupaten Sukoharjo, dan untuk
penyumbang PDRB terendah sebesar 0,77% yaitu dari sektor pertambangan
dan penggalian. Sektor industri pengolahan sendiri mengalami kenaikan
sebesar Rp 49.091,04 atau sebesar 3,61 % di tahun 2009.
LAPANGAN USAHA
TAHUN
2006 2007 2008 2009
1. Pertanian
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, Gas dan Air Bersih
5. Bangunan
6. Perdagangan, Hotel, dan
Restoran
7. Pengangkutan dan
Komunikasi
8. Keuangan, Sewa, dan Jasa
Perusahaan
9. Jasa – Jasa
832.383,23
34.265,69
1.248.116,19
39.245,31
171.472,99
1.148.044,10
178.961,46
137.199,26
330.749,10
876.494,85
34.974,08
1.303.210,93
44.464,42
181.345,44
1.206.521,86
189.071,35
146.162,75
348.747,28
920.118,11
35.355,30
1.359.291,24
46.449,85
190.859,79
1.263.767,82
198.992,58
156.912,96
369.003,89
965.400,22
35.906,84
1.408.382,28
50.074,96
201.611,00
1.326.585,19
209.254,79
166.275,53
394.411,68
PDRB 4.120.437,33 4.330.992,96 4.540.751,53 4.756.902,50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Peranan industri kecil dalam segi penyerapan tenaga kerja memang
mempunyai peranan yang cukup besar untuk mengurangi jumlah pengangguran
yang terjadi khususnya di Kabupaten Sukoharjo. Sektor industri kecil ini
merupakan suatu usaha yang dapat memperkuat struktur perekonomian
nasional. Maka untuk mengetahui peranan industri kecil dalam sektor
penyerapan tenaga kerja dapat dilihat dari seberapa besar jumlah kesempatan
kerja yang dapat diserap oleh sektor industri kecil tersebut. Jumlah tenaga kerja
yang diserap oleh sektor industri di Kabupaten Sukoharjo mengalami
peningkatan atau penurunan setiap tahunnya. Hal tersebut dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
Tabel 1.2 Jumlah Tenaga Kerja Industri Besar, Menengah, Dan Kecil
Di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010
Golongan
Industri
Kelompok Industri Jumlah
IAHH ITA IKLME
1. Besar
2. Menengah
3. Kecil
8.952
9.364
27.171
45.094
4.508
16.556
3.038
2.235
21.630
57.084
16.107
65.357
Jumlah 45.487 66.158 26.903 138.548
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo
Berdasarkan tabel jumlah tenaga kerja tersebut terlihat jika dari
golongan industri yang banyak menyerap tenaga kerja yaitu dalam industri
kecil sebesar 47,17%. Sedangkan untuk industri yang menyerap tenaga kerja
terendah yaitu industri menengah yang hanya sebesar 11,63% dari total jumlah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tenaga kerja. Jika dilihat dari kelompok industri yang banyak menyerap tenaga
kerja yaitu kelompok industri tekstil dan aneka industri sebesar 47,75% dari
total jumlah tenaga kerja di Kabupaten Sukoharjo tahun 2010.
Industri gitar merupakan salah satu jenis usaha industri kecil yang
mempunyai kedudukan yang cukup strategis dalam mengurangi pengangguran
maupun dalam meningkatkan jumlah pendapatan daerah tersebut. Industri gitar
ini sendiri dapat memanfaatkan sember daya alam yang ada di Indonesia untuk
dibuat sebagai bahan dasar atau bahan mentah serta juga dapat memanfaatkan
tenaga kerja yang ada dipedesaan. Usaha gitar ini sendiri keberadaannya sangat
penting terutama didalam daerah pedesaan. Hal tersebut disebabkan antara lain
karena :
1. Diharapkan dapat mengurangi migrasi kekota, karena letaknya dipedesaan
2. Usaha ini bersifat padat karya sehingga dapat memperluas kesempatan
kerja
3. Teknologi yang digunakan sederhana, sehingga mudah untuk dipelajari
( Arsyad, 2001 dalam Deny, 2008 )
Industri kecil ini sebagian besar berada dipedesaan dan yang masih
banyak dikerjakan oleh masyarakat yang ekonominya masih lemah, namun
untuk saat ini sudah banyak industri – industri kecil yang sudah mulai
berkembang. Sebagian besar industri kecil yang belum dapat mengembangkan
usaha karena kekurangan modal, lemahnya pemasaran, dan proses produksi
yang masih sederhana.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Usaha industri pembuatan gitar ini dilatar belakangi karena semakin
sempitnya lapangan pekerjaan khususnya di daerah pedesaan. Selain itu
semakin sempitnya pula lahan – lahan di pedesaan yang dapat digunakan
sebagai sumber untuk mencari rejeki, seperti hal nya semakin sempitnya lahan
pertanian yang dapat diolah dan semakin tingginya tingkat pertumbuhan
penduduk pada sektor lain yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Adanya usaha gitar ini diharapkan dapat mampu untuk mengurangi
jumlah pengangguran ataupun mampu memperluas kesempatan kerja dan
mampu untuk meningkatkan pendapatan masyarakat khususnya masyarakat
pedesaan.
Industri gitar ini sendiri dalam perkembangannya masih banyak
permasalahan – permasalahan yang terjadi, baik itu permasalahan yang bersifat
internal maupun masalah yang bersifat eksternal. Masalah internal yang terjadi
pada industri gitar ini sendiri antara lain meliputi terbatasnya modal yang
dimiliki, susahnya mencari tenaga yang, sulitnya promosi maupun jangkauan
pemasaran yang luas, dan semakin sulit maupun semakin mahalnya bahan baku
yang digunakan untuk produksi.
Masalah ekternal juga terjadi dalam produksi industri kecil pembuatan
gitar ini, permasalahan yang terjadi adalah sulitnya mencari tambahan modal
melalui kredit dari bank – bank. Yang mendasari bank untuk tidak memberikan
kredit kepada industri kecil ini dikarenakan sulitnya memperoleh informasi
yang memadai mengenai industri kecil tersebut, selain itu bank juga takut jika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kredit yang diberikan kepada pengusaha industri kecil ini beresiko besar seperti
halnya pengusaha tidak dapat mengembalikan kredit tersebut.
Pemerintah sendiri sampai saat ini masih terus berusaha untuk
membantu para pengusaha untuk keluar dari permasalahan – permasalahan
tersebut, terkhusus masalah eksternal yang dihadapi industri kecil pembuatan
gitar. Pemerintah membantu para pengusaha untuk memperoleh kemudahan
dalam mendapatkan kredit dari bank, karena pemerintah menyadari bahwa
untuk sektor industri ini sendiri kini merupakan sektor yang dapat dijadikan
sebagai sektor yang paling utama dalam meningkatkan perekonomian
Indonesia.
Pemerintah juga membuat kebijakan – kebijakan untuk
mengembangan industri baik itu industri kecil ataupun industri rumah tangga.
Pengembangan industri kecil dan rumah tangga yang banyak terdapat
dipedesaan ini berarti semakin menambah luas kesempatan kerja dan
meningkatkan pendapatan dari masyarakat desa. Sektor industri ini juga
diharapkan dapat mengurangi arus perpindahan penduduk dari desa ke kota.
Desa Mancasan, Kecamatan Baki, Sukoharjo, Jawa Tengah sudah
terkenal sebagai desa yang memproduksi gitar. Dari dusun yang terdapat di
desa Mancasan ini, dusun kembangan merupakan dusun terbesar yang
memproduksi gitar di wilayah Desa Mancasan ini. Dusun Kembangan juga
merupakan sentra industri pembuatan gitar, bahkan sampai saat ini usaha
rumah tangga ini sudah menyebar kebeberapa dusun dan desa sekitar. Data
terakhir yang tercatat di kantor dinas perindustrian, perdagangan, dan koperasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
hingga tahun 2010 di Kabupaten Sukoharjo telah mencacat sebanyak 150 unit
usaha diseluruh kecamatan Baki, dan untuk Desa Mancasan ini sendiri
sebanyak 75 unit usaha, dan untuk Desa Ngrombo sebanyak 75 unit usaha.
Sedangakan untuk Kecamatan Grogol yaitu Desa Pondok sebanyak 21 unit.
Gitar merupakan salah satu produk yang merupakan produk yang
diproduksi dan menjadi produk andalan dari kecamatan Baki, Sukoharjo ini.
menurut data yang ada di Kantor Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan
Koperasi hingga tahun 2010 ini sendiri di kabupaten Sukoharjo tercacat bahwa
nilai produksi yang dihasilkan usaha gitar ini sendiri dari desa Mancasan
sebesar Rp81.648.000,00 dan usaha ini juga mampu telah menyerap 335 tenaga
kerja di lingkungan lokasi pengrajin.
Usaha industri kecil pembuatan gitar ini cukup dapat memberikan
jawaban yang baik dan positif terhadap tantangan mengenai penyediaan
kesempatan kerja yang semakin lama semakin menyempit khususnya dalam
sektor formal yang sudah tidak dapat lagi menampung tenaga kerja. Dengan
keberadaan sektor informal ini, seperti industri kecil pembuatan gitar ini dapat
membantu membuka kesempatan kerja kepada masyarakat yang membutuhkan
pekerjaan.
Sektor usaha ini memang cukup dapat mengurangi tingkat
pengangguran yang semakin tinggi, selain itu sektor ini merupakan usaha
industri kecil yang cukup menarik untuk dilihat dari sudut pandang
kemandirian dalam menciptakan kesempatan kerja baik itu dalam lingkup
usaha yang bertujuan pula untuk mengurangi semakin meningkatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pengangguran dan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya
untuk masyarakat pedesaan. Usaha ini sendiri juga mempunyai prospek yang
baik karena dalam industri kecil pembuatan gitar ini jangkauan pemasarannya
sudah sangat luas sehingga tidak pernah berhenti untuk memproduksi gitar ini.
Pemerintah daerah sudah saatnya memberikan kontribusi kepada
industri kecil pembuatan gitar ini dengan lebih memberikan kesempatan yang
lebih besar, karena industri kecil ini dapat berperan dalam perekonomian dan
dalam mengatasi masalah pengangguran maupun dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Maka dari pemaparan latar belakang di atas, maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai keuntungan dari industri
kecil pembuatan gitar ini dengan judul “Analisis Faktor – Faktor Yang
Mempengaruhi Keuntungan Industri Kecil Pembuatan Gitar di
Kabupaten Sukoharjo”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah yang akan dikaji
dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh modal terhadap keuntungan industri kecil
pembuatan gitar ?
2. Bagaimana pengaruh jumlah tenaga kerja terhadap keuntungan industri
kecil pembuatan gitar ?
3. Bagiamana pengaruh pengalaman usaha terhadap keuntungan industri
kecil pembuatan gitar ?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. Bagiamana pengaruh promosi terhadap keuntungan industri kecil
pembuatan gitar?
C. Tujuan Penelitian
Dengan melihat rumusan masalah diatas, maka penelitian yang
dilakukan ini mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh modal terhadap keuntungan
industri kecil pembuatan gitar
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh jumlah tenaga kerja terhadap
keuntungan industri kecil pembuatan gitar.
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pengalaman usaha terhadap
keuntungan industri kecil pembuatan gitar.
4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh promosi terhadap keuntungan
industri kecil pembuatan gitar.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai :
1. Sebagai kajian untuk mengevaluasi kebijakan pemerintah daerah
sukoharjo dalam mengembangkan industri kecil pembuatan gitar
sehingga dapat dijadikan bahan acuan untuk bersaing di era
perdagangan bebas.
2. Untuk membantu memberikan sumber informasi bagi pengrajin gitar di
Kabupaten Sukoharjo untuk lebih meningkatkan penawaran dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kualiatas agar lebih maju demi kesejahteraan industri kecil produksi
gitar.
3. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi
peneliti lain yang akan meneliti masalah yang sama atau yang berkaitan
dengan masalah ini.
4. Bagi penulis penelitian ini merupakan penerapan terhadap teori
ekonomi yang telah diperoleh selama ini dalam bangku kuliah terhadap
kondisi yang nyata di lapangan dan sebagai syarat untuk mencapai gelar
Sarjana Ekonomi jurusan Ekonomi Pembangunan pada Universitas
Negeri Sebelas Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Industri
Menurut UU No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian pengertian
industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku,
barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang
lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan
perekayasaan industri.
Menurut Badan Pusat Statistik ( BPS ) pengertian dari industri yaitu
suatu unit atau kesatuan produksi yang terletak pada suatu tempat tertentu
yang melakukan kegiatan mengubah bahan baku dengan mesin kima atau
dengan tangan menjadi produk baru, atau mengubah barang – barang yang
kurang nilainya menjadi barang yang nilainya dengan maksud untuk
mendekatkan produk tersebut pada konsumen akhir.
Industri merupakan sekumpulan usaha yang mengubah barang
mentah menjadi barang mentah menjadi barang jadi atau menghasilkan
produk yang sejenis. Produk hasil industri ini sendiri merupakan barang
maupun jasa yang telah dihasilkan atau ditawarkan oleh suatu usaha.
B. Pengelompokan Industri
1. Menurut BPS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BPS mengelompokan industri berdasarkan jumlah tenaga kerja
yang bekerja, BPS mengelompokan menjadi empat kelompok yaitu :
1) Perusahaaan atau industri besar yang memperkerjakan 100 orang
atau lebih.
2) Perusaahaan atau industri sedang yang memperkerjakan 20 orang
atau sampai 99 orang.
3) Perusahaan atau industri kecil jika memperkerjakan 5 orang sampai
19 orang.
4) Perusahaan atau industri kerajinan atau rumah tangga yang
memperkerjakan tenaga kerja kurang dari 5 orang tenaga kerja.
( Arsyad, 2010 : 454 )
2. Menurut Departemen Perindustrian, Industri nasional di Indonesia dapat
dikelompokan menjadi tiga kelompok besar yaitu : ( Arsyad, 2010 : 454 -
455 )
1) Industri dasar
Merupakan sekelompok industri mesin dan industri
logam dasar ( IMLD ) maupun kelompok industri kimia dasar (
IKD ). Sedangkan yang termasuk dalam kelompok IMLD antara
lain meliputi industri mesin pertanian, elektronika, kereta api, dan
lain sebagainya.
Kelompok IKD yang merupakan kelompok industri
kimia dasar meliputi industri pengolahan kayu, industri karet
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
alam, industri petisida, dan lain sebagainya. Namun jika dilihat
dari misinya industri dasar mempunyai tujuan untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, membantu penjualan
struktur industri yang bersifat padat modal.
2) Industri kecil
Merupakan industri pangan ( minuman, makanan, dan
tembakau ), industri sandang seperti industri sandang terbuat dari
kulit ( tekstil, pakaian jadi serta barang yang berbahan dasar
terbuat dari kulit ), industri kimia, dan industri bangunan (
industri kertas, percetakan, penerbitan, dan lain sebagainya ).
Selain itu dalam industri kecil juga terdapat industri galian logam
dan bukan logam ( seperti mesin – mesin listrik, alat – alat ilmu
pengetahuan, dan lain sebagainya )
Kelompok industri kecil ini diharapkan dapat menambah
kesempatan kerja dan meningkatkan nilai tambah dan manfaat
pasar dalam negeri dan luar negeri.
