Abdul Qadir Audah - · PDF filepimpinan Ikhwanul Muslimin untuk amal jihad melawan mereka,...
-
Upload
truongdieu -
Category
Documents
-
view
246 -
download
3
Transcript of Abdul Qadir Audah - · PDF filepimpinan Ikhwanul Muslimin untuk amal jihad melawan mereka,...
_____________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid Madah Tokoh Islam, pb. Ust. Abdul Kadir Audah 1
Abdul Qadir Audah
I. Tujuan Umum Menelaah tauladan yang hidup dengan Islam dan untuk islam sehingga menjadi
menara hidayah dan karakter yang patut dicontoh
II. Tujuan Kognitif 1. Mengenal sosok dan akhlak Abdul Qodir Audah
2. Menjelaskan pengaruh akhlak Abdul Qodir Audah terhadap para pekerja dan yang
berinteraksi dengannya
3. Menjelaskan perjuangan Abdul Qodir Audah dalam kehidupan ilmiyah dan
perundang-undangan
4. Menjelaskan sikap beliau terhadap Jamal bin Abdul Nasr dan kedengkian dan
hasad Jamal bin Abdul Nasr terhadapnya
5. Menjelaskan cara beliau mengajar orang yang loyal kepadanya umtuk kembali
pada amal islam
6. Menjelaskan pengaruh yang diwariskan oleh Abdul Qadir Audah
7. Menjelaskan sisi sejarah penjatuhan hukuman kepada Abdul Qadir Audah hingga
akhirnya beliau syahid
III. Tujuan Afektif dan Psikomotorik 1. Merasa bangga memiliki loyalitas dengan Islam
2. Mentauladani para salafussalih
3. Mengukur peran yang dapat dilakukan oleh para pendahulu
4. Memasyarakatkan bersama teman-temannya untuk cinta mengamalkan Islam
5. Membuat ringkasan riwayat hidup dari setiap sosok para salafussalih
6. Mengaplikasikan sosok pribadi dalam pergaulan sehari-hari
7. Memperbanyak melakukan perbuatan baik dan ihsan
8. Mentauladani generasi para sahabat
9. Bersemangat memperbanyak doa-doa yang ma’tsur
10. Mendukung agamanya dengan kemampuan yang dimiliki
11. Ikut serta bersama teman-temannya mengamalkan amal Islami
12. Memiliki kecerdasan dan fathonah dalam peragaulan khususnya dalam dakwah
IV. Kegiatan Pendukung 1. Menyerupai dan meniru kepribadian Abdul Qadir Audah
2. Mengadakan sosio drama tentang sosok Abdul Qadir Audah
3. Mengadakan perlombaan seputar kisah Abdul Qadir Audah
4. Mengumpulkan tulisan karya as-syahid Abdul Qodir Audah dan menjadikannya
dalam satu kitab khusus lalu dibagikan kepada setiap anggota
V. Sarana Penilaian 1. Pertanyaan dialogis seputar kepribadian para tabiin dan sikap-sikap mereka
2. Mengadakan perlombaan seputar kisah para tabiin dan amal mereka
_____________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid Madah Tokoh Islam, pb. Ust. Abdul Kadir Audah 2
3. menelaah aktifitas anggota yang sesuai dengan sosok kehidupan para tabiin
4. mericek ulang dalam melakukan perbandingan pengaruh anggota terhadap sosok
para tabiin yang telah dijabarkan
VI. Sasaran Belajar Mandiri 1. Membuat ringkasan kisah sikap Abdul Qadir Audah
2. Mentauladani keilmuan dan keberanian Abdul Qadir Audah
3. Menceritakan beberapa sikap yang menakjubkan pada diri Abdul Qadir Audah
4. Bersemangat untuk mentauladani Abdul Qadir Audah
VII. Teknik Penyampaian 1. Mukaddimah urgensi mempelajari sosok ulama
2. Mengenalkan sososk pribadi dari segi keturunan, kehidupan an keislaman
3. Memaparkan sikap dan perbuatan sosok pribadi melalui media televisi pendidikan
(video)
4. Mengadakan dialog seputar sikap kehidupan syakhsiah dari segi:
a. Alasannya
b. Pengaruhnya di Timur Tengah
c. Hikmahnya
d. Nilai-nilai dan kecendrungan yang dapat dipetik dari pembelajaran
syakhsiah
5. Menggunakan Referensi Belajar Mandiri pembelajaran diri untuk membahas
materi
6. Memberikan tugas dengan kegiatan-kegiatan pendukung
VIII. Muhtawa
Asy-Syahid, Abdul Qadir Audah (1324-1373H = 1906-1954M)
Perkenalanku yang pertama dengan tokoh dan pakar undang-undang, hakim yang
fakih, ustadz Abdul Qadir Audah terjadi pada tahun 1949, ketika saya tiba di Mesir untuk
kuliah di Universitas al-Azhar. Saya bertemu dengannya saat bersama kawan-kawan
mahasiswa di sebuah pertemuan halaqah dan mabit yang diadakan di salah satu ruang
pertemuan kantor Ikhwanul Muslimin. Kami pun mendengar ceramah dan pelajaran yang
disampaikannya. Saya juga merasa bahagia dapat berkunjung di kantornya dan disana
bertemu dengan al-Akh al-Mujahid, pengacara Ibrahim ath-Thib yang bekerja di
kantornya.
