Ali Daud Hasibuan

16
128 PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA SWASTA MELATI BINJAI Ali Daud Hasibuan Dosen Tidak Tetap Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sumatera Utara Medan e-mail: [email protected] Abstract: Guidance and counseling are inseparable aspects of the education process. Counseling services, learning processes, and management activities are three interrelated things in the education process. This study aims to find out how the implementation of guidance and counseling in Melati Binjai Private High School. Subject of BK Senior High School Private Research teacher at Binjai Jasmine. Techniques for collecting data on observation, interviews and documentation. Data analysis techniques used are data reduction, data presentation, and conclusion drawing. Based on the research carried out, the following results were obtained: 1) Implementation of guidance and counseling at the Melati Binjai Private High School in accordance with applicable guidelines and guidance and counseling programs; 2) The implementation of guidance and counseling is adjusted to the principles of guidance and counseling which are then arranged in the types of guidance and counseling activities such as Orientation services, Information services, placement and distribution services, content mastery services, individual counseling services, group guidance services, group counseling services , consulting services, mediation services, instrument applications, and case conferences Home visits; 3) The BK program is carried out by taking steps in work activities: Preparation, implementation of services, supporting activities, collaboration with relevant agencies, and evaluating. Keyword: Implementation, Guidance, Counseling. Abstrak: Bimbingan dan Konseling menjadi aspek yang tidak terpisahkan dalam proses pendidikan. Pelayanan konseling, proses pembelajaran, dan kegiatan manajemen adalah tiga hal yang saling berkaitan dalam proses pendidikan. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMA Swasta Melati Binjai. Subjek penelitian guru BK SMA Swasta Melati Binjai. Teknik pengumpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut: 1) Pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMA Swasta Melati Binjai sesuai pedoman dan program bimbingan dan konseling yang berlaku; 2) Pelaksanaan BK disesuaikan dengan asas-asas pelaksanaan bimbingan dan konseling yang selanjutnya disusun jenis kegiatan bimbingan dan konseling seperti layanan orientasi, layanan Informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan penguasaan konten, layanan konseling perorangan, layanan bimbingan kelompok, layanan konseling keompok, layanan konsultasi, layanan mediasi, aplikasi instrumen, dan konfrensi kasus Kunjungan rumah; 3) Program BK dilakukan dengan menempuh langkah- langkah kegiatan kerja: Persiapan, pelaksanaan layanan, kegiatan pendukung, kerjasama dengan instansi terkait, dan melakukan evaluasi. Kata Kunci: Pelaksanaan, Bimbingan, Konseling.

Transcript of Ali Daud Hasibuan

Page 1: Ali Daud Hasibuan

128

PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA SWASTA MELATI BINJAI

Ali Daud Hasibuan

Dosen Tidak Tetap Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sumatera Utara Medan

e-mail: [email protected]

Abstract: Guidance and counseling are inseparable aspects of the education process. Counseling services, learning processes, and management activities are three interrelated things in the education process. This study aims to find out how the implementation of guidance and counseling in Melati Binjai Private High School. Subject of BK Senior High School Private Research teacher at Binjai Jasmine. Techniques for collecting data on observation, interviews and documentation. Data analysis techniques used are data reduction, data presentation, and conclusion drawing. Based on the research carried out, the following results were obtained: 1) Implementation of guidance and counseling at the Melati Binjai Private High School in accordance with applicable guidelines and guidance and counseling programs; 2) The implementation of guidance and counseling is adjusted to the principles of guidance and counseling which are then arranged in the types of guidance and counseling activities such as Orientation services, Information services, placement and distribution services, content mastery services, individual counseling services, group guidance services, group counseling services , consulting services, mediation services, instrument applications, and case conferences Home visits; 3) The BK program is carried out by taking steps in work activities: Preparation, implementation of services, supporting activities, collaboration with relevant agencies, and evaluating.

Keyword: Implementation, Guidance, Counseling.

Abstrak: Bimbingan dan Konseling menjadi aspek yang tidak terpisahkan dalam proses pendidikan. Pelayanan konseling, proses pembelajaran, dan kegiatan manajemen adalah tiga hal yang saling berkaitan dalam proses pendidikan. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMA Swasta Melati Binjai. Subjek penelitian guru BK SMA Swasta Melati Binjai. Teknik pengumpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut: 1) Pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMA Swasta Melati Binjai sesuai pedoman dan program bimbingan dan konseling yang berlaku; 2) Pelaksanaan BK disesuaikan dengan asas-asas pelaksanaan bimbingan dan konseling yang selanjutnya disusun jenis kegiatan bimbingan dan konseling seperti layanan orientasi, layanan Informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan penguasaan konten, layanan konseling perorangan, layanan bimbingan kelompok, layanan konseling keompok, layanan konsultasi, layanan mediasi, aplikasi instrumen, dan konfrensi kasus Kunjungan rumah; 3) Program BK dilakukan dengan menempuh langkah-langkah kegiatan kerja: Persiapan, pelaksanaan layanan, kegiatan pendukung, kerjasama dengan instansi terkait, dan melakukan evaluasi.

Kata Kunci: Pelaksanaan, Bimbingan, Konseling.

Page 2: Ali Daud Hasibuan

ITTIHAD, Vol. II, No.2, Juli – Desember 2018 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMA Swasta Melati Binjai | 129

PENDAHULUAN

Dalam suatu sekolah sering dijumpai berbagai permasalahan, baik internal maupun eksternal. Masalah-masalah ter-sebut merupakan hambatan dalam usaha mencapai suatu tujuan pendidikan. Mengenai masalah belajar yang terjadi pada siswa, biasanya kurang memiliki kebiasaan yang baik, seperti pengaturan waktu belajar, cara belajar kelompok, mempersiapkan ujian dan lain-lain. Untuk mencegah permasalahan tersebut, layanan dan konseling sangat dibutuhkan di sekolah.

Kegiatan bimbingan konseling me-rupakan bagian dari proses pembelajaran yang menopang keberhasilan sekolah dalam menjalankan roda organisasi sekolah secara efektif dan efisien. Karena itu kegiatan bimbingan konseling dilaku-kan seiring dengan kebutuhan sekolah yang diarahkan kepada pembinaan siswa agar memiliki sifat dan karakteristik yang baik selama siswa dididik di sekolah maupun setelah tamat dari sekolah. Untuk itu guru Bimbingan dan Konseling sebagai orang yang berhadapan langsung dengan siswa untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya harus dapat menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional dalam proses layanan bimbingan konseling sesuai dengan tun-tutan masyarakat yang semakin men-desak dan berkembang. Dalam arti khusus dapat ditegaskan bahwa pada diri guru Bimbingan dan Konseling terletak tang-gung jawab untuk membina dan meng-arahkan siswa menjadi orang yang bersikap dan berperilaku baik serta tidak menimbulkan masalah selama belajar di sekolah.

Salah satu tugas guru Bimbingan dan Konseling adalah memberikan solusi atau jalan keluar atas masalah yang dihadapi siswa yang di lakukan dengan cara melakukan komunikasi secara kontiniu maupun insidental sesuai dengan masalah yang muncul dan proses penanganannya

dapat dilakukan secepat mungkin. Komu-nikasi guru Bimbingan dan Konseling di sekolah bisa dengan cara melakukan pemanggilan siswa untuk mendapatkan jawaban atas masalah yang dihadapinya. Sebelumnya telah dilakukan pengamatan dan telah didapatkan informasi mengenai data diri siswa dan masalah-masalah yang dihadapinya.