3) Industri hilir
Merupakan sekelompok aneka industri ( AI ) yang
meliputi industri yang mengolah sumber daya hutan, industri
yang mengolah hasil pertambangan, industri yang mengolah
sumber daya pertanian secara luas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Industri hilir ini merupakan aneka industri yang
mempunyai misi meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan atau
pemerataan serta memperluas kesempatan kerja.
3. Menurut Ekstensi Dinamisnya
Pengelompokan industri menurut ekstensi dinamisnya dibagi
menjadi tiga antara lain : ( Shaleh, 1986 : 50 – 54 )
1) Industri lokal
Industri lokal merupakan sekelompok jenis industri yang
mengguntungkan kelangsungan hidupnya kepada pasar setempat
yang terbatas, serta relatif tersebar dari segi lokasinya. Skala usaha
umumnya sangat kecil dan mencerminkan suatu pola penguasaan
yang bersifat subsistem. Dalam terget pemasarannya yang terbatas
telah menyebabkan kelompok ini pada umumnya hanya
menggunakan sarana transportasi yang sederhana. Pemasaran dari
hasil industri lokal ini produksinya ditangani sendiri maka pada
kelompok industi lokal ini jasa pedagang perantara boleh dikatakan
kurang menonjol.
2) Industri Sentra
Industri sentra merupakan kelompok industri yang dari
segi satuan usahannya tergolong kedalam kecil akan tetapi indutri
ini membentuk suatu pengelompokan atau kawasan produksi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
terdiri dari kumpulan unit usaha yang menghasilkan barang
produksi yang sejenis.
Industri sentra jika ditinjau dari target pemasarannya
tergolong kedalam kategori kedua ini umumnya menjangkau pasar
yang lebih luas daripada industri lokal, sehingga pada industri ini
peran dari pedagang perantara menjadi cukup menonjol.
3) Industri Mandiri
Industri mandiri pada dasarnya dapat dideskripsikan
sebagai kelompok industri yang masih kecil, namun telah
berkemampuan untuk mengadaptasi teknologi produksi yang
tinggi. Dalam pemasarannya relative tidak tergantung pada peranan
pedagang perantara.
C. Pengertian Industri Kecil
1. Pengertian Industri Kecil Menurut UU No. 9/1995
Menurut undang – undang tentang pengertian usaha kecil dalam
bukunya Suryana ( 2001, 83 – 88 ) disebutkan beberapa kriteria antara
lain :
1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp200.000.000,00
(Dua Ratus Juta rupiah ) tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha,
2) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak
Rp1.000.000.000,00 ( satu milyar rupiah )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3) Milik Warga Negara Indonesia ( WNI )
4) Berdiri sendiri bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
dengan usaha menengah atau besar baik secara langsung
maupun tidak langsung.
5) Berbadan perorangan, tidak berbadan hukum atau berbadan
hukum termasuk koperasi.
2. Pengertian Industri kecil menurut Departemen Perindustrian
Menurut Departemen Perindustrian yang menjelaskan mengenai
pengertian yang berkaitan dengan usaha kecil dan menengah yaitu :
1) Industri merupakan kegiatan ekonomi yang mengolah bahan
mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi
menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk
penggunaannya, termasuk kegiatan rancangan bangunan dan
perekayasaan industri.
2) Perusahaan industri kecil yang dapat disebut industri kecil ( IK )
adalah perusahaan yang melakukan kegiatan usaha dibidang
industri yang dengan nilai investasi paling banyak
Rp200.000.000,00 ( Dua Ratus Juta rupiah ) tidak temasuk tanah
dan bangunan usaha.
3) Perusahaan industri menegah yang dapat disebut industri
menengah ( IM ) merupakan perusahaan yang melakukan
kegiatan usahanya dibidang indsutri dengan nilai investasi lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
besar dari Rp200.000.000,00 ( Dua Ratus Juta Rupiah ) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
4) Industri kecil dan menegah ( IKM ) adalah perusahaan industri
kecil yang terdiri dari industri kecil ( IK ) dan industri menegah
( IM )
D. Karakteristik Industri kecil
Industri kecil merupakan industri yang pada tahap awal berbentuk
industri rumah tangga ( Home Industry ), tempat tinggal maupun tempat
untuk bekerja atau berproduksi menjadi satu. Semua pekerjaan dari pimpinan,
pelaksanaan produksi maupun penjualan dilakukan oleh para anggota
keluarga dari satu keluarga.
Modal yang digunakan dalam kegiatan produksi tercampur dengan
uang rumah tangga dalam membiayai kehidupan sehari – hari, untung – rugi
sulit dibedakan karena modal untuk barang yang dikonsumsi selalu sama.
Secara umum industri kecil sendiri mempunyai karakteristrik yang
hampir sama yaitu : ( Kuncoro, 1997 : 315 – 316 )
1) Tidak ada pembagian tugas yang jelas antara bidang administrasi,
pemilik dan pengelola industri, serta memanfaatkan tenaga kerja dari
keluarga dan teman dekat.
2) Rendahnya akses industri kecil terhadap lembaga – lembaga kredit
formal, industri kecil sebagian besar menggantungkan pembiayaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
usahanya dari modal sendiri atau bahkan sumber lain – lain seperti
keluarga, kerabat, pedagang perantara, bahkan rentenir.
3) Sebagian besar industri kecil ditandai dengan belum dipunyainya
status badan hukum. Menurut catatan BPS ( 1994 ) dari jumlah
industri kecil sebanyak 124.990 ternyata 90,6 persen merupakan
perusahaaan perseroangan yang tidak berakta notaris 4,7 persen
tergolong perusahaan perseroangan yang berakta notaris dan hanya
1,7 persen yang sudah mempunyai badan hukum ( PT, CV, Firma )
4) Ditinjau menurut penggolongan industri tampak bahwa hampir
sepertiga bagian dari seluruh industri bergerak dibidang kelompok
industri makanan, minuman, tembakau yang kemudian diikuti oleh
kelompok industri bahan galian bukan logam. Adapun yang bergerak
pada kelompok usaha industri kertas dan kimia relatif masih sedikit
sekali yaitu kurang dari satu persen.
E. Teori Keuntungan
Keberhasilan pengusaha dalam kegiatan produksinya maupun dalam
keberhasilan pengusahanya dalam hal ini dapat dilihat melalui laba yang di
dapat yaitu keuntungan yang di dapat pengusaha yang diperoleh dari kegiatan
sebuah perusahaan tersebut. Keuntungan ( profit ) dalam ilmu ekonomi
merupakan balas jasa yang diterima untuk suatu jenis sumber daya manusia
yang sangat tertentu, yaitu kegiatan pengusaha yang mengorganisir produksi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
maupun dalam mengkombinasikan faktor – faktor produksi, dan menanggung
resiko
Keuntungan merupakan selisih antara nilai penjualan perusahaan
dengan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi barang yang
akan dijual tersebut. Keuntungan atau laba dapat dibedakan atas laba usaha
atau business profit dan laba ekonomi ( economic profit ). Laba usaha ini
merupakan pendapatan sisa yaitu penerimaan penjualan dikurangi dengan
biaya. Laba ekonomi merupakan pendapatan setelah biaya uang ( nominal )
maupun biaya yang bersifat implisit ( manajemen atau tenaga kerja yang tidak
terbayar ). ( Samuelson, 1992 : 327 )
Keuntungan atau kerugian adalah perbedaan antara hasil penjualan
dan dari biaya produksi. Keuntungan ini sendiri akan diperoleh apabila hasil
penjualan akan melebihi dari biaya produksi yang dikeluarkan, sedangkan
untuk kerugian akan dialami apabila hasil dari penjualan tersebut kurang dari
biaya produksi. Keuntungan yang maksimum akan dicapai apabila perbedaan
antara hasil penjualan dan biaya produksi mencapai pada tingkat yang paling
besar. ( Sukirno, 2002 : 189 )
Laba yang didapat pada dari selisih jumlah penerimaan yang
diterima perusahaan dikurangi oleh biaya – biaya yang dikeluarkan. Maka
dapat di hitung dengan rumus sebagai berikut ( Nicholson, 1999 : 309 ) :
π = TR – TC
Dimana : π : profit ( laba )
TR : Total Revenue ( pendapatan total )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
TC : Total Cost ( biaya total )
Semakin besar antara selisih jumlah penerimaan atau total revenue (
TR ) dan biaya ( TC ), maka semakin besar keuntungan yang akan diperoleh
oleh perusahaan tersebut. Laba ( keuntungan ) maksimal diperoleh jika
perbedaan TR dan TC paling besar dan dikombinasi tingkat output dan biaya
marginal.
Posisi seorang pengusaha apabila dilihat dari keuntungannya, ada
tiga macam kemungkinan, yaitu :
1. Memperoleh laba : akan terjadi apabila pada tingkat output tertentu
besarnya penerimaan total ( TR ) lebih besar dari seluruh pengeluaran
untuk biaya produksi (TC), baik biaya tetap (FL) maupun biaya
variabel (VC).
2. Tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi : terjadi apabila
besarnya penerimaan total sama dengan biaya total ( TR = TC ).
3. Menderita kerugian : terjadi karena penerimaan produsen secara total
lebih kecil dari seluruh biayanya ( TR < TC ).
F. Keuntungan dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Keuntungan
Industri Kecil Pembuatan Gitar
1. Pengertian Keuntungan
Keuntungan merupakan hasil yang di dapat dari selisih hasil
penjualan barang produksi tersebut yang dikurangi dengan biaya produksi
seperti biaya listrik, biaya reparasi, biaya upah tenaga kerja, biaya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
konsumsi untuk tenaga kerja, biaya transportasi, dan biaya – biaya lain
yang digunakan oleh produsen untuk memproduksi barang tersebut.
2. Faktor – Faktor Yang mempengaruhi Keuntungan
1. Modal
Modal atau kapital adalah semua sarana yang digunakan
para pekerja baik itu berupa barang maupun uang yang digunakan
untuk sarana menjalankan usahanya tersebut. Modal ini juga dapat
digunakan secara langsung maupun tidak langsung yang
digunakan untuk meningkatkan hasil produksinya.
Modal sendiri dapat dibagi dua menurut sumbernya yaitu
(Bambang, 1994 dalam Deny, 2008 )
i. Modal sendiri yaitu modal yang berasal dari pemilik pribadi
pengusaha dan tertanam pada usaha tertentu dan akan
digunakan untuk jangka waktu yang tidak tentu lamanya.
ii. Modal Asing yaitu modal yang berasal dari luar, yang
bersifat sementara sehingga modal tersebut merupakan
hutang yang pada jangka waktu yang ditentukan harus
dapat dikembalikan. Modal ini diperoleh dari pihak asing
yang mempunyai konsekuensi berupa bunga yang harus
dibayarkan setiap bulannya, maka akan mengakibatkan
biaya operasional yang dikeluarkan perusahaan akan
meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Modal sendiri dapat dikategorikan menjadi dua macam
yaitu :
i. Modal Investasi
Modal ini dapat berupa tanah, bangunan, peralatan
produksi dan lain – lain.
ii. Modal Kerja
Modal kerja antara lain bahan baku, teknologi dan lain –
lain.
Modal merupakan suatu permasalahan sentral yang
dihadapi oleh pengrajin. Disini modal memegang peranan yang
penting dalam proses produksi yang akan dapat meningkatkan
pendapatan yang diterima oleh pengusaha industri gitar. Tanpa
adanya modal maka tidak akan dapat berjalan industri tersebut.
2. Jumlah Tenaga kerja
Tenaga kerja merupakan faktor yang sangat dominan
dalam kegiatan produksi, karena tenaga kerja itulah yang berperan
mengalokasikan dan memanfaatkan faktor produksi lain guna
menghasilkan suatu output yang bermanfaat. Sedangkan pengertian
tenaga kerja ini sendiri adalah sebagai berikut :
i. Tenaga kerja menurut PBB
Tenaga kerja merupakan penduduk usia 15 tahun sampai 64
tahun yang telah menghasilkan pendapatan. Pengertian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tenaga kerja bagi penduduk Indonesia adalah penduduk
usia 10 tahun keatas, karena pada kenyataannya penduduk
Indonesia yang berusia diatas 64 tahun masih ada yang
bekerja.
ii. Tenaga kerja menurut Mulyadi ( 2003: 37)
Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja antara usia
15 – 64 tahun atau jumlah penduduk dalam suatu negara
yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada
permintaan terhadap tenaga kerja mereka dan jika mereka
mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut.
Adapun tenaga kerja yang benar – benar terlibat dalam
kegiatan produksi dan yang sedang mencari pekerjaan disebut
angkatan kerja. dan definisi angkatan kerja adalah bagian dari
tenaga kerja yang bekerja dan menganggur atau sedang mencari
lowongan kerja ( Simanjuntak,1985 : 3 )
Faktor tenaga kerja ini merupakan faktor yang penting
dalam proses produksi dan terus akan diperhitungkan dalam jumlah
yang cukup, bukan hanya dilihat dari segi jumlah tenaga kerjanya
tetapi juga dilihat dari segi kualitas dan macam tenaga kerja yang
memadai. Jumlah tenaga kerja yang telah diperkirakan untuk
melakukan produksi telah disesuaikan dengan kebutuhan sampai
pada tingkat tertentu, sehingga jumlahnya optimal. Tenaga kerja ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sendiri juga memberikan kontribusi penting terhadap keuntungan
yang diperoleh pengusaha melalui peningkatan produktivitasnya.
3. Pengalaman Usaha
Pengalaman dapat diartikan sebagai interaksi diri pribadi
dengan lingkungan, dimana di dalamnya seseorang belajar secara
aktif dan interaktif dengan lingkungan tersebut. Bisa dikatakan
pengalaman yang lain juga dapat diartikan sebagai hasil belajar.
Pengalaman dapat menambahan pengetahuan yang dimiliki oleh
seseorang, pengalaman ini sendiri dapat menambah wawasannya,
selain itu pengalaman juga dapat meningkatkan keterampilan dan
daya serap terhadap sesuatu baik berupa ide - ide.
Pengalaman Usaha merupakan lamanya seseorang
menekuni usaha yang dijalankan. Seperti halnya seorang
pengusaha, semakin lama seseorang pengusaha memproduksi
barang dan jasa maka dapat memungkinkan orang tersebut
menghasilkan barang dan jasa yang semakin lama akan bertambah
semakin banyak, semakin beragam jenisnya, dan semakin lebih
meningkatkan kualitas.
Pengalaman usaha yang berhubungan dengan peningkatan
keterampilan seseorang ini, maka juga akan mempengaruhi kerja
seseorang. Sehingga pada hakekatnya juga dapat berpengaruh pula
pada tingkat keuntungan yang akan didapat. Untuk itu semakin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tinggi pengalaman usaha seseorang maka semakin tinggi pula
keterampilan yang dimiliki, yang pada akhirnya juga akan
mempengaruhi pada tingkat output produksi yang dihasilkan.
4. Promosi
Promosi atau yang sering disebut dengan advertensi
adalah salah satu dari differensiasi produk dan merupakan
penciptaan dari differensiasi yang dilakukan oleh perusahaan untuk
mempromosikan produknya guna untuk meningkatkan penjualan
( Purwaningsih dalam Fitri, 2011 ). Pada dasarnya promosi
sendiri merupakan suatu bentukan dari komunikasi pamasaran yang
menyampaikan dari kebaikan dari produk dan membujuk pasar
untuk membeli suatu produk.
Advertensi atau promosi secara langsung berpengaruh
terhadap keuntungan. Promosi dapat menguntungkan karena hal itu
dapat memperluas volume penjualan dan mengijinkan kenaikan
harga, namun promosi sendiri membutuhkan biaya.
