88223116 Paper Teknologi Sediaan Setengah Padat

22
PAPER TEKNOLOGI SEDIAAN SETENGAH PADAT FORMULASI KOMPONEN ZAT AKTIF Presented by.. “keLOmpoK 4” Dina Permata Wijaya Nadya Zahrayny Istiqomah Qaffah Silma Azas Muchammad Irsyad Risda Yulianti FARMASI 3A 1

description

sssss

Transcript of 88223116 Paper Teknologi Sediaan Setengah Padat

Page 1: 88223116 Paper Teknologi Sediaan Setengah Padat

PAPER TEKNOLOGI SEDIAAN SETENGAH PADAT

FORMULASI KOMPONEN ZAT AKTIF

Presented by..

“keLOmpoK 4”

Dina Permata Wijaya Nadya Zahrayny

Istiqomah Qaffah Silma Azas

Muchammad Irsyad Risda Yulianti

FARMASI 3A

1

Page 2: 88223116 Paper Teknologi Sediaan Setengah Padat

Sediaan setengah padat merupakan salah satu sediaan yang terdapat di Farmasi. Sediaan

setengah padat dapat digunakan untuk sediaan oral maupun topikal. Sediaan topikal berupa

salep, emulsi, gel, pasta, dan supesitosia. Sediaan setengah padat emulsi adalah krim dan lotion.

Pembuatan sediaan setengah padat untuk penggunaan topikal ditujukan agar obat dapat

digunakan dengan nyaman dan zat aktif yang terdapat di dalam obat dapat mencapai sasaran

dengan tepat. Dalam pembuatan sediaan setengah padat sendiri membutuhkan berbagai

formulasi agar terbentuk sediaan yang diinginkan. Formulasi-formulasi tersebut berupa zat aktif

dan zat tambahan. Zat aktif atau yang dikenal API dalam bahasa inggris merupakan senyawa

kimia yang pada umumnya sintetik, yang digunakan dalam farmasetik sebagai zat yang dapat

mengobati baik dalam sediaan oral maupun topikal. Sedangkan zat tambahan merupakan zat-zat

yang digunakan untuk menyokong dan melindungi zat aktif dari berbagai pengaruh buruk

lingkungan selama proses penyimpanan. Zat tambahan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

KOMPONEN DEFINISI CONTOH

Antioksidan melindungi proses oksidasi

komponen

tokoferol, butil hidriksi

toluen

Basis dasar salep Vaselin

Buffer pengatur stabilitas ph fosfat, tartarat

Emulgator mencegah dua fase

berkoalesen

Deterjen

Pengawet mencegah berkembangnya

mikroba

asam benzoat, alkohol

Pengental menambah viskositas natural : selulosa, sintetik :

karbopol

Humektan meningkatkan retensi air

dalam campuran

glicerin, propilen glikol

Penetrasi Enhancher memfasilitasi proses difusi

zat aktif ke dalam s.corneum

etanol, asam oleat

2

Page 3: 88223116 Paper Teknologi Sediaan Setengah Padat

oleh modifikasi kimia

Chelating Agent mempunyai kemampuan

untuk mengikat ion metal

EDTA, as.sitrat

A. Antioksidan

Antioksidan merupakan zat-zat yang digunakan untuk melindungi sediaan dari

pertumbuhan mikroba. Dalam pemilihan antioksidan ini perlu memperhatikan warna,

bau, potensi iritan, toksisitas, stabilitas, dan kompatibilitas. Antioksidan yang

dipergunakan berkisar antara 0,001- 0,1%. Contoh-contoh dari antioksidan adalah

Tokoferol

BHA (butylated hydroxy Ansole)

BHT (butylated hydroxy toluen)