Informasi itu bisa diperoleh secara pribadi oleh guru Bimbingan dan Kon-seling maupun berdasarkan laporan dari guru-guru lain yang mengajar di sekolah atau melalui wali kelas. Untuk itulah kerjasama dan komunikasi yang baik di antara personel sekolah, khususnya para guru sangat dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi siswa. Komunikasi yang di lakukan guru Bimbingan dan Konseling akan mencoba mencari akar masalah yang timbul dan memberikan masukan pada siswa untuk melakukan hal-hal yang dianggap mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Pendekatan yang dilakukan guru Bimbingan dan Konseling sifatnya pen-dekatan personal (personal aproach), dari hati ke hati, saling menyenangkan, sehingga tidak muncul kesan negatif dari siswa tentang personal guru Bimbingan dan Konseling dan kegiatan layanan bimbingan konseling yang dilakukannya.

Pada umumnya masalah yang rutin terjadi dan menimpa diri siswa adalah berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah, seperti ribut di dalam kelas, suka berbuat onar, tidak disiplin, malas, kurang bergairah atau kurang berminat untuk belajar, suka melawan kepada guru dan perbuatan-perbuatan negatif lainnya. Kondisi ini tentu saja mengganggu proses pembelajaran, bukan hanya di satu ruangan kelas saja, melainkan pada semua lingkungan sekitar kelas.

Masalah lain yang muncul pada diri siswa berkaitan dengan keadaan keluarga, faktor ekonomi, kehidupan bersama orang tua, keadaan rumah, masalah dengan

Page 3: Ali Daud Hasibuan

ITTIHAD, Vol. II, No.2, Juli – Desember 2018 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

130 | Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMA Swasta Melati Binjai

teman sebaya dan pergaulannya sehari-hari. Kondisi ini akan membawa pengaruh terhadap aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa di sekolah. Masalah-masalah ini bisa terjadi karena dilakukan oleh siswa secara personal, maupun karena dilaku-kan oleh orang lain yang menyebabkan siswa merasa tidak nyaman.

Untuk menghadapi masalah-masalah siswa, pihak sekolah sedini mungkin perlu menanganinya secara serius dengan melibatkan seluruh komponen sekolah. Penanganan awal dilakukan oleh guru mata pelajaran berdasarkan observasi atau pengamatannya selama proses pem-belajaran berlangsung. Barulah kemudian ditangani oleh wali kelas berdasarkan laporan guru mata pelajaran. Bila pada tingkat wali kelas tidak mampu untuk diatasi masalah yang dihadapi siswa, barulah kemudian wali kelas menyerah-kan sepenuhnya kepada guru Bimbingan dan Konseling untuk menanganinya. Di tangan guru Bimbingan dan Konseling siswa dibina dan diarahkan agar mem-perbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi, atau menceritakan masalah yang di-hadapinya baik berkaitan dengan proses pembelajaran maupun masalah pribadi atau hal lain yang berhubungan dengan dirinya.

Kenyataannya, meskipun siswa yang bermasalah sudah ditangani atau diberi bimbingan oleh guru Bimbingan dan Konseling, namun masalah yang dihadapi siswa tidak bisa diatasi atau dicari jalan keluarnya dengan baik. Hal ini dikarena-kan kurangnya minat siswa berkonsultasi atau mengungkapkan semua permasalah-an yang ada pada diri, karena masalah yang dihadapi siswa akan dapat diatasi jika siswa memiliki kesadaran untuk untuk memperbaiki atau mencari pemecahan atas masalah yang dihadapi-nya dan tidak hanya dari guru Bimbingan dan Konseling saja.

Fakta awal menunjukkan bahwa siswa yang belajar di SMA Swasta Melati Binjai hanya sebahagian saja yang mau

berkonsultasi dengan guru Bimbingan dan Konseling menyangkut masalah yang dihadapinya. Sementara itu sebahagian lagi kurang dan tidak berminat untuk berkonsultasi kepada guru Bimbingan dan Konseling mengenai masalah yang di-hadapinya. Adapun yang menjadi alasan siswa pada umumnya adalah malas, malu, segan atau takut untuk menceritakan karena takut akan diketahui oleh orang lain. Kondisi ini harus menjadi perhatian guru Bimbingan dan Konseling untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada siswa agar mau berkonsultasi kepada diri guru Bimbingan dan Konseling membicarakan masalah yang dihadapinya. Berbagai cara dan daya tarik perlu dilakukan guru Bimbingan dan Konseling sehingga tumbuh kepercayaan siswa untuk berkonsultasi.

KONSEP TEORI Guru Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Guru Bimbingan dan Konseling adalah orang atau individu yang diberi tugas khusus sebagai pembimbing yang tugasnya berbeda dengan guru mata pelajaran maupun guru praktik, baik secara konsepsional maupun operasional. Pelayanan bimbingan adalah kegiatan-kegiatan yang terorganisir untuk mem-berikan bantuan secara sistematis kepada murid dalam membuat penyesuaian diri terhadap berbagai bentuk problem yang dihadapi, misalnya problem pendidikan, jabatan/karyawan, kesehatan, sosial dan perorangan. Dalam pelaksanaan maka bimbingan harus mengarahkan sebagai kegiatannya kepada pertolongan terhadap murid agar mengetahui tentang diri pribadinya sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.

Bimbingan yang diberikan kepada siswa merupakan bantuan dalam me-nentukan pilihan dan mengadakan penyesuaian diri dan dapat bertanggung-jawab atas dirinya sendiri yang disesuai-kan dengan prinsip demokrasi, bahwa

Page 4: Ali Daud Hasibuan

ITTIHAD, Vol. II, No.2, Juli – Desember 2018 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

Ali Daud Hasibuan |131

siswa memiliki hak dan kewajiban untuk menentukan jalan hidupnya sendiri, sepanjang pilihannya tidak mengganggu pilihan orang lain. Kemampuan untuk menentukan pilihan bukanlah suatu pem-bawaan, tetapi sebagai suatu kemampuan yang harus dikembangkan. Bimbingan bukanlah menetapkan pilihan bagi para individu (siswa) atau masyarakat, tetapi bimbingan hanyalah membantu individu dalam menetapkan pilihannya sendiri sedemikian rupa, sehingga dapat memaju-kan atau merangsang perkembangan kemampuan secara bertahap, untuk mengambil keputusan secara bebas tanpa bantuan dari orang lainnya. Pekerjaan seorang guru Bimbingan dan Konseling bukanlah pekerjaan yang mudah dan ringan, namun pekerjaan ini sangat kompleks dan memerlukan keseriusan dan keahlian tersendiri, sebab individu-individu yang dihadapi mempunyai latar belakang yang berbeda, baik dari segi pendidikan, lingkungan masyarakat.

Sebagai seorang guru Bimbingan dan Konseling haruslah seseorang yang benar-benar memiliki kemampuan dan kema-hiran untuk dapat berperan menurut situasi tertentu.pada suatu situasi seorang guru berperan sebagai seorang pendidik yang memberikan arahan dan petunjuk kepada muridnya, terkadang sebagai seorang ayah/ ibu yang memberi nasihat kepada putra-putrinya, terkadang sebagai seorang teman yang siap mendengarkan semua problem, cerita dan masalah pribadi rekannya dan terkadang sebagai seorang abang/kakak yang memberikan terapi kepada kliennya. “Seorang guru Bimbingan dan Konseling sebaiknya memiliki persyaratan tertentu, seperti: pendidikan formal, latihan-latihan khusus, pengalaman, sifat dan sikap, kepribadian serta memahami dasar-dasar kepemim-pinan.