Sebagaimana saya juga mendengar pembelaannya untuk ikhwan di hadapan
pengadilan Mesir. Alasannya sangat kuat, penjelasannya jelas dan analisanya sangat
akurat. Ketika buku karyanya yang monumental itu terbit berjudul "at-Tasyri' al-Jinaai fi
al-Islam, Muqaranah bil Qanun al-Wadh'i" (Undang-undang Perdata dalam Islam,
_____________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid Madah Tokoh Islam, pb. Ust. Abdul Kadir Audah 3
Perbandingannya dengan Hukum Positif), Ikhwan menyambut antusias buku tersebut
dengan berlomba-lomba mengkajinya sehingga menjadi buku paling laris saat itu. Buku
itu juga menciptakan perubahan sangat besar pada diri para cendekiawan Mesir, karena
karya tersebut memaparkan kemuliaan syariat Islam terhadap hukum positif yang
berlaku, dan juga pernah digunakan sebagai solusi untuk menyelesaikan masalah
kemanusiaan, problematika masyarakat dan hak-hak umat dan negara.
Buku ini juga dijadikan rujukan bagi para ulama, fuqaha, pakar undang-undang,
dosen-dosen di berbagai perguruan tinggi, para hakim dan pengacara serta seluruh lapisan
masyarakat. Sehingga buku tersebut telah cetak ulang lebih dari 13 kali, dan
diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Misalnya bahasa Inggris, Prancis, Turki, Urdu,
Indonesia dan sebagainya.
Ketika ustadz Hasan al-Hudhaibi diangkat sebagai Mursyid 'Aam Ikhwanul
Muslimin lalu ustadz Abdul Qadir Audah dipilih sebagai Wakil Ketua Umum Ikhwan, ia
lalu mundur sebagai hakim dan memfokuskan diri dalam kerja dakwah sebagai bentuk
tanggung jawab manajemen dan organisasi Jamaah Ikhwanul Muslimin hingga ia
bertemu dengan Tuhannya sebagai syuhada di tiang gantungan pada tanggal 7/12/1954
atas perintah Jamal Abdul Nasser yang selama ini dendam kepada Abdul Qadir Audah
karena kedudukan dan kekuatan kepribadiannya. Keputusan hukum gantung itu juga
dijatuhkan kepada beberapa sahabat dekatnya: Muhammad Farghali, Yusuf Thal'at,
Ibrahim ath-Thib, Mahmud Abdul Lathif dan Handawi Duwair.
Eksekusi hukuman gantung terhadap enam sahabat itu pun berakhir satu persatu
di dalam penjara Mesir hanya dalam waktu 3 jam. Dan pada hari itu, murka dan amarah
berdatangan dari berbagai negara Arab dan Islam kepada pemerintah Mesir yang tetap
bergeming dengan keputusannya. Tak bermanfaat sedikit pun rekomendasi dan
permintaan maaf yang disampaikan para raja, pemimpin dan tokoh-tokoh dunia serta
ulama dan kaum Muslimin agar Abdul Nasser yang tiran membatalkan keputusan itu. Ia
bahkan mengakui kejahatan dan dosa atas pembunuhan mereka—sebagai bentuk
kezaliman dan permusuhan—dan kelak ia pasti menuai siksaan dan hukuman dari Yang
Maha Esa pada hari tak bermanfaat lagi harta dan anak-anak.
Kedudukannya yang Penting
Ustadz Abdul Qadir Audah adalah salah satu tokoh pergerakan Islam
kontemporer. Salah satu da’i Islam pada masa kini dan pemimpin besar Ikhwanul
Muslimin. Kalimat-kalimat yang diucapkannya didengar dengan sangat baik, posisinya
penting, khususnya bagi Ikhwanul Muslimin dan seluruh masyarakat Mesir pada
_____________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid Madah Tokoh Islam, pb. Ust. Abdul Kadir Audah 4
umumnya. Dia juga memiliki peran sangat menentukan dalam perjalanan berbagai
peristiwa yang terjadi di Mesir, setelah kematian Imam Syahid Hasan al-Banna pada
12/2/1949M. Ia memikul beban dakwah ini bersama bersama Ustadz Hasan al-Hudhaibi,
Mursyid kedua Ikhwanul Muslimin.
Ustadz Abdul Qadir Audah adalah intelektual cakap, hakim berpengalaman, pakar
undang-undang yang brillian, apalagi setelah diterbitkannya buku-buku beliau lainnya
setelah bukunya yang monumental "at-Tasyri' al-Jinaa'I fi al-Islam". Di antara karyanya
yang lain itu adalah, al-Islam wa Aodha'una al-Qaanuniyah, al-Islam wa Aodha'una as-
Siayasiah, al-Islam baena Jahli abnaaihi wa 'Ajzi Ulamaaihi, al-Maalu wa al-Hukmu fi
al-Islam, dan buku-buku lainya, disertasi, penelitian, dan makalah yang sudah beberapa
kali cetak ulang dan diterjemahkan ke dalam banyak bahasa. Bahkan banyak mahasiswa
Islam di berbagai dunia Arab dan Islam yang mengajukan program S1 dan S2 melalui
karya-karya asy-Syahid Abdul Qadir Audah, karena dianggap sebagai pakar dalam
bidang tersebut.
Dalam bukunya, at-Tasyri' al-Jinai fi al-Islam, Ustadz Abdul Qadir Audah
menulis, "Ketika saya membandingkan antara undang-undang yang kita gunakan pada
masa ini dengan syariat, maka saya sesungguhnya sedang membandingkan antara
undang-undang yang berubah, berkembang dan berjalan sangat cepat menuju
kesempurnaan sehingga nyaris sampai pada batas kesempurnaan—sebagaimana yang
mereka katakan—dengan syariat yang turun sejak 13 abad silam dan tidak mengalami
perubahan sejak dahulu dan takkan berubah atau tergantikan hingga masa yang akan
datang. Syariat yang pada tabiatnya takkan mengalami perubahan dan revisi, karena ia
datang dari Allah, dan tidak ada perubahan pada kalimat Allah. Karena syariat itu juga
berasal Kalam Allah yang menyempurnakan segala sesuatu. Dan segala sesuatu yang
diciptakannya tidak lagi membutuhkan penyempurnaan dari ciptaan-Nya.
