7.PENGARUH LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG - DIGILIB...
Transcript of 7.PENGARUH LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG - DIGILIB...
JURNAL SAINS MANAJEMEN & BISNIS INDONESIA
Volume I, No. 1, September 2011, halaman 151 - 173
151
PENGARUH LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG BIAYA
PERAWATAN, FASILITAS, LOKASI DAN PELAYANAN
TERHADAP LOYALITAS MELALUI KEPUASAN PASIEN (Studi Kasus di RSUD BALUNG JEMBER)
Linda Agustin, SE
Alumni Program S1 Manajemen
Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Jember
Jl.Karimata No.49 Jember-Jawa Timur
Drs. Achmad Suharto, MP
Staf Pengajar
Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Jember
Jl.Karimata No.49 Jember-Jawa Timur
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh langsung biaya perawatan, fasilitas, lokasi dan
pelayanan terhadap loyalitas pasien RSUD Balung Jember dan juga untuk mengetahui pengaruh tidak langsung
biaya perawatan, fasilitas, lokasi dan pelayanan terhadap loyalitas melalui kepuasan pasien RSUD Balung
Jember. Untuk menganalisis hubungan kausal antarvariabel dan menguji hipotesis penelitian secara matematis
maka alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur (path analysis) dengan
menggunakan software SPSS.Analisis jalur ini maka perlu mengetahui adanya path diagram maupun path
coeficient (koefisien jalur).Untuk penyelesaian analisis jalur maka perlu mengetahui adanya path diagram
maupun path coefficients (koefisien jalur).
Hasil dari analisis data diketahui variabel biaya perawatan, fasilitas, lokasi dan pelayanan secara
langsung berpengaruh positif terhadap loyalitas pasien, ini diketahui dari nilai coefficient beta yang memiliki
nilai positif. Sedangkan dari uji t statistik variabel biaya perawatan, lokasi dan pelayanan berpengaruh signifikan
terhadap loyalitas pasienn. Sedangkan variabel fasilitas tidak signifikan mempengaruhi loyalitas pasien.
Sehingga penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis yang menyatakan biaya perawatan, fasilitas, lokasi dan
pelayanan berpengaruh positif secara langsung terhadap loyalitas pasien RSUD Balung Jember.(2) Hasil dari
analisis data diketahui Secara tidak langsung variabel biaya perawatan, fasilitas, lokasi dan pelayanan
berpengaruh positif terhadap loyalitas pasien, ini diketahui dari pengalian nilai coefficient beta jalur satu
dengan coefficient beta variabel perantara terhadap variabel terikat Sehingga penelitian ini berhasil
membuktikan hipotesis yang menyatakan biaya perawatan, fasilitas, lokasi dan pelayanan berpengaruh positif
secara tidak langsung melalui kepuasan pasien terhadap loyalitas pasien RSUD Balung Jember
Kata-kata Kunci : RSUD, loyalitas pasien, path analysis
ABSTRACTION
This study aims to determine the effect of the direct cost of care, facilities, location and service to
RSUD Balung Jember patient loyalty and also to determine the effect of indirect cost of care, facilities, location
and service loyalty through patient satisfaction RSUD Balung Jember. To analyze the causal relationship
between the variables and test the research hypotheses are mathematically the analytical tools used in this study
is the path analysis (path analysis) by using software SPSS.Analisis this pathway is necessary to know the path
diagram and path coeficient (path coefficients). For completion path analysis it is necessary to know the path
diagram and path coefficients (path coefficients). The results of data analysis known variable cost of care,
facilities, location and services directly positive effect on patient loyalty, is known from the beta coefficient
values that have positive values. While the statistical t test variable maintenance costs, location and service
pasienn significant effect on loyalty. While the facility is not significant variables influencing patient loyalty.
Thus this study proved the hypothesis that the cost of care, facilities, location and service direct
positive effect on patient loyalty RSUD Balung Jember. (2) Results of data analysis known Indirectly variable
Pengaruh Langsung Dan Tidak Langsung Biaya Perawatan, Fasilitas, Lokasi Dan Pelayanan
Terhadap Loyalitas Melalui Kepuasan Pasien Linda Agustin, Achmad Suharto
152 Jurnal Sains Manajemen & Bisnis Indonesia
cost of care, facilities, location and services have a positive effect patient loyalty, is known from multiplying the
value of beta coefficient beta coefficient paths with one intermediate variables on the dependent variable so that
this study proved the hypothesis that the cost of care, facilities, location and services have a positive influence
indirectly through the patient satisfaction of patient loyalty RSUD Balung Jember.
Key Words: Hospital, patient loyalty, path analysis. I. PENDAHULUAN
Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat
dalam era globalisasi mengakibatkan naiknya
persaingan dalam dunia bisnis. Masing-masing
perusahaan saling beradu strategi dalam usaha
menarik konsumen. Persaingan tersebut tidak
hanya persaingan bisnis dibidang
manufaktur/industri tetapi juga dibidang usaha
pelayanan jasa. Perusahaan yang berorientasi pada
pasar (konsumen) harus berusaha mempelajari
kebutuhan dan keinginan konsumen, kemudian
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen
dengan mencari dan mengisi secara
menguntungkan (Kottler,1997:115). Meskipun
memenuhi kebutuhan secara menguntungkan,
memahami kebutuhan dan keinginan konsumen
bukanlah tugas yang mudah dan sederhana,
bagaimanapun manajemen harus mampu
menciptakan dan merumuskan keinginan dan
kebutuhan menurut kacamata konsumen secara
cepat, tanggap dan kreatif.Rumah sakit merupkan
suatu unit pelayanan kesehatan yang tergolong
komplek karena melibatkan banyak tenaga
profesional dalam bidang kesehatan yang secara
langung berinteraksi langsung dengan pasien
maupun tenaga umum yang mengurusi segala
kegiatan penunjang pelayanan kepada pasien
meskipun tidak secara langsung berinteraksi
langsung kepada pasien. Meningkatnya persaingan
dan menurunnya jumlah pasien menyebabkan
rumah sakit harus berfikir untuk mendapatkan
suatu ide pemasaran baru.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi
keputusan konsumen untuk memilih produk guna
mencapai kepuasan konsumen hingga akan
mendorong mereka untuk loyal (James
F.Engel,2001). Adapun beberapa faktor-faktor
tersebut diantaranya adalah harga, promosi,
produk, distribusi, ekonomi, politik, pendapatan
dan lain-lain. Begitupun untuk perusahaan jasa,
untuk dapat memberikan kepuasan bagi konsumen
perusahaan dituntut untuk dapat memahami
keinginan konsumen. Perusahaaan jasa pelayanan
kesehatan, dalam hal ini rumah sakit perlu
memperhatikan beberapa hal untuk dapat
memberikan kepuasan kepada pasien seperti yang
dilakukan oleh peneliti sebelumnya pada rumah
sakit daerah Genteng Banyuwangi, terbukti bahwa
tarif kamar, lokasi, pelayanan, dan fasilitas
memberikan pengaruh kuat terhadap kepuasan
konsumen. Biaya perawatanternyata berpengaruh
dominan terhadap kepuasan konsumen.Untuk
mempertahankan kelangsungan hidup organisasi
dalam menghadapi perubahan pesat perilaku
konsumen, RSUD Balung dituntut untuk dapat
mengetahui apa yang di inginkan pasien dan
memberikan kepuasan kepada pasien. Kepuasan
pasien akan mendorong mereka untuk tetap
mempercayakan penanganan kesehatan mereka di
tempat itu. Secara tidak langsung ini akan
mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan.
Berdasarkan dari latar belakang tersebut peneliti
melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh
biaya perawatan, fasilitas, lokasi dan pelayanan
terhadap loyalitas pasien baik secara langsung
maupun tidak langsung dengan judul penelitian ”
Pengaruh langsung dan tidak langsung biaya
perawatan, fasilitas, lokasi dan pelayanan terhadap
loyalitas melalui kepuasan pasien pada RSUD
Balung Jember.
Dari latar belakang tersebut diatas, maka
perumusan masalahnya sebagai berikut:
1. Apakah biaya perawatan, fasilitas, lokasi dan
pelayanan berpengaruh langsung terhadap
loyalitas pasien RSUD Balung Jember?
2. Apakah biaya perawatan, fasilitas, lokasi dan
pelayanan berpengaruh tidak langsung terhadap
loyalitas melalui kepuasan pasien RSUD
Balung Jember?
Sesuai dengan masalah yang telah dikemukakan
diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui pengaruh langsung biaya
perawatan, fasilitas, lokasi dan pelayanan
terhadap loyalitas pasien RSUD Balung Jember.
2. Untuk mengetahui pengaruh tidak langsung
biaya perawatan, fasilitas, lokasi dan pelayanan
terhadap loyalitas melalui kepuasan pasien
RSUD Balung Jember.
Penelitian ini diharapkan berguna bagi:
1. Merupakan kesempatan bagi penulis untuk
memperluas wawasan pemikiran dengan
melihat kenyataan sebenarnya, dengan
membandingkan disiplin ilmu teoritis yang
yang selama ini dipelajari dibangku kuliah
khususnya mengenai pemasaran.
2. Sebagai bahan rujukan bagi peneliti lain yang
ingin memperdalam pengetahuan tentang
pemasaran khususnya mengenai jasa pelayanan
kesehatan.
JURNAL SAINS MANAJEMEN & BISNIS INDONESIA
Volume I, No. 1, September 2011, halaman 151 - 173
Jurnal Sains Manajemen & Bisnis Indonesia 153
3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai
informasi bahan pertimbangan pihak
manajemen perusahaan dalam menetapkan
kebijakan strategi yang akan dilakukan.
II.TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Evi Mayangsari Susilo (2010) dengan judul
Pengaruh langsung dan tidak langsung tarif kamar,
lokasi dan pelayanan terhadap loyalitas melalui
kepuasan pasien pada RSU Dr. Haryoto
Lumajang. Hasil daripada penelitian ini adalah
diketahui jalur pertama variabel tarif kamar, lokasi
dan pelayanan berpengaruh signifikan secara
simultan terhadap kepuasan pasien dan jalur kedua
variabel tarif kamar, lokasi dan pelayanan
berpengaruh secara simultan terhadap loyalitas
pasien. Berdasarkan perhitungan jalur diketahui
bahwa pengaruh langsung variabel lokasi rumah
sakit berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
pasien, sedangkan biaya perawatandan pelayanan
tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
pasien. Diketahui variabel pelayanan secara
langsung berpengaruh dominan terhadap loyalitas
pasien, ini juga dibuktikan pada uji t jalur kedua
yang diketahui variabel pelayanan memiliki nilai t
hitung paling besar dibanding variabel lain.
Sedangkan dari pengaruh tidak langsung dan
pengaruh total melalui kepuasan pasien diketahui
lokasi rumah sakit memberikan pengaruh dominan
terhadap loyalitas pasien. Persamaan dengan
penelitian ini terletak pada obyek penelitian
dimana sama-sama meneliti jasa pelayanan rumah
sakit dan menggunakan analisis jalur. Sedangkan
perbedaannya terletak pada obyek dan variabel
penelitian dimana penelitian terdahulu
menggunakan variabel tarif kamar, lokasi dan
pelayanan terhadap loyalitas melalui kepuasan
pasien sedangkan penelitian ini menggunakan
variabel biaya perawatan, fasilitas, lokasi dan
pelayanan terhadap loyaitas melaui kepuasan
pasien.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Dewi
Marlia (2008) dengan judul Pengaruh langsung
dan tidak langsung marketing mix terhadap
loyalitas kosumen melalui keputusan konsumen
kartu perdana AS di Kec. Kaliwates. Penelitian
tersebut menggunakan Analisis Jalur (Path
Analysis), dengan variable bebas (X) yaitu Harga
(X1), Promosi (X2), Kualitas jaringan (X3) dan
Ketersediaan produk (X4) dengan variabel
perantara (Z) keputusan konsumen dan variable
terikat (Y) yaitu Loyalitas konsumen. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh
langsung promosi terhadap loyalitas tanpa melalui
variable perantara mempunyai pengaruh dominan
dibanding variabel yang lain. Pengaruh tidak
langsung variabel Promosi terhadap loyalitas
konsumen melalui keputusan konsumen.
Disimpulkan bahwa variabel promosi secara
langsung dan tidak langsung berpengaruh kuat
terhadap loyalitas konsumen untuk menggunakan
kartu perdana AS di Kec. Kaliwates.
Persamaan dengan penelitian ini terletak pada
obyek penelitian dimana sama-sama menggunakan
analisis jalur. Sedangkan perbedaannya terletak
pada obyek dan variabel penelitian dimana
penelitian terdahulu menggunakan variabel
Harga,Promosi, Kualitas jaringan dan
Ketersediaan produk terhadap loyalitas konsumen
melalui keputusan konsumen sedangkan penelitian
ini menggunakan variabel biaya perawatan,
fasilitas, lokasi dan pelayanan terhadap loyalitas
melaui kepuasan pasien.
Pemasaran Kotler (1992:20), menyatakan bahwa
pemasaran adalah analisis perencanaan, penerapan
dan pengendalian terhadap program yang
dirancang untuk menciptakan, membangun, dan
mempertahankan pertukaran dan hubungan yang
menguntungkan dengan pasar sasaran dengan
maksud untuk mencapai tujuan organisasi. Jadi
titik tolak pemasaran bertumpu pada kebutuhan
dan keinginan untuk memiliki dengan mengadakan
pertukaran yang menguntungkan kedua belah
pihak. Pertukaran dapat berlangsung apabila
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Sekurang-kurangnya terjadi oleh kedua belah
pihak.
2. Masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang
mungkin bernilai lain.
3. Masing-masing pihak mampu berkomunikasi
dan mengirimkan suatu produk kepada orang
lain.
4. Setiap pihak bebas untuk menerima atau
menolak tawaran.
5. Setiap pihak percaya bahwa apa yang akan
diserahkan itu dikehendaki oleh pihak lain.
Definisi pemasaran didasarkan pada konsep-
konsep inti berikut: kebutuhan, keinginan dan
permintaan, produk, utilitas, nilai dan kepuasan,
pertukaran, transaksi, dan hubungan pasar,
pemasaran dan pemasar. Konsep-konsep ini
digambarkan pada gambar di bawah ini.
Pengaruh Langsung Dan Tidak Langsung Biaya Perawatan, Fasilitas, Lokasi Dan Pelayanan
Terhadap Loyalitas Melalui Kepuasan Pasien Linda Agustin, Achmad Suharto
154 Jurnal Sains Manajemen & Bisnis Indonesia
:
Gambar 1 Konsep Inti Pemasaran ,Sumber : Philip Kotler (2000:11)
Titik tolak bagi disiplin pemasaran terletak
pada kebutuhan dan keinginan manusia. Manusia
memnutuhkan makanan, udara, air, pakaian, serta
rumah agar tetap hidup. Manusia memuaskan
kebutuhan dan keinginan mereka dengan produk.
Secara luas produk didefinisikan sebagai suatu
yang ditawarkan kepada seseorang untuk
memuaskan suatu kebutuhan dan keinginan.
Untuk memilih produk-produk yang mengkin
memuaskan suatu kebutuhan tertentu, maka
konsumen berpedoman pada utilitas (nilai
kegunaan). Konsumen akan memperkirakan
utilitas dari masing-masing produk dalam
memenuhi kebutuhannya. Utilitas masing-masing
produk aktual akan bergantung pada seberapa
dekat produk tersebut dengan produk
ideal.Persyaratan utama bagi pemasaran yang
efektif dan berhasil guna bagi suatu organisasi
adalah bahwa organisasi tersebut mempunyai
pandangan yang jelas dan benar-benar mendalam
tentang makna pemasaran yang dapat dilakukan
pemasaran bagi organisasi tersebut. Pemasaran
bukanlah penjualan. Penjualan hanya salah satu
fungsi yang dilakukan oleh pemasaran, dan
seringkali bukan merupakan bagian yang
terpenting. Pada kenyataan, apabila produk yang
layak ditawarkan, didistribusikan, dipromosikan
dengan efektif, akan terjual dengan medah.
Gencarnya penjualan dan jumlah promosi tidak
terlalu perlu karena tujuan pemasaran adalah untuk
menghasilkan penjualan yang berlimpah.
Pemasaran bukanlah kegiatan tambahan dari suatu
lembaga, tetapi adalah suatu yang tumbuh dari
upaya yang penting dari organisasi tersebut agar
secara efektif dapat memenuhi kebutuhan
konsumen.
Bauran Pemasaran Jasa (Marketing Mix)
Bauran pemasaran adalah perangkat alat
pemasaran yang dapat dikendalikan, yang terdiri
dari produk, harga, distribusi dan promosi yang
dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan
respon yang diinginkan dalam pasar sasaran
(Kotler, 2001). Menurut Basu dan Irawan (2002)
“Marketing mix merupakan variabel-variabel yang
dipakai oleh perusahaan sebagai sarana untuk
memenuhi atau melayani keinginan dan kebutuhan
konsumen”. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa marketing mix adalah suatu istilah yang
menggambarkan seluruh unsur pemasaran dan
faktor yang dikerahkan untuk mencapai tujuan
suatu perusahaan, misalnya mencapai laba, return
of invesment peningkatan target penjualan,
menguasai pasar dan lain sebagainya. Jadi
perusahaan dapat mengembangkan strategi dari
semua unsur pemasaran tersebut atau
mengkombinasikan variabel-variabel tersebut ke
dalam suatu rencana strategi yang menyeluruh.
Kombinasi tersebut tidak bersifat konstan,
melainkan berubah-ubah sesuai dengan situasi dan
kondisi yang terjadi di pasar atau faktor-faktor
ekstern (teknologi, sosial, ekonomi dan politik).
Dalam menempatkan marketing mix harus
berpegang pada prinsip ekonomi yaitu “dengan
pengorbanan tertentu ingin mendapatkan hasil yang
optimal”. Maka dalam menempatkan marketing
mix, dalam arti untuk mencapai target penjualan
tertentu perusahaan harus menempatkan marketing
mix yang sebaik-baiknya.
Uraian marketing mix atau bauran pemasaran
tersebut di atas (4P) adalah bauran pemasaran
untuk produk barang sedangkan untuk bauran
pemasaran jasa telah dikembangkan dan
disesuaikan dengan karakteristik jasa itu
sendiri.Menurut Alma (1992 : 330) menegaskan
bahwa elemen bauran pemasaran lembaga
pendidikan terdiri atas 4P ditambah dengan P
kelima, yaitu empat P yang tersebut ditambah
dengan personal trails.
Sedangkan menurut Yazid (2000) menegaskan
bahwa marketing jasa terdiri dari 4P ditambah 3P.
variabel yang bias dikontrol dan dikoordinasikan
untuk keperluan komunikasi dalam memuaskan
konsumen jasa tersebut adalah : 4P di atas
ditambah dengan 1) people or partisipan 2) process, 3) physical evidence.
Kebutuhan,
keinginan dan
permintaan
PRODUK
Nilai, biaya,
dan
kepuasan
Pertukaran
transaksi dan
hubungan
PASAR
Pemasaran dan
Pemasar
JURNAL SAINS MANAJEMEN & BISNIS INDONESIA
Volume I, No. 1, September 2011, halaman 151 - 173
Jurnal Sains Manajemen & Bisnis Indonesia 155
Uraian di atas telah menjelaskan bahwa jasa di
produksi secara simultan dengan konsumsinya dan
jasa lebih banyak unsur intangibelnya, maka
konsumen sering mencari tanda-tanda yang
intangible untuk membantu memahami
karakteristik jasa. Maka dalam penelitian ini bauran
pemasaran jasa (marketing mix) yang digunakan
adalah marketing mix yang terdiri dari 7P.
a. Produk
Produk adalah merupakan titik sentral dari
kegiatan pemasaran. Produk dapat berupa barang
atau jasa, jika tidak ada produk tidak ada
pemindahan hak milik maka tidak ada marketing.
Satu hal yang perlu diperhatikan ialah bagaimana
hebatnya usaha promosi, distribusi dan harga yang
murah, jika tidak diikuti dengan produk yang
bermutu, disenangi oleh konsumen, maka usaha
marketing mix ini tidak akan berhasil. Oleh karena
itu perlu dikaji, produk apa yang perlu dipasarkan
bagaimana selera konsumen masa kini, apa needs
dan wants mereka. Konsumen tidak hanya membeli
produk sekedar memuaskan kebutuhan akan tetapi
juga bertujuan memuaskan konsumen. Produk
menurut Kotler (2001) adalah segala sesuatu yang
dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan,
dimiliki, digunakan atau dikonsumsi sehingga
dapat memuaskan keingan atau kebutuhan. Produk
mencakup objek fisik, jasa, orang, tempat,
organisasi dan gagasan. Selanjutnya menurut Payne
(2002) bahwa produk jasa suatu bentuk dengan
nilai kepuasan yang kompleks. Orang membeli jasa
adalah suatu bentuk dengan nilai kepuasan yang
kompleks. Orang membeli jasa terhadap
kemampuan jasa untuk melakukan hal tersebut.
Nilai yang diberikan oleh pembeli behubungan
dengan benefit atau keuntungan yang mereka
terima.
Jadi produk bukan hanya berbentuk suatu yang
berwujud saja, tetapi juga sesuatu yang tidak
berwujud seperti pelayanan jasa, yang dapat dijual,
dibeli, ditawarkan dan dapat dimiliki, semuanya
digunakan untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginan konsumen. Bauran produk dari bauran
pemsaran menurut Alma (2002) merupakan hal
yang paling mendasar yang akan menjadi
pertimbangan preferensi pilihan bagi calon
mahasiswa. Bauran produk dalam strategi ini dapat
berupa : deferensiasi produk akan memberikan
dampak terhadap kesempatan lapangan kerja dan
menimbulkan citra terhadap nama perusahaan dan
terhadap mutu produk itu sendiri.
b. Harga
Masalah kebijakan harga adalah turut
menentukan keberhasilan pemasaran produk. Harga
adalah sejumlah uang yang ditagihkan untuk suatu
produk atau jasa, jumlah nilai yang dipertukarkan
konsumen untuk manfaat yang dimiliki atau
menggunakan produk atau jasa. (Kotler, 2001)
Untuk menetapkan harga bagi produk jasa, ada
lima metode yang dapat digunakan yaitu : (Kotler,
2001).
1. Penetapan harga cost-plus menambhakan angka
standard pada biaya produk.
2. Penetapan harga titik impas.
3. Penetapan harga berdasaran nilai, menetapkan
harga berdasarkan persepsi pembeli mengenai
nilai dan bukan pada biaya penjual.
4. Penetapan harga menurut keadaan, menetapkan
harga mengikuti harga pesaing, bukan
berdasarkan pada biaya perusahaan atau
permintaan.
5. Penetapan haga penawaran tertutup, penetapan
harga berdasarkan pendapat mereka (biasanya
digunakan untuk lelang).
Elemen harga berjalan sejajar dengan mutu
produk. Apabila mutu produk baik, maka calon
konsumen berani membayar lebih mahal (Alma,
2002).
c. Promosi
Promosi merupakan salah satu variabel bauran
pemasaran jasa (marketing mix) yang sangat
penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam
pemasaran produk atau jasanya kepada konsumen.
Promosi merupakan salah satu faktor penentu
keberhasilan suatu program pemasaran. Betapun
bagusnya suatu produk bila konsumen belum
pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa
produk itu akan berguna bagi mereka, maka
konsumen tidak akan membelinya.
Promosi pada hakekatnya semua kegiatan yang
dimaksudkan untuk menyampaikan atau
mengkomunikasikan suatu produk kepada pasar
sasaran, untuk memberi informasi tentang
keistimewaan, kegunaan dan paling penting adalah
tentang keberadaannya, untuk mengubah sikap
ataupun untuk mendorong orang untuk bertindak,
dalam hal ini membeli.Promosi adalah alat yang
digunakan perusahaan jasa untuk berkomunikasi
dengan pasar sasaran. Dalam bauran komunikasi
terdapat variasi yang luas dan alternative lalat
komunikasi dan promosi yang dapat digunakan
dalam suatu program komunikasinya (Payne,
2002).
Variabel bauran promosi komunikasi terdiri
dari :
1. Avertensi (Advertising)
2. Personal Selling.
3. Sales Promotion
4. Publisitas.
5. Words of mouth communication.
6. Direct mail.
Untuk mengembangkan program promosi
mencakup delapan langkah, yaitu : (Kotler, 1995 :
708)
1. Mengidentifikasi audiences sasaran dan
karakteristiknya.
2. Menentukan tujuan komunikasi.
Pengaruh Langsung Dan Tidak Langsung Biaya Perawatan, Fasilitas, Lokasi Dan Pelayanan
Terhadap Loyalitas Melalui Kepuasan Pasien Linda Agustin, Achmad Suharto
156 Jurnal Sains Manajemen & Bisnis Indonesia
3. Merancang pesan yang mengandung isi,
struktur, format dan sumber efektif.
4. Memiliki saluran komunikasi.
5. Mengalokasikan total anggaran promosi.
6. Mengukur hasil promosi, dan
7. Mengelola dan mengkoordinasikan seluruh
proses komunikasi pemasaran.
Promosi baik digunakan untuk perkenalan atau
pemberitahuan, sedangkan komersialisasi muncul
apabila Perguruan Tinggi betul-betul mempunyai
motif mengejar keuntungan tanpa berusaha
meningkatkan layanannya (Alma, 2002).
d. Tempat (Place)
Place dalam elemen bauran pemasaran ini
adalah lokasi, lokasi merupakan keputusan
organisasi menganai tempat operasinya semua
kegiatan-kegiatan organisasi. Place berkenaan
dengan upaya menyampaikan produk yang tepat
ketempat pasar target. Produk tidak banyak artinya
bagi pelanggan apabila tidak bersedia pada saat dan
tempat yang diinginkan.
Pada umumnya pimpinan perusahaan
berpendapat bahwa lokasi yang mudah dicapai
kendaraan umum, cukup berperan sebagai bahan
pertimbangan calon konsumen. Demikian pula para
pasien bahwa lokasi untuk pelayanan kesehatan
turut menentukan pilihan mereka, mereka
menyenangi lokasi di kota, dekat dengan fasilitas
umum, mudah mencari pemondokan dan yang
mudah dicapai dengan kendaraan umum. (Alma,
2002)
e. People (Personal Traits)
Salah satu karakteristik jasa adalah adanya
hubungan yang erat antara penyediaan atau
pemberi jasa dengan pengguna jasa. Baik buruknya
pelayanan pemberi jasa akan menentukan jasa
perusahaan dan antar pengguna jasa akan
mempengaruhi pembelian sekarang dan kemudian.
