Akuntansi Dasar 3
-
Upload
fristfangki -
Category
Documents
-
view
213 -
download
1
Transcript of Akuntansi Dasar 3
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 1/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
SSIISSTTEEMM A AK K UUNNTT A ANNSSII K K EEUU A ANNGG A ANN DD A AEER R A AHH
ODUL
PELATIHAN
LAPORANPERHITUNGAN
ANGGARAN
3
Badan Pengawasan Keuangan dan PembangunanDeputi Pengawasan Bidang Penyelenggaraan Keuangan Daerah
Jakarta, 11 Juni 2002
DILARANG MEMPERBANYAK/ MENGGANDAKAN SEBAGIAN ATAU SELURUH ISI BUKU INI
TANPA IZIN TERTULIS DARI BPKP
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 2/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) danTujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
2. Deskripsi Singkat3. Metodologi Pembelajaran4. Materi Modul5. Materi Pelatihan6. Sarana Pelatihan
BAB II LAPORAN PERHITUNGAN ANGGARAN
1. Pengertian2. Asumsi Dasar Yang Digunakan3. Dasar Hukum4. Siklus Keuangan Daerah5. Aspek-Aspek Penting Dalam Penyusunan Laporan
Perhitungan Anggaran6. Konversi dari MAKUDA ke SAKD
BAB III BENTUK DAN SUSUNAN LAPORAN PERHITUNGANANGGARAN
1. Pendapatan2. Belanja3. Bagi Hasil Pendapatan ke Kab/Kota4. Dana Cadangan5. Pembiayaan
BAB IV CARA PENYUSUNAN LAPORAN PERHITUNGANANGGARAN
BAB V PENJELASAN POS-POS :
POS-POS PENDAPATAN
1. Jenis dan Klasifikasi2. Sumber Data Yang Diperlukan3. Proses Pencatatan4. Penyajian dan Pengungkapan5. Contoh Soal
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 3/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
BAB VI POS-POS BELANJA
1. Jenis dan Klasifikasi2. Sumber Data Yang Diperlukan3. Proses Pencatatan4. Penyajian dan Pengungkapan5. Contoh Soal
BAB VII POS-POS BAGI HASIL
1. Jenis dan Klasifikasi2. Sumber Data dan Dokumen Terkait3. Pencatatan Transaksi dan Jurnal yang diperlukan
4. Penyajian dan Pengungkapan5. Contoh Soal
BAB VIII POS-POS DANA CADANGAN
1. Jenis dan Klasifikasi2. Sumber Data dan Dokumen Terkait3. Pencatatan Transaksi dan Jurnal yang diperlukan4. Penyajian dan Pengungkapan5. Contoh Soal
BAB IX POS-POS PEMBIAYAAN
1. Jenis dan Klasifikasi2. Sumber Data dan Dokumen Terkait3. Pencatatan Transaksi dan Jurnal yang diperlukan4. Penyajian dan Pengungkapan5. Contoh Soal
DAFTAR KEPUSTAKAAN
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 4/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
BAB I PENDAHULUAN
1. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM (TPU) DAN TUJUAN PEMBELAJARAN
KHUSUS (TPK).
1) TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM(TPU)
Setelah mengikuti pelajaran ini peserta dapat memahami dan
memperoleh pengetahuan mengenai Laporan Perhitungan Anggaran
serta ketrampilan dalam penyusunan Laporan Perhitungan Anggaran.
2) TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS (TPK)
Setelah mengikuti pelajaran ini peserta diharapkan memahami :
(1) Perkembangan sistem penganggaran pemerintah
(2) Bentuk dan susunan Laporan Perhitungan Anggaran
(3) Penyajian dan pengungkapan Laporan Perhitungan Anggaran
(4) Jenis dan klasifikasi pos-pos dalam Laporan Perhitungan
Anggaran
2. DESKRIPSI SINGKAT
Laporan Perhitungan Anggaran merupakan laporan yang menyajikan
perbandingan antara realisasi pendapatan, belanja dan pembiayaan dengan
APBD selama tahun anggaran tertentu untuk suatu pemerintah daerah.
Laporan ini memuat angka-angka anggaran dan realisasi dalam tahun
berjalan dan tahun sebelumnya dan % realisasi terhadap anggaran.
Laporan Perhitungan Anggaran ini merupakan salah satu jenis Laporan
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah yang harus disampaikan oleh
Kepala Daerah, sesuai dengan pasal 38 Peraturan Pemerintah No. 105 tahun
2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggung jawaban Keuangan Daerah.
Laporan Perhitungan Anggaran terdiri atas beberapa pos yaitu :
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 5/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
- Pos Pendapatan
- Pos Belanja
- Pos Bagi Hasil
- Pos Dana Cadangan
- Pos Pembiayaan
Penjelasan pos-pos tersebut duraikan dalam bab-bab berikutnya.
3. METODOLOGI PEMBELAJARAN
Metodologi pembelajaran dalam pelatihan ini dilakukan dengan cara
pemaparan teori oleh fasilitator dengan menggunakan media transparansi
yang diikuti dengan tanya jawab serta diskusi soal-soal latihan yang bertalian
dengan penyusunan laporan perhitungan anggaran.
Keberhasilan pembelajaran ini juga akan sangat tergantung partisipasi aktif
dari para peserta pelatihan didalam aktivitas diskusi.
4. MATERI MODUL
Materi modul penyusunan laporan perhitungan anggaran ini terdiri dari 9
bab serta latihan soal. Penjelasan masing-masing bab sebagai berikut :
BAB I : Bab ini menjelaskan mengenai tujuan pembelajaran umum,tujuan pembelajaran khusus, materi/sarana pelatihan dan
metodologi pembelajaran.
BAB II : Bab ini menjelaskan tentang pengertian dan kegunaan laporan
perhitungan anggaran
BAB III : BAB ini menjelaskan mengenai bentuk dan susunan laporan
perhitungan anggaran
BAB IV : BAB ini menjelaskan tentang cara-cara penyusunan laporan
perhitungan anggaran
BAB V sampai dengan BAB IX menjelaskan tentang jenis-jenis dan
klasifikasi, data-data yang dibutuhkan serta penyajian daripada pos-pos yang
terdapat pada laporan perhitungan anggaran yaitu pendapatan, belanja, bagi
hasil, dana cadangan serta pos pembiayaan
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 6/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
Pada bagian akhir modul ini akan diberikan contoh latihan soal yang terkait
dengan penyusunan laporan perhitungan anggaran
5. MATERI PELATIHAN
Materi pelatihan penyusunan laporan perhitungan anggaran ini meliputi
tahap-tahap sebagai berikut :
1) Penjelasan teoritis tentang pengertian laporan perhitungan anggaran
(45menit)
2) Format laporan perhitungan anggaran (45 menit)
3) Tata cara penyusunan laporan perhitungan anggaran (45 menit)
4) Penjelasan pos-pos laporan perhitungan anggaran (90menit)
5) Latihan dan diskusi mengenai penyusunan laporan perhitungan
anggaran (225 menit)
6. SARANA PELATIHAN
Untuk mendukung keberhasilan pelatihan ini, kepada peserta diharapkan
dapat membawa contoh APBD serta laporan perhitungan anggaran yang
ada.
Hal ini dapat membantu dalam menyusun laporan perhitungan anggaranyang berbasis kinerja. Selain itu slide juga sangat membantu dalam
memberikan materi-materi pelatihan.
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 7/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
BAB II LAPORAN PERHITUNGAN
ANGGARAN
1. PENGERTIAN
Laporan Perhitungan Anggaran merupakan laporan yang menyajikan
perbandingan antara realisasi pendapatan, belanja dan pembiayaan dengan
APBD untuk tahun anggaran berjalan dan tahun sebelumnya pada suatu
pemerintah daerah.
Berdasarkan PP No. 105 tahun 2000, struktur Laporan Perhitungan Anggaran
terdiri dari :
- Pendapatan
- Belanja
- Pembiayaan
Beberapa pengertian dari istilah-istilah yang berkaitan dengan Laporan
Perhitungan Anggaran, sesuai standar dan sistem akuntansi keuangan
daerah ini, yaitu :
Anggaran adalah pedoman bagi segala tindakan yang akan dilaksanakan
pemerintah meliputi rencana pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam
satuan rupiah yang disusun menurut klasifikasi anggaran secara sistematis
untuk satu periode akuntansi.
Di dalam sistem pengganggaran terdapat sistem anggaran yang disebut line
item budgeting yaitu sistem penganggaran yang berorientasi pada input yaitu
uang yang tersedia dalam anggaran.
Di samping itu juga dikenal sistem anggaran dual budgeting , yaitu sistem
penganggaran yang menggunakan 2 pola yaitu kegiatan rutin dan
pembangunan.
Terdapat 3 pendekatan penyusunan anggaran yaitu :
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 8/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
- Pendekatan Top Down yaitu Pendekatan yang dimulai dari tingkat
atas ke bawah. Dalam praktiknya berupa Program Pembangunan
Nasional/Daerah kemudian dijabarkan menjadi Repetada (Rencana
Pembangunan Daerah kedalam sector, sub sector, program
kegiatan/proyek
- Pendekatan Bottom Up diartikan sebagai usulan dari tingkat desa
ditingkatkan ke tingkat kecamatan selanjutnya ke tingkat
Kabupaten/kota/propinsi.
- Pendekatan campuran, yaitu gabungan antara top down dan
bottom up.
Pendapatan adalah semua penerimaan Kas Negara atau Kas Daerah yang
menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan yang tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.
Penerimaan adalah semua penerimaan Kas Umum Negara/Kas Daerah
yang dibukukan dalam tahun anggaran yang bersangkutan.
Belanja adalah semua pengeluaran Kas Negara atau Kas daerah yangmengurangi ekuitas dana lancar yang ditetapkan dalam dokumen otorisasi
kredit anggaran (allotment) dalam periode tahun anggaran bersangkutan
yang tidak perlu dibayar kembali kepada pemerintah.
Pengeluaran yaitu semua pengeluaran Kas Umum Negara/Kas Daerah
yang dibukukan dalam tahun anggaran yang bersangkutan.