Menurut Lahmudin persyaratan guru Bimbingan dan Konseling (guru Bimbingan dan Konseling sekolah) yang berkaitan dengan pendidikan secara

umum terbagi kepada tiga kelompok yaitu pendidikan formal, pengalaman dan ke-cocokan pribadi. 1. Pendidikan Formal, seorang guru Bim-

bingan dan Konseling serendah-renda-nya mempunyai ijazah sarjana muda (memiliki sertifikat mengajar).Bidang yang harus dikuasainya meliputi proses konseling, pemahaman individu, infor-masi dalam pendidikan, pekerjaan dan jabatan/karir. Selain itu perlu juga dikuasai bidang psikologi dan sosiologi.

2. Pengalaman, seorang guru Bimbingan dan Konseling yang profesional me-miliki pengalaman mengajar atau melaksanakan praktek konseling dalam dua tahun, ditambah satu tahun pengalaman kerja diluar bidang per-sekolahan dan selama tiga bulan hingga enam bulan praktek konseling yang diawasi oleh team pembimbing praktek secara intensif dan pengalaman-pengalaman yang ada kaitannya dengan kegiatan sosial, seperti kegiatan suka rela dalam masyarakat, bekerja sama dengan orang lain dan menunjukkan kemampuan memimpin dengan baik.

3. Kecocokan pribadi, seorang guru Bimbingan dan Konseling harus me-miliki kematangan dan kestabilan emosi yang dapat di teliti dari situasi kehidupan kepribadiannya, kesabaran, keramaha, keseimbangan bathin, tidak cepat menarik diri dari situasi yang rawan, tanggap terhadap kritik, me-miliki sifat humor (santun) dan sebagainya.

Persyaratan yang berkaitan dengan kepribadian. Seorang guru Bimbingan dan Konseling sebaiknya memiliki sifat-sifat kepribadian tertentu, diantaranya: 1. Memiliki pemahaman terhadap orang

lain secara objektif dan simpatik. 2. Memiliki kemampuan untuk bekerja

sama dengan orang lain secara baik dan lancar.

3. Memahami batas-batas kemampuan yang ada pada diri sendiri.

Page 5: Ali Daud Hasibuan

ITTIHAD, Vol. II, No.2, Juli – Desember 2018 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

132 | Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMA Swasta Melati Binjai

4. Memiliki minat yang mendalam mengenai murid-murid, dan ber-keinginan dengan sungguh-sungguh untuk memberikan bantuan kepada mereka.

5. Memiliki kedewasaan pribadi, spiritual mental dan kestabilan emosi

Adapun persyaratan yang ber-hubungan dengan sifat dan sikap yang seharusnya dimiliki oleh guru Bimbingan dan Konseling adalah sebagai berikut : 1. Sifat Asli, guru Bimbingan dan Kon-

seling seharusnya memperlihatkan sifat keasliannya dan menghindari sifat berpura-pura dalam konseling menyebabkan klien menutup diri untuk menciptakan klien membuka diri (me-nunjukkan sifat yang sebenarnya) Maka guru Bimbingan dan Konseling harus dapat memperhatikan sifat asli dan membuktikan kesungguhan membantu klien.

2. Penerimaan Terhadap Klien, guru Bimbingan dan Konseling hendaknya dapat menerima klien apa adanya guru Bimbingan dan Konseling juga harus mampu memberikan penghargaan kepada klien, Penghargaan dalam hal ini bukanlah dalam bentuk finansial, tetapi dari sikap dan cara guru Bim-bingan dan Konseling dalam menerima klien. Guru Bimbingan dan Konseling tidak boleh menuntut sysrat-syarat ter-tentu kepada klien, lebih-lebih lagi yang bersifat finansial sebelum proses kon-seling di jalankan, sebab dengan cara seperti itu akan dapat merubah pan-dangan dan keyakinan konseling kepada guru Bimbingan dan Konseling, bahkan cara seperti ini sangat ber-tentangan dengan kode etik bimbingan. Oleh karna itu, terimalah klien apa adanya dan bukan hanya menerima klien apa seharusnya.

3. Penuh Pengertian (memahami keadaan klien), Setiap guru Bimbingan dan Konseling harus dapat menunjukan sikap penuh pengertian terhadap klien-nya. Guru Bimbingan dan Konseling

harus dapat di mengerti tentang apa yang di ungkapkan klien, baik melalui kata-kata (verbal) maupun isyarat dan gerakan (non verbal) pada hal-hal seperti inilah kecekatan dan kemahiran teruji, artinya mampukah guru Bim-bingan dan Konseling mendeteksi melalui gejala-gejala yang ada terhadap masalah yang di hadapi oleh kliennya atau tidak. Biasnya bagi guru Bimbingan dan Konseling yang profesi-onal, informasi yang sedikit dari klien, roman muka ditambah dengan isyarat dan gerakan klien, sangat memudahkan guru Bimbingan dan Konseling mem-prediksi masalah klien. Tetapi perlu juga diingat bahwa tugas guru Bim-bingan dan Konseling bukan sekedar untuk memprediksi tanpa arah yang jelas, namun sebagai informasi awal dapat dijadikan sebagai masalah yang berarti. Untuk itulah sebelum guru Bimbingan dan Konseling memberikan terapi dan follow up kepada klien, guru Bimbingan dan Konseling harus minta informasi dari orang lain seperti dari orang tua klien, saudara klien maupun teman dekat klien.

4. Sifat jujur dan bersungguh-sungguh, setiap guru Bimbingan dan Konseling semestinya mempunyai sifat jujur dan penuh kesungguhan, sebab kejujuran dan kesungguhan akan menumbuhkan saling pengertian dan penghargaan. Sifat-sifat kejujuran yang diperhatikan guru Bimbingan dan Konseling kepada klien akan memotivasi klien menemu-kan jati dirinya dengan kaca mata yang lebih realistis.

5. Kemampuan berkomunikasi, keteram-pilan berkomunikasi sangat menentu-kan berhasil atau gagalnya proses kon-seling. Oleh karena itu, guru Bimbingan dan Konseling harus mampu me-motivasi klien agar mereka dapat mengekspresikan diri dengan cara yang hangat dan sungguh-sungguh. Dalam proses konseling tidak terdapat resep yang pasti untuk memiliki kemampuan

Page 6: Ali Daud Hasibuan

ITTIHAD, Vol. II, No.2, Juli – Desember 2018 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

Ali Daud Hasibuan |133

teknik-teknik memperlancar komuni-kasi. Dalam berkomunikasi juga se-orang guru Bimbingan dan Konseling dianjurkan untuk menghidupkan komu-nikasi dua arah, artinya guru Bim-bingan dan Konseling pada saat-saat tertentu sebaiknya memberikan waktu atau peluang pada klien untuk bercerita atau menyampaikan apa yang sedang di hadapinya. Dengan informasi yang di-berikan klien tersebut, akan semakin memudahkan guru Bimbingan dan Konseling dalam memberikan solusi dan terapi kepada klien.

6. Kemampuan berempati, empati Pada dasarnya adalah mengerti dan dapat merasakan perasaan orang lain. Empati tidak sama dengan simpati, simpati hanya sebatas rasa kagum, salut, gembira, atau sedih, sementara empati adalah merasakan masalah yang di hadapi oleh orang lain sebagai masalah pribadinya, jika seseorang merasa bahwa masalah itu berkaitan dengan dirinya, maka mau tidak mau dia akan berusaha sekuat tenaga untuk keluar dari masalah yang di hadapinya itu.

7. Membina keakraban, hubungan yang harmonis dan serasi antara guru Bimbingan dan Konseling dengan klien perlu di wujudkan, guru Bimbingan dan Konseling di tuntut untuk membina keakraban, keakraban akan tumbuh apabila guru Bimbingan dan Konseling benar-benar menaruh perhatian dan menerima klien apa adanya. Perhatian dan penerimaan yang murni sebenar-nya tak bisa di paksakan, direncanakan ataupun di buat-buat, karna sikap ini lahir dari hati yang paling dalam dan merupakan bagian dari kepribadian-nya.

