AGRIBISNIS KOMODITAS KARET DALAM MENGHADAPI...
Transcript of AGRIBISNIS KOMODITAS KARET DALAM MENGHADAPI...
AGRIBISNIS KOMODITAS KARETDALAM MENGHADAPI
MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)
Dr. Bambang Aria WisenaBima Palma Group
Eks. GMG Global Ltd. Singapore
31 Mei 2016 - Jambi
1
Pendahuluan
Produksi karet Indonesia memasok26% produksi karet dunia.Perkebunan karet seluas 85% daritotal luasan kebun karet Indonesiadiusahakan oleh petani/rakyat.
Adanya potensi dan peluangpembangunan perkebunan karet diIndonesia prospek positifkedepan khususnya terkaitdengan nilai tambah dan daya saing
Adanya tantangan masalahteknologi, ekonomi, sosial,lingkungan dan tata kelolaperkebunan karet yang semakinkomplek Kebijakan dan dukunganpemerintah perlindunganstabilitas harga karet
KOMODITAS KARET INDONESIA SIAPMENGHADAPI MASYARAKATEKONOMI ASEAN (MEA) ?
2
Fokus Masyarakat Ekonomi ASEAN• Wilayah dengan kesatuan pasar dan basis produksi
yang terintegrasi (A single market and Production Base).
• Wilayah dengan persaingan yang tinggi (Competitive Economic Development).
• Kawasan dengan perkembangan ekonomi yang merata (Equitable Economic Development).
• Kawasan diintegrasikan dengan perekonomian global (Integrated into the Global Economy).
3
Tantangan Pelaksanaan MEA
• Common understanding: Kesamaanpemahaman dari pusat hingga daerah
• Data dan ukuran pencapaianpembangunan di dalam program kerja
• Promote local Products di dalamnegeri melalui program pemerintahdan swasta (integrasi pasar lokal).
• Tata kelola: regulasi, law enforcement kapasitasi SDM (Perbaikan ikliminvestasi).
4
Sebaran Perkebunan Karet di Dunia
5Sumber: LMC Rubber
Sebaran Produksi Karet di Afrika
6Sumber: LMC Rubber
Sebaran luas tanaman karet yang diusahakan Indonesia berdasarkan Provinsi
85%
7%
8%
P. Rakyat P. Pemerintah P. Swasta
Sumber: https://www.bps.go.id, diolah
14%
82%
4%
TBM TM TTM
Sumber: Badan Pusat Statistik, tahun 2015
Tahun/ P. Rakyat P. Pemerintah P. Swasta Jumlah/ Pertumbuhan/
Year Smallholders Government Plantation Private Plantation Total Growth (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
2013 3.026.020 247.068 282.858 3.555.946 1,42
2014 3.062.931 249.040 294.274 3.606.245 1,41
2015* 3.098.861 251.033 306.163 3.656.057 1,38
*)Angka Sementara 7
Sebaran jumlah rumah tangga usaha tanaman karet Indonesia berdasarkan Provinsi
1 Aceh 61.792 6 Sumsel 509.944 11 DKI Jakarta 3 16 Banten 52.926 21 Kalteng 153.746 26 Sulteng 4.901 31 Maluku 111
2 Sumut 347.835 7 Bengkulu 100.064 12 Jawa Barat 39.587 17 Bali 28 22 Kalsel 161.602 27 Sulsel 8.214 32 Maluku Utara 18
3 Sumbar 149.745 8 Lampung 286.512 13 Jawa Tengah 30.360 18 NTB 130 23 Kaltim 51.371 28 SulTenggara 902 33 Papua Barat 24
4 Riau 191.104 9 Kep. BangBel 79.400 14 DI Yogyakarta 516 19 NTT 0 24 Kaltara 2.004 29 Gorontalo 78 34 Papua 6.966
5 Jambi 211.590 10 Kep. Riau 17.119 15 Jawa Timur 606 20 Kalbar 419.265 25 Sulut 46 30 Sulbar 33 2.888.542