Tujuan utama dari sebuah advertensi atau promosi ini
adalah menginformasikan, mempengaruhi, maupun membujuk
serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan maupun
dalam baurna pemasarannya. Secara singkat promosi berkaitan
dengan upaya bagaimana orang dapat mengenal produk lalu
memahami dan selalu mengingat akan produk tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
H. Penelitian Terdahulu
1. Edy Hariyanto ( 2010 ) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis
Pengaruh Modal, Tenaga Kerja , Biaya Bahan Baku Terhadap
Keuntungan Industri Kecil Batik ( Studi kasus Di Kota Surakarta ). Hasil
analisis data menggunakan regresi linier berganda menunjukan bahwa
variabel modal dan variabel tenaga kerja dengan tingkat signifikansi 5 %
berpengaruh signifikan dan pengaruh positif terhadap keuntungan pada
industri batik. Dengan nilai koefisiensi regresi modal sebesar 0,475061
dan koefisiensi regresi tenaga kerja sebesar 0,086749. Namun untuk
variabel bahan baku berpengaruh negatif terhadap keuntungan dengan
nilai koefisiensi regresinya sebesar -0,330499. Dengan menggunakan Uji
F diperoleh hasil regresi bahwa nilai F statistik sebesar 3158,706. Maka
dengan koefisien regresi secara bersama – sama signifikan pada tingkat
5% yang berarti semua faktor secara bersama – sama berpengaruh nyata
terhadap keuntungan industri kecil batik di Surakarta. Diketahui nilai
koefisiensi determiniasi R2 sebesar 0,991006 yang berarti 99,10% variabel
dependen (keuntungan) dapat dijelaskan oleh independennya ( modal,
tenaga kerja, bahan baku) sedangkan sisanya yaitu 0,90 dijelaskan oleh
variabel lain diluar model
2. Bintang R ( 2009 ) dalam penelitiannya yang berjudul “ Analisis Faktor –
Faktor yang Mempengaruhi Keuntungan Industri Batik di Kecamatan
Laweyan Surakarta.” Penelitian ini menguji variabel modal, tingkat tenaga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kerja, bahan baku, dan penjualan. Berdasarkan uji t dengan tingkat
signifikansi sebesar 5% diperoleh hasil bahwa untuk variabel modal
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keuntungan diketahui t hitung
sebesar 2,136953 , sedangkan untuk variabel lain seperti tenaga kerja
dengan t hitung sebesar 2,028964 , bahan baku dengan t hitung sebesar -
15,76675 , dan penjualan dengan besarnya t hitung sebesar 42,71912 juga
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keutungan industri batik
dilaweyan. Sedangkan dengan menggunakan uji F diperoleh basil semua
koefisien regresi secara bersama – sama signifikan pada tingkat 5% berarti
variabel modal, tenaga kerja, bahan baku, dan penjualan secara bersama –
sama berpengaruh nyata terhadap keuntungan. Sedangkan untuk
koefisiensi determinasi berganda diketahui R2 sebesar 0,996 berarti 99,6
% variabel dependen ( keuntungan ) dapat dijelaskan oleh variabel
independennya, sedangkan sisanya 0,4 % disebabkan oleh variabel lain
diluar model.
3. Fitria K. ( 2011 ) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Faktor –
Faktor yang Mempengaruhi Keuntungan Usaha Konveksi di Kecamatan
Wedi Kabupaten Klaten.” Berdasarkan variabel yang diuji yaitu modal,
tenaga kerja, dan promosi terhadap keuntungan konveksi dikecamatan
Wedi. Dengan menggunakan regresi linier berganda. Diperoleh hasil dari
uji t dengan t tabel sebesar ±2,00 bahwa untuk variabel modal dengan t
hitung sebesar 7,491199 , tenaga kerja dengan t hitung sebesar 2,384454 ,
dan promosi dengan t hitung sebesar 2,489632 dapat berpengaruh positif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dan berpengaruh secara signifikan terhadap keuntungan. Sedangkan untuk
uji F membuktikan bahwa variabel modal, tingkat tenaga kerja, dan
promosi juga mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap
keuntungan usaha konveksi. Sedangkan koefisiensi determinasi berganda
diketahui R2 sebesar 0,723364 berarti 72,33% variabel dependen (
keuntungan ) dapat dijelaskan oleh variabel independennya, sedangkan
sisanya 27,66 % dijelaskan oleh variabel lain diluar model.
4. Bambang Agus ( 2009 ) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Keuntungan Pengusaha Tahu dan
Tempe.” Berdasarkan variabel yang diuji yaitu variabel tenaga kerja,
pengalaman, modal, dan bahan baku. Diperoleh hasil dari uji t dengan
tingkat signifikansi sebesar 5% diperoleh hasil untuk variabel tenaga kerja
mempunyai pengaruh postif dan signifikan terhadap keuntungan karena t
hitung 4,9998 > t tabel 1,96. Untuk variabel pengalaman diperoleh t
hitungnya sebesar -0,9651 < t tabel -1,96 maka dapat disimpulkan untuk
variabel pengalaman tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
keuntungan. Untuk variabel modal diperoleh t hitungnya sebesar 1,8713 <
t tabel 1,96 maka dapat dijelaskan kalau variabel modal tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan. Sedangkan untuk variabel bahan baku diperoleh
hasil t hitung sebesar 3,7733 > t tabel 1,96 sehingga untuk variabel bahan
baku mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keuntungan. Untuk
uji F diperoleh hasil F hitung sebesar 119,6085 > F tabel sebesar 2,37
dapat dijelaskan bahwa semua variabel independen secara bersama – sama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
signifikan pada tingkat 5% maka variabel modal, pengalaman, dan bahan
baku secara bersama – sama berpengaruh terhadap keuntungan.
5. Deny Ertanto ( 2008 ) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Faktor
– Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pengrajin Gitar di Desa
Mancasan Kecamatan Baki.” Berdasarkan variabel yang diuji yaitu tenaga
kerja, tingkat pendidikan, pengalaman usaha, dan modal. Dari hasil uji t
diperoleh bahwa dengan menggunakan tingkat signifikansi 5% diperoleh
hasil untuk variabel tenaga kerja dengan t hitung sebesar 2,353
mempunyai pengaruh positif dan berpengaruh secara signifikan. Untuk
variabel pendidikan dengan t hitung sebesar 2,136 mempunyai pengaruh
yang positif dan berpengaruh secara signifikan. Sedangkan untuk variabel
pengalaman usaha dengan t hitung sebesar -0,407 mempunyai pengaruh
yang negatif terhadap pendapatan. Dan untuk variabel modal dengan t
hitung sebesar 4,669 berpengaruh positif dan berpengaruh secara
signifikan terhadap pendapatan. Untuk uji F dengan tingkat signifikan
sebesar 5% untuk variabel modal, tenaga kerja, pengalaman usaha, dan
tingkat pendidikan secara bersama – sama berpengaruh nyata terhadap
pengrajin gitar.
I. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran didalam analisis faktor – faktor yang
mempengaruhi keuntungan industri kecil pembuatan gitar ini dimulai dari
perencanaan, pelaksanaan hingga tahap akhir merupakan suatu kesatuan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tidak dapat dipisahkan. Kerangka pemikiran ini merupakan penertejemahan
dari adanya pertanyaan – pertanyaan yang ada pada perumusan masalah.
Kerangka pemikiran ini sendiri merupakan inti dari suatu penelitian yang
menuju pada suatu tujuan, yaitu memecahkan masalah yang akan diteliti.
Dibawah ini secara ringkas digambarkan kerangka pemikiran yang melandasi
penelitian yang akan dilakukan:
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
Sumber : Data primer yang diolah
Dari kerangka pemikiran tersebut diatas diasumsikan bahwa variabel
modal, tenaga kerja, pengalaman usaha, dan promosi baik secara parsial
maupun secara bersama – sama akan secara signifikan mempengaruhi
MODAL
TENAGA KERJA
KEUNTUNGAN
PENGALAMAN USAHA
PROMOSI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
peningkatan keuntungan pada industri kecil pembuatan gitar di Kabupaten
Sukoharjo.
J. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pernyataan yang
telah dikemukakan dalam masalah yang harus dibuktikan kebenarannya. Untuk
itu dari hasil perumusan masalah yang telah disusun dimuka, maka dapat
dikemukakan hipotesis sebagai berikut :
1. Diduga faktor modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap
tingkat keuntungan industri kecil pembuatan gitar di Kabupaten
Sukoharjo.
2. Diduga faktor tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan
terhadap tingkat keuntungan industri kecil pembuatan gitar di
Kabupaten Sukoharjo.
3. Diduga faktor pengalaman usaha berpengaruh positif dan signifikan
terhadap tingkat keuntungan industri kecil pembuatan gitar di
Kabupaten Sukoharjo.
4. Diduga faktor promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
tingkat keuntungan industri kecil pembuatan gitar di Kabupaten
Sukoharjo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penelitian analisis faktor – faktor yang mempengaruhi keuntungan
industri kecil pembuatan gitar, metode diartikan sebagai suatu cara yang
digunakan untuk mencari, mengumpulkan, dan menganalisis data guna untuk
mendapatkan kesimpulan yang sesuai dengan penelitian ini. oleh kerena itu suatu
penelitian dibutuhkan langkah – langkah yang metodologis maupun kronologis
dalam penelitiannya agar didapat suatu data secara lengkap dan dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya. Adapun metodologi penelitian yang akan
dipaparkan secara lengkap dan metodologis sebagai berikut :
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif
yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh modal, tenaga kerja,
pengalaman usaha, dan promosi terhadap keuntungan industri kecil
pembuatan gitar di Desa mancasan.
B. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini berbentuk penelitian lapangan, metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode survei yang menganalisis faktor – faktor
yang mempengaruhi industri kecil produksi gitar. Lokasi penelitian di Desa
Mancasan, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo. Penelitian ini dilakukan di
tahun 2012 dengan jumlah populasi sebanyak 75 pengrajin gitar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari satuan – satuan atau
individu – individu yang karakteristiknya hendak diduga ( Djarwanto,
2000 ). Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah pengrajin gitar yang
ada di desa Mancasan Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo. Jumlah
pengrajin gitar yang ada di desa Mancasan ini sendiri adalah sebanyak 75
pengrajin.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang karakteristiknya
hendak diselidiki dan dianggap dapat mewakili dari keseluruhan populasi.
( Djarwanto, 2000 ). Salah satu cara yang dapat digunakan dalam
mengambilan sampel adalah dengan metode slovin, namun kelemahan dari
metode ini adalah sampelnya yang tidak lebih dari seratus berapapun
jumlah populasinya. Kemudian syarat dari metode slovin bahwa populasi
yang akan diteliti harus homogen. ( G. Sevilla et all,1993 dalam Fitri
2011) Menurut metode slovin pengambilan sampel dari populasi yang
sudah diketahui jumlahnya dapat diambil dengan rumus sebagai berikut :
n =
Keterangan :
n : Ukuran sampel
N : Ukuran Populasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
E : Nilai kritis ( batas ketelitian ) yang diinginkan ( persen
kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel populasi ) yaitu sebesar 10 %
Dengan menggunakan rumus tersebut diatas, maka sampel
penelitian yang didapat sebesar :
n =
n =
n = 42,85
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diatas, dengan
pembulatan keatas. Maka jumlah sampel yang digunakan adalah 43
responden.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik sampling merupakan cara atau teknik yang dipergunakan
untuk pengambilan sampel. Dalam penelitian ini menggunakan teknik
random sampling yaitu suatu cara pengambilan sampel dengan tidak
memilih – milih individu yang akan dijadikan anggota sampel. Metode ini
dipilih karena populasi yang dijadikan penelitian homogen. Dengan
metode sampel acak sederhana ( simple random sampling ) seluruh
individu dalam populasinya diberi kesempatan untuk dipilih menjadi
anggota sampel. ( Djarwanto , 2000 )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
D. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Data Primer
a) Interview, yaitu metode pengumpulan data dengan cara melakukan
wawancara langsung dan dengan disertai kuesioner mengenai
permasalahan yang diteliti yang telah dipersiapkan terlebih dahulu.
b) Observasi, yaitu metode yang dilakukan dengan melakukan
pengamatan langsung dan pencatatan secara sistematis didaerah
penelitian.
2. Data sekunder
Data sekunder diperoleh dari lembaga terkait seperti Dinas
Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Sukoharjo, Badan
Pusat Statistik ( BPS ) Kabupaten Sukoharjo dan data lain yang
bersumber dari referensi studi kepustakaan melalui jurnal, artikel, dan
bahan lain dari berbagai situs website yang mendukung
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik Kuisioner
Teknik kuisioner merupakan cara pengumpulan data dan
informasi dengan cara menanyakan melalui sekumpulan pertanyaan yang
tertulis dalam kuisioner yang diberikan kepada pengrajin gitar di Desa
Mancasan Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo guna untuk
memperoleh data yang diperlukan oleh penulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Teknik Wawancara
Teknik wawancara merupakan cara dalam mengumpulkan data
dengan cara menanyakan secara langsung kepada responden yaitu
pengrajin gitar di Desa Mancasan Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo
guna untuk melengkapi data yang diperlukan.
3. Studi Pustaka
Studi pustaka yaitu suatu data teori – teori yang ada hubungannya
dengan masalah atau hal yang akan diteliti dan dibuktikan di dalam
penelitian ini yang nantinya akan dibandingkan dengan kenyataaan yang
terjadi dan yang diperoleh di lapangan.
F. Definisi Operasional Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari lima
macam yaitu keuntungan, modal, tenaga kerja, pengalaman usaha, dan
promosi.
1. Variabel Dependen
Variabel dependen identik dengan variabel terikat atau variabel
yang dijelaskan dalam penelitian ( Kuncoro, 2003 : 17 ). Variabel
dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah keuntungan dari
industri kecil pembuatan gitar. Keuntungan disebut juga laba yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
merupakan hasil dari pengembalian modal yang diperoleh dari jumlah
penerimaan yang dikurangi dengan jumlah total biaya yang dikeluarkan.
Keuntungan yang didapat dari pengrajin gitar ini diperoleh dari
jumlah produksi yang dikalikan dengan tingkat harga jual ( harga output )
dan dikurangi dengan semua biaya yang dikeluarkan dalam satu bulan
( harga input ) . Diukur dengan jumlah rupiah per bulan.
2. Variabel Independen
Variabel independen merupakan variabel bebas atau variabel
yang menjelaskan didalam penelitian, variabel ini identik dengan variabel
penyebab karena memprediksi atau menyebabkan sesuatu pada variabel
dependen ( Kuncoro, 2003 : 18 )
Variabel independen atau bebas yang mempengaruhi variabel
terikat dalam analis ini antara lain
a) Modal
Yaitu besarnya modal yang sekarang dimiliki oleh
pengarajin gitar yang berupa seperangkat sarana yang digunakan
untuk membiayai kegiatan usahanya setiap hari baik itu berupa
barang maupun uang, seperti modal yang berupa alat – alat
produksi, persediaan barang, maupun modal uang. Modal juga
dapat berupa modal sendiri maupun modal kredit.