8. Sikap Terbuka, demi kesuksesan dan keberhasilan proses konseling, klien harus terbuka dan menceritakan masalah yang sebenarnya terhadap guru Bimbingan dan Konseling apa yang sedang di hadapinya. Tanpa ini, solusi yang di berikan oleh guru

Bimbingan dan Konseling kepada klien tidak pernah akan berhasil mengubah keadaan klien. Untuk mewujudkan sikap terbuka pada klien, seorang guru Bimbingan dan Konseling haruslah membuka diri dan menunjukkan kese-riusan kepada klien selama berlang-sungnya proses konseling yang terlihat di wajah guru Bimbingan dan Konseling bahwa ia benar-benar memberi per-hatian kepada klien.

Tugas Guru Bimbingan dan Konseling

Tugas guru Bimbingan dan Kon-seling di sekolah sebagaimana dikemuka-kan oleh Prayitno sbagai berikut: 1. Menyusun program bimbingan,

menyusun program bimbingan adalah rencana pelayanan bimbingan dan konseling yang meliputi bidang bim-bingan pribadi, sosial maupun karier dan semua kegiatan pelayanan yang dapat mendukung terhadap penyu-sunan program bimbingan.

2. Melaksanakan program bimbingan, me-laksanakan program bimbingan adalah melaksanakan fungsi pemahaman, pencegahan, pengentasan, pemelihara-an dan pengembangan dalam setiap bidang layanan dan termasuk beberapa kegiatan lain yang dianggap men-dukung dalam pelaksanaan bimbingan konseling.

3. Evalausi program bimbingan layanan, kegiatan evaluasi bimbingan layanan adalah melakukan upaya untuk menen-tukan tingkat keberhasilan pelayanan bimbingan yang dilakukan sekaligus untuk melakukan upaya langkah-lang-kah perbaikan untuk keberhasilan pelaksanaan program bimbingan.

4. Analisis hasil evaluasi, analisis hasil evaluasi adalah kegiatan menganalisis dampak atau keunggulan yang diper-oleh setelah pelaksanaan program bim-bingan dan untuk menentukan langkah kedepan terhadap proses pelaksanaan atau pemberian bimbingan.

Page 7: Ali Daud Hasibuan

ITTIHAD, Vol. II, No.2, Juli – Desember 2018 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

134 | Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMA Swasta Melati Binjai

5. Hasil tindak lanjut, hasil tindak lanjut adalah kegiatan untuk menindaklanjuti kegiatan atau pelaksanaan bimbingan layanan dan menentukan langkah-langkah selanjutnya termasuk adanya upaya membentuk kerjasama dengan beberapa pihak lain guna lebih mem-perbaiki pelaksanaan bimbingan layanan secara tepat dan baik.

METODOLOGI PENELITIAN

Pendekatan penelitian yang dipilih adalah pendekatan kualitatif. Adapun alasannya adalah karena peneliti ingin menggali secara maksimal dan mendalam data-data tentang Peran Konselor Sekolah dalam Meningkatkan Kecerdasan Emosi Siswa melalui observasi langsung dan wawancara Hal ini sebagaimana ditegas-kan oleh Strauss dan Corbin dalam Salim bahwa penelitian kualitatif adalah suatu jenis penelitian tentang kehidupan sese-orang, cerita, perilaku, dan juga tentang fungsi organisasi, gerakan sosial atau hubungan timbal balik, termasuk dalam hal ini adalah kehidupan seseorang tentang bagaiman cara mengaplikasikan kecerdasan emosional siswa di sekolah nurul hakim tembung.

Di dalam penelitian kualitatif peneliti sekaligus berperan sebagai instrument penelitian. Berlangsungnya proses pengumpulan data, peneliti benar- benar diharapkan mampu berinteraksi dengan obyek (masyarakat) yang dijadikan sa-saran penelitian. Dengan arti kata, peneliti menggunakan pendekatan alamiah dan peka terhadap gejala- gejala yang dilihat, didengar, dirasakan serta difikirkan. Keberhasilan penelitian amat tergantung dari data lapangan, maka ketetapan, ketelitian, rincian, kelengkapan dan keluesan pencatatan informasi yang diamati di lapangan amat penting, artinya pencatatan data di lapangan yang tidak cermat akan merugikan peneliti sendiri dan akan menyulitkan dalam analisis untuk penarikan kesimpulan penelitian.

Bogdan dan Biklen dalam Salim, ciri-ciri penelitian kualitatif yaitu latar alamiah sebagai sumber data, peneliti adalah instrumen kunci, penelitian kualitatif lebih mementingkan proses daripada hasil, peneliti dengan pendekatan kualitatif cen-derung menganalisis data secara induktif, dan makna yang dimiliki perilaku yang mendasari tindakan-tindakan mereka merupakan aspek esensial dalam pene-litian kualitatif.

Penggunaan metode penelitian kuali-tatif memungkinkan seseorang untuk mengetahui kepribadian orang dan me-lihat mereka sebagaimana mereka me-mahami dunianya, seperti kecerdasan emosi siswa.

Subjek yang dijadikan informan dalam penelitian ini adalah SMA Swasta Melati Binjai. Alasan peneliti memilih siswa tersebut adalah karena peneliti menganggap bahwa siswa tersebut layak dijadikan subjek penelitian ini setelah pihak guru-guru sekolah yang menyatakan bahwa siswa tersebut membutuhkan Peran konselor sekolah dalam meningkat-kan kecerdasan emosi siswa. Instrumen pengumpulan data penelitian yang dilaku-kan oleh peneliti adalah dengan observasi dan wawancara.

Setelah data yang diperlukan ter-kumpul dengan menggunakan teknik pengumpulan data atau instrumen yang ditetapkan, maka kegiatan selanjutnya adalah melakukan analisis data.

Bogdan dan Biklen dalam Salim menjelaskan bahwa analisis data adalah proses mencari dan mengatur secara sistematis transkip wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain yang telah dikumpulkan untuk menambah pema-haman sendiri mengenai bahan-bahan tersebut sehingga memungkinkan temuan tersebut dilaporkan kepada pihak lain. Sedangkan Moleong berpendapat bahwa analisis data adalah proses meng-organisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan

Page 8: Ali Daud Hasibuan

ITTIHAD, Vol. II, No.2, Juli – Desember 2018 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

Ali Daud Hasibuan |135

dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.

Adapun analisis data yang digunakan adalah analisis data deskriptif-kualitatif. Analisis deskriptif-kualitatif merupakan suatu teknik yang menggambarkan dan menginterpretasikan arti data-data yang telah terkumpul dengan memberikan perhatian dan merekam sebanyak mung-kin aspek situasi yang diteliti pada saat itu, sehingga memperoleh gambaran secara umum dan menyeluruh tentang keadaan sebenarnya. Menurut M. Nazir bahwa tujuan deskriptif ini adalah untuk mem-buat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki, seperti Peran Konselor Sekolah dalam Meningkatkan Kecerdasan Emosi Siswa di Yayasan Perguruan Karya Bkati.

