Akuntansi dan Manajemen Jurnal Sains, Akuntansi dan ...
Transcript of Akuntansi dan Manajemen Jurnal Sains, Akuntansi dan ...
Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)
236
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40
Jurnal Sains,
Akuntansi dan Manajemen
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi saat ini begitu cepat,
membawa paradigma baru dalam tatanan seluruh aktivitas kehidupan, baik pemerintah, dunia
usaha, pendidikan dan masyarakat lainnya. Dalam dunia usaha kemajuan teknologi menuntut para
karyawan maupun calon karyawan supaya memiliki kemampuan serta keahlian lebih agar dapat
menunjang kinerjanya untuk mencapai tujuan bisnis perusahaan. Di setiap perusahaan
penggunaan software sudah menjadi hal yang diwajibkan bagi karyawannya. Dengan penerapan
berbagai software, mengakibatkan karyawan dituntut supaya memiliki keahlian terutama dalam
bidang komputer. Hal ini juga berlaku pada karyawan di bagian keuangan yang bertugas
membuat laporan keuangan perusahaan. Dalam pembuatan laporan keuangan kebanyakan
perusahaan saat ini sudah menggunakan software akuntansi seperti MYOB, Zahir dan lain-lain.
Namun hal tersebut dapat menjadi kendala karena tidak semua karyawan nyaman dan dapat
menjalankan software tersebut dengan baik.
Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi, program studi akuntansi di
Universitas Mahasaraswati Denpasar juga membekali mahasiswanya dengan mata kuliah aplikasi
PENGARUH COMPUTER ANXIETY DAN COMPUTER ATTITUDE TERHADAP
KEAHLIAN PEMAKAIAN SOFTWARE AKUNTANSI PADA MAHASISWA JURUSAN
AKUNTANSI DI UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
PUTU NIRMALA MAHARANI
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar
Abstrak
Dalam dunia usaha kemajuan teknologi menuntut para karyawan maupun calon karyawan
supaya memiliki kemampuan serta keahlian lebih agar dapat menunjang kinerjanya untuk mencapai
tujuan bisnis perusahaan. Di setiap perusahaan penggunaan software termasuk software akuntansi sudah
menjadi hal yang diwajibkan bagi karyawannya. Namun hal tersebut dapat menjadi kendala karena
tidak semua karyawan nyaman dan dapat menjalankan software tersebut dengan baik. Dalam
penggunaan teknologi terutama komputer seseorang selalu dipengaruhi oleh berbagai faktor yang
mempengaruhi keahliannya, faktor tersebut di antaranya adalah personality yang meliputi computer
anxiety, computer attitudes, dan math anxiety. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kembali teori
computer anxiety dan computer attitude terhadap keahlian pemakaian software akuntansi. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 221 mahasiswa jurusan akuntansi angkatan 2015. Teknik
penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling dengan metode
simple random sampling dan metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik
analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Dari 221 kuesioner yang tersebar
hanya 182 kuesioner yang kembali dan dapat dianalisis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai
signifikansi computer anxiety adalah 0,317 > 0,05 hal ini menunjukkan bahwa computer anxiety tidak
berpengaruh terhadap keahlian pemakaian software akuntansi. Nilai signifikansi computer attitude
adalah 0,149 > 0,05 hal ini menunjukkan bahwa computer attitude tidak berpengaruh terhadap keahlian
pemakaian software akuntansi.
Kata kunci : personality, computer anxiety, computer attitude, keahlian pemakaian software akuntansi.
Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)
237
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40
Jurnal Sains,
Akuntansi dan Manajemen
komputer akuntansi. Dengan adanya mata kuliah ini diharapkan mahasiswa program studi
akuntansi dapat memiliki keahlian dalam menggunakan software akuntansi yang nantinya akan
berguna di dunia kerja khususnya pada bidang akuntansi. Pada mata kuliah ini mahasiswa
diajarkan menggunakan software akuntansi dan secara tidak langsung mahasiswa dituntut untuk
memiliki keahlian serta dapat menguasai software akuntansi.
Menurut Parasara (2014), perkembangan teknologi yang pesat dengan segala manfaatnya
tidak akan terlaksana dengan baik tanpa dukungan dari pengguna itu sendiri, karena teknologi
yang baik membutuhkan sumber daya manusia yang terampil untuk mengoperasikannya.
Menghadapi perkembangan teknologi informasi sering kali terjadi suatu kondisi yang kompleks
dimana kemampuan organisasi dalam penerapan teknologi informasi tidak sesuai dengan
kemampuan individu di dalam organisasi tersebut untuk mengaplikasikannya (Fazli, 1999). Hal
tersebut disebabkan karena setiap individu merespon penerapan teknologi informasi secara
dinamis seperti menerima maupun menolak dengan hal-hal yang bersifat baru (Parasara, 2014).
Dalam penggunaan teknologi terutama komputer seseorang selalu dipengaruhi oleh
berbagai faktor yang mempengaruhi keahliannya, faktor tersebut di antaranya adalah personality
yang meliputi computer anxiety, computer attitudes, dan math anxiety. Menurut Igbarian dan
Parasuraman (1989) computer anxiety merupakan kecenderungan seseorang untuk menjadi susah,
khawatir, atau ketakutan mengenai penggunaan komputer dimasa sekarang atau dimasa yang
akan datang. Computer attitudes menunjukan reaksi atau penilaian seseorang terhadap komputer
berdasarkan kesenangan atau ketidaksenangan terhadap komputer. Sedangkan math anxiety
merupakan ketakutan, kecemasan dan kekhawatiran yang berhubungan secara khusus dengan
matematika.
Wiramihardja (2005) dalam Parasara (2014) menyebutkan bahwa anxiety merupakan
suatu perasaan dimana seseorang merasa ketakutan atau kehilangan kepercayaan diri yang tidak
jelas asal maupun wujudnya sehingga tidak berani dan mampu untuk bersikap dan bertindak
secara rasional sesuai dengan apa yang seharusnya dilakukan. Menurut Supriyadi (2003), jika
dihubungkan dengan penggunaan komputer maka computer anxiety merupakan suatu ungkapan
perasaan yang bersifat negatif atau praduga yang berlebihan mengenai kesulitan yang disebabkan
oleh adanya pemanfaatan komputer yang mengarah pada sikap antipati terhadap komputer.
Menurut Safitri (2015) computer attitude dapat diartikan sebagai sikap dan pandangan
seseorang dalam menghadapi keberadaan teknologi komputer. Sikap seseorang dalam
menghadapi keberadaan komputer pada setiap individu cenderung berbeda-beda. Sebagian orang
menganggap adanya teknologi komputer akan mengendalikan dan mendominasi kehidupan
(pessimism). Sebagian orang lainnya menganggap jika dengan adanya komputer akan
memberikan dampak positif (optimism).
Peristiwa yang terjadi ialah rasa cemas pada komputer (computer anxiety) serta sikap
individu pada hadirnya komputer (computer attitude) dapat mempengaruhi keahlian (self-
efficacy) individu tersebut ketika menggunakan atau mengoperasikan komputer (Kuntardi, 2004).
Pada penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2003), Sudaryono dan Astuti (2005), Tjandra (2007),
Cahyandari (2009), Setiawan (2012), Hatta dan Mariezta (2013), Sulindawati (2014), Parasara (2014), Cahyono (2014), Zahro, Ashari dan Utami (2014), Devi (2015), dan Dewi dan Juliarsa
(2017) menyatakan bahwa computer anxiety berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
keahlian berkomputer. Nurhayati (2003) juga menyatakan computer anxiety berpengaruh
terhadap keahlian penggunaan komputer. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Rafki (2012)
dan Astuti (2016) menunjukkan hasil yang berbeda dimana computer anxiety tidak berpengaruh
terhadap keahlian berkomputer.
Hasil penelitian yang tidak konsisten juga terjadi pada penelitian tentang computer
attitude pada keahlian berkomputer. Cahyono (2014), Kumara, Adiputra dan Sulindawati (2014),
Dewi dan Juliarsa (2017) menyatakan bahwa computer attitude berpengaruh positif terhadap
keahlian berkomputer. Cahyandari (2009), Zahro, Ashari dan Utami (2014) menyatakan bahwa
Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)
238
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40
Jurnal Sains,
Akuntansi dan Manajemen
computer attitude berpengaruh signifikan terhadap keahlian berkomputer. Namun, penelitian
yang dilakukan oleh Nurhayati (2003), dan Devi (2015) menyatakan hasil yang berbeda dimana
computer attitude tidak berpengaruh terhadap keahlian berkomputer.
Berdasarkan uraian di atas dapat diperoleh gambaran bahwa computer anxiety dan
computer attitude adalah dua faktor personality yang dapat mempengaruhi keahlian pemakai
dalam menggunakan komputer. Hal tersebut memotivasi peneliti untuk meneliti kembali teori
computer anxiety dan computer attitude terhadap keahlian pemakaian software akuntansi dengan
judul “Pengaruh Computer Anxiety dan Computer Attitude Terhadap Keahlian Pemakaian
Software Akuntansi Pada Mahasiswa Jurusan Akuntansi di Universitas Mahasaraswati
Denpasar”.
1.2 Pokok Permasalahan
Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka pokok permasalahan dalam
penilitian ini, yaitu :
1) Apakah computer anxiety berpengaruh terhadap keahlian pemakaian software akuntansi pada
mahasiswa jurusan akuntansi Universitas Mahasaraswati Denpasar?
2) Apakah computer attitude berpengaruh terhadap keahlian pemakaian software akuntansi pada
mahasiswa jurusan akuntansi Universitas Mahasaraswati Denpasar?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan pokok permasalah yang telah dikemukakan di atas, maka
tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui pengaruh computer anxiety terhadap keahlian pemakaian software
akuntansi pada mahasiswa jurusan akuntansi Universitas Mahasaraswati Denpasar.
2) Untuk mengetahui pengaruh computer attitude terhadap keahlian pemakaian software
akuntansi pada mahasiswa jurusan akuntansi Universitas Mahasaraswati Denpasar.
1.4 Kegunaan Penelitian
1) Bagi Peneliti
Peneliti mengharapkan hasil penelitian dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan
memperoleh gambaran langsung mengenai pengaruh computer anxiety dan computer attitude
pada keahlian pemakaian software akuntansi pada mahasiswa jurusan akuntansi di
Universitas Mahasaraswati Denpasar.
2) Bagi Mahasiswa
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa untuk menemukan
pengetahuan dan pengembangan wawasan, meningkatkan kemampuan menganalisis suatu
masalah melalui penelitian ini.
3) Bagi Universitas
Untuk menambah perbendaharaan di perpustakaan untuk jurusan akuntansi dengan
konsentrasi sistem informasi sebagai referensi untuk penelitian lebih lanjut terhadap masalah yang sejenis dengan masalah penelitian ini.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Perilaku Interpersonal
Thompson et al. (1991) mengemukakan pentingnya aspek perilaku dalam penerapan
teknologi informasi. Hal tersebut berdasarkan hasil penelitian empiris yang menguji pengaruh
perilaku individual pemakai terhadap penggunaan komputer dengan landasan teori yang
diusulkan oleh Triandis (1980). Menurut Triandis (1980) dalam Devi (2015), penggunaan
komputer oleh seorang karyawan dalam situasi optional (bukan keharusan) akan dipengaruhi oleh
Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)
239
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40
Jurnal Sains,
Akuntansi dan Manajemen
sikap (attitude) dalam menggunakan komputer, norma sosial (sosial norm) di tempat kerja
berkaitan dengan penggunaan komputer dan kebiasaan (habits) dalam menggunakan komputer.
Sikap seseorang terdiri atas komponen kognisi, afeksi, dan komponen-komponen perilaku
(behavioral components).
Kognisi berkaitan dengan pengenalan seseorang terhadap lingkungannya sehingga
menimbulkan suatu keyakinan (beliefs). Keyakinan tersebut diperoleh berdasarkan pada
pengetahuan dan pengalamannya. Menurut Triandis (1980), kognisi berkaitan dengan
konsekuensi yang diperoleh pada masa depan yang diyakini seseorang sehingga mendorong
untuk bersikap. Afeksi berkaitan dengan perasaan atau emosi seseorang yang merupakan
perasaan bahagia, gembira, senang atau depresi, benci dan tidak nyaman yang dihubungkan
dengan seorang individual ke suatu tindakan tertentu (Triandis, 1980 dalam Iskandarsyah 2012).