Ketika kita sedang membandingkan kedua hal itu, maka kita sesungguhnya
sedang membandingkan antara pendapat dan teori terbaru dalam undang-undang dengan
yang lama dalam syariat. Atau kita sedang membandingkan antara yang baru yang dapat
berubah dan direvisi dengan yang lama yang tidak dapat menerima perubahan dan revisi.
[Kalau disini ditulis juga teks Arabnye cakep nih]
Saat itulah kita akan melihat dan merasakan perbandingan tersebut, bahwa yang lama dan
tetap lebih baik daripada yang baru tapi berubah. Antara syariat sebagai aturan yang telah
lama, lebih baik daripada ketika kita membandingkan dengan hukum positif masa kini.
_____________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid Madah Tokoh Islam, pb. Ust. Abdul Kadir Audah 5
Adapun hukum posistif, walau mencakup berbagai pendapat disertai prinsip dan teori-
teori baru, namun ia tetap jauh lebih rendah derajatnya daripada syariat Allah Ta'ala.
Kesadaran terhadap Tanggung Jawab
Ustadz Abdul Qadir Audah berkata, "Saya merasa memiliki kewajiban yang harus
saya tunaikan segera, demi syariat, demi kawan-kawanku yang terdiri dari para tokoh
undang-undang dan demi mereka yang mempelajarinya melalui riset lapangan.
Kewajiban itu adalah memaparkan kepada manusia hukum-hukum syariat dalam masalah
pidana dengan bahasa yang dipahami dan akrab bagi mereka. Sekaligus berusaha
memperbaiki informasi dan pengetahuan yang dimiliki oleh pakar undang-undang
tentang syariat, lalu menyebarluaskan di tengah manusia hakikat yang menghalangi
mereka untuk mengetahui semua itu sejak dahulu disebabkan oleh kebodohan.
Undang-undang yang ada adalah buatan manusia, sementara syariat adalah
ciptaan Allah. Hukum dan undang-undang yang berlaku dewasa ini sesungguhnya
mempresentasikan kelemahan, kekurangan dan ketidakmampuan manusia. Dengan
demikian, undang-undang tersebut sangat mungkin mengalami perubahan dan revisi, atau
apa yang kita sebut dengan perkembangan. Ketika terjadi perkembangan pada sebuah
jamaah atau lembaga ke arah yang tidak terduga, atau menemukan sebuah kondisi yang
tidak pernah diprediksi kemunculannya, maka undang-undang itu akan selalu kurang dan
takkan mungkin mencapai derajat kesempurnaan selama pembuat dan penyusunnya tidak
mendapat predikat sempurna dan tidak memiliki kemampuan mengetahui apa yang akan
terjadi berikutnya, walau ia sangat memahami apa yang telah terjadi.
Adapun syariat, maka pembuatnya adalah Allah Azza wa Jalla, yang di dalamnya
mempresentasikan kemampuan Sang Pencipta, kesempurnaan, keagungan dan
penguasan-Nya atas apa telah dan sedang terjadi. Dengan demikian syariat tersebut
diciptakan Allah Yang Maha Mengetahui segala sesuatu yang terjadi sekarang dan akan
datang. Demikian pula ilmu-Nya yang meliputi segala sesuatu. Ini adalah perkara mulia
yang tidak akan tergantikan. Firman-Nya:
[Kalau disini ditulis juga teks Arabnye cakep nih]
"Dan tidak ada pergantian pada kalimat Allah." Karena itu, ia tidak butuh perubahan dan
revisi walau pun waktu terus berjalan, negeri ini mengalami perubahan dan manusia
berjalan menuju kemajuannya."
Ustadz Mahmud Abdul Halim menceritakan kepada kami tentang Ustadz Abdul
Qadir Audah dan hubungannya yang erat serta kedekatannya dengan Imam Syahid Hasan
al-Banna dan ustadz Hasan al-Hudhaibi. Dalam bukunya "Al-Ikhwan al-Muslimun,
_____________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid Madah Tokoh Islam, pb. Ust. Abdul Kadir Audah 6
Ahdats Shana'at at-Tarikh", Ustadz Abdul Halim Mahmud berkata, "Pada awalnya,
Ustadz Abdul Qadir Audah memimpin sekelompok Ikhwan yang tetap berprasangka baik
kepada Abdul Nasser, menyikapinya prilakunya dengan baik sebagai anggapan bahwa
dia adalah salah satu perwira Ikhwan yang harus diberi dukungan."
Tidak dapat diragukan lagi bahwa ustadz Abdul Qadir Audah mampu menempati
hati Ikhwan dengan cinta, penghormatan dan penghargaan. Bahkan saya merasa paling
cinta, menghargai dan mengormatinya. Dia adalah kawan tercinta yang paling dekat pada
hatiku di antara Ikhwan lainnya, dan paling saya kagumi dan cintai.
Ustadz Abdul Qadir Audah adalah sosok yang sangat dicintai oleh Imam Syahid
Hasan al-Banna di kalangan Ikhwan. Ia terkadang menyebutnya penuh kebanggaan dan
kemuliaan. Ketika Ustadz Hasan al-Hudhaibi diangkat sebagai Mursyid 'Aam Ikhwanul
Muslimin, maka Ustadz Abdul Qadir Audah juga adalah sosok yang dekat dengannya.