Personal traits dari elemen bauran pemasaran ini
adalah pimpinan, personal, serta badan
penyelenggara pelayanan kesehatan sebagai
penyedia dan pemberi jasa, serta dapat
mempengaruhi konsumen, sehingga mereka mau
menggunakan jasa pelayanan kesehatan.Personil
lembaga kesehatan dalam hal ini rumah sakit
adalah tenaga fungsional yaitu dokter, perawat,
tenaga administrasi dan lain sebagainya, serta
tenaga structural adalah yang menentukan
mekanisme pelayanan. Staff yang penuh perhatian,
gembira serta ramah dapat memberikan kepuasan
pada konsumen. Kondisi ini akan berhubungan
dengan reaksi atau tanggapan antar siswa. Untuk
keberhasilan pemasaran jasa, saat ini semakin
dirasakan bahwa pelayanan yang diberikan oleh
organisasi tidak cukup hanya kepada masyarakat
saja (Pelayanan Eksternal), tetapi juga pelayanan
internal harus semakin ditingkatkan dalam arti
pelayanan kepada seluruh personil. Jika hal ini
tidak diperhatikan akan berdampak pula kepada
para masyarakat, harus diciptakan pelayanan yang
interaktif, dengan demikian akan menciptakan
sense of belonging dan sense of ownership.
f. Proses (Process)
Langkah aktual yang dialami konsumen atau
aliran operasional jasa akan menjadi bukti yang
akan dipakai konsumen untuk menilai jasa.
Menurut Payne (2002), proses menciptakan dan
memberi jasa pda pelanggan merupakan faktor
utama marketing mix jasa. Karena pelanggan jasa
akan memandang sistem pemberian jasa tersebut
sebagai bagian dari jasa itu sendiri.Semua kegiatan
pekerjaan adalah merupakan proses, proses ini
meliputi mekanisme pelayanan, prosedur, jadwal
kegiatan serta rutinitas suatu jasa yang diberikan
kepada pelanggan.
g. Physical Evidence Lingkungan fisik dari perusahaan jasa adalah
tempat dimana jasa diciptakan serta tempat dimana
pemberi jasa dan pelanggan berinteraksi, physical
evidence ini dapat mempengaruhi persepsi
menerima jasa atas jasa yang ditawarkan oleh
perusahaan. Menurut Payne (2002) physical evidence dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :(1)
Esenssial evidence, yaitu bagian dari sarana fisik
yang tidak dapat dimiliki oleh konsumen, misalnya
gedung, tata letak, peralatan kantor dan fasilitas
lainnya.(2) Peripheral Evidence, yaitu bagian dari
sarana fisik yang dapat dimiliki oleh konsumen,
misalnya buku pedoman, sertifikat dan lain-lain.
Pemasaran Jasa
Pemasaran yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah pemasaran jasa. Di dalam bisnis jasa terjadi
interaksi antara penyedia jasa dan konsumen untuk
menciptakan jasa yang mempunyai nilai superior
selama berlangsunggnya pemberian jasa. Menjual
jasa menghasilkan masalah yang membutuhkan
pemecahan pemasaran secara khusus karena jasa
mempunyai sifat dan karakteristik yang unik untuk
membedakan dengan barang berwujud lainnya.
(Kottler dan Armstrong,1997:275),
menyatakan bahwa jasa adalah aktivitas atau
manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak kepada
pihak lain yang pada dasarnya tanpa wujud dan
tidak menghasilkan kepemilikan apapun. Oleh
sebab itu, perusahaan harus memperhatikan
karakteristik jasa ketika merancang program
pemasaran. Karakteristik tersebut adalah:
1. Tidak berwujud
Jasa tidak dapat dikecap, diraba, dilihat,
didengar, dirasakan atau dicium sebelum membeli.
Untuk mengurangi ketidak pastian, pembeli
mencari tanda dari mutu jasa. Konsumen akan
menilai mutu jasa tersebut dari tempat, orang,
harga, peralatan, dan mencari komunikasi yang
mereka lihat. Oleh karena itu, pengusaha jasa
JURNAL SAINS MANAJEMEN & BISNIS INDONESIA
Volume I, No. 1, September 2011, halaman 151 - 173
Jurnal Sains Manajemen & Bisnis Indonesia 157
harus membuat jasa tersebut berwujud dengan
berbagai cara.
2. Tidak terpisahkan
Jasa tidak dapat dipisahkan dari
penyediaannya, baik berupa mesin atau manusia.
Apabila perusahaan menyediakan karyawan, maka
karyawan adalah bagian dari jasa. Interaksi antara
penyedia jasa dan pelanggan adalah sifat
pemasaran khusus karena hadir ketika jasa
diproduksi.
Dimensi Kualitas Jasa
Penilaian atau pengukuran pada kinerja
pelayanan ini dapat dilakukan dengan mengunakan
dimensi kualitas pelayanan yang terdiri atas
Tangibles (Bukti Fisik), Reliability (Keandalan),
Responsiveness (Daya Tanggap), Assurance
(Jaminan), dan Empathy (Empati) (Parasuraman
dalam Lupiyoadi, 2001:180).
Menurut Parasuraman dalam Lupiyoadi
(2001:182) terdapat lima dimensi dalam kualitas
jasa yaitu sebagai berikut :
a. Berwujud (Tangible)
Kemampuan perusahaan dalam menunjukkan
eksistensinya kepada pihak eksternal.
Penampilan dan kemampuan sarana dan
prasarana fisik perusahaan yang dapat
diandalkan keadaan lingkungan sekitarnya
merupakan bukti nyata dari pelayanan yang
dberikan oleh pemberi jasa.
b. Keandalan (Reliability)
Kemampuan perusahaan untuk memberikan
pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat
dan terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan
harapan pelanggan yang berarti ketepatan
waktu, pelayanan yang sama, sikap yang
simpatik dan dengan akurasi yang tinggi.
c. Daya Tanggap (Responsiveness)
Suatu kebijakan untuk membantu dan
memberikan pelayanan yang cepat atau
responsif dan tepat kepada pelanggan dengan
penyampaian informasi yang jelas.
d. Jaminan (Assurance)
Adanya jaminan bahwa karyawan memiliki
Pengetahuan, kesopansantunan, dan
kemampuan untuk menumbuhkan rasa percaya
para pelanggan kepada perusahaan. Hal ini
meliputi beberapa komponen antara lain
komunikasi, kredibilitas, keamanan, kompetensi
dan sopan santun.
e. Empati (Emphaty)
Memberikan perhatian yang tulus dan bersifat
individual atau pribadi yang diberikan kepada
para pelanggan dengan berupaya memahami
keinginan konsumen.
Kepuasan Konsumen
Tingkat kepuasan konsumen beserta faktor-
faktor utama yang mempengaruhi kepuasan
konsumen merupakan sebuah informasi yang perlu
diketahui oleh perusahaan sehingga dapat
digunakan untuk meningkatkan diri dimasa yang
akan datang. Kepuasan konsumen tergantung dari
kinerja penawaran dibandingkan harapannya. Hal
ini didukung oleh (Kotler,2001), yang menyatakan
bahwa kepuasan konsumen merupakan fungsi dari
tingkat harapan konsumen terhadap produk.
Selanjutnya (Kotler,2001), mendefinisikan
kepuasan sebagai tingkat perasaan seseorang
setelah membandingkan kinerja atau hasil yang
dirasakan dengan harapannya..
Pelanggan selalu ingin mendapatkan nilai
kepuasan maksimum yang didasari oleh kebutuhan
dan keinginan tiap-tiap individu. Kepuasan dapat
tercapai apabila kebutuhan dan harapan terhadap
sebuah produk terpenuhi jadi, tingkat kepuasan
adalah fungsi dari perbedaan antara kinerja yang
dirasakan dengan harapan. Apabila kinerja
dibawah harapan, maka pelanggan akan kecewa.
Bila melebihi harapan, pelanggan akan sangat
puas. Konsumen membentuk harapan melalui
pengalaman masa lampau, komentar dari
kerabatnya serta janji dan informasi dari pemasar
dan saingannya. Pelanggan yang puas akan
memiliki loyalitas yang tinggi, kurang sensitif
terhadap harga dan memberi komentar yang baik
tentang perusahaan.
Strategi Untuk Meningkatkan Kepuasan
Konsumen
Kepuasan konsumen merupakan strategi jangka
panjang yang membutuhkan komitmen, baik
menyangkut dana maupun sumber daya
manusianya. Menurut Tjiptono (2004:40), ada
beberapa strategi yang dapat dipadukan untuk
meraih dan meningkatkan kepuasan konsumen,
yaitu :
a. Strategi Relationship Marketing
Merupakan strategi dimana suatu transaksi
antara penjual dan pembeli berkelanjutan dan
tidak berakhir setelah proses penjualan selesi.
Dengan kata lain terjalin suatu kemitraan
dengan konsumen secara terus-menerus.
b. Strategi Superior Customer Service
Merupakan strategi dimana perusahaan
berorientasi untuk menawarkan pelayanan yang
lebih baik daripada pesaing. Perusahaan yang
menggunakan strategi ini, akan memperoleh
manfaat yang sangat besar dari pelayanan yang
lebih baik. Meskipun pada akhirnya strategi ini
membutuhkan dana yang besar, kemampuan
sumber daya manusia (SDM), dan usaha yang
gigih agar dapat tercipta suatu pelayanan
superior.
c. Strategi Unconditional Service guarantee
Strategi ini berintikan komitmen untuk
memberikan kepuasan kepada konsumen yang
Pengaruh Langsung Dan Tidak Langsung Biaya Perawatan, Fasilitas, Lokasi Dan Pelayanan
Terhadap Loyalitas Melalui Kepuasan Pasien Linda Agustin, Achmad Suharto
158 Jurnal Sains Manajemen & Bisnis Indonesia
pada gilirannya akan menjadi kebijakan
program penyempurnaan mutu produk atau jasa
dan kinerja perusahaan. Garansi atau jaminan
dalam hal ini mutlak dirancang untuk
meringankan resiko atau kerugian konsumen,
dalam hal yang tidak puas dengan suatu produk
atau jasa yang telah dibayar oleh konsumen.
d. Strategi Penanganan Keluhan yang Efisien
Penanganan keluhan memberikan peluang
untuk mengubah seorang konsumen yang tidak
puas menjadi konsumen produk perusahaan
yang puas. Kecepatan dan ketepatan
penanganan merupakan hal yang penting bagi
terwujudnya kepercayaan konsumen terhadap
perusahaan. Karena semakin lama keluhan
ditangani, maka konsumen akan berpikir bahwa
perusahaan tidak mampu memberikan kepuasan
kepada konsumen. Semua pihak yang ada
dalam perusahaan berhak dan wajib turut
campur dalam penanganan keluhan tetutama
pihak manajemen puncak.
e. Strategi Peningkatan Kinerja Perusahaan
Melakukan pemantauan dan pengukuran
kepuasan konsumen secara berkesinambungan,
memberikan pendidikan dan pelatihan
menyangkut komunikasi, salesmanship. Dan
public relations kepada pihak manajemen dan
karyawan, memasukkan unsur kemampuan
untuk memuaskan konsumen ke dalam sistem
penilaian prestasi karyawan, dan memberikan
empowerment yang lebih besar kepada para
karyawan dalam melaksanakan tugasnya.
f. Menerapkan Quality Function Deployment
Strategi ini untuk merancang proses sebagai
tanggapan terhadap kebutuhan konsumen, QFD
berusaha menerjemahkan apa yang dibutuhkan
konsumen menjadi apa yang dihasilkan
organisasi. Dengan demikian QFD
memungkinkan suatu perusahaan untuk
memprioritaskan kebutuhan konsumen,
menemukan tanggapan inovatif terhadap
kebutuhan tersebut, dan memperbaiki proses
hingga mencapai efektivitas maksimum. Hal ini
dilaksanakan dengan melibatkan konsumen
dalam proses pengembangan produk secepat
mungkin
Loyalitas konsumen
Perilaku konsumen sebagai bagian dari
kegiatan manusia yang selalu berubah sesuai
dengan pengaruh lingkungan dan sosial di mana
dia berada. Namun perilaku konsumen yang
diharapkan tetap terus ada bagi perusahaan adalah
loyalitas. Loyalitas berarti pelanggan terus
melakukan pembelian secara berkala. Namun
terdapat beberapa definisi dari loyal ini menurut
pakar marketing, antara lain sebagai berikut.
Menurut Lovelock, "Loyalitas sebagai kemauan
pelanggan untuk terus mendukung sebuah
perusahaan dalam jangka panjang, membeli dan
menggunakan produk dan jasanya atas dasar rasa
suka yang ekslusif dan secara sukarela
merekomendasikan produk perusahaan pada para
kerabatnya."Menurut Aaker, ”Loyalitas konsumen
merupakan satu ukuran keterkaitan seorang
pelanggan pada sebuah produk.” Aaker
menambahkan, suatu cara langsung untuk
menetapkan loyalitas, terutama untuk perilaku
kebiasaan (habitual behavior), adalah
memperhitungkan pola-pola pembelian aktual.