Ketiga komponen tersebut berkaitan dengan penelitian ini yang menitikberatkan pada aspek
computer anxiety sebagai refleksi perasaan seorang mahasiswa terhadap teknologi informasi
khususnya dalam penggunaan software akuntansi dan aspek computer attitude sebagai refleksi
sikap seorang mahasiswa terhadap pemakaian software akuntansi.
Komponen kognisi berkaitan dengan keyakinan dalam diri mahasiswa bahwa dengan
menggunakan komputer terutama dalam penerapan software akuntansi dapat memberikan
manfaat bagi dirinya dan pekerjaannya di kemudian hari. Semakin tinggi tingkat kepercayaan
mahasiswa dalam penggunaan software akuntansi maka rasa cemas yang dihadapi mahasiswa
akan berkurang dan tingkat keahlian dalam menggunakan software akuntansi juga akan semakin
meningkat. Sebaliknya, semakin besar rasa kecemasan yang dimiliki mahasiswa dalam
menggunakan software akuntansi maka akan semakin rendah pula keahlian mahasiswa dalam
menggunakan software akuntansi.
Komponen afeksi berkaitan dengan sikap mahasiswa mengenai kehadiran teknologi
komputer khususnya pada penerapan software akuntansi. Sikap mahasiswa yang positif untuk
menerima kehadiran teknologi komputer dilandasi oleh keyakinan bahwa penggunaan software
akuntansi dapat membantu dalam menyelesaikan pekerjaannya dan tugasnya akan menimbulkan
perasaan suka atau senang terhadap penggunaan software akuntansi. Sikap optimis akan
mendorong dan memotivasi mahasiswa untuk meningkatkan keahliannya menggunakan software
akuntansi.
2.1.2 Computer Anxiety
Menurut Igbarian dan Parasuraman (1989) computer anxiety merupakan kecenderungan
seseorang untuk menjadi susah, khawatir, atau ketakutan mengenai penggunaan komputer dimasa
sekarang atau dimasa yang akan datang. Wiramihardja (2005) dalam Parasara (2014)
menyebutkan bahwa anxiety merupakan suatu perasaan dimana seseorang merasa ketakutan atau
kehilangan kepercayaan diri yang tidak jelas asal maupun wujudnya sehingga tidak berani dan
mampu untuk bersikap dan bertindak secara rasional sesuai dengan apa yang seharusnya
dilakukan. Menurut Supriyadi (2003) jika dihubungkan dengan penggunaan komputer maka
computer anxiety merupakan suatu ungkapan perasaan yang bersifat negatif atau praduga yang
berlebihan mengenai kesulitan yang disebabkan oleh adanya pemanfaatan komputer yang mengarah pada sikap antipati terhadap komputer.
Computer anxiety merupakan salah satu technophobia, dimana komputer merupakan
salah satu teknologi yang berkembang dalam kehidupan manusia. Technophobia sendiri dapat
digolongkan dalam tiga tingkatan, antara lain anxious technophobe, cognitive technophobe, dan
unconfortable user (Linda V. Orr, 2000). Setiap individu yang mengalami kegelisahan terhadap
komputer (computer anxiety) akan merasakan manfaat komputer yang lebih sedikit dibandingkan
dengan mereka yang tidak mengalami kegelisahan terhadap kehadiran komputer. Kegelisahan
dan ketakutan seseorang terhadap kehadiran teknologi baru umumnya akan mendorong sikap
negatif untuk menolak penggunaan teknologi informasi (Todd dan Benbasat, 1992).
Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)
240
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40
Jurnal Sains,
Akuntansi dan Manajemen
Computer anxiety dapat dinilai dari beberapa aspek. Para ahli memberikan penjelasan
mengenai aspek-aspek computer anxiety sesuai dengan sudut pandangnya masing-masing.
Heinssen, et al (1987) dalam Devi (2015) mengemukakan bahwa computer anxiety memiliki dua
aspek yakni :
1) Fear (takut)
Menurut Heinssen, et al (1987) dalam Putra (2016) rasa takut merupakan “salah satu
gejala adanya gangguan emosional dalam diri seseorang. Rasa takut dapat timbul karena
adanya suatu ancaman yang datang dari luar diri seseorang. Menurut Sudaryono dan Astuti
(2005) seseorang yang merasa takut dengan adanya komputer karena mereka belum banyak
menguasai teknologi komputer, sehingga mereka belum bisa mendapatkan manfaat dengan
adanya kehadiran komputer.
Menurut Kaplan dan Sadock dalam Putra (2016) rasa takut dapat diartikan sebagai
“respon dari suatu ancaman yang asalnya diketahui, eksternal jelas, atau bukan bersifat
konflik”. Sedangkan menurut Brosnan (1999) rasa takut berkomputer merupakan “sikap atau
perasaan tidak tenang dan nyaman yang dialami seseorang berkaitan dengan komputer. Rasa
takut muncul karena seseorang tidak memiliki pengetahuan yang cukup dalam
mengoperasikan komputer sesuai dengan kepentingannya.
2) Anticipation (antisipasi)
Menurut Heinssen, et al (1987) antisipasi merupakan salah satu sikap dalam
mengatasi kecemasan yang ada dalam diri seseorang. Menurut Igbaria dan Parasuraman
(1989) antisipasi merupakan salah satu cara untuk dapat keluar dari kecemasan berkomputer
ketika sedang menyelesaikan tugas-tugas penting. Hal ini memperlihatkan bahwa antisipasi
merupakan respon positif dari kecemasan berkomputer yang dapat dilakukan dengan
menerapkan ide-ide atau bentuk pembelajaran yang lebih menyenangkan dan interaktif.
Menurut Orr (2000) antisipasi yang baik akan meningkatkan sikap berkomputer yang positif.
Sebaliknya antisipasi yang rendah akan berdampak negatif pada sikap berkomputer seseorang.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dijelaskan computer anxiety berhubungan dengan
kecemasan berkomputer yang ditunjukkan dengan rasa takut setiap kali berhadapan dengan
komputer. Hal ini biasanya muncul ketika seseorang mempelajari sesuatu yang baru dan terjadi
penolakan terhadap perubahan yang memiliki efek negatif terhadap kerja kognitif.
2.1.3 Computer Attitude
Computer attitude merupakan sikap reaksi atau penilaian seseorang terhadap komputer
berdasarkan kesenangan atau ketidaksenangannya terhadap komputer. Dengan kata lain secara
umum attitude menunjukkan perasaan kesenangan atau ketidaksenangan seseorang terhadap
obyek stimulus (Rifa dan Gudono, 1999). Sikap seseorang dalam menghadapi keberadaan
komputer pada setiap individu cenderung berbeda-beda. Sebagian orang menganggap adanya
teknologi komputer akan mengendalikan dan mendominasi kehidupan (pessimism). Sebagian
orang lainnya menganggap jika dengan adanya komputer akan memberikan dampak positif
(optimism) (Safitri, 2015). Sikap pemakai komputer merupakan faktor yang mempengaruhi
kinerja (keahlian) individual dalam penggunaan komputer (Webster et al (1990) Kisbiantoro, 2008).
Computer attitude dapat dinilai dari beberapa aspek. Menurut Loyd dan Gressard (1984)
dalam Devi (2015) terdapat tiga aspek yang terkait dengan computer attitude, yaitu :
1) Optimism
Sikap optimism menurut Doyle (2005) dapat diartikan sebagai kemampuan mengatasi
berbagai kesulitan tugas-tugas yang dihadapi seseorang dengan adanya komputer. Sikap
optimism seseorang terhadap komputer akan mampu mengatasi kecemasan dalam menghadapi
tugas-tugas sulit yang melibatkan penggunaan komputer. Sementara menurut Towell dan
Lauer (2001) bahwa sikap optimism berkomputer merupakan pandangan positif seseorang
terhadap komputer yang dapat meringankan beban pekerjaannya.
Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)
241
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40
Jurnal Sains,
Akuntansi dan Manajemen
2) Pessimism
Menurut Rosen dan Weil (2010) sikap pesimism berkomputer merupakan sikap
antipati seseorang akibat adanya kerterbatasan penguasaan program-program komputer
khususnya program baru. Munculnya program baru membuat seseorang merasa dirinya kurang
mampu mengendalikan sehingga sikap pesimism berkomputer dalam dirinya semakin tinggi.
3) Intimidation
Intimidasi berkomputer merupakan pandangan dalam diri manusia bahwa komputer
merupakan alat yang akan mengendalikan serta mendominasi kehidupan manusia, sehingga
membawa kehidupan manusia ke dalam era yang terintimidasi karena kehadiran komputer
(Mahar et al, 1997). Menurut Landry et al (1996) intimidasi berkomputer merupakan keadaan
yang mengancam kenyamanan seseorang berkaitan dengan penggunaan komputer.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa computer attitude adalah reaksi
atau penilaian seseorang terhadap komputer berdasarkan kesenangan atau ketidaksenangannya
terhadap komputer dan menunjukkan cara pandang seseorang terhadap komputer sebagai
ancaman dalam hidupnya.
2.1.4 Computer Self-Efficacy
Self-efficacy merupakan kepercayaan diri seseorang pada kemampuan yang dimiliki
untuk menampilkan perilaku tertentu. Komponen kunci dari self-efficacy antara lain komponen
skill (keahlian) dan ability (kemampuan) dalam mengorganisir dan melaksanakan suatu tindakan
(Rustina (2004) dalam Putra, 2016). Menurut Compeau dan Higgins (1995) computer self-
efficacy (CSE) dapat didefinisikan sebagai penilaian kapabilitas dan keahlian komputer seseorang
untuk melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan teknologi informasi. Secara sederhana
CSE dapat didefinisikan sebagai kemampuan seseorang dalam menggunakan komputer (Maharsi
dan Mulyadi (2007) dalam Sudibyanto, 2013). Computer self-efficacy dipandang sebagai salah
satu variabel yang penting untuk studi perilaku individual dalam bidang teknologi informasi.
Compeau dan Higgin (1995) menjelaskan terdapat tiga dimensi CSE antara lain :
1) Magnitude
Mengacu pada level kapabilitas seseorang dalam penggunaan komputer. Individu dengan level
magnitude CSE yang tinggi diharapkan dapat menyelesaikan tugas-tugas komputasi dengan
baik dengan sedikitnya bantuan dari orang lain.
2) Strength
Mengacu pada level keyakinan tentang kepercayaan diri individu terhadap kemampuannya
dalam menyelesaikan tugas-tugas komputasinya dengan baik.
3) General Ability
Mengacu pada domain perbedaan konfigurasi hardware dan software, sehingga individu
dengan level general ability tinggi diharapkan mampu menggunakan paket-paket software dan
sistem yang berbeda-beda dibandingkan dengan individu dengan level general ability yang
lebih rendah.
Individu dengan tingkat CSE yang lebih tinggi menilai dirinya mampu menyelesaikan
tugas-tugas yang komputasi yang diberikan dengan lebih baik tanpa dukungan dan bantuan dari oranglain daripada seseorang dengan tingkat CSE yang lebih rendah (Adamson dan Shine, 2003).
Compeau dan Higgins (1991) dalam Sudibyanto (2013) menyampaikan bahwa tingkat CSE yang
tinggi akan mengarahkan pengguna teknologi informasi kepada tingkat minat dan penggunaan
informasi teknologi yang lebih tinggi juga.
2.1.5 Perangkat Lunak (Software) Akuntansi
Perangkat lunak (software) akuntansi merupakan perangkat lunak (software) yang dibuat
untuk memudahkan aktivitas dan pencatatan akuntansi dengan memanfaatkan konsep modularitas
atas serangkaian aktivitas yang serupa ke dalam modul-modul spesifik seperti pembelian
(Account Payable), penjualan (Account Receivable), penggajian, buku besar, dan lain-lain (Hatta
dan Marietza, 2013). Perangkat lunak ini dapat dikembangkan sendiri oleh perusahaan ataupun
Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)
242
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40
Jurnal Sains,
Akuntansi dan Manajemen
dibeli dari pihak ketiga yang menyediakan, atau dapat pula merupakan gabungan dari keduanya.
Karena hal tersebut, kompleksitas dan kapabilitas software akuntansi menjadi sangat beragam
tergantung pada kebutuhan perusahaan yang akan menggunakannya. Beberapa software
akuntansi yang sering digunakan antara lain MYOB, Zahir, Omegasoft, Acosys, dan lain-lain.