Dan mungkin saja Ustadz Hasan al-Hudhaibi yang menyarankan padanya agar
meninggalkan jabatannya sebagai hakim agar ia dapat lebih fokus sebagai wakil ketua
Ikhwanul Muslimin.
Mengenai usahanya dalam memerangi Inggris di Terusan Suez dan pengangkatan
pimpinan Ikhwanul Muslimin untuk amal jihad melawan mereka, Ustadz Kamil Syarif
menulis dalam bukunya, al-Muqawamah as-Sirriyah fi Qanaat as-Suwaeis (Perlawanan
Rahasia di Terusan Suez), "Di tengah malam buta, Oktober 1951, saya menerima
selembar telegram yang di dalamnya terdapat tanda tangan Ustadz Abdul Qadir Audah,
wakil ketua Umum Ikhwanul Muslimin, yang memintaku agar datang menemuinya di
Kairo untuk membahas sebuah perkara yang sangat penting. Dengan kereta api, saya
segera berangkat ke Kairo. Di dalam rumahnya pembicaraan berkisar tentang situasi
genting dan berbagai kebutuhan yang terkait dengannya. Ia juga menyampaikan padaku
bahwa Ikhwanul Muslimin telah memutuskan untuk memasuki peperangan di Qanat
(terusan) Suez, dan menugaskanku untuk mempelajari situasi dan kondisi di wilayah
Qanat sekaligus mempersiapkan laporan yang lengkap.
Beberapa hari kemudian saya menerima informasi melalui telepon yang
memintaku agar menghadiri sebuah rapat penting di Zaqazik yang juga akan dihadiri oleh
ustadz Abdul Qadir Audah, Ustadz Mahmud Abduh dan sejumlah jenderal Nizham
Khash. Dalam pertemuan itu saya diberitahu oleh ustadz Abdul Qadir Audah bahwa
ustadz Mahmud Abduh telah ditunjuk sebagai panglima perang yang akan kami terima
instruksi dan perintahnya.
_____________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid Madah Tokoh Islam, pb. Ust. Abdul Kadir Audah 7
Ketika perselisihan semakin berkobar antara Ikhwan dengan Perwira Revolusi,
Abdul Nasser segera menampakkan dusta dan permusuhannya, mengingkari seluru janji
dan kesepakatan yang pernah ia buat, mengkhianati amanah dan Ikhwanul Muslimin.
Ustadz Abdul Qadir Audah sebagai wakil ketua umum Ikhwan lalu menerbitkan
manifesto bersejarah yang membantah berbagai tuduhan dusta dan kebohongan yang
dilontarkan Abdul Nasser terhadap Ikhwan. Adapun judul manifesto tersebut adalah
Hadza Bayaan li an-Naas "Ini adalah Penjelasan bagi manusia." Sebagian cuplikan dari
penjelasan tersebut sebagai berikut:
"Sesungguhnya dakwah kita telah melalui hari-hari yang sarat dengan berbagai
peristiwa besar yang akan memiliki pengaruh terhadapnya pada masa yang akan datang,
dan juga terhadap generasi yang akan datang. Adalah hak kalian untuk mengetahui
berbagai peristiwa yang dihadapi dakwah ini, beragam situasi dan kondisi yang meliputi
kalian dan dakwah ini agar semakin tampak jelas, sehingga sikap dan prilaku kita berada
di atas kebenaran dan realita.
Apabila hak kalian terhadap pemimpin kalian adalah mencerahkan dan
mengarahkan kalian, maka hak dakwah ini adalah ketika kalian melekatkan etika dakwah
ini pada diri disertai batasan-batasannya. Pikiran kalian tunduk pada kekuasaannya,
sehingga kalian tidak berfikir selain melalui Islam, tidak mengatakan sesuatu kecuali
Islam menyukainya, dan kalian tidak beramal kecuali dalam bingkai Islam. Apabila
kalian melakukan itu, maka sesungguhnya kalian telah mengikat diri-diri kalian dengan
kitab Tuhan kalian, dengan Sunnah Rasullah dan menyempurnakan iman kalian.
Ketahuilah bahwa tidak sempurna iman seorang mukmin sehingga ia berkata dan bekerja
karena Allah dalam ridha dan amarah-Nya, cinta dan murka-Nya, dan dalam seluruh
perbuatannya:
رواهأبوداود،قالاأللباينصحيح انهي الهل م ك ت اس دهق ف للهع ن م و ىللهط ع أ و للهض غ ب أ و للهب ح أ ن م
Barang siapa yang cinta karena Allah, marah karena Allah, memberi karena
Allah, menolak karena Allah, maka sungguh telah sempurna imannya [HR. Abu Dawud,
Berkata al-Bani hadits ini shahih]
[Kalau disini ditulis juga teks Arabnye cakep nih]
Wahai Ikhwan sekalian, kita bukanlah pelaku kezaliman karena Islam melarang
kezaliman. Kita juga bukan penyeru fitnah, karena itu lebih kejam dari pembunuhan. Dan
tidaklah pantas bagi seorang mukmin bila ia menjadi tukang fitnah dan tukang laknat.
Tapi kita kita berjalan di atas jejak Rasulullah saw.; mengajak kepada kebaikan dengan
_____________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid Madah Tokoh Islam, pb. Ust. Abdul Kadir Audah 8
cara yang hikmah dan nasehat yang baik. Kita selalu menghindar dari menyampaikan
nasehat yang buruk, dan berusaha membela dan membalas dengan cara yang lebih baik
dengan mengutamakan adab seorang mukmin, kesabaran, dan keyakinannya pada
pertolongan Allah Azza wa Jalla.