Modal yang digunakan dalam pengrajin gitar berupa
modal kerja, dimana modal tersebut merupakan biaya yang
dikeluarkan dalam proses produksi yang habis dalam satu kali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
proses produksi, meliputi biaya produksi yang dikeluarkan
untuk membeli bahan baku dan bahan penolong dalam satu
bulan yang dinyatakan dalam Rupiah ( Rp ).
b) Tenaga kerja
Tenaga kerja merupakan orang terlibat langsung dalam
proses produksi. Tenaga kerja dalam penelitian ini menunjuk
pada mereka yang terlibat secara langsung dalam kegiatan usaha
pembuatan kerajinan gitar. Yang dinyatakan dalam jumlah
orang.
c) Pengalaman Usaha
Pengalaman usaha yaitu menyatakan berapa lama
seseorang pengusaha tersebut berkecimpung dalam bidang
usahanya tersebut. dihitung berdasarkan tahun yang telah
dijalani oleh pengusaha tersebut. yang dinyatakan dalam satuan
tahun.
d) Promosi
Promosi merupakan salah satu penciptaan differensiasi
produk yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempromosikan
produknya yang berguna untuk meningkatkan penjualan
produk yang dihasilkannya tersebut.
Untuk pengukuran promosi menggunakan variabel
dummy dengan satuan sebagai berikut :
D = 1 : ada promosi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
D = 0 : tidak ada promosi
Dimana variabel dummy merupakan variabel
kuantitatif yang dikualitatifkan dengan mengambil nilai seperti 0
dan 1, ini disebut juga sebagai variabel indikator dan variabel
bersifat kategori ( Gujarati, 1995 : 264 ).
G. Teknik Analisis Data
1. Analisis Regresi Linier Berganda
Penelitian ini akan mencoba menghitung kekuatan pengaruh
variabel independen yaitu modal, jumlah tenaga kerja, pengalaman usaha,
dan promosi terhadap variabel dependen yaitu keuntungan industri kecil
pembuatan gitar. Maka untuk membuktikan hipotesis kesatuan tersebut
digunakan alat analisis regresi berganda karena penggunaan variabel yang
lebih dari satu ( multivariables ), yang berguna untuk menganalisis
pengaruh tingkat keuntungan pengrajin tersebut. Secara umum persamaan
tersbut dapat dinyatakan sebagai berikut: tingkat keuntungan = f ( model
modal, jumlah tenaga kerja, pengalaman usaha, promosi). Adapun model
yang digunakan dalam analisis tersebut yaitu :
Y = β0 + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + U1
Dimana :
Y = Keuntungan Pengrajin Gitar
β0 = Konstanta
β1.... β5 = Koefisien regresi masing – masing variabel bebas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
X1 = Modal
X2 = Jumlah tenaga kerja
X3 = Pengalaman usaha
X4 = Dummy promosi
U1 = Variabel pengganggu
2. Alat Uji Yang Digunakan
Pada hipotesis tersebut diatas kemudian dilakukan pengujian yang
meliputi uji statistik dan uji asumsi klasik.
a. Uji Statistik
Untuk mendapatkan hasil dari regresi tersebut yang
terbaik secara statistik yang biasa disebut BLUE ( Best Linier
Unbiased Estimator ) maka terdapat beberapa kriteria yang
digunakan untuk memenuhi kriteria BLUE tersebut adalah Uji F,
Uji t, dan Uji R2 (Sulaiman, 2004 dalam Bintang, 2009). Maka
kriteria yang digunakan untuk menguji hipotesis secara statistik
didalam analisis regresi sederhana dan berganda sehingga
dilakukan melalui pendekatan uji signifikan ( test significant )
Uji signifikan secara umum merupakan sebuah prosedur
yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar signifikansi
kebenaran suatu hipotesesis nol ( Ho ) atau dapat juga untuk
menentukan apakah sampel – sampel yang diamati berbeda secara
nyata dari hasil – hasil yang diharapkan tersebut. Untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai
uji statistiknya berada dalam daerah kritis atau daerah dimana Ho
ditolak. Dan yang disebut tidak signifikan apabila nilai uji
statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima. Dalam
pengujian hipotesis ini dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu :
a) Uji t
Uji t merupakan pengujian yang dilakukan terhadap
koefisien regresi secara parsial untuk mengetahui signifikansi
masing – masing variabel independen terhadap variabel
dependen. Dalam Uji t dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Menentukan Hipotesis
Ho : β1 = 0 ( berarti variabel independen secara
individu tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen )
Ho : β1 ≠ 0 ( berarti variabel independen secara
individu berpengaruh terhadap variabel
dependen )
2) Menentukan α
3) Melakukan perhitungan nilai t sebagai berikut :
t tabel = ; df = N – K
Dimana :
α = Derajat signifikasi
N = banyaknya data yang digunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
K = Banyaknya parameter atau koefisisen regresi
plus konstants
t hitung =
Dimana :
β1 = Koefisien regresi variabel ke – i
Se = Standar error
4) Kriteria pengujian
Diterima
Ditolak Ditolak
- t tabel ( α/2 ; n – k ) t tabel ( α/2 ; n – k )
Ho diterima apabila t hitung ≤ t tabel
Ho ditolak apabila t hitung > t tabel
5) Kesimpulan
a. Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima Ha
ditolak artinya koefisien regresi variabel
independen tidak mempengaruhi variabel
dependen secara signifikan.
b. Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha
diterima artinya koefisien regresi variabel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
independen mempengaruhi variabel dependen
secara signifikan.
b) Uji F
Merupakan pengujian terhadap koefisien parsial
secara bersama – sama untuk mengetahui apakah variabel
independen tersebut secara bersama – sama dapat
mempengaruhi variabel dependen secara signifikan,
prosedurnya sebagai berikut :
1) Ho : β1 = β2 = β3 = β4 = β5 = 0 ( tidak ada pengaruh
antara variabel independen terhadap variabel
dependen secara bersama – sama )
Ho : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ β5 ≠ 0 ( ada pengaruh antara
variabel independen terhadap variabel dependen
secara bersama – sama )
2) Tingkat keyakinan ( Level of significant ) α = 0,05
F tabel yaitu F α ; K – 1 ; N - K
3) F Hitung :
F hitung =
Dimana :
R2 = Koefisien Determinasi
K = Jumlah variabel dependen ditambah
konstanta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
N = Jumlah sampel
4) Daerah Kritis Uji F
Diterima Ditolak
F tabel = Fα ; k – 1; n - k
Keterangan :
Ho akan diterima apabila F hitung ≤ F tabel
Ho akan ditolak apabila F hitung > F tabel
5) Kesimpulan
Ho akan diterima jika F hitung > F tabel, artinya bahwa
variabel independen secara bersama – sama tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen secara signifikan..
Ho akan ditolak jika F hitung > F tabel, artinya bahwa
variabel independen secara bersama – sama mempengaruh
terhadap variabel dependen secara signifikan.
c) Koefisien Determinasi ( R2 )
Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui
seberapa jauh variasi dari variabel bebas dapat menerangkan
dan menjelaskan variasi dari variabel terikat. Jika R2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mendekati nol, maka variabel bebas tidak menerangkan dengan
baik variabel terikatnya. Jika R2 mendekati 1, maka variasi dari
variabel tersebut dapat menerangkan dengan baik dari variabel
terikatnya. Maka dapat disimpulkan jika suatu model dapat
dikatakan lebih baik jika nila koefisien determinasinya
semakin mendekati 1.
c. Uji Asumsi Klasik
Persamaan yang baik dalam ekonometrika harus memiliki
sifat BLUE ( Best Linier Unbiased Estimator ). Untuk itu maka
untuk mengetahui apakah persamaan tersebut sudah memiliki sifat
BLUE maka perlu dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi
multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokolerasi. Uji asumsi
klasik yang digunakan adalah :
1) Multikolinearitas
Salah satu asumsi dalam regresi linear klasik adalah
bahwa tidak terdapat masalah multikolinearitas diantara
variabel yang menjelaskan yang termasuk ke dalam model
regresi tersebut. Multikolinearitas merupakan masalah yang
timbul dan berkaitan dengan adanya hubungan linier diantara
variabel – variabel penjelasnya. Uji multikolineartitas ini
digunakan untuk mengetahui terjadi atau tidaknya korelasi
diantara variabel independen dalam proses regresi tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Jika dalam model terdapat masalah multikolinearitas maka
model tersebut memiliki kesalahan standar yang besar,
sehingga koefisien tidak dapat ditaksir dengan ketepatan
tinggi.
Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada
tidaknya masalah multikolinearitas, maka dapat dilakukan
pengujian dengan melihat nilai Tolerence dan VIF ( Varian
Inflation Factor ). Maka semakin kecil nilai Tolerence dan
semakin besar nilai VIF maka semakin mendekati terjadinya
masalah multikolinearitas.
2) Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas merupakan kondisi dimana
sebaran atau varian faktor pengganggu tidak kostan sepanjang
observasi tersebut. heteroskedastisitas terjadi jika gangguan
muncul dalam fungsi regresi yang mempunyai varian yang
tidak sama, sehingga penaksiran Ordinary Least Square (OLS)
menjadi tidak efisien baik dalam sampel kecil maupun dalam
sampel besar ( tetapi masih tetap tidak bias dan konsisten ).
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menguji
ataupun mendeteksi ada tidaknya masalah heteroskedastisitas
adalah dengan melakukan Uji Sperman’s rho yaitu
mengkorelasikan nilai residual ( Unstandardized residual )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dengan masing – masing variabel independen. Jika signifikan
korelasi kurang dari 0,05 maka pada model regresi terdapat
masalah heteroskedastisitas.
3) Uji Autokolerasi
Autokolerasi merupakan keadaan dimana terdapat
trend didalam variabel yang diteliti tersebut sehingga akan
menyebabkan e juga akan mengandung e. Autokolerasi
merupakan suatu asumsi penting dari model linier klasik. Hal
ini menandakan suatu kondisi yang berurutan diantara
gangguan atau disturbansi ui yang masuk ke dalam fungsi
regresi populasi.
Autokolerasi sendiri didefinisikan sebagai korelasi
antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut
waktu dan ruang. Dalam hal ini asumsinya adalah autokolerasi
tidak terdapat dalam disturbansi atau gangguan ui. Adanya
autokolerasi antara variabel gangguan menyebabkan penaksir
tidak lagi efisien baik dalam sampel kecil dalam sampel besar.
Salah satu cara untuk menguji autokolerasi adalah dengan
percobaan d ( Durbin – Watson ).
a. Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Ho : β1 = β2 = β3 = β4 = β5 = 0 ( tidak ada pengaruh
antara variabel independen terhadap variabel
dependen secara bersama – sama )
Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ β5 ≠ 0 ( ada pengaruh antara
variabel independen terhadap variabel dependen
secara bersama – sama )
b. Menentukan nilai Durbin – Watson ( d ) yang dapat
juga diperoleh dari rumus sebagai berikut :
d = 2
c. Membandingkan angka dengan Durbin – Watson
dalam tabel α = 5%. Angka dalam tabel menunjukkan
nilai distribusi antara bawah ( dl ) dengan batas atas (
du )
d. Kriteria pengujiannya adalah :
Autokolerasi Ragu- Tidak ada Autokolerasi Ragu- Autokolerasi Positif Ragu Ragu Negatif 0 dL dU 4 – dU 4 – dL 4
Keterangan :
0 < d < dl = menunjukkan autokolerasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
positif atau menolak Ho
dl < d < du = tidak dapat disimpulkan
du < d < 4 – du = tidak terdapat autokolerasi atau
menerima Ho
4-du < d < 4-dl = tidak dapat disimpulkan
4-dl < d < 4 = menunujukan autokolerasi negatif
atau menolak Ho
e. Kesimpulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Gambaran Umum Kabupaten Sukoharjo
1. Kondisi Geografis
a. Letak Kabupaten Sukoharjo
Kabupaten sukoharjo merupakan salah satu Kabupaten yang
berada di Jawa Tengah, Kabupaten Sukoharjo sendiri terletak diantara
diapit 6 ( enam ) Kabupaten atau Kota. Batas – batas daerah Kabupaten
Sukoharjo sendiri antara lain :
a) Sebelah Utara : Kota Surakarta dan Kabupaten
Karanganyar
b) Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar
c) Sebelah Selatan : Kabupaten Gunung Kidul ( DIY ) dan
Kabupaten Wonogiri
d) Sebelah Barat : Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten
Kabupaten Sukoharjo termasuk ke dalam wilayah dataran
tinggi karena Kabupaten Sukoharjo ini sendiri terletak di posisi
ketinggian wilayah dari permukaan laut antara 0 – 100 m atau sekitar
26% dan antara 100 – 500 m ( 76,40 % ).
Melihat letak dari Kabupaten Sukoharjo yang diapit oleh Kota
Surakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta dapat dikatakan bahwa
Kabupaten Sukoharjo ini sendiri terletak dalam dalam daerah yag cukup
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
strategis karena letaknya yang merupakan jalur utama transportasi dan
distribusi antar provinsi. Walaupun Sukoharjo sendiri wilayahnya sempit
namun memiliki prospek yang bagus dalam beberapa bidang baik itu
untuk masa yang akan datang. Misalnya sektor perekonomian, industri,
pertanian, dan perdagangan.
b. Luas Wilayah dan Penggunaan Lahan
Kabupaten Sukoharjo secara administrasi terbagi dalamm 12
kecamatan yang terdiri dari 167 Desa / Kelurahan. Luas wilayah
Kabupaten Sukoharjo tercatat 46.666 Ha atau sekitar 1,43% dari luas
wilayah Propinsi Jawa Tengah. Sedangkan untuk Kecamatan yang terluas
adalah Kecamatan Polokarto yang luasnya yaitu 6.218 Ha atau 13 %,
sedangkan untuk Kecamatan yang paling kecil adalah Kecamatan
Kartasura seluas 1.923 Ha ( 4 % ) dari luas Kabupaten Sukoharjo.
Penggunaan lahan terdiri dari lahan sawah sebesar 45,62 % atau
sekitar 21.287 Ha sedangkan untuk lahan yang bukan sawah sebesar
54,38 % atau sekitar 25.379 Ha. Dari lahan sawah yang mempunyai
pengairan teknis seluas 14.930 Ha atau 17,14 %, irigasi setengah teknis
1.902 Ha atau 8,49%, irigasi sederhana 2.021 Ha atau 9,49% dan tadah
hujan seluas 2.434 Ha atau 11,43 %.
c. Keadaan Iklim
Seperti sebagian besar daerah di Indonesia, Kabupaten
Sukoharjo memiliki iklim tropis dengan temperatur sedang yang
mempunyai dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dengan suhu rata – rata setiap bulannya yaitu sebesar 26,79oC dan suhu
minimum 22,48oC serta suhu maksimumnya sebesar 31,79oC serta untuk
kelembaban rata – ratanya 2010mm dengan jumlah hari hujan sebesar
105 hari yang umumnya terjadi tidak merata sepanjang tahun. Karena
Kabupaten Sukoharjo termasuk dalam daerah yang beriklim tropis
sehingga dapat dimanfaatkan untuk mengembangan pertanian tanaman –
tanaman tropis seperti tanaman padi dan jagung. Dan juga karena terjadi
dua musim maka dapat dibuat waduk yang digunakan sebagai
penyimpanan air pada waktu hujan sehingga dapat dipergunakan untuk
irigasi ketika musim kemarau tiba.
2. Kondisi Demografi
Kabupaten Sukoharjo yang mempunyai slogan “ SUKOHARJO
MAKMUR” yang mempunyai makna Maju Aman Konstitusional Mantap
Unggul Rapi ini terbagi kedalam dua belas kecamatan, 150 desa, 17
Kelurahan, 2.026 dukuh, 1.438 rukun warga ( RW ), dan 4.428 Rukun
Tangga ( RT ).