Adapun contoh laporan keuangan yang dihasilkan software akuntansi antara lain :
Gambar 2.1
Contoh Neraca Menggunakan MYOB
Sumber: Suharyati dan Dwijayanti (2011)
Gambar 2.2
Contoh Laporan Laba Rugi Menggunakan MYOB
Sumber: Suharyati dan Dwijayanti (2011)
Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)
243
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40
Jurnal Sains,
Akuntansi dan Manajemen
Gambar 2.3
Contoh Laporan Arus Kas Menggunakan MYOB
Sumber: Yuliantoro (2015)
Gambar 2.4
Contoh Neraca Menggunakan Zahir
Sumber: Hutauruk (2017)
Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)
244
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40
Jurnal Sains,
Akuntansi dan Manajemen
Gambar 2.5
Contoh Laporan Laba Rugi Menggunakan Zahir
Sumber: Hutauruk (2017)
Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)
245
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40
Jurnal Sains,
Akuntansi dan Manajemen
Gambar 2.6
Contoh Laporan Arus Kas Menggunakan Zahir
Sumber: Hutauruk (2017)
2.2 Hasil Penelitian Sebelumnya
Astuti (2003) melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh dukungan organisasi
terhadap hubungan computer anxiety dengan keahlian auditor menggunakan teknik audit
berbantuan komputer. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 67 kuesioner yang
didapatkan dari responden auditor yang bekerja di KAP yang terletak di Yogyakarta, Semarang,
Solo dan 7 KAP besar di Jakarta. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan tingkat computer anxiety pada setiap kelompok jabatan di Kantor Akuntan Publik
(KAP) dalam menggunakan teknik audit berbantuan komputer (TABK). Terdapat perbedaan
keahlian menggunakan TABK pada setiap kelompok jabatan yang ada di KAP. Computer anxiety
Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)
246
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40
Jurnal Sains,
Akuntansi dan Manajemen
berpengaruh signifikan negatif terhadap keahlian menggunakan teknik audit berbantuan komputer
(TABK), berarti semakin rendah computer anxiety pengguna maka semakin tinggi keahlian
pengguna TABK. Interaksi antara dukungan organisasi dan computer anxiety berpengaruh
signifikan positif terhadap tingkat keahlian pengguna TABK, berarti semakin tinggi dukungan
organisasi yang diperoleh pengguna, mampu mengurangi computer anxiety pengguna dan
meningkatkan keahlian menggunakan TABK.
Diartono dan Nurhayati (2003) melakukan penelitian pada mahasiswa fakultas teknologi
informasi di Universitas Stikubank Semarang mengenai pengaruh personality terhadap keahlian
dalam penggunaan komputer. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kecemasan memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap keahlian dalam penggunaan komputer, sikap tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap keahlian dalam penggunaan komputer, sedangkan kecemasan
dan sikap secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keahlian dalam
penggunaan komputer.
Sudaryono dan Astuti (2005) melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh
computer anxiety terhadap keahlian menggunakan komputer karyawan bagian akuntansi pada
perusahaan tekstil di Surakarta. Penelitian ini merupakan pengembagan penelitian yang pernah
dilakukan oleh Sudaryono (2004) tentang pengaruh computer anxiety terhadap keahlian dosen
akuntansi dalam menggunakan komputer. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh signifikan dan negatif antara computer anxiety terhadap keahlian komputer, berarti
semakin rendah tingkat computer anxiety pemakai komputer mempunyai pengaruh terhadap
keahlian pemakai dalam menggunakan komputer. Sebaliknya, semakin tinggi computer anxiety
pemakai berhubungan dengan semakin rendahnya keahlian pemakai dalam menggunakan
komputer.
Tjandra (2007) melakukan penelitian dengan tema computer anxiety dari perspektif
gender dan pengaruhnya terhadap keahlian pemakai komputer dengan variabel moderasi locus of
control, yang merupakan studi empiris pada novice accountant assistant di Akademi Akuntansi
YKPN Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan pada 293 mahasiswa Akademi Akuntansi YKPN.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa computer anxiety berpengaruh secara negatif dan
signifikan terhadap variabel keahlian pemakai komputer. Terdapat perbedaan computer anxiety
pemakai komputer pria dan wanita. Locus of control berhasil memoderasi pengaruh computer
anxiety terhadap keahlian pemakai komputer.
Cahyandari (2009) melakukan penelitian terhadap seluruh karyawan bagian akuntansi di
PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tanggerang untuk mengetahui pengaruh computer
anxiety dan computer attitude terhadap keahlian karyawan bagian akuntansi dalam menggunakan
komputer. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif dan signifikan
computer anxiety terhadap keahlian menggunakan komputer bagi karyawan akuntansi. Terdapat
pengaruh yang signifikan antara computer attitude terhadap keahlian menggunakan komputer
bagi karyawan bagian akuntansi. Computer anxiety dan computer attitude bersama-sama
berpengaruh terhadap keahlian menggunakan komputer bagi karyawan bagian akuntansi.
Setiawan dan Tarwan (2011) melakukan penelitian terhadap 50 mahasiswa jurusan akuntansi program sarjana (S1) di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi STAN Indonesia Mandiri.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh computer anxiety terhadap keahlian
menggunakan komputer studi pada mahasiswa akuntansi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa computer anxiety pada proksi computer anticipation memiliki pengaruh positif terhadap
keahlian menggunakan komputer. Sedangkan computer anxiety pada proksi computer fear tidak
berpengaruh terhadap keahlian menggunakan komputer.
Setiawan (2012) melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh computer anxiety dan
pengalaman komputer (computer experience) terhadap kemahiran berkomputer. Penelitian ini
dilakukan pada 100 mahasiswa jurusan Manajemen Informatika di Politeknik Negeri Surabaya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa computer anxiety berpengaruh negatif dan signifikan
Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)
247
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40
Jurnal Sains,
Akuntansi dan Manajemen
terhadap keahlian komputer. Pengalaman komputer berpengaruh signifikan terhadap kemahiran
komputer, hal ini dikarenakan pengguna komputer yang telah berpengalaman dan menguasai
suatu perangkat lunak akan terus mempelajari program atau aplikasi yang baru.
Rafki (2012) melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh computer anxiety
terhadap kemampuan mahasiswa akuntansi terhadap keahlian mahasiswa dalam menggunakan
komputer. Penelitian ini dilakukan pada 200 mahasiswa program studi akuntansi di Universitas
Maritim Raja Ali Haji. Penelitian ini menunjukkan bahwa computer anxiety tidak berpengaruh
terhadap terhadap keahlian mahasiswa akuntansi di Umrah.
Hatta dan Marietza (2013) melakukan penelitian pada karyawan yang bekerja pada
perusahaan dagang di daerah Bengkulu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kecemasan
berkomputer (computer anxiety) memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap keahlian
pemakai dalam menggunakan software akuntansi. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara karyawan pria dan wanita jika ditinjau dari tingkat kecemasan dalam menggunakan
software akuntansi. Sedangkan hasil pengujian variabel locus of control sebagai variabel
moderasi menunjukkan bahwa locus of control merupakan pure moderator, karena ketika
variabel ini diinteraksikan dengan variabel keahlian pemakai dalam menggunakan software
akuntansi menunjukkan hasil yang tidak signifikan.
Saputro dan Sukirno (2013) melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh persepsi
kemudahan penggunaan, kepercayaan, kecemasan berkomputer dan kualitas layanan terhadap
minat menggunakan internet banking. Penelitian ini dilakukan pada 67 orang nasabah pada Bank
Mandiri cabang Jl. Jendral Soedirman Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh positif dan signifikan pada persepsi kemudahan pengguna terhadap minat
menggunakan internet banking. Terdapat pengaruh positif dan signifikan pada kepercayaan
terhadap minat menggunakan internet banking. Terdapat pengaruh positif dan signifikan pada
kecemasan berkomputer terhadap minat menggunakan internet banking. Terdapat pengaruh
positif dan signifikan pada kualitas layanan terhadap minat menggunakan internet banking.
Sudibyanto (2013) melakukan penelitian pada 193 mahasiswa jurusan akuntansi di
Universitas Negeri Yogyakarta untuk mengetahui pengaruh computer anxiety, computer attitude
dan computer self-efficacy terhadap minat mahasiswa dalam berbisnis secara online. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa computer anxiety berpengaruh signifikan terhadap minat
dalam berbisnis online pada mahasiswa akuntansi Fakultas Ekonomi UNY. Computer attitude
berpengaruh signifikan terhadap minat dalam berbisnis online pada mahasiswa akuntansi.
Computer self-efficacy berpengaruh signifikan terhadap minat dalam berbisnis online pada
mahasiswa akuntansi. Sedangkan computer anxiety, computer attitude, computer self-efficacy
secara bersama-sama berpengaruh terhadap minat dalam berbisnis online pada mahasiswa
akuntansi.
Wiratama dan Rahmawati (2013) melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh
kualitas informasi, persepsi kebermanfaatan dan computer self-efficacy terhadap penggunaan
internet sebagai sumber pustaka. Penelitian ini dilakukan pada 205 mahasiswa Fakultas Ekonomi
di Universitas Negeri Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan internet sebagai salah satu sumber
pustaka. Persepsi kebermanfaatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan
internet sebagai salah satu sumber pustaka. Computer self-efficacy berpengaruh positif dan
signifikan terhadap penggunaan internet sebagai salah satu sumber pustaka. Kualitas informasi,
persepsi kebermanfaatan, dan computer self-efficacy secara bersama-sama berpengaruh positif
dan signifikan terhadap penggunaan internet sebagai salah satu sumber pustaka.
Kumara, Adiputra dan Sulindawati (2014) melakukan penelitian untuk mengetahui
pengaruh computer anxiety dan computer attitude terhadap keahlian karyawan bagian akuntansi
yang menggunakan komputer. Penelitian ini dilakukan pada 51 orang karyawan bagian akuntansi
yang bekerja di hotel-hotel di kawasan Lovina Kabupaten Buleleng. Hasil penelitian ini
Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)
248
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40
Jurnal Sains,
Akuntansi dan Manajemen
menunjukkan bahwa computer anxiety berpengaruh negatif terhadap keahlian karyawan bagian
akuntansi yang menggunakan komputer. Computer attitude berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keahlian karyawan bagian akuntansi yang menggunakan komputer. Computer anxiety
dan computer attitude bersama-sama berpengaruh signifikan yang positif terhadap keahlian
karyawan.
Parasara (2014) melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh computer anxiety
pada computer self-efficacy. Penelitian ini dilakukan pada 53 orang pegawai yang bekerja di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Badung Utara. Penelitian ini menunjukkan bahwa computer
anxiety berpengaruh negatif pada computer self-efficacy pegawai Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Badung Utara.
Cahyono (2014) melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh faktor personality
dan pengalaman terhadap keahlian pegawai di lingkungan unit pemerintak kota Surakarta dalam
menggunakan komputer. Penelitian ini dilakukan pada 55 orang pegawai dan hasil dari penelitian
ini menunjukkan bahwa faktor personality pada aspek computer anxiety berpengaruh negatif
terhadap keahlian pegawai dalam menggunakann komputer. Artinya semakin takut seorang
pegawai dalam menggunakan alat bantu komputer, maka semakin rendah keahlian pegawai
tersebut dalam menggunakan komputer. Pada aspek computer attitude berpengaruh positif
terhadap keahlian pegawai dalam menggunakan komputer. Hal ini berarti bahwa semakin baik
sikap dan rasa senang pegawai menggunakan alat bantu komputer, maka semakin tinggi keahlian
pegawai dalam menggunakan komputer. Sedangkan pada aspek math anxiety berpengaruh negatif
terhadap keahlian pegawai dalam menggunakan komputer, artinya semakin takut seorang
pegawai terhadap matematika, maka semakin rendah keahlian pegawai tersebut dalam
menggunakan komputer. Pengalaman menggunakan komputer berpengaruh positif terhadap
keahlian pegawai dalam menggunakan komputer, artinya semakin banyak pengalaman
menggunakan komputer, maka semakin tinggi keahlian dalam menggunakan komputer.
Yudha dan Ramantha (2014) melakukan penelitian pada 91 mahasiswa jurusan akuntansi
di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana untuk mengetahui pengaruh computer
anxiety dan computer attitude pada keahlian mahasiswa dalam menggunakan komputer.
Penelitian ini menunjukkan bahwa variabel computer anxiety pada proksi anticipation dan
variabel computer attitude pada proksi optimism berpengaruh positif pada computer self-efficacy.
Sedangkan variabel computer anxiety pada proksi fear dan variabel computer attitude pada proksi
pessimism tidak berpengaruh pada computer self-efficacy.