Diantara ukuran-ukuran yang digunakan adalah :
laju pembelian ulang, persentase pembelian dan
jumlah merek yang dibeli.Loyalitas pelanggan
tidak terbentuk dalam waktu yang singkat, tetapi
melalui proses belajar atau proses pencarian
informasi dan berdasarkan pengalaman nasabah
dari pembelian yang konsisten sepanjang waktu.
Orang yang setia terhadap merek (brand loyalist)
memiliki ikatan perasaan (afektif) yang kuat
kepada merek favorit yang biasa mereka beli.
Menurut Aaker terdapat beberapa pendekatan
untuk mengukur loyalitas konsumen seperti
:behavior measures, switching costs, measuring
satisfaction, liking of the brand dan commitment:
1. Behavior measures
Merupakan suatu cara langsung untuk
mengukur loyalitas terutama terhadap perilaku
yang dilakukan karena kebiasan adalah untuk
mempertimbangkan pada pembelian yang
benar-benar dilakukan (actual purchase
pattern).
2. Switching costs
Merupakan suatu pendekatan dalam mengukur
loyalitas dengan mengukur perbedaan
pengorbanan atau risiko kegagalan, biaya energi
dan fisik yang dikeluarkan konsumen karena ia
memilih salah satu alternatif. Apabila switching
costs besar maka seorang konsumen akan lebih
berhati-hati dalam berpindah ke merek lain
karena risiko kegagalan yang dihadapi juga
besar, begitu pula sebaliknya, switching costs
kecil maka seorang konsumen akan lebih
mudah dalam berpindah ke merek lain karena
risiko kegagalan yang dihadapi kecil pula.
Dengan demikian pendekatan ini digunakan
untuk mengukur loyalitas seorang konsumen.
3. Measuring satisfaction
Pendekatan dalam mengukur loyalitas dengan
cara mengukur kepuasan yang diperoleh dari
suatu merek tertentu. apabila setelah
menggunakan suatu merek tertentu dan
konsumen tersebut merasa puas atau sudah
merasa mendapat manfaat sesuai dengan
harapannya, hal ini akan menyebabkan ia
berhenti menggunakan merek lain dan
memutuskan untuk membeli merek tersebut
secara konsisten sepanjang waktu, yang artinya
JURNAL SAINS MANAJEMEN & BISNIS INDONESIA
Volume I, No. 1, September 2011, halaman 151 - 173
Jurnal Sains Manajemen & Bisnis Indonesia 159
telah tercipta loyalitas konsumen terhadap suatu
merek.
4. Liking of the brand
Pendekatan ini diukur melalui tingkat kesukaan
konsumen terhadap merek secara umum. Hal
ini dapat diukur melalui timbulnya kesukaan
terhadap suatu merek baik suka pada badan
usaha sebagai produsen, persepsi dan atribut
merek yang bersangkutan, maupun pada
kepercayaan terhadap merek tersebut.
Konsumen dikatakan loyal apabila pembelian
tyerhadap merek tersebut bukan karena adanya
penawaran khusus, tetapi karena konsumen
percaya pada kualitas merek tersebut.
5. Commitment
Pendekatan ini diukur dari komitmen konsumen
terhadap suatu merek tertentu. Loyalitas
konsumen dapat timbul bila ada kepercayaan
dari konsumen terhadap merek sehingga ada
komunikasi dan interaksi diantara konsumennya
yaitu dengan membicarakan,
merekomendasikan dan bahkan mengajurkan
pada orang lain dengan menjelaskan mengapa
ia membeli dan menggunakan produk tersebut.
Apabila cocok dengan apa yang diharapkan,
maka akan timbul loyalitas konsumen terhadap
suatu merek. Dengan mengetahui pengukuran
loyalitas ini diharapkan tingkat loyalitas
konsumen dapat diketahui secara lebih jelas.
Selanjutnya adalah upaya-upaya untuk
mempertahankannya.
Hipotesis 1. Diduga biaya perawatan, fasilitas,
lokasi dan pelayanan berpengaruh
secara langsung terhadap loyalitas
pasien RSUD Balung Jember.
2. Diduga ada pengaruh tidak langsung
biaya perawatan, fasilitas, lokasi dan
pelayanan terhadap loyalitas melaui
kepuasan pasien RSUD Balung Jember.
Kerangka konseptual
III.METODE PENELITIAN
Identifikasi Variabel
Identifikasi Variabel merupakan definisi
yang dilakukan atas sifat atau hal yang
didefinisikan yang dapat diamati atau diobservasi.
Dalam penelitian ini terdapat dua Variabel yaitu:
a. Variabel Bebas, Independent variabel (Eksogen) (X) adalah variabel yang memberi
pengaruh pada variabel lain, yaitu:
1. (X1) adalah Biaya perawatan
2. (X2) adalah Fasilitas
3. (X3) adalah Lokasi
4. (X4) adalah Pelayanan
b. Variabel antara atau intervening variable (Y1)
Endogen 1 yang tidak diamati
Variabel ini secara teori terpengaruh pada
fenomena yang diamati tetapi tidak dapat
dilihat, diukur atau dimanipulasi namun
dampaknya dapat disimpulkan berdasarkan
dampak variabel terikat dan moderating
terhadap fenomena yang diamati. Variabel
antara dalam penelitian ini adalah : Kepuasan
Pasien
c. Variabel terikat atau dependent variable (Y2)
Endogen 2 yang diamati
Variabel terikat atau disebut endogen karena
variabel ini dipengaruhi oleh variabel
sebelumnya. Variabel ini yang menjadi
perhatian utama dalam penelitian ini. Variabel
terikat dalam penelitian ini adalah Loyalitas
Pasien
Definisi Operasional Variabel Beberapa pengertian dari variabel-variabel
yang digunakan dalam penelitian ini sebagai
berikut:
1. Biaya Perawatan
Biaya
Perawatan
Fasilitas
Lokasi
Pelayanan
Kepuasa
n pasien
Loyalitas
pasien
Pengaruh Langsung Dan Tidak Langsung Biaya Perawatan, Fasilitas, Lokasi Dan Pelayanan
Terhadap Loyalitas Melalui Kepuasan Pasien Linda Agustin, Achmad Suharto
160 Jurnal Sains Manajemen & Bisnis Indonesia
Biaya yang dikeluarkan pasien atas
pembayaran jasa pelayanan selama di rumah
sakit. Indikatornya adalah :
Ø Kesesuaian biaya dengan pelayanan yang
diberikan
Ø Perbandingan biaya perawatan dengan
rumah sakit lain
2. Fasilitas
Hal-hal atau sarana yang mendukung kegiatan
operasional rumah sakit dengan indikator :
Ø Tersedianya sarana umum seperti musholla,
toilet, tempat parkir
Ø Peralatan medis dan obat-obatan yang
memadai
3. Lokasi
Lokasi atau letak keberadaan rumah sakit yang
dapat dijangkau oleh calon pasien. dengan
indikator :
Ø Posisi rumah sakit yang strategis
Ø Kemudahan akses alat transportasi
4. Pelayanan rumah sakit
Pelayanan yang diberikan dalam bidang
administrasi, dan pelayanan medis pada pasien
dengan indikator:
Ø (Tangible) Kerapian, kesopanan dan
kebersihan penampilan karyawan
Ø (Reliability) Keandalan dokter dan perawat
dalam menangani pasien
Ø (Responsivenes) Daya tanggap/kecepatan
dalam melayani pasien
Ø (Emphaty) Keramahan dan kesopanan
perawat
Ø (Assurance/jaminan) jaminan dari rumah
sakit akan kemampuan perawat
5. Kepuasan pasien: yaitu tingkat perasaan pasien
setelah membandingkan kinerja atau hasil yang
dirasakan dengan harapannya baik yang
berhubungan dengan pelayanan medis maupun
penunjang medis. Indikatornya antara lain :
Ø Kesesuaian pelayanan dengan harapan
Ø (One shoot measure) Perasaan puas atau
kecewa pasien ketika dirawat di rumah
sakit
6. Loyalitas konsumen: adalah kesetiaan
konsumen yang di presentasikan dalam
pengunaan jasa yang konsisten sepanjang
waktu dan ada sikap yang baik untuk
merekomendasikan orang lain untuk
menggunakan jasa pelayanan kesehatan.
Ø Kepercayaan pasien terhadap kualitas
pelayanan sehingga tidak memilih rumah
sakit lain saat membutuhkan perawatan
Ø Membicarakan kualitas pelayan,
merekomendasikan dan mengajak orang
lain
Teknik Pengambilan Sampel
Populasi dan Sampel
Populasi adalah kumpulan dari seluruh elemen
sejenis tetapi dapat dibedakan satu sama lain
karena adanya nilai karakteristik yang berlainan.
(J.Supranto,2001:21). Populasi dalam penelitian
ini adalah pasien RSUD Balung yang menjalani
rawat inap di ruang kelas satu, dua dan tiga yang
berjumlah 235 pasien.Sampel adalah sebagian dari
populasi. Jika n adalah jumlah sampel dan N
adalah jumlah populasi maka n < N (J. Supranto,
2000 : 22). Pengambilan sampel dalam penelitian
ini dilakukan dengan purposive sampling dengan
kriteria :
Ø Pasien yang menjalani rawat inap
minimal tiga hari pada ruang kelas kelas
satu, dua dan tiga RSUD Balung.
Ø Pasien yang dapat memberikan informasi
atau dapat berkomunikasi.
Ø Pasien yang berumur 17 sampai dengan
60 tahun
Untuk menentukan jumlah sampel dalam
penelitian ini digunakan rumus Slovin (Umar, 1999
: 49), yaitu :
21 Ne
Nn
+
=2(0,10) 235 1
235
+
=n =
,353
235= 70,15(70)
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
e = Standart Error (0,10)
Data yang digunakan dalam penelitian ini:
a. Data Primer
Data yang dikumpulkan secara langsung dari
obyek yang diteliti, diawali dan dicatat untuk
pertama kalinya. Dalam hal ini data diambil dari
responden melalui kuisioner. (Alex S.
Nitisemito, 2001).
b. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari sumber yang bukan
aslinya atau diperoleh dari pihak lain. Data
yang dimaksud seperti literatur yang
mendukung penelitian penulis dan dari karya
ilmiah lain yang topiknya hampir sama dengan
penelitian yang penulis lakukan (Alex S.
Nitisemito, 2001).
Metode pengumpulan data pada penelitian ini
sebagai berikut:
1. Wawancara
Adalah metode pengumpulan data yang
dilakukan dengan wawancara langsung dengan
pimpinan maupun karyawan perusahaan (Alex
S. Nitisemito, 2001).
2. Observasi
Adalah cara pengumpulan data dengan cara
mengadakan pengamatan langsung dan
JURNAL SAINS MANAJEMEN & BISNIS INDONESIA
Volume I, No. 1, September 2011, halaman 151 - 173
Jurnal Sains Manajemen & Bisnis Indonesia 161
mencatat secara sistematis mengenai masalah
atau obyek yang ada kaitannya dengan
penelitian (Alex S. Nitisemito, 2001).
3. Kuisioner
Suatu pengumpulan data dengan memberikan
atau menyebar daftar pertanyaan kepada
responden atas pertanyaan tersebut (Moh.
Nazir, 1999 : 246).
4. Study Kepustakaan
Adalah metode penelitian yang dilakukan
dengan membaca literatur-literatur atau buku-
buku yang ada kaitannya dengan masalah yang
diteliti (Djarwanto PS., 2000).
Proses pengolahan data
1. Editing
Yaitu meneliti kembali jawaban yang telah
dituliskan ke dalam daftar pertanyaan oleh para
peneliti lapangan pencari data (Koentjaraningrat,
2000).
2. Koding
Yaitu usaha mengklasifikasikan jawaban para
responden menurut macamnya, dengan cara
menandai masing-masing jawaban dengan
kode-kode tertentu (Koentjaraningrat, 2000).
Termasuk didalamnya adalah pemberian skor
dengan menggunakan skala ordinal untuk
memberikan nilai pada tiap pertanyaan dalam
kuisioner. Adapun teknik skoring penulis
menyediakan 5 (lima) pilihan jawaban dengan
bobot masing-masing pertanyaan yaitu :
a) Huruf (a) dengan bobot 5
b) Huruf (b) dengan bobot 4
c) Huruf (c) dengan bobot 3
d) Huruf (d) dengan bobot 2
e) Huruf (e) dengan bobot 1
3. Tabulating
Yaitu proses penyusunan data dalam bentuk
tabel (Koentjaraningrat, 2000). Proses ini
merupakan tahapan lanjutan dalam proses
analisa data. Melalui tabulasi, data akan segera
tampak ringkas dan tersusun dalam bentuk
tabel yang baik.
Peneilitian ini Analisis data dengan
menggunakan angka-angka yang didapat dari
penentuan skor.