Hingga tahun 2010 Jumlah penduduk Kabupaten Sukoharjo
tercatat sebesar 846.978 jiwa yang terdiri dari laki – laki sebesar 419.438
dan untuk jumlah perempuan sebesar 427.540. maka untuk melihat jumlah
penduduk Kabupaten menurut jenis kelamin dan pertumbuhannya dapat
dilihat di Tabel 4.1 :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 4.1 Banyaknya Penduduk Menurut Jenis Kelamin, dan Pertumbuhan
Penduduk Tahun 1998 – 2010
TAHUN LAKI – LAKI PEREMPUAN JUMLAH PERTUMBUHAN
( % )
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
378.321
382.252
386.931
392.518
396.068
399.290
402.725
405.831
408.506
411.340
414.292
417.276
419.438
390.100
393.855
401.395
403.162
406.434
409.521
412.364
415.382
417.783
420.273
422.987
425.851
427.540
768.421
776.107
788.326
796.680
802.502
808.811
815.089
821.213
826.289
831.613
837.279
834.127
846.978
1,01
1,00
1,57
0,93
0,86
0,79
0,78
0,75
0,62
0,64
0,68
0,70
0,46
Sumber : BPS Kabupaten Sukoharjo, Tahun 2011
Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa untuk pertumbuhan
jumlah penduduk di Kabupaten Sukoharjo paling tinggi pada tahun 2000
yaitu sebesar 1,57% dan untuk pertumbuhan yang paling rendah pada
tahun 2010 hanya sebesar 0,46%. Sedangkan untuk jumlah penduduk laki
– laki sebesar 419.438 atau 49,52 % lebih sedikit dari jumlah perempuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
penduduk Sukoharjo yang sebesar 427.540 atau 50,48 % dari total
penduduk di Kabupaten Sukoharjo.
Kepadatan penduduk Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2010
sebesar 25.223 jiwa / km2 atau mengalami kenaikan sebesar 0,54 % dari
jumlah kepadatan penduduk di Kabupaten Sukoharjo. Seperti yang terlihat
dalam Tabel 4.2 berikut :
Tabel 4.2 Kepadatan Penduduk ( Jiwa / Km2 ) Menurut Kecamatan
Di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2006 – 2010
Kecamatan Luas 2006 2007 2008 2009 2010
1. Weru
2. Bulu
3. Tawangsari
4. Sukoharjo
5. Nguter
6. Bendosari
7. Polokarto
8. Mojolaban
9. Grogol
10. Baki
11. Gatak
12. Kartasura
41,98
43,86
39,98
44,58
54,88
52,99
62,18
35,54
30,00
21,97
19,47
19,23
1.579
1.177
1.447
1.852
1.171
1.241
1.183
2.174
3.333
2.345
2.429
4.594
1.589
1.176
1.455
1.867
1.171
1.250
1.188
2.195
3.371
2.361
2.450
4.627
1.590
1.176
1.462
1.883
1.173
1.261
1.193
2.208
3.410
2.382
2.468
4.681
1.592
1.178
1.471
1.901
1.174
1.272
1.198
2.224
3.441
2.408
2.493
4.736
1.593
1.172
1.473
1.910
1.176
1.278
1.205
2.235
3.469
2.415
2.505
4.792
Jumlah 466.66 24.525 24.700 24.887 25.088 25.223
Sumber : BPS Kabupaten Sukoharjo, Tahun 2011
Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa di setiap tahunnya dari mulai
tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 kepadatan penduduk di Kabupaten
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sukoharjo mengalami kenaikan seperti yang terlihat dalam jumlah
penduduk Kabupaten Sukoharjo tersebut. Sedangkan untuk penyebaran
penduduknya di Kecamatan Kartasura lah yang mempunyai kepadatan
penduduk paling tinggi dengan jumlah penduduk 4.792 jiwa dan luasnya
yang hanya 19,23Km2 sedangkan untuk penduduk yang tingkat
kepadatannya paling rendah adalah di Kecamatan Nguter yang hanya
berjumlah 1.176 jiwa / Km2 .
3. Kondisi Sosial Ekonomi
Kabupaten Sukoharjo memiliki sarana pendidikan antara lain
SLB, TK, SD, SMP, SMA, dan Universitas. Untuk itu dapat dilihat jumlah
penduduk usia 15 tahun keatas yang telah menyelesaikan pendidikannya di
Kabupaten Sukoharjo seperti dalam Tabel 4.3 berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 4.3 Banyaknya Penduduk 15 Tahun Keatas Menurut Pendidikan Yang
Ditamatkan di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2006 - 2010
Pendidikan Yang Ditamatkan
2006 2007 2008 2009 2010
1. Tidak / Belum
Pernah Sekolah
2. Tidak / Belum
Tamat SD
3. Tamat SD / MI
4. Tamat SLTP /
MTS
5. Tamat SLTA /
MA
6. Akedemia /
Diploma
7. S1 / S2 / S3
110.827
100.692
210.228
132.862
121.435
14.563
15.037
110.153
91.728
180.840
136.572
144.990
22.836
23.046
70.964
47.046
169.934
194.428
182.360
23.078
38.916
74.208
68.957
123.972
163.644
173.669
15.651
32.728
56.557
60.882
135.333
142.718
174.785
16.809
38.580
JUMLAH 705.644 710.165 726.726 625.829 625.664
Sumber : BPS Kabupaten Sukoharjo, Tahun 2011
Berdasarkan Tabel 4.3 tersebut diatas terlihat bahwa untuk
penduduk Kabupaten Sukoharjo yang menyelesaikan pendidikannya
paling banyak pada tahun 2010 yaitu di bangku SLTA atau MA yang
sejumlah 174.785 jiwa, sedangkan untuk jumlah yang paling sedikit yaitu
untuk penduduk yang menyelasaikan pendidikan di bangku Akedemia atau
Diploma yang hanya sejumlah 16.809.
Perkembangan jumlah penduduk yang telah menyelasaikan
pendidikannya setiap tahunnya antara tahun 2006 - 2008 di Kabupaten
Sukoharjo mengalami peningkatkan hanya saja mulai tahun 2009 dan
2010 mengalami penurunan. Sehingga diperoleh angka tertinggi untuk usia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15 tahun keatas yang telah menyelesaikan pendidikannya yaitu pada tahun
2008 yang jumlahnya sebesar 726.726 .
Pada tahun 2008 jumlah penduduk yang telah menyelasikan
pendidikan SD / MI adalah sebesar 169.934, jumlah penduduk yang tamat
SLTP / MTS sebesar 194.428, jumlah penduduk yang tamat SLTA / MA
sebesar 182.360, sedangkan untuk jumlah penduduk yang tamat akedemia
/ diploma sebesar 23.078, dan untuk S1/S2/S3 sebesar 38.916.
4. Kondisi Kesehatan
Sarana kesehatan sangat diperlukan untuk pembangunan suatu
daerah, untuk itu di Kabupaten Sukoharjo disediakan sarana kesehatan
yang memadai baik itu yang dikelola oleh swasta maupun yang dikelola
oleh pemerintah. Berikut merupakan tabel sarana kesehatan di Kabupaten
Sukoharjo tahun 2010 :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 4.4 Banyaknya Sarana Pelayanan Kesehatan Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2006 – 2010
Sarana Pelayanan Kesehatan 2006 2007 2008 2009 2010
1. Puskesmas Induk
2. Puskesmas Pembantu
3. RS
4. Rumah Bersalin Swasta
5. Dukun Bayi Terlatih
6. Dokter Praktek
7. Dok. Gigi Pratek Swasta
8. Apotek Swasta
9. Klinik Keluarga Berencana
10. Industri Farmasi
Toko Obat Swasta
11. Laboratorium
Balai Pengobatan Swasta
12. Posyandu
21
47
6
32
0
306
58
73
167
1
7
33
1.059
21
37
7
26
0
331
64
84
167
1
4
3
32
1.077
21
48
8
28
0
358
0
104
167
1
4
4
34
1117
12
0
8
25
0
391
75
127
0
1
5
6
36
0
12
48
8
23
0
420
80
137
0
1
6
6
36
1.136
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2011
Sarana Kesehatan yang tersaji dalam tabel 4.4 tersebut terlihat
bahwa sudah ada perhatian yang cukup dari pemerintah Kabupaten
Sukoharjo ini sendiri. Bidang kesehatan sendiri mempunyai peranan yang
sangat penting didalam menciptakan sumber daya manusia yang sehat, dan
prima. Data tahun 2010 bahwa untuk rumah sakit di Kabupaten Sukoharjo
terdapat 8 unit, rumah bersalin sebanyak 23 unit, Posyandu sebanyak
1.136 unit, Puskesmas induk sebanyak 12 unit, Puskesmas pembantu
sebanyak 48 unit, dokter praktek sebanyak 420 dokter, dokter gigi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sebanyak 80 orang, dan untuk apotek swasta sendiri yang ada di
Kabupaten Sukoharjo sebanyak 137 unit.
5. Perekonomian
Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ) merupakan indikator
yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan maupun
kemakmuran masyarakat dalam waktu satu tahun. PDRB Kabupaten
Sukoharjo juga dapat menjelaskan mengenai kondisi perekonomian
Kabupaten Sukoharjo. Berikut tabel yang menjelakan mengenai PDRB
Kabupaten Sukoharjo tahun 2006 – 2009 :
Tabel 4.5 Tabel PDRB Kabupaten Sukoharjo Menurut Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2006 – 2009 ( Jutaan Rupiah)
LAPANGAN USAHA TAHUN
2006 2007 2008 2009
1. Pertanian
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, Gas dan Air Bersih
5. Bangunan
6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran
7. Pengangkutan dan Komunikasi
8. Keuangan, Sewa, dan Jasa
Perusahaan
9. Jasa – Jasa
832.383,23
34.265,69
1.248.116,19
39.245,31
171.472,99
1.148.044,10
178.961,46
137.199,26
330.749,10
876.494,85
34.974,08
1.303.210,93
44.464,42
181.345,44
1.206.521,86
189.071,35
146.162,75
348.747,28
920.118,11
35.355,30
1.359.291,24
46.449,85
190.859,79
1.263.767,82
198.992,58
156.912,96
369.003,89
965.400,22
35.906,84
1.408.382,28
50.074,96
201.611,00
1.326.585,19
209.254,79
166.275,53
394.411,68
PDRB 4.120.437,33 4.330.992,96 4.540.751,53 4.756.902,50
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo
Berdasarkan tabel PDRB Kabupaten Sukoharjo tahun 2006 –
2009 tersebut terlihat bahwa jumlah PDRB Kabupaten Sukoharjo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mengalami kenaikan setiap tahunnya. Pada tahun 2009 mengalami
kenaikan Rp 216.150,97 atau 4,76%. Penyumbang PDRB terbesar tahun
2009 di Kabupaten Sukoharjo adalah dari sektor industri pengolahan
sebesar 29,10 % dari jumlah total PDRB dan untuk penyumbang PDRB
yang terendah yaitu pertambangan dan penggalian yang hanya sebesar
0,77% dari jumlah total PDRB di Kabupaten Sukoharjo. Jika dilihat dari
sektor lapangan usaha pada tahun 2009 semua sektor tersebut mengalami
peningkatan di setiap tahunnya mulai tahun 2006 - 2009.
B. Gambaran Umum Kecamatan Baki Dan Desa Mancasan
Kecamatan baki merupakan salah satu dari kecamatan yang ada di
Kabupaten Sukoharjo, luas wilayah dari Kecamatan Baki ini sendiri pada
tahun 2010 tercatat sebesar 21,97 atau sekitar 4,17% dari luas wilayah
Kabupaten Sukoharjo. Kecamatan Baki ini sebelah utara berbatasan dengan
Kecamatan Kartasura dan Kota Surakarta, sebelah timur berbatasan dengan
Kecamatan Grogol, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Klaten, dan
sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Gatak. Kecamatan Baki ini
sendiri terdiri atas 14 desa dengan jumlah penduduk sampai dengan tahun
2010 sebesar 53.055. Untuk melihat gambaran mengenai kepadatan penduduk
Kecamatan Baki seperti dalam Tabel 4.6 berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 4.6
Luas, Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk Kecamatan Baki Dirinci Menurut Desa Tahun 2010
No Desa Luas Wilayah
( Km2)
Jumlah
Penduduk
Kepadatan Tiap
( Jiwa / Km2 )
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Ngrombo
Mancasan
Gedongan
Jetis
Bentakan
Kudu
Kadilangu
Bakipandeyan
Menuran
Duwet
Siwal
Waru
Gentan
Purbayan
1,26
2,76
1,25
1,42
1,24
2,18
1,11
1,13
2,34
1,24
1,78
1,73
1,38
1,15
2.666
4.681
2.846
4.112
2.528
3.061
2.534
3.351
4.875
3.300
3.306
5.006
6.357
4.432
2.116
1.696
2.277
2.896
2.039
1.404
2.283
2.965
2.083
2.661
1.857
2.894
4.607
3.854
Jumlah 21,97 53.055 2.415
2009 21,97 52.900 2.408
Sumber : Badan Pusat Statistik, Tahun 2011
Berdasarkan Tabel 4.6 tersebut terlihat bahwa jumlah penduduk
Kecamatan Baki mengalami penurunan dari tahun 2009 sampai dengan tahun
2010 tersebut sebesar 845 jiwa atau 1,6 % dari jumlah di Kecamatan Baki.
Untuk kepadatan penduduk tertinggi yaitu Desa Gentan sebesar 4.607 Jiwa /
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Km2 dengan jumlah penduduk sebesar 6.357 dan luas wilayah yang sebesar
1,38 Km2.
Desa Mancasan merupakan salah satu desa yang masuk ke dalam
wilayah Kecamatan Baki. Desa Mancasan merupakan desa terluas di
Kecamatan Baki. Letak dari Desa Mancasan ini sendiri yang berbatasan
dengan kabupaten dan desa lain sebagai berikut
1. Batas Utara : Desa Bintakan
2. Batas Selatan : Kabupaten Klaten
3. Batas Barat : Desa Gedongan
4. Batas Timur : Sungai Bengawan Solo
Desa Mancasan ini terkenal dengan industri pembuatan gitarnya,
Desa Mancasan ini sendiri pada tahun 2010 mempunyai 31 Rukun Tangga (
RT ), 12 Rukun Warga ( RW ) dan 4 Dusun / Kebayan. Penduduk Desa
Mancasan pada tahun 2010 sebesar 4.681 jiwa atau 1759 KK, yang terdiri
dari jumlah laki – laki sebanyak 2.318 jiwa atau 49,52 % dan jumlah
perempuannya yang sebanyak 2.363 jiwa atau sekitar 50,48 % dari total
jumlah penduduk Desa Mancasan.
Desa Mancasan memiliki luas yang sebesar 276 Ha atau 12, 56 %
dari total wilayah Kecamatan Baki tersebut terdiri atas luas tanah sawah
sebesar 181,52, luas lahan tegal / ladang sebesar 5,51 Ha, luas pemukiman
yang sebesar 72,25 Ha, luas kas desa yang sebesar 14 Ha, luas lahan lapangan
sebesar 1 Ha dan untuk luas perkantoran yang sebesar 1 Ha. Menurut data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tersebut hampir setengah wilayah Desa Mancasan tersebut merupakan lahan
pertanian.