Nama ProvinsiJumlah Rumah
Tangga
Indonesia
Jumlah Rumah
TanggaNama Provinsi
Jumlah Rumah
TanggaNama Provinsi
Jumlah Rumah
Tangga
Jumlah Rumah
TanggaNama Provinsi
Jumlah Rumah
TanggaNama Provinsi
Jumlah
Rumah Nama ProvinsiNama Provinsi
Total : 2.888.542 Rumah Tangga Sumber: Badan Pusat Statistik, tahun 2015
8
Data Luas Areal Perkebunan Karet dan Produktifitas Berdasarkan Provinsi
Sumber: Badan Pusat Statistik, tahun 2015
TBM/
Immature
TM/
Mature
TTM/TR/
Damaged
Jumlah/
Total
Produksi /
Production
(Ton)
1 ACEH 17.278 82.606 16.919 116.803 75.137 910 91.599 17.172
2 SUMATERA UTARA 43.984 430.569 8.105 482.658 456.024 1.059 185.956 76.013
3 SUMATERA BARAT 9.036 122.054 736 131.826 119.237 977 131.610 -
4 RIAU 30.924 311.884 16.738 359.546 323.808 1.038 191.210 20.731
5 KEPULAUAN RIAU 8.124 18.734 5.646 32.504 20.207 1.079 12.399 1.635
6 JAMBI 55.409 315.876 20.974 392.259 266.652 844 202.197 1.663
7 SUMATERA SELATAN 98.262 712.347 22.358 832.967 922.951 1.296 518.455 19.680
8 KEP. BANGKA BELITUNG 9.283 36.378 1.027 46.688 40.544 1.115 39.748 -
9 BENGKULU 18.588 76.315 4.076 98.979 93.428 1.224 72.907 10.786
10 LAMPUNG 26.152 70.337 1.371 97.860 67.167 955 140.900 8.871
11 JAWA BARAT 13.593 37.473 7.177 58.243 55.434 1.479 24.039 25.316
12 BANTEN 2.827 11.692 1.482 16.001 12.900 1.103 2.179 2.963
13 JAWA TENGAH 12.446 25.843 1.201 39.490 37.723 1.460 16.397 14.288
14 D.I. YOGYAKARTA 13 - - 13 - - 404 -
15 JAWA TIMUR 10.189 16.545 314 27.048 25.980 1.570 - 10.931
16 BALI 411 187 - 598 258 1.380 - 299
17 KALIMANTAN BARAT 56.165 288.982 16.075 361.222 238.287 825 254.690 8.613
18 KALIMANTAN TENGAH 45.841 231.394 6.077 283.312 217.138 938 148.131 3.254
19 KALIMANTAN SELATAN 26.500 160.734 4.907 192.141 171.880 1.069 142.557 13.292
20 KALIMANTAN TIMUR 15.589 49.607 684 65.880 68.615 1.383 47.083 8.796
21 SULAWESI TENGAH 874 5.210 - 6.084 5.799 1.113 1.204 634
22 SULAWESI SELATAN 1.982 5.261 151 7.394 8.038 1.528 1.336 3.003
23 SULAWESI BARAT - 413 - 413 385 932 - -
24 SULAWESI TENGGARA 131 62 - 193 147 2.371 394 -
25 MALUKU 22 1.521 - 1.543 803 528 - 772
26 PAPUA 701 3.613 41 4.355 3.257 901 4.316 -
27 PAPUA BARAT 10 28 - 38 26 929 - -
504.334 3.015.665 136.059 3.656.058 3.231.825 1.072 2.229.711 248.712 INDONESIA
NoProvinsi /
Province
Luas Areal / Area (Ha)Produktivitas/
Productivity
(Kg/Ha/Thn)
Jumlah
Petani /
Farmers (KK)
Jumlah
Penyerapan
Tenaga Kerja
(TK)
9
Data Luas Areal Perkebunan Karet dan Produktifitas Berdasarkan Provinsi
SUMATERA SELATANLuas: 23%Yield: 1.296 Kg/ha
SUMATERA UTARALuas: 13%Yield: 1.059 Kg/ha
RIAULuas: 10%Yield: 1.038 Kg/Ha
JAMBILuas: 10%Yield: 844 Kg/Ha
KALIMANTAN BARATLuas: 10%Yield: 825 Kg/ha
KALIMANTAN TENGAHLuas: 8%Yield: 938 Kg/ha
LAIN - LAINLuas: 26%Yield: 855 kg/Ha
Sumber: Badan Pusat Statistik, tahun 2015 10
Produktifitas Karet Indonesia
Thailand37%
Indonesia26%
Malaysia6%
India5%
Vietnam8%
China7%
Côte d'Ivoire3%
Sri Lanka1%