Uji validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu
instrumen. Suatu instrumen dianggap valid apabila
mampu mengukur apa yang diinginkan (Bilson
Simamora, 2002;58). Salah satu cara untuk
mengukur tingkat validitas dengan menghitung
korelasi masing-masing skor pertanyaan terhadap
skor total konstruk. Apabila korelasi masing-
masing skor pertanyaan dengan skor total
menunjukan hasil yang signifikan (kurang dari
0,05) maka kuisioner dikatakan valid. Dalam
penelitian ini meggunakn software SPSS versi
14.00. Reliabilitas adalah tingkat keandalan
kuisioner. Kuisioner yang reliabel adalah kuisioner
yang apabila dicobakan berulang-ulang kepada
kelompok yang sama akan menghasilkan data yang
sama(Bilson Simamora, 2002;63). Uji reliabilitas
ini digunakan tehnik Cronbach Alpha, dimana
instrumen dapat dikatakan handal bila Cronbach
Alpha diatas 0,6. Dalam hal ini digunakan rumus
alpha dengan menggunakan sofware SPSS versi
14.00.
Dalam perkembangannya variabel berskala
ordinal dapat pula diaplikasikan dalam analisis
Structural Equation Model (SEM) yang kini sedang
berkembang. Hanya saja dalam analisis SEM, input
data yang digunakan untuk pemodelan dan
estimasinya adalah berupa matriks varian/kovarian
atau matriks korelasi (Ferdinan, 2002)
Seperti halnnya variabel berskala nominal,
variabel berskala ordinal dapat pula ditolerir dalam
model analisis regresi. Dengan syarat harus
dilakukan transformasi skala, yaitu mengubah skor
data asli yang diperoleh dari seluruh indikator
variabelnya menjadi skor atau nilai yang standart
(malhotra, 1992). Proses standarisasi nilai variabel
tersebut dilakukan melalui tahap-tahap sebagai
berikut :
1. Menghitung jumlah dari seluruh jawaban
responden.
2. Menghitung nilai rata-rata dari jumlah yang
diperoleh dari tahap satu
3. Menghitung nilai standart deviasi dari
penyebaran nilai rata-rata semua amatan
4. Menghitung nilai standart (Z) variabel bagi
setiap amatan, dengan formulasi
S
XXiZi
-=
Dengan nilai Zi yang diperolehnya, maka nilai
variabel yang bersangkutan telah menjadi nilai
standart yang memiliki ciri penyebaran yang
berdistribusi normal. Dengan demikian hambatan
variabel berskala ordinal analisis regresi dapat
diatasi.
Analisis jalur (path analysis) merupakan bagian
dari analisis regresi yang digunakan untuk
menganalisis hubungan kausal antar variabel
dimana variabel – variabel bebas mempengaruhi
variable tergantung, baik secara langsung maupun
tidal langsung, melalui satu atau lebih variable
perantara (sarwono, 2007:147).Berdasarkan
kerangka konseptual dan hipotesis penelitian ini
dilakukan pemilihan model analisis. Untuk
menganalisis hubungan kausal antarvariabel dan
menguji hipotesis penelitian secara matematis
maka alat analisis yang digunakan dalam penelitian
ini adalah analisis jalur (path analysis) dengan
menggunakan software SPSS. Dengan path analysis
Pengaruh Langsung Dan Tidak Langsung Biaya Perawatan, Fasilitas, Lokasi Dan Pelayanan
Terhadap Loyalitas Melalui Kepuasan Pasien Linda Agustin, Achmad Suharto
162 Jurnal Sains Manajemen & Bisnis Indonesia
akan dilakukan estimasi pengaruh kausal
antarvariabel dan kedudukan masing – masing
variable dalam jalur baik secara langsung maupun
tidak langsung. Signifikansi model tampak
berdasarkan koefisien beta ( β ) yang signifikan
terhadap jalur
Pada dasarnya model statistika yang digunakan
dalam path analysis adalah model multiple regresi
biasa, kecuali bahwa variabel - variabel yang
terlibat di dalamnya telah distandarisasi terlebih
dahulu. Path Analysis adalah perluasan dari
persamaan regresi sederhana atau berganda yang
diperlukan dalam jalur hubungan variabel-variabel
yang melibatkan lebih dari dua persamaan.Untuk
menyelasaikan analisis jalur ini maka perlu
mengetahui adanya path diagram maupun path
coeficient (koefisien jalur).Untuk penyelesaian
analisis jalur maka perlu mengetahui adanya path diagram maupun path coefficients (koefisien
jalur).
Persamaan struktural untuk model analisis jalur
(path analysis) yang digunakan dalam penelitian
ini dapat diuraikan dalam persamaan structural
berikut (Jonathan Sarwono;2007):
Y1 = ßY1X1+ ßY1X2+ ßY1X3+ ßY1X4+ ε
(persamaan substruktur 1)
Y2 = ßY2X1+ ßY2X2+ ßY2X3+ ßY2X4+
ßY2Y1+ ε (persamaan substruktur 2)
dimana :
Y1 = Kepuasan pasien
Y2 = Loyalitas pasien
X1 = Biaya Perawatan
X2 = Fasilitas
X3 = Lokasi
X4 = Pelayanan
ε1,2 = Error
Perhitungan jalur menjelaskan tentang pengaruh
biaya perawatan, fasilitas, lokasi dan pelayanan
baik secara langsung maupun tidak langsung
terhadap loyalitas pasien melalui variabel perantara
(intervening variabel) yaitu variabel kepuasan
pasien. Sebelum menguji ada tidaknya pengaruh
langsung dan tidak langsung tersebut, masing-
masing jalur diuji signifikan terlebih dahulu.
Apabila terdapat jalur yang tidak signifikan maka
diberlakukan trimming theory yaitu dengan
menghilangkan atau menghapus jalur yang tidak
signifikan tersebut. Kemudian dari hasil struktur
yang baru dihitung kembali masing – masing
koefisien jalur (path coefficient). Berdasarkan hasil
tersebut dapat diketahui bersarnya pengaruh
langsung dan tidak langsung maupun pengaruh
totalnya. Langkah perhitungannya adalah
menghitung pengaruh langsung dan tidak langsung
serta pengaruh total biaya perawatan, fasilitas,
lokasi dan pelayanan sebagai variabel bebas
terhadap loyalitas pasien sebagai variabel terikat
melalui kepuasan pasien sebagai variabel perantara
kemudian menghitung residual variable (ε) atau
variabel sisa yaitu variabel selain variabel bebas
dan variabel perantara yang juga mempengaruhi
variabel tergantung tetapi tidak dimasukkan dalam
model penelitian. Rumus error adalah sebagai
berikut (Imam ghozali; 2006):
ε = 21 R-
Proses perhitungan pengaruh langsung,
pengaruh tidak langsung dan pengaruh total adalah
sebagai berikut (Jonatan Sarwono; 2007):
a. Menghitung Pengaruh Langsung (Direct
Effect atau DE) :
1. Pengaruh variabel biaya perawatan
terhadap
kepuasan
pasien
X1 Y1
2. Pengaruh variabel fasilitas rumah
sakit terhadap
kepuasan
pasien
X2 Y1
3. Pengaruh variabel lokasi terhadap
kepuasan
pasien
X3 Y1
4. Pengaruh variabel pelayanan terhadap
kepuasan
pasien
X4 Y1
5. Pengaruh variabel biaya perawatan
terhadap
loyalitas pasien
X1 Y2
6. Pengaruh variabel Fasilitas terhadap
loyalitas pasien
X2 Y2
7. Pengaruh variabel lokasi terhadap
loyalitas pasien
X3 Y2
8. Pengaruh variabel lokasi terhadap
loyalitas pasien
X4 Y2
b. Menghitung Pengaruh Tidak Langsung
(indirect Effect atau IE)
1. Pengaruh variabel biaya perawatan
terhadap loyalitas pasien melalui
kepuasan pasien
X1 Y1 Y2
2. Pengaruh fasilitas terhadap loyalitas
pasien melalui kepuasan pasien
X2 Y1 Y2
3. Pengaruh lokasi terhadap loyalitas
pasien melalui kepuasan pasien
X3 Y1 Y2
JURNAL SAINS MANAJEMEN & BISNIS INDONESIA
Volume I, No. 1, September 2011, halaman 151 - 173
Jurnal Sains Manajemen & Bisnis Indonesia 163
4. Pengaruh pelayanan terhadap
loyalitas pasien melalui kepuasan
pasien
X4 Y1 Y2
c. Menghitung Pengaruh Total (Total Effect
atau TE)
1. Pengaruh total biaya perawatan
terhadap loyalitas pasien
Total effect = Direct Effect + Indirect
Effect
2. Pengaruh total fasilitas rumah sakit
terhadap loyalitas pasien
Total effect = Direct Effect + Indirect Effect
3. Pengaruh total lokasi terhadap
loyalitas pasien
Total effect = Direct Effect + Indirect
Effect 4. Pengaruh total pelayanan terhadap
loyalitas pasien
Total effect = Direct Effect + Indirect
Effect
Uji F (Simultan) Digunakan untuk mengetahui signifikan
tidaknya Variabel bebas terhadap Variabel terikat
secara bersama-sama (Jonatan Sarwono, 2007).
Rumus
( )11
/2
2
---
=
knR
kRFhitung
Dimana :
R2 = Koefisien determinasi
k = Jumlah Variabel bebas
n = Jumlah sampel
F = F hitung yang kemudian
dibandingkan dengan F tabel
- Tingkat keyakinan yang diharapkan adalah 95 %
atau (a=0,05)
- Membandingkan nilai F hitung dengan F tabel
Kriteria Uji F
Jika F hitung ≤ F tabel maka Ho diterima (Ada
pengaruh variabel Exogen terhadap variabel
endogen secara simultan)
Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak (Tidak
ada pengaruh variabel Exogen terhadap variabel
endogen secara simultan)
Uji t (Parsial)
Digunakan untuk mengetahui signifikan atau
tidaknya pengaruh antara Variabel bebas terhadap
variabel terikat secara individu (Sarwono : 2007).
Sbi
biHitungt =
Dimana :
t = t hitung yang diperoleh
bi = Bobot regresi
Sbi = Standart deviasi dari Variabel
bebas
- Tingkat keyakinan yang diharapkan adalah 95 %
atau (a=0,05)
- Kriteria Pengambilan Keputusan
jika –ttabel ≤ thitung ≤ t tabel : Ho diterima (Ada
pengaruh variabel Exogen terhadap variabel
endogen secara parsial)
jika t hitung > t tabel atau t hitung <-t tabel : Ho ditolak
(Ada pengaruh variabel Exogen terhadap variabel
endogen secara simultan)
Analisis Koefisien Determinasi
Digunakan untuk mengetahui proporsi atau
prosentase sumbangan untuk menjelaskan variabel
bebas terhadap variasi (naik turunnya) variabel
terikat (J. Supranto, 2001 : 112).
R2 =
ß1åYX1i + ß 2åYX2i + ß 3åYX3i + ß
4åYX4i
å2
iY
.Selanjutnya untuk mengetahui koefisien
determinansi total dalam model dapat diketahui
dengan rumus sebagai berikut (Juanim:2004):
R²m = 1 – (Pe1)² (Pe2)²
Keterangan :
Pei = (1- R²i)
R²m = koefisien determinasi (R²) (interpretasi
terhadap R²m sama dengan interpretasi koefisien
determinasi R² pada analisis regresi)
Uji Asumsi Klasik
Agar model analisis regresi yang digunakan
dapat menjadi penaksiran yang baik dan tidak
bias, maka diuji dengan uji ekonometrika, yaitu
:
a. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi
antar variabel bebas (independen). Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel bebas. Jika antar variabel bebas saling
berkorelasi maka variabel-variabel tersebut tidak
ortogonal Cara mendeteksi ada tidaknya
multikolinearitas didalam model regresi menurut
Sarwono (2007), adalah sebagai berikut :
1) Nilai R2
yang dihasilkan oleh suatu estimasi
model regresi empiris sangat tinggi, tetapi
secara individual variabel-variabel independen
banyak yang tidak signifikan mempengaruhi
variabel dependen.
2) Menganalisa matrik korelasi antar variabel-
variabel independen. Apabila antar variabel
Pengaruh Langsung Dan Tidak Langsung Biaya Perawatan, Fasilitas, Lokasi Dan Pelayanan
Terhadap Loyalitas Melalui Kepuasan Pasien Linda Agustin, Achmad Suharto
164 Jurnal Sains Manajemen & Bisnis Indonesia
bebas ada korelasi yang cukup tinggi
(umumnya diatas 0,5), maka hal ini merupakan
indikasi adanya multikolinearitas.
3) Gejala multikolinearitas juga dapat dilihat dari
nilai tolerance dan nilai variance inflation
factor (VIF). Yang umum dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolineritas adalah
nilai tolerance <0.10 atau sama dengan nilai
VIF > 4 , maka hal ini menunjukkan adanya
multikolinearitas.
b. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk
melihat apakah Variabel pengganggu mempunyai
Variabel yang sama atau tidak. Hal ini dapat
dilambangkan dengan :
E (V2) = J
2
Apabila diperoleh uraian yang sama maka
Variabel pengganggu homoskedastisitas
(penyebaran yang sama) dapat terpenuhi. Untuk
menguji atau menganalisa ada tidaknya
heteroskedastisitas dapat dijelaskan dengan
menggunakan scatterplot.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Perusahaan
Saat ini Kabupaten Jember memiliki dua unit
instalasi kesehatan yang berada dibawah naungan
pemerintah daerah Kabupaten Jember yaitu RSU
Dr. Soebandi (RSUD Jember) dan Rumah sakit
umum Daerah Balung, dalam bergerak langkahnya
secara administratif bertanggung jawab kepada
Pemerintah daerah Jember, sedangkan secara teknis
operasional bertanggung jawab kepada kepala
dinas kesehatan Kabupaten Jember.