Propil galat

Alkil galat

B. Emulgator

Emulgator atau emulsifying agent merupakan substansi yang ditambahkan ke dalam

sediaan dan berfungsi untuk mencegah terjadinya koalesen atau penggabungan kembali

globul medium terdispersi. Berdasarkan bahan pembuatannya, emulsi dibagi menjadi dua

yaitu yang berasal dari alam dan yang berasal dari sintetik. Yang berasal dari alam

dibagi menjadi dua, yaitu berasal dari tanaman dan hewan. Contoh emulgator yang

berasal dari tanaman adalah tragakan, gom arab, dan pektin. Contoh emulgator yang

berasal dari hewan adalah gelatin, lemak bulu domba. Sedangkan emulgator yang sintetik

seperti surfaktan atau zat aktif permukaan. Surfaktan sendiri terbagi menjadi tiga, yaitu

surfaktan anionik, kationik, dan nonkationik. Surfaktan anionik biasanya digunakan

untuk sediaan topikal karena surfaktan ini tidak nyaman untuk digunakan, mempunyai

rasa yang tidak enak, dan yang terpenting dapat menyebabkan iritasi pada mukosa sistem

pencernaan, contohnya alkil sulfat. Surfaktan kationik biasanya juga digunakan pada

3

Page 4: 88223116 Paper Teknologi Sediaan Setengah Padat

sediaan eksternal seperti lotion dan krim. Benzalkonium klorida dan benxetonium klorida

merupakan contoh yang penting dalam kationik surfaktan. Komponen ini selain

mempunyai sifat antibakteri yang baik juga mempunyai aktifitas yang baik bila disatukan

dengan emulsifying yang lain. Yang terakhr adalah surfaktan non-ionik. Surfaktan non

ionik ini dapat digunakan dalam emulsi minyak dalam air atau air dalam minyak.

Surfaktan ini juga dapat digunakan untuk penggunaan internal maupun eksternal. Selain

itu surfaktan non ionik juga memiliki rentang nilai pH yang lebar dan tidak terganggu

dengan adanya penambahan asam dan elektrolit dan juga memiliki iritan yang rendah

dibandingkan dengan surfaktan lain. Pemilihan zat emulsi harus disesuaikan dengan jenis

dan sifat sediaan yang dikehendaki. Untuk sediaan tipe M/A digunakan zat pengemulsi

seperti TEA-Stearat dan golongan sorbitan. Untuk membuat sediaan tipe A/M digunakan

zat pengemulsi seperti lemak bulu domba, setil, alkohol, stearil alkohol dan emulgida.

Emulgator yang ideal untuk farmaseutika adalah stabil, inert, bebas dari bahan toksik

dan iritan, tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna.

C. Humektan

Digunakan untuk meminimalkan hilangnya air dari sediaan semisolid, mencegah

kekeringan dan meningkatkan penerimaan terhadap produk dengan meningkatkan

kualitas usapan dan konsistensi secara umum. Selain itu humektan juga berfungsi

memperbaiki mutu dan kelembapan sediaan.

Pemilihan humektan berdasarkan pada sifatnya untuk menahan air dan efeknya terhadap

viskositas dan konsistensi produk akhir. Humektan atau pembasah diperlukan karena

mayoritas obat di suspensi adalah hidrofob.

D. Buffer

Pertimbangan penggunaan buffer adalah untuk menstabilkan zat aktif, untuk

meningkatkan bioavalibilitas yang maksimum. Dalam memilih buffer harus diperhatikan

pengaruh buffer tersebut terhadap stabilitas krim dan gel.

E. Basis

Salah satu zat tambahan yang paling banyak digunakan dalam sediaan semisolid adalah

basis. Basis terbagi dalam empat macam, yaitu :

4

Page 5: 88223116 Paper Teknologi Sediaan Setengah Padat

TIPE DESKRIPSI

Lemak Disebut juga hidrokarbon karena komponen utamanya

Petrolatum, petrolatum putih, kuning atau salep putih,

minyak mineral. Basis ini bersifat emolient, oklusif, dan

mempertahankan bahan pada permukaan untuk waktu yag

lama

Anhidrat Disebut juga basis absorbsi karna mempunyai kemampuan

untuk menyerap air

Emulsi Basis emulsi dapat berupa A/M atau M/A.