Peraturan Pemerintah No. 105 tahun 2000 pasal 8 tentang Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban keuangan Daerah menegaskan bahwa APBD disusun
dengan pendekatan kinerja.
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 9/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
Pengertian kinerja diatas juga dijelaskan lebih jauh lagi di dalam pasal 20
PP ini, disini, APBD yang disusun dengan pendekatan kinerja dimaksudkan
memuat 3 hal, yaitu :
- Sasaran yang diharapkan menurut fungsi belanja
- Standar pelayanan yang diharapkan dan perkiraan biaya satuan
komponen kegiatan yang bersangkutan
- Bagian pendapatan APBD yang membiayai belanja administrasi
umum, belanja operasi dan pemeliharaan, dan belanja
modal/pambangunan.
2. ASUMSI DASAR YANG DIGUNAKAN
Beberapa asumsi dasar yang digunakan dalam sistem akuntansi keuangan
daerah, meliputi ;
1) Dasar kas
Pendapatan diakui pada saat dibukukan pada Kas Umum Negara/Kas
Daerah dan belanja diakui pada saat dikeluarkan dari Kas Umum
Negara/Kas Daerah
2) Azas Universalitas
Semua pengeluaran harus tercantum dalam anggaran3) Azas Bruto
Tidak ada kompensasi antara penerimaan dan pengeluaran
4) Dana Umum
Dana Umum adalah suatu entitas fiskal dan akuntansi yang
mempertanggungjawabkan keseluruhan penerimaan dan pengeluaran
negara/daerah, termasuk aset, hutang, dan ekuitas dana.
Dana Umum yang dimaksud disini adalah Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara/Daerah.
Dana yang digunakan untuk membiayai kegiatan tertentu
dipertanggungjawabkan sebagai dana khusus yang merupakan bagian tak
terpisahkan dari Dana Umum.
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 10/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
3. DASAR HUKUM
Dasar hukum penyusunan Laporan Perhitungan Anggaran ini adalah
Peraturan Pemerintah Nomor 105 tahun 2000 tentang Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah pasal 38 yang berbunyi “ Kepala
Daerah menyusun laporan pertanggungjawaban Keuangan Daerah, yang
terdiri atas :
a. Laporan Perhitungan APBD
b. Nota Perhitungan APBD
c. Laporan Aliran Kas
d. Neraca Daerah
Peraturan Pemerintah Nomor 105 tahun 2000 sendiri merupakan
penjabaran otonomi di bidang administrasi keuangan daerah dan merupakan
aturan pelaksanaan dari Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang
Pemerintah Daerah dan Undang-undang Nomor 25 tahun 1999 tentang
Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah.
Disamping itu, dalam penyusunan maupun pelaporan keuangan pemerintah
daerah harus menunjukkan ketaatan terhadap peraturan perundang-
undangan, antara lain :
1) Undang-undang Dasar Republik Indonesia khususnya yangmengatur mengenai keuangan negara.
2) Indische Comptabiliteitswet (ICW)/Undang-Undang
Perbendaharaan Indonesia (UUPI).
3) Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang
pemerintah daerah (Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang
Pemerintah Daerah).
4) Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang
perimbangan keuangan pusat dan daerah (Undang-undang Nomor
25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan
Daerah)
5) Keputusan Presiden (Keppres) tentang Pelaksanaan APBN
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 11/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
6) Peraturan perundang-undangan lainnya yang mengatur tentang
keuangan pusat dan daerah.
4. SIKLUS KEUANGAN DAERAH
Tahap Perencanaan
Siklus keuangan daerah dimulai dengan penyusunan anggaran.
Penyusunan anggaran dimulai dengan menganalisis Laporan
Pertanggungjawaban tahun lalu yang menghasilkan Rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD).
Tahap Pembahasan dan Pengesahan
RAPBD dibahas dengan DPRD dan setelah disetujui akan disahkan melalui
Perda APBD.
Tahap Pelaksanaan
Untuk Pendapatan
- Untuk pelaksanaan APBD, dibuat Alokasi Anggaran, Lembaran Kerja (LK)
dan Petunjuk Operasional (PO).
Penyusunan Alokasi Anggaran ini dilakukan oleh unit anggaran dengan
satuan kerja berdasarkan usulan Anggaran Pendapatan, LK dan PO yangdisampaikan oleh Satuan Kerja.
Usulan Anggaran Pendapatan, LK, dan PO selanjutnya disahkan oleh
Kepala Unit Anggaran.
- Satuan Kerja melakukan pemungutan pendapatan dan melakukan
penyetoran dana ke Kas Daerah dengan STS. STS tersebut akan menjadi
dokumen sumber pembukuan pendapatan .
Untuk Belanja
- Untuk pelaksanaan APBD, dibuat Otorisasi Kredit Anggaran (OKA),
Lembaran Kerja (LK) dan Petunjuk Operasional (PO).
Penyusunan OKA ini dilakukan oleh unit anggaran dengan satuan kerja
berdasarkan LK dan PO yang disampaikan oleh Satuan Kerja.
OKA, LK, dan PO selanjutnya disahkan oleh Kepala Unit Anggaran.
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 12/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
- Satuan Kerja melakukan realisasi pengeluaran dengan SPM. SPM
tersebut akan menjadi dokumen sumber pembukuan belanja.
- Unit pembukuan akan menerima dokumen sumber pendapatan dan
pengeluaran (APBD, OKA, STS, SPM) dan membukukannya secara
periodik.
Pada akhir tahun, Unit Pembukuan membuat Laporan
Pertanggungjawaban berupa Laporan Perhitungan APBD, Neraca dan
Laporan Arus Kas yang selanjutnya diserahkan ke Unit Perhitungan
Anggaran untuk dianalisis.
- Unit Perhitungan Anggaran menganalisis Laporan Pertanggungjawaban
dan melengkapi Laporan Pertanggungjawaban tersebut dengan Nota
Perhitungan Anggaran. Selanjutnya Laporan Pertanggungjawaban
(Laporan Perhitungan APBD, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Nota
Perhitungan Anggaran) disampaikan kepada Kepala Daerah
Tahap Pertanggungjawaban
Kepala Daerah menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban ke DPRD
sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.
4. ASPEK-ASPEK PENTING DALAM PENYUSUNAN LAPORANPERHITUNGAN ANGGARAN
Berikut ini dijelaskan beberapa aspek yang harus diperhatikan bila kita ingin
menyusun laporan perhitungan anggaran yang berbasis kinerja yaitu ;
1) Sistem pembukuannya menggunakan sistem double entry dimana
transaksi dicatat pada kedua sisi yang langsung berpengaruh, yaitu sisi
debet dan kredit.
Sebelumnya pada MAKUDA pembukuannya menggunakan single entry ,
dimana transaksi dicatat pada satu sisi tanpa memperhatikan pos lain
yang terkait secara langsung
2) Sistem penganggarannya berdasarkan Performance Budgeting yaitu
berfokus pada program dan kegiatan instansi pemerintah. Uraian
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 13/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
mengenai berbagai program dan kegiatan antara lain disertai keterangan
tentang ukuran produktivitas, data beban kerja, tujuan yang ingin dicapai
dan tingkat efisiensi. Jadi orientasi anggaran mengacu kepada output
atau performance yang ingin dihasilkan.
Sebelumnya sistem penganggarannya berdasarkan Line Budgeting ,
dimana sistem ini berorientasi pada input yaitu uang yang tersedia dalam
anggaran. Sistem ini mempunyai kelemahan yang sangat mendasar
yaitu anggaran tersebut tidak dapat memberikan gambaran capaian
tujuan.
3) Sistem anggaran yang dianut adalah anggaran defisit. Dengan
mengetahui nilai surplus/defisit (pengurangan pendapatan dan
pengeluaran berupa : belanja, pembagian hasil pendapatan dan
pembentukan cadangan), maka pembaca akan dapat mengantisipasi cara
yang layak bagi suatu pemerintah daerah untuk menutupi defisit atau
menilai kelayakan penggunaan surplus.
Sebelumnya pada MAKUDA prinsip anggaran yang dianut yaitu
berimbang dan dinamis
4) Format anggaran yang digunakan adalah Unified Budget , dimana
klasifikasi anggaran dibagi atas belanja operasi dan pemeliharaan sertabelanja modal, dan belanja tak tersangka.
Format ini sesuai untuk anggaran yang berorientasi kinerja karena dapat
meningkatkan efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan organisasi.
Sebelum SAKD ini diterapkan format anggaran yang dipakai adalah Dual
Budget dimana klasifikasi anggaran terdiri dari Rutin dan Pembangunan
5. KONVERSI DARI MAKUDA KE SAKD
Merupakan tahapan atau proses yang dilaksanakan untuk menghasilkan
laporan keuangan sesuai SAKD (Sistem Akuntansi Keuangan Daerah)
dengan menggunakan data yang dihasilkan dari proses MAKUDA (Manual
Administrasi Keuangan daerah). Tahap pertama adalah mengubah atau
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 14/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
mengkonversi kode-kode yang ada dalam MAKUDA ke dalam Bagan
Perkiraan (Chart of Accounts) yang terdapat dalam SAKD. Untuk proses
konversi ini telah dibuat daftar kode MAKUDA yang disandingkan ke SAKD
dalam Mapping MAKUDA ke SAKD.
Data MAKUDA di konversi ke dalam data SAKD menggunakan media DJ
(Dasar Jurnal) untuk masing-masing jenis transaksi.
Atas dasar DJ tersebut kemudian dibukukan ke BJ (Bukti Jurnal), setelah itu
diposting kedalam Buku Besar (BB) dan selanjutnya disusun Neraca Lajur
yang menjadi dasar pembuatan Laporan Keuangan.
Secara lengkapnya proses konversi dari MAKUDA ke SAKD ini dapat
dipelajari pada MODUL APLIKASI AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 15/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
BAB III BENTUK DAN SUSUNAN LAPORAN
PERHITUNGAN ANGGARAN
Bentuk serta susunan Laporan Perhitungan Anggaran dapat dijelaskanberikut ini :
11.. PPEENNDDAAPPAATTAANN
Pendapatan daerah adalah semua penerimaan Kas Daerah dalam periode
tahun anggaran yang menjadi hak Daerah. Hal ini berarti bahwa pendapatan
daerah diakui dan dicatat berdasarkan asas kas yaitu diakui dan dicatat
berdasarkan jumlah uang yang diterima dan merupakan hak daerah.