Dalam penelitian kualitatif faktor keabsahan data juga sangat diperhatikan karena suatu hasil penelitian tidak ada artinya jika tidak mendapat pengakuan. Untuk memperoleh pengakuan terhadap hasil penelitian ini terletak pada keab-sahan data penelitian yang telah dikum-pulkan. HASIL PENELITIAN 1. Pelaksanaan Layanan Bimbingan

dan Konseling di SMA Swasta Melati Binjai

Untuk mengetahui pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling kepada siswa di SMA Swasta Melati Binjai, maka peneliti melakukan wawancara dengan dengan guru BK. Wawancara dilaksanakan pada Tanggal 18 September 2018 pukul 10:00 WIB di kantor layanan bimbingan dan konseling SMA Swasta Melati Binjai. Adapun hasil wawancara dapat dikemuka-kan sebagai berikut:

Berdasarkan wawancara dengan Salah seorang guru BK SMA Swasta Melati Binjai:

a. Menurut Ibu bagaimana pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di SMA Swasta Melati Binjai? Menurut saya pelaksanaan layanan bim-bingan dan konseling sesuai pedoman dan program layanan bimbingan dan konseling yang berlaku, khususnya untuk tingkat SMA. Pelaksanaan prog-ram layanan bimbingan dan konseling ini disesuikan pada kebutuhan sekolah, khususnya pada kebutuhan siswa guna mendukung dalam mencapai keber-hasilan pelaksanaan aktivitas belajar mengajar di SMA Swasta Melati Binjai. Karena itu program layanan bimbingan dan konseling diarahkan untuk mem-bantu sepenuhnya keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar di sekolah guna keberhasilan belajarnya.

Berdasarkan penjelasan yang di-kemukakan oleh Guru BK di atas dapat bahwa pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling sesuai dengan ketentuan yang berlaku ditingkat pendidikan SMA. Dengan demikian dapat dipahami bahwa penyusunan program maupun dalam me-realisasikan program bimbingan konseling harus sesuai dengan ketentua atau pedoman pelaksanaan yang sudah di-tentukan. Upaya untuk melaksanakan program layanan bimbingan dan kon-seling ini tentu juga didasari oleh tuntutan atau kebutuhan yaitu untuk membantu kelancaran pelaksanaan aktivitas pem-belajaran.

Berdasarkan wawancara dengan Salah seorang guru BK SMA Swasta Melati Binjai: b. Menurut Ibu Faktor Apa yang

Menyebabkan Pentingnya Pelaksana-an Layanan Bimbingan Dan Kon-seling Diberikan Kepada Siswa Di Sekolah? Menurut saya bahwa siswa yang mengikuti aktivitas belajar di khususnya di SMA Swasta Melati Binjai berasal dari latar belakang kehidupan keluarga yang berbeda-beda. Latar belakang ini tentu akan memberi dampak pada beragam-

Page 9: Ali Daud Hasibuan

ITTIHAD, Vol. II, No.2, Juli – Desember 2018 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

136 | Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMA Swasta Melati Binjai

nya tingkah laku siswa di sekolah ini. Ada diantara siswa yang mampu, me-miliki kemampuan belajar yang baik, dan ada pula siswa yang kurang mampu melakuan belajar dengan baik, sehingga faktor ini sering menimbulkan masalah dalam belajar. Karena itu layanan bimbingan dan konseling yang diberikan tentu harus membantu siswa dalam mengatasi kesulitan yang mereka alami.

Berdasarkan penjelasan yang di-kemukakan di atas dapat dipahami bahwa alasan kuat untuk melaksanakan program layanan bimbingan dan konseling di SMA Swasta Melati Binjai adalah karena faktor siswa yang berbeda-beda. Faktor ini me-nimbulkan adanya diantara siswa meng-alami ketidakmampuan belajar. Untuk membantu siswa ini tentu langkah penting yang dilakukan sekolah adalah membantu siswa dengan memberikan layanan bim-bingan dan konseling.

Layanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada siswa memiliki tujuan untuk membantu dalam mengatasi masalah yang terjadi pada siswa terutama masalah yang berkaitan dengan aktivitas belajar yang dilakukan siswa di sekolah. Layanan bimbingan dan konseling dapat mengarahkan siswa untuk lebih mampu dan percaya diri dalam mengatasi masalah belajarnya sehingga tetapi memiliki moti-vasi dalam melakukan aktivitas belajar-nya.

Berdasarkan wawancara dengan Salah seorang guru BK SMA Swasta Melati Binjai: c. Menurut Ibu usaha apa yang dilaku-

kan untuk keberhasilan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada siswa? Menurut saya untuk dapat dilaksana-kannya layanan bimbingan dan kon-seling di SMA Swasta Melati Binjai, maka perlu adanya perhatian, pengawasan dan upaya menempatkan guru BK sesuai dengan keahliannya. Terutama guru BK yang memang berlatar belakang layanan bimbingan dan konseling.

Disamping adanya guru BK, perlunya memenuhi sarana dan fasilitas yang mendukung terhadap kelancaran guru BK dalam memberikan layanan bim-bingan dan konseling kepada siswa SMA Swasta Melati Binjai.

Berdasarkan penjelasan yang di-kemukakan oleh Guru BK di atas dapat dipahami bahwa keberhasilan pelaksana-an layanan bimbingan dan konseling harus ada faktor-faktor pendukung diantaranya adalah guru BK yang benar-benar me-miliki latar belakang pendidikan layanan bimbingan dan konseling. Latar belakang pendidikan konseling ini tentu lebih banyak memiliki kemampuan terhadap pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling kepada siswa. Sehingga layanan bimbingan dan konseling yang diberikan.

Faktor penting juga adalah upaya untuk memenuhi atau melengkapi sarana dan fasilitas pendukung pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling juga diupayakan untuk dipenuhi oleh pihak sekolah yaitu SMA Swasta Melati Binjai. Sarana dan fasilitas ini tentunya adalah sebagai alat bantu dan pendukung bagi kelancaran guru BK dalam melaksanakan tugasnya dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada siswa di SMA Swasta Melati Binjai.

Berdasarkan wawancara dengan Salah seorang guru BK SMA Swasta Melati Binjai: d. Menurut Ibu apa saja sarana dan

failitas layanan bimbingan dan kon-seling yang ada di SMA Swasta Melati Binjai? Menurut saya sarana dan fasilitas yang dipenuhi adalah sarana dan fasilitas yang berkaitan langsung dengan proses pemberian layanan bimbingan dan konseling di SMA Swasta Melati Binjai. Sarana dan fasilitas ini sifatnya adalah membantu guru BK untuk memudahkan kerja-kerja layanan bimbingan dan kon-seling. Adapun sarana dan fasilias yang sudah dipenuhi yaitu ruangan khusus layanan bimbingan dan konseling, Meja

Page 10: Ali Daud Hasibuan

ITTIHAD, Vol. II, No.2, Juli – Desember 2018 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

Ali Daud Hasibuan |137

piket, Lemari, buku proses masalah, buku hasil proses masalah, dan sebagai-nya yang dibutuhkan dalam pelaksana-an layanan bimbingan dan konseling di sekolah.

Berdasarkan penjelasan yang di-kemukakan oleh Guru BK di atas dapat dipahami bahwa upaya memenuhi atau melengkapi sarana dan fasilitas layanan bimbingan dan konseling di SMA Swasta Melati Binjai adalah untuk membantu guru BK agar lebih lancar dalam melak-sanakan tugas pembimbingan kepada siswa di SMA Swasta Melati Binjai. Sebab jika sarana dan fasilitas ini tidak dipenuhi memungkinkan guru BK kurang maksimal menjalankan tugas layanan bimbingan dan konseling.

Penjelasan di atas juga dapat di-ketahui bentuk sarana dan fasilitas yang sudah dilengkapi yaitu adanya ruangan khusus bimbingan, meja piket, lemari, buku proses dan buku hasil proses masalah dan sebagainya. Keseluruhan sarana dan fasilitas ini adalah diperuntuk-kan agar pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dapat terlaksana lancar dan guru pembiming aka lebih terbantu untuk melaksanakan tugasnya memberikan layanan bimbingan dan konseling.