Larut air Sebagian besar adalah basis dari polietilen glikol tidak

occlusive, tidak greasi (tidak berminyak) dan dapat dicuci

dengan air.

Sumber Basis

Pada umumnya bahan-bahan tersebut merupakan campuran dari  sterol-sterol binatang

atau zat yang bercampur dengan senyawa hidrokarbon dan zat yang memiliki gugus polar seperti

sulfat, sulfonat, karboksil, hidroksil atau suatu ikatan ester.

Contoh : Lanolin, ester lanolin, campuran steroid dan triterpene alkohol dll

Tipe basis serap

Tipe 1 : Dasar salep yang dapat bercampur dengan air membentuk emulsi air dalam minyak.

Contohnya adalah Parafin hidrofilik dan Lanolin anhidrat.

Tipe 2 : Emulsi air dalam minyak yang dapat bercampur dengan sejumlah larutan air tambahan.

Contoh tipe ini adalah Lanolin.

Anhydrous Lanolin

Sinonim : Wool Fat USP XVI; Adeps Lanae

Pemerian : Lanolin anhidrat berwarna kuning pucat, lengket, berupa bahan seperti lemak,

dengan bau yang khas dan mencair pada suhu 38-44 oC. Lanolin anhidrat cair berwarna

5

Page 6: 88223116 Paper Teknologi Sediaan Setengah Padat

jernih atau hampir jernih berupa cairan berwarna kuning. Anhydrous lanolin atau lanolin

anhidrat merupakan lanolin yang mengandung air tidak lebih dari 0.25%.

Kelarutan : Lanolin anhidrat tidak larut dalam air tapi dapat larut dalam air dengan jumlah

dua kali berat lanolin, sedikit larut dalam etanol (95%) dingin, lebih larut dalam etanol

(95%) panas dan sangat larut dalam eter, benzene, dan kloroform.

Kestabilan dan Syarat Penyimpanan : Lanolin dapat mengalami autooksidasi selama dalam

penyimpanan.

Aplikasi dalam Formulasi dan Teknologi Farmasi :

Lanolin anhidrat selain digunakan dalam formulasi topikal dan kosmetik, dapat sebagai

basis salep, juga sebagai emulsifying agent. Lanolin anhidrat digunakan sebagai basis salep

terutama jika ingin dilakukan pencampuran larutan yang berair. Lanolin anhidrat ini dapat

meningkatkan absorpsi terhadap zat aktif dan mempertahankan keseragaman konsistensi

salep. Namun, Lanolin anhidrat juga dapat mempengaruhi stabilitas zat aktif karena

mengandung pro-oksidan.

Hydrophilic petrolatum

R/Kolesterol ……………… 3%

Stearil alkohol …………….. 3%

White Wax ………………… 8%

White Petrolatum …………   86%

Cara pembuatan :

Lelehkan/lebur secara bersama-sama stearil alkohol, White Petrolatum, dan white wax di

atas water bath. Kemudian tambahkan kolesterol sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga

homogen dan dingin dan membentuk masa salep. Petrolatum hidrofilik dapat

mengabsorbsi jumlah air yang banyak dengan membentuk emulsi air dalam minyak.

Aplikasi dalam Formulasi dan Teknologi Farmasi:

Hydrophilic petrolatum digunakan sebagai pelindung dan penyerap air pada basis salep.

Hydrophilic petrolatum ini akan mengabsorbsi jumlah air yang besar dengan membentuk

campuran air dalam minyak.