Zahro, Ashari dan Utami (2014) melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh
computer anxiety dilihat dari perspektif gender, computer attitude dan signifikansi keahlian
pemakai komputer jika ditambahkan locus of control sebagai variabel moderasi. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa computer anxiety berpengaruh negatif signifikan terhadap keahlian
pemakai komputer. Terdapat perbedaan computer anxiety antara pria dan wanita. Computer
attitude pessimism berpengaruh signifikan terhadap keahlian pemakai komputer. Tingkat
kecemasan seseorang dalam mengadapi komputer yang mempengaruhi keahlian pemakai
komputer terbentuk dari respon dalam diri individu itu sendiri. Locus of control memoderasi pengaruh computer attitude terhadap keahlian pemakai komputer.
Naviera, Astuti dan Kertahadi (2015) melakukan penelitian untuk mengatahui pengaruh
computer self-efficacy, computer anxiety dan attitude pada system use dan dampaknya terhadap
user satisfaction dan individual impact. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa computer
self-efficacy berpengaruh terhadap penggunaan sistem (system use), artinya semakin
meningkatnya computer self-efficacy dalam diri mahasiswa maka akan meningkatkan
penggunaan SIAM. Computer anxiety berpengaruh terhadap system use, artinya semakin
meningkatnya kecemasan berkomputer pada mahasiswa maka akan meningkatnya penggunaan
SIAM. Attitude berpengaruh terhadap system use, artinya semakin meningkatnya sikap
mahasiswa maka akan mengingkatkan penggunaan SIAM. System use berpengaruh terhadap
Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)
249
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40
Jurnal Sains,
Akuntansi dan Manajemen
individual impact, hal ini dapat diartikan bahwa semakin meningkatnya system use maka akan
meningkatkan individual impact yang dirasakan oleh mahasiswa. System use berpengaruh
terhadap user satisfaction, dapat diartikan bahwa semakin meningkatnya system use maka user
satisfaction yang dirasakan oleh mahasiswa juga akan meningkat. User satisfaction berpengaruh
terhadap individual impact, dapat diartikan bahwa semakin meningkatnya user satisfaction maka
individual impact yang dirasakan mahasiswa juga akan meningkat.
Safitri (2015) melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar,
computer attitude dan fasilitas laboratorium akuntansi terhadap prestasi belajar akuntansi MYOB.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi
belajar komputer akuntansi MYOB, computer attitude berpengaruh terhadap prestasi belajar
komputer akuntansi MYOB dan fasilitas laboratorium akuntansi berpengaruh terhadap prestasi
belajar komputer akuntansi MYOB. Secara simultan motivasi belajar, computer attitude dan
fasilitas laboratorium akuntansi bersama-sama berpengaruh terhadap prestasi belajar Komputer
akuntansi MYOB.
Devi (2015) melakukan penelitian terhadap 42 orang pegawai yang bekerja pada CV.
Karya Maju Mandiri di Denpasar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
computer anxiety dan computer attitude pada keahlian karyawan dalam menggunakan komputer.
Dari penelitian ini menunjukkan bahwa computer anxiety berpengaruh negatif terhadap keahlian
karyawan dalam menggunakan komputer dan computer attitude tidak berpengaruh terhadap
keahlian karyawan dalam menggunakan komputer.
Putra (2016) melakukan penelitian pada 152 mahasiswa program studi akuntansi fakultas
ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta angkatan tahun 2012-2014 untuk mengetahui pengaruh
computer anxiety, computer attitude dan computer self-efficacy terhadap minat mahasiswa
akuntansi menggunakan software akuntansi. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa
computer anxiety berpegaruh positif signifikan terhadap minat mahasiswa akuntansi
menggunakan software akuntansi. Semakin tinggi tingkat computer anxiety maka minat
menggunakan software akuntansi pada mahasiswa akan semakin tinggi. Apabila seseorang
memiliki tingkat computer anxiety khususnya pada proksi fear, maka akan mengurangi minat
menggunakan software akuntansi. Sebaliknya jika seseorang memiliki tingkat computer anxiety
khususnya pada proksi anticipation, maka akan meningkatkan minat mahasiswa akuntansi
menggunakan software akuntansi. Computer attitude tidak berpengaruh terhadap minat
menggunakan software akuntansi, karena keputusan berminat atau tidaknya seseorang terhadap
suatu hal hanya diputuskan dengan kesenangan seseorang menggunakan sesuatu tanpa adanya
paksaan. Sedangkan computer self-efficacy berpengaruh signifikan terhadap minat menggunakan
software akuntansi, sehingga semakin tinggi tingkat computer self-efficacy maka minat
mahasiswa menggunakan software akuntansi akan semakin meningkat.
Harimurti dan Astuti (2016) melalukan penelitian pada 46 mahasiswa jurusan akuntansi
yang sedang menempuh mata kuliah akuntansi komputer di UNISRI Surakarta untuk mengetahui
pengaruh computer anxiety terhadap keahlian pemakaian komputer dan internal locus of control
sebagai variabel moderasi. Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa computer anxiety dalam penggunaan software akuntansi tidak berpengaruh terhadap keahlian pemakai komputer.
Sedangkan hasil analisis pada variabel moderasi internal locus of control menunjukkan bahwa
internal locus of control memoderasi pengaruh computer anxiety dalam penggunaan software
akuntansi terhadap keahlian pemakai komputer pada mahasiswa jurusan akuntansi di fakultas
ekonomi UNISRI Surakarta. Berdasarkan temuan tersebut, maka kecemasan berkomputer yang
dialami mahasiswa apabila diinteraksikan dengan internal locus of control yang tinggi dapat
meningkatkan keahlian mahasiswa dalam mengoperasikan program komputer akuntansi, karena
mahasiswa yang mampu mengembangkan internal locus of control akan merasa yakin bahwa
individu dapat mengatasi dan mengendalikan semua permasalahan yang dihadapi.
Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)
250
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40
Jurnal Sains,
Akuntansi dan Manajemen
Kesumman dan Suardikha (2016) melakukan penelitian terhadap 66 orang pegawai yang
bekerja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Pemerintahan Kota Denpasar untuk
mengetahui pengaruh penggunaan SIPKD terhadap kinerja pegawai pada SKPD di Pemerintahan
Kota Denpasar. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif pada
computer self-efficacy terhadap perceived usefulness dan perceived ease of use. Terdapat
pengaruh negatif antara computer anxiety terhadap perceived usefulness dan perceived ease of
use. Computer self-efficacy berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai. Computer anxiety
berpengaruh negatif terhadap kinerja pegawai. Terdapat pengaruh positif antara perceive
usefulness dan perceived ease of use terhadap penggunaan sistem informasi. Penggunaan sistem
informasi berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai.
Dewi dan Juliarsa (2017) melakukan penelitian pada 90 mahasiswa jurusan akuntansi di
Universitas Udayana untuk mengetahui apakah internal locus of control dapat memoderasi
computer anxiety dan computer attitude pada keahlian aplikasi komputer akuntansi. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa computer anxiety berpengaruh negatif dan signifikan pada
keahlian menggunakan aplikasi komputer akuntansi. Computer attitude berpengaruh positif
terhadap keahlian menggunakan aplikasi komputer akuntansi. Secara parsial internal locus of
control berpengaruh positif terhadap keahlian menggunakan aplikasi komputer akuntansi.
Internal locus of control mampu memoderasi pengaruh computer anxiety dan computer attitude
terhadap keahlian menggunakan aplikasi komputer akuntansi.
BAB III. KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Berpikir
Perkembangan teknologi informasi dalam dunia usaha menuntut para karyawan maupun
calon karyawan supaya memiliki kemampuan serta keahlian lebih agar dapat menunjang
kinerjanya untuk mencapai tujuan bisnis perusahaan. Perkembangan teknologi informasi tersebut
tentunya harus diimbangi dengan keahlian sumber daya penggunanya, termasuk karyawan yang
bertugas membuat laporan keuangan perusahaan. Menurut Triandis (1980) dalam Devi (2015),
penggunaan komputer oleh seorang karyawan dalam situasi optional (bukan keharusan) akan
dipengaruhi oleh sikap (attitude) dalam menggunakan komputer, norma sosial (sosial norm) di
tempat kerja berkaitan dengan penggunaan komputer dan kebiasaan (habits) dalam menggunakan
komputer. Sikap seseorang terdiri atas komponen kognisi, afeksi, dan komponen-komponen
perilaku (behavioral components).
Kognisi berkaitan dengan pengenalan seseorang terhadap lingkungannya sehingga
menimbulkan suatu keyakinan. Komponen kognisi berkaitan dengan keyakinan dalam diri
mahasiswa bahwa dengan menggunakan komputer terutama dalam penerapan software akuntansi
dapat memberikan manfaat bagi dirinya dan pekerjaannya nanti. Afeksi berkaitan dengan
perasaan atau emosi seseorang yang mempunyai konotasi suka atau tidak suka. Komponen ini
berkaitan dengan bagaimana sikap mahasiswa mengenai kehadiran komputer khususnya pada
penerapan software akuntansi. Ketiga komponen tersebut berkaitan dengan penelitian ini yang
menitikberatkan pada aspek computer anxiety sebagai refleksi perasaan seorang mahasiswa terhadap teknologi informasi dan aspek computer attitude sebagai refleksi sikap seorang
mahasiswa terhadap pemakaian software akuntansi. Keahlian menggunakan software akuntansi
sangat penting dimiliki oleh mahasiswa jurusan akuntansi. Kehalian dalam menggunakan aplikasi
komputer atau Computer Self-Efficacy (CSE) adalah pandangan seseorang mengenai
kemampuannya dalam menggunakan aplikasi komputer akuntansi untuk memudahkannya
menyelesaikan tugas-tugas yang berkaitan dengan akuntansi.
Berdasarkan uraian di atas, penulis menuangkan kerangka pemikirannya dalam bentuk
kerangka pemikiran seperi gambar 3.1
Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)
251
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40
Jurnal Sains,
Akuntansi dan Manajemen
Gambar 3.1
Kerangka Berpikir
Sumber: Hasil pemikiran penulis (2018)
3.2 Pengembangan Hipotesis
3.2.1 Pengaruh Computer Anxiety Terhadap Keahlian Pemakaian Software Akuntansi
Computer anxiety merupakan kecenderungan seseorang untuk menjadi susah, khawatir,
atau ketakutan mengenai penggunaan komputer dimasa sekarang atau dimasa yang akan datang.
Computer anxiety dapat dipengaruh oleh sejauh mana teknologi informasi membantu tugas kita
sehari-hari. Rasa cemas yang tinggi akan menimbulkan persepsi yang negatif terhadap
penggunaan komputer, sehingga dengan tingkat kecemasan yang tinggi menyebabkan mereka
tidak mempunyai keahlian atau kemampuan dalam menggunakan komputer. Perasaan cemas atau
takut yang dialami mahasiswa saat menggunakan software akuntansi dapat membuat dirinya tidak
mampu menggunakan software akuntansi dengan baik, sehingga keahliannya dalam
menggunakan software akuntansi menjadi rendah. Penelitian yang dilakukan oleh Hatta dan
Mariezta (2013) menunjukkan bahwa kecemasan berkomputer (computer anxiety) memiliki
pengaruh negatif terhadap keahlian pemakai dalam menggunakan software akuntansi. Hal ini
berarti ketika para karyawan bagian akuntansi merasa cemas dan khawatir dalam menggunakan
software akuntansi akan mengurangi keahlian mereka dalam menggunakan software akuntansi
tersebut.
Penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2003), Sudaryono dan Astuti (2005), Tjandra
(2007), Cahyandari (2009), Setiawan (2012), Sulindawati (2014), Parasara (2014), Cahyono
(2014), Zahro, Ashari dan Utami (2014), Devi (2015), dan Dewi dan Juliarsa (2017) juga
menunjukkan hasil yang sama. Dimana computer anxiety berpengaruh negatif dan signifikan
pada keahlian menggunakan komputer. Diartono dan Nurhayati (2003) juga menyatakan
computer anxiety berpengaruh terhadap keahlian penggunaan komputer. Sedangkan hasil yang
berbeda terdapat dalam penelitian yang dilakukan oleh Rafki (2012) dan Astuti (2016) dimana
computer anxiety tidak berpengaruh terhadap keahlian berkomputer.