Susunan pendapatan dalam Laporan Perhitungan Anggaran diklasifikasikan
menurut sumber dan pusat pertanggungjawaban.
Bentuk dan susunan pendapatan dalam Laporan Perhitungan Anggaran
sebagai berikut ;
LAPORAN PERHITUNGAN APBD
PEMDA KABUPATEN/KOTA
Uraian Anggaran Realisasi %
PENDAPATANPendapatan Asli Daerah XXX XXX XXX
Pendapatan Dana Perimbangan XXX XXX XXX
Bagi Hasil Pajak dari Pem. Propinsi XXX XXX XXX
Lain-lain Pendapatan yang sah XXX XXX XXX
Total Pendapatan XXX XXX XXX
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 16/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
Penjelasan dari masing-masing pos :
Pendapatan Asli Daerah
Merupakan pendapatan yang diperoleh dan digali dari potensi pendapatan
yang ada di daerah.
Rincian daripada Pendapatan Asli Daerah dapat dilihat pada BAB V
Pendapatan Dana Perimbangan
Merupakan pendapatan pemerintah daerah yang sumber dananya
berasal dari penerimaan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk
membiayai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan Otonomi
Daerah.
Rincian daripada Pos Pendapatan Dana Perimbangan dapat dilihat pada
BAB V
Pendapatan Bagi Hasil dari Pemerintah Provinsi
Merupakan pendapatan Pemerintah Kota/Kabupaten yang berasal dari
bagi hasil dari pemerintah provinsi
Rincian daripada Pos Pendapatan bagi hasil dari Pemerintah provinsidapat dilihat pada BAB V
Lain-lain Pendapatan yang Sah
Merupakan pendapatan di luar Pendapatan Asli Daerah dan Pendapatan
Dana Perimbangan.
Rincian daripada Pos Lain-lain Pendapatan Yang Sah dapat dilihat pada
BAB V
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 17/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
22.. BB EE LL AA NN JJ AA Menurut Peraturan Pemerintah No. 105 thn 2000, pasal 16 Belanja daerah
dirinci sebagai berikut :
1) Klasifikasi menurut fungsi didasarkan pada fungsi-fungsi utama
pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, yaitu :
(1) Administrasi Umum
(2) Pertahanan
(3) Keamanan dan Ketertiban Umum
(4) Ekonomi
(5) Lingkungan Hidup
(6) Perumahan dan Sarana Umum
(7) Kesehatan(8) Pariwisata, Budaya dan Agama
(9) Pendidikan
(10) Perlindungan Sosial
2) Klasifikasi menurut jenis belanja yaitu Belanja Operasi dan Belanja
Modal, dan Belanja Tak Tersangka.
3) Klasifikasi menurut organisasi yaitu belanja untuk tiap-tiap satuan
pengguna anggaran seperti Sekretariat DPRD, Sekretariat Daerah,
Dinas dan Lembaga Teknis Daerah lainnya.
Klasifikasi belanja berdasarkan fungsi sebagaimana yang berlaku
internasional, diatur dalam GFS (Government Finance Statistics).
Bentuk dan susunan Belanja dalam Laporan Perhitungan Anggaran :
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 18/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
LAPORAN PERHITUNGAN APBD
(Menurut Klasifikasi Jenis Belanja)
Uraian Anggaran Realisasi %
BELANJA
Belanja Operasi XXX XXX XXXBelanja Modal XXX XXX XXX
Belanja Tak Tersangka XXX XXX XXX
Bagi Hasil ke Kab/Kota/Desa XXX XXX XXX
Total Belanja XXX XXX XXX
Belanja Operasi
Merupakan pengurangan Ekuitas Dana Lancar, Pemerintah Daerah yang
digunakan untuk kegiatan operasi penyelenggaraan pemerintahan umum.
Rincian Belanja Operasi dalam Laporan Perhitungan Anggaran sebagai
berikut :
LAPORAN PERHITUNGAN APBD
Uraian Anggaran Realisasi %
BELANJA OPERASI
Belanja Pegawai XXX XXX XXX
Belanja Barang dan Jasa XXX XXX XXXBelanja Pemeliharaan XXX XXX XXX
Belanja Perjalanan Dinas XXX XXX XXX
Belanja Pinjaman XXX XXX XXX
Belanja Subsidi XXX XXX XXX
Belanja Hibah XXX XXX XXX
Belanja Bantuan Sosial XXX XXX XXX
Belanja Operasi Lainnya XXX XXX XXX
Total Belanja operasi XXX XXX XXX
Belanja Modal merupakan pengurangan Ekuitas Dana Lancar, yang
digunakan untuk perolehan asset tetap atau asset lainnya untuk keperluan
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 19/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
kegiatan penyelenggaraan pemerintahan daerah atau untuk dimanfaatkan
oleh masyarakat umum.
Rincian Belanja Modal dalam Laporan Perhitungan Anggaran sebagai
berikut :
LAPORAN PERHITUNGAN APBD
Uraian Anggaran Realisasi %
Belanja Modal
Belanja Aset Tetap XXX XXX XXX
Belanja Aset lainnya XXX XXX XXX
Total Belanja Modal XXX XXX XXX
3. BAGI HASIL PENDAPATAN KE KAB /KOTA
Bagi hasil pendapatan ke Kab/Kota merupakan pos yang digunakan untuk
mencatat Bagi Hasil Pendapatan dari Pemerintah Daerah Propinsi ke
Kabupaten/Kota dan dari Kabupaten/Kota kepada Desa. Bagi hasil
pendapatan ini merupakan realokasi pendapatan dari propinsi ke Kab/Kota
sesuai perundang-undangan perimbangan keuangan pusat dan daerah.
Bentuk dan susunan pos Bagi hasil pendapatan ke Kab/Kota pada
Laporan Perhitungan Anggaran sebagai berikut :
LAPORAN PERHITUNGAN APBD
Uraian Anggaran Realisasi %
BAGI HASIL PENDAPATAN KE
KAB/KOTA
Bagi Hasil Pajak ke Kab/Kota/Desa XXX XXX XXX
Bagi Hasil Retribusi ke Kab/Kota/Desa XXX XXX XXX
Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke
Kab/Kota/Desa
XXX XXX XXX
Total Bagi Hasil Pendapatan ke
Kab/Kota/Desa
XXX XXX XXX
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 20/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
4. DANA CADANGAN
Dana Cadangan merupakan Dana yang dibentuk oleh Pemerintah daerah
untuk membiayai program pembangunan yang membutuhkan Dana dalam
jumlah besar dan tidak memungkinkan untuk dibebankan pada anggaran
suatu tahun.
Dana cadangan dapat dibentuk dari Pendapatan Asli Daerah, Dana
Perimbangan yang diterimanya kecuali dari Dana Alokasi Khusus, Dana
Darurat dan dana pinjaman.
Pos Dana Cadangan terdiri atas :
1) Pembentukan Dana Cadangan
Pos ini digunakan untuk membukukan realisasi pembentukan Dana
cadangan sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah
2) Pencairan Dana Cadangan
Pos yang digunakan untuk membukukan realisasi pencairan Dana
cadangan yang akan digunakan untuk membiayai pengeluaran sesuai
dengan peruntukannya.
Penyajian Dana Cadangan pada Laporan Perhitungan Anggaran sebagai
berikut :
LAPORAN PERHITUNGAN APBD
Uraian Anggaran Realisasi %
DANA CADANGAN
Pembentukan Dana Cadangan XXX XXX XXX
Pencairan Dana Cadangan XXX XXX XXX
XXX XXX XXX
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 21/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
5. P E M B I A Y A A N
Pembiayaan dalam Laporan Perhitungan Anggaran terdiri atas :
1) Penerimaan Pembiayaan yang berasal dari saldo anggaran lebih
tahun sebelumnya, pinjaman, dan hasil divestasi (seperti pelepasan
BUMD).
2) Pengeluaran Pembiayaan merupakan pengeluaran yang dilakukan
pemerintah untuk pembayaran kembali pokok pinjaman, penyertaan
modal pemerintah dan pemberian pinjaman jangka panjang seperti
obligasi.
Penyajian Penerimaan Pembiayaan dalam Laporan Perhitungan
Anggaran :
LAPORAN PERHITUNGAN APBD
Uraian Realisasi Anggaran %
PENERIMAANSisa Lebih Perhitungan
Anggaran
XXX XXX XXX
Penjualan Aset Daerah yang
Dipisahkan
XXX XXX XXX
Penjualan Investasi Lainnya XXX XXX XXX
Pinjaman Luar Negeri XXX XXX XXX
Pinjaman dari Pemerintah Pusat XXX XXX XXX
Pinjaman dari Pemda Otonomi
Lainnya
XXX XXX XXX
Pinjaman dari BUMN/BUMD XXX XXX XXX
Pinjaman dari Bank/Lembaga
Keuangan
XXX XXX XXX
Pinjaman Dalam Negeri Lainnya XXX XXX XXX
Total Penerimaan Pembiayaan XXX XXX XXX
Penyajian Pengeluaran Pembiayaan dalam Laporan Perhitungan
Anggaran
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 22/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
LAPORAN PERHITUNGAN APBD
Uraian Realisasi Anggaran %
PENGELUARANPembayaran Pokok Pinjaman Luar Negeri XXX XXX XXX
Pembayaran Pokok Pinjaman kpd Pem
Pusat
XXX XXX XXX
Pembayaran Pokok Pinjaman kpd Pemda
Otonomi lainnya
XXX XXX XXX
Pembayaran Pokok Pinjaman kpd
BUMN/BUMD
XXX XXX XXX
Pembayaran Pokok Pinjaman DN lainnya XXX XXX XXX
Penyertaan Modal Pemerintah XXX XXX XXX
Pengeluaran Investasi Permanen XXX XXX XXX
Pemberian Pinjaman Jangka Panjang XXX XXX XXX
Total Pengeluaran Pembiayaan XXX XXX XXX
Bentuk dan susunan Laporan Perhitungan Anggaran secara keseluruhan
dapat dilihat pada Lampiran.