RSUD Balung secara resmi didirikan pada
tanggal 14 Februari 2001 berdasarkan keputusan
menteri kesehatan nomor
113/MENKES/SK/11/2000. Dalam pelaksanaan
kegiatan operasionalnya berpedoman pada
peraturan daerah Kabupaten Jember nomer 55
tahun 1999 tanggal 23 April tentang susunan
organisasi dan tata kerja RSUD Balung.
Karakteristik Responden Salah satu sumber data yang paling penting
dalam penelitian ini adalah keterangan responden,
yang mana responden memiliki karateristik atau
ciri-ciri dan latar belakang yang berbeda-beda.
Berdasarkan hal tersebut maka dapat diungkapkan
bagaimana pandangan pasien terhadap hal-hal yang
mendukung pelayanan yang diterima di RSUD
Balung. Untuk mendeskripsikan latar belakang
responden dapat dilihat dari Usia dan Jenis
kelamin.
Tabel 1. Usia Responden
No Usia (tahun) Jumlah Persentase (%)
1 17 – 27 14 20
2 28 – 38 16 23
3 39 – 49 19 27
4 50 – 60 21 30
Jumlah 70 100%
Sumber : Data primer diolah
Tabel 2 Jenis kelamin responden
No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
1 Laki 45 64
2 Perempuan 25 36
Jumlah 37 100%
Sumber : Data primer diolah
Berdasarkan tabel 1 diatas bisa dilihat tingkat
usia responden antara lain 14 responden atau 20%
berusia 17 – 27, usia 28 – 38 sebanyak 16 atau
23%, usia 39 – 49 sebanyak 19 Responden atau
27%, dan yang berusia 50 – 60 adalah sebanyak 21
Responden atau 30%. Tabel 2 menunjukkan bahwa
yang paling banyak menjadi responden adalah jenis
kelamin Laki-laki sejumlah 45 responden atau 64%
dari jumlah responden, sedangkan responden
dengan jenis kelamin perempuan berjumlah 25
Responden atau 36% dari jumlah responden.
Uji Validitas
Suatu instrumen dianggap valid apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan (Bilson Simamora,
2002;58). Salah satu cara untuk mengukur tingkat
validitas dengan menghitung korelasi masing-
masing skor pertanyaan terhadap skor total
konstruk. Apabila korelasi masing-masing skor
pertanyaan dengan skor total menunjukan hasil
yang signifikan (kurang dari 0,05) maka kuisioner
dikatakan valid. Dalam penelitian ini meggunakn
software SPSS versi 14.00. Hasil pengujian
validitas untuk keseluruhan item ditunjukkan pada
tabel 3. Dari data diatas dapat dilihat bahwa tingkat
JURNAL SAINS MANAJEMEN & BISNIS INDONESIA
Volume I, No. 1, September 2011, halaman 151 - 173
Jurnal Sains Manajemen & Bisnis Indonesia 165
signifiknasi setiap pertanyaan adalah dibawah 0,05
sehingga bisa diambil kesimpulan bahwa semua
item pertanyaan adalah valid dan siap untuk
pengujian selanjutnya.
Uji Reliabilitas
Kuisioner yang reliabel adalah kuisioner yang
apabila dicobakan berulang -ulang kepada
kelompok yang sama akan menghasilkan data yang
sama (Bilson Simamora,2002;63). Uji reliabilitas
ini digunakan tehnik Cronbach Alpha, dimana
instrumen dapat dikatakan handal bila Cronbach
Alpha diatas 0,6.dari data pengolahan dengan SPSS
hasilnya bisa dilihat pada tabel 4.
Berdasarkan tabel 4 perhitungan dengan
menggunakan tehnik alpha diketahui nilai
cronbach alpha semua variabel diatas 0,60 maka
dengan demikian setiap item pertanyaan pada
setiap variabel bisa dikatakan reliable dan siap
untuk pengujian selanjutnya.
Analisis Z Score (Transformasi data)
Dalam perkembangannya variabel berskala
ordinal dapat pula diaplikasikan dalam analisis
jalur, dengan syarat harus dilakukan transformasi
data, yaitu mengubah skor data asli yang diperoleh
dari seluruh indikator variabelnya menjadi skor
atau nilai yang standart (Imam ghozali, 2006).
Hasil transformasi data dapat dilihat pada tabel 5
Analisis Jalur (Path Analysis) Pada dasarnya model statistika yang digunakan
dalam path analysis adalah model multiple regresi
biasa, kecuali bahwa variabel - variabel yang
terlibat di dalamnya telah distandarisasi terlebih
dahulu. Path Analysis adalah perluasan dari
persamaan regresi sederhana atau berganda yang
diperlukan dalam jalur hubungan variabel-variabel
yang melibatkan lebih dari dua persamaan. Path
Analysis dilakukan dengan standardized
Coefficient Beta menggunakan software SPSS V.14,
dan hasilnya secara lengkap disajikan pada pada
tabel 6. Untuk penyelesaian analisis jalur maka
perlu mengetahui adanya path diagram maupun
path coefficients (koefisien jalur). Maka analisis
jalur disajikan pada Gambar 2
Tabel 3 hasil uji validitas secara keseluruhan
Variabel It
em
Koefisien
korelasi
Signifikansi Keterangan
Biaya perawatan P1
P2
0,871
0,898
0,000
0,000
Valid
Valid
Fasilitas P1
P2
0,846
0,884
0,000
0,000
Valid
Valid
Lokasi P1
P2
0,870
0,896
0,000
0,000
Valid
Valid
Pelayanan P1
P2
P3
P4
P5
0,695
0,556
0,715
0,690
0,649
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Kepuasan pasien P1
P2
0,928
0,931
0,000
0,000
Valid
Valid
Loyalitas pasien P1
P2
0,900
0,889
0,000
0,000
Valid
Valid
Sumber : Data Primer di olah
Tabel 4.Hasil uji reliabilitas secara keseluruhan
Variabel Penelitian Cronbach alpha Keterangan
Biaya perawatan 0.721 Reliabel
Fasilitas 0.661 Reliabel
Lokasi 0.715 Reliabel
Pelayanan 0.671 Reliabel
Kepuasan pasien 0.842 Reliabel
Loyalitas pasien 0.749 Reliabel
Sumber : Data primer diolah
Pengaruh Langsung Dan Tidak Langsung Biaya Perawatan, Fasilitas, Lokasi Dan Pelayanan
Terhadap Loyalitas Melalui Kepuasan Pasien Linda Agustin, Achmad Suharto
166 Jurnal Sains Manajemen & Bisnis Indonesia
Tabel 5 Hasil transformasi data
NO ZX1 ZX2 ZX3 ZX4 ZY1 ZY2
1 -0,3835 0,9978 0,3859 0,8141 0,2964 0,2297
2 -0,3835 0,9978 1,0447 1,1681 0,8571 0,2297
3 1,5806 1,6328 -0,9317 1,1681 1,4179 1,4207
4 0,2712 0,3628 0,3859 0,1062 -0,2644 0,2297
5 0,9259 0,3628 -0,2729 0,8141 -0,2644 0,2297
6 1,5806 0,9978 1,0447 1,5221 1,4179 1,4207
7 -1,0381 -0,9071 -0,2729 -0,9557 -0,8251 -0,9613
8 0,2712 -0,9071 -0,2729 -1,3097 -0,8251 -0,9613
9 -0,3835 -0,2721 0,3859 -0,2478 -0,2644 -0,3658
10 1,5806 1,6328 1,0447 1,5221 0,8571 1,4207
11 -1,0381 -0,2721 -0,2729 0,4602 0,2964 0,8252
12 0,9259 0,3628 -0,2729 0,4602 0,2964 0,8252
13 0,9259 -1,5420 -0,2729 -0,2478 0,2964 0,8252
14 1,5806 -0,9071 1,0447 0,1062 1,4179 1,4207
15 -0,3835 1,6328 1,0447 1,8760 0,8571 1,4207
16 -1,0381 0,9978 -1,5905 -1,3097 -1,3858 -1,5568
17 0,9259 1,6328 0,3859 1,5221 1,4179 1,4207
18 0,9259 -0,2721 1,7034 -0,2478 1,4179 1,4207
19 0,9259 0,9978 1,7034 0,8141 1,4179 1,4207
20 -0,3835 0,9978 -1,5905 -1,3097 -1,3858 -0,9613
21 1,5806 1,6328 -0,2729 1,1681 1,4179 1,4207
22 -0,3835 -0,9071 -0,9317 -0,2478 -0,8251 -1,5568
23 -0,3835 -0,2721 0,3859 0,4602 -0,2644 -0,9613
24 0,2712 -0,2721 1,0447 0,8141 0,8571 -0,3658
25 -0,3835 1,6328 -0,9317 0,4602 -0,8251 -0,9613
26 -0,3835 -0,2721 -0,2729 -0,2478 -0,8251 -0,9613
27 0,2712 0,9978 -1,5905 -0,9557 -0,2644 -0,3658
28 -1,6928 1,6328 1,0447 -1,6637 -1,3858 -0,3658
29 0,2712 1,6328 1,0447 0,1062 0,8571 0,8252
30 0,9259 -0,2721 1,7034 1,8760 1,4179 1,4207
31 -1,6928 0,3628 1,0447 0,4602 -0,8251 -1,5568
32 0,9259 1,6328 0,3859 1,5221 0,8571 0,2297
33 -0,3835 -0,9071 1,7034 0,4602 -0,8251 -0,3658
34 0,2712 0,3628 0,3859 1,5221 0,8571 1,4207
35 -0,3835 -0,9071 1,0447 -0,9557 -0,2644 -0,9613
36 0,9259 -0,2721 0,3859 0,1062 0,2964 0,2297
37 -1,6928 -1,5420 -0,2729 -0,9557 -0,2644 -0,9613
38 -0,3835 -0,9071 -0,2729 -0,6018 0,2964 -0,3658
39 -1,0381 -0,2721 -0,9317 -0,9557 -0,8251 -0,9613
40 0,9259 -0,2721 -0,2729 -0,2478 0,2964 0,8252
41 -0,3835 -0,2721 -0,2729 -0,9557 -0,2644 -0,3658
42 0,2712 -0,9071 0,3859 0,1062 0,2964 0,2297
43 -0,3835 -0,2721 -0,2729 -0,2478 -1,3858 -0,3658
44 -1,0381 -0,2721 -1,5905 -0,9557 -2,5073 -1,5568
45 -1,6928 -1,5420 -2,9081 -1,3097 -3,0681 -2,1522
46 -0,3835 0,3628 1,7034 1,1681 0,8571 0,8252
47 -1,0381 -0,9071 0,3859 0,8141 0,2964 0,2297
JURNAL SAINS MANAJEMEN & BISNIS INDONESIA
Volume I, No. 1, September 2011, halaman 151 - 173
Jurnal Sains Manajemen & Bisnis Indonesia 167
48 0,9259 0,3628 0,3859 0,8141 0,2964 0,2297
49 0,2712 -0,2721 -0,2729 -1,3097 -0,2644 -0,9613
50 1,5806 -0,2721 0,3859 0,4602 0,2964 0,2297
51 0,2712 -1,5420 -0,9317 -0,9557 -0,8251 -0,9613
52 0,9259 -0,2721 -0,2729 -0,9557 0,2964 0,2297
53 -3,0022 -1,5420 -2,2493 -0,9557 -0,2644 -0,3658
54 -0,3835 0,3628 -0,2729 0,4602 0,2964 0,2297
55 -0,3835 -1,5420 -1,5905 0,4602 -0,8251 -0,9613
56 -1,0381 -0,2721 -0,9317 -1,3097 -0,2644 -0,3658
57 -0,3835 -0,9071 -1,5905 -2,0176 -0,8251 -0,9613
58 -0,3835 -0,2721 -0,2729 -0,2478 0,8571 0,8252
59 -1,6928 -2,8120 -1,5905 -1,3097 -2,5073 -2,7477
60 -0,3835 0,3628 -0,2729 -1,6637 0,8571 0,2297
61 -1,0381 -0,2721 1,0447 -0,9557 0,2964 0,2297
62 1,5806 -0,9071 0,3859 -0,2478 -0,2644 -0,3658
63 0,2712 -0,2721 -0,2729 0,1062 0,2964 0,8252
64 0,2712 0,9978 1,0447 1,1681 0,2964 0,8252
65 -0,3835 0,3628 0,3859 -0,2478 0,8571 -0,3658
66 0,2712 -0,2721 -0,2729 -1,3097 0,2964 -0,9613
67 0,9259 -0,2721 0,3859 -0,2478 -1,3858 -0,3658
68 1,5806 1,6328 1,0447 1,5221 1,4179 1,4207
69 -1,0381 -0,2721 -0,2729 0,8141 -0,8251 0,8252
70 0,9259 0,3628 -0,2729 0,4602 0,8571 0,8252
Sumber : Data primer diolah
Tabel 6 Koefisien Jalur Pengaruh Langsung
No. Variabel
Bebas
Variabel
Terikat
Coefficient Beta
(β)
t-hitung Sig. Keterangan
1. X1 Y1 0,325 3,459 0,001 signifikan
2. X2 Y1 0,121 1,285 0,203 Tidak signifikan
3. X3 Y1 0,325 3,312 0,002 signifikan
4. X4 Y1 0,216 1,986 0,051 Tidak signifikan
5. X1 Y2 0,315 3,535 0,001 signifikan
6. X2 Y2 0,157 1,762 0,083 Tidak signifikan
7. X3 Y2 0,206 2,215 0,030 signifikan
8. X4 Y2 0,339 3,089 0,002 signifikan
9. Y1 Y2 0,850 13,329 0,000 signifikan
Error (e1): 580,01- = 0,648
Error (e2): 622,01- = 0,614
Sumber : Sumber : Data primer diolah
Pengaruh Langsung Dan Tidak Langsung Biaya Perawatan, Fasilitas, Lokasi Dan Pelayanan
Terhadap Loyalitas Melalui Kepuasan Pasien Linda Agustin, Achmad Suharto
168 Jurnal Sains Manajemen & Bisnis Indonesia
Gambar .2 Path Analysis
Dari hasil pengolahan data tersebut didapatkan persamaan regresi sebagai berikut :
Y1 = 0,325X1+ 0,121X2+ 0,325X3 +0,216X4+ ε1(0,648)
Y2 = 0,315X1+0,157X2+0,206X3+0,339X4+ 0,850Y1+ ε2(0,614)
Dari persamaan satu (1) diketahui variabel
coefficient beta biaya perawatan sebesar 0,325
membuktikan bahwa biaya perawatan memberikan
perubahan terhadap kepuasan pasien sebesar 0,325.