Penjelasan yang dikemukakan oleh Guru BK tentang sarana dan fasilitas layanan bimbingan dan konseling di SMA Swasta Melati Binjai, maka selanjutnya penelitia melakukan observasi langsung terhadap sarana dan fasilitas tersebut dengan terlebih dahulu berkoordinasi dengan guru BK yang lain dari hasil observasi diperoleh beberapa temuan terhadap sarana dan fasilitas bimbingan konseling tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Kantor Bimbingan dan Konseling:

Kantor bimbingan dan konseling ini adalah tempat khusus pelaksanaan atau penyelenggaraan aktivitas layanan bimbingan dan konseling. Ruangan layanan bimbingan dan konseling ini ditata dan dilengkapi dengan berbagai

fasilitas pendukung adanya meja, kursi, lemari, serta dokumen-dokumen yang berisikan tentang program layanan bimbingan dan konseling SMA Swasta Melati Binjai.

2. Meja piket Konselor: Meja piket konselor adalah meja yang secara khusus diperuntukkan di lokasi kantor bimbingan konseling SMA Swasta Melati Binjai. Meja ini diperuntukkan sebagai salah satu media atau tempat untuk menerima informasi berbagai masalah yang dialami siswa. Pada umumnya jika siswa SMA Swasta Melati Binjai datang ke meja piket ini atas dasar kemauan sendiri maupun karena dipanggil oleh guru BK. Melalui meja piket ini biasanya awal proses penanganan masalah yang dialami siswa, sebab disini akan dilakukan pendataan indentitas diri siswa untuk selanjutnya akan ditindak lanjuti dalam mengentaskan masalahnya.

3. Kursi Peserta Bimbingan: Dalam ruangan bimbingan dan konseling terdapat beberapa kursi yang tempat-kan pada ruangan bimbingan konseling SMA Swasta Melati Binjai. Jumlah kursi yang ada diruangan ini cukup banyak, hal ini didasarkan pada kebutuhan dalam memberikan jenis layanan bim-bingan konseling. Terutama jumlah kursi ini dibutruhkan lebih banyak ketika melakukan konseling kelompok kepada siswa SMA Swasta Melati Binjai yang memiliki masalah, yang meng-haruskan untuk diberikan layanan bimbingan dan konseling secara ber-sama- sama dalam berkelompok.

4. Lemari Dokumen: Lemari dokumen di ruangan bimbingan konseling ini yaitu lemari yang berisikan file-file tentang data-data siswa yang pernah meng-alami masalah/bermasalah, jenis-jenis masalah dan jenis-jenis layanan bim-bingan konseling yang diberikan kepada siswa. Lemari ini juga berisikan berbagai barang bukti bentuk perlaku-an pelanggaran yang dilakukan oleh

Page 11: Ali Daud Hasibuan

ITTIHAD, Vol. II, No.2, Juli – Desember 2018 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

138 | Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMA Swasta Melati Binjai

siswa SMA Swasta Melati Binjai. Bebe-rapa masalah yang pernah ditangani oleh pihak guru bimbingan konseling disimpan sebagai bahan inventaris bukti penanganan beberapa kasus siswa yang dialami siswa.

5. Buku Data: Buku data yaitu berisikan tentang data peserta layanan bim-bingan dan konseling di SMA Swasta Melati Binjai, atau buku untuk mendata siswa. Buku data siswa ini diperuntuk-kan terutama bagi siswa SMA Swasta Melati Binjai yang mengalami masalah berkaitan dengan beberapa pelang-garan yang mereka lakukan di sekolah SMA Swasta Melati Binjai. Adapun beberapa bentuk pelanggaran yang dilakukan siswa adalah : a) Siswa yang sering terlambat masuk

kesekolah. b) Tidak masuk sekolah tanpa alasan

yang jelas. c) Terlibat pencurian. d) Terlibat perkelahian. e) Terlibat pemakaian obat-obat ter-

larang. f) Terlibat pertengkaran/melawan

guru. 6. Buku Proses Masalah: Buku proses

masalah yang ada dalam ruangan bimbingan konseling ini adalah bentuk buku-buku yang dibagi dan disesuaikan dengan beberapa jumlah kelas di sekolah SMA Swasta Melati Binjai. Buku proses masalah bertujuan untuk mem-bantu dan memudahkan petugas bim-bingan konseling mendata atau melihat data siswa yang pernah mengalami masalah di SMA Swasta Melati Binjai.

7. Buku Hasil Proses Masalah: Buku ini merupakan kelanjutan dari buku proses masalah, hanya saja buku ini memuat rangkuman keseluruhan data per-masalahan yang ada berkaitan dengan masalah yang ada pada siswa di SMA Swasta Melati Binjai. Pada buku ini lebih jelas dikemukakan tentang kapan waktu proses penyelesaiannya dan hasil

atau perkembangan setelah dilakukan bimbingan konseling.

e. Menurut Ibu bagaimana penyusunan jadwal pelaksanaan layanan bim-bingan dan konseling di SMA Swasta Melati Binjai? Menurut saya pelaksanaan layanan bim-bingan dan konseling di SMA Swasta Melati Binjai telah disusun dan dijadwal-kan sesuai dengan kebutuhan sekolah dan kebutuhan siswa khususnya. Maka pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di SMA Swasta Melati Binjai disusun berdasarkan program tahunan layanan bimbingan dan konseling. Dalam program tahunan layanan bim-bingan dan konseling ini di susun bentuk kegiatan, dan materi bidang layanan.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di SMA Swasta Melati Binjai adalah disesuaikan dengan kebutuhan sekolah dan terlebih lagi adalah atas dasar kebutuhan siswa guna mendukung terhadap keberhasilan siswa melakukan aktivitas belajar. Untuk itu layanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan di SMA Swasta Melati Binjai harus disusun secara terencana.

Penjelasan di atas juga dapat di-ketahui bahwa pelaksanaan layanan bim-bingan dan konseling di SMA Swasta Melati Binjai disesuikan dengan program tahunan layanan bimbingan dan konseling yang telah disusun sbelumnya. Dimana dalam program layanan bimbingan dan konseling yang disusun terdiri dari jenis kegiatan layanan bimbingan dan konseling dan materi bidang pengembangan yang sasarannya adalah kepada siswa di SMA Swasta Melati Binjai. Dengan demikian program layanan bimbingan dan kon-seling yang diberikan kepada siswa benar-benar terjadwal dan dilaksanakan dengan baik.

Page 12: Ali Daud Hasibuan

ITTIHAD, Vol. II, No.2, Juli – Desember 2018 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

Ali Daud Hasibuan |139

f. Menurut Ibu bagaimana kinerja guru BK dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di SMA Swasta Melati Binjai? Menurut saya guru BK yang bertugas di SMA Swasta Melati Binjai adalah guru yang memiliki latar belakang layanan bimbingan dan konseling. Jadi dalam melaksanakan tugas pembimbingan kepada siswa tentu benar-benar sesuai dengan ketentuan rogram layanan bimbingan dan konseling. Oleh karena itu maka guru pembining sudah me-lakukan koordinasi dan pembagian tugas-tugas pembimbingan sesuai dengan pengalaman kerja dan jumah personil guru layanan bimbingan dan konseling di SMA Swasta Melati Binjai.