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 23/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
BAB IV CARA PENYUSUNAN LAPORANPERHITUNGAN ANGGARAN.
Laporan Perhitungan Anggaran merupakan laporan yang menyajikan
pendapatan, belanja dan pembiayaan selama tahun anggaran tertentu untuk
suatu Pemerintah Daerah. Laporan ini menyajikan angka-angka anggaran dan
realisasi tahun berjalan dan tahun sebelumnya. Dengan membandingkan angka-
angka tersebut dan memanfaatkan informasi lainnya yang ada dalam Nota
Perhitungan Anggaran dapat digunakan untuk mengukur dan mengevaluasi
kinerja suatu Unit Pemerintah Daerah.
Dengan melalui mekanisme pembukuan berganda, maka secara otomatis pada
saat anggaran disahkan oleh DPRD, bagian pembukuan langsung mencatat
kejadian tersebut dalam Jurnal Anggaran, sehingga dapat diuraikan tahap-
tahapannya sebagai berikut :
1. Data APBD yang telah disahkan sudah terdapat dalam sistim komputer
sebagai hasil perekaman Unit Anggaran
2. Berdasarkan Perda tentang APBD tersebut, Unit Pembukuan memposting
jurnal penganggaran. Proses posting ini dilakukan secara komputer.
Jurnal Anggaran mencakup sekaligus jurnal estimasi pendapatan, apropriasi,
pembentukan cadangan, dan penerimaan pembiayaan serta saldo anggaran
lebih. Posting ini dicetak ke dalam Buku Besar dan Buku Pembantu
3. Selanjutnya APBD tersebut dijabarkan ke dalam Otorisasi Kredit Anggaran
(OKA)
4. Satuan Kerja memberikan dokumen sumber (DS) seperti SPMU, STS dari
transaksi keuangannya kepada Unit Pembukuan yang secara periodik
membukukannya.
5. Pada akhir tahun Unit Pembukuan membuat Laporan Pertanggungjawaban
yang salah satunya berupa Laporan Perhitungan Anggaran.
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 24/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
Tahapan-tahapan ini akan dijelaskan lebih lanjut di dalam masing-masing Pos
Laporan Perhitungan Anggaran.
Metode yang digunakan berdasarkan Pasal 8 PP, 105 tahun 2000 disebutkan
bahwa APBD disusun berdasarkan pendekatan kinerja atau tolok ukur Rencana
Strategis (Renstra), sehingga otomatis LPA yang dihasilkan akan berbasis
Renstra juga.
Prasyarat agar LPA dapat disusun berdasarkan kinerja antara lain :
1. Pembaruan pendekatan penyusunan anggaran memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
1) Anggaran disusun berdasarkan kinerja dan diukur sampai pada idikator
outcome sesuai dengan PP 108/2000
2) Penganggaran harus dapat sekaligus menunjukkan klasifikasi organik ,
fungsi, dan jenis belanja
3) Menyerasikan klasifikasi anggaran dengan model klasifikasi yang diatur dalam Government Financial Statistics
4) Penderivasian propeda ke dalam APBD berorientasi pada kinerja melalui
penyusunan renstra Daerah sebagaimana diatur dalam Pedoman
Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
5) Perlu ada penetapan Unit Cost pada tingkat Kabupaten/ kota/Propinsi
2. Pembaruan Format Anggaran
1) Format anggaran mampu menunjukkan sekaligus outcome dan porsi
anggaran yang dialokasikan.
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 25/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
2) Dokumen usulan anggaranpun harus mampu menunjukkan alokasi dana
yang dibutuhkan dalam rincian berdasarkan fungsi dan kegiatan
ekonomisnya
3) Perincian dana berdasarkan kode kegiatan ekonomis bertujuan untuk
menjaga ketaatan dalam pelaksanaan anggaran (prinsip spesialitas)
4) Klasifikasi anggaran belanja memakai klasifikasi belanja operasional dan
barang modal (unified budget)
5) Unified budget harus dituangkan dalam bentuk anggaran defisit
3. Pembaruan Klasifikasi Anggaran
1) Anggaran yang digunakan adalah anggaran menyatu (unified budget)
2) Unified budget tersebut mengacu pada klasifikasi dalam Classification of
the Functions of Government (COFOG)
3) Secara factual perundangan-undangan yang ada mengharuskan
penggunaan klasifikasi sesuai sistem penyusunan anggaran berbasis
kinerja sehingga seharusnya digunakan klasifikasi berdasarkan kinerja
(performance budgeting) yang meliputi klasifikasi ekonomi, fungsi, dan
organisasi.
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 26/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
BAB V POS-POS PENDAPATAN
1. Jenis dan Klasifikasi
Pos-pos pendapatan dari jenis dan klasifikasi menurut sumber dan
pertanggungjawabannya dapat dibagi menjadi sebagai berikut :
1) Pendapatan Asli Daerah
Merupakan pendapatan yang diperoleh dan digali dari potensi pendapatan
yang ada di daerah.
Pendapatan Asli Daerah ini meliputi perkiraan buku besar:
(1) Pendapatan Pajak Daerah
(2) Pendapatan Retribusi Daerah
(3) Pendapatan Bagian Laba BUMD dan Investasi Lainnya
(4) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
2) Pendapatan Dana Perimbangan
Merupakan pendapatan bagi pemerintah daerah yang sumber dananyaberasal dari penerimaan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk
membiayai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah.
Pendapatan Dana Perimbangan sesuai Peraturan Perundangan yang
mengatur perimbangan keuangan pusat dan daerah terdiri dari :
(1) Pendapatan Bagian Daerah dari PBB dan BPHTB
(2) Pendapatan Bagian Daerah dari Pajak Penghasilan (PPh)
(3) Pendapatan Bagian Daerah dari Sumber Daya Alam (SDA)
(4) Pendapatan Dana Alokasi Umum
(5) Pendapatan Dana Alokasi Khusus
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 27/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
3) Pendapatan Bagi Hasil dari Pemerintah Provinsi
Merupakan kelompok perkiraan yang menampung pendapatan yang
berasal dari bagi hasil dengan pemerintah provinsi. Pendapatan ini hanya
ada di Pemerintah Kota/Kabupaten.
Pendapatan Bagi Hasil dari Pemerintah Provinsi ini meliputi :
(1) Pendapatan Bagi Hasil Pajak Provinsi
(2) Pendapatan Bagi Hasil Lainnya dari Provinsi
4) Lain-lain Pendapatan yang Sah
Merupakan pendapatan diluar Pendapatan Asli Daerah dan Pendapatan
Dana Perimbangan.
Lain-lain Pendapatan yang sah ini meliputi perkiraan-perkiraan buku
besar:
(1) Pendapatan Hibah
(2) Pendapatan Dana Darurat
Rincian mengenai jenis dan klasifikasi pos-pos pendapatan dapat dilihat pada
Buku Pedoman SAKD (Buku III)
2. Sumber Data yang diperlukan
Dokumen sumber untuk mencatat transaksi pendapatan meliputi :
1) Perda APBD tentang persetujuan pos-pos pendapatan.
2) Alokasi Anggaran sebagai dasar pencatatan alokasi pendapatan yang
telah disetujui oleh DPRD.
3) Surat Tanda Setoran (STS) pada saat realisasi anggaran baik untuk
penerimaan pajak maupun non pajak.
4) Memo Penyesuaian (MP) sebagai dasar pencatatan koreksi dan jurnal
penutup.
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 28/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
Pejabat-pejabat yang terkait dengan transaksi pendapatan terdiri dari:
1) Unit Pelaksana Anggaran
2) Unit Keuangan
3) Unit Anggaran
4) Unit Pembukuan
3. Proses Pencatatan
Pencatatan pada perkiraan-perkiraan buku besar pendapatan dimulai sejak
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), alokasi anggaran, realisasi sampai
dengan penutupan pada akhir tahun anggaran.
Jurnal selengkapnya untuk mencatat transaksi pendapatan, sejak anggaran
disetujui oleh DPRD sampai kepada jurnal penutup adalah sebagai berikut:
1) Pada saat anggaran pendapatan disetujui/disahkan oleh Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
Nama Perkiraan Debet Kredit
Estimasi Pendapatan XXX
Surplus/Defisit Tahun Pelaporan XXX
2) Dengan diterbitkannya alokasi anggaran maka anggaran pendapatan
dialokasikan kepada dinas terkait dengan jurnal sebagai berikut:
Nama Perkiraan Debet Kredit
Estimasi Pendapatan yang dialokasikan
(Dinas-dinas)
XXX
Alokasi Estimasi Pendapatan XXX
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 29/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
3) Pada saat realisasi yaitu pada saat kas diterima dan dibukukan oleh
Bendaharawan Umum Daerah (Kas Daerah), dijurnal sebagai berikut:
Nama Perkiraan Debet Kredit
Kas di Kas Daerah XXX
Pendapatan XXX
4) Pada saat terjadi pengembalian pendapatan yang terjadi baik pada tahun
anggaran berjalan maupun periode tahun anggaran berikutnya, seperti
adanya restitusi pajak daerah, maka akan dijurnal sebagai berikut :
Nama Perkiraan Debet Kredit
Pendapatan XXX
Kas di Kas Daerah XXX
5) Jurnal penutup perkiraan pendapatan pada akhir tahun anggaran
dilakukan sebagai berikut :
(1) Bila realisasi pendapatan melampaui estimasi anggaran
Nama Perkiraan Debet Kredit
Pendapatan XXX
Estimasi Pendapatan yang dialokasikan
(Dinas atau Unit Organisasi Setingkat)
XXX
Surplus/Defisit Tahun Pelaporan XXX
Nama Perkiraan Debet Kredit
Alokasi Estimasi Pendapatan XXX
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 30/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
Estimasi Pendapatan XXX
(2) Bila realisasi pendapatan lebih rendah dari estimasi/anggaran
Nama Perkiraan Debet Kredit
Estimasi Pendapatan XXX
Surplus/Defisit Tahun Pelaporan XXX
Estimasi Pendapatan yang Dialokasikan XXX
Alokasi Estimasi Pendapatan XXX
Estimasi Pendapatan XXX
Nama Perkiraan Debet Kredit
Alokasi Estimasi Pendapatan XXX
Estimasi Pendapatan XXX
4. Penyajian dan Pengungkapan
Pendapatan disajikan sebesar nilai anggaran dan realisasinya dalam Laporan
Perhitungan APBD.