Untuk kedua kalinya Jamaah Ikhwanul Muslimin dibubarkan. Sebagian besar
anggotanya di tangkap dan dipenjara dengan berbagai tuduhan dusta yang dakwakan
kepada mereka, dan dimusuhi oleh media massa. Ini adalah ujian yang baru dan cobaan
yang mendatangkan kabar gembira berupa keridoan Allah terhadap jamaah ini. Sudah
menjadi sunatullah dalam jamaah ini bahwa akan terjadi proses seleksi dengan
memisahkan yang baik dari yang buruk. Firman-Nya:
Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu sekarang ini[*],
sehingga dia menyisihkan yang buruk (munafik) dari yang baik (mukmin). dan Allah sekali-kali tidak akan
memperlihatkan kepada kamu hal-hal yang ghaib, akan tetapi Allah memilih siapa yang dikehendaki-Nya
di antara rasul-rasul-Nya[**]. Karena itu berimanlah kepada Allah dan rasul-rasulNya; dan jika kamu
beriman dan bertakwa, Maka bagimu pahala yang besar. [Ali Imran, 3: 179]
[*] yaitu: keadaan kaum muslimin bercampur baur dengan kaum munafikin.
[**] di antara rasul-rasul, nabi Muhammad s.a.w. dipilih oleh Allah dengan memberi keistimewaan kepada
beliau berupa pengetahuan untuk menanggapi isi hati manusia, sehingga beliau dapat menentukan siapa di
antara mereka yang betul-betul beriman dan siapa pula yang munafik atau kafir.
Dan hari esok, jamaah ini kembali berada di tengah manusia dengan cahaya lebih
terang, tekad lebih kuat, dan dahan yang lebih kokoh. Karena cobaan dan ujian yang
terjadi berulang-ulang atasnya menjadi bukti kekuatan iman jamaah ini, kedekatannya
kepada Allah Azza wa Jalla dan bukti kebenaran sabda Rasulullah saw.,
_____________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid Madah Tokoh Islam, pb. Ust. Abdul Kadir Audah 9
ان ك ن إه،ف ههنه ي دهبهس ىح ل ع ل ج ىالر ل ت ب ،ي ل ث م أل ا ف ل ث م األ ث ن و اله الص ث اء ي بهن ءاأل ل ب اسهالن د ش أ ههنه ي دهفه
د ي زهةب ل ص رواهأمحدوالبخاريوالنساءوابنماجهءهل الب فه
"Manusia yang paling berat cobaannya adalah para nabi, kemudian orang-orang
shaleh, lalu orang-orang yang mendekati mereka, kemudian orang yang mendekati
mereka. Seseorang diuji sesuai dengan kadar agamanya. Apabila dalam agamanya
terdapat keteguhan pada agamanya, maka akan semakin bertambah pula ujian pada
dirinya."[HR.Ahmad, Bukhari, Nasai, dan Ibnu Majah]
Sabar menghadapi Cobaan
Setiap Ikhwan harus mampu menghadapi berbagai cobaan dan ujian dengan
penuh kesabaran. Karena kesabaran, sebagaimana sabda Rasulullah saw. adalah setengah
iman. Hendaklah mereka belajar dari orang-orang sebelum mereka yang tertimpa cobaan
dan penderitaan sehingga mereka nyaris putus asa, dan pertolongan Allah pun datang
kepada mereka. Sebagian sahabat Rasullah saw. datang kepadanya dan berkata, "Wahai
Rasulullah, tidakkah engkau meminta pertolongan untuk kami, tidakkah engkau berdoa
untuk kami?" beliau lalu berkata,
،ههنه ي دهن ع ك له ذ ه ف رهص ي ،ل ههي م د ق ل إهص لهخ ي ىمفرق ةف ل ع ار ش ن الهع ض و ي م ه د ح أ ان ،ك م ك ل ب ق ان ك ن م ن إه
اب ،م دهي دهال اطهش م أ بهط شه ي و ت ،ح ر م ااأل ذ ه للا ن م ت ي ل للاه،و ههنه ي دهن ع ك له ذ ه ف رهص ي ،ل ههمه ظ عهو ههمه ل ي
رواهن و ل جهع ت س ت م و ق م ك ن كه ل و ههمه ن ىغ ل ع ب ئ ال ذهو للاهل إهاف ي ل تهو م رهض ح ل إهاءهع ن ص ن مه ب اكه الر ر ي سه ي
أمحدوالبخاريوالنساءوابنماجه
"Sesungguhnya di antara orang-orang sebelum kalian, ada yang diletakkan
gergaji di atas tubuhnya lalu digergaji hingga terbelah sampai kedua kakinya, namun itu
tidak membuatnya berpaling dari agamanya. Ada pula yang tubuhnya disisir dengan
sisir besi, sehingga terpisah antara daging dan tulangnya semua itu tidak membuatnya
berpaling dari agamanya. Demi Allah, niscaya Allah akan sempurnakan perkara ini
sehingga setiap musafir yang berjalan dari Shan'a ke Hadramaut tidak takut kepada
apapun selain Allah dan terkaman srigala terhadap kambing miliknya, tapi kalian adalah
kaum yang sangat tergesa-gesa".[ HR.Ahmad, Bukhari, Nasai, dan Ibnu Majah]
_____________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid Madah Tokoh Islam, pb. Ust. Abdul Kadir Audah 10
Wahai Ikhwan, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Berbaik
sangkalah kalian kepada-Nya. Karena sesungguhnya rahmat-Nya lebih dekat dari dugaan
kalian, dan lebih cepat dari penantian kalian. Simaklah hadits yang diriwayatkan darinya,