C. Gambaran Umum Industri Pembuatan Gitar di Desa Mancasan,
Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo
1. Sejarah dan Perkembangan Industri Pembuatan Gitar di Desa Mancasan
Desa Mancasan yang terletak di Kecamatan Baki Kabupaten
Sukoharjo ini sudah terkenal sebagai desa pengrajin gitar, karena hampir
di setiap rumah yang ada di Desa Mancasan ini memproduksi gitar. Desa
Mancasan yang terdiri atas 4 Dusun ini, Dusun kembangan lah yang
merupakan blok sentra terbesar dari industri pembuatan gitar yang ada di
Desa Mancasan ini.
Dusun Kembangan yang terbagi atas 2 Rukun Warga tersebut
memiliki pengrajin gitar yang hampir disetiap rumah yang berada di dusun
tersebut, merupakan dusun yang pertama memproduksi gitar yang
kemudian menyebar hingga ke dusun maupun ke desa yang lain
disekitarnnya. Menurut data terakhir dari Dinas Perindustrian,
Perdagangan, dan Koperasi Kabupaten Sukoharjo tahun 2010 tercatat
bahwa sentra industri pembuatan gitar ini sudah mencapai 150 pengrajin di
Kecamatan Baki yang berada pada Desa Mancasan sebanyak 75 pengrajin
dan Desa Ngrombo sebanyak 75 pengrajin, sedangkan untuk Kecamatan
Grogol sebanyak 21 Pengrajin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dusun Kambangan merupakan dusun kecil yang terdapat
ditengah lahan pertanian yang cenderung minus ini merupakan sentra
pembuatan gitar yang terbesar di Kabupaten Sukoharjo ini. Letak dari
Dusun Kambangan ini yang cukup jauh jaraknya dari pusat kota ini, dan
untuk menuju ke dusun ini harus melewati jalan yang keadaannya rusak
cukup parah, jalan yang bergelombang dan berlobang karena jalan utama
menuju dusun ini sedang dilakukan pembangunan sebuah pabrik jadi jalan
utama menjadi rusak karena dilewati oleh truk yang bermuatan besar
menuju pabrik tersebut. Medan jalan menjadi sangat sulit untuk dilalui jika
dilewati setelah atau pada waktu hujan, namun akses menuju Dusun
Kambangan ini juga dapat melewati Desa Grogol namun jarak tempuh
yang lebih jauh dan memerlukan waktu yang lebih lama dengan keadaan
jalan yang sedikit lebih bagus dibandingkan melewati jalan proyek
pembanguan pabrik tersebut.
Dusun Kambangan yang merupakan dusun pertama yang
menghasilkan gitar ini merupakan tempat tinggal Hadi Wiyono ( 70 ).
Hadi Wiyono merupakan orang pertama yang memperkenalkan kerajinan
gitar di dusun ini. Hadi Wiyono sudah 40 tahun menekuni industri
pembuatan gitar ini, memulai usahanya setelah pabrik pembuatan gitar
tempat Pak Hadi bekerja bangkrut.
Bangkrutnya pabrik gitar di daerah Timuran Solo ini justru
memunculkan ide untuk membuat gitar sendiri di dusunnya. Dengan bekal
ilmu yang sudah Pak Hadi dapatkan selama bekerja di pabrik gitar tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
akhirnya Pak Hadi memulai usahanya, dan sedikit demi sedikit
menularkan ilmu yang dimilikinya kepada para tetangga sekitarnya.
Awal mula usaha industri pembuatan gitar Pak Hadi ini
mempunyai 25 karyawan yang semuanya berasal dari Dusun Kambangan
ini, juga bermaksud sebagai cara untuk menularkan ilmu yang dimilikinya
tersebut. Industri yang dijalankan oleh Pak Hadi ini membuat bahan yang
masih mentah diproses menjadi gitar setengah jadi hingga kemudian
diproses hingga pada tahap finishing, sedikit demi sedikit Pak Hadi
memulai usaha pembuatan gitar ini dan menghasilkan gitar yang kemudian
dijualnya ke Solo.
Berjalannya industri gitar milik Pak Hadi ini juga diikuti oleh
berkembangnya jumlah pengrajin gitar di Dusun Kembangan yang hingga
akhirnya menjadi sentra industri gitar. Dengan ilmu yang telah ditularkan
oleh Pak Hadi kepada para karyawannya yang kemudian membuka usaha
pembuatan gitar ini sendiri hingga akhirnya hampir 90% penduduk Dusun
Kembangan menjadikan industri pembuatan gitar ini sebagai mata
pencaharian utama mereka. Industri Pembuatan gitar ini tidak hanya
berkembang di Dusun Kembangan saja, hingga akhirnya menyebar sampai
ke dusun – dusun yang lain yang ada di Desa Mancasan dan menyebar di
Desa Ngrombo bahkan sampai menyebar di Kecamatan Grogol.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Bahan Baku Pembuatan Gitar
Bahan baku dalam pembuatan gitar ini membutuhkan bahan baku
yang utama berupa kayu dan tripek yang digunakan untuk pembuatan body
gitar. Untuk bahan baku kayu dan tripek ini pengrajin mudah
mendapatkannya di daerah sekitar. Jenis kayu yang banyak digunakan
untuk pembuatan gitar ini yaitu jenis kayu sengon, dan digunakan lem
kayu untuk menyatukan bagian – bagian dari gitar. Sedangkan untuk
bahan pelengkap dari pembuatan gitar ini adalah cat, tiner, dan melamin
yang digunakan untuk memberi warna pada gitar dan sebagai bahan
pelengkap yang lain yaitu senar dan krep.
3. Peralatan yang Digunakan Dalam Proses Pembuatan Gitar
Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan gitar ini
menggunakan peralatan yang masih sederhana dan masih membutuhan
tenaga manusia dalam pengoperasiannya. Peralatan yang digunakan untuk
proses produksi ini antara lain berupa alat untuk cetakan gembung gitar
atau body gitar, gergaji, gerinda atau amplas, kompresor, meji atau alat
semprot cat dan berbagai macam peralatan tukang kayu yang
pengoperasiannya masih secara manual.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. Proses Pembuatan Gitar
Gambar 4.1
Proses Pembuatan Gitar
Proses Pembuatan
Stang
Pencetakan Gembung
KAYU TRIPEK
STANG GITAR PEMBENTUKAN
POLA
GEMBUNG GITAR
PENYATUAN GEMBUNG
DAN STANG GITAR
GITAR MENTAH
PROSES FINISHING
GITAR AKUSTIK
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pada tahap pertama pembuatan gitar, pengrajin membutuhan triplek
yang kemudian dibuat pola body gitar. Kemudian triplek dicetak pada alat
cetakan gembung gitar dan di – pres kurang lebih setengah hari. Setelah di –
pres kemudian dilakukan penutupan body dan di lubangi bagian tengah dari
body tersebut. Pada tahap selanjutnya pengrajin menggunakan kayu mahoni
yang dipotong dan dibentuk yang digunakan untuk pembuatan stang gitar.
Kemudian pada tahap selanjutnya dilakukan proses penyatuan antara body
gitar ( gembung ) dengan stang gitar tersebut yang sudah jadi, lalu dilakukan
pendempulan yang berfungsi agar body gitar lebih berbentuk. Setelah
menjadi gitar mentah tersebut kemudian tahap terakhir yaitu tahap finishing
yang berupa pengamplasan dan pendempulan agar body gitar lebih halus
kemudian gitar tersebut diberi warna dengan cat secara berulang – ulang dan
untuk mendapatkan hasil yang lebih mengkilap gitar yang sudah dicat
tersebut dilapisi melamin kemudian dijemur dibawah sinar matahari selama
satu hari. Setelah gitar tersebut kering kemudian dipasang klep dan senar
gitar, kemudian gitar disetel agar lebih enak untuk didengarkan dan jadilah
gitar yang siap untuk dijual dan dipasarkan.
D. Deskripsi Dari Variabel – Variabel Yang Diteliti
Sumber data yang diperoleh dari hasil penelitian terhadap 43
responden yang bersumber dari kuisioner dalam penelitian ini. Dari kuisioner
tersebut maka diperoleh data – data tentang pengrajin gitar di Desa Mancasan
Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo. Data – data yang telah diperoleh
tersebut antara lain mengenai keuntungan, modal, tenaga kerja, pengalaman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
usaha, dan promosi. Selain data – data tersebut diperoleh data lain yang
berupa hambatan yang terjadi dan harus dihadapi industri kecil pembuatan
gitar yang digunakan untuk memperjelas dari deskripsi mengenai pengrajin
gitar yang ada di Desa Mancasan, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo.
Penyusunan tabel atau distribusi frekuensi dari data – data tersebut
dapat menggunakan beberapa tahap yaitu sebagai berikut : ( Djarwanto, 2000
: 7 )
1. Menentukan Jumlah Kelas
Digunakan dengan menggunakan pedoman sturges dengan
rumus sebagai berikut :
k = 1+ 3,3 log n
Dimana : K = Jumlah Kelas
n = Jumlah Sampel
Maka dalam penelitian mengenai keuntungan industri kecil pembuatan
gitar di Kabupaten Sukoharjo ini didapatkan jumlah kelas sebagai
berikut:
k = 1 + 3,3 log ( 43 )
= 1 + 3,3 . 1,63
= 1 + 5,37
= 6,37
Jadi diperoleh 6 kelas yang digunakan dalam penelitian ini.
2. Menentukan Interval Kelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Selaras dengan pendekatan Sturges, maka untuk menentukan
interval kelas dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
Ci =
Dimana : Ci = Interval Kelas
R = Range
k = Jumlah Kelas
Data – data di luar kategori diatas dimana merupakan data
tambahan dalam menggambarkan kondisi dan deskripsi dari keuntungan
industri kecil pembuatan gitar di Kabupaten Sukoharjo yang tidak
dimasukkan dalam variabel penelitian ini disusun tanpa adanya kelas yang
sudah ditetapkan melainkan sesuai dengan kriteria – kriterianya masing –
masing. Data – data hasil penelitian yang telah diperoleh tersebut antara
lain sebagai berikut :
1. Keuntungan
Keuntungan merupakan hasil dari pengembalian modal yang
diperoleh dari jumlah penerimaan yang dikurangi dengan jumlah total
biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi, keuntungan ini sendiri
diukur dengan satuan rupiah. Maka untuk dapat melihat distribusi
frekuensi keuntungan usaha industri kecil pembuatan gitar dapat dilihat
dalam tabel sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Keuntungan Industri Kecil Pembuatan Gitar
Di Desa Mancasan Kabupaten Sukoharjo
NO
KEUNTUNGAN ( Rupiah )
FREKUENSI PRESENTASE
1 < 2.500.000 24 57 % 2 2.500.000 - < 5.000.000 11 26 % 3 5.000.000 - < 7500000 2 5 % 4 7500000 - < 10.000.000 5 12 % 5 10.000.000 - < 12.500.000 0 0 % 6 ≥ 12.500.000 1 2 %
JUMLAH 43 100 % Sumber : Data Primer Tahun 2012, Diolah
Dari Tabel 4.7 tersebut diketahui bahwa dari 6 kelas dengan
43 responeden terdapat 24 pengrajin (57%) yang memiliki keuntungan
kurang dari Rp 2.500.000,00. untuk keuntungan antara 2.500.000
sampai dengan kurang dari 5.000.000 sebanyak 11 pengrajin (26%).
Sebanyak 2 pengrajin (5%) yang mempunyai keuntungan antara
5.000.000 sampai dengan kurang dari 7.500.000, sebanyak 5 pengrajin
(12%) yang mempunyai keuntungan antara 7.500.000 sampai dengan
kurang dari 10.000.000, dan untuk keuntungan di atas 12.500.000
hanya sebanyak 1 pengrajin (2%) . serta tidak ada pengrajin yang
mempunyai keuntungan antara Rp10.000.000,00 sampai dengan Rp
12.500.000,00
Hal ini menunjukan bahwa frekuensi terbesar adalah pada
keuntungan lebih kecil dari Rp 2.500.000,00 yaitu sebanyak 24
pengrajin. Sedangkan pada kelas berikutnya yang mempunyai frekuensi
terbesar yaitu yang mempunyai keuntungan antara Rp 2.500.000,00
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sampai dengan Rp 5.000.000,00 sehingga dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar keuntungan rata – rata dari industri kecil pembuatan
gitar yaitu dibawah Rp 5.000.000,00 setiap bulannya.
2. Modal
Modal dalam hal ini merupakan modal usaha yang digunakan
oleh pengrajin gitar dalam menjalankan usahanya. Modal ini dapat
berupa uang maupun berupa barang, maka diperoleh distribusi
frekuensi dan pembagian kelasnya sebagai berikut :
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Modal Industri Kecil Pembuatan Gitar
di Desa Mancasan Kabupaten Sukoharjo
NO MODAL ( Rupiah ) FREKUENSI PRESENTASE
1 < 16.500.000 23 54 % 2 16.500.000 - < 33.000.000 13 30 % 3 33.000.000 - < 49.500.000 4 9 % 4 49.500.000 - < 66.000.000 2 5 % 5 66.000.000 - < 82.500.000 0 0 6 ≥ 82.500.000 1 2 %
JUMLAH 43 100 % Sumber : Data Primer Tahun 2012, Diolah
Berdasarkan tabel di atas tersebut diketahui bahwa frekuensi
terbesar pertama yaitu untuk modal di bawah Rp 16.500.000,00
sebanyak 23 pengrajin atau 54 %. Sedangkan untuk kelas kedua yaitu
sebesar 30 % atau sebanyak 13 responden yang memiliki modal antara
Rp16.500.000,00 sampai dengan kurang dari Rp 33.000.000,00. Maka
dapat disimpulkan bahwa sebagian besar modal dari industri kecil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pembuatan gitar di Kabupaten Sukoharjo yaitu dibawah Rp
33.000.000,00.
3. Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan orang terlibat langsung dalam proses
produksi. Tenaga kerja merupakan faktor yang penting dalam
mengalokasikan maupun memanfaatkan faktor produksi sehingga dapat
menghasilkan output yang bermanfaat. Maka untuk dapat melihat
distribusi frekuensi tenaga kerja dalam industri kecil pembuatan gitar
dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi Tenaga Kerja Industri Kecil Pembuatan Gitar Di Desa Mancasan Kabupaten Sukoharjo
NO TENAGA
KERJA ( Orang ) FREKUENSI PRESENTASE
1 < 2 10 23 % 2 2 - < 4 16 37 % 3 4 - < 6 9 21 % 4 6 - < 8 5 12 % 5 8 - < 10 1 2 % 6 ≥ 10 2 5 %
JUMLAH 43 100 % Sumber : Data Primer Tahun 2012, Diolah
Berdasarkan Tabel 4.9 Terlihat bahwa untuk industri kecil
pembuatan gitar di Kabupaten Sukoharjo paling banyak memiliki
tenaga kerja antara 2 sampi dengan 4 orang yaitu sebesar 37% atau 16
industri kecil pembuatan gitar. Sedangkan menurut data lapangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
bahwa untuk tenaga kerja terbanyak yaitu sebesar 13 orang dan yang
paling sedikit yaitu 0 yang artinya tidak menggunakan tenaga kerja.
Industri kecil pembuatan gitar merupakan industri kecil
sehingga untuk jumlah tenaga kerja yang dipergunakan dalam proses
produksi juga sedikit. Namun untuk industri kecil pembuatan gitar yang
mrnggunakan tenaga kerja dalam jumlah banyak maka mampu
menghasilkan produk gitar yang jumlahnya lebih besar pula sehingga
dapat meningkatkan keuntungan.