Hal-hal yang perlu diungkapkan dalam nota perhitungan APBD bertalian
dengan pendapatan, antara lain :
1) Rincian Jenis Pendapatan.
2) Penjelasan sebab-sebab tidak tercapainya target penerimaan.
3) Informasi penting lainnya yang dianggap perlu.
Pendapatan dinilai berdasarkan nilai realisasinya yaitu sejumlah uang kas
yang diterima oleh Bendaharawan Umum Daerah (Kas di Kas Daerah) dalam
tahun anggaran berjalan.
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 31/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
Pendapatan diakui atas dasar kas, dan pendapatan diakui pada saat kas
dibukukan pada kas.
Pembukuan pendapatan harus dilaksanakan berdasarkan azas bruto dan
tidak diperbolehkan mencatat jumlah nettonya.
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 32/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
5. Contoh Soal
1) Pada tanggal 5 Januari 200X, Pemda Kabupaten Harapan Jaya telah
mengesahkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Kabupaten Harapan Jaya untuk tahun anggaran 200X dengan Perda
Nomor. 001/1/HJ/200X tanggal 5 Januari 200X dengan mencantumkan
angka Anggaran Belanja Pajak Daerah sebesar Rp. 4.000.000,00
Diminta :
Buat jurnal utuk mencatat kejadian tersebut.
2) Pada tanggal 7 Januari 200X diterbitkan alokasi anggaran pendapatan
bagi Dinas Kesehatan. Anggaran Pendapatan yang dialokasikan kepada
Dinas Kesehatan Kabupaten Harapan Jaya sebesar Rp. 300.000,00
Diminta :
Buat Jurnal untuk mencatat kejadian tersebut !
3) Pada tanggal 5 Februari 200X diterima setoran melalui Kas Daerah dari
Dinas Kesehatan Kabupaten Harapan Jaya dengan setoran No.
STS.234/2/200X setoran retribusi pelayanan kesehatan sebesar
Rp.250.000,00
Diminta :Buat jurnal untuk mencatat kejadian tersebut !
4) Pada Rumah Sakit Umum Kabupaten Harapan Jaya terdapat pengeluaran
untuk pembelian obat-obatan yang bersifat mendadak karena adanya
wabah penyakit di Kabupaten tersebut, sedangkan anggaran untuk
pembelian obat-obatan belum disahkan APBDnya. Nilai pengadaan
obat-obatan tersebut sebesar Rp. 700.000,- Pendapatan yang diterima
dari hasil pendaftaran pasien pada saat itu sebesar Rp. 800.000
Diminta :
Bagaimana perlakuan pembukuan atas kejadian diatas sehubungan
dengan asas bruto
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 33/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
BAB VI POS-POS BELANJA
1. Jenis dan Klasifikasi
Belanja dapat diklasifikasikan menurut fungsi, organisasi dan jenis belanja.
Klasifikasi menurut fungsi didasarkan pada fungsi-fungsi utama pemerintah
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Klasifikasi menurut
organisasi yaitu bagian anggaran sedangkan klasifikasi menurut jenis belanja
yaitu belanja operasi, belanja modal dan belanja tak tersangka.
1) Belanja Operasi
Belanja Operasi adalah pengurangan Ekuitas Dana Lancar, Pemerintah
Daerah yang digunakan untuk kegiatan operasi penyelenggaraan
pemerintahan.
Jenis Belanja Operasi adalah sebagai berikut :
(1) Belanja Pegawai
(2) Belanja Barang dan Jasa
(3) Belanja Pemeliharaan
(4) Belanja Perjalanan Dinas
(5) Belanja Pinjaman
(6) Belanja Subsidi
(7) Belanja Hibah
(8) Belanja Bantuan Sosial
(9) Belanja Operasional Lainnya
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 34/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
2) Belanja Modal
Belanja Modal adalah pengurangan Ekuitas Dana Lancar yang digunakan
untuk perolehan aset tetap atau aset lainnya untuk keperluan kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan daerah atau untuk dimanfaatkan olehmasyarakat umum. Jenis Belanja Modal adalah sebagai berikut:
(1) Belanja Aset Tetap
(2) Belanja Aset Lainnya
3) Belanja Tak Tersangka
Belanja Tak Tersangka adalah ekuitas dana lancar akumulasi yang
digunakan untuk penanganan bencana alam, bantuan sosial danpengeluaran tak tersangka lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka
penyelenggaraan pemerintah daerah.
Rincian mengenai jenis dan klasifikasi pos-pos belanja dapat dilihat pada
Buku Pedoman SAKD (Buku III)
2. Sumber Data yang diperlukan
Dokumen Sumber untuk mencatat transaksi belanja meliputi :
1) Perda APBD sebagai dasar pencatatan apropriasi yang merupakan
anggaran belanja yang disetujui DPRD kepada Pemerintah sebagai
mandat kepada Gubernur/Bupati/Wali Kota untuk melakukan
pengeluaran-pengeluaran sesuai tujuan yang ditetapkan.
2) Otorisasi Kredit Anggaran (Allotment) sebagai dasar pencatatan
pelaksanaan anggaran yang menunjukkan bagian dari apropriasi yang
dapat segera digunakan untuk memperoleh uang dari Kas Daerah guna
membiayai pengeluaran-pengeluaran selama periode otorisasi tersebut.
3) Surat Perintah Membayar Uang (SPMU) dan Surat Pertanggungjawaban
(SPJ) sebagai dasar pencatatan realisasi belanja serta bukti
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 35/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
kuitansi/faktur dan bukti lainnya untuk dasar pencatatan realisasi SPM-
BS UUDP oleh Bendaharawan Pemegang Kas.
4) Surat Setoran Bukan Pajak atau potongan SPM sebagai dasar
pencatatan penerimaan kembali belanja.
5) Memo Penyesuaian (MP) sebagai dasar pencatatan koreksi dan jurnal
penutup tiap akhir periode.
Pejabat yang terkait dengan transaksi belanja terdiri dari :
1) Unit Pelaksana Anggaran
2) Unit Keuangan
3) Unit Anggaran
4) Unit Pembukuan
3. Proses Pencatatan
Pencatatan pada perkiraan-perkiraan buku besar belanja dimulai sejak APBD
disetujui oleh DPRD, alokasi anggaran, realisasi sampai dengan penutupan
tahun anggaran.
Jurnal selengkapnya untuk mencatat transaksi belanja sejak anggarandisetujui oleh DPRD sampai kepada jurnal penutup adalah sebagai berikut:
1) Pada saat anggaran belanja disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD) dan disahkan oleh Pemerintah Daerah.
Nama Perkiraan Debet Kredit
Surplus/Defisit Tahun Pelaporan XXX
Apropriasi Belanja …… XXX
2) Pada saat Otorisasi Kredit Anggaran disahkan dan dikeluarkan.
Nama Perkiraan Debet Kredit
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 36/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
Alokasi Apropriasi Belanja…. XXX
Allotment Belanja …… XXX
3) Pada saat realisasi belanja perlu diperhatikan adanya 2 cara pencairan
dana yaitu:
(1) Melalui transaksi UUDP kepada Pemegang Kas dengan
menggunakan SPM Beban Sementara (SPM-BS)
(2) Dengan menggunakan SPM Beban Tetap (SPM-BT)
Jurnal yang dilakukan pada cara pencairan dana melalui transaksi UUDP
dengan menggunakan SPM-BS, ada 3 tahap yaitu:
Realisasi pemberian UUDP pada saat SPMU dikeluarkan.
Nama Perkiraan Debet Kredit
Kas di Pemegang Kas XXX
Kas di Kas Daerah XXX
Realisasi Belanja saat SPJ disahkan :
Nama Perkiraan Debet Kredit
Belanja…. XXX
Kas di Pemegang Kas XXX
Penyetoran kembali sisa UUDP di Kas Daerah pada akhir tahun
anggaran dengan menggunakan dokumen STS dan Memo
Penyesuaian.
Nama Perkiraan Debet Kredit
Kas di Kas Daerah XXX
Kas di Pemegang Kas XXX
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 37/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
Jurnal yang dilakukan dengan menggunakan SPM-BT hanya satu tahap
yaitu pada saat diterbitkannya SPMU-BT atau Nota Debet, sebagai
berikut:
Nama Perkiraan Debet Kredit
Belanja…… XXX
Kas di Kas Daerah XXX
4) Bila ada pemotongan belanja misalnya gaji seperti pemotongan beras,
Taspen, Askes, Taperum dan di tampung dalam Penerimaan Perhitungan
Fihak Ketiga (PFK), sesuai dokumen sumber SPMU dilakukan jurnal
Nama Perkiraan Debet Kredit
Kas di Kas Daerah XXX
Penerimaan Perhitungan Fihak
Ketiga
XXX
5) Bila terjadi penerimaan kembali belanja misal belanja pegawai yang
terjadi pada tahun anggaran berjalan harus dilakukan koreksi ke
perkiraan pendapatan lain-lain PAD terlebih dahulu, kemudian dilakukan
jurnal penyesuaian ke perkiraan belanja semula. Koreksi Pencatatan
Pendapatan Lain-lain PAD dilakukan berdasarkan Surat Tanda Setoran
Bukan Pajak sebagai berikut:
Nama Perkiraan Debet Kredit
Kas di Kas Daerah XXX
Pendapatan Lain-lain PAD XXX
Jurnal penyesuaian ke perkiraan semula berdasarkan Memo Penyesuaian
pada akhir tahun anggaran, sebagai berikut:
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 38/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
Nama Perkiraan Debet Kredit
Pendapatan Lain-lain XXX
Belanja (Pegawai) XXX
6) Bila terjadi penerimaan kembali belanja (pegawai), misalnya karena
adanya temuan dari aparat pemeriksa, yang terjadi pada tahun berikutnya
maka dilakukan koreksi sebagai berikut:
Nama Perkiraan Debet Kredit
Kas di Kas Daerah XXX
Pendapatan Lain-lain PAD XXX
7) Jurnal Penutup pada akhir tahun anggaran.