ع ن ط مهع م اال ع ق وب ةهمهن الل هعهن د م اال م ؤ مهن ي ع ل م ل و »ق ال -وسلمعليهللاصلى-الل هر س ول أ ن ه ر ي ر ة أ بهن تهههمهن ق نهط م االر مح ةهمهن الل هعهن د م اال ك افهر ي ع ل م و ل و أ ح د به ن تههه رواهمسلم.«ح د أ ج
Seandainya seorang mukmin tahu hukuman yang berada di sisi Allah dia tidak berfikir
dia masuk surga dan seandainya orang kafir tahu rahmat yang berada di sisi Allah, dia
tidak putus asa dari surga-Nya [HR. Muslim]
Nasehat terakhir untuk Ikhwan adalah, agar mereka memperbaiki hubungannya
dengan Allah Ta'ala dan saudara-saudaranya, saling meneguhkan diri dalam ketaatan
kepada-Nya, tolong menolong dalam kebaikan dan takwa, bersiap siaga dan saling
menasehati dalam kesabaran. Mereka juga harus mengetahui bahwa sesungguhnya
Jamaah Ikhwanul Muslimin tidak dapat dibubarkan karena kertas-kertas miliknya disita,
atau kantornya ditutup. Tapi Jamaah ini bubar bila hubungan mereka runtuh, jiwa mereka
kosong dari cinta kepada saudara-saudara dan kepada dakwah ini. Dakwah ini tidak akan
pernah lenyap bila di dalam hati mereka tumbuh cinta kepadanya, jiwa mereka senantiasa
berzikir kepada Allah, dan selama mereka mempersembahkan jiwa-jiwa mereka untuk
dakwah; hidup di dalamnya, hidup dengannya dan untuknya, serta berkorban di atas
jalannya.
[Kalau di sini—sebelum paragraf selanjut berikut—dikasih arabnye bagus abis]
Bukan sesuatu yang berbahaya bagi dakwah ini bila kantor atau mimbarnya
ditutup, selama setiap orang di antara kalian menjadikan hatinya sebagai ruang bagi
dakwah, jiwanya sebagai benteng pertahanan. Selama ia mampu berbicara, maka tempat
yang ia tempati adalah mimbar baginya.
Dakwah ini akan tetap hidup dan kuat, dia tetap memiliki kehormatan dan
kemuliaan selama kalian berpegang teguh, saling mengikat, saling mencintai, bersabar
dan saling menasehati dalam kesabaran. Allah berfirman:
_____________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid Madah Tokoh Islam, pb. Ust. Abdul Kadir Audah 11
Hai orang-orang yang beriman, Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan
tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya
kamu beruntung. [Ali Imran, 3: 200]
Allah Maha Besar dan untuk-Nya segala pujian. (Saudara kalian, Abdul Qadir
Audah, Wakil ketua Umum Ikhwanul Muslimin).
Dengan keyakinan penuh kepada Allah, senantiasa bersandar kepada-Nya,
melalui nasehat mulia dan metode yang menarik, ustadz Abdul Qadir Audah berbicara
kepada Ikhwan dan mengingatkan apa yang harus mereka lakukan menghadapi cobaan
yang meliputi mereka oleh Fir'aun yang tiran, sebagai realisasi dari apa yang
diperintahkah oleh majikan mereka; Yahudi, kaum Salib, Zionis dan para penjajah.
Dalam bukunya, "Fi Qafilatil Ikhwan"1, Ustadz Abbas as-Siisi berkata, "Yang
layak disebutkan di sini bahwa faktor utama diadilinya ustadz Abdul Qadir Audah karena
balas dendam dan untuk melepaskan diri darinya, karena posisinya yang sangat
menakutkan ketika ia berada di samping Presiden Muhammad Najib di balkon Istana
Abidin. Saat itu, Presiden Muhammad Najib meminta ustadz Abdul Qadir Audah naik ke
atas balkon untuk menyambut ribuan massa yang menyemut di lapangan yang sangat luas
di depan istana kepresidenan, dan meminta mereka agar kembali ke rumah mereka
masing-masing. Tidak lama kemudian setelah Ustadz Abdul Qadir Audah
memerintahkan massa yang sangat banyak itu bubar, mereka segera membubarkan diri
dengan tenang, tertib dan teratur. Apa yang diperlihatkan oleh ustadz Abdul Qadir ketika
itu menciptakan amarah dan kebencian dalan diri Abdul Nasser, namun ia hanya
menyembunyikannya dalam hati. Saat itu pula ia mengetahui betapa sangat berbahayanya
lelaki yang kalimat dan perintahnya dipatuhi dan ditaati ribuan massa."
Komentar Mursyid ketiga:
Mursyid 'Aam ketiga jamaah Ikhwanul Muslimin, Ustadz Umar Tilmisani berkata
tentang ustadz asy-Syahid Abdul Qadir Audah, "Sesungguhnya Abdul Qadir Audah
adalah seorang tokoh yang namanya akan selalu disebut, jejak kehidupannya tidak akan
sirna, namanya takkan pernah dilupakan melalui kemuliaan karya-karyanya dan sikapnya
dalam kebenaran dan kebaikan. Dia adalah sosok lelaki dengan berbagai keistimewaan
dan keunikan yang menyatu dalam dirinya, dan hidup dengan nilai-nilai kebaikan dan
keteladanan. Ia retas jalan kehidupan di atas prinsip-prinsip dan ushul, Ia temui kematian
di atas jalannya, atau memikul berbagai jenis cobaan dan siksaan untuk semu itu.