Computer Anxiety (X1)
1. Fear (ketakutan)
2. Anticipation (antisipasi)
(Heinssen, et al, 1987)
Computer Attitude (X2)
1. Optimism
2. Pessimism
3. Intimidation
(Loyd dan Gressard, 1984)
Keahlian Pemakaian
Software Akutansi (Y)
1. Magnitude
2. Strength
3. General Ability
(Compeau dan Higgins,
1995)
Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)
252
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40
Jurnal Sains,
Akuntansi dan Manajemen
Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
H1 : Computer anxiety berpengaruh negatif pada keahlian pemakaian software akuntansi pada
mahasiswa jurusan akuntansi.
3.2.2 Pengaruh Computer Attitude Terhadap Keahlian Pemakaian Software Akuntansi
Computer attitude merupakan sikap reaksi atau penilaian seseorang terhadap komputer
berdasarkan kesenangan atau ketidaksenangannya terhadap komputer. Dengan kata lain secara
umum attitude menunjukkan perasaan kesenangan atau ketidaksenangan seseorang terhadap
obyek stimulus (Rifa dan Gudono, 1999). Computer atittude dapat dilihat dari dua aspek yaitu
sikap optimis dan pesimis. Sikap optimis dapat memotivasi mahasiswa untuk meningkatkan
keahliannya dalam penggunaan software akuntansi karena mahasiswa merasa terbantu dengan
adanya software akuntansi. Dengan adanya sikap optimis tersebut dapat menumbuhkan perasaan
positif dalam dirinya seperti rajin berlatih cara menggunakan software akuntansi dengan baik dan
benar. Sementara sikap pesimis dapat menimbulkan dampak negatif dalam diri mahasiswa karena
software akuntansi dipandang sebagai sebuah beban dan ancaman bagi dirinya.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Dewi dan Juliarsa (2017) menunjukkan bahwa
computer attitude berpengaruh positif terhadap keahlian menggunakan aplikasi komputer
akuntansi hal ini berarti bahwa mahasiswa akuntansi merasa terbantu dengan adanya aplikasi
komputer akuntansi sehingga dengan meningkatnya computer attitude akan memberikan efek
meningkatnya keahlian mahasiswa akuntansi dalam menggunakan aplikasi komputer akuntansi.
Hasil penelitian tersebut sependapat dengan Cahyono (2014) dan Kumara, Adiputra dan
Sulindawati (2014) menyatakan bahwa computer attitude memiliki pengaruh positif pada
keahlian berkomputer. Namun, penelitian yang dilakukan oleh Diartono dan Nurhayati (2003),
dan Devi (2015) menyatakan hasil yang berbeda dimana computer attitude tidak berpengaruh
terhadap keahlian berkomputer.
Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
H2 : Computer attitude berpengaruh positif pada keahlian pemakaian software akuntansi pada
mahasiswa jurusan akuntansi.
BAB IV. METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini, pemilihan lokasi yang akan digunakan sebagai lokasi penelitian
adalah Universitas Mahasaraswati Denpasar yang berlokasi di Jalan Kamboja No. 11A,
Denpasar, Bali, Indonesia.
4.2 Obyek Penelitian
Obyek penelitian yang menjadi bahan dalam penelitian ini adalah mengenai computer
anxiety, computer attitude dan keahlian pemakaian software akuntansi pada mahasiswa jurusan
akuntansi.
4.3 Identifikasi Variabel
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:95). Adapun variabel dalam penelitian ini adalah :
1) Variabel bebas atau independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen atau terikat (Sugiyono, 2013:96).
Variabel independen dalam penelitian ini adalah computer anxiety (X1), dan computer
attitude (X2).
Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)
253
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40
Jurnal Sains,
Akuntansi dan Manajemen
2) Variabel terikat atau dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013:96). Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah keahlian pemakaian software akuntansi (Y).
4.4 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu variabel dengan
cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan. Agar tidak menimbulkan interpretasi yang
berbeda, maka secara operasional, variabel dalam penelitian ini dapat didefinisikan sebagai
berikut :
1) Keahlian Pemakaian Software Akuntansi (Y)
Keahlian pemakaian software akuntansi merupakan suatu kombinasi antara
pengalaman pengguna dalam menggunakan komputer khususnya software akuntansi. Keahlian
sangat diperlukan untuk efektivitas pemakaian software akuntansi dan menguatkan rasa
percaya diri seseorang bahwa dirinya mampu menguasai dan dapat menggunakan software
akuntansi. Variabel keahlian pemakaian software akuntansi diukur menggunakan instrumen
Computer Self-Efficacy mengacu pada penelitian Putra (2016) dengan indikator magnitude,
strength, dan general ability. Ringkasan pernyataan pada setiap indikator adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.1
Ringkasan Pernyataan Instrumen Computer Self-Efficacy
Variabel Indikator Nomor Pernyataan
Keahlian Pemakaian
Software Akuntansi
(Y)
Magnitude 1,2,3
Strength 4,5,6
General Ability 7,8
Sumber: Putra (2016)
2) Computer Anxiety (X1)
Computer anxiety merupakan kecenderungan seseorang untuk menjadi susah,
khawatir, atau ketakutan mengenai penggunaan komputer dimasa sekarang atau dimasa yang
akan datang. Computer anxiety dapat dipengaruh oleh sejauh mana teknologi informasi
membantu tugas kita sehari-hari. Rasa cemas yang tinggi akan menimbulkan persepsi yang
negatif terhadap penggunaan komputer, sehingga dengan tingkat kecemasan yang tinggi
menyebabkan mereka tidak mempunyai keahlian atau kemampuan dalam menggunakan
komputer. Variabel computer anxiety diukur menggunakan Computer Anxiety Rating Scale
(CARS) yang mengacu pada penelitian Putra (2016) dengan indikator fear (takut) dan
anticipation (antisipasi). Ringkasan pernyataan pada setiap indikator adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2
Ringkasan Pernyataan Instrumen Computer Anxiety
Variabel Indikator Nomor
Pernyataan
Computer Anxiety
(X1)
Fear (Ketakutan) 1,2,3,4
Anticipation (Antisipasi) 5,6,7
Sumber: Putra (2016)
3) Computer Attitude (X2)
Computer attitude merupakan sikap reaksi atau penilaian seseorang terhadap
komputer berdasarkan kesenangan atau ketidaksenangannya terhadap komputer. Dalam hal ini
terdapat sekelompok orang yang senang terhadap perkembangan teknologi komputer dan
terdapat juga sekelompok orang yang merasa tidak senang dan merasa terintimidasi dengan
kehadiran komputer. Variabel computer attitude diukur menggunakan Computer Attitude
Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)
254
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40
Jurnal Sains,
Akuntansi dan Manajemen
Scale (CAS) yang mengacu pada penelitian Putra (2016) dengan indikator optimism, pesimism,
dan intimidation. Ringkasan pernyataan pada setiap indikator adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3
Ringkasan Pernyataan Instrumen Computer Attitude
Variabel Indikator Nomor
Pernyataan
Computer Attitude
(X2)
Optimism 4,5,6
Pessimism 1,2,3
Intimidation 7
Sumber: Putra (2016)
4.5 Jenis dan Sumber Data
4.5.1 Jenis Data
Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yang
merupakan data yang berbentuk angka-angka dapat dinyatakan dan diukur dihitung dengan
satuan hitung atau data kualitatif yang dikuantitatifkan (Sugiyono, 2013;12). Data kuantitatif
dalam penelitian ini adalah hasil jawaban dari kuesioner berupa angka-angka yang diukur
menggunakan skala likert atas pernyataan-pernyataan dalam kuesioner mengenai keahlian
pemakaian software akuntansi, computer anxiety dan computer attitude.
4.5.2 Sumber Data
Sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini data primer, yang merupakan
sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2013;193). Data
primer dalam penelitian ini adalah daftar jawaban yang terdapat pada kuesioner yang
pengumpulannya didapat secara langsung melalui penyebaran kesioner kepada responden yang
menjadi sampel untuk mengetahui tanggapan tentang penelitian yang akan diteliti.
4.6 Metode Penentuan Sampel
4.6.1 Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:115). Populasi yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah seluruh mahasiswa jurusan akuntansi angkatan tahun 2015 di Universitas
Mahasaraswati Denpasar dengan jumlah total 493 mahasiswa. Alasan memilih mahasiswa
akuntansi angkatan 2015 sebagai responden karena angkatan 2015 telah menempuh mata kuliah
aplikasi komputer akuntansi. Pada mata kuliah ini mahasiswa diajarkan bagaimana cara
menggunakan software akuntansi. Selain itu mahasiswa akuntansi adalah mayoritas pengguna
teknologi informasi dalam kesehariannya dan nantinya pada dunia kerja juga akan menggunakan
software akuntansi.
4.6.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
(Sugiyono, 2013:116). Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
probability sampling dengan metode simple random sampling. Metode ini adalah suatu tipe
sampling probabilitas dengan memberikan kesempatan yang sama kepada semua anggota
populasi untuk ditetapkan sebagai sampel. Untuk menentukan besar ukuran sampel (responden)
yang akan diambil dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin (1960). Secara matematis
rumus Slovin dapat ditulis sebagai berikut :
Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)
255
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40
Jurnal Sains,
Akuntansi dan Manajemen
Keterangan : n : Jumlah Sampel.
N : Jumlah Populasi.
e : kelompok ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolelir.
1 : Angka Konstan.
Dengan tingkat kesalahan 5%, maka jumlah sampel yang akan yang akan digunakan
adalah sebagai berikut :
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka jumlah sampel yang akan digunakan adalah
221 responden.
4.7 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan bagian yang penting dalam sebuah penelitian. Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2013:230).
Kuesioner yang digunakan adalah menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial. Skala likert umumnya menggunakan lima angka penilaian dalam bentuk checklist ataupun
pilihan ganda dengan poin 1 (satu) sampai 5 (lima) (Sugiyono, 2013:132-133).
Penyebaran kuesioner dengan cara mendatangi secara langsung 13 kelas jurusan
akuntansi angkatan 2015 yang menjadi lokasi pengambilan sampel, yang terdiri dari 3 kelas
reguler pagi, 3 kelas reguler sore dan 7 kelas eksekutif malam. Kuesioner yang dibagikan
sebanyak 221 eksemplar sesuai dengan jumlah sampel penelitian, dimana setiap kelas akan
diberikan masing-masing sebanyak 17 kuesioner.
Tabel 4.4
Skor Skala Likert
Jawaban Responden Pernyataan
Positif
Pernyataan
Negatif
Sangat Setuju (SS) 5 1
Setuju (S) 4 2
Ragu-Ragu (R) 3 3
Tidak Setuju (TS) 2 4
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5
Sumber: Sugiyono (2013)
4.8 Teknik Analisis Data
4.8.1 Uji Instrumen
1) Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu
kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2016:52). Pengolahan validitas
dapat menggunakan pearson corelation, apabila nilai koefisien korelasi > 0,3 maka item
tersebut dinyatakan valid.
2) Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator
dari variabel atau kosntruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)
256
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40
Jurnal Sains,
Akuntansi dan Manajemen
seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran
reliabilitias dapat dilakukan dengan cara One Shot atau pengukuran sekali saja. SPSS
memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (α).
Suatu konstruk atau dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha (α) > 0,70
(Ghozali, 2016:47-48).
4.8.2 Uji Asumsi Klasik.
1) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel residual
memiliki distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid
untuk jumlah sampel kecil (Ghozali, 2016:154). Pengujian normalitas data dilakukan dengan
menggunakan Kolmogorof Smirnov dimana data dikatakan berdistribusi dengan normal jika
nilai signifikansi > 0,05.
2) Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi di antara variabel independen dalam arti lain bebas dari gejala multikolinearitas.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah dilihat
dari nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Nilai cutoff yang umum digunakan
untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan
nilai VIF ≥ 10 (Ghozali, 2016:103-104).
3) Uji Heterokedastisitas
Uji ini dimaksudkan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance
dan residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homokedastisitas dan
jika berbeda disebut Heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
Homokedastisitas atau tidak terjadi Heterokedastisitas. (Ghozali, 2016:134). Adapun metode
yang digunakan adalah dengan uji Glejser. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka data tersebut
dikatakan bebas dari heterokedastisitas (Ghozali, 2016:137-138).
4.8.3 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda diperlukan guna mengetahui koefisien-koefisien regresi
serta signifikansi sehingga dapat dipergunakan untuk menjawab hipotesis (Ghozali, 2016).
