Alat Bahan Fitokimia Ekstraksi

5
IV. Alat dan Bahan 4.1 Alat Penapisan - Cawan uap - Corong - Kapas - Kertas Perkamen - Mortir - Penangas Air - Penjepit tabung - Pipet - Rak Tabung Reaksi - Stamper - Tabung Reaksi - Timbangan Analitik Sokhletasi - Heating mantle - Kertas Saring - Kondensor - Labu Alas Bundar - Mortir - Pipa F - Rotary Evaporators - Stamper - Tabung sokhletasi 4.2 Bahan

description

Fitokimia

Transcript of Alat Bahan Fitokimia Ekstraksi

IV. Alat dan Bahan4.1 Alat Penapisan Cawan uap Corong Kapas Kertas Perkamen Mortir Penangas Air Penjepit tabung Pipet Rak Tabung Reaksi Stamper Tabung Reaksi Timbangan Analitik Sokhletasi Heating mantle Kertas Saring Kondensor Labu Alas Bundar Mortir Pipa F Rotary Evaporators Stamper Tabung sokhletasi4.2 Bahan Penapisan Air Amilalkohol Amonia 10% Curcuma domesticae Eter FeCl3 1% H2SO4 pekat HCl 2N Kloroform Larutan Gelatin 1% Larutan KOH 5% Larutan vanilin 10% Pereaksi Dragendorff Pereaksi Lieberman-Burchard Pereaksi Mayer Serbuk Mg Sokhletasi Batu didih Curcuma domesticae Etanol 95% VaselinV. Prosedur5.1 PenapisanPenapisan fitokimia terhadap bahan simplisia dilakukan dengan berbagai prosedur uji. Untuk memeriksa kandungan alkaloid pada simplisia yang akan diuji dilakukan dengan cara sebanyak 1 gram serbuk simplisia dibasakan dengan menggunakan 10 mL amonia 10%, kemudian digerus dengan menggunakan mortar. Lalu, ditambahkan 5 mL kloroform dan digerus kembali. Setelah itu, lapisan kloroform dipipet sambil disaring menggunakan pipet yang disumbat dengan kapas, lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Ditambahkan pula kedalamnya HCl 2N, dikocok kuat hingga terbentuk 2 lapisan. Lapisan asam dipipet kemudian dibagi menjadi 3 bagian dimana Filtrat 1 ditambahkan pereaksi Mayer, Filtrat 2 ditambahkan pereaksi Dragendorff dan Filtrat 3 digunakan sebagai blanko, perubahan yang terjadi diamati dan dicatat. Pengujian kedua adalah pengujian simplisia terhadap kandungan senyawa polifenolat. Pengujian ini dilakukan dengan cara 50 mg serbuk simplisia dalam tabung reaksi dididihkan dalam 50 ml air selama 15 menit, kemudian didinginkan dan disaring (selanjutnya hasil ini disebut sebagai Filtrat A). Kedalam filtrat ditambahkan larutan pereaksi FeCl3 1% dan perubahan yang terjadi diamati dan dicatat. Pengujian terhadap tanin dilakukan dengan cara kedalam filtrat A ditambahkan larutan gelatin 1%. Perubahan yang terjadi diamati dan dicatat. Pengujian yang selanjutnya dilakukan adalah pengujian terhadap kandungan flavonoid. Pengujian ini dilakukan dengan cara 1 gram serbuk simplisia ditambahkan 50 mL air panas, dididihkan selama 5 menit, lalu disaring. Filtrat yang dihasilkan ditambahkan sedikit serbuk Mg dan 5 mL HCl 2N. Kemudian ditambahkan amilalkohol, lalu dikocok kuat-kuat dan dibiarkan hingga memisah. Perubahan yang terjadi diamati dan dicatat. Pengujian terhadap monoterpenoid dan seskuiterpenoid dilakukan dengan cara 1 gram simplisia digerus dengan 5 ml eter, kemudian dipipet sambil disaring menggunakan pipet yang disumbat dengan kapas (selanjutnya hasil perlakuan ini disebut dengan Filtrat B). Filtrat ditempatkan dalam cawan penguap, kemudian dibiarkan menguap hingga kering. Ke dalam residu diteteskan larutan vanilin 10% dalam H2SO4 pekat melalui pinggir cawan, terbentuknya warna-warna menunjukkan adanya mono dan sesquiterpenoid. Selanjutnya, dilakukan pengujian kandungan steroid dan triterpenoid dengan cara Filtrat B ditempatkan dalam cawan penguap, kemudian dibiarkan menguap hingga kering. Ke dalam residu diteteskan 2 hingga 3 tetes pereaksi Lieberman Burchard. Terbentuknya warna ungu menunjukkan adanya golongan triterpenoid, sedangkan terbentuknya warna biru hijau menunjukkan adanya golongan steroid. Pengujian kuinon dilakukan dengan cara kedalam Filtrat A ditambahkan larutan KOH 5%, jika terdapat senyawa kuinon di dalam simplisia tersebut, maka akan terbentuk warna kuning hingga merah pada larutan tersebut. Pengujian yang terakhir dilakukan adalah pengujian terhadap saponin. Pengujian ini dilakukan dengan cara sejumlah 10 ml Filtrat A dikocok vertikal dalam tabung reaksi selama 10 detik, kemudian ditambahkan asam klorida atau didiamkan selama 10 menit. Adanya busa yang persisten menunjukkan adanya kandungan saponin di dalam simplisia tersebut. Perubahan yang terjadi diamati dan dicatat.