6

Page 7: 88223116 Paper Teknologi Sediaan Setengah Padat

Lanolin

Sinonim : Hydrous Wool Fat, Adeps lanae cum aqua

Pemerian : Lanolin berbentuk setengah padat, seperti lemak diperolah dari bulu domba

(Ovis aries) merupakan emulsi air dalam minyak yang mengandung air antara 25% sampai

30%. Berwarna kuning dengan bau yang khas. Jika dipanaskan, lanolin akan terpisah

menjadi dua bagian, dimana bagian atas merupakan minyak dan bagian bawah berupa air.

Kelarutan : Lanolin tidak larut dalam air, larut dalam kloroform atau eter dengan

pemisahan bagian airnya akibat hidrasi.

Aplikasi dalam Formulasi dan Teknologi Farmasi:

Banyak digunakan sebagai basis pada salep karena kompatibilitasnya dengan lemak pada

kulit. Lanolin  merupakan emulsi air dalam minyak. Derivat dan fraksi-fraksi dari lanolin

yang ada sekarang antara lain lanolin alcohol, lanolin terhidrogenasi, ester lanolin dan

produk lainnya. Sebagian besar dari derivat ini diproduksi untuk tujuan memperbaiki sifat

emulsifikasi atau mengurangi reaksi alergi. Sebagian besar dari fraksi-fraksi lanolin ini

mempermudah pembentukkan emulsi air di dalam minyak.

Perkembangan proses formulasi termasuk evaluasi fisikokimianya seperti konsentrasi obat,

kemurnian, substansi yang berkaitan, rheologi, pH, dan viskositas. Dalam pemilihan basis, ada

beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :

Lokasi pemakaian

Sifat dari zat aktif

Pelepasan zat aktif dari formulasi ke lokasi pemakaian

Berdasarkan perkembangan dan pemilihan prototipe, stabilitas, dan aktifitas dari zat aktif di

dalam formulasi itu yang menjadi kunci utamanya.

F. Pengawet

Optimalisasi dari konsentrasi pengawet di dalam formulasi sediaan semi solid merupakan bagian

terpenting dalam proses pengembangan formulasi. Sebagai bagian dari program pengembangan

sediaan semisolid. Nilai minimum konsentrasi pengawet yang efektif pada prototipe krim dan gel

7

Page 8: 88223116 Paper Teknologi Sediaan Setengah Padat

telah tercapai. Hal ini sangat penting dalam evaluasi cairan pada sediaan gel yang lebih rentan

terhadap pertumbuhan mikroorganisme dikarenakan tingginya kendungan air.

Dari berbagai penjelasan tentang eksipien dari sediaan semisolid, berikut ini merupakan

penjelasan dari masing-masing sediaan semisolid dengan teknik pembuatannya.

G. Peningkat penetrasi/penetration enhancher

Merupakan zat tambahan yang dapat membantu proses difusi zat aktif untuk masuk

melalui stratum korneum secara kimia. Sejumlah bahan dapat meningkatkan penyerapan

senyawa yang terlarut di dalamnya, terutama pelarut aprotik misalnya dimetil-sulfoksida

(DMSO), dimetulasetamida (DMA) dan dimetilformida (DMF). Ketiga senyawa tersebut,

terutama DMSO, secara in vitro dapat mempercepat penembusan air, eserin, flusiolon asetonida.

Secara in vitro, hasil yang serupa diperoleh pada griseofulvin, hidrokortison dan sejumlah

senyawa lain. Pemakaian DMSO bahkan memudahkan penimbunan steroida di dalam stratum

corneum. DMA kurang beracun dan kurang iritan sedangkan DMSO memberikan efek seperti

heksaklorofen.

Sebaliknya pada bahan pembawa yang klasik, bahan peningkat penembusan dapat melintasi kulit.