Analisis linier berganda digunakan untuk menguji lebih dari satu variabel independen terhadap
satu variabel dependen. Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan secara positif
maupun negatif. Secara umum formulasi dari analisis regresi linier berganda dapat dinyatakan
sebagai berikut :
Y = α + β1X1 + β2X2 + e .......................... (1)
Keterangan :
Y = Keahlian Pemakaian Software Akuntansi α = Konstanta
β1, β2 = Koefisien Regresi Variabel Bebas
X1 = Computer Anxiety
X2 = Computer Attitude
e = Error Term (Tingkat Kesalahan)
Setelah persamaan regresi tersebut diselesaikan dan nilai konstanta serta koefisien
regresi untuk masing-masing variabel telah diperoleh, kemudian dilakukan uji hipotesis.
4.8.4 Uji Godness of Fit Model
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari Godness
of fit-nya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai
Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)
257
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40
Jurnal Sains,
Akuntansi dan Manajemen
statistik F dan nilai statistik t. Perhitungan statistik disebut signifikansi secara statistik apabila
nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah di mana H0 ditolak). Sebaliknya disebut
tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah di mana H0 diterima (Ghozali,
2016:95).
1) Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah
antara nol sampai satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen
dalam menjelaskan variasi variabel sangat terbatas. Sedangkan nilai yang mendekati satu
berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2016:95).
2) Uji F (Uji Statistik F)
Tidak seperti uji t yang menguji signifikansi koefisien parsial regresi secara individu,
uji F bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari dua variabel independen atau lebih terhadap
variabel dependen secara bersama-sama (simultan) (Ghozali, 2016:96). Kriteria dalam
pengujian ini adalah apabila nilai signifikansi F lebih kecil dari 0,05 maka semua variabel
independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
3) Uji t
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali,
2016:97). Pengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 5% (0,05). Kriteria
pengujian adalah apabila nilai signifikansi t lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05 maka
variabel independen secara individual memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen.
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Umum Universitas Mahasaraswati Denpasar
5.1.1 Sejarah Singkat Universitas Mahasaraswati Denpasar
Universitas Mahasaraswati Denpasar yang selanjutnya disingkat Unmas Denpasar
merupakan salah satu Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah VIII, di bawah pengelola
Yayasan Perguruan Rakyat Saraswati Denpasar. Unmas Denpasar bermula dari didirikanya
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Saraswati pada tanggal 8 Desember 1963 dengan
status terdaftar Nomor: 134/B/Swt/P/65; pada tanggal 2 Desember 1965 yang terdiri atas jurusan
Sejarah/Antropologi dan Bahasa Inggris.
Situasi politik saat itu dengan meletusnya G. 30 S/PKI, maka IKIP Saraswati pada tahun
1965 tidak aktif sampai tahun 1979. Pada tanggal 23 Agustus 1979 IKIP Saraswati diaktifkan
kembali dan dikembangkan dengan membuka Fakultas Sastra dan Seni dengan jurusan Bahasa
dan Sastra Indonesia. Fakultas Keguruan Jurusan Eksakta terdiri dari Jurusan Matematika dan
Ilmu Hayat serta Fakultas Ilmu Pendidikan dengan Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan (BP) dan
Jurusan Pendidikan Umum (PU). IKIP Saraswati ditetapkan kembali pada tanggal 22 Januari 1981 dan memiliki Fakultas Keguruan dengan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan
Biologi, Jurusan Sejarah/Antropologi, Jurusan Matematika, dan Jurusan Bahasa Inggris serta
Fakultas Keguruan dengan Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan (BP) dan Pendidikan Umum
(PU).
Dengan terbitnya Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor: 691/0/1982 tanggal 6 Maret 1982, Akademi Bahasa Asing (ABA) Saraswati
digabung dan diintegrasikan ke dalam Universitas Mahasaraswati Denpasar, sehingga Universitas
Mahasaraswati Denpasar pada saat itu memiliki Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Fakultas Pertanian, Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknik dengan jurusan Teknik
Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)
258
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40
Jurnal Sains,
Akuntansi dan Manajemen
Sipil secara resmi terdaftar pada tanggal 2 Nopember 1982 dengan Surat Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor : 0358/0/1982.
5.1.2 Fakultas di Universitas Mahasaraswati Denpasar
Dengan adanya kebijakasanaan baru dari pemerintah dalam penataan kembali
Universitas/ Institut Negero di Indonesia lewat PP nomor 5 Tahun 1980; Nomor: 27 Tahun 1981;
Surat Keputusan Mendikbud Republik Indonesia Nomor: 0174/0/1983 dan Kepres Nomor: 62
Tahun 1982 Tanggal 12 Februari 1983, Universitas Mahasaraswati Denpasar juga melakukan
penataan terhadap fakultas-fakultas yang ada. Secara rinci fakultas yang dimaksud adalah :
1) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Memiliki lima Program Studi, antara lain :
a) Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
b) Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris
c) Program Studi Pendidikan Matematika
d) Program Studi Pendidikan Biologi
e) Program Studi Pendidikan Sejarah
2) Fakultas Pertanian (FP)
Memiliki dua Program Studi, yaitu Program Studi Agroteknologi dan Program Studi
Agribisnis.
3) Fakultas Hukum (FH)
Memiliki satu Program Studi, yaitu Program Studi Ilmu Hukum.
4) Fakultas Teknik (FT)
Memiliki satu Program Studi, yaitu Program Studi Teknik Sipil.
5) Fakultas Ekonomi (FE)
Memiliki dua Program Studi, yaitu Program Studi Akuntansi dan Program Studi Manajemen.
6) Fakultas Kedokteran Gigi (FKG)
Memiliki satu Program yaitu Program Studi Pendidikan Dokter Gigi.
5.1.3 Visi dan Misi Universitas Mahasaraswati Denpasar
1) Visi Universitas Mahasaraswati Denpasar
Visi Unmas Denpasar adalah menjadi Perguruan Tinggi yang bermutu dan berbudaya.
2) Misi Universitas Mahasaraswati Denpasar
Dalam usaha mewujudkan visinya, maka dikembangkan Misi Unmas Denpasar sebagai berikut
:
a) Melaksanakan kegiatan tridharma perguruan tinggi mengacu standar nasional pendidikan
tinggi.
b) Mengembangkan tata kelola yang berkarakter, efisien, efektif, dan akuntabel.
c) Mengembangkan IPTEKS untuk kesejahteraan masyarakat.
d) Mengembangkan budaya akademik yang kondusif untuk menciptakan kinerja yang sehat,
produktif, dan berdaya saing global.
5.1.4 Struktur Organisasi Universitas Mahasaraswati Denpasar
1) Rektor
2) Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Tri Dharma Perguruan Tinggi (WR I).
3) Wakil Rektor Bidang Administrasi (WR II).
4) Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan (WR III).
5) Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Pengembangan Institusi (WR IV).
6) Satuan Pengawas Internal (SPI).
7) Badan Penjamin Mutu (BPM).
8) Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LP2M).
9) Biro Administrasi Akademik Kemahasiswaan dan Perencanaan Sistem Informasi (BAAK-
PSI).
Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)
259
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40
Jurnal Sains,
Akuntansi dan Manajemen
10) Biro Administrasi Umum dan Keungan (BAUK).
11) Biro Kerumahtanggaan, Hukum dan Protokoler (BRTHP).
12) Direktur Program Pascasarjana dan Sekretaris.
13) Dekan.
14) Wakil Dekan I.
15) Wakil Dekan II.
16) Wakil Dekan III.
17) Ketua Program Studi.
5.2 Data Umum Responden
5.2.1 Deskripsi Data
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh computer anxiety dan computer
attitude terhadap keahlian pemakaian software akuntansi pada mahasiswa jurusan akuntansi. Data
pada penelitian ini diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada responden yang terdiri atas
13 kelas jurusan akuntansi angkatan 2015 di Universitas Mahasaraswati Denpasar. Penyebaran
kuesioner dilakukan dengan cara mendatangi secara langsung kelas-kelas yang menjadi lokasi
pengambilan sampel dan membagikan kuesioner kepada para responden. Kuesioner yang
dibagikan sebanyak 221 eksemplar, sesuai dengan jumlah sampel penelitian.
Tabel 5.1
Data Distribusi dan Pengembalian Kuesioner
Uraian Jumlah Kuesioner
Total kuesioner yang disebarkan 221
Kuesioner yang tidak kembali 39
Kuesioner yang kembali dan lengkap 182
Jumlah kuesioner yang dapat dianalisis 182
Sumber : Data diolah (2018)
Tabel 5.1 menunjukkan bahwa jumlah kuesioner yang disebarkan kepada responden
adalah sebanyak 221 kuesioner, dan jumlah kuesioner yang kembali dan lengkap sebanyak 182
kuesioner. Sedangkan kuesioner tidak kembali sebanyak 39 kuesioner sehingga secara
keseluruhan jumlah kuesioner yang dapat dianalisis sebanyak 182 kuesioner.
5.2.2 Karakteristik Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah profil dari 182
responden yang telah berpartisipasi dalam pengisian kuesioner. Profil 182 responden meliputi
jenis kelamin dan umur antara lain:
1) Jenis Kelamin
Data responden berdasarkan karakteristik jenis kelamin dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :
Tabel 5.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase
1 Laki-Laki 45 25%
2 Perempuan 137 75%
Total 182 100%
Sumber : Data diolah (2018)
Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)
260
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40
Jurnal Sains,
Akuntansi dan Manajemen
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin
perempuan dengan jumlah sebanyak 137 orang, sedangkan responden berjenis kelamin laki-
laki sebanyak 45 orang.
2) Umur Responden
Data responden berdasarkan karakteristik umur responden adalah sebagai berikut :
Tabel 5.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
No. Umur Jumlah Persentase
1 20 10 5%
2 21 95 52%
3 22 41 23%
4 23 18 10%
5 24 6 3%
6 25 10 5%
7 27 2 1%
Total 182 100%
Sumber : Data diolah (2018)
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang telah mengisi
kuesioner pada penelitian ini berumur 20 tahun sebanyak 10 orang (10%), 21 tahun sebanyak
95 orang (52%), umur 22 tahun sebanyak 41 orang (23%), umur 23 tahun sebanyak 18 orang
(10%), umur 24 tahun sebanyak 6 orang (3%), umur 25 tahun sebanyak 10 orang (10%) dan
umur 27 tahun sebanyak 2 orang (1%).
5.2.3 Analisis Statistik Deskriptif
Hasil statistik deskriptif dalam penelitian ini meliputi nilai rata-rata (mean), standar
deviasi, minimum dan maximum dari variabel-variabel penelitian dengan menggunakan program
SPSS. Hasil analisis statistik deskriptif disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 5.4
Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Sumber : Data primer diolah, 2018 (Lampiran 3)
1) Variabel Computer Anxiety
Tingkat computer anxiety mahasiswa memiliki nilai minimum sebesar 17, nilai
maksimum sebesar 35 dan mean sebesar 28,50. Standar deviasi untuk tingkat computer anxiety
mahasiswa sebesar 3,153. Hal ini berarti bahwa berdasarkan hasil statistik desktriptif terjadi
perbedaan nilai tingkat computer anxiety mahasiswa yang diteliti terhadap nilai rata-ratanya
sebesar 3,153.
2) Variabel Computer Attitude
Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)
261
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40
Jurnal Sains,
Akuntansi dan Manajemen
Tingkat computer attitude mahasiswa memiliki nilai minimum sebesar 16, nilai
maksimum sebesar 33 dan mean sebesar 25,19. Standar deviasi untuk tingkat computer
attitude mahasiswa sebesar 2,438. Hal ini berarti bahwa berdasarkan hasil statistik desktriptif
terjadi perbedaan nilai tingkat computer attitude mahasiswa yang diteliti terhadap nilai rata-
ratanya sebesar 2,438.
3) Variabel Keahlian Pemakaian Software Akuntansi
Tingkat keahlian pemakaian software akuntansi mahasiswa memiliki nilai minimum
sebesar 19, nilai maksimum sebesar 34 dan mean sebesar 27,60. Standar deviasi untuk tingkat
keahlian pemakaian software akuntansi mahasiswa sebesar 2,615. Hal ini berarti bahwa
berdasarkan hasil statistik desktriptif terjadi perbedaan nilai tingkat keahlian pemakaian
software akuntansi mahasiswa yang diteliti terhadap nilai rata-ratanya sebesar 2,615.
5.3 Hasil Analisis dan Pembahasan
5.3.1 Uji Instrumen
1) Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu
kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan
sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2016:52). Pengolahan validitas
dapat menggunakan pearson corelation. Apabila nilai koefisien korelasi > 0,3 maka item
tersebut dinyatakan valid. Hasil pengujian validitas dapat dilihat pada tabel 5.5 di bawah.