(1) Menutup perkiraan realisasi ke anggaran
Nama Perkiraan Debet Kredit
Allotment Belanja…… XXX
Belanja….. XXX
Surplus/Defisit tahun
pelaporan
XXX
(2) Menutup perkiraan apropriasi ke alokasi apropriasi
Nama Perkiraan Debet Kredit
Apropriasi Belanja……. XXX
Alokasi Apropriasi Belanja XXX
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 39/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
4. Penyajian dan Pengungkapan
Perkiraan belanja disajikan sebesar nilai anggaran dan realisasinya dalam
laporan perhitungan APBD.
Hal-hal yang perlu diungkapkan dalam nota perhitungan anggaran/catatan
atas laporan keuangan antara lain:
1) Rincian Belanja
2) Penjelasan lainnya yang dianggap perlu seperti trend belanja,
prosentase belanja terhadap total belanja dan penjelasan selisih
terhadap anggaran.
Contoh Soal
Soal Latihan : 1
Pada tanggal 10 Januari 200X telah dilakukan otorisasi kredit anggaran dengan
OKA No. 010/I/BK/200X untuk anggaran operasional Dinas PU sebesar Rp.
2.500.000,00
Rincian belanja tersebut adalah sebagai berikut:
Belanja Pegawai
Belanja Gaji Pegawai 1.200.000,00
Tunjangan Beras 300.000,00
Jumlah 1.500.000,00
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 40/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
Belanja Barang dan Jasa
Belanja Alat Tulis Kantor 600.000,00
Belanja cetak dan panggandaan 400.000,00
Jumlah 1.000.000,00
Total 2.500.000,00
Diminta:
Jurnal Otorisasi Kredit Anggaran (OKA) untuk Dinas PU diatas !
Soal Latihan : 2
Pada tanggal 12 januari 200X diterbitkan SPMU-BT untuk Dinas PU dengan
rincian sebagai berikut:
Belanja Pegawai
Belanja Gaji Pegawai 1.200.000,00
Tunjangan Beras 300.000,00
Jumlah 1.500.000,00
Diminta:
Jurnal untuk memcatat belanja pegawai diatas !
Soal Latihan : 3
Pada tanggal 12 Januari 200X telah diberikan uang muka kerja kepada Drs.
Amirudin, pemegang uang muka kerja pada Dinas PU sesuai dengan Surat
Permintaan Pembayaran yang diterima dari padanya sebagai berikut:
Belanja Alat Tulis Kantor 600.000,00
Belanja cetak dan panggandaan 400.000,00
Jumlah 1.000.000,00
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 41/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
Dari jumlah tersebut pada tanggal 20 Januari 200X telah dikeluarkan oleh Drs.
Amirudin, untuk membayar:
Belanja Alat Tulis Kantor 550.000,00
Belanja cetak dan panggandaan 350.000,00
Jumlah 900.000,00
Seluruh pengeluaran tersebut telah dipertanggungjawabkan (SPJ) oleh Drs.
Amirudin pada tanggal 2 Februari 200X ke Biro Keuangan.
Sisa uang muka kerja yang masih ada pada Drs. Amirudin disetorkan ke Kas
Daerah pada tanggal 6 Februari 200X dengan STS No. 007/II/KD/200X.
Diminta:
1. Jurnal untuk mencatat pemberian uang muka kerja
2. Jurnal untuk mencatat realisasi belanja
3. Jurnal untuk mencatat penyetoran sisa UUDP
Soal Latihan : 4
Dalam tahun anggaran 2001 Pemda Kabupaten A tidak bisa melakukan
pembayaran rapel gaji pegawainya (rapel kenaikan gaji dari bulan Januari s.d.
Juni 2001). Karena tidak dimungkinkan lagi untuk melakukan revisi terhadap
RAPBD tahun yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena kewajiban tersebut
baru timbul pada bulan Juni 2001, seangkan pengeluaran-pengeluaran yang
sudah dianggarkan tidak mungkin lagi untuk dibatalkan.
Untuk menghindarkan timbulnya gejolak/protes, maka diambil kebijaksanaan
dengan melakukan pinjaman ke Bank Daerah. Pinjaman tersebut tidak atas
nama Pemda setempat karena tidak memungkinkan, tetapi atas nama masing-
masing pegawai Pemda yang dikoordinir oleh Pemda. Pinjaman tersebut nanti
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 42/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
akan dilunasi oleh Pemda dengan cara menyediakan dana dari APBD pada
tahun anggaran selanjutnya.
Bunga pinjaman atas nama pegawai itu tidak dibebankan kepada masing-masing
pegawai, tetapi menjadi tanggungan Pemda.
Masalahnya Pemda tidak pernah melakukan pinjaman, namun mempunyai
kewajiban untuk membayar bunga pinjaman.
Bagaimana tanggapan saudara terhadap masalahnya dan apa jalan keluar untuk
menyelesaikannya.
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 43/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
BAB VII POS POS BAGI HASIL
1. Jenis dan KlasifikasiPos Bagi Hasil tergantung dari Pendapatan yang dibagihasilkan. Berdasarkan
jenis Pendapatan Asli Daerah maka Pos Bagi Hasil terdiri dari :
1) Bagi Hasil Pajak ke Kabupaten/Kota;
2) Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kabupaten/Kota;
3) Bagi Hasil Pajak ke Desa;
4) Bagi Hasil Retribusi ke Desa;
5) Bagi Hasil Pendapatan lainnya ke Desa
Bagi Hasil Pajak ke Kabupaten/Kota terdiri dari :
(1) Bagi Hasil Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di atas Air
(2) Bagi Hasil Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di atas
Air.
(3) Bagi Hasil Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
(4) Bagi Hasil Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan ABTP
Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kabupaten/Kota terdiri dari Bagi Hasil
Lainnya di luar Pajak dari Pemerintah Propinsi kepada Kabupaten/Kota
Bagi Hasil Pajak ke Desa terdiri dari :
(1) Bagi Hasil Pajak Hotel
(2) Bagi Hasil Pajak Restoran
(3) Bagi Hasil Pajak Hiburan
(4) Bagi Hasil Pajak Reklame
(5) Bagi Hasil Pajak Penerangan Jalan
(6) Bagi Hasil Pajak Pengambilan dan Pengolahan Bahan Galian Golongan
C
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 44/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
(7) Bagi Hasil Pajak Parkir
(8) Bagi Hasil Pajak Daerah lainnya.
Bagi Hasil Retribusi ke Desa terdiri dari :
(1) Bagi Hasil Retrobusi Jasa Umum (RJUm) – Palayanan Kesehatan
(2) Bagi Hasil RJUm - Pelayanan Persampahan/Kebersihan
(3) Bagi Hasil RJUm - Penggantian Biaya Cetak KTP dan Akte Catatan
Sipil
(4) Bagi Hasil RJUm – Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat
(5) Bagi Hasil RJUm – Pelayanan Parkir ditepi Jalan Umum
(6) Bagi Hasil - Pelayanan Pasar
(7) Bagi Hasil RJUm – Pengujian Kendaraan Bermotor
(8) Bagi Hasil RJUm – Pemeriksaan alat Pemadam Kebakaran
(9) Bagi Hasil RJUm – Penggantian Biaya Cetak Peta
(10) Bagi Hasil RJUm – Pengujian Kapal Perikanan
(11) Bagi Hasil Retribusi Jasa Usaha (RJUs) – Pemakaian Kekayaan
Daerah
(12) Bagi Hasil RJUs – Pasar Grosir dan/atau Pertokoan
(13) Bagi Hasil RJUs – Tempat Pelelangan(14) Bagi Hasil RJUs – Terminal
(15) Bagi Hasil RJUs – Tempat Khusus Parkir
(16) Bagi Hasil RJUs – Penyedotan Kakus/Kotoran
(17) Bagi Hasil RJUs – Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa
(18) Bagi Hasil RJUs – Rumah Potong Hewan
(19) Bagi Hasil RJUs – Pelayanan Pelabuhan Kapal
(20) Bagi Hasil RJUs – Tempat Rekreasi dan Olah Raga
(21) Bagi Hasil RJUs – Penyebrangan di atas Aiur
(22) Bagi Hasil RJUs – Pengelolaan Limah Cair
(23) Bagi Hsil RJUs – Penjuan Produk Usaha
(24) Bagi Hasil Retribusi Perijinan tertentu (RPT) – Ijin Mendirikan
Bangunan
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 45/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
(25) Bagi Hasil RPT – Ijin Tempat Penjuan Minuman Beralkohol
(26) Bagi Hasil RPT – Ijin Gangguan
(27) Bagi Hasil RPT - Ijin Trayek
(28) Bagi Hasil Retribusi Daerah Lainnya.
Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Desa Terdiri dari Bagi Hasil Lainnya di
luar Pajak dari Pemerintah Propinsi kepada Kabupaten/Kota
3. Sumber Data dan Dokumen Terkait
Dokumen Dasar yang terkait dengan Proses Pencatatan Bagi Hasil
Pendapatan ke Kab/Kota/Desa meliputi :
1) SKO (Surat Otorisasi Kredit Anggaran)
2) Memo Penyesuaian (Penjurnalan Debet/Kredit transaksi) yang disiapkan
dan telah diverifikasi oleh Bagian/Sub Bagian Verifikasi, Biro/Bagian
Keuangan Daerah.
3) Bukti Pendukung lain yang sah seperti SPM, Nota Transfer, Daftar
Transaksi Posting dan Laporan Bagi Hasil.