Meskipun bahan-bahan tersebut diserap, namun tidak mempercepat perpindahan senyawa yang

terlarut. Setiap bahan dalam larutan berpindah dengan kecepatan tertentu dalam kulit. Pelarut-pelarut

higroskopik yang dipakai murni tanpa pengenceran atau larutan yang sedikit diencerkan, secara pasti

akan mengubah struktur lapisan tanduk : di satu sisi menyebabkan pembengkakan sel dasar, dan di

sisi lain terjadi penggantian air yang terdapat dalam sel dasar.

H. Pengompleks

Pengompleks atau chelating agent merupakan bahan tambahan yang tujuan penambahannya

karena zat ini dapat membentuk kompleks dengan logam yang mungkin terdapat dalam sediaan,

yang timbul pada proses pembuatan atau pada penyimpanan karena wadah yang kurang baik.

Pengompleks menghilangkan logam ion dari garam solid.pengompleks memiliki dua sifat. Yang

pertama, pengompleks harus capable untuk mengikat logam atom. Dalam ikatan ini,

pengompleks berperan sebagai elektron pendonor dan logam sebagai elektron penerima.

8

Page 9: 88223116 Paper Teknologi Sediaan Setengah Padat

A. Salep

Salep merupakan sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit

atau selaput lendir. Salep dapat juga dikatakan sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan

digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep

yang cocok. Dasar salep digolongkan ke dalam empat kelompok besar, yaitu :

a. Dasar salep hidrokarbon. Dasar salep hidrokarbon (dasar bersifat lemak) bebas air

dimana dasar salep ini tidak memungkinkan air yang tedapat pada kulit untuk menguap

karna sifatnya yang sukar dicuci. Contohnya petrolatum, petrolatum putih, salep kuning,

salep putih, parafin, dan minyak mineral.

b. Dasar salep absrobsi. Dasar salep ini dapat dibagi menjadi dua tipe, pertama

memungkinkan bercampur dengan larutan air dari hasil pembentukan emulsi air dan

minyak. Yang kedua, sudah menjadi emulsi air minyak dimana memungkinkan

bercampurnya sedikit penambahan jumlah larutan berair. Contohnya petrolatum

hidrofilik, lanolin anhidrida, lanolin , cold cream.

c. Dasar salep yang dapat dibersihkan dengan air. merupakan emulsi minyak dalam air

yang dapat dicuci dari kulit. Contohnya salep hidrofilik.

d. Dasar salep larut dalam air, dasar ini hanya mengandung komponen yang larut dalam air

( tidak seperti dasar salep yang tidak larut dalam air yang mengandung komponen larut

maupun tidak larut dalam air). contohnya salep polietilenglikol.

Pembuatan salep dilakukan dengan dua metode umum, yaitu pencampuran dan

peleburan. Dalam metode pencampuran, komponen dari salep dicampur bersama-sama dengan

segala cara hingga sediaan yang homogen tercapai. Sedangkan dengan metode peeburan, semua

atau beberapa komponen dari salep dicampurkan dengan melebur bersama dan didinginkan

dengan pangadukan yang konstan sampai mengental. Menurut F. Van Duin, ada empat aturan

dalam pembuatan salep. Pertama, zat-zat yang dapat larut dalam campuran lemak dilarutkan

kedalamnya, jika perlu dengan pemanasan. Kedua, jika tidak ada peraturan lain,bahan-bahan

yang larut dalam air dilarutkan lebih dahulu di dalam air asalkan jumlah air yang digunakan

dapat diserap seluruhnya oleh basis salep dan jumlah air yang dipakai, dikurangkan dari basis

salepnya. Ketiga, bahan-bahan yang sukar atau sebagian saja dapat larut dalam lemak dan air

harus diserbukkan lebih dahulu, kemudian diayak dengan pengayak No.60. Keempat, campuran

salep yang dibuat dengan cara dicairkan harus digerus sampai dingin.

9

Page 10: 88223116 Paper Teknologi Sediaan Setengah Padat

Contoh salep

Sedangkan aturan umum pembuatan salep adalah :

Zat yang dapat larut dalam dasar salep, dilarutkan bila perlu dengan pemanasan.