4. Pengalaman Usaha
Pengalaman usaha merupakan jangka waktu yang telah dilalui
oleh pengrajin gitar dalam menjalankan usahanya. Pengalaman usaha
diukur dalam satuan tahun. Maka untuk dapat melihat distribusi
frekuensi pengalaman usaha industri kecil pembuatan gitar dapat dilihat
dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Pengalaman Usaha Industri Kecil
Pembuatan Gitar Di Desa Mancasan Kabupaten Sukoharjo
NO PENGALAMAN USAHA
( Tahun) FREKUENSI PRESENTASE
1 < 6,5 6 14 % 2 6,5 - < 13 15 35 % 3 13 - < 19,5 4 9 % 4 19,5 - < 26 9 21 % 5 26 - < 32,5 8 19 % 6 ≥ 32,5 1 2 %
JUMLAH 43 100 % Sumber : Data Primer Tahun 2012, Diolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dari Tabel 4.10 tersebut diatas diperoleh data bahwa untuk
pengrajin yang mempunyai pengalaman usaha yang terbesar yaitu
antara 6,5 tahun sampai dengan 13 tahun sebesar 35% . Sedangkan
untuk kelas terbesar berikutnya yaitu sebesar 21 % antara 19,5 tahun
sampai dengan 26 tahun. Sehingga dapat disimpulkan jika sebagian
besar industri kecil pembuatan gitar di Kabupaten Sukoharjo sudah
menjalankan usahanya lebih dari 6,5 tahun. Semakin lamanya usaha
tersebut dijalankan maka dapat semakin meningkatkan kualitas dari
produk yang dihasilkannya tersebut.
5. Promosi
Promosi merupakan salah satu jenis defferiensi produk yang
digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan penjualan produk yang
dihasilkannya tersebut. Maka untuk dapat melihat distribusi frekuensi
promosi dalam industri kecil pembuatan gitar dapat dilihat dalam tabel
sebagai berikut:
Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Promosi Industri Kecil Pembuatan Gitar
Di Desa Mancasan Kabupaten Sukoharjo
NO PROMOSI FREKUENSI PRESENTASE
1 Melakukan Promosi 14 33 % 2 Tidak Melakukan Promosi 29 67 %
JUMLAH 43 100 % Sumber : Data Primer Tahun 2012, diolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 4.11 tersebut dijelaskan bahwa dari 43 responden
tersebut, sebanyak 14 pengrajin atau sebesar 33 % menggunakan
promosi, dan sebanyak 29 pengrajin atau 67 % tidak melakukan
promosi dalam menjalankan usahanya tersebut. Dalam penelitian
pembuatan gitar di Desa Mancasan Kecamatan Baki promosi yang
dilakukan antara lain menggunakan sarana internet, mempromosikan
melalui radio, promosi yang langsung lewat teman hingga
mempromosikan langsung dengan membawa produk gitarnya tersebut.
Namun tidak semua pengrajin gitar di Kabupaten Sukoharjo
menggunakan promosi untuk menawarkan produk gitarnya tersebut.
6. Hambatan
Industri kecil pembuatan gitar yang berada di Desa Mancasan
Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo ini mempunyai hambatan dalam
mengembangkan usahanya tersebut. Dari data lapangan yang didapat
bahwa hambatan yang paling dominan dalam industri kecil pembuatan
gitar ini adalah kurangnya tenaga kerja ahli yang butuhkan dalam
proses produksi. Kurangnya tenaga kerja yang sudah ahli ini dirasakan
oleh hampir semua pengrajin gitar, kurangnya tenaga kerja yang ahli ini
karenakan banyak tenaga yang memilih untuk bekerja pada sektor lain
maupun banyak yang tenaga kerja ahli yang memilih membuka industri
kecil pembuatan gitar ini sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Selain hambatan tenaga kerja yang sudah ahli adalah
permasalahan modal, kurangnya permodalan juga memperlambat
pengrajin untuk mengembangkan usahanya. Sulitnya kredit yang
didapat oleh para pengrajin juga merupakan permasalahan yang dialami
oleh para pengrajin, selain itu bunga kredit yang tinggi juga
menyebabkan para pengrajin tidak berani untuk mengambil pinjaman.
Industri kecil pembuatan gitar ini juga belum mempunyai
standarisasi harga jadi antar pengrajin yang satu dengan yang lain harga
gitar yang dihasilkannya berbeda, sehingga keuntungan yang didapat
oleh pengrajin ini kurang maksimal. Hal ini akan menjadi kerugian
untuk para pengrajin jika sudah berhadapan dengan para tengkulak atau
toko karena toko akan membeli dengan sistem harga terendah, sehingga
disini toko yang mempunyai peranan dalam menentukan harga
walaupun sebenarnya para pengrajin sudah mempunyai stadar harga
jual produknya.
Mahalnya bahan – bahan yang digunakan untuk memproduksi
gitar ini juga merupakan permasalahan yang membayangi para
pengrajin gitar. Dalam hal ini bahan yang semakin mahal khususnya
bahan pendukung pembuatan gitar yaitu bahan kimia seperti cat, tiner,
maupun melamin sehingga membuat biaya produksinya semakin tinggi.
Hambatan terakhir yang terjadi di dalam industri kecil
pembuatan gitar ini adalah adanya produk gitar yang diduplikasi oleh
Cina. Hal ini menyebabkan produk gitar dari Desa Mancasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
khususnya kalah bersaing dengan produk gitar buatan Cina. Produk
gitar buatan Cina harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan
produk buatan dari Desa Mancasan ini sendiri, sehingga menyebabkan
sulit bersaing diluar negeri.
E. Analisis Data Dan Pembahasan
1. Regresi Linier Berganda
Penelitian ini menggunakan metode regresi linier berganda yang
digunakan untuk menguji bagaimana pengaruh variabel independen yaitu
faktor modal, tenaga kerja, pengalaman usaha, dan promosi terhadap
variabel dependennya yaitu keuntungan pengrajin industri kecil pembuatan
gitar, maka dapat disajikan dalam Tabel 4.12 sebagai berikut :
Tabel 4.12 Output Hasil SPSS untuk Mengetahui Koefisien Regresi
dan Signifikansinya Coefficientsa
-206653 222177,6 -,930 ,358
,148 ,008 ,869 17,558 ,000 ,468 2,137
146930,4 55233,622 ,131 2,660 ,011 ,473 2,114
4583,656 12180,822 ,013 ,376 ,709 ,914 1,094
140566,4 237211,7 ,021 ,593 ,557 ,888 1,127
(Constant)
X1
X2
X3
DX4
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: Ya.
Dari Hasil analisis regresi diatas diperoleh persamaan regresi
sebagai berikut :
Y = - 206653 + 0,148 X1 + 146930,4 X2 + 4583,656 X3 + 140566,4 X4 +Ui
Dimana : Y = Keuntungan (dalam satuan rupiah)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
X1 = Modal ( dalam satuan rupiah )
X2 = Tenaga Kerja ( dalam satuan orang )
X3 = Pengalaman Usaha ( dalam satuan tahun )
X4 = Promosi ( dalam satuan dummy )
D = 1 : Ada Promosi
D = 0 : Tidak Ada Promosi
Selanjutnya dilakukan pengujian dengan menggunakan uji
statistik dan uji asumsi klasik. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui
apakah dugaan sementara atau hipotesis terhadap parameter sudah sesuai
secara teori dan statistik.
2. Uji Statistik
a. Uji t
Uji t merupakan pengujian yang dilakukan terhadap koefisien
regresi secara parsial untuk mengetahui signifikansi masing – masing
variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam pengujian ini
menggunakan tingkat signifikansi α = 0,05 dan df = 43, dengan
kriteria pengujian sebagai berikut :
1) Menentukan Hipotesis
Ho : β1 = 0 ( berarti variabel independen secara individu tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen )
Ha : β1 ≠ 0 ( berarti variabel independen secara individu
berpengaruh terhadap variabel dependen )
2) Menentukan α
3) Perhitungan uji t
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Nilai t hitung dalam tabel 4.17
Nilai t tabel = t ( 0,05 / 2 ) ; df : 38 = 2,024 ( Tabel Distribusi t )
4) Kriteria Pengujian
Gambar 4.1 Uji t
Ho Ditolak Ho Diterima Ho Ditolak
- 2,024 2,024
Ho diterima apabila t hitung ≤ t tabel
Ho ditolak apabila t hitung > t tabel
5) Kesimpulan :
a) Pengujian terhadap X1 ( Variabel Modal )
Pengujian dengan menggunakan tingkat signifikansi 5%
maka diperoleh t hitung sebesar 17,558. t hitung yang
diperoleh lebih besar dari t tabel, ini berarti t hitung berada
didaerah ditolak maka Ho ditolak dan Ha diterima yang
berarti terdapat pengaruh yang positif antara jumlah modal
terhadap keuntungan industri kecil pembuatan gitar di
Kabupaten Sukoharjo. Selain dilihat dari t hitungnya, uji t
juga dapat dilihat dari probabilitasnya sebesar 0,000 yang
lebih kecil dari 0.05 ini berarti koefisien regresi dari model
signifikan pada tingkat 5%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b) Pengujian terhadap X2 ( Variabel Tenaga Kerja )
Pengujian dengan menggunakan tingkat signifikansi 5%
maka diperoleh t hitung sebesar 2,660. t hitung yang
diperoleh lebih besar dari t tabel, ini berarti t hitung berada
didaerah ditolak maka Ho ditolak dan Ha diterima yang
berarti terdapat pengaruh yang positif antara jumlah tenaga
kerja terhadap keuntungan industri kecil pembuatan gitar di
Kabupaten Sukoharjo. Selain dilihat dari t hitungnya, uji t
juga dapat dilihat dari probabilitasnya sebesar 0,011 yang
lebih kecil dari 0.05 ini berarti koefisien regresi dari model
signifikan pada tingkat 5%.
c) Pengujian terhadap X3 ( Variabel Pengalaman Usaha )
Pengujian dengan menggunakan tingkat signifikansi 5%
maka diperoleh t hitung sebesar 0,376. t hitung yang
diperoleh lebih kecil dari t tabel, ini berarti t hitung berada
didaerah diterima maka Ho diterima dan Ha ditolak yang
berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
pengalaman usaha terhadap keuntungan industri kecil
pembuatan gitar di Kabupaten Sukoharjo. Selain dilihat dari t
hitungnya, uji t juga dapat dilihat dari probabilitasnya sebesar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
0,709 yang lebih besar dari 0.05 ini berarti koefisien regresi
dari model tidak signifikan pada tingkat 5%.
d) Pengujian terhadap X4 ( Variabel Promosi )
Pengujian dengan menggunakan tingkat signifikansi 5%
maka diperoleh t hitung sebesar 0,593. t hitung yang
diperoleh lebih kecil dari t tabel, ini berarti t hitung berada
didaerah diterima maka Ho diterima dan Ha ditolak yang
berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
pengalaman usaha terhadap keuntungan industri kecil
pembuatan gitar di Kabupaten Sukoharjo. Selain dilihat dari t
hitungnya, uji t juga dapat dilihat dari probabilitasnya sebesar
0,557 yang lebih besar dari 0.05 ini berarti koefisien regresi
dari model tidak signifikan pada tingkat 5%.
b. Uji F
Merupakan pengujian terhadap koefisien parsial secara
bersama – sama untuk mengetahui apakah variabel independen
tersebut secara bersama – sama dapat mempengaruhi variabel
dependen secara signifikan atau tidak. Dalam hal ini membuktikan
apakah faktor modal, tenaga kerja, pengalaman usaha, dan promosi
memiliki hubungan yang signifikan terhadap keuntungan usaha. Hal
ini dilakukan dengan cara membandingkan dari F hitung dengan F
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tabel, jika F hitung lebih besar dari F tabel maka hasilnya adalah
signifikan namun apabila F hitung lebih kecil dari F tabel maka
hasilnya tidak signifikan. Maka dapat disajikan dalam Tabel 4.13
sebagai berikut :
Tabel 4.13 Output Hasil SPSS untuk Mengetahui F Hitung
ANOVAb
3,93E+14 4 9,828E+13 208,408 ,000a
1,79E+13 38 4,716E+11
4,11E+14 42
Regression
Residual
Total
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), DX4, X3, X2, X1a.
Dependent Variable: Yb.
Langkah – langkah pengujian untuk uji F adalah sebagai berikut :
1) Ho : β1 = β2 = β3 = β4 = β5 = 0 ( tidak ada pengaruh antara
variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama
– sama )
Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ β5 ≠ 0 ( ada pengaruh antara variabel
independen terhadap variabel dependen secara bersama – sama )
2) Tingkat keyakinan ( Level of significant ) α = 0,05
3) Perhitungan Uji F
Nilai F hitung = 208,408 ( dalam Tabel 4.13 )
F tabel = F0,05 ; ( 43 – 4 ) ; ( 4 – 1 ) = 2,85 ( dalam tabel
distribusi F )
4) Kriteria Pengujian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 4.6 Uji F
Ho Diterima
Ho Ditolak
2,85 208,408
Keterangan :
Ho akan diterima apabila F hitung ≤ F tabel
Ho akan ditolak apabila F hitung > F tabel
5) Kesimpulan
Diketahui F hitung sebesar 208,408 lebih besar dari F
tabel 2,85 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Maka dapat
disimpulkan bahwa semua variabel independen secara bersama
– sama signifikan pada tingkat signifikansi α = 5 %. Ini berarti
bahwa faktor modal, tenaga kerja, pengalaman usaha, dan
promosi berpengaruh terhadap keuntungan industri kecil
pembuatan gitar di Kabupaten sukoharjo
c. Koefisien Determinasi ( R2 )
Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa
jauh variasi dari variabel bebas dapat menerangkan dan menjelaskan
variasi dari variabel terikat. Jika R2 mendekati nol, maka variabel
bebas tidak menerangkan dengan baik variabel terikatnya. Jika R2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menedekati 1, maka variasi dari variabel tersebut dapat menerangkan
dengan baik dari variabel terikatnya.
Tabel 4.14 Output Hasil SPSS Untuk Mengetahui Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
,978a ,956 ,952686711,976 ,956 208,408 4 38 ,000 1,793Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
R SquareChange F Change df1 df2 Sig. F Change
Change Statistics
Durbin-Watson
Predictors: (Constant), DX4, X3, X2, X1a.
Dependent Variable: Yb.
Dari hasil estimasi tersebut diatas diketahui bahwa untuk
nilai koefisien determinasi R2 sebesar 0,956 ini berarti bahwa 95,6%
variasi variabel dependen (keuntungan) dapat dijelaskan oleh variabel
independenya (modal, tenaga kerja, pengalaman usaha, dan promosi),
sedangkan untuk sisanya ( 1 - R2 ) yaitu sebesar 4,4% dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak ada dalam model.
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikoliniearitas
Multikolinearitas merupakan masalah yang timbul dan
berkaitan dengan adanya hubungan linier diantara variabel – variabel
penjelasnya. Uji multikolineartitas ini digunakan untuk mengetahui
terjadi atau tidaknya korelasi diantara variabel independen dalam
proses regresi tersebut. Prasyarat yang harus dipenuhi dalam model
regresi adalah tidak adanya multikolinearitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya
masalah multikolinearitas dengan melihat nilai Tolerance dan VIF
(Varian Inflation Factor). Jika nilai dari Tolirance semakin kecil dan
untuk nilai VIF semakin besar maka semakin mendekati terjadinya
masalah multikolinearitas.