Berdasarkan penjelasan yang di-kemukakan di atas dapat dipahami bahwa pelaksanaan kerja guru BK di SMA Swasta Melati Binjai sudah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam pelaksanaan program layanan bimbingan dan kon-seling. Untuk memaksimalkan pelaksana-an layanan bimbingan dan konseling ini maka sudah dilaukan koordinasi antara guru BK dengan guru bimbingan dan kon-seling SMA Swasta Melati Binjai. Disamping itu juga telah dilakukannya pembagian tugas-tugas guru BK sesuai dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman kerjanya.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa kemampun guru BK dalam melak-sanakan tugas kerja layanan bimbingan dan konseling sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dan program yang di-susun dalam program tahunan layanan bimbingan dan konseling di SMA Swasta Melati Binjai. g. Menurut Ibu bagaimana kemam-

puan guru BK melaksanakan layanan bimbingan dan konseling di SMA Swasta Melati Binjai? Menurut saya guru BK berusaha untuk melakukan tugas layanan bimbingan dan konseling degan baik terutama memberikan bimbinga dan konseling

kepada siswa. Untuk mengoptimalkan kerja maka dilakukan pembagian tugas kepada masing-masing guru BK. Dalam hal ini masing-masing guru BK melaku-kan tugasnya berdasarkan kelas yang telah ditentukan, sehingga guru BK lebih fokus dalam menghadapi siswa dan membantu siswa dalam menyelesaikan masalah.

Berdasarkan penjelasan yang dike-mukakan di atas dapat dipahami bahwa untuk menjalankan tugas atau kinerja agar terlaksana secara baik, maka guru BK melakukan pembagian tugas. Pembagian tugas ini adalah memperjelas tanggung jawab guru BK terhadap siswa yang men-jadi asuhannya. Dalam hal ini guru BK di SMA Swasta Melati Binjai dibagi tugasnya yaitu untuk satu tingkatan kelas diasuh oleh guru BK.

Pelaksanaan bimbingan dan kon-seling melalui pembagian tugas guru BK berdasarkan tingkatan kelas ini sesuai pengalaman kerjanya sehingga guru BK diharapkan benar-benar mampu men-jalankan tugasnya terutama dalam mem-bantu siswa mengatasi masalah-masalah belajar yang merka hadapi. Pembagian tugas ini adalah bukti mengoptimalkan kinerja guru dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling kepada siswa. h. Menurut Ibu bagaimana upaya

mengoptimalkan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di SMA Swasta Melati Binjai? Menurut saya untuk mengoptimalkan kerja atau pelaksanaan tugas layanan bimbingan dan konseling, maka guru BKan harus berpedoman pada program tahunan layanan bimbingan dan kon-seling yang sudah dijadwalkan. Maka dari program tahunan ini dilakukan uraian realisasi program dengan menempuh langkah – langkah kegiatan kerja: (1) Persiapan kegiatan layanan di

sekolah. (2) Pelaksanaan berbagai kegiatan

layanan.

Page 13: Ali Daud Hasibuan

ITTIHAD, Vol. II, No.2, Juli – Desember 2018 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

140 | Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMA Swasta Melati Binjai

(3) Kegiatan pendukung. (4) Kerjasama dalam pelaksanaan. (5) Melakukan evaluasi kegiatan.

Berdasarkan penjelasan yang dike-mukakan di atas dapat dipahami bahwa upaya guru BK sebagai wujud kinerjanya dalam melaksanakan program layanan bimbingan dan konseling yang sudah di-jadwalkan dalam program tahunan layanan bimbingan dan konseling adalah dengan melakukan langkah-langkah kegiatan persiapan, pelaksanaan layanan, kegiatan pendukung, kerjasama dengan instansi terkait dan langkah terakhir dari kegiatan ini adalah melakukan evaluasi terhadap kerja yang sudah dilakukan.

Upaya untuk mengoptimalkan kinerja guru BK dalam merealisasikan program tahunan harus dengan menyusun langkah-langkah sebagaimana dikemuka-kan di atas. Langkah-langkah kegiatan ini tentunya agar program kegiatan yang disusun benar-benar dapat dilaksanakan dan memenuhi sasaran yang diharapkan.

Berdasarkan penjelasan yang dike-mukakan di atas dapat dipahami bahwa kerja yang harus dilakukan oleh guru BK pada tahapan persiapan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di SMA Swasta Melati Binjai adalah dengan me-lakukan penyusunan program, konsultasi program, mempersiapkan sarana dan fasilitas yang mendukung untuk kelan-caran pelaksanaan program layanan bim-bingan dan konseling yang diberikan kepada siswa. Dengan kata lain bahwa sebelum memberikan bimbingan, maka persiapan harus dilakukan oleh masing-masing guru BK.

Persiapan yang dilakuan oleh guru BK ini adalah sebagai wujud kerja yang betul-betul matang, betul-betul penuh persiapan agar program layanan bim-bingan dan konseling yang dilaksanakan tersebut memiliki perencanaan yang baik sehingga diharapkan kerja guru BK benar-benar baik sesuai dengan pedoman dan petunjuk program layanan bimbingan dan konseling yang ditetapkan.

Berbagai jenis layanan bimbingan dan konseling baik individu dan kelompok sudah dilaksanakan kepada siswa di SMA Swasta Melati Binjai, hal ini juga ditegas-kan oleh guru BK sebagaimana dikemuka-kan sebelumnya. Dalam hal ini bahwa guru BK sudah berupaya untuk mereali-sasikan program bimbingan yang ditetap-kan dan dijadwalkan dalam program tahunan layanan bimbingan dan konseling.

Berdasarkan wawancara tentang penjelasan kegiatan tahap menyusun aplikasi pendukung layanan bimbingan dan konseling dapat dikemukakan sebagai berikut: Menurut saya bahwa keberhasilan pelak-sanaan program layanan bimbingan dan bimbingan dan konseling maupun kelom-pok, maka tahap menyusun aplikasi pen-dukung adalah sangat penting. Aplikasi pendukung ini seperti adanya instrumen berupa tes maupun non tes menyangkut bakat dan kepribadian siswa. Selanjutnya menghimpun data dari hasil tes maupun non tes, melakukan kunjungan rumah, konfrensi kasus dan alih tangan kepada pihak yang lebih berwewenang menangani kasus pada diri siswa.

Berdasarkan penjelasan yang dike-mukakan di atas dapat dipahami bahwa pentingnya bagi guru BK untuk melakukan dan menyusun aplikasi pendukung dalam memperoleh data yang lebih baik ter-hadap kepribadian maupun bakat pada diri siswa, sehingga akan lebih me-mudahkan kinerja guru BK dalam mem-berikan bimbingan dan arahan kepada siswa dalam menyelesaikan masalah yang dialami oleh siswa.

Selain melakukan tes tersebut juga melakukan kunjungan rumah, konfrensi kasus dan alih tangan karena hal ini dilakukan agar lebih terarahnya kinerja guru BK dalam menangani setiap per-masalahan yang dihadapi oleh siswa. Sehingga penyelesaian masalah siswa benar-benar tuntas sesuai dengan ke-butuhan yang diinginkan oleh siswa itu

Page 14: Ali Daud Hasibuan

ITTIHAD, Vol. II, No.2, Juli – Desember 2018 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

Ali Daud Hasibuan |141

sendiri. Maka kinerja guru BK lebih profesional dalam menangani setiap kasus yang dibuktikan dengan ketuntasan masalah siswa.

Berdasarkan wawancara tentang penjelasan kegiatan tahap kegiatan pengembangan layanan bimbingan dan konseling dapat dikemukakan: Menurut saya kegiatan pengembangan yang dilakukan guru BK adalah sebagai upaya membuktikan kinerja guru BK yang mendukung dan menunjag program pem-belajaran di sekolah. Pengembangan ini meliputi pengembangan program bim-bingan dan konsleing sendiri, personil maupun sarana dan fasilitas yang dibutuh-kan dalam keberhasilan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di SMA Swasta Melati Binjai.