Coefficient beta fasilitas sebesar 0,121
membuktikan bahwa fasilitas memberikan
perubahan terhadap kepuasan pasien sebesar 0,121.
Coefficient beta lokasi sebesar 0,325 membuktikan
bahwa lokasi memberikan perubahan terhadap
kepuasan pasien sebesar 0,325. Coefficient beta
pelayanan sebesar 0,216 membuktikan bahwa
pelayanan memberikan perubahan terhadap
kepuasan pasien sebesar 0,216. Sedangkan error
(e1) diketahui sebesar 0,648.
Dari Persaman dua (2) diketahui variabel
coefficient beta biaya perawatan sebesar 0,315
membuktikan bahwa biaya perawatan memberikan
perubahan terhadap loyalitas pasien sebesar 0,315.
Coefficient beta fasilitas sebesar 0,157
membuktikan bahwa fasilitas memberikan
perubahan terhadap loyalitas pasien sebesar 0,157.
Coefficient beta lokasi sebesar 0,206 membuktikan
bahwa lokasi memberikan perubahan terhadap
loyalitas pasien sebesar 0,206. Coefficient beta
pelayanan sebesar 0,339 membuktikan bahwa
pelayanan memberikan perubahan terhadap
loyalitas pasien sebesar 0,339. Coefficient beta
kepuasan pasien sebesar 0,850 membuktikan
bahwa kepuasan pasien memberikan perubahan
terhadap loyalitas pasien sebesar 0,850. Sedangkan
error (e2) diketahui sebesar 0,614.
Menghitung jalur
Bagian ini menjelaskan perhitungan pengaruh
langsung dan tidak langsung serta pengaruh total
dari variabel biaya perawatan, fasilitas, lokasi dan
pelayanan terhadap loyalitas pasien melalui
variabel interveining kepuasan pasien. Berikut
perhitungan jalurnya :
d. Menghitung Pengaruh Langsung (Direct Effect
atau DE) :
1. Pengaruh variabel biaya perawatan terhadap
kepuasan pasien
X1 Y1 = 0,325
Pernyataan diatas menunjukkan bahwa variabel
biaya perawatan berpengaruh secara signifikasi
terhadap variabel kepuasan pasien. Hal tersebut
ditunjukkan dengan nilai coefficient beta
sebesar 0,325 dan tingkat signifikan sebesar
0,001.
2. Pengaruh variabel fasilitas terhadap
kepuasan pasien
X2 Y1 = 0,121
Pernyataan diatas menunjukkan bahwa variabel
fasilitas tidak berpengaruh secara signifikasi
terhadap variabel kepuasan pasien. Hal tersebut
ditunjukkan dengan nilai coefficient beta
sebesar 0,121 dan tingkat signifikan sebesar
0,203.
3. Pengaruh variabel lokasi terhadap kepuasan
pasien
X3 Y1 = 0,325
Pernyataan diatas menunjukkan bahwa variabel
lokasi berpengaruh secara signifikasi terhadap
variabel kepuasan pasien. Hal tersebut
ditunjukkan dengan nilai coefficient beta
e1(0,648)
e2(0,614)
0,315*
0,157
0,325*
0,121
0,206*
0,325*
0,850*
0,216 0,339*
Lokasi
Fasilitas
Biaya perawatan
Loyalitas
Pasien Kepuasan
pasien
Pelayanan
0,394
0,358
0,550
0,337 0,478
0,495
JURNAL SAINS MANAJEMEN & BISNIS INDONESIA
Volume I, No. 1, September 2011, halaman 151 - 173
Jurnal Sains Manajemen & Bisnis Indonesia 169
sebesar 0,325 dan tingkat signifikan sebesar
0,002.
4. Pengaruh variabel pelayanan terhadap
kepuasan pasien
X4 Y1= 0,216
Pernyataan diatas menunjukkan bahwa variabel
pelayanan tidak berpengaruh secara signifikasi
terhadap variabel kepuasan pasien. Hal tersebut
ditunjukkan dengan nilai coefficient beta
sebesar 0,216 dan tingkat signifikan sebesar
0,051.
5. Pengaruh variabel biaya perawatan terhadap
loyalitas pasien
X1 Y2 = 0,315
Pernyataan diatas menunjukkan bahwa variabel
biaya perawatan berpengaruh secara signifikasi
terhadap variabel loyalitas pasien. Hal tersebut
ditunjukkan dengan nilai coefficient beta
sebesar 0,315 dan tingkat signifikan sebesar
0,001.
6. Pengaruh variabel fasilitas terhadap
loyalitas pasien
X2 Y2 = 0,157
Pernyataan diatas menunjukkan bahwa variabel
fasilitas tidak berpengaruh secara signifikasi
terhadap variabel loyalitas pasien. Hal tersebut
ditunjukkan dengan nilai coefficient beta
sebesar 0,157 dan tingkat signifikan sebesar
0,083.
7. Pengaruh variabel lokasi terhadap loyalitas
pasien
X3 Y2 = 0,206
Pernyataan diatas menunjukkan bahwa variabel
lokasi berpengaruh secara signifikasi terhadap
variabel loyalitas pasien. Hal tersebut
ditunjukkan dengan nilai coefficient beta
sebesar 0,206 dan tingkat signifikan sebesar
0,030.
8. Pengaruh variabel pelayanan terhadap
loyalitas pasien
X4 Y2= 0,339
Pernyataan diatas menunjukkan bahwa variabel
pelayanan berpengaruh secara signifikasi
terhadap variabel loyalitas pasien. Hal tersebut
ditunjukkan dengan nilai coefficient beta
sebesar 0,339 dan tingkat signifikan sebesar
0,002
e. Menghitung Pengaruh Tidak Langsung
(indirect Effect atau IE)
1. Pengaruh variabel biaya perawatan terhadap
loyalitas pasien melalui kepuasan pasien
X1 Y1 Y2 = 0,325 x
0,850 = 0,276
Berdasarkan hasil dari SPSS yang terdapat pada
lampiran 6 dapat diperoleh bahwa nilai variabel
biaya perawatan sebesar 0,325 dengan nilai
koefisien pada variabel perantara kepuasan
pasien sebesar 0,850 sehingga menghasilkan
nilai variabel loyalitas sebesar 0,276.
2. Pengaruh variabel fasilitas terhadap
loyalitas pasien melalui kepuasan pasien
X2 Y1 Y2 = 0,121 x
0,850 = 0,103
Berdasarkan hasil dari SPSS yang terdapat pada
lampiran 6 dapat diperoleh bahwa nilai variabel
fasilitas sebesar 0,121 dengan nilai koefisien
pada variabel perantara kepuasan pasien sebesar
0,850 sehingga menghasilkan nilai variabel
loyalitas sebesar 0,103.
3. Pengaruh variabel lokasi terhadap loyalitas
pasien melalui kepuasan pasien
X3 Y1 Y2 = 0,325 x
0,850 = 0,276
Berdasarkan hasil dari SPSS yang terdapat pada
lampiran 6 dapat diperoleh bahwa nilai variabel
lokasi sebesar 0,325 dengan nilai koefisien pada
variabel perantara kepuasan pasien sebesar
0,850 sehingga menghasilkan nilai variabel
loyalitas sebesar 0,276.
4. Pengaruh variabel pelayanan terhadap
loyalitas pasien melalui kepuasan pasien
X4 Y1 Y2= 0,216
x 0,850 = 0,184
Berdasarkan hasil dari SPSS yang terdapat pada
lampiran 6 dapat diperoleh bahwa nilai variabel
pelayanan sebesar 0,216 dengan nilai koefisien
pada variabel perantara kepuasan pasien sebesar
0,850 sehingga menghasilkan nilai variabel
loyalitas sebesar 0,184.
f. Menghitung Pengaruh Total (Total Effect atau
TE)
Perhitungan pengaruh total didapatkan dari
penjumlahan pengaruh langsung dengan
pengaruh tidak langsung (Imam ghozali:2006).
Hasil perhitungan pengaruh total adalah sebagai
berikut
1. Pengaruh total variabel fasilitas terhadap
loyalitas pasien
Total effect = Direct Effect + Indirect Effect
= 0,315 + 0,276 = 0,591
Berdasarkan pernyataan diatas dapat
diperoleh bahwa variabel fasilitas
berpengaruh terhadap loyalitas pasien
dengan nilai total yang diperoleh sebesar
0,591.
2. Pengaruh total variabel biaya perawatan
terhadap loyalitas pasien
Total effect = Direct Effect + Indirect Effect
= 0,157 + 0,103 = 0,260
Berdasarkan pernyataan diatas dapat
diperoleh bahwa variabel biaya perawatan
berpengaruh terhadap loyalitas pasien
dengan nilai total yang diperoleh sebesar
0,260.
Pengaruh Langsung Dan Tidak Langsung Biaya Perawatan, Fasilitas, Lokasi Dan Pelayanan
Terhadap Loyalitas Melalui Kepuasan Pasien Linda Agustin, Achmad Suharto
170 Jurnal Sains Manajemen & Bisnis Indonesia
3. Pengaruh total variabel lokasi terhadap
loyalitas pasien
Total effect = Direct Effect + Indirect Effect
= 0,206 + 0,276 = 0,482
Berdasarkan pernyataan diatas dapat
diperoleh bahwa variabel lokasi
berpengaruh terhadap loyalitas pasien
dengan nilai total yang diperoleh sebesar
0,482.
4. Pengaruh total variabel pelayanan terhadap
loyalitas pasien
Total effect = Direct Effect + Indirect Effect
= 0,339 + 0,184 = 0,523
Berdasarkan pernyataan diatas dapat
diperoleh bahwa variabel pelayanan
berpengaruh terhadap loyalitas pasien
dengan nilai total yang diperoleh sebesar
0,523.
Uji F (Simultan)
Digunakan mengetahui adanya pengaruh
variabel bebas X1, X2, X3 X4 terhadap variabel
terikat (Y) secara simultan atau bersama – sama.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan
menggunakan program SPSS sebagaimana yang
terlihat pada lampiran 6 dan 7, untuk jalur pertama
dengan variabel terikat kepuasan pasien diperoleh
nilai F hitung sebesar 22,436 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,000, dan untuk jalur kedua
dengan variabel terikat loyalitas pasien diketahui F
hitung sebesar 26,720 dengan tingkat signifikansi
0,000. Dengan nilai F tabel sebesar 2,51, diketahui
nilai F hitung pada jalur satu dan dua lebih besar
dari pada F tabel, serta nilai signifikansi yang lebih
kecil dari 0,05 maka disimpulkan ada pengaruh
secara bersama-sama antara variabel bebas
terhadap variabel terikat baik pada jalur satu
maupun jalur kedua.
Uji Signifikansi Parameter Individual (uji t) Digunakan untuk menguji adanya pengaruh
variabel X1, X2, X3, X4 secara individu atau parsial.
Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan
antara t hitung dengan t table serta tingkat
signifikansi.
Uji Signifikansi Parameter Individual biaya
perawatan terhadap kepuasan pasien Berdasarkan pada lampiran 6 tabel Coeeficient
diketahui bahwa besarnya nilai t hitung untuk
variabel biaya perawatan adalah sebesar 3,495 yang
lebih besar dari nilai t tabel (3.495 > 1.99), serta
nilai signifikansi sebesar 0,001 lebih kecil dari 0,05
maka dapat diartikan bahwa variabel biaya
perawatan berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan pasien.
Uji Signifikansi Parameter Individual fasilitas
terhadap kepuasan pasien Berdasarkan pada lampiran 6 tabel Coeeficient
diketahui bahwa besarnya nilai t hitung untuk
variabel fasilitas adalah sebesar 1,285 yang lebih
kecil dari nilai t tabel (1.285 < 1.99), serta nilai
signifikansi sebesar 0,203 lebih besar dari 0,05
maka dapat diartikan bahwa variabel fasilitas tidak
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pasien.