Pada tabel 4.17 ( Tabel Coefficients ) dapat diketahui bahwa
nilai Tolerance dari kelima variabel independen lebih dari 0,1 dan VIF
kurang dari 10, jadi dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi
tersebut tidak terdapat masalah multikolinearitas.
b. Heterokedastisitas
Heteroskedastisitas merupakan kondisi dimana sebaran atau
varian faktor pengganggu tidak kostan sepanjang observasi tersebut.
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
ketidaksamaan varian dari residual dalam model regresi tersebut,
sedangkan untuk model regresi yang baik yaitu mensyaratkan tidak
adanya masalah heteroskedastisitas.
Untuk mendeteksi ada tidaknya masalah heteroskedastisitas
dilakukan pengujian dengan menggunakan Uji Sperman’s rho, yaitu
dengan mengkorelasikan nilai residual ( Unstandarized residual )
dengan masing – masing variabel independen. Jika signifikansi
korelasi kurang dari 0,05 maka pada model regresi tersebut terdapat
masalah heteroskedastisitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 4.15 Output Hasil SPSS Untuk Uji Heteroskedastisita
Correlations
1,000 -,048 ,114 ,000 ,040
. ,761 ,465 ,998 ,799
43 43 43 43 43
-,048 1,000 ,661** ,255 ,287
,761 . ,000 ,098 ,062
43 43 43 43 43
,114 ,661** 1,000 ,294 ,222
,465 ,000 . ,056 ,152
43 43 43 43 43
,000 ,255 ,294 1,000 ,080
,998 ,098 ,056 . ,609
43 43 43 43 43
,040 ,287 ,222 ,080 1,000
,799 ,062 ,152 ,609 .
43 43 43 43 43
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Unstandardized Residual
X1
X2
X3
DX4
Spearman's rho
Unstandardized Residual X1 X2 X3 DX4
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Dari output hasil Correlations tersebut di atas, dapat diketahui
korelasi antara :
1) Modal dengan Unstandarized Residual menghasilkan nilai
signifikansi 0,761.
2) Tenaga kerja dengan Unstandarized Residual menghasilkan nilai
signifikansi 0,465.
3) Pengalaman Usaha dengan Unstandarized Residual
menghasilkan nilai signifikansi 0,998.
4) Promosi dengan Unstandarized Residual menghasilkan nilai
signifikansi 0,799.
Nilai dari signifikansi korelasi di atas didapat hasilnya
menunjukan lebih dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
model regresi tersebut tidak ditemukan adanya masalah
heteroskedastisitas.
c. Autokolerasi
Autokolerasi merupakan keadaan dimana terjadi korelasi
diantara anggota observasi yang disusun menurut waktu dan ruang.
Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah
autokolerasi.
Salah satu cara untuk menguji autokolerasi adalah dengan uji
Durbin – Watson dengan prosedur sebagai berikut :
a) Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif
Ho : β1 = β2 = β3 = β4 = β5 = 0 ( tidak ada pengaruh antara
variabel independen terhadap variabel dependen secara
bersama – sama )
Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ β5 ≠ 0 ( ada pengaruh antara variabel
independen terhadap variabel dependen secara bersama –
sama )
b) Menentukan nilai d ( Durbin – Watson )
Nilai d = 1,793 ( dalam Tabel 4.14 )
c) Membandingkan angka dengan Durbin – Watson dalam tabel
α = 5%. Angka dalam tabel menunjukkan nilai distribusi
antara bawah ( dl ) dengan batas atas ( du )
Didapat : dL = 1,32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dU = 1,72
Jadi : 4 – dL = 2,68
4 – dU = 2,28
4) Kriteria pengujiannya adalah :
Gambar 4.7
Uji Autokolerasi
Menolak Menolak
Ho Ho
Autokolerasi Ragu – Menerima Ho Ragu- Bukti
Positif Ragu Tidak Ada Ragu autokolerasi
Autokolerasi Negatif
0 dL dU 1,79 4- dU 4 – dL 4
1,32 1,72 2,28 2,68
Keterangan :
0 < d < dl = menunjukkan autokolerasi positif
atau menolak Ho
dl < d < du = tidak dapat disimpulkan
du < d < 4 – du = tidak terdapat autokolerasi atau
menerima Ho
4-du < d < 4-dl = tidak dapat disimpulkan
4-dl < d < 4 = menunujukan autokolerasi negatif
atau menolak Ho
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5) Kesimpulan
Dari hasil uji statistik Durbin Watson dalam tabel
4.19 (Model Summary) diperoleh d sebesar 1,793. Dengan
menggunakan taraf signifikansi 5%, jumlah sampel 43, dan
variabel independen sebanyak 5 maka diperoleh nilai dL
sebesar 1,32 ; dU sebesar 1,72 jadi untuk 4 – dL sebesar 2,68
dan untuk 4 – dU sebesar 2,28. Maka dilihat dari hasil
pengujian DW yang sebesar 1,79 terletak diatas batas dU
sebesar 1,72 dan 4 – dU sebesar 2,28 sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak ada masalah autokolerasi positif
maupun negatif dari model regresi yang digunakan.
F. Interprestasi Hasil Secara Ekonomi
1. Pengaruh Modal Terhadap Keuntungan
Hasil analisis menunjukan hasil koefisien regresi variabel modal
sebesar 0,148 sedangkan tingkat signifikan sebesar 0.000 lebih kecil dari
taraf signifikan 0,05. Artinya modal berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keuntungan industri kecil pembuatan gitar. Jika modal meningkat
Rp 1.000.000,00 maka keuntungan akan meningkat sebesar Rp148.000,00
Modal sendiri sandiri mempunyai peran yang cukup penting
dalam mengawai usaha industri kecil pembuatan gitar, dengan modal dapat
mempermudah seorang pengrajin dalam melakukan proses produksinya
karena setiap produksi membutuhkan biaya yang cukup besar baik itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
untuk membeli bahan baku, alat produksi dan lain sebagainya yang
digunakan untuk menunjang proses produksi sehingga produsi sendiri
dapat berjalan dengan lancar dan menghasilkan produksi secara maksimal
sehingga dapat meningkatkan keuntungan.
2. Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Keuntungan
Hasil analisis menunjukan hasil koefisien regresi variabel tenaga
kerja sebesar 146930,4 sedangkan tingkat signifikan sebesar 0.011 lebih
kecil dari taraf signifikan 0,05. Artinya tenaga kerja berpengaruh positif
dan signifikan terhadap keuntungan industri kecil pembuatan gitar. Jika
tenaga kerja meningkat 10 orang maka keuntungan akan meningkat
sebesar Rp 1.469.304,00. Semakin banyaknya tenaga kerja terampil yang
digunakan dalam proses produksi tersebut maka dapat menyebabkan
proses produksi berjalan lebih cepat dan semakin meningkat baik itu dari
segi kualitas maupun jumlah hasil produksinya sehingga dapat
meningkatkan keuntungan yang maksimal.
3. Pengaruh Pengalaman Usaha Terhadap Keuntungan
Hasil analisis menunjukan hasil koefisien regresi variabel
pengalaman usaha sebesar 4583,656 sedangkan tingkat signifikan sebesar
0.709 lebih besar dari taraf signifikan 0,05. Artinya pengalaman usaha
tidak berpengaruh signifikan terhadap keuntungan industri kecil
pembuatan gitar. Lama usaha belum dapat menjamin kesuksesan seorang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pengusaha khususnya dalam industri kecil pembuatan gitar ini, karena
seorang pengusaha sebelum membuka usaha sendiri mereka terlebih
dahulu bekerja sambil belajar pada industri pembuatan gitar milik orang
lain dan mereka menjadi ahli dalam pembuatan gitar sehingga mereka
sudah mempunyai pengalaman dan bekal untuk memulai usaha baru.
Selain itu seorang pengrajin gitar yang baru biasanya juga lebih
mengembangkan ilmu yang mereka dapat sebelumnya dengan membuat
inovasi – inovasi yang mengikuti tren terbaru yang menarik khususnya
dalam design untuk gitar yang mereka hasilkan. Sehingga pengalaman
usaha tidak mempunyai pengaruh terhadap industri kecil pembuatan gitar.
4. Pengaruh Promosi Terhadap Keuntungan
Hasil analisis menunjukan hasil koefisien regresi variabel
promosi sebesar 140566,4 sedangkan tingkat signifikan sebesar 0,593
lebih besar dari taraf signifikan 0,05. Artinya promosi tidak berpengaruh
signifikan terhadap keuntungan industri kecil pembuatan gitar. Promosi
yang digunakan untuk menawarkan atau memperkenalkan suatu produk
agar dapat meningkatkan penjualan ini tidak dapat berpengaruh terhadap
industri kecil pembuatan gitar karena keberadaan industri kecil pembuatan
gitar ini sendiri sudah dikenal sebagai sentra dari industri pembuatan gitar
jadi sudah banyak orang yang mengetahui keberadaan sentra industri ini
selain itu mereka juga mengandalkan kemampuan mereka dalam
menghasilkan gitar baik dalam segi kualitas gitar yang mereka produksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
maupun dalam hal pelayanan yang memuaskan, sehingga dengan
kepuasan konsumen terhadap produk industri kecil pembuatan gitar ini
maka secara tidak langsung telah terjadi promosi dari mulut ke mulut yang
akan menyebabkan industri kecil pembuatan gitar ini semakin terkenal dan
semakin banyak orang yang tertarik untuk membeli produk gitarnya
tersebut. Namun tidak jarang juga yang industri kecil pembuatan gitar
yang menggunakan promosi melalui internet dan radio guna untuk
menawarkan produk gitar yang telah dihasilkannya tersebut. Dari
keterangan tersebut maka variabel promosi tidak dapat mempengaruhi
keuntungan industri kecil pembuatan gitar di Kabupaten Sukoharjo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap 43 pengusaha
industri kecil pembuatan gitar di Kabupaten Sukoharjo mengenai keuntungan
yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Variabel modal mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap
keuntungan industri kecil pembuatan gitar di Kabupaten Sukoharjo. Ini
dapat berarti bahwa dalam setiap penambahan modal juga dapat
meningkatkan keuntungan yang diperoleh industri kecil pembuatan gitar di
Kabupaten Sukoharjo. Jadi apabila ingin meningkatkan keuntungan
industri kecil pembuatan gitar maka dapat dilakukan dengan menambah
modal.
2. Variabel tenaga kerja dengan tingkat signikansi 5% maka diperoleh hasil
bahwa variabel tenaga kerja mempunyai pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap keuntungan industri kecil pembuatan gitar di
Kabupaten Sukoharjo. Dalam kenyataan bahwa setiap penambahan jumlah
tenaga kerja maka akan dapat meningkatkan proses produksi sehingga
hasil produksi yang dihasilkan akan semakin meningkat baik itu dalam
segi kualitas maupun jumlah produksi gitar. Maka dapat meningkatkan
jumlah permintaan konsumen sehingga akan berpengaruh terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kenaikan keuntungan industri kecil pembuatan gitar di Kabupaten
Sukoharjo.
3. Variabel pengalaman usaha dengan tingkat signikansi 5% diperoleh hasil
bahwa variabel pengalaman usaha tidak mempunyai pengaruh terhadap
keuntungan industri kecil pembuatan gitar. Hal ini disebabkan banyak
pengusaha baru yang sudah mempunyai bekal ilmu dari pengalaman
mereka bekerja pada industri kecil pembuatan gitar milik orang lain yang
kemudian mereka membuka usaha sendiri dan lebih mempunyai inovasi
yang lebih tinggi khususnya dalam hal desain untuk gitar yang dihasilkan.
Sehingga pengrajin yang sudah mempunyai pengalaman usaha yang sudah
lama cenderung kalah bersaing dengan pengusaha baru.
4. Variabel promosi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
tingkat keuntungan industri kecil pembuatan gitar di Kabupaten
Sukoharjo. Hal ini dikarenakan keberadaan sentra industri kecil
pembuatan gitar di Kabupaten Sukoharjo sudah banyak dikenal orang dan
mereka juga mengandalkan dari segi kualitas gitar yang mereka produksi
sehingga secara tidak langsung promosi telah terjadi dari mulut ke mulut.
Maka para pengrajin tidak perlu melakukan promosi untuk mengenalkan
produk gitar yang telah dihasilkannya tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat dikemukakan beberapa
saran antara lain :
1. Faktor modal mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
keuntungan industri kecil pembuatan gitar di Kabupaten Sukoharjo, maka
disarankan agar para pengusaha gitar meningkatkan modalnya dengan
harapan agar keuntungan yang diperoleh pengusaha gitar semakin
meningkat. Namun jika para pengusaha kesulitan menambah modalnya
maka mereka dapat mencari tambahan modal dari sumber yang lain yaitu
seperti pinjaman dari bank baik bank swasta maupun bank pemerintah,
dan pinjaman dari koperasi.
2. Faktor tenaga kerja mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap keuntungan industri kecil pembuatan gitar di Kabupaten
Sukoharjo, maka disarankan bagi para pengusaha untuk menambah jumlah
tenaga kerja yang terampil sehingga dapat meningkatkan hasil produksi
baik dalam segi kualitas serta jumlah produk gitar yang dihasilkan dan
dapat meningkatkan keuntungan dari industri kecil pembuatan gitar di
Kabupaten Sukoharjo.
3. Faktor promosi yang mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap
keuntungan industri kecil pembuatan gitar di Kabupaten Sukoharjo namun
tetap disarankan agar industri kecil pembuatan gitar tetap melakukan
promosi dalam menjalankan usaha. Seperti melakukan promosi melalui
internet sehingga akan semakin banyak orang yang mengetahui mengenai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
keberadaan industri kecil pembuatan gitar ini, selain itu perlu juga dibuat
logo atau tanda pengenal dari industri pembuatan gitar ini sendiri karena
dengan adanya logo dapat memberikan differensiasi sendiri yang
merupakan nilai tambah bagi usahanya tersebut.
4. Hasil penelitian di lapangan bahwa peran dari pemerintah baik itu
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah masih sangat minim. Para
pengrajin mengharapkan peran serta pemerintah dalam membantu
memberikan kemudahan bagi para pengrajin gitar untuk memperoleh
pinjaman dari bank dan para pengrajin juga mengharapkan pemerintah
dapat memberikan bimbingan maupun pengarahan kepada para pengrajin
khususnya berupa pelatihan – pelatihan kewirausahaan mengenai cara
pembukuan keuangan karena banyak para pengusaha gitar yang tidak
melakukan pembukuan dalam menjalankan usahanya.
5. Perlu dibentuk suatu asosiasi ataupun perkumpulan pengusaha gitar
sehingga dapat mengakomodir permasalahan yang terjadi pada industri
kecil pembuatan gitar di Kabupaten Sukoharjo. Berdasarkan hasil
penelitian di lapangan bahwa dulu pernah dibentuk suatu koperasi, namun
karena para anggotanya hanya mementingkan kepentingannya sendiri
maka koperasi tersebut tidak dapat berjalan dan akhirnya dibubarkan.
Sebenarnya jika koperasi tersebut dapat dikelola dengan baik maka
koperasi tersebut dapat mengakomodasi kebutuhan dan permasalahan
yang terjadi pada industri kecil pembuatan gitar, misalnya dalam
penyediaan kebutuhan mengenai bahan baku pembuatan gitar dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
penyelesaian masalah mengenai belum adanya standarisasi harga antar
pengusaha gitar yang menyebabkan terjadinya persaingan harga antar
pengusaha.