Tabel 5.5
Hasil Uji Validitas
No Variabel Kode
Instrumen
Koefisien
Korelasi Keterangan
1 Computer
Anxiety (X1)
X1.1 0,758 Valid
X1.2 0,865 Valid
X1.3 0,832 Valid
X1.4 0,817 Valid
X1.5 0,729 Valid
X1.6 0,656 Valid
X1.7 0,682 Valid
2 Computer
Attitude (X2)
X2.1 0,596 Valid
X2.2 0,585 Valid
X2.3 0,820 Valid
X2.4 0,536 Valid
X2.5 0,663 Valid
X2.6 0,891 Valid
X2.7 0,733 Valid
3
Keahlian
Pemakaian
Software
Akuntansi (Y)
Y1 0,407 Valid
Y2 0,683 Valid
Y3 0,420 Valid
Y4 0,532 Valid
Y5 0,513 Valid
Y6 0,436 Valid
Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)
262
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40
Jurnal Sains,
Akuntansi dan Manajemen
Y7 0,538 Valid
Y8 0,565 Valid
Sumber : Data primer diolah, 2018 (Lampiran 5)
Berdasarkan hasil uji validitas dari ketiga variabel di atas adalah memenuhi kriteria
validitas, dibuktikan dengan semua nilai pearson correlation > 0,3.
2) Uji Reliabilitas
Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitias dapat
dilakukan dengan cara One Shot atau pengukuran sekali saja. SPSS memberikan fasilitas
untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk atau
dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha (α) > 0,70 (Ghozali, 2016:47-48).
Berikut adalah tabel hasil uji reliabilitas kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 5.6
Hasil Uji Reliabilitas
No Variabel Cronbach
Alpha
Keterangan
1 Computer Anxiety (X1) 0,786 Reliabel
2 Computer Attitude (X2) 0,772 Reliabel
3 Keahlian Pemakaian Software
Akuntansi (Y)
0,709 Reliabel
Sumber : Data primer diolah, 2018 (Lampiran 6)
Dari tabel 5.6 dapat dilihat bahwa semua variabel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah reliabel, terlihat dari nilai cronbach alpha dari variabel computer anxiety, computer
attitude dan keahlian pemakaian software akuntansi memiliki nilai di atas 0,70.
5.3.2 Uji Asumsi Klasik
1) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel residual
memiliki distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid
untuk jumlah sampel kecil (Ghozali, 2016:154). Pengujian normalitas data dilakukan dengan
menggunakan Kolmogorof Smirnov dimana data dikatakan berdistribusi dengan normal jika
nilai signifikansi > 0,05. Hasil uji normalitas disajikan pada tabel 5.7 berikut ini.
Tabel 5.7
Hasil Uji Normalitas
Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)
263
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40
Jurnal Sains,
Akuntansi dan Manajemen
Sumber : Data primer diolah, 2018 (Lampiran 8)
Dari tabel 5.7 di atas dapat dilihat bahwa nilai Asymp. Sig. (2 tailed) sebesar 0,200.
Nilai tersebut menunjukkan bahwa secara statistik nilai Asymp. Sig. (2 tailed) lebih besar dari
0,05 yang berarti bahwa data dalam penelitian ini telah berdistribusi normal.
2) Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel independen. Variabel dalam model regresi tidak mengalami
multikolinearitas apabila nilai tolerance > 0,10 atau sama dengan nilai VIF < 10 (Ghozali,
2016:103-104). Hasil uji multikolinieritas disajikan pada tabel 5.8 di bawah ini.
Tabel 5.8
Hasil Uji Multikolinieritas
Sumber : Data primer diolah, 2018 (Lampiran 9)
Pada tabel di atas menunjukkan variabel computer anxiety dan computer attitude
memiliki nilai tolerance ≥ 0,10 dan nilai VIF ≤ 10. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa seluruh variabel bebas dalam penelitian ini tidak terjadi multikolinieritas.
3) Uji Heterokedastisitas
Uji ini dimaksudkan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model
regresi yang baik adalah yang Homokedastisitas atau tidak terjadi Heterokedastisitas (Ghozali,
2016:134). Adapun metode yang digunakan adalah dengan uji Glejser. Jika nilai signifikansi >
0,05 maka data tersebut dikatakan bebas dari heterokedastisitas (Ghozali, 2016:137-138).
Hasil uji heterokedastisitas disajikan pada tabel 5.9 di bawah ini.
Tabel 5.9
Hasil Uji Heterokedastisitas
Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)
264
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40
Jurnal Sains,
Akuntansi dan Manajemen
Sumber : Data primer diolah, 2018 (Lampiran 10)
Pada tabel 5.9 di atas, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi pada semua variabel
computer anxiety dan computer attitude adalah lebih besar dari 0,05 sehingga tidak terjadi
heterokedastisitas.
5.3.3 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis linier berganda digunakan untuk menguji lebih dari satu variabel independen
terhadap satu variabel dependen. Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan
secara positif maupun negatif. Hasil analisis regresi linier berganda pada penelitian ini dapat
dilihat dalam tabel 5.10 berikut:
Tabel 5.10
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Sumber : Data primer diolah, 2018 (Lampiran 11)
Berdasarkan Tabel 5.10, maka persamaan analisis regresi linier berganda adalah sebagai
berikut:
Y = 22,949 + 0,062X1 + 0,115X2.......................... (1)
Berdasarkan persamaan regresi di atas dapat diketahui bahwa
a) Nilai konstanta sebesar 22,949 berarti bahwa tanpa adanya pengaruh dari kedua variabel
independen dan faktor lain, maka variabel keahlian pemakaian software akuntansi mahasiswa
adalah 22,949.
b) Nilai koefisien regresi computer anxiety adalah sebesar 0,062 dapat diartikan jika terjadi
kenaikan 1 satuan pada variabel computer anxiety, sedangkan variabel independen lainnya
dianggap konstan, maka variabel keahlian pemakaian software akuntansi mahasiswa akan naik
sebesar 0,062 satuan.
c) Nilai koefisien regresi computer attitude adalah sebesar 0,115 dapat diartikan jika terjadi
kenaikan 1 satuan pada variabel computer attitude, sedangkan variabel independen lainnya
dianggap konstan, maka variabel keahlian pemakaian software akuntansi mahasiswa akan naik
sebesar 0,115 satuan.
5.3.4 Uji Godness of Fit Model
Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)
265
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40
Jurnal Sains,
Akuntansi dan Manajemen
1) Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel sangat terbatas. Hasil uji
koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 5.11.
Tabel 5.11
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Sumber : Data primer diolah, 2018 (Lampiran 12)
Berdasarkan tabel 5.11 dapat diketahui bahwa koefisien determinasi menunjukkan
nilai 0,017. Hal ini berarti pengaruh computer anxiety dan computer attitude terhadap keahlian
pemakaian software akuntansi pada mahasiswa jurusan akuntansi di Universitas
Mahasaraswati Denpasar hanya sebesar 1,7% sedangkan sisanya sebesar 98,3% profitabilitas
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
2) Uji F (Uji Statistik F)
Uji F bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari dua variabel independen atau lebih
terhadap variabel dependen secara bersama-sama (simultan) (Ghozali, 2016:96). Kriteria
dalam pengujian ini adalah apabila nilai signifikansi F < 0,05 maka semua variabel independen
secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hasil uji F pada
penelitian ini disajikan pada tabel 5.12 berikut.
Tabel 5.12
Hasil Uji F
Sumber : Data primer diolah, 2018 (Lampiran 13)
Berdasarkan tabel 5.12 hasil uji F menunjukkan nilai signifikansi 0,215, karena nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05 maka variabel computer anxiety dan computer attitude secara
bersama-sama tidak berpengaruh terhadap keahlian pemakaian software akuntansi pada
mahasiswa jurusan akuntansi.
3) Uji t
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen
secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Kriteria pengujian adalah
apabila nilai signifikansi t < 0,05 maka variabel independen secara individual memiliki
Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)
266
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40
Jurnal Sains,
Akuntansi dan Manajemen
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Hasil uji t pada penelitian ini disajikan
pada tabel 5.13.
Tabel 5.13
Hasil Uji t
Sumber : Data primer diolah, 2018 (Lampiran 14)
Pada tabel 5.13 dapat dilihat hasil signifikan uji statistik yaitu :
1) Pengaruh computer anxiety terhadap keahlian pemakaian software akuntansi
Hasil perhitungan pada regresi linier berganda diperoleh nilai signifikansi computer anxiety
adalah 0,317 > 0,05 hal ini menunjukkan bahwa computer anxiety tidak berpengaruh
terhadap keahlian pemakaian software akuntansi. Dengan demikian hipotesis pertama (H1)
yang menyatakan computer anxiety berpengaruh negatif terhadap keahlian pemakaian
software akuntansi pada mahasiswa jurusan akuntansi ditolak.
2) Pengaruh computer attitude terhadap keahlian pemakaian software akuntansi
Hasil perhitungan pada regresi linier berganda diperoleh nilai signifikansi computer attitude
adalah 0,149 > 0,05 hal ini menunjukkan bahwa computer attitude tidak berpengaruh
terhadap keahlian pemakaian software akuntansi. Dengan demikian hipotesis kedua (H2)
yang menyatakan computer attitude berpengaruh positif terhadap keahlian pemakaian
software akuntansi pada mahasiswa jurusan akuntansi ditolak.
5.4 Pembahasan Penelitian
5.4.1 Pengaruh Computer Anxiety terhadap Keahlian Pemakaian Software Akuntansi pada
Mahasiswa Jurusan Akuntansi (H1)
Hipotesis pertama adalah computer anxiety berpengaruh negatif terhadap keahlian
pemakaian software akuntansi pada mahasiswa jurusan akuntansi. Dari pengujian analisis regresi
diperoleh hasil bahwa tingkat signifikansi variabel computer anxiety sebesar 0,317 lebih besar
dari taraf nyata 0,05 dengan koefisien regresi 0,062. Hal ini berarti bahwa variabel computer
anxiety tidak berpengaruh terhadap keahlian pemakaian software akuntansi pada mahasiswa
jurusan akuntansi.
Jaman sudah semakin modern, dengan adanya teknologi informasi khususnya software
akuntansi seperti MYOB, Zahir dan lain-lain, dapat memudahkan kita dalam menyusun laporan
keuangan. Selain itu mayoritas masyarakat terutama generasi muda saat ini juga sudah “melek
teknologi” sehingga software akuntansi bukan lagi hal yang baru bagi mereka. Mata pelajaran
atau mata kuliah aplikasi komputer akuntansi juga telah banyak diajarkan baik di jenjang SMK
maupun perguruan tinggi, begitu pula pada Universitas Mahasaraswati Denpasar. Sehingga
sebagian besar dari mereka tidak merasa cemas maupun takut untuk mengoperasikan software
akuntansi dan pada akhirnya mereka dapat mengoperasikan software akuntansi dengan baik.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Rafki (2012) dan Astuti (2016) yang
menyatakan bahwa computer anxiety tidak berpengaruh terhadap keahlian berkomputer.
Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)
267
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40
Jurnal Sains,
Akuntansi dan Manajemen
5.4.2 Pengaruh Computer Attitude terhadap Keahlian Pemakaian Software Akuntansi pada
Mahasiswa Jurusan Akuntansi (H2)
Hipotesis kedua adalah computer attitude berpengaruh positif pada keahlian pemakaian
software akuntansi pada mahasiswa jurusan akuntansi. Dari pengujian hasil analisis regresi
diperoleh hasil bahwa tingkat signifikansi variabel computer attitude sebesar 0,149 lebih besar
dari taraf nyata 0,05 dengan koefisien regresi 0,115. Hal ini berarti bahwa variabel computer
attitude tidak berpengaruh terhadap keahlian pemakaian software akuntansi pada mahasiswa
jurusan akuntansi.
Sebagian besar mahasiswa jurusan akuntansi di Universitas Mahasaraswati sudah
bekerja dan tentunya mereka sudah tidak asing lagi dengan software akuntansi. Terlebih lagi jika
pekerjaan yang mereka dapat berkaitan dengan akuntansi, sudah pasti penggunaan software
akuntansi menjadi suatu keharusan dalam rutinitas kerjanya. Karena tuntutan pekerjaan lambat
laun mereka pun akhirnya terbiasa dan dapat menggunakan software akuntansi dengan baik.