Zat yang tidak cukup larut dalam salep, lebih dulu diserbuk dan diayak dengan derajat

ayakan no.100

Zat yang mudah larut dalam air dan stabil, serta dasar salep mampu menyerap air

tersebut, dilarutkan dalam air yang tersedia, setelah itu ditambahkan bagian dasar salep

yang lain.

Bila dasar salep dibuat dengan peleburan, maka campuran tersebut harus diaduk sampai

dingin.

B. Pasta

Pasta adalah sediaan berupa massa lembek yang dimaksudkan untuk pemakaian luar.

Biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentuk serbuk dalam jumlah besar

dengan vaselin atau parafin cair atau dengan bahan dasar tidak berlemak yang dibuat dengan

gliserol, musilago, atau sabun. Digunakan sebagai antiseptik atau pelindung kulit. (FI III).

Pasta terbagi menjadi tiga, yaitu :

Pasta berlemak : suatu salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat.

Merupakan salep yang tebal, kaku, keras, dan tidak meleleh pada suhu badan.

Pasta kering : pasta bebas lemak yang mengandung ± 60% zat padat.

Pasta pendingin : merupakan campuran serbuk minyak lemak dan cairan berair,

dikenal dengan salep tiga dara.

10

Page 11: 88223116 Paper Teknologi Sediaan Setengah Padat

Cara umum pembuatan pasta adalah kelompok pertama dibuat dari gel fase tunggal yang

mengandung air, misalnya pasta Na- karbonsimetilselulosa ( Na-CMC ). Kelompok lainnya

adalah pasta berlemak, misalnya pasta ZnO yang merupakan salep yang padat, kaku, tidak

meleleh pada suhu tubuh, dan berfungsi sebagai lapisan pelindung pada bagian yang diolesi.

C. Krim

Krim adalah bentuk sediaan setengah padat, berupa emulsi mengandung air tidak

kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. Ada dua tipe yaitu yang pertama krim

tipe minyak dalam air (M/A) dan tipe air dalam minyak (A/M). Krim tipe M/A (vanishing krim)

mudah dicuci dengan air, jika digunakan pada kulit maka akan terjadi penguapan dan

peningkatan konsentrasi dari suatu obat yang larut dalam air sehingga mendorong penyerapan ke

dalam penyerapan kulit.

Tetapi umumnya orang lebih menyukai air dalam minyak (A/M) karena penyebarannya

lebih baik, walaupun sedikit berminyak tetapi penguapan airnya airnya dapat mengurangi rasa

panas di kulit.

Untuk membuat krim umumnya digunakan zat pengemulsi, umumnya berupa surfaktan-

surfaktan nonoionik, anionic, dan kationik. Untuk krim yang tipenya air dalam minyak(A/M)

digunakan sabun polivalen, span, adeps lanae, cholesteriol, cera. Sedangkan untuk tipe minyak

dalam air (M/A) maka digunakan sabun monovalen.

Tipe Krim Cair

Terdiri dari campuran minyak dan malam yang mencair jika dioleskan

Efek membersihkan sama dengan tipe beeswax-borax

Dapat ditambahkan emolien untuk meninggalkan lapisan berminyak pada kulit

Tampilannya tembus cahaya (translucent)

Untuk membuat tampilannya buram (opaque) ditambah 2 % ZnO, TiO2, Mg stearat, atau

Zn stearat

Ditujukan untuk kulit kering

Cara Pembuatan

11

Page 12: 88223116 Paper Teknologi Sediaan Setengah Padat

Biasanya pembuatan krim dilakukan dengan cara :

1. Di panaskan air dan lumpangnya.

2. Lalu dilarutkan terlebih dahulu zat aktifnya sesuai dengan data kelarutannya yang

ada.