Berdasarkan penjelasan yang dike-mukakan di atas dapat dipahami bahwa dalam kerjanya guru BK senantiasa ber-upaya untuk melakukan perubahan-perubahan kearah pengembangan pelak-sanaan layanan bimbingan dan konseling di SMA Swasta Melati Binjai. Pengem-bangan ini meliputi pengembangan prog-ram layanan bimbingan dan konseling itu sendiri, pengembangan personil/guru BK dan melengkapi sarana dan fasilitas pen-dukung dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah.

Upaya kinerja guru BK dalam pengembangan program, personil maupun sarana adalah dalam upaya untuk memaksimalkan fungsi layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan, terutama dalam mendukung terhadap keberhasilan pelaksanaan program pembelajaran di sekolah serta meningkatkan kualitas pembelajaran di SMA Swasta Melati Binjai yang dibuktikan dengan peningkatan hasil belajar yang diperoleh siswa di SMA Swasta Melati Binjai.

Berdasarkan wawancara tentang penjelasan kegiatan tahap kegiatan kerja-sama dengan instansi terkait dapat di-kemukakan sebagai berikut:

Menurut saya bahwa keberhasilan pelak-sanaan program layanan bimbingan dan konseling membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, baik dari pihak sekolah sendiri maupun dari pihak luar yang masih memiliki keterkaitan terhadap pening-katan hasil pembelajaran di SMA Swasta Melati Binjai. Maka guru BK harus mening-katkan kinerjanya dengan melakukan dan membangun kerjasama dengan pihak terkait guna lebih mendukung kelancaran pelaksanaan layanan bimbingan dan kon-seling serta mendukung terhadap keber-hasilan penyelenggaraan pendidikan di SMA Swasta Melati Binjai.

Berdasarkan penjelasan yang dike-mukakan di atas dapat dipahami bahwa untuk meningkatkan mutu dan kualitas pelaksanaan layanan bimbingan dan kon-seling, maka guru BK lebih meningkatkan kinerjanya dengan membangun kerjasama antara penyelenggara bimbingan dan konseling dengan instansi terkait. Dalam hal ini kerjasama yang dilakukan adalah dengan instansi pemerintah, lembaga psikologi, perguruan tinggi, maupun lembaga-lembaga swasta yang masih memiliki kaitan.

Pelaksanaan kerjasama yang dilaku-kan adalah sebagai upaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan dari pelak-sanaan layanan bimbingan dan konseling di SMA Swasta Melati Binjai. Kerjsama ini sifatnya adalah untuk lebih mendukung serta menutupi berbagai kelemahan dan kekurangan-kekurangan yang dialami sekolah selama ini dalam upaya memak-simalkan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di SMA Swasta Melati Binjai.

Berdasarkan wawancara tentang penjelasan kegiatan tahap kegiatan evaluasi layanan bimbingan dan konseling dapat dikemukakan sebagai berikut: Menurut saya dilakukannya evaluasi kegiatan adalah untuk mengetahui per-kembangan, kemajuan dan keberhasilan yang telah dicapai serta perubahan-perubahan yang terjadi setelah dilakukan-nya layanan bimbingan dan konseling.

Page 15: Ali Daud Hasibuan

ITTIHAD, Vol. II, No.2, Juli – Desember 2018 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

142 | Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMA Swasta Melati Binjai

Evaluasi ini akan lebih membantu guru BK untuk mengetahui kelemahan dan program yang belum dilakukan atau dilaksanakan dengan baik sehingga memerlukan langkah untuk mengantisipasi agar layanan bim-bingan dan konseling dilaksanakan sebaik mungkin.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa tahapakhir kinerja yang dilakukan oleh guru BK dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di SMA Swasta Melati Binjai adalah dengan melakukan evaluasi ter-hadap kerja yang dilakukan. Evaluasi yang dilakukan sebagai bentuk usaha untuk mengetahui perkembangan, perubahan yang sudah dicapai setelah dilakukannya program layanan bimbingan dan kon-seling kepada siswa.

Evaluasi yang dilakukan kerja kinerja dalam melaksanakan layanan bim-bingan dan konseling juga untuk mengetahui beberapa kekurangan atau kelemahan-kelemahan yang terjadi ketika pelaksanaan layanan bimbingan dan kon-seling. Dengan ditemukannya kelemahan atau kekurangan ini tentu akan ebih memudahkan bagi guru pembiming untuk melakukan langkah-angkah kerja yang lebih baik agar pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling benar-benar sesuai dengan ketentuan dan mendukung dalam pelaksanaan pembelajaran di SMA Swasta Melati Binjai. PENUTUP

Setelah dilakukannya pengolahan dan analisa terhadap data penelitian, maka dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan bimbingan dan konseling

di SMA Swasta Melati Binjai sesuai

pedoman dan program bimbingan dan konseling yang berlaku, khususnya untuk tingkat SMA. Pelaksanaan prog-ram bimbingan dan konseling ini disesuikan pada kebutuhan sekolah, khususnya pada kebutuhan siswa guna mendukung dalam mencapai keber-hasilan pelaksanaan aktivitas belajar mengajar di SMA Swasta Melati Binjai. Karena itu program bimbingan dan konseling diarahkan untuk membantu sepenuhnya keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar di sekolah guna ter-jadinya peningkatan mutu dan kualitas hasil belajar siswa

2. Pelaksanaan bimbingan dan konseling disesuaikan dengan asas-asas pelak-sanaan bimbingan dan konseling yang selanjutnya disusun jenis kegiatan bim-bingan dan konseling seperti layanan Orientasi, layanan Informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan penguasaan konten, layanan konseling perorangan, layanan bimbingan kelom-pok, layanan konseling keompok, layanan konsultasi, layanan mediasi, aplikasi instrumen, dan konfrensi kasus Kunjungan rumah

Untuk mengoptimalkan kerja atau pelaksanaan tugas bimbingan dan kon-seling, maka guru Bimbingan dan Kon-selingan harus berpedoman pada program tahunan bimbingan dan konseling yang sudah dijadwalkan. Maka dari program tahunan ini dilakukan uraian realisasi program dengan menempuh langkah – langkah kegiatan kerja: Persiapan, pelak-sanaan layanan, kegiatan pendukung, kerjasama dengan instansi terkait, dan melakukan evaluasi.

Page 16: Ali Daud Hasibuan

ITTIHAD, Vol. II, No.2, Juli – Desember 2018 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

Ali Daud Hasibuan |143

DAFTAR BACAAN

Ahmadi, Abu, Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Rineka Cipta, 1991.

Astawa, Ida Bagus Made, Pengantar Ilmu Sosial. Depok: Rajawali Pers, 2017.

Barr, Robert., James L. Barth dan Samuel Shermis, Konsep Dasar Studi Sosial. Bandung: Sinar Baru, 1978.

Gunawan, Rudi, Pendidikan IPS: Filosofi, Konsep dan Aplikasi, Bandung: Alfabeta, 2013.

Sapriya, Pendidikan IPS. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2017.

Setiawan, Deny, Pendidikan IPS. Medan: Larispa, 2015.

Somantri, Numan, Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: Rosdakarya, 2001.

Supardan, Dadang, Pengantar Ilmu Sosial. Jakarta: Bumi Aksara, 2015.

Susanto, Ahmad, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014.

Tim Dosen Unimed, Tepadu. Medan: Unimed Press, 2017.

Wahidmurni, Metodologi Pembelajaran IPS: Pengembangan Standar Proses di Sekolah/Madrasah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2017.

Yani, Ahmad, Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Departemen Agama, 2009.