_____________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid Madah Tokoh Islam, pb. Ust. Abdul Kadir Audah 12
Ustadz Abdul Qadir Audah rela berdiri di hadapan tiang gantungan dan semakin
teguh memegang kebenaran. Dia melihat kematian dengan kedua matanya dan bersegera
menyambut kedatangannya. Tak ada kejahatan yang ia lakukan selain karena kalimat
yang ia katakan sejak berada di atas jalan itu, "Tuhanku Allah". Tak ada kejahatan yang
ia perbuat selain karena ia mengingkari kezaliman yang dilakukan orang-orang zalim
kepada manusia. Dan ia tidak dapat berdiam diri atas berbagai kezaliman dan kehinaan
yang terjadi terhadap umat ini. Ia pun membayar semua itu dengan syahadah setelah
menggoreskan di atas lembar sejarah kehidupannya dengan tinta emas yang tidak akan
pernah pudar. Menanam dalam hati dan pikiran manusia kebaikan yang akan selalu
dikenang di sepanjang hari yang akan terus berlalu.
Ketika Abdul Qadir Audah diangkat sebagai hakim, maka dia adalah mercusuar
paling mencorong di antara hakim lainnya. Karena ia menolak menerapkan undang-
undang lain kecuali undang-undang langit selama ia sanggup melaksanakannya. Ia
menolak bila dirinya diikat dengan undang-undang bumi yang tidak sanggup memberikan
rasa aman bagi manusia, ketenangan yang mereka cari dan cinta yang mereka dambakan.
Ia sosok pemberani dalam membela dan mempertahankan kebenaran, walau dunia
dan segala isinya menentangnya. Karena yang ia inginkan adalah meraih ridha Tuhannya
sebelum membuat seluruh manusia menjadi puas.
Ia berdiri di samping gerakan 23 Juli 1952, karena ia menduga bahwa Abdul
Nasser akan mengimplementasikan beberapa point kebaikan yang selama ini ia
kumandangkan di hadapan khalayak ramai. Apa yang dilakukannya membuat marah
sebagian besar kawan-kawannya dan para pencintanya. Dan ketika kedok Abdul Nasser
terbongkar dan mulai tampak hakikat yang sebenarnya, ia pun mengambil jalan yang ia
haruskan untuk dirinya dalam kehidupannya selama ini—jalan kebenaran dan
kejujuran—ketika Abdul Nasser berkata kepadanya, "Saya akan membunuh setiap orang
yang coba menghalangi jalanku." Ustadz Abdul Qadir Audah berujar tegas, "Tapi siapa
saja yang tersisa di antara mereka (tidak terbunuh olehmu) akan menghabiskan usianya
untuk memberangus para tiran dan orang-orang zalim sepertimu".
Pada tanggal 28 Pebruari 1954, ribuan massa melakukan aksi menuntut agar
pemerintah meninggalkan berbagai bentuk kezaliman dan menyingkirkan orang-orang
zalim. Ribuan massa itu memenuhi lapangan Abidin, menuntut Presiden Muhammad
Najib agar membebaskan para tahanan, dan menyingkirkan aparat yang kejam serta
menghukum mereka yang telah membunuh beberapa demonstran ketika mereka
menggelar aksi di Istana Nil, sekaligus menuntut agar pemerintah melaksanakan syariat
Allah, Tuhan semesta alam.
_____________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid Madah Tokoh Islam, pb. Ust. Abdul Kadir Audah 13
Para penguasa negeri hari itu sadar betapa sangat gentingnya situasi saat itu.
Mereka lalu meminta kepada para demonstran agar kembali ke rumah mereka masing-
masing. Tapi para demonstran itu seakan tidak mendengar. Muhammad Najib lalu
meminta bantuan asy-Syahid Abdul Qadir Audah agar menenangkan situasi, dan ia
berjanji akan memenuhi tuntutan massa.
Dari atas balkon istana Abidin, asy-Syahid Abdul Qadir Audah meminta massa
agar kembali ke kediaman mereka dengan tenang dan tertib, karena Presiden Muhammad
Najib telah berjanji akan memenuhi permintaan mereka. Seketika itu juga, lautan massa
yang memenuhi lapangan Abidin beranjak meninggalkan tempat itu. Melalui logika
diktator yang menguasai negeri Mesir ketika itu, sudah seharusnya bagi mereka
mengeluarkan keputusan menentukan terkait dengan Abdul Qadir Audah. Karena bila ia
mampu memulangkan ribuan massa yang datang dari berbagai penjuru yang menuntut
dibebaskannya belenggu kemerdekaan, melapangkan ruang kehidupan yang
konstitusional, lurus dan bijaksana, memenuhi janji dan menunaikan amanah, maka asy-
Syahid telah mempresentasikan dirinya sebagai petaka dan marabahaya bagi pemerintah
sebagaimana dipahami oleh mereka, bahwa ia telah menekan lonceng yang seruannya
akan segera didengar dan dipatuhi, sehingga umat pun bergerak untuk berdiri atau duduk.
Aksi ribuan massa di lapangan Abidin adalah konsideran pertama dan paling
penting bagi penguasa untuk menjatuhkan hukuman gantung terhadap asy-Syahid Abdul
Qadir Audah. Karena itu, tidak aneh bila ia dan sebagian besar sahabatnya ditangkap sore
hari itu juga, lalu di tahan di penjara al-Harby dari jam 4 sore hingga pukul 7 pagi.