3. Lalu leburkan vaselin,zat tambahan,zat pengawet,dan yang lainnya.

4. Lalu zat yang sudah dilarutkan dengan zat yang sudah dileburkan kedua-duanya di

campur, kemudian di gerus hingga homogen dan sampai menjadi krim.

5. Lalu dimasukkan di dalam wadah.

D. Gel

Gel merupakan sistem semisolida terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel kecil

anorganik atau molekul-molekul besar organic yang diinterpenetrasikan dalam sebuah cairan.

Sistem gel paling sederhana terdiri dari air yang dikentalkan dengan getah alam misal tragakan,

xanthan, bahan semi sintetik misal metilselulosa, karboksimetilselulosa atau hidroksietilselulosa

ataupun bahan sintetik misal karbomer, polimer dan karboksivinil. Sistem gel ada yang tampak

transparan dan ada juga yang translucent, karena ingrediennya mungkin tidak terdispersi secara

sempurna atau membentuk agregat yang sedikit terdispersi. Karakteristik umum gel yaitu

memiliki struktur kontinyu seperti sifat dari bahan padat. Viscositas dari gel umumnya

tergantung dari jumlah atau berat molekul dari bahan pengental yang ditambahkan.

Selulosa semisintetik banyak digunakan sebagai pengental dalam formulasi gel

misalnya yaitu metilselulosa, karboksi metilselulosa, hidroksietilselulosa, hidroksipropilselulosa

dan hidroksipropilmetilselulosa. Dalam pengembangan prototype formula gel perlu dilakukan

evaluasi type dan grade selulosa yang digunakan. Sebagai contoh jika diinginkan gel yang

transparan maka penggunaan hidroksipropilmetilselulosa sebagai bahan pengental lebih cocok

jika dibandingkan dengan metilselulosa. Faktor inkompatibilitas juga harus diperhatikan dalam

pemilihan bahan pengental. Sebagai contoh hidroksietilselulosa bersifat inkompatibel dengan

beberapa garam, metilselulosa dan hidroksipropilselulosa incompatible dengan preservatif

golongan paraben. Keberadaan bahan oksidator dalam formulasi gel yang mengandung selulosa

juga harus dihindari karena degradasi oksidatif pada rantai polimer dapat menyebabkan

penurunan secara cepat viskositas.

12

Page 13: 88223116 Paper Teknologi Sediaan Setengah Padat

Polisakarida dengan rantai bercabang misalnya tragakan, pectin, karegen adalah

dihasilkan secara alami dari tumbuhan sehingga dapat memiliki sifat fisik tergantung dari

asalnya. Penggunaan bahan ini dalam formula gel berkisar antara 0.5-10%, tergantung pada

viskositas yang di inginkan. Viskositas biasanya akan meningkat dengan penambahan bahan

pensuspensi anorganik, misalnya magnesium silikat trisilikat. Tragakan merupakan campuran

polisakarida larut air dan polisakarida tidak larut air yang memiliki muatan negatif dalam larutan

air sehingga bersifat inkompatibel dengan beberapa preservative. Asam alginat adalah koloid

karbohidrat hidrofilik yang dihasilkan dari ganggang laut dan garam sodium, digunakan sebagai

pembentuk gel dengan konsentrasi 5-10%. Beberapa gum bersifat tidak efektif pada gel

hidroalkohol yang mengandung alcohol lebih besar dari 5%.

Bahan pembentuk gel yang saat ini juga banyak digunakan dalam bidang farmasi dan

kosmetik adalah polimer karboksivinil yaitu karbomer. Karbomer merupakan polimer sintetik

dengan berat molekul tinggi dari asam akrilat yang disambung silang dengan alilsukrosa atau alil

eter dari pentaeritriol. Contoh grade farmasetika dari karbomer adalah carbopol®981. Pada

formulasi yang mengandung air atau pelarut polar, gelasi karbomer dapat diinduksi dengan

penambahan basa organic, misalnya sodium atau potassium hidroksida. Sedangkan pada sistem

yang kurang polar ataupun ataupun nonpolar dapat dinetralkan dengan golongan amina,

misalnya trietanolamin, dietanolamin, ataupun dengan basa amina misal

diisopropanolamin,aminoetil propanol, tetra hidroksi propel etilendiamin dan trometamin.