4. Pencatatan Transaksi dan Jurnal yang diperlukan.
Pencatatannya di buku besar pada saat-saat sebagai berikut :
1) Pada saat anggaran disetujui/disahkan oleh DPRD;
2) Pada saat alokasi anggaran;
3) Pada saat realisasi penerimaannya;
4) Pada saat akhir tahun anggaran (Jurnal Penutup)
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 46/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
Jurnal selengkapnya adalah sebagai berikut :
SaatPencatatan
NoPerkiraan
Nama Perkiraan Debet Kredit
Anggaran
disetujui DPRD
6300 Surplus/defisit Tahun
Pelaporan
Xxx
9331 Apropriasi Bagi hasilPendapatan keKab/Kota/Desa
Xxx
AlokasiAnggaran
9431 Alokasi Apropriasi Bagi HasilPendapatan ke Kab/Kota/Desa
Xxx
9531 Allotment Bagi HasilPendapatan keKab/Kota/Desa
Xxx
Realisasi 8710 Bagi Hasil Pendapatan KeKab/Kota/Desa
xxx
9531 Kas di Kas Daerah xxx
Akhir TahunAnggaran
Bila realisasibagi hasil >Estimasi
9331 Apropriasi Bagi HasilPendapatan KeKab/Kota/Desa
xxx
6300 Surplus/Defisit TahunPelaporan
xxx
Bagi Hasil Pendapatan keKab/Kota/Desa
Xxx
9531 Allotment Bagi HasilPendapatan ke Kab/Kota/Desa
xxx
9431 Alokasi Apropriasi BagiHasil Pendapatan keKab/Kota/Desa
Xxx
Bila realisasibagi hasil <Estimasi
9331 Apropriasi Bagi HasilPendapatan ke Kab/Kota Desa
xxxx
8710 Bagi Hasil Pendapatan keKab/Kota/Desa
xxx
Surplus/Defisit TahunPelaporan
xxx
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 47/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
9531 Allotment Bagi HasilPendapatan ke Kab/Kota/Desa
xxx
9431 Alokasi Apropriasi BagiHasil Pendpatan keKab/Kota/Desa
xxx
Pencatatan/Jurnal tersebut berlaku untuk semua jenis bagi hasil pendapatan.
4. Penyajian dan Pengungkapan
Pos Bagi Hasil Pendapatan ke Kab/Kota/Desa disajikan pada kelompok
tersendiri yaitu setelah kelompok perkiraan belanja dan sebelum dana
cadangan. Nilai yang disajikan adalah nilai anggaran dan realisasinya.
Hal-hal yang perlu diungkapkan dalam Nota Perhitungan Anggaran sebagai
berikut :
1) Rincian Bagi Hasil Pendapatan per Jenis per Kabupaten/Kota/Desa
penerima
2) Besarnya Target dan Realisasi Bagi Hasil Pendapatan untuk mengetahui
Tingkat Kinerja
3) Analisa sebab-sebab kegagalan pencapaian target.
Contoh Soal
1. Pada tanggal 30 Maret telah dikeluarkan otorisasi kredit anggaran dengan
OKA No. 134/II/BK/2001 untuk anggaran bagi hasil pajak Kendaraan
Bermotor ke Kabupaten/Kota sebesar Rp 50.000.000
Perincian anggaran tersebut untuk Kabupaten Rejang Lebong Rp
10.000.000, Kabupaten Arga Makmur 30.000.000 dan Kabupaten Bengkulu
Selatan 10.000.000.
Pada tanggal 4 April 2001 diterbitkan SPMU BT untuk bagi hasil Pajak
Kendaraan Bermotor dengan rincian untuk Kab. Rejang Lebong Rp
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 48/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
10.000.000, Kab Arga Makmur Rp. 30.000.000 dan Kab Bengkulu Selatan
Rp 10.000.000.
Diminta :
Jurnal otorisasi Kredit anggaran Pajak Kendaraan Bermotor ke Kabupaten
dan Jurnal realisasi bagi hasil ke masing-masing Kabupaten
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 49/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
BAB VIII POS-POS DANA CADANGAN
1. Jenis dan Klasifikasi
Dana Cadangan terdiri dari
1) Pembentukan Dana Cadangan
Pos ini digunakan untuk membukukan realisasi pembentukan dana
cadangan sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah.
2) Pencairan Dana Cadangan
Pos ini digunakan untuk membukuan pencairan dana cadangan yang
akan digunakan untuk membiayai pengeluaran sesuai dengan
peruntukkannya.
2. Sumber Data dan Dokumen Terkait
1) Pembentukan Dana Cadangan
(1) Peraturan Daerah mengenai dana cadangan.
(2) Surat Keputusan Otorisasi Kredit Anggaran (OKA) mengenai dana
cadangan
(3) SPM yang diterbitkan oleh Unit Perbendaharaan
(4) Nota Transfer
(5) Daftar Transaksi dan Posting (Buku Pembantu)
(6) Laporan Pembentukan Dana Cadangan
2) Pencairan Dana Cadangan
(1) Peraturan Daerah mengenai dana cadangan.
(2) Surat Keputusan Otorisasi Kredit Anggaran (OKA) mengenai dana
cadangan
(3) Aplikasi Transfer yang dibuat oleh Unit Perbendaharaan
(4) Nota Transfer
(5) Daftar Transaksi dan Posting (Buku Pembantu)
(6) Laporan Pencairan Dana Cadangan
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 50/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
3. Pencatatan Transaksi dan Jurnal yang diperlukan
Pencatatan yang dilakukan oleh Unit Pembukuan untuk perkiraan dana
cadangan dibedakan dalam dua garis besar yaitu pada saat Pembentukan
Dana Cadangan dan Pencairan Dana Cadangan.
Jurnal selengkapnya pembentukan dan pencairan dana cadangan sebagai
berikut :
NoPerkiraan
Jurnal Debet Kredit
Perda disahkanPembentukandana cad.
6400 Pembiayaan Netto xxx
9341 Apropriasi Pembentukandana cadangan
Xxx
Est. Pencairandana cad.
9041 Estimasi Pencairan DanaCadangan
xxx
6400 Pembiayaan Netto Xxx
OKA terbit
Pembentukandana
9441 Alokasi Apropriasi pembDana Cadangan
xxx
9541 Allotment Pemb. DanaCadangan
Xxx
Est.Pencairandana cad.
Estimasi Pencairan DanaCadangan
xx
Alokasi Est. PencairanDana Cad.
Xxx
Realisasipembentukandana cadangan
8760 Pembentukan DanaCadangan
xxx
0100 Kas di Kas Derah Xxx
Jurnal korolari
7900 Iinvestasikan dalam Dana xxx
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 51/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
Cadangan
3300 Dana Cadangan Xxx
RealisasiPencairan dana
cadangan
0100 Kas di Kas Derah Xxx
8360 Pencairan danaCadangan
Xxx
Jurnal korolari
3300 Dana Cadangan xxx
7900 Diinvestasikan dalamDana Cadangan
Xxx
Jurnal Penutup
Anggaran
Pembentukan
Apropriasi Pemb dana
cadangan
xxx
Alokasi Apropr pembDana Cadangan
Xxx
RealisasiPembentukan
Allotment Pemb. DanaCadangan
xxx
Pembentukan DanaCadangan
Xxx
Anggaranpencairan
Alokasi Est. Pencairan DanaCadangan
xxx
Est. Pencairan DanaCadangan
Xxx
RealisasiPencairan
Pencairan dana Cadangan Xxx
Est. Pencairan danacad. Yg ydialokasikan
Xxx
4. Penyajian dan Pengungkapan
Dana Cadangan ditempatkan setelah Total Belanja dalam laporan
Perhitungan APBD. Nilai yang disajikan adalah nilai anggaran dan
realisasinya.
Hal-hal yang perlu diungkapkan pada catatan Laporan Keuangan antara lain :
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 52/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
1) Peruntukan dari pembentukan Dana Cadangan tersebut.
2) Rencana waktu untuk pembentukan Dana Cadangan mencapai jumlah
yang diinginkan.
3) Sebab-sebab tidak tercapainya target pembentukan dana cadangan yang
cukup materiil.
4) Pencapaian target dan realisasi penggunaan dana cadangan dan
penyimpangannya yang cukup materiil.
CONTOH SOAL
1. Pemerintah Propinsi X telah membentuk Dana Cadangan selama 2 tahun.
Selama pembentukan Dana Cadangan tersebut terdapat hal-hal sebagai
berikut :
1) Pada tahun ke 2, terdapat kegiatan Rakor Bawasda dari seluruh
Kabupaten/Kota di wilayah Propinsi X. Karena kurang dana untuk
menutupinya menggunakan Dana Cadangan yang beru dibentuk.
2) Pada tahun ke 3, terjadi bencana banjir di Ibu Kota Propinsi. Karena tidak
ada anggaran, Pemerintah Propinsi menggunakan Dana Cadangan untukmenanggulangi banjir tersebut.
Berikan komentar atas kejadian 1) dan 2).
2. Pada tanggal 1 Juli 200x telah diterbitkan Otorisasi Kredit Anggaran untuk
pembentukan dana cadangan pembangunan gedung stadion olahraga
dengan OKA No. 100/VII/SG/200x sebesar Rp. 10.000.000,00. Untuk itu telah
diterbitkan SPMU-BT untuk pembentukan dana cadangan pembangunan
stadion olah raga sebesar Rp. 10.000.000,00. Dana tersebut telah disetor ke
rekening Dana Cadangan Pembangunan Gedung Serba Guna di Bank
Mandiri cabang Sudirman sebesar Rp. 10.000.000,00.
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 53/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
Diminta :
1) Jurnal otorisasi kredit anggaran untuk pembentukan dana cadangan
2) Jurnal realisasi pembentukan dana cadangan
3) Jurnal Kolorari yang diperlukan
3. Biro Keuangan telah menerbitkan alokasi pencairan dana cadangan
pembangunan terminal bus dengan OKA No. 123/V/BK/200X tanggal 1 Mei
200X sebesar Rp. 5.000.000,00. Untuk itu pada tanggal 5 Mei 200X telah
ditarik dana sejumlah Rp. 5.000.000,00 dari rekening Dana Cadangan
Pembangunan Terminal Bus di Bank Mandiri dan disetor ke rekening Kas
Daerah dengan STS No. 100/V/KD/200X.