Algojo dan petugas penjara bergantian memukulinya dengan buas dan kejam.
Ustadz Abdul Qadir Audah kemudian didakwa dengan berbagai tuduhan tidak
mendasar. Mereka akhirnya menjatuhkan hukuman mati kepada asy-Syahid seraya
menduga bahwa pembunuhan atas diri beliau akan berlalu begitu saja tanpa seorang pun
akan peduli pada kematiannya. Tapi penguasa saat itu adalah Abdul Nasser, yang ketika
intelejennya melaporkan padanya pengaruh dari hukuman mati yang dijatuhkan kepada
Abdul Qadir Audah dalam jiwa manusia, intelejennya menulis kalimat Abdul Nasser
yang dipublikasikan oleh beberapa media massa, "Sikap masyarakat terhadap kasus ini
sangat aneh. Mereka tidak menyukai kejahatan. Tapi ketika pelaku kejahatan dihukum
mati, maka mereka akan berbelas kasih kepadanya." Namun revolusi belas kasih dalam
diri masyarakat tidak diperuntukkan bagi pelaku kejahatan, karena Abdul Qadir Audah
bukan satu dari mereka. Tapi belas kasih itu muncul pada diri masyarakat karena
kebencian terhadap kezaliman dan kesetiaan mereka terhadap orang-orang yang tak
berdosa."
_____________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid Madah Tokoh Islam, pb. Ust. Abdul Kadir Audah 14
Ustadz kita Abdul Qadir Audah berdiri di hadapan pengadilan lolucon yang
sengaja dibuat oleh penguasa. Di sana ia berkata, "Saya didakwa dengan berbagai
dakwaan—yang apabila itu dianggap benar—maka sayalah penjahat itu, dan kalian
adalah korban kejahatan. Saya sungguh tidak tahu hak korban kejahatan dalam
pengadilan yang menjadikannya sebagai korban. Karena itu pula saya tidak pernah
menemukan di dunia ini undang-undang yang memperbolehkan adanya pengadilan ini.
Dan bagaimana mungkin dapat diterima oleh akal manusia bila seorang hakim di
pengadilan sekaligus sebagai musuh dan penguasa?"
Di Tiang Gantungan
Ketika para algojo membawanya bersama sahabat-sahabatnya untuk dieksekusi
mati, dengan penuh keberanian asy-Syahid Abdul Qadir Audah maju ke tali gantungan,
seraya menyerahkan segala urusannya kepada Allah Ta'ala. Adapun kalimat terakhir yang
diucapkannya sebelum eksekusi itu adalah, "Sesungguhnya tetes darahku akan menjadi
laknat bagi setiap Perwira Revolusi (Abdul Nasser cs.)."
Dan Allah Ta'ala mengabulkan doanya; tetes darah Abdul Qadir Audah menjadi
laknat atas mereka semua. Sehingga tak seorang pun dari pelaku kezaliman itu terlepas
dari balasan Allah di dunia. Berbagai siksa dan penderitaan tak putus-putusnya menimpa
mereka. Adapun Jamal Salim, ketua pengadilan terkena penyakit saraf. Saudaranya,
Shalah Salim, ginjalnya tidak berfungsi, air kencingnya tertahan dan mati keracunan.
Syamsu Badran, ia dihukum seumur hidup. Marsekal Abdul Hakm 'Amir mati bunuh diri
atau keracunan. Hamzah Basuni ditabrak truk gandeng sehingga dagingnya cerai berai di
tempat terbuka. Prajurit Ghanim ditemukan sudah jadi mayat di areal perkebunan. Mayor
Yasin diserang oleh untanya sendiri, lalu menginjak lehernya hingga mati. Dan masih
sangat banyak di antara pelaku kezaliman atau pembantu terjadi kezaliman terhadap
Ikhwanul Muslimin, yang Allah Ta'ala perlihatkan kepada kita semua keajaiban
kekuasaan-Nya.
Adapun pemimpin besar mereka, komandan kejahatan mereka, Abdul Nasser,
maka kehidupannya dipenuhi dengan kecemasan dan ketakutan, saat dia tersadar atau
dalam keadaan tidur. Bahkan aliran air menggenang di atas kuburannya sehingga menjadi
pelajaran bagi orang-orang yang berakal. Dan Allah Ta'ala akan selalu memenangkan
perkara-Nya.
Kita sudah melihat tanda-tanda kekuasaan Allah Azza wa Jalla pada diri orang-
orang zalim yang telah melakukan kejahatan terjadap Ikhwanul Muslimin. Faruq
_____________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid Madah Tokoh Islam, pb. Ust. Abdul Kadir Audah 15
menggebah Ikhwan pada tahun 1948, lalu ia disingkirkan sebagai raja dan diasingkan
pada tahun 1952. Abdul Nasser melakukan kejahatan terhadap Ikhwan tahun 1954, lalu
muncul agresi tiga negara terhadap Mesir, dan invasi Israel atas Sinai dan Port Sa'id. Ia
lalu menggebahnya kembali pada 1965, dan Abdul Nasser mengalami kekalahan pada
tahun 1967, dan tewas setelah kematian Abdul Hakim Amir. Maha suci Allah yang
menunda balasan-Nya namun tidak pernah lalai.
Semoga rahmat Allah Ta'ala senantiasa tercurah kepada asy-Syahid Abdul Qadir
Audah, dan semoga Allah mengumpulkan kita dengannya bersama para nabi, orang-
orang shaleh, ash-shiddiqin dan para syuhada. Amin.