Netralisasi yang berlebihan pada karbomer dapat berakibat turunnya viskositas dari karbomer.

Pemanasan dapat mempercepat proses gelasi pada karbomer, namun suhu pemanasan

tidak boleh lebih dari 70°C. Dikarenakan karbomer merupakan polimer sintetik maka variasi

spesifikasi antar lot relative kecil, namun perbedaan antar batch dalam hal rata-rata berat

molekul mungkin terjadi sehingga dapat berpengaruh terhadap karakteristik reologi dari

karbomer.

Gel kadang–kadang juga disebut jeli menurut FI IV, merupakan sistem semipadat terdiri

dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar,

terpenetrasi oleh suatu cairan. Jika massa gel terdiri dari jaringan partikel kecil yang terpisah, gel

digolongkan sebagai sistem dua fase. Gel fase tunggal terdiri dari makromolekul organik yang

tersebar serba sama dalam cairan sedemikian hingga tidak terlihat adanya ikatan antara molekul

makro yang terdispersi dan cairan.

Contoh : Bioplacenton gel, Thrombophob gel

13

Page 14: 88223116 Paper Teknologi Sediaan Setengah Padat

Formulasi Gel

Formulasi gel menggunakan aqupec (turunan carbopol) sebagai basis pembentuk gel.

Konsentrasi ekstrak umbi bawang merah yang ditambahkan ke dalam basis gel adalah ekstrak

dengan konsentrasi dimana memiliki hambatan minimal 80% (IC80) sebagai antioksidan. Dalam

pembuatan gel, variasi konsentrasi ekstrak umbi bawang merah yang ditambahkan adalah 0,02%

(IC80); 0,03% (1,5xIC80); dan 0,06 (3xIC80).

Formula Gel Antioksidan

BahanFormula

F0 F1 F2 F3

Aqupec 1 1 1 1

TEA 2 2 2 2

Gliserin 30 30 30 30

Propilen Glikol 5 5 5 5

Nip-Nip 0,2 0,2 0,2 0,2

Ekstrak bawang

merah- 0,02 0,03 0,06

Aqua destilata ad 100 100 100 100

Formula 0 (F0) merupakan formulasi dasar gel. Aqupec sebagai basis gel dikembangkan

dengan aquadest panas dalam mortir panas. TEA (trietanol- amin) dicampurkan ke dalam aqupec

yang telah dikembangkan lalu digerus hingga homogen. Gliserin dan propilen glikol sebagai

humektan ditambahkan, digerus hingga homogen kemudian ditambahkan nip-nip yang telah

digerus halus sebagai pengawet, digerus hingga homogen. Ekstrak umbi bawang merah sebagai

zat aktif antioksidan ditambahkan dan digerus homogen sehingga terbentuk sediaan gel yang

baik.

14

Page 15: 88223116 Paper Teknologi Sediaan Setengah Padat

DAFTAR PUSTAKA

http://www.pharmpedia.com/Emulsifying_agent

pdf : Development and Validation of In Vitro Release Tests for Semisolid Dosage Forms—

Case Study by Kailas D.Thakker, Ph.D. and Wendy H. Chern, Ph.D.

Formulation development of topical semisolids by Spformulation

Chelating agent

Semisolid Formulation Development: The CRO Approach By Nicole Krilla, MA,

Debanjan Das, and John G. Augustine, PhD

Transdermal Drug Delivery: Penetration Enhancement Techniques Heather A.E. Benson

Stanley h nusim. Active pharmaceutical ingridients development, manufacturing, and

regulation.2005.USA:Taylor & francis group.

15