Liberia1%
Other6%
Negara Penghasil Karet
YIELD (KG/HA) 2010 2011 2012 2013 2014 2015
RAKYAT/ Smallholder 915 989 991 1.022 985 1.005
NEGARA/ Government 1.311 1.315 1.316 1.454 1.457 1.460
SWASTA/ Private 1.545 1.867 1.868 1.509 1.511 1.514
RATA-RATA/ Average 986 1.071 1.073 1.083 1.053 1.072
THAILAND :1.615 KG/HA
VIETNAM :1.724 KG/HA
INDIA :1.924 KG/HA
CHINA :1.237 KG/HA
SRI LANKA :1.149 KG/HA
Cote D’Ivore:1.888 KG/HA
Sumber: Badan Pusat Statistik, tahun 2015 dan website knoema.com, tahun 2016
11
Statistik Kapasitas Pabrik Terpasang vs Produksi Karet Berdasarkan Provinsi
Sumber: Badan Pusat Statistik, tahun 2015
PMDN PMA PMDN PMA TOTAL PMDN PMA
1 SUMATERA UTARA 32 7 688.320 192.159 880.479 13,1 3,6 531.161
2 SUMATERA BARAT 6 1 248.000 15.000 263.000 4,7 0,3 119.237
3 R I A U 8 2 229.000 11.760 240.760 4,3 0,2 323.808
4 KEPULAUAN RIAU 1 1 6.000 60.000 66.000 0,1 1,1 20.207
5 J A M B I 7 4 289.200 291.000 580.200 5,5 5,5 266.652
6 BENGKULU 4 - 64.000 - 64.000 1,2 0,0 93.428
7 SUMATERA SELATAN 15 13 762.000 916.288 1.678.288 14,5 17,4 963.495
8 LAMPUNG 12 1 247.715 25.000 272.715 4,7 0,5 67.167
9 KALIMANTAN SELATAN 10 2 236.900 44.000 280.900 4,5 0,8 253.151
10 KALIMANTAN TENGAH 5 - 230.000 - 230.000 4,4 0,0 222.937
11 KALIMANTAN BARAT 8 9 177.800 346.600 524.400 3,4 6,6 238.287
12 J A W A 12 - 186.954 - 186.954 3,5 0,0 132.295
T O T A L 120 40 3.365.889 1.901.807 5.267.696 63,9 36,1 3.231.825
JUMLAH PERUSAHAAN KAPASITAS PABRIK TERPASANG PER 2015 %PROVINSINo.
PRODUKSI KARET
THN 2015
Ketersediaan kapasitas terpasang di beberapa provinsi per tahun 2015 lebih besar dibandingkan produksi karetnya. Secara rata-rata di Indonesia, produksi karet 2015 hanya dapat memenuhi utilisasi pabrik 61,4%.
(dalam satuan Ton/Tahun)
12
ANALISIS HARGA KARET
Supply Demand
Rubber Inventory
Rubber ProductionThailand
IndonesiaMalaysia
IndiaVietnam
ChinaOthers
Rubber Consumtion in China, Europe, India, USA, Japan
Economic Growth in China, Europe, India,
USA & Japan
Vehicles Sales
Brent, WTI(Crude Oil) Prices
Supply/demand
balance2013 2014 2015 2016 YTD
% change
YTD
Production 11.938 11.709 12.018 2.849 3,5%
Consumption 11.374 11.943 11.785 2.920 -0,3%
Change in Stocks 564 -235 233 -71
Total Stocks at
end of period2.392 2.157 2.389 2.318 -2,97%
Sumber: website CBI, tahun 2016
13
Statistik Harga Karet Dunia
In JPY/Kg
0
100000
200000
300000
400000
500000
600000
700000
Rubber Inventory in China Qingdao Inventory SHFE InventorySumber: Bloomberg, tahun 2016
14
Kontribusi Karet Terhadap Nilai Ekspor Indonesia
5.2
5.9
8.6
16.0
18.7
MESIN-MESIN/PESAWAT MEKANIK
KARET DAN BARANG DARI KARET
MESIN/PERALATAN LISTRIK
BAHAN BAKAR MINERAL
LEMAK & MINYAK HEWAN/NABATI
Industri karet di Indonesia berkontribusi sebesar 4,5% dari total nilai ekspor Hasil IndustriNon Migas. Kontribusi tersebut berada di peringkat ke empat setelah Industri Lemak &Minyak Hewan/Nabati, Bahan Bakar Mineral dan Mesin/Peralatan Listrik.