Perasaan senang maupun tidak senang bukan menjadi faktor yang mempengaruhi keahliannya
dalam menggunakan software akuntansi, karena dengan perasaan tidak senang pun apabila
seseorang berada dalam suatu tuntutan pekerjaan mau tidak mau mereka juga pasti dapat
menggunakan software akuntansi dengan baik. Selain itu dengan diberikannya mata pelajaran
atau mata kuliah aplikasi komputer akuntansi sejak jenjang SMK maupun saat perkuliahan juga
dapat membuat mahasiswa lebih memahami dan menjadi terbiasa dalam menggunakan software
akuntansi.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Diartono dan Nurhayati
(2003) dan Devi (2015) yang menyatakan bahwa computer attitude tidak berpengaruh terhadap
keahlian berkomputer.
BAB VI. PENUTUP
6.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini tentang pengaruh computer anxiety dan
computer attitude terhadap keahlian pemakaian software akuntansi pada mahasiswa jurusan
akuntansi, dapat disimpulkan bahwa secara empiris :
1) Computer anxiety tidak berpengaruh terhadap keahlian pemakaian software akuntansi pada
mahasiswa jurusan akuntansi. Hasil ini dibuktikan dengan nilai signifikansi pada uji t 0,317 >
0,05 yang menunjukkan bahwa computer anxiety tidak berpengaruh terhadap keahlian
pemakaian software akuntansi pada mahasiswa jurusan akuntansi di Universitas
Mahasaraswati Denpasar.
2) Computer attitude tidak berpengaruh terhadap keahlian pemakaian software akuntansi pada
mahasiswa jurusan akuntansi. Hasil ini dibuktikan dengan nilai signifikansi pada uji t 0,149 >
0,05 yang menunjukkan bahwa computer attitude tidak berpengaruh terhadap keahlian
pemakaian software akuntansi pada mahasiswa jurusan akuntansi di Universitas
Mahasaraswati Denpasar.
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan simpulan yang telah diuraikan, terdapat
hal-hal yang penulis temukan dan masih harus diperbaiki. Maka penulis memberikan saran yang
diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti mendatang yaitu :
1) Bagi Program Studi Akuntansi di Universitas Mahasaraswati
Selain dengan adanya mata kuliah aplikasi program akuntansi, penulis harapkan
program studi akuntansi dapat memberikan pelatihan khusus dalam mengoperasikan software
akuntansi supaya mahasiswa jurusan akuntansi dapat menjadi lebih handal dalam
mengoperasikan software akuntansi yang dapat berguna saat di dunia kerja. Menurut penulis
pada proses perkuliahan yang telah/sedang berlangsung, jam perkuliahan yang diberikan untuk
Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)
268
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40
Jurnal Sains,
Akuntansi dan Manajemen
mata kuliah ini kurang dapat dimaksimalkan apalagi jika kelas reguler malam yang mendapat
jam kedua, karena pada jam tersebut sebagian besar mahasiswa menjadi kurang fokus untuk
mengikuti perkuliahan.
2) Bagi Mahasiswa Program Studi Akuntansi di Universitas Mahasaraswati Denpasar
Bagi para mahasiswa program studi akuntansi disarankan untuk terus belajar dan
tidak cepat puas, juga semakin meningkatkan keahlian dan keterampilan dalam menggunakan
software akuntansi, karena keahlian dan keterampilan ini nantinya dapat berguna di dunia
kerja.
3) Bagi Penelitian Selanjutnya
Untuk penelitian selanjutnya penulis harapkan metode pengumpulan data yang
digunakan tidak hanya menggunakan kuesioner, lebih baik digabungkan dengan metode
wawancara pada beberapa responden. Dengan penggabungan metode pengumpulan data ini
diharapkan tanggapan yang didapat peneliti telah sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
Selain itu pada penelitian selanjutnya sebaiknya ditambahkan variabel lainnya yang dapat
mempengaruhi keahlian dalam menggunakan software akuntansi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Cahyandari, A. 2009. Pengaruh Computer Anxiety dan Computer Attitude Terhadap Keahlian
Karyawan Bagian Akuntansi dalam Menggunakan Komputer (Survey pada PT PLN (Persero)
Distribusi Jakarta Raya dan Tanggerang Khusus Area Pelayanan dan Area Jaringan). Skripsi.
Program Studi Akuntansi Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi
Universitas Negeri Yogyakarta
2. Cok Krisna Yudha, R., & Ramantha, W. 2014. Pengaruh Computer Anxiety dan Computer Attitude
pada Keahlian Pengguna dalam Menggunakan Komputer. E-Jurnal Akuntansi, 644-657.
3. Devi, K. A. S. 2015 Pengaruh Computer Anxiety dan Computer Attitude Pada Keahlian Karyawan
Dalam Menggunakan Komputer. Skripsi. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Mahasaraswati Denpasar.
4. Dewi, N. K. U. K., & Juliarsa, G. 2017. Internal Locus of Control Memoderasi Computer Anxiety
dan Computer Attitude pada Keahlian Aplikasi Komputer Akuntansi. E-Jurnal Akuntansi, 623-653.
5. Diartono, D. A., & Nurhayati, I. 2003. Pengaruh Personality Terhadap Keahlian dalam Penggunaan
Komputer. Dinamik-Jurnal Teknologi Informasi, 8(1).
6. Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23. Semarang :
Universitas Diponegoro.
7. Harimurti, F., & Astuti, D. S. P. 2016. Pengaruh Computer Anxiety Terhadap Keahlian Pemakai
Komputer dengan Internal Locus of Control sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Ilmiah Akuntansi
dan Bisnis, 91-99.
8. Hatta, M., & Fenny, M. 2013. Kecemasan dalam Penggunaan Software Akuntansi dari Perspektif
Gender dan Pengaruhnya Terhadap Keahlian Pemakai dengan Locus of Control Sebagai Variabel
Moderasi. Simposium Nasional Akuntansi XV, 4067-4092.
9. Hutauruk, M. R. 2017. Akuntansi Perusahaan Dagang (Aplikasi Program Zahir Accounting Versi 6). Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
10. Iskandarsyah, D., & Ghozali, I. (2012). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi
Mahasiswa dalam Mempelajari Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Menengah (Studi Empiris pada
Mahasiswa Jurusan Akuntansi Reguler di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro
Tahun Angkatan 2009 dan 2010). Skripsi. Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.
11. Kesumman, P. M. & Suardikha, I. M. S. 2016. Penggunaan Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Pegawai pada Satuan Kerja Perangkat Daerah. E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana 15(2).
Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)
269
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40
Jurnal Sains,
Akuntansi dan Manajemen
12. Kisbiantoro, M. 2008. Pengaruh Computer Anxiety Terhadap Keahlian Mahasiswa dalam
Menggunakan Komputer (Survey pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
13. Kumara, I. K. A., Adiputra, I. M. P., & Sulindawati, N. L. G. E. 2014. Pengaruh Computer Anxienty
dan Computer Attitude Terhadap Keahlian Karyawan Bagian Akuntansi yang Menggunakan
Komputer (Studi Empiris Pada Hotel di Kawasan Lovina, Kabupaten Buleleng). JIMAT (Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Undiksha, 2(1).
14. Kushariyadi, D., Kurnia, K., & Suryono, B. 2013. Pengaruh Kecemasan Berkomputer dan
Kepribadian Terhadap Kinerja Akuntan. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, 2(10).
15. Naviera, W, Astuti, E.Si & Kertahadi. 2015. Pengaruh Computer Self-Efficacy, Computer Anxiety
dan Attitude pada System Use dan Dampaknya Terhadap User Satifaction dan Individual Impact.
Jurnal Profit 9(2).
16. Parasara, A. A. P. 2014. Pengaruh Computer Anxiety pada Computer Self-Efficacy. E-Jurnal
Akuntansi 7(2).
17. Prima Astuti, A. 2003. Pengaruh Dukungan Organisasi Terhadap Hubungan Computer Anxiety
dengan Keahlian Auditor Menggunakan Teknik Audit Berbantuan Komputer. Skripsi. Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
18. Putra, A. K. 2016. Pengaruh Computer Anxiety, Computer Attitude dan Computer Self Efficacy
Terhadap Minat Menggunakan Software Akuntansi. Skripsi. Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
19. Rafki. 2012. Pengaruh Computer Anxiety Terhadap Kemampuan Mahasiswa Akuntansi Terhadap
Keahlian Mahasiswa Akuntansi dalam Menggunakan Komputer. Jurnal Ekonomi dan Manajemen
Indonesia (JEMI) 3(1).
20. Safitri, M. E. 2015. Pengaruh Motivasi Belajar, Computer Attitude dan Fasilitas Laboratorium
Akuntansi terhadap Prestasi Belajar Komputer Akuntansi MYOB. Skripsi. Jurusan Pendidikan
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
21. Saputro, B. D., & Sukirno, S. 2013. Pengaruh Persepsi Kemudahan Penggunaan, Kepercayaan,
Kecemasan Berkomputer dan Kualitas Layanan terhadap Minat Menggunakan Internet
Banking. Nominal, Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen, 2(1).
22. Setiawan, H. 2012. Analisis Hubungan Kausalitas Antara Computer Anxiety, Pengalaman
Komputer (Computer Experience) dan Kemahiran Komputer (Studi pada Mahasiswa Politeknik
Negeri Sriwijaya). Jurnal Orasi Bisnis 7(1), 16-23.
23. Setiawan, I. A., & Tarwan, T. 2011. Pengaruh Computer Anxiety Terhadap Keahlian Menggunakan
Komputer Studi pada Mahasiswa STIE STAN Indonesia Mandiri. Jurnal Informatika dan Sistem
Informasi, 4(2), 79-85.
24. Sudaryono, E. A., & Astuti, I. D. 2005. Pengaruh Computer Anxiety Terhadap Keahlian Karyawan
(Survey pada Perusahaan Tekstil di Surakarta). Simposium Nasional Akuntansi VII.
25. Sudibyanto Irvan Nir, I. 2013. Pengaruh Computer Anxiety, Computer Attitude dan Computer Self
Efficacy Terhadap Minat Dalam Berbisnis Secara Online Pada Mahasiswa Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Skripsi. Program Studi Akuntansi Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
26. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta.
27. Suharyati dan Dwiyanti, Riska. 2011. MYOB for Accounting. Yogyakarta: PT Skripta Media
Creative.
28. Supriyadi, D. 2003. Pengaruh Persepsi Kemudahan, Persepsi Kemanfaatan, Kecemasan, Sikap dan
Penggunaan Komputer Terhadap Kinerja Dan Kepuasan Kerja Akuntan Pendidik (Studi Empiris
Pada Perguruan Tinggi di Indonesia). Tesis. Program Studi Magister Sains Akuntansi Universitas
Diponegoro.
29. Tjandra, R. 2007. Computer Anxiety dari Perspektif Gender dan Pengaruhnya Terhadap Keahlian
Pemakai Komputer dengan Variabel Moderasi Locus of Control (Studi Empiris Pada Novice
Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)
270
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40
Jurnal Sains,
Akuntansi dan Manajemen
Accountant Assistant di Akademi Akuntansi YKPN Yogyakarta). Tesis. Program Studi Magister
Sains Akuntansi Universitas Diponegoro.
30. Tri Cahyono, Y. 2014. Pengaruh Faktor Personality dan Pengalaman Terhadap Keahlian Pegawai
dalam Menggunakan Komputer. Seminar Nasional dan Call of Paper.
31. Universitas Mahasaraswati Denpasar. 2015. Pedoman Akademik 2015/2016. Denpasar.
32. Winarni, R., & Rahmawati, D. 2015. Pengaruh Karakteristik Tipe Kepribadian dan IPK terhadap
Kecemasan Berkomputer Mahasiswa Akuntansi dalam Menggunakan Software Akuntansi dengan
Locus of Control sebagai Variabel Moderasi. Nominal, Barometer Riset Akuntansi dan
Manajemen, 4(1).
33. Wiratama, D., & Rahmawati, D. 2013. Pengaruh Kualitas Informasi, Persepsi Kebermanfaatan, dan
Computer Self-Efficacy terhadap Penggunaan Internet sebagai Sumber Pustaka. Jurnal Nominal,
Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen, 2(11).
34. Yuliantoro, H. R. 2015. Penyusunan Laporan Keuangan Menggunakan MYOB Accounting Versi
18 pada Toko Sepatu. Jurnal Akuntansi Keuangan dan Bisnis, 8, 37-46.
35. Zahro, N. I., Ashari & Utami, H. R. 2014. Analisis Gender dalam Tingkat Kecemaasan Pemakai
Komputer dan Computer Attitude Karyawan Akuntansi. Jurnal Akuntansi dan Manajemen
(JAM), 25(1).