Uji Signifikansi Parameter Individual lokasi
terhadap kepuasan pasien Berdasarkan pada lampiran 6 tabel Coeeficient
diketahui bahwa besarnya nilai t hitung untuk
variabel lokasi adalah sebesar 3,312 yang lebih
besar dari nilai t tabel (3.312 > 1.99), serta nilai
signifikansi sebesar 0,002 lebih kecil dari 0,05
maka dapat diartikan bahwa variabel lokasi
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pasien.
Uji Signifikansi Parameter Individual
pelayanan terhadap kepuasan pasien Berdasarkan pada lampiran 6 tabel Coeeficient
diketahui bahwa besarnya nilai t hitung untuk
variabel pelayanan adalah sebesar 1,986 yang lebih
kecil dari nilai t tabel (1.986 < 1.99), serta nilai
signifikansi sebesar 0,051 lebih besar dari 0,05
maka dapat diartikan bahwa variabel pelayanan
tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
pasien.
Uji Signifikansi Parameter Individual biaya
perawatan terhadap loyalitas pasien Berdasarkan pada lampiran 7 tabel Coeeficient
diketahui bahwa nilai t hitung untuk variabel biaya
perawatan adalah sebesar 3,535 yang lebih besar
dari nilai t tabel (3.535 > 1.99), serta nilai
signifikansi sebesar 0,001 lebih kecil dari 0,05
maka dapat diartikan bahwa variabel biaya
perawatan berpengaruh signifikan terhadap
loyalitas pasien.
Uji Signifikansi Parameter Individual fasilitas
terhadap loyalitas pasien Berdasarkan pada lampiran 7 tabel Coeeficient
diketahui bahwa besarnya nilai t hitung untuk
variabel fasilitas adalah sebesar 1,762 yang lebih
kecil dari nilai t tabel (1.762 < 2,00), serta nilai
signifikansi sebesar 0,157 lebih besar dari 0,05
maka dapat diartikan bahwa variabel fasilitas tidak
berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pasien.
Uji Signifikansi Parameter Individual lokasi
terhadap loyalitas pasien Berdasarkan pada lampiran 7 tabel Coeeficient
diketahui bahwa besarnya nilai t hitung untuk
variabel lokasi adalah sebesar 2,215 yang lebih
besar dari nilai t tabel (2.215 > 1.99), serta nilai
JURNAL SAINS MANAJEMEN & BISNIS INDONESIA
Volume I, No. 1, September 2011, halaman 151 - 173
Jurnal Sains Manajemen & Bisnis Indonesia 171
signifikansi sebesar 0,001 lebih kecil dari 0,05
maka dapat diartikan bahwa variabel lokasi
berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pasien.
Uji Signifikansi Parameter Individual
pelayanan terhadap loyalitas pasien Berdasarkan pada lampiran 7 tabel Coeeficient
diketahui bahwa besarnya nilai t hitung untuk
variabel pelayanan adalah sebesar 3,089 yang lebih
besar dari nilai t tabel (3.089 > 1,99), serta nilai
signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05
maka dapat diartikan bahwa variabel pelayanan
berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pasien.
Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi R2 digunakan untuk
mengukur seberapa jauh kemampuan model
menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R2
yang kecil berarti kemampuan variabel independen
menjelaskan variasi variabel dependen sangat
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel
independen memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen. Dari olah data output SPSS 14 pada lampiran 6 dan 7 pada Model Summary
diperoleh nilai R Square sebesar 0,580 (58%)
untuk jalur pertama, hal ini menunjukan bahwa
variabel biaya perawatan, fasilitas, lokasi, dan
pelayanan menjelaskan terhadap kepuasan pasien
sebesar 58% sedangkan sisanya 42 % dipengaruhi
variabel lain diluar model seperti keahlian dokter,
kelengkapan alat medis, process dan lain-lain.
Untuk jalur kedua diketahui nilai R Square sebesar
0,622 (62,2%). Hal ini menunjukan bahwa variabel
biaya perawatan, fasilitas, lokasi dan pelayanan
memepengaruhi terhadap loyalitas pasien sebesar
62,2% sedangkan sisanya 37,8% dipengaruhi
variabel lain diluar model seperti seperti referensi,
promosi, kemampuan personal dan lain-lain. Untuk
koefisien determinasi total diketahui :
R²m = 1 – (Pe1)² (Pe2)²
= 1 – (1 – 0,580)² (1 – 0,622) ²
= 0,974
Keragaman data yang dapat dijelaskan oleh
model tersebut secara total adalah sebesar 97,48 %,
atau dengan kata lain informasi yang terkandung
didalam data sebesar 97,48% dapat dijelaskan oleh
model, sedangkan 2,52 % dijelaskan oleh variabel
lain yang belum terdapat didalam model seperti
tarif kamar, proses (kenyamanan berobat) dan
orang (keramahan dan daya tanggap karyawannya).
Uji asumsi Klasik Uji asumsi klasik berfungsi agar model analisis
regresi yang digunakan dapat menjadi penaksiran
yang baik dan tidak bias
a. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi
antar variabel bebas (independen). Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel bebas. Hasil pengujian gejala
multikolonearitas terlihat pada tabel 7. Hasil
output SPSS untuk VIF dan Tolerance
mengindikasikan tidak terdapat multikolearitas
yang serius. Hal ini diindikasikan oleh Nilai VIF
tidak ada yang melebihi 10 dan nilai Tolerance
tidak ada yang kurang dari 0,10.
b. Uji Heterokedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Berdasarkan grafik
scatterplots terlihat bahwa titik-titik tidak
membentuk pola tertentu, dalam hal ini titik-titik
menyebar secara acak (random) serta tersebar baik
di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi.
Tabel 7 Uji Multikolinearitas
Variabel Independen
Collinearity Statistics Keterangan
Tolerance VIF
Biaya perawatan 0,731 1,368 Tidak ada Multikolinearitas
Fasilitas 0,733 1,364 Tidak ada Multikolinearitas
Lokasi 0,673 1,486 Tidak ada Multikolinearitas
Pelayanan 0,547 1,828 Tidak ada Multikolinearitas
Sumber : Data primer diolah
Gambar.3 Grafik Scatterplot (jalur pertama) dan Grafik Scatter plot (Jalur kedua)
JURNAL SAINS MANAJEMEN & BISNIS INDONESIA
Volume I, No. 1, September 2011, halaman 151 - 173
Berdasarkan hasil analisis data diketahui
variabel variabel biaya perawatan, fasilitas, lokasi
dan pelayanan secara langsung berpengaruh
positif terhadap loyalitas pasien, ini diketahui dari
nilai coefficient beta yang memiliki nilai positif,
dimana variabel biaya perawatan sebesar 0,315,
fasilitas 0,157, lokasi 0,206 dan pelayanan 0,339,
sehingga disimpulkan secara langsung variabel
biaya perawatan, fasilitas, lokasi dan pelayanan
berpengaruh positif terhadap loyalitas pasien.
Perhitungan jalur pada analisis data diketahui
perhitungan pengaruh tidak langsung, variabel
biaya perawatan sebesar 0,276, fasilitas sebesar
0,103, lokasi sebesar 0,276 dan pelayanan 0,184
sehingga disimpulkan biaya perawatan, fasilitas,
lokasi dan pelayanan terbukti secara tidak
langsung berpengaruh positif terhadap loyalitas
pasien.
V. KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN
SARAN
`
Berdasarkan dari hasil pembahasan pada bab
sebelumnya yang menggunakan SPSS ver. 14
dapat diambil beberapa kesimpulan, diantaranya :
(1)Hasil dari analisis data diketahui variabel
biaya perawatan, fasilitas, lokasi dan pelayanan
secara langsung berpengaruh positif terhadap
loyalitas pasien, ini diketahui dari nilai coefficient
beta yang memiliki nilai positif. Sedangkan dari
uji t statistik variabel biaya perawatan, lokasi dan
pelayanan berpengaruh signifikan terhadap
loyalitas pasienn. Sedangkan variabel fasilitas
tidak signifikan mempengaruhi loyalitas pasien.
Sehingga penelitian ini berhasil membuktikan
hipotesis yang menyatakan biaya perawatan,
fasilitas, lokasi dan pelayanan berpengaruh
positif secara langsung terhadap loyalitas pasien
RSUD Balung Jember.(2) Hasil dari analisis data
diketahui Secara tidak langsung variabel biaya
perawatan, fasilitas, lokasi dan pelayanan
berpengaruh positif terhadap loyalitas pasien, ini
diketahui dari pengalian nilai coefficient beta
jalur satu dengan coefficient beta variabel
perantara terhadap variabel terikat Sehingga
penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis
yang menyatakan biaya perawatan, fasilitas,
lokasi dan pelayanan berpengaruh positif secara
tidak langsung melalui kepuasan pasien terhadap
loyalitas pasien RSUD Balung
Jember.Keterbatasan penelitian ini adalah pada
area kasus yang sangat khusus yaitu di RSUD
Balung Jember dan hasil penelitian ini tidak dapat
digeneralisasi.
Saran
Berdasarkan dari hasil pembahasan dan
kesimpulan yang telah ditetapkan diatas maka
penulis dapat memberikan beberapa saran kepada
pihak manajemen RSUD Balung Jember yaitu :
1. Pihak manajemen RSUD Balung Jember
perlu memperhatikan biaya perawatan,
fasilitas, lokasi dan pelayanan karena keempat
variabel tersebut secara langsung memiliki
pengaruh signifikan terhadap loyalitas pasien
khususnya variabel biaya perawatan yang
memiliki pengaruh dominan terhadap
loyalitas pasien. Secara tidak langsung
melalui kepuasan pasien biaya perawatan dan
JURNAL SAINS MANAJEMEN & BISNIS INDONESIA
Volume I, No. 1, September 2011, halaman 151 - 173
Jurnal Sains Manajemen & Bisnis Indonesia 173
lokasi dominan mempengaruhi loyalitas
pasien. Berdasarkan hasil tersebut perusahaan
dituntut untuk selalumeningkatkan pelayan
tanpa mengesampingkan masalah biaya
perawatan yang dapat terjangkau oleh
masyarakat, selain itu lokasi yang strategis
selain karena mudah dijangkau tingkat
kebisingan juga harus diperhatikan sehingga
pasien merasa tenang dan nyaman saat
menjalani perawatan di RSUD Balung
Jember.
2. Untuk peneliti yang akan datang dengan
obyek dan topik yang sama hendaknya
menambah variabel bebas, karena secara
langsung masih ada sekitar 37,8% variabel
diluar penelitian yang mempengaruhi loyalitas
pasien, serta peneliti selanjutnya dihimbau
untuk menggunakan variabel perantara lain,
guna memberikan informasi yang lebih akurat
kepada pihak menejemen.
DAFTAR PUSTAKA
Alex S. Nitisemito, 2001, Manajemen
Personalia, Ghalia Indonesia, Jakarta
Arikunto, Suharsimi, 2001, Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta :
Rineka Cipta
Basu Swasta Dan Irawan, 2002, Managemen
Pemasaran Modern, Liberty : Yogyakarta
Basu swasta, 2000, Saluran Pemasaran : Konsep
dan Strategi Analisis Kuantitatif Yogyakarta : BPFE
Bilson Simamora, 2005. Analisis Multivariat
Pemasaran, PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta
Buchari Alma 2005, Manajemen Pemasaan dan
pemasaran jasa, jilid 1 Jakarta :
Prenhallindo
Dewi Marlia, 2008, ”Pengaruh langsung dan
tidak langsung marketing mix terhadap
loyalitas kosumen melalui keputusan
konsumen kartu perdana AS di Kec.
Kaliwates”, skripsi. UNEJ
Djarwanto PS, 2000, Metode Penelitian, Cetakan
Pertama Edisi Pertama, BPFE UGM,
Yogyakarta
Evi Mayangsari Susilo, 2010, Pengaruh langsung
dan tidak langsung tarif kamar, lokasi dan pelayanan terhadap loyalitas melalui
kepuasan pasien pada RSU Dr. Haryoto
Lumajang, Skripsi, Unmuh Jember
Fandy Tjiptono. 2002. Strategi Pemasaran.
Yogyakarta. Penerbit Andi Offset
Husein Umar, 2003. Metodologi Penelitian
Aplikasi Dalam Pemasaran. PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta
Imam ghozali., 2006, Analisi multivariat dengan
SPSS Versi 14, Gramedia, Jakarta
J. Supranto, 2000, Statistik, Teori dan Aplikasi,
Cetakan kelima, Jilid dua, Jakarta :
Erlangga
Jonathan Sarwono, 2007, Analisis jalur untuk riset bisnis dengan SPSS, Edisi 1, penerbit
Andi, Yogyakarta
Kotler, Philip, 2001, Principle of marketing, A
Simon and Suster Chompany Englewood
Cliff, New Jersy.
Moh. Nazir, PhD., 1999, Metode Penelitian
Bisnis, Puspa Swara, Jakarta
Rudi Wibowo, 2000, Ekonometrika Analisis Data
Parametrik, Fakultas Pertanian
Universitas Jember, Jember
Yazid 2000, Pemasaran jasa : konsep dan
implementasi, edisi kedua, Yokyakarta,
ekonisia Fakultas Ekonomi UII