(dalam Milyar USD)
Sumber: Kementerian Perdagangan RI, tahun 2015
15
Strategi Daya Saing Industri Berkelanjutan
Co
mp
etit
ive
ad
van
tage
Economic
costs
Environmental Impacts
Value for Customenrs
Contribution for society
Strategy
5Sustainable
Value
innovation
Competitiveness Focus
Low Cost
Differentiation
Strategy 1
Strategy2
Strategy 4
Strategy 3
Eco -Efficiency
Environmental
cost Leadership
Beyond
Compliance
LeadershipEco- Branding
Process/Organization Product - Services
( Orsato 2009 )
16
Daya Saing Agrobisnis di Indonesia
17
Faktor Daya Saing IMD
• Kinerja Ekonomi1. Domestik
2. Perdagangan Internasional
3. Investasi Internasional
4. Penyerapan Tenaga Kerja
5. Harga-harga
• Efisiensi Pemerintahan1. Pembiayaan Publik
2. Kebijakan Fiskal
3. Kerangka Kerja Institusi
4. Peraturan Bisnis
5. Kerangka Kerja Kemasyarakatan
• Efisiensi Bisnis1. Produktivitas
2. Pasar Naker
3. Keuangan
4. Praktik Manajemen
5. Perilaku dan Nilai
• Efisiensi Infrastruktur1. Infrastruktur Dasar
2. Infra Teknologi
3. Infrastruktur R&D
4. Kesehatan dan Lingkungan
5. Pendidikan
0.0
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
6.0
7.0
8.0
9.0
KE1
KE2
KE3
KE4
KE5
EP1
EP2
EP3
EP4
EP5
EB1
EB2
EB3
EB4
EB5
EI1
EI2
EI3
EI4
EI5
Saat ini Masa Depan
Web Analysis Keseluruhan IMD
Daya Saing Agrobisnis di Indonesia
18
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
9.00
PD1
PD2
PD3
PD4
PE1
PE2
PE3
PE4
PE5
PE6
FIC1
FIC2
Saat ini Masa Depan
Web Analysis Keseluruhan WEF
Pilar Daya Saing WEF
• Persayaratan Dasar1.Institusi,
2.Infrastruktur,
3.Lingkungan Ekonomi Makro
4.Kesehatan & Pendidikan Dasar
• Pemacu Efisiensi 1.Pendidikan Tinggi & Pelatihan
2.Efisiensi Pasar Barang
3.Efisiensi Pasar Naker
4.Pengembangan Pasar Keuangan
5.Kesiapan Teknologi
6.Ukuran Pasar)
• Faktor Inovasi & Kecanggihan1.Kecanggihan Bisnis
2.Inovasi
Analisis Strategi menggunakanmetode ANP BOCR
• Kriteria BOCR Empat elemen yaitu Benefit, Cost, Opportunity, dan Risk.
• Prioritas utama adalah Cost (0.4094)
• Prioritas kriteria terendah pada elemen Risks dengan nilai sebesar 0.1008
Gambar 3 Hasil keseluruhan
19
Strategi Berkelanjutan Industri Karet
20
KesimpulanPeningkatan Daya Saing Karet Indonesia
Target : Yield/ Ha menyamai Thailand Clone Rubber yang lebih Produktif Pengelolaan di sektor Petani :
Pembinaan dan pelatihan petani karet Desain blok (sph) Upkeep & maintenance Bark Management Quality Assurance
Kelembagaan, Tata Niaga, Pembinaan dan Pengawasan Bahan Karet Olahan (BOKAR) :
Komitmen bokar bersih Value Chain raw material Implementasi Permentan No.
38/Permentan/OT.140/8/2008
Infrastruktur Jalan, Jembatan, Pelabuhan Perlindungan Investasi (Pembatasan Ijin Processing,
Pengamanan Perkebunan Swasta/BUMN) Pengembangan Industri Hilir 21
Rekomendasi & Kesimpulan
• Menekan ketimpangan sosial dan ekonomi sertapertumbuhan wilayah
• Memasukkan konsep dan komponen lokal kedalam sistem standardisasi Internasional
• Menguatkan Peran Pemda, LembagaPendidikan/riset, LSM serta lembaga pendukunglainnya seperti; PISAgro.
• Memastikan sistem pendukung dan faktorproduksi/jasa pendukung tersedia di tingkat lokal.
22
TERIMA KASIH
23