Diminta :
1) Jurnal alokasi pencairan dana cadangan
2) Jurnal realisasi pencairan dana cadangan dan penyetoran ke Kas derah
3) Jurnal Kolorari yang diperlukan
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 54/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
BAB IX POS – POS PEMBIAYAAN
1. Jenis dan Klasifikasi
Pembiayaan mencakup :
1) Transaksi penerimaan yang berasal dari :
(1) Sisa Lebih perhitungan Anggaran
(2) Penjualan Aset Daerah yang dipisahkan
(3) Penerimaan kembali Pinjaman kepada BUMN/BUMD/ Pemerintah
Pusat/ Daerah Otonom lain dan lembaga Internasional
(4) Penjualan Penyertaan Modal dalam Proyek Pembangunan(5) Penjualan Investasi Permanen lainnya
(6) Pinjaman Luar Negeri
(7) Pinjaman dari Pemerintah Pusat
(8) Pinjaman dari Pemerintah Daerah Otonom lainnya
(9) Pinjaman dari BUMN/D
(10) Pinjaman dari Bank/ Lembaga Keuangan
(11) Pinjaman Dalam Negeri lainnya
2) Transaksi pengeluaran terdiri dari :
(1) Penyertaan Modal Pemerintah
(2) Pemberian Pinjaman kepada BUMN/ BUMD/ Pemerintah Pusat/
Pemerintah Dawerah Otonom lainnya dan Lembaga Internasional
(3) Penyertaan Modal dalam Proyek Pembangunan
(4) Penyertaan dalam Investasi Permanen lainnya
(5) Pembayaran Pokok Pinjaman Luar Negeri
(6) Pembayaran Pokok Pinjaman kepada Pemerintah Pusat
(7) Pembayaran Pokok Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Otonom
lainnya
(8) Pembayaran Pokok Pinjaman kepada BUMN/D
(9) Pembayaran Pokok Pinjaman ke Bank/ Lembaga Keuangan
(10) Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri lainnya
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 55/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
2. Sumber Data dan Dokumen Terkait
1) Penerimaan Pembiayaan
(1) Surat Persetujuan Kepala Daerah dan DPRD yang memutuskan
tentang penerimaan dari suatu pembiayaan (misal penjualan aset
daerah yang dipisahkan).
(2) Dokumen Pelelangan yang disusun oleh Unit Perlengkapan.
(3) Surat Penunjukan Kerja.
(4) Surat Tanda Setoran/ Nota Transfer dari Kas Daerah.
2) Pengeluaran Pembiayaan
(1) Rencana Pengeluaran Pembiayaan yang telah disetujui DPRD
(2) MOU antara Kepala Daerah dengan pihak ketiga (missal MOU
Penyertaan Modal Pemerintah).
(3) SPMU yang dibuat Unit Perbendaharaan
(4) Nota Transfer dari Kas Daerah
(5) Daftar Transaksi Posting (Buku Pembantu)
(6) Laporan Pertanggung Jawaban.
3. Pencatatan Transaksi dan Jurnal yang diperlukan
Jurnal pencatatan transaksi penerimaan pembiayaan adalah sebagai
berikut :
No. Perk. Jenis Perkiraan Debet Kredit
SiLPA
Perda
APBDdisahkan
9601 Estimasi Penggunaan SiLPA Xxx
6400 Pembiayaan Netto xxx
PenggunaanSiLPA
8810 Penggunaan SiLPA Xxx
6200 SiLPA tahun pelaporan xxx
Jurnal penutup 6200 SiLPA tahun pelaporan Xxx
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 56/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
9601 Estimasi PenggunaanSiLPA
Xxx
6100 Akumulasi SiLPA xxx
8810 Penggunaan SiLPA Xxx
TransaksiPenerimaanPembiayaanselain SiLPAPerda APBD
disahkanEstimasi PenerimaanPembiayaan
Xxx
Pembiayaan Netto xxx
OKA
diterbitkan
Estimasi Penerimaan dari
transakasi yang dialokasikan
Xxx
Alokasi Estimasipenerimaan transaksi
Xxx
Realisasipenerimaan
0100 Kas di Kas Daerah Xxx
8815 Penerimaan Penjualanasset yang dipisahkan
Xxx
8820 Penerimaan kembaliPinjaman kepada
BUMN/BUMD/Pemerintah Pusat/Daerah Otonom lain danlembaga Internasional
Xxx
8825 Penjualan PenyertaanModal dalam ProyekPembangunan
Xxx
8830 Penjualan InvestasiPermanen lainnya
Xxx
8835 Pinjaman Luar Negeri Xxx
8840 Pinjaman dari PemerintahPusat
Xxx
8845 Pinjaman dari PemerintahDaerah Otonom lainnya
Xxx
8850 Pinjaman dari BUMN/D Xxx
8855 Pinjaman dari Bank/Lembaga Keuangan
Xxx
8860 Pinjaman Dalam Negerilainnya
Xxx
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 57/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
Jurnal kolorariPelepasanInvestasipermanen
7100 Diinvestasikan dalamInvestasi Permanen
xxx
1100 Penyertaan Modal Pemda Xxx1200 Pinjaman kpd
BUMN/BUMD/PemPus/DO lain , LK
1300 Penyertaan Modal dlm.Proy. Pemb
Xxx
1400 Investasi permanen lainnya
Xxx
KolorariPenerimaan
Pinjaman DN &LN
7400 Dana yg hrs disediakan utkpembayaran hutang jk
panjang
5100 Hutang jk. Panjang
Jurnal Transaksi Pengeluaran Pembiayaan adalah sebagai berikut :
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 58/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
Pada saatPencatatan
No Perk. Nama perkiraan Debet Kredit
Perdadisahkan
6400 Pembiayaan Netto Xxx
9751 Apropriasi Pengeluaran
Pembiayaan(Penyertaanmodal pemerintah)
xxx
Otorisasi Anggaran
9801 Alokasi Apropriasi PengeluaranPembiayaan(penyertaanmodalpemerintah)
Xxx
9851 Allotment PengeluaranPembiayaan(Penyertaan
modal pemerintah)
Xxx
Realisasi 8910 PengeluaranPembiayaan(penyertaan ModalPemerintah)
Xxx
0100 Kas di Kas Daerah xxx
JurnalKorolari
1100 InvestasiPermanen(Penyertaan ModalPemerintah Daerah)
Xxx
7100 Diinvestasikan dalamInvestasi Permanen
Xxx
5100 Hutang Jangka Panjang Xxx
7400 Dana Yang harusdisediakan untuk
pembayaran hutang
Xxx
JurnalPenutup
Anggaran(Akhir Tahun)
9751 Apropriasi PengeluaranPembiayaan (PenyertaanModal Pemerintah)
Xxx
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 59/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
9801 Alokasi ApropriasiPengeluaran Pembiayaan
(Penyertaan ModalPemerintah)
Xxx
JurnalPenutupRealisasi
9851 Allotment PengeluaranPembiayaan (PenyertyaanModal Pemerintah)
Xxx
8910 Pengeluaran Pembiayaan(Penyertaan Modal
Pemerintah)
xxx
6400 Pembiayaan Netto TahunPelaporan
xxx
4. Penyajian dan Pengungkapan
Pos Pembiayaan dalam Laporan Perhitungan Anggaran ditempatkan setelah
perhitungan Surplus/Defisi. Karena posisinya di bawah surplus/divisit sering
disebut sebagai pos di bawah garis (bellow the line).
Hal-hal yang perlu diungkapkan mengenai pembiayaan antara lain
1) Rencana penerimaan untuk menutup defisit dan penggunaan dana surplus
serta realisasinya berikut perinciannya.
2) Pencapaian target
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 60/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
CONTOH SOAL
1. Penerimaan Pembiayaan
Pada tanggal 1 Juli 200X telah dikeluarkan otorisasi untuk menarik dana
pinjaman dari BUMN sebesar Rp. 5.000.000,00 dengan OKA No.
123/VII/BK/200X. Berdasarkan OKA tersebut telah direalisasikan penarikan
pinjaman dari BUMN pada tanggal 10 Juli 200X sebesar Rp. 4.000.000,00,
dan disetor ke rekening Kas Daerah dengan STS No. 789/VII/KD/200X.
Diminta :
1) Jurnal Otorisasi penarikan dana pinjaman2) Jurnal realisasi pencairan dana pinjaman
3) Jurnal kolorari yang diperlukan
2. Pengeluaran Pembiayaan.
1) Pada tanggal 25 Oktober telah dikeluarkan otorisasi untuk mengangsur
pokok pinjaman dari pemerintah Daerah otonom lainnya sebesar Rp
30.000.000,- dengan OKA No. 453/X/BK/2001.
Berdasarkan OKA tsb di atas telah direalisasikan pembayaran pokok
pinjaman dari Pemerintah Ddaerah lainnya pada tanggal 20 Desember
2001 dengan SPMU-BT No.234/XII/2001 sebesar Rp.30.000.000,-
Diminta :
(1) Jurnal otorisasi pembayaran pokok pinjaman
(2) Jurnal realisasi pembayaran pokok pinjaman
(3) Jurnal Korolari yang terkait
2) Pada tahun 200x Pemerintah Propinsi Jambi mengalami defisit sebesar Rp
500.000.000,00. Apakah Pemerintah Propinsi Jambi boleh mengadakan
pengeluaran pembiayaan dalam bentuk pemberian pinjaman kepada BUMD
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 61/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
yang sedang mengalami defisit dimana bila tidak disuntik dana BUMD
tersebut akan mengalami kesulitan membayar gaji pegawai.
Berikan pendapat dan komentar anda
5/16/2018 Akuntansi Dasar 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-dasar-3 62/62
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DEPUTI IV BPKP
DAFTAR KEPUSTAKAAN
1. Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Buku 3 Pos-pos Perhitungan APBD
Pokja IV Evaluasi Pembiayaan dan Informasi Keuangan Daerah, Tim
Evaluasi dan Percepatan Pelaksanaan Perimbangan Keuangan Pusat dan
Daerah, KMK No. 355/KMK.07/2001, Edisi 2 (Januari 2002) , halaman 22-26.
2. Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Buku 3 Pos-pos Perhitungan APBD,
ibid halaman 76-126
3. Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Buku 3 Pos-pos Perhitungan APBD,
ibid halaman 130-147
4. Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Buku 3 Pos-pos Perhitungan APBD,
ibid halaman 151-156.
5. Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Buku 3 Pos-pos Perhitungan APBD,
ibid halaman 162-269.
6. Paper Modul Pelatihan Laporan Perhitungan Anggaran
7. Sistem Administrasi Keuangan Daerah Buku I, Pusdiklatwas BPKP Edisi ke
dua, 2000
8. Sistem Administrasi Keuangan Daerah Buku II, Pusdiklatwas BPKP Edisi ke
dua, 2000